Top Banner
Definisi umum Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak terpajan pada penyakit tersebut ia tidak menjadi sakit Berdasarkan kekebalan yang diperoleh : Imunisasi pasif diberikan utk memperoleh kekebalan pasif mis : memberikan antibodi atau faktor kekebalan tertentu (memberikan ATS, ADS) Imunisasi aktif imunisasi yang diberikan utk memperoleh kekebalan aktif, yaitu yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen secara alamiah biasa disebut vaksin dan tindakan nya disebut vaksinasi
47

IMUNISASI

Jul 14, 2016

Download

Documents

Topan

imunisasi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: IMUNISASI

Definisi umum• Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang

terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak terpajan pada penyakit tersebut ia tidak menjadi sakit

Berdasarkan kekebalan yang diperoleh :• Imunisasi pasif diberikan utk memperoleh kekebalan pasif

mis : memberikan antibodi atau faktor kekebalan tertentu (memberikan ATS, ADS)

• Imunisasi aktif imunisasi yang diberikan utk memperoleh kekebalan aktif, yaitu

yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen secara alamiah biasa disebut vaksin dan tindakan nya disebut vaksinasi

Page 2: IMUNISASI

Imunisasi sesuai Kelompok Umur

Imunisasi ulangan, Non-PPICatch-up immunization

Catch-up immunization

Catch up immunizationPersiapan masa dewasa & kehamilan

Imunisasi dasar PPIBayi Lahir-1 th

Balita1-4th

Usia sekolah5-12 th

Remaja13-18 th

.

Mengurangi morbiditasLansia

Page 3: IMUNISASI

Prinsip dasar imunisasi“manfaat harus lebih besar

dari reaksi samping”

Pokok bahasan 1. tujuan & manfaat imunisasi2. jenis-jenis imunisasi dan jenis vaksin 3. program imunisasi dan praktek imunisasi 4. keterbatasan imunisasi 5. reaksi samping dan KIPI6. vaksin kombinasi

Page 4: IMUNISASI

Tujuan Imunisasi – mencegah penyakit pada individu atau

sekelompok masyarakat / bangsa

Tujuan dekat : •pencegahan penyakit pada individu •reduksi kasus dan kejadian luar biasa (outbreak)

Tujuan akhir : •Melindungi populasi •Reduksi dan eliminasi penyakit •kalau mungkin eradikasi

Page 5: IMUNISASI

Konsep dasar imunisasi

1. manfaat epidemologik

Page 6: IMUNISASI

Menimbulkan herd-immunity •Jumlah individu yang kebal melewati jumlah tertentu, hasil imunisasi massal •Penderita yang rentan, kecil kemungkinannya menjadi sakit

Menimbulkan perubahan pola epidemiologik•Pada saat cakupan meningkat, terjadi perubahan dari high ke low endemicity + outbreaks•Tidak ada lagi kasus klinik •Tidak ada lagi transmisi agen penyebab sakit

Page 7: IMUNISASI

Pengendalian atau Pemberantasan

• Keberhasilan imunisasi tergantung pada imunogenitas vaksinpatogenesis penyakit kemampuan agen penyakit untuk bertahan di lingkungan.

• Pada penyakit yang host-nya hanya manusia saja, dapat dilakukan pengendalian kasus (control) , bahkan dapat dihentikan transmisi virusnya eradikasi

• Pada penyakit yang disebabkan oleh toksin, imunisasi menimbulkan antibodi antitoksin , sehingga hanya mencegah terjadinya kasus klinik, tanpa memutus transmisicontrol & elimination

Page 8: IMUNISASI

MANFAAT VAKSIN SECARA EPIDEMIOLOGIK

Kelangsungan hidup Anak

•130 juta anak lahir /tahun, 91 juta di negara berkembang, pada tahun 1974 cakupan dunia 5%

•Kini tiap tahun 3 juta terhindar dari kematian, 750.000MB terhindar dari cacat.

•Cakupan di negara berkembang yang kurang 30%, kematian 10 kali lipat, kebanyakan hanya dapat 5 vaksin

•Negara maju mendapat manfaat, tiap anak dapat 11 vaksin - diratakan dengan GAVI

Page 9: IMUNISASI

Manfaat promotif (non spesifik) Kristensen dkk, Guinea- Bisseau

• Mengamati hubungan imunisasi rutin dengan kelangsungan hidup anak

• Secara menyeluruh kematian kelompok imunisasi lebih rendah (0.74) dibanding yang tanpa imunisasi

• Pada kelompok yang mendapat imunisasi BCG dan campak kematian turun 50%

Page 10: IMUNISASI

Konsep dasar imunisasi

2. manfaat individual

Page 11: IMUNISASI

Manfaat vaksin untuk individu

• Waktu lahir dilindungi ibu secara imunologik, karena anak rentan terhadap semua penyakit transfer antibodikemampuan sel imunologik masih terbatas, T sup. masih

kuatkomplemen kurang berfungsi, Imunisasi untuk paparan dan persiapan

• Imunisasi meniru proses infeksi alamiah, yang ringan, yang menimbulkan kekebalan ( kerusakan jaringan - )

• Imunisasi menimbulkan sel memori, suntikan booster dapat meningkatkan kadar antibodi netralisasi take vaccine diatas 90%

• Imunisasi merupakan satu-satunya intervensi untuk melatih anak melawan penyakit

Page 12: IMUNISASI

Cost effectiveness imunisasi

• sangat efektif, biaya yang digunakan jauh lebih kecil dibanding dengan biaya yang harus dikeluarkan pemerintah maupun keluarga, bila anak sakit

• Efektifitas meningkat bila vaksin tidak menimbulkan reaksi samping.

• Pemerataan imunisasi global dengan GAVI

Page 13: IMUNISASI

Konsep dasar imunisasi

3. Jenis imunisasi pada anak

•Imunisasi aktif– tubuh membentuk antibodi

•Imunisasi pasif– tubuh mendapat antibodi

•Imunisasi dasar– sejumlah suntikan yang diperlukan untuk mencapai kadar antibodi di atas kadar netralisasi

•Imunisasi ulangan – setiap suntikan untuk meningkatkan kembali kadar antibodi sampai di atas kadar netralisasi

•Imunisasi wajib –Imunisasi yang diharuskan sesuai dengan PPI (program pengembangan imunisasi- expanded program on immunization)

•Imunisasi anjuran – imunisasi diluar PPI

Page 14: IMUNISASI

Vaksin Bakteri Vaksin Virus

Vaksin Hidup

• BCG

• Difteria• Tetanus• Pertusis

• Meningo• Pneumo• Hib• Typhim Vi• Kolera

• Typa

•Campak• Parotitis• Rubela• Varisela

• OPV• Yellow Fever

• Influenza

• Hepatitis B• Hepatitis A

• IPV • Rabies

VaksinInaktif

Jenis vaksin

Page 15: IMUNISASI

cara memberikan vaksin

•Per-oral –Lewat mulut, merangsang mukosa –Intranasal, masih dikembangkan

•Parenteral –Intrakutan, didalam kulit –Subkutan, dibawah kulit –Intramusluker –Dengan jet-gun

Page 16: IMUNISASI

umur, interval dan frekuensi pemberian vaksin

•Umur pemberian vaksin, pertimbangan –Sedini mungkin,

•untuk perlindungan dan pencegahan •Tidak membahayakan

–Kematangan sistem imun•Terlalu muda belum bisa membentuk kekebalan•Belum mampu bereaksi secara seluler

–Antibodi maternal •Disalurkan dari ibu ke janin, bertahan sampai 6 -9 bulan•Dapat mengganggu pembentukan antibodi

Page 17: IMUNISASI

Umur, interval dan frekuensi pemberian vaksin

• Interval antar suntikan – suntikan imunisasi dasar minimal 4 minggu – suntikan booster

•setahun setelah suntikan terakhir•Tiga tahun setelah booster pertama

•Frekuensi –Vaksin hidup, satu sampai dua kali seumur hidup–Vaksin partikel, berulang kali, dengan konjugasi – vaksin mati, terbatas penggunaannya

Page 18: IMUNISASI

RESPONS IMUN

Roitt Immunology 2001

Pajanan Antigen

Primer

Pajanan Antigen

Sekunder

Page 19: IMUNISASI

Prinsip Imunisasi

Roitt Immunology 2001

Page 20: IMUNISASI

Konsep dasar imunisasi

Program imunisasi pada bayi dan anak

* Imunisasi wajib

Page 21: IMUNISASI

Vaksin Pemberian Selang WaktuPemberian

Usia

BCG 1x - 0-2 bulan

DPT 3x(DPT 1,2,3)

4 minggu 2-11 bulan

Polio 4x(Polio 1,2,3,4)

4 minggu 0-11 bulan

Campak 1x - 9-11 bulan

Hepatitis B 3x 4 minggu 0-11 bulan

Jadwal Imunisasi Program Pengembangan Imunisasi (PPI) Depkes RI, Tahun 2000

Page 22: IMUNISASI

PROGRAM PENGEMBANGAN IMUNISASI (1) expanded

programme on immunization

• Minimal vaksin : DPT, Polio, BCG dan campak , ditambahkan hepatitis B

• Terdapat berbagai jadwal, tergantung pada epidemiologi penyakit, adanya vaksin, adanya infrastruktur pelayanan kesehatan dan unit pelayanan imunisasi

• Praktek imunisasi titik beratnya perlindungan individu, program imunisasi titikberatnya pada cakupan

Page 23: IMUNISASI

PROGRAM PENGEMBANGAN IMUNISASI (2) expanded

programme on immunization

• Unit pelayanan imunisasi dan surveilans penyakit merupakan unit yang harus ada dalam infrastruktur

• Evaluasi keberhasilan: serologik dan epidemiologik

• Surveilans pada praktek imunisasi ?

• Dana pusat dan daerah, program tak layak jual secara politis?

Page 24: IMUNISASI

PPI (3) • Dimulai sejak bayi baru lahir

• munisasi wajib : BCG, HepatitisB, DTP, polio, campak

• BCG: meskipun tidak dapat mencegah infeksi tetapi dapat mencegah penjalaran kuman, mencegah kejadian penyakit, diberikan sedini mungkin, merangsang tanggap kebal seluler

• Hepatitis B: diberikan sedini mungkin setelah bayi lahir. Bila ibu HbsAg positif, diberikan immune globulin dalam rentang waktu 12 jam setelah lahir, disusul imunisasi aktif

Page 25: IMUNISASI

PPI (4)

• DPT: diberikan setelah umur 2 bulan, jangan sebelumnya, interval 4-6 minggu, suntikan dasar tdd 3 suntikan, ulangan setelah 1 tahun dari suntikan dasar dan selanjutnya diberikan tiap 3 tahun

• Polio: diberikan dalam bentuk OPV, mulai neonatus yang akan pulang, minimal 4 kali dengan ulangan stahun kemudian. Imunisasi suplemen (PIN,mopping-up) untuk memutus rantai penularan. Imunisasi polio suntik setelah pogram eradikasi polio selesai

• Campak :

dua kali suntikan, mulai usia 9 bulan, dilanjutkan dengan vaksin mono atau trivalen (MMR)

Page 26: IMUNISASI

Konsep dasar imunisasi

Praktek imunisasi pada bayi dan anak * Imunisasi anjuran

Page 27: IMUNISASI

PPI (5) • Imunisasi anjuran:

Hib, MMR, demam tifoid, varisela, hepatitis A, polivalen pneumokok , meningokok, influenza, rotavirus

• Hib: mencegah penyakit akibat infeksi kuman Haemophilus influenzae type b, radang paru dan radang selaput otak, dimulai umur 2 bulan, suntikan dasar minimal 2 kali

• MMR: berisi imunogen campak, mumps dan rubella, diberikan sebagai vaksin kedua campak atau sebagi vaksin rubella/mumps. Ulangan pada usia 12 tahun .Tidak terbukti menyebabkan autisme

• Demam tifoid: TyphimVi diberikan setelah umur 2 tahun, atau vaksin oral Ty21a (Vivotif) pada usia 6 tahun ,dikemas dalam dosis 3 kali dengan interval satu hari.

Page 28: IMUNISASI

PPI (5)

• Varisela: diberikan mulai umur 1 tahun , ulangan 12 tahun, sebaiknya diberikan pada usia 12 tahun

• Hepatitis A : setelah 2 tahun , 2 kali suntikan dengan interval 1 bulan, dengan ulangan 6 bulan kemudian

• Pneumoccus : setelah 2 tahun , pada anak dengan kelainan darah, unutk mencegah penumonia, masih belum mapan

• Meningococcus : bila akan bepergian kedaerah endemik di Afrika atau kumpulan banyak manusia, misalnya musim haji

• Influenza : pada anak mulai usia 6 bulan , dilakukan setiap tahun, sebelum pergantian musim

• Rotavirus : sementara vaksin ditarik dari peredaran karena mendorong timbulnya invaginasi, vaksin baru telah mendapat lisensi FDA

Page 29: IMUNISASI
Page 30: IMUNISASI

Konsep dasar imunisasi

5. Keterbatasan manfaat imunisasi

Page 31: IMUNISASI

pertimbangan penggunaan vaksin dalam imunisasi

______________________imunogenisitas versus reaktogenisitas

reaksi samping vs infeksi alami

Page 32: IMUNISASI

Konsep dasar imunisasi

5. Reaksi samping vaksin dan KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi)

Page 33: IMUNISASI

Reaksi samping vaksin

• Reaksi lokal• Reaksi sistemik

Page 34: IMUNISASI

Indikasin kontra dan perhatian khusus

• Indikasin kontra – Reaksi berat

– –

• Perhatian khusus–

Page 35: IMUNISASI

Reaksi imunisasiVaksin modern umumnya dapat ditoleransi, meskipun belum ada yang tanpa reaksi samasekali, yang dapat diramalkan sebelumnya

• Panas , sakit tempat suntikan • Reaksi alergi, anafilaksis • Rewel, menangis terus-menerus, kejang • campak-trombositopenia, toksoid tetanus-GBS-

neuritis.

Page 36: IMUNISASI

KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi)

• Semua kejadian yang mengikuti pemberian imunisasi, baik oleh karena reaksi terhadap vaksin maupun keadaan ikutan yang tak ada hubungannya dengan vaksin

• Hubungan sebab-akibat antara vaksin dan KIPI dinilai dengan 9 kriteria Rothmann

• Pengamatan terutama pada vaksin hepatitis, toksoid tetanus, campak, DPT

Page 37: IMUNISASI

Jaminan Keamanan VaksinVaksin modern umunya telah melewati uji klinik bertingkat baik mengenai efektifitasnya maupun mengenai keamanan penggunaanya.

• Stabilitas vaksin• Pemilihan route • Efektifitas (kliniks dan epidemiologik) • Percobaan binatang (minimal 3 tahap)• Percobaan pada sukarelawan (minimal 3 tahap)• Penelitian lapangan

Page 38: IMUNISASI

Eradikasi

Prevaksinasi Cakupanmeningkat

KIPI

Kepercayaanmasyarakatmenurun

KLB

Kepercayaanmasyarakattimbul kembali

Eradikasi

Imunisasi stopPenyakit

Cakupanimunisasi

Bagan Maturasi Perjalanan Program Imunisasi (Robert T. Chen, 1999)

Page 39: IMUNISASI

Penyempurnaan Vaksin

• Anak sehat menjadi tidak sehat setelah disuntik, mendorong kecendrungan untuk mengaitkan segala macam penyakit dengan imunisasi : GBS, autisme, DM, arthritis, asma

• WHO berusaha meratakan manfaat imunisasi (GAVI), namun di negara maju timbul kecendrungan penolakan imunisasi, karena sudah bebas penyakit, tidak mengalami trauma akibat penyakit infeksi

Page 40: IMUNISASI

• Kasus penolakan suntikan pertusis di Inggris dan Jepang telah mengakibatkan KLB pertusis dengan kematian yang tinggi pada bayi, sehingga cakupan meningkat lagi

• Para akhli berhasil membuat vaksin acelluler yang cukup imunogenik, mengurangi kemasan multidosis, memasarkan single dose tanpa thiomersal

Page 41: IMUNISASI

Konsep dasar imunisasi

5. Vaksin kombinasi

Page 42: IMUNISASI

Vaksin kombinasi

•DTP•DTP + Polio

•DTP+OPV+hepatitis B • DTP+IPV+Hib

•MMR

Page 43: IMUNISASI

VAKSIN KOMBINASI

• Vaksin yang terdiri dari dua atau lebih imunogen berbeda yang secara fisik dikombinasikan dalam satu preparat (sebelum disuntikkan).

Berbeda dengan:• Penyuntikan secara bersama-sama

(simultaneous) – dua atau lebih vaksin diberikan pada tempat yang berbeda.

Page 44: IMUNISASI

DAPAT DIPERTUKARKANNYA VAKSIN-VAKSIN (1)

• Pada umumnya vaksin-vaksin dari produser berbeda yang melindungi terhadap penyakit yg sama dapat dipertukarkan dalam satu seri imunisasi (misalnya: HepA, HepB, Hib);

• Khusus tentang vaksin pertusis aseluler sebaiknya digunakan vaksin yang sama dalam tiga dosis pertama (sampai terbukti dapat dipertukarkan).

• Vaksin pertusis aseluler yang sama formulasi pertusisnya dari produsen yang sama dapat dipertukarkan dalam kombinasi yg berbeda – misalnya: vaksin DTaP, DTaP/Hib, DTaP/Hib/IPV dari produsen yg sama dapat dipertukarkan.

Combination Vaccines for Childhood Immunization, Recommendations of the Advisory Committee on Immunization Practices (ACIP), the American Academy of Pediatrics (AAP), and the American Academy of Family Physicians (AAFP), MMWR, May 14, 1999 / 48(RR05);1-15

Page 45: IMUNISASI

DAPAT DIPERTUKARKANNYA VAKSIN-VAKSIN (2)

• Vaksin HepB, HebA, dan Hib dari produsen yang berbeda dapat dipertukarkan

• Vaksin Hib PRP-OMP (monovalen / kombinasi) sebagai dosis-1 dapat diikuti dengan vaksin Hib PRP-T sebagai dosis-2 dan dosis-3

• Tidak ada serologic correlate bagi imunitas dari pertusis. Hanya ada data terbatas tentang keamanan, imunogenisitas, efikasi vaksin pertusis aseluler antara dosis-4 (15–18 bln) dan dosis-5 (4-6 thn). Tidak ada data tentang pertukaran vaksin pada dosis-1, -2 dan –3.

Combination Vaccines for Childhood Immunization, Recommendations of the Advisory Committee on Immunization Practices (ACIP), the American Academy of Pediatrics (AAP), and the American Academy of Family Physicians (AAFP), MMWR, May 14, 1999 / 48(RR05);1-15

Page 46: IMUNISASI

V. kombinasi V. monovalenSaat lahir Hep.B + BCG + OPV1 bulan Hep.B2 bulan DPT/Hib OPV4 bulan DPT/Hib OPV6 bulan DPT/Hib Hep.B + OPV

9 bulan campak

UmurVaksin kombinasi DPT/Hib

dalam Jadwal Imunisasi Primer

DPwT/Hib = vaksin kombinasi DPwT/Hib

8 SUNTIKAN

Page 47: IMUNISASI

TERIMA KASIH