IL PERANCANGAN PROYEK Dasar-dasar pendekatan perancangan diperoleh dengan cara melakukan eksplorasi terhadap proyek, tapak, lingkungan sekitar, budaya dan keterkaitan antara satu dengan yang lain. Hasil eksplorasi tersebut dipilih dan digabungkan, sebagai pendekatan perancangan. 1. HASIL EKSPLORASI 1.1 Gereja Katolik Gereja ini bersifat 'satu, kudus, katolik, dan apostolik'....keempat sifat yang baru disebut ini digunakan sebagai 'ciri-ciri khas Gereja Kristus' 'Maka keempat ciri itu harus nampak pada Gereja Katolik.' 1 " Witelo medefinisikan kualitas-kualitas yang murni atmosferik seperti diaphanitas (ke-semrawang-an), densitas (kepekatan), obscuritas (kegelapan), atau umbria (bayangan)." Gereja sebagai suatu organisasi formal adalah. In a broad sense a church is (1) a body of devotees, (2) organized for a religious purpose and developing as an agency for this with, (3) a hierarchy of officials and leaders and, (4) a body of doctrine and philosophy which ties the whole together into a more or less systematic unit. 3 Adolf Heuken, S.J. Ensiklopedi Gereja, Jilid 1. (Jakarta: Yayasan Cipta LokaCaraka,1991). p. 345. Comelis van de Ven. Ruang dalam Arsitektur. Diterjemahkan oleh Imam Djokomono dan Mc. Prihminto Widodo. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,1995). p. 28. Kimball Young and Raymond W. Mack. Sociology and Social Life. ( New York: American Book Company, 1959). p. 393.
17
Embed
IL PERANCANGAN PROYEK - dewey.petra.ac.id...Hunian, Fasilitas Pertemuan dan Fasilitas Ibadah. - KUDUS. Ditampilkan dalam simbolisasi wama merah pada keduabelas kolom Gereja. Warna
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
IL PERANCANGAN PROYEK
Dasar-dasar pendekatan perancangan diperoleh dengan cara melakukan
eksplorasi terhadap proyek, tapak, lingkungan sekitar, budaya dan keterkaitan antara
satu dengan yang lain. Hasil eksplorasi tersebut dipilih dan digabungkan, sebagai
pendekatan perancangan.
1. HASIL EKSPLORASI
1.1 Gereja Katolik
Gereja ini bersifat 'satu, kudus, katolik, dan apostolik'....keempat sifat yang baru disebut ini digunakan sebagai 'ciri-ciri khas Gereja Kristus' 'Maka keempat ciri itu harus nampak pada Gereja Katolik.'1
" Witelo medefinisikan kualitas-kualitas yang murni atmosferik seperti diaphanitas (ke-semrawang-an), densitas (kepekatan), obscuritas (kegelapan), atau umbria (bayangan)."
Gereja sebagai suatu organisasi formal adalah.
In a broad sense a church is (1) a body of devotees, (2) organized for a religious purpose and developing as an agency for this with, (3) a hierarchy of officials and leaders and, (4) a body of doctrine and philosophy which ties the whole together into a more or less systematic unit.3
Adolf Heuken, S.J. Ensiklopedi Gereja, Jilid 1. (Jakarta: Yayasan Cipta LokaCaraka,1991). p. 345.
Comelis van de Ven. Ruang dalam Arsitektur. Diterjemahkan oleh Imam Djokomono dan Mc. Prihminto Widodo. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,1995). p. 28.
Kimball Young and Raymond W. Mack. Sociology and Social Life. ( New York: American Book Company, 1959). p. 393.
Secara tradisi, Gereja Katolik sangat kaya akan simbolisasi-simbolisasi, baik
secara bentukan, gambar, lambang, dan warna liturgi. Bentuk simbolisasi ini
memiliki arti sendiri-sendiri.
Gereja Katolik juga memiliki ajaran-ajaran khas, yaitu: Alkitab,Tradisi,ajaran bahwa dosa asal tidak merusak manusia seluruhnya, Hukum kodrat dalam moral, dogma Bunda Maria, Misa Kudus yang seragam di seluruh dunia, kewajiban orang beriman untuk mengikuti Ekaristi setiap hari Minggu dan memiliki Hierarki.
Analisis terhadap pengguna bangunan beserta aktivitasnya menghasilkan
program ruang beserta besaran perencanaan. Hal ini berkaitan dengan
keberadaan Gereja dalam bentuk fisiknya, yaitu sebagai suatu bangunan.
1.2 Tapak
Analisis tapak menghasilkan pembagian zona-zona tertentu pada tapak,
sebagai penempatan fasilitas-fasilitas yang terdapat pada proyek. Disamping
itu tautan dengan lingkungan sekitar, menentukan perlakuan yang akan
diambil terhadap tapak saat proses perancangan berlangsung.
Karakter tapak yang berkontur mempengaruhi pola aliran air hujan dan
pengolahan kontur dapat bermanfaat untuk menghasilkan kesan tertentu yang
mendukung desain.
1.3 Lingkungan Sekitar
Analisis lingkungan sekitar akan mempengaruhi peranan, dan tampilan
bangunan, disamping menentukan perlakuan terhadap tapak. Analisis
Adolf Heuken S.J. Ensiklopedi Gereja, Jilid I. (Jakarta: Yayasan Cipta LokaCaraka, 1991). p.371.
9
tersebut meliputi analisis terhadap sky-line bangunan di sekitar tapak, dan
gaya arsitektur yang digunakan, baik warna, maupun elemen arsitektural,
sebagai ciri-ciri yang mudah dikenali, oleh orang awam sekalipun.
Tujuannya agar bangunan hasil perancangan dapat memiliki identitas,
makna, sekaligus menyatu dengan lingkungannya. Hal ini juga berkaitan
dengan tinjauan terhadap nilai budaya.
1.4 Budaya
Masyarakat Indonesia mengenal budaya tradisional, yang banyak
berkaitan dengan nilai-nilai Kosmologis. Perwujudannya tampak secara
nyata dalam karya-karya arsitektural, seperti candi-candi, pura, dan hasil-
hasil karya seni lainnya.5 Dalam konteks masyarakat post-modern, nilai-
nilai Kosmologis dipahami sebagai kenangan akan masyarakat tradisional
Indonesia secara umum, beserta budayanya.
2. PERENCANAAN PERANCANGAN PROYEK
Pada bagian ini akan dijelaskan penerapan hasil-hasil eksplorasi
terhadap faktor-faktor yang digunakan dalam pendekatan perancangan. Hasil
eksplorasi yang digunakan dipilih yang sesuai dan dapat diterapkan pada