Top Banner
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Komoditas Jahe 2.1.1 Jenis jenis jahe Menurut Setyaningrum dan Saparinto (2013), jahe (Zingiber Oflnule) merupakan salah satu dari temu-temuan suku Zingiberaceae yang menempati posisi sangat penting dalam perekonomian masyarakat Indonesia. Nama zingiber merupakan nama latin yang berasal dari bahasa sansekerta yaitu singibera yang mempunyai makna berbentuk tanduk. Hal itu karena bentuk percabangan rimpangnya yang mirip tanduk rusa. Biasanya tanaman ini tumbuh dipekarangan rumah maupun dikebun. Jahe merupakan salah satu jenis tanaman rempahrempah yang ada di Indonesia. Komoditas ini dikenal sejak zaman penjajahan Belanda. Rimpang jahe banyak dicari karena memiliki kelebihan dalam hal kesehatan, kesegaran dan campuran untuk membuat masakan. Secara umum terdapat tiga jenis tanaman jahe yang dapat dibedakan dari aroma, warna, bentuk, dan besar rimpang. Ketiga jenis tanaman jahe tersebut adalah jahe putih besar, jahe putih kecil, dan jahe merah. a. Jahe Gajah Varietas jahe ini banyak ditanam di masyarakat dan dikenal dengan nama Zingiber officinale var. Officinale. Ukuran rimpangnya lebih besar dan gemuk jika dibandingkan jenis jahe lainnya, jika diiris rimpang berwarna putih kekuningan. Ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya. Jenis jahe ini bisa dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik sebagai jahe segar maupun jahe olahan. Jahe gajah ini yang paling banyak 7
28

II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdflembut, dan aromanya kurang tajam dibandingkan dengan jahe merah. ... kecil dapat diekstrak oleoresin diambil minyak atsirinya (1,50 s.d

May 02, 2019

Download

Documents

buinhi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdflembut, dan aromanya kurang tajam dibandingkan dengan jahe merah. ... kecil dapat diekstrak oleoresin diambil minyak atsirinya (1,50 s.d

1

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum Komoditas Jahe

2.1.1 Jenis – jenis jahe

Menurut Setyaningrum dan Saparinto (2013), jahe (Zingiber Oflnule)

merupakan salah satu dari temu-temuan suku Zingiberaceae yang menempati

posisi sangat penting dalam perekonomian masyarakat Indonesia. Nama zingiber

merupakan nama latin yang berasal dari bahasa sansekerta yaitu singibera yang

mempunyai makna berbentuk tanduk. Hal itu karena bentuk percabangan

rimpangnya yang mirip tanduk rusa. Biasanya tanaman ini tumbuh dipekarangan

rumah maupun dikebun. Jahe merupakan salah satu jenis tanaman rempah–

rempah yang ada di Indonesia. Komoditas ini dikenal sejak zaman penjajahan

Belanda. Rimpang jahe banyak dicari karena memiliki kelebihan dalam hal

kesehatan, kesegaran dan campuran untuk membuat masakan.

Secara umum terdapat tiga jenis tanaman jahe yang dapat dibedakan dari

aroma, warna, bentuk, dan besar rimpang. Ketiga jenis tanaman jahe tersebut

adalah jahe putih besar, jahe putih kecil, dan jahe merah.

a. Jahe Gajah

Varietas jahe ini banyak ditanam di masyarakat dan dikenal dengan nama

Zingiber officinale var. Officinale. Ukuran rimpangnya lebih besar dan gemuk

jika dibandingkan jenis jahe lainnya, jika diiris rimpang berwarna putih

kekuningan. Ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya.

Jenis jahe ini bisa dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik

sebagai jahe segar maupun jahe olahan. Jahe gajah ini yang paling banyak

7

Page 2: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdflembut, dan aromanya kurang tajam dibandingkan dengan jahe merah. ... kecil dapat diekstrak oleoresin diambil minyak atsirinya (1,50 s.d

8

produksinya. jahe gajah panen tua berumur delapan bulan, sedangkan panen muda

jahe gajah ini berumur empat sampai lima bulan. Harga jahe gajah seharga

Rp 6.000,00 per kg. Jahe yang memiliki nama lain jahe badak ini memiliki

kandungan minyak atsiri sekitar 0,18 s.d 1,66% dari berat kering (Setyaningrum

dan Saparinto, 2013).

b. Jahe Putih

Jahe ini dikenal dengan nama Latin Zingiber officinale var amarum, bisa

disebut dengan jahe emprit. Warnanya putih, bentuknya agak pipih, berserat

lembut, dan aromanya kurang tajam dibandingkan dengan jahe merah. Jahe putih

kecil ini memiliki ruas rimpang berukuran lebih kecil dan agak rata sampai agak

sedikit mengembung. Rimpangnya lebih kecil daripada jahe gajah, tetapi lebih

besar daripada jahe merah. Jenis jahe emprit biasa dimanfaatkan sebagai bahan

pembuatan jamu segar maupun kering, bahan pembuat minuman, penyedap

makanan, rempah – rempah, dan cocok untuk ramuan obat – obatan. Jahe kecil ini

harganya Rp 6.000,00 per kg. Jahe kecil panen tua berumur delapan bulan,

sedangkan panen muda jahe kecil ini berumur empat sampai lima bulan. Jahe

kecil dapat diekstrak oleoresin diambil minyak atsirinya (1,50 s.d 3,50% dari berat

kering). Kandungan minyak atsirinya lebih besar dibandingkan dengan jahe gajah.

Kadar minyak atsiri jahe putih sebesar 1,70 s.d 3,80% dan kadar oleresin 2,39 s.d

8,87% (Setyaningrum dan Saparinto, 2013).

c. Jahe Merah

Jahe merah atau jahe sunti (Zingiber officinale var. rubrum). Jahe ini biasa

disebut dengan jahe sunti. Jahe merah memiliki rasa yang sangat pedas dengan

aroma yang sangat tajam sehingga sering dimanfaatkan untuk pembuatan minyak

Page 3: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdflembut, dan aromanya kurang tajam dibandingkan dengan jahe merah. ... kecil dapat diekstrak oleoresin diambil minyak atsirinya (1,50 s.d

9

jahe dan bahan obat – obatan. Jahe merah memiliki rimpang yang berwarna

kemerahan dan lebih kecil dibandingkan dengan jahe putih kecil atau sama seperti

jahe kecil dengan serat yang kasar. Jahe ini memiliki kandungan minyak atsiri

sekitar 2,58 s.d 3,90% dari berat kering. Jahe putih besar memiliki kandungan air

sebanyak 82%, jahe putih kecil 50,20%, dan jahe merah 81%. Sementara itu, jika

dilihat dari kandungannya minyak atsirinya jahe merah sekitar 2,58% s.d 2,72%.

Khusus untuk jahe merah, pemanenannya harus selalu dilakukan setelah tua.

Harga jahe merah ini seharga Rp 6.000,00 per kg (Setyaningrum dan Saparinto,

2013). Karakteristik berbagai variates jahe disajikan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1

Karakteristik Berbagai Variates Jahe

No Karakteristik Jahe Putih Besar

(Jahe Gajah)

Jahe putih kecil

(Jahe Emprit)

Jahe Merah

1 Panjang Akar 12,9 – 21,5 cm 20,5 – 21,1 cm 17,4 – 24 cm

2 Diameter akar 4,5 – 6,3 mm 4,8 – 5,9 mm 12,3– 12,6 mm

3 Ruas rimpang Besar Kecil Kecil

4 Warna jahe Putih kekuningan Putih Merah

5 Besar rimpang Besar dan gemuk,

ruas lebih

mengembung

Sedang, ruas

agak rata dan

sedikit

mengembang

Kecil, ruas agak

rata dan sedikit

mengembung

6 Panjang rimpang 15,83 -32,75 cm 6,13 – 31,7 cm 12,33 – 12,6 cm

7 Lebar rimpang 6,20 – 11,3 cm 6,38 – 11,1 cm 5,26 – 10,4 cm

8 Warna daun Hijau Hijau Hijau

9 Panjang daun 17,4 – 21,9 cm 17,4 – 19,8 cm 24,5 – 24,8 cm

10 Daun pelindung

bunga

Tersusun rapat Tersusun rapat Tersusun

longgar

11 Panjang bunga 4 – 4,2 cm 4 – 4,2 cm 5 – 5,5 cm

12 Rasa Kurang pedas Pedas Sangat pedas

13 Aroma Kurang tajam Tajam Sangat tajam

Sumber : Setyaningrum dan Saparinto, 2013.

Page 4: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdflembut, dan aromanya kurang tajam dibandingkan dengan jahe merah. ... kecil dapat diekstrak oleoresin diambil minyak atsirinya (1,50 s.d

10

2.2 Manfaat Jahe

Rimpang jahe merupakan rempah-rempah yang memiliki nilai jual cukup

tinggi, karena banyaknya permintaan konsumen baik untuk memenuhi kebutuhan

rumah tangga maupun sebagai bahan baku perusahaan jamu dan makanan.

Bahkan, kini banyak yang hanya membutuhkan minyak asiri jahe untuk berbagai

keperluan. Kandungan jahe memiliki kandungan vitamin A,B,C, lemak, protein,

pati, asam organik, oleoresin dan minyak terbang. Jahe juga sering dimanfaatkan

didalam rumah tangga sebagai bumbu dapur, rempah-rempah, dan obat-obatan.

Jahe juga dimanfaatkan sebagai pembuatan kue, diolah menjadi bubuk, minuman

dan permen. Jahe sering dimanfaatkan khususnya untuk obat herbal seperti obat

masuk angin dan sakit perut, hal ini terbukti ampuh karena jahe memiliki efek

farmakologis yang berkhasiat sebagai obat dan mampu memperkuat khasiat obat

yang dicampurkannya (Setyaningrum dan Saparinto, 2013).

2.3 Kegiatan Panen dan Pasca Panen

Menurut Setyaningrum dan Saparinto (2013), pemanenan dilakukan

tergantung pada penggunaan jahe itu sendiri, karena kebutuhan untuk bumbu

penyedap masakan, maka tanaman jahe sudah bisa ditanam pada umur kurang

lebih empat bulan dengan cara mematahkan sebagian rimpang dan sisanya

dibiarkan sampai tua. Jahe bila untuk dipasarkan maka jahe dipanen setelah cukup

tua. Umur tanaman jahe yang sudah bisa dipanen antara delapan sampai 10 bulan,

dengan ciri-ciri warna daun berubah dari hijau menjadi kuning dan batang semua

mengering. Tanaman jahe gajah akan mengering pada umur delapan bulan dan

akan berlangsung selama 15 hari atau lebih.

Page 5: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdflembut, dan aromanya kurang tajam dibandingkan dengan jahe merah. ... kecil dapat diekstrak oleoresin diambil minyak atsirinya (1,50 s.d

11

Cara panen yang baik, tanah dibongkar dengan hati-hati menggunakan alat

garpu atau cangkul, diusahakan jangan sampai rimpang jahe terluka. Langkah

selanjutnya tanah dan kotoran lainnya yang menempel pada rimpang dibersihkan

dan bila perlu dicuci. Tahap terakhir jahe dijemur di atas papan atau daun pisang

kira-kira selama satu minggu. Tempat penyimpanan harus terbuka, tidak lembab

dan penumpukannya jangan terlalu tinggi melainkan agak disebar.

Waktu panen sebaiknya dilakukan sebelum musim hujan, yaitu diantara

bulan Juni s.d Agustus. Saat panen biasanya ditandai dengan mengeringnya

bagian atas tanah, namun apabila tidak sempat dipanen pada musim kemarau

tahun pertama ini sebaiknya dilakukan pada musim kemarau tahun berikutnya.

Pemanenan pada musim hujan menyebabkan rusaknya rimpang dan menurunkan

kualitas rimpang sehubungan dengan rendahnya bahan aktif karena lebih banyak

kadar airnya. Setelah proses panen selesai kegiatan pasca panen dimulai. Kegiatan

pasca panen meliputi proses penyortiran basah dan pencucian, perajangan jika

perlu proses perajangan, pengeringan, penyortiran kering, pengemasan, dan yang

terakhir pemasaran.

2.4 Alokasi Input dalam Usahatani

Menurut Soekartawi (1995), usahatani merupakan ilmu yang mempelajari

bagaimana seorang petani mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif

dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.

Usahatani juga merupakan kegiatan usaha manusia untuk mengusahakan

tanahnya. Pada akhirnya memperoleh hasil tanaman atau hewan tanpa

mengakibatkan berkurangnya kemampuan tanah yang bersangkutan untuk

memperoleh hasil selanjutnya.

Page 6: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdflembut, dan aromanya kurang tajam dibandingkan dengan jahe merah. ... kecil dapat diekstrak oleoresin diambil minyak atsirinya (1,50 s.d

12

Hernanto (1989) mengatakan bahwa usahatani adalah organisasi dari alam,

kerja dan modal yang ditujukan kepada produksi dilapangan pertanian. Organisasi

ini ketatalaksanaannya berdiri sendiri dan sengaja diusahakan oleh seseorang atau

sekelompok orang-orang, segolongan sosial, baik yang berkaitan geneologis,

politis maupun teritorial sebagai pengelolanya. Usahatani dapat dibedakan

menjadi dua bagian, yaitu pertanian dalam arti luas dan pertanian dalam arti

sempit. Pertanian dalam arti luas mencakup:

a. pertanian rakyat atau pertanian dalam arti sempit;

b. perkebunan;

c. kehutanan;

d. perikanan (laut dan darat); dan

e. peternakan..

Pertanian dalam arti sempit dirumuskan sebagai usaha pertanian yang

dikelola oleh keluarga petani dimana diproduksi bahan makanan utama, seperti

beras, palawija dan hortikultura yang diusahakan di tanah sawah, ladang dan

pekarangan serta tujuan penanaman pada umumnya untuk memenuhi konsumsi

sendiri dan keluarga. Berbagai uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

usaha merupakan suatu kegiatan pertanian rakyat yang diselenggarakan oleh

petani, apakah petani itu sebagai pemilik atau penyakap diatas bidang tanah

tertentu dengan mengkombinasikan sumber-sumber produksi pertanian untuk

mencapai hasil tanaman atau hasil hewan. Usahatani yang berhasil apabila secara

minimal memenuhi syarat sebagai berikut.

a. Usahatani tersebut harus menghasilkan pendapatan yang cukup untuk

membiayai alat-alat yang diperlukan.

Page 7: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdflembut, dan aromanya kurang tajam dibandingkan dengan jahe merah. ... kecil dapat diekstrak oleoresin diambil minyak atsirinya (1,50 s.d

13

b. Usahatani tersebut harus dapat menghasilkan pendapatan untuk membayar

semua bunga modal yang dipergunakan untuk usahatani.

c. Usahatani tersebut harus dapat membayar upah tenaga petani dan

keluarganya secara layak.

d. Usahatani tersebut harus minimal berada dalam keadaan seperti semula.

e. Usahatani tersebut harus dapat membayar tenaga petani sebagai manajer.

Pengenalan dan pemahaman unsur pokok usahatani menjadi sangat

penting, terutama yang menyangkut pemilikan dan pengusaan terhadap faktor-

faktor. Pemilikan akan memberikan kekuatan dan kekuasaan untuk berbuat

terhadap faktor tersebut dan digunakan didalam kegiatan produksi. Perbedaan

status pemilikan dan penguasaan akan terlihat aspek positif dan negatifnya

terhadap perlakuan didalam berproduksi. Petani juga memahami bahwa skala dan

distribusi faktor-faktor produksi akan menentukan tingkat dan distribusi

pendapatan dan kekuasaan didalam masyarakat (Hernanto, 1989).

Ada empat unsur pokok yang selalu ada pada suatu usahatani, unsur

tersebut juga dikenal dengan istilah lain dengan sebutan faktor-faktor produksi

sebagai dibawah ini :

1. Tanah

Tanah selalu mempunyai konotasi erat dengan pertanian, sehingga tanah

kemudian dianggap sebagai salah satu faktor produksi usahatani. Meskipun

dibagian lain dapat juga berfungsi sebagai faktor atau unsur pokok modal

usahatani. Sifat dasar tanah antara lain, luasnya yang relatif tetap, tidak dapat

dipindahkan dan dapat dipindahtangankan atau diperjualbelikan.

Page 8: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdflembut, dan aromanya kurang tajam dibandingkan dengan jahe merah. ... kecil dapat diekstrak oleoresin diambil minyak atsirinya (1,50 s.d

14

Status pengolahan tanah erat hubungannya dengan pengelolaan usahatani

sehingga secara langsung berhubungan dengan produksi yang diperoleh dari tanah

tersebut. Kata lain bahwa status pemilikan dan pengusaaan tanah memiliki

kebaikan dan kelemahan sendiri-sendiri. Luas lahan yang diusahakan, hasil yang

diperoleh akan cenderung lebih tinggi, sebab makin banyak macam komoditas

yang mungkin dikembangkan.

2. Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah semua penduduk yang mampu memperoleh atau

memproduksi barang dan jasa dalam kegiatan produksi yang biasanya berumur

15-64 tahun, sedangkan angkatan kerja merupakan bagian dari tenaga kerja yang

betul-betul terlibat dalam kegiatan produksi. Mubyarto (1986) menyatakan bahwa

produktivitas tenaga kerja dapat ditingkatkan melalui berbagai cara antara lain

dengan pendidikan atau latihan-latihan untuk meningkatkan mutu dan hasil kerja.

Pendidikan disini diperoleh dari orang tua yang membimbing sejak masa kanak-

kanak dan pendidikan itu bersifat non formal yaitu pendidikan dan latihan

tambahan cara bertani yang produktif.

Ditinjau dari jenisnya tenaga kerja dapat dibedakan menjadi tenaga kerja

manusia, ternak dan mesin, sedangkan ditinjau dari sumbernya tenaga kerja

berasal dari dalam keluarga dan luar keluarga. Tenaga kerja luar keluarga dapat

diperoleh dengan cara : upahan, sambatan (tolong-menolong diantara para petani),

dan arisan tenaga kerja. Secara ekonomi, curahan tenaga kerja dihitung dengan

menggunakan satuan HKP (hari kerja pria), tenaga kerja luar keluarga seorang

laki-laki dihitung satu HKP, tenaga kerja wanita 0,7 HKP, tenaga kerja anak-anak

0,5 HKP dan tenaga kerja ternak 2 HKP (Hernanto, 1989).

Page 9: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdflembut, dan aromanya kurang tajam dibandingkan dengan jahe merah. ... kecil dapat diekstrak oleoresin diambil minyak atsirinya (1,50 s.d

15

3. Modal

Modal merupakan unsur pokok usahatani yang penting, modal usahatani

ini terdiri dari berbagai macam masukan. Pengertian ekonomi, modal diartikan

sebagai barang atau uang yang bersama-sama unsur produksi tanah dan tenaga

kerja menghasilkan barang-barang baru yaitu produksi pertanian (Hernanto,

1989). Usahatani dikenal beberapa modal seperti tanah, pupuk, dan obat-obatan,

serta tanaman dan ternak, piutang di bank, dan uang tunai. Menurut sumbernya

modal dapat berasal dari petani dan pinjaman pihak lain.

Modal dibedakan oleh sifatnya menjadi dua, sebagai berikut.

a. Modal tetap, meliputi : tanah, bangunan. Modal tetap diartikan modal yang

tidak habis pada satu periode produksi. Jenis modal ini memerlukan

pemeliharaan agar dapat berdaya guna dalam jangka waktu yang lama.

b. Modal bergerak, meliputi : alat-alat, uang tunai, piutang di bank, tanaman,

ternak, ikan dilapangan. Jenis modal ini habis atau dianggap habis dalam

satu periode proses produksi.

4. Pengelolaan (Manajemen)

Pengelolaan usahatani adalah kemampuan petani dalam menentukan dan

mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang dikuasainya dan mampu

memberikan produksi pertanian sebagaimana yang diharapkan. Penggunaan

faktor-faktor produksi pembentuk usahatani dan penerapan prinsip-prinsip

ekonomi merupakan aspek yang perlu diperhatikan petani (Hernanto, 1989).

Usahatani di Indonesia umumnya dikelola oleh petani sendiri. Petani

sendiri sebagai pengelola, sebagai tenaga kerja dan sebagai salah satu dari

konsumen produksi usahataninya. Pengenalan secara utuh faktor yang memiliki

Page 10: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdflembut, dan aromanya kurang tajam dibandingkan dengan jahe merah. ... kecil dapat diekstrak oleoresin diambil minyak atsirinya (1,50 s.d

16

dan faktor-faktor yang dapat dikuasai akan sangat menentukan keberhasilan

pengelolaan. Perubahan posisi pengelolaan ke arah yang meningkat akan berperan

positif dalam pengelolaan.

Manajemen diartikan sebagai “seni” dalam merencanakan,

mengorganisasikan dan melaksanakan serta mengevaluasi suatu proses produksi.

Proses produksi ini melibatkan sejumlah orang (tenaga kerja) dari berbagai

tingkat, maka manajemen berarti pula bagaimana mengelola orang-orang tersebut

dalam tingkat atau dalam tahapan proses produksi. Tahapan praktek, faktor

manajemen banyak dipengaruhi oleh beberapa aspek, antara lain (Soekartawi,

1990) sebagai dibawah ini :

1. Tingkat pendidikan

2. Tingkat ketrampilan

3. Skala usaha

4. Besar kecilnya kredit

5. Macam komoditas

Pengelolaan usahatani adalah kemampuan petani menentukan,

mengorganisir dan mengkordinasikan faktor-faktor produksi yang dikuasai

sebaik-baiknya dan mampu memberikan produksi pertanian sebagaimana yang

diharapkan. Ukuran dari keberhasilan pengelolaan adalah produktivitas dari setiap

faktor maupun produktivitas dari usahanya (Fadholi, 1991 dalam Soekartawi,

1991).

Faktor produksi manajemen semakin penting kalau dikaitkan dengan kata

“efisiensi”. Artinya walaupun faktor produksi tanah, pupuk, obat-obatan, tenaga

kerja dan modal dirasa cukup tetapi kalau tidak dikelola dengan baik

Page 11: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdflembut, dan aromanya kurang tajam dibandingkan dengan jahe merah. ... kecil dapat diekstrak oleoresin diambil minyak atsirinya (1,50 s.d

17

(missmanagement), maka produksi yang tinggi yang diharapkan juga tidak akan

tercapai. Variabel manajemen dipakai dalam analisa disebabkan karena sulitnya

melakukan pengukuran terhadap variabel tersebut. Faktor produksi ini dikaitkan

dengan analisa fungsi produksi, maka faktor produksi ini sulit diukur dan dipakai

dalam variabel independen dalam fungsi produksi (Soekartawi, 1993).

2.5 Teori Produksi dalam Usahatani

Dalam beberapa teori ekonomi konvensional, produksi sering

didefinisikan sebagai penciptaan guna (manfaat), dimana guna berarti kemampuan

barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Produksi meliputi semua

aktivitas dan tidak hanya mencakup pembuatan barang-barang yang dapat dilihat

tetapi juga yang tidak dapat dilihat, misalnya jasa bank. Proses produksi seperti ini

diperlukan beberapa keterampilan, baik bersifat teknis maupun intelektual

(Sudarman, 1980).

Istilah faktor produksi sering pula disebut dengan “korbanan produksi”,

karena faktor produksi tersebut “dikorbankan” untuk menghasilkan produksi.

Dalam bahasa inggris, faktor produksi ini disebut dengan “input”. Macam faktor

produksi atau input ini, berikut jumlah dan kualitasnya perlu diketahui oleh

seorang produsen. Menghasilkan suatu produk, maka diperlukan pengetahuan

tentang hubungan antara faktor produksi (input) dan output ini disebutkan dengan

“faktor relationship” (FR) (Soekartawi, 1999).

Berusahatani bisa diartikan melakukan suatu proses produksi. Sudarsono

(1988), mengemukakan bahwa proses produksi adalah suatu kombinasi faktor-

faktor produksi yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu satuan produk atau

output. Suatu proses produksi diperlukan faktor produksi yang terdiri atas tanah,

Page 12: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdflembut, dan aromanya kurang tajam dibandingkan dengan jahe merah. ... kecil dapat diekstrak oleoresin diambil minyak atsirinya (1,50 s.d

18

tenaga kerja dan modal. Tinggi rendahnya jumlah produksi yang dihasilkan akan

ditentukan oleh kualitas dan kombinasi dari faktor-faktor produksi yang

digunakan dalam proses produksi tersebut.

Ilmu ekonomi kita kenal apa yang disebut fungsi produksi yaitu suatu

fungsi yang menunjukkan hubungan antara hasil produksi fisik (output) dengan

faktor-faktor produksi (input).

Y=f (X1, X2,X3.....Xn)

Keterangan : Y = hasil produksi

X1.....Xn = faktor-faktor produksi

Hubungan masukan dan produksi pertanian mengikuti kaidah kenaikkan

hasil yang berkurang (law of diminishing returns). Tambahan unit masukan akan

mengakibatkan proporsi unit tambahan produksi yang semakin kecil dibanding

unit tambahan masukan tersebut. Sejumlah unit tambahan masukan akan

menghasilkan produksi yang terus berkurang, dengan kata lain, produk marginal

(PM) dari masukan i tersebut (i = 1,2,....n) yang dihitung dari turunan pertama

fungsi produksi (Dillon dan Hardaker, 1977 dalam Soekartawi, 1987).

Dalam produksi pertanian misalnya produksi jahe maka produksi fisik

dihasilkan bekerjanya beberapa faktor produksi sekaligus tanah, modal, dan

tenaga kerja. Menggambarkan fungsi produksi ini secara jelas dan menganalisis

peranan masing-masing faktor produksi maka dari sejumlah faktor produksi itu

salah satunya kita anggap variabel (berubah-ubah) sedangkan faktor-faktor

produksi yang lainnya konstan (Mubyarto, 1986).

Pandangan efisiensi ekonomi, maka penentuan permukaan fungsi produksi

ini sangat penting. Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara variabel yang

Page 13: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdflembut, dan aromanya kurang tajam dibandingkan dengan jahe merah. ... kecil dapat diekstrak oleoresin diambil minyak atsirinya (1,50 s.d

19

dijelaskan (Y) dengan variabel yang menjelaskan (X). Variabel yang dijelaskan

biasanya berupa output dan variabel yang menjelaskan biasanya berupa input.

Misalnya, di mana masukan telah mencapai keadaan menurun tetapi masih

mempunyai PM yang positif. Ini berarti bahwa dari segi efisiensi ekonomi

dikehendaki nilai positif dari PMxi (dY/dXi>0) dan nilai negatif dari turunan yang

kedua (d2 Y/dXi

2<0).

Umumnya kurva fungsi produksi pertanian digambarkan seperti pada

Gambar 2.1, di mana perubahan output (Y) disebabkan oleh bertambahnya

penggunaan input (X) dalam proses produksi. Penambahan output mencapai

maksimum pada tingkat penambahan input tertentu, dan penambahan input lebih

lanjut menyebabkan penurunan output yang diperoleh. Keadaan ini merupakan

pernyataan hukum Diminishing Return.

Fungsi produksi terbagi dalam tiga daerah produksi untuk menunjukkan

alokasi penggunaan sumber daya secara efisien (Gambar 2.1). Daerah 1

merupakan daerah dengan elastisitas E > 1, di mana penambahan input akan

mengakibatkan persentase penambahan output yang lebih besar, sehingga

pengusaha yang bergerak didaerah ini bertindak irrasional karena tidak

menggunakan kesempatan untuk meningkatkan pendapatan. Daerah II merupakan

daerah produksi dengan elastisitas 0 sampai dengan 1 (0 < E < 1) yang berarti

bahwa penambahan input atau persen akan menambah output paling tinggi satu

persen dan paling rendah nol persen. Pengusaha yang rasional akan berproduksi di

daerah II karena pencapaian pendapatan maksimum terdapat di daerah ini.

Sedangkan di daerah III mempunyai elastisitas negatif (E = 0), sehingga daerah

Page 14: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdflembut, dan aromanya kurang tajam dibandingkan dengan jahe merah. ... kecil dapat diekstrak oleoresin diambil minyak atsirinya (1,50 s.d

20

ini tidak rasional untuk berproduksi karena penambahan input akan mengurangi

output.

Elastisitas produksi (Ep) menunjukkan ratio perubahan relatif jumlah

input yang dihasilkan terhadap perubahan relatif jumlah input yang digunakan.

Elastisitas produksi dapat diformulasikan sebagai berikut.

Ep = %ΔY

%ΔX

= ΔY X

ΔX Y

= ( KPM )

KFR

Daerah I elastisitas produksi lebih besar satu (elastis), artinya jika input X

dinaikkan satu persen, maka output Y akan naik lebih besar dari satu persen. Pada

daerah II nilai elastisitas produksi antara nol sampai satu. Untuk daerah III nilai

elastisitas produksinya kurang dari nol. Lebih jelasnya dapat dilihat pada

Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Kurva Fungsi Produksi (Sudarsono, 1988)

Page 15: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdflembut, dan aromanya kurang tajam dibandingkan dengan jahe merah. ... kecil dapat diekstrak oleoresin diambil minyak atsirinya (1,50 s.d

21

2.6 Efisiensi Produksi

Seorang produsen dituntut untuk bekerja secara efisien agar keuntungan

yang diperoleh kian menjadi lebih besar. Tuntutan bekerja secara efisien ini tidak

dapat dihindari dalam bisnis modern, apalagi seringkali dijumpai bahwa biaya

produksi dirasa terus meningkat sementara nilai produksi dirasa relatif lamban

meningkatnya. Sebaliknya di negara-negara maju, di mana dengan nilai tambah

komoditas pertanian yang relatif baik dan daya beli masyarakat yang juga tinggi

maka kebutuhan akan prinsip-prinsip efisiensi menjadi lebih besar. Hal ini

disebabkan oleh persaingan antar produsen menjadi tinggi untuk memperoleh

peluang pasar (Soekartawi, 1999).

Efisiensi dapat dipergunakan sebagai pengukur dalam pemilihan faktor-

faktor produksi yang optimum. Efisiensi pada umumnya menunjukkan hubungan

antara nilai input dan nilai output. Suatu proses produksi dikatakan efisiensi bila

nilai output relatif lebih besar untuk setiap satuan input yang digunakan

(Soekartawi, 1999).

Soekartawi (1987) menyatakan bahwa efisiensi diartikan sebagai upaya

penggunaan input yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produksi tertentu.

Situasi yang demikian akan terjadi kalau petani mampu membuat suatu upaya

kalau nilai produk marginal (NPM) untuk suatu input sama dengan harga input

tersebut. Efisiensi adalah ratio antara hasil produksi (output) yang diperoleh

dengan sumber (input) yang digunakan. Efisiensi ekonominya diukur dalam

ukuran nilai produk yang dihasilkan setiap nilai input yang digunakan.

Menurut Yotopoulus dan Nugent, 1976 dalam Budiasa, 1999, terdapat dua

komponen efisiensi ekonomi, yaitu efisiensi teknis (technical effictency) dan

Page 16: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdflembut, dan aromanya kurang tajam dibandingkan dengan jahe merah. ... kecil dapat diekstrak oleoresin diambil minyak atsirinya (1,50 s.d

22

efisiensi harga (allocative/price efficiency). Efisiensi teknis adalah efisiensi yang

diukur dari segi fisik. Efisiensi teknis tertinggi dicapai pada saat produksi

marginal (PM) sama dengan produksi rata-rata (PR) dan pada saat perbandingan

antara produksi marginal dan produksi rata-rata sama dengan satu. Efisiensi harga

adalah konsep ukuran marginal tentang perubahan input yang mengakibatkan

Seorang produsen dituntut untuk bekerja secara efisien agar keuntungan yang

diperoleh menjadi lebih besar. Tuntutan bekerja secara efisien ini tidak dapat

dihindari dalam bisnis modern, apalagi seringkali dijumpai bahwa biaya produksi

dirasa terus meningkat sementara nilai produksi dirasa relatif lamban

meningkatnya. Sebaliknya di negara-negara maju, di mana dengan nilai tambah

komoditas pertanian yang relatif baik dan daya beli masyarakat yang juga tinggi

maka kebutuhan akan prinsip-prinsip efisiensi menjadi lebih besar. Hal ini

disebabkan karena persaingan antar produsen menjadi tinggi untuk memperoleh

peluang pasar (Soekartawi, 1999).

Model dasar yang digunakan untuk mengukur efisiensi teknis dan efisiensi

alokatif dalam kasus proses produksi output (Y) yang melibatkan hanya satu

input (X). Kriteria maksimisasi keuntungan berarti bahwa produsen akan memilih

penggunaan input pada tingkat X2 (dimana MVPx adalah sama dengan harga

input, Px) dan akan berproduksi efisien pada Y2. Seorang produsen yang

menggunakan input pada tingkat X1 dan produksi pada Y1 secara teknis telah

mencapai efisien tetapi secara alokatif tidak efisien. Jika produksi Y2 dengan

menggunakan input pada tingkat X1 maka baik secara teknis maupun secara

alokatif belum mencapai efisien. Efisiensi teknis didefinisikan sebagai

perbandingan antara output aktual dengan output maksimum yang dapat dicapai

Page 17: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdflembut, dan aromanya kurang tajam dibandingkan dengan jahe merah. ... kecil dapat diekstrak oleoresin diambil minyak atsirinya (1,50 s.d

23

secara teknis pada setiap level input X (Y1/Y2), efisiensi alokatif ditunjukkan

sebagai perbandingan antara output maksimum yang mungkin tercapai secara

teknis terhadap output yang dicapai pada penggunaan input optimum (Y2/Y1), dan

efisiensi ekonomi secara sederhana adalah produk yang secara teknis dan alokatif

efisien [(Y1/Y2)*(Y2/Y1)] = Y2/Y1. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Y

Y1

MVP

Y2

X1 X2 X

Gambar 2.2. Efisiensi Teknis, Alokatif dan Ekonomi (Arsyad, 1991)

Proses produksi, besar kecilnya peranan masing-masing faktor produksi

yang digunakan akan ditunjukkan oleh besarnya sumbangan dari masing-masing

faktor produksi tersebut. Sumbangan dari masing-masing faktor produksi tersebut

akan ditunjukkan oleh marginal physical product (MPP) dari masing-masing

faktor produksi yang digunakan. MPP menunjukkan tambahan hasil produksi fisik

sebagai akibat adanya tambahan satu satuan faktor produksi yang digunakan.

Kemudian setelah diketahui besarnya sumbangan dari masing-masing faktor

produksi, maka akan dapat ditentukan besarnya nilai sumbangan dari masing-

masing faktor produksi tersebut yang ditunjukkan oleh marginal value product

(MVP) yaitu menunjukkan nilai tambah produksi yang diakibatkan oleh adanya

Page 18: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdflembut, dan aromanya kurang tajam dibandingkan dengan jahe merah. ... kecil dapat diekstrak oleoresin diambil minyak atsirinya (1,50 s.d

24

tambahan satu satuan faktor produksi yang digunakan (Yotopoulus dan Lau,

dalam Iskandar, 1988).

MVP dapat dicari dengan cara mengalikan MPP dengan harga dari produk

(output) yang dihasilkan. Hasil yang sudah diketahui dari masing-masing faktor

produksi yang digunakan (MVP), maka dapat diketahui efisiensi dari masing-

masing faktor produksi tersebut, dengan cara membagi MVP dengan harga dari

masing-masing faktor produksi yang digunakan.

2.7 Hubungan Biaya dengan Produksi

Menurut Rahardja dan Manurung (2010), biaya produksi dan produksi

bagaikan keping mata uang logam berisi dua. Produksi berbicara tentang nilai

fisik penggunaan faktor produksi, biaya mengukurnya dengan nilai uang.

Ekonomi yang sudah modern, di mana peranan uang sangat penting, maka ukuran

efisiensi yang paling baik (walaupun bukan paling lengkap) adalah uang. Sesuatu

yang efisiensi secara teknis, belum tentu secara finansial dan ekonomi

menguntungkan. Hubungan biaya dengan produksi harus saling melengkapi,

karena tanpa biaya produksi tidak akan berjalan. Biaya yang dimaksud disini

adalah biaya untuk tenaga kerja, biaya barang modal, dan biaya

kewirausahawanan.

a. Biaya tenaga kerja

Biaya tenaga kerja adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk

menggunakan tenaga kerja per orang atau per satuan waktu. Harga tenaga

kerja adalah upahnya (per jam atau per hari).

Page 19: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdflembut, dan aromanya kurang tajam dibandingkan dengan jahe merah. ... kecil dapat diekstrak oleoresin diambil minyak atsirinya (1,50 s.d

25

b. Biaya barang modal

Ada perbedaan konsep antara ekonom dan akuntan dalam perhitungan

biaya barang modal. Akuntan menggunakan konsep biaya historis

(historical cost). Sedangkan ekonomi melihat biaya barang modal sebagai

biaya implisit. Biaya ekonomi penggunaan barang modal bukanlah berupa

besar uang yang harus dikeluarkan untuk menggunakannya, melainkan

berapa besar pendapatan yang diperoleh bila mesin disewakan kepada

pengusaha lain.

c. Biaya kewirausahawanan

Wirausahawan adalah orang yang mengombinasikan berbagai faktor

produksi untuk di transformasi menjadi output berupa barang dan jasa.

Dalam upaya tersebut, dia harus menanggung resiko kegagalan. Atas

keberanian menanggung resiko, pengusaha mendapat balas jasa berupa

laba. Makin besar (tinggi) resikonya, laba yang diharapkan harus makin

besar. Begitu juga sebaliknya.

1.8 Biaya Produksi dan Pendapatan

2.8.1 Biaya Usahatani

Menurut Soekartawi (1991), biaya produksi adalah nilai dari semua faktor

produksi yang digunakan, baik dalam bentuk benda maupun jasa selama proses

produksi berlangsung sedangkan Hernanto (1989) menyatakan bahwa biaya

produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh seorang petani dalam proses

produksi serta membawanya menjadi produk. Termasuk di dalamnya barang yang

dibeli dan jasa yang dibayar di dalam maupun di luar usahatani. Biaya ini

dikelompokkan menjadi empat, sebagai dibawah ini.

Page 20: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdflembut, dan aromanya kurang tajam dibandingkan dengan jahe merah. ... kecil dapat diekstrak oleoresin diambil minyak atsirinya (1,50 s.d

26

1. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dalam

satu masa produk yang tergolong dalam kelompok biaya ini adalah pajak

tanah, penyusutan alat pertanian, traktor, dan sebagainya.

2. Biaya variabel (variable cost) adalah biaya-biaya yang selalu berubah dimana

besar kecilnya sangat tergantung pada skala produksi yang tergolong dalam

kelompok ini antara lain: biaya pupuk, bibit, obat pembasmi hama, dan buruh.

3. Biaya tunai. Biaya tetap tunai dapat berupa air dan pajak tanah, sedangkan

untuk biaya variabel tunai antara lain berupa biaya pemakaian bibit, pupuk,

obat-obatan, dan tenaga kerja luar keluarga.

4. Biaya tidak tunai (diperhitungkan). Biaya tetap tidak tunai adalah biaya untuk

tenaga keluarga, sedangkan yang termasuk biaya variabel tidak tunai antara

lain biaya panen, biaya pengolahan tanah dari tenaga keluarga, dan biaya

pupuk kandang milik keluarga.

Selain itu juga terdapat biaya langsung dan tidak langsung. Biaya langsung

adalah biaya yang langsung digunakan dalam proses produksi dan biaya tidak

langsung meliputi biaya penysutan, pajak tanah dan lain-lain. Biaya produksi

adalah jumlah komponen yang diterima oleh pemilik faktor-faktor produksi yang

dipergunakan dalam proses produksi (Hernanto, 1993). Biaya produksi dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut.

Keterangan:

TC = biaya total

TVC = biaya variabel tetap

TFC = biaya tetap total

TC= TVC + TFC

Page 21: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdflembut, dan aromanya kurang tajam dibandingkan dengan jahe merah. ... kecil dapat diekstrak oleoresin diambil minyak atsirinya (1,50 s.d

27

2.8.2 Penerimaan usahatani

Keuntungan kotor usahatani atau penerimaan usahatani sebagai nilai

produksi total usahatani dalam jangka waktu tertentu baik yang dijual maupun

yang tidak dijual. Menafsir produk yang tidak dijual, digunakan nilai berdasarkan

harga pasar yaitu penerimaan didapat dengan cara mengalikan produksi dan harga

pasar. Perhitungan penerimaan juga mencakup semua perubahan nilai inventaris.

Perubahan nilai inventaris tanaman pada umumnya diabaikan karena penilaiannya

sangat sulit dan untuk ternak perubahan nilai inventarisnya pada umumnya

dihitung (Soekartawi, 2002). Penerimaan usahatani dapat ditulis sebagai berikut.

TR = Y. Py

Keterangan:

TR = Total penerimaan

Y = Produksi yang diperoleh dalam usahatani jagung

Py = Harga Y

2.8.3 Keuntungan usahatani

Soekartawi dkk (1986) mengartikan bahwa keuntungan kotor itu sebagai

nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun

yang tidak dijual. Keuntungan bersih adalah selisih antara keuntungan kotor

usahatani dengan pengeluaran total usahatani.

Keuntungan usahatani dipengaruhi oleh: (1) Luas usahatani yang meliputi

areal tanaman luas pertanaman rata-rata; (2) Tingkat produksi; (3) Pilihan dan

kombinasi cabang usaha; (4) Intensitas penguasaan pertanaman yang ditunjukkan

oleh jumlah tenaga kerja; dan (5) Efisiensi tenaga kerja (Hernanto, 1989).

Keuntungan kotor usahatani didefinisikan sebagai nilai produk total

usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual.

Page 22: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdflembut, dan aromanya kurang tajam dibandingkan dengan jahe merah. ... kecil dapat diekstrak oleoresin diambil minyak atsirinya (1,50 s.d

28

Pengeluaran total usahatani (total farm expense) didefinisikan sebagai nilai semua

masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan dalam produksi, tetapi tidak

termasuk tenaga kerja keluarga petani. Selisih antara keuntungan kotor usahatani

dan pengeluaran total usahatani tersebut dengan keuntungan bersih usahatani

(Soekartawi,1986) dapat dirumuskan sebagai berikut.

π = TR – TC

Keterangan:

π = keuntungan usahatani

TR = Total penerimaan

TC = Total biaya

Soekartawi (1987) mengemukakan bahwa keuntungan itu merupakan

selisih antara penerimaan total dengan biaya-biaya. Penerimaan yang dimaksud

adalah jumlah yang diterima petani dari suatu proses produksi. Soeharjo dan

Patong (1973) mengatakan bahwa keuntungan itu merupakan selisih antara

penerimaan yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan dalam satu tahun.

Pendapatan keluarga petani dapat berasal dari sumber, yaitu pendapatan

dari usahatani dan pendapatan dari luar usahatani. Pendapatan usahatani adalah

seluruh penerimaan yang diperoleh dari semua sumber usahatani seperti usahatani

sawah, tegalan, pekarangan, dan ternak. Penerimaan luar usahatani adalah seluruh

penerimaan keluarga petani dan dari luar usahatani (Hernanto, 1989).

Pada dasarnya pendapatan seseorang tergantung dari waktu atau jam kerja

yang dicurahkan dan tingkat pendapatan per jam kerja yang diterima. Tingkat

pendapatan per jam yang diterima dipengaruhi oleh tingkat pendidikan atau

ketrampilan dan sumber-sumber non tenaga yang dikuasai, maka semakin tinggi

pendapatan persatuan waktu yang diterima.

Page 23: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdflembut, dan aromanya kurang tajam dibandingkan dengan jahe merah. ... kecil dapat diekstrak oleoresin diambil minyak atsirinya (1,50 s.d

29

Efisiensi usahatani ditinjau dari hubungan Marginal Cost (MC) dengan

Average Variable Cost (AVC). Sedangkan biaya produksi ditinjau berdasarkan

input yang digunakan, MC adalah perubahan biaya total yang disebabkan oleh

adanya perubahan output sebesar satu unit, sedangkan AVC adalah biaya variabel

setiap unit output.

C = F (Q)

MC = Δ C

Δ q

AVC = C

q

C = ai + b1q + c2q2 + d3q

3

MC = ai + b2q + c3q2

AVC = aiq + b2q2

+ c3q3

q

AVC = ai + b2q + c3q2

Jika AVC = MC / Eb = 1 , biaya optimal

AVC > MC, biaya belum optimal

AVC < MC, biaya tidak optimal, atau hubungan AVC dan MC dapat pula

dilihat dalam Gambar 2.3.

Page 24: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdflembut, dan aromanya kurang tajam dibandingkan dengan jahe merah. ... kecil dapat diekstrak oleoresin diambil minyak atsirinya (1,50 s.d

30

Gambar 2.3. Hubungan Marginal Cost (MC) dengan Average Variable Cost

(AVC) (Karl dan Fair, 2002).

Gambar 2.3 menjelaskan tentang hubungan marginal cost (MC) dengan

Avarage Variable Cost (AVC), di mana petani jahe akan mengetahui apakah

produksi jahe sudah optimal atau belum. Optimal atau tidak optimalnya suatu

usahatani dilihat dari hubungan biaya marjinal dengan biaya rata-rata. Usahatani

dikatakan optimal ketika biaya marjinal memotong rata-rata biaya pada titik

minimum AVC dan skala usaha dikatakan ekonomis, sedangkan tidak optimalnya

suatu usahatani disebabkan karena biaya marjinal lebih besar daripada biaya

variabel rata-rata dan skala usahanya tidak ekonomis.

Menurut Widyantara (2014), dalam berproduksi hal yang perlu

diperhatikan adalah pemahaman terhadap kaedah-kaedah produktivitas dan

efisiensi. Produktivitas menyangkut kemampuan faktor produksi yang dikelola

oleh petani produsen untuk menghasilkan produk, sedangkan efisiensi

menyangkut kemampuan pengelola penggunaan biaya agar memperoleh

pendapatan maksimal atau laba maksimal atau mampu untuk menghasilkan

penerimaan tertentu dengan jumlah biaya yang minimal.

Page 25: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdflembut, dan aromanya kurang tajam dibandingkan dengan jahe merah. ... kecil dapat diekstrak oleoresin diambil minyak atsirinya (1,50 s.d

31

Pendapatan bisnis, penggunaan sarana produksi yang optimal tercapai

ketika sarana produksi itu mencapai produktivitas maksimum. Mengetahui ini,

perlu diketahui hubungan sarana produksi dengan volume produk yang dihasilkan,

sehingga penggunaan sarana produksi dengan mudah dapat dikendalikan.

Penggunaan input optimal dicapai ketika marjinal produk (MP) = produksi rata-

rata (AP) atau ketika elastisitas produksi (Ep) = 1. Pada situasi Ep > 1, jumlah

input dapat ditambahkan, dan ketika situasi Ep < 1, jumlah input dapat

dikurangkan. Dalam segi efisiensi, penggunaan input harus memenuhi

persyaratan:

MP = Px/Pq

Px harga input dan Pq harga output. Jika Pq.MP > Px berarti belum

efisien, input dapat ditambahkan. Tetapi bila Pq.MP < Px menunjukkan usahatani

tidak efisien dan input harus dikurangkan.

Karena MP = AP.Ep maka Q/X. Ep = Px/Pq

Sehingga X = Pq/Px.Q.Ep

X = R/Px . Ep

Umumnya usahatani menggunakan banyak input, sehingga kaedahnya

pengalokasian input adalah mengikuti prinsip-prinsip kombinasi biaya minimum

(KBM). Prinsip KBM ini biaya-biaya usahatani dapat diminimalisir, yang

rumusnya sebagai berikut.

MPx/Px = MPy/Py = MPz/Pz = 1/Pq

Penerimaan (R) dari usahatani merupakan perkalian volume produk (Q)

dengan harga produk (Pq).

R = Pq . Q

Page 26: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdflembut, dan aromanya kurang tajam dibandingkan dengan jahe merah. ... kecil dapat diekstrak oleoresin diambil minyak atsirinya (1,50 s.d

32

Tetapi didaerah tertentu atau pada komoditi tertentu, penerimaan diperoleh

dengan harga per satuan luas dikalikan dengan luas usahatani. Jika harga komoditi

dapat dikontrol (dalam pasar monopoli), maka penerimaan maksimum akan dapat

diperoleh ketika MR (marjinal revenue) = 0. Pada situasi MR positif harga jual

(Pq) dapat diturunkan, sedangkan pada situasi MR negatif harga Pq harus

dinaikkan.

Pq = ao – a1.Q

R = Pq . Q…......> R = aoQ – a1 Q2

MR = ao – 2a1Q

R maksimum bila MR = 0. Jika MR dihubungkan dengan elastisitas permintaan

makan MR sama dengan MR = Pq {(Ep + 1)/Ep}. MR positif pada Ep elastic,

MR negatif pada Ep inelastic. Tetapi pada umumnya Pq relative konstan

sepanjang tahun. Dalam situasi seperti ini R diproduksi dengan Q (kuantitas)

sebanyak, ketika :

MR = MC

ΔR/ΔQ = ΔC/ΔQ

MC = Eb . AVC dengan Eb = elastisitas biaya. Jika MR = ao – 2aiQ maka

Q dapat ditentukan. Usahatani dalam situasi MR = MC, saat ini usahatani juga

akan memperoleh laba maksimum (π mak). Ketika MC = AVC maka MR akan

sama dengan AVC. Ketika harga produk tetap (given) artinya petani tidak mampu

mengendalikan harga, maka jumlah produk yang mesti dihasilkan ketika MC =Pq.

Laba optimal dapat diketahui dengan menghitung laba marjinal (Mᴫ)

sama dengan nol, disamping menggunakan MR = MC. Laba = f (Q). laba

maksimum dicapai bila laba marjinal (Mᴫ) = 0.

Page 27: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdflembut, dan aromanya kurang tajam dibandingkan dengan jahe merah. ... kecil dapat diekstrak oleoresin diambil minyak atsirinya (1,50 s.d

33

2.9 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan petani dalam

mengalokasikan biaya pada usahatani jahe di Gapoktan Sarwa Ada Desa Taro.

Sebagaian besar penduduk di Desa Taro ini berusahatani jahe. Gapoktan Sarwa

Ada ini memiliki prospek yang cerah dan potensial yang sangat menjanjikan.

Meskipun prospeknya cerah dan menjanjikan, namun perlu dilakukan

penghitungan analisis kuantitatif yaitu menghitung alokasi biaya yang berupa

efisiensi biaya dan keuntungannya. Serta melakukan analisis kualitatif agar

mengetahui tempat penjualan usahatani jahe. Setelah melakukan analisis

kuantitatif dan analisis kualitatif maka akan memperoleh kesimpulan yang

selanjutnya dapat memberikan suatu saran atau rekomendasi kepada pihak petani

usaha jahe di Gapoktan Sarwa Ada. Adapun kerangka pemikiran dari penelitian

ini terlihat pada Gambar 2.4.

Page 28: II. TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdflembut, dan aromanya kurang tajam dibandingkan dengan jahe merah. ... kecil dapat diekstrak oleoresin diambil minyak atsirinya (1,50 s.d

34

Gambar 2.4

Kerangka Pemikiran Kemampuan Petani Dalam Mengalokasikan Biaya

Pada Usahatani Jahe di Desa Taro

Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar.

Rekomendasi

Simpulan

Tempat Penjualan

Usahatani Jahe

Alokasi Biaya

( AVC, MC, AFC)

)

Harga Jual

Gapoktan Sarwa Ada

d

Usahatani Jahe

Analisis kualitatif Analisis kuantitatif

Alokasikan Biaya

Efisiensi dan

Biaya

Keuntungan