ii
iv
PANDUAN PENDIRIAN USAHA
TENUN TRADISIONAL
PENYUSUN
Mulyanto
MTh Sri Budiastuti
NARASUMBER
Ari Juliano Gema – Badan ekonomi Kreatif
Sabartua Tampubolon – Badan Ekonomi Kreatif
Bambang Priwanto – Badan Ekonomi Kreatif
Eddy Triharyanto – Universitas Sebelas Maret
Susantiningrum – Universitas Sebelas Maret
Joko Sutrisno – Universitas Sebelas MAret
Jadin C Djamaludin – Jadin Craft Textiles
Koestriastuti – Cita Tenun Indonesia
Muslihin – Tenun Gapuro Jepara
Arif Purnawan – Tenun Lurik Pedan
Yusuf Achmadi – SMK Tekstil Klaten
Ida Ayu Ngurah Puniari- Tuhu Batu Bali
Ida Sulawati – Aminah Akil Silk Sengkang
Miftahul Khoiri – Paradila Tenun Lamongan
Lintu Tulistyantoro – Akademisi UK Petra
Diterbitkan oleh:
Badan Ekonomi Kreatif bekerja sama dengan
Universitas Sebelas Maret
vi
DAFTAR ISI
Kata Pengantar Error! Bookmark not defined.
Pendahuluan 1
Permodalan dan Manajemen Keuangan 11
Manajemen Sumber Daya Manusia 19
Manajemen Produksi 25
Manajemen Pemasaran 41
Pengendalian Mutu dan Pengembangan Usaha 45
Hak Kekayaan Intelektual 51
Daftar Pustaka 63
Daftar Sumber Gambar 67
Glosarium 71
LAMPIRAN
Bentuk Badan Usaha
Dokumen Hukum dan Izin Badan Usaha
Contoh Perjanjian Tertulis
i
KATA PENGANTAR
uji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penyusunan Buku Panduan Pendirian Usaha Bidang Ekonomi Kreatif
dapat diselesaikan dengan baik. Penyusunan Buku Panduan Pendirian 8
(delapan) Bidang Usaha Ekonomi Kreatif ini adalah kerjasama antara Badan Ekonomi
Kreatif (BEKRAF) dan Universitas Sebelas Maret (UNS) dan merupakan lanjutan dari
buku Panduan Pendirian 10 (sepuluh) Bidang Usaha Ekonomi Kreatif yang telah terbit
pada 31 Juli 2017 lalu.
Buku Panduan 8 (delapan) bidang usaha ekonomi kreatif, antara lain: 1) Panduan
Pendirian Usaha Tenun Tradisional; 2) Panduan Pendirian Usaha Desain Kemasan; 3)
Panduan Pendirian Usaha Desain dan Pengembang Laman; 4) Panduan Pendirian
Usaha Desain Grafis/Desain Komunikasi Visual; 5) Panduan Pendirian Usaha Kerajinan
Kayu Non Furniture; 6) Panduan Pendirian Usaha Kedai Kopi; 7) Panduan Pendirian
Usaha Penerbitan Mandiri; 8) Panduan Pendirian Usaha Penerbitan Digital.
Buku Panduan ini dipersiapkan dalam 2 (dua) versi yaitu versi cetak dan elektronik
(e-book). Penyiapan e-book dimaksudkan untuk memudahkan pembaca mengakses
buku panduan ini.
Pada prinsipnya sasaran buku panduan ini adalah para calon atau pelaku usaha
pemula yang tertarik untuk mendirikan dan mengembangkan usaha ekonomi kreatif.
Oleh karena itu, penulisan buku dibuat sesederhana mungkin dengan harapan mudah
dipahami dan diterapkan oleh para pembaca.
Penulisan buku panduan ini belum bisa dikatakan sempurna apalagi referensi
untuk pelaku usaha ekonomi kreatif yang sudah berkecimpung lama dibidangnya.
Untuk itu, kepada masyarakat sangat diharapkan memberikan saran dan masukan
guna penyempurnaan buku panduan ini di masa mendatang.
Akhir kata atas nama Badan Ekonomi Kreatif, saya mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan buku
panduan ini. Semoga upaya dan kerja keras yang dilakukan ini dapat mendorong
pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia.
Jakarta, Februari 2018 Kepala Badan Ekonomi Kreatif
Triawan Munaf
P
ii
1
PENDAHULUAN
Definisi dan Ruang Lingkup Usaha
ebagai salah satu penghasil karya seni turun temurun yang memiliki
nilai ekonomi dan nilai budaya, bidang usaha tenun tradisional
dianggap cukup menjanjikan dalam meningkatkan kesejahteraan
pengrajin dan sekaligus pendapatan daerah. Oleh karena itu kelestarian
industri tenun tradisional perlu dijaga seiring dengan perkembangan dunia
fashion dan peningkatan permintaan konsumen. Dengan demikian, pengertian
mendasar tentang tenun tradisional melalui buku panduan ini sangatlah
diperlukan, baik bagi pemula maupun para pengusaha dalam tahap
pengembangan sebagai sarana menjalankan us aha ini secara terarah.
Definisi Tenun
Tenun atau kegiatan menenun adalah teknik membuat kain dengan cara
menyilangkan atau menganyam dua kelompok benang yang saling tegak lurus
sehingga membentuk anyaman benang dengan konstruksi tertentu. Definisi
lain mengatakan bahwa tenun adalah proses menyilangkan benang lusi dan
benang pakan untuk dirapatkan menjadi kain dengan menggunakan tenaga
manusia. Kelompok benang tersebut terdiri atas kelompok benang yang
membentuk panjang kain (benang lusi), serta kelompok benang yang
membentuk lebar kain (benang pakan).
Tenun adalah membuat kain. Kain adalah lembaran tenunan yang
umumnya merupakan bahan pakaian atau bahan kebutuhan rumah tangga,
yang dalam bahasa sekarang sering disebut tekstil. Tenun tradisional
merupakan kain yang dibuat secara turun temurun sebagai tradisi atau adat
dari sebuah etnis. Kain tersebut hasil kerajinan tangan dengan menggunakan
berbagai alat berbahan dasar kayu, bersifat mekanis dan bertenaga manusia
serta alat tersebut lazim disebut Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).
“Tradisional” diartikan sebagai pengetahuan yang dimiliki dan digunakan oleh
suatu kelompok masyarakat dan bersifat turun temurun namun terus
berkembang dari segi kualitas bahan, keindahan tata warna, corak maupun
S
2
motif. Sampai saat ini kain tenun tradisional terus berkembang , terlebih
berkat maraknya tenun adat untuk upacara adat.
Ruang Lingkup Usaha Tenun
Pengertian usaha tenun tradisional dibatasi berdasarkan alat yang
digunakan, bahan baku utama dalam pembuatan kain, proses produ ksi dan
produk yang dihasilkan. Selanjutnya, batasan ruang lingkup digunakan dalam
menentukan, menjelaskan, dan memberikan pedoman tentang usaha tenun
tradisional sehingga dapat dibedakan secara jelas dengan usaha tenun yang
bukan tradisional (bertumpu pad a alat mesin).
Usaha tenun tradisional merupakan karya intelektual suatu kelompok
masyarakat yang dijaga dan dipelihara secara turun temurun dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Dengan demikian, setiap kelompok
masyarakat memiliki pengetahuan tradis ional yang bersifat kolektif dan
komunal, sehingga akan terjaga secara terus menerus.
a. Alat tenun bukan mesin (ATBM)
Di dalam membuat kain tenun tradisional digunakan alat tenun bukan
mesin yang dikenal dengan istilah “Gendong” ( seolah “digendong”) dan setiap
daerah memiliki istilah masing -masing). Ciri khas alat ini ialah dilengkapi
dengan “epor” yaitu semacam sandaran saat menenun dan diletakkan di
belakang pinggang sehingga seolah digendong. Saat penenun menekan
benang pakan dengan alat yang disebut “liro” (alat untuk merapatkan benang
pakan yang digerakkan dengan tangan) terdengar bunyi “dong” atau “dog”
(bahasa Jawa) sehingga alat tenun ini seringkali disebut “gedog”.
Alat tenun “gedog” akhirnya berkembang menjadi alat tenun “tejak”
dengan rangka yang lebih banyak daripada alat tenun “gedog”. Rangka
tersebut dipakai sebagai penopang saat alat ini dioperasikan. Penenun
dengan posisi duduk menggerakkan tangan dan kaki secara sinergis. Alat
tenun “tejak” yang berkembang menjadi ATBM merupakan alat warisan
Belanda yang disebarluaskan oleh Textile Inrichting Bandung (Sekolah Tinggi
Teknologi Tekstil Bandung).
3
Setiap daerah mempunyai nama masing -masing untuk alat tenun
tradisional ini. Sebagai contoh di Jawa dikenal alat tenun “gendong” atau
“gedog”, dan di Sulawesi dikenal nama “walidah”. Pada prinsipnya alat tenun
tradisional bersifat padat karya , yaitu bergantung pada tenaga kerja manusia,
sehingga tingkat keberhasilan proses produksi sangat ditentukan ole h kualitas
ketrampilan dan kecepatan kerja sumber daya manusianya
b. Bahan baku tenun tradisional
Bahan dasar kain tenun adalah benan g yang terbuat dari serat, baik serat
alam maupun serat buatan. Serat alam berasal dari tumbuhan (contoh: rami,
kapas, eceng gondok, nenas) dan binatang (tidak berkembang karena is u
lingkungan). Benang menjadi bahan baku pembuatan kain tenun, dan
kualitas kain yang dihasilkan sangat ditentukan oleh kualitas benang
tersebut.
Kondisi benang menentukan konstruksi kain yang dihasilkan. Benang
dengan nomor besar menandakan berdiameter kecil dan begitu sebaliknya.
Semakin kecil diameter benang semakin baik rajutan atau anyaman tersebut
yang dihasilkan, dan akhirnya mempengaruhi kontruksi kain tenun.
Konstruksi kain tenun yang diinginkan menjadi dasar penentuan tingkat
kehalusan dan kerapatan benang, alat tenun, proses yang harus dijalankan,
efisiensi biaya produksi dan efektifitas metode kerja nya.
Teknik membuat kain tenun diilhami oleh prinsip sederhana, yaitu
menggabungkan benang secara melintang dan memanjang atau
menyilangkan benang pakan dan lusi secara bergantian. Prinsip tersebut
melahirkan berbagai inovasi motif , corak atau bentuk gambar pada lembaran
kain yang diacu oleh pengrajin saat menenun.
c. Proses produksi
Usaha tenun tradisional dicirikan dengan proses produksi yang
dilaksanakan pada skala rumah tangga sehingga dijumpai beberapa
keterbatasan seperti permodalan, ketersediaan peralatan dan ruang produksi,
tingkat penggajian tenaga kerja dan perkembangan kreasi yang relatif
lambat. Namun demikian, seni menenun ini merupaka n warisan budaya yang
4
ditekuni secara terus menerus dan berkaitan erat dengan sistem pengetahuan,
budaya, kepercayaan, lingkungan alam, dan sistem organisasi sosial dalam
masyarakat sehingga mencerminkan adat istiadat masyarakat setempat.
Proses produksi pada skala rumah tangga ini kadang kala mengalami
pasang surut karena keadaan ekonomi dan pembinaan yang belum terarah.
Sarana dan prasarana yang serba terbatas merupakan ciri khas industri rumah
tangga. Tentu saja peran pemerintah sangat diperlukan dalam memberikan
fasilitas permodalan dan pembinaan, terlebih apabila dapat diangkat sebagai
produk unggulan setempat yang bernilai seni dan punya keunikan tersendiri.
d. Hasil kain tenun (produk)
Kain tenun yang dihasilkan dengan menggunakan alat tenun bukan mesi n
memiliki kekhasan sesuai dengan daerah masing -masing. Secara umum kain
tenun tradisional terbagi menjadi tenun ikat dan songket. Perbedaan
keduanya terletak pada bahan utama atau jenis benang yang digunakan dan
teknik pembuatan kain tersebut. Istilah “ikat” memiliki makna membentuk
ragam hias dengan mengikat bagian -bagian benang, sedangkan “songket”
berkembang setelah tenun ikat, dengan spesifikasi penambahan benang
seperti emas, perak atau sutera pada benang lusi dan pakan dengan cara
dicukit atau disongket.
Gagasan dan Peluang Usaha
Sebagai suatu hasil karya warisan budaya, tenun tradisional menjadi
bentuk kerajinan yang sangat dibanggakan oleh masyarakat setempat, dan
merupakan karya intektual anak bangsa yang perlu dipelihara. Sejarah
mencatat bahwa kebudayaan menenun masuk ke Indonesia melalui India,
Cina dan Asia Tenggara yang waktu terjadinya tidak diketahui dengan pasti ,
namun produknya berkembang hingga saat ini. Hal itu mencerminkan
kontinuitas gagasan atau ide untuk mengembangkan pembuatan kain tenun
tradisional, walau belum berhasil secara optimal. Oleh karena itu , sangatlah
tepat apabila bidang usaha ini dipilih oleh Badan Ekonomi Kreatif sebagai
usaha yang harus dikembangkan melalui penggiatan industri kecil ,
menengah, dan bahkan pemula untuk ikut serta meningkatkan usaha
pembuatan tenun tradisional.
5
Gagasan Usaha
Sekelompok masyarakat yang mendirikan usaha di bidang tenun
tradisional dilandasi oleh keinginan melestarikan warisan budaya dan
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan seluruh anggotanya.
Pengetahuan tradisional yang dimiliki menjadi kunci keberhasilan usaha ini
dan sekaligus menunjukkan idealisme masyarakat untuk terus memelihara
dan mengembangkan produksi tenun. Tampak bahwa sifat turun temurun
dari produksi kain ini menunj ukkan idealisme masyarakat untuk terus
memelihara dan mengembangkan warisan budaya ( nguri uri kabudayan).
Seiring dengan perkembangan mode dan permintaan pasar , banyak
diciptakan beragam motif dan hias yang memiliki makna berbeda-beda.
Makna-makna inilah yang menunjukkan latar belakang budaya warga suatu
daerah atau ciri khas suatu daerah. Gagasan usaha juga dipicu oleh keinginan
utama untuk memelihara warisan keluarga agar tidak hilang. Terlebih setelah
paradigma tentang penggunaan produk -produk warisan budaya berkembang
di masyarakat, industri berskala rumah tangga inipun berkembang pula.
Peluang Usaha
Perkembangan dunia fashion membuka peluang yang sangat besar pada
pecinta mode untuk terus mengembangkan kreatifitas terkini. Kondisi ini
memotivasi para pengusaha kain termasuk tenun untuk menciptakan beragam
motif dan desain sehingga persyaratan pendirian usaha dipersiapkan dengan
sungguh-sungguh.
Pendirian usaha berawal dari kemudahan mendapatkan modal,
ketersediaan peralatan yang memadai, ketersediaan sumber daya manusia
yang sesuai dengan bidang pekerjaan, ketersediaan ruang produksi yang
representatif, ketersediaan ruang pameran dan fasilitas promosi dari
pemerintah, dan ketersediaan akses pemasaran. Komponen penentu peluang
usaha tersebut menjadi das ar seseorang menjalankan usaha, dan jelas bahwa
usaha yang bersifat turun temurun akan lebih mudah mendapatkan peluang
tersebut dibandingkan dengan pengusaha pemula.
Sampai dengan saat ini usaha tenun tradisional mendapatkan peluang
usaha yang cukup baik, dengan peran serta pemerintah dalam bentuk
6
pembinaan manajemen, fasilitas pendanaan melalui pinjaman uang dengan
bunga ringan, bantuan peralatan dan akomodasi pemasaran.
FASHION 1. Ready to wear
(baju, jilbab, dll) 2. Kain
INTERIOR DAN
ROOM DECOR
Sarung bantal,
keset, taplak meja,
gorden
AKSESORIS
Tas, sepatu,
kalung, kipas,
gelang,
p
UPACARA ADAT
Sarung
Songkok
Selendang
Produk turunan usaha tenun tradisional
1 2 3
4 5 6
7 8 9
11 10
7
Perizinan dan Legalitas Usaha
Perizinan merupakan syarat ut ama untuk mendirikan usaha. Perusahaan
yang memiliki izin usaha yang lengkap akan mendapat jaminan untuk
menjalankan usaha. Perizinan pendirian usaha tenun tradisional meliputi izin
dari lingkungan dan izin dari pemerintah.
Legalitas usaha adalah pengakuan hukum atas usaha yang didirikan.
Setiap usaha yang menyinggung hajat hidup orang banyak dan mengandung
risiko hukum perlu memiliki dukungan hukum dan pembelaan hukum. Pelaku
usaha tenun perlu mengamankan usahanya dari aspek hukum dan pembelaan
hukum bilamana diperlukan. Bukti legalitas usaha yang perlu dimiliki dalam
menjalankan usaha tenun tradisional terdiri atas dokumen identitas
perusahaan yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah atau lembaga yang
berwenang.
Setiap usaha yang memiliki potensi bersinggungan dengan
masyarakat harus mendapat ijin dari pihak terkait. Usaha
yang dijalankan juga harus memiliki kekuatan hukum
sebagai antisipasi terhadap kemungkinan-kemungkinan
munculnya masalah yang terkait dengan hukum seperti
perselisihan atas status perusahaan.
8
• Perijinan yang pertama kali diurus calon pengusaha
• Digunakan sebagai lampiran dalam pengurusan izin usaha yang lain
• Dikeluarkan oleh kantor kelurahan/kecamatan di mana usaha didirikan.
Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU)
• Mempermudah administrasi perpajakan
• Merupakan tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak
• Diurus di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau ke Kantor Pengamatan Potensi Perpajakan (KP4) di kabupaten/ kota domisili wajib pajak
• Diisi secara daring.
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
• Diurus di kantor kecamatan masing-masing lokasi usaha
• Persyaratan untuk pengurusan IUMK: fotokopi KTP, pasfoto 2x4 sebanyak dua lembar, fotokopi Kartu Keluarga, dan surat keterangan RT, RW, kelurahan, dan kecamatan.
• Tidak dipungut biaya
Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK)
• Wajib untuk usaha perorangan maupun yang berbadan hukum seperti Koperasi, CV, Firma dan PT
• Bermanfaat untuk mendapatkan kepastian usaha sehingga mempermudah perluasan usaha
• Persyaratan pengurusan izin TDP : (1) NPWP perusahaan; (2) KTP dan NPWP direktur (pemilik usaha); dan (3) surat kuasa (bila dikuasakan).
Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Dokumen Izin dan identitas perusahaan
9
Legalitas usaha berkaitan erat dengan bentuk badan usaha yang dijalankan.
Badan usaha yang paling banyak digunakan untuk menjalankan usaha adalah
Perseroan Terbatas (PT) dan Commanditaire Vennontschap (CV).
• Dikeluarkan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota
• Khusus untuk usaha yang mempunyai potensi menimbulkan bahaya kerugian dan gangguan, ketenteraman dan ketertiban umum.
• Persyaratan pengajuan Izin HO: (1) fotokopi Surat Tanah atau bukti lainnya; (2) fotokopi KTP; (3) fotokopi NPWP; (4) fotokopi Akta Pendirian; (5) fotokopi Tanda Pelunasan PBB; (6) pernyataan tidak berkeberatan dari tetangga atau masyarakat yang berdekatan; (7) daftar bahan baku penunjang; (8) fotokopi IMB/siteplan
Hinderordonnantie (HO)/Izin Gangguan
• Diterbitkan oleh pemerintah berdasarkan domisili perusahaan
• Berlaku di seluruh Indonesia
• SIUP dibagi menjadi 3 kategori, yaitu: (1) SIUP Kecil, modal 200 juta di luar tanah dan bangunan; (2) SIUP Menengah, modal 200 juta sampai dengan Rp 500 juta di luar tanah dan bangunan; (3) SIUP Besar, modal di atas 500 juta di luar tanah dan bangunan.
• Manfaat utama SIUP adalah mempermudah dalam mengajukan pinjaman dana dari bank, lembaga keuangan nonbank, maupun program CSR/PKBL.
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
10
11
PERMODALAN DAN MANAJEMEN KEUANGAN
Sumber Modal
ermodalan untuk usaha tenun tradisional yang lazim digunakan adalah
modal pribadi, pinjaman bank, dan bantuan pemerintah.
Kebutuhan modal dan perhitungan harga pokok
Untuk mendirikan sebuah usaha kerajinan ten un (contoh kasus tenun
lurik) dibutuhkan modal minimal sebagai berikut.
1. Modal bangunan minimal seluas 62m 2, yaitu terdiri atas 2m 2 untuk
pengelosan dan pemaletan benang, 20 m 2 untuk penyekiran benang, 20 m 2
untuk penenunan, dan 20 m 2 untuk penyimpanan bahan dan produk.
P
Pinjaman Bank
Pinjaman jenis ini telah lama dan paling konvensial dilakukan oleh para pelaku usaha. Pinjaman bank biasanya diincar karena bunganya yang kecil adalah KUR (Kredit Usaha Rakyat)
Modal Pribadi
Modal pribadi adalah modal berasal dari pemilik usaha tanpa meminjam pihak lain. Pengusaha pemula harus menyiapkan modal untuk pribadi
Pinjaman Lunak PKBL dan BUMN
PKBL (Pinjaman Kemitraan Bina Lingkungan) merupakan salah satu bentuk implementasi CSR oleh BUMN. Setiap BUMN memiliki prosedur yang berbeda
Fasilitas Pemerintah
Bantuan pemerintah dapat berupa peralatan yang diberikan kepada kelompok usaha yang telah berjalan
12
2. Modal dana sebesar Rp31.650.000, meliputi Rp 22.850.000 untuk investasi
pengadaan peralatan, dan Rp 8.800.000 untuk pembelian bahan baku
benang dan zat pewarna untuk produksi selama 1 bulan (5 boom). Kalau
tidak ada alat sekir atau boom (hani), pengrajin dapat memanfaatkan jasa
penyekiran benang dari pengusaha lain.
3. Sumber daya manusia yang dibutuhkan terdiri atas 1 orang pewarna
benang, 1 orang pemalet dan pengelos benang, 1 orang penyekir, dan 5
orang penenun.
Analisis kebutuhan modal untu k pendirian usaha tenun lurik
No. Kegiatan produksi Ruang
(m) Alat/ bahan baku Harga (Rp)
1. Pewarnaan benang (1 orang)
(3x3=9) 5 ember 250.000
1 pawon/kompor 250.000
1 tong rebus 150.000
2. Pengelosan/ pemaletan (1 orang)
2x1=2 1 alat kelos/ palet 300.000
3. Penyekiran (1 orang)
4x5=20 Sekir/ hani *) 10.000.000
4. Penenunan (5 orang)
2x2x5=20
Alat tenun ATBM [email protected]
10.000.000
5. Instalasi air Air 500.000
6. Pengeringan benang
(4x5=20) Tiang, tali, dan penjepit jemuran
400.000
7. Penyimpanan 4x5=20 Bahan dan produk 1.000.000
8 Subtotal 1 s.d. 7 22.850.000
9. Produksi 5 boom/bulan
Benang 15 pres 4.500.000
Zat warna 20x90000 1.800.000
10 Upah karyawan Pewarna 15x30000 Pengelos 5x60000 Pemalet 5x60000 Penyekir 5x50000 Penenun 400x3000
450.000 300.000 300.000 250.000
1200.000
11 Subtotal 9 dan 10 8.800.000
12 Total 62m2 8 dan 11 31.650.000
Keterangan:
Perkiraan harga pada tahun 2017 *) al at sekir/ h ani tidak h aru s dimiliki, p e ngha nian/penye kiran dapat dilak ukan ol eh pih ak l ain
13
Perhitungan Laba-Rugi
Contoh perhitungan laba - rugi usaha tenun lurik berikut, untuk rencana
memproduksi 1 boom benang dengan hasil kain lebar 105cm dan panjang kain
sekitar 80m. Untuk memproduksi kain ter sebut dibutuhkan benang sebanyak
3 pres dan zat warna 4 ons. Ongkos produksi yang dibutuhkan untuk
membiayai tenaga mewarnai benang , mengelos benang, memalet benang,
menyekir benang dan menenu n benang. Ongkos produksi yang d ibutuhkan
sebesar Rp 1.760.000. Dari bahan benang sebanyak 3 pres akan dihasilkan kain
sepanjang 80m. Jika harga kain tenun sebesar Rp 26.000 per meter, maka
diperoleh hasil penjualan sebesar Rp 2.080.000. Dengan demikian pengusaha
akan memperoleh laba sebesar Rp 320.000 (18% dari ongkos produksi).
Biaya produksi tenun untuk benang 1 boom dan keuntungannya dirinci
sebagai berikut:
Jenis bahan Pengeluaran
(Rp) Pemasukan
(Rp)
1. Harga 3 pres benang @ Rp 300.000 900.000
2. Harga 4 ons zat pewarna @ Rp 90.000 360.000
3. Ongkos pewarnaan benang 3 pres@ Rp30.000 90.000
4. Ongkos 15 kg kelos @ Rp 4.000 60.000
5. Ongkos 15 kg palet @ Rp 4.000 60.000
6. Ongkos menyekir 15kg 50.000
7. Ongkos menenun 80m @ Rp 3.000 240.000
8. Total biaya produksi (no.1 s.d. 7) 1.760.000
9. Hasil penjualan: 80m x Rp 26.000 2.080.000
10. Keuntungan pengusaha (no.9 - 8) (18%) 320.000
Keuntungan untuk 1 boom sebesar Rp. 320.000. Jika dalam 1 bulan
pengusaha tenun memproduksi 5 boom, maka keuntungan 1 bulan sebesar Rp .
1.600.000. Jika semua aset peralatan dan biaya produksi untuk 1 bulan sebesar
Rp. 31.650.000, maka titik impas (break even point) usaha tenun lurik adalah 20
bulan.
Jika pengusaha tidak membeli/mempersiapkan alat hani/sekir (Rp .
10.000.000), maka modal yang dibutuhkan untuk pemb elian alat hanya Rp
14
12.850.000,-, sehingga modal keseluruhan Rp 21.650.000, -. Dengan demikian
BEP menjadi 13,5 bulan (Rp 21.650.000 : Rp 1.600.000).
Penggajian, Upah dan Bonus
Penggajian
a. Sistem penggajian atau pengupahan karyawan usaha tenun dapat
dilakukan dengan sistem setiap hari (upah harian), setiap pekan, setiap
bulan, dan sistem borongan. Karyawan borongan bisa mengerjakan
pekerjaan menenun di rumah sendiri menggunakan alat milik sendiri
atau alat milik pengusaha.
b. Besaran upah karyawan tenun tergan tung pada tingkat kesulitan
pekerjaan. Semakin sulit pekerjaan semakin besar upah yang akan
diterima. Dengan demikian, pengalaman seseorang dalam
melaksanakan proses menenun, menentukan jumlah hasil tenun dan
jumlah upah.
c. Bonus adalah bentuk penghargaan yang diberikan kepada seorang
pekerja yang dapat menyelesaikan tanggung jawab pekerjaan
berdasarkan kinerjanya, yaitu ketepatan waktu penyelesaian, kecepatan
penyelesaian (kurang dari waktu yang ditentukan ), jumlah kain tenun
yang dihasilkan (melebihi target), kualitas hasil tenun serta hal hal lain
yang pantas untuk diberikan bonus. Umumnya bonus berupa uang,
jaminan kesehatan dan peningkatan kesejahteraan.
Perpajakan Kegiatan Usaha
Setiap kegiatan usaha yang sudah mendaftar untuk mendapat NPWP
sebenarnya mendapat fasilitas dari kantor pajak berupa penanggung
jawab/pengawas. Penanggung jawab/pengawas tersebut dapat dimanfaatkan
sebagai konsultan pajak yang disediakan oleh negara. Pengusaha baru
disarankan untuk sering berkonsultasi dengan penanggung jawa b NPWP yang
difasilitasi kantor pajak, sehingga dapat memperoleh informasi teknis tentang
perpajakan yang berkaitan dengan usahanya.
15
Era teknologi telah membawa gaya hidup tersendiri bagi para pelaku
bisnis, walaupun masih dalam skala UMKM. Dari sisi paja k, UMKM sangat
besar potensinya untuk meningkatkan pemasukan pajak. Berikut ini potensi
pajak dari usaha tenun tradisional antara lain PPh, Pajak Daerah, dan PPn
PPh (Pajak Penghasilan)
Disamping dikenai PPN dalam transaksi, para pengusaha juga wajib
membayar Pajak Penghasilan (PPh) . Saat ini belum ada aturan khusus
mengenai pemberlakuan PPh atas pengusaha bidang tenun tradisional,
sehingga masih dikenai ketentuan pajak penghasilan secara umum.
Berdasarkan PP Nomor 46 tahun 2013, pemberlakuan pajak pengusaha dengan
penghasilan/omset bruto tidak melebihi Rp 4,8 mil yar dikenakan pajak yang
sama dengan pajak UMKM, yaitu 1% dari omset.
Pajak Daerah
Mengacu pada otonomi daerah, setiap kegiatan usaha yang menghasilkan
keuntungan biasanya dikenai kewajiban untuk membayar retribusi daerah
yang besarnya sesuai dengan peraturan daerah masing -masing.
PPN (Pajak Pertambahan Nilai)
Sejak 1 Januari 2014, Pemerintah tela h menetapkan aturan mengenai batasan
Pengusaha Kena Pajak (PKP), yaitu pengusaha yang omsetnya mencapai Rp
4,8 miliar per tahun. Dengan demikian, semua pelaku usaha yang omsetnya
sudah mencapai atau melebihi jumlah tersebut harus mengajukan PKP karena
wajib memungut PPN sebesar 10% atas setiap transaksinya.
Pencatatan Keuangan
Setiap usaha wajib melakukan pencatatan keuangan usahanya agar dapat
memberikan informasi tentang penjualan, data stock persediaan bahan,
laporan penjualan harian dan bulanan. Pencata tan keuangan dapat dilakukan
secara manual maupun menggunakan komputer dengan perangkat lunak
Excel. Bagi usaha tenun tradisional yang belum terlalu besar, paling tidak
pengusaha dapat menyiapkan buku kas sehingga dapat mengetahui aliran kas
usaha setiap hari. Selain itu, melalui buku kas (dengan catatan bahwa semua
penjualan dilakukan secara tunai) dapat diketahui berapa omset penjualan
16
setiap bulan. Dengan mengetahui omset penjualan, maka apabila pengusaha
akan melaporkan usahanya ke kantor pajak atau pih ak lain, maka dapat
didukung oleh data keuangan dari buku kas tersebut.
17
18
19
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Jenis Sumber Daya Manusia
enis sumber daya manusia yang dibutuhkan oleh usaha tenun tradisional
meliputi penghani/ tukang sekir, tukang warna benang, perencana
produksi, tukang palet dan tukang kelos. Sedangkan jenis sumber daya
manusia dan tugasnya dirinci sebagai berikut.
Sumber daya manusia dan jenis pekerjaan
No. SDM Tugas SDM dalam pertenunan
1. Penghani/
tukang sekir
Menghitung jumlah benang lusi yang dibutuhkan
dan menata/ mendesain benang kelos sesuai
dengan rencana desain motif untuk digulung pada
boom lusi
2. Tukang warna Mewarna benang sesuai dengan jenis zat, resep
dan warna yang diinginkan
3. Pendesain
motif
Menggambar, menentukan motif tenun yang akan
dibuat
4. Perencana
produksi
Menghitung jumlah benang dan warna benang
yang dibutuhkan sesuai dengan lebar kain,
panjang kain, dan nomor sisir yang digunakan
5. Pengelos Menggulung benang dalam bentuk kelos yang
akan disiapkan untuk penghanian/ pembentangan
sebagai benang lusi
6. Pemalet Menggulung benang dalam bentuk palet yang
akan disiapkan ke teropong untuk benang pakan
7. Penenun Menenun, menganyam benang pakan dengan alat
tenun
J
20
Perekrutan, Pelatihan, dan Pembin aan
Karyawan atau dalam hal ini p engrajin adalah elemen penting yang ikut
menentukan keberlangsungan usaha tenun tradisional.
1. Perekrutan tenaga kerja usaha tenun tradisional biasanya dilakukan dari
masyarakat sekitarnya yang memiliki latar belakan g dan minat di bidang
pertenunan. Proses perekrutan dilakukan melalui tenaga kerja yang telah
ada atau melalui tetangga, kenalan, pelatihan, dan bekerjasama dengan
pihak penyedia tenaga kerja.
2. Pelatihan bagi pengrajin tenun, biasanya diperuntukkan bagi penghani/
tukang sekir, tukang warna, dan perencana produksi. Pelatihan bertujuan
untuk mengembangkan individu dalam bentuk peningkatan keterampilan,
pengetahuan dan sikap
3. Pembinaan oleh pengusaha terhadap pengrajin tenun sebaiknya
disesuaikan dengan tingkat kompetensi dan usianya. Strategi
pembinaannya dapat dilakukan sebagai berikut: (1) pengrajin diberi
pekerjaan yang tingkat kesulitannya sesuai dengan kemampuannya; (2)
pengrajin diberi kebebasan untuk memilih sistem pengupahan seperti
sistem harian atau sistem borong; (3) pengrajin diberi insentif sesuai
dengan kinerjanya, baik berupa pujian, barang atau uang; (4) hubungan
kerja dibangun dengan pendekatan persaudaraan/ kekeluargaan; (5)
suasana kerja dibangun dengan iklim kerja yang mampu mengembangkan
kreativitas kerja mereka, dengan memberikan keamanan psikologis dan
Perekrutan
Harus memiliki kompetensi
khusus yaitu penghani /
penyekir, tukang warna, dan
perencana produksi
Pelatihan
Pendampingan secara
langsung atau
pemagangan / nyantrik
kepada pengrajin terkait
yang sudah mahir
Pembinaan
Bertujuan untuk
meningkatkan rasa
tanggung jawab dan
kesungguhan dalam
menjalankan tugasnya
21
kebebasan psikologis. Apabila pengrajin melakukan kesalahan kerja,
mereka tidak dimarahi tetapi diberi pengertian tentang kesalahan yang
dilakukan dan diberi motivasi untuk memperbaiki diri ; dan (6) proses kerja
disesuaikan dengan sistem sosial dan budaya yang berlaku di masyarakat,
misalnya waktu musim panen pengrajin diberi kebebasan bekerja di
sawah.
Kontrak Kerja Pengusaha dan Karyawan
Untuk menjaga hubungan kerja antara pengusaha dan karya wan agar
perusahaan berjalan dengan lancar dan kedua pihak tidak dirugikan, maka
diperlukan kontrak kerja. Kontrak kerja dilakukan untuk semua karyawan,
baik karyawan tetap maupun karyawan tidak tetap. Kontrak kerja terutama
dilakukan antara pengusaha dengan pendesain motif tenun dan tukang sekir.
Kontak kerja bertujuan agar kedua pihak selama menjalani kerja sama tidak
ada yang dirugikan. Misalnya, karyawan baru yang kompete nsinya masih
rendah, perlu diberi pembinaan/ pelatihan agar kompetensinya sesuai dengan
kebutuhan. Namun apabila setelah kompetensi meningkat tiba -tiba karyawan
keluar dari perusahaan, akan merugikan perusahaan. Oleh sebab itu,
hubungan kerja tersebut harus diikat dengan kontrak kerja. Misalnya, pada
kontrak kerja pertama, karyawan yang baru harus bekerja sedikit-dikitnya
selama 6 (enam) bulan. Apabila sebelum masa waktu yang ditentukan yang
bersangkutan keluar dari perusahaan, maka dia harus mengganti biaya selama
pelatihan. Pada kontrak kerja kedua dan selanjutnya, karyawan harus bekerj a
sedikit-dikitnya selama 2 (dua) tahun. Apabila sebelum masa waktu 2 tahun
karyawan yang bersangkutan keluar dari perusahaan, maka dia harus
membayar ganti rugi dengan jumlah tertentu . Kontrak kerja antara pengusaha
dan pendesain motif bertujuan agar mot if-motif yang dibuat oleh pendesain
atas perintah pengusaha akan menjadi milik perusahaan, sehingga motif
tersebut tidak boleh dijual atau diberikan kepada pihak lain atau digunakan
oleh UKM lainnya.
22
Menurut pasal 54 UU No.13/2003, Perjanjian kerja yang dibuat secara
tertulis sekurang kurangnya harus memuat hal -hal berikut:
Nama, alamat perusahaan, dan jenis usaha
Nama, jenis kelamin, umur, dan alamat pekerja/buruh
Jabatan atau jenis pekerjaan
Tempat pekerjaan
Besar upah dan cara pembayarannya
Syarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja/buruh
Mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja
Tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat; dan tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja.
Perjanjian Kerja
Perjanjian Kerja tertulis diperlukan untuk memberi kepastian dan
memberi kenyamanan antara pemberi kerja d an penerima kerja. Perjanjian
kerja terulis sekurang-kurangnya memuat:
a. nama, alamat perusahaan, dan jenis usaha;
b. nama, jenis kelamin, umur, dan alamat pekerja/buruh;
c. jabatan atau jenis pekerjaan;
d. tempat pekerjaan;
e. besarnya upah dan cara pembayarannya.
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
PHK dapat dilakukan setelah memperoleh penetapan dari lembaga
penyelesaian hubungan industrial dengan memperhatikan peraturan yang
berlaku (UU Ketenagakerjaan). Pengusaha yang melakukan PHK wajib
membayar uang pesangon dan/atau uang penghargaan masa kerja dan uang
penggantian hak yang seharusnya diterima dengan perhitungan yang diatur
dalam dalam pasar 156 UU Ketenagakerjaan.
23
24
25
Palet/erek/kincir Untuk menggulung benang pakan
pada bobin palet yang akan disiapkan sebagai benang pakan pada proses
pertenunan ATBM
MANAJEMEN PRODUKSI
Peralatan Tenun
eralatan utama untuk menenun meliputi palet/erek, kelos, hani/sekir,
boom tenun, cucuk, cucuk sisir, gun, piker, teropong, dan alat tenun
(gendong, tinjak, ATBM, kartu). Kegunaan masing-masing alat
tersebut dirinci sebagai berikut:
P
Kelos/erek
Untuk menggulung
benang lusi pada kelos
yang akan disiapkan
sebagai benang lusi
pada proses
penyekiran /
penggulungan benang
di boom ATBM
12
13
26
Hani / sekir
Untuk menggulung benang pada boom tenun yang akan disiapkan
sebagai benang lusi pada proses penenunan ATBM
14a
14b
27
Boom tenun
Gulungan benang lusi yang
dihasilkan oleh hani/ sekir
Cucuk
Alat untuk memasukkan
benang lusi pada mata gun
dan sisir alat tenun ATBM
Sisir
Alat untuk merapatkan
benang pakan, untuk
mengatur lebar kain
dan menentukan
15
16
17
28
Gun
Alat tenun yang bergerak
ke atas ke bawah, untuk
membentuk anyaman kain
tenun
PALET
Hasil gulungan
benang pakan
yang
dimasukkan ke
teropong
Teropong
Alat untuk meluncurkan
benang pakan ke kiri ke kanan
untuk membentuk anyaman
18
19
20
29
Tenun Gendong / cagcag /
gedog / walidah
Alat tenun yang mengatur
tegangan benang lusi
menggunakan tenaga
punggung dan kaki,
sedangkan peluncuran
benang pakan, penggulungan
dan penguluran
menggunakan tenaga tangan
Tenun Tinjak
Alat tenun yang mengatur anyaman dengan membuka
benang lusi menggunakan tenaga injak kaki, sedangkan
peluncuran benang pakan, penggulungan dan penguluran
menggunakan tenaga tangan.
22
21
30
Bahan Baku Tenun
Bahan baku untuk membuat tenun adalah benang dan zat pewarna.
Benang terdiri atas benang sintetis (poliester) dan benang alam (katun,
sutera, serat). Benang tenun dapat diperoleh di Surabaya, Solo, Jepara,
Pekalongan, Makassar.
Tenun ATBM
Alat tenun yang mengatur pembukaan
mulut lusi, peluncuran, perapat
pakan, penguluran lusi, dan
penggulungan kain menggunakan tenaga
kaki dan tangan.
Tenun ATBM-kartu /jakar
Alat tenun yang mengatur
pembukaan mulut lusi
menggunakan gun yang diatur
oleh kartu.
23
24
31
Jenis benang dapat dibeda kan menjadi:
Jenis Benang Ukuran Benang
Sintetis Poliester Ne1 12s, Ne1 20s, Ne1 40s,
Alam Katun, sutra, serat Ne1 42/2, Ne1 52/2, Ne1 62/2
Zat pewarna benang tenun terdiri atas zat pewarna sintetis dan zat pewarna
alam. Zat warna sintetis meliput i: indantren, sulfur, indigozol, prosion,
kaporit, dan napthol. Zat pewarna tenun dapat diperoleh di Solo, Pekalongan,
Yogyakarta, dan Cirebon.
Jenis zat pewarna dirinci sebagai berikut:
Jenis Zat Pewarna Fungsi dan Cara Penggunaan
Sintetis Indantren Untuk pembejanakan, pewarnaan, oksidasi, pencucian
Sulfur/ belerang
Untuk pelarutan zat warna, pewarnaan/ pencelupan, oksidasi, fiksasi, pencucian
Indigosol Untuk pelarutan zat warna, pembangkitan warna, oksidasi, pencucian
Prosion Untuk pewarnaan, fiksasi, pencucian
Kaporit Untuk pemutihan dengan kaporit, pengasaman, antiklor, pemutih optik
Napthol Untuk pelarutan zat warna, pembangkitan warna dengan garam, pencucian
Zat warna
alam
Indigofera Jambal Tingi Teger Mahoni Akar pace
Untuk pencelupan dan pentirisan benang dilakukan berulang-ulang, dan diakhiri dengan fiksasi (tunjung, kapur, tawas)
Perencanaan Desain Motif
Langkah-langkah perencanaan desain motif tenun digunakan bagi motif
polos, motif garis atau kotak, motif geometris de ngan teknik ikat, dan motif
geometris dengan teknik songket.
32
Variasi motif dalam tenun
Tenun polos,
yaitu kain berwarna polos
(biasanya putih atau warna
yang lain). Kedua benang (lusi
dan pakan) hanya memiliki
satu warna.
Motif garis/ lurik,
yaitu salah satu benang
bermotif garis-garis sejajar.
Cara membuat motif garis,
yaitu benang lusi dibuat /
didesain / disusun garis-garis
memanjang dengan berbagai
warna (minimal dua warna
selang seling), sedangkan
benang pakan dibuat satu
warna.
Motif kotak-kotak,
yaitu motif kotak yang
berulang. Cara membuat motif
kotak, yaitu benang lusi dan
benang pakan dibuat / didesain
garis-garis berjajar minimal
dua warna yang disusun selang
25
26b
26a
27 a
33
seling, sehingga saat benang
pakan ditenun kedua benang
menyilang menjadi motif
kotak-kotak.
Tenun ikat/ proses ikat,
yaitu benang ditata pada
spanram kemudian benang
didesain sesuai motif yang
didinginkan. Benang diikat -
ikat menggunakan tali rafia
sesuai motif yang didinginkan
kemudian diwarna dengan cara
dicelup ataupun dikuas.
Kemudian ikatan tali rafia
dibuka, sehingga benang yang
diikat masih tetap berwarna
putih. Kemudian benang
ditenun menjadi kain
Songket,
yaitu menyungkit-nyungkit
benang pada tenunan, pada
umumnya dengan benang
emas atau benang perak
menjadi tenun
27 b
28 b
28 a
29 a
34
Pengelolaan Benang
Dalam pembuatan kain tenun ( sebagai contoh tenun ikat) perlu
dipersiapkan dua kelompok benang, yaitu kelompok benang lusi dan
kelompok benang pakan. Tahapan pemprosesan benang lusi: adalah (1)
benang diwarna dengan teknik pencelupan; (2) proses pengelosan benang
dengan menggulung benang dalam kelos ; (3) pengebooman/penghanian/
penyekiran, yaitu benang ditata menggunakan hani kemudian digulung pada
boom; (4) penyucukan, memasukkan benang lusi pada mata boom dan sisir; dan
(5) penyetelan.
Tahapan pemprosesan benang pakan: adalah (1) pengelosan, yaitu benang
digulung pada kelos; (2) pemidangan, yaitu benang ditata dalam streng atau
spanram; (3) pengikatan, yaitu benang pada spanram diikat menggunakan
rafia sesuai dengan motif yang diinginkan; (4) pencelupan, yaitu benang
dicelupkan ke dalam pewarna; (5) pencoletan, yaitu benang diwarna dengan
cara dikuas, setelah proses pewarnaan selesai, kemudian tali rafia dilepas; (6)
penginciran, yaitu menggulung benang dari stre ng ke kincir; dan (7)
pemaletan, yaitu menggulung benang dari kincir ke palet.
Kemudian benang pakan ditenun menyilang benang lusi.
29 b
35
Proses produksi tenun ikat
Pengelosan
Penenunan
Proses benang lusi Proses benang pakan
Pemaletan
Pencelupan
Pencucukan
Pengebooman/ Penghanian Penyekiran
Penyetelan
Pencelupan
Pemidangan
Pengikatan
Pengelosan
Pengginciran
Pencoletan
36
Proses Penenunan dan Penyelesaian
Proses penenunan dan penyelesaian terdiri atas 6 langkah sebagai berikut.
37
Keselamatan Kerja
Proses produksi tenun menggunakan bahan benang dan zat warna
sehingga dapat mengganggu pernafasan dan menimbulkan rasa gatal pada
pengrajin. Untuk mencegah hal tersebut, pewarna benang disarankan
mennggunakan sarung tangan, masker, dan sepatu bot. Penenun disarankan
menggunakan masker dan penutup rambut/kepala.
Pengelolaan Limbah
Jenis limbah yang dihasilkan oleh usaha tenun tradisional yaitu limbah
cair sisa zat warna, dan limbah benang. Cara mengelola limbah sisa z at warna,
adalah limbah ditampung di dalam bak -1 dari semen, kemudian dialirkan ke
bak-2 untuk pencampuran. Kemudian limbah dari bak pencampuran dialirkan
ke bak-3 untuk penyaringan. Ukuran bak-bak penyaringan lebih kurang lebar
70 cm, panjang 125 cm dan t inggi/dalam 130 cm. Sebanyak 4 bak harus dibuat
di bawah permukaan tanah. Bak yang pertama (bak-3a) diisi dengan
potongan-potongan bata merah, bak kedua (bak-3b) diisi dengan pasir aktif,
bak ketiga (bak-3c) diisi dengan karang jahe (batu karang) dan bak k eempat
(bak-3d) diisi dengan ijuk/arang kayu. Di dalam bak pencampuran (bak -2),
limbah diberi tawas dan kaporit kemudian diaduk dan diendapkan. Setelah
mengendap limbah disaring pada bak-3 (bak-3a, bak-3b, bak-3c, bak-3d). Dari
bak-3d, limbah berupa air yang bening tidak berbahaya dapat dibuang atau
dialirkan ke pembuangan umum, sedangkan limbah endapan (berbentuk
padat) merupakan Bahan yang Berbahaya dan Beracun (B3). (lihat Gmbar hal
36)
BAHAN
Benang
Zat
Warna
DAMPAK
Pernafasan
Rasa Gatal
KESELAMATAN KERJA
Masker Sarung Tangan
Sepatu boot Penutup kepala
38
Penampungan
limbah
pewarnaan
Bak-1
Pencampuran
(Koagulasi)
Pengadukan
Pengendapan
Bak-2
Limbah tidak
berbahaya
Limbah bahan
berbahaya &
beracun (B3)
Penyaringan
A
B
C
D
Pengelolaan limbah zat warna tenun
Kendala Produksi
Kendala utama yang dihadapi oleh usaha tenun tradisional antara lain
sebagai berikut,
1. Sumber daya manusia, yaitu sulit memperoleh penenun muda, karena
generasi muda merasa enggan menjadi pengrajin tenun.
2. Kendala lingkungan sosial budaya , yaitu pada musim tanam dan musim
panen biasanya para pengrajin tenun bekerja di sawah, dan pada saat
upacara adat sedang berlangsung (misalnya di Bali), para pengrajin akan
meninggalkan usaha tenun.
3. Kendala bahan baku, yaitu ketersediaan bahan benang di pasaran tidak
terjamin.
Untuk mengatasi kendala tersebut di atas, solusi yang bisa tempuh
pengusaha adalah menjalin kerjasama dengan penyedia bahan baku dan
meneliti alur musim paceklik tenaga kerja.
39
Lokasi Usaha
Lokasi yang cocok untuk mendirikan usaha tenun adalah sebagai berikut:
40
41
MANAJEMEN PEMASARAN
alam melakukan suatu kegiatan usaha, pemasaran adalah proses
yang sangat vital. Agar bisnis bisa berhasil, segmentasi, target pasar,
strategi pemasaran atau promosi, juga penentuan harga produk
tenun menjadi komponen ya ng harus dipahami dengan baik oleh pengusaha
tenun
Segmentation, Targetting, Positioning (STP)
D
STP adalah suatu analisis untuk menentukan strategi pemasaran.
Analis ini memberi arahan tentang konsumen yang sebaiknya
dituju. Segmentation pasar yang relevan akan membantu
memetakan kondisi pasar. Pemilihan segmen pasar yang tepat
(targetting) akan membuat produk diterima konsumen yang
memang membutuhkan. Memposisikan produk secara unik,
menarik, dan mudah diingat ( positioning) akan membuat produk
menjadi menonjol dan dipilih oleh target pasar.
42
Analisis STP perlu dilakukan dalam menentukan strategi pemasaran
produk tenun tradisional. Berikut ini contoh sederhana analisis STP
SEGMENTATION TARGETTING POSITIONING
Produk tenun tradisional
bermacam-macam
dengan segmen pasar
yang berbeda-beda
seperti segmen pasar luar
negeri dan dalam negeri,
segmen pasar kalangan
bawah, menengah dan
atas dan lain-lain.
Penentuan segmen pasar
didasarkan pada produk
yang dihasilkan. Misal
tenun ikat dengan bahan
sutera dan pewarna alam,
segmen pasarnya adalah
kalangan atas, tenun
songket dengan bahan
sintesis dan pewarna
sintetis, segmen pasarnya
adalah kalangan bawah.
Setelah mengetahui
segmen pasar, agar
pemasaran lebih fokus
maka perlu ditetapkan
target pasar, misal
segmen kalangan atas
dengan target pasar
wanita karir di perkotaan.
Seringkali segmen dan
target pasar dijadikan
satu, yaitu segmen pasar
langsung dianggap
sebagai target pasar.
Usaha tenun ikat banyak
pesaingnya. Untuk
memenangkan
persaingan perlu dibuat
keunikan khusus. Misal,
produk tenun ikat
berbahan sutera dengan
pewarna alami memang
banyak pesaingnya.
Untuk itu perlu membuat
suatu keunikan atau
keunggulan pada produk
yang dihasilkan, misal
keunikan dari desain,
warna dan sebagainya
sehingga punya nilai yang
berbeda.
43
Strategi Pemasaran/Promosi
Inti dari strategi pemasaran produk tenun yaitu pengusaha harus bisa
membaca permintaan/ selera konsumen/ pasar. Selera pasar produk tenun
terletak pada motif dan warna.
Strategi pemasaran produk tenun
Penentuan Harga Pokok Tenun
Harga pokok produk tenun bisaanya ditentukan berdasarkan: (1) biaya
produksi; (2) biaya sosial seperti pungutan dan Corporate Social Responsibility
(CSR) dan (3) keuntungan yang besarnya sekitar 20% -25%. Biaya pokok
produksi tenun meliputi bahan baku benang dan zat pewarna, upah tenaga
kerja, dan biaya manajemen (listrik, konsumsi, transportasi, promosi, dll.).
44
45
PENGENDALIAN MUTU DAN PENGEMBANGAN USAHA
Strategi Pengendalian Mutu
trategi untuk menjaga mutu produk tenun, ditetapkan dengan cara
sebagai berikut.
1. Menggunakan bahan baku benang dan zat warna yang sudah jelas
mutunya sesuai pengalaman yang telah dilakukan. Ciri benang yang
berkualitas adalah antara lain benang tidak mudah putus dan tekstur
benang sama. Ciri zat warna yang berkualitas yaitu warna tidak luntur,
(tidak mudah pudar), dan intensitas warna tidak berubah.
2. Mengontrol hasil kerapatan benang tenun. Kerapatan benang yang baik
adalah kerapatan benang di semua hasil tenunan sama, bukan sebagian
hasil tenunan rapat sedangkan sebagian hasil tenunan berikutnya
renggang.
3. Mengontrol kinerja penenun, terutama terhadap penenun yang kinerjanya
tidak stabil, yaitu kadang bekerja cepat dan kadang bekerja lambat.
4. Menimbang produk hasil tenunan (khusus untuk tenun lurik), misalnya
produk lebar 110cm dengan panjang 150cm beratnya minimal sekitar 1 ons.
Jika berat hasil tenunan kurang dari berat rata -rata yang dijadikan
standar, maka hasil tenunan tersebut dianggap kura ng bagus.
S
46
Strategi pengendalian mutu produk tenun
Kriteria Kualitas Produk Tenun
Tingkat kualitas produk tenun tradisional ditentukan oleh tingkat
kesulitan proses produksinya, antara lain terletak pada hal -hal berikut,
1. Bahan baku benang yang digunakan. U rutan benang yang bagus menurut
kualitasnya adalah: benang sutera, benang katun, dan benang sintetis.
2. Jenis zat warna yang digunakan, misalnya zat warna alam lebih bagus dari
pada zat warna sintetis.
3. Warna dan atau komposisi warna, yaitu semakin banyak jen is warna yang
digunakan akan semakin tinggi tingkat kesulitan dalam proses produksi.
4. Motif, yaitu motif tenun yang berkualitas adalah motif yang bersifat a -
simetris dan motif tersebut tidak diulang -ulang dalam jarak tenunan
pendek.
5. Tingkat presisi tenunan motif, artinya tenun yang berkualitas adalah
tingkat tenunan benang pakan maupun benang lusi yang tepat sesuai
motif yang diharapkan, dan motif yang dihasilkan tidak kabur.
Strategi pengendalian
mutu
Pemilihan bahan baku (benang & zat wa rna) yang
berkualitas
Mengontrol kerapatan benang hasil tenunan
Mengontrol kinerja penenun
Menimbang produk hasil tenun (tenun lurik)
Produk tenun berkualitas
47
6. Mutu gedogan atau kerapatan benang lusi maupun benang pakan harus
sama. Artinya ketebalan kain tenun di semua bagian harus sama, harus
dicegah sebagian kain tidak tebal (tingkat kerapatan benang tinggi) dan
sebagian kain tipis (tingkat kerapatan benang rendah).
Kriteria mutu produk tenun
Jejaring/ Mitra
Untuk meningkatkan usaha tenun agar lebih berkembang dan
berkelanjutan, pengusaha perlu menjalin jejaring/ mitra, sedangkan mitra
yang perlu dijalin, yaitu meliputi:
1. Penyedia bahan baku, seperti penyedia benang dan penyedia zat warna.
Penyedia bahan baku perlu dijalin agar ketersediaan bahan baku tersebut
terjamin.
2. Produsen tenun yang sejenis. Agar jika pengusaha mendapat pesanan
produk tenun melebihi kapasitas produksinya, pesanan tersebut dapat
segera diorderkan/dialihkan ke usaha sejenis lainnya.
Kriteria mutu produk tenun
Benang berkualitas
Zat warna berkualitas
Warna dan komposisi warna harmonis
Motif bersifat a-simetris
Kerapatan benang lusi dan pakan sama
48
3. Karyawan tenun, agar karyawan dapat berkerja secara stabil dan tidak
terpengaruh oleh kondisi lingkungan alam dan sosial budaya masyarakat
setempat.
4. Konsumen dan distributor, agar mereka lebih percaya dengan kualitas
produk tenun yang diproduksi, dan lebih dapat meningkatkan pemasaran.
Jejaring/mitra usaha tenun
Jejaring/mitra usaha tenun
Penyedia bahan baku
Produsen tenun sejenis
Karyawan tenun
Konsumen dan distributor
49
50
51
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
Pengertian Kekayaan Intelektual
ekayaan intelektual (KI)
adalah kekayaan yang
timbul atau lahir karena
kemampuan intelektual
manusia melalui daya cipta,
rasa, dan karsanya yang dapat
berupa karya di bidang
teknologi, ilmu pengetahuan,
seni, dan sastra. Untuk dapat
menciptakan karya-karya
intelektual tersebut diperlukan
pengorbanan tenaga, waktu
dan bahkan biaya. Hasil karya
tersebut memiliki nilai
investasi ekonomi yang perlu
dilindungi. Perlindungan
terhadap KI akan berdampak
pada peningkatan kesejahteraan hidup pemilik KI. Selain itu, perlindungan
terhadap KI akan mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan dan/atau
memperluas lapangan kerja, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di
suatu negara. Pengelolaan KI yang efektif dan efisien akan menciptakan
kesadaran akan pentingnya KI sebagai pemercepat laju pembangunan
kesejahteraan ekonomi, sosial, dan budaya.
K Perlindungan dan
pemanfaatan KI yang baik akan
menciptakan dan memperluas
lapangan kerja, meningkatkan
kesejahteraan dan kualitas
hidup masyarakat,
memantapkan posisi
perdagangan dan investasi,
mengembangkan teknologi,
dan meningkatkan daya saing
bangsa di tingkat internasional.
52
Macam-macam Kekayaan Intelektual Kriya Tenun
Kekayaan Intelektual yang terkait dengan usaha tenun adalah sebagai
berikut.
KI yang terkait dengan usaha tenun
Desain-Produk (lama) milik Komunal
HKI: Hak cipta (Pemerintah)
HKI: Hak Cipta
Desain-Produk (baru) milik sendiri
HKI: Desain industri
HKI: Merek dagang
HKI: Merek kolektif
HKI: Indikasi geografis
HKI: Merek kolektif
30
53
Merek
Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar,
logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna dalam bentuk dua dimensi dan
atau tiga dimensi, suara, hologram atau kombinasi dari dua atau lebih unsur
tersebut untuk membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang
atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa.
Macam Merek
a. Merek dagang adalah merek barang yang diperdagangkan oleh seseorang
atau beberapa orang secara bersama -sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan barang-barang sejenis yang lain.
b. Merek jasa adalah merek jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan jasa-jasa sejenis yang lain.
c. Merek kolektif adalah merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa
dengan karakteristik yang sama dalam hal sifat, ciri umum, dan mutu
barang atau jasa serta pengawasannya yang akan diperdaga ngkan oleh
beberapa orang atau badan hukum secara bersama -sama untuk
membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya.
Hak atas merek diberikan oleh negara kepada pemilik merek yang
terdaftar untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri
merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain untuk
menggunakannya (UU RI No. 20 tahun 2016). Contoh merek pada tenun
yaitu:
54
Contoh merek produk tenun
Cara mendaftarkan merek
• tanggal-bulan-tahun permohonan
• identitas pemohon
• identitas kuasa (jika dikuasakan)
• klaim prioritas
• tipe merek
• merek yang dimohonkan (label merek)
• nama atau deskripsi merek
Ajukan permohonan pendaftaran rangkap 4
dalam blangko yang disediakan
Surat permohonan Isi formulir
Lamp
iran
• tiga lembar label merek • surat kuasa • surat pernyataan
kepemilikan merek • bukti prioritas dan
terjemahannya • salinan ketentuan
penggunaan merek kolektif
• bukti pembayaran biaya
31 32
33
55
Desain Industri
Desain Industri (DI) adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau
komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya
yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis
dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi se rta dapat
dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau
kerajinan tangan. Berikut beberapa contoh desain motif tenun milik
masyarakat:
Tenun motif lurik (Jawa)
34
56
Tenun motif Gringsing (Bali)
Tenun motif Bali Are (Makassar)
Desain motif tenun yang merupakan hasil inovasi U MKM dapat diajukan untuk
memperoleh hak desain industri. Berikut contoh desain yang berjudul “motif
lurik 15-biru 5-ungu 5-kuning 5-biru 2-kuning 2-ungu”.
Contoh motif tenun yang diajukan untuk memperoleh desain industri
35 36
37
57
Cara mendaftarkan desain industri
Hak Cipta
Hak cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis
berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam
bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pencipta adalah seorang atau
beberapa orang yang secara sendiri -sendiri atau bersama-sama menghasilkan
suatu ciptaan yang bersifat khas dan pribadi. Ciptaan adalah setiap h asil karya
cipta di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang dihasilkan atas
inspirasi, kemampuan, pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau
keahlian yang diekspresikan dalam bentuk nyata. Pemegang hak cipta adalah:
(a) Pencipta sebagai pemil ik hak cipta; (b) Pihak yang menerima hak cipta
secara sah dari pencipta, atau (c) pihak lain yang menerima lebih lanjut hak
dari pihak yang menerima hak tersebut secara sah.
Permohonan pencatatan hak cipta diajukan kepada kemenkumham
dengan cara mengisi formulir yang tersedia dalam bahasa Indonesia dan
diketik rangkap 3 (tiga). Permohonan penciptaan hak cipta juga dapat
• tanggal, bulan, tahun permohonan
• identitas pemohon
• identitas pendesain
• identitas kuasa (jika dikuasakan)
• nama negara dan tanggal penerimaan permohonan pertama kali (diajukan dengan hak prioritas)
Ajukan permohonan pendaftaran rangkap 3
dalam blangko yang disediakan
Surat permohonan
• contoh fisik atau foto dan uraian desain industri
• surat kuasa (jika dikuasakan)
• surat pernyataan kepemilikan desain industri
• bukti pembayaran biaya
Isi formulir
Lamp
iran
58
dilakukan secara daring melalui laman https://e -hakcipta.dgip.go.id.
Jika permohonan diajukan oleh beberapa orangyang secara bersama -
sama berhak atas suatu ciptaan atau produk hak terkait, permohonan
dilampiri keterangan tertulis yang membuktikan hak tersebut. Jika
permohonan diajukan oleh badan hukum, permohonan dilampiri salinan
resmi akta pendirian badan hukum yang telah disahkan ole h pejabat
berwenang. Jika permohonan diajukan oleh beberapa orang, nama pemohon
harus ditulis semua dengan menetapkan satu alamat pemohon yang dipilih.
Dalam hal permohonan diajukan oleh pemohon yang berasal dari luar wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia, permohonan wajib dilakukan melalui
konsultan kekayaan intelektual yang terdaftar sebagai kuasa. Contoh hak
cipta produk kriya tenun seperti berikut:
• identitas pencipta
• identitas pemegang hak cipta
• identitas kuasa (jika dikuasakan)
• jenis dari judul ciptaan yang dimohonkan
• tanggal dan tempat ciptaan diumumkan untuk pertama kali
• uraian ciptaan
Ajukan permohonan pendaftaran rangkap 3 dalam
blangko yang disediakan
Surat permohonan Isi formulir
contoh fisik atau foto dan uraian desain industri
surat kuasa (jika dikuasakan)
surat pernyataan kepemilikan desain industri
bukti pembayaran biaya
Lamp
iran
59
Contoh produk tenun yang diajukan “hak cipta”
Deskripsi produk kriya tenun di atas adalah:
(1) Motif tenun: lurik .... (nama motif)
(2) Dalam satu rapot terdiri atas benang berwarna: hijau tua 2, putih 1, hijau
muda 3, putih 1, hijau tua 2, orange 4.
(3) Bahan tenun terdiri atas lusi dari benang katun Ne1 42/2, dan pakan dari
benang katun Ne1 20s.
(4) Warna, terdiri atas hijau tua dari jenis zat warna sulfur, putih dari jenis
pemutih kaporit, orange dari jenis zat warna prosion, dan hijau muda dari
jenis zat warna prosion.
(5) Tetal benang pakan 48 helai/inchi, sedangkan tetal benang lusi 50
helai/inchi, dan lebar kain 110cm.
Indikasi Geografis
Indikasi geografis adalah suatu tanda yang menunjukkan daerah asal
suatu barang dan atau produk yang karena faktor lingkungan geografis
termasuk faktor alam, faktor manusia atau kombinasi dari kedua faktor
tersebut memberikan re putasi, kualitas, dan karakteristik tertentu pada
barang dan/atau produk yang dihasilkan. Misalnya, motif bersifat umum,
tetapi cara pengerjaan warna atau benang yang berbeda. Hak atas indikasi
38
60
geografis adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepa da pemegang
hak indikasi geografis yang terdaftar, selama reputasi, kualitas, dan
karakteristik yang menjadi dasar diberikannya pelindungan atas indikasi
geografis tersebut masih ada.
Untuk memperoleh pelindungan indikasi geografis, pemohon harus
merupakan: (a) lembaga yang mewakili masyarakat di kawasan geografis
tertentu yang mengusahakan suatu barang dan atau produk berupa: sumber
daya alam; barang kerajinan tangan (tenun); atau hasil industri. (b)
pemerintah daerah provinsi atau kabupaten/ kota.
Jangka waktu perlindungan indikasi geografis adalah selama
terjaganya reputasi, kualitas, dan karakteristik yang menjadi dasar
diberikannya pelindungan indikasi geografis pada suatu barang. Indikasi
geografis dapat dihapus jika tidak dipenuhinya dan/ atau dilanggarnya
ketentuan tersebut di atas.
Cara mendaftarkan indikasi geografis
•nama dan alamat pemohon
•perwakilan diplomatik/konsultan HKI
•nama indikasi geografis
•jenis barang/produk
•label inidkasi geografis
Ajukan permohonan pendaftaran rangkap 4 dalam blangko yang
disediakan
Surat permohonan
Buku Persyaratan
Surat rekomendasi dari instansi yang berwenang tentang uraian peta wilayah
Nama masyarakat/ lembaga yang diwakili
Surat kuasa khusus
Bukti pembayaran
Isi formulir
Lamp
iran
61
Apabila pengusaha kriya tenun telah memiliki kekayaan intelektual
baik berupa merek, desain industri , hak cipta dan indikasi geografis,
kemudian selama perjalanan usahanya menghadapi kasus/ masalah dengan KI
tersebut, sebaiknya pengusaha (1) melapor ke polisi, kemudian melampirkan
bukti laporannya, dan (2) mengirim laporan ke Bekraf, sebab Bekraf memiliki
satuan tugas anti pembajakan.
Informasi mengenai permohonan hak cipta dapat dilihat pada laman berikut
http://dgip.go.id/layanan-kekayaan-intelektual
62
63
DAFTAR PUSTAKA
A.N.J.Th.a.van der Hoop. (1949). Indonische Siermotiven, Ragam -Ragam Perhiasan Indonesia. Bandung: Koninklijk Bataviasch Genootschap Van Kunsten en Wetenschapen
Achjadi, J. (1981). Pakaian daerah Wanita Indonesia . Jakarta: Djambatan
Achmadi, A. (2011). Pertenunan ATBM. Modul
Anas, B. (1995). Indonesia Indah Tenunan Indonesia . Jakarta: Yayasan Kita BP3 Taman Mini Indonesia Indah
Djoemena., & Nian, S (2000). Lurik. Jakarta: Djambatan
Gittingger., & Mattiebelle. (2005). Textiles for this world and Beyond . London: Scala Publisher
Gustami. (1990). Fungsi Seni. Yogyakarta: FSRD, Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Herusatoto, B. (2000). Simbolisme dalam Budaya Jawa . Yogyakarta: Hanindita Graha Widia
Hictchook, M. (1991). Indonesian Textiles . Hongkong: Periplus
Josef, A.I. (1993). Pengetahuan Mesin Tekstil. Surakarta: UNS press
Kartiwa, S. (1991). Tenun Ikat Indonesia .Jakarta: Djambatan
Kartiwa, S. (1989). Kain Songket Indonesia . Jakarta: Djambatan
Murti., & Retno, M.N. (2009). Kain. Jakarta: Dian Rakyat
Rizali, N. (2006). Tinjauan Desain Tekstil .Surakarta: UNS Press
Rohidi, TR. (2000). Ekspresi Seni Orang Miskin. Bandung: Yayasan Adikara IKAPI dan The Ford Fondation.
Sasono., & Norman, A. (1995). Puspawarna Wastra. Jakarta: Museum Purna Bhakti Pertiwi
Sedyawati, E. (2007). Budaya Indonesia Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah . Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Susanto, S.K.S. (1980). Kerajinan Batik Indonesia . Yogyakarta: Balai Penelitian Batik & Kerajinan
Suyitno. (2011). Pemberdayaan Industri Tenun lurik ATBM Di Daerah Klaten Pasca Gempa.Jakarta: ISJD Jurnal/350716, isjd.pdii.lipi.go.id
Undang-undang Republik Indonesia No.31 tahun 2000 tentang Desain Industri
64
Undang-undang Republik Indonesia No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang-undang Republik Indonesia No.28 tahun 2014 tentang Hak Cipta
Undang-undang Republik Indonesia No.13 tahun 2016 tentang Paten
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis
Widiastuti, T. (2012). Kecantikan Lurik Jawa Dalam Kemasan Produk Kerajinan Masa Kini”. Surakarta: Institut Javanologi LPPM UNS
Wuryani (1999). Lurik: Tinjauan Terhadap Sarana Upacara ”Bethak” di Keraton Kasunanan Surakarta . Surakarta: Institut Teknologi Bandung
Yunapritta, Hendrika. (1999). Penenun nan Unik dan Antik dari Pedan . Jakarta: Kontan
65
66
67
DAFTAR SUMBER GAMBAR
1. https://erizobabyslings.com/products/hand-woven-baby-wrap-3-9m-la-vie-est-belle-gris-fonce-weft-pebble-weave Hand Woven Baby
2. https://www.pinterest.com/pin/148970700147505846/ Indonesian Sumba Ikat 3. www.google.com Tenun Songket Aceh 4. https://qlapa.com/item/sarung-bantal-tenun/cathleyahomeliving/50267 Sarung
Bantal Tenun 5. https://www.nuloom.com/products/tajt09a Hand Woven Eleonora 6. http://decor.hidora.com/wall-hanging-photos Woven Wall Hanging 7. http://www.angsadua.com/2017/02/ Angsadua Sasandu Bima HL. Tenun Bima NTB 8. www.dpukbyasppuk.wordpress.com Sepatu Tenun Pewarnaan Alami 9. http://www.imgrum.org/user/kain.tenun.lurik.batik/842144358/1412721545248137962
_842144358 Kipas Cantik Lurik 10. https://www.pinterest.com/estheer/woven-cloth/ Ismail Ilmi’s – Indonesian Girl 11. www.google.com Perang Pandan 12. Palet/erek/kincir milik Tenun Ikat Putri Ayu, Dokumentasi Pribadi Mulyanto, Gianyar
Bali 2017 13. www.google.com kelos erek 14. (a,b) Alat Hani/Sekir milik Tenun Gapuro, dokumentasi kunjungan lapang Jepara
oleh Wisesa Wijaya, 2017 15. Boom Tenun milik Tenun Gapuro, dokumentasi kunjungan lapang Jepara oleh Wisesa
Wijaya, 2017 16. Alat cucuk milik Aminah Akil Silk, dokumentasi kunjungan lapang Sengkang oleh
Wisesa Wijaya, 2017 17. Alat sisir milik Tenun Gapuro, dokumentasi kunjungan lapang Jepara oleh Wisesa
Wijaya, 2017 18. Alat gun milik Tenun Gapuro, dokumentasi kunjungan lapang Jepara oleh Wisesa
Wijaya, 2017 19. www.google.com Palet Tenun 20. www.google.com Teropong Tenun 21. Modul P4TK Tenun Gendog / cagcag / gedog / walidah, Modul P4TK Yogyakarta
disusun oleh Yusuf Achmadi 22. Tenun Tinjak, Modul P4TK Yogyakarta disusun oleh Yusuf Achmadi 23. ATBM milik Losari Silk, dokumentasi kunjungan lapang Sengkang oleh Wisesa
Wijaya, 2017 24. Tenun ATBM-kartu/jakar milik Losari Silk, dokumentasi kunjungan lapang Sengkang
oleh Wisesa Wijaya, 2017 25. Tenun Polos Tuban, dokumentasi DKT Surabaya oleh Wisesa Wijaya, 2017 26. (a,b) Tenun Lurik, dokumentasi pribadi Mulyanto, Klaten 2012 27. (a,b) Tenun Motif Kotak Kotak dan Bali Are milik Aminah Akil Silk, dokumentasi
kunjungan lapang Sengkang oleh Wisesa Wijaya, 2017 28. (a,b)Tenun Ikat milik Aminah Akil Silk, dokumentasi kunjungan lapang Sengkang
oleh Wisesa Wijaya, 2017
68
29. (a,b) Tenun Songket milik Aminah Akil Silk, dokumentasi kunjungan lapang
Sengkang oleh Wisesa Wijaya, 2017 30. Tenun Lurik, dokumentasi pribadi Mulyanto, Klaten 2012 31. www.google.com Logo Sarung Tenun BHS 32. www.google.com Logo Sarung Tenun Wadimor 33. www.google.com Logo Sarung Tenun Gajah Duduk 34. www.google.com Tenun Lurik 35. www.google.com Tenun Gringsing 36. Tenun motif Bali Are milik Aminah Akil Silk, dokumentasi kunjungan lapang
Sengkang oleh Wisesa Wijaya, 2017 37. Tenun Lurik, dokumentasi pribadi Mulyanto, Klaten 2012 38. Tenun Lurik, dokumentasi pribadi Mulyanto, Klaten 2012
69
70
71
GLOSARIUM
Boom gulungan benang lusi yang digunakan sebagai bahan baku untuk kain yang melintang (panjang kain)
Epor alat yang diletakkan di belakang pinggang penenun, seakan-akan digendong sewaktu menenun.
Gedog nama alat tenun berasal dari bunyi secara berulangkali yang terdengar ketika proses menenun kain yaitu “dog ... dog ... dog”, tenun gedog merupakan salah satu produk kerajinan tradisional dari daerah Tuban-Jawa Timur.
Gendong nama alat tenun, cara menggunakannya, alat digendong, dipangku penenun
Kain lurik merupakan kain bermotif garis-garis kecil dengan motif minimal 2 warna yang dipadu selang-seling.
Lusi benang tenun yang disusun sejajar memanjang yang tidak bergerak
Lurik kain tradisional yang berkembang di tanah Jawa, bermotif garis-garis kecil malang, mujur dan cacahan (kotak -kotak)
Palet hasil gulungan benang pakan yang dimasukkan ke teropong
Pengetekan merapatkan benang lusi dengan bilah k ayu, sehingga benang lusi merapat membentuk sehelai kain.
Penyekiran memindah menyusun benang lusi dari bentuk kelosan sesuai dengan desainnya menggunakan alat sekir, dari alat sekir i ni kemudian benang dipindah dalam boom.
Sekir alat untuk menyusun benang lusi sesuai dengan desainnya.
Surjan model pakaian khas jawa, yang pola rancangannya diambil dari pola sikap tangan orang yang siaga menghadapi serangan lawan, yaitu tangan bersilang di depan dada.
Tustel alat tenun ATBM.
Twist pelintir, gulungan benang
72
LAMPIRAN
Bentuk Badan Usaha
Terdapat beberapa bentuk badan usaha (badan yang bertujuan untuk memperoleh
keuntungan) dengan perbedaan sebagai berikut:
Bentuk Badan
Usaha Pendirian
Para Pihak, Kewajiban
dan Kewenangan Pertanggungjawaban
Perusahaan
Perorangan
Tidak ada
formalitas
pendirian.
Pemilik mempunyai
kewenangan penuh
untuk menjalankan
perusahaan.
Pemilik memikul
sendiri segala
tanggung jawab.
Utang usaha = utang
pribadi.
Persekutuan
Perdata
Tidak ada
formalitas
pendirian.
Masing-masing pemilik
dapat melakukan
perikatan dengan pihak
ketiga.
Tanggung jawab atas
perikatan dengan
pihak ketiga
ditanggung oleh
pemilik yang
melakukan perikatan
tersebut.
Firma
Terdapat
formalitas
atau prosedur
khusus untuk
mendirikan
Firma,
memerlukan
akta otentik.
1. Setiap anggota
memberikan modal
dalam bentuk uang,
barang, dan/atau
bukan uang dan
bukan barang.
2. Setiap anggota dapat
melakukan perikatan
dengan pihak ketiga
(kecuali Anggaran
Dasar mengatur
adanya hal tertentu
yang hanya dapat
dilakukan anggota
tertentu).
Seluruh tanggung
jawab ditanggung
bersama secara
tanggung renteng,
kecuali tanggung
jawab timbul sebagai
akibat adanya anggota
yang melakukan hal
yang bukan
merupakan
kewenangannya.
Commanditaire Terdapat 1. Sekutu Pasif: Tanggung jawab hanya
Bentuk Badan
Usaha Pendirian
Para Pihak, Kewajiban
dan Kewenangan Pertanggungjawaban
Vennontschap
(CV)
formalitas
atau prosedur
khusus untuk
mendirikan
CV,
memerlukan
akta otentik.
memberi
modal;
tidak berhak
bertindak atas
nama CV.
2. Sekutu Aktif:
menjadi pengurus
CV dan dengan
demikian berhak
bertindak atas
nama CV.
ditanggung Sekutu
Aktif, kecuali tanggung
jawab timbul akibat
Sekutu Pasif
melakukan hal di luar
kewenangannya.
Peseroan
Terbatas (PT)
Terdapat
formalitas
atau prosedur
khusus untuk
mendirikan
PT,
memerlukan
akta otentik.
1. Direksi
2. Dewan Komisaris
3. Rapat Umum
Pemegang Saham
(RUPS)
Masing-masing pihak
atau organ memiliki hak
dan tanggung jawaban
nya masing-masing
sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang
No. 40 Tahun 2007
tentang Perseroan
Terbatas dan pengaturan
lebih lanjut dalam
Anggaran Dasar PT.
1. Hak dan kewajiban
PT terpisah dengan
hak dan kewajiban
pribadi pendiri,
direksi, dewan
komisaris, maupun
pemegang saham.
2. Suatu organ,
misalnya seorang
direktur, baru
bertanggung
jawab secara
penuh sampai
dengan harta
pribadinya apabila
tanggung jawab
timbul karena Ia
bertindak di luar
kewenangannya.
Berikut penjelasan mengenai pendirian badan hukum PT, khususnya PT UMKM (Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah).
PT adalah badan hukum yang didirikan oleh 2 (dua) orang (perorangan atau badan
hukum) atau lebih yang mengikatkan diri dalam perjanjian, bersama-sama memberikan
modal ditempatkan (yang terbagi dalam bentuk saham) untuk menjalankan kegiatan
usaha, serta memenuhi persyaratan dalam peraturan perundang-undangan.
Sebelum mencermati proses pendirian PT, perlu dipahami bahwa PT memiliki 3 (tiga)
organ, yaitu:
1. Direksi, yaitu yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan PT
untuk kepentingan PT, sesuai dengan maksud dan tujuan PT serta mewakili PT, baik
di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.
2. Dewan Komisaris, yaitu yang bertugas melakukan pengawasan secara umum
dan/atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberi nasihat kepada
Direksi.
3. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), yaitu yang mempunyai wewenang yang
tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan
dalam UU PT dan/atau Anggaran Dasar.
Selain 3 (tiga) organ di atas, istilah yang penting untuk dipahami adalah Anggaran Dasar,
yaitu aturan main PT yang setidaknya berisi:
a. nama dan tempat kedudukan PT;
b. maksud dan tujuan serta kegiatan usaha PT;
c. jangka waktu berdirinya PT;
d. besarnya jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor;
e. jumlah saham, klasifikasi saham apabila ada berikut jumlah saham untuk tiap
klasifikasi, hak-hak yang melekat pada setiap saham, dan nilai nominal setiap
saham;
f. nama jabatan dan jumlah anggota Direksi dan Dewan Komisaris;
g. penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan RUPS;
h. tata cara pengangkatan, penggantian, pemberhentian anggota Direksi dan Dewan
Komisaris;
i. tata cara penggunaan laba dan pembagian dividen.
Tidak perlu khawatir akan banyaknya hal yang perlu diatur dalam Anggaran Dasar
ataupun Akta Pendirian. Hal-hal tersebut sudah dikuasai oleh Notaris, sehingga pelaku
usaha juga dapat meminta penjelasan dan panduan dari Notaris.
Salah satu keunggulan PT dari bentuk usaha lainnya (Perusahaan Perorangan, Firma,
atau CV) adalah adanya konsep pemisahan kekayaan antara kekayaan pribadi dengan
kekayaan PT. Tanggung jawab pemegang saham (orang yang memberikan modal kepada
PT) terbatas pada jumlah modal yang diberikannya kepada PT. Pemegang saham PT
tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan (perjanjian) yang dibuat atas
nama PT dan tidak bertanggung jawab atas kerugian PT melebihi saham yang dimiliki.
Hal tersebut berarti, apabila PT mengalami kerugian, maka harta pribadi pemegang
saham tidak dapat diganggu gugat. Tentunya, konsep tersebut berlaku dengan catatan
pemegang saham telah melakukan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan
Anggaran Dasar.
Persyaratan Pendirian PT UMKM
1. Didirikan oleh 2 (dua) orang (orang perseorangan atau badan hukum) atau lebih.
2. Didirikan berdasarkan perjanjian tertulis antara Para Pendiri (akan dituangkan
dalam Akta Pendirian).
3. Para Pendiri memberikan modal yang terbagi dalam bentuk saham.
4. Kegiatan usaha yang dilakukan PT tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan, ketertiban umum, dan/atau kesusilaan.
5. Kegiatan usaha dilakukan di lokasi yang tidak dilarang untuk penyelenggaraan
kegiatan usaha tersebut. Perlu dicermati bahwa di beberapa daerah, rumah tinggal
tidak dapat dijadikan tempat usaha.
Dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan untuk pendirian PT adalah:
1. Identitas Para Pendiri
a. KTP dan NPWP (untuk orang perseorangan);
b. Akta Pendirian, Surat Keputusan Pengesahan, NPWP Perusahaan, Anggaran
Dasar beserta seluruh perubahannya (untuk badan hukum).
2. Bukti setor modal (modal disetor). Dalam UU PT dikenal istilah modal dasar, modal
disetor, dan modal ditempatkan. Modal disetor adalah jumlah modal yang sudah
disetorkan ke dalam rekening PT.
Bukti kepemilikan tempat usaha atau perjanjian sewa tempat usaha atau Surat
keterangan dari RT/RW/Kelurahan/Kecamatan yang menyatakan bahwa tempat usaha
memang boleh digunakan untuk kegiatan usaha tersebut.
Tahapan Pendirian PT UMKM
1. Pengajuan Nama PT
Nama PT yang diajukan harus memenuhi persyaratan:
a. ditulis dengan huruf latin;
b. belum dipakai secara sah oleh PT lain atau tidak sama pada pokoknya dengan
nama PT lain;
c. tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan;
d. tidak sama atau tidak mirip dengan nama lembaga negara, lembaga
pemerintah, atau lembanga internasional, kecuali mendapat izin dari yang
bersangkutan;
e. tidak terdiri atas angka atau rangkaian angka, huruf atau rangkaian huruf yang
tidak membentuk kata;
f. tidak mempunyai arti sebagai Perseroan, badan hukum, atau persekutuan
perdata;
g. tidak hanya menggunakan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha sebagai
Nama PT; dan
h. sesuai dengan maksud dan tujuan, serta kegiatan usaha PT, dalam hal maksud
dan tujuan serta kegiatan usaha akan digunakan sebagai bagian dari Nama PT.
Selain itu, pada praktiknya, nama PT UMKM harus menggunakan bahasa Indonesia.
Tahapan dalam pengajuan nama PT adalah:
a. Pengajuan nama PT disampaikan oleh Pemohon kepada Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia (“Menteri”) sebelum PT didirikan, yaitu melalui jasa
teknologi informasi sistem administrasi badan hukum secara elektronik atau
melalui surat tercatat apabila di daerah tersebut belum ada jaringan elektronik
tersebut.
b. Menteri akan memberikan persetujuan atau penolakan (beserta alasan
penolakan) atas pengajuan Nama PT. Persetujuan atau penolakan tersebut
disampaikan secara elektronik kepada Pemohon paling lambat 3 (tiga) hari
kerja terhitung sejak tanggal pengajuan diterima secara lengkap.
c. Nama PT wajib dinyatakan dalam Akta Pendirian dalam jangka waktu paling
lama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal persetujuan Menteri atas
pengajuan Nama PT, atau persetujuan Menteri akan batal demi hukum.
2. Perolehan pengesahan badan hukum PT
PT memperoleh status sebagai badan hukum pada tanggal diterbitkannya
Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum Perseroan. Setelah
pengajuan nama PT, tahapan untuk memperoleh Keputusan Menteri tentang
Pengesahan tersebut adalah:
1. Membuat Akta Pendirian (yang berisi Anggaran Dasar dan keterangan-
keterangan lain).
2. Paling lambat 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal Akta Pendirian
ditandatangani, Para Pendiri bersama-sama atau diwakili oleh Notaris yang
menerima kuasa dari Para Pendiri (“Pemohon”) mengajukan permohonan
melalui jasa teknologi informasi sistem administrasi badan hukum secara
elektronik kepada Menteri dengan mengisi format isian dan melengkapi
dokumen pendukung. Apabila permohonan diajukan setelah lewat 60 (enam
puluh) hari setelah penandatanganan Akta Pendirian, Akta Pendirian menjadi
batal dan PT bubar.
3. Menteri secara elektronik akan:
a. menyatakan tidak keberatan atas permohonan secara elektronik tersebut,
yaitu apabila format isian dan dokumen pendukung sesuai telah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan; atau
b. memberitahukan penolakan beserta alasannya.
4. Paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal pernyataan Menteri
tidak berkeberatan, Pemohon wajib menyampaikan secara fisik surat
permohonan yang dilampiri dokumen pendukung.
5. Paling lambat 14 (empat belas) hari setelah persyaratan telah dipenuhi secara
lengkap, Menteri akan:
a. menerbitkan keputusan tentang pengesahan badan hukum Perseroan
yang ditandatangani secara elektronik, yaitu apabila semua persyaratan
telah dipenuhi oleh Pemohon; atau
b. memberitahukan bahwa persyaratan jangka waktu dan kelengkapan
dokumen pendukung tidak dipenuhi, dan dengan demikian, pernyataan
tidak berkeberatan gugur.
Biaya jasa hukum Notaris untuk pendirian PT UMKM disebutkan dalam Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. 3 Tahun 2017 tentang Biaya Jasa Hukum
Notaris Untuk Pendirian PT UMKM, yaitu berdasarkan modal dasar PT UMKM:
1. Untuk PT UMKM dengan modal dasar di bawah Rp25.000.000,00
Persetujuan Pemakaian Nama PT dan Pengesahan PT Rp300.000,00
Biaya Akta Notaris Rp500.000,00
Biaya Pengumuman dalam Berita Negara RI dan
Tambahan Berita Negara RI Rp200.000,00
Total Biaya Jasa Hukum Notaris Rp1.000.000,00
2. Untuk PT UMKM dengan modal dasar Rp25.000.000,00 – Rp1.000.000.000,00
Persetujuan Pemakaian Nama PT dan Pengesahan PT Rp600.000,00
Biaya Akta Notaris Rp4.000.000,00
Biaya Pengumuman dalam Berita Negara RI dan
Tambahan Berita Negara RI Rp400.000,00
Total Biaya Jasa Hukum Notaris Rp5.000.000,00
Dokumen Hukum dan Izin Badan Usaha
Panduan yang diuraikan dalam buku ini difokuskan bagi usaha mikro, kecil, dan
menengah (UMKM), yaitu:
Usaha Kekayaan Bersih (Tidak Termasuk
Tanah dan Bangunan)
Hasil Penjualan Tahunan
Usaha Mikro paling banyak Rp50.000.000,00 paling banyak Rp300.000.000
Usaha Kecil
lebih dari Rp50.000.000,00 sampai
dengan paling banyak
Rp500.000.000,00
lebih dari Rp300.000.000,00
sampai dengan
Rp2.500.000.000,00
Usaha
Menengah
lebih dari Rp500.000.000,00
sampai dengan paling banyak
Rp10.000.000.000,00
lebih dari Rp 2.500.000.000
sampai dengan
Rp50.000.000.000,00
Secara umum, terdapat 5 (lima) dokumen hukum dan izin yang harus dimiliki oleh suatu
usaha yang termasuk UMKM, yaitu Nomor Pokok Wajib Pajak (“NPWP”), Surat
Keterangan Domisili Usaha (“SKDU”) atau Surat Keterangan Domisili Perusahaan
(“SKDP”), Surat Izin Usaha Perdagangan (“SIUP”), Tanda Daftar Perusahaan (“TDP”), dan
Izin Gangguan (Hinderodonantie / “HO”). Selain itu, bagi usaha mikro dan kecil juga
terdapat Izin Usaha Mikro dan Kecil (“IUMK”). Usaha yang berbentuk perusahaan
perorangan, Firma, CV, PT, maupun Koperasi wajib memiliki izin-izin tersebut. Dewasa
ini sebenarnya Pemerintah Pusat tengah berusaha untuk memangkas sejumlah izin bagi
usaha kecil dan menengah, seperti HO, izin tempat usaha dan izin prinsip. Namun
demikian, hal tersebut belum dapat terlaksana dan pada praktiknya di beberapa daerah,
pelaku usaha masih diwajibkan untuk memiliki sejumlah izin tersebut. Persyaratan dan
proses pengurusan izin di tiap daerah dapat berbeda-beda.
Dalam uraian berikut akan disebutkan persyaratan yang berlaku di DKI Jakarta yang
dapat menjadi gambaran besar bagi proses perizinan di daerah lain. Sebagai catatan,
pendaftaran NPWP badan usaha dapat saja mempersyaratkan fotokopi dokumen izin
padahal untuk pendaftaran izin tersebut juga membutuhkan NPWP badan usaha. Dalam
kondisi tersebut, pengurusan dokumen dan izin seyogyanya dapat dilakukan secara
bersamaan dengan meminta surat keterangan dari masing-masing instansi berwenang
yang menyatakan bahwa proses pengurusan dokumen dan/atau izin tengah berjalan.
Permohonan pendaftaran dokumen hukum dan izin badan usaha dilakukan oleh
Pengurus, yaitu seseorang yang namanya tercantum dalam dokumen pendirian badan
usaha. Apabila permohonan dilakukan oleh orang lain yang bukan pengurus (Pemohon
bukanlah Pengurus), maka harus ada surat kuasa dari Pengurus kepada orang tersebut.
1. NPWP
Proses pembuatan NPWP dilakukan tanpa dipungut biaya, yaitu dengan datang
langsung ke Kantor Pelayanan Pajak (“KPP”) atau Kantor Pelayanan Penyuluhan
dan Konsultasi Perpajakan (“KP2KP”), atau terlebih dahulu melalui
www.pajak.go.id dan memilih menu e-reg (electronic registration). Yang perlu
dilakukan adalah mengisi formulir pendaftaran NPWP serta menyerahkan:
a. Fotokopi dokumen pendirian badan usaha beserta perubahannya;
b. Fotokopi KTP salah satu Pengurus badan usaha;
c. Fotokopi NPWP salah satu Pengurus badan usaha;
d. Surat Kuasa bermeterai Rp6.000,00 apabila pendaftaran NPWP dilakukan oleh
orang lain yang bukan merupakan Pengurus badan usaha; dan
e. Fotokopi dokumen izin usaha dan/atau izin kegiatan yang diterbitkan oleh
instansi yang berwenang atau fotokopi Surat keterangan tempat kegiatan
usaha dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala
Desa.
2. IUMK
IUMK adalah tanda legalitas bagi seseorang atau pelaku usaha/kegiatan tertentu,
dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum bagi usaha mikro dan kecil
untuk mengembangkan usahanya. Pemberian IUMK dibebaskan atau diberi
keringanan dengan tidak dikenakan biaya retribusi dan/atau pungutan lainnya.
IUMK diberikan oleh Camat yang mendapat delegasi dari Bupati/Walikota atau
Lurah atau Kepala Desa (di wilayah tertentu). Menurut peraturan perundang-
undangan, IUMK diberikan oleh Camat paling lambat 1 (satu) hari kerja sejak
permohonan dan dokumen pelengkap diterima dengan lengkap dan benar.
Apabila dokumen persyaratan belum lengkap, Camat membuat surat penolakan
dalam waktu 1 (satu) hari kerja setelah permohonan dan dokumen pelengkap
diterima.
Untuk memperoleh IUMK, Pemohon harus mengisi formulir dan membawa
dokumen:
a. Surat pengantar dari RT atau RW terkait lokasi usaha;
b. KTP;
c. Kartu Keluarga; dan
d. 2 lembar pas foto terbaru Pengurus berwarna ukuran 4x6 cm.
3. SKDU atau SKDP
Tahapan Permohonan:
a. Mengisi Formulir Permohonan SKDU yang ada di Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(“PTSP”). Untuk PT, Formulir Permohonan dilengkapi dengan Surat Kuasa
Pengurusan dan Surat Kuasa Penandatanganan apabila Direktur Utama meberi
kuasa penandatanganan kepada Direktur;
b. Membuat Surat Pernyataan Tempat Kedudukan/Domisili Usaha/Badan Usaha
sesuai dengan format yang ditentukan oleh PTSP BERMETERAI Rp6.000,00;
c. Membawa dokumen pelengkap:
1) Fotokopi KTP dan Paspor Pemohon (Pemohon adalah Pengurus atau orang
lain yang menerima kuasa);
2) Fotokopi penerima kuasa (apabila proses permohonan dilakukan oleh orang
yang menerima kuasa);
3) Fotokopi NPWP Badan Usaha;
4) Fotokopi Akta Pendirian dan Anggaran Dasar Badan Usaha beserta seluruh
perubahannya, serta Surat Keputusan Pengesahan terkait;
5) Bukti kepemilikan tanah/bangunan atau perjanjian sewa tanah/bangunan
yang menyatakan tidak keberatan tanah/bangunan digunakan serta KTP
pemilik tanah/bangunan (apabila tempat kegiatan usaha adalah tempat
yang disewa);
6) Bukti pembayaran PBB tahun terakhir; dan
7) Foto lokasi badan usaha.
4. SIUP dan TDP
SIUP adalah izin yang diterbitkan oleh Pejabat PTSP dan harus dimiliki badan usaha
untuk dapat melakukan kegiatan usaha perdagangan. SIUP juga akan berguna untuk
mempermudah pengajuan pinjaman dana dari Bank maupun lembaga keuangan
lainnya, ataupun untuk ikut serta dalam program Corporate Social Responsibility (“CSR”)
atau Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (“PKBL”).
Menurut peraturan perundang-undangan, SIUP dan TDP akan diterbitkan dalam
waktu 2 (dua) hari kerja setelah permohonan dan dokumen pelengkap diterima
dengan lengkap dan benar. Apabila dokumen persyaratan belum lengkap, Pejabat
Penerbit membuat surat penolakan dalam waktu 1 (satu) hari kerja setelah
permohonan dan dokumen pelengkap diterima. SIUP tidak perlu diperpanjang.
Permohonan diajukan oleh Pengurus, Penanggung Jawab Perusahaan Perdagangan
atau Pihak Ketiga kepada Pejabat Penerbit dengan mengisi formulir permohonan
SIUP dan TDP, dan ditanda tangani oleh Pengurus atau Penanggung Jawab
Perusahaan Perdagangan di atas meterai cukup. Untuk Perusahaan Perdagangan
berbentuk PT, formulir diajukan dengan melampirkan dokumen:
a. Fotokopi Akta Notaris Pendirian Perusahaan;
b. Fotokopi Akta Perubahan Perusahaan (apabila ada);
c. Fotokopi Surat Keputusan Pengesahan Badan Hukum PT dari Kemenkumham;
d. Fotokopi KTP Penanggungjawab/Direktur Utama PT;
e. Surat pernyataan dan pemohon tentang lokasi usaha perusahaan;
f. Foto Penanggungjawab atau Direktur Utama perusahaan ukuran 3x4 cm (2
lembar); dan
g. Fotokopi NPWP.
Dokumen yang harus dilengkapi untuk Perusahaan Perdagangan berbentuk
koperasi, CV dan Firma, dan perorangan secara garis besar sama dengan dokumen-
dokumen yang disebutkan di atas.
Jenis SIUP menurut modal dan kekayaan bersih seluruhnya di luar tanah dan gedung
adalah:
a. SIUP Mikro, yang wajib dimiliki oleh Perusahaan Perdagangan Mikro
b. SIUP Kecil, modal dan kekayaan bersih seluruhnya sampai dengan
Rp200.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan;
c. SIUP Menengah, modal dan kekayaan bersih seluruhnya senilai
Rp200.000.000,00 sampai dengan Rp500.000.000,00 tidak termasuk tanah dan
bangunan; dan
d. SIUP Besar, modal dan kekayaan bersih seluruhnya senilai lebih dari
Rp500.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan.
5. HO
Jenis usaha yang harus memperoleh HO dan persyaratan untuk memperoleh HO
ditentukan dalam peraturan daerah masing-masing daerah.
Dokumen yang harus dipersiapkan untuk pengurusan HO antara lain adalah:
a. Fotokopi Surat Tanah atau bukti lainnya;
b. Fotokopi KTP dan NPWP;
c. Fotokopi Akta Pendirian;
d. Fotokopi Tanda Pelunasan PBB;
e. Persyaratan tidak berkeberatan dari tetangga atau masyarakat yang
berdekatan; dan
f. Daftar bahan baku penunjang;
g. Fotokopi IMB/siteplan.
Contoh Perjanjian Tertulis
Kontrak atau perjanjian tertulis sangat diperlukan untuk menjamin hak dan kewajiban
para pihak. Perjanjian tertulis yang perlu dibuat adalah:
1. Perjanjian antara Badan Usaha dengan Klien; dan
2. Perjanjian Kerja antara Badan Usaha dengan Pekerja.
Perjanjian antara Badan Usaha dengan Klien setidak-tidaknya harus memuat:
Hal Contoh
1. Pembukaan
Menyebutkan nama perjanjian dan
tanggal diadakannya perjanjian.
Perjanjian ........... ini (“Perjanjian”)
tertanggal [Tanggal] disepakati oleh dan
antara:
2. Identitas Para Pihak
Menguraikan identitas pemberi
jasa/kerja dan penerima jasa/pekerjaan
Pertama-tama harus dilihat apakah
klien merupakan orang perorangan
atau mewakili suatu badan usaha.
Apabila klien mewakili badan usaha,
berarti pembayaran akan dilakukan
oleh badan usaha dan dengan demikian
harus jelas apakah klien yang datang
memiliki kapasitas atau jabatan dalam
badan usaha tersebut yang memang
berwenang mewakili badan usahanya
untuk membuat perjanjian dengan
pihak lain.
Identitas pemberi jasa/kerja dan/atau
penerima jasa/kerja badan usaha:
[Nama Badan Usaha], suatu [Jenis Badan
Usaha misalnya Perseroan Terbatas, CV,
Firma atau Koperasi] yang didirikan
berdasarkan hukum Negara [Nama
Negara], berkedudukan di [Alamat
Badan Usaha], dalam hal ini diwakili
oleh [Nama Individu], pemegang [Kartu
[Identitas Pemberi Jasa/pekerjaan] untuk
selanjutnya disebut (“Pemberi Jasa/Kerja”)
dan
[Identitas Penerima Jasa/Pekerjaan] untuk
selanjutnya disebut (“Penerima
Jasa/Kerja”)
Untuk selanjutnya Pemberi Jasa/Kerja dan
Penerima Jasa /Kerja secara bersama-sama
disebut sebagai “Para Pihak”.
Tanda Penduduk apabila WNI atau Paspor
apabila WNA] [Nomor KTP atau Paspor],
dalam kapasitasnya sebagai [Jabatan]
[Nama Badan Usaha] dan dengan
demikian berwenang mewakili [Nama
Badan Usaha] dalam perjanjian ini.
Identitas pemberi jasa/kerja dan/atau
penerima jasa/kerja orang perorangan:
[Nama Individu], pemegang [Kartu
Tanda Penduduk apabila WNI atau Paspor
apabila WNA] [Nomor KTP atau Paspor],
beralamat di [Alamat sesuai KTP atau
Paspor].
3. Hak dan Kewajiban Para Pihak
Hak dan kewajiban masing-masing
pihak harus disebutkan secara jelas
berikut jangka waktunya.
Jangka waktu penyelesaian
pekerjaan dapat dihitung satu
persatu (per tahap) ataupun secara
keleseluruhan.
Jumlah dan waktu revisi yang dapat
dimintakan oleh Penerima
Jasa/Kerja juga harus diatur dengan
jelas.
Dapat juga diperjanjikan bahwa
pekerjaan akan dimulai setelah
Penerima Jasa/Kerja membayar
uang muka sejumlah Rp….
Para Pihak dapat mengatur
mengenai pengenaan bunga
ataupun denda dengan jumlah dan
jangka waktu yang jelas.
Tata cara komunikasi Para Pihak
seperti untuk pelaporan hasil tahap
pekerjaan oleh Pemberi Jasa/Kerja,
permintaan revisi oleh Penerima
Pasal [Nomor Pasal]
Pemberi Jasa/Kerja berkewajiban untuk:
1) …
2) …
3) …
untuk selanjutnya kewajiban-kewajiban
tersebut secara keseluruhan disebut
sebagai “Jasa/Kerja”.
Pasal [Nomor Pasal]
1) Pemberi Jasa/Kerja wajib melaporkan
hasil jasa sebagaimana dirinci di
bawah ini:
a) …dalam waktu [jumlah hari] [hari
kerja atau hari] terhitung sejak
tanggal penandatanganan
Perjanjian.
b) …dalam waktu [jumlah hari] [hari
kerja atau hari] terhitung sejak
pekerjaan [nama pekerjaan b]
dimulai.
c) …dalam waktu [jumlah hari] [hari
kerja atau hari] terhitung sejak
pekerjaan [nama pekerjaan c]
Jasa/Kerja, serta penyampaian hasil
revisi oleh Pemberi Jasa/Kerja harus
duatur dengan jelas.
dimulai.
2) Penerima Jasa/Kerja berhak meminta
revisi sebanyak [jumlah revisi yang
dapat dimintakan Penerima Jasa] kali
masing-masing untuk hasil jasa/kerja:
a) …
b) …
c) …
dengan ketentuan bahwa revisi untuk
suatu tahap jasa/kerja (misalnya butir
a) tidak dapat dimintakan kembali
apabila Pemberi Jasa/Kerja tengah
mengerjakan tahap jasa selanjutnya
(misalnya butir b).
3) Penerima Jasa/Kerja harus
menyampaikan permintaan revisi
selambat-lambatnya [jumlah hari] [hari
kerja atau hari] terhitung sejak
Pemberi Jasa/Kerja melaporkan hasil
jasa kepada Penerima Jasa/Kerja.
Apabila tidak ada permintaan revisi
dalam jangka waktu tersebut, maka
Penerima Jasa/Kerja dianggap tidak
memerlukan revisi.
4) Pemberi Jasa/Kerja wajib
menyampaikan hasil revisi dalam
[jumlah hari] [hari kerja atau hari]
terhitung sejak Penerima Jasa /Kerja
menyampaikan permintaan revisi
kepada Pemberi Jasa/Kerja.
5) Pemberi Jasa/Kerja wajib meneruskan
jasa tahap selanjutnya (misalnya butir
b) setelah Pemberi Jasa/Kerja
menyampaikan hasil revisi terakhir
suatu tahap jasa (misalnya butir a)
kepada Penerima Jasa/Kerja atau
apabila Penerima Jasa/Kerja tidak
menyampaikan permintaan revisi
sampai jangka waktu yang ditentukan,
kecuali diperjanjikan bahwa
dimulainya pemberian jasa
bergantung pada suatu pembayaran
dan pembayaran tersebut belum
dilakukan oleh Penerima Jasa/Kerja.
6) Pelaporan hasil tahap jasa oleh
Pemberi Jasa/Kerja, permintaan revisi
oleh Penerima Jasa,/Kerja serta
penyampaian hasil revisi oleh Pemberi
Jasa/kerja harus dilakukan melalui
[email atau telefon atau surat tercatat
atau pertemuan langsung] yaitu [alamat
email atau nomor telefon atau alamat
untuk pengiriman surat sesuai dengan
cara komunikasi yang disepakati].
Pasal [Nomor Pasal]
1) Penerima Jasa/Kerja berkewajiban
untuk membayar jasa/kerja yang
diperjanjikan sejumlah dan pada
waktu-waktu yang disepakati Para
Pihak.
2) Apabila Penerima Jasa/Kerja terlambat
melakukan pembayaran, Penerima
Jasa dikenai denda senilai Rp… untuk
setiap 5 (lima) hari kerja
keterlambatan.
4. Penjelasan tentang pemeliharaan atau
jaminan harus secara detail karena
pada bagian ini sering terjadi
permasalahan, jadi perlu dijelaskan
secara rinci berapa kali pemberi
jasa/kerja melakukan pemeliharaan
atau memberikan jaminan.
5. Tata cara pembayaran. Pertama-tama
harus dijelaskan mengenai harga
transaksi, yaitu harga untuk jasa/kerja
Pasal [Nomor Pasal]
Para Pihak menyepakati bahwa harga
Pekerjaan adalah senilai Rp.. (“Harga
yang akan diberikan oleh Pemberi
Jasa/Kerja. Harga dapat dihitung secara
keseluruhan atau dirinci per tahap
pemberian jasa/kerja.
Apabila disepakati pembayaran secara
bertahap, harus disebutkan dengan jelas
tahapan-tahapan pembayaran.
.
Jasa/Kerja”) dengan rincian jasa:
1) … seharga Rp…
2) … seharga Rp…
3) … seharga Rp…
Pasal [Nomor Pasal]
Pembayaran dilakukan secara [tunai atau
transfer] ke .....
6. Kerahasisaan informasi antara dua
pihak
7. Larangan-larangan dan penjelasan
pembatalan Perjanjian.
8. Lampiran-lampiran yang diperlukan,