Top Banner
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK FOUR-TIER PADA KONSEP HUKUM NEWTON DAN PENERAPANNYA TERHADAP SISWA KELAS X DI SMAN 5 KOTA SERANG Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Lika Tia Amalia NIM 1111016300024 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018
154

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

Oct 26, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

FOUR-TIER PADA KONSEP HUKUM NEWTON DAN PENERAPANNYA

TERHADAP SISWA KELAS X DI SMAN 5 KOTA SERANG

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu

Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Lika Tia Amalia

NIM 1111016300024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

Page 2: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

i

i

Page 3: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

ii

ii

Page 4: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

iii

iii

Page 5: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

i

i

ABSTRAK

Lika Tia Amalia, 11110163000024, Identifikasi Miskonsepsi Menggunakan Tes

Diagnostik Four-Tier pada Konsep Hukum Newton dan Penerapannya Siswa

Kelas X Di SMAN 5 Kota Serang, Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika,

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada konsep

hukum Newton menggunakan tes diagnostik four-tier. Metode penelitian yang

digunakan adalah metode deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X IPA 1,

X IPA2, dan X IPA 3 di SMAN 5 Kota Serang pada tahun ajaran 2017/2018 yang

berjumlah 90 siswa. Data tes diagnostik four-tier dikumpulkan menggunakan four-tier

untuk mengidentifikasi pemahaman konsep siswa ke dalam paham konsep, tidak

paham, miskonsepsi dan eror (4 Kategori). Pada kategori miskonsepsi terbanyak

terdapat pada indikator yang menjelaskan aplikasi hukum III Newton dalam kehidupan

sehari-hari sebesar 30% dan terendah pada indikator pembelajaran mendeskripsikan

pengertian gaya dengan persentase sebesar 1,66%.

Page 6: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

ii

ii

ABSTRACT

Lika Tia Amalia, 11110163000024, The identification of student’s Misconception

on Newton's Laws Concepts and Aplication Using a Diagnostic Test Four-Tier of

Class X at SMAN 5 Serang City, BA Thesis, Study Program of Physic Education,

Department of Natural Science Education, Faculty of Tarbiya and Teachers’

Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta 2018.

This study aims to identify student misconceptions on Newton's laws concepts

and aplication using four-tier diagnostic tests. The method used is descriptive method.

The subjects of this study were students of class X IPA 1, X IPA2, and X IPA 3 in SMAN

5 Serang City in the academic year 2017/2018 which amounted to 90 students. Four-

tier diagnostic test data were collected using a four-tier to identify students' conceptual

understandings into conceptual notions, misunderstandings, misconceptions and

errors (4 Categories). In the category of misconception most found in the indicators

that explain the application of Newton's law III in daily life by 30% and the lowest on

the learning indicator describes the sense of style with a percentage of 1.66%.

Page 7: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

iii

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatu

Alhamdulillahirobbil alamin, segala puji bagi Allah yang telah memberikan

kita nikmat sehat, iman, dan islam kepada hamba-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan karya ilmiah di bidang pendidikan dalam bentuk skripsi ini. Shalawat

dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah

membawa umatnya ke jaman yang penuh dengan pengetahuan.

Penulis sangat menyadari bahwa selesainya penyusunan skripsi ini tidak

terlepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Orang tua penulis khususnya Bapak dan Ibu tercinta, Bapak Listura Samsudin dan

Ibu Kartini yang tak henti-hentinya mendoakan, memberikan saran, memotivasi

dan memberikan dukungannya baik moril maupun materil kepada penulis.

Kakakku Dalillah K.H yang telah memberikan doa dan dukungannya selama

penulis menempuh pendidikan.

2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(FITK).

3. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dwi Nanto, Ph.D selaku Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Fisika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Fathiah Alatas, M.Si selaku dosen pembimbing dengan kesabaran dan

perhatian telah banyak memberikan saran dan motivasi dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Page 8: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

iv

iv

6. Bapak dan Ibu Dosen, atas ilmu bimbingannya selama penulis mengikuti

perkuliahan di Jurusan Pendidikan IPA.

7. Kepala SMAN 5 Kota Serang Drs. Suparman, M.M yang telah memberikan izin

kepada penulis untuk penelitian skripsi ini, Ibu Sri Hartini guru fisika SMAN 5

Kota Serang. Serta siswa SMAN 5 Kota Serang atas kerjasamanya dalam

pembuatan instrumen penelitian.

8. Teman-teman fisika angkatan 2011 yang tidak dapat disebutkan satu persatu,

semoga kita tetap menjadi keluarga, semangat untuk kita semua.

9. Para sahabat tercinta Azmah Auliya, Amelia Desmayanti, Amilita Medisa, Diyah

Fatmawati, Eneng Nurjannah, Merydhila Hapsari, dan Diyono yang selalu

memberikan dukungan ada saat penulis terpuruk sekalipun

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Meskipun

demikian penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam mengerjakannya. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada

umumnya.

Jakarta, Mei 2018

Penulis

Page 9: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

v

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................................... i

ABSTRACT .................................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. x

BAB 1 ........................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah .......................................................................................... 5

D. Perumusan Masalah ........................................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 6

BAB II ........................................................................................................................... 7

KAJIAN TEORITIK DAN KERANGKA PIKIR ........................................................ 7

A. Kajian Teoritik ................................................................................................... 7

1. Konsep ............................................................................................................ 7

2. Miskonsepsi dalam Pembelajaran Fisika ..................................................... 10

Page 10: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

vi

vi

3. Tes Diagnostik .............................................................................................. 16

4. Tes Diagnostik Four-tier .............................................................................. 17

5. Hukum Newton dan Penerapannya .............................................................. 19

B. Penelitian Relevan ............................................................................................ 24

C. Kerangka Berpikir ............................................................................................ 26

BAB III ....................................................................................................................... 28

METODOLOGI PENELITIAN .................................................................................. 28

A. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................................... 28

B. Metode dan Alur Penelitian ............................................................................. 28

1. Metode penelitian ......................................................................................... 28

2. Alur penelitian .............................................................................................. 28

C. Populasi dan Sampel ........................................................................................ 29

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 30

E. Instrumen Pengumpulan Data .......................................................................... 30

F.Kalibrasi Instrumen .............................................................................................. 31

G. Teknik Analisis Data ........................................................................................ 32

BAB IV ....................................................................................................................... 34

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................................... 34

A. Hasil Penelitian ................................................................................................ 34

1. Identifikasi Jawaban Benar Siswa ................................................................ 34

2. Identifikasi Jawaban Siswa Per Indikator Pembelajaran .............................. 37

3. Identifikasi Tingkat Pemahaman Siswa Per butir Soal ................................ 40

B. Pembahasan ...................................................................................................... 41

Page 11: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

vii

vii

1. Menjelaskan pengertian gaya ....................................................................... 41

2. Mendeskripsikan pengertian Hukum I Newton ............................................ 42

3. Mendeskripsikan Pengertian Hukum II Newton .......................................... 43

4. Mendeskripsikan hukum III Newton ............................................................ 45

5. Menjelaskan pengertian gaya gesek ............................................................. 45

6. Menganalisis gaya yang bekerja pada bidang datar ..................................... 47

7. Menganalisis gaya-gaya yang bekerja pada bidang miring .......................... 50

8. Menganalisis gaya-gaya yang bekerja pada bidang vertikal (katrol) ........... 51

9. Menjelaskan aplikasi hukum I Newton dalam kehidupan sehari-hari.......... 54

10. Menjelaskan aplikasi hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari..... 55

11. Menjelaskan aplikasi hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari ... 57

BAB V ......................................................................................................................... 61

KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................... 61

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 61

B. Saran ................................................................................................................. 61

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 62

Page 12: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

viii

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Arah Vektor Gaya Berat .......................................................................... 19

Gambar 2.2 Arah Gaya Normal .................................................................................. 20

Gambar 2.4 Diagram Gaya Pada Bidang Datar Yang Kasar ...................................... 22

Gambar 2.3 Diagram Gaya Pada Bidang Datar Yang Licin ....................................... 22

Gambar 2.5 Diagram Gaya Pada Bidang Miring Yang Licin ……………………….22

Gambar 2.6 Diagram Gaya Pada Bidang Miring Yang Kasar……………………... .22

Gambar 2.7 Bagan Kerangka Berpikir ........................................................................ 27

Gambar 4.1 ilustrasi gambar pada soal nomor 11 ....................................................... 47

Page 13: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

ix

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penyebab Miskonsepsi ................................................................................ 13

Tabel 2.2 Kombinasi Jawaban Four-Tier Test ............................................................ 18

Tabel 2.3 Persamaan gaya pada bidang miring ........................................................... 23

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal yang Digunakan pada Four Tier Test ................................... 30

Tabel 3.2 Kombinasi Jawaban Four-Tier Test ............................................................ 32

Tabel 4.1 Persentase Jawaban Benar Siswa ................................................................ 34

Tabel 4.2 Persentase Jawaban Siswa Perindikator Pembelajaran ............................... 37

Tabel 4.3 Persentase Pemahaman Per Butir Soal........................................................ 40

Tabel 4.4 penjabaran soal dan jawaban soal nomor 12 ............................................... 48

Tabel 4.5 penjabaran soal dan jawaban soal nomor 15 ............................................... 51

Tabel 4.6 penjabaran soal dan jawaban soal nomor 18 ............................................... 55

Tabel 4.7 Miskonsepsi yang Terjadi pada Siswa Berdasarkan Indikator pada Konsep

Hukum Newton dan Penerapannya ............................................................................. 58

Page 14: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

x

x

DAFTAR LAMPIRAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................................................................... 66

Lembar Observasi ....................................................................................................... 93

Instrumen Tes Diagnostik Four Tier ........................................................................... 96

Lembar Validator ..................................................................................................... 116

Lembar Soal Tes Diagnostik Four-Tier .................................................................... 117

Lembar Jawaban........................................................................................................ 139

Lembar Uji Referensi ................................................................................................ 140

Surat Bimbingan Skripsi ........................................................................................... 149

Surat Permohonan Observasi .................................................................................... 150

Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................................................. 151

Surat Keterangan Telah Penelitian ............................................................................ 152

Profil Penulis………………………………………….........………………………154

Page 15: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

1

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fisika adalah ilmu pengetahuan alam yang dapat mengembangkan kemampuan

berpikir analisis induktif dan deduktif dalam menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan peristiwa alam sekitar baik secara kualitatif maupun kuantitatif

dengan menggunakan pendekatan matematis, serta dapat mengembangkan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri.1

Fisika merupakan ilmu fundamental yang menjadi dasar perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

teramat pesat saat ini, telah mempermudah kehidupan manusia. Mengingat begitu

pentingnya peranan ilmu fisika, sudah semestinya ilmu ini dipahami dengan baik

oleh siswa. Upaya siswa dalam mempelajari fisika sering menemui hambatan-

hambatan yang disebabkan adanya anggapan bahwa fisika sebagai pelajaran yang

sulit dipahami, dan didukung oleh pengajaran fisika yang tidak menarik. Salah satu

hambatan yang sering terjadi oleh siswa menyebabkan miskonsepsi pada mata

pelajaran fisika.

Miskonsepsi atau salah konsep menunjukan pada suatu konsep yang tidak

sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian pengertian yang diterima para

pakar dalam bidang tersebut.2 Miskonsepsi juga didefinisikan sebagai pengetahuan

konseptual dan proposional siswa yang tidak konsisten atau berbeda dengan

kesepakatan ilmuwan yang telah diterima secara umum dan tidak dapat

menjelaskan secara tepat fenomena ilmiah yang diamati.3

11Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Fisika SMP

danSMA, Jakarta: Balitbang Depdiknas, 2003, h. 6 2 2 Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika, Jakarta:

Gramedia, 2013, h. 4 3 Sukisman Purtadi dan Lis Permana Sari. Analisis Miskonsepsi Konsep Laju dan

Kesetimbangan Kimia pada Siswa SMA, Yogyakarta : staff.uny.ac.id, h.2

Page 16: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

2

2

Hukum Newton dan penerapanya merupakan salah satu konsep fisika yang

berkaitan dengan fenomena alam. Fenomena tersebut adalah jatuhnya sebuah

benda selalu mengarah ke bawah, hal tersebut karena adanya gaya gravitasi dan

gerak yang mempengaruhi.4Menurut Ergin ada tujuh miskonsepsi siswa tentang

konsep gaya yaitu siswa beranggapan bahwa benda tidak bergerak maka tidak ada

gaya, ketika gaya GLB membutuhkan gaya yang seimbang, gaya awal akan terus

menerus mempengaruhi seluruh gerak, gaya reaksi dan aksi akan saling

menghilangkan gaya yang keluar, benda yang memiliki massa dan kecepatan lebih

besar akan memberikan gaya yang lebih besar pula, dan kecepatan berbanding lurus

dengan gaya yang diberikan.5 Penelitian yang dilakukan oleh Ana Shaliha

menunjukkan bahwa banyak siswa yang mengalami miskonsepsi, yaitu siswa

beranggapan bahwa hukum II Newton merupakan kelembaman dan menjelaskan

benda tetap akan bergerak, gaya sebanding dengan massa dan berbanding terbalik

dengan percepatan, ketika massa besar maka percepatan dan gaya semakin besar,

gaya reaksi merupakan gaya yang dikenakan pada benda, arah gerak gaya gesek

searah dengan gerak benda, gaya gesek statis maksimum bernilai nol, dan semakin

besar massa benda gaya yang diperlukan untuk mendorong semakin kecil.6

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat diketahui bahwa masih banyak sekali

miskonsepsi yang terjadi pada konsep Hukum Newton dan penerapannya. Apabila

siswa tidak memahami dan menguasai konsep hukum Newton maka konsep

selanjutnya akan sulit dipahami, karena konsep hukum Newton merupakan konsep

dasar dalam memahami materi fisika sehingga dibutuhkan perencanaan, prosedural

dan kegiatan yang cocok agar dapat dipahami dengan baik oleh siswa.7

Miskonsepsi yang terjadi pada setiap siswa tidak semua sama. Miskonsepsi

siswa pada Hukum Newton dan penerapannya dapat dialami siswa hanya pada

4 Thornton, R.K., Sokoloff, D.R., Assessing Student Learning of Newton’s Laws: The

Force and Motion Conceptual Evaluation of Active Learning Laboratory and Lecture Curricula,

American Journal of Physics, 1998, h. 338 5Serap Ergin, The Effect of Group Work on Misconceptions of 9th Grade Students abaout

Newton’s Law, Journal of Education and Training Studies, Vol. 4, No.6, 2016, pp.129 6 Ana Shaliha, Identifikasi Miskonsepsi mengunakan Tes Diagnostik Three-tier pada

Hhukum Newton dan Penerapannya, Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016. 7 Arman, Sutopo, dan Parno, Kesulitan Siswa dalam Memahami Hukum Newton dan Solusi

pada Pembelajaran Sains di SMP, Jurnal FMIPA Universitas Negeri Malang, vol. 1, 2017, h. 3.

Page 17: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

3

3

sebagian konsepnya, maka perlu adanya identifikasi miskonsepsi untuk mengetahui

pemahaman konsep dan miskonsepsi siswa. Alat yang dapat sejauh mana

pemahaman siswa dan miskonsepsi siswa dapat diketahui dengan peta konsep,

wawancara mengenai konsep, dan instrumen tes diagnostik.8

Salah satu cara untuk mengetahui miskonsepsi pada siswa adalah dengan tes

diagnostik. Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kekuatan

dan kelemahan siswa ketika mempelajari sesuatu, sehingga hasilnya dapat

digunakan sebagai dasar memberikan tindak lanjut. Tes ini dapat berupa sejumlah

pertanyaan atau permintaan untuk melakukan sesuatu.9 Tujuan diagnostik adalah

melihat kemajuan belajar siswa yang berkaitan dengan proses menemukan

kelemahan siswa pada materi tertentu. materi tertentu, tetapi dapat menunjukkan

bagaimana siswa berpikir dalam menjawab pertanyaan yang diberikan meskipun

jawaban mereka tidak benar.10

Penelitian sebelumnya yang dilakukan Ana, tes diagnostik yang baik dapat

memberikan gambaran akurat mengenai miskonsepsi yang dialami siswa

berdasarkan informasi kesalahan yang dibuatnya. Pertanyaan diagnostik yang baik

tidak hanya menunjukkan miskonsepsi saja namun juga menunjukan siswa tidak

memahami bagian konsep mana. Ana Shaliha menggunakan tes diagnostik three-

tier, ternyata menunjukkan masih banyak terjadi miskonsepsi. Karena pada tes

diagnostik three-tier hanya ada tiga tingkatan yaitu, pertanyaan, alasan, dan tingkat

keyakinan dari kedua pertanyaan tersebut. Pada penetian yang dilakukan Ana

Shaliha masih banyak ditemukan miskonsepsi pada siswa sehingga penulis

beranggapan bahwa tes diagnostik three-tier kurang efektif untuk mengidentifikasi

miskonsepsi. Karena pada three-tier kita tidak mengetahui apakah siswa tersebut

8 Cengiz Tuyuz, Development of Two Tier Diagnostic Instrument and Assess Students’

Understanding in Chemistry, Academic Journal, Vol. 4, No. 6, 2009, h. 627. 9 Ani Rusilowati, Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Volume

6, Semarang 2015, h. 1 10 J. F. Law & Treagust D.F., Diagnostic of Stundent Understanding of Content Specific

Science Areas Using On-Line Two Tier Diagnostic Test, Australia: Curtin University of Technology,

2010, h. 2.

Page 18: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

4

4

yakin dengan jawaban pertanyaan.11 Dengan demikian perlu adanya tes diagnostik

yang lebih efektif untuk mengetahui miskonsepsi yang terjadi pada siswa.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Ana Shaliha, menginspirasi

penulis untuk melakukan penelitian tentang miskonsepsi yang berhubungan dengan

konsep hukum Newton dan penerapannya menggunakan tes diagnostik four-tier.

Penulis menggunakan tes diagnostik four tier, hal ini dikarenakan tes diagnostik

four-tier lebih efektif untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang terjadi pada

siswa.12 Keunggulan yang dimiliki tes diagnostic four-tier adalah guru dapat: 13

1) Membedakan tingkat keyakinan jawaban dan tingkat keyakinan alasan yang

dipilih siswa sehingga dapat menggali lebih dalam tentang kekuatan

pemahaman konsep siswa

2) Mendiagnosis miskonsepsi yang dialami siswa lebih dalam

3) Menentukan bagian-bagian materi yang memerlukan penekanan lebih

4) Merencanakan pembelajaran yang lebih baik untuk membantu mengurangi

miskonsepsi siswa

Berdasarkan permasalahan yang sudah dijelaskan di atas, penulis tertarik untuk

meneliti miskonsepsi Hukum Newton dan penerapannya. Pada penelitian kali ini

akan mengidentifikasi miskonsepsi yang terjadi di sekolah SMAN 5 Kota Serang ,

dan penulis mengambil judul dalam penelitian ini mengenai “Identifikasi

Miskonsepsi Menggunakan Tes Diagnostik Four-Tier Pada Konsep Hukum

Newton dan Penerapannya Siswa Kelas X Di SMAN 5 Kota Serang”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini

dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Kesulitan belajar siswa dapat mengakibatkan miskonsepsi pada siswa.

11 Qisthi Fariyani, Ani Rusilowati, dan Sugianto, Pengembangan Four-tier Diagnostic Test

untuk Mengungkap Miskonsepsi Fisika Siswa SMA Kelas X, Journal of Innovative Science

Education, Universitas Negeri Semarang, Vol. 4 No. 2, 2015, h. 42. 12 Ibid, h. 42. 13 Fariyani, loc. cit. h.42

Page 19: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

5

5

2. Beberapa siswa mengalami miskonsepsi yang berbeda-beda pada konsep

Hukum newton.

3. Miskonsepsi dapat diidentifikasi menggunakan tes diagnostik four-tier.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, batasan masalah

pada penelitian ini adalah:

1. Miskonsepsi siswa pada konsep Hukum Newton dalam penelitian ini

ditentukan dengan mengacu pada kurikulum 2013 revisi.

2. Aspek kognitif sampai C1-C4 berdasarkan taksonomi Bloom, yaitu

pengetahuan, pemahaman, penerapan, dan analisis.

3. Tes diagnostik four-tier yang digunakan berdasarkan Haki Pesman dan Ali

Eryilmaz hasil pengembangan Ismiara Indah Ismail.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas,

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana miskonsepsi yang terjadi pada hukum Newton dan penerapannya

berdasarkan hasil tes siswa?

2. Sub konsep apa yang menunjukkan miskonsepsi paling tinggi dan rendah pada

hukum Newton dan penerapannya?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan tersebut, tujuan umum dari penelitian ini adalah

menjelaskan profil miskonsepsi siswa pada konsep hukum Newton dan

penerapannya berdasarkan hasil tes diagnostik four-tier. Tujuan khusus dari

penelitian ini adalah:

1. Menjelaskan miskonsepsi yang terjadi pada hukum Newton dan penerapannya

berdasarkan hasil tes siswa.

2. Menunjukkan sub konsep miskonsepsi paling tinggi dan rendah pada hukum

Newton dan penerapannya.

Page 20: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

6

6

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai informasi bahwa masih ada miskonsepsi yang dialami oleh siswa pada

hukum Newton dan penerapannya.

2. Data miskonsepsi yang diperoleh dapat dijadikan acuan guru untuk membantu

memperbaiki miskonsepsi siswa dan menjelaskan hukum Newton dan

penerapannya yang benar kepada siswa, sehingga miskonsepsi yang dialami

tidak berlanjut pada siswa.

3. Melalui penggunaan tes diagnostik four-tier ini guru dapat mengukur siswa

yang benar-benar paham, siswa yang tidak paham konsep, siswa mengalami

miskonsepsi, dan siswa yang menjawab error terhadap pengetahuan hukum

Newton dan penerapannya.

Page 21: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

7

7

BAB II

KAJIAN TEORITIK DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Teoritik

1. Konsep

a. Definisi Konsep

Konsep adalah ide umum dan kualitas yang terlepas dari keadaannya, yang

diberi nama dan merupakan suatu keseluruhan.14 Konsep merupakan sebuah

abstraksi dari ciri-ciri yang mempermudah komunikasi manusia dan

memungkinkan untuk berpikir.15 Konsep juga dapat diartikan suatu arti yang

mewakili sejumlah objek yang sama.16

Menurut Rosser konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek,

kejadian, kegiatan, atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama karena orang

mengalami stimulus yang berbeda-beda, orang membentuk konsep sesuai dengan

pengelompokkan stimulus dengan cara tertentu.17 Konsep adalah cara

mengelompokkan dan mengkategorikan secara mental berbagai objek atau

peristiwa yang mirip dalam hal tertentu.18

Dengan demikian, pengertian dari konsep dapat dinyatakan sebagai sesuatu

yang bersifat abstrak yang menggambarkan cirri-ciri suatu objek, fakta, dan atau

gejala yang diterima oleh struktur kognitif kita.

Dari berbagai pengertian tersebut juga, dapat disimpulkan konsep merupakan

suatu objek atau pengetahuan yang memiliki makna dan ciri khas sehingga dapat

menjelaskan kesatuan dari objek atau pengetahuan tersebut.

14 Dimyati Mahmud, Psikologi Suatu Pengantar, (Yogyakarta: ANDI BPFE), 2018, h.81 15 Yuyu R. Tayubi, Identifikasi miskonsepsi pada Konsep-Konsep Fisika Menggunakan

Certainly of Response Index (CRI), Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia, Vol. 24 No. 3,2005,

h. 5. 16 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011),

Cet. XIV, h. 63. 17 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011),

XIV, h. 63. 18 Jeanne E. Ormrod, Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang,

(Jakarta: Erlangga, 2009), h. 327

Page 22: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

8

8

b. Jenis-jenis Konsep

Konsep memiliki jenis yang berbeda-beda. Adapun jenis-jenis konsep tersebut

adalah:19

1) Konsep Konjungtif

Konsep konjungtif adalah konsep yang mudah diajarkan. Pada konsep ini hanya

diperlukan penambahan atribut dan nillai-nilai.

2) Konsep Disjungtif

Konsep disjungtif adalah konsep yang dapat dirumuskan dalam cara-cara yang

berbeda. Atribut dan nilai dapat ditukar antara satu dan lainnya.

3) Konsep Hubungan

Konsep hubunan adalah suatu konsep yang memiliki hubungan-hubungan

khusus antar atribut.

Ketiga konsep tersebut memiliki keterkaitan dalam kehidupan sehari-hari.

Atribut yang ada di sekitar kita menjadi penghubung yng saling berkaitan antara

ketiga konsep tersebut. Terbentuknya suatu konsep juga dikarenakan adanya

atribut-atribut di dalamnya.20

c. Perolehan Konsep

Menurut Ausubel, konsep diperoleh melalui dua cara, yaitu melalui

pembentukan konsep yang terjadi sebelum menerima pelajaran formal (prasekolah)

dan melalui asimilasi konsep yang diperoleh di sekolah. Asimilaasi konsep adalah

jalan utama untuk memperoleh konsep, baik selama dan sesudah sekolah.21

Pembentukan konsep merupakan suatu bentuk belajar penemuan, paling sedikit

dalam bentuk primitif.22 Dari cara tersebut dapat dipahami bahwa siswa sebelum

masuk ketahap sekolah telah belajar untuk memperoleh konsep-konsep yang ada

19 Yuyu R. Tayubi, Identifikasi miskonsepsi pada Konsep-Konsep Fisika Menggunakan

Certainly of Response Index (CRI), Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia, Vol. 24 No. 3,2005,

h. 5. 20 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan System, (Jakarta: Erlangga,

2011), H. 163-164 21 Ratna Wilis Dahar, Op cit,, h. 64-65. 22 Ibid., h.64

Page 23: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

9

9

disekitarnya, namun sulit dipastikan apakah pemahaman dari konsep tersebut benar

ataupun salah. Pada tahap asimilasi, siswa dibimbing untuk memahami konsep

sesuai dengan konsep yang dipahami oleh para ahli. Proses tersebut akan menjadi

lebih mudah dengan adanya bimbingan dari guru yang kompeten. Dengan bantuan

guru, siswa dapat memodifikasi dan mengkonstruksi ulang informasi yang

diperoleh dan menghubungkan dengan konsep awal yang didapat saat pembentukan

konsep.

d. Pemahaman Konsep

Pemahaman atau comprehension meupakan salah satu unsur psikologis dalam

belajar yang mengharuskan siswa untuk mengerti secara mental makna dan aplikasi

dari konsep sehingga siswa dapat memahami konsep secara menyeluruh.23

Pendapat lain menyatakan bahwa pemahaman adalah produk dari pembentukan

konseptual yang berasal dari kebutuhan untuk melakukan pemaknaan pada objek

ataupun kejadian yang nyata.24 Siswa yang memahami konsep secara menyeluruh

harus mengetahui berbagai atribut yang dimiliki suatu objek serta hubungan-

hubungannya dengan objek lain. Akan tetapi, setelah mempelajari konsep, siswa

tidak selalu bisa memahami konsep sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Keungkinan yang dapat terjadi saat siswa mempelajari konsep diantaranya: siswa

tidk memahami, samar-samar, segera lupa atau lupa sebagian, atau benar-benar

memahami.25

e. Pencapaian Konsep

Konsep yang diterima dan dipahami oleh seseorang bervariasi berdasarkan

tingkatan pencapaian konsep. Klausmeier mengemukakan empat tingkat

pencapaian konsep. Tingkat-tingkat ini muncul dalam urutan yang intervarian.

23 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h.

43. 24 Joul J. Mintzes, et al. Assessing Science Understanding, (California : Elsevier Academic

Press, 2005), h. 3. 25 Rachmadi Widdiharto, Diagnosis Kesulitan Belajar Matmatika SMP dan Alternatif

Proses Remedinya, (Yogyakarta: Depdiknas, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan

Tenaga Kependidikan Matematika, 2008), h.14.

Page 24: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

10

10

Empat tingkat pencapaian konsep menurut Klausmeier adalah tingkat konkret,

tingkat identitas, tingkat klasifikasi, dan tingkat formal yang dapat dijelaskan

sebagai berikut:26

1) Tingkat konkret

Ketika siswa memperlihatkan suatu benda dan dapat membedakan berbagai

macam benda dengan stimulus-stimulus yang ada di lingkungannya, maka siswa

dinyatakan telah mencapai tingkat pencapaian.

2) Tingkat identitas

Siswa dapat mengenali suatu objek: a) sesudah selang waktu tertentu; b) bila

orang itu mempunyai orientasi ruang dari objek tersebut; c) bila orang itu dapat

mengenal benda dengan indra yang berbeda. Pada saat itulah siswa dikatakan telah

mencapai tingkat identitas.

3) Tingkat klasifikasi

Seseorang dikatakan telah mencapai konsep konkret apabila ia telah mampu

mencapai tingkat klasifikasi. Tingkat klasifikasi dicapai apabila seseorang mampu

mengenali equivalence (persamaan) dri dua contoh yang berbeda yang berasal dari

kelas yang sama.

4) Tingkat formal

Siswa yang telah mencapai pemahaman konsep pada tingkat ini sudah harus

dapat menentukan atribut-atribut kriteria yang membatasi konsep. Siswa tersebut

akan dapat memberikan nama konsep itu, mendefinisikan konsep ke dalam atribut-

atribut kriterianya. Mendeskripsikan, dan memberi nama kepada atribut-atribut

yang membatasi, mengevaluasi, serta memberikan contoh dan noncontoh konsep

tersebut secara nonverbal.

2. Miskonsepsi dalam Pembelajaran Fisika

a. Definisi Miskonsepsi

Miskonsepsi didefinisikan berbeda-beda oleh para ahli.Menurut Presman

miskonsepsi dapat diartikan sebagai prasangka atau pemahaman suatu konsep yang

26 Ratna Wilis Dahar, Op cit., h. 70.

Page 25: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

11

11

diyakini secara kuat namun konsep yang diyakini tidak sesuai dengan konsep-

konsep ilmiah para ahli.27 Menurut Suparno miskonsepsi atau salah konsep

menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau

pengertian yang diterima para pakar dalam bidang itu.28

Berdasarkan para ahli tersebut, maka miskonsepsi dapat dinyatakan sebagai

kekeliruan atau kesalahan terhadap suatu konsep dalam menginrpretasikan

hubungan antar konsep yang berbeda yang saling mempengaruhi satu sama lain,

sehingga menyebabkan konsep tersebut menjadi tidak benar dan tidak bermakna

bila diartikan dengan konsep-konsep lainnya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan siswa-siswa tingkat sekolah

menengah untuk menemukan miskonsepsi dalam topik-topik: “light, electric and

simple circuits, heat and temperature, force and motion, the gaseous state, the

particulate nature of matter in the gaseous phase, beyond appearances: the

conservation of matter under physical and chemical transformations”, Driver

(1985) mengemukakan hal-hal berikut:29

1) Miskonsepsi bersifat pribadi

Bila dalam suatu kelas siswa disuruh menulis tentang percobaan yang sama,

mereka memberikan berbagai interpretasi. Setiap anak “melihat” dan

menginterpretasikan eksperimen itu menurut caranya sendiri. Setiap anak

menngkonstruksi kebermaknaannya sendiri.

2) Miskonsepsi memiliki sifat yang stabil

Kerap kali terlihat bahwa gagasan anak yang berbeda dengan gagasan ilmiah

ini tetap dipertahankan anak, walaupun guru sudah berusaha memberikan suatu

kenyataan yang berlawanan.

3) Menyangkut koherensi

Bila menyangkut koherensi anak tidak merasa butuh pandangan yang koheren

sebab interpretasi dan prediksi tentang peristiwa-peristiwa alam praktis

27 Ismiara Indah Ismail, Achmad Samsudin,Endi suhendi, dan Ida Kaniawati, Diagnostik

Miskonsepsi Melalui Listrik Dinamis Four Tier Test, Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan

Pembelajaran Sains, Bandung, 2015, h.381 28 Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika, (Jakarta:

Gramedia, 2013), Cet. 2, h. 4 29Ratna Wilis Dahar, Op cit, h. 154.

Page 26: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

12

12

kelihatannya cukup memuaskan. Kebutuhan akan koherensi dan kriteria untuk

koherensi menurut persepsi anak tidak sama dengan yang dipersepsi ilmuan.

b. Penyebab Miskonsepsi

Dalam proses pembelajaran, banyak faktor yang dapat menyebabkan siswa

mengalami miskonsepsi. Miskonsepsi pada satu materi akan berimbas pada

kesulitan belajar pada materi yang lain. Driver mengemukakan sebagai berikut:30

1) Terbentuknya miskonsepsi disebabkan siswa cenderung mendasarkan

berpikirnya pada hal-hal yang tampak dalam suatu masalah.

2) Dalam banyak kasus, siswa itu hanya memperhatikan aspek-aspek tertentu

dalam suatu situasi. Hal ini disebabkan karena siswa lebih cenderung

menginterpretasikan suatu fenomena dari segi sifat absolut benda-benda bukan

dari segi interaksi antara unsur-unsur suatu sistem.

3) Siswa lebih cenderung memperhatikan perubahan daripada situasi diam.

4) Bila siswa-siswa menerangkan perubahan, cara berpikir mereka cenderung

mengikuti urutan kausal linier.

5) Gagasan yang dimiliki siswa mempunyai berbagai konotasi, gagasan siswa

lebih inklusif dan global.

6) Siswa kerap kali menggunakan gagasan yang berbeda untuk

menginterpretasikan situasi-situasi yang oleh para ilmuan digunakan cara yang

sama.

Sedangkan menurut Gabel, miskonsepsi yang dimiliki siswa dapat disebabkan

oleh:31

1) Hasil pengamatan terhadap fenomena alam disekitar siswa, kadang-kadang

perasaan dapat menipu mereka dalam memahami fenomena tersebut.

2) Konsep yang diajarkan tidak terjangkau oleh perkembangan mental siswa.

Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya miskonsepsi pada

siswa. Faktor tersebut dapat berupa dari dalam diri siswa maupun dari luar.

30 Ratna Wilis Dahar, op.cit., h. 154-155 31 Suwarto,Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajaran, 2013), h.77

Page 27: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

13

13

Penyebab miskonsepsi secara garis besar dapat disebabkan karena beberapa hal

dapat dilihat dapa Tabel 2.1.32

Tabel 2.1 Penyebab Miskonsepsi

Sebab Umum Sebab Khusus

Siswa 1. Prakonsepsi

2. Pemikiran asosiatif

3. Pemikiran humanistik

4. Reasoning yang tidak lengkap

5. Intuisi yang salah

6. Tahap perkembangan kognitif siswa

7. Kemampuan siswa

8. Minat belajar siswa

Guru 1. Tidak menguasai bahan, tidak kompeten

2. Bukan lulusan dari bidangnya

3. Tidak memberikan kesempatan siswa untuk

memberikan gagasan

4. Hubungan guru dengan siswa yang tidak baik

Buku teks 1. Penjelasan yang tidak tepat

2. Salah menuliskan rumus

3. Tingkat kesulitan buku cukup tinggi bagi siswa

4. Demi menarik pembaca, terkadang buku sains fiksi

menyimpang daari konsepnya

5. Kartun sering memuat miskonsepsi

Konteks 1. Pengalaman siswa

2. Bahasa sehari-hari berbeda

3. Teman diskusi yang salah

32 Suparno, op.cit., h. 6.

Page 28: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

14

14

4. Keyakinan dan agama

5. Penjelasan orang lain yang keliru

6. Konteks hidup siswa

7. Kondisi perasaan siswa

Cara mengajar 1. Hanya ceramah dan menulis

2. Tidak mengungkapkan miskonsepsi siswa

3. Tidak pengoreksi PR yang salah

4. Model analogi

5. Model praktikum

6. Model diskusi

7. Model demonstrasi yang sempit

8. Non-multiple intellegences

c. Teknik Mendeteksi Miskonsepsi

Terdapat beberapa teknik dalam mendeteksi miskonsepsi yang digunakan oleh

para peneliti. Menurut suparno miskonsepsi dapat dideteksi dengan peta konsep, tes

multiple choice dengan reasoning terbuka, tes esai tertulis, wawancara diagnosis, diskusi dalam kelas, dan praktikum

dengan tanya jawab.33

Selain teknis di atas, metode yang biasa digunakan untuk mengidentifikasi

miskonsepsi dalam penelitian ilmu pendidikan dapat menggunakan salah satu tes

diagnostik berikut:34

1) Interview

Di antara bermacam-macam metode untuk mengidentifikasi miskonsepsi,

interview mempunyai peran penting karena dapat memperoleh seluk beluk inkuiri

dan posibiliti dari elaborasi dengan deskripsi yang lebih lengkap dan mendalam dari

tingkat kognitif siswa. Interview juga dapat mencari tahu apa yang ada di kepala

siswa, apa yang siswa pikir atau apa yang siswa rasakan tentang sesuatu

33 Suparno, op.cit., h.8 34Gurel, Derya Kaltakci, A Riview and Comparation of Diagnostic Instruments to Identify

Students’ Misconception in Science, Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology

Education, Vol. 11, 2015, h. 992.

Page 29: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

15

15

daninterview sangat efektif untuk menemukan miskonsepsi. Akan tetapi interview

hanya bisa digunakan pada sedikit siswa, karena interview pada banyak siswa

memerlukan waktu yang lebih lama dan jawaban yang diperoleh akan bersifat

general.

2) Open-ended tests

Tes open-ended dengan jawaban bebas biasanya juga digunakan pada ilmu

pendidikan untuk mengetahui pemahaman siswa. Metode ini memerlukan waktu

lebih lama karena siswa harus berfikir dan menulis idenya, tetapi hasilnya sulit

untuk dievaluasi. Identifikasi miskonsepsi akan lebih sulit karena Bahasa yang

siswa gunakan beragam dan kalimat yang siswa tulis sangat general.

3) Multiple-choice tests

Tes ini banyak dipilih untuk mengidentifikasi miskonsepsi karena dapat

digunakan kepada banyak siswa dan bukti format validitasnya kuat. Alasan yang

memperkuat tes ini banyak dipilih karena banyak digunakan guru, valid dan

reliabel, kemudahan penskoran, kemudahan administrasi, instrumen menggunakan

kertas dan pensil membuat guru lebih efektif dalam mengukur pemahaman siswa

dalam pengetahuan. Namun kesulitan yang dapat ditemui pada tes ini apabila siswa

tidak berhati-hati saat memilih jawabannya, maka miskonsepsi tidak dapat diukur

karena pilihan siswa tidak bisa menjadi bukti.

4) Multiple-tier tests

Kekurangan yang terjadi pada Multiple-choice tests menciptakan tes yang lebih

efektif untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang bertujuan untuk mengimbangi

keterbatasan-keterbatasan dari Multiple-choice tests, yiatu tes two-tiers, three-tiers,

atau four-tiers.

Tes diagnostik two-tier terdiri dari multiple-choice pada tingkat pertama dan

tingkat kedua berisi alasan memilih tingkat pertama. Tes diagnostik three-tiers

terdiri dari multiple-choice pada tingkat pertama, tingkat kedua berisi alasan

memilih tingkat pertama dan tingkat ketiga keyakinan memilih jawaban pada

tingkat pertama dan kedua. Sedangkan four-tiers berisi multiple-choice pada tingkat

pertama, tingkat kedua keyakinan akan jawaban tingkat pertama, tingkat ketiga

Page 30: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

16

16

berisi alasan memilih tingkat pertama dan tingkat keempat berisi keyakinan atas

tingkat ketiga.

3. Tes Diagnostik

a. Definisi Tes Diagnostik

Diagnosis adalah proses yang kompleks dalam suatu usaha untuk menarik

kesimpulan dari hasil-hasil pemeriksaan gejala-gejala, perkiraan penyebab,

pengamatan dan penyesuaian dengan kategori secara baik.35 Dalam bidang

pendidikan diagnosis merupakan keputusan yang diambil setelah dilakukan analisis

dari suatu pengolahan data. Diagnosis dapat berupa keputusan mengenai kesulitan

belajar yang dialami siswa, keputusan mengenai faktor-faktor yang menjadi sumber

penyebab kesulitan belajar siswa, dan keputusan mengenai faktor utama penyebab

kesulitan belajar siswa.

Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kekuatan dan

kelemahan siswa ketika mempelajari sesuatu, sehingga hasilnya dapat digunakan

sebagai dasar memberikan tindak lanjut. Tes ini dapat berupa sejumlah pertanyaan

atau permintaan untuk melakukan sesuatu.36 Tujuan diagnostik adalah melihat

kemajuan belajar siswa yang berkaitan dengan proses menemukan kelemahan siswa

pada materi tertentu. Pendekatan yang dilakukan guru dalam mendiagnosis

kesulitan belajar siswa berbeda-beda, tergantung kepada kesulitan belajar yang

dihadapi siswa.

b. Karakteristik Tes Diagnostik

Tes diagnostik memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:37

1) Untuk mendeteksi kesulitan belajar ,karena itu format dan respons yang dijaring

harus didesain memiliki fungsi diagnostik

35Suwarto, Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajaran, 2013), h. 90. 36 Ani Rusilowati, Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF)

Volume 6, Semarang 2015, h. 1 37 DEPDIKNAS, Tes Diagnostik, Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah – Direktorat

Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, 2007, h. 3.

Page 31: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

17

17

2) Dikembangkan berdasar analisis terhadap sumber-sumber kesalahan atau

kesulitan yang mungkin menjadi penyebab munculnya masalah (penyakit)

siswa

3) Menggunakan soal-soal bentuk supply response (bentuk uraian atau jawaban

singkat), sehingga mampu menangkap informasi secara lengkap. Bila ada

alasan tertentu sehingga mengunakan bentuk selected response (misalnya

bentuk pilihan ganda), harus disertakan penjelasan mengapa memilih jawaban

tertentu sehingga dapat meminimalisir jawaban tebakan, dan dapat ditentukan

tipe kesalahan atau masalahnya

4) Bila menggunakan bentuk soal selected response, disertai alasan pemilihan

5) disertai rancangan tindak lanjut (pengobatan) sesuai dengan kesulitan

(penyakit) yang teridentifikasi.

4. Tes Diagnostik Four-tier

Pengembangan instrumen four tier test didasarkan pada pola Haki Pesman dan

Ali Eryilmaz dengan menyusun instrumen soal dengan bentuk pengembangan dari

three tier test tipe semi tertutup pada pilihan jawaban bagian alasan.38

Pengembangan instrumen four tier terdapat pada ditambahkannya tingkat

keyakinan siswa dalam memilih jawaban maupun alasan. Jika dijabarkan, maka tes

diagnostik four-tier terdiri dari empat tingkat yaitu:39

a. Tingkat pertama merupakan soal pilihan ganda dengan empat pengecoh dan

satu kunci jawaban yang harus dipilih siswa.

b. Tingkat kedua merupakan tingkat keyakinan siswa dalam memilih jawaban.

c. Tingkat ketiga merupakan alasan siswa menjawab pertanyaan, berupa lima

pilihan alasan yang telah disediakan dan satu alasan terbuka.

d. Tingkat keempat merupakan tingkat keyakinan siswa dalam memilih jawaban.

38 Ismiara Indah Ismail, Achmad Samsudin, Endi Suhendi, dan Ida Kaniawati Diagnostik

Miskonsepsi Melalui Listrik Dinamis Four Tier, Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan

Pembelajaran Sains, 2015, h. 381. 39 Qisthi Fariyani, Ani Rusilowati, dan Sugianto, Pengembangan Four-tier Test untuk

Mengungkap miskonsepsi Fisika Siswa SMA Kelas X, Journal of Innovative Science Education,

Vol. 4 No. 2, 2015, h. 42.

Page 32: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

18

18

Keunggulan yang dimiliki tes diagnostik pilihan tingkat adalah melalui tes

diagnostik empat tingkat yaitu: 40

a. Membedakan tingkat keyakinan jawaban dan tingkat keyakinan alasan alasan

yang dipilih siswa sehingga dapat menggali lebih dalam tentang kekuatan

pemahaman konsep.

b. Mendiagnosis miskonsepsi yang dialami siswa lebih dalam.

c. Menentukan bagian-bagian materi yang memerlukan penekanan lebih.

d. Merncanakan pembelajaran yang lebih baik untuk membantu mengurangi

miskonsepsi siswa.

Four tier test merupakan pengembangan dari three tier test yang dipadukan

dengan confidence rating pada alasan jawaban, sehingga lebih akurat tingkat

keyakinan atas jawaban dan alasan jawaban. Adapun kategori dari kombinasi

jawaban four tier test terdapat pada Tabel 2.2.41

Tabel 2.2 Kombinasi Jawaban Four-Tier Test

40 Ibid, h. 42. 41 Ismiara, op. cit., h. 382.

No Kategori

Kombinasi Jawaban

Jawaban

Confidence

Rating

Jawaban

Alasan

Confidence

Rating

Alasan

1

Miskonsepsi

Benar Yakin Salah Yakin

2 Benar Tidak Salah Yakin

3 Salah Yakin Salah Yakin

4 Salah Tidak Salah Yakin

5 Benar Yakin Benar Tidak

Page 33: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

19

19

5. Hukum Newton dan Penerapannya

Berdasarkan intuisi, gaya digambarkan sebagai semacam dorongan atau tarikan

terhadap sebuah benda.42Beberapa jenis gaya yaitu gaya berat, gaya normal dan

gaya gesek.

a. Jenis-jenis Gaya

1) Gaya Berat

Gaya berat adalah magnitude gaya neto yang diperlukan untuk mencegah benda

untuk mengalami gerak jatuh bebas, yang diukur oleh seseorang dari atas

permukaan bumi.43Secara matematis gaya berat dirumuskan sebagai berikut:

w = m.g

Arah gaya berat selalu tegak lurus ke bawah, seperti yang diperlihatkan pada

Gambar 2.1 berikut ini:

42 Douglas C Giancolli, Fisika Edisi Kelima, (Jakarta: Gelora Aksara Pratama, 2001), h.

90 43 David Halliday, Robert Resnick, Jearl Walker, Fisika Dasar Edisi 7, (Jakarta: Gelora

Aksara Pratama, 2005)h. 105

6

Tidak Paham

Konsep

Benar Yakin Salah Tidak

7 Benar Tidak Benar Yakin

8 Benar Tidak Benar Tidak

9 Benar Tidak Salah Tidak

10 Salah Yakin Benar Tidak

11 Salah Yakin Salah Tidak

12 Salah Tidak Benar Tidak

13 Salah Tidak Salah Tidak

14 Error

Salah Yakin Benar Yakin

15 Salah Tidak Benar Yakin

16 Paham Benar Yakin Benar Yakin

w = mg

w = mg w = mg w = mg

Gambar 2.1 Arah Vektor Gaya Berat

Page 34: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

20

20

2) Gaya Normal

Gaya normal adalah gaya reaksi dari gaya berat yang dikerjakan benda terhadap

biang tempat benda berada (benda melakukan aksi, bidang memberikan reaksi),

arah gaya normal N selalu tegak lurus pada bidang.44 Bila bidang sentuh antara dua

benda adalah horizontal maka arah gaya normal N adalah vertikal. Apabila bidang

disentuh vertikal maka arah gaya normal dalah horizontal, dan apabila bidang

sentuh miring membentuk sudut terhadap horizontal maka arah gaya normal N juga

miring.

Gambar 2.2 Arah Gaya Normal

3) Gaya Gesek

Gaya gesek adalah gaya yang melawan gerak relatif antara dua benda, arah gaya

gesek selalu sejajar dengan bidang tempat benda berada dan berlwanan arah dengan

arah gerak benda.45 Besar gaya gesek f berbanding lurus dengan gaya normal N

]dengan suatu konstanta pembanding μ yang dinamakan koefisien gesek. Gaya

gesek pada gerak relatif antara dua benda yang bersinggungan adalah gaya gesek

luncur (kinetik).46

f = μk N

Gaya gesek statik merupakan gaya gaya terkecil yang diperlukan agar benda

dapat bergerak, koefisien gesek statik yang berlaku pada saat benda masih diam.47

f = μs N

44Ganijanti Aby Sarojo, Mekanika Seri Fisika Dasar, (Jakarta: Salemba Teknika, 2002), h.

76. 45 Ibid, h. 76. 46 Ibid, h. 77. 47 Ibid, h. 77.

Page 35: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

21

21

Sebuah benda dalam keadaan diam, karena adanya kontak antara benda dan

bidang tempat benda berada, maka akan ada hambatan untuk melawan gerak

relative benda dan bidang.48

μs > μk maka fs > fk

b. Hukum Newton

1. Hukum I Newton

Hukum I Newton menyatakan bahwa:

“ Sebuah benda cenderung untuk tetap diam atau terus bergerak dengan

kecepatan konstan jika tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda tersebut.”49

Kecenderungan sebuah benda untuk mempertahankan keadaan diam atau

bergerak tetapnya pada garis lurus disebut inersia atau kelembaman.50 Aplikasi

hukum I Newton digunakan untuk menyelasaikan persoalan kesetimbangan

partikel. Rumus matematis hukum I Newton untuk dua dimensi adalah sebagai

berikut:

⅀F = 0

⅀Fx = 0 ; ⅀Fy = 0

2. Hukum II Newton

Hukum II Newton menyatakan bahwa:

“Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja

padanya, dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama

dengan arah gaya total yang bekerja padanya.”

Bentuk persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut:

a = ⅀𝐹

𝑚 atau ⅀F = m.a

3. Hukum III Newton

Hukum II Newton menyatakan bahwa:

48 Ibid, h.77. 49 Ridwan Abdullah Sani, Fisika Terapan Smart, (Kota Tangerang : Tira Smart, 2017), h. 26 50 Douglas C Giancolli, Fisika Edisi Kelima, (Jakarta: Gelora Aksara Pratama, 2001), h.

92-93.

Page 36: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

22

22

“Pada setiap gaya aksi akan muncul gaya reaksi yang berlawanan arah, namun

dengan besar yang sama.”51

Hukum III Newton tersebut dirumuskan secara matematis dalam persamaan:

F aksi = - F reaksi

c. Penerapan Hukum Newton

1) Penerapan Hukum Newton pada Bidang Datar

Benda bergerak pada bidang datar terdapat dua keadaan, yaitu pada bidang

datar yang kasar dan licin. Apabila bidang datar tersebut licin, maka benda dianggap

tidak mengalami gaya gesek, sedangkan apabila bidang datar tersebut kasar, maka

benda tersebut mengalami gesekan sehingga timbul gaya gesek. Apabila benda

bergerak, maka resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut sama dengan massa

dikali percepatan. Sedangkan apabila benda diam, maka resultan gayanya bernilai

nol. Diagram gaya yang bekerja pada bidang datar dapat dilihat pada gambar di

bawah ini:

d. Penerapan Hukum Newton pada Bidang Miring

51 Ridwan Abdullah Sani, Fisika Terapan Smart, (Kota Tangerang : Tira Smart, 2017), h. 27

F

m.g

fgesek

N

F

m.g

N

Gambar 2 2.3 Diagram Gaya Pada

Bidang Datar Yang Licin

Gambar 1 2.4 Diagram Gaya Pada

Bidang Datar Yang Kasar

Page 37: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

23

23

Diagram gaya yang bekerja pada bidang miring dapat dilihat pada gambar

di bawah ini:

Persamaan fisika untuk sebuah benda yang berada pada bidang miring dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.3 Persamaan gaya pada bidang miring

Ketika Benda Diam

Sumbu Y Sumbu X

𝛴Fy = 0

N – w. cos θ = 0

N = w cos θ

𝛴Fx = 0

F + w. sin θ -Fgesek = 0

Ketika Benda Bergerak

Sumbu Y Sumbu X

𝛴Fy = m.a

N – w. cos θ = m.a

𝛴Fx = m.a

F + w. sin θ -Fgesek = m.a

3) Berat saat di Elevator

Ketika orang menimbang beratnya dengan menaruh timbangan pada lantai

elevator, maka angka yang ditunjukkan timbangan menyatakan berat semu orang.

w. sin θ

w w. cos θ

N

w. sin θ

w w.cos θ

fgesek

N

Gambar 2.5 Diagram gaya pada

bidang miring yang licin Gambar 2.6 diagram gaya pada

bidang miring yang kasar

Page 38: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

24

24

Berat semu adalah gaya desakan telapak kaki orang pada lantai timbangan (atau

lantai elevator).52

4) Masalah dua buah benda yang dihubungkan dengan katrol

Konsep utama untuk menyelesaikan masalah ini adalah gaya tegangan tali

yang sama selalu sama besar. Dalam kasus ini massa tali diabaikan dan katrol

dianggap licin (artinya tidak ada gesekan).53

5) Masalah Benda Bertumpuk

Permasalahan benda bertumpuk akan mudah dipecahkan dengan

menggambarkan gaya-gaya yang bekerja pada suatu sistem. Jika benda bertumpuk

secara vertikal maka gaya-gaya yang digambarkan adalah gambar gaya yang

bekerja secara vertikal, pun sebaliknya jika benda bertumpuk secara horizontal

maka gaya-gaya yang digambar adalah gaya yang bekerja secara horizontal.

B. Penelitian Relevan

Beberapa hasil penelitian relevan yang dilakukan oleh para ahli adalah sebagai

berikut:

1. Ismiara Indah Ismail, Achmad Samsudin, Endi Suhendi, dan Ida Kaniawati

yang berjudul “ Diagnostik Miskonsepsi Melalui Listrik Dinamis Four Tier

Test” Berdasarkan penelitian, four tier test dapat mendiagnosis siswa yang

mengalami paham konsep 13,9 %, berpeluang mengalami miskonsepsi 39,9

%, dan tidak paham konsep 44,01 % pada materi listrik dinamis.

2. Qisti Fariyani, Ani Rusilowati dan Sugianto yang berjudul “ Pengembangan

Four Tier Diagnostic Test untuk Mengungkap Miskonsepsi Fisika Siswa

SMA Kelas X.” Berdasarkan penelitian didapatkan hasil berupa 82 temuan

miskonsepsi siswa dari 11 sub pokok bahasan pada materi optik geometri.

Miskonsepsi tertinggi ditemukan pada konsep pemantuan baur. Miskonsepsi

52Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013, (Jakarta: Erlangga, 2013),

Cet. 17, h. 178 53Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013, (Jakarta: Erlangga,

2013), Cet. 17, h. 182

Page 39: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

25

25

terendah ditemukan pada konsep pembesaran bayangan pada lup. Pada

penelitian ini ditemukan bahwa soal berbentuk four tier memiliki keajegan

dalam mengungkap miskonsepsi yang terjadi pada siswa dan dapat

mengetahui pada bagian mana siswa mengalami miskonsepsi sehingga dapat

dilakukan remediasi sebelum miskonsespsi tertanan kuat pada pemahaman

siswa.

3. Haki Pesman dan Ali Eryilmaz yang berjudul “Development of A Three-Tier

Test To Assess Ninth Grade Student’s Misconceptions About Simple Electric

Circuits.” Berdasarkan menggunakan perhitungan reliabilitas menggunakan

conbrach alfa diperoleh 0,69 dan menunjukkan bahwa tes valid dan reliabel

untuk mengukur pemahaman arus listrik sederhana siswa.

4. Ana Shaliha dalam skripsi yang berjudul “ Identifikasi Miskonsepsi

Menggunakan Tes Diagnostik Three Tier pada Hukum Newton dan

Penerpannya.” Berdasarkan penelitian ditemukan miskonsepsi pada siswa.

Miskonsepsi yang teridentifikasi diantaranya siswa beranggapan bahwa gaya

reaksi merupakan gaya yang dikenakan pada benda, arah gerak gaya gesek

searah dengan gerak benda, gaya gesek statis maksimum sama dengan nol,

dan semakin besar massa benda, gaya yang diperlukan untuk mendorong

semakin kecil.

5. Abidin Pasaribu dan Saparini yang berjudul “Pengembangan Ajar Berbasis

Kontekstual untuk Meremediasi Miskonsepsi pada Materi Gaya dan Hukum

Newton Tentang Gerak. Berdasarkan penelitian dikembangkan bahan ajar

berbasis kontektual untuk meremediasi miskonsepsi pada materi gaya dan

hukum Newton tentang gerak yang praktis.

6. Arman, Sutopo dan Parno melakukan penelitian tentang kesulitan siswa

dalam memahami hukum Newton, yakni memahami konsep-konsep dasar

hukum Newton diantaranya gaya, inersia, kecepatan, percepatan, dan hukum

I, II, III Newton. Penyebab utama siswa mengalami tes diagnostik.Tes

diagnostik dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah atau kesulitan

siswa. Dengan menggunakan tes diagnostik, materi pembelajaran yang

dikuasai oleh siswa atau tidak dapat terlihat sehingga lebih mudah untuk

Page 40: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

26

26

mengidentifikasinya dan cara yang digunakan untuk mengatasi siswa yang

belum dan tidak paham konsep lebih tepat.

7. Ria Zulvita, A. Halim, dan Elisa yang berjudul “Identifikasi Dan Remediasi

Miskonsepsi Konsep Hukum Newton Dengan Menggunakan Metode

Eksperimen Di MAN Darussalam.” Berdasarkan penelitian adanya

miskonsepsi pada siswa dengan persentase rata-rata hasil yang di dapat

sebelum melakukan remediasi yaitu, siswa mengalami tahu konsep (TK)

sebanyak 15,4%, siswa yang mengalami Not Confident (NC) sebanyak 7%,

siswa yang mengalami tidak tahu konsep (TTK) sebanyak 30% dan siswa

yang mengalami miskonsepsi (M) sebanyak 44,8%. Dan setelah melalukan

remediasi hasilnya adalah siswa yang tahu konsep (TK) sebanyakk 30%,

siswa yang Mengalami Not Confident (NC) sebanyak 13,2%, siswa yang

mengalami tidak tahu konsep (TTK) sebanyak 27%, daan siswa yang

mengalami miskonsepsi (M) sebanyak 25,6%.

C. Kerangka Berpikir

Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dapat berbeda-beda. Hal ini bergantung

terhadap kemampuan siswa dalam memhami konsep. Siswa akan memperoleh hasil

yang baik apabila memahami konsep dengan baik. Namun apabila siswa tidak dapat

memahami konsep dengan baik maka hasil yang diperoleh tidak baik.

Ketidakmampuan siswa dalam memahami konsep disebabkan oleh hambatan atau

kesulitan pada kegiatan pembelajaran.

Kesulitan dan hambatan dalam kegiatan pembelajaranini menyebabkan

miskonsepsi pada siswa. Apabila dibiarkan dan tidak segera diidentifikasi dan

diatasi maka dapat menyebabkan miskonsepsi yang berkelanjutan. Miskonsepsi

yang terjadi pada siswa akibat dari kesulitan siswa dalam memahami konsep dapat

diidentifikasi menggunakan tes diagnostik.

Tes diagnostik yang digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi tersebut

dapat berupa interview, open-ended tests, multiple-choice tests, multiple-tier tests

yang salah satunya four tier test. Tes diagnostik four-tier ini memiliki keuntungan

lebih dari tes diagnostik three-tier, selain dapat digunakan pada jumlah siswa yang

Page 41: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

27

27

banyak juga dapat mengidentifikasi siswa yang paham, tidak paham, miskonsepsi,

dan error. Berdasarkan uraian di atas, kerangka pikir dapat dilihat pada Gambar 2.3

di bawah ini:

Kegiatan pembelajaran yang

dilakukan siswa untuk

memahami konsep Hukum

Newton dan penerapannya

Permasalahan dalam kegiatan

pembelajaran berupa kesulitan

siswa dalam memahami konsep

selama kegiatan pembelajaran

Mengalami miskonsepsi

bersifat matematis pada konsep

Hukum Newton dan

penerapannya

Untuk mengetahui miskonsepsi

pada siswa dilakukan post test

Adanya upaya untuk mengatasi

miskonsepsi Hukum Newton

Menggunakan instrument tes

diagnostik four-tier pada Hukum

Newton

Diperoleh jumlah hasil tes diagnostik dan

jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi

Identifikasi menggunakan tes diagnostik

four tier untuk mengetahui miskopsepsi

siswa

Gambar 2.7 Bagan Kerangka Berpikir

Page 42: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

28

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 5 Kota Serang, Jalan Ayip Usman No. 26,

Kaligandu Kota Serang. Penelitian ini berlangsung pada semester ganjil tahun

ajaran 2017/2018. Tahap pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada 8 November

sampai 28 November 2017 di kelas X IPA 1, X IPA 2 dan X IPA 3.

B. Metode dan Alur Penelitian

1. Metode penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif, yaitu metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan

menginterpretasi objek sesuai apa adanya.54 Hasil penelitian deskriptif dipaparkan

secara lugas dan apa adanya dari penelitian yang dilakukan.

Pada penelitian ini, peneliti menggambarkan kondisi apa adanya dalam

menjelaskan temuan yang diperoleh selama penelitian berlangsung. Subjek dalam

penelitian ini adalah miskonsepsi siswa pada hukum Newton dan penerapannya

mencakup hukum I, II dan III Newton. Miskonsepsi diungkap melalui tes

diagnostik four-tier.

2. Alur penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif. Hasil penelitian yang

diperoleh disajikan dalam kata-kata atau frase. Desain penelitian disajikan dalam

bentuk alur penelitian. Alur penelitian merupakan alur yang berisi tahap-tahap

54Sukardi, metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya , (Jakarta : Bumi

Aksara,2013), h. 157

Page 43: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

29

29

kegiatan yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian. Alur

yang digunakan pada penelitian ini menggunakan tiga tahapan utama, yaitu tahap

persiapan, tahap pelaksanaan penelitian dan tahap akhir.

a. Tahap Persiapan

Pada tahap ini peneliti melakuakan penyesuaian soal penelitian Ana Shaliha

dengan kurikulum sekolah yang dituju, yaitu kurikulum 2013 revisi. Kemudian

dilakukan penyesuaian dengan mengganti salah satu soal yang dianggap kurang

sesuai, dan untuk soal yang dianggap sesuai hanya diganti angka jika soal tersebut

hitungan. Setelah soal direvisi berdasarkan kurikulum 2013 revisi dan tersusun

dilakukan validasi soal yaitu dosen fisika. Kemudian peneliti juga mengkaji RPP

guru yang mengajar di sekolah tersebut, apakah sudah sesuai dengan kurikulum

yang berlaku.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini, peneliti melakukan tes diagnostik four-tier tentang hukum

Newton dan penerapannya kepada siswa kelas X IPA 1, X IPA2, dan X IPA 3

sebanyak 90 siswa. Tes ini dilakukan pada kelas yang sudah mempelajari konsep

hokum Newton dan penerapannya. Tes ini dilakukan untuk menganalisis

miskonsepsi siswa yang berasal dari instrumen yang telah dibuat pada tahap

sebelumnya.

c. Tahap Pengolahan dan analisis data

Data yang diperoleh diidentifikasi dan dianalisis berdasarkan skor yang

ditetapkan pada jurnal Haki Pesman dan Ali Eryilmaz. Kriteria penilaian four tier

test merupakan pengembangan dari three tier test yang dipadukan dengan

confidence rating pada alasan jawaban, sehingga lebih akurat tingkat keyakinan

atas jawaban dan alasan jawaban. Hasil dari data yang diidentifikasi dan dianalisis

diambil suatu kesimpulan mengenai penelitian yang telah dilakukan.

C. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa di SMAN 5 Kota Serang,

sedangkan sampel pengambilan data di kelas X IPA 1, 2 dan 3 SMAN 5 Kota

Page 44: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

30

30

Serang yang telah belajar mengenai konsep hukum Newton. Siswa yang dijadikan

sampel dalam identifikasi ini sebanyak 90 siswa.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan tahap kedua dari tahapan penelitian ini, yaitu

tahap pelaksanaan penelitian. Identifikasi miskonsepsi ini menggunakan tes tertulis

dalam bentuk four tier test yang dikembangkan melalui penelitian yang dilakukan

oleh Ana Shalihah bentuk three-tier test.

Tes adalah ujian tertulis, lisan dan wawancara untuk mengetahui pengetahuan,

kemampuan, bakat dan kepribadian seseorang.55 Tes diagnostik four tier yang

digunakan dalam penelitian ini berjumlah 20 butir soal dan setiap soalnya terdiri

dari empat tingkat utama yang diberikan kepada 90 siswa kelas X IPA 1, 2 dan 3 di

SMAN 5 Kota Serang. Tingkat pertama adalah pilihan ganda dengan lima pilihan

jawaban (a, b, c, d, dan e) mengenai konsep materi, tingkat kedua adalah yakin atau

tidak yakin siswa menjawab soal tersebut. Tingkat ketiga siswa memilih alasan

jawaban terhadap tingkat pertama dengan lima pilihan (a, b, c, d dan e), dan tingkat

keempat adalah confidence level atau pertanyaan keyakinan terhadap jawaban

alasan pertanyaan yaitu yakin atau tidak yakin.

E. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes diagnostik four tier

yang berfungsi untuk mengidentifikasi kemampuan pengetahuan dan miskonsepsi

siswa. Indikator soal yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal yang Digunakan pada Four Tier Test

Indikator Pembelajaran Indikator Soal

(Aspek Kognitif)

55Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 2003), Ed. 3,h. 1186.

Page 45: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

31

31

C1 C2 C3 C4

Mendeskripsikan pengertian gaya 1 2

Mendeskripsikan pengertian hukum I Newton 3,4

Mendeskripsikan pengertian hukum II Newton 5 6

Mendeskripsikan pengertian hukum III Newton 7

Menjelaskan pengertian gaya gesek 9 8 10

Menganalisis gaya yang bekerja pada bidang datar 11 12

Menganalisis gaya yang bekerja pada bidang

miring

13

14

Menganalisis gaya yang bekerja pada bidang

vertikal (katrol)

15

16

Menjelaskan aplikasi hukum I Newton dalam

kehidupan sehari-hari

17

Menjelaskan aplikasi hukum II Newton dalam

kehidupan sehari-hari

19 18

Menjelaskan aplikasi hukum III Newton dalam

kehidupan sehari-hari

20

Jumlah 5 4 5 6

F. Kalibrasi Instrumen

Dalam penelitian ini tidak ada tahap kalibrasi instrumen, karena penulis

menggunakan instrumen yang di susun oleh saudari Ana Shaliha. Instrumen yang

digunakan hanya mengalami pengembangan saja, dari dalam bentuk three tier

menjadi mentuk four tier. Namun sebaiknya dilakukan kalibrasi seperti validasi

soal, reabilitas dan tingkat kesukaran pada siswa agar instrument yang diberikan

pada siswa sesuai. Pada penelitian ini penulis hanya melakukan validasi dengan

seorang ahli sehingga instrument penelitian yang digunakan kurang sesuai dengan

keadaan siswa di lokasi penelitian.

Page 46: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

32

32

G. Teknik Analisis Data

Miskonsepsi pada hukum Newton yang terjadi pada siswa kelas X SMAN 5

Kota Serang dapat diketahui dengan menganalisis data hasil penelitian secara

deskriptif. Penilaian dianalisis berdasarkan penelitian yang dikembangkan oleh

Haki Pesman dan Ali Eryilmaz dalam Ismiara Indah Ismail berupa tabel kriteria

pemahaman siswa. Kriteria untuk menentukan siswa paham konsep, tidak paham

konsep, dan miskonsepsi dapat dilihat pada Tabel 3.2

Tabel 1 3.2 Kombinasi Jawaban Four-Tier Test

No Kategori

Kombinasi Jawaban

Jawaban

Confidence

Rating

Jawaban

Alasan

Confidence

Rating

Alasan

1

Miskonsepsi

Benar Yakin Salah Yakin

2 Benar Tidak Salah Yakin

3 Salah Yakin Salah Yakin

4 Salah Tidak Salah Yakin

5

Tidak Paham

Konsep

Benar Yakin Benar Tidak

6 Benar Yakin Salah Tidak

7 Benar Tidak Benar Yakin

8 Benar Tidak Benar Tidak

9 Benar Tidak Salah Tidak

10 Salah Yakin Benar Tidak

11 Salah Yakin Salah Tidak

12 Salah Tidak Benar Tidak

13 Salah Tidak Salah Tidak

14 Error

Salah Yakin Benar Yakin

15 Salah Tidak Benar Yakin

16 Paham Benar Yakin Benar Yakin

Page 47: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

33

33

Analisis yang dilakukan sesuai dengan Tabel 3.2 untuk mentukan siswa yang

paham, tidak paham, miskonsepsi dan error menggunakan teknik persentase

berikut:

𝑃 =𝑆

𝐽𝑠× 100%

Keterangan:

P = persentase jumlah siswa pada paham konsep, tidak paham konsep,

miskonsepsi dan error

S = banyaknya siswa pada paham konsep, tidak paham konsep, miskonsepsi dan

error

Js = jumlah seluruh siswa peserta tes

Page 48: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

34

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Identifikasi Jawaban Benar Siswa

Hasil data tes objektif soal four-tier test sebanyak 20 soal yang meliputi sebelas

indikator, yaitu menjelaskan pengertian gaya, mendeskripsikan pengertian hukum

I Newton, mendeskripsikan pengertian hukum II Newton, mendeskripsikan

pengertian hukum III Newton, menjelaskan pengertian gaya gesek, menganalisis

gaya yang bekerja pada bidang datar, menganalisis gaya-gaya yang bekerja pada

bidang miring, menganalisis gaya-gaya yang bekerja pada bidang vertikal (katrol),

menjelaskan aplikasi hukum I Newton dalam kehidupan sehari-hari, menjelaskan

aplikasi hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari, dan menjelaskan aplikasi

hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari. Hasil persentase jawaban benar

siswa dan tingkat keyakinan siswa dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1 Persentase Jawaban Benar Siswa

No. Soal A B C D E

(%) (%) (%) (%) (%)

1

1.1 1,11 0 98,89* 0 0

1.2 96,67 3,33

1.3 95,56* 0 4,44 0 0

1.4 100 0

2

2.1 0 1,11 91,11* 7,78 0

2.2 88,89 11,11

2.3 1,11 0 98,89* 0 0

2.4 88,89 11,11

3 3.1 1,11 0 97,78* 1,11 0

3.2 81,11 11,11

Page 49: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

35

35

3.3 84,44* 2,22 13,33 0 0

3.4 80 20

4

4.1 96,67* 1,11 0 0 2,22

4.2 100 0

4.3 5,56 88,89* 0 5,56 0

4.4 97,78 2,22

5

3,34 0 3,33 0 94,44* 2,22

5.2 67,78 22,22

5.3 4,44 2,22 87,78* 5,56 0

5.4 82,22* 7,78

6

6.1 2,22 1,11 90* 4,44 2,22

6.2 67,78 32,22

6.3 0 90* 2,22 5,56 2,22

6.4 82,22 7,78

7

7.1 58,89* 1,11 40 0 0

7.2 77,78 12,22

7.3 0 8,89 2,22 2,22 86,67*

7.4 81,11 8,89

8

8.1 0 92,22* 6,67 1,11 0

8.2 74,44 25,56

8.3 4,44 88,89* 0 6,67 0

8.4 70 30

9

9.1 1,11 6,67 92,22* 0 0

9.2 90 10

9.3 5,56 6,67 0 87,78* 0

9.4 95,56 4,44

10

10.1 51,11* 45,57 7,78 0 0

10.2 86,67 13,33

10.3 41,11 48,89* 7,78 0 3,33

10.4 90 10

Page 50: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

36

36

11

11.1 1,11 3,33 5,56 90* 0

11.2 74,44 25,56

11.3 4,44 2,22 0 92,22* 1,11

11.4 62,22 37,78

12

12.1 0 16,67 0 77,78* 5,56

12.2 64,44 35,56

12.3 0 77,78* 0 3,33 18,89

12.4 75,56 24,44

13

13.1 10 4,44 7,78 73,33* 4,44

13.2 72,22 27,78

13.3 11,11 3.33 6,67 78,89* 1,11

13.4 73,33 26,67

14

14.1 5,56 2,22 12,22 50,56* 24,44

14.2 75,56 24,44

14.3 6,67 81,11* 2,22 5,56 4,44

14.4 81,11 8,89

15

15.1 8,89 15,56 0 55,56* 17,78

15.2 74,44 25,56

15.3 0 18,89 60* 13,33 2,22

15.4 73,33 26,33

16

16.1 2,22 0 1,11 6,67 90*

16.2 81,11 18,89

16.3 70* 8,89 1,11 28,720 0

16.4 71,11 28,89

17

17.1 13,33 83,33* 0 3,33 0

17.2 81,11 18,89

17.3 2,22 0 10 85,56* 2,22

17.4 85,56 14,44

18 18.1 23,15 35,19* 9,26 18,52 13,89

18.2 58,89 41,11

Page 51: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

37

37

18.3 23,15 18,52 21,3 18,52* 18,52

18.4 63,33 36,66

19

19.1 1,11 1,11 13,33 84,44* 0

19.2 80 20

19.3 4,44 84,44* 3,33 2,22 6,67

19.4 82,22 17,78

20

20.1 68,89* 10 21,11 0 0

20.2 93,33 6,67

20.3 24,44 3,33 68,89* 2,22 1,11

20.4 70 30

*Jawaban benar

Keterangan:

n.1 = Pertanyaan

n.2 = Tingkat Keyakinan Jawaban

n.3 = Alasan

n.4 = Tingkat Keyakinan Alasan

2. Identifikasi Jawaban Siswa Per Indikator Pembelajaran

Banyaknya siswa yang mengalami tidak paham dan meyakini jawaban yang

salah dapat diartikan siswa masih banyak yang mengalami miskonsepsi pada

hukum Newton dan penerapannya, persentase jawaban siswa perindikator

pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2 Persentase Jawaban Siswa Perindikator Pembelajaran

Indikator Pembelajaran No.

Soal

Persentase Kategori (%)

Paham Tidak

Paham Miskonsepsi Error

1 94,44 2,22 3,33 0,00

Page 52: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

38

38

Mendeskripsikan pengertian

gaya 2 76,67 23,33 0,00 0,00

Rata-rata 85,55 12,77 1,66 0,00

Mendeskripsikan pengertian

hukum I Newton

3 66,67 12,22 8,89 1,11

4 75,56 20,00 4,44 0,00

Rata-rata 71,11 16,11 6,66 0,55

Mendeskripsikan pengertian

hukum II Newton

5 65,56 25,56 8,89 0,00

6 64,44 22,22 10,00 3,33

Rata-rata 65,00 23,89 9,44 1,66

Mendeskripsikan pengertian

hukum III Newton 7

37,78 8,89 16,67 36,67

Menjelaskan pengertian gaya

gesek

8 63,33 31,11 4,44 1,11

9 76,67 11,11 10,00 2,22

10 53,33 7,78 38,89 7,78

Rata-rata 64,44 16,67 17,77 3,70

Menganalisis gaya yang

bekerja pada bidang datar

11 66,67 31,11 1,11 1,11

12 47,67 27,78 25,56 0,00

Rata-rata 57,17 29,44 13,33 0,55

Menganalisis gaya yang

bekerja pada bidang miring

13 52,22 33,33 12,22 2,22

14 66,67 15,56 11,11 17,78

Rata-rata 59,44 24,44 11,66 10,00

Menganalisis gaya yang

bekerja pada bidang vertikal

(katrol)

15 34,44 26,67 31,11 7,78

16 40,00 31,11 24,44 2,22

Rata-rata 37,22 28,89 27,77 5,00

Menjelaskan aplikasi hukum

I Newton dalam kehidupan

sehari-hari

17

66,11 17,78 15,56 5,56

18 33,33 47,78 17,78 1,11

Page 53: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

39

39

Menjelaskan aplikasi hukum

II Newton dalam kehidupan

sehari-hari

19

62,22 18,89 13,33 5,56

Rata-rata 47,75 33,33 15,55 3,33

Menjelaskan aplikasi hukum

III Newton dalam kehidupan

sehari-hari

20

58,89 17,78 30,00 0,00

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa, persentase tingkat

pemahaman siswa terbesar terdapat pada indikator mendeskripsikan pengertian

gaya yaitu pada nomor 1 dan 2 dengan persentase rata-rata sebesar 85,55%. Hal ini

dikarenakan siswa sudah paham terhadap indikator pembelajaran tersebut.

Persentase terkecil terdapat pada indikator Menganalisis gaya yang bekerja pada

bidang vertikal (katrol) terdapat pada soal 15 dan 16 dengan persentase rata-rata

sebesar 37,22%.

Persentase tingkat ketidak pahaman siswa tertinggi terdapat pada indikator

Menjelaskan aplikasi hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari terdapat pada

soal 18 dan 19 dengan persentase rata-rata sebesar 33,33%. Sedangkan persentase

ketidak pahaman siswa terendah terdapat pada indikator Mendeskripsikan

pengertian gaya terdapat pada soal nomor 1 dan 2 dengan persentase tara-rata

sebesar 12,77%.

Siswa yang banyak mengalami miskonsepsi terdapat pada indikator

menjelaskan aplikasi hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari terdapat pada

soal nomor 20 dengan persentase rata-rata sebesar 30%. Sedangkan persentase

terkecil yang mengalami miskonsepsi terdapat pada indikator mendeskripsikan

pengertian gaya terdapat pada soal nomor 1 dan 2 dengan persentase rata-rata

sebesar 1,66%.

Page 54: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

40

40

Siswa yang menjawab error terbesar terdapat pada indikator menganalisis gaya

yang bekerja pada bidang miring terdapat pada noomor 13 dan 14 dengan

persentase rata-rata sebesar 10%.

3. Identifikasi Tingkat Pemahaman Siswa Per butir Soal

Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh persentase jawaban siswa

berdasarkan kategori-kategori tingkat pemahaman yaitu paham, tidak paham,

miskonsepsi dan error dari setiap soal dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3 Persentase Pemahaman Per Butir Soal

No.

Soal

Persentase

Paham Tidak Paham Miskonsepsi Error

1 94,44 2,22 3,33 0,00

2 76,67 23,33 0,00 0,00

3 66,67 12,22 8,89 1,11

4 75,56 20,00 4,44 0,00

5 65,56 25,56 8,89 0,00

6 64,44 22,22 10,00 3,33

7 37,78 8,89 16,67 36,67

8 63,33 31,11 4,44 1,11

9 76,67 11,11 10,00 2,22

10 53,33 7,78 38,89 7,78

11 66,67 31,11 1,11 1,11

12 47,67 27,78 25,56 0,00

13 52,22 33,33 12,22 2,22

14 66,67 15,56 11,11 17,78

15 34,44 26,67 31,11 7,78

16 40,00 31,11 24,44 2,22

17 66,11 17,78 15,56 5,56

Page 55: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

41

41

18 33,33 47,78 17,78 1,11

19 62,22 18,89 13,33 5,56

20 58,89 17,78 30,00 0,00

Berdasarkan hasil tes tertulis tentang konsep hukum Newton dan penerapannya,

ditemukan bahwa pemahaman siswa mengenai konsep tersebut kurang. Dikatakan

kurang karena ada topik tertentu yang tidak dipahami sama sekali dengan

persentase pemahaman 0%.

B. Pembahasan

1. Menjelaskan pengertian gaya

Soal yang berindikator menjelaskan pengertian gaya terdapat pada butir soal

nomor 1 dan 2. Pada soal nomor 1 terdapat 94,44% siswa yang paham, 2,22%,

3,33% siswa miskonsepsi. Sedangkan pada soal nomor 2 terdapat 76,67% siswa

yang paham, 23,33% siswa tidak paham.

Soal nomor 1 tentang pengertian gaya menimbulkan miskonsepsi, karena siswa

menjawab pilihan A dan jawaban alasan yang dipilih oleh siswa adalah C sehingga

siswa miskonsepsi. Hal ini karena beberapa siswa baranggapan bahwa kecepatan

berubah akibat adanya tarikan. Pengertian gaya sendiri adalah suatu pengaruh yang

dapat mengubah kecepatan suatu benda56.

Soal nomor 1 memiliki kesalahan pada pilihan jawaban A dan B. Jika

berdasarkan pengertian gaya yang merupakan suatu pengaruh yang dapat

mengubah kecepatan suatu benda, maka menambah dan mengurangi kecepatan

pada suatu benda juga bisa mengubah kecepatan suatu benda.

Soal nomor 2 tentang macam-macam gaya tidak terjadi miskonsepsi, siswa

tidak paham sebanyak 23,33% .Siswa yang tidak paham menjawab salah pada soal

pertanyaan dengan memilih jawaban B dan D, menjawab salah pada soal alasan

dengan memilih jawaban A. Siswa yang menjawab salah pada soal pertanyaan dan

56 Jane R Pablico, Misconceptions on Force and Gravity among High School Student, Faculty of

The Lousiana State University and Agricultural and Mechanical Collage, 2010, h. 54

Page 56: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

42

42

alasan tersebut berkeyakinan bahwa W dan N bukan termasuk kedalam macam-

macam gaya. Padahal W dan N adalah salah satu macam-macam gaya, dimana W

adalah gaya yang arahnya selalu tegak lurus dengan bidang sentuh.57 Kecepatan

suatu benda yang jatuh di bumi dengan benda yang jatuh di bulan akan berbeda,

karena gaya gravitasi bumi dan bulan berbeda. Maka dapat kita ketahui bahwa gaya

gravitasi mempengaruhi kecepatan benda tersebut. Kemudian N adalah gaya yang

bekerja pada dua buah permukaan yang bersentuhan yang arahnya selalu tegak

lurus pada bidan sentuh, hal ini disebabkan karena arah gaya N selalu menuju pusat

bumi.58 Siswa tidak yakin akan jawaban tersebut maka dikatakan siswa tersebut

tidak paham.

Pada kedua soal ini tidak terdapat banyak miskonsepsi, hal ini dikarenakan

soal nomor 1 dan 2 memiliki tingkat kesukaran dengan kategori sangat mudah.

Sehingga banyak siswa yang menjawab dengan benar atau paham konsep.

2. Mendeskripsikan pengertian Hukum I Newton

Soal dengan indikator mendeskripsikan pengertian Hukum I Newton terdapat

pada soal nomor 3 dan 4. Pada soal nomor 3 terdapat 66,67% siswa yang paham,

12,22% siswa tidak paham, 8,89% siswa miskonsepsi dan 1,11% siswa eror.

Sedangkan pada soal nomor 4 terdapat 75,56% siswa yang paham, 20% siswa tidak

paham, dan miskonsepsi 4,44%.

Soal nomor 3 tentang bunyi Hukum I Newton terjadi miskonsepsi sebanyak

1,11%. Siswa yang miskonsepsi menjawab salah soal pertanyaan dengan memilih

jawaban D. Siswa yang miskonsepsi tersebut berkeyakinan bahwa bunyi hukum I

Newton adalah percepatan benda sebanding dengan gaya yang bekerja pada benda

dan berbanding terbalik dengan massanya. Padahal bunyi hukum I Newton adalah

jika jumlah gaya yang bekerja pada suatu benda adalah nol maka benda yang

bergerak akan tetap bergerak dan benda yang diam akan tetap diam, karena

terjadinya perubahan kecepatan disebabkan karena adanya gaya dan tidak

57 David Halliday, Robert Resnick, Jearl Walker, Fundamentals of Phyisic, ( United State of

Amaerica: John Walley and Sons, Inc, 2008), h. 106 58 Ganijati Aby Sarojo, Mekanika Seri Fisika Dasar, ( Jakarta: Salemba Teknika, 2002),h. 76

Page 57: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

43

43

dipengaruhi oleh massa benda tersebut.59 Jika dilihat dari jawaban salah yang

dipilih siswa dapat kita ketahui bahwa siswa masih belum bisa membedakan bunyi

hukum I Newton dengan bunyi hukum II Newton.

Soal nomor 4 tentang formulasi Hukum I Newton terjadi miskonsepsi. Siswa

yang mengalami miskonsepsi memilih E. Siswa yang memilih jawaban A

berkeyakinan bahwa formulasi hukum I Newton ΣF = 0 berarti tidak ada gaya

yang bekerja pada benda. Padahal walaupun F bernilai 0, bukan berarti tidak ada

gaya bekerja sama sekali.60 Dan siswa yang memilih jawaban C berkeyakinan

bahwa formulasi hukum I Newton adalah a = ΣFm⁄ . Padahal formulasi tersebut

merupakan formulasi hukum II Newton. Maka siswa yang memilih jawaban C

masih belum bisa membedakan hukum I Newton dengan hukum II Newton.

Soal nomor 4 sebaiknya tidak menggunakan kata formulasi rumus sebagai

narasi soal, karena hukum I Newton tidak memiliki formulasi rumus. Formulasi

rumus hukum Newton hanya terdapat pada hukum II Newton.

3. Mendeskripsikan Pengertian Hukum II Newton

Soal dengan indikator mendeskripsikan pengertian hukum II Newton terdapat

pada soal nomor 5 dan 6. Pada soal nomor 5 terdapat 65,56% siswa yang paham,

12,22% siswa tidak paham, 8,89% siswa miskonsepsi dan 1,11% siswa error.

Kemudian pada soal nomor 6 terdapat 64,44% siswa yang paham, 25,56% siswa

tidak paham, 8,89% siswa miskonsepsi, dan 3,33% siswa error.

Soal nomor 5 tentang pengertian formulasi hukum II Newton terdapat

12,22% siswa tidak paham. Siswa yang memilih jawaban B beranggapan bahwa

formulasi hukum II Newton adalah a = ΣF.m, padahal formulasi hukum II newton

adalah ΣF= m.a.61 Hal ini menunjukan bahwa siswa belum mampu memaknai

pengertian hukum II Newton dimana percepatan suatu benda yang disebabkan oleh

suatu gaya sebanding dan searah dengan gaya itu dan berbanding terbalik dengan

massa benda yang kenai oleh gaya tersebut dapat diformulasikan menjaadi ΣF=

60 Izza Auliyatul Muna, Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa PGMI pada Konsep Hukum Newton

Menggunakan Certainty of Response Index (CRI), Journal of Education and Social Cendikia, Vol.

13, No. 2, Juli-Desember 2015, h. 319 61 Douglas C giancolli, Fisika Edisi Kelima, ( Jakarta: Gelora Aksara Pratama, 2001), h. 95

Page 58: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

44

44

m.a . Siswa yang memilih jawaban E beranggapan bahwa ΣF=a/m. Letak

kesalahan siswa yang memilih jawaban B dan E adalah sama yaitu tidak mampu

meletakkan makna sebanding dan berbanding terbalik pada sebuah rumus atau

persamaan.

Pada soal nomor 5 juga terdapat siswa yang miskonsepsi yaitu sebanyak

1,11% atau masih dapat dikatakan miskonsepsi yang terjadi pada soal ini rendah.

Seluruh siswa yang miskonsepsi dalam soal pertanyaan memilih jawaban benar

yaitu D namun tidak yakin, tetapi dalam soal terdapat jawaban yang dipilih siswa

yaitu B dijawab dengan yakin dan E dijawab dengan yakin. Hal ini menunjukan

bahwa siswa memiliki alasan yang salah yang mereka yakini untuk menjawab soal

pertanyaan dengan benar. Pernyataan mengenai percepatan suatu benda yang

disebabkan oleh suatu gaya sebanding dan searah dengan gaya itu dan berbanding

terbalik dengan massa benda yang kenai oleh gaya tersebut dapat diformulasikan

menjaadi ΣF= m.a dianggap sebagai pengertian dari hukum I Newton dan hukum

III Newton oleh siswa yang miskonsepsi. Hal ini menunjukan bahwa siswa masih

belum bisa memahami dan membedakan hukum I, II, dan III Newton.

Dalam soal nomor 6 terdapat siswa yang miskonsepsi, dimana dalam soal

pertanyaan siswa menjawab salah dengan memilih jawaban A dan menjawab benar

dan pada soal alasan siswa menjawab salah dengan memilih jawaban A,D dan E.

Siswa yang memilih jawaban A pada soal pertanyaan berkeyakinan bahwa

berdasarkan tabel percepatan berbanding lurus dengan massa dan berbanding

terbalik dengan gaya, padahal tabel pada soal sesuai dengan hukum II Newton

dimana percepatan berbanding lurus dengan gaya dan berbanding terbalik dengan

massa.62

Hal ini berarti siswa memiliki pemahaman yang terbalik mengenai hubungan

percepatan dengan massa dan gaya. Miskonsepsi juga terjadi pada siswa yaang

menjawab benar dengan yakin pada soal pertanyaan tetapi menjawab salah dengan

yakin pada soal alasan. Siswa tersebut berkeyakinan bahwa percepatan, gaya dan

62 Nursefriani Marungkil Pasaribu dan H. Kamaludin, Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA

Lab-School Palu pada Materi Hukum Newton, Jurnal Pendidika Fisika Tadulako (JPFT), Vol. 4,

No. 2, 2016, h. 39

Page 59: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

45

45

massa bernilai sebanding atau jika percepatan besar maka gaya yang bekerja juga

besar dan massa benda juga besar.

4. Mendeskripsikan hukum III Newton

Indikator ini berada pada soal nomor 7, dalam soal ini terdapat 37,78% siswa

yang paham, 8,89% siswa tidak paham, dan miskonsepsi 16,67.

Siswa yang menjawab B pada soal pertanyaan dan menjawab C pada soal

alasan berkeyakinan bahwa benda yang dikenai gaya atau aksi akan memberikan

reaksi yang searah, dan siswa yang menjawab D pada soal pertanyaan dan

menjawab A pada soal alasan berkeyakinan bahwa bunyi hukum III Newton adalah

benda yang dikenai gaya atau aksi yang arahnya tegak lurus. Padahal bunyi hukum

III Newton adalah benda yang dikenai gaya atau aksi akan memberikan reaksi yang

arahnya berlawanan.63 Miskonsepsi ini terjadi karena siswa terkecoh dengan

formulasi hukum III Newton dimana Faksi=Freaksi , tanda = dianggap siswa sebagai

pengertian sama dan searah.

5. Menjelaskan pengertian gaya gesek

Indikator kelima ini terdapat pada soal nomor 8,9 dan 10. Miskonsepsi

tertinggi terjadi pada soal nomor 7 sebanyak 16,67% dan miskonsepsi terendah

terjadi pada soal nomor 8 sebanyak 4,44%. Miskonsepsi pada indikator ini sesuai

dengan penelitian-penelitian sebelumnya, dimana pada materi gaya gesek sering

ditemukan miskonsepsi.

Soal nomor 8 adalah tentang keadaan benda yang mengalami gaya gesek

statis maksimum, pada soal ini siswa yang miskonsepsi menjawab salah pada soal

pertanyaan dengan memilih jawaban D dan menjawab salah pada soal alasan

dengan memilih jawaban A. Seluruh siswa yang miskonsepsi ini berkeyakinan

bahwa gaya gesek statis maksimum terjadi saat benda sedang berhenti dan

bergerak lurus. Padahal gaya gesek statis maksimum terjadi saat benda sedang

tepat akan berhenti karena saat benda akan bergerak gaya statis yang diperlukan

63 Nursefriani Marungkil Pasaribu dan H. Kamaludin, Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA

Lab-School Palu pada Materi Hukum Newton, Jurnal Pendidika Fisika Tadulako (JPFT), Vol. 4,

No. 2, 2016, h. 40

Page 60: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

46

46

sangat kecil atau gaya terkecil.64 Kesalahan pemahaman siswa ini terlihat saat

pembelajaran terjadi, dimana pada saat itu guru memberikan contoh mengenai

gaya gesek statis maksimum dalam kehidupan sehari-hari yaitu saat mobil di rem

mendadak maka gaya gesek statis pada ban terhadap aspal akan bernilai

maksimum. Namun guru tidak menyebutkan kapan tepatnya gaya gesek statis

maksimum itu terjadi, sehingga siswa yang tidak membaca penjelasan didalam

buku akan beranggpan bahwa gaya gesek statis maksimum itu terjadi saat ban

berhenti.

Soal nomor 9 adalah tentang waktu gaya gesek kinetis terjadi pada suatu

benda, pada soal ini juga terdapat banyak miskonsepsi yaitu sebesar 10%. Siswa

yang miskonsepsi menjawab benar dengan yakin pada soal pertanyaan namun

menjawab salah pada soal alasan dengan memilih jawaban E dengan yakin,

miskonsepsi juga terjadi pada siswa yang menjawab salah pada soal pertanyaaan

dengan memilih jawaban E dan jawaban salah pada soal alasan yaitu opsi C. Siswa

yang menjawab soal pertanyaan dengan benar dan yakin namun menjawab soal

alasan salah dengan yakin berkeyakinan bahwa gaya gesek kinetis terjadi pada saat

benda sedang bergerak karena gaya gesek kinetis lebih besar dari pada gaya gesek

kinetis. Padahal sebenarnya gaya gesek kinetis lebih kecil dari pada gaya gesek

statis.65 Miskonsepsi pada nomor 9 ini masih berhubungan dengan miskonsepsi

pada soal nomor 8, siswa beranggapan bahwa pada saat benda bergerak gaya gesek

lebih besar dibandingkan pada saat benda akan berhenti bergerak. Sedangkan siswa

yang miskonsepsi dan memilih jawaban salah pada soal pertanyaan dan soal alasan

berkeyakinan bahwa gaya gesek kinetis terjadi padaa saat benda sedang berhenti

dan bergerak, atau dapat dikatakan bahwa siswa menganggap gaya gesek kinetis

dan statis adalah sama.Soal nomor 9 pilihan alasan untuk menjawab soal tidak

sesuai .

Berbeda dengan soal nomor 8 dan 9, pada soal nomor 10 ini terjadi

miskonsepsi 38,89%. Seluruh siswa yang miskonsepsi pada nomor ini memilih

64 Ganijanti Aby Sarojo, Mekanika Seri Fisika Dasar, (Jakarta: Salemba Teknika, 2002), h. 76 65 Moh. Fadli, Marungkil Pasaribu dan Darsikin, Analisis Miskonsepsi Program Studi Pendidikan

Fisika Menggunakan Certainty of Response Indek (CRI) pada Konsep Gaya, Jurnal Pendidikan

Fisika Tadulako (JFTP), Vol. 4, No. 4, 2016, h. 36

Page 61: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

47

47

jawaban benar dan yakin pada soal pertanyaan. Dan pada soal alasan siswa

manjawab salah dengan memilih jawaban A .

Siswa dapat menemukan jawaban yang tepat namun tidak memiliki

keyakinan pada alasan, rumus yang digunakan a =mg−f

m , rumus tersebut

merupakan penjabaran lebih lanjut dari persamaan dasar hukum II Newton.66

6. Menganalisis gaya yang bekerja pada bidang datar

Soal nomor 11 dan 12 merupakan soal yang berindikatorkan menganalisis

gaya yang bekerja pada bidang datar. Dalam indikator ini miskonsepsi yang terjadi

tidak begitu besar yakni hanya sebesar 1,11% disoal nomor 11 dan 25,56% disoal

nomor 12.

Pada soal nomor 11 miskonsepsi terjadi karena siswa menjawab soal

pertanyaan dengan benar namun memilih menjawab soal alasan yang salah. Soal

nomor 11 berisi tentang gaya yang bekerja pada suatu benda, miskonsepsi yang

terjadi pada soal ini adalah siswa beranggapan bahwa gaya f pada Gambar 4.1

searah dengan benda.

Berdasarkan Gambar 4.1, panah nomor 2 adalah gaya f yang arahnya

berlawanan dengan benda. Gaya f berlawanan dengan arah benda karena seperti

yang kita lihat pada Gambar 4.1 posisi gaya f merupakan posisi gaya gesek. Gaya

gesek akan berlawanan arah dengan arah benda.67

66 Douglas C Giancolli, Fisika Edisi Kelima, ( Jakarta: Gelora Aksara Pratama, 2001), h. 95 67 Moh. Fadli, Marungkil Pasaribu dan Darsikin, Analisis Miskonsepsi Program Studi Pendidikan

Fisika Menggunakan Certainty of Response Indek (CRI) pada Konsep Gaya, Jurnal Pendidikan

Fisika Tadulako (JFTP), Vol. 4, No. 4, 2016, h. 32

2

3

1

Gambar Gambar 4.1 ilustrasi gambar pada soal

nomor 11

Page 62: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

48

48

Pada soal nomor 12 jawaban siswa yang miksonsepsi terbagi menjadi dua,

yang pertama miskonsepsi terjadi karena siswa menjawab salah pada soal

pertanyaan dengan memilih opsi A dan menjawab salah pada soal alasan dengan

memilih opsi D. Miskonsepsi kedua terjadi karena siswa menjawab benar pada soal

pertanyaan namun menjawab salah pada soal alasan dengan memilih opsi A.

Berikut ini penulis lampirkan soal nomor 12 pada Tabel 4.5

Tabel 4.4 penjabaran soal dan jawaban soal nomor 12

Soal Pertanyaan dan Alasan Jawaban Soal Pertanyaan dan Alasan

Daeng memasukkan baju 7 kg ke dalam

koper yang diletakkan di atas lantai.

Lalu Daeng menekan baju-baju

tersebut dengan gaya 40 N agar bisa

ditutup. Berapakah gaya normal yang

bekerja pada koper tersebut? (g = 9.8

m/s2)

a. 11 N

b. 30 N

c. 79 N

d. 80 N

e. 110 N

Pembahasan :

Diketahui.

m = 5 kg

g = 10m/s2

F = 30 N

Ditanya. N?

Jawab.

∑ Fy = 0

N – w − F = 0

N = w + F

N = (m ∙ g) + F

N = (7×10) + 40

N = 70 + 40 = 110 N ( E )

Manakah alasan dari jawaban anda?

a. Gaya normal searah dengan

gaya berat dan gaya tekan

b. Gaya normal berlawanan arah

dengan gaya berat dan gaya

tekan

Alasan yang tepat adalah :

b. Gaya normal berlawanan arah

dengan gaya berat dan gaya tekan.

Page 63: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

49

49

c. Gaya normal searah dengan

gaya berat dan berlawanan

dengan gaya tekan

d. Gaya normal searah dengan

gaya tekan dan berlawanan

dengan gaya berat

e. Gaya normal searah dengan

gaya berat dan tidak

dipangaruhi gaya tekan

Siswa yang menjawab salah pada soal pertanyaan dan alasan beranggapan

bahwa gaya normal searah dengan gaya tekan dan berlawanan arah dengan gaya

berat, hal ini mengakibatkan siswa salah dalam memformulasikan gaya untuk

menjawab soal pertanyaan. Dengan alasan tersebut maka siswa akan mendapatkan

jawaban untuk N adalah 30 N, seperti pada penjelasan dibawah ini.

∑ Fy = 0

N – w + F = 0

N = w - F

N = (m ∙ g) - F

N = (7×10) − 40

N = 70 - 40 = 30 N

Sedangkan siswa yang miskonsepsi dengan menjawab benar pada soal

pertanyaan namun menjawab salah pada soal alasan dengan memilih opsi A

beranggapan bahwa gaya normal searah dengan gaya berat dan gaya tekan. Siswa

yang miskonsepsi kelompok ini juga tidak dapat memformulasikan suatu

pernyataan kedalam rumus, karena jika siswa beranggapan gaya normal searah

dengan gaya berat dan gaya tekan maka seharusnya jawaban yang didapat adalah

Page 64: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

50

50

bernilai minus. Dalam konsep yang sebenarya disebutkan bahwa gaya normal

arahnya akan berlawanan dengan gaya berat dan gaya tekan.68

7. Menganalisis gaya-gaya yang bekerja pada bidang miring

Soal nomor 13 dan 14 merupakan soal yang berindikatorkan menganilis gaya-

gaya yang terjadi pada bidang miring. Pada indikator ini miskonsepsi yang terjadi

sebesar 12,22% pada nomor 13 dan sebesar 11,11% pada soal nomor 14.

Soal nomor 13 merupakan soal mengenai gaya gesek pada bidang miring,

pada soal ini jawaban siswa yang tidak paham menjawab tersebar di beberapa opsi

jawaban, namun sebagian siswa yang tidak paham ini menjawab benar pada soal

pertanyaan dengan memilih opsi D namun tidak yakin dan menjawab benar pada

soal alasan dengan dengan memilih opsi B namun tidak yakin. Hal ini berarti

bahwa siswa tersebut dapat menjawab soal dengan benar namun siswa tidak yakin

atas jawabannya sendiri atau bisa dikatakan siswa masih ragu akan pemahamannya.

Sedangkan miskonsepsi yang terjadi pada soal nomor 13 terjadi karena siswa

memilih jawaban salah pada soal pertanyaan dengan memilih opsi D dan E dan

memilih jawaban salah pada soal alasan dengan memilih opsi E. Siswa yang

miskonsepsi ini beranggapan bahwa benda pada bidang miring yang terdapat pada

soal tidak akan bergerak karena F>fs , atau gaya dorong lebih besar dari pada gaya

gesek. Padahal paham yang benar adalah ketika F > fs maka benda akan bergerak.69

Hal yang sama juga terjadi pada soal nomor 14 dimana banyak siswa yang

tidak paham pada soal yang mengenai besarnya gaya yang bekerja pada bidang

miring ini. Hal ini dikarenakan soal nomor 14 merupakan tipe soal C4 sedangkan

soal nomor 13 merupakan tipe soal C3, atau berbeda satu tingkat dalam tingkat

kesukaran soal.

Siswa yang tidak paham pada soal nomor 14 memilih jawaban salah pada soal

pertanyaan dengan memilih opsi A, B, C dan E dan menjawab salah pada soal

68 Moh. Fadli, Marungkil Pasaribu dan Darsikin, Analisis Miskonsepsi Program Studi Pendidikan

Fisika Menggunakan Certainty of Response Indek (CRI) pada Konsep Gaya, Jurnal Pendidikan

Fisika Tadulako (JFTP), Vol. 4, No. 4, 2016, h. 32 69 Moh. Fadli, Marungkil Pasaribu dan Darsikin, Analisis Miskonsepsi Program Studi Pendidikan

Fisika Menggunakan Certainty of Response Indek (CRI) pada Konsep Gaya, Jurnal Pendidikan

Fisika Tadulako (JFTP), Vol. 4, No. 4, 2016, h. 33

Page 65: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

51

51

alasan dengan memilih opsi C, D dan E. Soal nomor 14 merupaka soal hitungan,

siswa yang menjawab salah pada soal pertanyaan disebabkan karena siswa salah

dalam menghitung atau memasukan rumus. Sedangkan pada soal alasan siswa yang

menjawab salah dengan memilih opsi C beranggapan bahwa gaya yang diperlukan

untuk mendorong benda tidak dipengaruhi massa, kemudian siswa yang menjawab

salah dengan memilih opsi D beranggapan bahwa gaya yang diperlukan untuk

mendorong besar sehingga percepatannya kecil, dan siswa yang memjawab salah

dengan memilih opsi E beranggapan bahwa massa semakin besar jika gaya dorong

semakin besar. Padahal pemahaman yang benar adalah semakin besar massa benda

maka gaya dorong yang diperlukan juga semakin besar.70

8. Menganalisis gaya-gaya yang bekerja pada bidang vertikal (katrol)

Indikator tentang menganalisis gaya-gaya pada bidang vertikal (katrol)

terdapat pada soal nomor 15 dan 16. Pada soal no 15 ini siswa yang tidak paham

yaitu sebanyak 26,67%, sedangkan siswa yang miskonsepsi hanya sebesar 31,11%.

Hal ini terjadi karena soal nomor 15 dan 16 merupakan tipe soal C4 atau soal

dengan tingkat kesukaran tinggi.

Siswa yang tidak paham menjawab salah pada soal pertanyaan dengan

memilih jawaban E dan menjawab salah pada soal alasan dengan memilih jawaban

E. dan sisanya ada siswa yang menjawab benar namun tidak yakin dan ada siswa

yang menjawab salah dengan memilih opsi B pada soal pertanyaan dan menjawab

salah dengan memilih opsi A pada soal alasaan. Berikut ini penulis lampirkan soal

nomor 15 dalam Tabel 4.6 di bawah ini.

Tabel 4.5 penjabaran soal dan jawaban soal nomor 15

Soal Pertanyaan dan Alasan Jawaban Soal Pertanyan dan Alasan

Dua buah ember A dan B masing berisi

air 7 kg dan 5 kg yang dihubungkan

dengan tali dan tergantung. Berapakah

Diketahui.

mA = 7 kg

mB = 5 kg

70 Moh. Fadli, Marungkil Pasaribu dan Darsikin, Analisis Miskonsepsi Program Studi Pendidikan

Fisika Menggunakan Certainty of Response Indek (CRI) pada Konsep Gaya, Jurnal Pendidikan

Fisika Tadulako (JFTP), Vol. 4, No. 4, 2016, h. 32

Page 66: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

52

52

tegangan tali yang dialami kedua

ember?

a. 5,5 N

b. 4,83 N

c. 8,16 N

d. 58,31 N

e. 81,69N

Ditanya. T?

Jawab.

Σ F = m . a

wA − T + T − wB = (mA + mB)a

wA − wB = (mA + mB)a

mA. g − mB. g = (mA + mB)a

(mA − mB)g = (mA + mB)a

(7 − 5) 10 = (7 + 5) a

(2) 10 = 12 a

a =20

12= 1,67 m

s2⁄

tinjau salah satu ember

Σ F = m . a

wA − T = mA. a

T = w − mA. a

T = mA. g − mA. a

T = (7 × 10) – (7 × 1,67)

T = 70 − 11,69

T = 58,1 N ( D )

Manakah alasan dari jawaban anda?

a. Percepatan searah ember A dan

B sebab ember A dan B

seimbang

b. Percepatan berlawanan dengan

ember A dan B sebab ember A

dan B seimbang

Alasan yang tepat adalah opsi C,

yaitu:

A. Percepatan searah ember A

sebab massa ember A lebih

besar dari B

Page 67: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

53

53

c. Percepatan searah ember A

sebab massa ember A lebih

besar dari B

d. Percepatan searah ember B

sebab massa ember B lebih

besar dari A

e. Percepatan berlawanan dengan

ember A massa ember A lebih

besar dari B

Siswa yang tidak paham karena memilih jawaban salah pada soal pertanyaan

dan alasan, yaitu memilih opsi E beranggapan bahwa jika ada dua buah benda yang

dihubungkan dengan tali dan tergantung maka percepatan akan berlawanan arah

dengan massa yang lebih besar. Pemahaman ini akan mengakibatkan kesalahan

dalam penggunaan rumus, sehingga pada saat menghitung akan menghasilkan

jawaban yang salah.

Σ F = m . a

wA + T = mA. a

T = w + mA. a

T = mA. g + mA. a

T = (7 × 10) + (7 × 1,67)

T = 70 + 11,69

T = 81,69 N ( E )

Jawaban diatas merupakan jawaban salah yang dipilih siswa yang tidak paham.

Hal yang sama terjadi pada soal nomor 16, walaupun dalam soal ini banyak

siswa yang tidak paham yaitu sebesar 55,56% terjadi karena kebanyan siswa

menjawab benar namun tidak yakin akan jawabannya. Atau dapat dikatakan siswa

ragu akan pemahamannya. Pada soal nomor 16 juga terdapat siswa yang

miskonsepsi yaitu sebanyak 24,44%. Siswa yang miskonsepsi menjawab benar

pada soal pertanyaan dengan memilih opsi E namun menjawab salah pada soal

Page 68: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

54

54

alasan dengan memilih opsi E. Siswa yang miskonsepsi ini beranggapan bahwa

gaya normal yang bekerja pada benda hanya dipengaruhi massa. Padahal gaya

normal yang bekerja pada sebuah benda tidak hanya dipengaruhi oleh massa, tetapi

dipengaruhi oleh gaya gravitasi juga. Semakin besar massa benda maka semakin

besar pula gaya normalnya.71

9. Menjelaskan aplikasi hukum I Newton dalam kehidupan sehari-hari

Indikator tentang aplikasi menjelaskan hukum I Newton dalam kehidupan

sehari-hari terdapat pada soal nomor 17. Pada soal ini terjadi miskonsepsi sebanyak

15,56%. Soal nomor 17 tentang peristiwa hukum I Newton dalam kehidupan

sehari-hari yang menanyakan penyebab terdorongnya penumpang yang berada di

dalam sebuah bus yang direm mendadak. Siswa yang miskonsepsi menjawab benar

pada soal pertanyaan dengan memilih opsi B yaitu penumpang terdorong saat bus

direm mendadak merupakan usaha untuk mempertahankan posisi berdirinya,

namun menjawab salah pada soal alasan dengan memilih opsi A dan B, yang

menunjukan bahwa siswa berpendapat bahwa usaha penumpang untuk

mempertahankan posisi disebabkan karena agar penumpang tidak terjatuh ke depan

akibat bus yang tiba-tiba direm dan hal tersebut merupakan hukum aksi reaksi.

Padahal seharusnya jawaban alasan yang benar adalah opsi D, yaitu karena

penumpang cenderung untuk mempertahankan keadaannya. Hal ini sesuai dengan

konsep inersia pada Hukum I Newton, yaitu kecenderungan suatu benda untuk

mempertahankan keadaannya, baik dalam keadaan diam maupun sedang bergerak

pada garis lurus.72

Pada soal nomor 17 aspek kognitif yang diukur bukanlah C3. Soal pada

nomor 17 merupakan soal C2 yaitu pemahaman siswa. Pada soal ini siswa

melakukan pengamatan terhadap peristiwa dan pemahaman siswa terhadap

peristiwa tersebut.

71 Nursefriani, Marungkil Pasaribu dan H. Kamaludin, Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA

Lab-School Palu pada Materi Hukum Newton, Jurnal Pendidika Fisika Tadulako (JPFT), Vol. 4,

No. 2, 2016, h. 39 72 Douglas C giancolli, Fisika Edisi Kelima, ( Jakarta: Gelora Aksara Pratama, 2001), h. 93

Page 69: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

55

55

10. Menjelaskan aplikasi hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari

Soal nomor 18 dan 19 merupakan soal yang berindikator menjelaskan aplikasi

hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari. Pada soal nomor 18 jumlah siswa

yang tidak paham sebanyak 17,78%. Sedangkan pada soal nomor 19 siswa yang

tidak paham hanya sebanyak 13,33%.

Jawaban siswa yang tidak paham pada soal nomor 18 tersebar disemua opsi

jawaban. Menyebarnya jawaban siswa menandakan bahwa pemahaman siswa

dalam memahami hukum II Newton dan aplikasinya belum terfokus. Indikator

pada soal nomor 18 berhubungan dengan indikator pada soal nomor 5 dan 6, dimana

pada soal 5 dan 6 pun banyak siswa yang tidak paham. Walaupun soal nomor 18

dan soal nomor 5 dan 6 saling berkatian, namun jumlah siswa yang tidak paham

pada nomor 18, 2 kali lebih besar dibandingkan jumlah siswa yang tidak paham

pada nomor 5 dan 6. Hal ini disebabkan karena soal nomor 18 merupakan tipe soal

C4 atau soal dengan tingkat kesukaran yang tinggi, sedangkan soal nomor 5 dan 6

merupkan tipe soal C1 atau soal dengan tingkat kesukarang rendah. Berikut soal

nomor 18 terlampir pada Tabel 4.7 di bawah ini.

Tabel 4.6 penjabaran soal dan jawaban soal nomor 18

Soal Pertanyaan dan Alasan Jawaban Pertanyaan dan Alasan

Bola baseball yang massanya 50 g

dilempar mendekati stickbaseball

dengan kecepatan 30 m/s, bersentuhan

dengan stick selama 5 ms, kemudian

kembali terpantul dengan kecepatan

yang sama. Berapakah gaya rata-rata

stickbaseball yang bekerja pada bola

tersebut dan kemana arahnya?

a. 600 N, searah dengan v0

b. 600 N, berlawanan arah dengan v0

c. 300 N, searah dengan v0

d. 300 N, berlawanan arah dengan v0

Ditanya.

Jawab.

∆v = v − v0 = −30 − 30

= −60 m/s

∆v = a. ∆t ⟹ a =∆v

∆t

a =−60

0,005= −12000 m

s2⁄

F = ma

F = 0,05 × (−12000 )

F = −600 N ( B )

Page 70: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

56

56

e. 150 N, searah dengan v0 Tanda negatif menyatakan bahwa gaya

berlawanan arah dengan arah

kecepatan awal bola

Manakah alasan anda untuk menjawab

pertanyaan pertama?

a. Perbandingan gaya (F) dan

kecepatan awal (v0) adalah 1 : 20

b. Perbandingan gaya (F) dan

kecepatan awal (v0) adalah 1 : 12

c. Perbandingan gaya (F) dan

kecepatan awal (v0) adalah 1 : 6

d. Perbandingan gaya (F) dan

kecepatan awal (v0) adalah 20 : 1

e. Perbandingan gaya (F) dan

kecepatan awal (v0) adalah 12 : 1

Alasan yang tepat adalah :

d. Perbandingan gaya (F) dan

kecepatan awal (v0) adalah 20 : 1

Siswa yang tidak paham pada soal nomor 18 memilih jawaban salah pada soal

pertanyaan disebabkan karena kesalahan menghitung dan memasukan rumus yang

benar. Berdasarkan jawaban pada Tabel 4.7 jika F bernilai 600 N dan v0 bernilai 30

m/s, maka perbandingan anatara F dan v0 adalah 600:30 atau 20: 1. Sehingga alasan

yang tepat untuk menjawab soal pertanyaan adalah opsi D yaitu perbandingan gaya

F dengan kecepatan awal v0 adalah 20:1.

Berbeda dengan soal nomor 18, pada soal nomor 19 jumlah siswa yang tidak

paham hanya sebanyak 44,44%. Siswa yang tidak paham pada soal nomor 19

dikarenakan siswa menjawab benar soal pertanyaan dan soal alasan namun tidak

yakin akan jawabannya. Artinya siswa ragu akan pemahamannya sendiri. Pada soal

nomor 19 juga terdapat siswa yang miskonsepsi yaitu sebanyak 13,33%. Siswa

yang miskonsepsi menjawab salah pada soal pertanyaan dengan memilih opsi A

dan menjawab salah pada soal alasan dengan memilih opsi E. Siswa yang

miskonsepsi ini beranggapan bahwa percepatan akan bernilai kecil jika gaya dan

Page 71: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

57

57

massa bernilai kecil atau dapat dikatakan bahwa percepatan nilainya sebanding

dengan gaya dan massa. Padahal konsep yang sebenarnya adalah percepatan

sebanding dengan gaya dan berbanding terbalik dengan massa, atau percepatan

akan bernilai besar jika gaya besar dan massanya kecil.73

11. Menjelaskan aplikasi hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari

Soal nomor 20 merupkan soal dengan indikator menjelaskan aplikasi hukum

III Newton dalam kehidupan sehari-hari. Pada soal nomor 20 terdapat sebanyak

58,89% siswa paham, 17,78%siswa tidak paham, 30% siswa miskonsepsi.

Soal nomor 20 merupakan soal mengenai aplikasi prinsip aksi reaksi.

Walaupun soal nomor 20 merupakan tipe soal C3, namun siswa yang tidak paham

maupun miskonsepsi tidak banyak. Hal ini dikarenakan pada indikator menjelaskan

hukum III Newton juga banyak siswa yang paham, sehingga pada indikator ini tidak

banyak siswa yang miskonsepsi.

Soal nomor 20 berisi tentang gaya dorong yang diberikan pada sebuah batu

bata untuk mendorong tembok, siswa yang tidak paham memilih jawaban salah

pada soal pertanyaan dengan memilih opsi E dan menjawab salah pada soal alasan

dengan memilih opsi E beranggapan bahwa batubata menerima aksi dari tembok.

Padahal sesuai dengan isi soal, gaya dorong diberikan pada batu bata untuk

mendorong tembok maka dapat dikatakan batu bata lah yang memberikan aksi pada

tembok dan tembok akan memberikan reaksi pada batu bata. Gaya aksi reaksi

tersebut akan bernilai sama namun arahnya berlwanan, hal ini sesuai dengan konsep

hukum III Newton.74

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukan bahwa four

tier test efektif untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang ada pada siswa.

Miskonsepsi yang teridentifikasi secara keseluruhan setiap indikator pembelajaran

disajikan pada Tabel 4.7berikut ini.

73 Nursefriani Marungkil Pasaribu dan H. Kamaludin, Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA

Lab-School Palu pada Materi Hukum Newton, Jurnal Pendidika Fisika Tadulako (JPFT), Vol. 4,

No. 2, 2016, h. 39 74 Nursefriani Marungkil Pasaribu dan H. Kamaludin, Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA

Lab-School Palu pada Materi Hukum Newton, Jurnal Pendidika Fisika Tadulako (JPFT), Vol. 4,

No. 2, 2016, h. 40

Page 72: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

58

58

Tabel 4.7 Miskonsepsi yang Terjadi pada Siswa Berdasarkan Indikator pada

Konsep Hukum Newton dan Penerapannya

No Indikator Pembelajaran Nomor

Soal Miskonsepsi yang Teridentifikasi

1 Menjelaskan pengertian

gaya

1 Kecepatan yang berubah hanya akibat

tarikan

2

N adalah gaya yang arahnya menuju

pusat bumi

f adalah bukan gaya kontak pada dua

benda

2

Mendeskripsikan

pengertian hukum I

Newton

3

Jumlah gaya yang bekerja pada benda

tidak sama dengan nol, maka benda

yang bergerak akan tetap bergerak

dan benda yang diam akan tetap diam

Benda yang dikenai gaya dari akan

memberikan reaksi sebesar dua kali

lebih besar dari gaya yang

mengenainya.

4

Tidak ada gaya yang bekerja pada

benda

Gaya pada dua buah benda sama

besar namun berlawanan arah

3

Mendeskripsikan

prinsip penegrtian

hukum II Newton

5

Pengertian hukum II Newton

dianggap sebagai pengertian hukum I

Newton

Hukum II Newton menjelaskan benda

tepat akan bergerak

6

Yang mempengaruhi percepatan pada

benda hanya massa benda itu sendiri

dengan nilai nya yang sebanding

Page 73: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

59

59

Percepatan, gaya dan massa nilainnya

sebanding

4 Mendeskripsipengertian

hukum III Newton 7

Benda yang dikenai gaya aksi akan

memberikan reaksi yang searah

Gaya dan aksi tidak berhubungan

5 Menjelaskan pengertian

gaya gesek

8 Gaya gesek statis sama dengan nol

9

Gaya gesek statis sama dengan nol

Gaya gesek statis sama dengan gaya

gesek kinetik

10

Persamaan percepatan pada gaya

gesek adalah a =f−mg

m

6

Menganalisis gaya-gaya

yang bekerja pada

bidang datar

11 F pada gambar soal no 11 searah

dengan benda

12

Gaya normal searah dengan gaya

berat dan gaya tekan

Gaya normal searah dengan gaya

berat dan tidak dipengaruhi gaya

tekan

7

Menganalisis gaya-gaya

yang bekerja pada

bidang miring

13 Benda tidak bergerak ketika F> fs

14 Massa semakin besar jika gaya

dorong semakin besar

8

Menganalisis gaya-gaya

yang bekerja pada

bidang vertikal (katrol)

15

Percepatan searah dengan massa

benda yang lebih besar karena

perbedaan massa dianggap seimbang

16 Besar gaya normal hanya dipengaruhi

oleh massa

9

Menjelaskan aplikasi

hukum I Newton dalam

kehidupan sehari-hari

17

Peristiwa merupakan penerapan

hukum Aksi reaksi

Page 74: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

60

60

10

Menjelaskan aplikasi

penerapan hukum II

Newton dalam

kehidupan sehari-hari

18 Perbandingan F dan v0 yang salah

karena kesalahan saat menghitung

19 Percepatan kecil jika gaya dan massa

bernilai kecil

Percepatan besar jika nilai gaya kecil

dan massa besar

11

Menjelaskan aplikasi

penerapan hukum III

Newton dalam

kehidupan sehari-hari

20

Tembok menerima reaksi dari

batubata

Batu bata memberi reaksi pada

tembok

Menurut Caleon dan Subramaniam salah satu keunggulan four tier test adalah

dapat mendiagnosis miskonsepsi lebih dalam sehingga dapat menentukan bagian-

bagian materi mana saja yang memerlukan penekanan lebih.75 Tidak hanya

miskonsepsi saja, dengan menggunkan four tier test kita juag dapat menegetahui

siswa yang paham, tidak paham dan error.76

Siswa yang tidak paham disebabkan pengetahuan yang diperoleh siswa saat

pembelajaran di kelas kurang membantu siswa dalam memahi konsep hukum

Newton dan penerapannya sehingga siswa tidak yakin dengan jawabannya.

Sedangkan siswa yang error adalah siswa yang tidak serius dalam mengerjakan

soal, atau hanya menebak dalam menjawab. Hal ini terlihat ketika pengamatan saat

pengejaan soal berlangsung.

75Imelda S. Caleon & R. Subramaniam, Do Students Know What They Know and What They

Don’t Know? Using a Four Tier Test Diagnostic Test to Assess the Nature of Student Alternative

Conceptions, Reseach Science Education, Vol. 40, 2010, h. 313-337 76 Ismiara Indah Ismail, Achmad Samsudin, Endi Suhendi dan Ida Kaniawati, Diagnostik

Miskonsepsi Melalui Listrik Dinamis Four Tier Test, Prosiding Simposium Inovasi Sains 2015

(SNIPS 2015), 2015, h. 382-383

Page 75: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

61

61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dari tes diagnostik four-tier untuk

mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada konsep hukum Newton dan penerapannya

terhadap siswa kelas X IPA SMAN 5 Kota Serang dapat disimpulkan bahwa:

1. Miskonsepsi tertinggi teridentifikasi pada indikator menjelaskan aplikasi

hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari sebesar 30%.

2. Miskonsepsi terendah pada indikator mendeskripsikan pengertian gaya dengan

persentase sebesar 1,66%.

B. Saran

Adapun saran peneliti yang ingin disampaikan untuk memperkecil dan

mengurangi miskonsepsi pada konsep hukum Newton dan penerapnnya antara lain

dengan cara :

1. Guru harus mampu menguasai dan memahami konsep pembelajaran dengan

baik, sehingga penyampaian pada siswa akan jelas dan mudah dipahami.

2. Memilih model pembelajaran yang lebih tepat dan efektif untuk menunjang

proses pembelajaran menjadi lebih baik.

3. Menggunakan media dalam kegiatan pembelajaran agar siswa dapat

memahami konsep dengan baik.

4. Melakukan pre test untuk mengetahui apakah siswa mengalamai miskonsepsi

di awal pembelajaran.

Page 76: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

62

62

DAFTAR PUSTAKA

Ana Shaliha, Identifikasi Miskonsepsi mengunakan Tes Diagnostik Three-tier pada

Hhukum Newton dan Penerapannya, Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2016.

Ani Rusilowati, Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF)

Volume 6, Semarang 2015.

Arman, Sutopo, dan Parno, Kesulitan Siswa dalam Memahami Hukum Newton dan

Solusi pada Pembelajaran Sains di SMP, Jurnal FMIPA Universitas Negeri

Malang, vol. 1, 2017.

Cengiz Tuyuz, Development of Two Tier Diagnostic Instrument and Assess

Students’ Understanding in Chemistry, Academic Journal, Vol. 4, No. 6,

2009.

David Halliday, Robert Resnick, Jearl Walker, Fisika Dasar Edisi 7, (Jakarta:

Gelora Aksara Pratama, 2005).

Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Fisika SMP

danSMA, Jakarta: Balitbang Depdiknas, 2003.

DEPDIKNAS, Tes Diagnostik, Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan

Menengah – Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, 2007.

Dimyati Mahmud, Psikologi Suatu Pengantar, (Yogyakarta: ANDI BPFE), 2018,

h.81

Douglas C giancolli, Fisika Edisi Kelima, ( Jakarta: Gelora Aksara Pratama, 2001).

Ganijati Aby Sarojo, Mekanika Seri Fisika Dasar, ( Jakarta: Salemba Teknika,

2002).

Gurel, Derya Kaltakci, A Riview and Comparation of Diagnostic Instruments to

Identify Students’ Misconception in Science, Eurasia Journal of

Mathematics, Science and Technology Education, Vol. 11, 2015.

Imelda S. Caleon & R. Subramaniam, Do Students Know What They Know and

What They Don’t Know? Using a Four Tier Test Diagnostic Test to Assess

Page 77: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

63

63

the Nature of Student Alternative Conceptions, Reseach Science Education,

Vol. 40, 2010.

Ismiara Indah Ismail, Achmad Samsudin,Endi suhendi, dan Ida Kaniawati,

Diagnostik Miskonsepsi Melalui Listrik Dinamis Four Tier Test, Prosiding

Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains, Bandung, 2015.

Izza Auliyatul Muna, Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa PGMI pada Konsep

Hukum Newton Menggunakan Certainty of Response Index (CRI), Journal

of Education and Social Cendikia, Vol. 13, No. 2, Juli-Desember 2015.

J. F. Law & Treagust D.F., Diagnostic of Stundent Understanding of Content

Specific Science Areas Using On-Line Two Tier Diagnostic Test, Australia:

Curtin University of Technology, 2010.

Jane R Pablico, Misconceptions on Force and Gravity among High School Student,

Faculty of The Lousiana State University and Agricultural and Mechanical

Collage, 2010.

Jeanne E. Ormrod, Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh dan

Berkembang, (Jakarta: Erlangga, 2009).

Joul J. Mintzes, et al. Assessing Science Understanding, (California : Elsevier

Academic Press, 2005).

Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013, (Jakarta:

Erlangga, 2013), Cet. 17.

Moh. Fadli, Marungkil Pasaribu dan Darsikin, Analisis Miskonsepsi Program Studi

Pendidikan Fisika Menggunakan Certainty of Response Indek (CRI) pada

Konsep Gaya, Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JFTP), Vol. 4, No. 4,

2016.

Nursefriani Marungkil Pasaribu dan H. Kamaludin, Analisis Pemahaman Konsep

Siswa SMA Lab-School Palu pada Materi Hukum Newton, Jurnal Pendidika

Fisika Tadulako (JPFT), Vol. 4, No. 2, 2016.

Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan System, (Jakarta: Erlangga,

2011).

Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika,

Jakarta: Gramedia, 2013.

Page 78: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

64

64

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 2003), Ed. 3.

Qisthi Fariyani, Ani Rusilowati, dan Sugianto, Pengembangan Four-tier Diagnostic

Test untuk Mengungkap Miskonsepsi Fisika Siswa SMA Kelas X, Journal of

Innovative Science Education, Universitas Negeri Semarang, Vol. 4 No. 2,

2015.

Rachmadi Widdiharto, Diagnosis Kesulitan Belajar Matmatika SMP dan Alternatif

Proses Remedinya, (Yogyakarta: Depdiknas, Pusat Pengembangan dan

Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika, 2008).

Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga,

2011), Cet. XIV.

Ridwan Abdullah Sani, Fisika Terapan Smart, (Kota Tangerang : Tira Smart, 2017).

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012).

Sukisman Purtadi dan Lis Permana Sari. Analisis Miskonsepsi Konsep Laju dan

Kesetimbangan Kimia pada Siswa SMA, Yogyakarta : staff.uny.ac.id.

Suryabrata S, Metodologi Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

R&D,(Jakarta: Rajawali Press, 2010).

Suwarto,Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajaran, 2013).

Thornton, R.K., Sokoloff, D.R., Assessing Student Learning of Newton’s Laws:

The Force and Motion Conceptual Evaluation of Active Learning Laboratory

and Lecture Curricula, American Journal of Physics, 1998.

Yuyu R. Tayubi, Identifikasi miskonsepsi pada Konsep-Konsep Fisika

Menggunakan Certainly of Response Index (CRI), Jurnal Universitas

Pendidikan Indonesia, Vol. 24 No. 3,2005.

Page 79: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

65

65

Page 80: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

66

66

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : X/2

Materi Pembelajaran : Dinamika Partikel

Alokasi Waktu : 15 × 45 menit

Jumlah Pertemuan : 5 kali

I. KOMPETENSI INTI

KI

1

: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI

2

: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung

jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun,

responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri

sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI

3

: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI

4

: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai

kaidah keilmuan.

Page 81: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

67

67

II. KOMPETENSI DASAR

No. Kompetensi Dasar

1.1

1.2

Bertambah Keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan

kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya.

Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida

kalor dan optik.

2.1

2.2

Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;

cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan

peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap

dalam melakukan percobaan , melaporkan, dan berdiskusi.

Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari sebagai wujud

implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.

3.7 Menganalisis interaksi gaya serta hubungan antar gaya, massa dan gerakan benda

pada gerak lurus

4.7 Melakukan percobaan berikut presentasi hasilnya terkait interaksi gaya serta

hubungan gaya, massa, dan percepatan dalam gerak lurus serta makna fisisnya

III. TUJUAN PEMBELAJARAN

Pertemuan pertama

Melalui demonstrasi, diskusi dan kerja kelompok, peserta didik diharapkan

dapat:

1. Memberikan contoh penerapan hukum Newton dengan menggunakan

berbagai media

2. Melakukan percobaan yang berhubungan dengan hukum-hukum Newton

Pertemuan kedua

Page 82: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

68

68

Melalui kegiatan diskusi dan kerja kelompok, peserta didik diharapkan dapat:

1. Menjelaskan pengertian empat gaya yang umum bekerja pada suatu benda:

gaya berat, gaya normal, gaya gesekan dan gaya tegangan tali

2. Menjelaskan konsep gaya sentripetal pada gerak melingkar

Pertemuan ketiga

Melalui diskusi dan kerja kelompok, peserta didik diharapkan dapat:

1. Melukiskan diagram gaya-gaya yang bekerja pada suatu benda

2. Melakukan analisis kuantitatif untuk persoalan-persoalan dinamika

partikel pada bidang miring (dengan dan tanpa gesekan), lift, katrol, dan

benda bertumpuk

Pertemuan keempat

Melalui diskusi dan kerja kelompok, peserta didik diharapkan dapat:

1. Melakukan analisis kuantitatif untuk persoalan-persoalan dinamika

partikel pada tikungan jalan (datar dan kasar / miring dan licin), dan benda

bergerak melingkar (secara horizontal dan vertikal)

IV. MATERI PEMBELAJARAN

Formulasi Hukum-hukum Newton

Mengenal berbagai jenis gaya

Analisis kuantitatif masalah dinamika partikel

V. METODE PEMBELAJARAN

1. Demonstrasi

2. Diskusi kelas

3. Diskusi kelompok

Page 83: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

69

69

VI. KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Pertemuan ke-1

a. Pendahuluan (15 menit)

Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai

implementasi nilai religius).

Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai

implementasi nilai disiplin).

Prasyarat kemampuan sebelum mempelajari subbab (paket

halaman 152):

- Contoh aplikasi Hukum I, II, dan III Newton

- Gaya dan resultan gaya

Motivasi: Guru menanyakan apa alasan kita harus menggunakan

sabuk keselamatan ketika berada di dalam mobil yang bergerak?

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti (100 menit)

Mengamati

Mengamati demonstrasi kelembaman (paket halaman 154)

Mengamati demonstrasi pngaruh gaya (F) dan massa (m) terhadap

percepatan benda (paket halaman 156-157)

Mengamati demonstrasi mendorong tembok

Menemukan aplikasi Hukum I, II, dan III Newton dalam keseharian

Mempertanyakan

Menanyakan pengaruh gaya dan massa terhadap percepatan benda

Menanyakan contoh-contoh Hukum I, II, dan III Newton dalam

keseharian

Eksperimen/eksplore

Menemukan prinsip terdorongnya roket dan pesawat jet dengan

menggunakan balon (paket halaman 161)

Page 84: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

70

70

Asosiasi

Memformulasikan hukum-hukum Newton

Menganalisis aplikasi hukum I, II, dan III Newton dalam keseharian

Menganalisis hubungan gaya dan massa terhadap percepatan

Komunikasi

Membuat laporan tertulis

c. Penutup (20 menit)

Guru bersama dengan peserta didik membuat simpulan kegiatan

pembelajaran.

Guru memberikan umpan balik proses dan hasil pembelajaran untuk

mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.

Guru meminta peserta didik untuk mempelajari konsep gaya dan

jenis-jenis gaya untuk pertemuan berikutnya

Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan uji kompetensi bab

IV essay nomor 7

2. Pertemuan ke-2

a. Pendahuluan (15 menit)

Memberikan salam dan berdoa (sebagai implementasi nilai

religius).

Mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai

implementasi nilai disiplin).

Prasyarat kemampuan sebelum mempelajari subbab (paket

halaman 166):

- Definisi gaya, massa, dan berat

Motivasi: Guru menanyakan perbedaan berat dan massa

Penyampaian tujuan pembelajaran.

Page 85: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

71

71

b. Kegiatan Inti (100 menit)

Mengamati

Mengamati benda yang diam dan ditarik

Mempertanyakan

Menanyakan tentang gaya yang bekerja pada benda yang diam atau

bergerak

Menanyakan konsep gaya sentripetal pada gerak melingkar

Eksperimen/eksplore

Menemukan gaya-gaya yang menyebabkan benda dapat mengalami

gerak melingkar

Asosiasi

Menganalisis gaya-gaya yang terdapat pada benda diam dan

bergerak, serta yang menyebabkan benda bergerak melingkar

Komunikasi

Membuat laporan tertulis

c. Penutup (20 menit)

Guru bersama dengan peserta didik membuat simpulan kegiatan

pembelajaran.

Guru memberikan umpan balik proses dan hasil pembelajaran untuk

mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.

Guru meminta peserta didik untuk mempelajari analisis kuantitatif

untuk persoalan-persoalan dinamika partikel untuk pertemuan

berikutnya

Tindak lanjut: Penugasan menjawab uji kompetensi bab IV essay

nomor 12, essay nomor 13, essay nomor 14.

3. Pertemuan ke-3

Page 86: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

72

72

a. Pendahuluan (15 menit)

Siswa berkumpul dan duduk sesuai dengan kelompoknya masing-

masing.

Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai

implementasi nilai religius).

Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai

implementasi nilai disiplin).

Motivasi: guru menanyakan gaya apa saja yang bekerja pada buku

yang diletakkan di atas meja?

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti (100 menit)

Mengamati

Mengamati jenis-jenis gaya yang bekerja pada benda yang diam dan

bergerak

Mempertanyakan

Menanyakan tentang gaya yang bekerja pada benda yang diam atau

bergerak

Eksperimen/eksplore

Membuat diagram gaya-gaya yang bekerja pada benda pada

persoalan-persoalan dinamika partikel pada bidang miring (dengan

dan tanpa gesekan), lift, katrol, dan benda bertumpuk

Asosiasi

Menganalisis gaya-gaya yang bekerja pada persoalan benda yang

berada di bidang miring (dengan dan tanpa gesekan), lift, katrol,

benda bertumpuk

Komunikasi

Membuat laporan tertulis

Page 87: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

73

73

c. Penutup (20 menit)

Guru bersama dengan peserta didik membuat simpulan kegiatan

pembelajaran.

Guru memberikan umpan balik proses dan hasil pembelajaran untuk

mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik dalam

pembelajaran.

Tindak lanjut: memberikan tugas mengerjakan uji kompetensi bab

IV essay nomor 15, essay nomor 16, essay nomor 17, essay nomor

19, essay nomor 23 dan 24, essay nomor 36

4. Pertemuan ke-4

a. Pendahuluan (15 menit)

Siswa berkumpul dan duduk sesuai kelompoknya masing-masing.

Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai

implementasi nilai religius).

Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai

implementasi nilai disiplin).

Apersepsi: Mereview materi pertemuan sebelumnya

Motivasi: guru menanyakan mengapa tikungan dibuat miring?

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti (100 menit)

Mengamati

Mengamati video mobil balap ketika melintasi tikungan

Mempertanyakan

Menanyakan gaya yang bekerja pada benda yang bergerak di

tikungan

Eksperimen/eksplore

Page 88: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

74

74

Membuat diagram gaya-gaya yang bekerja pada benda pada

persoalan-persoalan dinamika partikel pada tikungan jalan (datar

dan kasar / miring dan licin), dan benda bergerak melingkar (secara

horizontal dan vertikal)

Asosiasi

Menganalisis gaya-gaya yang bekerja pada persoalan benda yang

berada di tikungan jalan (datar dan kasar / miring dan licin), dan

benda bergerak melingkar (secara horizontal dan vertikal)

Komunikasi

Membuat laporan tertulis

Mempresentasikan hasil kelompok

c. Penutup (20 menit)

Guru bersama dengan peserta didik membuat simpulan kegiatan

pembelajaran.

Guru memberikan umpan balik proses dan hasil pembelajaran untuk

mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik dalam

pembelajaran.

Guru meminta peserta didik untuk mereview materi bab IV sebagai

persiapan ulangan harian

Tindak lanjut: memberikan tugas mengerjakan uji kompetensi bab

I essay nomor 38, essay nomor 24, essay nomor 25, essay nomor

44, essay nomor 47

5. Pertemuan 5

Ulangan harian IV

VII. Sumber Belajar/ Bahan Ajar/Alat

Page 89: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

75

75

Buku teks Fisika SMA/MA kelas X, Bab 5.

Kelereng

Kertas

Bola basket

Bola voli

Timbangan

Balon mainan

Video mobil balap melintasi tikungan

VIII. PENILAIAN

1. Teknik Penilaian dan bentuk instrument

Teknik Bentuk Instrumen

Pengamatan Sikap Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik

Tes Tertulis Pilihan Ganda dan Uraian

Portofolio Panduan Penyusunan Portofolio

2. Instrumen penilaian

a. Lembar pengamatan sikap

No Aspek yang dinilai 5 4 3 2 1 Keterangan

1 Menghayati dan

mengamalkan ajaran agama

yang dianutnya

2 menunjukkan perilaku jujur,

disiplin, tanggungjawab,

peduli (gotong royong,

kerjasama, toleran, damai),

Page 90: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

76

76

santun, responsif dan pro-

aktif

Rubrik pengamatan sikap

1 = jika peserta didik sangat kurang konsisten memperlihatkan

perilaku yang tertera dalam indikator

2 = jika peserta didik kurang konsisten memperlihatkan perilaku

yang tertera dalam indikator, tetapi belum konsisten

3 = jika peserta didik mulai konsisten memperlihatkan perilaku yang

tertera dalam indikator

4 = jika peserta didik konsisten memperlihatkan perilaku yang

tertera dalam indikator

5 = jika peserta didik selalu konsisten memperlihatkan perilaku yang

tertera dalam indikator

b. Penilaian pemahaman konsep

1) Pilihan Ganda (fisika X SMA Jilid 1 Erlangga halaman 202 nomor

1 - 25)

2) Uraian (Fisika X Jilid 1 Erlangga halaman 211 nomor 28 dan 30)

Rubrik Penilaian Tes Pilihan Ganda, dan Uraian

I. Penilaian Pemahaman Konsep

A. Bentuk Soal Pilihan Ganda

1. Jumlah soal = 25 butir soal

2. Bobot tiap soal = 2

3. Skor Ideal = 25 x 2 = 50

B. Bentuk Soal Uraian

1. Jumlah soal = 2 butir soal

2. Bobot soal = lihat tabel

Page 91: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

77

77

3. Skor Ideal = 50

No

Soal Hasil Pengerjaan soal Skor

Skor

Maksimal

1 a. Jika mengerjakan 2 soal kereta yang ditarik

dengan benar

30

30

b. Jika mengerjakan 1 soal kereta yang ditarik

dengan benar

15

c. Jika mengerjakan 2 soal kereta yang ditarik

tetapi salah

2

d. Jika tidak menjawab 0

2 a. Jika mengerjakan soal balok yang bergerak

menuruni bidang miring dengan benar

20

20 b. Jika mengerjakan soal balok yang bergerak

menuruni bidang miring tetapi salah

2

c. Jika tidak menjawab 0

JUMLAH SKOR TOTAL URAIAN 50

Nilai Akhir = Skor Pilihan Ganda + Skor Uraian

= 50 + 50

= 100

Page 92: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

78

78

c. Penilaian Portofolio

No KI / KD /

PI Waktu

MACAM

PORTOFOLIO

Jumla

h Skor Nilai

Kual

itas

Ran

gkum

an

Mak

alah

Lap

ora

n

Kel

om

pok

1

Catatan:

PI = Pencapaian Indikator

Untuk setiap karya peserta didik dikumpulkan dalam satu file

sebagai bukti pekerjaan yang masuk dalam portofolio.

Skor menggunakan rentang antara 0 -10 atau 10 – 100.

Penilaian Portofolio dilakukan dengan sistem pembobotan sesuai

tingkat kesulitan dalam pembuatannya.

Page 93: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

79

79

Serang, 6

Oktober 2017

Mengetahui,

Kepala SMAN 5 Kota Serang Guru Fisika

Drs. Suparman, MM Dra. Sri Hartini, M.Pd

NIP. 1965062819951 NIP.196501101994122

Page 94: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

93

Lampiran 2

Page 95: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

94

Page 96: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

95

Page 97: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

96

Lampiran 3

Instrumen Tes Diagnostik Four Tier pada Hukum Newton dan

Penerapannya

KI .3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

3.7 Menganalisis interaksi gaya serta hubungan antara gaya, massa, dan

gerakan benda pada gerak lurus.

KI .4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

4.7 Melakukan percobaan berikut presentasi hasilnya terkait interaksi

gaya serta hubungan gaya, massa, dan percepatan dalam gerak lurus

serta makna fisisnya

Indikator No

soa

l

soal Aspek

kogniti

f

Menjelaskan

pengertian gaya

1 Pengertian gaya adalah….

a. suatu pengaruh yang dapat menambah

kecepatan suatu benda

b. suatu pengaruh yang dapat mengurangi

kecepatan suatu benda

c. suatu pengaruh yang dapat

mengubah kecepatan suatu benda

d. suatu besaran skalar

e. suatu besaran skalar dan vektor

Apakah anda yakin dengan jawaban anda ?

C1

Page 98: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

97

a. yakin

b. tidak yakin

Manakah alasan dari jawaban anda?

a. kecepatan berubah akibat adanya

dorongan atau tarikan

b. kecepatan berubah hanya akibat adanya

dorongan

c. kecepatan berubah hanya akibat adanya

tarikan

d. kecepatan berubah tidak memerlukan

tarikan ataupun dorongan

e. kecepatan berubah tidak membuat

kecepatan berubah

Apakah anda yakin dengan alasan anda ?

a. Yakin

b. Tidak yakin

2 Pernyataan berikut yang benar mengenai

macam-macam gaya, kecuali….

a. w adalah gaya gravitasi bumi yang

bekerja pada suatu benda yang arahnya

menuju pusat bumi

b. N adalah gaya yang bekerja pada dua

permukaan yang bersentuhan, yang

arahnya selalu tegak lurus pada bidang

sentuh

c. f adalah gaya gesek yang arahnya

searah dengan arah gerak benda

d. f adalah gaya yang muncul jika dua

benda saling bersentuhan langsung

secara fisik

C1

Page 99: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

98

e. T adalah gaya tegang yang bekerja pada

ujung-ujung tali karena tali tersebut

tegang

Apakah anda yakin dengan jawaban anda?

a. Yakin

b. Tidak yakin

Manakah alasan dari jawaban anda?

a. w adalah gaya yang arahnya selalu

tegak lurus pada bidang sentuh

b. N adalah gaya yang arahnya menuju

pusat bumi

c. f adalah gaya gesek yang arahnya

berlawanan dengan arah gerak

benda

d. f adalah bukan gaya kontak pada dua

benda

e. T adalah gaya yang bekerja pada semua

tali (tali tidak harus tegang)

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

a. Yakin

b. Tidak yakin

Mendeskripsik

an pengertian

Hukum I

Newton

3 Bunyi hukum I Newton adalah . . .

a. Percepatan benda sebanding dengan

jumlah gaya yang bekerja pada benda

tersebut dan berbanding terbalik

dengan massanya

b. Percepatan benda berbanding terbalik

dengan gaya yang bekerja pada benda

tersebut dan sebanding dengan massa

nya

C1

Page 100: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

99

c. Jika jumlah gaya yang bekerja pada

suatu benda adalah nol maka benda

yang bergerak akan tetap bergerak

dan benda yang diam akan tetap

diam

d. Jika jumlah gaya yang bekerja pada

benda tidak sama dengan nol, maka

benda yang bergerak akan tetap

bergerak dan benda yang diam akan

tetap diam

e. Jika suatu benda memberikan gaya

pada benda lain maka benda lain

tersebut akan memberikan gaya yang

dua kali lebih besar

Apakah anda yakin dengan jawaban anda

a. Yakin

b. Tidak yakin

Manakah alasan anda dari jawaban anda ?

a. Benda yang bergerak akan tetap

bergerak dengan kecepatan kosntan

dan benda diam akan tetap diam,

jika resultan gaya yang bekerja

padanya adalah nol

b. Benda yang dikenai gaya dari benda

lain akan memberikan reaksi sebesar

dua kali lebih besar dari gaya yang

mengenainya

c. Benda akan tetap bergerak dengan

kecepatan konstan atau tetap diam jika

Page 101: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

100

ada gaya yang bekerja padanya maupun

tidak ada gaya yang bekerja

d. Massa benda dan gaya yang bekerja

pada benda akan sebanding dengan

percepatan benda

e. Benda yang mengalami perubahan

kecepatan karena adanya gaya. Dan

besar percepatnnya berbanding terbalik

dengan gaya tersebut

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

a. Yakin

b. Tidak yakin

4 Formulasi hukum I Newton adalah ….

a. ΣF = 0

b. a = ΣFm

c. a = ΣFm⁄

d. m = ΣF a

e. Σ𝐹𝑎𝑘𝑠𝑖 = Σ𝐹𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖

Apakah anda yakin dengan jawaban anda?

a. Yakin

b. Tidak yakin

Manakah alasan dari jawaban anda?

a. Tidak ada gaya yang bekerja benda

b. Jumlah gaya yang bekerja pada benda

sama dengan nol

c. Percepatan sebanding dengan gaya dan

berbanding terbalik dengan massa

d. Gaya pada dua buah benda sama besar

namun berlawanan arah

e. Percepatan sebanding dengan massa dan

berbanding terbalik dengan gaya

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

C1

Page 102: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

101

Yakin b. Tidak yakin

Mendeskripsik

an pengertian

Hukum II

Newton

5 “Percepatan suatu benda yang disebabkan

oleh suatu gaya sebanding dan searah dengan

gaya itu dan berbanding terbalik dengan

massa benda yang dikenai oleh gaya tersebut.”

Pernyataan di atas secara matematis dapat

ditulis…..

a. ΣF = 𝑚 𝑎⁄

b. a = ΣFm

c. a = mΣF⁄

d. ΣF = m.a

e. ΣF =𝑎𝑚⁄

Apakah anda yakin dengan jawaban anda ?

a. Yakin

b. Tidak yakin

Manakah alasan dari jawaban anda?

a. Hukum I Newton menjelaskan

kecenderungan suatu benda untuk

mempertahankan keadaannya

b. Hukum I Newton menjelaskan aksi reaksi

c. Hukum II Newton menjelaskan benda

sedang bergerak

d. Hukum II Newton menjelaskan benda tepat

akan bergerak

e. Hukum III Newton menjelaskan gaya

sebanding dengan a dan m

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

a. Yakin

b. Tidak yakin

C1

6 Tabel di bawah ini merupakan hasil percobaan

dengan massa sama pada setiap percobaan.

C2

Page 103: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

102

Percobaan A F

m = 3

4 12

5 15

8 24

m = 7

3 15

4 28

5 35

Tabel di atas menyatakan bahwa percepatan

…..

a. berbanding lurus dengan massa dan

berbanding terbalik dengan gaya

b. berbanding terbalik dengan massa dan

gaya

c. berbanding lurus dengan gaya dan

berbanding terbalik dengan massa

d. berbanding lurus dengan gaya dan

massa

e. sama besar dengan gaya dan massa

apakah anda yakin dengan jawaban anda?

a. Yakin

b. Tidak yakin

Manakah alasan dari jawaban?

a. Massa besar maka percepatan selalu

kecil

b. Gaya kecil maka percepatan juga

akan kecil dan sebaliknya jika

massanya sama

c. Gaya besar maka percepatan juga besar

pada semua massa

d. Percepatan kecil maka gaya kecil pada

benda bermassa yang kecil

Page 104: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

103

e. Percepatan besar maka gaya juga besar

pada benda bermassa besar

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

a. Yakin

b. Tidak yakin

Mendeskripsik

an pengertian

Hukum III

Newton

7 Bunyi hukum III Newton adalah …

a. Benda yang dikenai gaya atau aksi

akan memberikan reaksi yang

arahnya berlawanan

b. Benda yang dikenai gaya atau aksi akan

memberika reaksi yang searah

c. Benda yang di kenai gaya atau aksi

tidak akan memberikan reaksi

d. Benda yang dikenai gaya atau aksi akan

memberikan reaksi yang arahnya tegak

lurus

e. Benda yang dikenai gaya atau aksi akan

memberikan reaksi yang arahnya

melingkar

Apakah anda yakin dengan jawaban anda?

a. Yakin

b. Tidak yakin

Manakah alasan dari jawaban anda?

a. Gaya dan aksi adalah berbanding lurus

b. Gaya dan aksi akan membentuk gaya

melingkar

c. Gaya dan aksi adalah searah

d. Gaya dan aksi tidak berhubungan

e. Gaya dan aksi adalah berlawanan

C1

Page 105: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

104

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

a. Yakin

b. Tidak yakin

Menjelaskan

pengertian gaya

gesek

8 Gaya gesek statis maksimum terjadi pada saat

benda sedang….

a. Berhenti

b. tepat akan bergerak

c. telah bergerak

d. berhenti atau bergerak lurus beraturan

e. bergerak lurus berubah beraturan

apakah anda yakin dengan jawaban anda?

a. Yakin

b. Tidak yakin

Manakah alasan dari jawaban anda?

a. Gaya gesek statis sama dengan nol

b. Gaya gesek statis sama dengan gaya

F

c. Gaya gesek statis sama denga gaya

gesek kinetik

d. Gaya gesek statis lebih kecil dari gaya

gesek kinetik

e. Gaya gesek statis lebih besar dari gaya

gesek kinetic

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

a. Yakin

b. Tidak yakin

C1

9 Gaya gesek kinetis terjadi pada saat benda

sedang ….

a. Berhenti

b. tepat akan bergerak

c. bergerak

C1

Page 106: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

105

d. diam

e. berhenti dan bergerak

apakah anda yakin dengan jawaban anda?

a. Yakin

b. Tidak yakin

Manakah alasan dari jawaban anda?

a. Gaya gesek kinetis sama dengan nol

b. Gaya gesek kinetis lebih kecil dari gaya

F

c. Gaya gesek kinetis sama denga gaya

gesek statis

d. Gaya gesek kinetis lebih kecil dari

gaya gesek statis

e. Gaya gesek kinetis lebih besar dari

gaya gesek statis

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

a. Yakin

b. Tidak yakin

10 Massa penerjun beserta payungnya adalah 70

kg. Pada suatu saat hambatan udara 340 N

bekerja pada payung penerjun tersebut.

Berapakah percepatan jatuhnya penerjun pada

saat ini?

(g = 10 m/s2)

a. 5 m/s2

b. 7 m/s2

c. 12 m/s2

d. 14 m/s2

e. 15 m/s2

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

C3

Page 107: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

106

a. Yakin

b. Tidak yakin

Manakah alasan dari jawaban anda?

a. a =f−mg

m d. a =

m

mg−f

b. 𝐚 =𝐦𝐠−𝐟

𝐦 e. a =

m

w−f

c. a =f−w

mf. ……………

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

a. Yakin

b. Tidak yakin

Menganalisis

gaya yang

bekerja pada

bidang datar

11 Angka-angka pada gambar menunjukkan gaya

yang bekerja pada benda yang terletak di atas

bidang kasar yang bergerak ke arah kanan.

Gaya berturut-turut adalah…

a. w, f dan –w

b. N, - f dan w

c. N, F dan −N

d. N, f dan w

e. w, f dan N

apakah anda yakin dengan jawaban anda?

a. Yakin

b. Tidak yakin

Manakah alasan dari jawaban anda?

N W F

a Tegak lurus

terhadap

permukaan

benda

Berlawana

n dengan

arah N

Berlawanan

dengan arah

benda

C2

2

3

1

Page 108: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

107

b Tegak lurus

terhadap

permukaan

benda

Menuju

pusat bumi

searah

dengan arah

benda

c Vertikal ke

atas

Berlawana

n dengan

arah N

Searah

denga arah

benda

d Tegak

lurus

terhadap

permukaa

n benda

Menuju

pusat

bumi

Berlawana

n dengan

arah benda

e Menuju

vertikal ke

atas

Menuju

pusat bumi

Berlawanan

dengan arah

benda

F ……. …… …..

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

a. Yakin b. Tidak yakin

12 Daeng memasukkan baju 7 kg ke dalam koper

yang diletakkan di atas lantai. Lalu Daeng

menekan baju-baju tersebut dengan gaya 40 N

agar bisa ditutup. Berapakah gaya normal yang

bekerja pada koper tersebut? (g = 9.8 m/s2)

f. 11 N

g. 30 N

h. 79 N

i. 80 N

j. 110 N

Apakah anda yakin dengan jawaban nada?

a. Yakin

C3

Page 109: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

108

b. Tidak yakin

Manakah alasan dari jawaban anda?

f. Gaya normal searah dengan gaya berat

dan gaya tekan

g. Gaya normal berlawanan arah

dengan gaya berat dan gaya tekan

h. Gaya normal searah dengan gaya berat

dan berlawanan dengan gaya tekan

i. Gaya normal searah dengan gaya tekan

dan berlawanan dengan gaya berat

j. Gaya normal searah dengan gaya berat

dan tidak dipangaruhi gaya tekan

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

a. Yakin

b. Tidak yakin

Menganalisis

gaya-gaya yang

bekerja pada

bidang miring

13 Perhatikan gambar!

Berapakah gaya gesek balok jika didorong

gaya mendatar sebesar 50 N dan bagaimana

keadaan balok tersebut?

a. 0,83, bergerak

b. 1,20, bergerak

c. 5, bergerak

d. 5√𝟐, bergerak

e. 55√2, diam

Apakah anda yakin dengan jawaban anda?

C3

F

mg=45𝑜

Page 110: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

109

a. Yakin

b. Tidak yakin

Manakah alasan dari jawaban anda?

a. Benda bergerak ketika F < fs

b. Benda bergerak ketika F > fs

c. Benda tepat akan bergerak ketika F = fs

d. Benda bergerak ketika F = fs

e. Benda tidak bergerak ketika F > fs

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

a. Yakin

b. Tidak yakin

14 Jika 1 orang mampu menghasilkan gaya

sebesar 500 N, maka berapa orang yang

diperlukan untuk mendorong peti tersebut

dengan percepatan 2

m/s2 jika gaya gesek peti

dengan papan

sebesar 50 N?

a. 2 d. 5

b. 3 e. 6

c. 4

Apakah anda yakin dengan jawaban anda?

a. Yakin

b. Tidak yakin

Manakah alasan anda dari jawaban anda?

C4

mp=2

00 kg

𝜃

= 30𝑜

Page 111: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

110

a. Semakin besar massa benda maka gaya

yang diperlukan untuk mendorong kecil

b. Semakin besar massa benda maka gaya

yang diperlukan juga semakin besar

c. Gaya yang diperukan untuk mendorong

benda tidak dipangaruhi massa benda

d. Gaya yang diperlukan untuk mendorong

besar maka percepatannya kecil

e. massa semakin besar jika gaya dorong

semakin besar

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

a. Yakin b. Tidak yakin

Menganalisis

gaya-gaya yang

bekerja pada

bidang vertikal

(katrol)

15 Dua buah ember A dan B masing berisi air 7 kg

dan 5 kg yang dihubungkan dengan tali dan

tergantung. Berapakah tegangan tali yang

dialami kedua ember?

f. 5,5 N

g. 4,83 N

h. 8,16 N

i. 58,33N

j. 81,67N

Apakah anda yakin dengan jawaban anda?

a. Yakin

b. Tidak yakin

Manakah alasan dari jawaban anda?

a. Percepatan searah ember A dan B sebab

ember A dan B seimbang

b. Percepatan berlawanan dengan ember

A dan B sebab ember A dan B

seimbang

c. Percepatan searah ember A sebab

massa ember A lebih besar dari B

C4

Page 112: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

111

d. Percepatan searah ember B sebab

massa ember B lebih besar dari A

e. Percepatan berlawanan dengan ember

A massa ember A lebih besar dari B

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

a. Yakin b. Tidak yakin

16 Caca memiliki berat 450 N berada di dalam lift

yang sedang bergerak ke atas. Gaya normal

kaki caca terhdap lantai lift sebesar 500 N. Jika

caca membawa kardus bermassa 5 kg, maka

gaya normal kaki caca adalah ….

a. – 550 N

b. – 450 N

c. 450 N

d. 500 N

e. 550 N

Apakah anda yakin dengan jawaban anda?

a. Yakin

b. Tidak yakin

Manakah alasan dari jawaban anda?

a. Semakin besar massa maka gaya

normal juga semakin besar

b. Semakin besar massa maka gaya

semakin kecil

c. Besar massa tidak mempengaruhi gaya

normal

d. Semakin kecil massa maka gaya

normal semakin besar

e. Besar gaya normal hanya dipengaruhi

massa

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

C4

Page 113: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

112

a. Yakin b. Tidak yakin

Menjelaskan

aplikasi hukum

I Newton

17 Perhatikan gambar di bawah ini!

Sebuah bus transjakarta yang sedang melaju

kencang tiba-tiba supir menginjak rem secara

mendadak sehingga para penumpang terdorong

ke depan. Peristiwa terdorongnya penumpang

ke depan karena ….

a. Penumpang terkejut karena bus direm

mendadak

b. Penumpang berusaha

mempertahankan posisi berdirinya

c. Penumpang terdorong oleh penumpang

lainnya

d. Penumpang tidak cukup kuat menahan

guncangan bus ketika direm

e. Laju bus yang kencang

Apakah anda yakin dengan jawaban anda ?

a. Yakin

b. Tidak yakin

Manakah alasan dari jawaban anda?

a. Peristiwa tersebut merupakan

penerapan hukum Aksi reaksi

b. Agar penumpang tidak terjatuh ke

depan akibat bus yang tiba-tibadirem

C3

Page 114: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

113

c. Karena gaya rem lebih besar dari massa

penumpang

d. penumpang cenderung untuk

mempertahankan keadaannya

e. Peristiwa tersebut merupakan

penerapan hukum II Newton

Apakah anda yakin dengan alasan anda ?

a. Yakin

b. Tidak yakin

Menjelaskan

aplikasi hukum

II Newton

dalam

kehidupan

sehari-hari

18 Bola baseball yang massanya 50 g dilempar

mendekati stickbaseball dengan kecepatan 30

m/s, bersentuhan dengan stick selama 5 ms,

kemudian kembali terpantul dengan kecepatan

yang sama. Gaya rata-rata dan arah

stickbaseball yang bekerja pada bola tersebut

adalah . . .

f. 600 N, searah dengan v0

g. 600 N, berlawanan arah dengan 𝐯𝟎

h. 300 N, searah dengan v0

i. 300 N, berlawanan arah dengan v0

j. 150 N, searah dengan v0

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

a. Yakin

b. Tidak yakin

Manakah alasan anda dari jawabana anda?

f. Perbandingan gaya (F) dan kecepatan

awal (v0) adalah 1 : 24

g. Perbandingan gaya (F) dan kecepatan

awal (v0) adalah 1 : 12

h. Perbandingan gaya (F) dan kecepatan

awal (v0) adalah 1 : 6

C4

Page 115: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

114

i. Perbandingan gaya (F) dan

kecepatan awal (𝐯𝟎) adalah 24 : 1

j. Perbandingan gaya (F) dan kecepatan

awal (v0) adalah 12 : 1

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

a. Yakin

b. Tidak yakin

19 Sebuah bola bermassa 480 g ditendang dengan

gaya 6 N, maka percepatannya adalah ….

a. 0,08 m/s2

b. 0,8 m/s2

c. 8 m/s2

d. 12,5 m/s2

e. 18,5 m/s2

Apakah anda yakin dengan jawaban anda?

a. Yakin

b. Tidak yakin

Manakah alasan dari jawaban anda?

a. Percepatan besar jika gaya dan massa

bernilai besar

b. Percepatan besar jika nilai gaya

besar dan massa kecil

c. Percepatan besar jika nilai gaya kecil

dan massa besar

d. Percepatan kecil jika nilai gaya besar

dan massa kecil

e. Percepatan kecil jika gaya dan massa

bernilai kecil

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

a. Yakin

b. Tida yakin

C3

Page 116: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

115

temBatu

2

Menjelaskan

aplikasi hukum

III Newton

dalam

kehidupan

sehari-hari

20 Berapakah gaya yang dikerjakan batu bata

pada tembok (lihat gambar di bawah) jika

batubata diberi gaya dorong 30 N?

a. 30 N ke kanan

b. 30 N ke kiri

c. 10 N ke kiri

d. 10 N ke kanan

e. 1 N ke kanan

Apakah anda yakin dengan jawaban anda?

a. Yakin

b. Tidak yakin

Manakah alasan dari jawaban anda?

a. Tembok menerima reaksi dari batubata

b. Tembok memberi aksi pada batubata

c. Batubata memberi aksi pada tembok

d. Batubata memberi reaksi pada tembok

e. Batubata menerima aksi dari tembok

Apakah anda yakin denganalasan anda?

a. Yakin

b. Tidak yakin

C3

30

N

Page 117: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

116

Lampiran 4

Page 118: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

117

Lembar Soal Tes Diagnostik Four Tier pada Hukum Newton dan

Penerapannya

Nama :

Kelas :

Lampiran 5

No

.

Soal Alasan

1 Pengertian gaya adalah….

f. suatu pengaruh yang dapat

menambah kecepatan suatu benda

g. suatu pengaruh yang dapat

mengurangi kecepatan suatu benda

h. suatu pengaruh yang dapat mengubah

kecepatan suatu benda

i. suatu besaran skalar

j. suatu besaran skalar dan vector

Apakah anda yakin dengan jawaban anda ?

c. yakin

d. tidak yakin

Manakah alasan dari jawaban anda?

f. kecepatan berubah akibat adanya

dorongan atau tarikan

g. kecepatan berubah hanya akibat

adanya dorongan

h. kecepatan berubah hanya akibat

adanya tarikan

i. kecepatan berubah tidak memerlukan

tarikan ataupun dorongan

j. kecepatan berubah tidak membuat

kecepatan berubah

Apakah anda yakin dengan alasan anda ?

c. Yakin

d. Tidak yakin

2 Pernyataan berikut yang benar mengenai

macam-macam gaya, kecuali….

f. w adalah gaya gravitasi bumi yang

bekerja pada suatu benda yang

arahnya menuju pusat bumi

Manakah alasan dari jawaban anda?

f. w adalah gaya yang arahnya selalu

tegak lurus pada bidang sentuh

g. N adalah gaya yang arahnya menuju

pusat bumi

Page 119: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

118

g. N adalah gaya yang bekerja pada dua

permukaan yang bersentuhan, yang

arahnya selalu tegak lurus pada

bidang sentuh

h. f adalah gaya gesek yang arahnya

searah dengan arah gerak benda

i. f adalah gaya yang muncul jika dua

benda saling bersentuhan langsung

secara fisik

j. T adalah gaya tegang yang bekerja

pada ujung-ujung tali karena tali

tersebut tegang

Apakah anda yakin dengan jawaban anda?

c. Yakin

d. Tidak yakin

h. f adalah gaya gesek yang arahnya

berlawanan dengan arah gerak benda

i. f adalah bukan gaya kontak pada dua

benda

j. T adalah gaya yang bekerja pada semua

tali (tali tidak harus tegang)

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

c. Yakin

d. Tidak yakin

3 Bunyi hukum I Newton adalah . . .

f. Percepatan benda sebanding dengan

jumlah gaya yang bekerja pada benda

tersebut dan berbanding terbalik

dengan massanya

g. Percepatan benda berbanding terbalik

dengan gaya yang bekerja pada benda

tersebut dan sebanding dengan massa

nya

h. Jika jumlah gaya yang bekerja pada

suatu benda adalah nol maka benda

yang bergerak akan tetap bergerak

dan benda yang diam akan tetap diam

i. Jika jumlah gaya yang bekerja pada

benda tidak sama dengan nol, maka

Manakah alasan anda dari jawaban anda ?

f. Benda yang bergerak akan tetap

bergerak dengan kecepatan kosntan

dan benda diam akan tetap diam, jika

resultan gaya yang bekerja padanya

adalah nol

g. Benda yang dikenai gaya dari benda

lain akan memberikan reaksi sebesar

dua kali lebih besar dari gaya yang

mengenainya

h. Benda akan tetap bergerak dengan

kecepatan konstan atau tetap diam jika

ada gaya yang bekerja padanya

maupun tidak ada gaya yang bekerja

Page 120: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

119

benda yang bergerak akan tetap

bergerak dan benda yang diam akan

tetap diam

j. Jika suatu benda memberikan gaya

pada benda lain maka benda lain

tersebut akan memberikan gaya yang

dua kali lebih besar

Apakah anda yakin dengan jawaban anda

c. Yakin

d. Tidak yakin

i. Massa benda dan gaya yang bekerja

pada benda akan sebanding dengan

percepatan benda

j. Benda yang mengalami perubahan

kecepatan karena adanya gaya. Dan

besar percepatnnya berbanding terbalik

dengan gaya tersebut

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

c. Yakin

d. Tidak yakin

4 Formulasi hukum I Newton adalah ….

f. ΣF = 0

g. a = ΣFm

h. a = ΣFm⁄

i. m = ΣF a

j. Σ𝐹𝑎𝑘𝑠𝑖 = Σ𝐹𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖

Apakah anda yakin dengan jawaban anda?

c. Yakin

d. Tidak yakin

Manakah alasan dari jawaban anda?

f. Tidak ada gaya yang bekerja benda

g. Jumlah gaya yang bekerja pada benda

sama dengan nol

h. Percepatan sebanding dengan gaya dan

berbanding terbalik dengan massa

i. Gaya pada dua buah benda sama besar

namun berlawanan arah

j. Percepatan sebanding dengan massa

dan berbanding terbalik dengan gaya

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

a. Yakin

b. Tidak yakin

5 “Percepatan suatu benda yang disebabkan

oleh suatu gaya sebanding dan searah

dengan gaya itu dan berbanding terbalik

dengan massa benda yang dikenai oleh gaya

tersebut.”

Manakah alasan dari jawaban anda?

f. Hukum I Newton menjelaskan

kecenderungan suatu benda untuk

mempertahankan keadaannya

Page 121: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

120

Pernyataan di atas secara matematis dapat

ditulis…..

f. ΣF = 𝑚 𝑎⁄

g. a = ΣFm

h. a = mΣF⁄

i. ΣF = m.a

j. ΣF =𝑎𝑚⁄

Apakah anda yakin dengan jawaban anda ?

c. Yakin

d. Tidak yakin

g. Hukum I Newton menjelaskan aksi

reaksi

h. Hukum II Newton menjelaskan benda

sedang bergerak

i. Hukum II Newton menjelaskan benda

tepat akan bergerak

j. Hukum III Newton menjelaskan gaya

sebanding dengan a dan m

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

c. Yakin

d. Tidak yakin

6 Tabel di bawah ini merupakan hasil

percobaan dengan massa sama pada setiap

percobaan.

Percobaa

n

A F

m = 3

4 12

5 15

8 24

m = 7

3 15

4 28

5 35

Tabel di atas menyatakan bahwa percepatan

…..

f. berbanding lurus dengan massa dan

berbanding terbalik dengan gaya

g. berbanding terbalik dengan massa

dan gaya

Manakah alasan dari jawaban?

f. Massa besar maka percepatan selalu

kecil

g. Gaya kecil maka percepatan juga akan

kecil dan sebaliknya jika massanya

sama

h. Gaya besar maka percepatan juga besar

pada semua massa

i. Percepatan kecil maka gaya kecil pada

benda bermassa yang kecil

j. Percepatan besar maka gaya juga besar

pada benda bermassa besar

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

c. Yakin

d. Tidak yakin

Page 122: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

121

h. berbanding lurus dengan gaya dan

berbanding terbalik dengan massa

i. berbanding lurus dengan gaya dan

massa

j. sama besar dengan gaya dan massa

Apakah anda yakin dengan jawaban anda?

c. Yakin

d. Tidak yakin

7 Bunyi hukum III Newton adalah …

f. Benda yang dikenai gaya atau aksi

akan memberikan reaksi yang

arahnya berlawanan

g. Benda yang dikenai gaya atau aksi

akan memberika reaksi yang searah

h. Benda yang di kenai gaya atau aksi

tidak akan memberikan reaksi

i. Benda yang dikenai gaya atau aksi

akan memberikan reaksi yang

arahnya tegak lurus

j. Benda yang dikenai gaya atau aksi

akan memberikan reaksi yang

arahnya melingkar

Apakah anda yakin dengan jawaban anda?

c. Yakin

d. Tidak yakin

Manakah alasan dari jawaban anda?

f. Gaya dan aksi adalah berbanding lurus

g. Gaya dan aksi akan membentuk gaya

melingkar

h. Gaya dan aksi adalah searah

i. Gaya dan aksi tidak berhubungan

j. Gaya dan aksi adalah berlawanan

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

c. Yakin

d. Tidak yakin

8 Gaya gesek statis maksimum terjadi pada

saat benda sedang….

f. Berhenti

Manakah alasan dari jawaban anda?

f. Gaya gesek statis sama dengan nol

g. Gaya gesek statis sama dengan gaya F

Page 123: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

122

g. tepat akan bergerak

h. telah bergerak

i. berhenti atau bergerak lurus beraturan

j. bergerak lurus berubah beraturan

Apakah anda yakin dengan jawaban anda?

c. Yakin

d. Tidak yakin

h. Gaya gesek statis sama denga gaya

gesek kinetik

i. Gaya gesek statis lebih kecil dari gaya

gesek kinetik

j. Gaya gesek statis lebih besar dari gaya

gesek kinetik

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

c. Yakin

d. Tidak yakin

9 Gaya gesek kinetis terjadi pada saat benda

sedang ….

f. Berhenti

g. tepat akan bergerak

h. bergerak

i. diam

j. berhenti dan bergerak

Apakah anda yakin dengan jawaban anda?

c. Yakin

d. Tidak yakin

Manakah alasan dari jawaban anda?

f. Gaya gesek kinetis sama dengan nol

g. Gaya gesek kinetis lebih kecil dari gaya

F

h. Gaya gesek kinetis sama denga gaya

gesek statis

i. Gaya gesek kinetis lebih kecil dari gaya

gesek statis

j. Gaya gesek kinetis lebih besar dari

gaya gesek statis

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

c. Yakin

d. Tidak yakin

10 Massa penerjun beserta payungnya adalah 70

kg. Pada suatu saat hambatan udara 350 N

bekerja pada payung penerjun tersebut.

Berapakah percepatan jatuhnya penerjun

pada saat ini?

(g = 10 m/s2)

Manakah alasan dari jawaban anda?

d. a =f−mg

m

e. a =mg−f

m

f. a =f−w

mf

Page 124: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

123

f. 5 m/s2

g. 7 m/s2

h. 12 m/s2

i. 14 m/s2

j. 15 m/s2

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

c. Yakin

d. Tidak yakin

g. a =m

mg−f

h. a =m

w−f

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

c. Yakin

d. Tidak yakin

11 Angka-angka pada gambar menunjukkan

gaya yang bekerja pada benda yang terletak

di atas bidang kasar yang bergerak ke arah

kanan. Gaya berturut-turut adalah…

f. w, f dan –w

g. N, - f dan w

h. N, F dan −N

i. N, f dan w

j. w, f dan N

Apakah anda yakin dengan jawaban anda?

c. Yakin

d. Tidak yakin

Manakah alasan dari jawaban anda?

N W F

a Tegak lurus

terhadap

permukaan

benda

Berlawana

n dengan

arah N

Berlawana

n dengan

arah benda

b Tegak lurus

terhadap

permukaan

benda

Menuju

pusat bumi

searah

dengan

arah benda

c Vertikal ke

atas

Berlawana

n dengan

arah N

Searah

denga arah

benda

d Tegak lurus

terhadap

permukaan

benda

Menuju

pusat bumi

Berlawana

n dengan

arah benda

e Menuju

vertikal ke

atas

Menuju

pusat bumi

Berlawana

n dengan

arah benda

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

2

3

1

Page 125: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

124

a. Yakin

b. Tidak yakin

12 Daeng memasukkan baju 7 kg ke dalam

koper yang diletakkan di atas lantai. Lalu

Daeng menekan baju-baju tersebut dengan

gaya 40 N agar bisa ditutup. Berapakah gaya

normal yang bekerja pada koper tersebut? (g

= 10 m/s2)

k. 11 N

l. 30 N

m. 79 N

n. 80 N

o. 110 N

Apakah anda yakin dengan jawaban nada?

c. Yakin

d. Tidak yakin

Manakah alasan dari jawaban anda?

k. Gaya normal searah dengan gaya berat

dan gaya tekan

l. Gaya normal berlawanan arah dengan

gaya berat dan gaya tekan

m. Gaya normal searah dengan gaya berat

dan berlawanan dengan gaya tekan

n. Gaya normal searah dengan gaya tekan

dan berlawanan dengan gaya berat

o. Gaya normal searah dengan gaya berat

dan tidak dipangaruhi gaya tekan

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

c. Yakin

d. Tidak yakin

13 Perhatikan gambar!

Berapakah gaya gesek balok jika didorong

gaya mendatar sebesar 50 N dan bagaimana

keadaan balok tersebut?

f. 0,83, bergerak

g. 1,20, bergerak

Manakah alasan dari jawaban anda?

f. Benda bergerak ketika F < fs

g. Benda bergerak ketika F > fs

h. Benda tepat akan bergerak ketika F = fs

i. Benda bergerak ketika F = fs

j. Benda tidak bergerak ketika F > fs

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

c. Yakin

d. Tidak yakin

F

mg=40 45𝑜

Page 126: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

125

h. 5, bergerak

i. 5√2, bergerak

j. 55√2, diam

Apakah anda yakin dengan jawaban anda?

c. Yakin

d. Tidak yakin

14 Jika 1 orang mampu menghasilkan gaya

sebesar 500 N, maka berapa orang yang

diperlukan untuk mendorong peti tersebut

dengan percepatan 4 m/s2 jika gaya gesek peti

dengan

papan

sebesar 50

N?

a. 2

b. 3

c. 4

d. 5

Apakah anda yakin dengan jawaban anda?

c. Yakin

d. Tidak yakin

Manakah alasan anda dari jawaban anda?

f. Semakin besar massa benda maka gaya

yang diperlukan untuk mendorong

kecil

g. Semakin besar massa benda maka gaya

yang diperlukan juga semakin besar

h. Gaya yang diperukan untuk

mendorong benda tidak dipangaruhi

massa benda

i. Gaya yang diperlukan untuk

mendorong besar maka percepatannya

kecil

j. Massa semakin besar jika gaya dorong

semakin besar

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

a. Yakin

b. Tidak yakin

15 Dua buah ember A dan B masing berisi air 7

kg dan 5 kg yang dihubungkan dengan tali

Manakah alasan dari jawaban anda?

mp=250 kg

𝜃 = 30𝑜

Page 127: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

126

dan tergantung. Berapakah tegangan tali

yang dialami kedua ember?

k. 5,8 N

l. 4,8 N

m. 8,12 N

n. 58,8 N

o. 81,2 N

Apakah anda yakin dengan jawaban anda?

c. Yakin

d. Tidak yakin

a. Percepatan searah ember A dan B

sebab ember A dan B seimbang

b. Percepatan berlawanan dengan ember

A dan B sebab ember A dan B

seimbang

c. Percepatan searah ember A sebab

massa ember A lebih besar dari B

d. Percepatan searah ember B sebab

massa ember B lebih besar dari A

e. Percepatan berlawanan dengan ember

A massa ember A lebih besar dari B

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

a. Yakin

b. Tidak yakin

16 Caca memiliki berat 450 N berada di dalam

lift yang sedang bergerak ke atas. Gaya

normal kaki caca terhdap lantai lift sebesar

500 N. Jika caca membawa kardus bermassa

5 kg, maka gaya normal kaki caca adalah ….

f. – 555 N

g. – 445 N

h. 445 N

i. 500 N

j. 555 N

Apakah anda yakin dengan jawaban anda?

c. Yakin

d. Tidak yakin

Manakah alasan dari jawaban anda?

f. Semakin besar massa maka gaya

normal juga semakin besar

g. Semakin besar massa maka gaya

semakin kecil

h. Besar massa tidak mempengaruhi gaya

normal

i. Semakin kecil massa maka gaya

normal semakin besar

j. Besar gaya normal hanya dipengaruhi

massa

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

a. Yakin

b. Tidak yakin

Page 128: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

127

17 Perhatikan gambar di bawah ini!

Sebuah bus transjakarta yang sedang melaju

kencang tiba-tiba supir menginjak rem secara

mendadak sehingga para penumpang

terdorong ke depan. Peristiwa terdorongnya

penumpang ke depan karena ….

f. Penumpang terkejut karena bus direm

mendadak

g. Penumpang berusaha

mempertahankan posisi berdirinya

h. Penumpang terdorong oleh

penumpang lainnya

i. Penumpang tidak cukup kuat

menahan guncangan bus ketika direm

j. Laju bus yang kencang

Apakah anda yakin dengan jawaban anda ?

c. Yakin

d. Tidak yakin

Manakah alasan dari jawaban anda?

f. Peristiwa tersebut merupakan

penerapan hukum Aksi reaksi

g. Agar penumpang tidak terjatuh ke

depan akibat bus yang tiba-tibadirem

h. Karena gaya rem lebih besar dari massa

penumpang

i. penumpang cenderung untuk

mempertahankan keadaannya

j. Peristiwa tersebut merupakan

penerapan hukum II Newton

Apakah anda yakin dengan alasan anda ?

c. Yakin

d. Tidak yakin

18 Bola baseball yang massanya 50 g dilempar

mendekati stickbaseball dengan kecepatan 30

m/s, bersentuhan dengan stick selama 5 ms,

kemudian kembali terpantul dengan

kecepatan yang sama. Gaya rata-rata dan

arah stickbaseball yang bekerja pada bola

tersebut adalah . . .

k. 600 N, searah dengan v0

Manakah alasan anda dari jawabana anda?

k. Perbandingan gaya (F) dan kecepatan

awal (v0) adalah 1 : 20

l. Perbandingan gaya (F) dan kecepatan

awal (v0) adalah 1 : 10

m. Perbandingan gaya (F) dan kecepatan

awal (v0) adalah 1 : 5

Page 129: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

128

tembok Batu bata

20 N

l. 600 N, berlawanan arah dengan v0

m. 300 N, searah dengan v0

n. 300 N, berlawanan arah dengan v0

o. 150 N, searah dengan v0

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

c. Yakin

d. Tidak yakin

n. Perbandingan gaya (F) dan kecepatan

awal (v0) adalah 20 : 1

o. Perbandingan gaya (F) dan kecepatan

awal (v0) adalah 10 : 1

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

c. Yakin

d. Tidak yakin

19 Sebuah bola bermassa 480 g ditendang

dengan gaya 6 N, maka percepatannya

adalah ….

f. 0,08 m/s2

g. 0,8 m/s2

h. 8 m/s2

i. 12,5 m/s2

j. 18,5 m/s2

Apakah anda yakin dengan jawaban anda?

c. Yakin

d. Tidak yakin

Manakah alasan dari jawaban anda?

f. Percepatan besar jika gaya dan massa

bernilai besar

g. Percepatan besar jika nilai gaya besar

dan massa kecil

h. Percepatan besar jika nilai gaya kecil

dan massa besar

i. Percepatan kecil jika nilai gaya besar

dan massa kecil

j. Percepatan kecil jika gaya dan massa

bernilai kecil

Apakah anda yakin dengan alasan anda?

c. Yakin

d. Tida yakin

20 Berapakah gaya yang dikerjakan batu bata

pada tembok (lihat gambar di bawah) jika

batubata diberi gaya dorong 30 N?

Manakah alasan dari jawaban anda?

f. Tembok menerima reaksi dari batubata

g. Tembok memberi aksi pada batubata

h. Batubata memberi aksi pada tembok

i. Batubata memberi reaksi pada tembok

j. Batubata menerima aksi dari tembok

30 N

Page 130: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

129

f. 30 N ke kanan

g. 30 N ke kiri

h. 10 N ke kiri

i. 10 N ke kanan

j. 1 N ke kanan

Apakah anda yakin dengan jawaban anda?

c. Yakin

d. Tidak yakin

Apakah anda yakin denganalasan anda?

c. Yakin

d. Tidak yakin

Page 131: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

130

Page 132: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

131

Page 133: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

132

Page 134: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

133

Page 135: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

134

Page 136: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

135

Page 137: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

136

Page 138: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

137

Page 139: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

138

Page 140: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

139

Lampiran 6

Page 141: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

140

Lampiran 7

Page 142: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

141

Page 143: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

142

Page 144: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

143

Page 145: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

144

Page 146: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

145

Page 147: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

146

Page 148: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

147

Page 149: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

148

Page 150: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

149

Lampiran 8

Page 151: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

150

Lampiran 9

Page 152: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

151

Lampiran 10

Page 153: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

152

Lampiran 11

Page 154: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK

153

Profil Penulis

Lika Tia Amalia, lahir 22 April 1993 di Jakarta.

Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara dari

pasangan Listura Samsudin dan Kartini. Penulis

menempuh pendidikan formal di SDN 9 Kota Serang,

SMPN 4 Kota Serang, dan SMAN 2 Kota Serang.

Penulis melanjutkan pendidikan S1 pada Program

Studi Pendidikan Fisika Universitas Islma Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2011. Pada

semester akhir tahun 2018, penulis menyelesaikan

skripsi yang berjudul 'Identifikasi Miskonsepsi Siswa

Menggunakan Tes Diagnostik Four-Tier Pada

Konsep Hukum Newton Dan Penerapannya

Terhadap Siswa Kelas X di SMAN 5 Kota Serang”

Nama : Lika Tia Amalia

Alamat : Mandala Citra Indah G3 No.5 RT03 RW015 Kel. Unyur , Kota Serang -

Banten

Telepon : +6287771599922

Email : [email protected]