JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1 Abstrak—Keamanan atas kepemilikan aset informasi menjadi kebutuhan utama. Perkembangan aset informasi pada industri media digital mulai dari gambar, musik dan video semakin mengalami pertumbuhan yang cepat. Selain itu, peran teknologi informasi juga berpengaruh besar dalam distribusi dan penggandaan aset informasi. Distribusi yang tidak dapat dikontrol ini menjadi masalah bagi aset informasi yang memiliki hak cipta intelektual maupun kepemilikan atas media digital tersebut. Salah satu cara untuk mengontrol perkembangan media digital adalah dengan menerapkan digital audio watermarking. Digital audio watermarking khususnya digunakan untuk mengidentifikasi kepemilikan atau hak cipta pada sebuah gelombang sinyal suara. Dengan digital watermarking maka informasi dapat disembunyikan kedalam media digital. Tugas akhir ini menerapkan konsep audio watermaking dengan menggunakan metode Least Significant Bit. Sehingga dengan adanya digital audio watermarking ini dapat memproteksi berkas suara dengan menambahkan informasi digital kedalam berkas suara tersebut. Uji coba dilakukan dengan mengukur kualitas berkas suara asli sebelum ditambahakan watermark dan dibandingkan dengan kualitas berkas suara setelah ditambahkan watermark. Hasil uji coba pada tugas akhir ini menunjukkan bahwa berkas suara yang telah mengalami penambahan watermark mengalami penurunan kualitas suara. Hasil ini didapatkan setelah dilakukan perhitungan dengan nilai Signal to Noise Ratio. Namun secara pendengaran normal manusia tidak ada perbedaan antara berkas suara asli dan berkas suara yang sudah disisipkan watermark. Kata Kunci—digital audio watermarking, least significant bit, signal to noise ratio, steganografi. I. PENDAHULUAN Eamanan Keamanan aset informasi menjadi pada saat sekarang ini menjadi kebutuhan utama. Aset informasi memiliki nilai yang tinggi apabila menyangkut dengan keputusan bisnis, keamanan data dan kepemilikan hak intelektual. Perkembangan aset informasi pada industri media digital mulai dari gambar, musik dan video semakin mengalami pertumbuhan yang cepat. Selain itu, peran teknologi informasi juga berpengaruh besar dalam distribusi dan penggandaan aset informasi. Distribusi yang tidak dapat dikontrol ini menjadi masalah bagi aset informasi yang memiliki hak cipta intelektual maupun kepemilikan atas media digital tersebut. Hak cipta merupakan hak ekslusif yang diberikan kepada pencipta dari suatu karya original, termasuk hak untuk mengopi, mendistribusi maupun mengadaptasi karya tersebut. Seorang artis yang menerbitkan album lagu melalui sebuah label atau rumah produksi, maka hak cipta untuk memperbanyak terdapat pada label tersebut. Didalamnya telah ada perjanjian antara label atau rumah produksi dengan artis pemilik lagu untuk pengaturan pembagian keuntungan. Pada saat album dibeli oleh seseorang, orang tersebut tidak memiliki hak untuk memperbanyak dan menyebarkannya ke orang lain. Banyak upaya yang sudah dilakukan untuk melakukan perlindungan terhadap berkas suara digital yang diproduksi oleh label untuk mencegah orang memperbanyak berkas suara tersebut. Salah satunya yaitu watermark digital pada berkas suara. Watermarking digital bisa menjadi solusi yang baik untuk mencegah penduplikasian secara ilegal, modifikasi dan distribusi data multimedia[1]. Audio watermark digital dapat digunakan untuk tujuan berbeda, salah satunya termasuk untuk mencatat informasi pemilik hak cipta, informasi label atau rumah produksi, dan mengidentifikasi pemilik berkas suara. Hal-hal ini dapat membantu menyediakan bukti legal dalam manajemen hak cipta atas berkas suara digital. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Digital Audio Watermarking Digital audio watermarking adalah sebuah penanda rahasia yang tertanam didalam sinyal suara. Digital audio watermarking khususnya digunakan untuk mengidentifikasi kepemilikan dari hak cipta pada sebuah gelombang sinyal suara. Watermarking adalah proses menyembunyikan informasi digital didalam sinyal asli, informasi tersebut harus tersembunyi, tetapi tidak harus memiliki hubungan dengan sinyal asli[2]. Ada dua alternatif untuk menjaga dan perlindungan pesan terhadap pendeteksian, yaitu steganografi dan kriptografi. Steganografi menyembunyikan keberadaan pesan, dan sedangkan kriptografi mengenkripsi pesan, tetapi tidak menyembunyikan pesan[3]. Banyak parameter yang memperngaruhi kualitas sistem steganografi pada audio. Diantaranya jumlah data yang disisipkan dan tingkat Implementasi Digital Audio Watermarking pada Berkas Suara dengan Menggunakan Metode Least Significant Bit Aldhi Reza S, Prof. Akinori Ito Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: [email protected], [email protected]K
4
Embed
Implementasi Digital Audio Watermarking pada Berkas Suara ...digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-40385-5209100711-Paper.pdf · untuk kualitas audio yang ... dan dibandingkan dengan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014)
1
Abstrak—Keamanan atas kepemilikan aset informasi menjadi
kebutuhan utama. Perkembangan aset informasi pada industri
media digital mulai dari gambar, musik dan video semakin
mengalami pertumbuhan yang cepat. Selain itu, peran teknologi
informasi juga berpengaruh besar dalam distribusi dan
penggandaan aset informasi. Distribusi yang tidak dapat
dikontrol ini menjadi masalah bagi aset informasi yang memiliki
hak cipta intelektual maupun kepemilikan atas media digital
tersebut. Salah satu cara untuk mengontrol perkembangan
media digital adalah dengan menerapkan digital audio
watermarking. Digital audio watermarking khususnya digunakan
untuk mengidentifikasi kepemilikan atau hak cipta pada sebuah
gelombang sinyal suara. Dengan digital watermarking maka
informasi dapat disembunyikan kedalam media digital. Tugas
akhir ini menerapkan konsep audio watermaking dengan
menggunakan metode Least Significant Bit. Sehingga dengan
adanya digital audio watermarking ini dapat memproteksi berkas
suara dengan menambahkan informasi digital kedalam berkas
suara tersebut. Uji coba dilakukan dengan mengukur kualitas
berkas suara asli sebelum ditambahakan watermark dan
dibandingkan dengan kualitas berkas suara setelah ditambahkan
watermark. Hasil uji coba pada tugas akhir ini menunjukkan
bahwa berkas suara yang telah mengalami penambahan
watermark mengalami penurunan kualitas suara. Hasil ini
didapatkan setelah dilakukan perhitungan dengan nilai Signal to
Noise Ratio. Namun secara pendengaran normal manusia tidak
ada perbedaan antara berkas suara asli dan berkas suara yang
sudah disisipkan watermark.
Kata Kunci—digital audio watermarking, least significant bit,
signal to noise ratio, steganografi.
I. PENDAHULUAN
Eamanan Keamanan aset informasi menjadi pada saat
sekarang ini menjadi kebutuhan utama. Aset informasi
memiliki nilai yang tinggi apabila menyangkut dengan
keputusan bisnis, keamanan data dan kepemilikan hak
intelektual.
Perkembangan aset informasi pada industri media digital
mulai dari gambar, musik dan video semakin mengalami
pertumbuhan yang cepat. Selain itu, peran teknologi informasi
juga berpengaruh besar dalam distribusi dan penggandaan aset
informasi. Distribusi yang tidak dapat dikontrol ini menjadi
masalah bagi aset informasi yang memiliki hak cipta
intelektual maupun kepemilikan atas media digital tersebut.
Hak cipta merupakan hak ekslusif yang diberikan kepada
pencipta dari suatu karya original, termasuk hak untuk
mengopi, mendistribusi maupun mengadaptasi karya tersebut.
Seorang artis yang menerbitkan album lagu melalui sebuah
label atau rumah produksi, maka hak cipta untuk
memperbanyak terdapat pada label tersebut. Didalamnya telah
ada perjanjian antara label atau rumah produksi dengan artis
pemilik lagu untuk pengaturan pembagian keuntungan. Pada
saat album dibeli oleh seseorang, orang tersebut tidak
memiliki hak untuk memperbanyak dan menyebarkannya ke
orang lain.
Banyak upaya yang sudah dilakukan untuk melakukan
perlindungan terhadap berkas suara digital yang diproduksi
oleh label untuk mencegah orang memperbanyak berkas suara
tersebut. Salah satunya yaitu watermark digital pada berkas
suara. Watermarking digital bisa menjadi solusi yang baik
untuk mencegah penduplikasian secara ilegal, modifikasi dan
distribusi data multimedia[1].
Audio watermark digital dapat digunakan untuk tujuan
berbeda, salah satunya termasuk untuk mencatat informasi
pemilik hak cipta, informasi label atau rumah produksi, dan
mengidentifikasi pemilik berkas suara. Hal-hal ini dapat
membantu menyediakan bukti legal dalam manajemen hak
cipta atas berkas suara digital.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Digital Audio Watermarking
Digital audio watermarking adalah sebuah penanda rahasia
yang tertanam didalam sinyal suara. Digital audio
watermarking khususnya digunakan untuk mengidentifikasi
kepemilikan dari hak cipta pada sebuah gelombang sinyal
suara. Watermarking adalah proses menyembunyikan
informasi digital didalam sinyal asli, informasi tersebut harus
tersembunyi, tetapi tidak harus memiliki hubungan dengan
sinyal asli[2].
Ada dua alternatif untuk menjaga dan perlindungan pesan
terhadap pendeteksian, yaitu steganografi dan kriptografi.
Steganografi menyembunyikan keberadaan pesan, dan
sedangkan kriptografi mengenkripsi pesan, tetapi tidak
menyembunyikan pesan[3]. Banyak parameter yang
memperngaruhi kualitas sistem steganografi pada audio.
Diantaranya jumlah data yang disisipkan dan tingkat
Implementasi Digital Audio Watermarking
pada Berkas Suara dengan Menggunakan
Metode Least Significant Bit
Aldhi Reza S, Prof. Akinori Ito Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)