Top Banner
13 II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan (Research and Development) Terdapat banyak definisi Penelitian dan Pengembangan ( Research and Development) yang dibuat karena R & D digunakan dalam banyak bidang, sehingga ada tekanan dan fokus yang berbeda ketika definisi ini dirumuskan. Bock dalam “Getting It Right: R&D Methods in Science and Engineering” (2009) menulis: Definitions 1.1 Research is a process that acquires new knowledge. Definitions 1.2 Development is a process that applies knowledge to creat new devices on effects (Putra, 2011: 68). Definisi di atas menjelaskan perbedaan yang sangat fundamental dan membawa konsekuensi yang tidak sederhana antara penelitian dan pengembangan. Definisi lain dinyatakan oleh National Science Board dalam “Research And Development Essetial Foundation For U.S Competitiveness in A Global Economy” bahwa penelitian merupakan studi sistematis terhadap pengetahuan ilmiah yang lengkap atau pemahaman tentang subjek yang diteliti. Pengembangan didefinisikan sebagai aplikasi sistematis dari pengetahuan dan pemahaman,
49

II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

Mar 16, 2019

Download

Documents

trantuyen
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

13

II. LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian dan Pengembangan (Research and Development)

Terdapat banyak definisi Penelitian dan Pengembangan (Research and

Development) yang dibuat karena R & D digunakan dalam banyak bidang,

sehingga ada tekanan dan fokus yang berbeda ketika definisi ini dirumuskan.

Bock dalam “Getting It Right: R&D Methods in Science and Engineering” (2009)

menulis:

Definitions 1.1 Research is a process that acquires new knowledge.

Definitions 1.2 Development is a process that applies knowledge to creat

new devices on effects (Putra, 2011: 68).

Definisi di atas menjelaskan perbedaan yang sangat fundamental dan membawa

konsekuensi yang tidak sederhana antara penelitian dan pengembangan.

Definisi lain dinyatakan oleh National Science Board dalam “Research And

Development Essetial Foundation For U.S Competitiveness in A Global

Economy” bahwa penelitian merupakan studi sistematis terhadap pengetahuan

ilmiah yang lengkap atau pemahaman tentang subjek yang diteliti. Pengembangan

didefinisikan sebagai aplikasi sistematis dari pengetahuan dan pemahaman,

Page 2: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

14

diarahkan pada produksi bahan yang bermanfaat, perangkat, dan sistem atau

metode, termasuk desain, pengembangan dan peningkatan prioritas serta proses

baru untuk memenuhi persyaratan tertentu (Putra, 2011: 70).

Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa R&D menekankan pada produk yang

bermanfaat dalam berbagai bentuk sebagai perluasan, tambahan, dan inovasi dari

bentuk-bentuk yang sudah ada.

Definisi R&D selanjutnya dinyatakan oleh Sukmadinata (2007: 164), yaitu suatu

proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau

menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Hal

serupa juga dinyatakan oleh Sugiyono (2012: 407), “penelitian dan

pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan

produk tertentu, dan menguji kefektifan produk tersebut”.

Gall, Gall & Borg dalam “Educational Research” seperti yang dikutip Putra

(2011: 84) menjelaskan R&D dalam pendidikan adalah sebuah model

pengembangan berbasis industri di mana temuan penelitian digunakan untuk

merancang produk dan prosedur baru, yang kemudian secara sistematis diuji di

lapangan, dievaluasi, dan disempurnakan sampai mereka memenuhi kriteria

tertentu, yaitu efektivitas, dan berkualitas.

United Nations Conference On Trade And Development (UNCTAD) (2005)

menjelaskan bahwa penelitian dan pengembangan terdiri dari empat jenis

kegiatan, yaitu penelitian dasar, penelitian terapan, pengembangan produk, dan

proses pengembangan. Penelitian dasar adalah karya eksperimental asli tanpa

Page 3: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

15

tujuan komersial tertentu. Penelitian terapan yang sering dilakukan oleh

universitas adalah karya ekperimental asli dengan tujuan spesifik. Pengembangan

produk adalah peningkatan dan perluasan produk yang ada. Proses pengembangan

adalah menciptakan proses baru atau yang ditingkatkan (Putra, 2011: 69-70).

Penggunaan R&D dalam dunia pendidikan memberikan manfaat yang sangat

besar, terutama dalam inovasi pendidikan. R&D telah mengenalkan pendidikan

berbasis teknologi yang melahirkan “e-learning”, “virtual learning” yang

mengubah paradigma dan proses belajar (Putra, 2011: 28).

Menurut Gay, Mills, dan Airasian (2009) dalam bidang pendidikan tujuan utama

penelitian dan pengembangan untuk mengembangkan produk-produk yang efektif

untuk digunakan di sekolah-sekolah (Emzir, 2012: 263).

Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitan dan

pengembangan dalam dunia pendidikan merupakan studi sistematis terhadap

pengetahuan ilmiah yang lengkap untuk menghasilkan produk baru atau

mengembangkan produk yang sudah ada yang lebih inovatif, efektif, dan

bermanfaat untuk pembelajaran di sekolah.

2.1.1 Model Jolly & Balitho

Jolly dan Balitho dalam Tomlinson (1998) seperti yang dikutip Emzir (2012: 284-

285) berusaha merangkum berbagai langkah yang dilibatkan dalam proses

penulisan materi ajar khusus bahasa, yakni (1) identifikasi kebutuhan dan analisis

bahan ajar, (2) penentuan kegiatan eksplorasi kebutuhan materi, (3) realisasi

Page 4: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

16

kontekstual dengan mengajukan gagasan yang sesuai, pemilihan teks dan konteks

bahan ajar, (4) realisasi pedagogis melalui tugas dan latihan dalam bahan ajar, (5)

produksi bahan ajar, (6) penggunaan bahan ajar oleh siswa, dan (7) evaluasi bahan

ajar.

2.1.2 Penelitian dan Pengembangan Model Gall

Borg & Gall mengemukakan langkah-langkah dalam penelitian dan

pengembangan seperti yang dikutip dalam Emzir (2012: 271). Langkah-langkah

tersebut dapat dilihat pada tabel berikut (periksa juga Sukmadinata (2007: 169-

170), Sugiyono (2012: 407-426), Putra (2011: 120-121)).

Tabel 6 Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan Borg & Gall

Langkah Utama Borg & Gall 10 Langkah Rinci Borg & Gall

Penelitian dan Pengumpulan Informasi

(Research and Information Collecting)

1. Penelitian dan Pengumpulan

Informasi

Perencanaan (Planning) 2. Perencanaan

Pengembangan Produk Bentuk Awal Pro-

duk (Develop Preliminary Form of Pro-

duct)

3. Pengembangan Bentuk Awal

Produk

Uji Lapangan dan Revisi Produk (Field

Testing and Product Revision)

4. Uji Lapangan Awal

5. Revisi Produk

6. Uji Lapangan Utama

7. Revisi Produk Operasional

8. Uji Lapangan Operasional

Revisi Produk Akhir (Final Product Re-

vision)

9. Revisi Produk Akhir

Desiminasi dan Implementasi

(Dessimination ang Implementation)

10. Desiminasi dan Implementasi

Page 5: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

17

Berikut ini keterangan 10 langkah penelitian dan pengembangan di atas.

1. Penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting).

Penelitian dan pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran kebutuhan,

studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan-pertimbangan

dari segi nilai.

2. Perencanaan (Planning). Menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan

yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak

dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian,

dan kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas.

3. Pengembangan draf produk (develop preliminary form of product).

Pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran, dan instrumen

evaluasi.

4. Uji coba lapangan awal (Preliminary field testing). Uji coba di lapangan pada 1

sampai 3 sekolah dengan 6 sampai dengan 12 subjek uji coba. Selama uji coba

berlangsung dilakukan pengamatan, wawancara dan pengedaran kuisioner.

5. Merevisi hasil uji coba (main produdt revision).

6. Uji coba lapangan (main field testing). Melakukan uji coba yang lebih luas

pada 3-5 sekolah dengan 30-80 subjek.

7. Penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan.

8. Uji pelaksanaan lapangan. Dilaksanakan pada 40-200 subjek. Pengujian

dilakukan dengan angket, wawancara, dan observasi serta analisis hasilnya.

9. Penyempurnaan produk akhir.

10. Desiminasi dan implementasi.

Page 6: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

18

Selanjutnya Sugiyono (2012: 409) menjelaskan langkah-langkah R & D sebagai

berikut.

Gambar 1 Diagram Alur Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan

2.1.3 Model Pengembangan IDI

Model ini dikembangkan oleh University Consortium for Instructional

Development and Technology (Harjanto, 2006: 130). Model IDI (instructional

development institude) ini terdiri dari tiga tahapan besar, yaitu (1) penentuan

(define), (2) pengembangan (develop), dan (3) evaluasi (evaluate). Selanjutnya

tiga tahapan tersebut dibagi lagi ke dalam tiga fungsi/langkah. Langkah-langkah

pengembangan model IDI ini secara rinci dapat dilihat dalam bagan berikut.

Potensi dan

Masalah

Pengumpulan

Data

Desain

Produk

Validasi

Desain

Revisi

Desain

Uji Coba

Produk

Revisi

Produk

Uji Coba

Pemakaian

Revisi Produk Produksi Masal

Page 7: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

19

Gambar 2 Bagan Pengembangan Model IDI

2.2 Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Gagne (1977) seperti yang dikutip oleh Komalasari (2010: 2) mendefinisikan

belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan

kecenderungan manusia seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan

kemampuannya yakni peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenis

performance.

Tahap I

Penentuan

(define)

Fungsi 7

Testing

prototipe

- Uji coba

- Kumpulan

data

Fungsi 8

Analisis hasil

- Tujuan

- Metode

- Teknik

evaluasi

Fungsi 9

Implementasi

- Review

- Revisi

- Tentukan

selanjutnya

Tahap II

Pengemban

gan

(develop)

Fungsi 1

Identifikasi

masalah

- Analisis

kebutuhan

- Tentukan

priotitas

- Rumusan

masalah

Fungsi 2

Analisis setting

- Audience

- Kondisi

- Sumber

Fungsi 3

Pengelolan

- Tugas

- Tanggung

jawab

- Jadwal

Fungsi 4

Identifikasi

objectives

(TIK)

- Tujuan akhir

- Tujuan antara

Fungsi 5

Tentukan

metode

- Belajar

- Mengajar

- Media

- materi

Fungsi 6

Buat prototipe

- Paket

pelajaran

- Instrumen

- Evaluasi

Tahap III

Penilaian

(evaluasi)

Page 8: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

20

Pendapat lain tentang belajar menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses

perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan (Hamalik,

2012: 28).

Selanjutnya Winkel (1991: 36) menyimpulkan bahwa “belajar” pada manusia

adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif

dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, keterampilan, minat dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara

relatif konstan dan berbekas.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu

proses perubahan tingkah laku manusia dalam aktivitas mental/psikisnya, yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai

sikap dan bersifat relatif konstan dan berbekas.

Berkaitan dengan belajar sebagai suatu aktivitas yang berlangsung dalam

interaksi, maka pembelajaran merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan

dari belajar. Keterkaitan belajar dan pembelajaran dapat digambarkan dalam

sebuah sistem, proses belajar dan pembelajaran memerlukan masukan dasar yang

merupakan bahan pengalaman belajar dalam proses belajar mengajar dengan

harapan berubah menjadi keluaran dengan kompetensi tertentu (Komalasari,

2010: 4).

Page 9: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

21

2.2.1 Karakteristik Guru Profesional

Peserta didik yang memiliki kompetensi perilaku yang utuh/ kecakapan hidup (life

skills) agar mampu mempertahankan hidupnya dalam persaingan global harus

dibina oleh guru yang andal, baik melalui pengajaran maupun keterampilannya

(skill). Berkaitan dengan hal tersebut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen pada Bab IV bagian kesatu pasal 10 ayat (1) dan Permendiknas

Nomor 16 Tahun 2007 tentang standar kompetensi guru SMK menjelaskan bahwa

kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Keempat kompetensi di atas perlu dimiliki oleh guru sebagai agen pembelajaran

dalam rangka mendidik dan membina peserta didik dalam memperoleh

pengalaman belajar sebagai bekal peserta didik menghadapi dan menjalani masa

depannya. Seorang guru yang profesional akan selalu berusaha menyelenggarakan

kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi peserta didiknya.

Pengajaran yang efektif, dinamis, efisien, dan positif ditandai dengan adanya

kesadaran dan keterlibatan aktif di antara dua subjek pengajaran, yaitu guru

sebagai penginisiatif awal dan pengarah serta pembimbing, sedangkan peserta

didik sebagai yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri

dalam pengajaran (Rohani, 2010: 1). Kedua subjek pengajaran tersebut memiliki

peranan yang sama pentingnya sesuai dengan fungsi masing-masing.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Gulo (2002) mengatakan bahwa seorang

pengajar yang profesional tidak hanya berpikir tentang apa yang akan diajarkan

Page 10: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

22

dan bagaimana caranya, tetapi juga memikirkan siapa yang menerima, apa makna

belajar, dan kemampuan apa yang dimiliki oleh peserta didik dalam pembelajaran

(Iskandarwassid dan Sunendar, 2011: 26). Hal inilah yang mendasari mengapa

pengajar/pendidik/guru harus mampu memilih dan menentukan bahan ajar yang

sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik serta tujuan

pembelajaran.

2.2.2 Karakteristik Peserta Didik

Karakteristik peserta didik adalah keseluruhan kelakuan dan kemampuan yang ada

pada peserta didik sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan sosialnya

sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-citanya. Dengan demikian

tujuan belajar harus dikaitkan atau disesuaikan dengan keadaan atau karakteristik

dan kebutuhan peserta didik (Firdausi dan Barnawi, 2012: 66).

Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam karakteristik peserta didik, yaitu

1. Karakteristik atau keadaan yang berkenaan dengan kemampuan awal, misalnya

kemampuan berpikir, mengucapkan hal-hal yang berkaitan dengan aspek

psikomotor, kemampuan intelektual, dan lain-lain.

2. Karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang dan status sosial.

3. Karakteristik yang berkenaan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian, seperti

sikap, perasaan, minat, dan lain-lain.

Pengetahuan mengenai karakteristik peserta didik ini sangat penting dalam

aktivitas pembelajaran terutama bagi guru. Informasi tentang peserta didik akan

Page 11: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

23

memudahkan guru dalam berinteraksi dengan peserta didik selama pembelajaran.

Guru dapat dengan mudah menentukan pendekatan, metode, dan strategi

mengajar yang tepat. Selain itu, gurupun akan mudah memilih dan mengorganisir

materi pelajaran serta menentukan bahan belajar yang sesuai dengan karakteristik

dan kebutuhan peserta didik, sehingga pembelajaran akan lebih bermakna dan

memberikan pengalaman belajar yang luar biasa pada peserta didik itu sendiri.

Pengalaman belajar yang luar biasa itulah yang akan berkesan dan terus

membekas pada peserta didik, sehingga akan memudahkan peserta didik untuk

mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka.

Disamping hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik peserta didik di atas, ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam berinteraksi dengan peserta

didik, yaitu

1. Kognitif

Istilah cognitive berasal dari kata cognition yang padanannya knowing, artinya

mengetahui. Istilah kognitif populer sebagai salah satu domain atau ranah

psikologis manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan

dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, dan pemecahan

masalah, kesengajaan, dan keyakinan (Syah dalam Firdausi dan Barnawi, 2012:

68).

Page 12: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

24

Pengembangan kognitif peserta didik secara terarah sangat penting dilakukan oleh

guru karena akan berdampak pada pengembangan afektif dan psikomotorik

peserta didik.

2. Afektif

Salah satu ciri afektif adalah belajar menghayati nilai objek-objek yang dihadapi

melalui perasaan, entah objek itu berupa orang, benda, kejadian/peristiwa, dan ciri

lain yang terletak dalam belajar mengungkapkan perasaan dalam bentuk ekspresi

yang wajar (Winkel, 1991: 41). Pengalaman belajar dinilai secara spontan, apakah

bermakna bagi peserta didik atau tidak. Penilaian posistif tercakup dalam rasa

senang, sedangkan penilaian negatif tercakup dalam rasa tidak senang.

Ranah afektif meliputi penerimaan, partisipasi, penilaian/penentuan sikap,

organisasi, dan pembentukan pola hidup. Dari ranah afektif inilah yang nantinya

banyak dibutuhkan oleh peserta didik dalam mencari kerja karena sekarang ini

banyak industri yang mengutamakan soft skills. Peran guru dalam meningkatkan

ranah afektif peserta didik dapat dilakukan dengan memberi contoh sikap yang

baik dari seorang pribadi guru.

3. Psikomotorik

Keberhasilan pengembangan ranah kognitif berdampak positif terhadap

pengembangan psikomotorik. Orang yang memiliki keterampilan motorik mampu

melakukan suatu rangkaian gerak jasmani dalam urutan tertentu, dengan

mengadakan koordinasi antara gerak berbagai anggota badan secara terpadu

(Winkel, 1991: 77). Ciri khas keterampilan motorik adalah otomatisme, yaitu

Page 13: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

25

rangkaian gerak yang berlangsung secara teratur dan berjalan dengan lancar dan

supel tanpa dibutuhkan banyak refleksi tentang apa yang harus dilakukan dan

diikuti urutan gerak tertentu. Misalnya, seorang peserta didik yang menguasai

keterampilan berpidato, konsentrasinya tidak seluruhnya hanya tercurah pada teori

dan cara berpidato yang baik, tetapi perhatiannya akan dipusatkan kepada praktik

melakukan pidato.

Keterampilan motorik sebaiknya sudah harus dimiliki oleh peserta didik SMK

karena salah satu karakteristik SMK adalah mata pelajaran praktik. Selain itu,

tujuan SMK adalah menyiapkan peserta didik/tamatan sesuai dengan bidang

keahliannya.

4. Fisik

Proses belajar keterampilan fisik (motor learning) dianggap telah terjadi pada diri

seseorang apabila ia telah memperoleh kemampuan dan keterampilan yang

melibatkan penggunaan tangan dan tungkai secara baik dan benar. Untuk belajar

memperoleh kemampuan keterampilan jasmani ini, tidak hanya cukup dengan

latihan dan praktik, tetapi juga memerlukan kegiatan perceptual learning. Jadi

kinerja keterampilan jasmani bergantung juga pada keterampilan berpikir

(Firdausi & Barnawi, 2012: 75).

Sehubungan dengan hal tersebut, kecakapan jasmani perlu dipelajari melalui

aktivitas latihan langsung yang disertai dengan pengajaran teori-teori pengetahuan

yang bertalian dengan motor skills.

Page 14: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

26

Van Els (1984) mengklasifikasikan karakteristik siswa atas empat bagian yakni

(1) umur siswa, (2) bakat, (3) pengetahuan siswa, (4) sikap yang meliputi minat,

motivasi, dan kepribadian. Komponen di atas sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran bahasa harus

memperhatikan tingkat perkembangan usia siswa. Hal ini berkaitan dengan

pemilihan materi atau contoh-contoh yang diberikan guru. Materi bahasa

Indonesia yang secara berjenjang diberikan di tingkat satuan pendidikan

menghendaki kemampuan guru menganalisis kebutuhan materi dengan baik. Guru

juga harus memahami bakat bahasa dan pengetahuan siswa. (http://muhlis-

ikippgri-madiun.blogspot.com/2011/12/problematika-pembelajaran-

bahasa_9961.html)

2.2.3 Karakteristik SMK

Rupet Evans mendefinisikan bahwa pendidikan kejuruan adalah bagian sistem

pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu

kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan dari bidang-bidang pekerjaan

(Firdausi dan Barnawi, 2012: 19). Hal tersebut juga dijabarkan dalam Undang-

Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu

pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik

untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Kemudian, arti pendidikan kejuruan

ini dijabarkan lebih spesifik dalam Peraturan Pemerintah nomor 29 Tahun 1990

tentang Pendidikan Menengah, yaitu Pendidikan Menengah Kejuruan adalah

pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan

Page 15: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

27

pengembangan kemampuan peserta didik untuk pelaksanaan jenis pekerjaan

tertentu lainnya.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan kejuruan adalah

pendidikan yang mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik dalam

mempersiapkan dirinya secara optimal untuk memasuki dunia usaha dan dunia

industri (lapangan kerja) dan memiliki kecakapan hidup (life skills) agar mampu

mempertahankan hidupnya dalam persaingan global.

Oleh sebab itu, karakteristik pendidikan kejuruan berbeda dengan pendidikan

umum. Pendidikan kejuruan harus berorientasi pada kebutuhan pasar (dunia kerja)

atau deman-driven yang akhirnya mengarah pada supplay driven, harus selalu

mengikuti perkembangan teknologi, pembelajarannya harus diarahkan pada

peningkatan kualitas keterampilan (aplikatif) dan penilaian kemampuannya

mengacu pada standar dunia usaha/dunia industri.

Sejalan dengan hal tersebut di atas, Djojonegoro dalam Firdausi & Barnawi

(2012: 22) mengatakan bahwa penyelenggaraan pendidikan kejuruan harus

mengacu dan berorientasi pada karakteristik yang dimiliki, yaitu (1) pendidikan

kejuruan diarahkan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki lapangan kerja;

(2) pendidikan kejuruan didasarkan atas deman-driven; (3) fokus isi pendidikan

kejuruan ditekankan pada penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan

nilai-nilai yang dibutuhkan oleh dunia kerja; (4) penilaian yang sesungguhnya

terhadap kesuksesan peserta didik harus pada hands-on atau performa pada dunia

kerja; (5) hubungan yang erat dengan dunia kerja merupakan kunci sukses

Page 16: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

28

pendidikan kejuruan; (6) pendidikan kejuruan yang baik adalah responsif dan

antisipatif terhadap kemajuan teknologi; (7) pendidikan kejuruan lebih ditekankan

pada learning by doing dan hands-on experience; (8) pendidikan kejuruan

memerlukan fasilitas yang mutakhir untuk praktik; (9) pendidikan kejuruan

memerlukan biaya investasi dan operasional yang lebih besar daripada pendidikan

umum.

Adapun Visi dan Misi SMK dituangkan dalan rencana strategis (renstra) Dinas

Pendidikan Nasional seperti yang dikutip oleh Firdausi & Barnawi (2012: 23),

yaitu sebagai berikut

a. Visi SMK adalah mencetak tamatan SMK yang terampil, siap, sensitif (peka),

tanggap terhadap perubahan, persaingan global, dan berpegang teguh pada jati

diri bangsa Indonesia.

b. Misi SMK adalah (1) menghasilkan peserta didik yang terampil dan disiplin

sesuai bidang keahliannya; (2) mengembangkan sistem pendidikan yang sesuai

dengan kebutuhan DU/DI; (3) berwawasan konservasi lingkungan dan mampu

untuk berwiraswasta; (4) memiliki kemampuan kejuruan dasar yang potensial

berdasarkan tuntutan jabatan, baik sektor formal maupun informal.

c. Tujan SMK adalah menyiapkan peserta didik/tamatan sesuai bidang keahlian,

yakni (1) memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap

profesional dalam lingkup keahliannya; (2) mampu memilih karier, mampu

berkompetisi dan mampu mengembangkan diri dalam lingkungan keahlian

yang dipilih dan ditekuni; (3) menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk

mengisi kebutuhan Dunia Usaha dan Industri (DU/DI).

Page 17: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

29

d. Menjadi warga negara yang produktif, adaptif, dan kreatif. Materi yang

dibelajarkan di SMK meliputi tiga komponen utama, yaitu

1) Komponen Umum ( Normatif)

Komponen umum dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi

warga negara yang baik, yang memiliki watak dan kepribadian sebagai

warga negara dan bangsa Indonesia.

2) Komponen Dasar Kejuruan (Adaptif)

Komponen dasar kejuruan bertujuan untuk memberi bekal penunjang bagi

penguasaan keahlian profesi dan bekal kemampuan pengembangan diri

untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3) Komponen Kejuruan (Produktif)

Komponen kejuruan berisi materi yang berkaitan dengan pembentukan

kemampuan keahlian tertentu sesuai program studi masing-masing untuk

bekal memasuki dunia kerja.

2.3 Kurikulum

Berdasarkan analisis rasional kurikulum 2013, peneliti menarik beberapa

kesimpulan terhadap kurikulum 2013 sebagai berikut

1. Kurikulum menurut UU no.20 tahun 2003 pasal 1 ayat (19) adalah seperangkat

rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara

yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (periksa Reksoatmodjo (2010:4),

Trianto (2010: 15) dan Direktorat PSMK (2013)).

Page 18: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

30

2. Pengembangan kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan pengembangan

Kurikulum Berbasis Kompetensi yang mencakup kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

3. Elemen perubahan pada kurikulum antara lain standar kompetensi lulusan,

standar isi, standar proses, dan standar penilaian.

4. Standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan yang kemudian

dirumuskan menjadi strandar kompetensi melalui kompetensi inti yang bebas

mata pelajaran.

5. Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai dan harus

berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

6. Pembelajaran berpusat pada siswa dengan pendekatan saintifik.

7. Model pembelajaran yang digunakan adalah poject based learning, problem

based learning, dan discovery learning.

8. Prinsip penilaian yang digunakan adalah penilaian autentik yang mencakup

penilaian sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

2.3.1 Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMK

Karakteristik mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMK/MAK disebutkan

dalam PERMENDIKBUD No. 70 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan

Struktur Kurikulum SMK-MAK menyatakan bahwa pada pendidikan tingkat

SMK-MAK mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata

pelajaran kelompok A (wajib) yang substansinya dikembangkan oleh pusat

dengan beban belajar 24 jam perminggu. Isi kurikulum (KI dan KD) dan kemasan

Page 19: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

31

substansi untuk mata pelajaran wajib bagi SMA/MA dan SMK/MAK adalah

sama, yaitu

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung-jawab, peduli

(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan

menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan

langsung.

Kompetensi-kompetensi inti di atas kemudian diejawantahkan ke dalam

kompetensi-kompetensi dasar.

Melalui penguasaan kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia peserta didik

diarahkan, dibimbing, dan dibantu agar mampu berkomunikasi dengan bahasa

Page 20: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

32

Indonesia secara baik dan benar. Pada era global penggunaan bahasa secara baik

dan benar merupakan syarat mutlak di dunia kerja.

Selain itu, dalam kurikulum 2013 bahasa Indonesia digunakan sebagai penghela

mata pelajaran lain dan sebagai alat komunikasi sekaligus carrier of knowledge.

Perubahan karakteristik Bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2013:

102), antara lain

1. materi yang diajarkan ditekankan pada kompetensi berbahasa sebagai alat

komunikasi untuk menyampaikan gagasan dan pengetahuan,

2. siswa dibiasakan membaca dan memahami makna teks serta meringkas dan

menyajikan dengan bahasa sendiri,

3. siswa dibiasakan menyusun teks yang sistematis, logis, dan efektif melalui

latihan-latihan penyusunan teks,

4. siswa dikenalkan dengan aturan-aturan teks yang sesuai sehingga tidak rancu

dalam proses penyusunan teks (sesuai dengan situasi dan kondisi, siapa, apa,

dan di mana), dan

5. siswa dibiasakan untuk dapat mengekspresikan dirinya dan pengetahuannya

dengan bahasa yang meyakinkan secara spontan.

Dari uraian karakteristik mata pelajaran tersebut di atas jelaslah bahwa mata

pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib

diajarkan di tingkat pendidikan menengah dalam rangka mengembangkan

kecerdasan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan

berpartisipasi untuk membangun kehidupan masa kini dan masa akan datang yang

Page 21: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

33

lebih baik. Hal ini sejalan dengan hakikat belajar bahasa, yaitu belajar

berkomunikasi.

Berkaitan dengan hal tersebut Suriasumantri (2007: 171) menyatakan bahwa

tanpa mempunyai kemampuan berbahasa kegiatan berpikir secara sistematis

dan teratur tidak mungkin dapat dilakukan dan manusia tidak mungkin

mengembangkan kebudayaannya.

2.3.2 Pendekatan Scientific pada Pembelajaran Kurikulum 2013

Berikut ini kriteria-kriteria pendekatan scientific, antara lain

1. materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan

dengan logika atau penalaran tertentu,

2. penjelasan guru, respons siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari

prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang

menyimpang dari alur berpikir logis,

3. mendorong dan menginspirasi siswa berpikir kritis, analitis, dan tepat dalam

mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan

materi pembelajaran,

4. mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat

perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran,

5. mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan

mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon

materi pembelajaran,

6. berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat

dipertanggungjawabkan, dan

Page 22: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

34

7. tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik

sistem penyajiannya.

Proses pembelajaran dengan pendekatan scientific menyentuh tiga ranah, yaitu

sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Proses tersebut jika digambarkan sebagai

berikut

Gambar 3 Proses Pembelajaran dengan Pendekatan Scientific

Langkah-langkah pokok pembelajaran scientific meliputi kegiatan mengamati,

menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring.

2.3.3 Silabus

Silabus adalah ancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata

pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu, sebagai hasil dari seleksi,

pengelompokkan, pengurutan, dan penyajian materi kurikulum, yang

dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan daerah setempat (Majid, 2008:

39).

Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau

tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator

Sikap

(tahu mengapa)

Keterampilan (tahu bagaimana)

Pengetahuan (tahu apa)

Produktif, inovatif, kreatif, afektif

Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi

Page 23: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

35

pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (Poerwati &

Amri, 2013: 150).

Pada implementasi kurikulum 2013, silabus telah disusun dan dikembangkan oleh

Kemendikbud RI. Tugas guru selanjutnya mengembangkan RPP berdasarkan

silabus tersebut.

2.3.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP merupakan perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam

kegiatan pembelajaran. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan

pembelajaran dalam upaya mencapai kompetensi dasar.

Adapun komponen dan format RPP pada implementasi kurikulum 2013 telah

diatur dalam Permendikbud no. 81A tahun 2013 tentang Implementasi

Kurikulum.

2.4 Bahan Ajar

2.4.1 Pengertian dan Pemilihan Bahan Ajar

Salah satu tugas utama guru/pendidik adalah memilih dan menentukan bahan ajar

yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik untuk mencapai

tujuan pembelajaran dengan tepat.

Page 24: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

36

Mengapa bahan ajar harus dipilih? Bahan ajar berperan penting dalam proses

belajar siswa, karena bahan ajar merupakan salah satu faktor eksternal pendukung

belajar siswa, seperti yang digambarkan dalam skema berikut ini.

Gambar 4 Faktor-Faktor Belajar Siswa (Komalasari, 2010: 5)

Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan

materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang

didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang

diharapkan (Widodo & Jasmadi dalam Lestari, 2012: 1).

Sehubungan dengan hal tersebut Mudlofir (2011: 128) menyatakan bahwa bahan

ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur

dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sehingga tercipta

lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.

Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.

Bahan ajar berisi materi pembelajaran yang terdiri dari pengetahuan,

Faktor Belajar Siswa

Luar

Lingkungan Alam

Sosial Budaya

Instrumen Kurikulum, Program, Sarana

Dalam

Fisiologis Fisiologis

Umum, Panca Indra

Psikologis Minat,

Kecerdasan, Motivasi

Page 25: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

37

keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa (periksa juga pada slide

presentasi Anwar dalam sosialisasi KTSP dan Majid, 2008: 173).

Hal serupa dinyatakan oleh prastowo (2011: 17) bahwa bahan ajar merupakan

segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara

sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai

peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan

perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar

adalah segala bentuk bahan yang disusun secara sistematis yang digunakan untuk

membantu guru dalam pembelajaran dan memungkinkan peserta didik untuk

mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.

Tamatan SMK/MAK membutuhkan materi/bahan ajar yang berbeda dengan

tamatan SMA/MA karena kebutuhan dan karakteristik peserta didik SMK/MAK

berbeda dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik SMA/MA. Tamatan

SMK diharapkan dapat langsung mengisi dunia kerja sekaligus dunia akademik.

Tuntutan tersebut terasa amat berat jika tidak dibarengi dengan peningkatan

kemampuan intelektual dan akademik. Penggabungan soft skills dan hard skills

peserta didik tamatan SMK menjadi suatu keharusan untuk menumbuhkan life

skills yang dibutuhkan dunia usaha/dunia industri dan dunia akademika.

Pemilihan dan seleksi bahan ajar sangat penting dalam menentukan strategi

pembelajaran yang keseluruhan prosesnya tertuang dalam perencanaan

pembelajaran. Perencanaan pembelajaran merupakan proses pengembangan

sistem pembelajaran yang bertujuan untuk menguasai sepenuhnya bahan dan

Page 26: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

38

materi pelajaran, metode dan penggunaan alat pembelajaran yang sesuai dengan

yang diprogramkan.

Perencanaan pembelajaran dibuat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Tujuan

pembelajaran hendaknya meliputi tiga ranah kompetensi, yaitu ranah kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Oleh sebab itu, seleksi dan pemilihan bahan ajar pun

harus memperhatikan tiga ranah tersebut.

Selain itu, Komalasari (2010: 28) menyatakan bahwa pemilihan bahan pelajaran

juga harus berdasarkan analisi scope dan sequence. Scope atau ruang lingkup isi

kurikulum dimaksudkan untuk menyatakan keluasan dan kedalaman bahan,

sedangkan sequence menyangkut urutan isi kurikulum. Selanjutnya Nasution

seperti yang dikutip Komalasari (2010) menyatakan kriteria-kriteria untuk

menentukan scope bahan pelajaran, yaitu

1. bahan pelajaran harus dipilih berdasarkan tujuan yang hendak dicapai,

2. bahan pelajaran dipilih karena diangap berharga sebagai warisan generasi yang

lampau,

3. bahan pelajaran dipilih karena berguna untuk menguasai suatu disiplin ilmu,

dan

4. bahan pelajaran dipilih karena dianggap berharga bagi manusia.

Page 27: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

39

2.4.2 Prinsip-Prinsip Bahan Ajar

Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (2006) dalam

Mudlofir (2011: 130) menguraikan prinsip-prinsip bahan ajar, yakni prinsip

relevansi, konsistensi, dan kecukupan.

1. Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan

atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian kompetensi dasar.

2. Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai

siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi

empat macam.

3. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai

dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.

Selanjutnya disampaikan juga ciri-ciri bahan ajar yang baik, yaitu

1. menimbulkan minat baca,

2. ditulis dan dirancang untuk siswa ,

3. menjelaskan tujuan instruksional,

4. disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel,

5. struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi akhir yang akan dicapai,

6. memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih,

7. mengakomodasi kesulitan siswa,

8. memberikan rangkuman,

9. gaya penulisan komunikatif dan semi formal,

10. kepadatan berdasar kebutuhan siswa,

Page 28: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

40

11. dikemas untuk proses instruksional,

12. mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari siswa, dan

13. menjelaskan cara mempelajari bahan ajar.

2.4.3 Unsur-Unsur Bahan Ajar

Ada enam unsur-unsur bahan ajar, yaitu (1) petunjuk belajar, (2) kompetensi yang

akan dicapai, (3) informasi pendukung, (4) latihan-latihan, (5) petunjuk kerja, dan

(6) evaluasi (Prastowo, 20011: 28-30) periksa juga Mudlofir (2011: 140).

1) Petunjuk Belajar

Komponen ini berisi tentang (a) bagaimana pendidik mengajarkan materi

kepada peserta didik dan (b) bagaimana peserta didik mempelajari materi yang

ada dalam bahan ajar.

2) Kompetensi yang Akan Dicapai

Komponen ini berisi tentang kompetensi apa yang harus dicapai oleh peserta

didik. Kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil

belajar harus tercantum dalam bahan ajar.

3) Informasi Pendukung

Informasi pendukung merupakan barbagai informasi tambahan yang

melengkapi bahan ajar, sehingga peserta didik akan semakin mudah menguasai

pengetahuan dan keterampilan yang akan mereka peroleh.

4) Latihan-Latihan

Komponen ini berupa tugas yang diberikan kepada peserta didik untuk melatih

kemampuan mereka setelah mempelajari bahan ajar.

Page 29: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

41

5) Petunjuk Kerja

Petunjuk kerja merupakan sejumlah prosedual cara pelaksanaan aktivitas yang

harus dilakukan oleh peserta didik berkaitan dengan praktik dan lain

sebagainya.

6) Evaluasi

Komponen ini berisi evaluasi (pertanyaan untuk penilaian) untuk mengukur

penguasaan kompetensi peserta didik.

2.4.4 Bentuk-Bentuk Bahan Ajar

Prastowo (2011: 40) mengemukakan ada empat jenis bahan ajar, yaitu (1) bahan

ajar cetak, (2) bahan ajar dengar, (3) bahan ajar pandang dengar, dan (4) bahan

ajar interaktif (periksa juga Majid, 2012: 174).

1) Bahan ajar cetak (printed), yakni sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas

yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran dan penyampaian

informasi. Contohnya handout, buku, modul, LKS, brosur, leaflet, wallchart,

foto atau gambar, dan model atau maket.

2) Bahan ajar dengar, yakni semua sistem yang menggunakan sinyal radio secara

langsung yang dapat dimainkan atau didengarkan oleh seseorang atau

sekelompok orang. Contohnya kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk

audio.

3) Bahan ajar pandang dengar, yakni segala sesuatu yang memungkinkan sinyal

audio dapat dikombinasikan dengan gambar secara sekuensial. Contohnya,

video compactdisk dan film.

Page 30: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

42

4) Bahan ajar interaktif, yakni kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks,

grafik, gambar, animasi, dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi atau

diberi perlakuan untuk mengendalikan suatu perintah dan/atau perilaku alami

dari suatu presentasi.

Sementara itu Mudlofir (2011: 140) mengelompokkan bahan ajar dalam lima

bentuk, yaitu

1. Bahan cetak seperti: handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet.

2. Audio visual seperti: video/film, VCD.

3. Audio seperti: radio, kaset, CD audio, PH.

4. Visual: foto, gambar, model/maket.

5. Multimedia: CD interaktif, computer based, internet.

2.4.5 Pengembangan Bahan Ajar

Mudlofir (2011: 143-148) menjelaskan bahwa pengembangan bahan ajar melalui

lima tahapan, yaitu (1) identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar, (2)

analisis pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar, (3) merumuskan hasil

pembelajaran, (4) menentukan dan menyusun strategi pembelajaran, dan (5)

pengembangan bahan.

Sementara Prastowo (2011: 50-58) menyatakan langkah-langkah pengembangan

bahan ajar yang lebih ringkas, yaitu

1) Melakukan analisis kebutuhan bahan ajar, merupakan suatu proses awal yang

dilakukan untuk menyusun bahan ajar. Analisis ini dilakukan dengan tiga

Page 31: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

43

tahapan, yaitu (1) analisis kurikulum, (2) analisis sumber belajar, dan (3)

penentuan jenis dan judul bahan ajar.

2) Menganalisis sumber belajar, bertujuan untuk mengetahui ketersediaan,

kesesuaian, dan kemudahan dalam memanfaatkan sumber belajar yang akan

digunakan sebagai bahan untuk penyusunan bahan ajar.

3) Memilih dan menentukan bahan ajar, bertujuan memenuhi salah satu kriteria

bahwa bahan ajar harus menarik dan dapat membantu peserta didik untuk

mencapai kompetensi.

2.5 Modul

Direktorat Pembinaan SMK (2008: 3) menyatakan bahwa modul merupakan salah

satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, di dalamnya

memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk

membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik. Hal senada juga

dinyatakan oleh Nasution ( 2011: 205) dan Daryanto (2013: 9).

Sejalan dengan hal tersebut Mudlofir (2011: 149) menyatakan bahwa modul

adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi

materi, metode, dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri.

2.5.1 Karakteristik Modul

Direktorat Pembinaan SMK (2008: 3-4) menyatakan untuk menghasilkan modul

yang mampu meningkatkan motivasi belajar, pengembangan modul harus

Page 32: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

44

memperhatikan karakteristik berikut (periksa juga Mudlofir, (2011: 150),

Daryanto, (2013: 9-11))

1. Self Instruction, mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada

pihak lain. Untuk memenuhi karakter ini, maka modul harus

a. memuat tujuan pembelajaran yang jelas dan menggambarkan pencapaian

standar kompetensi dan kompetensi dasar,

b. memuat materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit kegiatan yang

kecil/spesifik, sehingga memudahkan dipelajari secara tuntas,

c. tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi

pembelajaran,

d. terdapat soal-soal latihan, tugas, dan sejenisnya yang memungkinkan untuk

mengukur penguasaan peserta didik,

e. kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana, tugas atau

konteks kegiatan dan lingkungan peserta didik,

f. menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif,

g. terdapat rangkuman materi pembelajaran,

h. terdapat instrumen penilaian, yang memungkinkan peserta didik melakukan

penilaian madiri (self assesment),

i. terdapat umpan balik atas penilaian peserta didik, sehingga peserta didik

mengetahui tingkat penguasaan materi, dan

j. terdapat informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung

materi pembelajaran dimaksud.

Page 33: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

45

2. Self Contained, seluruh materi pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam

modul tersebut. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan peserta

didik mempelajari materi pembelajaran secara tuntas karena materi belajar

dikemas kedalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian

atau pemisahan materi dari satu SK/KD, harus dilakukan dengan hati-hati dan

memperhatikan keluasan SK/KD yang harus dikuasai oleh peserta didik.

3. Stand Alone, modul berdiri sendiri/tidak tergantung pada bahan ajar/media lain,

atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar/media lain.

4. Adaptif

Modul hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap perkembangan

ilmu dan teknologi

5. User Friendly, bersahabat/akrab dengan pemakainya. Setiap instruksi dan

paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan

pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon dan mengakses

sesuai dengan keinginan.

Reksoatmodjo (2010: 249-250) menyatakan bahwa hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam pembuatan modul adalah terpenuhinya kebutuhan peserta

didik secara individual yang mencakup

1. setiap siswa harus diberi kesempatan untuk “menguji” keseluruhan modul atau

setiap pengalaman belajar,

2. para siswa memperoleh umpan-balik atas kinerja mereka masing-masing dalam

setiap pengalaman belajar dan keseluruhan modul,

Page 34: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

46

3. tidak ada batas waktu untuk menyelesaikan modul yang ditetapkan bagi siswa

karena pembelajaran didasarkan kecepatan masing-masing siswa, dan

4. tidak terdapat pertanyaan tentang apa yang harus didemonstrasian siswa untuk

menunjukkan bahwa yang bersangkutan telah menguasai modul.

Berikut ini kerangka modul

Sumber : (Direktorat Pembinaan SMK, 2008: 20), (Subdit Pembelajaran Dit.

PSMK), (Mudlofir, 2011: 152), (Daryanto, 2013: 25-26)

Halaman Sampul

Halaman Francis

Kata Pengantar

Daftar Isi

Peta Kedudukan Modul

Glosarium

I. Pendahuluan

a. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

b. Deskripsi

c. Waktu

d. Prasyarat

e. Petunjuk Penggunaan Modul

f. Tujuan Akhir

g. Cek Penguasaan Standar Kompetensi

II. Pembelajaran

a. Pembelajaran 1

1. Tujuan

2. Uraian Materi

3. Rangkuman

4. Tugas

5. Tes

6. Lembar Kerja Praktik

b. Pembelajaran 2 – n (isinya sama dengan pembelajaran 1)

III. Evaluasi

a. Tes Kognitif

b. Tes Psikomotorik

c. Penilaian Sikap

IV. Kuci Jawaban

V. Daftar Pustaka

Page 35: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

47

2.5.2 Langkah-Langkah Penyusunan Modul

Direktorat Pembinaan SMK (2008: 3-4) dan Daryanto (2013: 16-23) menjelaskan

bahwa penulisan modul dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut

1. Analisis Kebutuhan Modul

Analisis kebutuhan modul merupakan kegiatan menganalisis silabus dan RPP

untuk memperoleh informasi modul yang dibutuhkan peserta didik dalam

mempelajari kompetensi yang telah diprogramkan.

Tujuan analisis kebutuhan modul adalah untuk mengidentifikasi dan

menetapkan jumlah dan judul modul yang harus dikembangkan dalam satu

satuan program tertentu. Satuan program tersebut dapat diartikan sebagai satu

tahun pelajaran, satu semester, satu mata pelajaran atau lainnya. Setelah

kebutuhan modul ditetapkan, langkah berikutnya adalah membuat peta modul.

2. Desain Modul

Desain penulisan modul yang dimaksud di sini adalah Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang telah disusun oleh guru. Di dalam RPP telah memuat

strategi pembelajaran dan media yang digunakan, garis besar materi

pembelajaran dan metode penilaian serta perangkatnya. Alur pembuatan desain

modul dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Page 36: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

48

Gambar 5 Diagram Alur Penyusunan Buram/Konsep Modul (diadaptasi

dari Daryanto, 2013: 20)

3. Implementasi

Implementasi adalah kegiatan uji coba modul pada peserta didik yang terbatas

jumlahnya untuk mengetahui keterlaksanaan dan manfaat modul (efektifitas

modul).

Kerangka Modul

Perumusan

Tugas/Praktik

Penyusunan

Evaluasi

Penyusunan

Kunci

Jawaban

Buram Modul

RPP

Tugas/Praktik untuk

penguatan kognitif dan

psikomotorik

Tujuan Akhir

Sistem

Evaluasi

Tes Kognitif

Tes Psikomotorik

Kunci Jawaban

Perumusan

tujuan

Perumusan

Evaluasi

Analisis

Materi

Page 37: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

49

4. Penilaian

Penilaian merupakan refleksi dari hasil implementasi untuk merevisi modul

yang diuji cobakan.

5. Evaluasi dan Validasi

Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui dan mengukur apakah implementasi

pembelajaran dengan modul dapat dilaksanakan sesuai dengan desain

pengembangannya. Validasi merupakan proses untuk mendapatkan persetujuan

atau pengesahan oleh ahli dengan cara menguji kesesuaian modul dengan

kompetensi yang menjadi target belajar. Bila isi modul sesuai, artinya efektif

untuk mempelajari kompetensi yang menjadi target belajar, maka modul

dinyatakan valid (sahih). Validasi modul dapat dilaksanakan oleh praktisi yang

ahli dalam bidang-bidang yang terkait dengan modul. Validasi meliputi isi

materi atau substansi modul dan penggunaan bahasa. Berikut diagram validasi.

Validasi Modul

Gambar 6 Diagram Alur Validasi Modul (Daryanto, 2013: 23)

Draft

Validasi Penyempurnaan

Uji Coba

Validator

Modul

Penyempurnaan

Page 38: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

50

6. Jaminan Kualitas

Untuk kepentingan penjaminan mutu suatu modul, dapat dikembangkan suatu

standar operasional prosedur dan instrumen untuk menilai kualitas suatu

modul.

2.5.3 Kelayakan Modul sebagai Bahan Ajar

PP 19 tahun 2005 pasal 45 ayat 5 menyatakan bahwa kelayakan buku teks

mencakup

1) kelayakan isi meliputi kesesuaian urutan materi dengan standar kompetensi

dan kompetensi dasar, keakuratan materi, dan materi pendukung

pembelajaran,

2) kelayakan bahasa meliputi kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta

didik, komunikatif, dan keruntutan dan kesatuan gagasan,

3) kelayakan penyajian meliputi teknik penyajian, penyajian pembelajaran, dan

kelengkapan penyajian, dan

4) kelayakan kegrafikan meliputi ukuran, desain kulit, dan desain isi.

Bahasa yang digunakan dalam modul hendaknya menggunakan (1) gaya bahasa

percakapan, (2) tata bahasa yang sederhana, dan (3) penyusunan paragraf yang

logis (Daryanto, 2013: 47-49).

Selanjutnya Daryanto (2013: 13) menguraikan elemen mutu modul, yaitu

konsistensi dalam penggunaan font, spasi, dan tata letak (layout).

Page 39: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

51

1. Format

a. Format kolom tunggal

b. Format kertas vertikal atau horizontal

c. Icon yang mudah ditangkap

2. Organisasi

a. Tampilkan peta/bagan

b. Urutan dan susunan yang sistematis

c. Tempatkan naskah, gambar dan ilustrasi yang menarik

d. Antarbab, antar-unit dan antarparagraf dengan susunan dan alur yang mudah

dipahami

e. Judul, subjudul (kegiatan belajar), dan uraian yang mudah diikuti

3. Bentuk dan ukuran huruf yang mudah dibaca dan proporsional.

4. Ruang (spasi kosong) yang proporsional.

5. Daya tarik

a. Bagian sampul depan, kombinasi warna, gambar (ilustrasi), bentuk dan

ukuran huruf yang serasi.

b. Bagian isi, tempatkan rangsangan-rangsangan berupa gambar atau ilustrasi,

pencetakan huruf tebal, miring, garis bawah atau warna.

c. Tugas dan latihan yang dikemas sedemikian rupa sehingga menarik.

2.6 Pendidikan Kecakapan Hidup (life skills education)

Memasuki era globalisasi diperlukan suatu paradigma baru dalam sistem

pendidikan dunia, dalam rangka mencerdaskan umat manusia dan memelihara

Page 40: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

52

persaudaraan. Oleh sebab itu, UNESCO merekomendasikan empat pilar

pembelajaran, yaitu pembelajaran yang diberikan mampu menyadarkan

masyarakat untuk mau dan mampu belajar (learning to know or learning to

learn), bahan belajar yang dipilih mampu memberikan suatu pekerjaan alternatif

kepada peserta didik (learning to do), mampu memberikan motivasi untuk hidup

dalam era sekarang dan masa datang (learning to be), serta memiliki keterampilan

untuk hidup bermasyarakat dengan semangat kesamaan dan kesejajaran (learning

to live together) (Anwar, 2012: 5).

Keempat pilar di atas merupakan pilar-pilar belajar yang harus menjadi basis dari

setiap lembaga pendidikan dalam menyelenggarakan pembelajaran yang bertujuan

pada hasil belajar aktual yang diperlukan dalam kehidupan manusia.

Oleh sebab itu, dalam pengembangan kurikulum suatu lembaga pendidikan empat

pilar pembelajaran tersebut amat penting karena tujuan akhir suatu kurikulum

ialah menghasilkan pembelajar yang memiliki kompetensi pengetahuan,

keterampilan, kemandirian, dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dan bekerja

sama.

2.6.1 Definisi Kecakapan Hidup (life skills)

Konsep life skills merupakan salah satu fokus analisis dalam pengembangan

kurikulum pendidikan yang menekankan pada kecakapan hidup atau bekerja.

Brolin (1989) dalam Anwar (2012: 20) menjelaskan bahwa “life skills constitute a

Page 41: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

53

continuum of knowledge and attitude that are necessary for a person to function

effectively and to avoild interuptions of emplyoyment experience”

Dengan demikian life skills dapat dinyatakan sebagai kecakapan untuk hidup,

yaitu memiliki kemampuan tertentu dan kemampuan dasar pendukungnya secara

fungsional seperti membaca, menulis, menghitung, merumuskan dan

menyelesaikan masalah, mengelola sumber daya, bekerja dalam tim, terus belajar

di tempat kerja, dan mempergunakan teknologi.

Sejalan dengan pernyataan di atas Depdiknas (2002) memberikan definisi

kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani

menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan,

kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga

akhirnya mampu mengatasinya ( Poerwati dan Amri, 2013: 175).

Ciri pembelajaran life skills selanjutnya ditetapkan oleh Depdiknas (2003) yaitu

(1) terjadi proses identifikasi kebutuhan belajar, (2) terjadi proses penyadaran

untuk belajar bersama, (3) terjadi keselarasan kegiatan belajar untuk

mengembangkan diri, belajar, usaha mandiri, dan usaha bersama, (4) terjadi

proses penguasaan kecakapan personal, sosial, vokasional, akademik, manajerial,

dan kewirausahaan, (5) terjadi proses pemberian pengalaman dalam melakukan

pekerjaan dengan benar, dan menghasilkan produk bermutu, (6) terjadi proses

interaksi saling belajar dari ahli, (7) terjadi proses penilaian kompetensi, dan (8)

terjadi pendampingan teknis untuk bekerja atau membentuk usaha bersama

(Anwar, 2012: 21).

Page 42: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

54

2.6.2 Prinsip Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills

Education)

Direktorat Pendidikan Menengah Umum (2002) menetapkan beberapa prinsip

pelaksanaan life skills education, yaitu (1) etika sosioreligius bangsa yang

berdasarkan nilai-nilai Pancasila dapat diintegrasikan, (2) pembelajaran

menggunakan prinsip learning to know, learning to do, learning to be, learning to

live together and learning to cooperate, (3) pengembangan potensi wilayah dapat

direfleksikan dalam penyelenggaraan pendidikan, (4) penetapan manajemen

berbasis masyarakat, kolaborasi semua unsur terkait yang ada dalam masyarakat,

(5) paradigma learning for life and school for work dapat menjadi dasar kegiatan

pendidikan, sehingga memiliki pertautan dengan dunia kerja, dan (6)

penyelenggaraan pendidikan harus senantiasa mengarahkan peserta didik agar (a)

membantu mereka untuk menuju hidup sehat dan berkualitas, (b) mendapatkan

pengetahuan dan wawasan yang lebih luas, dan (c) memiliki akses untuk mampu

memenuhi standar hidupnya secara layak (Anwar, 2012: 22).

Pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup terintegrasi dengan beragam mata

pelajaran yang ada di sekolah. Misalnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia,

dalam mempelajari bahasa Indonesia bukan sekedar untuk pandai bahasa, akan

tetapi peserta didik dapat memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Langkah-langkah penjabaran unsur kecakapan hidup, antara lain sebagai berikut.

a. melakukan identifikasi unsur kecakapan hidup yang diperlukan dalam

kehidupan nyata yang dituangkan dalam bentuk pengalaman belajar,

Page 43: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

55

b. melakukan identifikasi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang mendukung

kecakapan hidup,

c. memasukkan aspek kecakapan hidup dalam pengembangan kurikulum,

d. Menglasifikasikan aspek kecakapan hidup dalam tiap-tiap kompetensi dasar,

e. Memuat silabus dan rencana pembelajaran yang mengintegrasikan aspek

kecakapan hidup,

f. Menglasifikasikan dalam bentuk topik/tema dari mata pelajaran.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas Poerwati dan Amri (2013: 175) menyatakan

prinsip pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup pada jenjang SMK diutamakan

kecakapan hidup vokasional dengan memperhatikan proporsi antara kecakapan

hidup dan substansi mata pelajaran tetap sebanding (periksa juga Anwar, 2012:

36).

2.6.3 Jenis-Jenis Kecakapan Hidup (Life Skills)

Departemen Pendidikan Nasional membagi kecakapan hidup (life skills) menjadi

empat jenis, seperti yang dikutip oleh Anwar (2012: 28) dan Susiwi (2007), yaitu

1. Kecakapan Personal (personal skills)

Kecakapan personal mencakup kecakapan mengenal diri (self awarenees) dan

kecakapan berpikir rasional (thinking skills). Kecakapan mengenal diri meliputi

kesadaran sebagai makhluk Tuhan, kesadaran akan eksistensi diri, dan

kesadaran akan potensi diri, sedangkan kecakapan berpikir rasional merupakan

kecakapan menggunakan pikiran atau rasio secara optimal yang meliputi

kecakapan menggali dan menemukan informasi, kecakapan mengolah

Page 44: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

56

informasi, kecakapan mengambil keputusan, dan kecakapan menyelesaikan

masalah.

2. Kecakapan Sosial (sosial skills)

Kecakapan sosial disebut juga kecakapan antarpersonal yang terdiri atas

kecakapan berkomunikasi dan kecakapan bekerja sama.

3. Kecakapan Akademik (academic skills)

Kecakapan akademik disebut juga kecakapan intelektual atau kemampuan

berpikir ilmiah dan merupakan pengembangan dari kecakapan berpikir.

Kecakapan akademik ini meliputi kecakapan mengidentifikasi variabel,

menjelaskan hubungan variabel-variabel, merumuskan hipotesis, merancang

dan melakukan percobaan.

4. Kecakapan Vokasional (vocational skills)

Kecakapan vokasional disebut juga kecakapan kejuruan, yaitu kecakapan yang

dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat.

Kecakapan vokasional meliputi kecakapan vokasional dasar (kecakapan

melakukan gerak dasar, menggunakan alat sederhana, atau kecakapan

membaca gambar) dan kecakapan vokational khusus (kecakapan ini memiliki

prinsip dasar menghasilkan barang atau jasa).

Poerwati dan Amri (2013: 175) menyatakan bahwa kecakapan hidup memiliki dua

dimensi, yaitu

1. Kecakapan hidup generik yang mencakup kecakapan personal (integritas,

inisiatif, ketekunan, upaya, humor, kesabaran, kebanggaan, dan kerja sama);

kecakapan sosial (fleksibilitas, berorganisasi kerja sama, kesabaran, dan

Page 45: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

57

persahabatan); dan kecakapan berpikir (ketekunan, upaya, berpikir sehat,

penyelesaian masalah, dan kerja sama).

2. Kecakapan hidup spesifik yang mencakup kecakapan intelektual (rasa ingin

tahu, upaya, ketekunan, pemecahan masalah, dan kerja sama) dan kecakapan

vokasional (tanggung jawab, kepedulian dan ketelitian, keberanian dan

keteguhan hati, dan kerja sama).

Gambar 7 Skema Terinci Life Skills oleh Ditjen Penmum (2002) diadaptasi

dari Anwar (2012: 28)

2.6.4 Tujuan Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills)

Tujuan pendidikan life skills meliputi (1) mengaktualisasikan potensi peserta didik

sehingga dapat digunakan untuk memecahkan problema yang dihadapi, (2)

memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran

yang fleksibel, sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luas, dan (3)

mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya di lingkungan sekolah dengan

Life

Skills (LS)

Kecakapan

Personal

Kecakapan Sosial

Kecakapan Akademik

Kecakapan

Vokasional

Kecakapan

Mengenal Diri

Kecakapan

Berpikir Rasional

Spesific Life Skills

(SLS)/Kecakapan

Spesifik

General Life Skills (GLS)/Kecakapan

Generik

Page 46: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

58

memberi peluang pemanfaatan sumber daya yang ada di masyarakat, sesuai

dengan prinsip manajemen berbasis sekolah (Anwar, 2012: 43)

Jadi, esensi pendidikan kecakapan hidup adalah untuk memberikan pengalaman

belajar yang berarti bagi peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan dalam

kehidupan sehari-hari dan meningkatkan kesesuaian pendidikan dengan nilai-nilai

kehidupan nyata peserta didik.

2.7 Karakteristik Modul Berbasis Life Skills

Modul berbasis life skills merupakan modul yang mengintegrasikan aspek-aspek

life skills di dalamnya. Pada pengembangan modul ini aspek-aspek life skills

diintegrasikan dalam penentuan tema/topik materi pelajaran. Tema/topik yang

akan dikembangkan dalam modul pada penelitian ini adalah teks prosedur

kompleks, maka modul yang dikembangkan memiliki karakteristik sebagai

berikut

a. memuat tujuan pembelajaran yang menggambarkan pencapaian kompetensi

dasar dan kecakapan hidup yang harus dimiliki oleh peserta didik,

b. memuat materi pembelajaran, yang berorientasi pada peningkatan kecakapan

hidup, yang dikemas dalam unit-unit kegiatan yang kecil/spesifik, sehingga

memudahkan dipelajari secara tuntas,

c. tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi

pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan kecakapan hidup,

Page 47: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

59

d. terdapat soal-soal latihan, tugas, dan sejenisnya yang memungkinkan untuk

mengukur penguasaan peserta didik dan menumbuhkan kecakapan hidup

peserta didik,

e. kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana, tugas atau

konteks kegiatan dan lingkungan peserta didik yang mendukung

pengembangan kecakapan hidup peserta didik,

f. menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif,

g. terdapat rangkuman materi pembelajaran,

h. terdapat instrumen penilaian, yang memungkinkan peserta didik melakukan

penilaian madiri (self assesment),

i. terdapat umpan balik atas penilaian peserta didik, sehingga peserta didik

mengetahui tingkat penguasaan materi, dan

j. terdapat informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung

materi pembelajaran dimaksud.

k. Materi disajikan secara berurutan sesuai dengan tingkatan kompetensi yang

harus dimiliki oleh peserta didik, sehingga memudahkan peserta didik untuk

mempelajari dan mengakses sesuai dengan keinginan.

2.8 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian Bernardus Sentot

Wijanarka tahun 2012 yang berjudul Pengembangan Modul dan Pembelajaran

Kompetensi Kejuruan Pemesinan CNC SMK. Penelitian ini menghasilkan modul

pembelajaran teknik pemesinan CNC memiliki karakteristik dapat digunakan

Page 48: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

60

sebagai bahan ajar mandiri maupun kelompok, terdiri dari 5 materi yang diurutkan

sesuai dengan pengoperasian mesin CNC, pada setiap materi diakhiri dengan soal

latihan dan tugas sesuai dengan tujuan masing-masing materi. Modul dan

pembelajaran hasil pengembangan efektif dalam membentuk kompetensi siswa

sesuai dengan tuntutan kurikulum berbasis kompetensi. Tiga buah standar

kompetensi serta KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) bisa dicapai oleh siswa

setelah menerapkan modul dan pembelajaran hasil pengembangan.

Penelitian lain yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Miftakhul

Jannah, dkk tahun 2012 yang berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Berorientasi Nilai Karakter Melalui Inkuiri Terbimbing Materi Cahaya pada

Siswa Kelas VII dan penelitian Yani Febri Arya tahun 2013 yang berjudul

Pembuatan Bahan Ajar Bermuatan Nilai-Nilai Karakter pada Konsep Elastisitas

dan Getaran Harmonik untuk Pembelajaran Fisika Siswa Kelas XI SMAN.

Kedua penelitian di atas menghasilkan bahan ajar yang bermuatan nilai-nilai

karakter yang hasilnya penelitian pengembangan perangkat tersebut dinyatakan

dapat menumbuhkan nilai karakter peserta didik sebagai pengguna.

Penelitian selanjutnya yang relevan yaitu penelitian oleh Sudirman tahun 2010

yang berjudul Menumbuhkan Minat Wirausaha Mahasisiwa Melalui

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Enterpreneurship pada Materi

Elektroplating. Penelitian ini menghasilkan perangkat pembelajaran yang

memadukan potensi dunia pendidikan dan dunia industri/kerja yang memiliki

signifikasi 0,000 < 0,05 dengan nilai thitung = 23,364 yang berarti ada perbedaan

Page 49: II. LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian dan Pengembangan ...digilib.unila.ac.id/14141/17/BAB II.pdf · (TIK) - Tujuan akhir - ... mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari mereka. ...

61

yang signifikan minat berwirausaha mahasiswa antara kelas kontrol dan kelas

eksperimen.

Penelitian-penelitian di atas dilakukan bukan untuk mata pelajaran Bahasa.

Penelitian pengembangan untuk mata pelajaran Bahasa yang relevan dilakukan

oleh Anwar Rahman tahun 2010 dengan judul Pengembangan Modul

Pembelajaran Mata Kuliah Bahasa Inggris Program Studi Akuntansi Jurusan

Ekonomi dan Bisnis Politeknik Negeri Lampung. Penelitian ini menghasilkan

bahan ajar berupa modul untuk mata kuliah Bahasa Ingris di Polinela.

Perbedaan yang terdapat dalam pengembangan bahan ajar ini dengan

pengembangan bahan ajar tersebut di atas ialah pada karakteristik bahan ajar yang

dikembangkan. Bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini ialah modul

yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa SMK dan tuntutan

kurikulum 2013, yaitu modul yang berbasis life skills.