Top Banner
8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi Pengertian adopsi dalam proses penyuluhan menurut Departemen Kehutanan (1996) dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku baik yang berupa: pengetahuan (cognitive), sikap (affective), maupun keterampilan (psycho- motoric) pada diri seseorang setelah menerima “inovasi” yang disampaikan penyuluh oleh masyarakat sasarannya. Penerimaan disini mengandung arti tidak sekedar “tahu”, tetapi sampai benar-benar dapat melaksanakan atau menerapkannya dengan benar serta menghayatinya dalam kehidupan dan usahataninya. Adopsi adalah keputusan untuk menggunakan sepenuhnya ide baru sebagai cara bertindak yang paling baik. Keputusan inovasi merupakan proses mental, sejak seseorang mengetahui adanya inovasi sampai mengambil keputusan untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi merupakan suatu tipe pengambilan keputusan yang khas (Suprapto dan Fahrianoor, 2004). Diartikan oleh Mardikanto dan Sutarni (1982) mengartikan adopsi sebagai penerapan atau penggunaan sesuatu ide, alat-alat atau teknologi baru yang disampaikan berupa pesan komunikasi (lewat penyuluhan). Manifestasi dari bentuk adopsi ini dapat dilihat atau diamati berupa tingkah laku, metoda, maupun peralatan dan teknologi yang dipergunakan dalam kegiatan komunikasinya.
37

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

Mar 08, 2019

Download

Documents

vannhu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

8

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Adopsi

2.1.1 Pengertian adopsi

Pengertian adopsi dalam proses penyuluhan menurut Departemen

Kehutanan (1996) dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku baik yang

berupa: pengetahuan (cognitive), sikap (affective), maupun keterampilan (psycho-

motoric) pada diri seseorang setelah menerima “inovasi” yang disampaikan

penyuluh oleh masyarakat sasarannya. Penerimaan disini mengandung arti tidak

sekedar “tahu”, tetapi sampai benar-benar dapat melaksanakan atau

menerapkannya dengan benar serta menghayatinya dalam kehidupan dan

usahataninya.

Adopsi adalah keputusan untuk menggunakan sepenuhnya ide baru

sebagai cara bertindak yang paling baik. Keputusan inovasi merupakan proses

mental, sejak seseorang mengetahui adanya inovasi sampai mengambil keputusan

untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi

merupakan suatu tipe pengambilan keputusan yang khas (Suprapto dan

Fahrianoor, 2004).

Diartikan oleh Mardikanto dan Sutarni (1982) mengartikan adopsi sebagai

penerapan atau penggunaan sesuatu ide, alat-alat atau teknologi baru yang

disampaikan berupa pesan komunikasi (lewat penyuluhan). Manifestasi dari

bentuk adopsi ini dapat dilihat atau diamati berupa tingkah laku, metoda, maupun

peralatan dan teknologi yang dipergunakan dalam kegiatan komunikasinya.

Page 2: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

9

9

Disebutkan oleh Samsudin (1982), adopsi adalah suatu proses yang

dimulai dari keluarnya ide-ide dari satu pihak, disampaikan kepada pihak kedua,

sampai diterimanya ide tersebut oleh masyarakat sebagai pihak kedua. Seseorang

menerima suatu hal atau ide baru selalu melalui tahapan-tahapan. Tahapan ini

dikenal sebagai tahap proses adopsi. Rogers (1983) berpendapat, proses

pengambilan keputusan inovasi adalah proses dimana seseorang berlalu dari

pengetahuan pertama mengenai suatu inovasi dengan membentuk suatu sikap

terhadap inovasi, sampai memutuskan untuk menolak atau menerima,

melaksanakan ide-ide baru dan mengukuhkan terhadap keputusan inovasi.

Jadi, Adopsi merupakan suatu proses perubahan penerapan atau

penggunaan ide-ide atau teknologi baru pada diri seseorang setelah menerima

“inovasi” yang disampaikan oleh Penyuluh.

Dinyatakan oleh Rogers (1983) bahwa perubahan seseorang untuk

mengadopsi suatu perilaku yang baru tersebut terjadi dalam beberapa tahapan

sebagai berikut:

1) Tahap kesadaran (awareness), dalam hal ini Petani mulai sadar tentang

adanya sesuatu yang baru, mulai terbuka akan perkembangan dunia luarnya,

sadar apa yang sudah ada dan apa yang belum.

2) Tahap minat (Interest), Tahap ini ditandai oleh adanya kegiatan mencari

keterangan-keterangan tentang hal-hal yang baru diketahuinya.

3) Tahap penilaian (Evaluation), Setelah keterangan yang diperlukan diperoleh,

mulai timbul rasa menimbang-nimbang untuk kemungkinan

melaksanakannya sendiri.

4) Tahap mencoba (Trial). Jika keterangan sudah lengkap, minat untuk meniru

Page 3: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

10

10

besar, dan jika ternyata hasil penilaiannya positif, maka dimulai usaha

mencoba hal baru yang sudah diketahuinya.

5) Tahap adopsi (Adoption). Petani sudah mulai mempraktekkan hal-hal baru

dengan keyakinan akan berhasil.

Dari tahapan yang telah disebutkan di atas nampaknya terdapat kelemahan

dimana proses adopsi tidak berhenti setelah suatu inovasi diterima atau ditolak.

Kondisi ini akan berubah lagi sebagai akibat dari pengaruh lingkungan penerima

adopsi. Oleh sebab itu, direvisi kembali oleh Rogers (1983) teorinya tentang

inovasi yaituknowledge (pengetahuan), persuation (persuasi), decision

(keputusan), implementation (pelaksanaan), dan confirmation (konfirmasi).

1. Pengetahuan

Seseorang mengetahui adanya inovasi dan memperoleh

beberapapengertian tentang bagaimana inovasi itu berfungsi. Ditambahkan oleh

Mardikanto dan Sutarni (1982) bahwa pada tahap ini, komunikan menerima

inovasi dari mendengar dari teman, beberapa media massa, atau dari agen

pembaru (penyuluh) yang menumbuhkan minatnya untuk lebih mengetahui hal

ikhwal inovasi tersebut.

Menurut Rogers, tiga jenis pengetahuan (knowledge) sebagai berikut.

1) Pengetahuan akan keberadaan inovasi (Awareness-knowledge)

Merupakan pengetahuan akan keberadaan suatu inovasi. Pengetahuan ini akan

memotivasi individu untuk belajar lebih banyak tentang inovasi dan kemudian

akan mengadopsinya. Pada tahap ini inovasi mencoba diperkenalkan pada

masyarakat tetapi tidak ada informasi yang pasti tentang produk tersebut.

Kurangnya informasi tersebut maka masyarakat tidak merasa memerlukan akan

Page 4: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

11

11

inovasi tersebut. Rogers menyatakan bahwa untuk menyampaikan keberadaan

inovasi akan lebih efektif disampaikan melalui media massa seperti radio,

televisi, koran atau majalah. Sehingga masyarakat akan lebih cepat mengetahui

akan keberadaan suatu inovasi.

2) Pengetahuan tentang cara menggunakan inovasi (How-to-knowledge)

Merupakan pengetahuan tentang cara menggunakan suatu inovasi dengan

benar. Rogers memandang pengetahuan jenis ini sangat penting dalam proses

keputusan inovasi. Untuk lebih meningkatkan peluang pemakaian sebuah

inovasi maka individu harus memiliki pengetahuan ini dengan memadai

berkenaan dengan penggunaan inovasi ini.

3) Pengetahuan tentang prinsip-prinsip mendasari bagaimana dan mengapa

inovasi dapat bekerja (Principles-knowledge)

Merupakan pengetahuan tentang prinsip-prinsip yang mendasari bagaimana

dan mengapa suatu inovasi dapat bekerja. Contoh dalam hal ini adalah ide

tentang teori kuman, yang mendasari penggunaan vaksinasi dan kakus untuk

sanitasi perkampungan dan kampanye kesehatan.

2. Persuasi

Tahap persuasi terjadi ketika individu memiliki sikap positif atau negatif

terhadap inovasi. Tetapi sikap ini tidak secara langsung akan menyebabkan

apakah individu tersebut akan menerima atau menolak suatu inovasi. Suatu

individu akan membentuk sikap ini setelah dia tahu tentang inovasi, maka tahap

ini berlangsung setelah knowledge stage dalam proses keputusan inovasi. Rogers

Page 5: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

12

12

menyatakan bahwa knowledge stage lebih bersifat kognitif (tentang pengetahuan),

sedangkan persuasion stage bersifat afektif karena menyangkut perasaan individu,

karena itu pada tahap ini individu akan terlibat lebih jauh lagi. Tingkat

ketidakyakinan pada fungsi-fungsi inovasi dan dukungan sosial akan

mempengaruhi pendapat dan kepercayaan individu terhadap inovasi.

3. Keputusan

Pada tahapan ini individu membuat keputusan apakah menerima atau

menolak suatu inovasi. Menurut Rogers adoption (menerima) berarti bahwa

inovasi tersebut akan digunakan secara penuh, sedangkan menolak berarti “not

adopt an innovation”. Jika inovasi dapat dicobakan secara parsial, umpanya pada

keberadaan suatu individu, maka inovasi akan lebih cepat diterima karena

biasanya individu tersebut pertama-tama ingin menerima inovasi tersebut.

Walaupun begitu, penolakan inovasi dapat saja terjadi pada setiap proses

keputusan inovasi ini.

Rogers menyatakan ada dua jenis penolakan, yaitu active rejection dan

passive rejection. Active rejection terjadi ketika suatu individu mencoba inovasi

dan berpikir akan mengadopsi inovasi tersebut namun pada akhirnya dia menolak

inovasi tersebut. Passive rejection individu tersebut sama sekali tidak berpikir

untuk mengadopsi.

4. Implementasi

Pada tahap implementasi sebuah inovasi dicoba untuk dipraktekkan, akan

tetapi sebuah inovasi membawa sesuatu yang baru apabila tingkat

Page 6: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

13

13

ketidakpastiannya akan terlibat dalam adopsi. Ketidakpastian dari hasil-hasil

inovasi ini masih akan menjadi masalah pada tahapan ini. Maka si pengguna akan

memerlukan bantuan teknis dari agen perubahan untuk mengurangi tingkat

ketidakpastian dari akibatnya.

5. Konfirmasi

Ketika keputusan inovasi sudah dibuat, maka si pengguna akan mencari

dukungan atas keputusannya. Menurut Rogers keputusan ini dapat menjadi

terbalik apabila si pengguna ini menyatakan ketidaksetujuan atas pesan-pesan

tentang inovasi tersebut. Akan tetapi, kebanyakan cenderung untuk menjauhkan

diri dari hal-hal seperti ini dan berusaha mencari pesan-pesan yang mendukung

memperkuat keputusan tersebut. Tahap ini, sikap menjadi hal yang lebih kursial.

Keberlanjutan penggunaan inovasi ini akan bergantung pada dukungan dan sikap

individu.

Ketidak-berlanjutan adalah suatu keputusan menolak sebuah inovasi

setelah sebelumnya mengadopsinya. Ketidak-berlanjutan ini dapat terjadi selama

tahap ini dan terjadi pada dua cara sebagai berikut.

1) Penolakan individu terhadap sebuah inovasi mencari inovasi lainnya yang

akan menggantikannya. Keputusan jenis ini dinamakan replacement

discontinuance.

2) Disenchanment discontinuance, dalam hal ini individu menolak inovasi

tersebut disebabkan ia merasa tidak puas atas hasil dari inovasi tersebut.

Page 7: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

14

14

2.1.2 Faktor-faktor yang mendukungkecepatan adopsi

Dinyatakan oleh Mardikanto (1993) bahwa kecepatan adopsi dipengaruhi

oleh banyak faktor, berikut ini.

1. Sifat Inovasi

Sifat inovasinya sendiri, baik intrinsik (yang melekat pada inovasinya

sendiri) maupun sifat ekstrinsik (menurut/dipengaruhi oleh keadaan

lingkungannya.

Sifat-sifat instrinsik inovasi itu mencakup berikut ini.

1) Informasi ilmiah yang melekat/dilekatkan pada inovasinya,

2) Nilai-nilai atau keunggulan-keunggulan (teknis, ekonomis, sosial budaya, dan

politis) yang melekat pada inovasinya,

3) Tingkat kerumitan (kompleksitas) inovasi,

4) Mudah/tidaknya dikomunikasikan inovasi,

5) Mudah/tidaknya inovasi tersebut dicoba (trial-ability),

6) Mudah/tidaknya inovasi tersebut diamati (observability).

Sedangkan sifat ekstrinsik inovasi meliputi sebagai berikut.

1) Kesesuaian (compatibilty) inovasi dengan lingkungan setempat (baik

lingkungan fisik, sosial budaya, politik, dan kemampuan ekonomi

masyarakatnya).

2) Tingkat keunggulan relatif dari inovasi yang ditawarkan, atau keunggulan

lain yang dimiliki oleh inovasi dibanding dengan teknologi yang sudah ada

yang akan diperbaharui/digantikannya, baik keunggulan teknis, ekonomis

Page 8: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

15

15

(besarnya biaya), manfaat non ekonomi, maupun dampak sosial budaya dan

politis yang ditimbulkannya (relative advantage).

2. Sifat sasarannya

Dilihat dari karakteristik sasarannya, dikemukakan oleh Rogers and

Shoemaker (1971)bahwa dalam setiap kelompok masyarakat terbagi menjadi 5

(lima) kelompok individu berdasarkan tingkat kecepatannya mengadopsi sebagai

berikut.

1) Kelompok perintis (innovator)

Pelopor/ orang-orang yang pertama dalam suatu wilayah tertentu yang paling

cepat mengadopsi suatu inovasi, memiliki rasa ingin tahu tinggi/curiousity,

cenderung indualis.

2) Kelompok pelopor (early adopter),

Orang yang cukup aktif dalam pembangunan desa, umur relatif muda,

pendidikan cukup tinggi, status sosial agak tinggi dan disegani oleh anggota

masyarakat.

3) Kelompok penganut dini (early mayority),

Golongan yang mudah terpengaruh bila hal baru telah disadari dan diyakini

keunggulannya.

4) Kelompok penganut lambat (late mayorty),

Orang yang lambat menerima inovasi, kedudukan ekonominya rendah, dan

kurang bersemangat dalam usahataninya.

5) Kelompok orang-orang kolot/naluri (laggard)

Kaum kolot/penolak, usia tua, statis dan pasif terhadap perubahan, dan

kurang rasional.

Page 9: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

16

16

3. Cara pengambilan keputusan

Terlepas dari ragam karakteristik individu dan masyarakat, cara

pengambilan keputusan yang dilakukan untuk mengadopsi sesuatu inovasi juga

akan mempengaruhi kecepatan adopsi. Tentang hal ini, jika keputusan adopsi

dapat dilakukan secara pribadi relatif lebih cepat dibandingkan pengambilan

keputusan berdasarkankeputusan bersama warga masyarakat yang lain, apalagi

jika harus menunggu peraturan-peraturan tertentu seperti: rekomendasi

pemerintah.

4. Saluran komunikasi yang digunakan

Inovasi dapat dengan mudah dan jelas dapat disampaikan lewat media

masa, atau sebaliknya jika kelompok sasarannya dapatdengan mudah menerima

inovasi yang disampaikan melalui media masa, maka proses adopsi akan

berlangsung relatif lebih cepat dibandingkan dengan inovasi yang harus

disampaikan lewat media antar pribadi.

5. Keadaan penyuluh

Kecepatan adopsi ditentukan oleh aktivitas yang dilakukan oleh penyuluh,

khususnya tentang upaya yang dilakukan penyuluh untuk “mempromosikan”

inovasinya. Semakin rajin penyuluhnya menawarkan inovasi, proses adopsi

semakin cepat pula.

6. Ragam sumber informasi

Kecepatan adopsi inovasi yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok

sasaran penyuluhan pada tiap tahapan adopsi sangat dipengaruhi oleh ragam

sumber informasi yang menyampaikannya.

Dikemukakan oleh Lionberger dalam Mardikanto (1993) beberapa faktor

Page 10: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

17

17

yang mempengaruhi kecepatan mengadopsi inovasi ditinjau dari ragam golongan

masyarakat yang meliputi: (a) luas usahatani, (b) tingkat pendapatan, (c)

keberanian mengambil resiko, (d) umur, (e) tingkat partisipasinya dalam

kelompok/organisasi di luar lingkungannya sendiri, (f) aktivitas mencari informasi

dan ide-ide baru, (g) sumber informasi yang dimanfaatkan.

2.2 Inovasi

Inovasi didefinisikan sebagai suatu ide, praktek atau objek yang dianggap

sebagai sesuatu yang baru oleh seorang individu atau satu unit adopsi lain.

Didefinisikan oleh Thompson dan eveland, 1967(dalam Mardikanto 1993) bahwa

inovasi sama dengan teknologi yaitu suatu desain yang digunakan untuk tindakan

intrumental dalam rangka mengurangi ketidakteraturan suatu hubungan sebab

akibat dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi, inovasi dapat dipandang

sebagai suatu upaya untuk mencapai tujuan tertentu.

Dinyatakan oleh Rogers (1983) bahwa inovasi adalah “an idea, pratice, or

object perceived as new by the individual.” (suatu gagasan, praktek, atau benda

yang dianggap/dirasa baru oleh individu). Kata perceived menjadi kata yang

penting karena suatu ide, praktek atau benda lain akan dianggap sebagai inovasi

bagi sebagian orang tetapi bagi sebagian lainnya tidak, tergantung apa yang

dirasakan oleh individu terhadap ide, praktek atau benda tersebut.

1. Karakteristik Inovasi

Dijelaskan oleh Roger (1983), karakteristik inovasi dibagi menjadi lima

karakteristik sebagai berikut.

Page 11: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

18

18

1) Keunggulan relatif (relative advantage)

Keunggulan relatif adalah derajat dimana suatu inovasi dianggap lebih baik/

unggul dari yang pernah ada sebelumnya. Hal ini dapat diukur dari beberapa

segi, seperti segi ekonomi, prestise sosial, kenyamanan, kepuasan dan lain-lain.

Semakin besar keunggulan relatif dirasakan oleh pengadopsi, semakin cepat

inovasi tersebut dapat diadopsi.

2) Kompatibilitas (compatibility)

Kompatibilitas adalah derajat dimana suatu inovasi tersebut dianggap konsisten

dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu dan kebutuhan

pengadopsi. Sebagai contoh, jika suatu inovasi itu tidak dapat diadopsi dengan

mudah sebagaimana halnya dengan inovasi yang sesuai (compatible)

3) Kerumitan (Complexity)

Kerumitan adalah derajat dimana inovasi dianggap sebagai suatu yang sulit

untuk dipahami dan digunakan. Beberapa inovasi tertentu ada yang dengan

mudah dapat dimengerti dan digunakan oleh pengadopsi dan ada pula yang

sebaliknya. Semakin mudah dipahami dan dimengerti oleh pengadopsi, maka

semakin cepat suatu inovasi dapat diadopsi.

4) Kemampuan diuji cobakan (trialability)

Kemampuan untuk diuji cobakan adalah derajat dimana suatu inovasi dapat

diuji-coba batas tertentu. Suatu inovasi yang dapat di uji-cobakan dalam tempat

sesungguhnya umumnya akan lebih cepat diadopsi. Jadi, agar dapat cepat

diadopsi, suatu inovasi sebaiknya harus mampu menunjukkan keunggulannya.

5) Kemampuan diamati (abservability)

Page 12: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

19

19

Kemampuan untuk diamati adalah derajat dimana hasil suatu inovasi dapat

terlihat oleh orang lain. Semakin mudah seseorang melihat hasil dari suatu

inovasi, semakin besar kemungkinan orang atau sekelompok orang tersebut

mengadopsi.

Disimpulkan bahwa semakin besar keunggulan relatif; kesesuaian

(compatibility); kemampuan untuk diuji-cobakan dan kemampuan untuk diamati

serta semakin kecil kerumitannya, maka semakin cepat kemungkinan inovasi

tersebut dapat diadopsi.

2. Jenis-jenis Inovasi

Dikemukakan oleh Rogers (1983) Inovasi terdiri atas empat jenis dibawah ini.

1) Penemuan yaitu kreasi suatu produk, jasa, atau proses baru yang belum

pernah dilakukan sebelumnya. Konsep ini cenderung disebut revolisioner.

Contoh: Penemuan pesawat terbang oleh wright.

2) Pengembangan yaitu pengembangan suatu produk, jasa, atau proses yang

sudah ada. Konsep seperti ini menjadi aplikasi ide yang telah ada berbeda.

Misalnya pengembangan Mcd oleh Ray Kroc.

3) Duplikasi yaitu peniruan suatu produk, jasa, atau proses yang telah ada.

Meskipun duplikasi bukan semata meniru melainkan menambah sentuhan

kreatif untuk memperbaiki konsep agar lebih mampu memenangkan

persaingan. Misalnya duplikasi perawatan gigi oleh Dentaland.

4) Sintesis yaitu perpaduan konsep dan faktor-faktor yang sudah ada menjadi

formulasi baru. Proses ini meliputi pengambilan sejumlah ide atau produk

Page 13: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

20

20

yang sudah ditemukan dan dibentuk sehingga menjadi produk yang dapat

diaplikasikan dengan cara baru. Misalnya sintesis pada arloji oleh casio.

3. Proses Keputusan Inovasi

Digambarkan oleh Rogers (1983) proses keputusan inovasi sebagai

kegiatan individu untuk mencari dan memproses informasi tentang suatu inovasi

sehingga dia termotivasi untuk mencari tahu tentang keuntungan atau kerugian

dari inovasi tersebut yang pada akhirnya akan memutuskan apakah dia akan

mengadopsi inovasi tersebut atau tidak.

Dinyatakan oleh Rogers (1983) proses keputusan inovasi memiliki lima

tahap berikut ini.

1) Tahap pengetahuan (Knowledge stage)

Seseorang mengetahui adanya inovasi dan memperoleh

beberapapengertian tentang bagaimana inovasi itu berfungsi. Ditambahkan oleh

Mardikanto dan Sri Sutarni (1982) bahwa pada tahap ini, komunikan menerima

inovasi dari mendengar dari teman, beberapa media massa, atau dari agen

pembaru (penyuluh) yang menumbuhkan minatnya untuk lebih mengetahui hal

ikhwal inovasi tersebut.

Dikemukakan oleh Rogers, tiga jenis pengetahuan (knowledge) sebagai berikut.

a. Pengetahuan akan keberadaan inovasi (Awareness-knowledge)

Merupakan pengetahuan akan keberadaan suatu inovasi. Pengetahuan

ini akan memotivasi individu untuk belajar lebih banyak tentang inovasi dan

kemudian akan mengadopsinya. Pada tahap ini inovasi mencoba diperkenalkan

pada masyarakat tetapi tidak ada informasi yang pasti tentang produk tersebut.

Page 14: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

21

21

Kurangnya informasi tersebut maka masyarakat tidak merasa memerlukan akan

inovasi tersebut. Rogers menyatakan bahwa untuk menyampaikan keberadaan

inovasi akan lebih efektif disampaikan melalui media massa seperti radio,

televisi, koran atau majalah. Sehingga masyarakat akan lebih cepat mengetahui

akan keberadaan suatu inovasi.

b. Pengetahuan tentang cara menggunakan inovasi (How-to-knowledge)

Merupakan pengetahuan tentang bagaimana cara menggunakan suatu

inovasi dengan benar. Rogers memandang pengetahuan jenis ini sangat penting

dalam proses keputusan inovasi. Untuk lebih meningkatkan peluang pemakaian

sebuah inovasi maka individu harus memiliki pengetahuan ini dengan memadai

berkenaan dengan penggunaan inovasi ini.

c. Pengetahuan tentang prinsip-prinsip yang mendasari bagaimana dan mengapa

inovasi dapat bekerja (Principles-knowledge)

Merupakan pengetahuan tentang prinsip-prinsip yang mendasari

bagaimana dan mengapa suatu inovasi dapat bekerja. Contoh dalam hal ini

adalah ide tentang teori kuman, yang mendasari penggunaan vaksinasi dan

kakus untuk sanitasi perkampungan dan kampanye kesehatan.

2) Tahap persuasi (persuasion stage)

Tahap persuasi terjadi ketika individu memiliki sikap positif atau negatif

terhadap inovasi. Tetapi sikap ini tidak secara langsung akan menyebabkan

apakah individu tersebut akan menerima atau menolak suatu inovasi. Suatu

individu akan membentuk sikap ini setelah dia tahu tentang inovasi, maka tahap

ini berlangsung setelah knowledge stage dalam proses keputusan inovasi. Rogers

menyatakan bahwa knowledge stage lebih bersifat kognitif (tentang pengetahuan),

Page 15: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

22

22

sedangkan persuasion stage bersifat afektif karena menyangkut perasaan individu,

karena itu pada tahap ini individu akan terlibat lebih jauh lagi. Tingkat

ketidakyakinan pada fungsi-fungsi inovasi dan dukungan sosial akan

mempengaruhi pendapat dan kepercayaan individu terhadap inovasi.

3) Tahap keputusan (Decision stage)

Pada tahapan ini individu membuat keputusan apakah menerima atau

menolak suatu inovasi. Menurut Rogers adoption (menerima) berarti bahwa

inovasi tersebut akan digunakan secara penuh, sedangkan menolak berarti “not

adopt an innovation”. Jika inovasi dapat dicobakan secara parsial, umpanya pada

keberadaan suatu individu, maka inovasi akan lebih cepat diterima karena

biasanya individu tersebut pertama-tama ingin menerima inovasi tersebut.

Walaupun begitu, penolakan inovasi dapat saja terjadi pada setiap proses

keputusan inovasi ini.

Rogers menyatakan ada dua jenis penolakan, yaitu active rejection dan

passive rejection. Active rejection terjadi ketika suatu individu mencoba inovasi

dan berpikir akan mengadopsi inovasi tersebut namun pada akhirnya dia menolak

inovasi tersebut. Passive rejection individu tersebut sama sekali tidak berpikir

untuk mengadopsi.

4) Tahap implementasi (Implementation stage)

Pada tahap implementasi sebuah inovasi dicoba untuk dipraktekkan, akan

tetapi sebuah inovasi membawa sesuatu yang baru apabila tingkat

ketidakpastiannya akan terlibat dalam adopsi. Ketidakpastian dari hasil-hasil

inovasi ini masih akan menjadi masalah pada tahapan ini. Maka si pengguna akan

Page 16: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

23

23

memerlukan bantuan teknis dari agen perubahan untuk mengurangi tingkat

ketidakpastian dari akibatnya.

5) Tahap konfirmasi (confirmation stage)

Ketika keputusan inovasi sudah dibuat, maka si pengguna akan mencari

dukungan atas keputusannya. Menurut Rogers keputusan ini dapat menjadi

terbalik apabila si pengguna ini menyatakan ketidaksetujuan atas pesan-pesan

tentang inovasi tersebut. Akan tetapi, kebanyakan cenderung untuk menjauhkan

diri dari hal-hal seperti ini dan berusaha mencari pesan-pesan yang mendukung

memperkuat keputusan tersebut. Tahap ini, sikap menjadi hal yang lebih kursial.

Keberlanjutan penggunaan inovasi ini akan bergantung pada dukungan dan sikap

individu.

Ketidak-berlanjutan adalah suatu keputusan menolak sebuah inovasi

setelah sebelumnya mengadopsinya. Ketidak-berlanjutan ini dapat terjadi selama

tahap ini dan terjadi pada dua cara : a. Penolakan individu terhadap sebuah inovasi

mencari inovasi lainnya yang akan menggantikannya. Keputusan jenis ini

dinamakan replacement discontinuance. b. Disenchanment discontinuance, dalam

hal ini individu menolak inovasi tersebut disebabkan ia merasa tidak puas atas

hasil dari inovasi tersebut.

2.3 Peran Penyuluh Pertanian

Penyuluh menurut undang-undang No. 16 tentang Sistem Penyuluhan

Pertanian, Perikanan, dan kehutanan adalah perorangan warga Negara Indonesia

yang melakukan kegiatan penyuluhan. Menurut Rogers (1983) penyuluh sebagai

Page 17: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

24

24

agen pengubah adalah seseorang yang atas nama pemerintah atau lembaga

penyuluhan berkewajiban untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan

yang dilakukan oleh sasaran penyuluhan untuk mau dan mampu melakukan

perubahan dengan mengadopsi suatu inovasi. Karena itu, seorang penyuluh

seperti dikemukakan Mardikanto (1992) haruslah memiliki kualifikasi tertentu,

baik yang menyangkut kepribadian, pengetahuan, sikap, dan ketrampilan

menyuluh yang profesional.

Peran penyuluh tidak hanya sebatas pada fungsi menyampaikan inovasi

dan mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sasaran

penyuluhannya, akan tetapi harus mampu menjadi jembatan penghubung antara

pemerintah atau lembaga penyuluhan yang diwakili dengan masyarakat sasaran,

baik dalam hal menyampaikan inovasi atau kebijakan-kebijakan pembangunan

maupun untuk menyampaikan umpan balik atau tanggapan petani-peternak

kepada pemerintah/lembaga penyuluhan yang bersangkutan. Dikemukakan oleh

Suhardiyono (1992) penyuluh pertanian haruslah dapat berperan sebagai

pembimbing, organisator, dinamisator, pelatih, teknisi, dan jembatan penghubung

antara masyarakat sasaran dan lembaga yang diwakilinya. Penyuluh pun

diharapkan dapat membantu sasaran (petani) mengenal masalah-masalah yang

dihadapi petani dan membantu memberikan jalan keluar yang diperlukan. Oleh

karena itu, agar penyuluh mampu berperan di dalam menfasilitasi pembelajaran

petani, haruslah memiliki kompetensi profesional yang dibutuhkan, yaitu

kompetensi yang mengacu kepada satu bidang pekerjaan sesuai tugas pokok,

fungsi dan peranannya sebagai profesi.

Page 18: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

25

25

2.3.1 Kompetensi profesional penyuluh

Kompetensi merupakan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas

secara efektif, sedangkan makna profesional merujuk tingkat keahlian atau

ketrampilan yang didasarkan di dalam menjalankan tuntutan tugas atau profesinya

(Imran dan Ganang, 1999). Kompetensi profesional penyuluh adalah derajat

kemampuan yang dimiliki penyuluh di dalam menjalankan tugas atau tuntutan

profesinya secara efektif .

Dinyatakan oleh Yoder (1994) ada delapan kompetansi profesional yang

harus dimiliki oleh seorang penyuluh.

1. Kompetensi administrasi yakni tingkat kemampuan yang mencangkup

aktivitas di dalam merumuskan tujuan nyata program penyuluhan, orientasi

bagi kerjasama antara staf, pengelolaan waktu secara efektif, pengembangan

potensi kepemimpinan, dan pengembangan kemampuan diri dan staf.

2. Kompetensi perencanaan program yakni tingkat kemampuan yang

mencangkup aktivitas dalam penentuan kebutuhan sasaran program

penyuluhan, penentuan tujuan dari program, identifikasi potensi sumberdaya,

prencanaan program, pengembangan jadwal kegiatan.

3. Kompetensi pelaksanaan program yakni tingkat kemampuan yang

mencangkup aktivitas kepemimpinan atau pemanduan di dalam perencanaan

dan pelaksanaan program, pengembangan hubungan kerjasama dengan

sasaran, penggunaan ragam teknik di dalam mempengaruhi sasaran,

kunjungan usahatani, dan membantu sasaran di dalam memecahkan masalah.

4. Kompetensi pengajaran yakni tingkat kemampuan yang mencangkup

aktivitas pengembangan prencanaan pengajaran, penyajian informasi,

Page 19: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

26

26

kegiatan bimbingan atau konseling, pelaksanaan prinsip pengajaran,

perencanaan dan pengoragnisasian kunjungan lapangan dan pelatihan.

5. Kompetensi komunikasi yakni kemampuan yang mencangkup mengontrol

sikap dalam berkomunikasi, penyiapan publikasi dan penggunaan alat

komunikasi, membangun komunikasi diantara staf dan sasaran serta pihak

terkait.

6. Kompetensi pemahaman perilaku manusia yakni kemampuan yang

mencangkup menilai persepsi sosial, pengenalan budaya sasaran, identifikasi

kelompok potensial dalam masyarakat sasaran, pengenalan perbedaan peta

kognitif dan kelompok umur sasaran, dan mengidentifikasi dan mengenal

perilaku sosial.

7. Kompetensi memelihara profesionalisme yakni kemampuan yang

mencangkup mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan profesionalisme,

membangun integritas kepribadian dan moral, membangun integritas

intelektual, dan membangun rencana untuk pengembangan profesionalisme.

8. Kompetensi evaluasi yakni kemampuan yang mencangkup penggunaan

pendekatan eksperimental dalam kerja penyuluhan, mengidentifikasi yang

dibutuhkan untuk penelitian, kerjasama dengan lembaga penelitian,

mempersepsi dan menggunakan temuan-temuan penelitian.

2.3.2 Faktor yang mempengaruhi kinerja penyuluh

Dijelaskan oleh Yusri (1999), ada dua faktor yang mempengaruhi kinerja

penyuluh pertanian dalam bekerja secara profesional sebagai berikut.

Page 20: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

27

27

1. Faktor Internal Penyuluh Pertanian

Kinerja penyuluh dipengaruhi oleh faktor dari penyuluh itu sendiri. Faktor

internal terdiri atas berikut ini.

1) Pendidikan formal penyuluh pertanian

Telah ditetapkan basis pendidikan formal penyuluh pertanian minimal

Diploma III atau memperoleh sertifikat pendidikan dan latihan fungsional

dibidang penyuluhan pertanian. Tingkat pengetahuan mempengaruhi

ketrampilan dan keahlian yang dimiliki untuk melaksanakan tugasnya

mengimbangi dinamika masyarakat petani.

2) Umur penyuluh pertanian

Semakin bertambah umur dan golongan penyuluh, persepsi penyuluh

pertanian tentang jabatan fungsional dalam pengembangan karier dan profesi

penyuluh semakin rendah.

3) Masa kerja penyuluh pertanian

Semakin lama masa kerja, penyuluh akan semakin menguasai bidang

pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya sehingga akan semakin matang

dan pekerja lebih produktif dan bersamaan dengan kemampuan kerja

menentukan kinerja kerja.

2. Faktor Eksternal Penyuluh Pertanian

Beberapa faktor eksternal penyuluh yang dipertimbangkan berhubungan

dengan kinerja penyuluh pertanian sebagai berikut.

1) Ketersediaan sarana dan prasarana

Page 21: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

28

28

Adanya sarana dan prasarana seperti teknologi pertanian, pelatihan,

transportasi, komputer, OHP dan lain-lain sangat diperlukan penyuluh dalam

melaksanakan tugasnya.

2) Sistem penghargaan

Hal ini biasanya terkait dengan perbaikan sistem penggajian, tunjangan

fungsional dan dana operasional serta jabatan atau kepangkatan.

3) Komoditas dominan di wilayah binaan

Kebiasaan pola tanam yang dilakukan oleh petani secara turun temurun telah

memberikan pengetahuan teknologi usahatani dan pengalaman berharga

kepada petani untuk dapat dikembangkan kearah yang lebih maju dan

rasional dalam interaksinya bersama-sama penyuluh.

2.4 Penyuluhan Pertanian

2.4.1 Pengertian penyuluhan pertanian

Diartikan oleh Van Den Ban dan Hawkins (1999) penyuluhan sebagai

keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar

dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa

membuat keputusan yang benar.

Dalam Wikipedia, pengertian pertanian dalam pengertian yang luas

mencakup semua kegiatan yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup

(termasuk tanaman,hewan, dan mikroba) untuk kepentingan manusia. Dalam arti

sempit, pertanian diartikan sebagai kegiatan budidaya tanaman.

Page 22: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

29

29

Menurut Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem

Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (UU SP3K), arti penyuluhan

pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar

mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam

mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya,

sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan

kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi

lingkungan hidup.

2.4.2 Prinsip-prinsip metode dan teknik penyuluhan pertanian

Prinsip merupakan suatu pernyataan mengenai kebijaksanaan yang

dijadikan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan dilaksanakan

secara konsisten. Dalam kegiatan penyuluhan, prinsip menurut Leagans (1961)

menilai bahwa setiap penyuluh dalam melaksanakan kegiatannya harus

berpegang teguh pada prinsip-prinsip yang sudah disepakati agar dapat melakukan

pekerjaannya dengan baik.

Dinyatakan oleh Mardikanto (1993) bahwa merujuk pada pemahaman

penyuluhan pertanian sebagai proses pembelajaran, maka prinsip-prinsip dalam

penyuluhan pertanian sebagai berikut.

1. Mengerjakan artinya kegiatan penyuluhan harus sebanyak mungkin

melibatkan masyarakat untuk menerapkan sesuatu.

2. Akibat artinya kegiatan pertanian harus memberi dampak yang memberi

pengaruh baik.

Page 23: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

30

30

3. Asosiasi artinya kegiatan penyuluhan harus saling terkait dengan kegiatan

lainnya. Misalnya apabila seorang petani berjalan di sawahnya kemudian

melihat tanaman padinya terserang hama, maka ia akan berupaya untuk

melakukan tindakan pengendalian.

Dinyatakan oleh Dahama dan Bhatnagar (dalam Mardikanto (1999))

bahwa yang mencakup prinsip-prinsip penyuluhan pertanian berikut ini.

1. Minat dan kebutuhan artinya penyuluhan akan efektif jika selalu mengacu

kepada minat dan kebutuhan masyarakat, utamanya masyarakat tani.

2. Organisasi masyarakat bawah artinya penyuluh akan efektif jika mampu

melibatkan organisasi masyarakat bawah dari setiap keluarga petani.

3. Keraguan budaya artinya penyuluhan harus memperhatikan adanya

keragaman budaya.

4. Perubahan budaya artinya setiap penyuluhan akan mengakibatkan perubahan

budaya.

5. Kerjasama dan partisipasi artinya penyuluhan hanya akan efektif jika

menggerakkan partisipasi masyarakat untuk selalu bekerjasama dalam

melaksanakan program-program penyuluhan yang telah dicanangkan.

6. Demokrasi dalam penerapan ilmu artinya dalam penyuluhan harus selalu

memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menawar setiap alternatif.

7. Belajar sambil bekerja artinya kegiatan penyuluhan pertanian harus

diupayakan agar masyarakat dapat belajar sambil berbuat, atau belajar dari

pengalaman tentang segala sesuatu yang ia kerjakan.

Page 24: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

31

31

8. Penggunaan metode yang sesuai artinya penyuluhan harus dilakukan dengan

penerapan metode yang selalu disesuaikan dengan kondisi lingkungan fisik,

kemampuan ekonomi, dan nilai sosial budaya.

9. Kepemimpinan artinya penyuluh tidak melakukan kegiatan yang hanya

bertujuan untuk kepuasan sendiri, tetapi harus mampu mengembangkan

kepemimpinan.

10. Spesialis yang terlatih artinya penyuluh harus benar-benar orang yang telah

mengikuti latihan khusus tentang segala sesuatu dengan fungsinya sebagai

penyuluh.

11. Segenap keluarga artinya penyuluh harus memperhatikan keluarga sebagai

satu kesatuan dari unit sosial.

Dikemukakan oleh Mardikanto (2006) bahwa prinsip-prinsip dalam

Metode dan teknik penyuluhan pertanian sebagai berikut.

1. Upaya pengembangan untuk berpikir kreatif

Prinsip ini dimaksudkan bahwa melalui penyuluhan pertanian harus mampu

menghasilkan petani-petani yang mandiri, mampu mengatasi permasalahan

yang dihadapi dan mampu mengembangkan kreativitasnya untuk

memanfaatkan setiap potensi dan peluang yang diketahui untuk memperbaiki

mutu hidupnya.

2. Tempat yang paling baik adalah di tempat kegiatan sasaran

Prinsip ini akan mendorong petani belajar pada situasi nyata sesuai

permasalahan yang dihadapi.

3. Setiap individu terkait dengan lingkungan sosialnya

Page 25: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

32

32

Prinsip ini mengingatkan kepada penyuluh bahwa keputusan-keputusan yang

diambil petani dilakukan berdasarkan lingkungan sosialnya.

4. Ciptakan hubungan yang akrab dengan sasaran

Keakraban hubungan antara penyuluh dan sasaran memungkinkan terciptanya

keterbukaan sasaran dalam mengemukakan masalahnya.

5. Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan

Metoda yang diterapkan harus mampu merangsang sasaran untuk selalu siap

(dalam arti sikap dan pikiran) dan dengan suka hati melakukan perubahan-

perubahan demi perbaikan mutu hidupnya sendiri, keluarganya dan

masyarakatnya.

2.5 Sistem Tanam Jajar Legowo

Menurut Balai Pengkaji Teknologi Pertanian Jambi Tahun 2011,

SistemTanam Jajar Legowo merupakan perubahan teknologi jarak tanam padi

yang dikembangkan dari Sistem Tanam Tegel (penempatan tanaman terlihat

seperti susun tegel rumah dimana sisinya sama misalnya 20 X 20 cm atau 25 X 25

cm) yang telah berkembang di masyarakat. Istilah legowo yang diambil dari

Bahasa Jawa, Banyumas, terdiri atas kata lego dan dowo; lego berarti luas dan

dowo berarti memanjang. Dengan SistemTanam Jajar Legowo, kelompok-

kelompok barisan tanaman padi dipisahkan oleh suatu lorong yang luas dan

memanjang. Bila jarak antar baris tanaman padi umumnya adalah 20 hingga 25

cm, lorong yang memisahkan antar kelompok barisan mencapai 50 cm hingga 70

cm, tergantung kesuburan tanah dan keragaan varietas padi yang ditanam. Tanah

Page 26: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

33

33

yang subur memilki lorong yang lebih sempit sedangkan keragaan varietas yang

berdaun lebat dan tinggi perlu lorong yang lebih luas.

Menurut Balai Pengkaji Teknologi Pertanian Jambi Tahun 2011 tipe dari

SistemTanam Jajar Legowo untuk padi sawah bisa dilakukan dengan berbagai tipe

yaitu: legowo (2:1), (3:1), (4:1), (5:1), (6:1) atau tipe lainnya.

2.5.1. Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1

Sistem TanamJajar legowo 2:1 adalah cara tanam padi dimana setiap dua

baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak dua kali dari

jarak tanaman antar baris sedangkan jarak tanaman dalam barisan adalah setengah

kali jarak tanam antar barisan. Dengan demikian jarak tanam pada sistem Jajar

Legowo 2:1 adalah 25 cm (antar barisan) X 12,5 cm (barisan pinggir) X 50 cm

(barisan kosong).

Pada Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1 seluruh tanaman dikondisikan

seolah-olah menjadi tanaman pinggir. Penerapan Sistem TanamJajar Legowo 2:1

dapat meningkatkan produksi padi dengan gabah kualitas benih. Sistem

TanamJajar Legowo seperti ini sering dijumpai pada pertanaman untuk tujuan

penangkaran atau produksi benih. Untuk lebih jelasnya tentang cara tanam jajar

legowo 2:1 dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Menurut Balai Pengkaji Teknologi Pertanian Jambi Tahun 2011, prinsip

dari Sistem TanamJajar Legowo adalah pemberian kondisi pada setiap barisan

tanam padi untuk mengalami pengaruh sebagai tanaman barisan pinggir.

Umumnya tanaman pinggir menunjukkan hasil lebih tinggi atau lebih rendah dari

Page 27: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

34

34

tanaman yang ada di bagian dalam barisan. Tanaman pinggir juga menunjukkan

pertumbuhan yang lebih baik karena kurangnya persaingan tanaman antar barisan.

Dengan diterapkannya cara tanam sistem legowo yang menambah kemungkinan

barisan tanaman untuk mengalami efek tanaman pinggir, sinar matahari dapat

dimanfaatkan lebih banyak untuk proses fotosintesis. Pada lahan yang lebih

terbuka karena adanya lorong pada baris tanaman, serangan hama, khususnya

tikus, dapat ditekan karena tikus tidak suka tinggal di dalamnya dan dengan

terciptanya kelembaban lebih rendah, perkembangan penyakit dapat juga ditekan.

Tidak hanya itu, pemupukan dan pengendalian organisme pengganggu tanaman

menjadi lebih mudah dilakukan di dalam lorong-lorong.

Gambar 2.1

Sistem Tanam Jajar Legowo 2 : 1

Page 28: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

35

35

Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1 juga meningkatkan populasi tanaman.

Untuk populasi tanaman padi yang lebih banyak, dibutuhkan benih padi dan

tenaga kerja yang lebih banyak namun tenaga kerja lebih sedikit pada penyiangan.

Kenaikan jumlah gabah yang dipanen menyebakan upah pekerja juga meningkat.

Walaupun demikian, Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1 lebih menguntungkan bila

ditinjau dari hasil gabah kering panen dan pemeliharaan.

Tujuan Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1 (Indonesian Agency For

Agricultural Research an Development In Cooperation With Rural Development

Administration, Republic of Korea, 2014) sebagai berikut.

1. Mengoptimalkan pemanfaatan sinar matahari oleh tanaman yang berada pada

bagian pinggir barisan. Semakin banyak sinar matahari yang mengenai

tanaman, maka proses fotosintesis oleh daun tanaman akan semakin tinggi

sehingga akan mendapatkan bobot bulir yang lebih berat.

2. Mengurangi kemungkinan seranggan hama, terutama tikus. Pada lahan yang

relatif terbuka, hama tikus kurang suka tinggal di dalamnya.

3. Menekan serangan penyakit. Pada lahan yang relatif terbuka kelembaban

akan semakin berkurang, sehingga serangan penyakit juga akan berkurang.

4. Mempermudah pelaksanaan pemupukan dan pengendalian hama/penyakit.

Posisi orang yang melaksanakan pemupukan dan pengendalian hama atau

penyakit bisa leluasa pada barisan kosong diantara 2 barisan legowo.

5. Menambah populasi tanaman. Misalnya pada Sistem Tanam Jajar Legowo

2:1 populasi tanaman akan bertambah sekitar 33%. Bertambahnya populasi

tanaman akan memberikan harapan peningkatan produksi padi.

Page 29: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

36

36

Menurut Indonesian Agency For Agricultural Research an Development

In Cooperation With Rural Development Administration, Republic of Korea, 2014

Keuntungan Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1 sebagai berikut.

1. Semua barisan rumpun tanaman yang berada pada bagian pinggir memberi

hasil tinggi

2. Lebih mudah untuk mengendalikan hama, penyakit, dan gulma

3. Menyediakan ruang kosong untuk pengaturan air, saluran pengumpul keong

emas atau mina padi

4. Penggunaan pupuk lebih berdaya guna.

Menurut Indonesian Agency For Agricultural Research an Development In

Cooperation With Rural Development Administration, republic of korea, 2014

Teknik Penerapan Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1 sebagai berikut.

1) Pembuatan Baris Tanam

Persiapkan alat garis tanam dengan ukuran jarak tanam yang dikehendaki.

Bahan untuk alat garis tanam bisa digunakan kayu atau bahan lain yang

tersedia serta biaya terjangkau. Lahan sawah yang telah siap ditanami, 1-2

hari sebelumnya dilakukan pembuangan air sehingga lahan dalam keadaan

macak-macak. Ratakan dan datarkan sebaik mungkin. Selanjutnya

dilakukan pembentukan garis tanam yang lurus dan jelas dengan cara

menarik alat garis tanam yang sudah dipersiapkan sebelumnya serta dibantu

dengan tali yang dibentang dari ujung ke ujung lainnya.

2) Tanam

Umur bibit padi yang digunakan sebaiknya kurang dari 21 hari. Gunakan

satu bibit per lubang tanam pada potongan garis yang sudah terbentuk. Cara

Page 30: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

37

37

laju tanam sebaiknya maju agar perpotongan garis untuk lubang tanam bisa

terlihat dengan jelas.

3) Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan cara tabur. Posisi orang yang melakukan

pemupukan berada pada barisan kosong di antara dua barisan legowo.

Pupuk ditabur ke kiri dan ke kanan dengan merata, sehingga satu kali jalan

dapat melakukan pemupukan dua barisan legowo. Khusus cara pemupukan

pada legowo 2:1 boleh dengan cara ditabur di tengah alur dalam barisan

legowonya.

4) Penyiangan

Penyiangan dapat dilakukan langsung dengan tangan atau menggunakan alat

siang seperti landak/gasrok. Apabila penyiangan dilakukan dengan alat

siang, cukup dilakukan ke satu arah sejajar legowo dan tidak perlu dipotong

seperti penyiangan pada cara tanam bujur sangkar. Sisa gulma yang tidak

tersiang dengan alat siang di tengah barisan legowo bisa disiang dengan

tangan, bahkan sisa gulma pada barisan pinggir legowo sebenarnya tidak

perlu diambil karena dengan sendirinya akan kalah bersaing dengan

pertumbuhan tanaman padi.

5) Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan alat

semprot atau hand sprayer. Posisi orang berada pada barisan kosong di

antara dua barisan legowo. Penyemprotan diarahkan ke kiri dan ke kanan

dengan merata, sehingga satu kali jalan dapat melakukan penyemprotan dua

barisan legowo.

Page 31: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

38

38

2.5.2 Sistem Tanam Jajar Legowo 3:1

Sistem Tanam Jajar legowo 3:1 adalah cara tanam padi dimana setiap tiga

baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak dua kali dari

jarak tanaman antar barisan. Modifikasi tanaman pinggir dilakukan pada baris

tanaman ke-1 dan ke-3 yang diharapkan dapat diperoleh hasil tinggi dari adanya

efek tanaman pinggir. Prinsip penambahan jumlah populasi tanaman dilakukan

dengan cara menanam pada setiap barisan pinggir (baris ke-1 dan ke-3) dengan

jarak tanam setengah dari jarak tanam antar barisan.

Dengan demikian jarak tanam pada SistemTanamJajar Legowo 3:1 adalah

20x 10 x 40 cm, yang lebih jelasnya dapat dilihat padaGambar 2.2

Gambar 2.2

Sistem Tanam Jajar Legowo 3:1

Page 32: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

39

39

2.5.3 Sistem Tanam Jajar Legowo 4:1

Sistem Tanam Jajar Legowo 4:1 adalah cara tanam padi dimana setiap

empat baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak dua

kali dari jarak tanaman antar barisan. Dengan sistem legowo seperti ini maka

setiap baris tanaman ke-1 dan ke-4 akan termodifikasi menjadi tanaman pinggir

yang diharapkan dapat diperoleh hasil tinggi dari adanya efek tanaman pinggir.

Prinsip penambahan jumlah populasi tanaman dilakukan dengan cara menanam

pada setiap barisan pinggir (baris ke-1 dan ke-4) dengan jarak tanam setengah dari

jarak tanam antar barisan.

Dengan demikian jarak tanam pada Sistem Tanam Jajar Legowo 4:1

adalah 25 cm X 12,5 cm X 50cm, yang lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar

2.3

Gambar 2.3

Sistem Tanam Jajar Legowo 4:1

Page 33: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

40

40

2.6 Kelompok Tani

2.6.1 Pengetian kelompok tani

Menurut Wikipedia Kelompok tani adalah beberapa orang petani atau

peternak yang menghimpun diri dalam suatu kelompok karena memiliki

keserasian dalam tujuan, motif, dan minat. Kelompok tani dibentuk berdasarkan

surat keputusan dan dibentuk dengan tujuan sebagai wadah komunikasi

antarpetani. Surat keputusan tersebut dilengkapi dengan ketentuan-ketentuan

untuk memonitor atau mengevaluasi kinerja kelompok tani. Kinerja tersebutlah

yang akan menentukan tingkat kemampuan kelompok. Penilaian kinerja

kelompok tani didasarkan pada SK Mentan No. 41/Kpts/OT. 210/1992. Fungsi

kelompok tani sebagai berikut.

1. menciptakan tata cara penggunaan sumber daya yang ada;

2. sebagai media atau alat pembangunan; dan

3. membangun kesadaran anggota petani untuk menjalankan mandat yang

diamanatkan oleh kelompok.

2.6.2 Karakteristik kelompok tani

Menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor 273/Kpts/Ot.160/4/2007

Kelompok tani pada dasarnya adalah organisasi non formal di perdesaan yang

ditumbuhkembangkan “dari, oleh dan untuk petani”, memiliki karakteristik

sebagai berikut.

Page 34: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

41

41

1. Ciri Kelompok Tani

1) saling mengenal, akrab dan saling percaya diantara sesama anggota.

2) mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama dalam usahatani.

3) memiliki kesamaan dalam tradisi dan atau pemukiman, hamparan usaha,

jenis usaha, status ekonomi maupun sosial, bahasa, pendidikan dan

ekologi.

4) ada pembagian tugas dan tanggung jawab sesama anggota berdasarkan

kesepakatan bersama.

2. Fungsi kelompok tani

1) Kelas belajar

Kelompok tani merupakan wadah belajar mengajar bagi anggotanya guna

meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap (PKS) serta tumbuh

dan berkembangnya kemandirian dalam berusaha tani sehingga

produktivitasnya meningkat, pendapatannya bertambah serta kehidupan

yang lebih sejahtera.

2) Wahana kerjasama

Kelompok tani merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama diantara

sesama petani dalam kelompoktani dan antar kelompok tani serta dengan

pihak lain. Melalui kerjasama ini diharapkan usaha lainnya akan lebih

efisien serta lebih mampu menghadapi ancaman, tantangan, hambatan

dan gangguan.

3) Unit produksi

Usahatani yang dilakukan oleh masing-masing anggota kelompoktani,

secara keseluruhan harus dipandang sebagai suatu kesatuan usaha yang

Page 35: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

42

42

dapat dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi, baik dipandang dari

segi kuantitas, kualitas maupun kontinuitas.

3. Klasifikasi Kelompok Tani

1) Kelas Pemula merupakan kelas terbawah dan terendah dengan

mempunyai nilai 0 sampai dengan 250.

2) Kelas Lanjut merupakan kelas yang lebih tinggi dari kelas pemula

dimana kelompok tani-nelayan sudah melakukan kegiatan perencanaan

meskipun masih terbatas, dengan mempunyai nilai 251 sampai dengan

500.

3) Kelas Madya merupakan kelas berikutnya setelah kelas lanjut dimana

kemampuan kelompok tani-nelayan lebih tingggi dari kelas lanjut yaitu

dengan nilai 501 sampai dengan 750.

4) Kelas Utama merupakan kelas kemampuan kelompok yang tertinggi,

dimana kelompok tani-nelayan sudah berjalan dengan sendirinya atas

dasar prakarsa dan swadaya sendiri. Nilai kemampuan diatas 750.

Berdasarkan SK Menteri Pertanian No.41/Kpts.OT.210/1/1992, tentang

pedoman pembinaan kelompok tani-nelayan, maka pengakuan terhadap

kemampuan kelompok diatur sebagai berikut.

1) Kelas Pemula, dengan piagam yang ditandatangani oleh Kepala Desa.

2) Kelas Lanjut, dengan piagam yang ditandatangani oleh Camat.

3) Kelas Madya, dengan piagam yang ditandatangani oleh Bupati/Walikota.

4) Kelas Utama, dengan piagam yang ditandatangani oleh Gubernur.

Page 36: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

43

43

2.7 Kerangka Penelitian

Dalam upaya pencapaian target program Peningkatan Produksi Beras

Nasional (P2BN) pemerintah dalam hal ini Departemen Pertanian melalui Badan

Pengembangan dan Penelitian telah banyak mengeluarkan rekomendasi untuk

diaplikasikan oleh petani. Salah satu rekomendasi ini adalah penerapan sistem

tanam yang benar dan baik melalui pengaturan jarak tanam yang dikenal dengan

Sistem Tanam Jajar Legowo.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahapan adopsi, faktor-faktor

yang mendukung kecepatan adopsi petani dan tingkat adopsi petani di Kelompok

Tani Mina Sri Jaya terhadap Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1. Pengukuran

penelitian secara deskriptif mengunakan variabel-variabel yang telah ditentukan

oleh peneliti, sehingga akan mendapatkan hasil analisis Deskriptif Kualitatif

kemudian mendapatkan kesimpulan dan rekomendasi. Kerangka pemikiran dapat

dilihat pada Gambar 2.4

Page 37: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Adopsi 2.1.1 Pengertian adopsi II.pdf · untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Keputusan inovasi ... Dilihat dari karakteristik sasarannya,

44

44

Gambar 2.4

Kerangka PemikiranTingkat Adopsi Sistem Legowo 2:1 Di Kelompok Tani Mina

Sri Jaya Desa Sepanjang Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi Jawa

Timur 2015

Adopsi Inovasi

Anggota Kelompok Tani Mina Sri Jaya

Kecamatan Glenmore, Banyuwangi

Sistem Jajar Legowo 2:1

Proses Adopsi

1. Pengetahuan

2. Persuasi

3. Keputusan

4. Pelaksanaan

5. Konfirmasi

Faktor yang mendukung

Kecepatan Adopsi

1. Sifat inovasi

2. Sifat sasaran

3. Cara pengambilan

keputusan

4. Saluran komunikasi

5. Keadaan penyuluh

6. Ragam sumber

informasi

Analisis Deskriptif Kualitatif

Hasil Analisis

Simpulan dan rekomendasi

Tingkat Adopsi

1. Prinsip Jajar

Legowo 2:1 1) Jumlah populasi

tanaman perumpun

2) Jarak tanam

3) Ruang terbuka

4) Umur bibit

5) Pemupukan

6) Pengendalian hama

dan penyakit

7) penyiangan