i IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA KECIL MENENGAH (Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan ”57” Salatiga) Oleh: ANDRIAS DIMAS KRISTYANTO NIM: 232008175 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013
48
Embed
IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3694/2/T1_232008175_Full... · diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
IMPLEMENTASI COST REDUCTION PROGRAM PADA USAHA KECIL MENENGAH
(Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan ”57” Salatiga)
Oleh:
ANDRIAS DIMAS KRISTYANTO
NIM: 232008175
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan Untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2013
ii
ii
iii
iv
ABSTRACT
This study is aimed at investigating the solution or alternative method to reduce cost of Perusahaan Makanan “57” Salatiga by means of Cost Reduction Program with the result that the company objective can be achieved. It was taken into consideration that one of the main goals of a company is to produce maximum profit. Cost Reduction Program is a program to suppress the cost from extravagancy in order to create permanent saving flows by means of redesigning, simplify or combining with reducing the activities that considered as the source of extravagancy. The main key for Cost Reduction Program to success is to determine which company activities that give value-added activity to the company and which is give non value added activity. The cost from the activities which is not given any value-added to the company or even inefficient could be reduced with the Cost Reduction Program. The data gathered for this study is a primary data in the form of production activities from the company and also the overview of the company itself. In addition this study also provided with the secondary data which is obtained from the company in the form of cost of production report obtained in March 2013. This study use interviews as a method for collecting the data . The results of this study showed that the implementation of Cost Reduction Program is expected to occur in financial savings of Rp 1,959,895 / month. This program is highly recommended for a company who seek to find an efficient way to gather a maximum profit.
Keyword : value added activity, non value added activity, Cost Reduction Program
v
SARIPATI
Penelitian ini bertujuan untuk mencari solusi atau alternatif cara penekanan biaya yang merupakan pemborosan bagi Perusahaan Makanan “57” Salatiga melalui Cost Reduction Program sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai, salah satu tujuan utama perusahaan adalah optimalisasi laba atau keuntungan. Cost Reduction Program adalah program penekanan biaya yang merupakan pemborosan agar tercipta penghematan permanen dengan cara merancang ulang, menyederhanakan atau menggabungkan dengan mereduksi aktivitas yang merupakan penyebab pemborosan. Kunci keberhasilan Cost Reduction Program adalah dengan menetapkan aktivitas mana yang memberikan nilai tambah dan aktivitas mana yang tidak memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Biaya dari aktivitas yang tidak bernilai tambah dan aktivitas bernilai tambah yang tidak efisien direduksi dengan pendekatan Cost Reduction Program. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa aktivitas produksi yang dilakukan perusahaan dan gambaran umum perusahaan sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dalam bentuk jadi berupa struktur biaya produksi, diperoleh pada bulan Maret 2013 dan metode pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap pihak yang berkepentingan, observasi dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan Cost Reduction Program diharapkan dapat terjadi penghematan secara finansial sebesar Rp 1,959,895/bulan. Sehingga perusahaan disarankan dapat menerapkan Cost Reduction Program agar memperoleh efisiensi biaya yang akan berdampak pada laba yang maksimal Kata kunci : Aktivitas bernilai tambah, Aktivitas tidak bernilai tambah, Cost Reduction Program
vi
KATA PENGANTAR
Melihat pentingnya Usaha Kecil Menengah dalam perekonomian masyarakat yang
mampu menciptakan lapangan kerja dan dengan pengaruh perkembangan industri yang
meningkat mengakibatkan persaingan usaha semakin ketat, Usaha Kecil Menengah dengan
aktivitas yang tidak efisien akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya karena
tujuan utama suatu usaha yaitu optimalisasi laba tidak tercapai. Ketidak efisienan aktivitas akan
menimbulkan biaya. Tujuan perusahaan untuk memperoleh optimalisasi laba tidak didukung
dengan aktivitas yang dilakukan perusahaan karena terdapat aktivitas tidak bernilai tambah dan
aktivitas bernilai tambah yang tidak efisien sehingga menyebabkan pengeluaran biaya, tenaga
dan waktu yang tidak perlu. Dengan adanya temuan ini, hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi
pemborosan di Perusahaan Makanan “57” sehingga perusahaan perlu mengelola aktivitasnya
dengan pendekatan Cost Reduction Program. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis harapkan demi kebaikan selanjutnya dan
juga semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pelaku bisnis atau pembaca yang beringinan
untuk berbisnis terutama dibidang manufaktur.
Salatiga, 11 Juni 2013
Penulis
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur yang sebesar-besarnya dan rasa terima kasih penulis panjatkan kepada
Allah SWT, karena dengan segala berkat, hikmat dan anugerah-Nya penulis diijinkan
menyelesaikan dengan baik kertas kerja ini sebagai tugas akhir dari masa perkuliahannya.
Penulis juga menyadari bahwa selama masa penulisan tugas akhir ini ada pihak-pihak yang
turut serta memberikan bantuan dan dukungan. Maka perkenankan penulis untuk
menghaturkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1) Tuhan Yesus Kristus, atas kharuniaNya memberi kesehatan dan kemudahan untuk
penulis hingga akhirnya kertas kerja ini dapat selesai dengan baik.
2) Kedua orang tua yang tercinta, yang tidak henti-hentinya memberikan doa, semangat dan
dukungan selama ini.
3) Bapak Usil Sis Sucahyo, SE, MBA selaku dosen pembimbing yang telah mencurahkan
tenaga, pikiran, dan waktunya untuk membimbing penulis hingga akhirnya kertas kerja
ini dapat selesai dengan baik.
4) Bapak Hari Sunarto, SE., MBA selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW
Salatiga.
5) Ibu Supatmi, SE selaku wali studi penulis selama masa studi di Fakultas Ekonomika dan
Bisnis UKSW.
6) Seluruh dosen dan staf pengajar Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW yang sudah
memberikan pengajaran dan ilmu selama masa studi kepada penulis.
viii
7) Seluruh staf tata usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana
yang telah memberi bantuan pada penulis selama menjadi mahasiswa di Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.
8) Nyonya Fani selaku pemilik perusahaan dan karyawan-karyawan Perusahaan Makanan
”57” Salatiga, yang membantu dalam pengumpulan data dan informasi tentang
perusahaan.
9) Sahabat-sahabatku di FEB : Nanda Paijo, Osa Hendra, Ivan, Arum, Swasti, Adit Avereli,
Jimmi botak, Iko, Agus, Sri Yudi, Dika, Dendy, Weda, Adit codot , Bintang dan Tim
Futsal Angkatan 2008.
10) Semua pihak yang telah mendukung penyusunan kertas kerja ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, Terimakasih.
Salatiga, 11 Juni 2013
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Cover .......................................................................................................................... i
Surat Pernyataan Keaslian Skripsi ............................................................................. ii
Lembar Pengesahan ................................................................................................... iii
Abstract....................................................................................................................... iv
Saripati........................................................................................................................ v
Kata Pengantar........................................................................................................... vi
Ucapan Terimakasih .................................................................................................. vii
Daftar Isi .................................................................................................................... ix
4.2. Analisis Aktivitas-aktivitas yang Ada dalam Proses Produksi Perusahaan
Aktivitas pada produksi Perusahaan Makanan ”57” secara umum ada 3 tahap, yaitu
tahap sebelum produksi, tahap produksi, dan tahap sesudah produksi.
4.2.1 Analisis Aktivitas Sebelum Produksi
Aktivitas perusahaan sebelum produksi yaitu pemesanan bahan baku. Bagian pemesanan bahan baku dimulai dengan menghubungi pemasok yang akan memasok bahan baku ke perusahaan, pemesanan bahan baku dilakukan oleh pemilik melalui telepon dan dilakukan setiap bulan atau ketika persedian bahan baku mulai habis. Masalah yang sering dialami dalam pengiriman bahan baku dari pemasok yaitu proses pengiriman yang mengalami keterlambatan dan karena bahan baku tidak berasal dari pemasok yang sama maka menyebabkan perbedaan dalam siklus pengiriman. Bahan baku yang dipakai dalam proses pembuatan kue kering ini diperoleh dari Salatiga dan Semarang.
Jika diringkas aktivitas-aktivitas sebelum produksi adalah sebagai berikut:
1. Pemesanan bahan baku • Menghubungi pemasok yang akan memasok bahan baku ke perusahaan
melalui telepon.
2. Penerimaan bahan baku
• Memindah bahan baku ke gudang dan terkadang mengalami keterlambatan dalam pengiriman.
���
�
3. Penyimpanan bahan baku
• Menyimpan bahan baku di gudang sebelum diproduksi.
4.2.2 Analisis Aktivitas yang Terjadi dalam Proses Produksi
Perusahaan makanan “57” utamanya memproduksi 2 macam produk, yaitu onde-onde
gandum dan keringan. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi 2 produk ini pada
dasarnya sama, yang membedakan adalah untuk adonan onde-onde gandum bahan bakunya
adalah gandum, gula, margarin, telur, wijen, garam, ovalet, soda kue, minyak dan air dan
untuk adonan keringan tidak menggunakan telur sebagai bahan bakunya dan penambahan air
yang sedikit lebih banyak sehingga adonan lebih cair. Pengolahan untuk kedua adonan
tersebut tentunya berbeda, untuk adonan onde-onde gandum dibentuk bulat berisi dan proses
pemasakan dengan menggunakan metode goreng sedangkan untuk adonan keringan dibentuk
bulat pipih dan proses pemasakan melalui metode panggang dengan tungku kayu.
Secara singkat gambaran proses memproduksi onde-onde gandum pada gambar:
Gambar 1.1
Proses produksi onde-onde gandum
Pengambilan bahan baku di gudang
bahan baku ditimabang
Bahan baku di masukkan ke tempat khusus
Diaduk hingga rata
Penambahan air sedikit-
sedikit
diuleni
Proses penggorengan
Penambahan bahan
pelengkap
Pembentukan adonan
Adonan Onde-onde
gandum
ditaburi gandum
wijen
dikemas ditiriskan
� �����������
���
�
Gambar 1.2
Proses produksi keringan wijen
Produksi Onde-onde gandum dan keringan dimulai dengan pengambilan bahan baku
di gudang kemudian ditimbang sesuai standar perusahaan atau sesuai karakteristik pesanan,
dalam proses ini banyak bahan baku yang terbuang karena kecerobohan karyawan dan
takaran bahan baku yang tidak sesuai dikarenakan saat penimbangan karyawan
melakukannya dengan tergesa-gesa. Bahan baku yang sudah siap dimasukan kedalam tempat
pengadukan (ember) dan diaduk hingga rata dengan menambahkan air sedikit demi sedikit
kemudian bahan adonan diuleni hingga kalis atau sampai adonan tidak terdapat gumpalan-
gumpalan gula atau gandum. Aktivitas ini membutuhkan waktu kurang lebih selama 1 jam
untuk setiap adonan.
Selesai pembuatan adonan, adonan diistirahatkan selama kurang lebih 20 menit, ini
dimaksudkan agar adonan mengembang. Selama proses menunggu adonan siap untuk masuk
kedalam proses selanjutnya, karyawan membuat lagi adonan onde-onde gandum dan
keringan yang lain, setiap harinya perusahaan dapat membuat 6-8 adonan onde-onde gandum
dengan setiap adonan menghasilkan kurang lebih 300 buah onde-onde gandum dan 4-5
adonan keringan dengan setiap adonan menghasilkan kurang lebih 20 kg.
Pengambilan bahan baku di gudang
bahan baku ditimbang
Bahan baku masuk dalam tempat khusus
Diaduk hingga rata
Penambahan air sedikit-
sedikit
diuleni
Menempatkan dalam loyang
Penambahan bahan pelengkap
Pencetakan adonan
Adonan Keringan
ditaburi gandum
wijen
ditiriskan Proses panggang
dikemas
Waktu Tunggu
���
�
Proses Onde-onde gandum
Masuk dalam proses selanjutnya, adonan yang sudah siap kemudian dibentuk dalam
ukuran kecil saat proses pembentukan, adonan diberi taburan gandum agar saat pembentukan
tidak lengket. Adonan dengan ukuran kecil-kecil kemudian diberi bahan pelengkap berupa
wijen dengan cara adonan dalam bentuk kecil di tempatkan pada (tampah) dan diberi wijen
kemudian tampah tersebut digoyang agar wijen-wijen dapat menempel rata dalam adonan
onde-onde gandum, proses menambahkan wijen dengan cara menggoyang tampah (seperti
menampi beras) menyebabkan banyak wijen yang terbuang.
Selesai proses sebelumnya, adonan kemudian digoreng dengan minyak yang panas
proses ini membutuhkan waktu sekitar 5 menit setelah itu bahan jadi atau onde-onde gandum
ditiriskan pada tempat yang sudah dilapisi kertas agar minyak yang tersisa dapat terserap.
Selama proses penirisan ini, terdapat 3 kipas angin dengan ukuran besar (diameter 30 cm)
yang digunakan untuk mempercepat proses pendinginan pada onde-onde gandum. Setelah
onde-onde siap kemudian onde-onde gandum dikemas ukuran kecil dengan setiap kemasan
berisi 6 buah onde-onde gandum.
Proses Keringan wijen
Masuk dalam proses selanjutnya, adonan yang sudah siap kemudian dibentuk dalam
ukuran bulat kecil dan pipih. Saat proses pembentukan, adonan diberi taburan gandum agar
saat pembentukan tidak lengket. Adonan dengan ukuran kecil-kecil kemudian masuk dalam
penambahan bahan pelengkap berupa wijen dengan menaburkan wijen diatas adonan yang
sudah dicetak bundar pipih.
Selesai proses sebelumnya, adonan kemudian diletakkan pada loyang yang berbentuk
datar, dengan setiap loyang dapat menampung 30 buah keringan wijen dan selanjutnya
loyang-loyang yang sudah terisi dimasukkan kedalam tungu kayu proses ini membutuhkan
waktu sekitar 10 menit, untuk setiap pemanggangan dapat menampung maksimal 18 loyang.
Setelah 10 menit loyang-loyang tersebut dikeluarkan secara satu per satu dan ditiriskan,
dalam proses ini sering dijumpai sebagian kue keringan yang berada pada 1-2 loyang terakhir
dalam pengambilan dari tungku kayu mengalami overcook atau gosong. Setelah loyang-
loyang yang ditiriskan menjadi dingin, karyawan kemudian melepaskan kue kering dari
loyang dengan metode membalik loyang dan menghentakkan secara berlahan. Kue keringan
���
�
yang sudah siap kemudian masuk dalam proses pengemasan dengan berat bersih setiap
kemasan 5 kg.
Dari semua aktivitas perusahaan dalam proses produksi Onde-onde gandum dan kue
keringan di atas, maka tahap-tahap aktivitas perusahaan jika diringkas sebagai berikut:
1. Pengambilan bahan baku • Mengambilan bahan baku dari gudang. • Menimbang bahan baku.
2. Pemrosesan bahan baku menjadi adonan • Proses membuat adonan
- Bahan baku diaduk rata dengan menambahkan air sedikt demi sedikit. - Bahan baku diuleni hingga kalis. - Adonan diistirahatkan selama 20 menit.
3. Pembentukan adonan • Adonan dipotong dan dibentuk dalam ukuran kecil. • Menambahkan wijen.
Pembelian bahan baku margarin Rp 1.522.500 Rp 1.310.000 Rp 242.500
Perusahaan dalam melakukan pembelian bahan baku margarin merk “A” dari
pemasok Semarang umumnya membeli 10 dus dengan harga beli Rp 145.000/dus
(harga pasaran margarin di Semarang, maret 2013) dan biaya transportasi sebesar 5
% dari pembelian sedangkan margarin merk “B” di Ambarawa Rp 131.000/dus
(harga pasaran margarin di Ambarawa, maret 2013)
• Biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam pembelian bahan baku margarin merk “A” (10 dus x Rp 145.000) + (5% x (10 x 145.000)) = Rp 1.522.500
• Biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam pembelian bahan baku margarin dibeli dari pemasok Ambarawa tanpa tambahan biaya transportasi: 10 dus x Rp 131.000 = Rp 1.310.000
• Penghematan yang diharapkan adalah : Biaya pembelian bahan baku margarin dari Semarang – Ambarawa Rp Rp 1.522.500 – Rp 1.310.000 = Rp 242.500
4.6.2 Analisis Penghematan pada Aktivitas Pengunaan Bahan Bakar Gas
Aktivitas memasak dengan metode goreng pada adonan onde-onde gandum di
perusahaan membutuhkan bahan bakar gas untuk aktivitas tersebut. Perusahaan dalam
penggunaan gas menggunakan gas dengan ukuran 12 kg, dalam masa sekarang gas 12 kg
selalu mengalami kenaikan harga sehingga perlu dikaji ulang dalam penggunaan gas ukuran
12 kg agar tidak terjadi penambahan biaya dalam proses masak. Aktivitas penggunaa bahan
bakar gas ini dapat dikelola dengan pemilihan aktivitas (Activity Selection). Aktivitas bernilai
tambah yang tidak efisien akan ditingkatkan dalam efisiensinya dengan menganti bahan
bakar gas ukuran 12 kg dengan harga Rp 74.500/tabung menjadi gas ukuran 3 kg yang
harganya Rp 14.500/tabung, (harga pasaran LPG 12 kg dan 3 kg di Salatiga, maret 2013).
���
�
Tabel 4.8
Penyebab pemborosan dan Solusi Aktivitas Penggunaan Bahan Bakar Gas
Aktivitas Penyebab pemborosan Solusi Penggunaan bahan bakar gas 12 kg
harga bahan bakar gas 12 kg selalu mengalami kenaikan
bahan bakar gas ukuran 12 kg diganti dengan gas ukuran 3 kg
Tabel 4.9
Analisis Biaya Aktivitas dari Aktivitas Penggunaan Bahan Bakar Gas
Penggunaan wijen dalam perusahaan mencapai 5 kg/hari, dengan alokasi 3 kg untuk Onde-onde gandum dan 2 kg untuk Keringan. Harga wijen Rp 29.000/kg (harga pasaran Salatiga. Maret 2013)
• Maka perhitungan biaya aktivitas penambahan wijen ke adonan onde-onde gandum selama satu bulan adalah : 3 kg x Rp 29.000 x 30 hari = Rp 2.610.000
• Dengan menakar pengunaan wijen sebanyak dua sendok makan dan penggunaan
media tertutup dalam proses penambahan, dimaksudkan untuk mengurangi wijen
yang terbuang dari media pencampuran serta penggunaan wijen yang diharapkan
berkurang sebesar 40%.
Aktivitas penggunaan wijen yang seharusnya dilakukan selama satu bulan adalah:
(1-(3kg x 40%)) x Rp 29.000 x 30 hari = Rp 1.566.000
• Aktivitas pemborosan wijen: Rp 2.610.000 – Rp 1.566.000 = Rp 1044.000
4.6.4 Analisis Penghematan pada Aktivitas Penyediaan Konsumsi bagi Karyawan
Aktivitas penyediaan konsumsi bagi 10 karyawan oleh perusahaan bertujuan untuk
menunjang aktivitas karyawan agar dalam melakukan tugas-tugas mereka di proses produksi,
karyawan bekerja dengan maksimal tanpa harus meninggalkan area perusahaan untuk
mencari makan sehingga waktu dalam proses produksi tidak terbuang percuma. Perusahaan
dalam penyediaan konsumsi semuanya dipercayakan kepada karyawan yang bertugas dalam
penyediaan konsumsi dari mulai mengatur jenis masakan, belanja dan memasak dengan
anggaran belanja sayur Rp 25.000/hari, untuk kebutuhan lain (beras, gula, garam, minyak dan
gandum) karyawan bebas mengambil dari gudang penyimpanan bahan baku perusahaan.
Namun karena kontrol dan pengawasan yang lemah terjadi penyalahgunaan, dimana
karyawan menambah jumlah konsumsi yang dimasak khususnya beras mencapai 4 kg
beras/hari sehingga menyebabkan pemborosan bagi perusahaan karena setiap hari terdapat
kelebihan penyediaan konsumsi, perlakukan dari sisa konsumsi tersebut sering kali
dimanfaatkan karyawan untuk dibawa pulang. Hal ini merupakan biaya yang tidak perlu
dikeluarkan oleh perusahaan. Aktivitas penyediaan konsumsi bagi karyawan dapat dikelola
dengan pengurangan aktivitas (Activity Reduction), pemborosan yang terjadi karena
penyediaan beras yang berlebihan diharapkan berkurang sebesar 25% ini didasari dari asumsi
konsumsi beras perkapita maksimal sebesar 150 gram/sekali makan.
���
�
Tabel 4.12 Penyebab Pemborosan dan Solusi Aktivitas Penyediaan Konsumsi
Tabel 4.13
Analisis Biaya Aktivitas dari Aktivitas Penyediaan Konsumsi
• Perusahaan masuk dalam golongan industri dengan daya rendah, dengan perhitungan I/1 TR 2200 Va, 830/kwh (www.pln.co.id)
• Pemakaian 3 kipas angin dengan masing-masing berdaya 70 watt, rata-rata pemakaian selama 5 jam/hari
• Biaya perusahaan untuk penggunaan kipas angin dalam satu bulan : Rp 830 x 0.07 kwt x 5 jam x 3 kipas x 30 hari = Rp 26.145 Setelah dilakukan penghapusan aktivitas maka diharapkan biaya yang dikeluarkan
perusahaan menjadi Rp 0
4.6.6 Analisis Aktivitas Pengambilan Loyang dari Tungku Kayu
Perusahaan dalam proses memanggang adonan keringan wijen masih menggunakan
tungku tradisional berbahan bakar kayu, hal ini dimaksudkan untuk menjaga cita rasa produk
���
�
yang khas. Tungku kayu tersebut terbuat dari susunan batu bata dengan ukuran lebar 1 m,
tinggi 1 m, panjang 3 m dengan lubang di salah satu sisinya. Dalam proses memanggang,
tungku kayu ini dapat menampung 18 loyang sekaligus dan untuk meniriskan loyang
tersebut dari tungku kayu memakai tongkat kayu dengan panjang 2 m sehingga loyang yang
berada di ujung tungku dapat terjangkau untuk ditiriskan.
Aktivitas pengambilan loyang dari tungku kayu yang memerlukan kehati-hatian
dalam memidahkan loyang untuk ditiriskan menyebabkan waktu pengambilan loyang
menjadi lama, ditambah proses memanggang keringan wijen dengan memaksimalkan
kapasitas tungku kayu yang mencapai 18 loyang dan ketepatan waktu karyawan dalam
melihat kematangan produk dengan perkiraan waktu dan penglihatan karyawan itu sendiri
menyebabkan sebagian keringan wijen yang terdapat di 1-2 loyang terakhir dalam proses
pengambilan loyang dari tungku kayu mengalami overcook atau gosong. Hal ini
menyebabkan bahan baku, tenaga dan waktu terbuang percuma atau dapat dikatakan sebagai
pemborosan karena produk rusak tersebut tidak layak untuk dipasarkan. Aktivitas ini
merupakan aktivitas tidak bernilai tambah sehingga untuk mengurangi pemborosan dari
produk rusak tersebut perlu pengelolaan aktivitas dengan pemilihan aktivitas (Activity
Selection) sehingga produk rusak atau pemborosan dalam perusahaan dapat ditekan.
Tabel 4.16
Penyebab Pemborosan dan Solusi Aktivitas Pengambilan Loyang dari Tungku Kayu
Aktivitas Penyebab pemborosan Solusi
Penirisan keringan wijen
penggunaan maksimal tungku kayu dengan 18 loyang dan ketepatan pengambilan yang kurang tepat
penggunaan timer atau alarm dan pengurangaan loyang, menjadi 16 loyang dalam setiap proses panggang
Namun untuk mencari pemborosan dan penghematan secara monetary belum dapat
dilakukan karena biaya overhead perusahaan masih menyatu dengan pengeluaran pribadi
pemilik sehingga pembebanan biaya dalam setiap produk untuk mengetahui harga pokok
produksi produk tidak dapat dilakukan.
4.7. Rekapitulasi Penghematan Biaya dengan Implementasi Cost Reduction Program
Hasil analisis dari keselurahan aktivitas diharapkan akan mendapat total penghematan
selama satu bulan jika Cost Reduction Program diterapkan dalam perusahaan yaitu sebesar
���
�
Rp 1.959.895. Dari hasil analisis tersebut maka penerapan Cost Reduction Program akan
memberi dan menambah nilai manfaat bagi Perusahaan Makanan “57” Salatiga. Antara lain,
penggunaan bahan baku dengan efisien, penggunaan waktu yang optimal, kesalahan dalam
proses produksi berkurang dan tanggung jawab karyawan yang meningkat. Semua itu akan
berdampak pada penghematan biaya produksi perusahaan.
Tabel 4.17
Analisis Biaya dengan Penerapan Cost Reduction Program
Jenis Biaya sebelum penerapan estimasi
penerapan Penghematan Cost Reduction Cost Reduction Program Program
Mulyadi, 1998, Total Quality Management, Aditya Media, Yogyakarta.
Tee, Clifford. 2006. Accent Reduction Guide. http://accentreductionguide.com diunduh 26 Oktober 2011.
PT PLN (Persero) 2013, Tarif Tenaga Listrik, http://www.pln.co.id/?p=49 diunduh 3 maret 2013.
Yustinengrum, Widya, 2009, Penerapan Cost Reduction Program pada Perusahaan Tahu Sumber Karya Salatiga. Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana.