Top Banner

of 24

Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah

Apr 13, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah

    1/24

    IMPLEMENTASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    A. Latar Belakang Masalah

    Pembangunan daerah sebagai bagian dari pembangunan nasional tidak

    dapat dilepaskan dari aspek otonomi daerah. Pelaksanaan otonomi daerah di

    Indonesia pertama kali diatur berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999

    tentang Pemerintah Daerah yang mulai diberlakukan pada tanggal 1 Januari 21.

    Dalam Undang-Undang ini! telah dilakukan pengka"ian atas kebi"akan tentang

    berlakunya otonomi daerah bagi propinsi! kabupaten#kota dan desa. $ebagai

    konsekuensi dari pemberian otonomi daerah yang luas! pemerintah pusat

    kemudian mengeluarkan Undang-Undang Nomor 2% Tahun 1999 tentang

    Perimbangan &euangan Pemerintah Pusat dan Daerah.

    Penegasan pelaksanaan otonomi daerah semakin nyata dengan

    diterbitkannya Undang-Undang Nomor '2 Tahun 2( tentang Pemerintah

    Daerah! dan Undang-Undang Nomor '' Tahun 2( tentang Perimbangan

    &euangan Pemerintah Pusat dan Daerah. &eberadaan kedua undang-undang ini

    ditu"ukan untuk memperbaharui Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan

    Undang-Undang Nomor 2% Tahun 1999. Undang-Undang Nomor '2 Tahun 2(

    tentang Pemerintah Daerah men)oba mengatasi beberapa kelemahan materiilUndang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang dibuat se)ara *darurat+ menanggapi

    tuntutan re,ormasi alim dan Damayanti! 2/0 2.

    enurut Undang-Undang Nomor '' Tahun 2( tentang Pemerintah

    Daerah! otonomi daerah merupakan hak! 3e3enang dan ke3a"iban daerah

    otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusah pemerintahan dan

    kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan

    yang berlaku. $istem pemerintahan dengan otonomi daerah menganut asas

    desentralisasi! dekosentrasi dan tugas pembantuan yang dilaksanakan se)ara

    bersama-sama. Untuk me3u"udkan pelaksanaan asas desentralisasi tersebut maka

    dibentuklah daerah otonom yang terbagi dalam daerah pro4insi! daerah kabupaten

    dan daerah kota yang bersi,at otonom. $esuai dengan ketentuan bab 1 pasal 1

    Undang-Undang Nomor '' Tahun 2( dikatakan bah3a daerah otonom!

    selan"utnya disebut daerah! adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai

    batas-batas 3ilayah yang ber3enang mengatur dan mengurus urusan

    pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri

    berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem negara kesatuan 5epublik

  • 7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah

    2/24

    Indonesia. Dengan demikian! pembentukan daerah otonom dimaksudkan agar

    daerah yang bersangkutan dapat berkembang sesuai dengan kemampuannya

    sendiri yang tidak bergantung kepada pemerintah pusat.

    Daerah otonom harus mempunyai kemampuan sendiri untuk mengurus

    dan mengatur rumah tangganya sendiri melalui sumber-sumber pendapatan yang

    dimiliki. al ini meliputi semua kekayaan yang dikuasai oleh daerah dengan

    batas-batas ke3enangan yang ada dan selan"utnya digunakan untuk membiayai

    semua kebutuhan dalam rangka penyelenggaraan urusan rumah tangga daerah

    yang bersangkutan. 6erdasarkan landasan tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan

    bah3a untuk dapat men"alankan ke3a"iban dengan sebaik-baiknya! maka suatu

    daerah sangat memerlukan adanya sumber pendapatan yang berasal dari daerahtersebut.

    enurut Undang-Undang Nomor '2 Tahun 2( tentang Pemerintah

    Daerah dinyatakan bah3a pendapatan daerah merupakan semua hak daerah yang

    diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran

    yang bersangkutan. $ebelum pelaksanaan otonomi daerah diketahui bah3a

    terdapat ketergantungan yang )ukup besar dari daerah kepada pemerintah pusat.

    &etergantungan tersebut telah menyebabkan kreati4itas pemerintah daerah dalam

    mengelola sumber-sumber ekonomi tidak dapat berkembang se)ara optimal.

    &onsekuensi yang di)iptakan oleh tingginya ketergantungan daerah terhadap

    penerimaan dari pusat antara lain adalah rendahnya peranan pendapatan daerah

    dan rendahnya kemampuan pendapatan daerah dalam membiayai pengeluaran

    daerah. &ondisi seperti ini yang kemudian dapat menyulitkan pemerintah daerah

    untuk melaksanakan otonomi daerah se)ara nyata.

    Dalam penyelenggaraan pemerintah daerah otonom! tidak dapat terlepas

    dari persoalan pembiayaan dan penganggaran. 7spek keuangan merupakan salah

    satu modal dasar bagi pemerintah daerah dalam membiayai belan"a daerah.

    Namun demikian pendapatan daerah yang merupakan komponen penting dalampendapatan daerah masih terbilang rendah di sebagian besar daerah di Indonesia.

    8leh karena itu! pemerintah daerah harus mampu meman,aatkan sumber dan

    potensi keuangan yang dimiliki serta mengadakan usaha menggali sumber-

    sumber keuangan guna meningkatkan pendapatan daerahnya. &etelitian

    menangkap peluang yang ada dan membudayakan potensi alam setempat men"adi

    hal penting untuk meningkatkan pendapatan. Usaha ini dinilai dapat memberikan

  • 7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah

    3/24

    hasil untuk meningkatkan pendapatan daerah yang merupakan pilar pokok

    kemandirian keuangan daerah.

    Pendapatan daerah terdiri atas tiga komponen! yaitu 1 Pendapatan 7sli

    Daerah! 2 pendapatan trans,er! dan ' pendapatan lain-lain yang sah ahmudi!

    2/0 /. Dalam pelaksanaan otonomi daerah! sumber keuangan yang berasal

    dari Pendapatan 7sli Daerah P7D lebih penting dibandingkan dengan sumber-

    sumber diluar Pendapatan 7sli Daerah. al ini disebabkan karena pendapatan asli

    daerah dapat dipergunakan sesuai dengan prakarsa dan inisiati, daerah sedangkan

    bentuk pemberian pemerintah non-P7D si,atnya lebih terikat. Dengan

    penggalian dan peningkatan pendapatan asli daerah diharapkan pemerintah daerah

    "uga mampu meningkatkan kemampuannya dalam penyelenggaraan urusandaerah.

    $e"alan dengan pemberian urusan kepada daerah termasuk sumber

    keuangannya! maka menurut pasal 1%/ Undang-Undang Nomor '2 Tahun 2(

    di)antumkan bah3a sumber-sumber pendapatan daerah terdiri atas0 1

    Pendapatan 7sli Daerah! yaitu0 a hasil pa"ak daerah! b hasil retribusi daerah!

    ) hasil perusahaan milik daerah! hasil pengelolaan kekayaan daerah dan d lain-

    lain pendapatan daerah yang sah! 2 Dana Perimbangan! ' Pin"aman daerah!

    dan ( :ain-lain pendapatan daerah yang sah. 6erdasarkan pen"elasan diatas

    diketahui bah3a dengan pelaksanaan otonomi daerah! untuk dapat mengatur dan

    mengurus pemerintahannya sendiri maka suatu daerah harus mampu

    meningkatkan kemandirian dengan meman,aatkan sumber-sumber keuangan yang

    berasal dari pendapatan asli daerah. al ini dapat "uga diartikan bah3a

    pendapatan asli daerah merupakan salah satu komponen pendapatan daerah yang

    harus dikembangkan karena dapat memberikan kontribusi yang )ukup besar bagi

    kemandirian dan keberhasilan pelaksanaan otonomi di daerah.

    Untuk menghasilkan peren)anaan yang baik dalam pengelolaan keuangan

    daerah yang sesuai dengan tuntutan masyarakat! maka 7nggaran Pendapatan dan6elan"a Daerah 7P6D harus mampu memberikan gambaran yang "elas tentang

    besarannya anggaran belan"a di berbagai sektor! dengan mempertimbangkan

    kondisi! potensi dan aspirasi masyarakat yang telah disusun berdasarkan 5enstra.

    enurut ardiasmo 220 2 re,ormasi anggaran meliputi proses penyusunan!

    pengesahan! pelaksanaan dan pertanggung"a3aban anggaran. ardiasmo 220

    2 selan"utnya men"elaskan bah3a budgeting reform adalah perubahan dari

    traditional budget ke performance budget. Traditional budget didominasi oleh

  • 7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah

    4/24

    penyusunan anggaran yang bersi,at line item dan incrementalism! yaitu proses

    penyusunan anggaran yang hanya berdasarkan pada besarnya realisasi anggaran

    tahun sebelumnya! konsekuensinya tidak ada perubahan mendasar anggaran baru.

    7nggaran traditional budget seringkali bertentangan dengan kebutuhan

    riil dan kepentingan masyarakat. akin kuatnya tuntutan masyarakat akan

    peningkatan mutu pelayanan publik! maka penyusunan dan pengelolaan anggaran

    daerah diharapkan berorientasi pada pen)apaian hasil atau kiner"a. Dengan

    per,orman)e budget maka kiner"a tersebut harus men)erminkan pada e,isiensi dan

    e,ekti4itas pelayanan publik. 7kuntabilitas mempunyai peran yang sangat penting

    karena menyangkut prinsip pertanggung"a3aban publik! dalam hal ini proses

    penganggaran mulai dari peren)anaan! penyusunan! dan pelaksanaan harus benar-benar dapat dilaporkan dan dipertanggung"a3abkan kepada De3an Per3akilan

    5akyat Daerah DP5D dan masyarakat.

    $istem peren)anaan daerah merupakan dokumen-dokumen yang sangat

    penting karena ber,ungsi sebagai arahan dan pedoman dalam peren)anaan

    pembangunan daerah! baik yang berupa "angka pan"ang! "angka menengah dan

    tahunan. Dokumen-dokuemen peren)anaan daerah tersebut dapat men"amin

    adanya konsistensi peren)anaan dan komitmen terhadap pemilihan program dan

    kegiatan prioritas daerah yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah. :emahnya

    peren)anaan "uga diikuti dengan ketidakmampuan Pemerintah Daerah dalam

    meningkatkan penerimaan daerah se)ara berkesinambungan! sementara di pihak

    lain pengeluaran terus meningkat se)ara dinamis! tetapi tidak disertai dengan

    penentuan skala prioritas dan besarnya pla,on anggaran. &eadaan tersebut pada

    akhirnya memun)ulkan kemungkinan underfinancing atau overfinancing! yang

    semuanya mempengaruhi tingkat e,isiensi dan e,ekti,itas unit-unit ker"a

    pemerintah daerah ardiasmo! dkk! 20 9.

    $e"alan dengan tuntutan akuntabilitas publik tersebut! pemerintah

    mengeluarkan peraturan perundangan khusus di bidang pengelolaan keuangandaerah! diantaranya Peraturan Pemerintah PP Nomor %; tahun 2 tentang

    Pengelolaan &euangan Daerah! Permendagri Nomor 1' tahun 2 tentang

    Pedoman Pengelolaan &euangan Daerah! Peraturan Pemerintah Nomor ; Tahun

    2 tentang Pelaporan &euangan dan &iner"a Instansi Pemerintah. Dengan

    demikian dalam penerapannya akan membutuhkan suatu artikulasi yang "elas

    mengenai misi! tu"uan! sasaran yang akan diukur dan berhubungan dengan hasil

    program.

  • 7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah

    5/24

    enurut Undang-undang Nomor 2% Tahun 2( tentang $istem

    Peren)anaan Pembangunan Nasional! pemerintah daerah diisyaratkan untuk

    membuat dokumen peren)anan daerah yaitu 5en)ana Pembangunan Jangka

    Pan"ang 5PJP Daerah! 5en)ana Pembangunan Jangka enengah 5PJ

    Daerah! dan 5en)ana &er"a Pemerintah Daerah 5&PD. Dokumen peren)anaan

    daerah tersebut diupayakan tidak menyimpang dari 5PJP Nasional! namun

    dimungkinkan adanya penekanan prioritas pembangunan yang berbeda antar satu

    daerah dengan daerah lain sesuai dengan kebutuhan dan potensi daerah.

    $edangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor %; Tahun 2% tentang

    Pengelolaan &euangan Daerah! pemerintah daerah bersama-sama dengan DP5D

    menetapkan arah dan kebi"akan umum 7P6D! prioritas dan pla,on anggaransementara! setelah itu menuangkan dalam nota kesepakatan yang ditandatangani

    bersama antara kepala daerah dan pimpinan DP5D. Nota kesepakatan tersebut

    sebagai dasar penerbitan pedomanan penyusunan 5en)ana &er"a dan 7nggaran

    $atuan &er"a Perangkat Daerah 5&7 $&PD.

    P7U- 2 menyebutkan dalam suatu siklus atau proses

    anggaran dikenal ( tahap kegiatan! yaitu0 1 peren)anaan dan persiapan! 2

    rati,ikasi! ' implementasi! dan ( e4aluasi. Peren)anaan anggaran merupakan

    arahan kebi"akan di bidang anggaran yang diter"emahkan melalui serangkaian

    tu"uan dan sasaran yang akan di)apai pada suatu periode tertentu dengan

    menggunakan se"umlah sumber daya yang dinyatakan dalam satuan uang.

    Peren)anaan anggaran "uga harus mampu melakukan penilaian kebutuhan!

    menentukan skala prioritas! memperkirakan penerimaan dan pengeluaran! serta

    indi)ator kiner"a yang akan di)apai. Untuk me3u"udkan hal tersebut maka

    dibutuhkan suatu model yang dipakai untuk menghasilkan alokasi dana yang

    akurat dan bagi setiap unit ker"a untuk melaksnakan prinsip '= se)ara

    berkesinambungan. odel yang dimaksud adalah $tandar 7nalisa 6elan"a yaitu

    standar atau pedoman yang digunakan untuk menganalisis ke3a"aran beban ker"aatau biaya setiap program atau kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu satuan

    ker"a dalam satu tahun anggaran.

    Penilaian terhadap ke3a"aran beban ker"a usulan program! atau kegiatan

    dalam hal ini dikaitkan dengan kebi"akan anggaran! komponen dan tingkat

    pelayanan yang akan di)apai! "angka 3aktu pelaksanaan serta kapasitas satuan

    ker"a untuk melaksanakannya. &e3a"aran biaya yang dianggarkan berkaitan

    dengan dua aspek! yaitu 1 kaitan antara biaya yang dianggarkan dengan tolak

  • 7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah

    6/24

    ukur kiner"a! dan 2 kaitan antara anggaran biaya dengan harga satuan unit biaya

    standar biaya. 7gar setiap $&PD dapat menyusun anggarannya! pemerintah

    daerah melalui tim 7nggaran =ksekuti, menerbitkan Pedoman Penyusunan

    Usulan Program! &egiatan dan 7nggaran $atuan &er"a berdasarkan prinsip-

    prinsip kiner"a dengan Peraturan &epala Daerah yang meliputi &ebi"akan Umum

    7P6D &U7! Prioritas dan Pla,on 7nggaran $ementara PP7$! $tandar 7nalisa

    6elan"a! $tandar $atuan 6elan"a &ade 5ekening 7P6D dan ,ormat 5&7 $&PD

    yang digunakan oleh satuan ker"a untuk menyusun usulan program! kegiatan dan

    anggarannya. Untuk menge4aluasi kiner"a suatu program atau kegiatan perlu

    dilakukan analisa hubungan antara alokasi biaya input dengan tingkat pen)apian

    yang dihasilkan output.Perubahan mendasar dalam pengelolaan keuangan daerah telah ter"adi

    menyusul terbitnya &epmendagri Nomor 29 Tahun 22 tentang Pedoman

    Pengurusan! Pertanggung"a3aban! dan Penga3asan &euangan Daerah! serta Tata

    ?ara Penyusunan 7P6D! Pelaksanaan Tata Usaha &euangan Daerah dan

    Penyusunan Perhitungan 7P6D. $alah satu perubahan tersebut adalah adanya

    anggaran berbasis kiner"a dan hilangnya klasi,ikasi anggaran rutin dan

    pembangunan. Dalam rangka menindaklan"uti &epmendagri tersebut! Pemerintah

    Daerah di Indonesia telah menerbitkan berbagai Perda sebagai Pedoman

    Penatausahaan dan Pelaksanaan 7nggaran Pendapatan dan 6elan"a di daerahnya

    masing-masing. Perda tersebut antara lain mengatur hal-hal pokok! seperti0 1

    Pedoman umum! 2 Tahap Persiapan Pelaksanaan 7P6D! ' Tahap pelaksanaan

    7P6D! ( Tahap pengendalian pelaksanaan 7P6D! % Perubahan 7P6D dan

    Perhitungan 7P6D.

    Pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya harus dilaksanakan

    berdasarnya prinsip-prinsip tertentu! yaitu hemat! tidak me3ah! e,isien! e,ekti,

    terarah! terkendali! transparan dan akuntanbel. Permasalahan yang dihadapi

    adalah implementasi prinsip pelaksanaan 7P6D tersebut seringkali belumber"alan dengan optimal. 6erdasarkan latar belakang tersebut perlu dilakukan

    pengka"ian lebih lan"ut mengenai implementasi pengelolaan keuangan daerah di

    Indonesia! terkait dengan pelaksanaan otonomi daerah dan peningkatan anggaran

    belan"a yang sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan yang diharapkan.

    B. Permasalahan

    $eluruh daerah di Indonesia yang sedang berupaya untuk meningkatkan

    kemandirian daerah serta kese"ahteraan masyarakatnya melalui peningkatan

  • 7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah

    7/24

    perekonomian daerah dengan peman,aatan sumber-sumber keuangan daerah agar

    dapat meningkatkan Pendapatan 7sli Daerah P7D. Upaya tersebut tidak terlepas

    dari adanya kebi"akan mengenai pengelolaan keuangan daerah setelah

    pelaksanaan otonomi. $alah satu sumber yang diman,aatkan pemerintah daerah

    dalam upaya peningkatan tersebut adalah melalui upaya peningkatan pendapatan

    asli daerah P7D. 8leh karena itu! daerah harus mampu melakukan pengelolaan

    yang e,ekti, dan e,isien terhadap sumber-sumber keuangannya.

    Pengelolaan yang baik terhadap sumber-sumber keuangan daerah tentunya

    "uga tidak terlepas dari penyusunan anggaran belan"a. Penyusunan anggaran

    belan"a sangat berpengaruh terhadap mutu pelayanan publik untuk memenuhi

    tuntutan dari masyarakat. engingat pentingnya penyusunan anggaran belan"abagi peningkatan mutu kualitas pelayanan publik di daerah! maka perlu dilakukan

    pembahasan yang lebih mendalam mengenai implementasi pengelolaan keuangan

    daerah terkait dengan kemandirian daerah dan penyusunan anggaran belan"a.

    Permasalahan yang akan dika"i adalah0 *6agaimanakah implementasi pengelolaan

    keuangan daerah terkait dengan kemandirian dan penyusunan anggaran belan"a di

    daerah@+

    C. Kerangka Teori

    1. Prinsi Pen!elenggaraaan Pengelolaan Ke"angan Daerah

    a. Desentralisasi

  • 7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah

    8/24

    $ebaliknya! proporsi total pengeluaran pemerintah daerah melalui 7P6D

    akan meningkat ta"am. Perubahan ini akan tampak apabila dibandingkan

    dengan alokasi dana ke daerah pada tahun 2 yang meliputi dana rutin

    dan dana pembangunan. Perubahan ini se)ara langsung maupun tidak

    langsung akan turut berpengaruh terhadap mana"emen kebi"akan ,iskal.

    $emakin besar dana yang ditrans,er ke daerah! semakin terbatas "umlah

    dana yang ditrans,er ke daerah! semakin terbatas "umlah dana yang dapat

    dialokasikan bagi kegiatan pemerintah pusat. $elan"utnya! pemerintah

    daerah akan memperoleh ruang gerak yang lebih luas untuk berperan

    dalam menentukan ,ormulasi yang diperoleh dari hak otonomi dan

    desentralisasi.b. Dana Perimbangan

    Undang-Undang Nomor 2% Tahun 1999 tentang Perimbangan

    &euangan 7ntara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah mengatur hal-

    hal yang berkenaan dengan keuangan negara dan daerah utamanya bagi

    hasil penerimaan negara dan trans,er dana dari pemerintah pusat 7P6N

    kepada pemerintah daerah 7P6D. Dana perimbangan yang terdiri dari

    P66! 6PT6! $D7! D7U! dan D7&. Dana perimbangan terdiri dari0

    1) 6agian daerah dari penerimaan Pa"ak 6umi dan 6angunan! 6ea

    Perolehan ak atas Tanah dan 6angunan dan penerimaan dari

    $umber Daya 7lam.

    2) Dana 7lokasi Umum.

    3) Dana 7lokasi &husus.

    Penerimaan negara dari P66 dibagi dengan imbangan 1A untuk

    pemerintah pusat dan 9A untuk daerah. Penerimaan negara dari 6PT6

    2A untuk pemerintah pusat dan untuk daerah. 1 A penerimaan P66 dan

    2A penerimaan 6PT6 yang men"adi bagian dari pemerintah pusat dan

    9A dibagikan kepada seluruh kabupaten dan kota. Dana 7lokasi Umum!ditetapkan sekurang-kurangnya 2%A dari Penerimaan Dalam Negeri yang

    ditetapkan dalam 7P6N. Dana 7lokasi Umum untuk daerah pro4insi dan

    untuk daerah kabupaten7ota ditetapkan masing-masing 1A dan 9A dari

    Dana 7lokasi Umum yang telah ditetapkan. Dalam hal ini ter"adi

    perubahan ke3enangan di antara daerah pro4insi dan untuk daerah

    kabupaten#kota! persentase Dana 7lokasi Umum untuk daerah pro4insi

  • 7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah

    9/24

    dan untuk daerah kabupaten dan kota disesuaikan dengan perubahan

    tersebut.

    Dana 7lokasi Umum untuk daerah pro4insi tertentu ditetapkan

    berdasarkan perkalian "umlah Dana 7lokasi Umum untuk seluruh daerah

    pro4insi yang ditetapkan dalam 7P6N dengan porsi daerah pro4insi yang

    bersangkutan. Porsi daerah pro4insi yang bersangkutan merupa-kan

    proporsi bobot daerah pro4insi yang bersangkutan terhadap "umlah bobot

    semua daerah pro4insi di seluruh Indonesia. Dana 7lokasi Umum lintuk

    suatu daerah kabupaten#kota tertentu ditetapkan berdasarkan perkalian

    "umlah Dana 7lokasi Umum untuk seluruh daerah kabupaten#kota

    merupakan proporsi bobot daerah kabupaten#kota yang bersangkutanterhadap "umlah bobot semua daerah kabupaten#kota di seluruh Indonesia.

    6obot daerah ditetapkan berdasarkan0

    1) kebutuhan 3ilayah otonomi daerah

    2) potensi otonomi daerah

    Dana 7lokasi &husus dapat dialokasikan dari 7P6N kepada

    daerah tertentu untuk membantu biaya kebutuhan khusus dengan

    memperhatikan tersedianya dana dari 7P6N. &ebutuhan khusus itu

    adalah0

    1) kebutuhan yang tidak bisa diperkirakan dengan menggunakan rumus

    alokasi umum dan atau

    2) kebutuhan yang merupakan komitmen yang berasal atau prioritas

    nasional

    Dana 7lokasi &husus termasuk yang berasal dari dana reboisasi.

    Dana reboisasi dibagi dengan perimbangan0

    1) (A dibagikan kepada daerah penghasil sebagai Dana 7lokasi &husus

    2) A untuk pemerintah pusat

    &e)uali dalam rangka reboisasi! daerah yang mendapatpembiayaan kebutuhan khusus! menyediakan dana pendamping dari

    7P6D sesuai dengan kemampuan daerah yang bersangkutan.

    1) Dana 6agi asil

    elalui Undang-Undang Nomor 2% Tahun 1999! "enis

    penerimaan yang dibagihasilkan diperluas! sehingga meliputi bagi

    hasil atas penerimaan sumber daya alam yang terdiri dari penerimaan

  • 7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah

    10/24

    minyak bumi! gas alam! pertambangan umum! kehutanan! perikanan!

    dan penerimaan pa"ak yang terdiri dari P66 dan 6PT6.

    elalui bagi hasil penerimaan negara tersebut! diharapkan

    potensi penerimaan daerah men"adi semakin meningkat dan daerah

    merasakan bah3a haknya atas peman,aatan sumber daya alam yang

    dimiliki masing-masing daerah diperhatikan oleh pemerintah pusat.

    Dengan sistem pembagian yang didasarkan atas daerah asal (by

    origin), sebagian penerimaan yang diper-oleh dari daerah penghasil

    harus diberikan dan dinikmati oleh daerah penghasil yang

    bersangkutan.

    Dapat dimaklumi! pembagian hasil penerimaan pa"ak dansumber daya alam tersebut yang berdasarkan daerah asal itu )enderung

    menimbulkan ter"adinya ketimpangan antara daerah. al ini

    disebabkan hanya beberapa daerah sa"a yang memiliki sumber daya

    alam yang signi,ikan! seperti minyak bumi! gas alam! dan kehutanan!

    sedangkan daerah lain tidak memilikinya. 6egitu pula dengan potensi

    penerimaan daerah dari P66! 6PT6! dan PPh perseorangan. 8leh

    sebab itu! peranan D7U men"adi sangat strategis untuk dapat

    men)iptakan keseimbangan dan pemerataan antar daerah se)ara

    menyeluruh.

    2) Dana 7lokasi Umum

    Dana 7lokasi Umum merupakan trans,er dari pusat kepada

    daerah yang bersi,at block grant yang ke3enangan pengaturan dan

    penggunaannya diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah daerah

    dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah. 6esarnya Dana

    7lokasi Umum ditetapkan minimal 2%A dari Penerimaan Dalam

    Negeri PDN. PDN yang akan dibagihasilkan kepada daerah adalah

    PDN netto! yaitu PDN bruto dikurangi dengan penerimaan yang telahdibagihasilkan termasuk dana reboisasi.

    D7U merupakan komponen terbesar dalam dana perimbangan

    dan peranannya sangat strategis dalam men)iptakan pemerataan dan

    keadilan antar daerah. Proporsinya yang )ukup besar dan ke3enangan

    peman,aatan yang luas sekaligus akan memberikan makna otonomi

    yang lebih nyata bagi pelaksanaan pemerintahan di daerah. Dalam

    rangka ter)iptanya ob"ekti4itas dan keadilan dalam pembagian D7U

  • 7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah

    11/24

    kepada daerah pro4insi dan daerah kabupaten#kota! maka penetapan

    ,ormula distribusi D7U ditetapkan oleh De3an Pertimbangan

    8tonomi Daerah DP8D yang anggotanya terdiri dari enteri Dalam

    Negeri dan 8tonomi Daerah! enteri &euangan dan Pembinaan

    6UN! $ekretaris Negara! menteri lain sesuai kebutuhan! per3akilan

    asosiasi pemerintah daerah dan 3akil-3akil daerah yang dipilih oleh

    DP5D.

    3) Dana 7lokasi &husus

    Dana 7lokasi &husus termasuk di dalamnya (A dari dana

    reboisasi. 6erbeda dengan dana bagi hasil dan D7U! ke3enangan

    dalam pengalokasian D7& relati, terbatas karena.dana tersebut padadasarnya dikaitkan dengan pembiayaan kegiatan tertentu (earmaking)

    termasuk kegiatan reboisasi. Dana tersebut dimaksudkan untuk

    membiayai kebutuhan yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya

    dengan menggunakan rumus D7U! serta pembiayaan proyek yang

    merupakan komitmen atau prioritas nasional.

    D7& dialokasikan kepada daerah tertentu berdasarkan usul

    kegiatan dan sumber-sumber pembiayaan yang dia"ukan oleh daerah

    kepada enteri Teknis! sedangkan pengalokasian D7& ditetapkan

    oleh enteri &euangan dengan memperhatikan pertimbangan enteri

    Teknis#Instansi yang terkait yang membidangi peren)anaan

    pembangunan nasional. Untuk memperoleh D7&! daerah di3a"ibkan

    untuk menyediakan dana pendamping minimal 1A dari total yang

    dia"ukan yang disediakan dari 7P6D.

    4) Pin"aman Daerah

    Daerah dapat melakukan pin"aman dari sumber dalam negeri

    untuk membiayai sebagian anggarannya di samping itu daerah pun

    dapat melakukan pin"aman dari sumber luar negeri melalui pemerintahpusat. Daerah dapat melakukan pin"aman "angka pan"ang untuk

    membiayai pembangunan prasarana yang merupakan aset daerah dan

    dapat menghasilkan penerimaan untuk membayar kembali pin"aman

    itu! serta memberikan man,aat bagi pelayanan masyarakat.

    Daerah dapat melakukan pin"aman "angka pendek untuk

    pengaturan arus kas dalam rangka pengelolaan kas daerah. Pin"aman

    daerah tersebut dilakukan dengan persetu"uan DP5D dengan

  • 7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah

    12/24

    memperhatikan kemam-puan daerah untuk memenuhi ke3a"ibannya.

    $etiap per"an"ian pin"aman yang dilakukan oleh daerah diuniumkan

    dalam :embaran Daerah! agar setiap orang dapat mengetahuinya.

    Daerah dilarang melakukan pin"aman daerah yang menyebabkan

    terlampauinya batas "umlah pin"aman yang ditetapkan. Daerah

    dilarang melakukan per"an"ian yang bersi,at pen"aminan sehingga

    mengakibatkan beban atas keuangan daerah. Pelanggaran terhadap

    ketentuan tersebut dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-

    undangan yang berlaku.

    $emua pembayaran yang men"adi ke3a"iban daerah atas

    pin"aman daerah merupakan salah satu prioritas dalam pengeluaran7P6D. 7pa-bila daerah tidak memenuhi ke3a"iban Bpembayaran atas

    pin"aman daerah dari pemerintah! pemerintah dapat memperhitungkan

    ke3a"iban tersebut dengan D7U kepada daerah. Pelaksanaan

    pin"aman daerah sebagaimana dimaksud di atas diatur lebih lan"ut

    dengan Peraturan Pemerintah PP.

    5) Dana Darurat

    Dalam hal untuk keperluan yang mendesak kepada daerah

    tertentu diberikan dana darurat yang berasal dari 7P6N. Prosedur dan

    tata )ara penyaluran dana darurat sesuai dengan ketentuan yang

    berlaku bagi 7nggaran Pendapatan dan 6elan"a Daerah 7P6D.

    6) &eterlibatan$3asta

    $ekalipun diproyeksikan ter"adi peningkatan kemampuan

    keuangan dan makin besar diskresi daerah dalam bidang anggaran!

    kita dihadapkan semakin banyaknya ,ungsi pemerintahan yang

    dimiliki oleh daerah! akan terdapat keterbatasan-keterbatasan tertentudalam penyediaan prasarana dan pemberian layanan kepada

    masyarakat. $esuai dengan paradigms good governance dan

    reiventing government dalam penyediaan prasarana dan pemberian

    layanan dapat melibatkan sektor s3asta dan komunitas setempat

    dengan tetap men"un"ung tinggi prinsip-prinsip keterbukaan! dapat

    dipertanggung "a3abkan dan keadilan bagi masing-masing pihak

    termasuk DP5D.

  • 7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah

    13/24

    Perlu dipahami! bah3a keterlibatan sektor s3asta dan

    komunitas dalam pembangunan dan pelayanan yang bersi,at lokalitas

    memiliki perbedaan yang sangat penting. $ektor s3asta berorientasi

    pada men)ari keuntungan! sehingga perilakunya dipandang sebagai

    selfish. $edangkan komunitas berorientasi pada nirlaba (nonprofit),

    sehingga pelakunya dipandang sebagai kolekti4itas. Dengan ikut serta

    keterlibatan sektor s3asta dan komunitas tersebut! beban pemerintah

    daerah men"adi ber-kurang. Peran pemerintah daerah tidak lagi sebagai

    pemberi pelayanan! tetapi sebagai pembenar pelayanan. 8leh sebab

    itu! organisasi pemerintah daerah tidak perlu bengkak dan ber"en"ang

    atau hierarkis.Dalam kehidupan demokratis dengan keterlibatan dan peran

    serta masyarakat! ke)enderungan pergeseran dari demokrasi

    per3akilan ke peran serta demokrasi. Dalam konteks inilah!peran

    komunitas dalam penyelenggaraan otonomi! baik dalam ,ormulasi

    maupun implementasi kebi"akan dapat beragam sesuai dengan saluran-

    saluran kran yang dapat dibuka oleh lembaga-lembaga pemerintahan

    setempat.

    2. Anggaran Daerah

    7nggaran merupakan ren)ana yang di3u"udkan dalam besaran uang!

    sedangkan penganggaran adalah proses untuk menyusun anggaran. Pada

    dasarnya! anggaran adalah sebuah ren)ana yang disusun dalam bentuk

    kuantitati, dalam satuan moneter untuk satu periode alim C Damayanti!

    2/0 1(. $atu periode anggaran biasanya adalah "angka 3aktu satu tahun.

    7nggaran dapat digunakan untuk mengetahui ren)ana! prioritas! target dan

    )ara memenuhi target pada suatu satuan ker"a. 8leh karena itu! anggaran dapat

    diiterpretasikan sebagai paket pernyataan! perkiraan! penerimaan dan

    pengeluaran yang diharapkan akan ter"adi dalam satu atau beberapa periodemendatang. Di dalam tampilannya! anggaran selalu menyertakan data

    penerimaan dan pengeluaran yang ter"adi dimasa lalu.

    $ebagai alat yang digunakan untuk membantu per3u"udan

    peren)anaan! maka anggaran memiliki ,ungsi! pengaruh dan tu"uan tertentu.

    7nggaran ber,ungsi sebagai berikut 6astian! 20 1(0

    a. 7nggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan ren)ana ker"a

  • 7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah

    14/24

    b. 7nggaran merupakan )etak biri akti4itas yang akan dilaksanakan dimasa

    mendatang

    c. 7nggaran sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai

    unit ker"a dan mekanisme ker"a antara atasan dan ba3ahan

    d. 7nggaran sebagai alat pengendalian unit ker"a

    e. 7nggaran sebagai alat moti4asi dan persuasi tindakan e,ekti, dan e,isien

    dalam men)apai 4isi organisasi

    f. 7nggaran merupakan instrument politik

    g. 7nggaran merupakan instrumen kebi"akan ,is)al.

    7nggaran ber,ungsi sebagai alat peren)anaan! alat pengendalian! dan

    alat e4aluasi. 7nggaran digunakan sebagai alat untuk menetapkan kehendakpemerintah untuk meningkatkan kese"ahteraan rakyat public welfare dengan

    "alan meman,aatkan sumberdaya dan dana untuk mendukung kegiatan

    pembangunan "angka pan"ang dalam bentuk anggaran tahunan annual

    budget. 7nggaran digunakan sebagai alat pengendalian yang e,ekti,!

    sehingga dilakukan se)ara melekat built in control dalam tubuh organisasi

    atas berlangsungnya pelaksanaan kegiatan. &iner"a setiap pelaksana kegiatan

    dapat diukur dan die4aluasi se)ara periodik maupun insidentil! yaitu0 1

    7pakah sudah sesuai dengan ren)ana kegiatan anggaran! 2 7pakah tidak

    menyimpang dari peraturan perundang-undangan! ' 7pakah sudah

    dilaksanakan se)ar e,isien! e,ekti, berdasarkan pembanding yang se"enis.

    Dalam pelaksanaannya anggaran dipengaruhi berbagai sistem politik!

    teori ekonomi! pendekatan mana"emen! akuntansi! dan administrasi publik.

    &arakteristik anggaran yang baik adalah berdasarkan pada program! pusat

    pertanggung"a3aban! serta dapat digunakan sebagai alat peren)anaan dan

    pengendalian. $istem penganggaran telah berkembang sesuai dengan

    pen)apaian kualitas yang semakin tinggi. Jenis-"enis anggaran dapat dilihat

    sebagaimana berikut 6astian! 20 10a. Line Item Budgeting! yaitu penyusunan anggaran yang didasarkan pada

    dan darimana dana berasal pos-pos penerimaan dan untuk apa dana

    tersebut digunakan pos-pos pengeluaran.

    b. Incremental Budgeting! adalah anggaran belan"a dan pendapatan yang

    memungkinkan re4isi selama tahun ber"alan! sekaligus sebagai dasar

    penentuan usulan anggaran periode tahun yang akan datang.

  • 7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah

    15/24

    c. lanning rogramming !ystem! adalah suatu proses peren)anaan!

    pembuatan program! dan penganggaran yang terkait dalam suatu sistem

    sebagai kesatuan yang bulat dan tidak terpisah-pisahkan dan didalamnya

    terkandung identi,ikasi tu"uan organisasi atas permasalahan yang mungkin

    timbul.

    d. "ero Based Budgeting! merupakan sistem anggaran yang didasarkan pada

    perkiraan kegiatan! bukan pada apa yang dilakukan di masa lalu.

    e. erformance Budgeting! adalah sistem penganggaran yang berorientasi

    pada output organisasi dan berkaitan sangat erat dengan 4isi! misi dan

    ren)ana strategis organisasi.

    f. #edium Term Budgeting $ramework! adalah suatu kerang strategikebi"akan pemerintah tentang anggran belan"a untuk departemen dan

    lembaga pemerintah non departemen.

    7nggaran daerah merupakan ren)ana ker"a pemerintah derah yang

    di3u"udkan dalam bentuk uang rupiah selama periode tertentu. 7nggaran

    digunakan sebagai alat untuk menentukan besarnya pendapatan dan

    pengeluaran! membantu pengambilan keputusan dan peren)anaan

    pembangunan! otorisasi pengeluaran dimasa yang akan datang! sumber

    pengembangan ukuran standar untuk e4aluasi kiner"a! dan sebagai alat untuk

    memoti4asi bagi semua akti4itas dari berbagai unit ker"a. 7rti penting

    anggaran daerah dapat dilihat dari aspek-aspek berikut ini alim C

    Damayanti! 2/0 1;0

    a. 7nggaran merupakan alat bagi Pemda untuk mengarahkan dan men"amin

    keseimbangan pembangunan serta meningkatkan kualitas hidup

    masyarakat.

    b. 7nggaran diperlukan karena adanya kebutuhan dan keinginan masyarakat

    yang tak terbatas dan terus berkembang sedangkan sumberdaya yang ada

    terbatas.7nggaran daerah 7P6D harus disusun berdasarkan struktur

    anggaran yang telah ditetapkan. $truktur anggaran daerah adalah sebagai

    berikut0

    a. Pendapatan daerah0 semua penerimaan daerah dalam periode tahun

    anggran tertentu yang men"adi hak daerah

    1) Pendapatan asli daerah

    2) Dana perimbangan

  • 7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah

    16/24

    3) :ain-lain pendapatan daerah yang sah.

    b. 6elan"a Daerah0 semua pengeluaran daerah dalam periode anggaran

    tertentu yang men"adi beban daerah

    1) 6elan"a pega3ai

    2) 6elan"a barang dan "asa

    3) 6elan"a modal

    4) 6unga

    5) $ubsidi

    6) ibah

    7) 6antuan $osial

    8) 6alan"a bagi hasil dan bantuan keuangan9) 6elan"a tidak terduga

    c. Pembiayaan0 transaksi keuangan daerah yang dimaksudkan untuk

    menutup selisih antara pendapatan daerah dan belan"a daerah.

    1) Penerimaan

    2) Pengeluaran

    7nggaran Pendapatan dan 6elan"a Daerah 7P6D pada hakekatnya

    merupakan salah satu instrumen kebi"akan yang dipakai sebagai alat untuk

    meningkatkan pelayanan umum dan kese"ahteraan masyarakatdi daerah.

    $e)ara lebih spesi,ik! ,ungsi anggaran daerah dalam proses pembangunan di

    daerah adalah P7U-$= U>! 20

    a. Instrumen politik

    7nggaran Daerah adalah salah satu instrumen ,ormal yang

    menghubungkan eksekuti, Daerah dengan tuntutan dan kebutuhan publik

    yang di3akili oleh legislati, Daerah.

    b. Instrumen kebi"akan ,is)al fiscal tool

    Dengan mengubah prioritas dan besar alokasi dana! anggaran

    daerah dapat digunakan untuk mendorong! memberikan ,asilitas danmengkoordinasikan kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat guna

    memper)epat pertumbuhan ekonomi daerah.

    c. Instrumen peren)anaan planning tool

    Didalam anggaran daerah disebutkan tu"uan yang ingin di)apai!

    biaya dan hasil yang diharapkan dari setiap kegiatan unit ker"a.

    d. Instrumen Pengendalian control tool

  • 7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah

    17/24

    7nggaran daerah berisi ren)ana penerimaan dan pengeluaran

    se)ara rin)i setiap unit ker"a. al ini dilakukan agar unit ker"a tidak

    melakukan overspending, underspendingatau mengalokasikan anggaran

    di bidang lain.

    D. Pem#ahasan

    1. Dera$at Desentralisasi %an Tingkat Keman%irian Daerah

    &emampuan daerah dalam melaksanakan otonomi dapat dilihat dari

    beberapa )iri. ?iri utama suatu daerah raampu melaksanakan otonomi adalah0

    a. &emampuan keuangan daerah! yang berarti daerah tersebut memiliki

    kemampuan dan ke3enangan untuk menggali sumber-sumber keuangan!

    mengelola dan menggunakan keuangannya sendiri untuk membiayaipenyelenggaraan pemerintahan.

    b. &etergantungan kepada bantuan pusat harus seminimal mungkin! oleh

    karena itu! P7D harus raen"adi sumber keuangan terbesar yang didukung

    oleh kebi"akan perimbangan keuangan pusat dan daerah.

    c. &emampuan keuangan daerah! yang berarti daerah tersebut memiliki

    kemampuan dan ke3enangan untuk menggali sumber-sumber keuangan!

    mengelola dan menggunakan keuangannya sendiri untuk membiayai

    penyelenggaraan pemerintahan.

    d. &etergantungan kepada bantuan pusat harus seminimal mungkin! oleh

    karena itu! P7D harus raen"adi sumber keuangan terbesar yang didukung

    oleh kebi"akan perimbangan keuangan pusat dan daerah.

    6eberapa )iri tersebut akan mempengaruhi pola hubungan antara

    pemerintah pusat dan daerah. $e)ara konseptual! pola hubungan keuangan

    antara pemerintah pusat dan daerah harus sesuai dengan kemampuan daerah

    dalam membiayai pelaksanaan pemerintahan. 8leh karena itu! untuk melihat

    kemampuan daerah dalam men"alankan otonomi daerah! salah satunya dapat

    diukur melalui kiner"a keuangan daerah. Dalam mengukur kiner"a keuangandaerah dapat digunakan dera"at otonomi ,iskal antara pemerintah pusat dan

    daerah. enurut 5eksohadiprod"o 20 1%% dera"at otonomi ,iskal daerah

    dapat diukur melalui Dera"at 8tonomi

  • 7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah

    18/24

    Dera"at 8tonomi

  • 7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah

    19/24

    7nggaran dengan pendekatan kiner"a mengutamakan upaya

    pen)apaian hasil ker"a atau output dari peren)anaan alokasi biaya atau input

    yang ditetapkan. 7nggaran kiner"a yang telah disusun memuat antara lain0

    a. $asaran yang diharapkan menurut ,ungsi belan"a

    b. $tandar pelayanan yang diharapkan dan perkiraan biaya satuan komponen

    kegiatan yang bersangkutan

    c. Persentase dari "umlah pendapatan 7P6D yang membiayai belan"a

    administrasi umum! belan"a operasi dan pemeliharaan! dan belan"a

    modal#pembangunan.

    7pabilai ditin"au dari de,inisi anggaran yang merupakan ren)ana

    keuangan yang se)ara sistimatis menun"ukkan alokasi sumber daya manusia!material! dan sumber daya lainnya maka berbagai 4ariasi dalam sistem

    penganggaran pemerintah dikembangkan untuk melayani berbagai tu"uan

    termasuk guna pengendalian keuangan! ren)ana mana"emen! prioritas dari

    penggunaan dana dan kepada publik. Penganggaran berbasis kiner"a

    diantaranya men"adi "a3aban untuk digunakan sebagai alat pengukuran dan

    pertanggung"a3aban kiner"a pemerintah.

    Penganggaran berbasis kiner"a merupakan metode penganggaran bagi

    mana"emen untuk mengaitkan setiap pendanaan yang dituangkan dalam

    kegiatan-kegiatan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan termasuk

    e,isisiensi dalam pen)apaian hasil dari keluaran tersebut. &eluaran dan hasil

    tersebut dituangkan dalam target kiner"a pada setiap unit ker"a. $edangkan

    bagaimana tu"uan itu di)apai! dituangkan dalam program diikuti dengan

    pembiayaan pada setiap tingkat pen)apaian tu"uan. Program pada anggaran

    berbasis kiner"a dide,inisikan sebagai instrumen kebi"akan yang berisi satu

    atau lebih kegiatan yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah#lembaga

    untuk men)apai sasaran dan tu"uan serta memperoleh alokasi anggaran atau

    kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah. 7kti4itastersebut disusun sebagai )ara untuk men)apai kiner"a tahunan. Dengan kata

    lain! integrasi dari ren)ana ker"a tahunan 5en"a $&PD yang merupakan

    ren)ana operasional dari 5enstra dan anggaran tahunan merupakan komponen

    dari anggaran berbasis kiner"a. =lemen-elemen yang penting untuk

    diperhatikan dalam penganggaran berbasis kiner"a adalah0

    a. Tu"uan yang disepakati dan ukuran pen)apaiannya.

  • 7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah

    20/24

    b. Pengumpulan in,ormasi yang sistimatis atas realisasi pen)apaian kiner"a

    diandalkan dan konsisten! sehingga dapat diperbandingkan antara biaya

    dengan prestasinya.

    c. Penyediaan in,ormasi se)ara terus menerus sehingga dapat digunakan

    dalam mana"emen peren)anaan! pemrograman! penganggaran dan

    e4aluasi.

    &ondisi yang harus disiapkan sebagai ,aktor pemi)u keberhasilan

    implementasi penggunaan anggaran berbasis kiner"a! yaitu0

    a. &epemimpinan dan komitmen dari seluruh komponen organisasi.

    b.

  • 7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah

    21/24

    dan tidak dibenarkan kegiatan#proyek yang belum#tidak tersedia

    anggarannya dalam 7P6D#perubahan 7P6D.

    c. &eadilan anggaran

    Pemerintah daerah 3a"ib mengalokasikan penggunaan

    anggarannya se)ara adil agar dapat dinikmati oleh seluruh kelompok

    masyarakat tanpa diskriminasi dalam pemberian pelayanan karena

    pendapatan daerah pada hakekatnya diperoleh melalui peran serta

    masyarakat.

    d. =,isiensi dan e,ekti,itas anggaran

    Penyusunan anggaran hendaknya dilakukan berlandaskan aFas

    e,isiensi! tepat guna! tepat 3aktu pelaksanaan! dan penggunaannya dapatdipertanggung"a3abkan. Dana yang tersedia harus diman,aatkan dengan

    sebaik mungkin untuk dapat menghasilkan peningkatan dan kese"ahteraan

    yang maksimal untuk kepentingan masyarakat.

    e. Disusun dengan pendekatan kiner"a

    7P6D disusun dengan pendekatan kiner"a! yaitu mengutamakan

    upaya pen)apaian hasil ker"a output%outcome dari peren)anaan alokasi

    biaya atau input yang telah ditetapkan. asil ker"anya harus sepadan atau

    lebih besar dari biaya atau inputyang telah ditetapkan. $elain itu harus

    mampu menumbuhkan pro,esionalisme ker"a di setiap organisasi ker"a

    yang terkait.

    Dalam pengelolaan keuangan dan anggaran berbasis kiner"a!

    dibutuhkan suatu standar pengukuran keberhasilan. $tandar tersebut dapat

    berupa $tandar 7nalisis 6elan"a $76. $76 merupakan salah satu komponen

    yang harus di kembangkan sebagai dasar pengukuran kiner"a keuangan dalam

    penyusunan 7P6D dengan pendekatan kiner"a. $76 adalah stantar yang

    digunakan untuk menganalisis ke3a"aran beban ker"a atau biaya setiap

    program atau kegiatan yang akan di laksanakan oleh $atuan &er"a Perangkat

    Daerah $&PD dalam satu tahun anggaran.

    Penerapan $76 pada dasarnya akan memberikan man,aat yang )ukup

    signi,ikan! antara lain0 1 dapat menentukan ke3a"aran belan"a untuk

    melaksanakan suatu kegiatan sesuai dengan tupoksinya! 2 meminimalisir

  • 7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah

    22/24

    ter"adinya pengeluaran kurang "elasyang menyebabkan ine,esiensi anggaran!

    ' meningkatkan e,isiensi dan e,ekti,itas dalam pengelolaan keuangan

    daerah! ( menentukan anggaran berdasarkan pada tolak ukur yang "elas! dan

    % unit ker"a mendapat keleluasaan yang lebih besar untuk menentukan

    anggarannya sendiri.

    Dalam sistem anggaran kiner"a! setiap usulan program! kegiatan! dan

    anggaran satuan ker"a dinilai ke3a"arannya dengan menggunakan $tandar

    7nalisa 6elan"a $76. Untuk menge4aluasi kiner"a suatu program atau

    kegiatan perlu dilakukan analisa hubungan antara alokasi biaya dengan

    tingkat pen)apian yang dihasilkan. &e3a"aran biaya yang dianggarkan

    berkaitan dengan dua aspek! yaitu kaitan antara biaya yang dianggarkan

    dengan tolak ukur dan kaitan antara anggaran biaya dengan harga satuan unit

    biaya standar biaya. &edua aspek ini mempengaruhi penetapan $76 setiap

    program atau kegiatan yang diusulkan.

    E. Kesim"lan %an Rekomen%asi

    7nggaran daerah dalam konteks otonomi dan desentralisasi menduduki

    posisi yang sangat penting. Namun saat ini kualitas peren)anaan anggaran daerah

    yang di gunakan masih relati, lemah. Proses peren)anaan anggaran daerah dengan

    paradigma lama )endrung lebih dominan. mampuan pemerintah daerah dalam

    meningkatkan penerimaan daerah se)ara berkesinambungan! sementara di pihak

    lain pengeluaran terus meningkat se)ara dinamis! tetapi tidak disertai dengan

    penentuan skala prioritas dan besarnya pla,on anggaran.

    Untuk menghindari permasalahan yang timbul di atas dan agar

    pengeluaran anggaran daerah berdasarkan pada ke3a"aran ekonomi! e,esiensi dan

    e,ekti,! maka anggaran daerah harus disusun berdasarkan kiner"a! dengan

    demikian anggaran daerah akan lebih transparan! adil dan dapat di

    pertanggung"a3abkan. 7gar setiap perangkat daerah satuan ker"a dapat

    menyusun anggarannya! pemerintah daerah melalui Tim 7nggaran =ksekuti,

    menerbitkan Pedoman Penyusunan Usulan Program! &egiatan dan 7nggaran

    $atun &er"a berdasarkan prinsip-prinsip kiner"a dengan Peraturan &epala Daerah

    yang meliputi arah dan &ebi"akan 7P6D! $trategi dan Prioritas 7P6D! $tandar

    7nalisa 6iaya dan ,ormulir yang digunakan oleh satuan ker"a untuk menyusun

    usulan program! kegiatan dan anggarannya.

  • 7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah

    23/24

    =nge4aluasi kiner"a suatu program atau kegiatan perlu dilakukan dengan

    analisa hubungan antara alokasi biaya input dengan tingkat pen)apaian yang

    dihasilkan output. 7lokasi belan"a ke dalam akti4itas untuk menghasilkan

    output seringkali tanpa alasan dan "usti,ikasi yang kuat. Untuk itu dibutuhkan

    $tandar 7nalisis 6elan"a $76. $76 mendorong penetapan biaya dan

    pengalokasian anggaran kepada setiap akti4itas unit ker"a men"adi lebih logis dan

    mendorong di)apainya e,isiensi se)ara terus-menerus karena adanya

    pembandingan benchmarking biaya per unit setiap output dan diperoleh

    praktek-praktek terbaik best practices dalam desain akti4itas.

    DA&TAR PUSTAKA

    6astian! Indra. 2%.&kuntansi !ektor ublik !uatu engantar. Jakarta0 =rlangga.

    alim! 7bdul C Damayanti! Theresia. 2/engelolaan 'euangan aerah (!eri

    Bunga ampai #ana*emen 'euangan aerah). Eogyakarta0 UPP 7P E&PN.

    ahmudi. 2/.&nalisis Laporan 'euangan emerintah aerah. Eogyakarta0 UPP

    $TI E&PN.

    ardiasmo. 22 +tonomi #ana*emen 'euangan aerah. Eogyakarta0 7ndi8,,set.

    Pusat 7ntar ad"ah ada. 2.Bina Teknis

    #ana*emen !trategik Teknik enganggaran%'euangan. Eogyakarta0

    Uni4ersitas >ad"ah ada.

    5eksohadiprod"o! $ukanto. 2.-konomi ublik. Eogyakarta0 6P.

    5epublik Indonesia. 1999. ndang/ndang 0o. 11 Tahun 2333 tentangemerintahan aerah. Jakarta.

    HHHHH. 1999. ndang/ndang 0o. 14 Tahun 2333 tentang emerintahan aerah.Jakarta.

    HHHHH. 2(. ndang/ndang 0o. 51 Tahun 1667 tentang emerintahan aerah.Jakarta.

    HHHHH. 2(. ndang/ndang 0o. 55 Tahun 1667 tentang erimbangan

    'euangan antara emerintah usat dan emerintah aerah! Jakarta.

  • 7/26/2019 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah

    24/24

    Eu3ono! $ony. dkk. 2;. #emahami &B dan ermasalahannya (anduan

    engelolaan 'euangan aerah). alang0 6anyumedia Publishing.