Identifikasi Sektor Unggulan Kabupaten Waropen 2011 Sebuah analisis pendahuluan Muhammad Fajar ([email protected]), alumunus STIS angkatan 46
Identifikasi Sektor Unggulan Kabupaten Waropen 2011 Sebuah analisis pendahuluan
Muhammad Fajar ([email protected]), alumunus STIS angkatan 46
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehadiran undang-undang (UU) Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah
(otda) dan UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah telah menciptakan proses demokratisasi bagi daerah untuk mengambil
keputusan dan menggali sumber pendapatan sendiri. Daerah tidak lagi sebagai komponen
desentralisasi administrasi dan otonomi birokrasi, tetapi sudah diberi kewenangan untuk
mengatur urusan rumahtangganya sendiri.Saat ini pemerintah tidak hanya berperan sebagai
pelaksana kebijakan pemerintah pusat seperti pada era sebelumnya, namun lebih berperan
sebagai penentu kebijakan di daerahnya (Yuwono, 1999).
Kebijakan-kebijakan yang ditentukan tidak harus sama dengan kebijakan nasional
atau kebijakan daerah lain karena kondisi perekonomian suatu daerah belum tentu sama dengan
kondisi perekonomian nasional atau daerah lainnya. Dengan perkataan lain kebijakan yang
diambil harus berdasarkan kondisi dan situasi daerah itu sendiri.
Terlepas dari adanya kelemahan-kelemahan yang masih menyertai pelaksanaan UU
Nomor 22 tahun 1999 dan UU Nomor 25 Tahun 1999, setiap daerah seharusnya menyambut
gembira dan bertanggung jawab atas proses demokratisasi pemerintah daerah ini dengan
mengantisipasi pelaksanaan undangundang tersebut. Antisipasi perlu dilakukan dalam upaya
agar setiap daerah memiliki keunggulan tertentu yang berbeda dengan daerah lainnya. Dengan
keunggulan itu, maka eksistensi suatu daerah akan tetap terjamin.
Antisipasi dapat dilakukan diantaranya menentukan sektor apa yang memiliki
keunggulan di daerah ini dibandingkan dengan daerah lain. Dengan antisipasi demikian, maka
pumpunan dapat lebih diarahkan pada pengembangan dan pembinaan potensi tersebut di masa
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 3
mendatang. Potensi-potensi tersebut harus dibangun dan dikembangkan untuk mencapai
kondisi perekonomian yang lebih baik dari sebelumnya (Yuwono,1999).
Namun yang perlu diingat dari pembangunan ekonomi daerah adalah bahwa
pembangunan ekonomi daerah tidak terlepas dari kondisi perekonomian nasional dan kondisi
perekonomian daerah lain yang juga merupakan bagian dari perekonomian nasional tersebut.
Hal ini memberikan pemahaman bahwa analisis perekonomian daerah yang nantinya akan
dipergunakan sebagai landasan pembangunan daerah, sebaiknya mengikutsertakan keadaan
perekonomian di tingkat nasional dan keadaan perekonomian daerah lain sebagai pembanding.
1.2 Identifikasi Masalah
Sebagai kabupaten yang baru sepuluh tahun melaksanakan pemerintahan sendiri
setelah berpisah dari Kabupaten Yapen Waropen sebagai kabupaten induk. Kabupaten
Waropen berusaha mensejajarkan diri dengan kabupaten lain yang ada di Provinsi Papua.
Berbagai usaha dilakukan dalam memacu pembangunan disegala sektor untuk memberikan
hasil yang terbaik bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Waropen.
Walaupun kendala yang dihadapi dalam menjalankan roda pembangunan cukup
beragam karena sarana dan prasarana yang dibutuhkan sebagian masih dalam proses
pembenahan, akan tetapi berbagai kebijakan dilakukan untuk menata perkembangan dan
pertumbuhan di semua sektor ekonomi sesuai dengan daya dukung yang dimiliki.
Sebagai bahan rencana strategis pembangunan diperlukannya identifikasi sektor-
sektor ekonomi yang berpotensi dan memiliki keunggulan yang dimiliki Kabupaten Waropen
agar pembangunan pada sektor yang mempunyai keunggulan tersebut dapat mem-push sektor
lainnya menjadi berkembang lebih maju lagi.
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 4
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui mengetahui arah dan perkembangan struktur perekonomian di
Kabupaten Waropen.
2. Untuk menentukan sektor-sektor yang merupakan sektor unggulan di Kabupaten Waropen
yang dapat di kembangkan untuk meningkatkan perekonomian daerah.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebaai berikut:
1. Dapat diketahui sektor-sektor unggulan dan potensial di Kabupaten Waropen yang
dapat dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian daerah.
2. Dapat dipergunakan sebagai masukan bagi para pengambil keputusan di Kabuapten
Waropen dalam rangka pemilihan alternatif pembangunan daerah.
1.5 Sistematika Penulisan
Publikasi ini terdiri dari lima bab, yang disajikan dengan sistematika sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan berisi uraian mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori, bab ini berisi uraian tentang beberapa teori, pendapat atau
pengamatan orang terkenal yang relevan dengan topik publikasi ini.
Bab III Metodologi, bab ini berisi uraian tentang metodologi penelitian, sumber data
dan teknik analisis yang diterapkan.
Bab IV Analisis dan Pembahasan bab ini berisi gambaran mengenai sektor-sektor
unggulan Kabupaten Waropen.
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 5
Bab V Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan dari hasil analisis penelitian dan saran
yang disampaikan penulis sebagai bahan pertimbangan dalam perumusan kebijakan-kebijakan
ekonomi Kabupaten Waropen.
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pergeseran Struktur Ekonomi
Prestasi pembangunan dapat dinilai dengan berbagai macam cara dan tolok ukur, baik
dengan pendekatan ekonomi maupun pendekatan non ekonomi. Penilaian dengan pendekatan
ekonomi dapat dilakukan berdasarkan tinjauan aspek pendapatan maupun non
pendapatan.Berdasarkan aspek pendapatan, perekonomian biasanya diukur dengan tolok ukur
pendapatan per kapita (Dumairy, 1999).
Menurut Tambunan (2000), untuk meningkatkan pendapatan per kapita,
pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu target yang sangat penting yang harus dicapai dalam
proses pembangunan. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi dapat mencerminkan kinerja
perekonomian suatu daerah.
Menurut Djojohadikusumo (1994), pertumbuhan ekonomi bersangkut paut dengan
proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Dapat
dikatakan bahwa pertumbuhan menyangkut perkembangan yang berdimensi tunggal dan
diukur dengan meningkatnya hasil produksi dan pendapatan.Kegiatan ekonomi yang produktif
mengandung berbagai dampak positif, diantaranya menambah pendapatan nyata bagi sebagian
besar rakyat atau penduduk, hal itu berarti pula dapat meningkatkan daya konsumsi secara
kuantitatif maupun kualitatif. Lagipula, satu sama lain itu dapat mengurangi ketimpangan
dalam distribusi pendapatan diantara berbagai golongan dalam kehidupan masyarakat. Dengan
demikian pengertian tentang pembangunan ekonomi selain menyangkut perubahan kuantitatif
pada produksi dan pendapatan mencakup juga perubahan kualitatif dalam tata susunan
masyarakat secara menyeluruh. Pembangunan merupakan suatu transformasi dalam arti
perubahan struktural, yaitu perubahan dalam struktur ekonomi masyarakat yang meliputi
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 7
perubahan pada perimbangan-perimbangan keadaan yang melekat pada landasan kegiatan
ekonomi dan bentuk susunan ekonomi.
Todaro (1997:112) mengungkapkan bahwa tingkat perubahan struktural dan
sektoral yang tinggi, berkaitan dengan proses pertumbuhan ekonomi. Beberapa komponen
utama perubahan strutural tersebut mencakup pergeseran yang berangsur-angsur dari aktivitas
pertanian ke sektor non pertanian dan dari sektor industri ke sektor jasa.
Perubahan atau pergeseran struktur ekonomi dalam suatu periode lebih terlihat bila
terjadi suatu kejadian yang mempengaruhi tingkah laku para pelaku ekonomi baik di tingkat
regional (provinsi) maupun tingkat nasional (negara), seperti terjadinya krisis ekonomi yang
dimulai pertengahan Juli 1997. Perubahan struktur ekonomi tersebut memberikan dampak
perubahan posisi ekonomi suatu provinsi di suatu negara (Urai,2000).
Adanya resesi ekonomi, kekacauan politik dan penurunan ekspor, misalnya, dapat
mengakibatkan suatu perekonomian mengalami penurunan tingkat kegiatan ekonominya. Jika
keadaan demikian hanya bersifat sementara, dan kegiatan ekonomi secara rata-rata meningkat
dari tahun ke tahun, maka masyarakat tersebut dapatlah dikatakan mengalami pembangunan
ekonomi (Arsyad,1999:7-8).
Kinerja perekonomian daerah tidak memungkinkan untuk melepaskan diri dari
kinerja perekonomian nasional. Dalam merancang kebijakan yang mepertinggi pembangunan
ekonomi daerah secara jelas, asumsi yang melandasinya adalah bahwa penyesuaian diri
ekonomi daerah merupakan suatu komponen penting yang mempermudah pemulihan
perekonomian nasional.
Daerah-daerah dapat tumbuh sebagai akibat dari pengaruh-pengaruh lain yang
bukan perluasan ekspor, pengeluaran pemerintah pusat di daerah yang bersangkutan, migrasi
masuk yang disebabkan oleh kekuatan-kekuatan non ekonomi, substitusi impor dalam
industri-industri lokal dan meningkatkan efisiensi produksi dalam industri-industri penyuplai
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 8
lokal, tetapi pada umumnya mereka memandang investasi dalam industri-industri lokal
sebagai hal yang terdorong oleh kenaikan pendapatan yang diterima dari luar daerah yang
bersangkutan. Manfaat paling besar dari cara pendekatan basis ekspor adalah apabila kita
menafsirkannya secara bebas dengan menekankan pentingnya perubahan pola-pola
permintaan nasional dalam pertumbuhan regional dan ketergantungan tingkat pertumbuhan
suatu daerah kepada bekerjanya pertumbuhan perekonomian nasional (Richardson, 1991:39).
Arsyad (1999:139-140) menyatakan bahwa analisis shift share memberikan data
tentang kinerja perekonomian dalam tiga bidang yang berhubungan satu sama lain, yaitu:
1. Pertumbuhan ekonomi daerah, diukur dengan cara menganalisis perubahan pengerjaan
(absolute) aggregate secara sektoral dibandingkan dengan perubahan pada sektor yang
sama di perekonomian nasional.
2. Pergeseran proposional (proportional shift) mengukur perubahan relatif,
pertumbuhan atau penurunan, pada daerah dibandingkan dengan perekonomian
nasional. Pengukuran ini memungkinkan kita untuk mengetahui apakah perekonomian
daerah terkonsentrasi pada industri-industri yang tumbuh lebih cepat dari pada
perekonomian nasional.
3. Pergeseran diferensial (differential shift) membantu dalam menentukan seberapa
jauh daya saing industri daerah (lokal) dengan perekonomian nasional. Oleh karena
itu, jika pergeseran diferensial dari suatu industri adalah positif, maka industri tersebut
lebih tinggi daya saingnya ketimbang industri yang sama pada perekonomian yang
dijadikan acuan.
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 9
Pertumbuhan ekonomi dan pergeseran struktural suatu perekonomian daerah
ditentukan oleh tiga komponen (Richardson, 1978):
1. Provincial Share, yang digunakan untuk mengetahui pertumbuhan atau pergeseran
struktural perekonomian suatu daerah (kabupaten/kota) dengan melihat nilai PDRB
daerah pengamatan pada periode awal yang dipengaruhi oleh pergeseran pertumbuhan
perekonomian daerah yang lebih tinggi (provinsi). Hasil perhitungan tersebut akan
menggambarkan peranan wilayah provinsi yang mempengaruhi pertumbuhan
perekonomian daerah kabupaten. Jika pertumbuhan kabupaten sama dengan
pertumbuhan provinsi, maka peranannya terhadap provinsi tetap.
2. Proportional Shift (PS) atau industrial mix adalah pengaruh bauran industry atau
pergeseran proporsional sektori pada wilayah j.
3. Differential Shift (DS) adalah perbedaan antara pertumbuhan ekonomi daerah
(kabupaten) dan nilai tambah sektor yang sama di tingkat provinsi. Komponen ini juga
digunakan untuk mengetahui daya saing suatu sektor dengan sektor yang sama pada
tingkat daerah yang lebih tinggi (provinsi).
Suatu daerah dapat saja memiliki keunggulan dibandingkan daerah lainnya karena
lingkungan dapat mendorong sektor tertentu untuk tumbuh lebih cepat. Menurut Glasson
(1977), kedua komponen shift, yaitu PS dan DS memisahkan unsur – unsur pertumbuhan
regional yang bersifat eksternal dan internal; PS merupkan akibat pengaruh unsur – unsur
eksternal yang bekerja secara nasional, sedangkan DS merupakan akibat dari pengaruh factor
– factor yang bekerja dalam daerah yang bersangkutan.
Apabila nilai PS dan DS positif, maka sektor yang bersangkutan dalam perekonomian
daerah menempati posisi yang baik untuk daerah yang bersangkutan. Sebaliknya, bila nilainya
negatif maka perekonomian daerah sektor tersebut masih dapat diperbaiki, antara lain dengan
membandingkannya terhadap struktur perekonomian provinsi (Richardson, 1978:202).
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 10
Sektor – sektor yang memiliki DS positif memiliki keunggulan komparatif terhadap
sektor yang sama di daerah lain. Selain itu, sektor – sektor yang memiliki DS positif berarti
bahwa sektor tersebut terkonsentrasi di daerah dan mempunyai pertumbuhan yang lebih cepat
dibandingkan dengan daerah lainnya. Apabila DS negatif, maka tingkat pertumbuhan sektor
tersebut relative lamban.
2.2 Sektor Unggulan
Sektor yang unggul secara definitif adalah sektor yang memenangkan persaingan.
Dalam konteks kekhasan daerah, memenangkan persaingan ini lebih diutamakan pada
keunggulan suatu sektor di suatu daerah di bandingkan sektor yang sama di daerah lain.
Masalahnya kini adalah daerah mana yang akan digunakan sebagai pembanding.
Sektor X pada daerah A barangkali kalah bersaing dengan sektor yang sama di daerah B, tetapi
bisa saja menang dengan daerah C. Untuk mengatasi hal ini, maka digunakan daerah himpunan
sebagai pembanding, misal Kabupaten Waropen dibandingkan dengan Provinsi Papua.
Penggunaan daerah himpunan sebagai pembanding karena pangsa daerah himpunan
menggambarkan kondisi rata-rata seluruh daerah bagian dari seluruh himpunan tersebut. Jika
pangsa suatu sektor di daerah lebih besar dari pada pangsa sektor tersebut di daerah himpunan,
artinya pangsa sektor itu lebih besar dibandingkan rata-rata pangsa seluruh daerah bagian,
dapat disimpulkan bahwa sektor daerah tersebut unggul dibandingkan umumnya daerah bagian
yang lain. Rumusan perbandingan antara pangsa suatu sektor pada suatu daerah dengan pangsa
sektor tersebut dengan daerah himpunan disebut Location Quotients (LQ).
Yuwono (1999), dalam penelitiannya tentang penentuan sektor unggulan di Kota
Salatiga dalam rangka menghadapi otonomi daerah, menyebutkan bahwa salah satu teknik
yang dapat dipergunakan untuk menentukan sektor unggulan adalah dengan analisis Location
Quotients (LQ).Namun indikator ini akan lebih baik lagi jika digabungkan dengan analisis
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 11
Shift-Share (SS), karena analisis ini membantu memahami keuntungan dan kerugian yang
dialami suatu daerah akibat adanya posisi dan reposisi sektoral.
Penelitian yang serupa juga pernah dilakukan oleh Fauzi (1999) di Jawa Timur.
Penelitian tersebut menggunakan metode Location Quotients (LQ) untuk menentukan sektor
unggulan dan metode shift share untuk menunjukkan sektor yang berkembang di Jawa Timur
dibandingkan dengan ekonomi nasional. Hasil analisis dari masing-masing metode tersebut
kemudian dilakukan skoring. Sektor dengan sekor tertinggi merupakan sektor yang layak untuk
dikembangkan.
2.3 Kerangka Pikir
Berdasarkan uraian di atas, dapat disusun kerangka pikir penelitian sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Pikir
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 12
BAB III
METODOLOGI
3.1 Sumber Data
Data yang digunakan dalam publikasi ini dikumpulkan melalui studi kepustakaan,
yaitu dengan menggunakan data publikasi BPS. Data yang digunakan adalah: PDRB (Produk
Domestik Regional Bruto) Kabupaten Waropen dan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)
Provinsi Papua atas dasar harga konstan tahun dasar 2000 dan atas dasar harga berlaku, dari
series tahun 2003 s.d. 2011.
3.2 Metode Analisis
3.2.1 AnalisisShift Share
Untuk melihat posisi relatif suatu daerah dalam konteks daerah yang menaunginya
(dalam hal ini berarti posisi ekonomi Kabupaten Waropen terhadap pola perekonomian Papua)
dapat dengan memanfaatkan analisis sederhana yang dikenal sebagai analisis shift share
(SS).Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan kinerja atau produktivitas kerja
perekonomian daerah kabupaten dengan membandingkan terhadap daerah yang lebih besar
(provinsi).Dari analisis tersebut dapat diketahui sektor-sektor yang masih memungkinkan
untuk dikembangkan.
Metode analisis shift share diawali dengan perubahan nilai tambah (value added)
suatu sektor (i) antara dua periode, yaitu periode tahun dasar 0 dan periode tahun t yang dapat
dirumuskan sebagai berikut:
𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖𝑡 = 𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖
0 + ∆𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖atau
∆𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖𝑡 = 𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖
𝑡 − 𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖0…(1)
Dimana:
𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖𝑡 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑖 𝑑𝑖 𝐾𝑎𝑏𝑢𝑝𝑎𝑡𝑒𝑛 𝑊𝑎𝑟𝑜𝑝𝑒𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑡
𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖0 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑖 𝑑𝑖 𝐾𝑎𝑏𝑢𝑝𝑎𝑡𝑒𝑛 𝑊𝑎𝑟𝑜𝑝𝑒𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑠𝑖 2003
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 13
∆𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖𝑡 = 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑖 𝑑𝑖 𝐾𝑎𝑏𝑢𝑝𝑎𝑡𝑒𝑛 𝑊𝑎𝑟𝑜𝑝𝑒𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑡
i = 1, 2, …, 9 (sembilan sektor ekonomi)
Persamaan (1) dapat diperluas menjadi:
∆𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖𝑡 = 𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖
0 (𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡
𝑃𝐷𝑅𝐵0− 1) + 𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖
0 (𝑁𝑇𝐵𝑖
𝑡
𝑁𝑇𝐵𝑖0 −
𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡
𝑃𝐷𝑅𝐵0)
+𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖0 (
𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖𝑡
𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖0 −
𝑁𝑇𝐵𝑖𝑡
𝑁𝑇𝐵𝑖0) … (2)
Persamaan (2) di atas didasarkan pada asumsi dasar bahwa pertumbuhan ekonomi suatu
daerah kabupaten dipengaruhi oleh tiga komponen utama yaitu:
1. Pertumbuhan ekonomi provinsi
2. Pertumbuhan sektoral (industrial mix component)
3. Pertumbuhan daya saing wilayah (competitive efect component)
Komponen pertama (pertumbuhan ekonomi provinsi) menggambarkan perubahan
output suatu wilayah yang disebabkan oleh perubahan ekonomi provinsi, perubahan kebijakan
ekonomi daerah atau perubahan dalam faktor-faktor yang mempengaruhi seluruh wilayah dan
sektor secara seragam.
Komponen kedua (pertumbuhan sektoral) muncul karena adanya permintaan output
akhir, ketersediaan bahan baku, kebijakan sektoral serta perilaku dan kinerja struktur pasar
setiap sektor ekonomi daerah.
Komponen ketiga (pertumbuhan daya saing wilayah) terjadi karena peningkatan atau
penurunan output atau pendapatan suatu wilayah yang lebih cepat atau lebih lambat dari
wilayah lainnya. Ini ditentukan oleh keunggulan komparatif, akses ke pasar input dan output,
dukungan kelembagaan, infrastruktur sosial dan ekonomi dan kebijakan ekonomi daerah.
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 14
Alat ukur analisis Shift Share yang digunakan untuk menganalisis posisi suatu daerah adalah:
a. Pangsa Regional (PR), untuk melihat struktur atau posisi relatif suatu daerah dalam
kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi menyeluruh di Papua. PR dirumuskan sebagai
berikut:
𝑃𝑅𝑖 = 𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖0 (
𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡
𝑃𝐷𝑅𝐵0− 1)
b. Analisis Pergeseran, yang terdiri dari:
Industrial mix component/ Proportional Shift (PS), yaitu perubahan secara
proporsional, untuk mengukur sejauh mana pertumbuhan ouput pada suatu sektor
kabupaten berbeda dengan pertumbuhan output pada sektor yang sama di tingkat
provinsi. PS dirumuskan sebagai berikut:
𝑃𝑆𝑖 = 𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖0 (
𝑁𝑇𝐵𝑖𝑡
𝑁𝑇𝐵𝑖0 −
𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡
𝑃𝐷𝑅𝐵0)
Dengan analisis PS dapat diketahui besarnya konsentrasi provinsi pada sektor-sektor
yang mengalami pertumbuhan tinggi atau lamban pada tingkat nasional.
Competitive Effect Component/ Different Shift (DS), yaitu pergeseran yang berbeda
antara satu kabupaten dengan kabupaten lainnya, untuk mengukur seberapa jauh output
pada suatu sektor di suatu kabupaten memiliki laju pertumbuhan yang lebih tinggi
daripada laju pertumbuhan pada sektor yang sama di kabupaten lain. Perbedaan ini
mencerminkan perbedaan dalam locational advantage position (posisi keuntungan
lokasi) suatu wilayah. DS dirumuskan sebagai berikut:
𝐷𝑆𝑖 = 𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖0 (
𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖𝑡
𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖0 −
𝑁𝑇𝐵𝑖𝑡
𝑁𝑇𝐵𝑖0)
Dengan analisis Different Shift (DS) dapat diteliti apakah pertumbuhan output
pada suatu sektor lebih kecil atau lebih besar daripada pertumbuhan ekonomi provinsi
rata-rata untuk sektor yang sama. Dengan kata lain, apakah pergeseran pangsa output
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 15
suatu sektor di suatu provinsi relatif terhadap perubahan pangsa output pada sektor yang
sama pada di tingkat provinsi.
Keterangan:
𝑁𝑇𝐵𝑖𝑡 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 𝑃𝑎𝑝𝑢𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑡
𝑁𝑇𝐵𝑖0 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 𝑃𝑎𝑝𝑢𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑠𝑖 2003
𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡 = 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝐷𝑜𝑚𝑒𝑠𝑡𝑖𝑘 𝑅𝑒𝑔𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝐵𝑟𝑢𝑡𝑜 𝑃𝑎𝑝𝑢𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑘𝑒 𝑡
𝑃𝐷𝑅𝐵0 = 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝐷𝑜𝑚𝑒𝑠𝑡𝑖𝑘 𝑅𝑒𝑔𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝐵𝑟𝑢𝑡𝑜 𝑃𝑎𝑝𝑢𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2003
i = 1, 2, …, 9 (sembilan sektor ekonomi dalam PDRB)
Berdasarkan nilai PS dan DS sektor – sektor dalam suatu daerah dapat dikelompokkan
menjadi empat kategori sebagai berikut:
Gambar 2. Kategori Sektor Berdasarkan Nilai PS dan DS
1. Kategori I (PS positif dan DS positif) adalah sektor dengan pertumbuhan sangat
pesat.
2. Kategori II (PS negatif dan DS positif) adalah sektor yang kecepatan
pertumbuhannya terhambat namun daya saingnya kuat.
3. Kategori III (PS positif dan DS negatif) adalah sektor yang mempunyai
pertumbuhan cepat namun daya saingnya lemah.
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 16
4. Kategori IV (PS negatif dan DS negatif) adalah sektor dengan daya saing lemah
dan juga peranan terhadap wilayah rendah.
Beberapa pakar merasa perlu memperluas analisis yang memperhitungkan efek
komposisi industri dengan menguraikan DS yang ada. Oleh sebab itu, Esteban – Marquillas
memperkenalkan konsep homothetic employment, yaitu jumlah atau perubahan pendapatan
yang diharapkan di sektor i wilayah j, yang diberi notasi 𝐸𝑖𝑗′′. Homothetic employment dapat juga
diartikan sebagai wilayah (Eij) bila struktur wilayah sama dengan struktur provinsi atau Eij yang
diharapkan. Rumus yang dipakai untuk memperoleh nilai homothetic employment adalah:
𝐸𝑖𝑗′′ = 𝐸𝑗 (
𝐸𝑖𝑛
𝐸𝑛)
Nilai HE digunakan untuk menguraikan PR yang terdiri dari allocation effect (AE) dan
pangsa regional effect (PRE).
𝐴𝐸𝑖𝑗 = (𝐸𝑖𝑗 − 𝐸𝑖𝑗′′)(𝑟𝑖𝑗 − 𝑟𝑖𝑛)
𝑃𝑅𝐸𝑖𝑗′ = 𝐸𝑖𝑗
′′(𝑟𝑖𝑗 − 𝑟𝑛)
Dimana:
(𝐸𝑖𝑗 − 𝐸𝑖𝑗′′)1adalah spesialisasi yang muncul apabila variabel wilayah aktual Eij lebih besar
dari variabel yang diharapkan.
(𝑟𝑖𝑗 − 𝑟𝑖𝑛)2adalah keunggulan kompetitif yang muncul apabila laju pertumbuhan sektor
regional lebih besar dari laju pertumbuhan provinsi.
Keterangan:
𝑟𝑖𝑗adalah tingkat pertumbuhan sektor i antar tahun selama 2003 – 2011 kabupaten
Waropen
1 Nilai rata-rata dari nilai antar tahun selama periode 2003 – 2011. 2 Nilai rata-rata dari nilai antar tahun selama periode 2003 – 2011.
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 17
𝑟𝑖𝑛adalah tingkat pertumbuhan sektor i antar tahun selama 2003 – 2011 Provinsi Papua
𝑟𝑛adalah tingkat pertumbuhan sektor i antar tahun selama 2003 – 2011 Provinsi Papua
𝐸𝑗adalah PDRB riil Kabupaten Waropen tahun ke t
𝐸𝑖𝑛adalah NTB riil sektor i Provinsi Papua tahun ke t
𝐸𝑛adalah PDRB riil Provinsi Papua tahun ke t
Menurut Olzen dan Herzog (1997) AE mempunyai empat kemungkinan, yaitu:
1. (𝐸𝑖𝑗 − 𝐸𝑖𝑗′′) > 0 dan (𝑟𝑖𝑗 − 𝑟𝑖𝑛) > 0 = specialized, competitive advantage (S, CA)
2. (𝐸𝑖𝑗 − 𝐸𝑖𝑗′′) > 0 dan (𝑟𝑖𝑗 − 𝑟𝑖𝑛) < 0 = specialized, competitive disadvantage (S, CD)
3. (𝐸𝑖𝑗 − 𝐸𝑖𝑗′′) < 0 dan (𝑟𝑖𝑗 − 𝑟𝑖𝑛) > 0 = not specialized, competitive advantage (NS, CA)
4. (𝐸𝑖𝑗 − 𝐸𝑖𝑗′′) < 0 dan (𝑟𝑖𝑗 − 𝑟𝑖𝑛) < 0 = not specialized, competitive disadvantage (NS,
CD)
Sektor yang spesialisasi dan kompetitif adalah sektor unggulan daerah dan mampu
bersaing dengan sektor yang sama di daerah lain. Sektor yang spesialisasi tetapi tidak
kompetitif adalah sektor unggulan tetapi produk yang dihasilkan tidak mampu bersaing
dengan daerah lain. Sektor yang tidak spesialisasi tetapi kompetitif adalah sektor yang bukan
unggulan tetapi produk yang dihasilkan mampu bersaing dengan daerah lain. Sektor yang
tidak spesialisasi dan tidak kompetitif adalah sektor yang bukan unggulan dan tidak mampu
bersaing dengan daerah lain.
3.2.2 Analisis Location Quotients (LQ)
Location Quotients (LQ) ini merupakan suatu teknik yang digunakan untuk
memperluas shift share, teknik ini membantu kita untuk menentukan kapasitas ekspor
perekonomian daerah dan derajat self-suficiency suatu sektor.
Dalam teknik ini kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 18
1. Kegiatan ekonomi atau industri yang melayani pasar di daerah itu sendiri maupun di luar
daerah yang bersangkutan. Industri seperti ini dinamakan industry basic.
2. Kegiatan ekonomi atau industri yang mengalami pasar di daerah tersebut saja, jenis ini
dinamakan industry non basicatau industri lokal.
Dasar pemikiran teknik ini adalah teori economic base yang intinya adalah: karena
industri basik menghasilkan barang-barang dan jasa untuk pasar di daerah maupun di luar
daerah yang bersangkutan, maka penjualan ke luar daerah akan menghasilkan pendapatan bagi
daerah tersebut. Terjadinya arus pendapatan dari luar daerah ini menyebabkan terjadinya
kenaikan konsumsi dan investasi di daerah tersebut, dan pada gilirannya akan menaikkan
pendapatan dan menciptakan kesempatan kerja baru. Peningkatan pendapatan tersebut tidak
hanya menaikkan permintaan terhadap industry basic, tetapi juga menaikkan permintaan
akanindustry non basic atau lokal. Kenaikan permintaan ini akan mendorong kenaikan
investasi pada industri yang bersangkutan sehingga investasi modal dalam sektor industri lokal
merupakan investasi yang didorong sebagai akibat dari industry basic. Oleh karena itu, industri
basik-lah yang patut dikembangkan di suatu daerah.
Untuk keperluan ini dipakai LQ, yaitu usaha mengukur konsentrasi dari suatu
kegiatan ekonomi dalam suatu daerah dengan cara membandingkan peranannya dalam
perekonomian daerah itu dengan peranan kegiatan atau industri sejenis dalam perekonomian
nasional. Adapun rumus LQ adalah:
𝐿𝑄 =
𝑉𝑖𝑘𝑉𝑘
⁄
𝑉𝑖𝑝𝑉𝑝
⁄
Dimana:
𝑉𝑖𝑘 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 2000 𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑖 𝑑𝑖 𝐾𝑎𝑏𝑢𝑝𝑎𝑡𝑒𝑛 𝑊𝑎𝑟𝑜𝑝𝑒𝑛
𝑉𝑘 = 𝑃𝐷𝑅𝐵 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 2000 𝐾𝑎𝑏𝑢𝑝𝑎𝑡𝑒𝑛 𝑊𝑎𝑟𝑜𝑝𝑒𝑛
𝑉𝑖𝑝 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 2000 𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑖 𝑑𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 𝑃𝑎𝑝𝑢𝑎
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 19
𝑉𝑝 = 𝑃𝐷𝑅𝐵 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 2000 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 𝑃𝑎𝑝𝑢𝑎
Nilai LQ mulai dari 0, dengan nilai 1 sebagai patokan. Nilai 1 menyatakan bahwa
pangsa sektor di daerah bagian sama dengan pangsa sektor di daerah himpunan. Jika nilai LQ
lebih kecil dari 1, berarti sektor tersebut bukanlah sektor unggulan bagi daerah, karena masih
kalah dengan sektor itu di daerah lain dalam daerah himpunannya. Jika nilai LQ lebih besar
dari 1, maka sektor itu merupakan sektor unggulan bagi daerah dan mampu bersaing dengan
sektor yang sama di daerah lain dalam daerah himpunan.
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 20
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Pergeseran dan Peranan Sektor Ekonomi Daerah
4.1.1 Efek Pertumbuhan Provinsi
Tabel 1. Efek Pertumbuhan Provinsi Terhadap Perekonomian Kab. Waropen 2003-2011
No. SEKTOR EKONOMI 2003 - 2011 (1) (2) (3)
1 P E R T A N I A N 0.13
2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 0.00
3 INDUSTRI PENGOLAHAN 0.00
4 LISTRIK DAN AIR BERSIH 0.00
5 B A N G U N A N 0.03
6 PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 0.02
7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 0.01
8 KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN
0.00
9 JASA-JASA 0.05
Total 0.24
Sumber: BPS, diolah.
Berdasarkan tabel 3, diperoleh bahwa besarnya pengaruh tingkat pertumbuhan provinsi
Papua terhadap PDRB riil Waropen adalah sebesar Rp 0.24 Milyar. Jika dilihat keadaan per
sektornya, ternyata efek terbesar terjadi kepada sektor pertanian sebesar Rp 0.13 Milyar
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 21
4.1.2 Efek Bauran Industri/Proportional Shift (PS)
Tabel 2. Efek Bauran Industri (Industrial Mix/Proportional Shift)
Pada Perekonomian Kabupaten Waropen
No. SEKTOR EKONOMI Proportional Shift
2003 - 2011 (1) (2) (3)
1 P E R T A N I A N 10.73
2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
-0.52
3 INDUSTRI PENGOLAHAN 0.15
4 LISTRIK DAN AIR BERSIH 0.13
5 B A N G U N A N 14.04
6 PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
4.93
7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
4.89
8 KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN
2.96
9 JASA-JASA 19.21
Total 56.53
Secara umum, hasil penghitungan proportional shift menunjukkan nilai positif, yaitu
sebesar Rp 56.53 Milyar. Artinya, distribusi sektoral di tingkat provinsi menyebabkan
bertambahnya nilai PDRB riil Waropen sebesar Rp 56.53 Milyar. Walaupun secara total
peranan distribusi sektoral di tingkat provinsi terhadap pertumbuhan sektoral Kabupaten
Waropen adalah positif, namun sektor pertambangan dan penggalian pengaruhnya negatif. Hal
ini berarti bahwa sektor tersebut belum banyak dikembangkan lebih maju lagi.
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 22
4.1.3 Differential Shift (DS)
Tabel 3.Differential Shift Sektor Ekonomi Pada Perekonomian Kab. Waropen
No. SEKTOR EKONOMI Differential Shift
2003 - 2011 (1) (2) (3)
1 P E R T A N I A N 1.48
2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 1.51
3 INDUSTRI PENGOLAHAN 0.20
4 LISTRIK DAN AIR BERSIH -0.01
5 B A N G U N A N 7.29
6 PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 1.26
7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI -1.61
8 KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN
-0.63
9 JASA-JASA 21.30
Total 30.76
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh hasil bahwa secara umum perekonomian
Waropen mempunyai daya saing yang lebih tinggi daripada perekonomian Provinsi Papua. Hal
ini bisa dilihat dari nilai differential shift dari PDRB (DS) yang positif. Jika ditinjau keadaan
persektor, ternyata hanya sektor Listrik dan Air Bersih, Pengangkutan dan Komunikasi,
Keuangan, dan Jasa-jasa yang mempunyai daya saing yang lebih rendah atau lemah
dibandingkan sektor yang sama pada tingkat provinsi. Hal ini terlihat dari nilai DS yang
negatif.
Sementara itu, enam sektor lainnya mempunyai nilai DS yang positif. Artinya, mempunyai
daya saing yang lebih tinggi atau sama dibandingkan sektor-sektor yang sama pada tingkat
provinsi.
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 23
Tabel 4. Kombinasi PS dan DS Pada Sektor Usaha Pada Perekonomian Waropen
No. SEKTOR EKONOMI Proportional Shift
2003 - 2010 Differential Shift
2003 - 2010 (1) (2) (3) (4)
1 P E R T A N I A N + +
2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
- +
3 INDUSTRI PENGOLAHAN +(0) +(0)
4 LISTRIK DAN AIR BERSIH +(0) -
5 B A N G U N A N + +
6 PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN + +
7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
+ -
8 KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN + _
9 JASA-JASA + +
Berdasarkan kombinasi nilai PS dan DS, maka dapat disimpulkan bahwa sektor Pertanian,
sektor Bangunan, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, sektor Jasa-jasa dan sektor Industri
Pengolahan3 adalah sektor-sektor yang pertumbuhannya pesat. Sedangkan sektor
Pertambangan dan Penggalian adalah sektor yang pertumbuhannya terhambat namun daya
saing kuat. Sektor Pengangkutan, sektor Pengangkutan, sektor Keuangan, dan sektor Listrik
dan Air Bersih adalah sektor yang pertumbuhannya cepat tapi daya saingnya lemah.
3 Nilai PS dan DS mendekati nol, artinya sektor pertumbuhan pesat tapi tidak signifikan.
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 24
4.2 Klasifikasi Sektor Menurut Kriteria Pertumbuhan
Tabel 5. Kemungkinan Allocation Effect Menurut Olzen dan Herzog
Studi Kasus Perekonomian Waropen 2003 - 2011
No Sektor Ekonomi Eij-E"ij rij-rin Kategori4
1 P E R T A N I A N -1,645.63 0.12 NS,CA
2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN -4,920.91 12.17 NS,CA
3 INDUSTRI PENGOLAHAN -243.67 3.01 NS,CA
4 LISTRIK DAN AIR BERSIH -22.19 0.57 NS,CA
5 B A N G U N A N -727.60 5.51 NS,CA
6 PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN -667.31 1.71 NS,CA
7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI -652.82 -3.57 NS,CD
8 KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN -262.51 -2.96 NS,CD
9 JASA-JASA -862.70 7.71 NS,CA
Berdasarkan table di atas, ternyata di pada perekonomian Kabupaten Waropen tidak
ada satupun sektor ekonomi yang berkategori S,CA. Dan menurut kriteia Olzen dan Herzog
ternyata ada dua sektor yang lemah pada perekonomian Waropen yang berkategori NS,CD
yakni sektor Pengangkutan dan Komunikasi dan sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan, artinya kedua sektor tersebut tidak menjadi spesialisasi dan tidak memiliki daya
saing. Sedangkan ketujuh sektor ekonomi lainnya masuk ke dalam kategori NS, CA yang
berarti tidak terspesialisasi tetapi masih memiliki daya saing.
4 S = Specialized, CA = Competitve Advantage, NS = Not Specialized, dan CD = Competitive Disadvantage
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 25
4.3 Analisis LQ
Tabel 6. LQ Setiap Sektor Ekonomi Kabupaten Waropen
SEKTOR EKONOMI 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2003-2011
P E R T A N I A N 3.76 2.88 3.59 2.61 2.48 2.22 2.46 2.04 1.69 3.02
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 0.02 0.03 0.02 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.04 0.03
INDUSTRI PENGOLAHAN 0.35 0.27 0.35 0.26 0.27 0.26 0.28 0.25 0.20 0.31
LISTRIK DAN AIR BERSIH 1.93 1.44 1.81 1.38 1.35 1.20 1.27 1.02 0.81 1.46
B A N G U N A N 2.78 1.74 2.38 2.40 2.69 2.28 2.48 1.90 1.63 2.38
PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 1.60 1.22 1.60 1.21 1.20 1.08 1.15 0.95 0.79 1.32
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 1.25 0.89 1.10 0.79 0.73 0.62 0.65 0.52 0.43 0.94
KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN
1.39 0.94 1.28 0.94 0.76 0.63 0.55 0.52 0.50 0.93
JASA-JASA 4.06 3.24 4.52 3.44 3.22 2.84 3.24 3.18 2.87 3.48
Berdasarkan tabel LQ di atas, pada periode 2003 - 2011 ternyata terdapat lima sektor
ekonomi saja yang memiliki nilai LQ yang cukup signifikan, yakni sektor Pertanian, sektor
Listrik dan Air Bersih, sektor Bangunan, sektor Perdagangan dan sektor Jasa-jasa. Artinya, dari
sudut pandang LQ, kelima sektor tersebut memiliki keunggulan bagi daerah dan mampu
bersaing dengan sektor yang sama di daerah lain dalam Provinsi Papua.
4.4 Analisis Keseluruhan Kriteria
Berdasarkan irisan berbagai kriteria untuk identifikasi sektor unggul di Kabupaten
Waropen yang telah dijelaskan pada bab – bab sebelumnya, teridentifikasi satu sektor unggulan
yang layak untuk dikembangkan dan sesuai dengan keadaan wilayah geografi Waropen yang
merupakan wilayah pesisir dan masih banyak hutan-hutan yang belum termanfaatkan dengan
baik, maka penulis merekomendasikan bahwa sektor unggulan yang tepat untuk dikembangkan
bagi Kabupaten Waropen adalah sektor Pertanian.
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 26
4.4.1 Analisis Subsektor Pertanian
Tabel 7. Proportional Shift Sektor Ekonomi Pada Perekonomian Kab. Waropen
No. SUBSEKTOR PERTANIAN Proportional Shift
2003 - 2011 (1) (2) (3)
1 Tanaman Bahan Makanan 3.51
2 Tanaman Perkebunan 2.80
3 Peternakan dan Hasil-hasilnya 1.19
4 Kehutanan -0.41
5 Perikanan 0.44
Secara umum, hasil penghitungan proportional shift hanya subsektor Kehutanan saja yang
menunjukkan nilai negatif, hal ini berarti bahwa sektor tersebut belum banyak dikembangkan
lebih maju lagi. Sedangkan keempat subsektor lainnya menunjukkan nilai positif, artinya
pertumbuhan yang terjadi meningkat seiring dengan pertumbuhan subsektor yang sama pada
tingkat provinsi.
Tabel 8. Differential Shift Sektor Ekonomi Pada Perekonomian Kab. Waropen
No. SUBSEKTOR PERTANIAN Differential Shift
2003 - 2011 (1) (2) (3)
1 Tanaman Bahan Makanan 3.90
2 Tanaman Perkebunan -1.36
3 Peternakan dan Hasil-hasilnya 0.07
4 Kehutanan 2.23
5 Perikanan -0.17
Berdasarkan hasil perhitungan differential shift, ternyata subsektor Tanaman Perkebunan
dan Perikanan memiliki daya saing lebih rendah atau lemah dibandingkan sektor yang sama
pada tingkat provinsi.
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 27
Sementara itu, subsektor Tanaman Bahan Makanan, Peternakan5, dan Kehutanan
mempunyai nilai DS yang positif. Artinya, mempunyai daya saing yang lebih tinggi atau sama
dibandingkan sektor-sektor yang sama pada tingkat provinsi.
Tabel 9. Kombinasi PS dan DS Pada Sektor Usaha Pada Perekonomian Waropen
No. SUBSEKTOR PERTANIAN Proportional Shift
2003 - 2011
Differential Shift 2003 - 2011
(1) (2) (3) (3)
1 Tanaman Bahan Makanan + +
2 Tanaman Perkebunan - +
3 Peternakan dan Hasil-hasilnya +(0) +
4 Kehutanan + -(0)
5 Perikanan -(0) +(0)
Berdasarkan kombinasi nilai PS dan DS, maka dapat disimpulkan bahwa subsektor
Tanaman Bahan Makanan dan Peternakan adalah subsektor yang pertumbuhannya pesat pada
sektor Pertanian. Sedangkan subsektor Tanaman Perkebunan dan Perikanan adalah subsektor
yang pertumbuhannya terhambat namun daya saing kuat. Subsektor Kehutanan adalah
subsektor yang pertumbuhannya cepat tapi daya saingnya lemah.
Tabel 10. Kemungkinan Allocation Effect Menurut Olzen dan Herzog
Studi Kasus Perekonomian Waropen 2003 - 2011
No Sektor Ekonomi Eij-E"ij rij-rin Kategori6
1 Tanaman Bahan Makanan -802.39 2.58 NS,CA
2 Tanaman Perkebunan -73.30 -3.03 NS,CD
3 Peternakan dan Hasil-hasilnya -109.35 0.77 NS,CA
4 Kehutanan -228.29 1.59 NS,CA
5 Perikanan -432.31 -2.24 NS,CD
Berdasarkan tabel di atas, ternyata di pada sektor Pertanian Kabupaten Waropen tidak
ada satupun subsektor ekonomi yang berkategori S,CA. Dan menurut kriteia Olzen dan Herzog
5 Nilai DS subsektor peternakan disekitar nol, artinya daya saing yang dimiliknya tidak signifikan. 6 S = Specialized, CA = Competitve Advantage, NS = Not Specialized, dan CD = Competitive Disadvantage
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 28
ternyata ada dua subsektor yang lemah pada sektor Pertanian Waropen yang berkategori
NS,CD yakni Tanaman Perkebunan dan Perikanan, artinya kedua subsektor tersebut tidak
menjadi spesialisasi dan tidak memiliki daya saing. Sedangkan ketiga subsektor lainnya masuk
ke dalam kategori NS, CA, yakni Tanaman Bahan Makanan, Peternakan dan Kehutanan, yang
berarti tidak terspesialisasi tetapi masih memiliki daya saing.
Tabel 11. LQ Sub Sektor Pertanian Kabupaten Waropen
SUBSEKTOR 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2003-2011
Tanaman Bahan Makanan 2.61 2.10 2.67 2.03 1.91 1.70 1.92 1.68 1.42 2.61
Tanaman Perkebunan 9.45 6.69 8.16 5.94 5.33 4.53 4.87 3.99 3.19 9.45
Peternakan dan Hasil-hasilnya 3.12 2.44 3.07 2.33 2.14 1.92 2.07 1.70 1.39 3.12
Kehutanan 10.37 8.18 10.63 7.66 7.41 7.08 7.62 6.13 5.12 10.37
Perikanan 0.50 0.35 0.42 0.30 0.30 0.27 0.29 0.24 0.20 0.50
Berdasarkan tabel LQ di atas, pada periode 2003 - 2011 ternyata terdapat empat sektor
ekonomi saja yang memiliki nilai LQ yang cukup signifikan, yakni subsektor Tanaman Bahan
Makanan, Tanaman Perkebunan, Peternakan, dan Kehutanan. Artinya, dari sudut pandang LQ,
keempat sektor tersebut memiliki keunggulan bagi daerah dan mampu bersaing dengan sektor
yang sama di daerah lain dalam Provinsi Papua. Sedangkan subsektor Perikanan tidak
memiliki keunggulan dan daya saing, terlihat dari nilai LQ kurang dari satu.
Berdasarkan irisan berbagai kriteria untuk identifikasi subsektor unggulan pada sektor
Pertanian, teridentifikasi satu subsektor unggulan yang signifikan berpengaruh pada sektor
Pertanian, yaitu subsektor Tanaman Bahan Makanan. Walaupun demikian, subsektor lainnya
pun dapat didongkrak karena masih dalam kerangka pembangunan pertanian yang sama dan
bisa meningkatkan output dari Pertanian sesuai keadaan geografi Kabupaten Waropen.
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 29
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan dan analisis yang telah dibahas dapai diambil konklusi
sebagai berikut:
1. Berdasarkan irisan berbagai kriteria untuk identifikasi Sektor unggul di Kabupaten
Waropen teridentifikasi adanya satu sektor unggulan yang layak untuk dikembangkan,
yaitu Sektor Pertanian. Hal demikian tepatlah karena keadaan wilayah geografi
Waropen yang terdapat hutan yang luas, pegunungan, dan pesisir pantai.
2. Identifikasi subsektor unggulan pada sektor Pertanian, teridentifikasi satu subsektor
unggulan yang signifikan berpengaruh pada sektor Pertanian, yaitu subsektor Tanaman
Bahan Makanan. Walaupun demikian, subsektor lainnya pun dapat didongkrak karena
masih dalam kerangka pembangunan pertanian dan bisa meningkatkan output dari
Pertanian sesuai keadaan geografi Kabupaten Waropen.
5.2 Saran
Dari kesimpulan di atas maka dapat diberikan saran sebagai berikut:
1. Pemerintah Daerah Kabupaten Waropen harus memberikan stimulus dan lebih
menekankan pembangunan pada Sektor Pertanian.
2. Tulisan ini mencoba menyajikan kriteria sektor unggulan Kabupaten Waropen, dimana
sajian lebih condong ke penentuan sektor unggulan dan potensial.
Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 30
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi
Daerah.Yogyakarta: BPFE.
Badan Pusat Statistik. Statistik Indonesia.Jakarta, berbagai edisi.
Badan Pusat Statistik Provinsi DIY.Daerah Dalam Angka Provinsi DIY.Yogyakarta, berbagai
edisi.
Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan.Analisa Kesenjangan Ekonomi Sulawesi
Selatan 1993 – 1999. Sulawesi Selatan.
Dumairy. 1999. Perekonomian Indonesia. Jakarta : Erlangga.
Djojohadikusumo, Sumitro. 1994. Dasar Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi
Pembangunan.Jakarta: LP3ES.
Fauzi, Muhammad Musyaffak. 1999.Perubahan Struktur Ekonomi dan Penentuan Sektor
Unggulan di Provinsi Jawa Timur periode 1987-1997[Tesis].Yogyakarta.Program
Pasca Sarjana UGM Yogyakarta. (tidak dipublikasikan).
Kuntoro, Mohamad Ardi. 2003. Analisis Pergeseran Struktur Ekonomi dan Penentuan Sektor
Unggulan di Provinsi DI Yogyakarta [Skripsi]. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.
Richardson, Harry. 1991.Dasar-dasar Ilmu Ekonomi Regional. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Ropingi dan Listiarini, Dyah. 2003.Penentuan Sektor Unggulan Di Kabupaten Pati Berdasar
Analisis LQ dan Shift Share. JPP, Vol. 3. No.2, Desember 2003: 57 – 70.
Situmorang, Martina. 2005. Evaluasi Kuantita – Kualitas Pertumbuhan Ekonomi Provinsi
Sumatera Utara Tahun 1993 - 2003 [Skripsi]. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.
Tambunan, Tulus. 2001.Perekonomian Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Todaro, Michael. 1984.Ilmu Ekonomi Bagi Negara Sedang Berkembang: Buku I.Jakarta:
Akademi Pressindo.
Todaro, Michael. 1984. Ilmu Ekonomi Bagi Negara Sedang Berkembang: Buku II. Jakarta:
Akademi Pressindo.
Urai, Nursinah Amal. 2000.Pergeseran Struktur Ekonomi Regional Analisa Shift Share
Yuwono, Prapto. 1999.Penentuan Sektor Unggulan Daerah Menghadapi Implementasi UU
22/1999 dan UU 25/1999.Kritis Vol. XII No.2