7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah
1/24
IMPLEMENTASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan daerah sebagai bagian dari pembangunan nasional tidak
dapat dilepaskan dari aspek otonomi daerah. Pelaksanaan otonomi daerah di
Indonesia pertama kali diatur berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999
tentang Pemerintah Daerah yang mulai diberlakukan pada tanggal 1 Januari 21.
Dalam Undang-Undang ini! telah dilakukan pengka"ian atas kebi"akan tentang
berlakunya otonomi daerah bagi propinsi! kabupaten#kota dan desa. $ebagai
konsekuensi dari pemberian otonomi daerah yang luas! pemerintah pusat
kemudian mengeluarkan Undang-Undang Nomor 2% Tahun 1999 tentang
Perimbangan &euangan Pemerintah Pusat dan Daerah.
Penegasan pelaksanaan otonomi daerah semakin nyata dengan
diterbitkannya Undang-Undang Nomor '2 Tahun 2( tentang Pemerintah
Daerah! dan Undang-Undang Nomor '' Tahun 2( tentang Perimbangan
&euangan Pemerintah Pusat dan Daerah. &eberadaan kedua undang-undang ini
ditu"ukan untuk memperbaharui Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan
Undang-Undang Nomor 2% Tahun 1999. Undang-Undang Nomor '2 Tahun 2(
tentang Pemerintah Daerah men)oba mengatasi beberapa kelemahan materiilUndang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang dibuat se)ara *darurat+ menanggapi
tuntutan re,ormasi alim dan Damayanti! 2/0 2.
enurut Undang-Undang Nomor '' Tahun 2( tentang Pemerintah
Daerah! otonomi daerah merupakan hak! 3e3enang dan ke3a"iban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusah pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. $istem pemerintahan dengan otonomi daerah menganut asas
desentralisasi! dekosentrasi dan tugas pembantuan yang dilaksanakan se)ara
bersama-sama. Untuk me3u"udkan pelaksanaan asas desentralisasi tersebut maka
dibentuklah daerah otonom yang terbagi dalam daerah pro4insi! daerah kabupaten
dan daerah kota yang bersi,at otonom. $esuai dengan ketentuan bab 1 pasal 1
Undang-Undang Nomor '' Tahun 2( dikatakan bah3a daerah otonom!
selan"utnya disebut daerah! adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai
batas-batas 3ilayah yang ber3enang mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem negara kesatuan 5epublik
7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah
2/24
Indonesia. Dengan demikian! pembentukan daerah otonom dimaksudkan agar
daerah yang bersangkutan dapat berkembang sesuai dengan kemampuannya
sendiri yang tidak bergantung kepada pemerintah pusat.
Daerah otonom harus mempunyai kemampuan sendiri untuk mengurus
dan mengatur rumah tangganya sendiri melalui sumber-sumber pendapatan yang
dimiliki. al ini meliputi semua kekayaan yang dikuasai oleh daerah dengan
batas-batas ke3enangan yang ada dan selan"utnya digunakan untuk membiayai
semua kebutuhan dalam rangka penyelenggaraan urusan rumah tangga daerah
yang bersangkutan. 6erdasarkan landasan tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan
bah3a untuk dapat men"alankan ke3a"iban dengan sebaik-baiknya! maka suatu
daerah sangat memerlukan adanya sumber pendapatan yang berasal dari daerahtersebut.
enurut Undang-Undang Nomor '2 Tahun 2( tentang Pemerintah
Daerah dinyatakan bah3a pendapatan daerah merupakan semua hak daerah yang
diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran
yang bersangkutan. $ebelum pelaksanaan otonomi daerah diketahui bah3a
terdapat ketergantungan yang )ukup besar dari daerah kepada pemerintah pusat.
&etergantungan tersebut telah menyebabkan kreati4itas pemerintah daerah dalam
mengelola sumber-sumber ekonomi tidak dapat berkembang se)ara optimal.
&onsekuensi yang di)iptakan oleh tingginya ketergantungan daerah terhadap
penerimaan dari pusat antara lain adalah rendahnya peranan pendapatan daerah
dan rendahnya kemampuan pendapatan daerah dalam membiayai pengeluaran
daerah. &ondisi seperti ini yang kemudian dapat menyulitkan pemerintah daerah
untuk melaksanakan otonomi daerah se)ara nyata.
Dalam penyelenggaraan pemerintah daerah otonom! tidak dapat terlepas
dari persoalan pembiayaan dan penganggaran. 7spek keuangan merupakan salah
satu modal dasar bagi pemerintah daerah dalam membiayai belan"a daerah.
Namun demikian pendapatan daerah yang merupakan komponen penting dalampendapatan daerah masih terbilang rendah di sebagian besar daerah di Indonesia.
8leh karena itu! pemerintah daerah harus mampu meman,aatkan sumber dan
potensi keuangan yang dimiliki serta mengadakan usaha menggali sumber-
sumber keuangan guna meningkatkan pendapatan daerahnya. &etelitian
menangkap peluang yang ada dan membudayakan potensi alam setempat men"adi
hal penting untuk meningkatkan pendapatan. Usaha ini dinilai dapat memberikan
7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah
3/24
hasil untuk meningkatkan pendapatan daerah yang merupakan pilar pokok
kemandirian keuangan daerah.
Pendapatan daerah terdiri atas tiga komponen! yaitu 1 Pendapatan 7sli
Daerah! 2 pendapatan trans,er! dan ' pendapatan lain-lain yang sah ahmudi!
2/0 /. Dalam pelaksanaan otonomi daerah! sumber keuangan yang berasal
dari Pendapatan 7sli Daerah P7D lebih penting dibandingkan dengan sumber-
sumber diluar Pendapatan 7sli Daerah. al ini disebabkan karena pendapatan asli
daerah dapat dipergunakan sesuai dengan prakarsa dan inisiati, daerah sedangkan
bentuk pemberian pemerintah non-P7D si,atnya lebih terikat. Dengan
penggalian dan peningkatan pendapatan asli daerah diharapkan pemerintah daerah
"uga mampu meningkatkan kemampuannya dalam penyelenggaraan urusandaerah.
$e"alan dengan pemberian urusan kepada daerah termasuk sumber
keuangannya! maka menurut pasal 1%/ Undang-Undang Nomor '2 Tahun 2(
di)antumkan bah3a sumber-sumber pendapatan daerah terdiri atas0 1
Pendapatan 7sli Daerah! yaitu0 a hasil pa"ak daerah! b hasil retribusi daerah!
) hasil perusahaan milik daerah! hasil pengelolaan kekayaan daerah dan d lain-
lain pendapatan daerah yang sah! 2 Dana Perimbangan! ' Pin"aman daerah!
dan ( :ain-lain pendapatan daerah yang sah. 6erdasarkan pen"elasan diatas
diketahui bah3a dengan pelaksanaan otonomi daerah! untuk dapat mengatur dan
mengurus pemerintahannya sendiri maka suatu daerah harus mampu
meningkatkan kemandirian dengan meman,aatkan sumber-sumber keuangan yang
berasal dari pendapatan asli daerah. al ini dapat "uga diartikan bah3a
pendapatan asli daerah merupakan salah satu komponen pendapatan daerah yang
harus dikembangkan karena dapat memberikan kontribusi yang )ukup besar bagi
kemandirian dan keberhasilan pelaksanaan otonomi di daerah.
Untuk menghasilkan peren)anaan yang baik dalam pengelolaan keuangan
daerah yang sesuai dengan tuntutan masyarakat! maka 7nggaran Pendapatan dan6elan"a Daerah 7P6D harus mampu memberikan gambaran yang "elas tentang
besarannya anggaran belan"a di berbagai sektor! dengan mempertimbangkan
kondisi! potensi dan aspirasi masyarakat yang telah disusun berdasarkan 5enstra.
enurut ardiasmo 220 2 re,ormasi anggaran meliputi proses penyusunan!
pengesahan! pelaksanaan dan pertanggung"a3aban anggaran. ardiasmo 220
2 selan"utnya men"elaskan bah3a budgeting reform adalah perubahan dari
traditional budget ke performance budget. Traditional budget didominasi oleh
7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah
4/24
penyusunan anggaran yang bersi,at line item dan incrementalism! yaitu proses
penyusunan anggaran yang hanya berdasarkan pada besarnya realisasi anggaran
tahun sebelumnya! konsekuensinya tidak ada perubahan mendasar anggaran baru.
7nggaran traditional budget seringkali bertentangan dengan kebutuhan
riil dan kepentingan masyarakat. akin kuatnya tuntutan masyarakat akan
peningkatan mutu pelayanan publik! maka penyusunan dan pengelolaan anggaran
daerah diharapkan berorientasi pada pen)apaian hasil atau kiner"a. Dengan
per,orman)e budget maka kiner"a tersebut harus men)erminkan pada e,isiensi dan
e,ekti4itas pelayanan publik. 7kuntabilitas mempunyai peran yang sangat penting
karena menyangkut prinsip pertanggung"a3aban publik! dalam hal ini proses
penganggaran mulai dari peren)anaan! penyusunan! dan pelaksanaan harus benar-benar dapat dilaporkan dan dipertanggung"a3abkan kepada De3an Per3akilan
5akyat Daerah DP5D dan masyarakat.
$istem peren)anaan daerah merupakan dokumen-dokumen yang sangat
penting karena ber,ungsi sebagai arahan dan pedoman dalam peren)anaan
pembangunan daerah! baik yang berupa "angka pan"ang! "angka menengah dan
tahunan. Dokumen-dokuemen peren)anaan daerah tersebut dapat men"amin
adanya konsistensi peren)anaan dan komitmen terhadap pemilihan program dan
kegiatan prioritas daerah yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah. :emahnya
peren)anaan "uga diikuti dengan ketidakmampuan Pemerintah Daerah dalam
meningkatkan penerimaan daerah se)ara berkesinambungan! sementara di pihak
lain pengeluaran terus meningkat se)ara dinamis! tetapi tidak disertai dengan
penentuan skala prioritas dan besarnya pla,on anggaran. &eadaan tersebut pada
akhirnya memun)ulkan kemungkinan underfinancing atau overfinancing! yang
semuanya mempengaruhi tingkat e,isiensi dan e,ekti,itas unit-unit ker"a
pemerintah daerah ardiasmo! dkk! 20 9.
$e"alan dengan tuntutan akuntabilitas publik tersebut! pemerintah
mengeluarkan peraturan perundangan khusus di bidang pengelolaan keuangandaerah! diantaranya Peraturan Pemerintah PP Nomor %; tahun 2 tentang
Pengelolaan &euangan Daerah! Permendagri Nomor 1' tahun 2 tentang
Pedoman Pengelolaan &euangan Daerah! Peraturan Pemerintah Nomor ; Tahun
2 tentang Pelaporan &euangan dan &iner"a Instansi Pemerintah. Dengan
demikian dalam penerapannya akan membutuhkan suatu artikulasi yang "elas
mengenai misi! tu"uan! sasaran yang akan diukur dan berhubungan dengan hasil
program.
7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah
5/24
enurut Undang-undang Nomor 2% Tahun 2( tentang $istem
Peren)anaan Pembangunan Nasional! pemerintah daerah diisyaratkan untuk
membuat dokumen peren)anan daerah yaitu 5en)ana Pembangunan Jangka
Pan"ang 5PJP Daerah! 5en)ana Pembangunan Jangka enengah 5PJ
Daerah! dan 5en)ana &er"a Pemerintah Daerah 5&PD. Dokumen peren)anaan
daerah tersebut diupayakan tidak menyimpang dari 5PJP Nasional! namun
dimungkinkan adanya penekanan prioritas pembangunan yang berbeda antar satu
daerah dengan daerah lain sesuai dengan kebutuhan dan potensi daerah.
$edangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor %; Tahun 2% tentang
Pengelolaan &euangan Daerah! pemerintah daerah bersama-sama dengan DP5D
menetapkan arah dan kebi"akan umum 7P6D! prioritas dan pla,on anggaransementara! setelah itu menuangkan dalam nota kesepakatan yang ditandatangani
bersama antara kepala daerah dan pimpinan DP5D. Nota kesepakatan tersebut
sebagai dasar penerbitan pedomanan penyusunan 5en)ana &er"a dan 7nggaran
$atuan &er"a Perangkat Daerah 5&7 $&PD.
P7U- 2 menyebutkan dalam suatu siklus atau proses
anggaran dikenal ( tahap kegiatan! yaitu0 1 peren)anaan dan persiapan! 2
rati,ikasi! ' implementasi! dan ( e4aluasi. Peren)anaan anggaran merupakan
arahan kebi"akan di bidang anggaran yang diter"emahkan melalui serangkaian
tu"uan dan sasaran yang akan di)apai pada suatu periode tertentu dengan
menggunakan se"umlah sumber daya yang dinyatakan dalam satuan uang.
Peren)anaan anggaran "uga harus mampu melakukan penilaian kebutuhan!
menentukan skala prioritas! memperkirakan penerimaan dan pengeluaran! serta
indi)ator kiner"a yang akan di)apai. Untuk me3u"udkan hal tersebut maka
dibutuhkan suatu model yang dipakai untuk menghasilkan alokasi dana yang
akurat dan bagi setiap unit ker"a untuk melaksnakan prinsip '= se)ara
berkesinambungan. odel yang dimaksud adalah $tandar 7nalisa 6elan"a yaitu
standar atau pedoman yang digunakan untuk menganalisis ke3a"aran beban ker"aatau biaya setiap program atau kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu satuan
ker"a dalam satu tahun anggaran.
Penilaian terhadap ke3a"aran beban ker"a usulan program! atau kegiatan
dalam hal ini dikaitkan dengan kebi"akan anggaran! komponen dan tingkat
pelayanan yang akan di)apai! "angka 3aktu pelaksanaan serta kapasitas satuan
ker"a untuk melaksanakannya. &e3a"aran biaya yang dianggarkan berkaitan
dengan dua aspek! yaitu 1 kaitan antara biaya yang dianggarkan dengan tolak
7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah
6/24
ukur kiner"a! dan 2 kaitan antara anggaran biaya dengan harga satuan unit biaya
standar biaya. 7gar setiap $&PD dapat menyusun anggarannya! pemerintah
daerah melalui tim 7nggaran =ksekuti, menerbitkan Pedoman Penyusunan
Usulan Program! &egiatan dan 7nggaran $atuan &er"a berdasarkan prinsip-
prinsip kiner"a dengan Peraturan &epala Daerah yang meliputi &ebi"akan Umum
7P6D &U7! Prioritas dan Pla,on 7nggaran $ementara PP7$! $tandar 7nalisa
6elan"a! $tandar $atuan 6elan"a &ade 5ekening 7P6D dan ,ormat 5&7 $&PD
yang digunakan oleh satuan ker"a untuk menyusun usulan program! kegiatan dan
anggarannya. Untuk menge4aluasi kiner"a suatu program atau kegiatan perlu
dilakukan analisa hubungan antara alokasi biaya input dengan tingkat pen)apian
yang dihasilkan output.Perubahan mendasar dalam pengelolaan keuangan daerah telah ter"adi
menyusul terbitnya &epmendagri Nomor 29 Tahun 22 tentang Pedoman
Pengurusan! Pertanggung"a3aban! dan Penga3asan &euangan Daerah! serta Tata
?ara Penyusunan 7P6D! Pelaksanaan Tata Usaha &euangan Daerah dan
Penyusunan Perhitungan 7P6D. $alah satu perubahan tersebut adalah adanya
anggaran berbasis kiner"a dan hilangnya klasi,ikasi anggaran rutin dan
pembangunan. Dalam rangka menindaklan"uti &epmendagri tersebut! Pemerintah
Daerah di Indonesia telah menerbitkan berbagai Perda sebagai Pedoman
Penatausahaan dan Pelaksanaan 7nggaran Pendapatan dan 6elan"a di daerahnya
masing-masing. Perda tersebut antara lain mengatur hal-hal pokok! seperti0 1
Pedoman umum! 2 Tahap Persiapan Pelaksanaan 7P6D! ' Tahap pelaksanaan
7P6D! ( Tahap pengendalian pelaksanaan 7P6D! % Perubahan 7P6D dan
Perhitungan 7P6D.
Pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya harus dilaksanakan
berdasarnya prinsip-prinsip tertentu! yaitu hemat! tidak me3ah! e,isien! e,ekti,
terarah! terkendali! transparan dan akuntanbel. Permasalahan yang dihadapi
adalah implementasi prinsip pelaksanaan 7P6D tersebut seringkali belumber"alan dengan optimal. 6erdasarkan latar belakang tersebut perlu dilakukan
pengka"ian lebih lan"ut mengenai implementasi pengelolaan keuangan daerah di
Indonesia! terkait dengan pelaksanaan otonomi daerah dan peningkatan anggaran
belan"a yang sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan yang diharapkan.
B. Permasalahan
$eluruh daerah di Indonesia yang sedang berupaya untuk meningkatkan
kemandirian daerah serta kese"ahteraan masyarakatnya melalui peningkatan
7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah
7/24
perekonomian daerah dengan peman,aatan sumber-sumber keuangan daerah agar
dapat meningkatkan Pendapatan 7sli Daerah P7D. Upaya tersebut tidak terlepas
dari adanya kebi"akan mengenai pengelolaan keuangan daerah setelah
pelaksanaan otonomi. $alah satu sumber yang diman,aatkan pemerintah daerah
dalam upaya peningkatan tersebut adalah melalui upaya peningkatan pendapatan
asli daerah P7D. 8leh karena itu! daerah harus mampu melakukan pengelolaan
yang e,ekti, dan e,isien terhadap sumber-sumber keuangannya.
Pengelolaan yang baik terhadap sumber-sumber keuangan daerah tentunya
"uga tidak terlepas dari penyusunan anggaran belan"a. Penyusunan anggaran
belan"a sangat berpengaruh terhadap mutu pelayanan publik untuk memenuhi
tuntutan dari masyarakat. engingat pentingnya penyusunan anggaran belan"abagi peningkatan mutu kualitas pelayanan publik di daerah! maka perlu dilakukan
pembahasan yang lebih mendalam mengenai implementasi pengelolaan keuangan
daerah terkait dengan kemandirian daerah dan penyusunan anggaran belan"a.
Permasalahan yang akan dika"i adalah0 *6agaimanakah implementasi pengelolaan
keuangan daerah terkait dengan kemandirian dan penyusunan anggaran belan"a di
daerah@+
C. Kerangka Teori
1. Prinsi Pen!elenggaraaan Pengelolaan Ke"angan Daerah
a. Desentralisasi
7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah
8/24
$ebaliknya! proporsi total pengeluaran pemerintah daerah melalui 7P6D
akan meningkat ta"am. Perubahan ini akan tampak apabila dibandingkan
dengan alokasi dana ke daerah pada tahun 2 yang meliputi dana rutin
dan dana pembangunan. Perubahan ini se)ara langsung maupun tidak
langsung akan turut berpengaruh terhadap mana"emen kebi"akan ,iskal.
$emakin besar dana yang ditrans,er ke daerah! semakin terbatas "umlah
dana yang ditrans,er ke daerah! semakin terbatas "umlah dana yang dapat
dialokasikan bagi kegiatan pemerintah pusat. $elan"utnya! pemerintah
daerah akan memperoleh ruang gerak yang lebih luas untuk berperan
dalam menentukan ,ormulasi yang diperoleh dari hak otonomi dan
desentralisasi.b. Dana Perimbangan
Undang-Undang Nomor 2% Tahun 1999 tentang Perimbangan
&euangan 7ntara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah mengatur hal-
hal yang berkenaan dengan keuangan negara dan daerah utamanya bagi
hasil penerimaan negara dan trans,er dana dari pemerintah pusat 7P6N
kepada pemerintah daerah 7P6D. Dana perimbangan yang terdiri dari
P66! 6PT6! $D7! D7U! dan D7&. Dana perimbangan terdiri dari0
1) 6agian daerah dari penerimaan Pa"ak 6umi dan 6angunan! 6ea
Perolehan ak atas Tanah dan 6angunan dan penerimaan dari
$umber Daya 7lam.
2) Dana 7lokasi Umum.
3) Dana 7lokasi &husus.
Penerimaan negara dari P66 dibagi dengan imbangan 1A untuk
pemerintah pusat dan 9A untuk daerah. Penerimaan negara dari 6PT6
2A untuk pemerintah pusat dan untuk daerah. 1 A penerimaan P66 dan
2A penerimaan 6PT6 yang men"adi bagian dari pemerintah pusat dan
9A dibagikan kepada seluruh kabupaten dan kota. Dana 7lokasi Umum!ditetapkan sekurang-kurangnya 2%A dari Penerimaan Dalam Negeri yang
ditetapkan dalam 7P6N. Dana 7lokasi Umum untuk daerah pro4insi dan
untuk daerah kabupaten7ota ditetapkan masing-masing 1A dan 9A dari
Dana 7lokasi Umum yang telah ditetapkan. Dalam hal ini ter"adi
perubahan ke3enangan di antara daerah pro4insi dan untuk daerah
kabupaten#kota! persentase Dana 7lokasi Umum untuk daerah pro4insi
7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah
9/24
dan untuk daerah kabupaten dan kota disesuaikan dengan perubahan
tersebut.
Dana 7lokasi Umum untuk daerah pro4insi tertentu ditetapkan
berdasarkan perkalian "umlah Dana 7lokasi Umum untuk seluruh daerah
pro4insi yang ditetapkan dalam 7P6N dengan porsi daerah pro4insi yang
bersangkutan. Porsi daerah pro4insi yang bersangkutan merupa-kan
proporsi bobot daerah pro4insi yang bersangkutan terhadap "umlah bobot
semua daerah pro4insi di seluruh Indonesia. Dana 7lokasi Umum lintuk
suatu daerah kabupaten#kota tertentu ditetapkan berdasarkan perkalian
"umlah Dana 7lokasi Umum untuk seluruh daerah kabupaten#kota
merupakan proporsi bobot daerah kabupaten#kota yang bersangkutanterhadap "umlah bobot semua daerah kabupaten#kota di seluruh Indonesia.
6obot daerah ditetapkan berdasarkan0
1) kebutuhan 3ilayah otonomi daerah
2) potensi otonomi daerah
Dana 7lokasi &husus dapat dialokasikan dari 7P6N kepada
daerah tertentu untuk membantu biaya kebutuhan khusus dengan
memperhatikan tersedianya dana dari 7P6N. &ebutuhan khusus itu
adalah0
1) kebutuhan yang tidak bisa diperkirakan dengan menggunakan rumus
alokasi umum dan atau
2) kebutuhan yang merupakan komitmen yang berasal atau prioritas
nasional
Dana 7lokasi &husus termasuk yang berasal dari dana reboisasi.
Dana reboisasi dibagi dengan perimbangan0
1) (A dibagikan kepada daerah penghasil sebagai Dana 7lokasi &husus
2) A untuk pemerintah pusat
&e)uali dalam rangka reboisasi! daerah yang mendapatpembiayaan kebutuhan khusus! menyediakan dana pendamping dari
7P6D sesuai dengan kemampuan daerah yang bersangkutan.
1) Dana 6agi asil
elalui Undang-Undang Nomor 2% Tahun 1999! "enis
penerimaan yang dibagihasilkan diperluas! sehingga meliputi bagi
hasil atas penerimaan sumber daya alam yang terdiri dari penerimaan
7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah
10/24
minyak bumi! gas alam! pertambangan umum! kehutanan! perikanan!
dan penerimaan pa"ak yang terdiri dari P66 dan 6PT6.
elalui bagi hasil penerimaan negara tersebut! diharapkan
potensi penerimaan daerah men"adi semakin meningkat dan daerah
merasakan bah3a haknya atas peman,aatan sumber daya alam yang
dimiliki masing-masing daerah diperhatikan oleh pemerintah pusat.
Dengan sistem pembagian yang didasarkan atas daerah asal (by
origin), sebagian penerimaan yang diper-oleh dari daerah penghasil
harus diberikan dan dinikmati oleh daerah penghasil yang
bersangkutan.
Dapat dimaklumi! pembagian hasil penerimaan pa"ak dansumber daya alam tersebut yang berdasarkan daerah asal itu )enderung
menimbulkan ter"adinya ketimpangan antara daerah. al ini
disebabkan hanya beberapa daerah sa"a yang memiliki sumber daya
alam yang signi,ikan! seperti minyak bumi! gas alam! dan kehutanan!
sedangkan daerah lain tidak memilikinya. 6egitu pula dengan potensi
penerimaan daerah dari P66! 6PT6! dan PPh perseorangan. 8leh
sebab itu! peranan D7U men"adi sangat strategis untuk dapat
men)iptakan keseimbangan dan pemerataan antar daerah se)ara
menyeluruh.
2) Dana 7lokasi Umum
Dana 7lokasi Umum merupakan trans,er dari pusat kepada
daerah yang bersi,at block grant yang ke3enangan pengaturan dan
penggunaannya diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah daerah
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah. 6esarnya Dana
7lokasi Umum ditetapkan minimal 2%A dari Penerimaan Dalam
Negeri PDN. PDN yang akan dibagihasilkan kepada daerah adalah
PDN netto! yaitu PDN bruto dikurangi dengan penerimaan yang telahdibagihasilkan termasuk dana reboisasi.
D7U merupakan komponen terbesar dalam dana perimbangan
dan peranannya sangat strategis dalam men)iptakan pemerataan dan
keadilan antar daerah. Proporsinya yang )ukup besar dan ke3enangan
peman,aatan yang luas sekaligus akan memberikan makna otonomi
yang lebih nyata bagi pelaksanaan pemerintahan di daerah. Dalam
rangka ter)iptanya ob"ekti4itas dan keadilan dalam pembagian D7U
7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah
11/24
kepada daerah pro4insi dan daerah kabupaten#kota! maka penetapan
,ormula distribusi D7U ditetapkan oleh De3an Pertimbangan
8tonomi Daerah DP8D yang anggotanya terdiri dari enteri Dalam
Negeri dan 8tonomi Daerah! enteri &euangan dan Pembinaan
6UN! $ekretaris Negara! menteri lain sesuai kebutuhan! per3akilan
asosiasi pemerintah daerah dan 3akil-3akil daerah yang dipilih oleh
DP5D.
3) Dana 7lokasi &husus
Dana 7lokasi &husus termasuk di dalamnya (A dari dana
reboisasi. 6erbeda dengan dana bagi hasil dan D7U! ke3enangan
dalam pengalokasian D7& relati, terbatas karena.dana tersebut padadasarnya dikaitkan dengan pembiayaan kegiatan tertentu (earmaking)
termasuk kegiatan reboisasi. Dana tersebut dimaksudkan untuk
membiayai kebutuhan yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya
dengan menggunakan rumus D7U! serta pembiayaan proyek yang
merupakan komitmen atau prioritas nasional.
D7& dialokasikan kepada daerah tertentu berdasarkan usul
kegiatan dan sumber-sumber pembiayaan yang dia"ukan oleh daerah
kepada enteri Teknis! sedangkan pengalokasian D7& ditetapkan
oleh enteri &euangan dengan memperhatikan pertimbangan enteri
Teknis#Instansi yang terkait yang membidangi peren)anaan
pembangunan nasional. Untuk memperoleh D7&! daerah di3a"ibkan
untuk menyediakan dana pendamping minimal 1A dari total yang
dia"ukan yang disediakan dari 7P6D.
4) Pin"aman Daerah
Daerah dapat melakukan pin"aman dari sumber dalam negeri
untuk membiayai sebagian anggarannya di samping itu daerah pun
dapat melakukan pin"aman dari sumber luar negeri melalui pemerintahpusat. Daerah dapat melakukan pin"aman "angka pan"ang untuk
membiayai pembangunan prasarana yang merupakan aset daerah dan
dapat menghasilkan penerimaan untuk membayar kembali pin"aman
itu! serta memberikan man,aat bagi pelayanan masyarakat.
Daerah dapat melakukan pin"aman "angka pendek untuk
pengaturan arus kas dalam rangka pengelolaan kas daerah. Pin"aman
daerah tersebut dilakukan dengan persetu"uan DP5D dengan
7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah
12/24
memperhatikan kemam-puan daerah untuk memenuhi ke3a"ibannya.
$etiap per"an"ian pin"aman yang dilakukan oleh daerah diuniumkan
dalam :embaran Daerah! agar setiap orang dapat mengetahuinya.
Daerah dilarang melakukan pin"aman daerah yang menyebabkan
terlampauinya batas "umlah pin"aman yang ditetapkan. Daerah
dilarang melakukan per"an"ian yang bersi,at pen"aminan sehingga
mengakibatkan beban atas keuangan daerah. Pelanggaran terhadap
ketentuan tersebut dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
$emua pembayaran yang men"adi ke3a"iban daerah atas
pin"aman daerah merupakan salah satu prioritas dalam pengeluaran7P6D. 7pa-bila daerah tidak memenuhi ke3a"iban Bpembayaran atas
pin"aman daerah dari pemerintah! pemerintah dapat memperhitungkan
ke3a"iban tersebut dengan D7U kepada daerah. Pelaksanaan
pin"aman daerah sebagaimana dimaksud di atas diatur lebih lan"ut
dengan Peraturan Pemerintah PP.
5) Dana Darurat
Dalam hal untuk keperluan yang mendesak kepada daerah
tertentu diberikan dana darurat yang berasal dari 7P6N. Prosedur dan
tata )ara penyaluran dana darurat sesuai dengan ketentuan yang
berlaku bagi 7nggaran Pendapatan dan 6elan"a Daerah 7P6D.
6) &eterlibatan$3asta
$ekalipun diproyeksikan ter"adi peningkatan kemampuan
keuangan dan makin besar diskresi daerah dalam bidang anggaran!
kita dihadapkan semakin banyaknya ,ungsi pemerintahan yang
dimiliki oleh daerah! akan terdapat keterbatasan-keterbatasan tertentudalam penyediaan prasarana dan pemberian layanan kepada
masyarakat. $esuai dengan paradigms good governance dan
reiventing government dalam penyediaan prasarana dan pemberian
layanan dapat melibatkan sektor s3asta dan komunitas setempat
dengan tetap men"un"ung tinggi prinsip-prinsip keterbukaan! dapat
dipertanggung "a3abkan dan keadilan bagi masing-masing pihak
termasuk DP5D.
7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah
13/24
Perlu dipahami! bah3a keterlibatan sektor s3asta dan
komunitas dalam pembangunan dan pelayanan yang bersi,at lokalitas
memiliki perbedaan yang sangat penting. $ektor s3asta berorientasi
pada men)ari keuntungan! sehingga perilakunya dipandang sebagai
selfish. $edangkan komunitas berorientasi pada nirlaba (nonprofit),
sehingga pelakunya dipandang sebagai kolekti4itas. Dengan ikut serta
keterlibatan sektor s3asta dan komunitas tersebut! beban pemerintah
daerah men"adi ber-kurang. Peran pemerintah daerah tidak lagi sebagai
pemberi pelayanan! tetapi sebagai pembenar pelayanan. 8leh sebab
itu! organisasi pemerintah daerah tidak perlu bengkak dan ber"en"ang
atau hierarkis.Dalam kehidupan demokratis dengan keterlibatan dan peran
serta masyarakat! ke)enderungan pergeseran dari demokrasi
per3akilan ke peran serta demokrasi. Dalam konteks inilah!peran
komunitas dalam penyelenggaraan otonomi! baik dalam ,ormulasi
maupun implementasi kebi"akan dapat beragam sesuai dengan saluran-
saluran kran yang dapat dibuka oleh lembaga-lembaga pemerintahan
setempat.
2. Anggaran Daerah
7nggaran merupakan ren)ana yang di3u"udkan dalam besaran uang!
sedangkan penganggaran adalah proses untuk menyusun anggaran. Pada
dasarnya! anggaran adalah sebuah ren)ana yang disusun dalam bentuk
kuantitati, dalam satuan moneter untuk satu periode alim C Damayanti!
2/0 1(. $atu periode anggaran biasanya adalah "angka 3aktu satu tahun.
7nggaran dapat digunakan untuk mengetahui ren)ana! prioritas! target dan
)ara memenuhi target pada suatu satuan ker"a. 8leh karena itu! anggaran dapat
diiterpretasikan sebagai paket pernyataan! perkiraan! penerimaan dan
pengeluaran yang diharapkan akan ter"adi dalam satu atau beberapa periodemendatang. Di dalam tampilannya! anggaran selalu menyertakan data
penerimaan dan pengeluaran yang ter"adi dimasa lalu.
$ebagai alat yang digunakan untuk membantu per3u"udan
peren)anaan! maka anggaran memiliki ,ungsi! pengaruh dan tu"uan tertentu.
7nggaran ber,ungsi sebagai berikut 6astian! 20 1(0
a. 7nggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan ren)ana ker"a
7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah
14/24
b. 7nggaran merupakan )etak biri akti4itas yang akan dilaksanakan dimasa
mendatang
c. 7nggaran sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai
unit ker"a dan mekanisme ker"a antara atasan dan ba3ahan
d. 7nggaran sebagai alat pengendalian unit ker"a
e. 7nggaran sebagai alat moti4asi dan persuasi tindakan e,ekti, dan e,isien
dalam men)apai 4isi organisasi
f. 7nggaran merupakan instrument politik
g. 7nggaran merupakan instrumen kebi"akan ,is)al.
7nggaran ber,ungsi sebagai alat peren)anaan! alat pengendalian! dan
alat e4aluasi. 7nggaran digunakan sebagai alat untuk menetapkan kehendakpemerintah untuk meningkatkan kese"ahteraan rakyat public welfare dengan
"alan meman,aatkan sumberdaya dan dana untuk mendukung kegiatan
pembangunan "angka pan"ang dalam bentuk anggaran tahunan annual
budget. 7nggaran digunakan sebagai alat pengendalian yang e,ekti,!
sehingga dilakukan se)ara melekat built in control dalam tubuh organisasi
atas berlangsungnya pelaksanaan kegiatan. &iner"a setiap pelaksana kegiatan
dapat diukur dan die4aluasi se)ara periodik maupun insidentil! yaitu0 1
7pakah sudah sesuai dengan ren)ana kegiatan anggaran! 2 7pakah tidak
menyimpang dari peraturan perundang-undangan! ' 7pakah sudah
dilaksanakan se)ar e,isien! e,ekti, berdasarkan pembanding yang se"enis.
Dalam pelaksanaannya anggaran dipengaruhi berbagai sistem politik!
teori ekonomi! pendekatan mana"emen! akuntansi! dan administrasi publik.
&arakteristik anggaran yang baik adalah berdasarkan pada program! pusat
pertanggung"a3aban! serta dapat digunakan sebagai alat peren)anaan dan
pengendalian. $istem penganggaran telah berkembang sesuai dengan
pen)apaian kualitas yang semakin tinggi. Jenis-"enis anggaran dapat dilihat
sebagaimana berikut 6astian! 20 10a. Line Item Budgeting! yaitu penyusunan anggaran yang didasarkan pada
dan darimana dana berasal pos-pos penerimaan dan untuk apa dana
tersebut digunakan pos-pos pengeluaran.
b. Incremental Budgeting! adalah anggaran belan"a dan pendapatan yang
memungkinkan re4isi selama tahun ber"alan! sekaligus sebagai dasar
penentuan usulan anggaran periode tahun yang akan datang.
7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah
15/24
c. lanning rogramming !ystem! adalah suatu proses peren)anaan!
pembuatan program! dan penganggaran yang terkait dalam suatu sistem
sebagai kesatuan yang bulat dan tidak terpisah-pisahkan dan didalamnya
terkandung identi,ikasi tu"uan organisasi atas permasalahan yang mungkin
timbul.
d. "ero Based Budgeting! merupakan sistem anggaran yang didasarkan pada
perkiraan kegiatan! bukan pada apa yang dilakukan di masa lalu.
e. erformance Budgeting! adalah sistem penganggaran yang berorientasi
pada output organisasi dan berkaitan sangat erat dengan 4isi! misi dan
ren)ana strategis organisasi.
f. #edium Term Budgeting $ramework! adalah suatu kerang strategikebi"akan pemerintah tentang anggran belan"a untuk departemen dan
lembaga pemerintah non departemen.
7nggaran daerah merupakan ren)ana ker"a pemerintah derah yang
di3u"udkan dalam bentuk uang rupiah selama periode tertentu. 7nggaran
digunakan sebagai alat untuk menentukan besarnya pendapatan dan
pengeluaran! membantu pengambilan keputusan dan peren)anaan
pembangunan! otorisasi pengeluaran dimasa yang akan datang! sumber
pengembangan ukuran standar untuk e4aluasi kiner"a! dan sebagai alat untuk
memoti4asi bagi semua akti4itas dari berbagai unit ker"a. 7rti penting
anggaran daerah dapat dilihat dari aspek-aspek berikut ini alim C
Damayanti! 2/0 1;0
a. 7nggaran merupakan alat bagi Pemda untuk mengarahkan dan men"amin
keseimbangan pembangunan serta meningkatkan kualitas hidup
masyarakat.
b. 7nggaran diperlukan karena adanya kebutuhan dan keinginan masyarakat
yang tak terbatas dan terus berkembang sedangkan sumberdaya yang ada
terbatas.7nggaran daerah 7P6D harus disusun berdasarkan struktur
anggaran yang telah ditetapkan. $truktur anggaran daerah adalah sebagai
berikut0
a. Pendapatan daerah0 semua penerimaan daerah dalam periode tahun
anggran tertentu yang men"adi hak daerah
1) Pendapatan asli daerah
2) Dana perimbangan
7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah
16/24
3) :ain-lain pendapatan daerah yang sah.
b. 6elan"a Daerah0 semua pengeluaran daerah dalam periode anggaran
tertentu yang men"adi beban daerah
1) 6elan"a pega3ai
2) 6elan"a barang dan "asa
3) 6elan"a modal
4) 6unga
5) $ubsidi
6) ibah
7) 6antuan $osial
8) 6alan"a bagi hasil dan bantuan keuangan9) 6elan"a tidak terduga
c. Pembiayaan0 transaksi keuangan daerah yang dimaksudkan untuk
menutup selisih antara pendapatan daerah dan belan"a daerah.
1) Penerimaan
2) Pengeluaran
7nggaran Pendapatan dan 6elan"a Daerah 7P6D pada hakekatnya
merupakan salah satu instrumen kebi"akan yang dipakai sebagai alat untuk
meningkatkan pelayanan umum dan kese"ahteraan masyarakatdi daerah.
$e)ara lebih spesi,ik! ,ungsi anggaran daerah dalam proses pembangunan di
daerah adalah P7U-$= U>! 20
a. Instrumen politik
7nggaran Daerah adalah salah satu instrumen ,ormal yang
menghubungkan eksekuti, Daerah dengan tuntutan dan kebutuhan publik
yang di3akili oleh legislati, Daerah.
b. Instrumen kebi"akan ,is)al fiscal tool
Dengan mengubah prioritas dan besar alokasi dana! anggaran
daerah dapat digunakan untuk mendorong! memberikan ,asilitas danmengkoordinasikan kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat guna
memper)epat pertumbuhan ekonomi daerah.
c. Instrumen peren)anaan planning tool
Didalam anggaran daerah disebutkan tu"uan yang ingin di)apai!
biaya dan hasil yang diharapkan dari setiap kegiatan unit ker"a.
d. Instrumen Pengendalian control tool
7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah
17/24
7nggaran daerah berisi ren)ana penerimaan dan pengeluaran
se)ara rin)i setiap unit ker"a. al ini dilakukan agar unit ker"a tidak
melakukan overspending, underspendingatau mengalokasikan anggaran
di bidang lain.
D. Pem#ahasan
1. Dera$at Desentralisasi %an Tingkat Keman%irian Daerah
&emampuan daerah dalam melaksanakan otonomi dapat dilihat dari
beberapa )iri. ?iri utama suatu daerah raampu melaksanakan otonomi adalah0
a. &emampuan keuangan daerah! yang berarti daerah tersebut memiliki
kemampuan dan ke3enangan untuk menggali sumber-sumber keuangan!
mengelola dan menggunakan keuangannya sendiri untuk membiayaipenyelenggaraan pemerintahan.
b. &etergantungan kepada bantuan pusat harus seminimal mungkin! oleh
karena itu! P7D harus raen"adi sumber keuangan terbesar yang didukung
oleh kebi"akan perimbangan keuangan pusat dan daerah.
c. &emampuan keuangan daerah! yang berarti daerah tersebut memiliki
kemampuan dan ke3enangan untuk menggali sumber-sumber keuangan!
mengelola dan menggunakan keuangannya sendiri untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan.
d. &etergantungan kepada bantuan pusat harus seminimal mungkin! oleh
karena itu! P7D harus raen"adi sumber keuangan terbesar yang didukung
oleh kebi"akan perimbangan keuangan pusat dan daerah.
6eberapa )iri tersebut akan mempengaruhi pola hubungan antara
pemerintah pusat dan daerah. $e)ara konseptual! pola hubungan keuangan
antara pemerintah pusat dan daerah harus sesuai dengan kemampuan daerah
dalam membiayai pelaksanaan pemerintahan. 8leh karena itu! untuk melihat
kemampuan daerah dalam men"alankan otonomi daerah! salah satunya dapat
diukur melalui kiner"a keuangan daerah. Dalam mengukur kiner"a keuangandaerah dapat digunakan dera"at otonomi ,iskal antara pemerintah pusat dan
daerah. enurut 5eksohadiprod"o 20 1%% dera"at otonomi ,iskal daerah
dapat diukur melalui Dera"at 8tonomi
7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah
18/24
Dera"at 8tonomi
7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah
19/24
7nggaran dengan pendekatan kiner"a mengutamakan upaya
pen)apaian hasil ker"a atau output dari peren)anaan alokasi biaya atau input
yang ditetapkan. 7nggaran kiner"a yang telah disusun memuat antara lain0
a. $asaran yang diharapkan menurut ,ungsi belan"a
b. $tandar pelayanan yang diharapkan dan perkiraan biaya satuan komponen
kegiatan yang bersangkutan
c. Persentase dari "umlah pendapatan 7P6D yang membiayai belan"a
administrasi umum! belan"a operasi dan pemeliharaan! dan belan"a
modal#pembangunan.
7pabilai ditin"au dari de,inisi anggaran yang merupakan ren)ana
keuangan yang se)ara sistimatis menun"ukkan alokasi sumber daya manusia!material! dan sumber daya lainnya maka berbagai 4ariasi dalam sistem
penganggaran pemerintah dikembangkan untuk melayani berbagai tu"uan
termasuk guna pengendalian keuangan! ren)ana mana"emen! prioritas dari
penggunaan dana dan kepada publik. Penganggaran berbasis kiner"a
diantaranya men"adi "a3aban untuk digunakan sebagai alat pengukuran dan
pertanggung"a3aban kiner"a pemerintah.
Penganggaran berbasis kiner"a merupakan metode penganggaran bagi
mana"emen untuk mengaitkan setiap pendanaan yang dituangkan dalam
kegiatan-kegiatan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan termasuk
e,isisiensi dalam pen)apaian hasil dari keluaran tersebut. &eluaran dan hasil
tersebut dituangkan dalam target kiner"a pada setiap unit ker"a. $edangkan
bagaimana tu"uan itu di)apai! dituangkan dalam program diikuti dengan
pembiayaan pada setiap tingkat pen)apaian tu"uan. Program pada anggaran
berbasis kiner"a dide,inisikan sebagai instrumen kebi"akan yang berisi satu
atau lebih kegiatan yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah#lembaga
untuk men)apai sasaran dan tu"uan serta memperoleh alokasi anggaran atau
kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah. 7kti4itastersebut disusun sebagai )ara untuk men)apai kiner"a tahunan. Dengan kata
lain! integrasi dari ren)ana ker"a tahunan 5en"a $&PD yang merupakan
ren)ana operasional dari 5enstra dan anggaran tahunan merupakan komponen
dari anggaran berbasis kiner"a. =lemen-elemen yang penting untuk
diperhatikan dalam penganggaran berbasis kiner"a adalah0
a. Tu"uan yang disepakati dan ukuran pen)apaiannya.
7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah
20/24
b. Pengumpulan in,ormasi yang sistimatis atas realisasi pen)apaian kiner"a
diandalkan dan konsisten! sehingga dapat diperbandingkan antara biaya
dengan prestasinya.
c. Penyediaan in,ormasi se)ara terus menerus sehingga dapat digunakan
dalam mana"emen peren)anaan! pemrograman! penganggaran dan
e4aluasi.
&ondisi yang harus disiapkan sebagai ,aktor pemi)u keberhasilan
implementasi penggunaan anggaran berbasis kiner"a! yaitu0
a. &epemimpinan dan komitmen dari seluruh komponen organisasi.
b.
7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah
21/24
dan tidak dibenarkan kegiatan#proyek yang belum#tidak tersedia
anggarannya dalam 7P6D#perubahan 7P6D.
c. &eadilan anggaran
Pemerintah daerah 3a"ib mengalokasikan penggunaan
anggarannya se)ara adil agar dapat dinikmati oleh seluruh kelompok
masyarakat tanpa diskriminasi dalam pemberian pelayanan karena
pendapatan daerah pada hakekatnya diperoleh melalui peran serta
masyarakat.
d. =,isiensi dan e,ekti,itas anggaran
Penyusunan anggaran hendaknya dilakukan berlandaskan aFas
e,isiensi! tepat guna! tepat 3aktu pelaksanaan! dan penggunaannya dapatdipertanggung"a3abkan. Dana yang tersedia harus diman,aatkan dengan
sebaik mungkin untuk dapat menghasilkan peningkatan dan kese"ahteraan
yang maksimal untuk kepentingan masyarakat.
e. Disusun dengan pendekatan kiner"a
7P6D disusun dengan pendekatan kiner"a! yaitu mengutamakan
upaya pen)apaian hasil ker"a output%outcome dari peren)anaan alokasi
biaya atau input yang telah ditetapkan. asil ker"anya harus sepadan atau
lebih besar dari biaya atau inputyang telah ditetapkan. $elain itu harus
mampu menumbuhkan pro,esionalisme ker"a di setiap organisasi ker"a
yang terkait.
Dalam pengelolaan keuangan dan anggaran berbasis kiner"a!
dibutuhkan suatu standar pengukuran keberhasilan. $tandar tersebut dapat
berupa $tandar 7nalisis 6elan"a $76. $76 merupakan salah satu komponen
yang harus di kembangkan sebagai dasar pengukuran kiner"a keuangan dalam
penyusunan 7P6D dengan pendekatan kiner"a. $76 adalah stantar yang
digunakan untuk menganalisis ke3a"aran beban ker"a atau biaya setiap
program atau kegiatan yang akan di laksanakan oleh $atuan &er"a Perangkat
Daerah $&PD dalam satu tahun anggaran.
Penerapan $76 pada dasarnya akan memberikan man,aat yang )ukup
signi,ikan! antara lain0 1 dapat menentukan ke3a"aran belan"a untuk
melaksanakan suatu kegiatan sesuai dengan tupoksinya! 2 meminimalisir
7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah
22/24
ter"adinya pengeluaran kurang "elasyang menyebabkan ine,esiensi anggaran!
' meningkatkan e,isiensi dan e,ekti,itas dalam pengelolaan keuangan
daerah! ( menentukan anggaran berdasarkan pada tolak ukur yang "elas! dan
% unit ker"a mendapat keleluasaan yang lebih besar untuk menentukan
anggarannya sendiri.
Dalam sistem anggaran kiner"a! setiap usulan program! kegiatan! dan
anggaran satuan ker"a dinilai ke3a"arannya dengan menggunakan $tandar
7nalisa 6elan"a $76. Untuk menge4aluasi kiner"a suatu program atau
kegiatan perlu dilakukan analisa hubungan antara alokasi biaya dengan
tingkat pen)apian yang dihasilkan. &e3a"aran biaya yang dianggarkan
berkaitan dengan dua aspek! yaitu kaitan antara biaya yang dianggarkan
dengan tolak ukur dan kaitan antara anggaran biaya dengan harga satuan unit
biaya standar biaya. &edua aspek ini mempengaruhi penetapan $76 setiap
program atau kegiatan yang diusulkan.
E. Kesim"lan %an Rekomen%asi
7nggaran daerah dalam konteks otonomi dan desentralisasi menduduki
posisi yang sangat penting. Namun saat ini kualitas peren)anaan anggaran daerah
yang di gunakan masih relati, lemah. Proses peren)anaan anggaran daerah dengan
paradigma lama )endrung lebih dominan. mampuan pemerintah daerah dalam
meningkatkan penerimaan daerah se)ara berkesinambungan! sementara di pihak
lain pengeluaran terus meningkat se)ara dinamis! tetapi tidak disertai dengan
penentuan skala prioritas dan besarnya pla,on anggaran.
Untuk menghindari permasalahan yang timbul di atas dan agar
pengeluaran anggaran daerah berdasarkan pada ke3a"aran ekonomi! e,esiensi dan
e,ekti,! maka anggaran daerah harus disusun berdasarkan kiner"a! dengan
demikian anggaran daerah akan lebih transparan! adil dan dapat di
pertanggung"a3abkan. 7gar setiap perangkat daerah satuan ker"a dapat
menyusun anggarannya! pemerintah daerah melalui Tim 7nggaran =ksekuti,
menerbitkan Pedoman Penyusunan Usulan Program! &egiatan dan 7nggaran
$atun &er"a berdasarkan prinsip-prinsip kiner"a dengan Peraturan &epala Daerah
yang meliputi arah dan &ebi"akan 7P6D! $trategi dan Prioritas 7P6D! $tandar
7nalisa 6iaya dan ,ormulir yang digunakan oleh satuan ker"a untuk menyusun
usulan program! kegiatan dan anggarannya.
7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah
23/24
=nge4aluasi kiner"a suatu program atau kegiatan perlu dilakukan dengan
analisa hubungan antara alokasi biaya input dengan tingkat pen)apaian yang
dihasilkan output. 7lokasi belan"a ke dalam akti4itas untuk menghasilkan
output seringkali tanpa alasan dan "usti,ikasi yang kuat. Untuk itu dibutuhkan
$tandar 7nalisis 6elan"a $76. $76 mendorong penetapan biaya dan
pengalokasian anggaran kepada setiap akti4itas unit ker"a men"adi lebih logis dan
mendorong di)apainya e,isiensi se)ara terus-menerus karena adanya
pembandingan benchmarking biaya per unit setiap output dan diperoleh
praktek-praktek terbaik best practices dalam desain akti4itas.
DA&TAR PUSTAKA
6astian! Indra. 2%.&kuntansi !ektor ublik !uatu engantar. Jakarta0 =rlangga.
alim! 7bdul C Damayanti! Theresia. 2/engelolaan 'euangan aerah (!eri
Bunga ampai #ana*emen 'euangan aerah). Eogyakarta0 UPP 7P E&PN.
ahmudi. 2/.&nalisis Laporan 'euangan emerintah aerah. Eogyakarta0 UPP
$TI E&PN.
ardiasmo. 22 +tonomi #ana*emen 'euangan aerah. Eogyakarta0 7ndi8,,set.
Pusat 7ntar ad"ah ada. 2.Bina Teknis
#ana*emen !trategik Teknik enganggaran%'euangan. Eogyakarta0
Uni4ersitas >ad"ah ada.
5eksohadiprod"o! $ukanto. 2.-konomi ublik. Eogyakarta0 6P.
5epublik Indonesia. 1999. ndang/ndang 0o. 11 Tahun 2333 tentangemerintahan aerah. Jakarta.
HHHHH. 1999. ndang/ndang 0o. 14 Tahun 2333 tentang emerintahan aerah.Jakarta.
HHHHH. 2(. ndang/ndang 0o. 51 Tahun 1667 tentang emerintahan aerah.Jakarta.
HHHHH. 2(. ndang/ndang 0o. 55 Tahun 1667 tentang erimbangan
'euangan antara emerintah usat dan emerintah aerah! Jakarta.
7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah
24/24
Eu3ono! $ony. dkk. 2;. #emahami &B dan ermasalahannya (anduan
engelolaan 'euangan aerah). alang0 6anyumedia Publishing.