perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DI RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU SURAKARTA (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Iklim Komunikasi Organisasi di Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Surakarta) Disusun oleh : ROOSDIANA ERIKA F D1207550 Skripsi Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Jurusan Komunikasi FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
119
Embed
IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DI RUMAH SAKIT UMUM … · kasih sayang kakak yang mampu membesarkan hati. 5. Teman-teman semua di Jurusan Ilmu Komunikasi Ekstensi Fakultas Ilmu ... organisasi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DI
RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU
SURAKARTA
(Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Iklim Komunikasi Organisasi di Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu
Surakarta)
Disusun oleh :
ROOSDIANA ERIKA F D1207550
Skripsi Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Jurusan Komunikasi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET
1. Ketua : Drs. Nuryanto, M. Si ( ........................ ) NIP. 19490831 297802 1 001 2. Sekretaris : Dra. Tanti Hermawati S.Sos., M. Si ( ........................ ) NIP. 196902017 1995 12 1 001 3. Penguji 1 : Drs. Surisno Satrijo U.,M. Si ( ........................ ) NIP. 19500926 198403 1 001 4. Penguji 2 : Drs. Subagyo, S.U ( ........................ )
NIP. 19520917 198003 1 001
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Drs. H. Supriyadi. SN.,SU 19530128 198103 1 001
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
Motto
· Bekerja dengan keraguan adalah bekerja untuk kegagalan.
· Keberhasian adalah buah dari proses yang berliku, seseorang tidak akan
mengecap indahnya keberhasilan tanpa menjalani suatu proses.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Hasil karyaku ini aku persembahkan sebagai ungkapan rasa terima kasih
kepada :
· Jesus Christ atas berkat berkah dan anugerah yang selalu melimpah padaku.
· Bapak dan Ibu tercinta atas doa dan dukungan, baik moral dan spiritual.
· Kakak- kakakku yang selalu memberikan aku support
· Keluarga besarku yang telah memberikan semangat buatku.
· Rekan-rekan kuliah yang sama-sama telah berjuang
· Almamater tercinta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan skripsi dengan judul :IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI
YANG EFEKTIF DI DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN
DI RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU SURAKARTA.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-
besarnya atas segala bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam rangka penyusunan dan penyelesaian
skripsi ini. Ucapan terima kasih ini terutama penulis haturkan kepada :
1. Bapak Drs. Surisno Satrijo Utomo, M.Si dan Drs. Subagyo, SU, selaku
Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing
dan memberikan masukan bagi penulis dari awal hingga akhir penulisan
skripsi ini.
2. Dr. Sugandi Harjanto, SpB selaku Direktur dan Dr. Ari Dartoko selaku
Manager Personalia, Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Surakarta yang telah
memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan memberikan informasi yang
semaksimal mungkin dapat di pahami dan di mengerti oleh penulis.
3. Ayah dan Ibuku tercinta terima kasih atas segala doa dan dukungannya yang
telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi sesuai dengan
keinginan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
4. Kakak- kakak yang senantiasa membimbing hingga selesainya skripsi ini serta
kasih sayang kakak yang mampu membesarkan hati.
5. Teman-teman semua di Jurusan Ilmu Komunikasi Ekstensi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta yang tidak dapat
saya sebutkan satu per satu
6. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis
untuk menyelesaikan penulisan skripsi.
Penulis menyadari bahwa masih sangat jauh dari kesempurnaan, skripsi ini
tidak lepas dari kekurangan dan kecacatan, masih banyak yang perlu digali dan
diungkap agar dapat memberikan manfaat untuk pembacanya. Dengan kebesaran
hati penulis menerima kritik dan saran dari para pembaca.
Surakarta, September 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
ROOSDIANA ERIKA F. D1207550. IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI YANG EFEKTIF DI DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU SURAKARTA
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklim komunikasi organisasi Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Surakarta dalam meningkatkan kinerja staff dan karyawan.
Tingkat kinerja karyawan dalam perusahaan dapat bersumber dari berbagai hal seperti upah atau gaji karyawan yang dianggap penting sebagai faktor utama. Tidak hanya gaji saja yang dibutuhkan oleh karyawan tetapi faktor untuk memperoleh rasa aman, hubungan yang baik antara atasan dan bawahan, dan dukungan untuk memenuhi harapan dan hal ini sering sekali disebut dengan iklim organisasi.
Metode penelitian menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Sampel diambil dari narasumber yang dianggap mengetahui secara benar dari kondisi populasi. Didalam pengambilan sampel ini penulis mempunyai seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan dari hasil penelitiannya yaitu karyawan dan seorang atasan atau kepala bagian yang terlibat didalam Rumah Sakit Ibu Surakarta. Teknik Pengumpulan Data menggunakan observasi, interview dan studi pustaka. Teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi dengan sumber. Teknik analisis data menggunakan kualitatif interaktif.\
Penelitian ini menggunakan Grand Teori dari Pace and Faules, yang menjelaskan iklim komunikasi organisasi merupakan persepsi persepsi mengenai peran dan peristiwa yang berhubungan dengan pesan yang terjadi dalam organisasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim komunikasi organisasi yang dilakukan oleh RSU Kasih Ibu Surakarta di bagian Medis dan Keperawatan menggunakan komunikasi terbuka dan diimplementasikan ke dalam tiga hal yaitu kegiatan briefing, partisipasi karyawan dan kerjasama antar karyawan di mana ketiga kegiatan tersebut sudah berjalan dengan baik. Iklim komunikasi organisasi di bagian Penunjang Medis bersifat terbuka. Tiga kegiatan utama yaitu kegiatan pertemuan, partisipasi karyawan dan kerjasama antar karyawan. Iklim komunikasi organisasi di bagian Umum menggunakan komunikasi bersifat terbuka dan diimplementasikan ke dalam tiga hal yaitu kegiatan Rapat Bimbingan Tekniks (RBT), partisipasi karyawan dan kerjasama antar karyawan di tiap-tiap bagian umum, dan sudah berjalan dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ABSTRACT ROOSDIANA ERIKA F. D1207550. Climate Effective Communication In Organizations In Improving The Performance Of Employees In Public Hospital “Kasih Ibu” Surakarta
The purpose of this study is to investigate the influence of organizational communication climate Kasih Ibu Hospital Surakarta in improving the performance of staff and employees.
Performance level of employees in the company can be sourced from a variety of things such as wages or salaries of employees that are considered important as a major factor. Not only salary is needed by the employees but the factors to gain a sense of security, good relationships between superiors and subordinates, and support to meet the expectations and this is often referred to as organizational climate.
The research method using descriptive qualitative research. Samples taken from sources deemed to know the true from the population. In this sampling writers have someone who can be accounted for from the results of research that is employee and a supervisor or department head involved in the Mother's Hospital Surakarta. Data collection using observation techniques, interview and literature study. Triangulation technique used was triangulation with the source. Qualitative analysis using interactive. \
This research utilize main theory from Pace and Faules what does word climatic communication organisationaling to constitute perceptions about roles and scene that is engaged order that happening deep organizational.
The results showed that the organizational communication climate by Kasih Ibu Hospital Surakarta in the Medical and Nursing uses open communication and implemented in three ways, namely a briefing, employee participation and cooperation among employees in which all three activities are already going well. Organizational communication climate at the Medical Support is open. Three main activities, namely meetings, employee participation and cooperation among employees. Organizational communication climate in the General section using the communication is open and implemented in three ways, namely a techie Guidance Meeting (RBT), employee participation and cooperation among employees in each and every part of the public, and has been running well.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL........................................................................................................... i
PERSETUJUAN ............................................................................................ ii
PENGESAHAN............................................................................................. iii
MOTTO ........................................................................................................ iv
PERSEMBAHAN.......................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
ABSTRAK..................................................................................................... viii
ABSTRAK BAHASA INGGRIS ................................................................. ix
DAFTAR ISI.................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 4
E. Tinjauan Pustaka .................................................................... 5
F. Definisi Konsep....................................................................... 31
G. Implementasi Konsep.............................................................. 31
H. Metodologi Penelitian ............................................................. 32
BAB II. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Perkembangan RS Kasih Ibu Surakarta ..................... 39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
B. Tujuan, Visi, Misi dan Motto.................................................. 42
C. Struktur Organisasi ................................................................. 43
D. Jenis Layanan Kesehatan ........................................................ 47
BAB III. PENYAJIAN DATA
A. Identitas Subyek Penelitian ..................................................... 59
B. Data tentang Iklim Organisasi dalam Menunjang Kinerja
Karyawan RSU Kasih Ibu Surakarta....................................... 60
BAB IV. ANALISIS DATA
A. Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja Karyawan Bagian
Medis dan Keperawatan........................................................ 90
B. Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja Karyawan Bagian
Responden penelitian ini berusia 50 tahun, seorang wanita yang sudah
cukup umur, berkacamata, kulitnya coklat, rambutnya sudah sedikit
beruban.
B. Data Tentang Iklim Organisasi dalam Menunjang Kinerja Karyawan di
RSU Kasih Ibu Surakarta
Rumah sakit adalah satu wadah badan hukum yang bertujuan untuk
pengobatan masyarakat luas. Begitu pentingnya rumah sakit bagi publik
menyebabkan peran rumah sakit sangat dibutuhkan. RSU Kasih Ibu Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
adalah salah satu organisasi swasta yang ada di Surakarta yang bergerak dalam
bidang jasa yaitu jasa pelayanan kesehatan.
Sebagai sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa pelayanan
kesehatan, tentunya rumah sakit ingin memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat/pasien dengan sebaik-baiknya. Maka dari itu untuk mewujudkan
pelayanan kesehatan yang memuaskan, RSU Kasih Ibu Surakarta
mengupayakannya dengan meningkatkan pelayanan kesehatan yang ada. Dalam
upaya peningkatan pelayanan kesehatan, rumah sakit menghadapi perubahan
lingkungan yang berjalan cukup pesat dan persaingan antar rumah sakit khususnya
di Surakarta ini begitu ketat, maka diperlukan berbagai upaya untuk memberikan
pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.
Dalam bab ini akan dibahas mengenai upaya yang dilakukan oleh RSU
Kasih Ibu Surakarta dalam peningkatan pelayanan kesehatan melalui kinerja
karyawan baik medis maupun non medis di masing-masing bagian yaitu di bagian
medis dan keperawatan, bagian penunjang medis dan bagian umum.
1. Iklim Komunikasi Organisasi di Bagian Medis dan Keperawatan
Komunikasi yang terjadi antara para pegawai akan menciptakan suatu
iklim komunikasi. Iklim komunikasi organisasi merupakan suasana
komunikasi yang tercipta oleh pola hubungan antarpribadi yang berlaku dalam
organisasi. Dalam berkomunikasi, orang-orang selalu melibatkan persepsinya.
Iklim komunikasi merupakan salah satu dimensi penting dalam organisasi
karena ia merupakan persepsi keseluruhan pegawai atas sifat-sifat komunikasi
dalam organisasi. Karena iklim komunikasi merupakan refleksi kolektif
suasana perasaan pegawai, maka kondisi ini pada akhirnya akan sangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
berpengaruh, baik terhadap peningkatan kemampuan kerja masing-masing
individu maupun terhadap efisiensi kerja di lingkungan instansi secara
keseluruhan.
Iklim komunikasi organisasi di bagian Medis dan Keperawatan bersifat
terbuka. Hal ini diketahui dari hasil wawancara dengan Manajer Pelayanan
Medis dan Keperawatan yaitu Dr. Ndarumurti Pangesti, Sp.PD ( 40 tahun)
yang menyatakan pendapatnya bahwa :
“Komunikasi di bagian kami bersifat terbuka, dimana antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lain dapat berinteraksi dan bekerja sama dengan baik, bahkan komunikasi antara bawahan dengan level di atasnya juga berlangsung dengan baik, tetapi khusus tugas tertentu maka kami selaku pimpinan berhak memberikan keputusan yang harus ditaati oleh karyawan kami” (wawancara, Senin 14 Juni 2010). Hal senada juga diungkapkan oleh Manajer Perawatan Sukini, S.Kep (38
tahun) yang menyatakan :
“Penting bagi bagian kami untuk berkomunikasi dengan baik antar karyawan, kami juga open dengan karyawan, khususnya dalam interaksi masalah tugas dan pekerjaan, hal ini penting bagi kami untuk bekerjasama dalam tugas, bahkan kami mempunyai agenda yang berupa briefeng ataupun pertemuan antar anggota dan kami serahkan sepenuhnya kepada kepala seksi masing-masing bagian” (wawancara, 14 Juni 2010). Iklim komunikasi sebuah organisasi dapat mempengaruhi cara hidup
pegawai, kepada siapa pegawai bicara, siapa yang disukainya, bagaimana
perasaannya, bagaimana kegiatan pekerjaannya, bagaimana perkembangannya,
apa yang ingin dicapai dan bagaimana caranya menyesuaikan diri dengan
organisasi.
Keberadaan briefing di tiap-tiap bagian bertujuan untuk melakukan
koordinasi dalam rangka meningkatkan pelayanan. Mengenai pentingnya
briefing dalam rangka menunjang kinerja ini juga dikemukakan oleh Yuni
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Rumpitnawati (55 tahun) selaku Kepala Seksi Rekam Medik RSU Kasih Ibu
Surakarta mengenai pertanyaan dari peneliti mengenai pentingnya kegiatan
briefing dalam rangka peningkatan kinerja karyawan :
“belum mbak... tingkat Pelayanan di Rumah Sakit Kasih Ibu belum memenuhi standar kesehatan yang bertaraf internasional, untuk itulah kami selalu mengadakan briefing seperti yang mbak ungkapkan tadi agar kerjasama antar bagian dengan baik, serta menciptakan komunikasi, yang baik dan benar serta berkesinambungan demi peningkatan pelayanan dan peningkatan kinerja karyawan” (wawancara, Selasa, 22 Juni 2010). Hal lain juga diungkapkan oleh Yustina Purwaningsih AMK (31 tahun)
selaku Kasi Perawat Bangsal di RSU Kasih Ibu Surakarta mengenai tingkat
pelayanan rumah sakit dan kinerja karyawan. Dalam kesempatan
wawancaranya Kasi Perawat menyatakan pendapatnya sebagai berikut :
Selama ini pelayanan kami memang belum berstandar internasional, tetapi kami bekerja menurut protap dan kami juga diwajibkan untuk melakukan briefing satu bulan sekali khususnya di bagian kami dalam rangka peningkatan kinerja kami sehingga kinerja kami yang akan datang akan jauh lebih baik (Wawancara, Selasa, 22 Juni 2010). Hal yang sama juga dinyatakan oleh perawat selaku karyawan medis
Mulani AMK (38 tahun) mengenai kegiatan yang dilakukan di RSU Kasih Ibu
Surakarta, dalam kesempatan wawancaranya menyatakan :
Tujuan pelayanan yang ditetapkan di bagian kami adalah pelayanan yang optimal, kita sebagai karyawan Rumah Sakit Kasih Ibu berusaha memberikan pelayanan dengan baik, ramah dan menghargai saran dan kritik dari pasien dan bila ada kritik dari pasien maka hal itu menjadi referensi pada saat kegiatan pertemuan antar bagian yang dilakukan setiap bulan sekali.(Wawancara, Selasa, 22 Juni 2010). Pelayanan yang baik berhubungan langsung dengan perawat, karena
bagian inilah yang melakukan interaksi secara langsung dengan pasien dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, sehingga langsung ataupun
tidak langsung kinerja perawat menjadi sorotan utama oleh keluarga pasien
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
mengenai pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RSU Kasih Ibu Surakarta.
Hasil wawancara dengan perawat RSU Kasih Ibu Surakarta yaitu Aryadi,
AMK (34 tahun) menyatakan pendapatnya :
“Saya cuma bekerja sebaik mungkin melayani para pasien entah penilaian apa yang diberikan kepada kami para perawat tetapi tugas kami adalah membantu pasien yang sakit agar cepat sembuh sehingga kami selaku perawat ada pertemuan setiap bulan untuk perbaikan kinerja kami (wawancara hari Rabu, 18 Agustus 2010) Hal lain diungkapkan oleh Sri Utami AMK (39 tahun) yang juga salah
seorang perawat di RSU Kasih Ibu Surakarta dalam wawancaranya
menyatakan pendapatnya mengenai upaya peningkatan kinerja melalui
kegiatan-kegiatan karyawan :
“Ya kami selaku perawat ada pertemuan rutin selain silaturahmi antar karyawan, pertemuan ini hanya khusus karyawan di masing-masing kamar ataupun bangsal, yang dipimpin oleh kepala bangsal kami berupaya melakukan evaluasi pekerjaan kami guna perbaikan pelayanan kami pada pasien. (wawancara hari Rabu, 18 Agustus 2010)
Komunikasi yang bersifat terbuka di bagian Medis dan Keperawatan
tentu saja mendorong partisipasi dari karyawan. Partisipasi karyawan di RSU
Kasih Ibu Surakarta khususnya di bagian Medis dan Keperawatan berupaya
untuk menyelaraskan kegiatan masing-masing karyawan dalam organisasi
dengan maksud agar supaya semua kegiatan yang terkait dapat diselesaikan
tepat waktu sesuai rencana dengan hasil kepuasan pasien.
Partisipasi karyawan dapat dilaksanakan pada saat mengadakan rapat-
rapat baik formal maupun non formal yang membahas berbagai hambatan
yang dihadapi oleh Bagian Medis dan Keperawatan di RSU Kasih Ibu
Surakarta dan dalam rapat atau pertemuan tersebut diharapkan akan mencapai
kesepakatan bersama apa yang harus dilakukan agar dapat mengatasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
hambatan-kelemahan dan meningkatkan kesempatan-kekuatan untuk
memperoleh hasil yang memuaskan.
Hasil wawancara dengan Manajer Pelayanan Medis menyatakan bahwa :
“Partisipasi karyawan itu penting… karena kami juga perlu mendengar aspirasi mereka, agar mereka itu terus berupaya meningkatkan kinerjanya dan itu baik bagi instansi” (wawancara, 14 Juni 2010). Sementara itu dalam kesempatan wawancaranya Manajer Perawatan
mengemukakan pendapatnya mengenai pentingnya partisipasi bagi karyawan
yaitu :
“Saya kira perlu adanya partisipasi dari karyawan, karena merekalah yang berhubungan langsung dengan pasien, bukan kami… kami akan mengambil kebijakan yang dianggap kami penting dan perlu, tetapi tetap mendengar aspirasi dari karyawan” (wawancara, 14 Juni 2010). Yustina Purwaningsih AMK (31 tahun) selaku Kasi Perawat juga
mengungkapkan hal yang sama mengenai pentingnya partisipasi karyawan di
RSU Kasih Ibu Surakarta yaitu :
Ya... kami selaku bagian medis di rumah sakit jelas memandang perlu partisipasi dari anggota kami.....karena kami bekerja sebagai tim perawat yang langsung mengurusi pasien sehingga perlu adanya kerjasama dan partisipasi antar anggota agar pelayanan yang kami berikan dapat maksimal. (wawancara, Selasa, 22 Juni 2010).
Untuk memanfaatkan sumberdaya manusia dalam mencapai tujuan
organisasi, diperlukan hubungan kerjasama antara sumberdaya manusia yang
ada dalam rumah sakit baik antara atasan dengan bawahan, antara bawahan
dengan atasan ataupun antara bawahan dengan bawahan dalam suatu
organisasi.
Salah seorang perawat RSU Kasih Ibu Surakarta Mulani, AMK
memandang penting peran ataupun partisipasi karyawan bagi kemajuan rumah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
sakit dan khususnya bagi kinerja karyawan. Dalam wawancaranya dengan
peneliti menyatakan :
“Kami bertugas secara shift dalam satu kelompok, oleh karena itu kami sering ngobrol bareng dalam menangani masalah pasien, cara penanganan pasien, secara tidak langsung itulah peran dan partisipasi kami bagi rumah sakit sekaligus bagi kemajuan kami sendiri”. Sementara itu hasil wawancara dengan Sri Utami, AMK salah seorang
perawat RSU Kasih Ibu Surakarta mengenai adanya partisipasi karyawan bagi
rumah sakit yaitu :
“Bagi saya partisipasi itu adalah bentuk kerja kami,,, dengan bekerja yang baik kami telah berpartisipasi bagi rumah sakit….(wawancara, Rabu 18 Agustus 2010)”. Hal lain dikemukakan oleh Aryadi AMK (34 tahun) yang juga salah
seorang perawat di RSU Kasih Ibu Surakarta, dalam kesempatan
wawancaranya menyatakan pendapatnya sebagai berikut :
“partisipasi yang kami lakukan…utamanya saat briefing maka tiap-tiap karyawan diharapkan memberikan pendapatnya…demi kebaikan bersama saya kira itulah partisipasi kami bagi rumah sakit ini. (wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010). Kasi Rekam Medik juga mempunyai kebijakan dalam rangka partisipasi
karyawan di bagiannya. Dalam kesempatan wawancaranya menyatakan :
“Partisipasi karyawan di bagian kami sebenarnya ada…karyawan kami minta untuk mengutarakan pendapatnya saat ada pertemuan rutin ataupun saat penanganan pada pasien” (wawancara, Selasa, 22 Juni 2010).
Iklim komunikasi organisasi di bagian Medis dan Keperawatan juga
berupaya untuk meningkatkan kerjasama tim di bagian tersebut. Kerjasama tim
di bagian Medis dan Keperawatan perlu dijalin karena dengan pekerjaan yang
shift maka antar karyawan dituntut untuk bekerja dan saling melakukan
komunikasi mengenai perawatan pasien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Hal ini dibenarkan oleh Manajer Pelayanan Medis dalam kesempatan
wawancaranya yang menyatakan :
“Selain partisipasi kami juga berupaya untuk meningkatkan kerjasama antar karyawan, hal ini kami galakkan dalam setiap briefing ataupun pertemuan yang kami lakukan, hal ini untuk membina kesadaran dari karyawan bahwa penting untuk bekerja sama” Hal ini diperkuat oleh Ibu Yuni Rumpitnawati selaku Kasi Rekam Medik
mengenai kerjasama antar karyawan di rumah sakit, dalam kesempatan
wawancaranya menyatakan bahwa :
“Kami selaku kasi rekam medik meminta karyawan kami untuk bekerja sama satu sama lain agar tercipta pelayanan optimal pada pasien..kami meminta masing-masing karyawan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan kepada karyawan lain sehingga pelayanan pada pasien tidak terhambat”
Dalam setiap melakukan pekerjaan, sangatlah diperlukan bagi seseorang
untuk memiliki pengetahuan,wawasan dan pengalaman terkait pekerjaan. akan
tetapi bila pekerjaan itu melibatkan lebih dari 2 (dua) orang, masih perlu
ditambah lagi perlu adanya kesadaran dan kerjasama yang baik antar
karyawan. Kerjasama tim antar karyawan ini juga dinyatakan oleh Aryadi
AMK, salah seorang karyawan yang menyatakan :
“Jelas ada kerjasama tim mbak… kan dibagi tiap shift jadi saat pergantian shift maka kami menunggu shift berikutnya dulu merekomendasikan pekerjaan setelah itu baru pulang, begitu seterusnya”
Adanya kerjasama antar karyawan tersebut maka rumah sakit dapat
melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan baik. Hal ini juga
disampaikan oleh Perawat yaitu Mulani, AMK dalam kesempatan
wawancaranya perawat ini menyatakan :
“Kerjasama jelas penting mbak. apalagi kita kerja shift.. di mana masing-masing karyawan bertugas melanjutkan tugas dari karyawan yang lain, misalnya kami masuk shift I yaitu pagi hari... maka selepas kami pulang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
dan diganti dengan shift II yang bekerja siang sampai malam maka kami tidak pulang terlebih dahulu sebelum rekan kami datang.. setelah itu kami memberikan informasi mengenai kondisi pasien yang perlu diperhatikan dan begitu seterusnya”
Hal senada juga diungkapkan oleh Kasi Rawat Jalan yaitu Ibu Tri
Sundari AMK (43 tahun), dalam kesempatan wawancaranya menyatakan
bahwa :
“Perlu adanya kerjasama antar karyawan mbak...ataupun antar karyawan dengan pimpinan...hal ini untuk menghindari tumpang tindih kebijakan, jika ada komunikasi maka karyawan dapat menerima informasi pekerjaan dengan baik dan hal itu tentu berimbas pada kinerja karyawan itu sendiri”. (sumber, wawancara, selasa 22 Juni 2010).
2. Iklim Komunikasi Organisasi di Bagian Penunjang Medis
Bagian Penunjang Medis terdiri dari bagian diagnostik dan terapi,
instalasi farmasi dan bagian gizi, dimana masing-masing bagian tersebut
dikepalai oleh seorang kepala seksi.
Iklim komunikasi dalam rangka peningkatan kinerja di bagian
Penunjang Medis ini juga terdiri dari adanya kegiatan di lingkungan bagian
Penunjang Medis, partisipasi dan kerjasama yang terdapat di bagian ini.
Hasil wawancara dengan Manager Diagnostik dan Terapi Dr.Irveta
Kania C, M.Kes (38 tahun) mengenai peningkatan kinerja melalui kegiatan di
lingkungan Penunjang Medis diketahui bahwa :
“Ya ada kegiatan di bagian kami khususnya di bagian diagnostik dan terapi, dalam rangka meningkatkan kinerja kami maka kami selalu melakukan kegiatan pertemuan satu bulan sekali, ataupun saat-saat khusus tertentu” (wawancara, 15 Juni 2010).
Sementara itu Manager Instalasi Farmasi yaitu Dra. Dwi Astuti., Apt
(44 tahun) dalam kesempatan wawancaranya menyatakan bahwa :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
“Mengenai kegiatan di tempat kami khususnya bagian Instalasi Farmasi maka kami mengembangkan komunikasi terbuka tetapi khusus di lingkup karyawan Instalasi Farmasi, hal ini kami tekankan bahwa komunikasi di bagian kami memang untuk orang-orang kami saja”(wawancara, 15 Juni 2010).
Kekuatan seorang pemimpin adalah kuatnya kepatuhan bawahannya
kepadanya. Hal ini merupakan buah dari proses membangun kedekatan
manajer dengan karyawannya. Salah satu kemanfaatan dari suatu kedekatan
adalah manajer memiliki pemahaman yang mendalam tentang identitas berikut
kebutuhan dan kepentingannya. Sementara karyawan sendiri merasa
diperhatikan oleh manajernya. Dengan demikian ketika manajer menghadapi
permasalahan yang terjadi di tiap unit kerja maka pendekatannya adalah
pemberdayaan sumberdaya manusia. Pendekatan itu tidak mungkin berhasil
efektif kalau manajer itu sendiri tidak dekat dengan para karyawannya.
Hal ini diakui oleh Kasi Gizi, yaitu Ari Mawarni A.Md (38 tahun) ,
yang dalam wawancaranya menyatakan :
“Saya berusaha untuk dekat dengan karyawan, karena pada dasarnya kami juga karyawan dan mereka juga karyawan, oleh karena itu pendekatan melalui pertemuan dalam rangka meningkatkan kinerja secara kontinyu kami lakukan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan yaitu satu bulan sekali kami rapat” (wawancara, 15 Juni 2010).
Pertemuan dengan karyawan memang menjadi tolok ukur dalam
mengukur kinerja karyawan secara keseluruhan di satu bagian, hal ini terbutkti
dari hasil wawancara dengan karyawan bagian Gizi, yaitu Gema Akbar
Ramadhan (27 tahun) dalam kesempatan wawancaranya menyatakan bahwa :
“Pertemuan rutin diadakan sebulan sekali mbak.. di dalam pertemuan itu kami juga melakukan evaluasi untuk kinerja bulan lalu….masalah apa yang dihadapi saat bertugas dan rencana kegiatan bulan berikutnya” (wawancara, 15 Juni 2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Sementara itu Karyawan bagian Instalasi Farmasi Monica, Apt (25 tahun)
dalam kesempatan wawancara mengenai pertemuan yang diadakan di tiap
bagian menyatakan bahwa :
“ya ada pertemuan tiap bulan sebagai bahan pertemuan antara kami dan rekan-rekan lain untuk saling kenal, saling evaluasi dalam pelaksanaan pekerjaan” (wawancara, 15 Juni 2010).
Karyawan merupakan faktor penting dalam organisasi, karena hal ini
terkait dengan kinerja sebuah organisasi. Sebagai lembaga pelayanan
kesehatan, tidak terlepas dari profesionalisme pegawai dalam menjalankan
tugasnya dan apabila karyawan mempunyai tingkat profesionalisme masih
rendah maka akan mempengaruhi kualitas pelayanan yang akan diberikan.
Hal ini terkait juga dengan komitmen dari para karyawan, karena dengan
karyawan yang memiliki komitmen maka profesionalisme akan dapat
terwujud. Untuk itulah diperlukan adanya partisipasi karyawan di dalam
pengambilan keputusan, di mana dengan adanya partisipasi tersebut maka akan
terjalin komunikasi antara karyawan sehingga karyawan merasa mempunyai
peran di dalam peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Adanya
partisipasi dari karyawan dalam berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai
kebijakan rumah sakit yang relevan dan sesuai dengan kedudukan mereka
sehingga karyawan akan lebih besemangat di dalam menyelesaikan
pekerjannya.
Hasil wawancara Kasi Gizi mengenai partisipasi karyawan bahwa :
“wah perlu itu mbak… karyawan perlu berpartisipasi itu semua demi kebaikan bersama khususnya di bagian kami ini, karena kami sebagai penyelenggara kebutuhan gizi di rumah sakit sehingga masukan dari karyawan sangat membantu kami di dalam menyusun menu masakan tiap harinya (wawancara, 15 Juli 2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Sementara itu Kasi Instalasi Farmasi Sri Banyuni, Apt (32 tahun) dalam
kesempatan wawancaranya juga menyatakan pentingnya partisipasi dari
karyawan, hal ini diketahui bahwa :
“partisipasi itu merupakan tugas utama dari karyawan kalo menurut saya, karyawan yang baik pasti akan berpartisipasi karena adanya partisipasi dari karyawan berarti karyawan sendiri juga care terhadap pekerjannya”(wawancara, 15 Juli 2010). Suatu bagian harus mempunyai peraturan yang berlaku, sehingga dapat
membentuk kerangka usaha pencapai misi. Suatu kelompok atau grup dapat
menjadi tim manakala ada kesepakatan terhadap misi dan ketaatan terhadap
peraturan yang berlaku, untuk itulah kerjasama tim perlu dilakukan agar
karyawan dapat bekerja untuk mencapai tujuannya yaitu pelayanan
masyarakat.
Hasil wawancara dengan Gema Akber Ramadhan salah satu karyawan
bagian gizi mengenai kerjasama tim adalah :
“dalam menentukan menu biasanya kami berembug dulu mbak antar karyawan, baik untuk menu pagi, siang ataupun malam, sehingga antar karyawan tercipta kerjasama yang baik”
Keberadaan kerjasama tim ini juga menjadi perintah dari Kasi Bagian Gizi,
dalam kesempatan wawancaranya menyatakan :
“ya ada kerjasama donk… kami perintahkan untuk karyawan gizi membuat menu gizi lalu diberikan ke saya saya periksa dan ditindaklanjuti oleh karyawan tersebut, tetapi kami membebaskan kepada karyawan untuk bekerjasama menentukan jenis menunya” (wawancara, 15 Juli 2010)
Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa dalam rangka
peningkatan kinerja karyawan khususnya di bagian Penunjang Medis maka
sistem komunikasi yang terjadi adalah sistem terbuka karena antar karyawan
dan karyawan dengan pimpinan terjalin dengan baik dan saling bekerja sama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
antar karyawan serta yang utama adalah memberikan kebebasan kepada
karyawan untuk berpartisipasi di dalam pekerjannya.
3. Pelaksanaan Iklim Komunikasi Organisasi di Bagian Umum
Perlunya peningkatan kinerja ini diketahui dari hasil wawancara dengan
salah seorang karyawan yaitu Dra. Tarini selaku Kepala Seksi HRD (Human
Resources Departement) yang menyatakan bahwa :
Kinerja kami saya rasa sudah cukup baik, terbukti dengan meningkatnya kunjungan pasien di Rumah Sakit Kasih Ibu, baik pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap, karena Rumah Sakit Kasih Ibu mengutamakan pelayanan pasien (wawancara hari Senin, 14 Juni 2010).
Hal ini diperkuat oleh karyawan bagian HRD yaitu Kustiyati A.md (30
tahun) yang menyatakan bahwa :
“Saya kira secara keseluruhan kinerja kami cukup baik karena biasanya kami selalu melakukan riset pada pasien ataupun keluarga pasien dan hasilnya selama ini bahwa kinerja kami cukup baik” (wawancara hari Rabu, 18 Agustus 2010).
Hasil wawancara tersebut menyatakan bahwa pada dasarnya kinerja
karyawan di RSU Kasih Ibu sudah cukup baik, hal ini terbukti bahwa rumah
sakit melalui keberadaan Humasnya kontinyu di dalam penyebaran angket
untuk mengetahui kepuasan pasien dan hasilnya bahwa pasien cukup puas
dengan pelayanan atuapun kinerja dari rumah sakit.
Bagian HRD merupakan bagian yang bertugas di dalam pembagian
tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian dalam rangka optimalisasi
kinerja dari rumah sakit. Penjabaran tugas dan estimasi beban kerja RSU Kasih
Ibu Surakarta seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dra. Tarini selaku Kasi HRD
menyatakan :
”Untuk pembagian tugas tiap-tiap bagian sudah sangat jelas sekali, jadi karyawan tidak bingung dalam pengerjaan pekerjaan sudah sendiri-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
sendiri jadi untuk tumpang tindih pekerjaan tidak terjadi. Diharapkan dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan apa yang diharapkan pelanggan (pengguna jasa layanan kesehatan) dan juga pihak rumah sakit”. (Wawancara, Senin, 21 Juni 2010)
Sementara itu karyawan bagian Humas yang lain yaitu Yovita A.md (32
tahun) dalam kesempatan wawancaranya menyatakan pendapatnya mengenai
job deskripsi dari masing-masing karyawan di RSU Kasih Ibu Surakarta :
”Menjadi bagian dari manajemen rumah sakit memang tidak mudah karena kami dituntut jeli di dalam mengkoordinir karyawan di tiap-tiap bagian untuk berkesinambungan menjalankan tugasnya kami harus menetapkan hari kerja bagit tiap-tiap karyawan medis dan non medis agar semuanya tertata rapi dan saling bekerja sama demi pemberian pelayanan pada pasien (wawancara hari Rabu, 18 Agustus 2010).
Kinerja karyawan di rumah sakit merupakan hasil kerja karyawan
baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang
telah ditentukan. Kinerja individu ini akan tercapai apabila didukung oleh
kemampuan individu, upaya kerja (work effort) dan dukungan organisasi.
Dengan kata lain kinerja individu merupakan hasil kerja dari pegawai.
Dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan tidak terlepas dari
adanya iklim komunikasi organisasi di dalam RSU Kasih Ibu Surakarta.
Iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat
dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa
organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasan
dalam mengambil resiko; mendorong mereka dan memberi mereka
tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka dan menyediakan
informasi yang terbuka dan cukup tentang organisasi; mendengarkan
dengan penuh perhatian serta memperoleh informasi yang dapat dipercayai
dan terus terang dari anggota organisasi sehingga secara aktif dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
memberi pemahaman kepada para anggota organisasi bahwa keterlibatan
mereka penting bagi keputusan-keputusan dalam organisasi; dan menaruh
perhatian pada pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan.
Keberadaan iklim organisasi di RSU Kasih Ibu Surakarta
berdasarkan hasil wawancara dengan Kasi HRD Dra. Tarini menyatakan :
“Ya, selama ini kami telah membuat kebijakan dalam rangka meningkatkan komunikasi antar karyawan, sehingga karyawan dapat saling mengenal dan bekerja sama dalam rangka peningkatan kinerja dalam pemberian pelayanan pada masyarakat” (wawancara, Senin 21 Juni 2010.
Hal ini juga diperkuat oleh Kustiyati, Amd, dalam wawancaranya
dengan peneliti menyatakan pendapatnya :
“Iklim komunikasi di rumah sakit ini baik, walaupun diakui ada karyawan yang tidak mengenal karyawan satu dengan yang lain, misalnya karyawan medis kan masuknya shift sehingga terkadang tidak mengenal karyawan di bagian lain, tetapi hal itu bukan menjadi penghalang atas upaya komunikasi antar karyawan yang kami bangun” (wawancara hari Rabu, 18 Agustus 2010).
Sementara itu Yovita, Amd (25 tahun) memberikan penjelasan
mengenai iklim komunikasi organisasi yang adai di RSU Kasih Ibu
Surakarta, dalam kesempatan wawancaranya beliau menyatakan
pendapatnya :
“Selaku bagian HRD tugas kami adalah menjadi jembatan antar karyawan, kami membuat rencana misalnya outbond…atau juga antar bagian di lingkungan kami juga mempunyai pertemuan sendiri misalnya ada arisan perawat, arisan bidan yang tempatnya keliling ke rumah-rumah karyawan secara bergantian, kegiatan ini merupakan hal positif sehingga kami selalu berupaya untuk andil menjaga kerukunan antar karyawan kami, karena secara tidak langsung jika karyawan saling rukun maka kinerja karyawan dalam pemberian pelayanan juga akan semakin baik” (wawancara hari Rabu, 18 Agustus 2010).
Dari sini dapat dilihat bahwa iklim komunikasi di dalam RSU Kasih
Ibu Surakarta perlu diperhatikan agar dapat menciptakan sebuah organisasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
yang efektif. Iklim komunikasi dapat memberi pedoman bagi keputusan dan
perilaku karyawan. Keputusan-keputusan yang diambil oleh karyawan
untuk melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif, untuk mengikatkan
diri mereka dengan organisasi, untuk bersikap jujur dalam bekerja, untuk
meraih kesempatan dalam pekerjaannya secara bersemangat, untuk
mendukung para rekan lainnya, untuk melaksanakan tugas secara kreatif,
dan untuk menawarkan gagasan-gagasan inovatif bagi penyempurnaan
organisasi dan operasinya, semua ini dipengaruhi oleh iklim komunikasi.
Hal tersebut diperkuat oleh Manajer Human Resources Departement
RSU Kasih Ibu Surakarta Dr. Ari Dartoko (35 tahun) dalam kesempatan
wawancaranya kepada peneliti mengatakan bahwa :
“Kinerja yang baik menjadi tujuan utama bagi kami dalam pelayanan kesehatan, untuk itu kami selaku HRD berusaha membuat kebijakan untuk meningkatkan kinerja melalui pemberdayaan komunikasi yang baik antar karyawan baik medis maupun non medis, selain itu kami juga membuat kebijakan mempertemukan karyawan agar bisa saling sharing, atau mengungkapkan pendapat satu sama lain demi kemajuan bersama” (wawancara, Selasa, 22 Juni 2010). Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa iklim komunikasi
organisasi pentingnya peran iklim komunikasi organisasi bagi RSU Kasih
Ibu Surakarta. Dalam kesempatan wawancaranya juga Manajer HRD RSU
Kasih Ibu Surakarta juga menyatakan ada tiga hal yang menjadi kebijakan
rumah sakit dalam rangka meningkatkan iklim komunikasi organisasinya
yaitu :
“Selama ini kami membuat tiga kebijakan utama dalam rangka menciptakan iklim komunikasi organisasi di rumah sakit, antara lain yaitu mengadakan kegiatan yang berupa briefing di mana kami lakukan sebulan sekali untuk menyalurkan aspirasi karyawan, yang kedua adalah Rapat Bimbingan Teknis atau yang biasa kami sebut RBT yang juga kami lakukan sebulan sekali, selain itu kami juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
berusaha meningkatkan partisipasi karyawan dan kerjasama antar karyawan demi peningkatan kinerja pelayanan kesehatan kami (wawancara, Selasa, 22 Juni 2010).
Segala kegiatan karyawan di RSU Kasih Ibu Surakarta mempunyai
tujuan untuk meningkatkan kinerja karyawan. Kegiatan yang rutin dilakukan
oleh karyawan antara lain adalah briefing dan Rapat Bimbingan Teknis
(RBT).
Kegiatan briefing dilakukan setiap sebulan sekali untuk menyalurkan
aspirasi antara atasan dengan bawahan dan hal ini secara tidak langsung
bawahan memberikan dukungan atas semua keputusan yang diberikan oleh
atasan demi kelancaran dan peningkatan kinerja karyawan yang lebih
optimal. Rapat Bimbingan Teknis sering disebut RBT dilakukan setiap bulan
sekali sesuai dengan tanggal yang ditentukan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Tri Sundari selaku Kasi Rawat
Jalan RSU Kasih Ibu Surakarta dalam kesempatan wawancaranya
mengatakan :
“Apa mbak.. briefieng oh ya ada... kami lakukan sebulan sekali, tetapi jika ada sesuatu yang penting kami juga melakukan briefing di mana briefing yang dilakukan tersebut hanya antar bagian, jadi tidak semua karyawan di briefing tetapi masing-masing bagian melalui kepala seksinya menetapkan briefing, misalnya kai di rawat jalan maka kami melakukan briefing dengan karyawan rawat jalan dan lain sebagainya. (wawancara, 22 Juni 2010).
Selain pelaksanaan briefing juga dilakukan Rapat Bimbingan Teknis
yang juga dilakukan setiap bulan sekali dengan tanggal yang telah ditentukan
oleh masing-masing bagian. Hal ini terbukti dari pernyataan Kasi Keamanan
dalam kesempatan wawancaranya mengenai Rapat Bimbingan Teknis yang
dilakukan oleh karyawan RSU PKU Kasih Ibu Surakarta :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
“Rapat Bimbingan Teknis kami lakukan sebulan sekali tetapi tidak menutup kemungkinan jika ada yang mendesak kami langsung melakukan koordinasi, hal ini kami lakukan apabila ada karyawan yang tidak bekerja dengan baik maka kami juga mengarahkan/menegur Satpam untuk mempelajari SOP/Protap, dan diharap intropeksi dan harus bekerja lebih baik (wawancara, Selasa 22 Juni 2010).
Kegiatan Rapat Bimbingan Teknis yang dilakukan oleh karyawan
memang mempunyai tujuan tertentu salah satunya adalah untuk menanggapi
komplain atau keluhan yang dilakukan oleh pasien ataupun keluarga pasien.
Keberadaan Rapat Bimbingan Teknis ini juga Hal ini dibenarkan oleh
karyawan keamanan RSU Kasih Ibu Surakarta. Hal ini diketahui saat
wawancara dengan karyawan keamanan Sutrisno (52 tahun) dan Joko
Tristiwanto (50 tahun). Dalam kesempatan wawancaranya Sutrisno
menyatakan pendapatnya :
“Ya benar mbak… Rapat Bimbingan Teknis dilakukan sebulan sekali… kami selaku anggota keamanan wajib hadir dalam acara tersebut guna silaturahmi antar anggota dan juga menunggu instruksi dari kepala keamanan” (wawancara hari Rabu, 18 Agustus 2010).
Sementara itu dalam wawancaranya dengan Joko Tristiwanto diketahui
bahwa :
“Itu rapat rutin biasa kok mbak.. Cuma penting bagi kami untuk melakukan evaluasi tugas dan penyusunan jadwal kerja itu aja…tetapi kalo ada kejadian penting baru kami juga rapat dadakan” (wawancara hari Rabu, 18 Agustus 2010) Di tiap-tiap bagian dalam rangka peningkatan kinerja membuat
kebijakan-kebijakan melalui kepala seksinya, begitu juga di bagian marketing
bahwa dalam rangka peningkatan kinerja karyawan maka perlu melakukan
konsolidasi antar karyawan di bagian yang sama. Hal ini terbukti dari hasil
wawancara dengan David Pangaribuan (26 tahun) selaku karyawan bagian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
marketing yang menyatakan pendapatnya mengenai pertemuan antar bagian di
RSU Kasih Ibu Surakarta :
“Kami sering kumpul dengan teman-teman selepas pulang kerja ataupun setelah tugas keluar untuk mengurus sesuatu, walaupun tidak secara resmi pertemuan itu tetapi kami dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang baik dalam rangka membantu kinerja khususnya di bagian kami” (wawancara hari Rabu, 18 Agustus 2010). Adanya pertemuan yang dilakukan oleh karyawan di tiap bagian tersebut
untuk meminimalisasi terjadinya kesalahan pada saat karyawan bertugas,
karena pasien perlu diberikan pelayanan dengan baik sehingga mereka merasa
puas dengan pelayanan rumah sakit dan bisa segera sembuh.
Sebagai sebuah institusi jasa pelayanan maka akan timbul pro dan kontra
bagi penggunanya. Ada yang merasa puas dan ada yang merasa tidak puas.
Pernyataan dari Kasi HRD dalam kesempatan wawancaranya mengenai
kinerja karyawan sudah bekerja dengan maksimal dan sesuai dengan prosedur
akan tetapi penilaian pasien pelayanan masih kurang memuaskan, di mana :
Jika ada pasien yang merasa pelayananya masih kurang memuaskan maka kami meminta semua bagian untuk melakukan Rapat Bimbingan Teknis untuk mempelajari masalah / kasus pasien yang masih belum memuaskan, kita diskusikan dengan karyawan untuk tetap bekerja konsisten. (wawancara, Senin 21 Juni 2010). Sementara itu hasil wawancara dengan perawat Mulani, AMK mengenai
adanya pasien ataupun keluarga pasien yang merasa tidak puas dengan
pelayanan yang diberikan menyatakan pendapatnya :
“Saya kira itu biasa mbak…ada yang puas ada yang merasa tidak dilayani…yang penting kami udah bertugas dengan baik itu aja… penilaian kan dari mereka…tapi kami yang sudah berusaha” (wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010). Hal yang sama juga diungkapkan oleh Aryadi AMK salah seorang
perawat, dalam kesempatan wawancaranya menyatakan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
“Kalo masalah puas dan tidak puas pasti selalu ada…yang penting kerja udah maksimal…gitu aja mbak” (wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010).
Hal yang sama juga dinyatakan oleh Humas RSU Kasih Ibu Surakarta,
mengenai adanya komplain dari pasien ataupun keluarga pasien dalam
pelayanan rumah sakit.
“Ya biasanya kami yang terkena komplain dari pasien mbak... kami kan di bagian sekretariat yang menjadi humas di rumah sakit ini dan kami berada di depan sehingga jika ada pasien yang tidak puas kami terkadang yang menjadi sasaran.. oleh karena itu kami perlu meningkatkan kerjasama yang baik dari semua pihak, sehingga peningkatan pelayanan bisa terus berjalan kearah yang optimal (wawancara, Selasa 22 Juni 2010). Pelayanan kepada pasien dan keluarga pasien tidak hanya diberikan oleh
karyawan medis saja, tetapi juga menjadi tanggung jawab pada bagian yang
lain yaitu di kasir. Dalam hubungannya antara pelayanan dan pertemuan
ataupun kegiatan yang dilakukan oleh segenap karyawan di RSU Kasih Ibu
Surakarta, maka hasil wawancara dengan karyawan bagian kasir yaitu Sri
Nuryati S.E (45 tahun) menyatakan pendapatnya :
“Kami juga berhubungan langsung dengan pasien, saya kira masalah ketidakpuasan pada pasien di bagian kami hanya pada kekurangpahaman mereka tentang administrasi yang kami tentukan aja misalnya dalam pembayaran yang memakai PKMS dan yang tidak memakai kadang-kadang masih ada yang bingung dan keliatannya seperti marah” (wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010). Sementara itu wawancara dengan Sri Heruwati (50 tahun) yang juga
salah seorang kasir, dalam wawancaranya menyatakan :
“saya jarang menerima komplain secara langsung dari pasien dan keluarganya, tapi banyak yang bertanya apakah bisa nitip pembayaran, bagaimana ngurus PKMS saya kira itu-itu saja” (wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010). Berdasarkan hal tersebut maka iklim komunikasi organisasi yang
diterapkan oleh RSU Kasih Ibu Surakarta adalah berusaha untuk meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
kinerja karyawannya melalui kebijakan untuk mengadakan briefing maupun
Rapat Bimbingan Teknis. Adanya briefing ataupun Rapat Bimbingan Teknis di
tiap-tiap bagian di rumah sakit tersebut untuk meminimalisasi terjadinya
komplain dari pasien ataupun keluarganya sekaligus sebagai sebuah institusi
jasa maka kepuasan pasien menjadi prioritas utama bagi rumah sakit sehingga
ke depannya pelayanan yang diberikan akan menjadi lebih baik.
Partisipasi karyawan merupakan indikator utama pembentuk iklim
komunikasi, oleh karena itu perlu ditingkatkan partisipasi karyawan dalam
upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan. Hal ini sesuai dengan hasil
wawancara dengan Dra. Tarini selaku Kasi HRD dalam kesempatan
wawancaranya :
“ya kami memang mencoba untuk meningkatkan partisipasi karyawan agar karyawan merasa diorangkan di rumah sakit ini... adanya partisipasi karyawan akan berimbas pada kinerja mereka karena karyawan merasa senang dapat berpartisipasi di dalam peningkatan pelayanan yang kami lakukan, untuk itulah partisipasi menjadi kunci utama bagi HRD yang diamanatkan ke tiap bagian di instansi rumah sakit ini agar setiap Kasi yang ada perlu memberdayakan partisipasi karyawan di tiap bagiannya”(wawancara, Senin, 21 Juni 2010).
Keberadaan partisipasi karyawan akan membuat karyawan tersebut
merasa dihargai keberadaannya. Hal ini dibenarkan oleh Kusyati A.md selaku
karyawan bagian HRD, dalam kesempatan wawancaranya menyatakan
pendapatnya mengenai partisipasi karyawan yaitu :
“Keputusan yang diambil di bagian kami merupakan buah kerjasama antara kami di bagian HRD, maksudnya adalah kebijakan dari atasan kami akan kami upayakan tetapi kami juga dapat memberikan masukan mengenai pelaksanaanya apabila menyimpang dari kebijakan yang telah ditetapkan”. (wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010).
Sementara itu karyawan bagian HRD mengutarakan pendapatnya
mengenai partisipasi karyawan khususnya di bagian HRD yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
“Ya kami diberi kebebasan berpartisipasi asalkan itu demi kemajuan rumah sakit secara keseluruhan” (wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010).
Terwujudnya mutu pelayanan rumah sakit yang terus meningkat secara
berkelanjutan yang didukung kebijakan pimpinan rumah sakit dan memuaskan
pasien ataupun pengguna jasa rumah sakit. Partisipasi merupakan wawasan
organisasi dan dalam pengembangannya agar selalu sesuai dengan kebijakan
dan kebutuhan pengguna jasa karena itu selalu dapat dipertimbangkan inisiatif
atau referensi baru yang memperbaiki wawasan tersebut.
Hal ini juga sesuai dengan pernyataan karyawan bagian kasir yaitu Sri
Heruwati, di mana dalam kesempatan wawancaranya menyatakan :
“Partisipasi kami wujudkan dengan bekerja, itu aja….kalo pengambilan keputusan ada di pimpinan kami…kami berupaya untuk mematuhinya”(wawancara, Selasa, 22 Juni 2010). Sementara itu Sri Nuryati S.E yang juga salah seorang karyawan di
bagian kasir menyatakan pendapatnya mengenai partisipasi di dalam
pengambilan keputusan bersama di RSU Kasih Ibu Surakarta, di mana dalam
kesempatan wawancaranya :
“Partisipasi bagi saya adalah kerjasama tim khususnya di bagian kasir, karena dengan kerjasama tim maka segala masalah dapat diatasi bersama menyangkut masalah pengurusan keuangan” (Wawancara, Rabu 18 Agustus 2010).
Salah satu faktor yang dapat mendukung hubungan kerjasama tersebut
adalah komunikasi, adanya komunikasi antara sumberdaya manusia dalam
organisasi akan membentuk iklim komunikasi organisasi. Suasana komunikasi
yang kondusif di RSU Kasih Ibu Surakarta akan mampu mendorong
tumbuhnya partisipasi karyawan adanya partisipasi karyawan akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
meningkatkan kinerja positif yang memuaskan dan timbul kesediaan untuk
mengusahakan tingkat kinerja yang tinggi bagi kepentingan rumah sakit.
Kasi Keamanan Shidik Raba Shadikin A.md (40 tahun) dalam
kesempatan wawancaranya juga menyatakan pendapatnya bahwa :
Kami selaku tim keamanan secara pribadi memang menyatakan bahwa kejasama antar anggota kami terjalin baik hanya saja komunikasi kami memang kurang karena saya langsung yang mengambil keputusan di bagian kami tanpa koordinasi, akan tetapi setelah adanya masukan dari bagian HRD mengenai pentingnya partisipasi karyawan dan kami mencobanya di mana sekarang anggota kami bisa memberikan masukan-masukan yang dapat membantu saya di dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan keamanan rumah sakit. (wawancara, Selasa 22 Juni 2010). Kepala Seksi seksi harus mampu mengikut sertakan karyawan, agar
memahami secara jelas apa visi dan misi rumah sakit. Hal ini sangat perlu,
agar karyawan dapat memahami apa tujuan dari rumah sakit tersebut maka
karyawan akan merasa diikut sertakan dalam mencapai tujuan perusahaan, dan
hasil akhirnya karyawan juga akan ikut menikmati. Dengan menyadari hal
tersebut, karyawan akan lebih mudah memahami serta menyadari bahwa
rumah sakit harus tumbuh dan berkembang, agar dapat bersaing dengan
kompetitornya selaku industri pelayanan jasa.
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Sutrisno selaku keamanan RSU
Kasih Ibu Surakarta dalam kesempatan wawancaranya mengatakan bahwa :
“Partisipasi kami adalah menjaga keamanan rumah sakit pada intinya tetapi kepala keamanan kami juga meminta saya untuk mengutarakan pendapatnya guna meningkatkan standarisasi keamanan kami, saya senang diajak ngobrol hal tersebut karena berarti saya menjadi bagian rumah sakit ini” (Wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010). Sementara itu Joko Tristiwanto dalam kesempatan wawancaranya
mengenai partisipasi di bidang keamanan menyatakan pendapatnya bahwa :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
“Kepala keamanan kami meminta kami selalu berkoordinasi antara satu dengan yang lain.. kami juga dimintai pendapatnya dalam menangani masalah yang terjadi” (Wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010).
Berdasarkan hal tersebut maka peran kepala seksi atau kepala bagian di
RSU Kasih Ibu sangat penting, untuk duduk bersama dengan karyawan, dan
menjelaskan mengapa perlu dilakukan langkah-langkah dalam pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab rumah sakit.
Salah satu keberhasilan sebuah instansi dalam hal ini RSU Kasih Ibu
Surakarta ditentukan oleh keberadaan karyawan yang berdedikasi tinggi untuk
kemajuan dan prestasi rumah sakit. Keberadaan karyawan yang demikian
bukanlah sekedar merupakan aset produksi, melainkan juga menjadi kunci
strategi membangun daya saing rumah sakit. Suatu rumah sakit dapat
mencetak karyawan yang berdedikasi tinggi apabila mampu menciptakan Rule
Of The Game di dalam membangun kinerja karyawan.
Salah satunya adalah kerjasama antar karyawan dalam rangka
meningkatkan kinerja karyawan. Kerjasama antar karyawan mempunyai dua
tujuan yaitu menciptakan komunikasi antar karyawan dan meningkatkan
hubungan antar karyawan. Hal ini diungkapkan oleh Manajer HRD RSU Kasih
Ibu Surakarta dalam kesempatan wawancaranya :
“Kerjasama antar karyawan yang kami maksud bertujuan untuk meningkatkan komunikasi antar karyawan sekaligus menciptakan hubungan kerja yang baik antar karyawan, sehingga karyawan lebih mengenal satu sama lain dan bekerjasama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat (wawancara, Senin 21 Juni 2010).
Hal senada juga diungkapkan oleh David Pangaribuan selaku Pemasaran atau
Marketing Rumah Sakit :
Kerjasama itu penting, kami bekerjasama dengan bagin humas sekaligus bekerja dengan bagian lain untuk memasarkan rumah sakit...sekaligus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
melakukan koordinasi untuk melakukan program-program tertentu agar rumah sakit menjadi lebih terkenal..misalnya ada program pelayanan kesehatan yang baru..maka kami selaku marketing akan membuat berbagai spanduk leaflet dan lain sebagainya agar pelayanan tersebut dapat diketahui oleh masyarakat. (wawancara, Selasa 22 Juni 2010).
Karyawan bagian kasir juga menyatakan pendapatnya mengenai pentingnya
kerjasama antar karyawan dalam menunjang kinerja rumah sakit. Dalam
kesempatan wawancaranya menyatakan bahwa :
Saya dan rekan-rekan bekerja sama mbak...kami membantu rekan yang lain tetapi dalam satu bagian...karena jelas kami tidak tahu masalah medis (wawancara Selasa, 22 Juni 2010)
Dalam kerjasama tim, semua tergantung pada bagaimana bersinerginya
kemampuan dan keahlian anggotanya dalam mencapai tujuan bersama. Ini
menunjukkan bahwa dalam sebuah tim, harus ada keinginan untuk berbagi
kemampuan, ide, dan pekerjaan di antara anggotanya. Hal ini sesuai dengan
pernyataan dari Aryadi AMK, salah seorang perawat yang menyatakan
pendapatnya bahwa :
“kami kan kerja shift mbak ….sama teman-teman jadi tidak langsungpun kami jelas sudah bekerja sama antara satu dengan yang lain…dan saya kira itu jauh lebih baik daripada harus sendirian (wawancara, Rabu 18 Agustus 2010). Sementara itu Mulani, AMK yang juga salah seorang perawat menyatakan
pendapatnya mengenai kerjasama tim sebagai berikut :
“Ya pasti kami bekerja sama…tidak mungkin menangani pasien seorang diri mbak… walaupun kadang kami juga datang ke kamar pasien sendiri tetapi pada saat tertentu saya datang sama teman satu shift untuk mengontrol keadaan pasien” (wawancara, Rabu 18 Agustus 2010). Demikian juga pernyataan dari Sodik Raba Sadikin, A.Md, selaku Kasi
Keamanan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
“Wah sangat perlu itu mbak.. kerjasama tim di sini memang saya tekankan.....karena antar anggota jika tidak ada kerjasama maka kami tidak dapat mengatasi masalah-masalah yang mungkin terjadi” (wawancara, selasa, 22 Juni 2010). Kerjasama tim tersebut menyatukan berbagai individu-individu atau
karyawan yang saling bekerja sama dan memiliki saling ketergantungan satu
sama lain untuk mencapai tujuan. Kerja sama dan saling ketergantungan
menyiratkan bahwa individu-individu dalam tim boleh memiliki keahlian dan
kemampuan secara individu, tetapi pada akhirnya kemampuan dan keahlian itu
memberi sumbangan kepada hasil kelompok. Melalui kerjasama dapat
dilakukan saling berbagi pengetahuan serta ketrampilan dan dengan itu sebuah
tim mampu menyelesaikan tugas secara efektif, ketimbang dilakukan oleh
seorang individu.
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Sutrisno mengenai pentingnya
kerjasama tim dalam bertugas :
“Wah penting sekali mbak.. dengan bekerja sama kami dapat memantau rumah sakit ini secara keseluruhan kan jelas tidak mungkin kami memantau keamanan di rumah sakit yang sebesar ini sendirian” (wawancara, Rabu 18 Agustus 2010).
Sementara itu Joko Tristiwanto juga mengutarakan hal yang tidak jauh
berbeda mengenai pentingnya kerjasama tim, dalam wawancaranya
menyatakan bahwa :
“ya jelas ada kerjasama antara saya dan teman-teman mbak…untuk mengurusi masalah keamanan jelas membutuhkan bantuan dan kerjasama kami” (wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010).
Salah satu bentuk kerjasama tim adalah dalam pengambilan keputusan
kelompok adalah dengan melibatkan anggota dalam pengambilan keputusan.
Hal ini juga berlaku di bagian marketing. Dalam kesempatan wawancaranya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
David Pangaribuan salah seorang karyawan marketing menyatakan
pendapatnya bahwa :
“di bagian kami khususnya di bagian marketing kami jelas bekerjasama baik dalam rangka mempromosikan keberadaan rumah sakit ataupun juga bertugas untuk untuk pengadaan bahan bagi rumah sakit” (wawancara, Rabu 18 Agustus 2010).
Kerjasama tim pada dasarnya adalah meningkatkan keterlibatan
karyawan di dalam pembuatan keputusan tergantung pada kondisi-kondisi
tertentu. Dengan kata lain, jika kerjasama tim berjalan dengan baik maka
kinerja karyawan akan menjadi baik akan tetapi jika kerjasama tim tersebut
tidak ada maka kinerja karyawan akan menjadi kurang optimal
Sementara itu Sri Nuryati, SE mengutarakan pendapatnya mengenai
adanya partisipasi karyawan di bagiannya yaitu sebagai berikut :
“Untuk di bagian kami di kasir ini, maka partisipasi bagi karyawan kami adalah pelaksanaan tugas yang teliti dan tanggung jawab, kami membuka partisipasi asal tidak menyalahi aturan yang berlaku di bagian saya, karena bagian kami rumit, salah keuangan kan bisa fatal to mbak”(wawancara, Selasa, 22 Juni 2010).
Berdasarkan hal tersebut maka jenis iklim komunikasi organisasi di bagian
Umum juga bersifat terbuka, karena di bagian tersebut mementingkan kinerja
secara tim, memberikan kebebasan adanya partisipasi kerja karyawan serta
menciptakan kerjasama tim yang baik dalam memberikan pelayanan kesehatan
pada masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
BAB IV
ANALISIS DATA
Pada penelitian kualitatif, proses analisis data dilakukan sejak awal
bersamaan dengan proses pengumpulan data. Komponen utama proses analisis
data adalah reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan serta verifikasinya.
Data yang direduksi sudah peneliti jabarkan pada Bab III Penyajian data.
Selanjutnya data perlu diverifikasi agar benar-benar bisa dipertanggungjawabkan.
Pada bab IV inilah peneliti akan melakukan pengecekan silang data yang sudah
diperoleh dengan teori iklim komunikasi organisasi dan kinerja yang ada, yang
berkaitan dengan berbagai kegiatan iklim komuniksi di RSU Kasih Ibu Surakarta.
A. Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja Karyawan Bagian Medis dan
Keperawatan
Hasil wawancara di bagian Medis dan Keperawatan mengenai iklim
komunikasi organisasi diketahui bahwa komunikasi yang dilakukan di bagian
tersebut adalah bersifat terbuka, hal ini diketahui dari adanya berbagai
kegiatan yang dilakukan oleh bagian Medis dan Keperawatan antara lain
adanya kegiatan briefing tiap bulan sekali, memberikan kesempatan partisipasi
pada karyawan serta membentuk kerjasama tim yang baik di kalangan
karyawan.
Adanya kegiatan-kegiatan briefing, partisipasi karyawan dan kerjasama
tim maka mampu meningkatkan kinerja karyawan hal ini dibuktikan bahwa
karyawan datang saat briefing, adanya masukan-masukan dari karyawan saat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
briefing dan tercipta kerjasama tim yang baik di kalangan karyawan dalam
melayani pasien.
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Pace, Wayne and Faules Don,
(2002 :155). bahwa tujuan komunikasi dalam organisasi adalah untuk
membentuk saling pengertian (mutual understanding) sehingga terjadi
kesetaraan kerangka referensi (frame of references) dan kesamaan pengalaman
(field of experience) diantara anggota organisasi.
Kegiatan briefing bagian Medis dan Keperawatan dilakukan setiap
sebulan sekali untuk menyalurkan aspirasi antara atasan dengan bawahan dan
hal ini secara tidak langsung bawahan memberikan dukungan atas semua
keputusan yang diberikan oleh atasan demi kelancaran dan peningkatan
kinerja karyawan yang lebih optimal.
Adanya dua kegiatan di RSU Kasih Ibu tersebut telah sesuai dengan
fungsi iklim organisasi. Sendjaja (1994 : 55-56) menyatakan fungsi
komunikasi dalam organisasi 1) Fungsi informatif. RS Kasih Ibu dapat
dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, dengan
adanya kegiatan briefing maka seluruh karyawan bagian Medis dan
Keperawatan rumah sakit dapat memperoleh informasi yang lebih akurat,
lebih baik dan tepat waktu dengan informasi tersebut maka setiap karyawan
dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. 2) Fungsi regulatif.
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu
organisasi, di mana dengan adanya kegiatan briefing tersebut maka pihak
manajemen memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi
yang disampaikan di mana melalui kepala seksi masing-masing bagian dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan
sedangkan berkaitan dengan pesan, maka karyawan RSU Kasih Ibu Surakarta
membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak
boleh untuk dilaksanakan. 3) Fungsi persuasif, bahwa dengan adanya kegiatan
briefing tersebut dapat mendelegasikan tugas dan tanggung jawab kepada
masing-masing bagian dengan baik sedangkan 4) Fungsi integratif dengan
adanya kegiatan tersebut maka pihak rumah sakit telah menyediakan saluran
komunikasi yang tepat bagi karyawannya.
Menurut hasil wawancara dengan seluruh informan dapat dijabarkan
bahwa kegiatan briefing bertujuan untuk melakukan koordinasi dalam rangka
meningkatkan pelayanan dan dalam rangka untuk melayani pasien.
Berdasarkan hal tersebut maka iklim komunikasi organisasi dalam rangka
meningkatkan kinerja karyawan di bagian Medis dan Keperawatan sudah
berjalan dengan baik.
Tugas dan tanggung jawab setiap individu di RSU Kasih Ibu Surakarta
untuk mengimplementasikan kerjasama ke dalam suatu wujud nyata
pelaksanaan kerja harian. Namun untuk tercapainya hal ini perlu adanya
komitmen bersama dan persamaan persepsi tentang arti dan makna teamwork
baik dikalangan karyawan maupun level manajemen. Hal ini diperlukan agar
terjalin kesamaan tujuan dalam pelaksanaanya sehingga tidak terjadi
kesimpangsiuran dan kesalahpahaman dikemudian hari.
Iklim komunikasi yang penuh rasa persaudaraan mendorong para
anggota organisasi untuk berkomunikasi sercara terbuka, rileks, ramah dengan
anggota yang lain. Sedangkan iklim komunikasi yang negatif menjadikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa
persaudaraan. (Arni, 2004: 84) Jadi, iklim komunikasi memainkan peranan
sentral dalam mendorong anggota organisasi untuk mencurahkan usaha
kepada pekerjaan mereka dalam organisasi. (Pace dan Faules, 2002: 155)
B. Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja Karyawan Bagian Penunjang
Medis
Manajemen RSU Kasih Ibu Surakarta berusaha untuk meningkatkan
kinerja karyawannya dengan adanya kebijakan untuk mengadakan pertemuan
dalam pemberian pelayanan pada pasien ataupun keluarga pasien. Bagian
penunjang medis terdiri dari bagian diagnostik dan terapi, instalasi farmasi dan
bagian gizi.
Keterbukaan komunikasi antara pimpinan dengan karyawan di bagian
Penunjang Medis dilakukan dengan meningkatkan kebiasaan pimpinan
berkomunikasi langsung dengan karyawan karena dengan semakin seringnya
berkomunikasi diharapkan akan timbul kedekatan emosi dan menghilangkan
jarak antara kepala seksi dengan karyawan, sedangkan untuk mengembangkan
komunikasi sesama karyawan dapat dilakukan dengan mengadakan pertemuan
rutin sesama karyawan. Pemenuhan informasi bagi karyawan dalam bekerja
dapat dilakukan dengan mengadakan rapat atau pertemuan sebulan sekali
ataupun pada saat khusus tertentu guna membahas program kerja yang akan
dilaksanakan.
Sistem komunikasi yang dilakukan di bagian Penunjang Medis bersifat
terbuka di bagian masing-masing, misalnya komunikasi terbuka di bagian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
instalasi farmasi bersifat terbuka di bagian instalasi farmasi saja, sedangkan
dengan bagian lain bersifat tertutup artinya apabila berhubungan dengan
masalah pekerjaan maka komunikasi vertikal antar bagian melalui kepala seksi
di masing-masing bagian ataupun antara karyawan bagian lain dengan kepala
seksi bagian lain.
Bagian Penunjang Medis RSU Kasih Ibu Surakarta juga membuka
partisipasi karyawan dan menciptakan kerjasama tim antar karyawan di
masing-masing bagian dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan tersebut.
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Redding bahwa iklim komunikasi
organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk
menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut
mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasan dalam mengambil
resiko; mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab dalam
mengerjakan tugas-tugas mereka dan menyediakan informasi yang terbuka
dan cukup tentang organisasi; mendengarkan dengan penuh perhatian serta
memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari anggota
organisasi; secara aktif memberi penyuluhan kepada pra anggota organisasi
sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi
keputusan-keputusan dalam organisasi; dan menaruh perhatian pada pekerjaan
yang bermutu tinggi dan memberi tantangan. (Pace dan Faules, 2002: 148)
Karyawan merupakan faktor penting dalam organisasi, karena hal ini
terkait dengan kinerja sebuah organisasi. Sebagai lembaga pelayanan
kesehatan, tidak terlepas dari profesionalisme pegawai dalam menjalankan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
tugasnya. Dengan pegawai yang tingkat profesionalismenya masih rendah
maka akan mempengaruhi kualitas pelayanan yang akan diberikan.
Peran karyawan pada suatu perusahaan sangat penting, dan hal tersebut
merupakan sesuatu yang tidak dapat dipungkiri. Apabila kinerja para
karyawan pada suatu perusahaan tidak maksimal, maka hasil yang akan
dicapai oleh perusahaan tersebut pun tidak akan maksimal pula. Di tempat
lain, iklim di dalam sebuah organisasi juga sangatlah penting karena secara
tidak langsung iklim komunikasi organisasi dapat mempengaruhi cara hidup
orang-orang di dalam sebuah organisasi. Oleh sebab itu, keberhasilan suatu
organisasi dalam membangun iklim komunikasi organisasi yang kondusif,
sangatlah vital dalam meningkatkan kinerja para karyawan.
Pelaksanaan kerjasama tim di bagian Penunjang Medis beragam sesuai
dengan bagiannya masing-masing, misalnya di bagian gizi maka karyawan
bekerjasama dalam menyusun menu baik bagi pasien maupun bagi karyawan
itu sendiri, di mana di dalam penyusunan menu ini juga dibahas pada saat
pertemuan bulanan karyawan, dari hal tersebut jelas bahwa antara keberadaan
pertemuan antar karyawan, partisipasi dan kerjasama tim saling berkaitan erat
di bagian penunjang medis, hal ini apabila salah satu komponen tersebut tidak
berjalan dengan baik maka kinerja karyawan akan mengalami penurunan,
dimana apabila antar karyawan melakukan pertemuan dan partisipasi tetapi
tidak ada kerjasamanya maka hal tersebut akan sia-sia.
Hal ini sesuai dengan Pace dan Faules (2002 : 148) yang menyatakan
bahwa untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi
tersebut mempercayai karyawan dan memberi mereka kebebasan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
mengambil resiko; mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab
dalam mengerjakan tugas-tugas mereka dan menyediakan informasi yang
terbuka dan cukup tentang organisasi; mendengarkan dengan penuh perhatian
serta memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari
anggota organisasi; secara aktif memberi penyuluhan kepada pra anggota
organisasi sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting
bagi keputusan-keputusan dalam organisasi; dan menaruh perhatian pada
pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan. Iklim komunikasi di
dalam sebuah organisasi itu penting karena secara tidak langsung iklim
komunikasi organisasi dapat mempengaruhi cara hidup orang-orang di dalam
sebuah organisasi: kepada siapa orang-orang berbicara, siapa saja yang
disukai, bagaimana perasaan masing-masing orang, bagaimana kegiatan kerja
berlangsung dan bagaimana perkembangan orang-orang di dalam organisasi.
C. Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja Karyawan Bagian Umum
Bagian umum terdiri dari bagian sarana dan rumah tangga, bagian HRD
serta bagian pemasaran dan humas. Hasil wawancara dengan karyawan
diketahui bahwa pada dasarnya kinerja karyawan di RSU Kasih Ibu sudah
cukup baik, hal ini terbukti bahwa rumah sakit melalui keberadaan Humasnya
kontinyu di dalam penyebaran angket untuk mengetahui kepuasan pasien dan
hasilnya bahwa pasien cukup puas dengan pelayanan atuapun kinerja dari
rumah sakit.
Segala kegiatan karyawan di RSU Kasih Ibu Surakarta mempunyai
tujuan untuk meningkatkan kinerja karyawan. Kegiatan yang rutin dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
oleh karyawan di bagian Umum adalah pelaksanaan Rapat Bimbingan Teknis
(RBT). Kegiatan Rapat Bimbingan Teknis (RBT) dilakukan setiap sebulan
sekali untuk menyalurkan aspirasi antara atasan dengan bawahan dan hal ini
secara tidak langsung bawahan memberikan dukungan atas semua keputusan
yang diberikan oleh atasan demi kelancaran dan peningkatan kinerja karyawan
yang lebih optimal. Rapat Bimbingan Teknis sering disebut RBT dilakukan
setiap bulan sekali sesuai dengan tanggal yang ditentukan.
Hal ini sesuai dengan Davis and Newstrom (2004: 44) yang
menyatakan bahwa tingkat kinerja karyawan dalam perusahaan dapat
bersumber dari berbagai hal seperti upah atau gaji karyawan yang dianggap
penting sebagai faktor utama, tidak hanya gaji saja yang dibutuhkan oleh
karyawan tetapi faktor untuk memperoleh rasa aman, hubungan yang baik
antara atasan dan bawahan, dan dukungan untuk memenuhi harapan dan hal
ini sering sekali disebut dengan iklim organisasi.
Selain adanya kegiatan RBT tersebut, bagian umum juga menekankan
adanya partisipasi dan kerjasama tim antar bagian, hal ini dikarenakan
partisipasi karyawan merupakan indikator utama pembentuk iklim
komunikasi, oleh karena itu perlu ditingkatkan partisipasi karyawan dalam
upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan. Ada dua bentuk partisipasi
karyawan yang diterapkan oleh RSU Kasih Ibu Surakarta yaitu partisipasi
terkait dengan pekerjaan dan partisipasi terkait dengan pengembangan.
Hal ini dapat diketahui dari hasil wawancara dengan responden yang
menyatakan bahwa partisipasi dari karyawan akan mampu meningkatkan
pelaksanaan kerja atau kinerja dari karyawan selain itu adanya partisipasi dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
karyawan maka karyawan merasa diperhatikan dan karyawan akan mampu
mengembangkan dirinya dengan adanya partisipasi yang diberikan oleh pihak
RSU Kasih Ibu Surakarta.
Upaya peningkatan partisipasi karyawan terkait dengan pekerjaan dapat
dilakukan dengan memberikan keleluasaan dalam menentukan cara kerja,
mengatur pembagian tugas di unit kerja, memperbaiki suasana kerja dan
karyawan diberikan kesempatan untuk mengatasi permasalahan dalam bekerja
dan perubahan–perubahan dalam organisasi di unit–unit kerja masing–masing
karyawan. Peningkatan partisipasi karyawan terkait dengan pengembangan
dapat dilakukan dengan meningkatkan keterlibatan karyawan dalam
menentukan keputusan mengenai pelatihan karyawan, aturan–aturan mengenai
rekruitmen dan tata tertib pekerjaan.
Hal tersebut sesuai dengan pernyatan Arni Muhammad (2005 : 65) yang
menyatakan bahwa bidang komunikasi organisasi terdiri dari hubungan
manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau
komunikasi dari atasan ke bawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari
bawahan ke atasan, komunikasi harizontal atau komunikasi dari orang-orang
yang sama level atau tingakatannya dalam organisasi, ketrampilan dan
berbicara, mendengarkan menulis dan komunikasi evaluasi progam.
Hal tersebut juga sesuai dengan dimensi-dimensi iklim komunikasi
organisasi menurut Pace dan Faules (2002 : 159-160) yaitu kepercayaan dan
pengambilan keputusan bersama. Karyawan di semua bagian RSU Kasih Ibu
Surakarta harus berusaha keras untuk mengembangkan dan mempertahankan
hubungan yang di dalamnya terdapat kepercayaan, keyakinan dan kredibilitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
yang didukung oleh pernyataan dan tindakan. Pihak manajemen ataupun
kepala seksi masing-masing bagian juga dituntut untuk percaya atau
membentuk kepercayaan antar karyawannya sehingga adanya kepercayaan
akan mengarahkan kepada komunikasi yang terbuka yang akan mempermudah
adanya persetujuan yang diperlukan antara bawahan dan atasan.
Salah satu faktor yang dapat mendukung partisipasi karyawan adalah
adanya komunikasi, adanya komunikasi antara sumberdaya manusia dalam
organisasi akan membentuk iklim komunikasi organisasi. Suasana komunikasi
yang kondusif di RSU Kasih Ibu Surakarta akan mampu mendorong
tumbuhnya partisipasi karyawan, adanya partisipasi karyawan akan
meningkatkan kinerja positif yang memuaskan dan timbul kesediaan untuk
mengusahakan tingkat kinerja yang tinggi bagi kepentingan rumah sakit.
Kerjasama atau yang lebih dikenal dengan teamwork merupakan salah
satu core competency yang berlaku di hamper setiap perusahaan. Dengan
posisinya tersebut, dengan demikian teamwork harus dipahami dan disadari
oleh semua lapisan karyawan perusahaan tersebut sebagai suatu keharusan.
Sejauh mana etos kerjasama antar karyawan mampu meningkatkan kinerja
perusahaan, itulah yang menjadi pertanyaan besar yang harus dijawab bukan
hanya oleh pihak manajeman melainkan seluruh lapisan karyawan.
Hasil wawancara dengan keseluruhan responden diketahui bahwa
kerjasama antar karyawan bertujuan untuk meningkatkan komunikasi antar
karyawan sekaligus menciptakan hubungan kerja yang baik antar karyawan,
sehingga karyawan lebih mengenal satu sama lain dan bekerjasama dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Untuk megembangkan pola dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
kerjasama hal tersebut bukanlah hal yang mudah. Hal ini perlu dilakukan di
tiap bagian di RSU Kasih Ibu Surakarta, sampai tercapai suatu pola yang
membudaya secara global di lingkungan RSU Kasih Ibu Surakarta itu sendiri
sehingga diharapkan nantinya pola kerjasama tersebut benar-benar menjadi
budaya yang tidak terkesan dipaksakan dan adanya kerelaan dari setiap unit
untuk melaksanakannya.
Ada beberapa cara yang dilakukan dalam upaya mengembangkan
budaya kerjasama dalam lingkungan kerja agar tercipta kinerja yang baik di
RSU Kasih Ibu Surakarta, diantaranya adalah :
1. Ditanamkan sikap saling membutuhkan di kalangan karyawan.
Sikap saling membutuhkan di lingkungan karyawan bisa menjadi
pemicu berkembangnya budaya kerjasama / teamwork. Hal ini jelas sekali
karena dengan adanya sikap saling membutuhkan maka akan terjadi saling
ketergantungan diantara para karyawan sehingga pola kerjasama akan
mudah untuk diterapkan. Hambatan yang bisa terjadi dalam hal ini adalah
bahwa biasanya ada perasaan ego dari masing masing karyawan sehingga
menghambat proses terjadinya pola kerjasama.
Ego tersebut diantaranya adalah perasaan lebih senior, lebih tua atau
ada beberapa bagian / unit kerja yang merasa lebih penting dari unit kerja
yang lainnya. Untuk mengatasinya diperlukan usaha dari pihak manajemen
untuk mensosialisasikan pentingnya sikap saling membutuhkan dan
perlunya penekanan dari profesionalisme dalam kerja. Bila semangat sikap
saling membutuhkan diantara para karyawan ini terwujud, maka kita telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
memenuhi syarat awal terciptanya budaya dan pola kerjasama dalam
perusahaan.
2. Penilaian berdasarkan hasil yang dicapai oleh team.
Sistem penilaian karyawan yang selama ini berkembang masih
menekankan kepada kualitas karyawan sebagai individu. Kinerja
karyawan akan dinilai baik bila target kerja individunya berhasil. Hal ini
kurang sesuai bila kita hendak menerapkan sikap kerjasama di lingkungan
perusahaan. Untuk itu perlu adanya sedikit perubahan bahwa penilaian
hasil kerja karyawan juga perlu dipengaruhi sejauh mana keberhasilan
team dari karyawan tersebut dalam mencapai target-target yag telah
ditetapkan.
Dengan penekanan pada hal tersebut maka diharapkan adanya
kerjasama dari semua anggota team untuk bekerja lebih baik, tidak hanya
untuk dirinya sendiri melainkan juga untuk teamnya. Dengan demikian
akan tercipta tanggung jawab dari semua anggota team untuk lebih bersatu
dalam mewujudkan target-target kerja yang telah ditetpakan sebelumnya.
Hal ini secara langsung akan berakibat pada peningkatan kinerja dan hasil
yang akan dicapai oleh perusahaan.
3. Pengembangan teamwork oleh manajemen.
Manajemen dalam hal ini pihak Human Resources Department
(HRD) RSU Kasih Ib Surakarta harus jeli dalam mensiasati
berkembangnya budaya kerjasama. Perlu dilakukan usaha-usaha yang
intensif sehingga hasil yang diharapkan akan dapat terwujud dan bukan
hanya menjadi impian. Usaha-usaha yang perlu dilakukan diantaranya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
adalah melakukan sosialisasi tentang pentingnya teamwork dalam
meningkatkan kinerja perusahaan, melakukan training atau seminar secara
berkala dan berkelanjutan tentang semangat teamwork yang ditujukan
kesemua level karyawan (bukan hanya level tertentu), atau melakukan
Reward program, adanya penghargaan secara berkala (tahunan atau
semesteran) untuk memilih ‘The Dreaming Team’ dari seluruh unit kerja
dalam rumah sakit.
4. Gabungan pelatihan teamwork antara beberapa kelompok dari direktorat
yang berbeda.
Program pelatihan kepemimpinan harus diadakan lebih intensif yang
melibatkan seluruh lapisan karyawan RSU Kasih Ibu Surakarta, namun
demikian harus diusahakan nuansa baru dalam pelaksanaannya, Ada istilah
‘Tak Kenal Maka Tak Sayang’, dan hal ini sangat sesuai dengan iklim
kerja di instansi besar seperti RSU Kasih Ibu. Kebanyakan tidak saling
mengenal. hal ini akan mengurangi ikatan yang seharusnya terjalin antar
karyawan. Dengan dipertemukuannya langsung dalam suatu kegiatan
diluar kerja, diharapkan akan terjalin hubungan yang lebih erat antar
sesama karyawan sehingga produktifitas kerja akan semakin meningkat.
5. Pembudayaan salam di lingkungan kerja.
Untuk menciptakan iklim kejasama antar sesama karyawan harus
dimulai dari perlunya sikap saling menghargai dari setiap individu di RSU
Kasih Ibu Surakarta. Ada cara sederhana untuk memulai suasana saling
menghargai antar sesama karyawan yaitu dengan pembudayaan salam
dilingkungan kerja. Adanya kerjasama tersebut memiliki keuntungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
bahwa penyelesaian yang cepat terhadap suatu permasalahan yang timbul
dalam kegiatan kerja, timbulnya ide-ide baru yang berasal dari kreatifitas
individu maupun team yang dapat menjawab tantangan-tantangan
menghadapi kompetisi yang semakin ketat dalam pelayanan kesehatan
akhir-akhir ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian ini antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Pelaksanaan iklim komunikasi organisasi dalam rangka meningkatkan
kinerja karyawan di bagian Medis dan Keperawatan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim komunikasi organisasi
yang dilakukan oleh RSU Kasih Ibu Surakarta di bagian Medis dan
Keperawatan menggunakan komunikasi bersifat terbuka dan
diimplementasikan ke dalam tiga hal yaitu kegiatan briefing yang
dilakukan satu bulan sekali yang bertujuan untuk melakukan koordinasi
dalam rangka meningkatkan pelayanan dan dalam rangka untuk melayani
pasien, partisipasi karyawan di dalam pemberian pelayanan pada pasien
dan juga kerjasama antar karyawan di masing-masing bagian sehingga
dapat disimpulkan bahwa iklim komunikasi organisasi dalam rangka
meningkatkan kinerja karyawan di bagian Medis dan Keperawatan sudah
berjalan dengan baik.
2. Pelaksanaan iklim komunikasi organisasi dalam rangka meningkatkan
kinerja karyawan di bagian Penunjang Medis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim komunikasi organisasi
yang dilakukan oleh RSU Kasih Ibu Surakarta di bagian Penunjang Medis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
bersifat terbuka di bagiannya masing-masing tetapi tertutup dengan bagian
lain, hal ini merupakan kebijakan kepala seksi di masing-masing bidang.
Dalam rangka peningkatan kinerja karyawan di bagian penunjang medis
maka terdapat tiga kegiatan utama yaitu kegiatan pertemuan yang
dilakukan sebulan sekali atau pada saat khusus tertentu, partisipasi
karyawan dan adanya kerjasama antar karyawan,
Keterbukaan komunikasi antara pimpinan dengan karyawan di
bagian Penunjang Medis dilakukan dengan meningkatkan kebiasaan
pimpinan berkomunikasi langsung dengan karyawan karena dengan
semakin seringnya berkomunikasi diharapkan akan timbul kedekatan
emosi dan menghilangkan jarak antara kepala seksi dengan karyawan,
sedangkan untuk mengembangkan komunikasi sesama karyawan dapat
dilakukan dengan mengadakan pertemuan rutin sesama karyawan,
berdasaran hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa iklim komunikasi
organisasi dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan di bagian
Penunjang Medis sudah berjalan dengan baik.
3. Pelaksanaan iklim komunikasi organisasi dalam rangka meningkatkan
kinerja karyawan di bagian Umum
Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim komunikasi organisasi
yang dilakukan oleh RSU Kasih Ibu Surakarta di bagian Umum
menggunakan komunikasi bersifat terbuka dan diimplementasikan ke
dalam tiga hal yaitu kegiatan Rapat Bimbingan Tekniks (RBT) yang
dilakukan satu bulan sekali, partisipasi karyawan dan kerjasama antar
karyawan di tiap-tiap bagian umum, partisipasi karyawan di bagian umum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
bertujuan untuk memberikan apresiasi bagi karyawan untuk membantu
tugas rumah sakit sedangkan kerjasama antar karyawan di RSU Kasih Ibu
Surakarta bertujuan untuk meningkatkan pergaulan antar karyawan
sekaligus saling lebih mendekatkan hubungan antar karyawan sehingga
tercipta kondisi yang kondusif di dalam lingkungan pekerjaan.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa iklim komunikasi
organisasi dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan di bagian Umum
sudah berjalan dengan baik.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan antara lain adalah :
1. Bagi Pihak Rumah Sakit
Perlu adanya pelatihan ataupun program rutin tahunan bagi karyawan
rumah sakit misalnya melakukan outbond bagi karyawan yang tidak
berdinas, hal ini dilakukan agar karyawan saling mengenal dan mampu
meningkatkan kerjasama tim.
2. Bagi Karyawan
Perlu terus mempertahankan kerjasama tim antar bagian serta
meningkatkan partisipasi karyawan agar tercipta kinerja yang lebih baik