Top Banner
TUGAS KELOMPOK IKGA 1 SKENARIO KASUS 1 oleh Kelompok 1
21

IKGA 1 logopedik

Jan 17, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: IKGA 1 logopedik

TUGAS KELOMPOK IKGA 1SKENARIO KASUS 1

oleh Kelompok 1

Page 2: IKGA 1 logopedik

• Aulida Arum M 08788 • Fadhil Muhammad 08790 • Sari Ambarwati 08792

• Nisaul Afifah 08794 • Mira Hidayanti 08796

• Fitria Avriliyanti 08798

• Premia Utianty 08800

• Astriana W.C. 08804 • Atfirani Tri Sukma 08806

• Henny Anggraeni 08808

• Gusti Fathoni F 08810

• Gilang Jati P. 08812

• Syelvi Agustin

08814

• Kristika Maharani 08816

• Mika Cendy 08818 • Ela Novitasari K 08820

• Nurul Imanda S. 08822

• Pipit Rezita A. 08824

• Athistya Diska P.08826

• Rita K.Darise 08828 • Khalifa Unsa M. 08830

• Priske Pramadima 08832

• Brian Arista M. 08834

• Norma Dias L. 08836 • Drita Maya H. 08838

Page 3: IKGA 1 logopedik

Seorang anak 10 tahun datang ke klinik gigi IKGA dengan diantar oleh bapak dan ibunya mengeluhkan

gigi depan anaknya ompong sehingga ketika berbicara terdengar tidak jelas. Anak belum pernah datang ke dokter gigi sebelumnya dan pernah dirawat di rumah sakit karena tipus. Selama perawatan tipus ternyata anak alergi

terhadap amoxicilin. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ternyata gigi incisivus pertama dan kedua rahang atas anak tidak tumbuh. Gigi decidui incisivus pertama dan kedua rahang atas sudah tanggal sejak dua tahun lalu. Anak sering mengeluh ditertawakan teman-temannya karena gigi depannya ompong dan tidak jelas ketika berbicara. Dari pemeriksaan penunjang dengan radiograf OPG didapatkan bahwa tidak

nampak adannya benih gigi.

Skenario Kasus 1

Page 4: IKGA 1 logopedik

A. Identifikasi Kelainan Sistem Bicara Kasus skenario 1

B. Faktor – faktor yang mempengaruhi

C. Pengukuran Psikologis DiagnosisPemeriksaan status mentalFormulasi kasusEtiologi kasusRencana Perawatan

D. Aspek Psikologis dalam Perawatan Gigi

Page 5: IKGA 1 logopedik

A. Identifikasi KelainanSistem Bicara Kasus

Kelainan bicara

kesalahan proses produksi bunyi bicara

Kelainan pada jaringan kerasdan lunak rongga mulut

Page 6: IKGA 1 logopedik

• kesalahan proses produksi bunyi bicara menyebabkan kesalahan artikulasi pada fonem baik dari segi penempatan artikulasi maupun cara pengucapan.

• kelainan bentuk dan struktur jaringan keras dan lunak rongga mulut sebagai organ bicara Menyebabkan kegagalan artikulasi dan resonansi dapat terjadi karena berbagai hal, meliputi

Page 7: IKGA 1 logopedik

• Gigi hilang ? fonetik terganggu Kesulitan pengucapan

• Gigi Insisivus centralis rahang atas tidak ada ? terjadi kelainan logopedik pada huruf – huruf tertentu? Labiodental / linguodental

Page 8: IKGA 1 logopedik

• Dari segi klinis, gejala kelainan bicara dalam hubungannya dengan penyebab kelainannya, dapat berupa :

DisaudiaDislogiaDisatriaDisglosiaDislalia

Page 9: IKGA 1 logopedik

• Pada kasus : Gigi decidui incisivus pertama

dan kedua rahang atas sudah tanggal sejak dua tahun lalu dilakukan pemeriksaan penunjang berupa OPG agenesis gigi permanen incisivus pertama dan kedua rahang atas dislogia Kelainan bicara terjadi

Page 10: IKGA 1 logopedik

B. Faktor - faktor yang mempengaruhi

• Pasien hipodonsia Agenese gigi incisivus RA• Agenese gigi incisivus RA genetik / gangguan saat masa pertumbuhan

• Anak premature loss gigi decidui missing teeth• Penyebab missing teeth karies, trauma, tidak ada benih gigi secara kongenital yang berkaitan dengan sindrom – sindrom tertentu, yaitu sindrom down, sindrom ectodermal dan Tricher collin

Page 11: IKGA 1 logopedik

C. Pengukuran Psikologis

DiagnosisPemeriksaan status mental

Formulasi Kasus

Etiologi kasus

Rencana Perawatan

Page 12: IKGA 1 logopedik

DiagnosisBerdasarkan kasus, gigi incisivus

pertama dan kedua rahang atas anak tidak tumbuh. Gigi decidui incisivus pertama dan kedua rahang atas sudah tanggal sejak dua tahun lalu. Anak menjadi bahan tertawaan dan ejekan teman – temannya karena ompong.

Pemeriksaan klinis pemeriksaan penunjang radiograf OPG Diagnosis: Anodontia partialis (Agnesis soliter)

Page 13: IKGA 1 logopedik

Anodontia partialis (Agnesis soliter)

Gangguan dan kesalahan dalam pelafalan huruf karena tidak tumbuhnya gigi

incisivus RA

Anak diejek teman – temannya

Psikologis anak terganggu

Anak malu, minder & menarik diri

Self esteem dan konsep diri terganggu

Page 14: IKGA 1 logopedik

Pemeriksaan status mentalDari analisis kasus,• pasien alergi amoksisilin pasien lebih khawatir saat ke dokter anak mengalami trauma psikologis

• Pasien tidak memiliki gigi Incisivus RA pasien malu, sensitif dan minder

Page 15: IKGA 1 logopedik

Formulasi KasusTujuan

memadukan informasi deskriptif tentang pengamatan pada pasien selama proses penilaian,

menentukan hipotesis tentang penyebab, pencetus dan mekanisme yang mempengaruhi psikologis, interpersonal, dan masalah perilaku pasien.

Page 16: IKGA 1 logopedik

Etiologi Kasus Agenesis• Faktor Genetik,Biasanya terkait pada autosomal dominan.

 • Faktor Lingkungan,Karena trauma; penyakit sisemik seperti

diabetes mellitus maupun infeksi campak rubella selama proses kehamilan; ibu perokok; terapi radiasianti kanker pada anak usia kurang dari 2 tahun; defisiensi vitamin D.

Page 17: IKGA 1 logopedik

Rencana perawatan• dibuatkan full protesa removable untuk anodonsia penuh bila anak sudah dapat diajak untuk bekerjasama.

• Tetapi karena usia anak 10 tahun lebih baik dibuatkan fixed protesa karena anak mudah diajak koordinasi dan bertujuan untuk memperbaiki fungsi bicara, estetika, meningkatkan self esteem.

Page 18: IKGA 1 logopedik

D. Aspek Psikologis dalam Perawatan Gigi

• . Pada kasus :Gigi anak ompong + bicara kurang jelas ditertawakan oleh temannya psikologi anak terganggu tidak percaya diri (minder) kecemasan memotifasi anak untuk datang ke dokter gigi agar tidak di tertawakan temannya dengan di yakinkan & didukung lagi oleh orang tua

Page 19: IKGA 1 logopedik

Kesimpulan• Diagnosa mengalami agenesis yang mempengaruhi proses bicara anak dan berdampak pada psikologis anak

• Adanya agenesis pada gigi insicivus centralis rahang atas menyebabkan gangguan berbicara anak berupa disglosia

• Rencana perawatan : dibuatkan full protesa bila anak sudah dapat diajak untuk bekerjasama, full protesa dapat dibuat semasa gigi sulung dan diganti atau disesuaikan setelah gigi tetap tumbuh

• Keberhasilan suatu perawatan kesehatan gigi anak selain ditentukan oleh dokter, orang tua juga sangat berperan dalam keberhasilan suatu perawatan pada anak.

Page 20: IKGA 1 logopedik

Daftar Pustaka•Anandita, R., dan Widayati, R. 2009. Penatalaksanaan Kasus Maloklusi dengan Agenesis Insisif Lateral Atas dan Premolar Dua Bawah pada Periode Gigi Bercampur. Indonesian Journal of Dentistry. 16 (1): 18-24.•Andlaw RJ. 1992. Perawatan Gigi Anak. Jakarta : Widya Medika•Coplan. J, 1995, Normal Speech and Language Development : Pediatric In Review, Oxford University Press.•Gleadle, J. 2007. At a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Erlangga: Jakarta.•Gunarsa, S.D. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia•Langais, Robert, P. 1998. Atlas Bewarna Kelainan Rongga mulut Yang Lazim. Jakarta : Hipokrates•National Organization for Rare Disorders. 2003. NORD Guide to Rare Disorders. Lippincott. Williams & Wilkins. Philadelphia.•Pinkham, J.R. 2005. Pediatric Dentistry: Infancy Through Adolescence. 3nd Ed. WB Saunders Co.: Philadelphia.•Surya, H. 2005. Kiat Mengatasi Penyimpangan Perilaku Anak 2. Jakarta: PT Elex Media Komputindo•Utomo, RB. 2008. Deteksi Perubahan Suara Kasus Logopedik pada Perwatan Gigi Anak. Maj Ked Gi  Juni 2008. 15(1): 85-94•Welbury & Duggal, 2005, Paediatric Dentistry 3rd Edition, New York : Oxford University Press Inc. New York•Perese, E. F. 2012. Psychiatric Advanced Practice Nursing: A Biopsychsocial Foundation for Practice. Davis. Philadelphia.

Page 21: IKGA 1 logopedik

Terima kasih

any question?