MODUL TUGAS INDIVIDU DOKTER KELUARGA PUSKESMAS SUMBERPUCUNG KESEHATAN REPRODUKSI: FLOUR ALBUS Oleh: Mohammad Satya Bhisma 0810710095 Pembimbing : dr. Holipah dr. Tita Hariyanti, M.Kes
MODUL TUGAS INDIVIDU
DOKTER KELUARGA
PUSKESMAS SUMBERPUCUNG
KESEHATAN REPRODUKSI: FLOUR ALBUS
Oleh:
Mohammad Satya Bhisma 0810710095
Pembimbing :
dr. Holipah
dr. Tita Hariyanti, M.Kes
Departemen Ilmu Kesihatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
2013
FORMAT PEMERIKSAAN PASIEN DOKTER KELUARGA
1. IDENTITAS
Nama : Nn. Purnani
Umur : 33 tahun
Sex : Perempuan
Status kawin : Belum menikah
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl Raya Jatiguwi 108 Sumberpucung
Keluarga :
SOSIOGRAM/ GENOGRAM
Keterangan:
Pasien
Perempuan normal
Laki-laki normal
2. ANAMNESA
Keluhan Utama : Keputihan.
Riw. Keluhan :
Pasien mengeluh gatal-gatal dan keluar cairan berbau dari organ kewanitaannya
sejak 2 bulan yang lalu ini. Cairan yang keluar berupa cairan kental yang berwarna putih
kekuningan. Cairan itu juga berbau dan pasien merasa gatal pada daerah organ
kewanitaannya. Pasien mengaku sebelumnya pernah keluar cairan setiap bulan setiap
akan mens, namun cairan berupa berwarna bening dan tidak gatal, baru kali ini saja
cairan berbau dan terasa gatal.
Riwayat reproduksi :
Pasien terakhir berhubungan seks 1 hari yang lalu dengan suami, tidak
menggunakan kondom walau ada hus, pasien tidak pernah menggunakan kondom bila
bersama suami, pasien mengaku tidak berhubungan seks selain dengan orang selain
suami. Suami sering bepergian keluar kota ± 3x sebulan selama 3-4 hari, suami tidak
memiliki keluhan sakit, namun tidak pernah periksa kesehatan. Pertama kali menstruasi
saat umur 9-10 tahun. Dan pasien mengaku mendapatkan haid tidak rutin terkadang 4
bulan sekali karena menggunakan KB pil, sebelum menggunakan KB dulu rutin kali
haid. Pasien sudah menikah.
Riwayat.pengobatan :
Pasien mengobati diri sendiri selama 2 bulan dengan minum jamu.
Apa yang dikhawatirkan :
I. Motivasi saat ini : motivasi pasien untuk berobat sudah baik. Pasien segera
berobat ke puskesmas setelah muncul keluhan. Dulu pernah menderita penyakit
serupa 2-3 tahun lalu.
II. Persepsi saat ini : persepsi pasien saat ini tentang penyakit yang
dideritanya adalah mengganggu aktivitasnya.
3. PEMERIKSAAN
A. Pemeriksaan fisik
KU : baik
Kesadaran: compos mentis
Gizi : cukup
Higiene : cukup
Tanda vital: TD: 115/70; Nadi: 80x/menit, reguler; RR: 20 x/menit; Tax: 37,1°C
Status Internis
Kepala : konjungtiva pucat -/- sklera ikterik -/- palpebra edema -/- sianosis -/-
Leher : pembesaran kelenjar limfe (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thorax : Pulmo: Inspeksi: D = S
Palpasi: SF D = S
Perkusi: sonor pada semua lapangan paru
Auskultasi: vesikuler pada semua lapangan paru
Rh - - Wh - -
- - - -
- - - -
Cor: Inspeksi: iktus tidak tampak
Palpasi: iktus teraba di MCL S ICS V
Perkusi: RHM: SL D, LHM: ICS V MCL S
Auskultasi: S1S2 single, murmur (-),HR 80 x/menit, reguler
Abdominal : flat, supel, hepar/lien tidak teraba, meteorismus (-), BU (+) N
Extremitas : edema -/- ikterus -/- akral hangat
Kesimpulan : klinis / fungsional dalam batas normal
B. Sosial (menggali riwayat sosial pasien, dan interaksi dengan masyarakat)
Pasien tinggal di rumah yang beranggotakan 5 orang, yaitu pasien, suami, dan tiga orang
anak. Sehari-hari, pasien bekerja di usaha fotokopi dan percetakan di rumah serta bekerja
sebagai ibu rumah tangga. Kesibukan pasien menjalankan usaha percetakannya yang
hanya ada 2 karyawan, aktivitas mulai jam 06.00 sampai jam 21.00 walau sering diselingi
istirahat. Suami pasien adalah pengusaha bakso dan sering bisnis keluar kota. Interaksi
sosial dominan dilakukan di rumah sekaligus percetakannya. Interaksi dengan tetangga di
sekitar rumah pasien baik.
C. Ekonomi (menggali riwayat ekonomi, seperti: besar penghasilan, pekerjaan, dll)
Pasien saat ini bekerja sebagai pemilik usaha fotokopi & percetakan rumahan. Sehari-hari
pasien tinggal bersama suami dan tiga orang anak. Penghasilan per bulan antara Rp
3.000.000,00 s.d. Rp 3.500.000,00. Sesuai dengan jumlah pesanan. Masalah finansial (-)
D. Budaya (budaya yang ada di masyarakat sekitar)
Pasien
E. Psikologi
Tidak ada hal yang menunjukkan adanya masalah psikologis pada pasien.
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
5. DIAGNOSIS HOLISTIK SEMENTARA
A. Diagnosis biomedis
1. Fluor Albus
B. Diagnosis faktor resiko :
Fisik : higienitas organ kewanitaan kurang jarang cuci vagina
Kimia : -
Biologis : usia pasien 33 tahun usia reproduktif
Sosial : suami sering bepergian keluar kota, percetakan ramai pengunjung
Budaya : tidak suka memakai kondom walau suami belum pernah periksa
kesehatan
Psikologi : -
Ekonomi : ekonomi menengah
Ergonomis : -
C. Diagnosa upaya kesehatan :
Kesadaran akan pentingnya kesehatan dan pentingnya pemeriksaan dini kesehatan
pada pasien sudah baik.
6. ANALISIS (Untuk bisa menjelaskan keterkaitan antara pemeriksaan, faktor resiko
dan diagnosis)
ANALISIS MASALAH DAN FAKTOR RESIKO
MASALAH PADA PASIEN
Usia pasien 33 tahun
Kurangnya higienitas diri
Tidak suka memakai
kondom walau suami
sering bepergian keluar
kota dan tidak periksa
kesehatan
FAKTOR RESIKO
Usia pasien 33 tahun merupakan usia reproduktif
Frekuensi membasuh organ kewanitaan dan
frekuensi penggantian pakaian dalam
Kemungkinan penyakit menular seksual, perlunya
edukasi mengenai pencegahan dan penanggulangan
penyakit menular seksual.
7. RENCANA MANAJEMEN
No Masalah kesehatan Penatalaksanaan
1 Biomedis :
Fluor albus
Medikamentosa :
- Ciprofloxacin 2 x 500 mg selama 5 hari
Health education :
Memberikan informasi tentang keputihan meliputi gejala,
komplikasi, pengobatan, efek samping pengobatan.
Memberikan KIE agar pasien rutin minum obat.
2 Faktor resiko :
- Higienitas diri
- Pencegahan PMS
untuk masa
kedepan
Health education :
Memberikan informasi untuk mengganti pakaian dalam
secara rutin, yaitu 2-3 kali sehari, dan menganjurkan
pasin untuk memakai pakaian dalam dengan bahan katun
agar dapat menyerap keringat.
Memberikan informasi kepada pasien mengenai Penyakit
Menular Seksual (PMS) mengenai jenis penyakit, gejala,
cara penularan, terapi, disertai brosur untuk dibawa.
3 Status upaya
kesehatan
Health education :
Memberikan KIE agar pasien dan suami segera
memeriksakan diri ke puskesmas bila timbul keluhan.
8. EFEK PADA KOMUNITAS
Saat ini tidak didapatkan resiko terjadinya efek pada kesehatan komunitas.