IMPLEMENTASI PENDEKATAN SETS (SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, SOCIETY) PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI (Studi Tindakan Materi Pokok Lingkungan Kelas X-C MA NU Nurul Huda Mangkang Semarang Tahun 2007/2008) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Prodi Tadris Biologi Disusun Oleh: FITRIANI MUBAROKAH NIM : 043811153 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2009
147
Embed
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SETS SCIENCE, …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/89/jtptiain-gdl... · semester 2 tahun pelajaran ... xi DAFTAR GAMBAR ... SETS dan Pembelajaran
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SETS (SCIENCE,
ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, SOCIETY)
PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI
(Studi Tindakan Materi Pokok Lingkungan Kelas X-C MA NU Nurul Huda
Mangkang Semarang Tahun 2007/2008)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Prodi Tadris Biologi
Disusun Oleh:
FITRIANI MUBAROKAH NIM : 043811153
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2009
ii
PERNYATAAN Penulis menyatakan bahwa skripsi ini dengan penuh kejujuran dan tanggung
jawab tidak berisi materi yang telah pernah ditulis orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan, .
Semarang, 5 Januari 2009
Deklator,
Fitriani Mubarokah
NIM. 043811153
iii
ABSTRAK
Fitriani Mubarokah (NIM. 043811153). Implementasi Pendekatan SETS (Science, Environment, Technology, and Society) pada Pembelajaran Biologi (Studi Tindakan Materi Pokok Lingkungan Kelas X-C MA NU Nurul Huda Mangkang Semarang) .Skripsi. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,2009.
Ilmu pengetahuan alam mempelajari dan memahami gejala alam yang terjadi melalui pengamatan. Sementara ini pelaksanaan pembelajaran IPA khususnya biologi masih cenderung menggunakan sumber belajar yang berupa buku teks saja, tanpa disertai kegiataan pengamatan langsung pada objek yang dipelajari. Akibatnya hasil pembelajaran tidak optimal. Salah satu alternatif mengatasi permasalahannya melalui pendekatan SETS (Science, Environment, Technology, And Society). Penelitian tindakan kelas ini bertujuan mengetahui apakah pendekatan SETS pada pembelajaran pokok bahasan lingkungan dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik, dan hasil belajar peserta didik hingga mencapai ketuntasan belajar individual maupun klasikal.
Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas (action research). Penelitian tindakan merupakan suatu proses yang memberikan kepercayaan kepada pengembangan kekuatan reflektif, diskusi, dan berpikir. Adapun pengumpulan datanya dengan cara: wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes . Sedangkan analisisnya menggunakan teknik analisis deskriptif prosentase.
Penelitian dilaksanakan di kelas X-C MA NU Nurul Huda Semarang, semester 2 tahun pelajaran 2008-2009. Penelitian terdiri atas tiga siklus, setiap siklus meliputi langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pada tahap perencanaan disusun skenario pembelajaran dan menyiapkan perangkat pembelajaran. Dalam pelaksanaan tindakan, proses pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan SETS. Hasil observasi dipresentasikan dalam diskusi kelas. Pada tahap observasi, dilakukan pengamatan aktivitas siswa, sikap siswa, dan kinerja guru, serta dilaksanakan tes hasil belajar. Indikator kinerja pada penelitian berupa tercapainya ketuntasan belajar secara individual dan klasikal.
Hasil pelaksanaan siklus I menunjukkan bahwa indikator kinerja belum tercapai karena hasil belajar peserta didik hanya mencapai rerata nilai 62,33 dan 63 % siswa yang tuntas belajar. Perbaikan pada peningkatan keaktifan peserta didik, dilaksanakan pembelajaran siklus II, menunjukkan keaktifan peserta didik meningkat dengan rerata nilai 69,07 dengan 86% peserta didik tuntas belajar. Pada siklus II ketuntasan hasil belajar masih 7 orang yang belum tuntas belajar secara individual.Untuk itu diadakan perbaikan lagi pada siklus III. Analisis pada siklus III menunjukkan ketuntasan hasil belajar peserta didik yaitu dengan nilai rerata 72,91 dan ketuntasan hasil belajar 98%. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukkan bagi mahasiswa, tenaga pengajar, para peneliti, dan semua pihak yang membutuhkan di lingkungan Fakultas tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tanggal Tanda Tangan
Lianah, M.Pd ____________ ____________ NIP. 130914973 Pembimbing I Drs. Wahyudi, M.Pd. ____________ ____________ NIP. 150274611 Pembimbing II
v
PENGESAHAN PENGUJI
Tanggal Tanda tangan
Drs. H. Abdul Wahid, M.Ag NIP.150 268 214 _______________ _____________ Ketua Hj. Nur Asiyah, M.Si NIP. 150 286 833 _______________ _____________ Sekretaris Drs.H. Djoko Widagdho, M.Pd NIP. 130 388 591 _______________ ______________ Penguji I Nur Khasanah, S.Pd, M.Kes NIP.150 368 373 _______________ ______________ Penguji II
vi
MOTTO
عراإن مسر يس6 : 94اإلنشراح ( الع( Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (QS.Al-insyirah, 94: 6)
vii
PERSEMBAHAN
Penulis mempersembahkan karyayang sederhana ini Teruntuk :
1. Bapak Zahid dan Ibu Zulaekhah 2. Kakak dan adikku tersayang 3. Sahabatku seperjuangan biologi angkatan 04
viii
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah berkenan
melimpahkan hidayah dan rahmat-NYA sehingga penulis sapat menyelesaikan
skripsi ini. Sholawat serta salam terlimpahkan selalu kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, para keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya.
Skripsi yang berjudul “Implementasi Pendekatan SETS (Science,
Environment, Technology and Society) pada Pembelajaran Biologi (Studi
Tindakan Materi Pokok Lingkungan Kelas X-C MA NU Nurul Huda Mangkang
Semarang)”, penulis menyadari sepenuhnya keterbatasan ilmu yang dimiliki
sehingga banyak kekurangannya. Akan tetapi merupakan kebahagiaan tersendiri
karena atas bimbingan dan petunjuknya serta dukungan yang diberikan, penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada :.
1. Prof. Dr. Ibnu Hadjar, M.Ed., Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang.
2. Lianah, M.Pd., dan Drs. Wahyudi, M.Pd, Selaku pembimbing yang telah
mencurahkan waktunya, tenaga, dan pikirannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini
3. Bapak dan Ibu dosen serta wali studi ( Dr. Suja’i M.Ag) yang telah membekali
ilmu pengetahuan dan keterampilan serta membantu kelancaran studi selama
kuliah.
Semoga amal ibadah kebaikan dan budi baik mereka selalu mendapat ridlo
dan rahmat dari Allah SWT. Seiring doa dan ucapan terima kasih penulis
mengharapkan tegur sapa, kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
skripsi ini. Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi
pembaca yang budiman. Amin ya rabbal alamin.
Semarang, 5 Januari 2009
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... ii
HALAMAN ABSTRAK PENELITIAN ....................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... v
HALAMAN MOTTO...................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN...................................................................... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR................................................................ viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ........................................... 5
C. Penegasan Istilah .......................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN................ 7
A. Pendekatan SETS .......................................................................... 7
B. Pembelajaran Biologi .................................................................... 16
C. Karakteristik Lingkungan pada Pembelajaran Biologi ................. 27
D. Pelaksaanaan Pembelajaran Biologi Pokok Bahasan Lingkungan
dengan Pendekatan SETS............................................................... 29
E. Materi lingkungan dengan Pendekatan SETS ............................... 31
F. Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Peserta Didik Melalui
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Skema SETS…………………………………………………….. 29
Gambar 2.2 Pencemaran Air…………………………………………………. 32
Gambar 2.3 Pencemaran Udara………………………………………………. 33
Gambar 2.4 Pencemaran Tanah………………………………………………. 33
Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian Tindakan Kelas………………………….. 47
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses untuk mendewasakan manusia1. Upaya
mendewasakan manusia melalui proses pembelajaran, dan beberapa tahapan.
Proses pembelajaran tersebut dapat mengubah manusia dari tidak tahu menjadi
tahu, dari tidak baik menjadi baik.
Undang-undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 pasal 3 menyebutkan
bahwa pendidikan nasional bertujuan menambah potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis dan bertanggung jawab2 , hal ini, tentu saja diperlukan pendidik
professional.
Guru merupakan komponen yang berpengaruh besar, sebab guru merupakan
ujung tombak yang berhubungan langsung dengan peserta didik sebagai subjek
dan objek belajar3, selain guru, juga peserta didik. Peserta didik memegang
peranan penting dan merupakan unsur penentu dalam proses pembelajaran. Tanpa
adanya peserta didik sesungguhnya tidak akan terjadi proses pembelajaran. 4
Keberhasilan pendidikan formal banyak ditentukan oleh keberhasilan
pembelajaran yang merupakan perpaduan antara guru dengan peserta didik.
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan pembelajaran tidak lepas dari keseluruhan
sistem pendidikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Upaya yang dapat
1 Hari Jauhari Muchtar, Fiqih Pendidikan, (Bandung: PT. Rosda Karya, 2005), hlm. 1 2 Undang-undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 (Bandung: Fokus Media, 2006), hlm. 6
3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Ed. 1, (Jakarta: Kencanaaa,2004), Cet.III, hlm. 13.
4 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi aksara, 2007), Cet. VI, hlm. 100.
2
dilakukan antara lain dengan meningkatkan pemahaman guru terhadap kegiatan
pembelajaran yang menarik
Seiring perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan, guru dituntut
meningkatkan kualitas proses pembelajaran, dengan cara menyelenggarakan
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan sehingga dapat
memberikan pengalaman belajar yang berkesan bagi peserta didik. Salah satu
faktor penting yang dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran yaitu
pemilihan metode.
Metode pembelajaran harus disesuaikan dengan kompetensi dasar dengan
indikator pencapaian pembelajaran agar dapat menguasai, memahami dan
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran biologi menggunakan
pendekatan SETS (Science, Environment, Technology and Society), peserta didik,
dilatih untuk dapat berpikir secara global, memecahkan masalah dengan
menerapkan konsep-konsep yang dimiliki dari berbagai ilmu terkait.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, yaitu pada pembelajaran
biologi tentang konsep lingkungan hidup kelas X-C MA NU Nurul Huda
Mangkang Semarang tampak bahwa keaktifan dan kinerja peserta didik belum
optimal. 65 % peserta didik kurang memberi respon terhadap materi dan
pertanyaan dari guru. Pembelajaran di kelas masih berfokus pada guru sebagai
sumber utama pengetahan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi
belajar, dapat meningkatkan perhatian dan memotivasi peserta didik yang pada
akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Pembelajaran biologi mempunyai karakteristik tersendiri dibandingkan
dengan ilmu-ilmu alam lainya, belajar biologi berupaya mengenal proses
kehidupan nyata di lingkungan. Berupaya mengenali diri sendiri sebagai makhluk
individu maupun sosial. Sehingga dengan belajar biologi diharapkan dapat
bermanfaat untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan lingkungan. Arti IPA
biologi sendiri merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan
dan konsep yang terorganisir tentang alam sekitar.
3
Biologi sebagai bagian dari IPA yang berkaitan dengan cara mencari tahu
dan memahami tentang alam secara sistematis, sehingga pembelajaran biologi
bukan hanya untuk penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan.5
Karakteristik pelajaran konsep lingkungan bersifat interdisipliner yang
memungkinkan peserta didik berpikir kritis dan komprehensif jika
pembelajaranya menggunakan SETS (Science, Enveronment, Technology,
Society). Melalui pendekatan ini peserta didik diharapkan dapat memecahkan
masalah-masalah lingkungan dengan menerapkan konsep-konsep yang dimiliki
dari berbagai ilmu terkait. sesuai dengan ayat Al-Quran surat Qhasash : 77
…املفسدين حبال ي ض إن اللهفي األر ادغ الفسبال ت6و
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan (di muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”
Ayat di atas jelas menerangkan bahwa Allah SWT tidak menyukai orang-
orang yang berbuat kerusakan di bumi. Ayat di atas sesuai dengan konsep
lingkungan yang diharapkan agar peserta didik berpikir ktitis dan kreatif terhadap
masalah tersebut.
Science, Environment, Technology and Society (SETS) diterjemahkan dalam
Bahasa Indonesia akan memiliki kepanjangan Sains, Lingkungan, Teknologi dan
Masyarakat. Titik pusat pembelajaran SETS menghubungkan antara konsep sains
yang dipelajari dan implikasinya terhadap lingkungan, teknologi dan masyarakat.7
Menurut Binadja, sains akan membimbing peserta didik berpikir secara global
dan bertindak memecahkan masalah lokal lingkungan, hubungan lingkungan,
5 Dasim Budimansyah, Model Pembelajaran Berbasis portofolio Biologi, ( Bandung : PT
Genesindo, 2003 ), hlm. 1. 6 Soenaryo,S.H, Al Quran dan Terjemahan, Depag RI Jakarta, 2002, hlm. 506-507. 7 Achmad Binadja, (2000a), SETS dan Pembelajaran Biologi (SETS and Learning Biology)
Makalah disajikan dalam seminar lokakarya pendidikan SETS untuk biologi diselenggarakan oleh MGMP Biologi kodya Semarang, hlm. 1.
4
yang berkaitan dengan masyarakat, berperan serta dalam pemecahan masalah
internasional.8
Permasalahan di atas dapat dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
sebagai alternatife dalam penyelesaian. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
merupakan penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan
untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran kelas.9
Upaya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diharapkan dapat menciptakan
budaya belajar (learning culture) di kalangan guru dan peserta didik. Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) menawarkan peluang sebagai strategi pengembangan
kinerja, sebab pendekatan penelitian ini menampilkan pola kerja yang kolaboratif.
Atas dasar masalah di atas, peneliti mencoba menerapkan pendekatan SETS
pada pembelajaran biologi, dengan harapan peserta didik dapat menguasai dan
menerapkannya.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Latar belakang masalah diklasifikasikan sebagai permasalahan yang akan
dihadapi, yaitu sebagian besar 65 % peserta didik kelas X-C MA NU Nurul Huda
Mankang Semarang tidak terlibat pembelajaran biologi, mengingat pembelajaran
biologi dirasakan membosankan dan tidak menarik.
Adapun permasalahanya :
1. Bagaimanakah karakteristik pokok bahasan lingkungan dalam pembelajaran
biologi dengan pendekatan SETS?
2. Bagaimanakah pembelajaran biologi pokok bahasan lingkungan terhadap hasil
belajar peserta didik kelas X-C MA NU Nurul Huda Mangkang Semarang
setelah mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan SETS ?
8 --------------,(1999a) Hakekat dan Tujuan Pendidikan SETS dalam Konteks Kehidupan dan
Pendidikan yang ada. Makalah ini disajika dalam seminar lokakarya pendidika SETS, kerjasama antara SEAMEO RESCAM dan Unnes, Semarang14-15 Desember 1999, hlm. 2.
9 Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), Cet V, hlm. 58
5
C. Penegasan Istilah
Untuk memudahkan pemahaman penelitian, peneliti batasi dengan
penegasan istilah. Adapun penegasan istilah itu sebagai berikut :
1. Implementasi
Implementasi merupakan kata serapan dari bahasa Inggris kata
implementasi berasal dari kata kerja “imply” kata ini sinonim dengan dengan
kata “aply” artinya memasang, mempergunakan, dan mempraktikkan. Jadi
implementasi disini adalah proses penerapan, ide, konsep, kebaikan, atau
inovasi dalam tindakan praktis sehingga memberikan dampak baik berupa
perubahan, pengetahuan, ketrampilan, maupun nilai dan sikap. Selain itu
implementasi diartikan sebagai put something into effect (penerapan sesuatu
yang memberikan efek/ dampak)10
2. Pendekatan SETS ( Science, Environment, Technology and Society )
Singkatan SETS membawa pesan bahwa untuk menggunakan sains ke
bentuk teknologi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat diperlukan
pemikiran tentang berbagai implikasinya pada lingkungan secara praktik
lagi12..Pembelajaran merupakan proses yang diselenggarakan oleh guru untuk
memperoleh dan memperluas pengetahuan, keterampilan dan sikap.13
4. Biologi
Ilmu yang mempelajari keadaan dan sifat makhluk hidup
5. Pokok Bahasan Lingkungan
Materi yang di tekankan yaitu lingkungan. Karakteristik pelajaran konsep
lingkungan yaitu merupakan interdisipliner memungkinkan peserta didik
berpikir kritis dan komprehensif jika pembelajarannya menggunakan
pendekatan SETS.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penulisan skripsi penelitian ini sebagai berikut :
1. Secara teoritis
Adanya penelitian, penulis dapat mengetahui penerapan pendekatan SETS
(Science, Environment, technology and Society) khususnya pembelajaran
biologi di kelas X-C MA NU Nurul Huda Mangkang Semarang.
2. Secara praktis
a. Adanya pendekatan pembelajaran yang dapat memberi nuansa baru
bagi semangat belajar peserta didik dan dapat berperan aktif dalam
proses pembelajaran serta mampu menghadapi masalah-masalah baru
dalam kehidupan bermasyarakat.
b. Bagi guru, memperoleh suatu kreativitas variasi pembelajaran yang
sesuai dengan tuntunan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP
2006).
c. Bagi pengembang kurikulum, memperoleh ketepatan implementasi
pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi.
12 Max Darsono, op.cit, hlm. 24. 13 Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Depdikbud bekerja sama
dengan Rhineka Cipta, 1999), hlm. 157.
7
Jadi penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi guru agar
dapat menerapkan pembelajaran biologi secara maksimal, sehingga para peserta
didik semangat belajar.
8
BAB II
LANDASAN TEORI PENDEKATAN SETS PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI
A. Pendekatan Science, Environment, Technology and Society (SETS)
1. Latar Belakang Pendekatan SETS
Pendekatan SETS ini sebenarnya sudah ada sejak 1970 dikenal dengan STM (Sains, tekhnologi, Masyarakat). Di beberapa universitas di US Sep Cornell, Penstate, secara resmi memulai program yang menawarkan pelajaran pada bidang studi yang disebut STM. Hal yang sama juga dilakukan oleh konsorium di Inggris. Kemudian secara berangsur-angsur beberapa negara dan lembaga lain melakukan kerjasama menjadi penelitian utama universitas dan sekitar 100 lembaga menjadikan STM sebagai bidang akademik1. Salah satu dasar pemikiran kenapa gagasan SETS ini perlu dilahirkan
karena keterkaitan antar unsur-unsur SETS dengan sejarah kehidupan
manusia. Unsur-unsur SETS realitanya merupakan entitas yang tak terpisah
terhadap kehidupan manusia masa lampau, saat ini dan masa mendatang.
Sejarah membuktikan bahwa kehidupan masa lampau, keempat unsur SETS
tersebut telah mendapatkan perhatian cukup dan bahkan sangat besar bagi
kehidupan masyarakat pada masa itu.
Gagasan pendidikan SETS lahir setelah Binadja mendapat tugas untuk
menangani pelatihan STS (Science, Technology, and Society) dan EE (
Enviromental, Education). Program tersebut sebelumnya telah diperkenalkan
beberapa kali di RESCAM. Binadja berkesempatan menelusuri lebih jauh
tentang praktik pendidikan SETS dan EE, dan mempelajari arah dari masing-
masing pendidikan tersebut2.
Pelaksanaannya dapat segera diketahui bahwa pemberian subjek diperkenalkan dengan tujuan yang baik itu akan dapat berakibat negatipe apabila tidak dilaksanakan dengan hati-hati dan benar. Apabila kita
1Http://www.metode.SETS.co.id/phtml.01/06/08, hlm. 1 2 Achmad Binadja, Cakupan Pendidikan SETS (Science, Environment, Technology, and
Society) untuk Bidang Sains dan Non Sains,Makalah disajikan dalam seminar Lokakarya Pendidikan SETS, Kerjasama antara SEAMEO RESCAM dan UNNES,14-15 Desember 1999 Semarang, hlm. 13.
9
membicarakan pendidikan STS dan pendidikan lingkungan (EE) sebagai dua mata pelajaran yang terpisah, maka kita akan melihat adanya pembahasan materi yang saling tumpang tindih. Permasalahan yang berdampak pada lingkungan yang dibahas di STS, akan dibahas juga pada pendidikan lingkungan. Pada saat yang sama, pendidikan lingkungan juga membicarakan hakikat ilmu pengetahuan dan penerapan teknologi yang menimbulkan dampak pada lingkungan. Praktik pembelajaran, pemberian kedua subjek ini secara terpisah tidaklah efektif. Ini berarti bahwa peserta didik telah membuang waktu dan tenaga karena telah mempelajari sejumlah hal yang sama dua kali, suatu hal yang sebenarnya dapat dicakup suatu kegiatan.3 Menurut peneliti, peneliti setuju bahwa pendidikan STS dan
pendidikan lingkungan tidak dapat dipisahkan karena berkaitan. Permasalahan
yang dibahas di pendidikan lingkungan akan dibahas juga pada pendidikan
SETS. Menurut Binadja pendekatan SETS lebih menekankan pada pemberian
pada pengalaman langsung untuk mengembangkan potensi agar peserta didik
mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah. Pendekatan
SETS diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu
peserta didik dalam memahami alam sekitar.
Secara umum dikatakan bahwa pendekatan SETS mewakili makna
pengajaran sains yang dikatakan dengan unsur lain dalam SETS, yakni
lingkungan, tekhnologi dan masyarakat. Sains tidak berdiri sendiri di
masyarakat karena keterkaitan dan ketergantungannya pada unsur-unsur
tersebut sangatlah erat. Konteks SETS, perkembangan sains di anggap
dipengaruhi oleh perubahan pada lingkungan, dan kepentingan teknologi serta
harapan masyarakat. Pada saat yang sama hendaknya dipahami bahwa
perkembangan sains itu sendiri juga memiliki pengaruh kepada perkembangan
teknologi, masyarakat serta lingkungan.
Pendidikan SETS, tidak hanya memperhatikan isu masyarakat dan
lingkungan yang telah ada dan mengaitkanya dengan unsur-unsur lain, akan
tetapi juga pada cara melakukan sesuatu untuk kepentingan masyarakat dan
3 Ibid., hlm. 14.
10
lingkungan4. Kepentingan di atas dapat menjadi suatu kontradiksi apabila
tidak memperoleh perhatian secara penuh, khusus serta terpadu. SETS
Memungkinkan kehidupan masyarakat serta kelestarian lingkungan terjaga
sementara kepentingan lain terpenuhi.
2. Pengertian Pendekatan SETS
Akronim SETS, bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia akan
memiliki kepanjangan Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat.5
Pendekatan SETS merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang
terpadu yang melibatkan unsur sains, teknologi, lingkungan dan masyarakat6.
Pendekatan ini , peserta didik ditumbuhkan kesadarannya tentang keterkaitan
antara unsur-unsur SETS tersebut dan mengkondisikan peserta didik agar mau
dan mampu menerapkan prinsip sains untuk menghasilkan karya teknologi
sederhana, diikuti dengan pengembangan pemikiran kritis terhadap
kemungkinan munculnya dampak negatip dari produk teknologi terhadap
lingkungan dan masyarakat.
Guru biologi dapat menggunakan pendekatan SETS untuk memahami
konsep dan pengembangannya sambil menyumbangkan pemikiran untuk
kemaslahatan masyarakat serta lingkungan. Aplikasinya pembelajaran dengan
pendekatan SETS , peserta didik diberi kebebasan memulainya untuk dapat
melihat keberadaan konsep-konsep biologi yang ingin dibelajarkan.
Pendekatan yang digunakan pada pembelajaran biologi ada banyak, tetapi
penelitian ini menggunakan pendekatan SETS. Pendekatan ini dapat
memotivasi peserta didik menjadi lebih tertarik pada topik yang sedang
4 Achmad Binadja, Pendidikan SETS (Science, environment, technology and Society),
Penerapannya pada Pengajaran, Seminar Lokakarya Nasional Pendidikan SETS Untuk Bidang sains dan Non Sains UNNES, Semarang 14-15 Desember 1999, hlm. 5 5 Achmad Binadja (1999b),Hakekat dan Tujuan Pendidikan SETS dalam Konteks kehhidupan dan Pendidikan Yang Ada.Makalah ini disajikan dalam Seminar Lokakarya Pendidikan SETS, Kerjasama antara SEAMEO RESCAM dan UNNES, 14-15 Desember 1999, hlm. 1. 6Musahir, Panduan pengajaran kurikulum berbasis kompetensi mata Pelajaran Biologi, (Jakarta: CV. Irfandi Putra, 2003), hlm. 4.
11
dipelajari, dengan dikaitkan dengan hal-hal yang nyata yang terjadi di
kehidupan sehari-hari.
3. Tujuan Pendekatan SETS
Adapun tujuan dari pendekatan SETS adalah sebagai berikut:
a. Lebih menekankan untuk memperoleh kegiatan pembelajaran dan bukan pengajaran;
b. Memperoleh dorongan dan menerima inisiatip serta otonomi; c. Memperhatikan peserta didik sebagai makhluk hidup yang memiliki
keinginan dan tujuan; d. Mengambil berat peranan pengalaman peserta didik dalam proses
pembelajaran; e. Memperoleh bimbingan untuk mengembangkan rasa ingin tahu
terhadap alam dan segala hal; f. Pendidikan memperhatikan model mental peserta didik; g. Menekankan perlunya atau pentingnya kinerja dan pemahaman
ketika memulai pembelajaran; h. Mendorong peserta didik untuk melibatkan diri dalam perbincangan
dengan guru dan sesama pelajar secara bersama (cooperative i. Melibatkan peserta didik dalam situasi yang sebenarnya j. Mempertimbangkan keyakinan dan sikap peserta didik7
Tujuan pendekatan SETS memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk membangun pengetahuan baru, pemahaman, dan pengalaman yang
sebenarnya berlandaskan pada pengetahuan yang dimilikinya, sehingga
peserta didik diajak berpikir secara aktif dengan menghasilkan bentuk
teknologi sederhana yang bermanfaat bagi masyarakat serta memperhatikan
dampak negatipe dan positif terhadap lingkungan. Guru sebagai fasilitator,
motifator, dan pengajar.
4. Contoh-contoh Penerapan Metode SETS:
Adapun metode pendekatan SETS yaitu diskusi, observasi, wawancara,
karya wisata, eksperimen, cerita, problem solving, tanya jawab, curah
7 Achmad Binadja, SETS Education for the Secondary Level, Regular Course, 04 Oktober-13
November, 1999, hlm. 92.
12
pendapat.8 Hal ini dijelaskan oleh Ahcmad Binandja pada buku SETS
Education for the secondary level, regular Course, halaman 94.
a. Diskusi
Metode diskusi merupakan cara mempelajari materi pelajaran dengan
memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi.
Hal ini yang akan membuat peserta didik untuk aktif pembelajaran, berpikir
kritis, dan menuangkankan ide-ide ketika ada suatu permasalahan. Metode
diskusi ini guru tetap mendampingi secara penuh pembelajaran.
b. Observasi atau Survey
Metode observasi merupakan cara mempelajari materi pelajaran
dengan pengamatan, meneliti secara langsung. Peserta didik diajak untuk
melihat secara langsung objek yang akan diajarkan sehingga peserta didik
akan berkesan pada ingatan peserta didik.
c. Wawancara
Metode wawancara merupakan cara mempelajari materi pelajaran
dengan tanya jawab secara sistematis dan penelitian berlandaskan tujuan.
Penulis menggunakan jenis bebas terpimpin, orang yang diwawancarai
dapat memberikan jawaban bebas dan peneliti mengendalikan arah dari
wawancara. Peserta didik belajar bersikap dan kemampuan afektif dan
kognitif peserta didik berperan.
d. Karyawisata
Metode karyawisata merupakan cara mempelajari materi pelajaran
dengan mengajak peserta didik ke suatu tempat wisata sebagai objek belajar,
peserta didik diajak mengamati, meneliti, menganalisa, dan merasakan
pembelajaran dengan suasana yang berbeda karena selain menghilangkan
kejenuhan juga menambah semangat belajar peserta didik.
e. Eksperimen
8 Ibid., hlm. 94.
13
Metode eksperimen merupakan cara mempelajari materi pelajaran
dengan melakukan percobaan. Kognitif, afektif dan psikomotorik peserta
didik berperan. Peserta didik diajak berpikir secara aktif dan menemukan
bentuk-bentuk teknologi sederhana yang bermanfaat baik bagi dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
f. Cerita
Metode cerita merupakan cara mempelajari materi pelajaran dengan
mendengarkan cerita guru, ini untuk belajar menganalisis, berkonsentrasi.
Jadi sangat penting untuk mengetahui kemampuan kognitif peserta didik.
Metode ini sebenarnya tidak dapat ditinggalkan dalam setiap penyampaian
materi, yang dikolaborasikan dengan metode lain.
g. Problem Solving
Problem solving merupakan cara mempelajari materi pelajaran dengan
membahas beberapa isu, kemudian dicari permasalahannya. Hal ini agar
peserta didik aktif berpikir, menganalisis permasalahan yang ada. Misalnya
isu efek rumah kaca, mengatasinya dengan penghijauan kembali,
pengurangan penggunaan kendaraan, AC, minyak wangi semprot, dan lain
sebagainya.
h. Tanya Jawab
Metode tanya jawab merupakan penyampaian pesan pengajaran
dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan peserta didik
memberikan jawaban, atau sebaliknya peserta didik diberi kesempatan
bertanya.
i. Curah Pendapat
Peserta didik menceritakan permasalahan- permasalahan kepada guru,
teman, bahkan keluarga di rumah. Untuk dijadikan sebagai bahan tambahan
ilmu mengenai isu-isu masyarakat yang ada.
Beberapa uraian metode di atas tidak harus berdiri sendiri-sendiri,
namun satu dengan yang lain saling berkaitan.
14
5. Model dan Bentuk Pembelajaran dengan Pendekatan SETS
a. Model pembelajaran dengan mengembangkan ketrampilan proses dan cara berpikir tingkat tinggi (higher order thinking) agar unsur teknologi dari sains tampak
b. Mengaitkan dampak lingkungan dengan melakukan model pembelajaran melalui kunjungan objek dan situasi buatan sesuai dengan sasaran yang memanfaatkan sains dan teknologi yang diterangkan guru.
c. Model pembelajaran cooperative dan active learning d. Model pembelajaran dengan menggunakan terminology cognitive agar
peserta didik dapat menganalisis pengaruh sains dan teknologi bagi masyarakat.9
Beberapa model tersebut dapat digunakan sesuai materi pelajaran yang
dibutuhkan, karena dapat digunakan secara bervariasi agar tidak
membosankan dan mudah mengingat dalam jangka panjang, sehingga
pembelajaran biologi akan lebih berkesan dan dapat diaplikasikan di
kehidupan sehari-hari.
6. Kelebihan dan kekurangan Pendekatan SETS
a. Kelebihan pembelajaran SETS
1. Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu relevan
dengan tingkat perkembangan peserta didik
2. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan keinginan peserta didik
3. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi peserta didik sehingga
5. Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan
permasalahan yang sering ditemui dalam lingkungan peserta didik
9 Achmad Binadja, op.cit., hlm. 2.
15
6. Menumbuhkembangkan keterampilan sosial peserta didik seperti
kerjasama, toleransi, komunikasi dan respek terhadap gagasan
terhadap orang lain.
Penjelasan di atas merupakan kelebihan secara umum, adapun
kelebihan secara khusus dibandingkan dengan pendekatan lain,
pendekatan SETS peserta didik mengkaitkan materi dengan kehidupan
sehari-hari dan menghasilkan bentuk teknologi yang sederhana serta
memperhatikan dampak negatip dan positif.
b. Kekurangan Pendekatan SETS
1. Aspek guru; Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi,
keterampilan metodologis yang handal.
2. Aspek peserta didik; bila peserta didik tidak aktif, penerapan
pendekatan SETS tidak efektif..
3. Aspek kurikulum; kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian
ketuntasan pemahaman pada peserta didik (bukan pada pencapaian
target penyampaian materi). Guru diberi kewenangan untuk
mengembangkan materi metode, penilaian keberhasilan pembelajaran
peserta didik.
4. Suasana pembelajaran; pembelajaran biologi dengan pendekatan SETS
berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang kajian. Materi
tertentu saja yang dapat di SETS kan.
B. Pembelajaran Biologi
Sebelum penulis menjelaskan pengertian pembelajaran biologi, terlebih
dahulu akan menjelaskan beberapa pengertian tentang belajar, dan pembelajaran.
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Sebelum penulis menjelaskan pengertian pembelajaran biologi,
terlebih dahulu akan menjelaskan beberapa pengertian tentang belajar.
16
Keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada
bagaimana proses belajar yang dialami oleh peserta didik sebagai anak
didik10. Beberapa pakar pendidikan mendefinisikan belajar diantaranya ;
Usman mengatakan bahwa Belajar merupakan proses perubahan
tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu
dengan lingkungannya.11
Menurut James O. Whittaker yang dikutip Syaiful Bahri, belajar
merupakan proses tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan
atau pengalaman.12
Menurut Winkel yang dikutip Darsono belajar merupakan suatu
aktivitas mental atau psikis yang berlangsung interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan nilai sikap.13
Menurut Slameto belajar merupakan proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu tingkah laku baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.14
Oemar Hamalik memberi batasan "belajar merupakan bentuk
pertumbuhan atau perubahan diri seseorang yang dinyatakan dengan cara
bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan".15
10 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta, Rineka Cipta, 2002),
hlm.1. 11 Usman, M.U, Menjadi Guru Profesional, (Jakarta: PT.Remaja Rosdakaryaa,2002), hlm. 5. 12 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 12. 13 Max Darsono, dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Semarang: IKIP PGRI, 2001), cet.2, hlm.
4. 14 Slameto, op.cit., hlm. 6. 15 Oemar HamaIik, Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, (Bumi Aksara:Bandung,
2000), hlm.21.
17
Redaksi yang berbeda Clifford T. Morgan mendefinisikan belajar
yaitu : "Learning is any relatively permanent change in behavior that is
result of past experience"16.Belajar yaitu: belajar merupakan perubahan
permanen yang bersifat relative, tingkah laku itu hasil dari pengalaman
masa lampau.
Sedangkan menurut Muhammad Muzamil Basyir dan Muhammad
Malik Muhammad Said pengertian belajar yaitu :
17ينجم عن عملية تدريبالتعلم هو تغري ىف األداء (Belajar merupakan merubah dengan mengadakan beberapa pelatihan). Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tentang pengertian belajar
dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa
raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut terhadap aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Banyaknya perbedaan redaksi tentang definisi belajar bukan
pertentangan antara yang satu dengan yang lain, tetapi saling melengkapi.
Maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan di
diri yang direalisir pada bentuk tingkah laku yang baru, berkat
pengalaman-pengalaman dan latihan. Tentunya perubahan tersebut
menyangkut pertumbuhan jasmani dan perkembangan rokhani. Misalnya
dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian baru, pertumbuhan
bentuk sikap, kebiasaan, minat dan penyesuaian diri. Pendeknya mengenai
segala aspek organisme atau pribadi seseorang.
16 Cliffot T. Morgan, Introduction To Psycology, (New york:Mc Grow Hill Bokk
Company,1971), hlm.187. 17Muhammad Muzamil Basyir dan Muhammad Malik Muhammad Said, Madkhol Ila al
Manahij Wa Turuqu al Tadris, (Mekkah: Darul Liwak, t.t), hlm.64.
18
Belajar merupakan kegiatan manusia yang harus dilakukan di
kehidupan, karena manusia makhluk yang berkembang, maka belajar ini
yang nantinya akan memperoleh pengetahuan baru yang akan membantu
perubahan tingkah laku berbuat menuju ke arah tujuan hidup.Oleh karena
itu, syariat Islam menyatakan bahwa belajar merupakan suatu kewajiban
bagi seluruh umatNya dalam menentukan belajar itu pada posisi yang
pertama, dalam surat Al Alaq 1-5 yang berbunyi sebagai berikut
“Bacalah dengan ( menyebut ) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu lah Yang Paling Pemurah, Yang mengajar ( manusia ) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(Q.S.Al-Alaq 1-5)18.
Selanjutnya Allah juga berjanji akan meninggikan derajat orang-orang
yang menuntut ilmu, hal ini bisa dilihat pada surat Al Mujadillah ayat 11
yang berbunyi:
... درجاتيرفع الله الذين آمنوا منكم والذين أوتوا العلم...
"...niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat..." ( Q.S. Al Mujadillah : 11 ).19
Islam memandang bahwa menuntut ilmu itu sangat penting bagi
kehidupan manusia, orang yang beriman dan orang yang berilmu
pengetahuan akan ditinggikan derajat oleh Allah SWT.
18 Alqur'an dan Terjemahnya, (Saudi Arabia : Mujamma' Al Malik Fahd Li Thiba'at Al Mush-haf, Asy-syarif Medinah Munawwarah, 1415H/1994 M), hlm. 1432.
19 Soenaryo, op.cit., hlm. 910-911.
19
b. Ciri-ciri Belajar
Menurut Syaiful Bahri Djamarah menyatakan ciri belajar berupa
perubahan tingkah laku, maka ada beberapa ciri belajar, sebagai berikut20:
1) Perubahan yang terjadi secara sadar;
Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan atau
merasakan telah terjadinya adanya suatu perubahan diri.
2) Perubahan belajar bersifat fungsional.
Sebagai hasil belajar perubahan yang terjadi pada diri individu
berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang
terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna
bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.
3) Perubahan belajar bersifat positif dan aktif
Perbuahan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan
tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya.
Demikian makin banyak usaha belajar yang dilakukan makin banyak
dan makin baik perubahan yang di peroleh. Perubahan yang bersifat
aktif artinya bahwa perubahan itu terjadi dengan sendirinya melainkan
karena usaha individu sendiri.
4) Perubahan belajar bukan bersifat sementara.
Perubahan yang bersifat sementara temporer yang terjadi hanya untuk
beberapa saat saja. Perubahan yang terjadi karena proses ini berarti
bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.
5) Perubahan belajar bertujuan untuk terarah.
Perubahan tingkah laku ini terjadi karena ada tujuan yang akan
dicapai. Perubahan belajar terarah pada tingkah laku yang telah
ditetapkannya.
6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
20 Syaiful Bahri Djamarah, op.cit.,15-16.
20
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar
meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar
sesuatu sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku
secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan
dan sebagainya21.
2. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan setiap kegiatan yang dirancang untuk
membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai baru .22
Secara khusus Darsono menyatakan pembelajaran ada 4 yaitu23 :
1) Menurut Behaviorsitik pembelajaran merupakan usaha guru
membentuk tingkahlaku yang diinginkan dengan menyediakan
lingkungan (stimulus).
2) Aliran Kognitif mengatakan pembelajaran merupakan cara guru
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berfikir agar
dapat mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari.
3) Pembelajaran menurut Gestalt merupakan usaha guru untuk
memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa, sehingga peserta
didik lebih mudah menggorganisirnya menjadi satu pola bermakna.
4) Aliran Humanistik pembelajaran merupakan cara memberikan
kebebasan kepada peserta didik untuk memilih bahan pelajaran dan
mempelajari sesuai dengan minat dan kemampuannya
Jadi Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
21 Ibid 22Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm. 61. 23 Max Darsono,dkk.,op.cit.,24-25.
21
pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,
serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
b. Ciri- ciri Pembelajaran
Sesuai dengan ciri-ciri pembelajaran dapat dikemukakan sebagai berikut 24:
1) Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis
2) Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi peserta didik dalam belajar
3) Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik yang menarik dan menantang bagi peserta didik.
4) Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik.
5) Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi peserta didik.
6) Pembelajaran dapat membuat peserta didik siap menerima pelajaran, baik secara fisik maupun psikologis.
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran,
walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Konteks pendidikan, guru
mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran
hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga
dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan
(aspek psikomotor) peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai
pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran
juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.25
Pendidikan merupakan usaha sadar yang bertujuan untuk
mengembangkan kualitas manusia26. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan
tujuan, maka pelaksanaannya berada pada suatu proses yang
berkesinambungan dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.
24 Ibid., hlm. 25. 25http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran, 12/8/2008, hlm. 2. 26Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta :Rineka
Cipta, 1997), hlm. 22.
22
Pada prinsipnya mendidik ialah memberi tuntunan, bantuan,
pertolongan kapada peserta didik, di dalam pengertian memberi tuntunan
telah tersimpul suatu dasar pengakuan bahwa anak (pihak yang diberi
tuntunan) memiliki daya (potensi) untuk berkembang.27
Pembelajaran biologi mempunyai karakteristik tersendiri
dibandingkan dengan ilmu-ilmu alam lainya, belajar biologi berarti upaya
untuk mengenal proses kehidupan nyata di lingkungan. Berupaya mengenali
diri sendiri sebagai makhluk individu maupun sosial. Sehingga dengan
belajar biologi diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas
dan kelulusan hidup manusia dan lingkungan. Arti IPA Biologi sendiri
merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep
yang terorganisir tentang alam sekitar.
Biologi merupakan wahana untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, sikap, nilai, dan tanggung jawab sebagai seorang warga
negara yang bertanggung jawab kepada lingkungan, masyarakat, bangsa
serta negara yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT28. Biologi
berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga
pembelajaran biologi bukan hanya penguasaan kumpulan-kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip
saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.29
Pembelajaran biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta
didik untuk mempelajari diri sendiri serta alam sekitar, serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan
sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian
hlm. 11 28 Dasim Budimansyah, Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Biologi, (Bandung,
Genesindo,2003), hlm.1. 29 Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional,
Perangkat Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI, SMP/MTS, dan SMA, (Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, 2006 ), hlm.4.
23
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi
dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Jadi Pembelajaran biologi berkaitan erat dengan cara mencari tahu
atau proses penemuan untuk memahami alam secara sistematis. Oleh
karena, biologi harus diperlakukan dan disajikan kepada peserta didik
melalui kegiatan pengamatan dan eksperimen, mendiskusikan hasilnya, dan
menarik kesimpulan.30
3. Hakikat Biologi
Guru perlu menyadari benar hakikat pembelajaran biologi yakni
merupakan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang lahir dan berkembang melalui
observasi dan eksperimen31. IPA merupakan dasar dari teknologi, adapun
teknologi itu sendiri merupakan tulang punggung pembangunan. Teknologi
dimanfaatkan hampir pada semua bidang, sehingga IPA dapat dimanfaatkan
pada semua segi kehidupan.32
Adapun hakikat biologi meliputi empat unsur utama yaitu:33
a. Sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, mahluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat di pecahkan melalui prosedur yang benar;
b. Proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; c. Produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; d. Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam
kehidupan sehari-hari. Keempat unsur di atas belajar biologi dapat membantu peserta didik
memahami alam dan gejalanya, karena itu belajar biologi banyak berkaitan
dengan penelitian. Selama proses pencarian ini peserta didik dapat
menumbuhkan sikap ilmiah dan nilai positif lainnya. Beberapa sikap ilmiah
30 Musahir, Panduan Pengajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Biologi,
(Jakarta: CV.Irfandi Putra, 2003), cet.1, hlm.1. 31 Ibid. 32 Udin S.Winataputra, Strategi Belajar Mengajar IPA, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2001),cet.2, hlm.117. 33 Depdikbud, Perangkat Pembelajarn Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/MA, (Jakarta: Balitbang Depdiknas, 2006), hlm. 4.
24
yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran biologi antara lain sikap
ingin tahu, jujur, tekun, terbuka terhadap gagasan baru, tidak percaya tahayul,
sulit menerima pendapat yang tanpa disertai bukti, berpikir logis, kritis, peka
terhadap makhluk hidup dan lingkungannya.
4. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Biologi
Mata Pelajaran Biologi berfungsi menanamkan kesadaran terhadap
keindahan, keteraturan alam sehingga peserta didik dapat meningkatkan
keyakinan terhadap Allah SWT sebagai warga negara yang menguasai sains
dan teknologi untuk meningkatkan mutu kehidupan serta melanjutkan
pendidikan. Mata pelajaran biologi bertujuan untuk:
a. Memahami konsep-konsep biologi dan saling keterkaitannya. b. Mengembangkan keterampilan dasar biologi untuk
menumbuhkan nilai serta sikap ilmiah. c. Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan
karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia.
d. Mengembangkan kepekaan nalar untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan proses kehidupan dalam kejadian sehari-hari.
e. Meningkatkan kesadaran akan kelestarian lingkungan f. Memberikan bekal pengetahuan dasar untuk melanjutkan
pendidikan.34 Beberapa uraian tujuan di atas tujuan pembelajaran biologi yaitu peserta
didik untuk dapat memahami materi pelajaran yang diajarkan serta dapat
menerapakannya dalam kehidupan sehari-hari.
5. Ruang Lingkup Biologi
Ruang lingkup mata pelajaran biologi SMA dan MA terdiri dari 2 bagian
yaitu:
a. Bekerja ilmiah
b. Pemahaman konsep serta penerpannya.35 34 Depdiknas, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi SMA dan MA, (akarta: Depdiknas, 2003), hlm. 2.
25
Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut keaktifan
guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai
dengan rencana yang telah diprogramkan.36
Pembelajaran biologi adanya interaksi antara peserta didik dengan
lingkungan merupakan hal yang tidak dapat dikesampingkan untuk
mengembangkan pembelajaran biologi guru harus menyadari bahwa biologi
lebih dari sekedar kumpulan fakta ataupun konsep.
Banyak peserta didik yang tidak dapat mengembangkan pemahamannya
terhadap konsep biologi tentu karena antara perolehan pengetahuan dan
prosesnya tidak terintegrasi dengan baik dan memungkinkan peserta didik
untuk menangkap makna secara fleksibel. Konsekuensi pembelajaran biologi
di sekolah diharapkan mampu memberikan pengalaman kepada peserta didik
sehingga memungkinkan peserta didik melakukan penyelidikan tentang
fenomena biologi.
Mata pelajaran biologi di SMA / MA dan sederajat dikembangkan melalui
kemampuan berpikir analisis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar.37
Pembelajaran biologi yang efektif dalam mencapai kompetensi tertentu
harus memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran berikut38:
1) Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
Kegiatan pembelajaran perlu menempatkan peserta didik sebagai subjek
belajar artinya kegiatan belajar, motivasi belajar dan latar belakang sosial
37 Nani Rosdijati, Kegiatan Belajar Mengajar Efektif, (Semarang:Depdiknas,2006), hlm. 45 38 Ibid., hlm. 30-31.
26
Konsep biologi dapat dianalogikan dengan berbagai macam kegiatan
sederhana yang dapat diamati peserta didik dengan melakukan sesuatu
peserta didik dapat memperoleh 2 hal sekaligus yaitu pemahaman tentang
konsep dan bisa melakukan.
3) Pembelajaran yang menyenangkan.
Bukan semata-mata pembelajaran yang mengharuskan peserta didik
tertawa terbahak-bahak melainkan sebuah pembelajaran yang terdapat
kohesi yang kuat antara guru, peserta didik dan suasana yang sama sekali
tidak ada tekanan, yang ada jalinan komunikasi yang mendukung.
Pemberian kesempatan peserta didik untuk saling berinterakasi pada
kelompok-kelompok kecil. Ini merupakan salah satu hal yang sekian
banyak bervariasi yang dapat dikembangkan untuk menyiapkan suasana
belajar yang menyenangkan.
4) Pembelajaran yang bermakna
Pembelajaran akan terasa bermakna apabila pembelajaran dirasakan
terkait dengan kehidupan dimasa mendatang.
5) The Daily Life Problem Solving.
Pembelajaran biologi terkait dengan kehidupan sehari-hari. Kemampuan
problem solving siswa perlu dilatih dengan memberikan masalah-masalah
yang relevan serta perbaikan kehidupan dimasa mendatang.
Dari 5 prinsip pembelajaran biologi tersebut terdapat 3 prinsip yang
diharapkan dapat tercapai pada penelitian ini yaitu39:
a) Student centered learning (pembelajaran berpusat pada peserta didik)
b) Learning by doing ( Belajar dengan melakukan sesuatu).
c) Joyful learning ( Pembelajaran yang menyenangkan).
Guru harus menyadari bahwa keaktifan membutuhkan keterlibatan
langsung peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Berarti pula bahwa guru
39 Ibid, hlm. 33.
27
akan menunutun peserta didik selalu aktif mencari, memperoleh, dan
mengolah perolehan belajarnya.
Untuk itu diperlukan motivasi. Adapun tujuan motivasi secara umum
melaksanakan untuk menggerakkan atau menggugah seorang agar timbul
keinginan dan kemampuannya untuk memiliki sesuatu sehingga dapat di
peroleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.40
C. Karakteristik Materi Pokok Lingkungan pada Pembelajaran Biologi Melalui
Pendekatan SETS.
Berdasarkan kurikulum KTSP Madrasah Aliyah (MA), standar kompetensi lingkungan yaitu menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia pada keseimbangan ekosistem. Konsep lingkungan mempunyai materi pokok Keseimbangan Lingkungan, Perubahan Lingkungan, Pencemaran Lingkungan dan Daur ulang Limbah. Kompetensi dasar untuk konsep lingkungan sebagai berikut: (1) peserta didik mampu mengkaitkan hubungan kegiatan manusia dengan masalah perusakan dan pemeliharaan lingkungan,dan (2) mendiskripsikan pemanfaatan daur ulang limbah untuk kepentingan hidup. Kecakapan hidup yang diharapkan adalah peserta didik sadar sebagai makhluk Tuhan, sadar akan eksistensi dan potensi diri, kecakapan menggali dan mengolah informasi, kecakapan komunikasi lisan dan tertulis.41
Bahan kajian lingkungan berisi konsep, prinsip-prinsip dan implikasinya
bagi sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, sehingga perlu upaya
pemahaman dan penerapan yang dapat dilatihkan. Manusia dalam kehidupannya
sangat tergantung dari lingkungan, karena itu upaya untuk melindungi dan
melestarikan lingkungan mutlak dilakukan sehingga tidak terjadi kerusakan.
Pada kenyataannya, kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh manusia juga
semakin meningkat baik kuantitas maupun kualitasnya. Melihat kenyataan
tersebut maka perlu penanaman sikap positif terhadap lingkungan, yang salah
satunya dapat dilakukan melalui pembelajaran konsep lingkungan.
Pembelajaran konsep lingkungan menggunakan pendekatan SETS tidak hanya berfokus pada di (in), untuk (for), dan tentang (about) lingkungan, tetapi juga menemukan dan mengungkapkan penyebab utama permasalahan serta kemungkinan yang mungkin, dapat menimbulkan dampak pada lingkungan dimasa yang akan datang, terutama sekali dampak-dampak yang timbul akibat sains dan teknologi yang digunakan dalam usaha memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan cara melibatkan SETS, maka kemungkinan timbulnya dampak-dampak yang negatife dapat dihindari atau dikurangi.42
Karakteristik pelajaran konsep lingkungan bersifat interdisipliner yang
memungkinkan peserta didik berpikir kritis dan komprehensif jika
pembelajaranya menggunakan SETS (Science, Enveronment, Technology,
Society). Melalui pendekatan ini peserta didik untuk dapat memecahkan
masalah-masalah lingkungan dengan menerapkan konsep-konsep yang dimiliki
dari berbagai ilmu terkait.
D. Pelaksanaan Pembelajaran Biologi Materi Pokok Lingkungan Melalui
Pendekatan SETS (Science, Environment, Technology and Society)
Dalam pembelajaran biologi dengan pendekatan SETS yang ditampilkan
adalah: 43
1. Tetap memberi pembelajaran konsep biologi yang diinginkan 2. Peserta didik dibawa ke situasi untuk melihat teknologi yang berkaitan
dengan konsep yang dibelajarkan atau memanfaatkan konsep biologi ke bentuk teknologi untuk kepentingan masyarakat.
3. Peserta didik diminta berfikir tentang berbagai kemungkinan akibat (positif dan negatif) yang dapat terjadi dalam proses penstransferan biologi tersebut ke bentuk teknologi
4. Peserta didik diminta untuk menjelaskan keterhubungkaitan antara unsur sains biologi yang dibincangkan dengan unsur-unsur lain dalam SETS yang mempengaruhi berbagai keterkaitan antar unsur tersebut.
5. Peserta didik dibawa untuk mempertimbangkan manfaat atau kerugian menggunakan konsep sains biologi tersebut bila diubah dalam bentuk teknologi berkenaan.
42 Achmad Binadja(1999b), op.cit.,hlm. 8. 43 Achmad Binadja, Pembelajaran Biologi dan Evaluasi dalam konteks SETS, makalah disajikan dalam seminar lokakarya pengembangan bahan pembelajaran biologi dalam konteks SETS, siselenggarakan oleh PGBS,Depdinas Jateng, RECSAMAS, dan MGMP Biologi sekaresidenan Surakarta, 31 Maret 2001, hlm. 6.
29
6. Peserta didik diajak untuk mencari alternatif pengatasan terhadap kerugian (bila ada) yang ditimbulkan oleh penerapan sains ke bentuk teknologi tersebut terhadap lingkungan dan masyarakat, (mencari bentuk teknologi yang lebih baik).
7. Dalam konteks kontruktivisme, peserta didik diajak berbincang tentang SETS berkaitan dengan konsep sains yang diajarkan, dari berbagai macam arah dan berbagai macam titik awal tergantung pengetahuan dasar yang dimiliki peserta didik bersangkutan.
Pada proses pembelajaran guru dapat mengangkat isu yang berkembang
di masyarakat serta cara pemecahanya dengan tindakan positif aktif yang bisa
dilakukan menanggapi isu tersebut. Peserta didik akan dituntut berpikir aktif dan
kreatif, pemikiran yang kreatif mendorong peserta didik menguasai pengetahuan,
manfaat dan efek sampingnya.
Pendidikan SETS, tidak hanya memperhatikan isu masyarakat dan
lingkungan yang telah ada dan mengkaitkannya dengan unsur-unsur lain, akan
tetapi juga pada cara melakukan sesuatu untuk kepentingan masyarakat dan
lingkungan itu yang memungkinkan kehidupan masyarakat serta kelestarian
lingkungan terjaga sementara kepentingan lain terpenuhi.44 SETS dapat dilihat
pada gambar sebagai berikut
Society Science
Enviroment Technology
Gambar.2.1 Skema SETS .45
Dengan meletakkan sains sebagai fokus perhatian, seperti yang biasa
dilakukan dalam kegiatan pengajaran sains, maka guru serta peserta didik yang
44 Achmad Binadja,1999d,op.cit., hlm. 5.
45 Ibid., hlm. 3.
30
menghadapi pelajaran sains dapat dibawa melihat bentuk keterkaitan ilmu yang
dipelajarinya dikaitkan dengan unsur lain dalam SETS.
Itulah sebabnya kenapa pendidikan SETS memberi perhatian tinggi pada
keterkaitan serta keterpaduan antar keempat unsur SETS beserta urutanya. Dalam
arti untuk membuat konsep sains berguna dalam teknologi untuk memenuhi
keperluan masyarakat, akibatnya pada lingkungan perlu mendapat perhatian
khusus.
E. Materi Lingkungan Melalui Pendekatan SETS
1. Pencemaran Lingkungan
Sebuah sungai yang mengalir indah dan bersih merupakan suatu
ekosistem .di dalamnya hidup berbagai organisme yang saling berinteraksi
dan saling membutuhkan . manusia juga turut memanfaatkan komponen biotik
dan abiotik di sungai tersebut.seiring dengan perkembangan zaman dan
kemajuan teknologi daerah tersebut menjadi sutu permukiman padat
penduduk, banyak manusia yang tidak peduli lagi terhadap lingkungan.
Mereka membuang sampah atau limbah rumah tangga ke sungai, pabrik-
pabrik membuang limbah ke sungai. Sungai yang tadinya bersih menjadi
kotor dan penuh bahan-bahan yang beracun. Lantas kemanakah organisme
yang hidup dalam sungai tersebut ?untuk itu mari kita pelajari bab
pencemaran lingkungan ini.
a. Keseimbangan Lingkungan
Lingkungan terdiri dari komponen biotik dan abiotik46.
Lingkungan akan seimbang jika dinamika rantai makanan, jaring-jaring
makanan, dan piramida makanannya tepat, berarti tidak ada mata rantai
yang hilang atau tidak proposional. Proposi tingkatan trofik yang tidak
46 Diah Aryulina, dkk, Biologi 1 SMA dan MA untuk kelas x KTSP Standar 2006,
(Erlangga:PT.Gelora Aksara Pratama, 2007), hlm. 303
31
seimbang tidak akan membentuk piramida47. Faktor pembentuk
lingkungan yang berkembang dan dikembangkan lebih cepat dari yang
lain, sehingga mendominasi yang lain.
b. Faktor-faktor Penyebab Gangguan Keseimbangan
1). ulah manusia
2). peristiwa alam. c. Polusi (pecemaran )
Berbagai industri selain menghasilkan produk yang dibutuhkan
manusia juga menghasilkan buangan atau limbah. Limbah adalah suatu
benda atau suatu zat yang mengandung berbagai bahan yang
membahayakan kehidupan manusia, hewan serta mahluk hidup lainnya.
Masuknya limbah rumah tangga dan industri ke dalam sungai
menyebabkan pencemaran.
Pencemaran lingkungan menurut UU No.4 tahun 1982 pasal 1
ayat 7 tentang ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup yaitu
masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan
komponen lain ke dalam lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses
alam, sehingga mutu kualitas lingkungan oleh kegiatan manusia atau
proses alam, sehingga mutu kualitas lingkungan turun sampai tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.48
Menurut Dwidjoseputro pecemaran segala sesuatu hasil ulah
manusia bisa berupa non fisik maupun fisik, yang immaterial maupun
yang material.49
47 Supriyadi, Panduan Belajar biologi kelas 12 IPA SMA, (Primagama:Smart solution, 2006),
hlm. 44. 48 Diah Aryulina, dkk, op.cit., hlm. 305. 49 D.Dwijoseputro, Ekologi Manusia dengan Lingkungannya, (Jakarta: Erlangga, 1999), hlm.
13.
32
Menurut Diah Aryulina pencemaran merupakan perubahan yang
tidak diinginkan pada lingkungan yang meliputi udara, daratan, dan air,
baik secara fisik, kimia, ataupun biologi.
Makhluk hidup, zat energi, atau komponen penyebab pencemaran
disebut polutan. Keseimbangan lingkungan dapat terganggu oleh faktor
asing yang meracuni lingkungan tersebut, keadaan lingkungan tersebut
disebut terpolusi atau lingkungan tercemar. Adapun macam-macam
pencemaran lingkungan, yaitu 50:
(1). Macam polutan menurut tempatnya
Polusi air yaitu, pencemaran di perairan darat, seperti danau dan
sungai, serta perairan laut. Sumber pencemaran air misalnya limbah
rumah tangga, industri, pertanian, pertambangan minyak lepas pantai,
serta kebocoran kapal tanker pengangkut minyak. Pencemaran oleh
bakteri dan polutan akan mengurangi kualitas air tanah.menurunnya
kualitas air terlihat dari perubahan fisik51
Gambar 2.2 pencemaran air.52
Polusi udara, bahan-bahan limbah atau buangan dari rumah
tangga, pabrik, alat-alat transport yang digerakkan oleh mesin,
F. Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran Biologi
Melalui Pendekatan SETS
Metode mengajar merupakan salah satu kunci pokok keberhasilan suatu
proses pembelajarn, karena dengan menggunakan metode mengajar yang sesuai,
tujuan yang diharapkan dapat tercapai atau dapat terlaksana dengan baik.
Menerapkan metode mengajar harus memperhatikan partisipasi peserta didik
untuk terlibat aktif didalam proses pembelajaran. Peserta didik dirangsang untuk
menyelesaikan problem-problem baik secara individu maupun kelompok, yang
pada akhirnya diharapkan dapat terlatih untuk belajar mandiri dan tidak selalu
tergantung pada guru.
Meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran merupakan
tugas guru sebagai motivator, karena yang didapatkan sewaktu proses
pembelajaran untuk bekal hidup dimasa mendatang.
Melalui pendekatan SETS ini dapat mendorong peserta didik untuk
memahami hakekat, makna, dan manfaat belajar sehingga akan memberikan
stimulus dan motivasi kepada mereka untuk rajin dan senantiasa belajar. Hal ini
mendorong peserta didik untuk bersemangat atau mempunyai keinginan (wish)
yang kuat dalam belajar.
Para pendidik atau guru untuk membangkitkan semangat belajar peserta
didik pada pembelajaran dapat dilakukan dengan memberikan dorongan atau
memberikan pernyataan berkaitan dengan pentingnya materi yang sedang
diajarkan untuk kehidupan kelak ketika mereka sudah menyelesaikan jenjang
pendidikan tertentu.
Untuk meningkatkan semangat belajar peserta didik yang berpengaruh pada
hasil belajar peserta didik guru perlu melakukan pendekatan-pendekatan maupun
strategi pembelajaran yang tepat agar hasil belajar peserta didik meningkat.
Karena masalah semangat juga sangat penting dalam belajar. Orang yang tidak
bersemangat belajar berarti lesu, lesu berarti kurang bergairah. Kurang bergairah
berarti kurang motivasi, untuk itu perlu adanya motivasi dari guru.
37
Pendekatan SETS merupakan bagian dari pembelajaran aktif yang sekaligus
pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan tersebut
akan memotivasi peserta didik dalam belajar dan mengurangi kejenuhan ketika
setiap hari peserta didik berada didalam kelas. Hal ini membuat semangat peserta
didik menjadi semakin besar hasrat belajar mereka untuk terus mencari ilmu.
Pembelajaran dengan pendekatan ini juga akan menjadi lebih bermakna,
menemukan situasi baru ketika belajar bersama teman-temannya dan mampu
menyelasaikan permasalahan baik individu maupun kelompok.
Di era Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ada beberapa pendekatan
pembelajaran yang mampu mengaktifkan peserta didik (KTSP) dalam kelas.
Diantaranya pendekatan pembelajaran aktif, kretif, efektif dan menyenagkan
(PAKEM). Pembelajaran aktif dalam kurikulum KTSP saat ini diantaranya adalah
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual.61
Pembelajaran biologi dengan pendekatan SETS merupakan pendekatan
pembelajaran yang mengaitkan materi-materi pembelajaran dengan kehidupan
peserta didik, seperti telah diterangkan sebelumnya bahwa biologi merupakan
mata pelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga dalam
pembelajaran dengan pendekatan ini disamping peserta didik belajar dengan
menyenangkan juga dituntut untuk aktif.
Peserta didik dapat aktif dan merasa senang dalam kegiatan pembelajaran
karena adanya motivasi dan diarahkan pada tujuan pembelajaran secara jelas.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran, karena peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh juga
karena memiliki motivasi yang tinggi.
Penjelasan di atas bahwa peserta didik bersemangat dalam belajar karena
termotivasi dan mempunyai hasrat yang tinggi untuk belajar dengan sungguh-
sungguh. Hal ini tidak terlepas dari peran guru dalam kelas yang menyampaikan
61 Panitia Sertifikasi Guru (PSG) LPTK Rayon IAIN Walisongo Semarang, Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), Op. Cit. hlm.134
38
materi dengan strategi yang jitu. Hal ini penulis memberikan indikator bahwa
hasil belajar peserta didik meningkat dapat dilihat dari keaktifan mereka ketika
proses pembelajaran berlangsung.
G. Evaluasi Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan SETS
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar sering disebut juga prestasi belajar. kata prestasi
berasal dari Bahasa Belanda prestatie, kemudian di dalam bahasa
Indonesia disebut prestasi, diartikan sebagai hasil usaha. Prestasi diberi
pengertian sebagai kemampuan, keterampilan, sikap dalam menyelesaikan
sesuatu.62
Istilah hasil belajar itu sama dengan prestasi belajar. Hasil belajar
atau prestasi belajar dapat diraih melalui proses belajar, belajar itu tidak
hanya mendengarkan dan memperhatikan guru yang sedang memberikan
pelajaran didalam kelas, atau peserta membaca buku, akan tetapi lebih
luas dari kedua aktivitas diatas. Berikut ini beberapa definisi tentang hasil
belajar antara lain:
Menurut Mulyono Abdurrahma, “Hasil belajar merupakan
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalalui kegiatan belajar”63.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, “prestasi merupakan hasil dari
suatu kegiatan yang telah dikerjakan, atau diciptakan secara individu
maupun secara kelompok”64.
Jadi, secara sederhana hasil belajar merupakan penguasaan
keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki peserta didik dalam mata
pelajaran yang ditunjukkan dengan tes atau nilai yang diberikan oleh guru
62http://www.geocities.com/guruvalah/hasil_belajar_bab2b.pdf, 12/8/2008. 63 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar,(Jakarta: Rineka Cipta
1999), hlm. 37. 64Syamsul Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetesi Guru, ( Jakarta : Rineka Cipta,
1994), hlm. 19
39
dan kemampuan perubahan sikap/tingkah laku yang diperoleh peserta
didik melalui kegiatan belajar.
b. Aspek-aspek Hasil Belajar
Proses belajar mengajar harus mendapat perhatian yang serius
yang melibatkan berbagai aspek yang menunjang keberhasilan belajar
mengajar. Aspek-aspek tersebut adalah aspek kognitif, afektif dan
psoikomotorik65.
1) Aspek kognitif
Yaitu yang berkenaan dengan pengenalan baru atau mengingat
kembali (menghafal) suatu pengetahuan untuk mengembangkan
kemampuan intelektual66.
2) Aspek afektif
Yaitu yang berhubungan dengan pembangkitan minat, sikap/emosi
juga penghormatan (kepatuhan) terhadap nilai atau norma.
3) Aspek psikomotorik
Yaitu pengajaran yang bersifat keterampilan atau yang menunjukkan
gerak (skill).
Untuk mencapai keberhasilan belajar ke tiga aspek tersebut tidak
harus dipisahkan, namun jauh lebih baik jika dihubungkan. Penggabungan
tiga aspek tersebut akan dapat diketahui kualitas keberhasilan
pembelajaran.
Hasil Belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai
seorang peserta didik. Setiap pembelajaran dapat menimbulkan suatu
perubahan yang khas. Jadi, hasil belajar secara luas tentu mencakup ke
tiga kawasan tujuan pendidikan tersebut yaitu kognitif, afektif dan
Evaluasi hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar
sistem melalui kegiatan penilaian dan atau pengukuran hasil belajar.67
Menurut Muhibbinsyah, “evaluasi merupakan pengungkapan penyusunan
deskripsi peserta didik, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.68
Evaluasi hasil belajar memiliki sasaran berupa ranah-ranah yang terdapat
dalam tujuan. Ranah tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar peserta didik
secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yakni ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik.69
Membicarakan hasil belajar tidak bisa dipisahkan dari penilaian sebagai
aktivitas di dalam menentukan tinggi rendahnya hasil, sebab evaluasi
merupakan suatu tindakan untuk menentukan nilai. Untuk mengetahui prestasi
belajar yang telah dicapai perlu diadakan evaluasi atau tes yang diberikan
kepada peserta didik secara periodik. Evaluasi merupakan salah satu kegiatan
dalam pembelajaran yang wajib dilaksanakan oleh guru setelah proses
pembelajaran berakhir. Hasil dari evaluasi belajar tersebut diharapkan dapat
memberikan informasi tentang kemampuan yang telah dicapai peserta didik
setelah mempelajari suatu mata pelajaran.70
Pembelajaran biologi dengan pendekatan SETS, cara mengavaluasi terbaik
yaitu bila menggunakan pengevaluasian bernuansa SETS juga. Disini kita
tidak hanya mengevaluasi pemahaman peserta didik terhadap konsep-konsep
sains (biologi) yang dipelajari, akan tetapi juga sampai pada kemampuan
menalar penggunaan atau penerapan konsep yang dipelajari tersebut di
samping melakukan analisis terhadap satuan atau besaran pengetahuan untuk
diketahui unsur-unsurnya di samping kemampuan mensintesis unsur-unsur
67Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm.20 68Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: Rosdakarya,
pengetahuan yang ada untuk menjadi pengetahuan baru. Melalui cara ini,
yang disesuaikan dengan jenjang pendidikan peserta didiknya, diharapkan
para peserta didik memiliki kemampuan tentang yang dikembangkan sesuai
dengan peringkat pendidikan mereka ini.
Berikut ini bentuk-bentuk evaluasi yang dapat dilakukan untuk mengukur
tingkat keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran biologi dalam konteks
SETS adalah sebagai berikut:71
(1) Bentuk tulis (paper and pencil test), sesuai dengan jenjang pendidikan
peserta didiknya. Bentuk tes yang di berikan dapat berupa bentuk pilihan
ganda, betul salah, mencocokkan, pilihan bersyarat, atau bentuk esai.
Terpenting adalah ciri khas SETS tergambar dalam butir-butir uji yang
dikembangkan.
(2) Bentuk tidak tulis (non paper and pencil test)
(a). Bentuk observasi kegiatan;
(b). Bentuk wawancara;
(c). Bentuk tugas karangan kelompok atau individual;
(d) Bentuk analisis bahan-bahan untuk mengetahui unsur-unsur
tertentu;
H. Kajian Penelitian yang Relevan
Dalam pembuatan skripsi ini, penulis mencoba menggali informasi
terhadap skripsi atau karya ilmiah yang lainnya yang relevan dengan
permasalahan yang sedang digarap oleh peneliti sebagai bahan pertimbangan
untuk membandingkan masalah-masalah yang diteliti baik dalam segi metode dan
objek penelitian.
Pertama, skripsi Maskur yang berjudul Pengaruh Penerapan
Pembelajaran SETS Terhadap Hasil Belajar pada Materi Kegunaan Tumbuhan
Siswa Kelas II Semester I SD Al-Hikmah kecamaan Tembalang Kota Semarang
71 Achmad Binadja, 2001, op.cit., hlm. 8.
42
tahun pelajar 2006-200772. Pertama, membahas secara panjang lebar tentang
kedudukan, tugas dan kompetensi guru , kedua pengaruh di terapkan pendekatan
SETS terhadap hasil belajar biologi. Kajian yang dilakukan menghasilkan
kesimpulan ada pengaruh positif terhadap kompetensi guru dan hasil belajar
biologi peserta didik.
Kedua, Isna Mulyani dalam skripsinya yang berjudul Meningkatkan
Aktinitas Belajar Belajar dengan Pendekatan SETS pada Pokok bahasan
pencemaran Lingkungan di Kelas X-4 Semester II Abdi Negara Karang Tengah
Tahun 2007-200873.Membahas bagaimana aktivitas siswa setelah di terapkan
SETS dan Bagaimana korelasi peserta didik yang tidak mendapatkan pendekatan
SETS dengan yang mendapatkan pendekatan SETS, penelitian ini menghasilkan
adanya aktivitas yang positif pada pembelajaran biologi serta adanya korelasi
yang positif peserta didik yang mendapatkan pembelajaran biologi dengan
pendekatan SETS
Ketiga, Asih dalam skripsi yang berjudul, Meningkatkan Motivasi Siswa
melalui Pendekatan SETS pada pokok Bahasan Fungi Kelas X4 Semester II SMA
Walisongo Semarang tahun 2007-2008 74, dalam skripsi ini membahas
bagaimana motivasi belajar peserta didik terhadap pelajaran biologi dan
bagaimana hasilnya. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan meningkatnya
motivasi belajar peserta didik dan hasil belajar peserta didik terhadap pelajaran
biologi.
72 Maskur, Pengaruh Pendekatan Pembelajaran SETS Terhadap Hasil Belajar pada Materi
Kegunaan Tumbuhan Siswa Kelas II Semester I SD Al-Hikmah kecamatan Tembalang Kota Semarang Tahun Pelajar 2006-2007, Skripsi PGSD IKIP PGRI Semarang, ( Semarang: PGSD,2007)
73 Isna Mulyani, Meningkatkan Aktinitas Belajar Belajar dengan Pendekatan SETS pada Pokok bahasan pencemaran Lingkungan di Kelas X-4 Semester II Abdi Negara Karang Tengah Tahun 2007-2008, Skripsi S.I IKIP PGRI Semarang, ( Semarang: Fakultas Pendidikan Biologi, 2008)
74 Asih, Meningkatkan Motivasi Siswa melalui Pendekatan SETS pada pokok Bahasan Fungi Kelas X4 Semester II SMA Walisongo Semarang tahun 2007-2008,Skripsi S.I IKIP PGRI Semarang, (Senarang: Fakultas Pendidikan Biologi, 2008)
43
Sedangkan pada penulisan skripsi ini, penulis lebih menitik beratkan pada
kajian “Implementasi Pendekatan SETS (Science, Technology, Society and
Environment) pada Pembelajaran. Biologi (Studi Tindakan Materi Pokok
Lingkungan Kelas X MA NU Nurul Huda Mangkang Semarang) Maksudnya
yaitu bagaimana menumbuhkan semangat belajar dan meningkatkan hasil belajar
peserta didik terutama pada bidang studi biologi melalui pendekatan SETS
sehingga pembelajarn biologi yang ada di kelas lebih aktif dan bermakna bagi
peserta didik dan tidak monoton yang pengaruhnya pada kemampuan kognitif,
afektif, psikomotorik serta keberhasilan peserta didik dalam belajar. Melalui
penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti diharapkan dapat menjadi
salah satu alternatif dalam pemecahan masalah yang ada dalam proses
pembelajaran biologidan seorang pendidik menjadi lebih kreatif, dan inovatif
dalam menyampaikan materi-matari kepada peserta didiknya.
I. Karangka Berpikir dan Hipotesa
1. Kerangka berpikir
Keunggulan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan SETS untuk
memperbaiki kualitas kegiatan belajar mengajar dikelas adalah sebagai
berikut:
a. Materi pelajaran dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
b. Memberi kesempatan pada peserta didik untuk berpikir kreatif dan
berpikir kritis serta integratif.
c. Peseta didik mampu menciptakan ide-ide baru dan teknologi sederhana.
d. Melatih kerja sama dan menghargai teman kerja dan kelompok.
e. Lebih banyak melibatkan siswa (peserta didik aktif dalam KBM)
f. Guru menjadi acuan asah pancarian informasi bagi peserta didik (ikut
belajar)
g. Memberi tugas-tugas yang memacu peserta didik untuk belajar
h. Memotivasi peserta didik menjadi lebih tertarik terhadap materi
pembelajaran yang diberikan.
44
i. Memacu semangat peserta didik untuk aktif dalam KBM
Oleh karena penerapan pendekatan berwawasan SETS dipilih sebagai
alternatif yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya
materi pencemaran lingkungan.
2. Hipotesa
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang
diteliti, jawaban ini dapat benar, atau salah tergantung pembuktian di
lapangan. Sebagaimana diungkapkan oleh S. Margono, bahwa “hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara
teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya75.
Penelitian ini hipotesis yang diajukan yaitu “semakin baik kualitas
pendekatan SETS pada pembelajaran biologi, maka evaluasi hasil belajar
biologi peserta didik juga akan semakin baik. Begitu juga sebaliknya semakin
rendah kualitas pembelajaran biologi, maka evaluasi hasil belajar biologi
peserta didik juga semakin menurun”.
Mengingat hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang
mungkin benar atau mungkin salah, maka dilakukan pengkajian pada bagian
analisis data untuk mendapat bukti apakah hipotesis yang diajukan itu dapat
- Guru menunjukkan artikel atau gambat tentang kerusakan hutan lindung dan memberi pertanyaan tentang akibat hutan lindung dan memberi pertanyaan tentang akibat penebangan hutan besar-besaran
- Guru menjelaskan hubungan kegiatan manusia dan kerusakan hutan dengan mengkaitkan unsur-unsur SETS
- Berkonsentrasi dan menjawab pertanyaan guru
10’
B. Kegiatan Inti - Berdasarkan ide pokok pendahuluan peserta didik diajak untuk mendefinisikan pengertian keseimbangan lingkungan.
- Mengatakan pada peserta didik bahwa mereka dapat menemukan jawaban atas permasalahan tersebut melalui kegiatan diskusi.
- Membagi peserta didik dalam kelompok diskudi yang terdiri dari 6 orang.
- Konsentrasi pada penjelasan guru, dan mengemukakan pendapat masing-masing.
- Menjawab pertanyaan guru tentang prinsip keseimbangan
- Melakukan diskusi
20’
45’
3 Dokumen MA NU Nurul Huda Tahun Ajaran 2007-2008.
50
Kelompok A, B, C, dan D. Bila lebih dari 4 kelompok dinamakan A-1, B-1, C-1, D-1 dan seterusnya.
- Sebelum melakukan diskusi , guru melakukan tanya jawab tentang prinsip keseimbangan lingkungan.
- Membagi Lembar Diskusi Peserta didik (LDP) kepada Peserta didik dengan masalah yang berbeda-bedapada tiap kelompok.
- Meminta peserta didik mendiskusikan materi dengan keterkaitan unsur-unsur SETS yang lain.
-Membimbing Peserta didik dalam diskusi dan menemaptkan siri sebagai fasilitator
-melakukan penegasan konsep dan memberi tambahan yang diperlukan.
C. Penutup - Bersama-sama peserta didik menarik kesimpulan pelajaran hari itu.
- Mengajak Peserta didik menganalisis pembelajaran yang sudah di tempuh dengan pendekatan SETS.
- Penilaian proses pembelajaran.
- Memberi tugas kelompok untuk membuat laporan kerusakan lingkungan dengan disertai keterkaitan unsur-unsur SETSnya
- Menarik kesimpulan pelajaran hari itu.
- Menganalisa pembelajaran yang sudah ditempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS
- Menulis tugas dari guru.
15’
Tabel 3.2 Pertemuan ke-II (2 x 45’)
LANGKAH KEGIATAN GURU KEGIATAN PESERTA DIDIK
WKT
A. Pendahuluan - Berdoa untuk memohon ilmu yang bermanfaat
- Absensi peserta didik. - Guru memeriksa kesiapan
peserta didik dalam kegiatan presentasi dan diskusi.
- Menjelaskan hubungan kerusakan lingkungan dan etika lingkungan dengan mengkaitkan unsur-unsur SETS di dalamnya.
- Mengajukan pertanyaan tentang maksud bahwa
- Mendengarkan penjelasan guru
- Menjawab pertanyaan dengan mengkaitkan kehidupan sehari-hari
- Mendiskusikan dan menjawab pertanyaan guru
10’
51
manusia menentuka kualitas lingkungan.
B. Kegiatan Inti - Mengatakan pada peserta didik bahwa nereka dapat menemukan jawaban atas permasalahan Etika Lingkungan, upaya dan tujuan manusia dalam pengelolaan lingkungan hidup sesuai prinsip lingkungan.
- Melakukan tanya jawab tentang prinsip etika lingkungan dan tujuan pengelolaan lingkungan.
- Membagi peserta didik dalam kelompok diskusi yang terdiri dari 4 orang.
- Membagi Lembar Diskusi Peserta didik (LDP) kepada peserta didik.
- Meminta peserta didik mendiskusikan materi dengan keterkaitan unsur-unsur SETS yang lain.
- Mengarahkan diskusi dan menempatkan diri sebagai fasilitator.
- Melakukan penegasan konsep dan memberi keterangan tambahan yang diperlukan.
- Kelompok yang ditunjuk maju presentasi, dan kelompok lain aktif dalam diskusi untuk menanggapi presentasi.
- Mediskusikan materi dengan keterkaitan unsur-unsur SETS yang lain
- Mencatat konsep penting kesimpulan diskusi kelas.
20’
C. Penutup - Bersama-sama peserta didik menganalisis pembelajaran yang sudah ditempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS.
- Memberi soal tes evaluasi Siklus I
- Menjawab pertanyaan dari guru.
-Menganalisis pembelajarn yang sudah ditempuh dikaitkan dengan SETS
15’
30’
b. Siklus II Tabel 3.3 Pertemuan ke-III (2 x 45’)
LANGKAH KEGIATAN GURU KEGIATAN PESERTA DIDIK
WAKTU
A. Pendahuluan - Absensi - Guru menggali pengetahuan
awal peserta didik dengan pertanyaan yang mengarah pada materi.
B. Kegiatan Inti - Berdasarkan ide pokok pendahuluan peserta didik diajak untuk mendefinisikan pengertian pencemaran.
- Membagi peserta didik kedalam kelompok diskusi dengan panduan LKS I-III. Peserta didik dibagi 6 kelompok, kelompok 1dan 2 menyelesaikan LKS I, kelompok 3dan 4 menyelesaikan LKS II, dan kelompok 5,6 menyelesaikan LKS III.
- Membimbing peserta didik dalam kegiatan .
- guru mempertanyakan tentang penyebab pencemaran udara dan usaha mengatasinya.
- Konsentrasi pada penjelasan guru, dan mengemukakan pendapat masing-masing.
- Berkumpul dalam kelompok diskusinya dan salng membagi tugas
- Mendiskusikan materi dengan keterkaitan SETS Yang lain
- Melakukan kegiatan sesuai dengan LKS dan berdiskusi dalam kelompok
- Mendata hasil
kegiatan dan menjawab pertanyaan dalam LKS
- Mempresentasikan hasil kegiatannya, kelompok lain menyimak dan menaggapi
20’
45’
C. Penutup - Bersama-sama peserta didik menarik kesimpulan pelajaran hari itu.
- Mengajak peserta didik menganalisis pembelajaran yang sudah ditempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS
- Memberi tugas pada peserta didik untuk membuat laporan praktikum
- Menarik kesimpulan - Menganalisis
pembelajaran yang sudah di tempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS
15’
Tabel 3.4 Pertemuan ke-IV (2 x 45’)
LANGKAH KEGIATAN GURU KEGIATAN PESERTA DIDIK
WKT
A. Pendahuluan - Berdoa untuk memohon ilmu yang bermanfaat
- Absensi peserta didik - Menjelaskan tujuan pelajaran
dan rencana kegiatan hari itu - Menunjukan artikel pencemaran
air. - Menjelaskan hubungan
pencemaran air dan idustri dengan mengkaitkan unsur-unsur SETS didalamnya
- Meminta peserta didik untuk merumuskan tentang polusi air
- Mendengarkan penjelasan guru
- Menjawab pertanyaan dengan mengkaitkan kehidupan sehari-hari
10’
B. Kegiatan Inti - Membagi peserta didik kedalam - Kelompok yang 70’
53
kelompok diskusi yang terdiri dari 6 kelompok.
- Membagi LKS dengan tugas yang berbeda-beda kepada masing-masing kelompok
- Meminta peserta didik mendiskusikan materi dengan unsur-unsur SETS
- Membimbing peserta didik untuk praktikum pejernihan air
- melakukan pengumpulan data yang diperlukan sesuai tugas dalam LKS.
-Menunjuk satu kelompok untuk presentasi hasil praktikum penjernihan air pada materi pencemaran lingkungan .
-Mengarahkan diskusi kelas untuk menyimpulkan pencemaran air
ditunjuk maju presentasi, dan kelompok lain aktif dalam diskusi untuk menanggapi presentasi.
- Mencatat konsep penting kesimpulan diskusi kelas.
- Melakukan kegiatan sesuai LKS yang diberi dan berdiskusi dalam kelompok.
- Mendiskusikan materi dengan unsur-unsur SETS yang lain.
- Membuat laporan hasil kegiatan
- Menganalis.
C. Penutup - Menutup pelajaran dengan memantapkan pemahaman pencemaran dan menarik kesimpulan pelajaran hari itu.
- Memberi tugas pada peserta didik untuk menyusun laporan dan menganalisis pembelajaran yang dikaitkan dengan SETS
- TES Evaluasi siklus 2
- Menjawab pertanyaan pelajaranya yang sudah ditempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS
- menganalisis pembelajaran yang sudah di tempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS
- menjawab soal
10’
30
c. Siklus III Tabel 3.5 Pertemuan ke-V(2 x 45’)
LANGKAH KEGIATAN GURU KEGIATAN PESERTA DIDIK
WAKTU
A. Pendahuluan - Absensi - Guru menggali pengetahuan
awal peserta didik dengan pertanyaan yang mengarah pada materi.
- Menunjukkan artikel tentang bencana tanah longsor di TPS Leuwigajah dan memberi pertanyaan tentang penyebab bencana tersebut
- Berkonsentrasi dan menjawab pertanyaan guru
- Menjawab pertanyaan dengan mengkaitkan kehidupan sehari-hari
- Mengingat pelajaran yang lalu tentang polusi
- Merumuskan pertanyaan tentang polutan
10’
54
- Menjelaskan hubungan kegiatan manusia dan peristiwa tanah longsor di TPS Leuwigajah dengan mengkaitkan unsur-unsur SETS di dalamnya
- Tanya jawab tentang sampah sebagi polutan
- Mengarahkan pertanyaan pada peserta didik
B. Kegiatan inti - Membagi peserta didik
kedalam kelompok diskusi dengan panduan LKS Peserta didik dibagi 9 kelompok.
- Membagi LKS kepada peserta didik dan menerangkan cara kerjanya
- Meminta peserta didik mediskusikan keterkaitan materi dengan unsur-unsur SETS yang lain
- Membimbing peserta didik melakukan pengumpulan data yang diperlukan sesuai tugas di dalam LKS
- Melakukan penegasan konsep dan memberi keterangan tambahan yang diperlukan
- Peserta didik melakukan kegiatan pengamatan di lingkungan sekitar sekolah sesuai dengan LKS dan berdiskusi dalam kelompok.
- Mendiskusikan keterkaitan materi dengan unsur-unsur SETS yang lain.
- Membuat laporan hasil kegiatan dan menjawab pertanyaan dalam LKS dan berdiskusi dalam kelompok
- Mendiskusikan keterkaitan materi dengan unsur-unsur SETS yang lain.
- Membuat laporan hasil kegiatan dan menjawab pertanyaan dalam LKS
- Mendata hasil kegiatan dan menjawab pertanyaan dalam LKS
- Mempresentasikan hasil kegiatannya, kelompok lain menyimak dan menaggapi.
20’
45’
C. Penutup - Bersama-sama peserta didik menarik kesimpulan pelajaran hari itu.
- Mengajak peserta didik menganalisis pembelajaran yang sudah ditempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS
- Menyuruh peserta didik untuk membuat laporan
- Menarik kesimpulan - Menganalisis
pembelajaran yang sudah di tempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS
15’
55
Tabel 3.6 Pertemuan ke-VI (2 x 45’)
LANGKAH KEGIATAN GURU KEGIATAN PESERTA DIDIK
WKT
A. Pendahuluan - Berdoa untuk memohon ilmu yang bermanfaat
- Absensi peserta didik - Menjelaskan tujuan pelajaran
dan rencana kegiatan hari itu - Memberi pertanyaan tentang
dampak peningkatan jumlah sampah
- Menjelaskan hubungan pertumbuhan populasi penduduk dan jumlah sampah dengan mengkaitkan unsur-unsur SETS di dalamnya.
- Tanya jawab pengertian daur ulang dan jenis-jenis bahan buangan.
- Meminta peserta didik untuk merumuskan pertanyaan tentang daur ulang limbah
- Mengatakan pada peserta didik bahwa salah satu cara untuk menemukan jawaban atas permasalahan itu adalah melalui kegiatan praktikum dan diskusi yang akan dilakukan pada hari itu.
-Mendengarkan penjelasan guru
- Menjawab pertanyaan dengan mengkaitkan kehidupan sehari-hari
- Mengingat pelajaran yang lalu tentang jenis-jenis bahan buangan
- Merumuskan pertanyaan tentang tindakan mengatasi masalah yang diperoleh
10’
B. Kegiatan Inti - Membagi peserta didik ke dalam kelompok diskusi yang terdiri dari 4 orang pada tiap kempoknya.
- Membagi LKS kepada peserta didik dan menerangkan cara kerjanya.
- Meminta peserta didik untuk mediskusikan keterkaitan materi dengan unsur-unsur SETS yang lain
- Bersama-sama peserta didik melakukan praktikum pembuatan pupuk bokashi dan membimbing peserta didik melakukan proses tersebut.
- Menyuruh peserta didik untuk melakukan diskusi dan menjawab pertanyaan dalam LKS
- Melakukan penegasan konsep dan memberi keterangan tambahan yang di perlukan
- Kelompok yang ditunjuk maju presentasi, dan kelompok lain aktif dalam diskusi untuk menanggapi presentasi.
- Mencatat konsep penting kesimpulan diskusi ke
- Membagi peserta didik kedalam kelompok diskusi yang terdiri dari 6 kelompok.
- Membagi LKS kepada peserta didik dan menerangkan cara kerjanya.
- Meminta peserta didik mendiskusikan materi dengan unsur-unsur SETS
- Bersama-sama peserta didik melakukan
70’
56
- Bersama-sama peserta didik. praktikum pembuatan pupuk bokashi dan membimbing peserta didik melakukan proses tersebut.
- Melakukan kegiatan sesuai LKS yang diberi dan berdiskusi dalam kelompok.
- Mendiskusikan materi dengan unsur-unsur SETS yang lain.
- Membuat laporan hasil kegiatan
- Menganalis. C. Penutup - Menutup pelajaran dengan
memantapkan pemahaman pencemaran dan menarik kesimpulan pelajaran hari itu.
- Memberi tugas pada peserta didik untuk menyusun laporan dan menganalisis pembelajaran yang dikaitkan dengan SETS
- TES Evaluasi siklus 3
- Menjawab pertanyaan pelajaranya yang sudah ditempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS
- Menganalis pembelajaran yang sudah di tempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS
- Menjawab soal
10’
30
Tabel.3.1, 3.2, 3.3, 3.4, 3.5, 3.6 Pelaksanaan tindakan kelas4
3. Observasi
Observasi merupakan suatu aktivitas yang sempit, yakni
memperhatikan, melakukan sesuatu dengan menggunakan mata terhadap
suatu objek penelitian.5
Observasi yaitu mengamati keadaan yang diajar dan sebenarnya
tanpa usaha yang disengaja untuk mempengaruhi serta mengamati secara
cermat, apa yang diteliti.6
Rochiati Wiriaatmadja, menyebutkan “untuk melakukan
pengamatan yang baik harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
4 Ibid. 5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006), hlm 156 6 S. Nasution, Dasar-Dasar Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 156
57
a. Memperhatikan faktor penelitian yaitu kegiatan yang diamati apakah
khusus atau umum.
b. Menentukan kriteria yang diobservasi dengan terlebih dahulu
mendiskusikan ukuran-ukuran apa yang digunakan pada pengamatan.7
didik diminta merumuskan kerusakan lingkungan, daur ulang dengan
mengkaitkan unsur-unsur SETS dengan panduan arikel serta LKS.
Pertemuan kedua, peserta didik melakukan praktikun pembuatan pupuk
bokashi, pemberian tes siklus III, pengisian tanggapan peserta didik
tentang proses pembelajaran melalui pendekatan SETS.
3. Observasi
Pada tahap observasi dilakukan tes hasil belajar setiap siklus,
penilaian unjuk kerja dan sikap peserta didik, observasi kinerja guru,
observasi aktivitas peserta didik, dan jajak pendapat peserta didik selama
proses pembelajaran melalui curah pendapat. Adapun hasil penelitian
tindakan kelas dapat dilihat pada tabel 4.1,4.2, dan 4.3
a. Tes Hasil Belajar
Analisis terhadap tes hasil belajar peserta didik untuk ranah kognitif
tampak pada tabel berikut.
Tabel 4.1 Nilai Tes Hasil Belajar Peserta didik ( ranah kognitif ) No Jenis Penilaian Siklus I Siklus II Siklus III
1. Nilai tertinggi 70 85 95
2. Nilai terendah 45 55 60
3 Nilai rata-rata 62,33 69,07 72,91
4 Prosentase ketuntasan belajar kelas
63% 86% 98%
b. Penilaian Aktivitas Peserta didik ( ranah afektif dan psikomotorik )
Hasil penilaian guru terhadap aktivitas siswa dalam melakukan
unjuk kerja observasi pada pembelajaran materi Lingkungan dapat
dilihat pada Tabel 4.2
67
Tabel 4.2. Nilai aktivitas peserta didik dalam kegiatan pembelajaran No Keaktifan yang dilakukan peserta didik Siklus I Siklus I Siklus II
1. Mengajukan pertanyaan 37,78% 60% 84,44%
2. Menjawab pertanyaan guru 31,11% 60% 91,11%
3 Mengemukan pendapat 48,89% 64,44% 88,89%
4. Membuat keterkaitan unsure-unsur SETS 62,22% 75,55% 100%
5. Melakukan kegiatan untuk mencari pemcehan masalah
60% 77,77% 93,33%
6. Membuat laporan 66,67% 75,55% 100%
7. Mempresentasikan hasil kegiatan 62,22% 93,33% 100%
Rata-rata 52,67% 72,37% 93,96%
4. Refleksi
Berdasarkan data hasil tes siklus I menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar peserta didik dari sebelum tindakan dan
sesudah tindakan siklus I. Dengan menggunakan pendekatan SETS
pokok bahasan lingkungan, rerata nilai hasil belajar 62,33 dengan
ketuntasan belajar kelas meningkat dari 63%. Hasil yang dicapai pada
siklus I belum memenuhi indikator dalam penelitian ini yaitu 65 %
C. Pembahasan
1. Siklus I
Kenyataan bahwa hasil belajar peserta didik pada pembelajaran siklus
I dengan kentuntasan 63 % belum dapat mencapai indikator kinerja dalam
pembelajaran. Ada 17 peserta didik yang belum tuntas hasil belajarnya, ini
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
a. Sebagian peserta didik belum aktif dalam kegiatan observasi di luar
kelas untuk mengamati objek-objek yang digunakan sebagai sumber
belajar . Peserta didik tersebut tidak melakukan sendiri kegiatan
pengamatan dan pencatatan data observasi, tetapi menggantungkan
pada peserta didik lain dalan kelompoknya.
b. Jumlah peserta didik dalam kelompok terlalu besar yaitu 7-8 orang
menyebabkan kecenderungan ada peserta didik yang tidak aktif dalam
68
kelompoknya sehingga kegiatan pembelajaran belum seperti yang
diharapkan.
c. Guru dalam appersepsi tidak menjelaskan tujuan pembelajaran dan
indikator yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran, sehinga
peserta didik kurang memahami hakekat atau tujuan kegiatan observasi
di lingkungan.
d. Sebagian peserta didik kurang bisa memahami materi dengan
pendekatan SETS di mana peserta didik diajak untuk berpikir secara
global untuk memecahkan masalah yang ada dan mengaplikasikan
materi dalam bentuk teknologi serta bagaimana dampak negatip dan
positifnya bagi lingkungan. Peserta didik terbiasa dengan materi yang
disajikan guru dengan metode ceramah.
2. Siklus II
Langkah-langkah perbaikan tindakan pada pelaksanaan pembelajaran
siklus II untuk meperbaiki hasil belajar pada siklus I adalah sebagai
berikut.
a. Dalam appersepsi guru menjelaskan kompetensi dasar dan indikator-
indikator yang harus dicapai oleh peserta didik setelah proses
pembelajaran. Hal ini dilakukan agar peserta didik memahami
hakekat atau tujuan yang hendak dicapai setelah proses pembelajaran.
b. Jumlah peserta didik dalam kelompok diperkecil dari 7-8 orang
menjadi 4-5 orang. Hal ini dilakukan agar semua peserta didik dalam
kelompok aktif dan memudahkan koordinasi dalam kelompoknya.
c. Peserta didik melakukan praktikum pencemaran air yaitu dengan
membuat teknologi sederhana alat penjernihan air.
d. Memberi motivasi pada peserta didik untuk lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran, peserta didik dituntut untuk serius dan teliti dalam
kegiatan observasi, diskusi, tanya jawab, praktikum.
e. Setiap menutup pelajaran guru melakukan penegasan konsep-konsep
penting yang disimpulkan dalam diskusi kelas. Hal ini dilakukan agar
pemahaman peserta didik terhadap konsep-konsep penting pokok
69
bahasan lingkungan yang didapat dalam proses pembelajaran dengan
pendekatan SETS dapat bermakna dan dipahami semua peserta didik.
Langkah-langkah perbaikan tindakan yang dilakukan pada
pembelajaran siklus II memberi dampak peningkatan hasil belajar peserta
didik. Hasil tes yang diperoleh setelah pembelajaran siklus II
menunjukkan rerata 69,07 dan 86 % peserta didik mencapai ketuntasan
belajar. Pada siklus II ini masih ada 7 peserta didik yang belum tuntas
hasil belajarnya, sehingga pada siklus III diadakan perbaikan lagi. Agar
pembelajaran dirasa tidak membosankan dan menumbuhkan semangat
belajar peserta didik maka pada siklus III ada kegiatan praktikum.
Pada siklus III ini langkah tindakan untuk menperbaiki siklus II
adalah sebagai berikut
a. Dalam appersepsi guru menjelaskan kompetensi dasar dan indikator-
indikator yang harus dicapai, dengan memberi contoh keterkaitan
SETSnya.
b. Peserta didik melakukan praktikum daur ulang limbah daun untuk di
buat pupuk bokashi
c. Memberi motivasi pada peserta didik untuk lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran, peserta didik dituntut untuk serius dan teliti dalam
kegiatan observasi, diskusi, tanya jawab, praktikum.
d. Pelaporan hasil observasi, diskusi, praktikum yang mengkaitkan materi
dengan unsur-unsur SETS dibuat secara individu, bukan perkelompok
seperti pada siklus II. Hal ini dilakukan agar setiap peserta didik aktif
dalam melakukan pembelajaran biologi, menghindarkan adanya
peserta didik yang menggantungkan hasil pencatatan dari peserta didik
lain dalam kelompoknya.
e. Setiap menutup pelajaran guru melakukan penegasan konsep-konsep
penting yang disimpulkan dalam diskusi kelas. Hal ini dilakukan agar
pemahaman peserta didik terhadap konsep-konsep penting pokok
bahasan lingkungan yang didapat dalam proses pembelajaran dengan
pendekatan SETS dapat bermakna dan dipahami semua peserta didik
70
Dengan langkah-langkah perbaikan tindakan yang dilakukan pada
pembelajaran siklus III memberi dampak peningkatan hasil belajar peserta
didik. Hasil tes yang diperoleh setelah pembelajaran siklus III
menunjukkan nilai rata-rata 72,91 dan 98% peserta didik mencapai
ketuntasan belajar.
Keberhasilan pencapaian ketuntasan belajar kelas pada akhir
pembelajaran siklus III disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut :
1) Peserta didik lebih aktif dalam diskusi dan teliti melakukan
observasi atau praktikum yang dipelajari, sehingga pemahaman
peserta didik pada materi pelajaran lebih meningkat.
2) Peserta didik merasa lebih senang dan antusias dalam belajar
karena mendapat suasana baru dalam proses pembelajaran. Peserta
didik yang biasanya duduk di dalam kelas dalam belajar, menjadi
lebih aktif belajar karena pembelajaran yang bervariasi didalam
dan di luar kelas dengan menggunakan pendekatan SETS.
3) Penegasan konsep penting dalam diskusi hasil observasi oleh guru
menjadikan pemahaman peserta didik pada materi pembelajaran
menjadi lebih jelas dan konkret.
Peningkatan hasil belajar peserta didik dari sebelum dan
setelah tindakan siklus I, siklus II dan siklus III membuktikan bahwa
proses pembelajaran dengan pendekatan SETS membuat peserta didik
memperoleh pengalaman belajar secara langsung, belajar memecahkan
masalah, menghasilkan bentuk teknologi serta mengaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Pendekatan SETS ini dapat memberikan
alternatif bagi guru dan peserta didik sehingga kegiatan pembelajaran
menjadi lebih bervariasi dan tidak membosankan. Pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan SETS memberikan hasil belajar
yang lebih baik dan menguatkan hasil belajar sehingga konsep yang di
pelajari tidak mudah dilupakan.
Peningkatan pemahaman peserta didik terhadap konsep yang
sedang dipelajari sangat dipengaruhi oleh keaktifan dan keterlibatan
71
peserta didik sendiri. Keberhasilan belajar peserta didik ditentukan
oleh keaktifan dan keterlibatan peserta didik dalam proses belajar
mengajar, belajar harus dilakukan peserta didik secara aktif, baik
individual maupun kelompok, dan guru bertindak sebagai pembimbing
dan fasilitator.
Penilaian ranah psikomotorik diperoleh dengan mengamati
aktivitas peserta didik dalam melakukan observasi, menilai laporan
hasil observasi dan aktifitas siswa saat mendiskusikan hasil observasi.
Aspek-aspek penilaian unjuk observasi adalah :
a) Mengajukan pertanyaan,
b) Menjawab pertanyaan,
c) Mengemukakan pendapat,
d) Membuat keterkaitan unsur-unsur SETS,
e) Melakukan kegiatan untuk mencari pemecahan masalah,
f) Membuat laporan
g) Mempresentasikan hasil kegiatan.
Analisis data keaktifan peserta didik dalam praktek atau
untuk kerja peserta didik dalam kegiatan observasi di lingkungan
sekolah maupun praktikum pencemaran udara dan air, disimpulkan
bahwa terjadi peningkatan nilai praktek atau unjuk kerja dari siklus I,
siklus II dan siklus III. Pada siklus I rata-rata nilai keaktifan adalah
52,67. Setelah diadakan langkah-langkah perbaikan tindakan pada
siklus II, memberi dampak positif pada peningkatan hasil penilaian
praktek atau unjuk kerja, rata-rata nilai unjuk kerja peserta didik
mencapai 72,37. Pada siklus III rata rata nilai unjuk keaktifan peserta
didik meningkat dari 72,37 menjadi 93,96.
Data hasil penilaian keaktifan peserta didik menunjukkan
peningkatan dari siklus I, siklus II dan siklus III. Dengan pemberian
motivasi oleh guru secara terus menerus pada peserta didik tentang
pengembangan sikap ilmiah dalam proses pembelajaran,
menumbuhkan sikap ilmiah peserta didik dalam setiap siklus
72
pembelajaran. Diharapkan peserta didik akan selalu menjaga dan
mengembangkan sikap ilmiah tidak hanya pada saat proses
pembelajaran, tetapi sikap tersebut tertanam dan direfleksikan dalam
kehidupan sehari-hari serta menghasilkan bentuk teknologi sederhana
diimbangi dampak positif dan negatifnya bagi lingkungan.
Pendapat peserta didik tentang proses pembelajaran dengan
pendekatan SETS, digali dengan memberikan tanggapan peserta didik
pada peserta didik setiap siklus. Dari data analisis tanggapan
pembelajaran biologi dengan menggunakan pendekatan SETS lebih
disenangi dan lebih menarik sebagian besar peserta didik. Peserta
didik merasa lebih termotivasi dalam belajar, tetapi ada sebagian kecil
peserta didik yang merasa tidak senang karena dibebani tugas
menyusun laporan hasil observasi. Data pendapat peserta didik juga
menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik lebih memahami
pokok bahasan lingkungan dengan pendekatan SETS.
Peningkatan hasil belajar peserta didik tidak lepas dari peran
guru dalam membimbing proses pembelajaran. Data analisis observasi
kinerja guru dapat disimpulkan bahwa kinerja guru dalam
pembelajaran pokok bahasan lingkungan dengan menggunakan
pendekatan SETS adalah sebagai berikut.
(1) Kinerja guru sudah sesuai dengan skenario yang disusun dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
(2) Guru melakukan persiapan yang memadai untuk pelaksanaan
pembelajaran, dibuktikan dengan tersedianya perangkat
pembelajaran meliputi : silabus, lembar kerja siswa, perangkat tes,
angket siswa dan lembar observasi.
(3) Melakukan proses pembelajaran dengan baik meliputi tahap
pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.
(4) Pemilihan metode pembelajaran sesuai dengan materi dan
kompetensi dasar yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran.
73
Faktor kinerja guru yang baik, membawa dampak positif pada
peningkatan kognitif ,afektif, dan pdikomotorik peserta didik dalam
belajar, maka hasil belajar peserta didik menjadi lebih optimal.
Peningkatan hasil belajar peserta didik yang terjadi setelah tindakan
pembelajaran siklus I, siklus II, dan siklus III menunjukkan bahwa
pembelajaran biologi dengan pendekatan SETS pada pokok bahasan
Lingkungan terbukti dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik
74
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Deskripsi data dan analisis penelitian tentang “Implementasi Pendekatan
SETS ( Science, Environment, Technology, and Society ) pada Pembelajaran
Biologi ( Studi Tindakan Materi Pokok Lingkungan Kelas X-C MA NU Nurul
Huda Mangkang Semarang), bab I sampai IV maka pada akhir skripsi ini
dapat diambil simpulan sebagai berikut:
1. Karakteristik lingkungan pada pembelajaran biologi dengan pendekatan
SETS, peserta didik diminta menghubungkaitkan antara unsur-unsur SETS
dengan materi pelajaran sehingga peserta didik memperoleh kesempatan
untuk membangun pengetahuan baru, pemahaman, dan pengalaman yang
sebenarnya berlandaskan pada pengetahuan yang dimilikinya, sehingga
peserta didik diajak berpikir secara aktif dengan menghasilkan bentuk
teknologi sederhana yang bermanfaat bagi masyarakat serta
memperhatikan dampak negatife dan positifnya terhadap lingkungan juga
dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dari sinilah
kemampuan berfikir (kognitif), sikap (afektif), ketrampilan (Psikomotorik)
peserta didik berperan.
2. Keberhasilan penerapan pendekatan pembelajaran melalui pendekatan
Science, Environment, Technology, and Society (SETS) sebagai
pendekatan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik di MA NU
Nurul Huda Mangkang Semarang ditunjukan dengan adanya perubahan
kemampuan hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran yaitu
kesiapan dan keaktifan pada saat proses pembelajaran, juga ditunjukkan
adanya peningkatan nilai skor tes akhir dari masing-masing siklus. Hal ini
dapat dilihat dari perolehan skor yang diprosentasekan. Prosentase
peningkatan hasil belajar dari siklus 1, siklus II sampai siklus III yaitu dari
63%, 86%, 98% dan diatas rerata yang ditentukan yaitu 65 %. Sedangkan
peningkatan tes akhir dari siklus I sampai siklus II dapat dilihat dari nilai
rerata pada masing-masing siklus yaitu 62,33 meningkat menjadi 69,07.
75
Pada siklus II dengan nilai rerata 69,07 menjadi 73,91 dan peningkatan
tersebut diatas sesuai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 65.
B. Saran
Mengingat pentingnya pendekatan SETS pada pembelajaran biologi untuk
meningkatkan semangat belajar peserta didik, maka peneliti mengharapkan
beberapa hal yang berhubungan dengan masalah tersebut diatas sebagai
berikut:
1. Pada Guru Biologi
a. Hendaknya dalam proses belajar mengajar, guru harus benar-benar
paham menyiapkan pembelajaran dengan sebaik mungkin, agar materi
tersampaikan secara maksimal.
b. Hendaknya pembelajaran dirancang sedemikian rupa dan memperkaya
variasi mengajar. Hal ini untuk mengantisipasi kejenuhan yang dialami
oleh peserta didik. Dan selalu memantau perkembangannya terutama
dari perilaku, pemikiran dan pemahaman terhadap materi yang
diajarkan.
c. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan SETS pada mata
pelajaran biologi agar dapat dilakukan tidak hanya sampai pada
selesainya penelitian ini saja, akan tetapi dilanjutkan dan dilaksanakan
secara kontinyu sebagai program untuk meningkatkan semangat dan
mengurangi kejenuhan pada waktu melaksanakan pembelajaran
2. Pihak sekolah
a. Hendaknya seluruh pihak sekolah mendukung dalam kegiatan
pembelajaran yang berlangsung.
b. Memfasilitasi proses pembelajaran dengan melengkapi sarana dan
prasarana yang dibutuhkan.
c. Kepada semua pihak sekolah terutama para guru, sudah seharusnya
meningkatkan kompetensi termasuk kompetensi profesional serta
membekali diri dengan pengetahuan yang luas, karena
sesungguhnya kompetensi yang dimiliki oleh guru sangat
mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran yang akhirnya
76
akan dapat menghasilkan peserta didik yang berprestasi, berbudi
pekerti luhur, dan berakhlaqul karimah yang mampu berdampak
positif pada perkembangan dan kemajuan sekolah.
C. Penutup
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penusunan skripsi ini.
Dalam pembahasan-pembahasan skripsi ini tentunya tidak luput dari
kekurangan dan ketidaksempurnaan. Hal ini dikarenakan keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Saran-saran yang penulis
ungkapkan diatas diharapkan menjadi koreksi dan bagan pertimbangan bagi
MA NU Nurul Huda Mangkang Semarang.
Peneliti berharap semoga skripsi yang sederhana ini bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta 1999.
Ali, M, Penelitian Kependidikan Prosedur Dan Strategi, Bandung : Angkasa, 1998.
Alqur'an dan Terjemahnya, (Saudi Arabia : Mujamma' Al Malik Fahd Li Thiba'at Al Mush-haf, Asy-syarif Medinah Munawwarah, 1415H/1994 M.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006.
________________, et.al., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
________________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Aryulina, Diah, et.al., Biologi 1 SMA dan MA untuk kelas x KTSP Standar 2006, Erlangga: PT. Gelora Aksara Pratama, 2007.
Asih, Meningkatkan Motivasi Siswa melalui Pendekatan SETS pada pokok Bahasan Fungi Kelas X4 Semester II SMA Walisongo Semarang tahun 2007-2008,Skripsi S.I IKIP PGRI Semarang, (Senarang: Fakultas Pendidikan Biologi, 2008.
Bahri, Syaiful, Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta :Rineka Cipta, 1997.
Bahri, Syamsul, Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetesi Guru, Jakarta : Rineka Cipta, 1994.
Binadja, Achmad, (1999b),Hakekat dan Tujuan Pendidikan SETS dalam Konteks kehhidupan dan Pendidikan Yang Ada.Makalah ini disajikan dalam Seminar Lokakarya Pendidikan SETS, Kerjasama antara SEAMEO RESCAM dan UNNES, 14-15 Desember 1999.
______________, (2000a), SETS dan Pembelajaran Biologi (SETS and Learning Biology) Makalah disajikan dalam seminar lokakarya pendidikan SETS untuk biologi diselenggarakan oleh MGMP Biologi kodya Semarang.
______________,(1999a) Hakekat dan Tujuan Pendidikan SETS dalam Konteks Kehidupan dan Pendidikan yang ada. Makalah ini disajika dalam seminar lokakarya pendidika SETS, kerjasama antara SEAMEO RESCAM dan Unnes, Semarang14-15 Desember 1999.
_____________, Cakupan Pendidikan SETS (Science, Environment, Technology, and Society) untuk Bidang Sains dan Non Sains,Makalah disajikan dalam seminar Lokakarya Pendidikan SETS, Kerjasama antara SEAMEO RESCAM dan UNNES,14-15 Desember 1999 Semarang.
_____________, Pembelajaran Biologi dan Evaluasi dalam konteks SETS, makalah disajikan dalam seminar lokakarya pengembangan bahan pembelajaran biologi dalam konteks SETS, siselenggarakan oleh PGBS,Depdinas Jateng, RECSAMAS, dan MGMP Biologi sekaresidenan Surakarta, 31 Maret 2001.
_____________, Pendidikan SETS (Science, environment, technology and Society), Penerapannya pada Pengajaran, Seminar Lokakarya Nasional Pendidikan SETS Untuk Bidang sains dan Non Sains UNNES, Semarang 14-15 Desember 1999.
_____________, SETS Education for the Secondary Level, Regular Course, 04 Oktober-13 November, 1999.
Budimansyah, Dasim, Model Pembelajaran Berbasis portofolio Biologi, Bandung : PT Genesindo, 2003.
Budimansyah, Dasim, Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Biologi, Bandung: Genesindo, 2003.
Darsono, Max, et.al., Belajar dan Pembelajaran, Semarang: IKIP PGRI, 2001.
Depdikbud, Perangkat Pembelajarn Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/MA, Jakarta: Balitbang Depdiknas, 2006.
Depdiknas, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi SMA dan MA, Jakarta: Depdiknas, 2003.
Dokumen MA NU Nurul Huda Tahun Ajaran 2007-2008.
Dwijoseputro,D, Ekologi Manusia dengan Lingkungannya, Jakarta: Erlangga, 1999.
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research II, Yogyakarta : Yayasan Fak. Psikologi UGM, 1993.
HamaIik, Oemar, Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Bumi Aksara:Bandung, 2000.
Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi aksara, 2007.
Ihsan, Fuad, Dasar Kependidikan Komponen MKDK, Jakarta : Rhineka Cipta, 2005.
Isna Mulyani, Meningkatkan Aktinitas Belajar Belajar dengan Pendekatan SETS pada Pokok bahasan pencemaran Lingkungan di Kelas X-4 Semester II Abdi Negara Karang Tengah Tahun 2007-2008, Skripsi S.I IKIP PGRI Semarang, Semarang: Fakultas Pendidikan Biologi, 2008.
Jauhari, Hari Muchtar, Fiqih Pendidikan, Bandung: PT. Rosda Karya, 2005.
M.U, Usman, Menjadi Guru Profesional, Jakarta: PT.Remaja Rosdakaryaa,2002.
Maskur, Pengaruh Pendekatan Pembelajaran SETS Terhadap Hasil Belajar pada Materi Kegunaan Tumbuhan Siswa Kelas II Semester I SD Al-Hikmah kecamatan Tembalang Kota Semarang Tahun Pelajar 2006-2007, Skripsi PGSD IKIP PGRI Semarang, Semarang: PGSD,2007.
Mudhofir, Teknologi Instruksional, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999.
Muhammad Muzamil Basyir dan Muhammad Malik Muhammad Said, Madkhol Ila al Manahij Wa Turuqu al Tadris, Mekkah: Darul Liwak, t.t.
Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Rosdakarya, 2000.
Mujiono dan Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Mulyasa, E, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi, Bandung : remaja Rosdakarya, 2003
Panitia Sertifikasi Guru (PSG) LPTK Rayon IAIN Walisongo Semarang, Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG).
Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, Perangkat Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI, SMP/MTS, dan SMA, (Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, 2006.
Rochiati wiriaatmadja, Metode Penelitian tindakan kelas,untuk meningkatkan kualita skinerja guru dan dosen, Bandung : PT Remaja rosdakarya,2005.
Rosdijati, Nani, Kegiatan Belajar Mengajar Efektif, Semarang:Depdiknas,2006.
Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2003.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta, Rineka Cipta, 2002.
Soenaryo,S.H, Al Quran dan Terjemahan, Depag RI Jakarta, 2002.
Supriyadi, Panduan Belajar biologi kelas 12 IPA SMA, Primagama: Smart solution, 2006.
T. Morgan, Cliffot, Introduction To Psycology, New york:Mc Grow Hill Bokk Company,1971.
Udin S.Winataputra, Strategi Belajar Mengajar IPA, Jakarta: Universitas Terbuka, 2001.
Undang-undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003, Bandung: Fokus Media, 2006.
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Ed. 1, Jakarta: Kencanaaa, 2004.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Fitriani Mubarokah
Tempat / Tanggal Lahir : Pemalang, 11 Juni 1986
Alamat Asal : Ds. Meteseh Krajan Barat RT 02 RW 01 Kec.Boja Kab. Kendal
Jenjang Pendidikan :
1. MI NU Nurul Huda 01 Boja Lulus Tahun 1998
2. MTs Al Ma’arif NU Boja Lulus Tahun 2001
3. MAN Pemalang Lulus Tahun 2004
4. IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2004
Semarang, 22 Januari 2009
Penulis,
Fitriani Mubarokah
043811153/3104153
SILABUS
MATA PELAJARAN : BIOLOGI
SATUAN PENDIDIKAN : MA NU NURUL HUDA SEMARANG
KELAS/ SEMESTER : X/ 2
Standar Kompetensi : 4.Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan
ekosistem
KOMPENTENSI
DASAR
INDIKATOR MATERI
POKOK
PENGALAMAN
BELAJAR
ASPEK
PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU
SARANA/
SUMBER
BELAJAR
PRODUK
BELAJAR
4.3 Peserta didik
dapat
mengkaitkan
unsur-unsur
SETS dalam
materi pokok
lingkungan yang
dipelajari dengan
contoh kehidupan
nyata yaitu
tentang kegiatan
manusia dan
perkembangan
teknologi yang
mempengaruhi
kerusakan atau
kelestarian
- Peserta didik
mampu
mengidentifikasi
contoh-contoh
perubahan
lingkungan yang
terjadi akibat
kegiatan manusia.
- Peserta didik
mampu
mengidentifikasi
berbagai dampak
akibat aktivitas
manusia
- Peserta didik
mampu
menganalisis
A. Perubahan
lingkungan
- Keseimbangan
lingkungan
- Perubahan
lingkungan
akibat alam
dan kegiatan
manusia
- Dampak
perubahan
lingkungan
- Melakukan kajian
pustaka dari
berbagai sumber
untuk menemukan
contoh-contoh
perubahan
lingkungan
- Melakukan
identifikasi
dampak adanya
perubahan
lingkungan bagi
lingkungan dan
masyarakat.
- Mendiskusikan
prinsip
keseimbangan
Jenis tagihan: - Tugas
kelompok
- Performans
- Soal subyektif
2 x 45’
- Buku paket
Biologi
kelas X.
- LKS tentang
konsep
lingkungan
- Artikel
tentang
masalah
lingkungan
dari internet
/ media
cetak.
-Wijaya Jati,
Aktif
Biologi
pelajaran
- Koleksi
produk
penugasan
(laporan
pengamatan
dan diskusi
kelompok)
- Membuat
contoh-
contoh
kerusakan
lingkungan
dengan
dikatkan
dengan
SETS
lingkungan. pengaruh bahan
pencemaran
terhadap
organisme tertentu
a.Mengidentifikasi
upaya manusia
dalam pengelolaan
lingkungan hidup
yang sesuai
dengan prindip
etika lingkungan
b. Menjelaskan
B. Etika
Lingkungan
- Prinsip-prinsip
yang dapat
menuntun
sikap manusia
dalam
menerapkan
etika
lingkungan.
lingkungan
- Mendiskusikan
keterkaitan unsur -
unsur SETS dalam
materi yang di
pelajari dengan
contoh kehidupan
nyata yaitu tentang
kegiatan manusia
dan perkembangan
teknologi serta
pengaruhnya
terhadap
perubahan
lingkungan
a. Mendiskusikan
tentang prinsip-
prinsip yang dapat
menuntun sikap
manusia dalam
menerapkan etika
lingungan.
b. Mendiskusikan
a. Jenis tagihan
: tugas
kelompok
b.Bentuk
instrumen :
Soal subyektif
c. Contoh
Instrumen:
4 x 45
biologi
untuk
SMA/MA,
Ganeca,200
7
tujuan
penggelolaan
lingkungan hidup
c. Menjelaskan
beberapa yang
dapat menuntun
sikap manusia
dalam menerapkan
etika lingkungan
d. menjelaskan
keterkaitan unsur-
unsur SETS
dalam materi yang
dipelajari dengan
contoh kehidupan
e. Menjelaskan
kegiatan manusia
dan penggunaan
teknologi yang
sesuai dengan
prinsip etika
lingkungan dan
pengaruhnya bagi
kelestarian
lingkungan.
-Upaya manusia
dalam
pengeloolaan
lingkungan
hidup yang
sesuai dengan
prinsip etika
lingkungan
-Tujuan
pengelolaan
lingkungan
hidup
tujuan pengelolaan
lingkungan hidup.
c. Disajikan suatu
kasus, misalnya
penyelundupan
hewan langka.
Menganalisis
bagaimana
tanggapan dan cara
pemecahan
masalah
dihubungkan
dengan etika
lingkungan.
d. mendiskusikan
keterkaitan unsur-
unsur SETS dalam
materi yang
dipelajari dengan
contoh kehidupan
nyata yaitu tentang
kegiatan mansusia
dan penggunaan
teknologi yang
sesuai dengan
prinsip etika
lingkungan dan
pengaruhnya bagi
kelestarian
Jelaskan usaha-
usaha yang
dapat dimulai
dari dirimu
sendiri dalam
menerapkan
prinsip etika
lingkungan!
Jelaskan
beberapa
contoh usaha
manusia
dalam
memperbaiki
kualitas
lingkungan
yang sesuai
dengan prinsip
etika
lingkungan
a. Melakukan
percobaan untuk
menemukan
penyebab
pencemaran udara
b. Melakukan
percobaan untuk
menguji pengaruh
pencemaran udara
terhadap bumi.
c. Menjelaskan
upaya yang
dilakukan manusia
untuk mengatasi
pencenaran udara
d. Menjelaskan
keterkaitan unsur-
unsur SETS dalam
materi yang
dipelajari dengan
contoh kehidupan
nyata yaitu tentang
kegiatan manusia
C. Pencemaran
lingkungan
(pencemaran
udara, air,
taah, suara ) 1. penyebab
pencemaran
2. Dampak
pencemaran
bagi makhluk
hidup
3. Upaya
mengatasi
pencemaran
lingkungan.
a. Melakukan
percobaan untuk
menguji
pencemaran udara
terhadap bumi dan
membuat laporan
ilmiahnya
b. Melakukan
percobaan untuk
menguji pengaruh
pencemaran udara
terhadap bumi
c.Mediskusikan
upaya mengatasi
pencemaran udara
d. Mendiskusikan
keterkaitan unsur-
unsur SETS dalam
materi yang
dipelajari dengan
contoh kehidupan
nyata yaitu tentang
Tugas tagihan :
Tugas
kelompok
Bentuk
Instrumen:
Soal Subyektif
Contoh
Instrumen:
Apa yang akan
terjadi bila
suhu atmosfer
bumi terus
mengalami
peningkatan
3 x 45 menit
dan penggunaan
teknologi yang
menyebabkan
polusi udara atau
untuk mengatasi
polusi udara
e. Melakukan
percobaan untuk
mengetahui
pengaruh
pencemaran air
terhadap
kehidupan
organisme.
f. Menjelaskan
penyebab
pencemaran air.
g. Menjelaskan
pengaruh
pencemaran air
terhadap
organisme
h. Menjelaskan
upaya yang
dilakukan manusia
untuk mengatasi
pencemaran air
i. Merangkum
informasi tentang
kegiatan manusia
dan penggunaan
teknologi yang
menyebabkan
polusi udara
e. Melakukan
percobaan
pencemaran air
dengan membuat
instalasi
penjernihan air dan
membuat laporan
ilmiahnya.
f. Mediskusikan
tentang upaya-
upaya untuk
mengatasi
pencemaran air.
g.Melalui tugas
rumah membuat
tulisan
ilmiah/rangkuman
tentang polusi
tanah dan bunyi
meliputi
penyebaba dan
dampak yang di
timbulkannya.
j. Menjelaskan
a. Jenis tagihan
: Tugas
kelompok
b. Bentuk
Instrumen :
Soal subyektif
c. Contoh
Instrumen :
Sebutkan
contoh-contoh
polutan air
yang kalian
ketahui !
Apakah
dampak
pencemaran
air bagi
organisme
perairan?
Buatlah
polusi tanah dan
bunyi
j. Mediskusikan
keterkaitan unsur-
unsur SEYTS
dalam materi yang
dipelajari dengan
contoh kehidupan
nyata tentang
kegiatan manusia
dan penggunaan
teknologi yang
menyebabkan
polusi air atau
untuk mengatasi
polusi air
keterkaitan unsur-
unsur SETS dalam
materi yang
sipelajari dengan
contoh kehidupan
nyata yaitu tentang
kegiatan manusia
dan penggunaan
teknologi yang
menyebabkan
polusi air atau
untuk mengatasi
polusi air
rangkuman
tentang polusi
tanah dan
suara dengan
disertai
keterangan
keterkaiatan
antar unsur-
unsur
SETSnya
KOMPETENSI
DASAR
INDIKATOR MATERI
POKOK
PENGALAMAN
BELAJAR
ASPEK
PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU
SARANA/
SUMBER
BELAJAR
PRODUK
BELAJAR
4.4 peserta didik
mampu
mendeskripsikan
pemanfaatan daur
ulang limbah
untuk
- peserta didik
mampu medata
jenis-jenis limbah
organik yang dapat
si manfaatkan
melalui proses
- Daur Ulang
limbah
1. Jenis-jenis
bahan buangan
yang dapat
atau yang
a. Melakukan
pengamatan di
lingkungan sekitar
sekolah untuk
mendata jenis-jenis
bahan buangan.
Jenis tagihan:
- Tugas
individu
- Tugas
kelompok
- Ulangan
4 x 45’ - LKS
- Buku paket
Biologi
kelas X
- Artikel
tentang
- Laporan
individu.
-
kepentingan
kehidupan dan
menghubungkan
unsur-unsur
SETS serta
bentuk teknologi
yang manfaatnya
bagi lingkungan
dan kehidupan
manusia.
daur ulang.
- peserta didik
mampu
mendeskripsikan
pemanfatan
limbah di sekitar
lingkungan tempat
tinggal/ sekitar
sekolah.
- peserta didik
mampu
menjelaskan
keterkatan unsur-
unsur SETS dalam
materi yang di
pelajari dengan
contoh kehidupan
nyata tentang
hubungan antara
kegiatan manusia,
perkembangan
teknologi dengan
masalah sampah
dan dampaknya
bagi lingkungan
- peserta didik
mampu mendesain
dan membuat
produk barang
sukar didaur
ulang.
2. Keuntungan
yang diperoleh
dari daur
ulang limbah
3. Kerugian
yang
ditimbulkan
oleh bahan
buangan yang
sukar didaur
ulang
4. Cara-cara
pemusnahan
sampah
5. Pentingnya
pemanfaatan
daur ulang
untuk
kelesarian
lingkungan
6. Tindakan 4R
7. Cara
membuat
pupuk bokashi
b. Mendiskusikan
keutungan atau
kerugian yang
ditimbulkan bahan
buangan.
c. Mendiskusikan
keterkaitan unsur-
unsur SETS dalam
materi yang
dipelajari dengan
contoh kehidupan
nyata yaitu tentang
hubungan antara
kegiatan manusian
perkembangan
teknologi dengan
masalah sampah
dan dampaknya
bagi lingkungan .
d. Melakukan poses
membuat pupuk
bokashi
e. Membuat produk
dari barang bekas
lainnya.
f. Membuat tulisan
ilmiah tentang
pentingnya
pemanfaatan daur
tertulis
-Portofolio
masalah
lingkungan
dari internet
/ media
cetak.
-Wijaya Jati,
Aktif
Biologi
pelajaran
biologi
untuk
SMA/MA,
Ganeca,200
7
hasil proses daur
ulang
- peserta didik
mamapu
berargumentasi
mengeai
pentingnya daur
ulang limbah
untuk kelestarian
lingkungan
- peserta didik
mampu
menjelaskan
keterkaitan SETS
dalam materi yang
dipelajari dengan
contoh kehidupan
nyata yaitu tentang
teknologi daur
ulang limbah dan
manfaatnya untuk
kelestarian
lingkungan
ulang limbah untuk
kelestarian
lingkungan hidup
LEMBAGA PENDIDIKAN MAARIF NU MA NU NURUL HUDA SEMARANG
Alamat: Jl. Kyai Gilang II/2 Kauman Mangkang Kulon Semarang Telp / Fax (024) 8663945 KP 50155
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester : X Alokasi waktu : 3x 45 menit (4 jam pelajaran) Standar kompetensi : 4.2 Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan
materi dan energi, serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
Kompetensi Dasar : 4.3 Peserta didik dapat mengkaitkan unsur-unsur SETS dalam materi pokok lingkungan yang dipelajari dengan contoh kehidupan nyata yaitu tentang kegiatan manusia dan perkembangan teknologi yang mempengaruhi kerusakan atau kelestarian lingkungan.
Tujuan Pembelajaran: Peserta didik dapat memahami dan membuat bentuk teknologi sederhana setelah pembelajaran dengan pendekatan SETS.
I. Indikator Pembelajaran 1. Siswa mampu mengidentifikasi contoh-contoh perubahan lingkungan yang terjadi akibat
kegiatan manusia. 2. Siswa mampu mengidentifikasi dampak adanya perubahan lingkungan bagi lingkungan
sendiri. 3. Siswa mampu mengidentifikasi dampak adanya perubahan lingkungan bagi lingkungan itu
sendiri dan masyarakat. 4. Siswa mampu menjelaskan prinsip keseimbangan lingkungan. 5. Siswa mampu menjelaskan macam-macam kegiatan manusia yang merugikan lingkungan. 6. Siswa mampu menjelaskan keterkaiatn unsur-unsur SETS dalam materi yang dipelajari
dengan contoh kehidupan nyata yaitu tentang kegiatan manusia dengan perkembangan teknologi serta pengaruhnya terhadap perubahan.
7. Siswa mampu mengidentifikasi upaya manusia dalam pengelolaan lingkungan hidup yang sesuai dengan prinsip etika lingkungan.
8. Siswa mampu menjelaskan tujuan pengelolaan lingkungan hidup yang sesuai dengan prinsip etika lingkungan.
9. Siswa mampu menjelaskan beberapa prinsip yang dapat menuntun sikap manusia dalam menerapkan etika lingkungan.
10. Siswa mampu menjelaskan penyebaran fauna di Indonesia. II. Materi Pembelajaran
a. Pengertian keseimbangan lingkungan. b. Perubahan lingkungan akibat alam dan kegiatan manusia. c. Dampak perubahan terhadap. d. Pengertian etika lingkungan. e. Upaya manusia dalam pengelolaan lingkungan hidup yang sesuai dengan prinsip etika
lingkungan. f. Tujuan pengelolaan lingkungan hidup.
III. Metode Pembelajaran 1. Observasi/ pengamatan di lingkungan sekitar sekolah. 2. Observasi/pengamatan di lingkungan sekitar tempat tinggal siswa. 3. Studi literatur dari buku teks.
4. Diskusi kelas. 5. Pendekatan SETS 6. Artikel
Pertemuan ke-I (2 x 45’) LANGKAH KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA WAKTU
A. Pendahuluan - Absensi - Guru menggali pengetahuan
awal peserta didik dengan pertanyaan yang mengarah pada materi.
- Guru menunjukkan artikel atau gambat tentang kerusakan hutan lindung dan memberi pertanyaan tentang akibat hutan lindung dan memberi pertanyaan tentang akibat penebangan hutan besar-besaran
- Guru menjelaskan hubungan kegiatan manusia dan kerusakan hutan dengan mengkaitkan unsur-unsur SETS
- Berkonsentrasi dan menjawab pertanyaan guru
10’
B. Kegiatan Inti - Berdasarkan ide pokok pendahuluan peserta didik diajak untuk mendefinisikan pengertian keseimbangan lingkungan.
- Mengatakan pada peserta didik bahwa mereka dapat menemukan jawaban atas permasalahan tersebut melalui kegiatan diskusi.
- Membagi peserta didik dalam kelompok diskudi yang terdiri dari 6 orang. Kelompok A, B, C, dan D. Bila lebih dari 4 kelompok dinamakan A-1, B-1, C-1, D-1 dan seterusnya.
- Sebelum melakukan diskusi , guru melakukan tanya jawab tentang prinsip keseimbangan lingkungan.
- Membagi Lembar Diskusi Peserta didik (LDP) kepada Peserta didik dengan masalah yang berbeda-bedapada tiap kelompok.
- Meminta peserta didik mendiskusikan materi dengan keterkaitan unsur-unsur SETS yang lain.
-Membimbing Peserta didik dalam diskusi dan menemaptkan siri sebagai fasilitator
-melakukan penegasan konsep dan memberi tambahan yang diperlukan.
- Konsentrasi pada penjelasan guru, dan mengemukakan pendapat masing-masing.
- Menjawab pertanyaan guru tentang prinsip keseimbangan
- Melakukan diskusi
20’
45’
C. Penutup - Bersama-sama peserta didik menarik kesimpulan
- Menarik kesimpulan pelajaran hari itu.
15’
pelajaran hari itu. - Mengajak Peserta didik
menganalisis pembelajaran yang sudah di tempuh dengan pendekatan SETS.
- Penilaian proses pembelajaran.
- Memberi tugas kelompok untuk membuat laporan kerusakan lingkungan dengan disertai keterkaitan unsur-unsur SETSnya
- Menganalisa pembelajaran yang sudah ditempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS
- Menulis tugas dari guru.
Pertemuan ke-II (2 x 45’) LANGKAH KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA WKT
A. Pendahuluan - Berdoa untuk memohon ilmu yang bermanfaat
- Absensi peserta didik. - Guru memeriksa kesiapan
siswa dalam kegiatan presentasi dan diskusi.
- Menjelaskan hubungan kerusakan lingkungan dan etika lingkungan dengan mengkaitkan unsur-unsur SETS di dalamnya.
- Mengajukan pertanyaan tentang maksud bahwa manusia menentuka kualitas lingkungan.
- Mendengarkan penjelasan guru
- Menjawab pertanyaan dengan mengkaitkan kehidupan sehari-hari
- Mendiskusikan dan menjawab pertanyaan guru
10’
B. Kegiatan Inti - Mengatakan pada peserta didik bahwa nereka dapat menemukan jawaban atas permasalahan Etika Lingkungan, upaya dan tujuan manusia dalam pengelolaan lingkungan hidup sesuai prinsip lingkungan.
- Melakukan tanya jawab tentang prinsip etika lingkungan dan tujuan pengelolaan lingkungan.
- Membagi peserta didik dalam kelompok diskusi yang terdiri dari 4 orang.
- Membagi Lembar Diskusi Peserta didik (LDP) kepada peserta didik.
- Meminta peserta didik mendiskusikan materi dengan keterkaitan unsur-unsur SETS yang lain.
- Mengarahkan diskusi dan menempatkan diri sebagai fasilitator.
- Melakukan penegasan konsep dan memberi keterangan tambahan yang diperlukan.
- Kelompok yang ditunjuk maju presentasi, dan kelompok lain aktif dalam diskusi untuk menanggapi presentasi.
- Mediskusikan materi dengan keterkaitan unsur-unsur SETS yang lain
- Mencatat konsep penting kesimpulan diskusi kelas.
20’
C. Penutup - Bersama-sama peserta didik menganalisis pembelajaran yang sudah ditempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS.
- Memberi soal tes evaluasi Siklus I
- Menjawab pertanyaan dari guru.
-Menganalisis pembelajarn yang sudah ditempuh dikaitkan dengan SETS
15’
30’
IV. Alat/Bahan/Sumber Belajar
1. Buku paket Biologi SMA kelas X bantuan Pemkot Semarang. 2. Buku Biologi SMA 1, penerbit ESIS 6. Lingkungan sekitar sekolah seperti : sawah, sungai, kebun, lapangan rumput. 7. Soal-soal tes tertulis. 8. Angket siswa. 9. Papan tulis. 10. Kaca pembesar/ loop.
V. Penilaian
1. Penilaian afektif : a. Keaktifan siswa dalam observasi dan diskusi kelompok b. Kerjasama dalam kelompok.
2. Praktek/ Psikomotorik : Keterampilan (mengamati, mendata, menyimpulkan, dan presentasi dalam diskusi).
3. Penilaian kognitif :Tes tertulis dengan soal-soal pilihan ganda. 4. Penilaian program :Keserasian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi melalui
observasi proses oleh observer.
LEMBAGA PENDIDIKAN MAARIF NU MA NU NURUL HUDA SEMARANG
Alamat: Jl. Kyai Gilang II/2 Kauman Mangkang Kulon Semarang Telp / Fax (024) 8663945 KP 50155
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester : X Alokasi waktu : 4x 45 menit (4jam pelajaran) Standar kompetensi : 4.2 Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan
materi dan energi, serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
Kompetensi Dasar : 4.3 Peserta didik dapat mengkaitkan unsur-unsur SETS dalam materi pokok lingkungan yang dipelajari dengan contoh kehidupan nyata yaitu tentang pencemaran lingkungan.
Tujuan Pembelajaran: Peserta didik dapat memahami materi dan membuat bentuk teknologi sederhana setelah pembelajaran dengan pendekatan SETS.
I. Indikator Pembelajaran
a. Siswa mampu melakukan percobaan untuk menguji pengaruh pencemaran. b. Siswa mampu menjelaskan penyebab pencemaran c. Siswa mampu menjelaskan pengaruh pencemaran udara terhadap bumi. d. Siswa mampu menjelaskan upaya yang dilakukan manusia untuk mengatasi pencemaran. e. Siswa mampu menjelaskan keterkaitan unsur-unsur SETS dalam materi yang dipelajari
dengan contoh kehidupan nyata yaitu tentang kegiatan manusia dan penggunaan teknologi yang menyebabkan pencemaran atau untuk mengatasi pencemaran
II. Materi Pembelajaran
a. Pengertian Pencemaran b. Penyebab pencemaran c. Macam-macam pencemaran d. Dampak pencemaran e. Usaha manusia mengatasi pencemaran
III. Metode Pembelajaran
a. Pendekatan SETS b. Pengamatan atau observasi di sekitar sekolah c. Pengamatan atau observasi di lingkungan rumah d. Studi leteratur e. Diskusi f. Praktikum
IV. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan ke-III (2 x 45’)
LANGKAH KEGIATAN GURU KEGIATAN PESERTA DIDIK
WAKTU
A.Pendahuluan - Absensi - Guru menggali pengetahuan
awal peserta didik dengan pertanyaan yang mengarah pada materi.
- Menjelaskan indikator
- Berkonsentrasi dan menjawab pertanyaan guru
10’
pencapaian kompetensi pembelajaran.
- Menunjukkan artikel pemanasan global
- Menjelaskan hubungan artikel dengan mengkaitkan unsur-unsur SETS
B. Kegiatan Inti - Berdasarkan ide pokok pendahuluan peserta didik diajak untuk mendefinisikan pengertian pencemaran.
- Membagi peserta didik kedalam kelompok diskusi dengan panduan LKS I-III. Peserta didik dibagi 6 kelompok, kelompok 1dan 2 menyelesaikan LKS I, kelompok 3dan 4 menyelesaikan LKS II, dan kelompok 5,6 menyelesaikan LKS III.
- Membimbing peserta didik dalam kegiatan .
- guru mempertanyakan tentang penyebab pencemaran udara dan usaha mengatasinya.
- Konsentrasi pada penjelasan guru, dan mengemukakan pendapat masing-masing.
- Berkumpul dalam kelompok diskusinya dan salng membagi tugas
- Mendiskusikan materi dengan keterkaitan SETS Yang lain
- Melakukan kegiatan sesuai dengan LKS dan berdiskusi dalam kelompok
- Mendata hasil
kegiatan dan menjawab pertanyaan dalam LKS
- Mempresentasikan hasil kegiatannya, kelompok lain menyimak dan menaggapi
20’
45’
C. Penutup - Bersama-sama siswa menarik kesimpulan pelajaran hari itu.
- Mengajak peserta didik menganalisis pembelajaran yang sudah ditempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS
- Memberi tugas pada peserta didik untuk membuat laporan praktikum
- Menarik kesimpulan - Menganalisis
pembelajaran yang sudah di tempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS
15’
Pertemuan ke-IV (2 x 45’)
LANGKAH KEGIATAN GURU KEGIATAN PESERTA DIDIK
WKT
A. Pendahuluan - Berdoa untuk memohon ilmu yang bermanfaat
- Absensi peserta didik - Menjelaskan tujuan pelajaran
dan rencana kegiatan hari itu - Menunjukan artikel pencemaran
air. - Menjelaskan hubungan
pencemaran air dan idustri dengan mengkaitkan unsur-unsur SETS didalamnya
- Meminta peserta didik untuk merumuskan tentang polusi air
- Mendengarkan penjelasan guru
- Menjawab pertanyaan dengan mengkaitkan kehidupan sehari-hari
10’
B. Kegiatan Inti - Membagi peserta didik kedalam kelompok diskusi yang terdiri dari 6 kelompok.
- Membagi LKS dengan tugas yang berbeda-beda kepada masing-masing kelompok
- Meminta peserta didik
- Kelompok yang ditunjuk maju presentasi, dan kelompok lain aktif dalam diskusi untuk menanggapi presentasi.
- Mencatat konsep
70’
mendiskusikan materi dengan unsur-unsur SETS
- Membimbing peserta didik untuk praktikum pejernihan air
- melakukan pengumpulan data yang diperlukan sesuai tugas dalam LKS.
-Menunjuk satu kelompok untuk presentasi hasil praktikum penjernihan air pada materi pencemaran lingkungan .
-Mengarahkan diskusi kelas untuk menyimpulkan pencemaran air
penting kesimpulan diskusi kelas.
- Melakukan kegiatan sesuai LKS yang diberi dan berdiskusi dalam kelompok.
- Mendiskusikan materi dengan unsur-unsur SETS yang lain.
- Membuat laporan hasil kegiatan
- Menganalis.
C. Penutup - Menutup pelajaran dengan memantapkan pemahaman pencemaran dan menarik kesimpulan pelajaran hari itu.
- Memberi tugas pada peserta didik untuk menyusun laporan dan menganalisis pembelajaran yang dikaitkan dengan SETS
- TES Evaluasi siklus 2
- Menjawab pertanyaan pelajaranya yang sudah ditempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS
- menganalisis pembelajaran yang sudah di tempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS
- menjawab soal
10’
30
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
a. Buku Biologi SMA dan MA untuk kelas X KTSP Standar 2006, Erlangga:PT.Gelora Aksara Pratama, 2007.
b. Buku Biologi SMA 1, penerbit ESIS c. LKS Pencemaran d. Alat-alat dan bahan praktikum pencemaran air : indikator pH, bermacam-mcam sampel air,
kaca pembesar, bulu burung, air, minyak goreng, stopwach, mikroskop, baskom plastik, sendok, gelas ukur, detergen, pipet tetes, pupuk cair, air sawah yang diperkirakan mengandung ganggang, ikan dan lain-lain.
e. Lingkungan sekitar sekolah seperti : sawah, sungai, kebun, lapangan rumput f. Soal-soal tes tertulis g. Papan tulis
VI. Penilaian
a. Penilaian afektif :1.Keaktifanpeserta didik dalam observasi dan diskusi kelompok 2. Kerjasama dalam kelompok.
b. Praktek/ Psikomotorik : Keterampilan (mengamati, mendata, menyimpulkan dan presentasi dalam diskusi).
c. Penilaian kognitif :Tes tertulis dengan soal-soal pilihan ganda. d. Penilaian program : Keserasian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi melalui
observasi proses oleh observer.
VII. Penanggung Jawab
Semarang, 25 Mei 2008
Guru Praktikan Guru mata pelajaran Fitriani Mubarokah Puji Handayani
Mengetahui,
Kepala MA Nurul Huda Semarang
Drs. H. Sudarno NIP.150266716
LEMBAGA PENDIDIKAN MAARIF NU MA NU NURUL HUDA SEMARANG
Alamat: Jl. Kyai Gilang II/2 Kauman Mangkang Kulon Semarang Telp / Fax (024) 8663945 KP 50155
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS III
Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester : X Alokasi waktu : 4x 45 menit (4jam pelajaran) Standar kompetensi : 4.2Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan
materi dan energi, serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
Kompetensi Dasar : 4.3 Siswa mampu mendeskripsikan pemanfaatan daur ulang limbah untuk kepentingan kehidupan dan menghubungkan unsur-unsur SETS serta bentuk teknologi yang manfaatnya bagi lingkungan dan kehidupan manusia.
I. Indikator Pembelajaran
g. Siswa mampu menyebutkan jenis-jenis bahan buangan yang dapat dimanfaatkan tanpa proses daur ulang dan dengan proses daur ulang
h. Siswa mampu menjelaskan keuntungan yang diperoleh dari bahan buangan yang dapat didaur ulang
i. Siswa mampu menjelaskan dampak negatif yang ditimbulkan bahan buangan. j. Siswa mampu menjelaskan keterkaitan unsur-unsur SETS dalam materi yang dipelajari
dengan contoh kehidupan nyata yaitu tentang hubungan antara kegiatan manusia, perkembangan teknologi dengan masalah sampah dan dampaknya bagi lingkungan.
k. Siswa mampu melakukan proses daur ulang ssehingga menjadi barang yang dapat dimanfaatkan.
l. Siswa mampu membuat produk barang hasil daur ulang m. Siswa mampu menjelaskan pentingnya pemanfaatan daur ulang untuk kelestarian
lingkungan. n. Siswa mampu menjelaskan keterkaitan unsur-unsur SETS dalam materi yang dipelajari
dengan contoh kehidupan nyata yaitu tentang teknologi daur ulang limbah dan manfaatnya untuk kelestarian lingkungan.
. II. Materi Pembelajaran
a. Jenis-jenis bahan buangan b. Keuntungan yang diperoleh dari daur ulang limbah. c. Kerugian yang ditimbulkan oleh bahan buangan yang sukar didaur ulang d. Tindakan 4R e. Pentingnya pemanfaatan daur ulang untuk kelestarian lingkungan f. Pembuatan pupuk kompos
III. Metode Pembelajaran
b. Pendekatan SETS c. Pengamatan atau observasi di sekitar sekolah d. Pengamatan atau observasi di lingkungan rumah e. Studi leteratur f. Diskusi g. Praktikum
IV. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan ke-V(2 x 45’)
LANGKAH KEGIATAN GURU KEGIATAN PESERTA DIDIK
WAKTU
A. Pendahuluan - Absensi - Guru menggali pengetahuan
awal peserta didik dengan pertanyaan yang mengarah pada materi.
- Menunjukkan artikel tentang bencana tanah longsor di TPS Leuwigajah dan memberi pertanyaan tentang penyebab bencana tersebut
- Menjelaskan hubungan kegiatan manusia dan peristiwa tanah longsor di TPS Leuwigajah dengan mengkaitkan unsur-unsur SETS di dalamnya
- Tanya jawab tentang sampah sebagi polutan
- Mengarahkan pertanyaan pada peserta didik
- Berkonsentrasi dan menjawab pertanyaan guru
- Menjawab pertanyaan dengan mengkaitkan kehidupan sehari-hari
- Mengingat pelajaran yang lalu tentang polusi
- Merumuskan pertanyaan tentang polutan
10’
B. Kegiatan inti
- Membagi peserta didik
kedalam kelompok diskusi dengan panduan LKS I-III. Peserta didik dibagi 6 kelompok, kelompok 1dan 2 menyelesaikan LKS I, kelompok 3dan 4 menyelesaikan LKS II, dan kelompok 5,6 menyelesaikan LKS III.
- Membagi LKS kepada dan menerangkan cara kerjanya
- Meminta peserta didik mediskusikan keterkaitan materi dengan unsur-unsur SETS yang lain
- Membimbing peserta didik melakukan pengumpulan data yang diperlukan sesuai tugas di dalam LKS
- Melakukan penegasan konsep dan memberi keterangan tambahan yang diperlukan
- Peserta didik
melakukan kegiatan pengamatan di lingkungan sekitar sekolah sesuai dengan LKS dan berdiskusi dalam kelompok.
- Mendiskusikan keterkaitan materi dengan unsur-unsur SETS yang lain.
- Membuat laporan hasil kegiatan dan menjawab pertanyaan dalam LKS dan berdiskusi dalam kelompok
- Mendiskusikan keterkaitan materi dengan unsur-unsur SETS yang lain.
- Membuat laporan hasil kegiatan dan menjawab pertanyaan dalam LKS
- Mendata hasil kegiatan dan menjawab pertanyaan dalam LKS
- Mempresentasikan hasil kegiatannya, kelompok lain menyimak dan menaggapi.
20’
45’
C. Penutup - Bersama-sama peserta didik menarik kesimpulan pelajaran hari itu.
yang sudah ditempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS
- Menyuruh peserta didik untuk membuat laporan
dikaitkan dengan pendekatan SETS
Pertemuan ke-VI (2 x 45’)
LANGKAH KEGIATAN GURU KEGIATAN PESERTA DIDIK
WKT
A. Pendahuluan - Berdoa untuk memohon ilmu yang bermanfaat
- Absensi peserta didik - Menjelaskan tujuan pelajaran
dan rencana kegiatan hari itu - Memberi pertanyaan tentang
dampak peningkatan jumlah sampah
- Menjelaskan hubungan pertumbuhan populasi penduduk dan jumlah sampah dengan mengkaitkan unsur-unsur SETS di dalamnya.
- Tanya jawab pengertian daur ulang dan jenis-jenis bahan buangan.
- Meminta peserta didik untuk merumuskan pertanyaan tentang daur ulang limbah
- Mengatakan pada peserta didik bahwa salah satu cara untuk menemukan jawaban atas permasalahan itu adalah melalui kegiatan praktikum dan diskusi yang akan dilakukan pada hari itu.
-Mendengarkan penjelasan guru
- Menjawab pertanyaan dengan mengkaitkan kehidupan sehari-hari
- Mengingat pelajaran yang lalu tentang jenis-jenis bahan buangan
- Merumuskan pertanyaan tentang tindakan mengatasi masalah yang diperoleh
10’
B. Kegiatan Inti - Membagi peserta didik ke dalam kelompok diskusi yang terdiri dari 4 orang.
- Membagi LKS kepada peserta didik dan menerangkan cara kerjanya.
- Meminta peserta didik untuk mediskusikan keterkaitan materi dengan unsur-unsur SETS yang lain
- Bersama-sama peserta didik melakukan praktikum pembuatan pupuk bokasi dan membimbing peserta didik melakukan proses tersebut.
- Menyuruh peserta didik untuk melakukan diskusi dan menjawab pertanyaan dalam LKS
- Melakukan penegasan konsep dan memberi keterangan tambahan yang di perlukan
- Bersama-sama peserta didik.
- Kelompok yang ditunjuk maju presentasi, dan kelompok lain aktif dalam diskusi untuk menanggapi presentasi.
- Mencatat konsep penting kesimpulan diskusi ke
- Membagi peserta didik kedalam kelompok diskusi yang terdiri dari 6 kelompok.
- Membagi LKS kepada peserta didik dan menerangkan cara kerjanya.
- Meminta peserta didik mendiskusikan materi dengan unsur-unsur SETS
- Bersama-sama peserta didik melakukan praktikum pembuatan pupuk bokashi dan membimbing peserta didik melakukan proses tersebut.
- Melakukan kegiatan sesuai LKS yang diberi
70’
dan berdiskusi dalam kelompok.
- Mendiskusikan materi dengan unsur-unsur SETS yang lain.
- Membuat laporan hasil kegiatan
- Menganalis. C. Penutup - Menutup pelajaran dengan
memantapkan pemahaman pencemaran dan menarik kesimpulan pelajaran hari itu.
- Memberi tugas pada peserta didik untuk menyusun laporan dan menganalisis pembelajaran yang dikaitkan dengan SETS
- TES Evaluasi siklus 3
- Menjawab pertanyaan pelajaranya yang sudah ditempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS
- Menganalis pembelajaran yang sudah di tempuh dikaitkan dengan pendekatan SETS
- Menjawab soal
10’
30
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
a. Buku Biologi SMA kelas X bantuan Pemkot Semarang b. Buku Biologi SMA dan MA untuk kelas X KTSP Standar 2006, Erlangga:PT.Gelora Aksara
Pratama, 2007. c. Buku Biologi SMA X, penerbit ESIS d. Praktikum pupuk bokasi alat dan bahan : ember atau karung, pengaduk, air, serbuk gergaji,
daun, bekatul, serabut, EM-4 dan gula pasir. e. Lingkungan sekitar sekolah seperti : sawah, sungai, kebun, lapangan rumput. f. Soal-soal tes tertulis. g. Papan tulis
VI. Penilaian a. Penilaian afektif :1.Keaktifanpeserta didik dalam observasi dan diskusi kelompok
2. Kerjasama dalam kelompok. b. Praktek/ Psikomotorik : Keterampilan (mengamati, mendata, menyimpulkan dan presentasi
dalam diskusi). c. Penilaian kognitif :Tes tertulis dengan soal-soal pilihan ganda. d. Penilaian program : Keserasian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi melalui
observasi proses oleh observer.
VII. Penanggung Jawab
Semarang, 25 Mei 2008
Guru Praktikan Guru mata pelajaran Fitriani Mubarokah Puji Handayani
Mengetahui, Kepala MA Nurul Huda Semarang
Drs. H. Sudarno NIP.150266716
KISI-KISI SOAL EVALUASI SIKLUS I Satuan Pendidikan : MA Jumlah Soal : 20 Kelas/Semester : X/II waktu : 30 menit Mata pelajaran : IPA Biologi Bentuk Soal : Pilihan Ganda Konsep : Lingkungan Standar Kompetensi : Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem
Kompetensi Dasar Indikator Materi Sub Materi No Soal Kunci Jawaban
Aspek kognitif dalam
taksonomi Bloom
a. Keseimbangan lingkungan
1 C C2
b. Perubahan lingkungan akibat alam dan kegiatan manusia
2, 3, 4, 5 A, B, A, C C1, C1, C2, C2
c. Perubahan lingkungan di tingkat lokal dan global
6, 7 B, E C2, C2
d. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
8, 9 E, D C4, C4
e. Dampak perubahan lingkungan
10, 11, 12 B, C, D C4, C4, C2
○ Menjelaskan prinsip keseimbangan lingkungan
○ Mengidentifikasi contoh perubahan lingkungan akibat kegiatan manusia dan dampaknya bagi lingkungan dan masyarakat.
○ Menjelaskan keterkaitan SETS dalam materi yang dipelajari dengan contoh kehidupan nyata yaitu tentang kegiatan manusia dan perkembangan teknologi serta pengaruhnya terhadap perubahan lingkungan
Perubahan Lingkungan.
f. Keterkaitan SETS dalam materi perubahan lingkungan dengan contoh yang diambil dari kehidupan nyata.
13 B C2
g. Prinsip-prinsip etika
linkungan
14, 15 A, B C1, C1
h. Upaya manusia dalam pengelolaan lingkungan hidup.
16, 17, 18 E, E, B C3, C2, C3
i. Keterkaiatan SETS dalam etika lingkungan dengan contoh yang diambil dari kehidupan nyata
19 C C1
a) Mengkaitkan hubungan kegiatan manusia dengan masalah perusakan dan pemelihara lingkungan.
b) Menghubungkaitkan unsure SETS dalam materi konsep lingkungan yang di pelajari dengan contoh kehidupan nyata yaitu kegiatan manusia dan perkembangan teknologi yang mempengaruhi kerusakan atau kelestarian lingkungan
○ Mendidentifikasi
upaya manusia dalam pengelolaan lingkungan hidup yang sesuai dengan prinsip lingkungan.
Etika lingkungan
j. Tujuan pengelolaan lingkungan hidup.
20 A C1
KISI-KISI SOAL EVALUASI SIKLUS I I Satuan Pendidikan : MA Jumlah Soal : 20 Kelas/Semester : X/II waktu : 30 menit Mata pelajaran : IPA Biologi Bentuk Soal : Pilihan Ganda Konsep : Lingkungan Standar Kompetensi : Menganalisi hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem
Kompetensi Dasar Indikator Materi Sub Materi No Soal Kunci Jawaban Aspek kognitif
dalam taksonomi Bloom
Penyebab pencemaran udara
1, 2 E, D C1, C
Dampak pencemaran udara terhadap bumi.
3, 4 A, E C, C
Keterkaitan SETS dalam materi polusi udara dengan contoh yang diambil dari kehidupan nyata
5 C C2, C2
○ Menjelaskan penyebab pencemaran udara, dampak pencemaran udara dan upaya yang dilakukan manusia untuk mengatasi pencemaran udara.
○ Menjelaskan keterkaitan SETS dalam materi yang dipelajari dengan contoh kehidupan nyata yaitu tentang kegiatan manusia dan penggunaan teknologi yang menyebabkan polusi udara atau untuk mengatasi polusi udara.
Pencemaran Udara
Upaya manusia untuk mengatasi polusi udara
6, 7 A, D C4, C4
Ciri-ciri lingkungan air yang seimbang dan tercemar
8 D C1, C1
Penyebab pencemaran air 9, 10, 11 A, B, A C3, C2, C3
Dampak pencemaran air terhadap makhluk hidup
12, 13 C, E C1
Keterkaitan SETS dalam materi polusi air dengan contoh yang diambil dari kehidupan nyata
14 B C2
○ Menjelaskan ciri-ciri
lingkungan air yang tercemar.
○ Menjelaskan penyebab pencemaran air, dampak pencemara air, dan upaya yang dilakukan manusia untuk mengatasi pencemaran air.
○ Menjelaskan keterkaitan SETS dalam materi yang dipelajari dengan contoh kehidupan nyata yaitu tentang kegiatan
Pencemaran Air
Upaya manusia untuk mengatasi polusi air
15 E C3
KISI-KISI SOAL EVALUASI SIKLUS III Satuan Pendidikan : MA Jumlah Soal : 20 Kelas/Semester : X/II waktu : 30 menit Mata pelajaran : IPA Biologi Bentuk Soal : Pilihan Ganda Konsep : Lingkungan Standar Kompetensi : Menganalisi hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem
Kompetensi Dasar Indikator Materi Sub Materi No Soal Kunci Jawaban Aspek kognitif
dalam taksonomi Bloom
○ Hubungan antara populasi manusia dengan limbah
1, 2 B, A C4, C4
○ Sampah organik dan anorganik
3, 4, 5, 6 E, B, E, C C1, C1, C2, C1
○ Sampah yang dapat didaur ulang dan yang sukar didaur ulang
7, 8 D, D C2, C1
○ Menjelaskan hubungan antara pertumbuhan populasi manusia dengan limbah.
○ Mendata jenis-jennis limbah yang dapat dimanfaatkan tanpa atau melalui proses daur ulang
○ Menjelaskan keterkaitan SETS dalam materi yang dipelajari dengan contoh kehidupan nyata yaitu tentang kegiatan manusia perkembangan teknologi dengan masalah dengan masalah sampah dan dampaknya bagi lingkungan
Daur ulang limbah
○ Keterkaitan SETS dalam materi jenid-jenid bahan buangan dengan contoh yang diambil dari kehidupan nyata.
9 B C1
○ Keutungan dari bahan
buangan yang dapat didaur ulang
10 A C3 ○ Mengidentifikasi tujuan
dan keuntungan atau kerugian dari bahan buangan
○ Kerugian dari bahan buangan yang sukar didaur ulang
11, 12 D, B C2, C2
○ Prinsip 4R 13, 14, 15 C, A, E C1, C1, C3 ○ Menjelaska upaya
dilakukan manusia untuk mengurangi sampah
○ Upaya yang dilakukan manusia untuk mengurangi sampah
16, 17, 18 E, B, D C3,C3,C1
○ Menjelaskan proses
pembutan kertas daur ulang.
○ Proses pembuatan kertas daur ulang
19 C C1
SOAL-SOAL EVALUASI SIKLUS I Satuan Pendidikan : MA Kelas/Semester : X /II Mata pelajaran : IPA Biologi Konsep : Lingkungan Jumlah Soal : 20 Waktu : 30 menit Bentuk Soal : Pilihan Ganda Pentunjuk :Berilah tanda silang ( x ) pada pilihan jawaban yang paling benar
o. Keseimbangan lingkungan secara alami dapat berlangsung karena beberapa hal berikut ini, kecuali... a. Komponen yang terlibat dalam aksi reaksi berperan sesuai keseimbangan. b. Pemindahan materi atau daur materi dapat berlangsung. c. Terputusnya rantai makanan d. Terjadi penurunan atau kenaikan populasi (fluktuasi) tiap jenis hewan atau tumbuhan dalam batas tertentu. e. Siklus kimia dapat berlangsung
p. Dibawah ini, komponen biotic yang mempunyai daya perusak tertinggi terhadap keseimbangan lingkungan adalah…. a. Manusia d. Pengurai
b. Prosusen e. Herbivora c. Konsumen
q. Berbagai macam bencana alam seperti tanah longsor, letusan gunung api, badai, dan gempa bumi dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan. Gangguan tersebut merupakan gangguan yang disebutkan… a. Faktor bencana b. Faktor alami c. Faktor buatan d. Faktor biotik e. Faktor abiotik
r. Faktor-faktor yang menimbulkan degradasi lingkungan, meliputi… a. Bencana alam, perburuan, penagkapan hewan tak kenal batas, dan pengundulan hutan. b. Membuat sengkedan, pergiliran tanaman, dan reboisasi c. Gunung meletus, membuat hutan lindung, dan suaka margasatwa. d. Cagar alam, penggundulan hutan, dan membuat lahan transmigrasi. e. Gempa bumi, gunung meletus, membuka hutan, dan membuat perkebunan
s. Pernyataan di bawah ini merupakan penyebab perubahan lingkungan : 1) Pembukaan kawasan hutan untuk pabrik. 2) Gunung meletus 3) Pemberantasan hama dengan cara biologis 4) Banjir 5) Pembuangan limbah ke sungai 6) Penambangan pasir
Manakah yang merupakan akibat dari perbuatan manusia? a. 1,2,3 b. 1,3,5 c. 1,5,6 d. 2,3,5 e. 2,4,6
t. Di bawah ini yang merupakan perubahan lingkungan yang terjadi pada lingkungan lokal adalah a. Bencana Tsunami yang menyerang Negara Asia
b. Penambangan pasir di merapi c. Kebakaran hutan di Kalimantan yang menyebabkan pencemaran udara di Malaysia dan Brunei Darussalam d. Hujan Asam e. Efek rumah kaca
u. Di bawah ini merupakan perubahan lingkungan yang terjadi pada lingkungan global adalah... a. Pencemaran di teluk buyat b. Lumpur sidoarjo c. Penambangan pasir di merapi d. Kebakaran hutan di Kalimantan yang menyebabkan pencemaran udara di Malaysia dan Brunei Darussalam e. Efek rumah kaca
v. Dampak negative dari kemajuan IPTEK terhadap lingkungan adalah : a. Kelangkaan sumber daya alam, turunnya suhu udara b. Bervariasi sumber daya alam, naiknya suhu udara kota c. Eutrofikasi enceng gondok, turunnya suhu udara kota d. Dunia menjadi lebih sejuk dan aman e. Kelangkaan sumber daya alam, eutrofikasi enceng gondok
w. Di bawah ini yang merupakan dampak positif adanya teknologi adalah… a. Ketidakseimbangan ekosistem. b. Kemudahan bagi manusia dalam ekploitasi SDA secara besar-besaran c. Kemudahan manusia untuk menangkapikan dengan setrum d. Kemudahan manusia untuk membantu dalam pengolahan pertanian e. Kemudahan manusia dalam penebangan hutan.
x. Pembukaan kawasan hutan untuk berbagaikeperluan akan membawa akibat seperi di bawah ini, kecuali ... a. Terjadi longsor dan banjir b. Bertambahnya kadar oksigen di udara c. Hilangnya sebagian besar produsen dari sebuah ekosistem d. Gangguan terhadap daur hidrologi e. Peningkatan suhu atmosfer bumi
y. Kegiatan menangkap ikan dengan setrum dapat membawa dampak… a. Menimbulkan penyakit bagi orang yang mengkonsumsi ikan tersebut. b. Meracuni sumber air minum c. Merusak ekosistemdan kelestarian ikan yang hidup di danau itu d. Menurunkan debit air e. Mengganggu proses fotosintesis tumbuhan air
z. Di bawah ini adalah dampak terjadinya pencemaran Teluk buyat 1) Warga teluk buyat menjadi terkenal 2) Meracuni sumber air minum warga 3) Membunuh hewan dan fitoplankton air 4) Warga mengalami gangguan kesehatan 5) Enceng gondok tumbuh subur 6) Penurunan debit air
Yang merupakan dampak negatife dari pencemaran di teluk buyat adalah nomor… a. 1,2,3 b. 2,3,4 c. 2,4,6 d. 2,5,6 e. 3,5,6
aa. Pernyataan di bawah ini yang menyebutkan keterkaitan antar unsur Environment dan Technology adalah… a. Perubahan lingkungan menyebabkan gangguan terhadap keseimbangan lingkungan karena
sebagian komponen lingkungan menjadi berkurang fungsinya. b. Penggunaan alat canggih untuk menebang hutan menyebabkan ekosistem hutan terganggu
karena semakin banyak produsen yang hilang c. Penggunaan alat teknologi yang semakin maju memudahkan manusia melakukan
pekerjaannya. d. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, manusia memanfaatkan SDA dari lingkungannya e. Perubahan lingkungan dapat membawa dampak berantai di bidang social ekonomi
masyarakat.
bb. Di bawah ini merupakan prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam penerapan etika lingkungan kecuali ... a. Sumber daya alam tidak terbatas b. Mengusahakan bahan yang digunakan dapat didaur ulang c. Manusia berkewajiban menjaga kelestarian alam d. Lingkungan disediakan tidak hanya untuk manusia e. Manusia merupakan bagian dari lingkungan.
cc. Untuk memelihara lingkungan dari kerusakan diperlukan manusia-manusia yang sadar lingkungan. Manusia sadar lingkungan adalah manusia yang… a. Sadar bahwa lingkungan sangat penting dan mendatangkan keuntungan b. Memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ekologi dan etika lingkungan dalam menghadapi
masalah yang berkaitan dengan lingkungan. c. Menggunakan lingkungannya untuk memenuhi segala kebutuhannya d. Selalu berfikir dalam usaha pengolahan lingkungan dengan mempelajari aspek-aspek ekologi
yang ada. e. Rela berkorban deni lingkungannya.
dd. Tindakan dalam memelihara lingkungan yang dapat dimulai dari diri sendiri adalah…. a. Ikut menyebabkan terjadinya polusi b. Membuang sampah di sembarang tempat c. Mencela orang lain yang tidak mau menjaga lingkungan d. Membantu petugas kebersihan menyapu jalan e. Membersihkan selokan di depan rumah yang tersumbat
ee. Berikut ini merupakan tindakan manusia dalam mengelola lingkungan yang sesuai dengan prinsip etika lingkungan, kecuali… h. Penebangan pohon dengan sistem tebang pilih i. Perubahan hutan menjadi pemukiman j. Melakukan penanaman dengan cara rotasi tanaman k. Penggunaan pupuk pada intensifikasi tanaman l. Pemuliaan tanaman dan hewan sehingga didapat bibit unggul
ff. Contoh tindakan yang benar dalam rangka mencegah kerusakan lingkungan adalah… a. Menggunakan sumber daya alam semaksimal mungkin b. Penggunaan bahan baker c. Turut memasyarakatkan penanaman pekarangan rumah d. Membiarkan lingkungan sesuai dengan keadaannya di alam e. Menangkap ikan dengan setrum
gg. Prinsip etika lingkungan perlu diterapkan manusia dalam menghadapi masalah yang berkaitan
dengan lingkungan. Pernyataan tersebut mengandung keterkaitan antara unsur… a. Science b. Society c. Science dan Society d. Science dan Technology e. Technology dan Environmental
hh. Berikut ini adalah tujuan pengelolaan lingkungan hidup kecuali. a. Tercapainya keharmonisan antara manusia satu dengan yang lainnya b. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana
c. Terwujudnya manusia sebagai Pembina lingkungan d. Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan e. Terhindarnya Negara terhadap dampak negative diluar wilayah Negara yang dapat
menyebabkan pencemaran.
SOAL-SOAL EVALUASI SIKLUS II
Satuan Pendidikan : MA Kelas/Semester : X /II Mata pelajaran : IPA Biologi Konsep : Lingkungan Jumlah Soal : 20 Waktu : 30 menit Bentuk Soal : Pilihan Ganda Pentunjuk :Berilah tanda silang ( x ) pada pilihan jawaban yang paling benar
ii. Berikut ini adalah beberapa polutan yang berakibat pada polusi udara.... a. Fosfat, air, nitrat,dan radioaktif b. Residu pestisida, nitrit, karbondioksida c. Limbah pertanian, nitrit, dan nitrat d. Nitrogen oksida, nitrit, dan nitrat e. Klorofluorokarbon, oksida, nitrogen, dan karbondioksida
jj. Polutan yang dapat menyebabakan menipisnya ozon adalah..... a. NO2 d. CFC
b. CO e. SO3 c. CO2
kk. Efek rumah kaca merupakan masalah lingkungan global karena menyebabkan kenaikan.... a. Suhu lingkungan b. Kadar partikel udara c. Kelembapan uara sekitar rumah d. Kadar bahan pencemaran e. Kadar oksigen di atmosfer
ll. Berikut ini yang bukan merupakan dampak pemanasan global adalah.. a. Mencairnya es di daerah kutub b. Naiknya volume air laut c. Naiknya frekuensi maupun intensitas badai d. Perubahan iklim sedunia e. Pelapukan pada bangunan
mm. Lingkungan udara yang tercemar dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia. Pernyataan tersebut mengandung keterkaitan unsur SETS yaitu unsur..... a. Environment dan technology b. Environment dan science c. Environment dan society d. Science dan technology e. Society dan Technology
nn. Penanaman pohon di pinggir jalan di kota besar sangat membantu terhadap perbaikan lingkungan. Hal positif dari penghijauan tersebut adalah.... a. Membantu mengikat CO2 di udara b. Menambah jumlah polusi c. Meningkatkan intensitas matahari d. Memperkuat struktur tanah dan jalan e. Memperindah lingkungan.
oo. Cara pencegahan pencemaran udara yang merupakan dampak kemajuan science ( ilmu ) dan tekhnology ( teknologi ) adalah..... a. Mengurangi penggunaan bahan bakar minyak b. Memakai barang-barang yang mengandung gas CFC c. Membuat jalur hijau di daerah perkotaan atau daerah industri d. Menggunakan Insenerator dalam pembakaran sampah e. Memakai kendaraan dalam berpergian dekat
pp. Apabila dalam suatu perairan terdapat tanda-tanda sebagai berikut : 1) terdapat beraneka ragam organisme akuatik 2) air berwarna dan berbau 3) enceng gondok tumbuh subur 4) pH air berkisar 6-8 5) adanya mikroba patogen 6) tidak terjadi peningkatan suhu air
Manakah yang menunjukkan ciri-ciri perairan yang tercemar ? f. 1,2,4 d. 2,3,5 g. 1,3,5 e.3,5,6 h. 2,4,5
qq. Bahan pencemar air dapat diklasifikasikan sebagai berikut, kecuali..... 7) Abiotik 8) Bahan anorganik 9) Asam 10) Basa 11) Bahan organik
rr. Zat buangan yang dapat mencemari perairan adalah.... f. Debu radioaktif, CO2 g. Fosfat, nitrat h. Karbondioksida, SO2, Pb i. Zn, Hg, SO2
j. Ion nitrat, Cu, N2
ss. Bahan kimia di bawah ini yang dapat menyebarkan terjadinya eutrofikasi adalah..... f. Fosfat dan nitrat g. Nitrat dan Cu h. Arsen dan PCB i. Menkuri dan fosfat j. Merkuri dan arsen
tt. Pencemaran air oleh bahan organik sangat merugikan karena kadar oksigen dalam air rendah. Hal ini dapat terjadi karena..... f. Oksigen banyak dibebaskan dalam fotosintesis g. Bahan organik akan menurunkan kemamapuan air melarutkan O2 h. Dalam penguraian senyawa organik perlu banyak oksigen i. Pernafasan hewan memerlukan banyak air dan oksigen j. Bahan organik akan menutup permukaan air sehingga kadar O2 rendah
uu. Minyak yang tumpah ke permukaan laut tidak bercampur dengan air, tapi hanya menutup
permukaan air laut saja. Kejadian ini sangat membahayakan kehidupan karena minyak merupakan..... f. Racun bagi semua abiotik g. Menghambat pengikatan zat organik h. Bahan bakar berenergi tinggi i. Menaikkan suhu laut j. Penghalang masuknya sinar matahari
vv. pernyataan di bawah ini yang menyebutkan keterkaitan antara unsur Technology dan Environment adalah..... f. Perubahan warna, rasa, bau, pH dan suhu air merupakan indikator untuk mengetahui perairan
yang tercemar g. Instalasi pengelolahan air limbah dibangun untuk mengatasi pencemaran air sehingga
ekosistem perairan tidak terganggu h. Eutrofikasi perairan mengakibatkan banyak hewan dan tumbuhan air mati i. Nitrat dan nitrit merupakan polutan air yang berasal dari limbah pertanian j. Sumber air minum yang teracuni oleh polutan air menimbulkan gangguan kesehatan bagi
yang mengkonsumsinya ww. Cara penanggulangan pencemaran air yang merupakan dampak kemajuan ilmu dan
teknologi industri adalah..... f. Membatasi penggunaan zat-zat kimia g. Memberi sanksi pada pengusaha industri h. Membuang limbah sedikit demi sedikit i. Menutup industri bahan kimia j. Mengolah limbah sebelum dibuang ke sungai
xx. Pencemaran tanah dapat di sebabkan oleh hal-hal berikut, kecuali..... f. Penggunaan pestisida yang tidak terkontrol g. Kebocoran limbah cair yang tumpah ke tanah h. Pembuangan sampah yang memenuhi syarat i. Pembukaan kawasan hutan menjadi lahan monokultur j. Hujan asam
yy. Dibawah ini yang bukan merupakan dampak pencemaran tanah adalah..... f. Tanaman tumbuh tidak subur g. Tanah tidak dapat lagi ditanami h. Porositas tanah meningkat i. Menurunnya persediaan air tanah j. Mengganggu kemampuan mikroorganisme tanah dalam melakukan fungsinya
zz. Di bawah ini yang dapat menimbulkan terjadinya polusi suara adalah suara..... f. Mesin motor dan telefon g. Jet dan telefon h. Petir dan televisi i. Petir dan kereta api j. Mesin pabrik dan radio
aaa. Polusi suara dapat membawa dampak bagi kesehatan manusia. Berikut ini yang bukan merupakan dampak dari polusi suara adalah..... m. Gangguan jantung n. Menurunkan tekanan darah o. Telinga menjadi tuli p. Mempercepat denyut nadi q. Kontraksi perut dan usus
bbb. Berikut ini adalah cara untuk mengurangi polusi suara, kecuali.... f. Menambah dinding dengan bahan yang lunak g. Memakai penyumbat teling h. Membuat peraturan tentang kekuatan suara yang yang di perbolehkan i. Membuat jarak tembok dan langit-langit sedemikian rupa sehingga tidak memantulkan suara j. Sumber suara tidak di lengkapi dengan peredam suara
SOAL-SOAL EVALUASI SIKLUS III
Satuan Pendidikan : MA Kelas/Semester : X /II Mata pelajaran : IPA Biologi Konsep : Lingkungan Jumlah Soal : 20 Waktu : 30 menit Bentuk Soal : Pilihan Ganda Pentunjuk :Berilah tanda silang ( x ) pada pilihan jawaban yang paling benar
ccc. Pertanyaan tentang limbah berikut ini yang tidak benar adalah.... a. Pengelolaan limbah bergantung pada pengelolaan gaya hidup masyarakat b. Bertambahnya limbah tidak membutuhkan penyediaan lokasi yang luas untuk tempat pembuangan sampah c. Jumlah limbah sebanding dengan tingkat konsumsi masyarakat terhadap material yang digunakan serta jenis material yang dikonsumsi d. Pertambahan limbah dapat mengakibatkan pencemaran air, tanah, dan udara e. Bertambahnya populasi penduduk mengakibatkan bertambahnya limbah
ddd. Dibawah ini meruapakan penyebab terjadinya bencana longsor : i. Curah hujan yang tinggi j. Tumpukan sampah yang menggunung k. Banyaknya polusi udara l. Penggundulan hutan m. Jenis bantuan didaerah tersebut dapat menyerap air n. Kerentan gerakan tanah menengah
Yang merupakan penyebab terjadinya bencana longsor di TPA Leuwigajah adalah.......
a. 1,2,4 d. 1,2,5 b. 3,4,5 e. 6,5,4
c. 2,5,6 eee. Berikut ini yang termasuk jenis sampah anorganik adalah.....
a. Plastik, karet, botol, logam, sampah dapur b. Logam, kaleng, sampah dapur, sisa-sisa sayur c. Plastik, baterai, botol, kertas, dan kotoran ternak d. Sampah dapur, sisa-sisa sayur, sampah restoran, dan daun-daunan e. Botol, plastik, kaleng, logam
fff. Sampah yang dapat mengalami pembusukan secara alami disebut sampah........ a. Anorganik b. Organik c. Biotik d. Abiotik e. Plastik
ggg. Data hasil identifikasi sampah sebagai berikut :.... 12) Kertas 5) Botol aqua 13) Daun-daunan 6) Kardus 14) Plastik 7) Potongan kayu lapuk 15) Gelas 8) Kaleng minuman
Sampah yang dapt terurai dengan proses alam adalah..... a. 1,3,5,8 b. 4,5,6,7 c. 1,2,7,8 d. 2,3,6,7 e. 1,2,6,7
hhh. Sampah yang mudah diuraiakan oleh organisme pengurai adalah....
a. Timbunan plastik b. Dahan dan plastik yang tercampur c. Dahan dan daun yang tertimbun di tanah d. Kaleng-kaleng yang ditanam dalam tanah e. Kaca, plastik, dan karet yang tertimbun dalam tanah
iii. Berikut ini yang merupakan material yang dapat dimanfaatkan melalui proses daur ulang adalah..... a. Sisa kain, ampas tahu, enceng gondok, sampah organik b. Sampah organik, botol, logam, kaleng c. Daun-daunan kotoran ternak, kankung d. Kertas, gelas, alumunium, plastik e. Kertas, kaleng, sampah organik, plastik
jjj. Di bawah ini yang merupakan material yang dapat dimanfaatkan tanpa melalui proses daur ulang adalah : k. Baja d. Kotoran ternak l. Alumunium e. Kertas m. Plastik
kkk. Pernyataan berikut ini yang berkaitan antara unsur Technology dan environment adalah ..... k. Peningkatan jumlah sampah memerlukan penyediaan lokasi yang luas untuk pembuangan
sampah l. Pemanfaatan sampah sebagai sumber listrik adalah salah satu upaya untuk menghindari
kerusakan lingkungan dan menjaga ekosistem m. Sampah yang menumpuk dapat menyebabakan pencemaran n. Dengan meningkatkan populasi manusia, sampah yang dihasilkan juga menigkat o. Mendaur ulang sampah dapatmemberikan tambahan penghasilan bagi masyarakat
lll. Tindakan mengurangi limbah di bawah ini yang juga dapat memberikan tambahan penghasilan yaitu… k. Membuat kerajinan dari enceng gondok l. Mengganti kantong kresek denagn keranjang bila belanja m. Menimbun sampah organik di dalam tanah n. Menggunakan ampas tahu untuk makanan ternak o. Menggunakan kembali botol bekas untuk tempat kecap
mmm. Kerugian yang ditimbulkan dari sampah berikut ini , kecuali.. k. Meningkatkan penyakit kulit l. Udara menjadi tercemar m. Pencemaran tanah n. Meningkatnya penghasilan pemulung sampah o. Banyak lalat sebagi pembawa penyakit
nnn. Pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat akan membawa akibat seperti dibawah ini kecuali...... k. Menimbulkan bau tidak sedap l. Menimbulkan polusi suara m. Menjadi tempat tikus berkembang biak dan bersarang n. Mengakibatkan bencana banjir dan longsor o. Menjadi tempat hidup kuman yang membahayakan kesehatan
ooo. Mengganti barang-barang yang hanya biasa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama merupakan usaha melakukan prinsip 4R yaitu..... k. Reduce l. Remake m. Replace n. Reuse o. Recylec
ppp. Prinsip Reuse dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan cara..... k. Memilih barang-barang yang bisa dipakai kembali
l. Memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan m. Mengganti barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan
lama n. Mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak berguna lagi pertanian o. Meminimalisasi material yang digunakan supaya sampah yang dihasilkan tidak semakin
banyak qqq. Untuk mempertahankan lingkungan yang bebas sampah bisa dilakukan dengan recycling.
Salah satu contoh recycling adalah..... k. Menggunakan plastik dengan kertas sebagai bungkus makanan l. Mengganti palstik dengan kertas sebagai bungkus makanan m. Penggunaan kembali tas plastik sisa kemarin untuk belanja n. Menggunakan ember untuk pot bunga o. Mendaur ulang kertas bekas menjadi kartu ucapan
rrr. Cara mengatasi pecemaran lingkungan oleh sampah rumah tangga adalah....... k. Diolah menjadi pakan ternak l. Dibuang ke tanah m. Dibuang ke sungai supaya hanyut n. Dibiarkan di tempat terbuka agar cepat hancur o. Dimanfaatkan untuk pembuatan kompos
sss. Pencemaran plastik dalam tanah selain mengurangi daya dukung tanah juga merupakan polutan yang tidak terurai oleh mikroba. Sebagai penaggulangannya dapat dilakukan upaya....... r. Penelitian tentang cara penguraraian plastik secara alamiah s. Mencari bahan pengganti plastik yang dapat diuraikan t. Pengurangan produk plastik secara besar-besaran u. Mencari bahan pengganti plastik yang lebih murah v. Penyuluhan agar masyarakat tidak menggunakan plastik
ttt. Cara mengatasi masalah sampah perkotaan yang dikembangkan di negara Inggris dan jepang adalah......... k. Mengelola sampah organik menjadi kompos l. Membangun TPA yang lebih luas m. Merancang untuk membuat insinerator ( instalasi ) pembakaran sampah n. Menkonversi gas metan dari sampah menjadi tenaga listrik o. Memanfaatkan mikroorganisme untuk mengurai sampah
uuu. Berikut ini adalah kertas-kertas bekas yang dapat didaur ulang.... 1) Koran 4) Majalah 2) Amplop 5) Kertas minyak 3) Karton 6) Kertas warna Untuk menghasilkan kertas daur ulang yang berkualitas baik sebaiknya kita menggunakan kertas nomor........... f. 1,2,3 g. 1,3,4 h. 2,3,6 i. 3,4,5 j. 4,5,6
vvv. Kegiatan membuat daur ulang daun menjadi pupuk kompos dapat meningkatkan pendapatan bagi masyarakat pertanyaan tersebut mengandung keterkaitan unsur SETS yaitu unsur...... f. Science dan Environment g. Science dan Technology h. Environment dan Society i. Technology dan Society j. Technology dan Environment
KUNCI JAWABAN SIKLUS I
1. C
2. A
3. B
4. A
5. C
6. B
7. E
8. E
9. D
10. B
11. C
12. D
13. B
14. A
15. B
16. E
17. E
18. B
19. C
20. A
KUNCI JAWABAN SIKLUS II
21. E
22. D
23. A
24. E
25. C
26. A
27. D
28. D
29. A
30. B
31. A
32. C
33. E
34. B
35. E
36. C
37. C
38. D
39. B
40. E
KUNCI JAWABAN SIKLUS II
41. B
42. A
43. E
44. B
45. E
46. C
47. D
48. D
49. B
50. A
51. D
52. B
53. C
54. A
55. E
56. E
57. B
58. D
59. C
60. D
PENJERNIHAN AIR
o. LANDASAN TEORI
Teknologi tepat guna merupakan teknologi yang sesuai dengan Negara yang berkembang atau
daerah yang berada jauh dan terbelakang di Negara industri, yang mana kemungkinan kekurangan
uang dan kurang dalam kemampuan untuk mengoperasikan dan memelihara teknologi tinggi. Dalam
prateknya adalah sesuatu yang dideskripsikan sebagai teknologi yang sederhana dan kebanyakan
sebagai teknologi permulaan yang dapat secara efektif dapat mencapai tujuan yang dimaksud.
Karakteristik dari teknologi ini adalah biaya rendah dan membutuhkan sedikit pemeliharaan,
semakin sering pemeliharaan dapat dikatakan tepat guna, bila pemeliharaan dapat diatasi oleh keahlian
yang ada secara setempat, peralatan, dan bahan.
Air adalah faktor abiotik dalam ekosistem. Air beserta sumber-sumbernya merupakan salah satu
kekayaan alam yang mutlak dibutuhkan oleh mahluk hidup guna menopang kelangsungan hidupnya
dan memelihara kesehatannya. Air yang mengisi lebih dari dua pertiga bagian dari seluruh permukaan
bumi, memberi tempat hidup yang 300 kali lebih luas dari pada daratan, akan tetapi sebagian dari air
tersebut tidak dapat langsung digunakan untuk kepentingan makhluk hidup. Hanya 1% yang
merupakan air manfaat yang dapat diperunakan sebagai air bersih, untuk menjadi air bersih / air
minum harus mengalami suatu teknologi.
Teknologi yang diterapkan mulai dari pengambilan air baku, pengoahanair untuk menjadi air
bersih yang sangat tergantung kualitas sumber air baku, kemudian melalui system distribusi melalui
perpipaan ke area pelyanan.
Pengolahan Air dilakukan pada air baku yang pada hakekatnya tidak memenuhi standar kualitas
air minum / bersih yang berlaku, sehingga unsur - unsur yang tidak memenuhi standar perlu
dihilangkan ataupun dikurangi, agar seluruh air memenuhi standar yang berlaku. Hal ini dilaksanakan
dengan pengolahan air melalui penjernihan air.
p. TUJUAN
Penjernihan air kotor menjadi air bersih
q. ALAT DAN BAHAN
1. Botol aqua 7. Beker glas / gelas semacam
2. Pasir, kerikil 8. Pengaduk
3. Arang 9. Kertas PH
4. Kapas atau busa 10. Mikroskop
5. Tawas 11. Kertas saring
6. Kaporit 12. Selang plastik
r. CARA KERJA
1. Susunlah dan bahan dengan gambar
2. ambil 1-2 tetes air kotor amati dengan mikroskop apa
yang ada dalam air tersebut dan ukur PH
3. Tambahkan dalam air kotor tersebut dengan 1 gr tawas
dan 1 sendok teh kaporit aduk sehingga homogen,ukur
PH lalu tunggu sampai mengendap.
4. Tuangkan no. 3 ke dalam botol 1 aqua yang sudah
disusun kerikil, pasir, ijuk dan kapas atau busa tersebut.
5. Biarkan terjadi proses penyaringan air tersebut sehingga
turun sampai ke lubang tutup botol kemudian menetes
ke bawah tampungan air bersih. Lalu ukur PH nya dan
amatilah pula dengan mikroskop.
6. Catatlah hasil pengamatan dan beri kesimpulannya
Keterangan gambar
16) Kaporit 6. Busa
17) Tawas 7. Kapas
18) Pengaduk 8. Kertas saring
19) Selang 9. Air hasil saringan
20) Air kotor
s. HASIL PENGAMATAN
NO KEADAAN AIR KETERANGAN
AIR KOTOR AIR BERSIH
1 Warna coklat Bersih dan jernih
2 Bau tanah tidak berbau Pemberian kaporit dan tawas sesuai ukuran sehingga tidak berbau yakni 1 sendok teh
3 Rasa sepet segar Air yang diminum tidak terasa kaporit, getir akan tetapi segar
4 PH. 8 PH. 7
5 Mikroskop :
Banyak bakteri
berbentuk batang,
spiral.
Mikroskop :
Tidak terdapat
bakteri, terdapat
gelembung air.
VI. PEMBAHASAN
Dari percobaan yang telah kami lakukan pada praktek penjernihan air ternyata diperoleh
hasil bahwa air yang semula kotor dan keruh ternyata setelah mengalami proses yang sederhana
yakni melalui proses penjernihan air, air menjadi bening dan ketika di minum air tersebut berasa
segar dan tidak berbau. Mula-mula PH air kotor adalah 8 tetapi setelah mengalami penjernihan PH
nya menjadi 7. dan setelah dilakukan pemeriksaan melalui mikroskop ternyata tidak ditemukan
bakteri pada air yang telah mengalami penjernihan. hal tersebut dikarenakan pada proses penjernihan
air kotor tersebut diberi kaporit yang berfungsi sebagai pembunuh bakteri dan tawas sebagai bahan
yang dapat menjernihkan air dan mengendapkan zat terlarut. jadi percobaan yang kami lakukan
berhasil dan air yang semula tidak layak dipakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari menjadi
layak untuk memenuhi kebutuhan. Dan air tersebut memenuhi standar air minum yang dapat
dikonsumsi oleh manusia karena telah steril.
1) KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa percobaan
yang telah kelompok kami lakukan berhasil, yakni air tersebut yang dihasilkan pada proses
penjernihan air sesuai dengan standar air minum yang biasa dikonsumsi oleh manusia. Dan air
tersebut memiliki PH 7. dan air tersebut tidak berbau, jernih dan segar. Selain itu air tersebut
setelah di cek pada mikroskop tidak ditemukan adanya bakteri.
2) PROBLEM
www. Sebutkan fungsi dari :
xxx. Kaporit
Kaporit digunakan untuk membunuh bakteri dan mikroorganisme lainny. Yang terdapat
di Air
yyy. Tawas
Tawas digunakan untuk menjernihkan air dan mengendapkan zat terlarut.
zzz. Arang
Arang berfungsi untuk menyegarkan air
aaaa. Jelaskan proses yang dimaksud dengan standar air minum yang sehat!
Standar air minum yang sehat adalah jika air tidak berbau, tidak berasa, ( rasanya segar ),
tidak berwarna, memiliki PH 7 dan tidak terdapat mikroorganisme didalam air tersebut.
bbbb. Jelaskan proses pembuatan air aqua yang dijual di pasaran!
Jawab : Air dari alam dipanaskan dalam bak pemanas, kemudian uapnya diambi (disaling).
Selanjutnya uap akan mengembun dan menjadi tetes-tetes air. Tetes-tetes air tersebut
dimasukkan dalam wadah atau kemasan.
cccc. Dapatkah air disebut sebagai sumber daya alam? Sumber alam yang bagaimana, beri
penjelasannya!
dddd. Sebutkan dampk negative dan beri contoh solusi nya dari:
eeee. Kekurangan air bersih
n. Efek negatif
Akan terjadi gangguan dalam hidupnya ( dehidrasi ) karena jumlah air dalam
tubuh manusia mencapai 70 % atau lebih dari berat semua bentuk kehidupan.apabila
tubuh kehilangan 10% air maka tubuh akan menyebabkan gangguan yang dahsyat, dan
apabila tubuh kehilangan 20% air misalnya karena diare dapat menyebabkan kematian.
Dan dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti penyakit kulit, saluran pencernaan, dll.
p. Solusinya
a. Melakukan Penjernihan Air
b. Menggunakan Air secukupnya.
ffff. Kelebihan air kotor
p. Efek negatif
Akan menyebabkan terjankitnya berbagai macam penyakit kulit,dan apabila air
kotor tersebut dikonsumsi terus menerus dapat menyebabkan terjadinya gangguan
pencernaan.bahkan dapat menyebabkan terjadinya kematian.
p. Solusinya
p. Melakukan penjernihan Air
gggg. Apa yang terjadi seandainya dunia sudah kehabisan air? Upaya apa yang kita lakukan
sebelum kekurangan air!
Jika dunia ini kehabisan Air, maka akan terjadi ganguan dalam kelangsungan hidup
manusia, bahkan bisa jadi kehidupan dimuka ini akan musnah, karena air merupakan komponen
terpenting dariprotoplasma dan berperan penting dalam metabolisme sel tubuh
Upaya yang dilakukan adalah menkonsumsi air bersih tidak berlebihan dan diupayakan dengan
melakukan penjernihan air kotor secara intensif
hhhh. Dari manakah asalnya air itu?
Air berasal dari produk ionisasi air yaitu ion H+ dan OH- dan pengionan ini bisa secaa
reveersibel ( dapat balik ) yang menghasilkan ion H+ dan ion OH-
H2O KURANG DI TAMBAH
iiii. Jelaskan siklus tejadinya daur hidrologih!
Jawab :
TABEL KEATIFAN SISWA SELAMA PEMBELJARAN SIKLUS I-III
Jenis Keaktifan
Bertanya Menjawab Pertanyaa Mengemukakan Pendapat
Membuat Keterkaitan Unsur SETS
Melakukan Kegiatan Pemecahan Masakah
Membuat Laporan Mempresentasikan Hasil Kegiatan No. Kode