Top Banner
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif, karena peneliti ingin menggambarkan keadaan yang terjadi dalam lingkungan peserta didik di SMP Negeri 2 Talangpadang mengenai proses internalisasi nilai Pancasila dan pengaruhnya pada sikap nasionalisme peserta didik. “Metode deskriptif merupakan penyelidikan yang menuturkan, menganalisis dan mengklasifikasikan penyelidikan dengan metode survey yaitu dengan teknik interview, angket, observasi, tes, studi kasus, studi komparatif, studi gerak dan waktu, analisis kualitatif dan studi kooperatif atau operasional”. (Winarno Surakhmad, 1984: 139). Penjelasan lain tentang metode deskriptif adalah “prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan suatu subjek dan objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya”. (Hadari Nawawi, 1991:63). Pendapat lain juga mengemukakan bahwa metode deskriptif adalah “metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi pada situasi sekarang, yang dilakukan dengan menempuh langkah- langkah pengumpulan, klasifikasi dan analisis pengolahan data, membuat
14

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiandigilib.unila.ac.id/11525/16/BAB III.pdfdidik. “Metode deskriptif merupakan penyelidikan yang menuturkan, menganalisis dan mengklasifikasikan

Apr 30, 2019

Download

Documents

hahanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiandigilib.unila.ac.id/11525/16/BAB III.pdfdidik. “Metode deskriptif merupakan penyelidikan yang menuturkan, menganalisis dan mengklasifikasikan

51

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif

kuantitatif, karena peneliti ingin menggambarkan keadaan yang terjadi dalam

lingkungan peserta didik di SMP Negeri 2 Talangpadang mengenai proses

internalisasi nilai Pancasila dan pengaruhnya pada sikap nasionalisme peserta

didik. “Metode deskriptif merupakan penyelidikan yang menuturkan,

menganalisis dan mengklasifikasikan penyelidikan dengan metode survey yaitu

dengan teknik interview, angket, observasi, tes, studi kasus, studi komparatif,

studi gerak dan waktu, analisis kualitatif dan studi kooperatif atau operasional”.

(Winarno Surakhmad, 1984: 139).

Penjelasan lain tentang metode deskriptif adalah “prosedur pemecahan masalah

yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan suatu subjek dan

objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat

sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya”. (Hadari

Nawawi, 1991:63). Pendapat lain juga mengemukakan bahwa metode deskriptif

adalah “metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang sedang

dihadapi pada situasi sekarang, yang dilakukan dengan menempuh langkah-

langkah pengumpulan, klasifikasi dan analisis pengolahan data, membuat

Page 2: III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiandigilib.unila.ac.id/11525/16/BAB III.pdfdidik. “Metode deskriptif merupakan penyelidikan yang menuturkan, menganalisis dan mengklasifikasikan

52

gambaran tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskriptif” (Moh.

Ali, 1985:131).

Berdasarkan pendapat-pendapat ahli diatas, maka dapat disimpulkan metode

deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk melakukan penelitian ilmiah

dengan tujuan untuk pemecahan masalah yang ada sekarang, melalui suatu cara

penggambaran keadaan secara objektif berdasarkan fakta-fakta sebagaimana

adanya dengan penafsiran data yang ada.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi merupakan salah satu komponen terpenting dalam sebuah

penelitianmengingat populasi akan menentukan validitas data dalam

penelitian. Populasi dalam penelitian ini ialah peserta didik SMP Negeri 2

Talangpadangtahun pelajaran 2014/2015 kelas VIII yang berjumlah 210

peserta didik.

Tabel 2: Jumlah peserta didik kelas VIIISMP Negeri 2 Talangpadang Tahun

Pelajaran 2014/2015.

No. Kelas Laik-laki Perempuan Jumlah

1. VIII A 10 21 31

2. VIII B 13 20 33

3. VIII C 14 20 34

4. VIII D 16 20 36

5. VIII E 18 20 38

Page 3: III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiandigilib.unila.ac.id/11525/16/BAB III.pdfdidik. “Metode deskriptif merupakan penyelidikan yang menuturkan, menganalisis dan mengklasifikasikan

53

6. VIII F 18 20 38

Jumlah 210

Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 2 Talangpadangtahun

pelajaran 2014/2015.

3.2.2 Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2008:104) bahwa apabila subjeknya kurang dari

100 lebih baik diambil semua sehingga penelitian ini merupakan penelitian

populasi. Selanjutnya bila subjeknya lebih besar dari 100, dapat diambil 10%-12%

atau 20%-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari:

a) Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga, dan dana.

b) Sempitnya wilayah pengamatan dari setiap subjek karena menyangkut hal

banyak sedikitnya data.

c) Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti.

Berdasarkan teori di atas, maka sampel dalam penelitian ini diambil

sebanyak 10% sehingga sampelnya 10% X 210 = 21.Agar lebih jelas lihat

tabel rincian sampel perkelas di bawah ini:

Tabel 3: Jumlah dansebaransampel peserta didik kelasVIII SMP Negeri2

Talangpadang tahun pelajaran 2014/2015.

No Kelas Perhitungan Pembulatan

1. VIII A 31 siswa x 10% = 3,1 3

2. VIII B 33 siswa x 10% = 3,3 3

3. VIII C 34 siswa x 10% = 3,4 3

Page 4: III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiandigilib.unila.ac.id/11525/16/BAB III.pdfdidik. “Metode deskriptif merupakan penyelidikan yang menuturkan, menganalisis dan mengklasifikasikan

54

4. VIII D 36 siswa x 10% = 3,6 4

5. VIII E 38 siswa x 10% = 3,8 4

6. VIII F 38 siswa x 10% = 3,8 4

210 siswa x 10%= 21 52 (21)

Sumber : Hasil Perhitungan proposional random sampling.

Menurut Nazir (2004:77) populasi merupakan kumpulan dari individu-individu

dengan kualitas dan ciri-ciri yang telah ditetapkan. Berdasarkan pengertian itu,

dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah peserta didikSMP

Negeri 2Talangpadang tahun ajaran 2014/2015 berjumlah 21 peserta didik.

3.3 Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel, yakni variabel bebas dan variabel

terikat, meliputi :

a) Variabel bebas adalah Internalisasi Nilai dalam Konsep Hierarkial Pancasila (X)

b) Variabel terikat adalah Sikap Nasionalisme ( Y )

3.4 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional

3.4.1 Definisi Konseptual

1) Pengertian Internalisasi

Secara terminologis dijelaskan dalam kamus besar bahasa Indonesia bahwa

definisi internalisasi yakni merupakan penghayatan atau proses pemahaman

terhadap ajaran, doktrin, atau nilai sehingga menyadari keyakinan akan kebenaran

doktrin atau nilai yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku.

Page 5: III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiandigilib.unila.ac.id/11525/16/BAB III.pdfdidik. “Metode deskriptif merupakan penyelidikan yang menuturkan, menganalisis dan mengklasifikasikan

55

Menurut Muhaimin (1996:53) dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah,

terdapat tahapan prosesi yang harus dilakukan oleh guru dalam menginternalisasi

suatu nilai kepada anak asuh atau peserta didik.

Dalam proses internalisasi yang dikaitkan dengan pembinaan peserta didik atau

anak asuh, ada tiga tahap yang mewakili proses atau tahap terjadinya internalisasi,

yaitu:

a) Tahap Transformasi Nilai : Tahap ini merupakan suatu proses yang dilakukan

oleh pendidik dalam menginformasikan nilai-nilai yang baik dan kurang baik.

Pada tahap ini hanya terjadi komunikasi verbal antara pendidik dan peserta

didik atau anak asuh.

b) Tahap Transaksi Nilai : Suatu tahap pendidikan nilai dengan jalan melakukan

komunikasi dua arah, atau interaksi antara peserta didik dengan pendidik

yang bersifat interaksi timbal-balik.

c) Tahap Transinternalisasi : Tahap ini jauh lebih mendalam dari tahap

transaksi. Pada tahap ini bukan hanya dilakukan dengan komunikasi verbal

tapi juga sikap mental dan kepribadian. Jadi pada tahap ini komunikasi

kepribadian yang berperan secara aktif.

2) Pengertian Nilai

Nilai adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk

memuaskan manusia, sifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat

seseorang atau kelompok. Pada dasarnya nilai merupakan sifat atau kualitas yang

melekat pada sesuatu subjek, bukan objek itu sendiri. Sesuatu yang mengandung

nilai berarti ada sifat atau kualitas yang melekat pada sesuatu tersebut. Dengan

Page 6: III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiandigilib.unila.ac.id/11525/16/BAB III.pdfdidik. “Metode deskriptif merupakan penyelidikan yang menuturkan, menganalisis dan mengklasifikasikan

56

demikian, nilai itu sebenarnya adalah suatu kenyataan yang tersembunyi di balik

kenyataan-kenyataan lainnya. Adanya nilai karena adanya kenyataan-kenyataan

lain sebagai pembawa nilai.

3) Konsep Hierarki Pancasila

Menurut Kaelan (2007:9) Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian yaitu sila-sila

Pancasila setiap sila pada hakikatnya merupakan suatu asas sendiri, fungsi sendiri

namun secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang sistematis. Dasar

filsafat Negara Indonesia terdiri atas lima sila yang masing – masing merupakan

suatu azas peradaban. Namun demikian sila-sila Pancasila itu bersama-sama

merupakan suatu kesatuan dan keutuhan setiap sila merupakan suatu unsur bagian

yang mutlak dari kesatuan Pancasila. Maka dasar filsafat negara Pancasila adalah

merupakan suatu kesatuan yang bersifat majemuk tunggal (majemuk artinya

jamak) (tunggal artinya satu). Konsekuensinya setiap sila tidak dapat berdiri

sendiri terpisah dari sila yang lainnya.

Sila-sila Pancasila merupakan sistem falsafat pada hakikatnya merupakan

kesatuan organis. Antara sila-sila Pancasila itu saling berkaitan, saling

berhubungan bahkan saling mengkulaifikasi. Sila yang satu senantiasa

dikualifikasi sila yang lainnya. Secara demkian ini maka Pancasila pada

hakikatnya merupakan sistem dalam pengertian bahwa bagian-bagian, sila-silanya

saling berhubungan secara erat sehingga membentuk suatu sistem juga. Hal ini

dapat dipahami dari pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu

pemikiran tentang manusia dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa,

dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, dengan masyrakat bangsa yang

Page 7: III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiandigilib.unila.ac.id/11525/16/BAB III.pdfdidik. “Metode deskriptif merupakan penyelidikan yang menuturkan, menganalisis dan mengklasifikasikan

57

nilai-nilainya telah dimiliki oleh bangsa Indonesia. Dengan demikian Pancasila

merupakan suatu sistem dalam pengertian kefilsafatan sebagaimana sistem

falsafat lainnya.

Susunan Pancasila adalah hierarki dan mempunyai bentuk piramidial. “Pengertian

matematika piramidial digunakan untuk menggambarkan hubungan hierarki sila-

sila dari Pancasila dalam ururtan-urutan kwantitas dan juga dalam hal sifat-

sifatnya kualitas” (Kaelan 2007:10). Jika dilihat dari intinya, urutan-urutan lima

sila menunjukkan suatu rangkaian tingkat dalam luasnya isi dan sifatnya,

merupakan pengkhususan dari sila-sila yang dimukanya. Jika urutan lima sila

dianggap mempunyai maksud demikian, maka diantara lima sila ada hubungan

yang mengikat yang satu kepada yan lain sehingga Pancasila merupakan suatu

kesatuan keseluruhan yang bulat.

Dalam susunan hierarki dan piramidial ini, maka ketuhanan yang Maha Esa

menjadi basis kemanusiaan, persatuan Indonesia, kerakyatan dan keadila sosial.

Sebaliknya ketuhanan yang Maha Esa adalah ketuhanan yang berkemanusiaan,

yang membangun, memelihara dan mengembangkan persatuan Indonesia, yang

berkerakyatan dan berkeadilan sosial demikian selanjutnya, sehingga tiap-tiap sila

didalamnya mengandung sila-sila yang lainnya.

Dengan demikian dimungkinkan penyesuaian dengan keperluan dan kepentingan

keadaan, tempat dan waktunya, dalam pembicaraan kita berpokok pangkal atau

memusatkan diri dalam hubungannya hierarki piramidial semestinya.

Page 8: III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiandigilib.unila.ac.id/11525/16/BAB III.pdfdidik. “Metode deskriptif merupakan penyelidikan yang menuturkan, menganalisis dan mengklasifikasikan

58

4) Sikap

Sering kali kita mendengar dan berbicara tentang sikap. Hal ini disebabkan karena

sikap berkaitan dengan kepribadian dan tingkah laku manusia. Selain itu sikap

juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif

terhadap obyek.

5) Nasionalisme

Nasionalisme adalah suatu paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara

atas kesadran keanggotaan/warga negara yang secara potensial bersama-sama

mencapai, mempertahankan, dan mengabdikan identitas, integritas, kemakmuran

dan kekuatan bangsanya. Nasionalisme merupakan suatu paham yang

mengutamakan persatuan dan kebebasan bangsa. Nasionalisme memuat beberapa

prinsip yaitu, kesatuan, kebebasan, kesamaan, kepribadian, dan prestasi.

Nasionalisme juga dapat diartikan sebagai perpaduan dari rasa kebangsaan dan

paham kebangsaan.

3.4.2 Definisi Operasional

1. Internalisasi Nilai-nilai Pancasila dalam Konsep Hierarkial Pancasila ( X )

Konsep hierarki dalam proses menginternalisasi nilai-nilai Pancasila pada peserta

didik dengan bentuk teori pendekatan moral Blatt dan Kohlberg yang dilakukan

oleh guru. Proses internalisasi meliputi tahap transformasi nilai, transaksi nilai dan

transinternalisasi nilai yang diberikan kepada peserta didik melalui proses

pembelajaran sehari-hari dalam kurun waktu tertentu. Kemudian peneliti dapat

Page 9: III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiandigilib.unila.ac.id/11525/16/BAB III.pdfdidik. “Metode deskriptif merupakan penyelidikan yang menuturkan, menganalisis dan mengklasifikasikan

59

melihat pengaruh hubungan konsep hierarki dalam proses internalisasi nilai-nilai

Pancasila.

2. Sikap Nasionalisme

Semangat kebangsaan adalah sasaran mendapatkan kembali harga diri etnik

sebagai modal dasar membangun sebuah negara berdasarkan kesamaan budaya.

Semangat kebangsaan akan mengalir rasa kesetiakawanan sosial, semangat rela

berkorban dan dapat menumbuhkan jiwa patriotisme. Rasa kesetiakawanan sosial

akan mempertebal semangat kebangsaan suatu bangsa. Semangat rela adalah

kesediaan untuk berkorban demi kepentingan yang besar atau demi negara dan

bangsa telah mengantarkan bangsa Indonesia untuk merdeka. Bagi bangsa yang

ingin maju dan mencapai tujuannya, selain memiliki semangat rela berkorban,

juga harus didukung dengan jiwa patriotik yang tinggi.Dengan mengukur

indikator :

a) Rasa cinta dan bangga terhadap bangsa

b) Rasa persatuan dan kesatuan

c) Rasa kebersamaan

d) Mempunyai keinginan untuk mempertahankan dan memajukan bangsa.

3.5 Rencana Pengukuran Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah internalisasi nilai dalam konsep hierarkial

Pancasila(X) dengan sikap nasionalisme peserta didikkelas VIII di SMP Negeri

2Talangpadang Tahun pelajaran 2014/2015 (Y).

Page 10: III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiandigilib.unila.ac.id/11525/16/BAB III.pdfdidik. “Metode deskriptif merupakan penyelidikan yang menuturkan, menganalisis dan mengklasifikasikan

60

Pengukuran variabel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

variabel X dan Y :

a) Pengukuran internalisasi nilai-nilai Pancasila melalui angket dan observasi.

Angket dilakukan untuk menggali pemahaman peserta didik terhadap nilai-

nilai Pancasila yang telah diberikan saat pembelajaran. Sedangkan observasi

dilakukan untuk memperoleh informasi tentang seberapa dalam guru dalam

mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam konsep Hierarial

Pancasilamelalui kegiatan pembelajaran yang dilakukannya.

b) Sikap Nasionalisme diperoleh dari dokumen angket dengan menggunakan

skala likert kepada peserta didik kemudian statistik dokumentasi sikap peserta

didik dalam data guru bimbingan konseling semester ganjil tahun pelajaran

2014/2015.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data tentang proses internalisasi nilai-nilai Pancasila dan

Sikap Nasionalisme peserta didik diperoleh melalui :

1) Angket

Angket dilakukan untuk menggali pemahaman peserta didik terhadap nilai-

nilai Pancasila yang telah diberikan saat pembelajaran.Data yang diperoleh

tersebut merupakan data pendukung dalam penelitian.

2) Observasi

Observasidigunakan untuk memperoleh data tentang tentang seberapa dalam

guru dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam konsep

Hierarial Pancasilamelalui kegiatan pembelajaran yang dilakukannya.

Page 11: III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiandigilib.unila.ac.id/11525/16/BAB III.pdfdidik. “Metode deskriptif merupakan penyelidikan yang menuturkan, menganalisis dan mengklasifikasikan

61

3) Dokumentasi

Data tentang sikap nasionalisme peserta didik diperoleh dari dokumen tertulis

berupa buku leger hasil penilaian afektifguru semester ganjil 2014/2015.

Kemudian data sikap diperoleh dari dokumen angket dengan menggunakan

skala likert kepada peserta didik.

3.7 Pengujian Validitas dan Reliabelitas

1) Uji Validitas

Validasi terhadap instrumen dilakukan sebelum instrumen tersebut digunakan.

Validasi dilakukan dengan menggunakan construc validity dan

mengkonsultasikannya kepada dosen pembimbing. Setelah dinyatakan valid,

instrumen baru digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam

penelitian.

2) Uji Reliabilitas

Sebelum instrumen digunakan terlebih dahulu dilakukanuji reliabilitas instrumen

dengan menggunakan cara Split Half atau belah dua. Item-item dikelompokkan

dengan skor ganjil dan genap kemudian skor ganjil genap tersebut dikorelasikan.

Untuk mengetahui reliabilitas instrumen dilakukan dengan cara menguji

instrumen dengan teknik korelasi pearson (product moment) dengan

menggunakan persamaan :

Page 12: III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiandigilib.unila.ac.id/11525/16/BAB III.pdfdidik. “Metode deskriptif merupakan penyelidikan yang menuturkan, menganalisis dan mengklasifikasikan

62

rxy =

n

yy

n

x

n

yxxy

2

2

2

2x

-

Keterangan :

rxy : Hubungan variabel X dan Y

X : Variabel bebas

Y : Variabel terikat

N : Jumlah Responden

Untuk menentukan koefisien seluruh item instrumen, digunakan rumus dari

Spearman Brown (Sudjarwo, 2009:247) :

rxy =

Keterangan :

rxy = Koefisien reliabilitas seluruh item

rgg = Koefisien korelasi item ganjil genap

Hasil perhitungan tersebut kemudian di bandingkan dengan tabel reliabilitas

(Arikunto, 2010:331).

Tabel 3.3. Kriteria Reliabilitas

Nilai Kriteria

0,80 - 1,00 0,60 - 0,799 0,40 - 0,599 0,20 - 0,399 > 0,20

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

3.8 Teknik Analisis Data

Setelah data diperoleh, kemudian dilakukan analisis dengan cara :

2 (rgg)

1 + (rrgg)

Page 13: III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiandigilib.unila.ac.id/11525/16/BAB III.pdfdidik. “Metode deskriptif merupakan penyelidikan yang menuturkan, menganalisis dan mengklasifikasikan

63

1) Mentabulasikan data

2) Mengubah data kualitatif menjadi kuanitatif

3) Melakukan analisis data

4) Menyimpulkan kecenderungan data.

Proses analisis data ini menggunakan teknik :

I = 𝐍𝐓−𝐍𝐑

𝐊

Keterangan :

I : interval

NT : nilai tertinggi

NR : nilai terendah

K : jumlah kategori

Untuk menguji ke-eratan hubungan dilakukan dengan menggunakan rumus Chi

Kuadrat menurut (sudjana,2005:280) yaitu :

X2 =

𝑏

𝑖=𝑗

𝑘

𝑗=𝑐𝑙

(𝑂𝑖𝑗 – 𝐸𝑖𝑗)2

𝐸𝑖𝑗

Keterangan :

𝐗𝟐= Chi Kuadrat

𝒃𝒊=𝒋 = Jumlah Baris

𝒌𝒋=𝒄𝒍 = Jumlah Kolom

Oij = Banyaknya data yang diharapkan terjadi nanti

Eij = Banyaknya kriteria sebagai berikut

a. Jika X2 hitung lebih besar atau X2 dengan taraf signifikan 5% maka hipotesis

diterima.

b. Jika X2 lebih kecil atau X2tabel dengan taraf signifikan 5% maka hipotesis

ditolak.

Page 14: III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiandigilib.unila.ac.id/11525/16/BAB III.pdfdidik. “Metode deskriptif merupakan penyelidikan yang menuturkan, menganalisis dan mengklasifikasikan

64

Untuk mengenguji derajat hubungan antar variabel dilakukan analisis data

menggunakan rumus Chi Kuadrat menurut Sudjana(2005:280) yakni Contyngency

Coefficient dengan persamaan :

C = keteranganC: koefisien kontingensi

𝐗𝟐 : Chi Kuadrat

N : jumlah sampel

Tabel 4. Kriteria Hubungan Supranto ( 2004:168)

Nilai Kriteria

1,00 0,90 – 0,99 0,75 – 0,89 0,50 – 0,74 >0,49

Sempurna Sangat Kuat/Sangat Tinggi Kuat/Tinggi Sedang Lemah/Rendah

X2

X2 + n