Top Banner
Identifikasi Sektor Unggulan Kabupaten Waropen 2011 Sebuah analisis pendahuluan Muhammad Fajar ([email protected]), alumunus STIS angkatan 46
30

Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 2011

Jan 02, 2016

Download

Documents

Matthew Dixon
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 2011

Identifikasi Sektor Unggulan Kabupaten Waropen 2011 Sebuah analisis pendahuluan

Muhammad Fajar ([email protected]), alumunus STIS angkatan 46

Page 2: Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 2011

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehadiran undang-undang (UU) Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah

(otda) dan UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

dan Pemerintah Daerah telah menciptakan proses demokratisasi bagi daerah untuk mengambil

keputusan dan menggali sumber pendapatan sendiri. Daerah tidak lagi sebagai komponen

desentralisasi administrasi dan otonomi birokrasi, tetapi sudah diberi kewenangan untuk

mengatur urusan rumahtangganya sendiri.Saat ini pemerintah tidak hanya berperan sebagai

pelaksana kebijakan pemerintah pusat seperti pada era sebelumnya, namun lebih berperan

sebagai penentu kebijakan di daerahnya (Yuwono, 1999).

Kebijakan-kebijakan yang ditentukan tidak harus sama dengan kebijakan nasional

atau kebijakan daerah lain karena kondisi perekonomian suatu daerah belum tentu sama dengan

kondisi perekonomian nasional atau daerah lainnya. Dengan perkataan lain kebijakan yang

diambil harus berdasarkan kondisi dan situasi daerah itu sendiri.

Terlepas dari adanya kelemahan-kelemahan yang masih menyertai pelaksanaan UU

Nomor 22 tahun 1999 dan UU Nomor 25 Tahun 1999, setiap daerah seharusnya menyambut

gembira dan bertanggung jawab atas proses demokratisasi pemerintah daerah ini dengan

mengantisipasi pelaksanaan undangundang tersebut. Antisipasi perlu dilakukan dalam upaya

agar setiap daerah memiliki keunggulan tertentu yang berbeda dengan daerah lainnya. Dengan

keunggulan itu, maka eksistensi suatu daerah akan tetap terjamin.

Antisipasi dapat dilakukan diantaranya menentukan sektor apa yang memiliki

keunggulan di daerah ini dibandingkan dengan daerah lain. Dengan antisipasi demikian, maka

pumpunan dapat lebih diarahkan pada pengembangan dan pembinaan potensi tersebut di masa

Page 3: Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 2011

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 3

mendatang. Potensi-potensi tersebut harus dibangun dan dikembangkan untuk mencapai

kondisi perekonomian yang lebih baik dari sebelumnya (Yuwono,1999).

Namun yang perlu diingat dari pembangunan ekonomi daerah adalah bahwa

pembangunan ekonomi daerah tidak terlepas dari kondisi perekonomian nasional dan kondisi

perekonomian daerah lain yang juga merupakan bagian dari perekonomian nasional tersebut.

Hal ini memberikan pemahaman bahwa analisis perekonomian daerah yang nantinya akan

dipergunakan sebagai landasan pembangunan daerah, sebaiknya mengikutsertakan keadaan

perekonomian di tingkat nasional dan keadaan perekonomian daerah lain sebagai pembanding.

1.2 Identifikasi Masalah

Sebagai kabupaten yang baru sepuluh tahun melaksanakan pemerintahan sendiri

setelah berpisah dari Kabupaten Yapen Waropen sebagai kabupaten induk. Kabupaten

Waropen berusaha mensejajarkan diri dengan kabupaten lain yang ada di Provinsi Papua.

Berbagai usaha dilakukan dalam memacu pembangunan disegala sektor untuk memberikan

hasil yang terbaik bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Waropen.

Walaupun kendala yang dihadapi dalam menjalankan roda pembangunan cukup

beragam karena sarana dan prasarana yang dibutuhkan sebagian masih dalam proses

pembenahan, akan tetapi berbagai kebijakan dilakukan untuk menata perkembangan dan

pertumbuhan di semua sektor ekonomi sesuai dengan daya dukung yang dimiliki.

Sebagai bahan rencana strategis pembangunan diperlukannya identifikasi sektor-

sektor ekonomi yang berpotensi dan memiliki keunggulan yang dimiliki Kabupaten Waropen

agar pembangunan pada sektor yang mempunyai keunggulan tersebut dapat mem-push sektor

lainnya menjadi berkembang lebih maju lagi.

Page 4: Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 2011

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 4

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui mengetahui arah dan perkembangan struktur perekonomian di

Kabupaten Waropen.

2. Untuk menentukan sektor-sektor yang merupakan sektor unggulan di Kabupaten Waropen

yang dapat di kembangkan untuk meningkatkan perekonomian daerah.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebaai berikut:

1. Dapat diketahui sektor-sektor unggulan dan potensial di Kabupaten Waropen yang

dapat dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian daerah.

2. Dapat dipergunakan sebagai masukan bagi para pengambil keputusan di Kabuapten

Waropen dalam rangka pemilihan alternatif pembangunan daerah.

1.5 Sistematika Penulisan

Publikasi ini terdiri dari lima bab, yang disajikan dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan berisi uraian mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori, bab ini berisi uraian tentang beberapa teori, pendapat atau

pengamatan orang terkenal yang relevan dengan topik publikasi ini.

Bab III Metodologi, bab ini berisi uraian tentang metodologi penelitian, sumber data

dan teknik analisis yang diterapkan.

Bab IV Analisis dan Pembahasan bab ini berisi gambaran mengenai sektor-sektor

unggulan Kabupaten Waropen.

Page 5: Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 2011

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 5

Bab V Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan dari hasil analisis penelitian dan saran

yang disampaikan penulis sebagai bahan pertimbangan dalam perumusan kebijakan-kebijakan

ekonomi Kabupaten Waropen.

Page 6: Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 2011

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pergeseran Struktur Ekonomi

Prestasi pembangunan dapat dinilai dengan berbagai macam cara dan tolok ukur, baik

dengan pendekatan ekonomi maupun pendekatan non ekonomi. Penilaian dengan pendekatan

ekonomi dapat dilakukan berdasarkan tinjauan aspek pendapatan maupun non

pendapatan.Berdasarkan aspek pendapatan, perekonomian biasanya diukur dengan tolok ukur

pendapatan per kapita (Dumairy, 1999).

Menurut Tambunan (2000), untuk meningkatkan pendapatan per kapita,

pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu target yang sangat penting yang harus dicapai dalam

proses pembangunan. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi dapat mencerminkan kinerja

perekonomian suatu daerah.

Menurut Djojohadikusumo (1994), pertumbuhan ekonomi bersangkut paut dengan

proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Dapat

dikatakan bahwa pertumbuhan menyangkut perkembangan yang berdimensi tunggal dan

diukur dengan meningkatnya hasil produksi dan pendapatan.Kegiatan ekonomi yang produktif

mengandung berbagai dampak positif, diantaranya menambah pendapatan nyata bagi sebagian

besar rakyat atau penduduk, hal itu berarti pula dapat meningkatkan daya konsumsi secara

kuantitatif maupun kualitatif. Lagipula, satu sama lain itu dapat mengurangi ketimpangan

dalam distribusi pendapatan diantara berbagai golongan dalam kehidupan masyarakat. Dengan

demikian pengertian tentang pembangunan ekonomi selain menyangkut perubahan kuantitatif

pada produksi dan pendapatan mencakup juga perubahan kualitatif dalam tata susunan

masyarakat secara menyeluruh. Pembangunan merupakan suatu transformasi dalam arti

perubahan struktural, yaitu perubahan dalam struktur ekonomi masyarakat yang meliputi

Page 7: Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 2011

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 7

perubahan pada perimbangan-perimbangan keadaan yang melekat pada landasan kegiatan

ekonomi dan bentuk susunan ekonomi.

Todaro (1997:112) mengungkapkan bahwa tingkat perubahan struktural dan

sektoral yang tinggi, berkaitan dengan proses pertumbuhan ekonomi. Beberapa komponen

utama perubahan strutural tersebut mencakup pergeseran yang berangsur-angsur dari aktivitas

pertanian ke sektor non pertanian dan dari sektor industri ke sektor jasa.

Perubahan atau pergeseran struktur ekonomi dalam suatu periode lebih terlihat bila

terjadi suatu kejadian yang mempengaruhi tingkah laku para pelaku ekonomi baik di tingkat

regional (provinsi) maupun tingkat nasional (negara), seperti terjadinya krisis ekonomi yang

dimulai pertengahan Juli 1997. Perubahan struktur ekonomi tersebut memberikan dampak

perubahan posisi ekonomi suatu provinsi di suatu negara (Urai,2000).

Adanya resesi ekonomi, kekacauan politik dan penurunan ekspor, misalnya, dapat

mengakibatkan suatu perekonomian mengalami penurunan tingkat kegiatan ekonominya. Jika

keadaan demikian hanya bersifat sementara, dan kegiatan ekonomi secara rata-rata meningkat

dari tahun ke tahun, maka masyarakat tersebut dapatlah dikatakan mengalami pembangunan

ekonomi (Arsyad,1999:7-8).

Kinerja perekonomian daerah tidak memungkinkan untuk melepaskan diri dari

kinerja perekonomian nasional. Dalam merancang kebijakan yang mepertinggi pembangunan

ekonomi daerah secara jelas, asumsi yang melandasinya adalah bahwa penyesuaian diri

ekonomi daerah merupakan suatu komponen penting yang mempermudah pemulihan

perekonomian nasional.

Daerah-daerah dapat tumbuh sebagai akibat dari pengaruh-pengaruh lain yang

bukan perluasan ekspor, pengeluaran pemerintah pusat di daerah yang bersangkutan, migrasi

masuk yang disebabkan oleh kekuatan-kekuatan non ekonomi, substitusi impor dalam

industri-industri lokal dan meningkatkan efisiensi produksi dalam industri-industri penyuplai

Page 8: Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 2011

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 8

lokal, tetapi pada umumnya mereka memandang investasi dalam industri-industri lokal

sebagai hal yang terdorong oleh kenaikan pendapatan yang diterima dari luar daerah yang

bersangkutan. Manfaat paling besar dari cara pendekatan basis ekspor adalah apabila kita

menafsirkannya secara bebas dengan menekankan pentingnya perubahan pola-pola

permintaan nasional dalam pertumbuhan regional dan ketergantungan tingkat pertumbuhan

suatu daerah kepada bekerjanya pertumbuhan perekonomian nasional (Richardson, 1991:39).

Arsyad (1999:139-140) menyatakan bahwa analisis shift share memberikan data

tentang kinerja perekonomian dalam tiga bidang yang berhubungan satu sama lain, yaitu:

1. Pertumbuhan ekonomi daerah, diukur dengan cara menganalisis perubahan pengerjaan

(absolute) aggregate secara sektoral dibandingkan dengan perubahan pada sektor yang

sama di perekonomian nasional.

2. Pergeseran proposional (proportional shift) mengukur perubahan relatif,

pertumbuhan atau penurunan, pada daerah dibandingkan dengan perekonomian

nasional. Pengukuran ini memungkinkan kita untuk mengetahui apakah perekonomian

daerah terkonsentrasi pada industri-industri yang tumbuh lebih cepat dari pada

perekonomian nasional.

3. Pergeseran diferensial (differential shift) membantu dalam menentukan seberapa

jauh daya saing industri daerah (lokal) dengan perekonomian nasional. Oleh karena

itu, jika pergeseran diferensial dari suatu industri adalah positif, maka industri tersebut

lebih tinggi daya saingnya ketimbang industri yang sama pada perekonomian yang

dijadikan acuan.

Page 9: Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 2011

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 9

Pertumbuhan ekonomi dan pergeseran struktural suatu perekonomian daerah

ditentukan oleh tiga komponen (Richardson, 1978):

1. Provincial Share, yang digunakan untuk mengetahui pertumbuhan atau pergeseran

struktural perekonomian suatu daerah (kabupaten/kota) dengan melihat nilai PDRB

daerah pengamatan pada periode awal yang dipengaruhi oleh pergeseran pertumbuhan

perekonomian daerah yang lebih tinggi (provinsi). Hasil perhitungan tersebut akan

menggambarkan peranan wilayah provinsi yang mempengaruhi pertumbuhan

perekonomian daerah kabupaten. Jika pertumbuhan kabupaten sama dengan

pertumbuhan provinsi, maka peranannya terhadap provinsi tetap.

2. Proportional Shift (PS) atau industrial mix adalah pengaruh bauran industry atau

pergeseran proporsional sektori pada wilayah j.

3. Differential Shift (DS) adalah perbedaan antara pertumbuhan ekonomi daerah

(kabupaten) dan nilai tambah sektor yang sama di tingkat provinsi. Komponen ini juga

digunakan untuk mengetahui daya saing suatu sektor dengan sektor yang sama pada

tingkat daerah yang lebih tinggi (provinsi).

Suatu daerah dapat saja memiliki keunggulan dibandingkan daerah lainnya karena

lingkungan dapat mendorong sektor tertentu untuk tumbuh lebih cepat. Menurut Glasson

(1977), kedua komponen shift, yaitu PS dan DS memisahkan unsur – unsur pertumbuhan

regional yang bersifat eksternal dan internal; PS merupkan akibat pengaruh unsur – unsur

eksternal yang bekerja secara nasional, sedangkan DS merupakan akibat dari pengaruh factor

– factor yang bekerja dalam daerah yang bersangkutan.

Apabila nilai PS dan DS positif, maka sektor yang bersangkutan dalam perekonomian

daerah menempati posisi yang baik untuk daerah yang bersangkutan. Sebaliknya, bila nilainya

negatif maka perekonomian daerah sektor tersebut masih dapat diperbaiki, antara lain dengan

membandingkannya terhadap struktur perekonomian provinsi (Richardson, 1978:202).

Page 10: Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 2011

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 10

Sektor – sektor yang memiliki DS positif memiliki keunggulan komparatif terhadap

sektor yang sama di daerah lain. Selain itu, sektor – sektor yang memiliki DS positif berarti

bahwa sektor tersebut terkonsentrasi di daerah dan mempunyai pertumbuhan yang lebih cepat

dibandingkan dengan daerah lainnya. Apabila DS negatif, maka tingkat pertumbuhan sektor

tersebut relative lamban.

2.2 Sektor Unggulan

Sektor yang unggul secara definitif adalah sektor yang memenangkan persaingan.

Dalam konteks kekhasan daerah, memenangkan persaingan ini lebih diutamakan pada

keunggulan suatu sektor di suatu daerah di bandingkan sektor yang sama di daerah lain.

Masalahnya kini adalah daerah mana yang akan digunakan sebagai pembanding.

Sektor X pada daerah A barangkali kalah bersaing dengan sektor yang sama di daerah B, tetapi

bisa saja menang dengan daerah C. Untuk mengatasi hal ini, maka digunakan daerah himpunan

sebagai pembanding, misal Kabupaten Waropen dibandingkan dengan Provinsi Papua.

Penggunaan daerah himpunan sebagai pembanding karena pangsa daerah himpunan

menggambarkan kondisi rata-rata seluruh daerah bagian dari seluruh himpunan tersebut. Jika

pangsa suatu sektor di daerah lebih besar dari pada pangsa sektor tersebut di daerah himpunan,

artinya pangsa sektor itu lebih besar dibandingkan rata-rata pangsa seluruh daerah bagian,

dapat disimpulkan bahwa sektor daerah tersebut unggul dibandingkan umumnya daerah bagian

yang lain. Rumusan perbandingan antara pangsa suatu sektor pada suatu daerah dengan pangsa

sektor tersebut dengan daerah himpunan disebut Location Quotients (LQ).

Yuwono (1999), dalam penelitiannya tentang penentuan sektor unggulan di Kota

Salatiga dalam rangka menghadapi otonomi daerah, menyebutkan bahwa salah satu teknik

yang dapat dipergunakan untuk menentukan sektor unggulan adalah dengan analisis Location

Quotients (LQ).Namun indikator ini akan lebih baik lagi jika digabungkan dengan analisis

Page 11: Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 2011

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 11

Shift-Share (SS), karena analisis ini membantu memahami keuntungan dan kerugian yang

dialami suatu daerah akibat adanya posisi dan reposisi sektoral.

Penelitian yang serupa juga pernah dilakukan oleh Fauzi (1999) di Jawa Timur.

Penelitian tersebut menggunakan metode Location Quotients (LQ) untuk menentukan sektor

unggulan dan metode shift share untuk menunjukkan sektor yang berkembang di Jawa Timur

dibandingkan dengan ekonomi nasional. Hasil analisis dari masing-masing metode tersebut

kemudian dilakukan skoring. Sektor dengan sekor tertinggi merupakan sektor yang layak untuk

dikembangkan.

2.3 Kerangka Pikir

Berdasarkan uraian di atas, dapat disusun kerangka pikir penelitian sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Pikir

Page 12: Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 2011

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 12

BAB III

METODOLOGI

3.1 Sumber Data

Data yang digunakan dalam publikasi ini dikumpulkan melalui studi kepustakaan,

yaitu dengan menggunakan data publikasi BPS. Data yang digunakan adalah: PDRB (Produk

Domestik Regional Bruto) Kabupaten Waropen dan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)

Provinsi Papua atas dasar harga konstan tahun dasar 2000 dan atas dasar harga berlaku, dari

series tahun 2003 s.d. 2011.

3.2 Metode Analisis

3.2.1 AnalisisShift Share

Untuk melihat posisi relatif suatu daerah dalam konteks daerah yang menaunginya

(dalam hal ini berarti posisi ekonomi Kabupaten Waropen terhadap pola perekonomian Papua)

dapat dengan memanfaatkan analisis sederhana yang dikenal sebagai analisis shift share

(SS).Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan kinerja atau produktivitas kerja

perekonomian daerah kabupaten dengan membandingkan terhadap daerah yang lebih besar

(provinsi).Dari analisis tersebut dapat diketahui sektor-sektor yang masih memungkinkan

untuk dikembangkan.

Metode analisis shift share diawali dengan perubahan nilai tambah (value added)

suatu sektor (i) antara dua periode, yaitu periode tahun dasar 0 dan periode tahun t yang dapat

dirumuskan sebagai berikut:

𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖𝑡 = 𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖

0 + ∆𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖atau

∆𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖𝑡 = 𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖

𝑡 − 𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖0…(1)

Dimana:

𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖𝑡 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑖 𝑑𝑖 𝐾𝑎𝑏𝑢𝑝𝑎𝑡𝑒𝑛 𝑊𝑎𝑟𝑜𝑝𝑒𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑡

𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖0 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑖 𝑑𝑖 𝐾𝑎𝑏𝑢𝑝𝑎𝑡𝑒𝑛 𝑊𝑎𝑟𝑜𝑝𝑒𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑠𝑖 2003

Page 13: Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 2011

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 13

∆𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖𝑡 = 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑖 𝑑𝑖 𝐾𝑎𝑏𝑢𝑝𝑎𝑡𝑒𝑛 𝑊𝑎𝑟𝑜𝑝𝑒𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑡

i = 1, 2, …, 9 (sembilan sektor ekonomi)

Persamaan (1) dapat diperluas menjadi:

∆𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖𝑡 = 𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖

0 (𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡

𝑃𝐷𝑅𝐵0− 1) + 𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖

0 (𝑁𝑇𝐵𝑖

𝑡

𝑁𝑇𝐵𝑖0 −

𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡

𝑃𝐷𝑅𝐵0)

+𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖0 (

𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖𝑡

𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖0 −

𝑁𝑇𝐵𝑖𝑡

𝑁𝑇𝐵𝑖0) … (2)

Persamaan (2) di atas didasarkan pada asumsi dasar bahwa pertumbuhan ekonomi suatu

daerah kabupaten dipengaruhi oleh tiga komponen utama yaitu:

1. Pertumbuhan ekonomi provinsi

2. Pertumbuhan sektoral (industrial mix component)

3. Pertumbuhan daya saing wilayah (competitive efect component)

Komponen pertama (pertumbuhan ekonomi provinsi) menggambarkan perubahan

output suatu wilayah yang disebabkan oleh perubahan ekonomi provinsi, perubahan kebijakan

ekonomi daerah atau perubahan dalam faktor-faktor yang mempengaruhi seluruh wilayah dan

sektor secara seragam.

Komponen kedua (pertumbuhan sektoral) muncul karena adanya permintaan output

akhir, ketersediaan bahan baku, kebijakan sektoral serta perilaku dan kinerja struktur pasar

setiap sektor ekonomi daerah.

Komponen ketiga (pertumbuhan daya saing wilayah) terjadi karena peningkatan atau

penurunan output atau pendapatan suatu wilayah yang lebih cepat atau lebih lambat dari

wilayah lainnya. Ini ditentukan oleh keunggulan komparatif, akses ke pasar input dan output,

dukungan kelembagaan, infrastruktur sosial dan ekonomi dan kebijakan ekonomi daerah.

Page 14: Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 2011

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 14

Alat ukur analisis Shift Share yang digunakan untuk menganalisis posisi suatu daerah adalah:

a. Pangsa Regional (PR), untuk melihat struktur atau posisi relatif suatu daerah dalam

kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi menyeluruh di Papua. PR dirumuskan sebagai

berikut:

𝑃𝑅𝑖 = 𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖0 (

𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡

𝑃𝐷𝑅𝐵0− 1)

b. Analisis Pergeseran, yang terdiri dari:

Industrial mix component/ Proportional Shift (PS), yaitu perubahan secara

proporsional, untuk mengukur sejauh mana pertumbuhan ouput pada suatu sektor

kabupaten berbeda dengan pertumbuhan output pada sektor yang sama di tingkat

provinsi. PS dirumuskan sebagai berikut:

𝑃𝑆𝑖 = 𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖0 (

𝑁𝑇𝐵𝑖𝑡

𝑁𝑇𝐵𝑖0 −

𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡

𝑃𝐷𝑅𝐵0)

Dengan analisis PS dapat diketahui besarnya konsentrasi provinsi pada sektor-sektor

yang mengalami pertumbuhan tinggi atau lamban pada tingkat nasional.

Competitive Effect Component/ Different Shift (DS), yaitu pergeseran yang berbeda

antara satu kabupaten dengan kabupaten lainnya, untuk mengukur seberapa jauh output

pada suatu sektor di suatu kabupaten memiliki laju pertumbuhan yang lebih tinggi

daripada laju pertumbuhan pada sektor yang sama di kabupaten lain. Perbedaan ini

mencerminkan perbedaan dalam locational advantage position (posisi keuntungan

lokasi) suatu wilayah. DS dirumuskan sebagai berikut:

𝐷𝑆𝑖 = 𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖0 (

𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖𝑡

𝑁𝑇𝐵𝐾𝑖0 −

𝑁𝑇𝐵𝑖𝑡

𝑁𝑇𝐵𝑖0)

Dengan analisis Different Shift (DS) dapat diteliti apakah pertumbuhan output

pada suatu sektor lebih kecil atau lebih besar daripada pertumbuhan ekonomi provinsi

rata-rata untuk sektor yang sama. Dengan kata lain, apakah pergeseran pangsa output

Page 15: Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 2011

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 15

suatu sektor di suatu provinsi relatif terhadap perubahan pangsa output pada sektor yang

sama pada di tingkat provinsi.

Keterangan:

𝑁𝑇𝐵𝑖𝑡 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 𝑃𝑎𝑝𝑢𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑡

𝑁𝑇𝐵𝑖0 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 𝑃𝑎𝑝𝑢𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑠𝑖 2003

𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡 = 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝐷𝑜𝑚𝑒𝑠𝑡𝑖𝑘 𝑅𝑒𝑔𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝐵𝑟𝑢𝑡𝑜 𝑃𝑎𝑝𝑢𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑘𝑒 𝑡

𝑃𝐷𝑅𝐵0 = 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝐷𝑜𝑚𝑒𝑠𝑡𝑖𝑘 𝑅𝑒𝑔𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝐵𝑟𝑢𝑡𝑜 𝑃𝑎𝑝𝑢𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2003

i = 1, 2, …, 9 (sembilan sektor ekonomi dalam PDRB)

Berdasarkan nilai PS dan DS sektor – sektor dalam suatu daerah dapat dikelompokkan

menjadi empat kategori sebagai berikut:

Gambar 2. Kategori Sektor Berdasarkan Nilai PS dan DS

1. Kategori I (PS positif dan DS positif) adalah sektor dengan pertumbuhan sangat

pesat.

2. Kategori II (PS negatif dan DS positif) adalah sektor yang kecepatan

pertumbuhannya terhambat namun daya saingnya kuat.

3. Kategori III (PS positif dan DS negatif) adalah sektor yang mempunyai

pertumbuhan cepat namun daya saingnya lemah.

Page 16: Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 2011

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 16

4. Kategori IV (PS negatif dan DS negatif) adalah sektor dengan daya saing lemah

dan juga peranan terhadap wilayah rendah.

Beberapa pakar merasa perlu memperluas analisis yang memperhitungkan efek

komposisi industri dengan menguraikan DS yang ada. Oleh sebab itu, Esteban – Marquillas

memperkenalkan konsep homothetic employment, yaitu jumlah atau perubahan pendapatan

yang diharapkan di sektor i wilayah j, yang diberi notasi 𝐸𝑖𝑗′′. Homothetic employment dapat juga

diartikan sebagai wilayah (Eij) bila struktur wilayah sama dengan struktur provinsi atau Eij yang

diharapkan. Rumus yang dipakai untuk memperoleh nilai homothetic employment adalah:

𝐸𝑖𝑗′′ = 𝐸𝑗 (

𝐸𝑖𝑛

𝐸𝑛)

Nilai HE digunakan untuk menguraikan PR yang terdiri dari allocation effect (AE) dan

pangsa regional effect (PRE).

𝐴𝐸𝑖𝑗 = (𝐸𝑖𝑗 − 𝐸𝑖𝑗′′)(𝑟𝑖𝑗 − 𝑟𝑖𝑛)

𝑃𝑅𝐸𝑖𝑗′ = 𝐸𝑖𝑗

′′(𝑟𝑖𝑗 − 𝑟𝑛)

Dimana:

(𝐸𝑖𝑗 − 𝐸𝑖𝑗′′)1adalah spesialisasi yang muncul apabila variabel wilayah aktual Eij lebih besar

dari variabel yang diharapkan.

(𝑟𝑖𝑗 − 𝑟𝑖𝑛)2adalah keunggulan kompetitif yang muncul apabila laju pertumbuhan sektor

regional lebih besar dari laju pertumbuhan provinsi.

Keterangan:

𝑟𝑖𝑗adalah tingkat pertumbuhan sektor i antar tahun selama 2003 – 2011 kabupaten

Waropen

1 Nilai rata-rata dari nilai antar tahun selama periode 2003 – 2011. 2 Nilai rata-rata dari nilai antar tahun selama periode 2003 – 2011.

Page 17: Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 2011

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 17

𝑟𝑖𝑛adalah tingkat pertumbuhan sektor i antar tahun selama 2003 – 2011 Provinsi Papua

𝑟𝑛adalah tingkat pertumbuhan sektor i antar tahun selama 2003 – 2011 Provinsi Papua

𝐸𝑗adalah PDRB riil Kabupaten Waropen tahun ke t

𝐸𝑖𝑛adalah NTB riil sektor i Provinsi Papua tahun ke t

𝐸𝑛adalah PDRB riil Provinsi Papua tahun ke t

Menurut Olzen dan Herzog (1997) AE mempunyai empat kemungkinan, yaitu:

1. (𝐸𝑖𝑗 − 𝐸𝑖𝑗′′) > 0 dan (𝑟𝑖𝑗 − 𝑟𝑖𝑛) > 0 = specialized, competitive advantage (S, CA)

2. (𝐸𝑖𝑗 − 𝐸𝑖𝑗′′) > 0 dan (𝑟𝑖𝑗 − 𝑟𝑖𝑛) < 0 = specialized, competitive disadvantage (S, CD)

3. (𝐸𝑖𝑗 − 𝐸𝑖𝑗′′) < 0 dan (𝑟𝑖𝑗 − 𝑟𝑖𝑛) > 0 = not specialized, competitive advantage (NS, CA)

4. (𝐸𝑖𝑗 − 𝐸𝑖𝑗′′) < 0 dan (𝑟𝑖𝑗 − 𝑟𝑖𝑛) < 0 = not specialized, competitive disadvantage (NS,

CD)

Sektor yang spesialisasi dan kompetitif adalah sektor unggulan daerah dan mampu

bersaing dengan sektor yang sama di daerah lain. Sektor yang spesialisasi tetapi tidak

kompetitif adalah sektor unggulan tetapi produk yang dihasilkan tidak mampu bersaing

dengan daerah lain. Sektor yang tidak spesialisasi tetapi kompetitif adalah sektor yang bukan

unggulan tetapi produk yang dihasilkan mampu bersaing dengan daerah lain. Sektor yang

tidak spesialisasi dan tidak kompetitif adalah sektor yang bukan unggulan dan tidak mampu

bersaing dengan daerah lain.

3.2.2 Analisis Location Quotients (LQ)

Location Quotients (LQ) ini merupakan suatu teknik yang digunakan untuk

memperluas shift share, teknik ini membantu kita untuk menentukan kapasitas ekspor

perekonomian daerah dan derajat self-suficiency suatu sektor.

Dalam teknik ini kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi menjadi dua golongan, yaitu:

Page 18: Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 2011

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 18

1. Kegiatan ekonomi atau industri yang melayani pasar di daerah itu sendiri maupun di luar

daerah yang bersangkutan. Industri seperti ini dinamakan industry basic.

2. Kegiatan ekonomi atau industri yang mengalami pasar di daerah tersebut saja, jenis ini

dinamakan industry non basicatau industri lokal.

Dasar pemikiran teknik ini adalah teori economic base yang intinya adalah: karena

industri basik menghasilkan barang-barang dan jasa untuk pasar di daerah maupun di luar

daerah yang bersangkutan, maka penjualan ke luar daerah akan menghasilkan pendapatan bagi

daerah tersebut. Terjadinya arus pendapatan dari luar daerah ini menyebabkan terjadinya

kenaikan konsumsi dan investasi di daerah tersebut, dan pada gilirannya akan menaikkan

pendapatan dan menciptakan kesempatan kerja baru. Peningkatan pendapatan tersebut tidak

hanya menaikkan permintaan terhadap industry basic, tetapi juga menaikkan permintaan

akanindustry non basic atau lokal. Kenaikan permintaan ini akan mendorong kenaikan

investasi pada industri yang bersangkutan sehingga investasi modal dalam sektor industri lokal

merupakan investasi yang didorong sebagai akibat dari industry basic. Oleh karena itu, industri

basik-lah yang patut dikembangkan di suatu daerah.

Untuk keperluan ini dipakai LQ, yaitu usaha mengukur konsentrasi dari suatu

kegiatan ekonomi dalam suatu daerah dengan cara membandingkan peranannya dalam

perekonomian daerah itu dengan peranan kegiatan atau industri sejenis dalam perekonomian

nasional. Adapun rumus LQ adalah:

𝐿𝑄 =

𝑉𝑖𝑘𝑉𝑘

𝑉𝑖𝑝𝑉𝑝

Dimana:

𝑉𝑖𝑘 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 2000 𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑖 𝑑𝑖 𝐾𝑎𝑏𝑢𝑝𝑎𝑡𝑒𝑛 𝑊𝑎𝑟𝑜𝑝𝑒𝑛

𝑉𝑘 = 𝑃𝐷𝑅𝐵 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 2000 𝐾𝑎𝑏𝑢𝑝𝑎𝑡𝑒𝑛 𝑊𝑎𝑟𝑜𝑝𝑒𝑛

𝑉𝑖𝑝 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 2000 𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑖 𝑑𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 𝑃𝑎𝑝𝑢𝑎

Page 19: Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 2011

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 19

𝑉𝑝 = 𝑃𝐷𝑅𝐵 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 2000 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 𝑃𝑎𝑝𝑢𝑎

Nilai LQ mulai dari 0, dengan nilai 1 sebagai patokan. Nilai 1 menyatakan bahwa

pangsa sektor di daerah bagian sama dengan pangsa sektor di daerah himpunan. Jika nilai LQ

lebih kecil dari 1, berarti sektor tersebut bukanlah sektor unggulan bagi daerah, karena masih

kalah dengan sektor itu di daerah lain dalam daerah himpunannya. Jika nilai LQ lebih besar

dari 1, maka sektor itu merupakan sektor unggulan bagi daerah dan mampu bersaing dengan

sektor yang sama di daerah lain dalam daerah himpunan.

Page 20: Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 2011

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 20

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Pergeseran dan Peranan Sektor Ekonomi Daerah

4.1.1 Efek Pertumbuhan Provinsi

Tabel 1. Efek Pertumbuhan Provinsi Terhadap Perekonomian Kab. Waropen 2003-2011

No. SEKTOR EKONOMI 2003 - 2011 (1) (2) (3)

1 P E R T A N I A N 0.13

2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 0.00

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 0.00

4 LISTRIK DAN AIR BERSIH 0.00

5 B A N G U N A N 0.03

6 PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 0.02

7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 0.01

8 KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN

0.00

9 JASA-JASA 0.05

Total 0.24

Sumber: BPS, diolah.

Berdasarkan tabel 3, diperoleh bahwa besarnya pengaruh tingkat pertumbuhan provinsi

Papua terhadap PDRB riil Waropen adalah sebesar Rp 0.24 Milyar. Jika dilihat keadaan per

sektornya, ternyata efek terbesar terjadi kepada sektor pertanian sebesar Rp 0.13 Milyar

Page 21: Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 2011

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 21

4.1.2 Efek Bauran Industri/Proportional Shift (PS)

Tabel 2. Efek Bauran Industri (Industrial Mix/Proportional Shift)

Pada Perekonomian Kabupaten Waropen

No. SEKTOR EKONOMI Proportional Shift

2003 - 2011 (1) (2) (3)

1 P E R T A N I A N 10.73

2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

-0.52

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 0.15

4 LISTRIK DAN AIR BERSIH 0.13

5 B A N G U N A N 14.04

6 PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN

4.93

7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI

4.89

8 KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN

2.96

9 JASA-JASA 19.21

Total 56.53

Secara umum, hasil penghitungan proportional shift menunjukkan nilai positif, yaitu

sebesar Rp 56.53 Milyar. Artinya, distribusi sektoral di tingkat provinsi menyebabkan

bertambahnya nilai PDRB riil Waropen sebesar Rp 56.53 Milyar. Walaupun secara total

peranan distribusi sektoral di tingkat provinsi terhadap pertumbuhan sektoral Kabupaten

Waropen adalah positif, namun sektor pertambangan dan penggalian pengaruhnya negatif. Hal

ini berarti bahwa sektor tersebut belum banyak dikembangkan lebih maju lagi.

Page 22: Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 2011

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 22

4.1.3 Differential Shift (DS)

Tabel 3.Differential Shift Sektor Ekonomi Pada Perekonomian Kab. Waropen

No. SEKTOR EKONOMI Differential Shift

2003 - 2011 (1) (2) (3)

1 P E R T A N I A N 1.48

2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 1.51

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 0.20

4 LISTRIK DAN AIR BERSIH -0.01

5 B A N G U N A N 7.29

6 PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 1.26

7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI -1.61

8 KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN

-0.63

9 JASA-JASA 21.30

Total 30.76

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh hasil bahwa secara umum perekonomian

Waropen mempunyai daya saing yang lebih tinggi daripada perekonomian Provinsi Papua. Hal

ini bisa dilihat dari nilai differential shift dari PDRB (DS) yang positif. Jika ditinjau keadaan

persektor, ternyata hanya sektor Listrik dan Air Bersih, Pengangkutan dan Komunikasi,

Keuangan, dan Jasa-jasa yang mempunyai daya saing yang lebih rendah atau lemah

dibandingkan sektor yang sama pada tingkat provinsi. Hal ini terlihat dari nilai DS yang

negatif.

Sementara itu, enam sektor lainnya mempunyai nilai DS yang positif. Artinya, mempunyai

daya saing yang lebih tinggi atau sama dibandingkan sektor-sektor yang sama pada tingkat

provinsi.

Page 23: Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 2011

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 23

Tabel 4. Kombinasi PS dan DS Pada Sektor Usaha Pada Perekonomian Waropen

No. SEKTOR EKONOMI Proportional Shift

2003 - 2010 Differential Shift

2003 - 2010 (1) (2) (3) (4)

1 P E R T A N I A N + +

2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

- +

3 INDUSTRI PENGOLAHAN +(0) +(0)

4 LISTRIK DAN AIR BERSIH +(0) -

5 B A N G U N A N + +

6 PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN + +

7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI

+ -

8 KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN + _

9 JASA-JASA + +

Berdasarkan kombinasi nilai PS dan DS, maka dapat disimpulkan bahwa sektor Pertanian,

sektor Bangunan, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, sektor Jasa-jasa dan sektor Industri

Pengolahan3 adalah sektor-sektor yang pertumbuhannya pesat. Sedangkan sektor

Pertambangan dan Penggalian adalah sektor yang pertumbuhannya terhambat namun daya

saing kuat. Sektor Pengangkutan, sektor Pengangkutan, sektor Keuangan, dan sektor Listrik

dan Air Bersih adalah sektor yang pertumbuhannya cepat tapi daya saingnya lemah.

3 Nilai PS dan DS mendekati nol, artinya sektor pertumbuhan pesat tapi tidak signifikan.

Page 24: Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 2011

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 24

4.2 Klasifikasi Sektor Menurut Kriteria Pertumbuhan

Tabel 5. Kemungkinan Allocation Effect Menurut Olzen dan Herzog

Studi Kasus Perekonomian Waropen 2003 - 2011

No Sektor Ekonomi Eij-E"ij rij-rin Kategori4

1 P E R T A N I A N -1,645.63 0.12 NS,CA

2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN -4,920.91 12.17 NS,CA

3 INDUSTRI PENGOLAHAN -243.67 3.01 NS,CA

4 LISTRIK DAN AIR BERSIH -22.19 0.57 NS,CA

5 B A N G U N A N -727.60 5.51 NS,CA

6 PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN -667.31 1.71 NS,CA

7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI -652.82 -3.57 NS,CD

8 KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN -262.51 -2.96 NS,CD

9 JASA-JASA -862.70 7.71 NS,CA

Berdasarkan table di atas, ternyata di pada perekonomian Kabupaten Waropen tidak

ada satupun sektor ekonomi yang berkategori S,CA. Dan menurut kriteia Olzen dan Herzog

ternyata ada dua sektor yang lemah pada perekonomian Waropen yang berkategori NS,CD

yakni sektor Pengangkutan dan Komunikasi dan sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan, artinya kedua sektor tersebut tidak menjadi spesialisasi dan tidak memiliki daya

saing. Sedangkan ketujuh sektor ekonomi lainnya masuk ke dalam kategori NS, CA yang

berarti tidak terspesialisasi tetapi masih memiliki daya saing.

4 S = Specialized, CA = Competitve Advantage, NS = Not Specialized, dan CD = Competitive Disadvantage

Page 25: Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 2011

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 25

4.3 Analisis LQ

Tabel 6. LQ Setiap Sektor Ekonomi Kabupaten Waropen

SEKTOR EKONOMI 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2003-2011

P E R T A N I A N 3.76 2.88 3.59 2.61 2.48 2.22 2.46 2.04 1.69 3.02

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 0.02 0.03 0.02 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.04 0.03

INDUSTRI PENGOLAHAN 0.35 0.27 0.35 0.26 0.27 0.26 0.28 0.25 0.20 0.31

LISTRIK DAN AIR BERSIH 1.93 1.44 1.81 1.38 1.35 1.20 1.27 1.02 0.81 1.46

B A N G U N A N 2.78 1.74 2.38 2.40 2.69 2.28 2.48 1.90 1.63 2.38

PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 1.60 1.22 1.60 1.21 1.20 1.08 1.15 0.95 0.79 1.32

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 1.25 0.89 1.10 0.79 0.73 0.62 0.65 0.52 0.43 0.94

KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN

1.39 0.94 1.28 0.94 0.76 0.63 0.55 0.52 0.50 0.93

JASA-JASA 4.06 3.24 4.52 3.44 3.22 2.84 3.24 3.18 2.87 3.48

Berdasarkan tabel LQ di atas, pada periode 2003 - 2011 ternyata terdapat lima sektor

ekonomi saja yang memiliki nilai LQ yang cukup signifikan, yakni sektor Pertanian, sektor

Listrik dan Air Bersih, sektor Bangunan, sektor Perdagangan dan sektor Jasa-jasa. Artinya, dari

sudut pandang LQ, kelima sektor tersebut memiliki keunggulan bagi daerah dan mampu

bersaing dengan sektor yang sama di daerah lain dalam Provinsi Papua.

4.4 Analisis Keseluruhan Kriteria

Berdasarkan irisan berbagai kriteria untuk identifikasi sektor unggul di Kabupaten

Waropen yang telah dijelaskan pada bab – bab sebelumnya, teridentifikasi satu sektor unggulan

yang layak untuk dikembangkan dan sesuai dengan keadaan wilayah geografi Waropen yang

merupakan wilayah pesisir dan masih banyak hutan-hutan yang belum termanfaatkan dengan

baik, maka penulis merekomendasikan bahwa sektor unggulan yang tepat untuk dikembangkan

bagi Kabupaten Waropen adalah sektor Pertanian.

Page 26: Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 2011

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 26

4.4.1 Analisis Subsektor Pertanian

Tabel 7. Proportional Shift Sektor Ekonomi Pada Perekonomian Kab. Waropen

No. SUBSEKTOR PERTANIAN Proportional Shift

2003 - 2011 (1) (2) (3)

1 Tanaman Bahan Makanan 3.51

2 Tanaman Perkebunan 2.80

3 Peternakan dan Hasil-hasilnya 1.19

4 Kehutanan -0.41

5 Perikanan 0.44

Secara umum, hasil penghitungan proportional shift hanya subsektor Kehutanan saja yang

menunjukkan nilai negatif, hal ini berarti bahwa sektor tersebut belum banyak dikembangkan

lebih maju lagi. Sedangkan keempat subsektor lainnya menunjukkan nilai positif, artinya

pertumbuhan yang terjadi meningkat seiring dengan pertumbuhan subsektor yang sama pada

tingkat provinsi.

Tabel 8. Differential Shift Sektor Ekonomi Pada Perekonomian Kab. Waropen

No. SUBSEKTOR PERTANIAN Differential Shift

2003 - 2011 (1) (2) (3)

1 Tanaman Bahan Makanan 3.90

2 Tanaman Perkebunan -1.36

3 Peternakan dan Hasil-hasilnya 0.07

4 Kehutanan 2.23

5 Perikanan -0.17

Berdasarkan hasil perhitungan differential shift, ternyata subsektor Tanaman Perkebunan

dan Perikanan memiliki daya saing lebih rendah atau lemah dibandingkan sektor yang sama

pada tingkat provinsi.

Page 27: Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 2011

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 27

Sementara itu, subsektor Tanaman Bahan Makanan, Peternakan5, dan Kehutanan

mempunyai nilai DS yang positif. Artinya, mempunyai daya saing yang lebih tinggi atau sama

dibandingkan sektor-sektor yang sama pada tingkat provinsi.

Tabel 9. Kombinasi PS dan DS Pada Sektor Usaha Pada Perekonomian Waropen

No. SUBSEKTOR PERTANIAN Proportional Shift

2003 - 2011

Differential Shift 2003 - 2011

(1) (2) (3) (3)

1 Tanaman Bahan Makanan + +

2 Tanaman Perkebunan - +

3 Peternakan dan Hasil-hasilnya +(0) +

4 Kehutanan + -(0)

5 Perikanan -(0) +(0)

Berdasarkan kombinasi nilai PS dan DS, maka dapat disimpulkan bahwa subsektor

Tanaman Bahan Makanan dan Peternakan adalah subsektor yang pertumbuhannya pesat pada

sektor Pertanian. Sedangkan subsektor Tanaman Perkebunan dan Perikanan adalah subsektor

yang pertumbuhannya terhambat namun daya saing kuat. Subsektor Kehutanan adalah

subsektor yang pertumbuhannya cepat tapi daya saingnya lemah.

Tabel 10. Kemungkinan Allocation Effect Menurut Olzen dan Herzog

Studi Kasus Perekonomian Waropen 2003 - 2011

No Sektor Ekonomi Eij-E"ij rij-rin Kategori6

1 Tanaman Bahan Makanan -802.39 2.58 NS,CA

2 Tanaman Perkebunan -73.30 -3.03 NS,CD

3 Peternakan dan Hasil-hasilnya -109.35 0.77 NS,CA

4 Kehutanan -228.29 1.59 NS,CA

5 Perikanan -432.31 -2.24 NS,CD

Berdasarkan tabel di atas, ternyata di pada sektor Pertanian Kabupaten Waropen tidak

ada satupun subsektor ekonomi yang berkategori S,CA. Dan menurut kriteia Olzen dan Herzog

5 Nilai DS subsektor peternakan disekitar nol, artinya daya saing yang dimiliknya tidak signifikan. 6 S = Specialized, CA = Competitve Advantage, NS = Not Specialized, dan CD = Competitive Disadvantage

Page 28: Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 2011

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 28

ternyata ada dua subsektor yang lemah pada sektor Pertanian Waropen yang berkategori

NS,CD yakni Tanaman Perkebunan dan Perikanan, artinya kedua subsektor tersebut tidak

menjadi spesialisasi dan tidak memiliki daya saing. Sedangkan ketiga subsektor lainnya masuk

ke dalam kategori NS, CA, yakni Tanaman Bahan Makanan, Peternakan dan Kehutanan, yang

berarti tidak terspesialisasi tetapi masih memiliki daya saing.

Tabel 11. LQ Sub Sektor Pertanian Kabupaten Waropen

SUBSEKTOR 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2003-2011

Tanaman Bahan Makanan 2.61 2.10 2.67 2.03 1.91 1.70 1.92 1.68 1.42 2.61

Tanaman Perkebunan 9.45 6.69 8.16 5.94 5.33 4.53 4.87 3.99 3.19 9.45

Peternakan dan Hasil-hasilnya 3.12 2.44 3.07 2.33 2.14 1.92 2.07 1.70 1.39 3.12

Kehutanan 10.37 8.18 10.63 7.66 7.41 7.08 7.62 6.13 5.12 10.37

Perikanan 0.50 0.35 0.42 0.30 0.30 0.27 0.29 0.24 0.20 0.50

Berdasarkan tabel LQ di atas, pada periode 2003 - 2011 ternyata terdapat empat sektor

ekonomi saja yang memiliki nilai LQ yang cukup signifikan, yakni subsektor Tanaman Bahan

Makanan, Tanaman Perkebunan, Peternakan, dan Kehutanan. Artinya, dari sudut pandang LQ,

keempat sektor tersebut memiliki keunggulan bagi daerah dan mampu bersaing dengan sektor

yang sama di daerah lain dalam Provinsi Papua. Sedangkan subsektor Perikanan tidak

memiliki keunggulan dan daya saing, terlihat dari nilai LQ kurang dari satu.

Berdasarkan irisan berbagai kriteria untuk identifikasi subsektor unggulan pada sektor

Pertanian, teridentifikasi satu subsektor unggulan yang signifikan berpengaruh pada sektor

Pertanian, yaitu subsektor Tanaman Bahan Makanan. Walaupun demikian, subsektor lainnya

pun dapat didongkrak karena masih dalam kerangka pembangunan pertanian yang sama dan

bisa meningkatkan output dari Pertanian sesuai keadaan geografi Kabupaten Waropen.

Page 29: Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 2011

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 29

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari pembahasan dan analisis yang telah dibahas dapai diambil konklusi

sebagai berikut:

1. Berdasarkan irisan berbagai kriteria untuk identifikasi Sektor unggul di Kabupaten

Waropen teridentifikasi adanya satu sektor unggulan yang layak untuk dikembangkan,

yaitu Sektor Pertanian. Hal demikian tepatlah karena keadaan wilayah geografi

Waropen yang terdapat hutan yang luas, pegunungan, dan pesisir pantai.

2. Identifikasi subsektor unggulan pada sektor Pertanian, teridentifikasi satu subsektor

unggulan yang signifikan berpengaruh pada sektor Pertanian, yaitu subsektor Tanaman

Bahan Makanan. Walaupun demikian, subsektor lainnya pun dapat didongkrak karena

masih dalam kerangka pembangunan pertanian dan bisa meningkatkan output dari

Pertanian sesuai keadaan geografi Kabupaten Waropen.

5.2 Saran

Dari kesimpulan di atas maka dapat diberikan saran sebagai berikut:

1. Pemerintah Daerah Kabupaten Waropen harus memberikan stimulus dan lebih

menekankan pembangunan pada Sektor Pertanian.

2. Tulisan ini mencoba menyajikan kriteria sektor unggulan Kabupaten Waropen, dimana

sajian lebih condong ke penentuan sektor unggulan dan potensial.

Page 30: Identifikasi Sektor Unggulan Waropen 2011

Identifikasi Sektor Unggulan di Waropen 2011 30

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi

Daerah.Yogyakarta: BPFE.

Badan Pusat Statistik. Statistik Indonesia.Jakarta, berbagai edisi.

Badan Pusat Statistik Provinsi DIY.Daerah Dalam Angka Provinsi DIY.Yogyakarta, berbagai

edisi.

Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan.Analisa Kesenjangan Ekonomi Sulawesi

Selatan 1993 – 1999. Sulawesi Selatan.

Dumairy. 1999. Perekonomian Indonesia. Jakarta : Erlangga.

Djojohadikusumo, Sumitro. 1994. Dasar Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi

Pembangunan.Jakarta: LP3ES.

Fauzi, Muhammad Musyaffak. 1999.Perubahan Struktur Ekonomi dan Penentuan Sektor

Unggulan di Provinsi Jawa Timur periode 1987-1997[Tesis].Yogyakarta.Program

Pasca Sarjana UGM Yogyakarta. (tidak dipublikasikan).

Kuntoro, Mohamad Ardi. 2003. Analisis Pergeseran Struktur Ekonomi dan Penentuan Sektor

Unggulan di Provinsi DI Yogyakarta [Skripsi]. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.

Richardson, Harry. 1991.Dasar-dasar Ilmu Ekonomi Regional. Jakarta: Lembaga Penerbit

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Ropingi dan Listiarini, Dyah. 2003.Penentuan Sektor Unggulan Di Kabupaten Pati Berdasar

Analisis LQ dan Shift Share. JPP, Vol. 3. No.2, Desember 2003: 57 – 70.

Situmorang, Martina. 2005. Evaluasi Kuantita – Kualitas Pertumbuhan Ekonomi Provinsi

Sumatera Utara Tahun 1993 - 2003 [Skripsi]. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.

Tambunan, Tulus. 2001.Perekonomian Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Todaro, Michael. 1984.Ilmu Ekonomi Bagi Negara Sedang Berkembang: Buku I.Jakarta:

Akademi Pressindo.

Todaro, Michael. 1984. Ilmu Ekonomi Bagi Negara Sedang Berkembang: Buku II. Jakarta:

Akademi Pressindo.

Urai, Nursinah Amal. 2000.Pergeseran Struktur Ekonomi Regional Analisa Shift Share

Yuwono, Prapto. 1999.Penentuan Sektor Unggulan Daerah Menghadapi Implementasi UU

22/1999 dan UU 25/1999.Kritis Vol. XII No.2