DAFTAR ISI
Daftar IsiDefinisi Ilmu Tajwid 1Tujuan Mempelajari Ilmu Tajwid
1Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid 1Hukum Nun Sukun Dan Tanwin 2Skema
Nun Sukun Dan Tanwin 3Hukum Nun Dan Mim Yang Bertasydid 4Skema
Hukum-hukum Gunnah 4Hukum Mim Sukun 5Hukum Idghom 6Skema Hukum
Idghom 7Hukum Lam Tarif 8Hukum Lam Sukun 9Hukum Lam Jalalah
10Huruf-Huruf Tafkhim 10Hukum Ro 11Hukum Qolqolah 12Skema Hukum Ro
13Skema hukum Qolqolah 14Skema Ikhfa Bilmakna Jadid 14Hukum Mad
15Skema Hukum Mad 20Makhorijul Huruf 21Sifatul yang Berlawanan
22Sifat yang tidak Berlawanan 24Skema Makhorijul Huruf 24Perbedaan
Waqof, Saktah Dan Qothu 26Bacaan Ghorib 28Lafadz-Lafadz Yang Tidak
Dibaca Mad 30Sifat Lazimah dan Sifat Aridlah 31DEFINISI ILMU
TAJWID
Tajwid berasal dari kata , , yang artinya membaguskan atau
membuat jadi bagus, sedangkan menurut istilah ialah lmu yang
memberikan segala pengertian tentang huruf, baik hak-hak huruf
(Haqqul Harf ) maupun hukum-hukum baru yang timbul setelah hak-hak
huruf (Mustahaqqul Harf) dipenuhi, yang terdiri atas sifat-sifat
huruf, hukum-hukum mad dan lain sebagainya, seperti : tarqiq,
tafkhim dan semisalnya.
TUJUAN MEMPELAJARI ILMU TAJWIDTujuan (mempelajari ilmu tajwid),
ialah agar dapat membaca ayat-ayat Al-Quran secara benar (Fashih)
sesuai dengan yang diajarkan oleh Rosulullah SAW. Dengan kata lain,
agar dapat memelihara lisan dari kesalahan-kesalahan ketika membaca
kitab Allah Taala (yakni Al-Quran).
HUKUM MEMPELAJARI DAN MENGAMALKAN ILMU TAJWIDHukum mempelajari
ilmu tajwid sebagai disiplin ilmu adalah fardhu kifayah atau
merupakan kewajiban kolektif. Ini artinya mempelajari ilmu tajwid
secara mendalam tidak diharuskan bagi setiap orang, tetapi cukup
diwakili oleh sebagian orang saja. Namun jika dalam satu kaum tidak
ada seorangpun yang mempelajari ilmu tajwid, maka berdosalah semua
kaum itu.Adapun hukum mengamalkan (Memperaktekkan) aturan-aturan
dalam ilmu tajwid ketika membaca Al-Quran hukumnya adalah Fardhu
Ain atau merupakan kewajiban pribadi. Membaca Al-Quran merupakan
suatu ibadah apabila sesuai dengan aturan ilmu tajwid. Namun
apabila tidak memakai aturan ilmu tajwid dalam membaca Al-Quran
maka dapat menimbulkan suatu kesalahan yang dapat mnyebabkan dosa,
lebih-lebih kesalahan tersebut dapat merusak terhadap arti dan
maksud yang terkandung didalamnya. Dengan demikian memakai aturan
tajwid dalam Al-Quran hukumnya wajib bagi setiap orang. Sebagaimana
Syekh Ibnul Jazari dalam syairnya :
*
BAB IHukum Nun Sukun dan Tanwin
Hukumnya nun sukun dan tanwin ketika bertemu dengan huruf
ijaiyah, maka ada lima hukum bacaan.1. Idzhar, yaitu apabila nun
sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf , maka dibaca
jelas contoh : 2. Idghom Bighunnah, apabila nun sukun atau tanwin
bertemu dengan salah satu huruf maka cara membacanya ialah
memasukkan nun sukun atau tanwin kepada salah satu huruf dengan
disertai dengung, contoh dibaca kecuali, apabila nun sukun bertemu
dengan salah satu huruf dalam satu kalimat, maka dihukumi idzhar
mutlaq dibaca jelas (tidak diidghomkan) contoh, tidak boleh dibaca
.3. Idghom bilaghunnah, apabila nun sukun atau tanwin bertemu
dengan salah satu huruf dan maka cara membacanya ialah memasukkan
nun sukun atau tanwin kepada salah satu huruf atau tanpa disertai
dengung, contoh : dibaca 4. Iqlab, yaitu apabila nun sukun atau
tanwin bertemu dengan maka caranya ialah mengganti suara nun sukun
atau tanwin menjadi suara mim sukun () dan disertai dengan dengung,
contoh : dibaca 5. Ikhfa, yaitu apabila nun sukun atau tanwin
bertemu dengan huruf ( ) selain dari huruf yang disebutkan diatas,
maka cara membacanya ialah samar (antara idzhar dan idghom) dan
disertai dengan dengung. contoh : dibaca Minggkum.
Tingkatan Ikhfa ada 3 yaitu :1. Ala (), yaitu lebih lama
ikhfanya daripada ghunnahnya.Hurufnya ada 3, yaitu : contoh : 2.
Adna (), yaitu lebih sedikit ikhfanya daripada ghunnahnya.Hurufnya
ada 2, yaitu : contoh : 3. Ausath (), yaitu antara ikhfa dan
ghunnahnya sama/sedang.Hurufnya ada 10, yaitu huruf ikhfa
selainnya. contoh :
SKEMA NUN SUKUN DAN TANWIN
Kecuali : bila berkumpul dalam satu kalimat, maka dihukumi idhar
muthlaq contoh : CONTOH CONTOH CONTOH CONTOH CONTOH
TINGKATAN IKHFA/ / < = >
BAB IIHukum Nun dan Mim Yang Bertasydid
Hukum nun dan mim yang bertasydid ( / ) ialah wajb dibaca
ghunnah (dengung) yang disebut dengan Ghunnah Musyaddadah ( )
contoh : , Sedangkan ghunnah itu sendiri ialah suara dengung yang
keluar dari pangkal hidung, selama tiga harokat atau tiga
ketukan.
SKEMA MIM DAN NUN TASYDID Contoh Contoh, ,
SKEMA HUKUM-HUKUM GHUNNAH
/
/ Ketika bertemu
BAB IIIHukum Mim Sukun
1) Ikhfa Syafawi, yaitu apabila mim sukun bertemu dengan maka
cara membacanya samar di bibir (antara makhrojnya dan ) dan
disertai dengan dengung, contoh :
2) Idghom Mimmi, yaitu apabila mim sukun bertemu dengan maka
cara membacanya ialah memasukkan ( yang pertama kepada yang kedua )
dan disertai dengung, contoh :
3) Idzhar Syafawi, yaitu apabila mim sukun bertemu dengan huruf
selain dan maka cara membacanya jelas di bibir tanpa disertai
dengung, contoh : Didalam idzhar syafawi ada 2 huruf yang lebih
jelas daripada huruf-huruf idzhar syafawi lainnya yang disebut
idzhar harshi (), hurufnya, yaitu : dan , contoh :
SKEMA MIM SUKUN
Lebih jelas dari huruf Idhar Syafawi lainnya dan Contoh: Semua
hurufhijaiyah selain dan Contoh:
Contoh: Contoh:
BAB IVHukum Idghom
Idghom ialah mengucapkan dua huruf menjadi satu huruf, sedangkan
huruf yang kedua menjadi bertasydid. Hukum idghom dibagi 3, yaitu
:
1. Idghom Mutamasilain, yaitu bertemunya dua huruf yang sama
(makhroj dan sifatnya) seperti bertemu ,contoh : Pengecualian,
hukum idghom mutamasilain ini tidak berlaku bagi bertemu , bila
sebelumnya harokat dhommah (-), serta bertemu , bila sebelumnya
harokat kasroh (-), maka tidak dihukumi idghom, akan tetapi dibaca
mad (panjang). contoh : dan
2. Idghom Mutajanisain, yaitu bertemunya dua huruf yang sama
makhrojnya tetapi berbeda sifatnya seperti : contoh : , , atau
bertemu , contoh : Khusus ketika bertemu , maka harus disertai
dengan ghunnah (dengung) contoh :
3. Idghom Mutaqoribain, yaitu bertemunya dua huruf yang
berdekatan makhrojnya tetapi berbeda sifatnya seperti bertemu ,
contoh : atau bertemu , contoh : Pengecualian, hukum idghom
mutajanisain dan idghom mutaqoribain tidak berlaku bagi huruf
halqi, yaitu (huruf yang keluar dari tenggorokan) diantaranya : ,
maka tetap dibaca idzhar (jelas) selama tidak sama kedua hurufnya
(makhroj dan sifatnya).contoh : namun apabila sama (makhroj dan
sifatnya) maka tetap dihukumi idghom mutamasilain, contoh :
SKEMA HUKUM IDGHOM
Dekat makhrojBeda sifatSama makhrojSama sifatSama makhrojBeda
sifatContoh: Contoh: Contoh: - - - - Contoh: Dan lain sebagainya
Contoh: Dan lain sebagainyaContoh: Dan lain sebagainya - - -
Kecuali, huruf halqi Tidak termasuk idghom mutajanisain dan idghom
mutaqoribain. Meskpun bertemunya huruf yang sama makhroj beda sifat
atau berdekatan makhroj beda sifat, maka tidak diidghomkan, tapi
dibaca idhar.Contoh : Kecuali, bila hurufnya sama (makhroj dan
sifatnya), maka harus di idghomkanContoh :Kecuali, bertemunya -
Sebelumnya didahului harokat dhommah, dan - sebelumnya harokat
kasroh, maka tidak boleh di idghomkan, tapi dibaca panjangContoh :
,
BAB VHukum Lam Tarif ()
Lam Tarif adalah alif lam () yang masuk pada kalimat isim (kata
benda) dan didahului oleh hamzah wasol. Hukum lam tarif dibagi 2
bagian, yaitu :1. Idzhar Qomariyah, yaitu apabila alif lam / al ()
bertemu dengan salah satu huruf yang 14 yang terkumpul pada lafadz
, maka lam-nya terbaca (idzhar), tanda lam-nya bersukun (), contoh
:
2. Idghom Syamsiyah, yaitu apabila alif lam / al () bertemu
dengan salah satu huruf 14, yaitu selain huruf-huruf idzhar
qomariyah yang terkumpul dalam lafadz ( # ), maka lam-nya tidak
terbaca (idghom) yaitu dimasukkan kepada huruf setelahnya, tandanya
huruf setelahnya bertasydid (---), contoh :
SKEMA LAM TARIF
- -
Idghom -nya tidak terbacaHurufnya Contoh: Idhar -nya terbaca
Hurufnya Contoh: -
BAB VIHukum Lam Sukun ( )
Hukum lam sukun ( ), ialah hukum bacaan pada huruf lam yang
bersukun yang terdapat pada kalimat fiil (kata kerja), kalimat isim
(kata benda), atau kalimat huruf (kata sambung). Dibagi menjadi 2
antara lain :Hukum lam sukun ( ) yang terdapat pada kalimat fiil (
).1. Idzhar, yaitu apabila lam sukun ( ) yang terdapat pada kalimat
fiil tersebut bertemu dengan huruf hijaiyah selain dan , maka
lam-nya terbaca, contoh : , dan 2. Idghom, yaitu lam sukun ( ) yang
terdapat pada kalimat fiil tersebut bertemu dengan atau , maka
lam-nya tidak terbaca akan tetapi dimasukkan pada huruf setelahnya,
contoh : Demikian juga huruf lam sukun ( ) yang terdapat pada
kalimat isim, maupun kalimat huruf. Lam-nya dibaca idzhar (terbaca)
apabila bertemu dengan huruf hijaiyah selain atau , akan tetapi
apabila bertemu dengan atau , maka lam-nya diidghomkan kepada huruf
setelahnya, yakni ( atau )Hukum lam sukun ( ) yang terdapat pada
kalimat isim ( ) contoh : dibaca jelas (idzhar) sebab bertemu
dengan huruf dibaca jelas (idzhar) sebab bertemu dengan huruf Hukum
lam sukun ( ) yang terdapat pada kalimat huruf ( ) pada kata dan .
Contoh : dibaca jelas (idzhar) sebab bertemu di idghomkan sebab
bertemu
SKEMA LAM SUKUN PADA FIIL
Contoh: , Contoh:, ()Idhar(terbaca)Idghom(Tidak
terbaca)HurufnyaSelain dan Hurufnya dan
BAB VIIHukum Lam Jalalah ( )
Hukum lam jalalah, ialah hukum bacaan huruf lam () yang terdapat
pada lafadz Allah (). Hukum lam jalalah ada 2 yaitu :1. Taghlidz,
yaitu mengucapkan lam-nya lafadz dibaca tebal Loh, apabila
sebelumnya didahului harokat fathah (-) atau dhommah (-), contoh :
2. Tarqiq, yaitu mengucapkan lam-nya lafadz dibaca tipis Lah
apabila sebelumnya didahului harokat kasroh (-), contoh :
SKEMA LAM JALALAH
Dibaca lahContoh: Dibaca lohContoh:
BAB VIIIHuruf-Huruf Tafkhim
Huruf-huruf tafkhim ( ), yaitu huruf-huruf yang dibaca tebal.
Maksudnya mengucapkan huruf dengan tebal sampai memenuhi mulut
ketika mengucapkannya. Nama lain dari huruf tafkhim ialah huruf
istila ( ), yaitu huruf yang apabila diucapkan lidah terangkat/naik
ke langit-langit mulut. Hurufnya ada 7, yaitu : yang terkumpul pada
lafadz .BAB IXHukum Ro
Maksudnya ialah hukum tentang tata cara membaca huruf ro ( ) itu
ada 3 hukum, yaitu Tafkhim, Tarqiq dan Jawazul Wajhain.1. Tafkhim
()Menurut bahasa, tafkhim artinya tebal. Maksudnya mengucapkan
huruf ro ( ) dengan tebal sampai memenuhi mulut ketika
mengucapkannya. Syarat-syarat ro ( ) yang dibaca tafkhim / tebal,
yaitu : a. Ro berharokat fathah atau dhommah, contoh : b. Ro
bersukun (asli) yang didahului harokat fathah atau dhommah, contoh
: c. Ro mati karena waqof yang didahului harokat fathah atau
dhommah, contoh : d. Ro mati karena waqof yang didahului sukun
(asli) dan sebelumnya lagi berharokat fathah atau dhommah, contoh :
e. Ro mati karena waqof yang ddahului huruf mad (alif yang
didahului fathah atau wawu sukun yang didahului dhommah), contoh :
f. Ro sukun (asli) yang didahului kasroh aridhi (bukan kasroh asli
dalam fiil tsulasi mazid), contoh : g. Ro sukun (asli) yang
didahului harokat kasroh dan setelahnya ada huruf istila berharokat
fathah/dhommah, contoh :
2. Tarqiq ( )Menurut bahasa, tarqiq artinya tipis, maksudnya
mengucapkan huruf ro () dengan ringan/tipis, sehingga tidak sampai
memenuhi mulut ketika mengucapkannya, syarat-syarat ro ( ) dibaca
tarqiq/tipis, yaitu :a. Ro berharokat kasroh atau tanwin kasroh,
contoh : b. Ro mati karena waqof yang didahului ya sukun dan
sebelumnya lagi berharokat fathah atau kasroh, contoh : c. Ro sukun
(asli) yang didahului harokat kasroh dan huruf setelahnya bukan
huruf istila, contoh : d. Ro mati karena waqof yang didahului
harokat kasroh, contoh : e. Ro mati karena waqof yang didahului
sukun (asli) dan sebelumnya lagi berharokat kasroh, contoh : 3.
Jawazul Wajhain ()Menurut bahasa, Jawazul Wajhain artinya boleh dua
bentuk. Maksudnya mengucapkan huruf ro ( ) boleh dibaca tafkhim
(tebal) atau tarqiq (tipis).Jawazul Wajhain terjadi jika ro sukun
(asli) yang didahului harokat kasroh, kemudian bertemu dengan huruf
istila yang berharokat kasroh atau kasrotin, contoh :
BAB XHukum Qolqolah
Qolqolah () ialah suara pantulan yang kuat dan jelas yang
terjadi pada huruf yang mati karena sukun (asli) maupun waqof
setelah menekan pada makhroj huruf tersebut. Huruf qolqolah ada 5,
yaitu : yang terkumpul pada lafadz Qolqolah dibagi menjadi 2
bagian, yaitu :1. Qolqolah Sughro, yaitu apabila huruf qolqolah
mati karena sukun (asli) di tengah kalimat, contoh : 2. Qolqolah
Kubro, yaitu apabila huruf qolqolah mati karena waqof (sukun
aridhi) di akhir kalimat, contoh : dibaca
Tingkatan qolqolah ada 3, yaitu :1. Mukhoffafah () artinya
ringan, yaitu apabila huruf qolqolah mati karena sukun (asli) di
tengah kalimat, contoh : 2. Mutawassithoh () artinya sedang, yaitu
apabila huruf qolqolah mati karena waqof di akhir kalimat tanpa ada
sebab (huruf mad dan tasydid), contoh : di baca 3. Mutsaqqolah ()
artinya sangat, tingkatan mutsaqqolah ada 2 yaitu :a. Mutsaqqolah
bil mad, yaitu apabila huruf qolqolah mati karena waqof di akhir
kalimat dan sebelumnya didahului huruf mad, contoh : di baca
(dipanjangkan terlebih dahulu kemudian dipantulkan)b. Mutsaqqolah
bit tasydid, yaitu apabila huruf qolqolah mati karena waqof di
akhir kalimat dan bertasydid, contoh : di baca (pantulannya ditahan
sejenak)
SKEMA HUKUM RO
( Tebal )( Boleh tebal/Tipis )( Tipis )
1 / /
2 - Setelah ro sukunada huruf istila berharokat kasroh -
3 - Ro diwaqofkan - Setelah ro sukun tidak ada huruf istila
4 - Ro diwaqofkan - Ro diwaqofkan
5 - - Ro diwaqofkan - Ro diwaqofkan
6. - Kasroh aridli( Bukan kasroh asli dalam fiil tsulatsi mazid
) - Antara kasroh dan Ro sukun diselingi huruf Istila
7. Setelah ro sukun ada huruf istila yang berharokat
fathah/dhommah
CONTOH CONTOH5. 6. 7. CONTOH3. 4. 5.
SKEMA QOLQOLAH
HURUFNYA Bila huruf qolqolahMati karena waqof/ sukun
aridhi(diakhir kalimat)Contoh, , Bila huruf qolqolahMati karena
sukun asli(ditengah kalimat)Contoh, ,
SKEMA IKHFA BIMAKNAL JADID( )Mengucapkan huruf dengan suara yang
samar( hampir tidak terdengar )
HURUFNYA
SYARATNYAHuruf tersebut terletak diakhir kataMati dalam keadaan
waqofDidahului huruf yang sukun (asli)Tidak didahului oleh huruf
mad seperti ( )Huruf yang 8 tersebut tidak bertasydid
BAB XIHukum Mad
Mad ialah memanjangkan suara dengan salah satu dari huruf-huruf
mad yaitu : dengan syarat di dahului dhommah (-), di dahului kasroh
(-) dan di dahului fathah (-) huruf-huruf mad tersebut terkumpul
pada lafadz Hukum mad di bagi menjadi 2 bagian :1. Mad Asli/Mad
Thobii, yaitu hukum mad yang terdiri dari salah satu huruf-huruf
mad dan tidak dikenai suatu sebab lain, seperti : hamzah dan sukun.
Panjangnya 1 alif/2 harokat.contoh : - - 2. Mad Fari (cabang),
yaitu hukum mad (tambahan) dari mad asli yang dikenai suatu
sebab-sebab tertentu. Adapun sebab-sebab yang menyertai mad fari
ada 6 sebab, yaitu : hamzah, sukun, tasydid, waqof, ha dhomir dan
huruf-huruf fawatihus suwar.
Macam-macam hukum mad fari, yaitu :
a. Mad Wajib Muttashil ( )Menurut bahasa, Mad artinya panjang;
Wajib artinya harus (dipanjangkan) ; dan Muttashil artinya
bersambung (dengan hamzah) dalam satu kalimat.Menurut istilah Mad
Wajib Muttashil ialah apabila huruf mad (berkumpul) dengan hamzah
dalam satu kalimat, panjangnya 21/2 alif/5 harokat, contoh : b. Mad
Jaiz Munfasil ( )Menurut bahasa, Mad artinya panjang ; Jaiz artinya
boleh (dipanjangkan 1 alif atau lebih) ; dan Munfasil artinya
berpisah (dengan hamzah) dilain kalimat.Menurut istilah Mad Jaiz
Munfasil ialah apabila huruf mad (bertemu) dengan hamzah dilain
kalimat. Panjangnya 1 alif /2 harokat, 2 alif /4 harokat dan 21/2
alif /5 harokat, tetapi yang lebih utama ialah 21/2 alif /5
harokat, contoh : c. Mad Badal ( )Menurut bahasa, Mad artinya
panjang; Badal artinya pengganti (hamzah). Menurut istilah Mad
Badal ialah apabila ada huruf mad bertemu dengan hamzah dalam satu
kalimat, maka dibaca panjang 1 alif /2 harokat. Contoh : asalnya ,
lalu hamzah yang kedua diganti huruf mad (yang sesuai dengan
harokat dhommah, yakni wawu), sehingga menjadi Pengecualian lafadz
tidak termasuk mad badal tapi mad asli, karena asalnya bukan d. Mad
Iwadh ( )Menurut bahasa, Mad artinya panjang ; Iwadh artinya
pengganti (tanwin fathah menjadi fathah - ).Menurut istilah Mad
Iwadh ialah berhentinya (bacaan) pada tanwin fathah di akhir
kalimat disebabkan waqof. Panjangnya 1 alif /2 harokat, contoh :
menjadi Pengecualian, tanwin fathah yang terdapat pada ta marbuthoh
(/) tidak termasuk mad iwadh, karena bila ta marbuthoh diwaqofkan,
maka pengucapannya berubah menjadi ha mati / sukun (/), contoh :
menjadi e. Mad Aridh Lissukun ( )Menurut bahasa, Mad artinya
panjang ; Aridh artinya baru/tiba-tiba, dan Sukun artinya
mati.Menurut istilah Mad Aridh Lissukun ialah apabila huruf mad
bertemu dengan huruf (hijaiyah) yang mati dikarenakan waqof (sukun
aridhi). Panjangnya 1 alif /2 harokat, 2 alif/4 harokat dan 3 alif
/6 harokat. Tetapi yang lebih utama : 3 alif /6 harokat, contoh :
menjadi f. Mad Lin ( )Menurut bahasa, Mad artinya panjang ; Lin
artinya lunakMenurut istilah Mad Lin ialah apabila ada huruf lin
yang berupa / yang didahului harokat fathah ( - ) dan bertemu
dengan huruf (hijaiyah) yang mati dikarenakan waqof. Panjangnya
sama dengan Mad Aridh Lissukun, yaitu : 1 alif/2 harokat, 2 alif /4
harokat atau 3 alif /6 harokat, contoh : menjadi , menjadi g. Mad
Tamkin ( )Menurut bahasa, Mad artinya panjang ; Tamkin artinya
tetap (penetapan tasydid)Menurut istilah Mad Tamkin ialah
berkumpulnya dua huruf ya (dalam satu kalimat), ya yang pertama
berharokat kasroh dan bertasydid (), sedangkan ya yang kedua
bersukun () panjangnya 1 alif /2 harokat, namun apabila huruf
setelahnya disukunkan sebab diwaqofkan (diberhentikan), maka
panjangnya seperti Mad Aridh Lissukun, contoh : dan jika diwaqofkan
menjadi h. Mad Farq ( )Menurut bahasa, Mad artinya panjang ; dan
Farq artinya pembeda (membedakan)Menurut istilah Mad Farq ialah
bacaan panjang yang berfungsi untuk membedakan kalimat istifham
(pertanyaan) dan khobar (keterangan), karena jika tidak dibedakan
dengan mad, kalimat istifham akan disangka kalimat khobar, padahal
hamzah tersebut adalah hamzah istifham. Dengan demikian bacaan
panjang tersebut berfungsi untuk menunjukkan bahwa hamzah tersebut
adalah hamzah istifham (bukan hamzah khobar). Panjangnya 3 alif /6
harokat, contoh : i. Mad Lazim Kilmi Mutsaqqol ( )Menurut bahasa,
Mad artinya panjang ; Lazim artinya pasti (harus dibaca panjang) ;
Kilmi artinya kalimat (yakni, terjadi pada kalimat);dan Mutsaqqol
artinya berat, karena bertasydid (terjadi idghom).Menurut istilah
Mad Lazim Kilmi Mutsaqqol ialah apabila setelah huruf mad terdapat
huruf yang bertasydid dalam satu kalimat. Panjangnya 3 alif /6
harokat, contoh : j. Mad Lazim Kilmi Mukhoffaf ( )Menurut bahasa,
Mad artinya panjang ; Lazim artinya pasti (harus dibaca panjang) ;
Kilmi artinya kalimat (yakni, terjadi pada kalimat) ; dan Mukhoffaf
artinya ringan, karena bersukun (tidak terjadi idghom).Menurut
istilah Mad Lazim Kilmi Mukhoffaf ialah apabila setelah huruf mad
terdapat huruf yang bersukun (asli) dalam satu kalimat. Panjangnya
3 alif /6 harokat, contoh : k. Mad Lazim Harfi ( )Menurut bahasa,
Mad artinya panjang ; Lazim artinya pasti (harus dibaca panjang) ;
Harfi artinya huruf (yakni, terjadinya pada huruf fawatihus suwar
).Dengan demikian, Mad Lazim Harfi ialah mad yang terjadi pada
huruf yang terletak di permulaan surat yang disebut huruf-huruf
fawatihus suwar. Adapun hurufnya ada 8 yang berkumpul pada lafadz (
). Huruf-huruf tersebut mempunyai 3 ejaan huruf, yaitu huruf yang
tengahnya huruf mad dan huruf yang ketiga bersukun (asli),
sedangkan panjangnya 3 alif /6 harokat, contoh : dibaca Adapun
huruf fawatihus suwar selain diatas yang terdiri dari 5 huruf
(selain alif) yang terkumpul pada lafadz ( ) merupakan
huruf-hurufnya Mad Thobii Harfi yang mempunyai 2 ejaan huruf, yaitu
huruf yang terakhir berupa huruf (alif), contoh : dibaca sedangkan
panjangnya 1 alif /2 harokat.
Mad Lazim Harfi di bagi menjadi 2 bagian, yaitu :1) Mad Lazim
Harfi Mutsaqqol, yaitu apabila setelah huruf mad lazim harfi (dalam
ejaan huruf fawatihus suwar ) terjadi proses idghom, sehingga huruf
setelahnya bertasydid, contoh : di baca ( ). Huruf lam () merupakan
mad lazim harfi mutsaqqol, karena setelahnya bertemu dengan huruf
yang bertasydid, yakni mim (), setelah terjadi proses idghom mimmi.
Panjangnya 3 alif /6 harokat.
2) Mad Lazim Harfi Mukhoffaf, yaitu apabila setelah huruf mad
lazim harfi (dalam ejaan huruf fawatihus suwar ) tidak terjadi
proses idghom, sehingga setelahnya tidak ada huruf yang bertasydid,
contoh : dibaca ( ) huruf mim () merupakan mad lazim harfi
mukhoffaf, karena setelahnya tidak ada huruf yang bertasydid karena
tidak terjadi proses idghom. Panjangnya 3 alif /6 harokat.
l. Mad Thobii Harfi, yaitu mad yang terjadi pada huruf fawatihus
suwar yang mempunyai 2 ejaan huruf. Hurufnya ada 5 yang terkumpul
pada lafadz . panjangnya 1 alif /2 harokat, contoh : dibaca ().
m. Mad Shilah ( )Menurut bahasa,Mad artinya panjang ; Shilah
artinya hubunganMenurut istilah Mad Shilah, ialah mad tambahan
(dari mad asli) yang disebabkan oleh ha dhomir (kata ganti benda
atau ketiga tunggal) dengan syarat-syarat berikut :1) Sebelum ha
dhomir harus ada huruf yang berharokat (bukan sukun). Tapi bila
sebelum ha dhomir ada huruf yang sukun, maka tidak dihukumi mad
shilah, seperti : 2) Sebelum ha dhomir tidak didahului bacaan mad
(panjang). Namun bila sebelum ha dhomir didahului bacaan mad, maka
tidak dihukumi mad shilah, seperti : , kecuali, pada surat
Al-Furqon ayat 69, yang terdapat pada lafadz : 3) Ha dhomir tidak
dibaca bersambung dengan kalimat setelahnya. (maksudnya tidak
bertemu dengan huruf yang sukun atau bertasydid). Tapi, jika dibaca
bersambung dengan kalimat setelahnya, maka tidak dihukumi mad
shilah, seperti :
Mad Shilah dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :a) Mad Shilah
QoshirohMenurut bahasa, Qoshiroh artinya pendekMenurut istilah, Mad
Shilah Qoshiroh, ialah apabila setelah ha dhomir bertemu dengan
huruf selain hamzah.Panjangnya 1 alif /2 harokat, contoh : b) Mad
Shilah ThowilahMenurut bahasa, Thowilah artinya panjangMenurut
istilah, Mad Shilah Thowilah, ialah apabila setelah ha dhomir
bertemu dengan hamzah qoth (yaitu hamzah yang tetap menerima
harokat baik diawal kalimat atau ditengah
SKEMA HUKUM MAD
HURUFNYA SYARATNYA
Mad Thobii/Mad AsliTidak ada sebab lainYang menyertai
Mad FariAda sebab lainyang menyertai
WAQOFMad Aridh LissukunMad IwadhMad LinHAMZAHMad Wajib
MuttashilMad Jaiz MunfashilMad BadalMad Shilah ThowilahMad
FarqSUKUNMad LazimKilmi MukhoffafTASYDIDMad Lazim Harfi
MutsaqqolMad Lazim Kilmi MutsaqqolMad TamkinMad Farq
HA DHOMIRMad Shilah QoshirohMad Shilah Thowilah
HURUF-HURUFFAWATIHUS SUWARMad Lazim Harfi MukhoffafMad Lazim
Harfi MutsaqqolMad ThobiI Harfi
BAB XIIMAKHORIJUL HURUF(Tempat Keluarnya Huruf)
Menurut Asy-Syekh Ibnul Jafari, Makhorijul Huruf itu terbagi
atas 17 makhroj. Kemudian diringkas menjadi 5 makhroj, yaitu : 1)
Al-Jauf (), ialah makhroj yang terletak pada rongga mulut, dari
tempat ini muncul 1 makhroj.2) Al-Halq (), ialah makhroj yang
terletak pada tenggorokan, dari tempat ini muncul 3 makhroj.3)
Al-Lisan (),ialah makhroj yang terletak pada Lidah, dari tempat ini
muncul 10 makhroj.4) Asy-Syafatain (),ialah makhroj yang terletak
pada dua bibir, dari tempat ini muncul 2 makhroj.5) Al-Khoisyum (),
ialah makhroj yang terletak pada pangkal
NOSEBUTANHURUFTEMPATKELUARNYA HURUFHURUFNYA
1Rongga mulut- - -
2Tenggorokan bawah (dalam)
3Tenggorokan tengah
4Tenggorokan atas (luar)
5Pangkal lidah dengan langit-langit atas
6Pangkal lidah dengan langit-langit atas, kedepan sedikit dari
makhroj
7Pertengahan ldah dimantapkan (tidak menempel) pada
langit-langit atas
8Tepi lidah dengan geraham atas, bagian kanan atau kiri
9Ujung lidah dengan langit-langit dihadapannya
10Ujung lidah bergeser kebawah sedikit dari makhroj , dengan
langit-langit dihadapann
11Ujung lidah, dekat dengan makhroj , tapi masuk pada punggung
lidah
12Ujung lidah dengan pangkal gigi seri atas
13Ujung lidah dengan ujung gigi seri atas
14Ujung lidah dengan ujung gigi seri bawah
15Bibir bawah bagian tengah dengan ujung gigi seri atas
16Paduan bibir atas dan bawah (untuk makhroj dan harus rapat,
sedangkan agak terbuka)
17Pangkal hidung/
SIFAT YANG BERLAWANAN
NOSIFATUL HURUFPENGERTIANRUMUSNYAHURUFNYA
1Keluarnya/berhembusnya nafas ketika mengucapkan huruf, karena
lemahnya tekanan terhadap makhroj huruf tersebut
2Tertahannya hembusan nafas ketika mengucapkan huruf, karena
kuatnya tekanan terhadap makhroj huruf tersebut.
3Tertahannya suara ketika mengucapkan huruf, karena makhroj
huruf tersebut ditekan dengan sempurna/sangat kuat.
4Berjalan/tidak tertahannya suara ketika mengucapkan huruf,
karena lemahnya tekanan terhadap makhroj huruf tersebut.
5Pertengahan suara saat mengucapkan huruf (yakni) antara
tertahan dan berjalannya suara.
6Terangkatnya lidah mengarah kelangit-langit atas (mulut) ketika
mengucapkan huruf.
7Turunnya lidah dari langit-langit atas sampai kedasar mulut
ketika mengucapkan huruf.
8Merapatnya lidah pada langit-langit atas ketika mengucapkan
huruf.
9Merenggangnya lidah dari langit-langit atas ketika mengucapkan
huruf.
10Ringannya suara ketika huruf keluar dar makhroj ujung lidah
atau ujung bibir.
11Berat/tidak lancarnya suara ketika mengucapkan huruf yang
keluar dari makhroj selain ujung lidah dan ujung bibir.
SIFAT YANG TIDAK BERLAWANAN
12Suara tambahan yang menyerupai suitan burung yang keluar
dengan kuat diantara ujung lidah dan gigi seri.
13Suara pantulan yang kuat dan jelas yang terjadi pada huruf
yang mati, setelah menekan pada makhroj huruf tersebut.
14Mengucapkan huruf dengan lunak dari mulut, tanpa memberatkan
lisan.
15Condongnya huruf dari makhrojnya sampai ke ujung lidah.
16Bergetarnya ujung lidah ketika mengucapkan huruf Ro
17Menyebarnya angin dalam mulut ketika mengucapkanhuruf Syin
18Memanjangkan suara dari tepi awal pangkal lidah sampai ujung
lidah.
19Suara dengung yang keluar dari pangkal hidung. / Semua bacaan
ghunnah
SKEMA MAKHORIJUL HURUF
Rongga Mulut1Suara keluar darirongga mulut menekan pada
udara---
2Bagian Dalam
Tenggorokan
3Bagian Tengah
4Bagian Luar
15Bibir bawahbagian tengah dengan ujung gigi atas
Dua Bibir
16Paduan bibir atas & bawah(Merapat)(Mencucu)
17Pangkal hidungDenganDisertai dengung Pangkal Hidung
5Pangkal lidahDenganlangit-langit atas6Pangkal lidah dengan
langit-langit diatas kedepan sedikit dari makhroj , 7Pertengahan
lidah dimantapkan dengan langit-langit diatas8Tepi lidahdengan
gerahamatas kanan atau kiri9Ujung lidahDenganlangit-langit
dihadapannya10Bergeser kebawah sedikit dari makhroj , dengan
langit-langit dihadapannya11Dekat makhroj , tapi masuk padapunggung
lidah12Ujung lidahDenganpangkal gigi seri atas13Ujung
lidahDenganujung gigi seri atas14Ujung lidahDenganujung gigi seri
bawah Lidah
BAB XIIIPERBEDAAN WAQOF, SAKTAH DAN QOTHU
1. Waqof ()Waqof menurut bahasa ialah () yang artinya menahan.
Menurut istlah, waqof ialah memutuskan suara pada suatu kalimat
dalam waktu tertentu, tidak begitu lama, kemudian mengambil nafas
satu kali dengan niat untuk memulai kembali bacaan (Al-Quran)
2. Saktah ()Saktah menurut bahasa ialah () yang artinya menahan.
Menurut istilah, saktah ialah menahan suara pada suatu kalimat
(kira-kira dua harokat) tanpa bernafas, dengan niat melanjutkan
kembali bacaan, seperti pada surat Al-Qiyamah ayat 27 : dibaca :
Waqiila man (diam sejenak tanpa bernafas) rooq
3. Qothu ()Qothu menurut bahasa ialah memutuskan (bacaan).
Menurut istilah, qothu ialah memutuskan bacaan seketika dengan
tujuan untuk mengakhiri bacaan (tidak melanjutkan lagi).
TANDA WAQOF
keteranganNama WaqofLambang
Mesti berhenti
Tempat yang sempurna untuk berhenti
Boleh berhenti-boleh diteruskan
Berhenti lebih utama /
Diteruskan lebih utama
Tidak boleh berhenti
Boleh berhenti pada salah satu tanda ini tetapi tidak boleh
berhenti pada keduanya
SKEMA WAQOF
Diantara Tanda-Tanda Waqof Yang Dapat Dijadikan Sebagai
Pedoman
PERBEDAAN WAQOF, SAKTAH DAN QOTHU
BACAANSUARANAFASNIAT
TerputusTerputusTerputusTidak Terputus
Tidak TerputusTerputusTertahanTidak Terputus
TerputusTerputusTerputusTerputus
BAB XIVBACAAN GHORIB
Bacaan Ghorib, ialah pola bacaan terhadap teks Al-Quran yang
dilakukan tidak seperti pada umumnya bunyi kode tulisan Arab,
tetapi menurut aturan bacaan (khusus) tersendiri dari para guru
(imam) yang diamalkan oleh seorang murid (rawi) dan terus kepada
generasi-generasi murid berikutnya. Ada beberapa bacaan ghorib
menurut Imam Hafs dari gurunya Imam Ashim, ialah sebagai berikut :
1. Tashil ()Menurut bahasa, tashil artinya ringan. Maksudnya
meringankan ucapan dengan mengeluarkan suara (antara hamzah dan
alif). Namun ada sebagian ulama berpendapat (antara hamzah dan ha).
Dalam Al-Quran, tashil hanya terdapat pada surat Fushilat ayat 44,
yaitu pada lafadz : Pada lafadz tersebut hamzah yang pertama dibaca
biasa, sedangkan hamzah yang kedua dibaca setengah-setengah (antara
hamzah dan alif) a-ajamiyyun ada yang berpendapat dibaca
setengah-setengah (antara hamzah dan ha) a-hajamiyyun.
2. Imalah ()Menurut bahasa, imalah artinya miring. Maksudnya
mengucapkan suara fathah condong kearah kasroh, sehingga
mengeluarkan bunyi mendekati huruf e pada kata Nasi Karee. Menurut
qiroat Imam Hafs,imalah hanya terdapat pada surat Hud ayat 41,
yaitu pada lafadz: Dibaca : bismillaahi majreehaa wa mursaahaa
3. Isymam ()Menurut bahasa, isymam berarti moncong atau monyong.
Maksudnya memonyongkan dua bibir (mencucu seperti membaca harokat
dhommah) tanpa bersuara untuk mengiringi huruf yang sukun, sebagai
isyarat dhommah. Dalam Al-Quran, isymam hanya terdapat pada surat
Yusuf ayat 11, yaitu pada lafadz : dibaca : laataman(nu)na. Ketika
mengucapkan nu mulut hanya mencucu tanpa bersuara (mengisyaratkan
adanya dhommah). Mengingat kalimat asalnya ialah , karena terjadi
idghom mutamasilain (kabir), maka nun yang pertama disukunkan
kepada nun yang kedua, sehingga terbentuklah lafadz 4. Naql
()Menurut bahasa, naql berarti memindahkan. Maksudnya memindahkan
harokat pada huruf (hamzah) kepada huruf sebelumnya yang sukun.
Dengan demikian, huruf yang sukun itu diberi harokat dari huruf
yang hidup, kemudian hamzah yang sudah tidak berharokat lagi
dibuang. Dalam Al-Quran, naql hanya terdapat pada surat Al-Hujurot
ayat 11, yaitu pada lafadz : dibaca bisalismu. Harokat kasroh pada
hamzah dipindahkan ke huruf lam pada (lam tarif), sehingga huruf
lam tersebut menjadi berharokat (kasroh), sedangkan huruf hamzah
yang tidak berharokat lagi tidak dibaca/ditiadakan.
5. Raum ()Menurut bahasa, raum berarti cuping telinga. Menurut
istilah, raum ialah mengucapkan huruf setengah harokat, hanya agar
terdengar oleh orang yang berdekatan saja, bukan orang yang
berjauhan dengan syarat : huruf tersebut mati dikarenakan waqof di
akhir kalimat dan sebelumnya didahului oleh huruf yang bersukun
(asli) selain huruf mad. Dengan maksud untuk menjelaskan lafadz
yang di waqofkan, yakni ketika dua huruf yang sama-sama bersukun
(mati) bertemu dalam proses penghentian bacaan, contoh : dibaca
(al-fajr), dibaca (al-ardh) dan seterusnya. Nama lain dari raum
ialah ikhfa bimanal jadid ( ), yaitu : mengucapkan huruf dengan
suara yang samar (hampir tak terdengar).
6. Ibdal ()Menurut bahasa, ibdal berarti pengganti. Maksudnya
pengganti bunyi (suatu huruf) menjadi bunyi huruf lainnya. Dalam
hal ini dibahas mengenai variasi cara membaca shod () menjadi sin
(), yaitu :a. Huruf shod sepenuhnya dibaca huruf sin, (ditandai
dengan sin kecil ) yaitu pada lafadz dibaca dan pada lafadz dibaca
b. Huruf shod boleh dibaca sin (atau tetap shod), seperti yang
terdapat pada surat Ath-Thur ayat 37, yaitu pada lafadz boleh
dibaca atau tetap di baca c. Huruf shod sepenuhnya (tetap) dibaca
shod, seperti yang terdapat pada surat Al-Ghosyiyah ayat 22, yaitu
pada lafadz : tidak boleh dibaca 7. Ikhtilas ()Menurut bahasa,
Ikhtilas berarti menyambar. Maksudnya mempercepat bacaan,
seakan-akan dua huruf bersambung. Menurut imam Hafs, Ikhtilas hanya
terdapat pada surat an-Nur ayat 52, yaitu pada lafadz dibaca : Wa
yattaqhi fa ulaaika (dengan mensukunkan huruf qof dan memperpendek
harokat ha menjadi setengah harokat) dengan ikhtilas.Perlu
diketahui, Ikhtilas hanya terdapat pada surat an-Nur ayat 52 saja.
Pada ayat atau lafadz yang lain dalam Al-Quran dilarang membaca
Ikhtilas.
BAB XVLAFADZ-LAFADZ YANG TIDAK DIBACA MAD (Panjang)
Pada bab ini akan dibahas lafadz-lafadz dalam Al-Quran yang
tidak dibaca panjang meskipun lafadz tersebut mengandung huruf mad
atau memenuhi syarat sebagai lafadz yang seharusnya dibaca mad
(panjang).Secara umum lafadz-lafadz tersebut biasanya ditandai
dengan tanda shifir dalam Al-Quran terbagi menjadi 2 bagian, yaitu
:1. Shifir MustadirMerupakan tanda kecil berbentuk bulat (tidak
lonjong) yang terletak diatas suatu huruf. Fungsinya ialah sebagai
suatu tanda tambahan yang menunjukkan bahwa huruf tersebut tidak
boleh dibaca (panjang), baik ketika washol (diteruskan) maupun
waqof (diberhentikan) seperti pada lafadz : dan seterusnya
2. Shifir MustathilMerupakan tanda kecil berbentuk bulat panjang
(lonjong) yang terletak diatas suatu huruf. Fungsinya ialah sebagai
suatu tanda tambahan yang menunjukkan bahwa huruf tersebut tidak
boleh dibaca (panjang) ketika washol (diteruskan) tetapi dibaca
panjang ketika waqof (diberhentikan). Seperti pada lafadz :
0000 dan seterusnya
SIFAT LAZIMAH
(Sifat yang harus ada / wajib bagi huruf dalam setiap keadaan
dan tidak dapat dipisahkan) Contoh : Semua Sifat yang berlawanan
dan sifat yang tidak berlawanan
SIFAT ARIDLAH
(Sifat-sifat yang timbul / baru ada setelah huruf-huruf itu
bersambung karena kondisi tertentu) Seperti :
NOSIFATUL HURUFPENGERTIANHURUFNYA
1Keluarnya setiap huruf dari makhrojnya tanpa memakai ghunnah
pada huruf yang di Idharkan.Semua HukumIdhar
2Mengucapkan dua huruf menjadi satu huruf sedangkan huruf yang
kedua bertasydid.Semua HukumIdghom
3Saat mengucapkan huruf suara dibalik / diganti dengan suara
huruf lain. (Mengganti bunyi bukan lafadznya)Semua HukumIqlab
4Mengucapkan huruf dengan sifat antara Idhar dan Idghom, tanpa
tasydid dengan disertai ghunnah pada huruf yang di Ikhfakan.Semua
HukumIkhfa
5Mengucapkan huruf dengan tebal sampai memenuhi mulut ketika
mengucapkannyaSemua HukumTafkhim
6Mengucapkan huruf dengan ringan/tipis sehingga tidak sampai
memenuhi mulut ketika mengucapkannya.Semua HukumTarqiq
7Suara dengung yang keluar dari pangkal hidung.Semua
HukumGhunnah
5