Top Banner
SKRIPSI IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN SKALA CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidkan Program Studi Pendidikan Kimia Disusun oleh: Hendrianus Umbu Hunga NIM: 171444019 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 202 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

Nov 15, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

SKRIPSI

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN

SKALA CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) PADA MATERI

LARUTAN PENYANGGA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidkan

Program Studi Pendidikan Kimia

Disusun oleh:

Hendrianus Umbu Hunga

NIM: 171444019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2021

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

SKRIPSI

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK

MENGGUNAKAN SKALA CERTAINTY OF RESPONSE INDEX

(CRI) PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA

Oleh:

Hendrianus Umbu Hunga

171444019

Telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing

(Fransisca Ditawati Nur Pamenang, S.Pd., M.Sc) Tanggal: 30 Juni 2021

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

SKRIPSI

NIM: 171444019

Telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji

Pada Tanggal : 28 Juli 2021

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

Susunan Panitia Penguji

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK

MENGGUNAKAN SKALA CERTAINTY OF RESPONSE INDEX

(CRI) PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA

Disusun Oleh:

Hendrianus Umbu Hunga

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd ………………

Sekretaris : Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D ………………

Anggota : Fransisca Ditawati Nur Pamenang, S.Pd., M.Sc ………………

Anggota : Risnita Vicky Listyarini, M.Sc ………………

Anggota : Johnsen Harta, M.Pd ………………

Yogyakarta, 28 Juli 2021

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Dekan,

Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Motto: Hal terpenting dalam hidup adalah perjuangan bukan kemenangan.

Menangislah jika itu membuatmu lega dan rasakan setiap tetesan air mata yang

terjatuh. Setelah itu, katakanlah pada dirimu, sudah waktunya aku bangkit

berjuang untuk mereka yang menunggu kesuksesanku

Dengan mengucap syukur dan berterima kasih kepada Tuhan, Skripsi ini

kupersembahkan: Untukmu yang selalu berjuang tanpa lelah sampai detik ini,

Mama. Untukmu yang selalu ada dalam ketiadaan, Bapa dan Mm Ibu, Bapa Tua

dan Mm Tua kampung, Bp Tua rumah batu, Untuk Bp Key dan keluarga, Untuk

Tate Ani dan Keluarga, Untuk Kk Ike dan keluarga, Untuk Kk Ina dan keluarga,

Untuk KD, Uspek, Vandro, Dulla koku, Ryan Rajang, Ama Laka, Elsandy, Ian

Goga, Arsito, Trisna, Aldo, Andrew Yammi, Novan, Kk Ando, Mas Brando,

Clarissa, Angel Ngana, Sania, Kk Erty, Savan, Fani, Ariel, Rani, Vira, Asty,

Astry, Sandro, Isto, Rinto, El, Cavin, Caleb, Riswan, Nining, Inka, Stella,

Nadie, Taniki, Esther, Ester, Vena, Rice, Redy, Ali, Winta, Rambu, Noldy,

Metri, AK, Kk Heni, Kk Erwin, Febi, Rani, Organisasi GMKI, Organisasi

Gailar, Keluarga di Sumba, Keluarga besar Waihibur Hip-Hop Community,

teman-teman PKIM 17, semua orang yang tidak bisa saya sebutkan satu per

satu dan diri sendiri yang lelah namun tidak menyerah

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 04 Agustus 2021

Penulis

Hendrianus Umbu Hunga

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Hendrianus Umbu Hunga

NIM : 171444019

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN

SKALA CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) PADA MATERI

LARUTAN PENYANGGA”

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa

perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 04 Agustus 2021

Penulis

Hendrianus Umbu Hunga

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

penyertaan-Nya yang luar biasa penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul

“Identifikasi Miskonsepsi Peserta Didik Mengunakan Certainty Of Response Index

(CRI) Pada Materi Larutan Penyangga” dengan baik. Proses penyelesaian skripsi

ini, penulis banyak menerimah bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. M Andy Rudhito, S.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini

2. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., P.hD selaku Kaprodi Pendidikan Kimia

yang selalu membimbing dan mengarahkan selama proses perkuliahan

3. Ibu Fransisca Ditawati Nur Pamenang, S.Pd., M.Sc selaku pembimbing yang

memberikan arahan, motivasi, masukan, dan bimbingan selama proses

penyusunan skripsi dari awal sampai akhir

4. Bapak Sumarno, S.Pd., M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 1 Pajangan yang

telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian di SMA Negeri 1

Pajangan

5. Bapak Sarjono, A.Md.Pd selaku guru Kimia SMA Negeri 1 Pajangan yang

sudah membimbing saya selama proses penelitian

6. Ibu Risnita Vicky Listyarini, M.Sc dan Bapak Johnsen Harta, M.Pd selaku

validator yang telah membantu memvalidasi instrumen yang saya gunakan

untuk keperluan penelitian

7. Keluarga Besar Sekretariat JPMIPA yang selalu membantu menyiapkan

berkas untuk keperluan penelitian

8. Mama Asniyati Gollu yang selalu memberikan dukungan dalan bentuk

apapun demi terselesainya skripsi ini

9. Keluarga di Sumba yang selalu memberikan motivasi demi terselesainya

skripsi ini

10. Sahabat-sahabat saya dari Gailaru Marada Yogyakarta

11. Teman-teman Pendidikan Kimia Angkatan 2017

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

ABSTRAK

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN

SKALA CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) PADA MATERI

LARUTAN PENYANGGA

Hendrianus Umbu Hunga

Universitas Sanata Dharma

2021

Ilmu kimia merupakan bidang kajian yang kompleks karena di dalam kimia terdapat

tiga level representasi yang meliputi level makroskopis, mikroskopis, dan simbolik.

Kompleksitas yang tinggi menyebabkan peserta didik mengalami miskonsepsi pada

ilmu kimia. Peserta didik sering mengalami miskonsepsi pada materi larutan

penyangga. Hal ini disebabkan karena materi larutan penyangga tergolong dalam

konsep abstrak dan berkaitan dengan molekul yang bersifat mikroskopis.

Miskonsepsi peserta didik harus diidentifikasi sejak awal sehingga pembelajaran

pada konsep selanjutnya tidak terdapat miskonsepsi. Salah satu teknik yang dapat

digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi peserta didik adalah Certainty of

Response Index (CRI). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi

peserta didik pada materi larutan penyangga mengggunakan teknik CRI. Jenis

penelitian ini adalah penelitian kombinasi dengan seguential explanatory design.

Penentuan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Sampel yang

digunakan dalam penelitian berjumlah 13 peserta didik kelas XI IPA 2 di SMA

Negeri 1 Pajangan. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar wawancara,

lembar validasi, instrumen tes, dan angket miskonsepsi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa identifikasi miskonsepsi peserta didik pada materi larutan

penyangga berhasil dilakukan. Miskonsepsi yang terjadi pada peserta didik

disebabkan oleh konsep awal yang lemah, kesulitan memahami materi larutan

penyangga, dan keyakinan terhadap konsep yang salah.

Kata Kunci: Miskonsepsi, CRI, Larutan penyangga.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

ABSTRACT

IDENTIFICATION of MISCONCEPTIONS LEARNERS USING THE

SCALE CERTAINTY of RESPONSE INDEX (CRI) ON the MATERIAL

BUFFER SOLUTION

Hendrianus Umbu Hunga

Sanata Dharma University

2021

Chemistry is a complex field of study because in chemistry there are three levels of

representation which include macroscopic, microscopic, and symbolic levels. High

complexity causes students to experience misconceptions in chemistry. Students

often experience misconceptions about the buffer solution material. This is because

the buffer solution material is classified as an abstract concept and is related to

microscopic molecules. Students' misconceptions must be identified from the start

so that there are no misconceptions in learning the next concept. One technique

that can be used to identify students' misconceptions is the Certainty of Response

Index (CRI). This study aims to identify students' misconceptions about the buffer

solution material using the CRI technique. This type of research is combining

research with sequential explanatory design. Determination of the sample is done

by the purposive sampling technique. The sample used in the study amounted to 13

students of class XI IPA 2 at SMA Negeri 1 Pajangan. The research instruments

used were interview sheets, validation sheets, test instruments, and misconception

questionnaires. The results showed that the identification of students'

misconceptions on the buffer solution material was successfully carried out. The

misconceptions that occur in students are caused by weak initial concepts, difficulty

understanding the buffer solution material, and beliefs in wrong

concepts.Keywords: Misconception, CRI, Buffer solution,

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN............................................................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .............................. vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

ABSTRACT ............................................................................................................. ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang.......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 5

A. Miskonsepsi .............................................................................................. 5

C. Faktor Penyebab Miskonsepsi .................................................................. 7

D. Identifikasi Miskonsepsi ........................................................................... 8

E. Larutan Penyangga ................................................................................. 11

F. Penelitian yang Relevan ......................................................................... 13

G. Kerangka Berpikir .................................................................................. 15

BAB III METODOLOGI PENELITINA .............................................................. 17

A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 17

B. Desain Penelitian .................................................................................... 17

C. Variabel Penelitian ................................................................................. 19

D. Sampel Penelitian ................................................................................... 19

E. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 19

F. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 19

G. Instrumen Penelitian ............................................................................... 20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 24

A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 24

B. Pembahasan ............................................................................................ 28

C. Idenfikasi Miskonsepsi pada Larutan Penyangga .................................. 45

D. Keunggulan ............................................................................................ 47

E. Keterbatasan ........................................................................................... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 48

A. Kesimpulan ............................................................................................. 48

B. Saran ....................................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 49

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

LAMPIRAN .......................................................................................................... 53

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Kategori Pengelompokkan Miskonsepsi ................................................ 5

Tabel 2.2 Kriteria CRI ........................................................................................... 10

Tabel 2.3 Ketentuan untuk membedakan Antara Tahu Konsep, Miskonsepsi, dan

Tidak Tahu Konsep. ............................................................................. 10

Tabel 3.1 Hubungan Indeks Aikens V dan Validitas ............................................ 22 Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Validasi Butir Soal .............................................................. 25

Tabel 4.2 Rekapitulasi Data Hasil Validasi Angket .......................................................... 26

Tabel 4.3 Persentase Hasil Angket .................................................................................... 26

Tabel 4.4 Hasil Rekapitulasi Identifikasi Miskonsepsi Peserta Didik .............................. 27

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................. 16

Gambar 3.1 Desain Penelitian ............................................................................... 18

Gambar 4.1 Soal Nomor 1 Pembuatan Larutan Penyangga .................................. 30

Gambar 4.2 Jawaban Benar Untuk Soal Nomor 1 ................................................ 30

Gambar 4.3 Soal Nomor 2 Jenis Larutan Penyangga Asam ................................. 32

Gambar 4.4 Soal Nomor 3 Larutan Penyangga dalam Ekstra Sel ........................ 33

Gambar 4.5 Soal Nomor 4 Larutan Penyangga dalam Cairan Sel Tubuh ............. 34

Gambar 4.6 Jawaban Benar Untuk Soal Nomor 5 ................................................ 35

Gambar 4.7 Soal Nomor 5 Penentuan Massa Larutan Penyangga ........................ 36

Gambar 4.8 Jawaban benar untuk soal nomor 6 ................................................... 37

Gambar 4.9 Penentuan Molaritas Asam Komponen Pembentuk Larutan ............ 37

Gambar 4.10 Jawaban benar untuk soal nomor 7 ................................................. 39

Gambar 4.11 Soal Nomor Penentuan Molaritas Basa Komponen Pembentuk

Larutan Penyangga ...................................................................... 39

Gambar 4.12 Jawaban benar untuk soal nomor 8 ................................................. 41

Gambar 4.13 Soal Nomor 8 Penentuan Harga pH Larutan Penyangga ................ 41

Gambar 4.14 Jawaban benar untuk soal nomor 9 ................................................. 43

Gambar 4.15 Penentuan harga pH Larutan Penyangga ......................................... 42

Gambar 4.16 Jawaban benar untuk soal nomor 10 ............................................... 45

Gambar 4.17 Pengaruh Penambahan Akuades Terhadap Harga pH Larutan

Penyangga ................................................................................... 45

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Wawancara dengan Pendidik ................................................... 53

Lampiran 2 Hasil Wawancara dengan Peserta Didik ............................................ 55

Lampiran 3 Kisi-kisi Angket Identifikasi Miskonsepsi Peserta Didik .................. 61

Lampiran 4 Angket Identifikasi Miskonsepsi Peserta Didik ................................ 62

Lampiran 5 Hasil Angket Identifikasi Miskonsepsi Peserta Didik ....................... 64

Lampiran 6 Lembar Validasi Angket Oleh Ahli ................................................... 66

Lampiran 7 Rekapitulasi Hasil Validasi Angket ................................................... 68

Lampiran 8 Silabus Kimia Kelas XI Semester Genap Kurikulum 2013 .............. 70

Lampiran 9 Kisi-Kisi Instrumen Tes Pilihan Ganda Beralasan ............................ 74

Lampiran 10 Soal Tes Pilihan Ganda Beralasan ................................................... 93

Lampiran 11 Lembar Jawaban Tes Pilihan Ganda Beralasan ............................... 97

Lampiran 12 Kisi-kisi Lembar Validasi Soal Pilihan Ganda Beralasan ............... 98

Lampiran 13 Lembar Validasi Soal Pilihan Ganda Beralasan .............................. 99

Lampiran 14 Hasil Rekapitulasi Nilai Validasi Butir Soal ................................. 104

Lampiran 15 Rata-rata Hasil Rekapitulasi Validasi Butir Soal .......................... 105

Lampiran 16 Rekapitulasi Analisis Jawaban Peserta Didik ................................ 106

Lampiran 17 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................. 112

Lampiran 18 Dokumentasi Setelah Wawancara ................................................. 112

Lampiran 19 Wawancara Daring dengan Peserta Didik ..................................... 113

Lampiran 20 Hasil tangkapan layar untuk jawaban peserta didik ...................... 114

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu cabang ilmu sains yang mempelajari sifat dan komposisi

serta perubahan yang terjadi adalah ilmu kimia. Terdapat tiga level representasi

dalam ilmu kimia yaitu level mikroskopis, makroskopis, dan simbolik. Hal ini

menyebabkan ilmu kimia menjadi materi yang kompleks untuk dipelajari (Wu,

et al., 2001). Pembelajaran kimia di SMA memiliki kompetensi inti tiga level

pemikiran representasi. Pemikiran representasi bertujuan agar peserta didik

mampu memahami, menganalisis, dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh.

Pembelajaran kimia di SMA harus menekankan pada proses mengamati,

meramalkan, mengklasifikasi, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan

sehingga peserta didik berperan aktif dalam proses pembelajaran (Winarti,

2014).

Selama proses pemecahan masalah, peserta didik cenderung membuat

penafsirannya sendiri. Hasil penafsiran peserta didik cenderung salah dan

bertentangan dengan konsep ilmu yang sedang dipelajari (Yunitasari, et al.,

2019). Dasar pemikiran dalam memahami teori, prinsip, dan hukum disebut

pemahaman konsep. Penelitian yang dilakukan oleh Bodner (1986), terkait

pemahaman konsep ilmu sains menunjukkan bahwa pemahaman peserta didik

sering tidak tetap, berbeda, dan tidak mampu menjelaskan fenomena yang

sedang terjadi. Mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Rusminiati et al

(2015), diketahui bahwa pemahaman konsep peserta didik pada materi kimia

cukup rendah.

Hal ini berdampak munculnya kesalahan konsep pada peserta didik.

Pemahaman konsep yang salah pada peserta didik ini disebut dengan

miskonsepsi. Miskonsepsi adalah pandangan salah yang bertentangan dengan

konsep pengertian ilmiah yang disederhanakan oleh pakar ahli. Miskonsepsi

pada peserta didik terjadi ketika peserta didik sedang berusaha membentuk

pengetahuan dengan menerjemahkan pengalaman baru dalam bentuk konsep

awal (Suparno, 2013). Menurut Eka (2014), miskonsepsi adalah penafsiran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

2

konsep dalam pernyataan yang tidak dapat diterima oleh ahli. Konsep awal yang

lemah menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya miskonsepsi pada peserta

didik. Beberapa faktor yang menyebabkan konsep awal menjadi faktor penyebab

miskonsepsi adalah lingkungan keluarga, teman, buku, dan lingkungan sekolah

peserta didik (Suparno, 2013).

Mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Orgill & Sutherland

(2008), diketahui bahwa peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami

materi larutan penyangga. Kesulitan yang dialami peserta didik dapat

mengganggu penyerapan dan penguasaan konsep-konsep kimia yang dipelajari

pada materi selanjutnya. Materi larutan penyangga memiliki kompleksitas yang

tinggi sehingga untuk memahami materi ini peserta didik harus memiliki konsep

yang baik dan benar. Konsep yang dipahami dengan baik menjadi faktor penting

bagi peserta didik dalam menerapkan dan memecahkan masalah yang terjadi.

Larutan penyangga termasuk dalam konsep yang cukup sulit untuk dipahami

karena berkaitan dengan molekul di dalam larutan yang bersifat tidak terlihat

secara nyata sehingga harus divisualisasikan (Abdul, et al., 2018).

Beberapa penelitian menunjukkan peserta didik mengalami

miskonsepsi pada materi larutan penyangga. Penelitian yang dilakukan oleh

Abdul, et al (2018), mengemukakan bahwa peserta didik mengalami

miskonsepsi pada sifat larutan, pembentukan larutan penyangga dan konsep

larutan penyangga. Miskonsepsi yang dialami peserta didik sebesar 70,4%.

Penelitian yang dilakukan oleh Nurhujaimah, et al (2016), diketahui bahwa

peserta didik mengalami miskonsepsi pada prinsip kerja larutan penyangga

sebesar 51%, komposisi larutan penyangga sebesar 49%, penentuan harga pH

dan pOH larutan sebesar 47%, peran larutan penyangga sebesar 38% , dan sifat

larutan penyangga sebesar 31%.

Metode yang dapat digunakan untuk mengetahui posisi miskonsepsi

pada peserta didik adalah metode diagnostik tes. Tes diagnostik adalah tes yang

digunakan untuk membaca miskonsepsi dan membuktikan kelemahan peserta

didik secara tepat pada pelajaran tertentu (Depdiknas, 2007). Tes three-tier

adalah salah satu bagian dari tes diagnostik. Tes diagnostik three-tier adalah tes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

3

dengan tiga tingkat yang bermula dari soal, alasan memilih jawaban, dan

keyakinan menjawab soal. Tingkatan pertama pada soal terdiri atas pilihan

ganda, tingkatan kedua adalah alasan dari pilihan jawaban, dan tingkatan ketiga

adalah derajat keyakinan atau Certainty of Response Index (CRI) untuk

menyakinkan pemilihan jawaban peserta didik (Pesman & Erylimaz, 2004).

Menurut Kutluay (2005), tes diagnostik three-tier adalah tes diagnostik yang

menambahkan tingkat keyakinan pada setiap butir soal. Peserta didik diberi

beberapa alternatif pilihan jawaban, alasan, dan tingkat keyakinan menjawab

pertanyaan.

Miskonsepsi peserta didik harus diidentifikasi sejak awal sehingga

proses pembelajaran materi selanjutnya peserta didik tidak mengalami

miskonsepsi kembali. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan pendidik

di SMA Negeri 1 Pajangan, diketahui bahwa peserta didik kelas XI IPA 2

mengalami miskonsepsi pada konsep, komposisi, dan penentuan harga pH

larutan penyangga.

Penggunaan tes diagnostik three-tier diketahui dapat mendeteksi

miskonsepsi peserta didik. Mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh

Monoarfa, et al (2017), diketahui bahwa miskonsepsi peserta didik pada materi

larutan penyangga dapat diidentifikasi menggunakan teknik CRI. Hasil

identifikasi miskonsepsi peserta didik sebesar 44,2%. Penelitian yang dilakukan

oleh Hidayah, et al (2018), diketahui bahwa penggunaan tes diagnostik three-

tier sangat efektif untuk mendeteksi miskonsepsi peserta didik.

Keuggulan dalam penelitian ini adalah penggunaan soal identifikasi

miskonsepsi dan sampel yang berbeda. Soal identifikasi miskosepsi peserta didik

pada materi laruta penyangga dirancang sendiri agar memudahkan peneliti untuk

mengelompokkan pemahaman peserta didik. Berdasarkan uraian diatas, peneliti

tertarik untuk mengidentifikasi miskonsepsi peserta didik kelas XI IPA 2 di

SMA Negeri 1 Pajangan menggunakan tes diagnostik three-tier dengan teknik

CRI pada materi larutan penyangga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah

1. Bagaimana hasil identifikasi miskonsepsi peserta didik pada materi larutan

penyangga menggunakan tes diagnostik three-tier disertai teknik CRI?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah

1. Mengetahui informasi mengenai miskonsepsi yang terjadi pada peserta

didik kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 1 Pajangan materi larutan penyangga.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan mempunyai

manfaat dalam pendidikan baik secara teoritis dan praktis. Manfaat penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Setelah memperoleh hasil dari sebuah penelitian maka hasil tersebut dapat

dijadikan sebagai sebuah landasan untuk mengembangkan media atau

metode yang dapat mereduksi miskonsepsi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Mengetahui cara mengidentifikasi miskonsepsi peserta didik pada

materi larutan penyangga

b. Bagi pendidik dan calon pendidik

Menambah pengetahuan terkait identifikasi miskonsepsi peserta didik

pada materi larutan penyangga dan mengembangkan metode

pembelajaran yang dapat mereduksi miskonsepsi.

c. Bagi sekolah

Sebagai acuan dalam mempertimbangkan penyusunan program

pembelajaran dan menentukan metode dan media pembelajaran yang

tepat untuk mereduksi miskonsepsi pada materi larutan penyangga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

A. Miskonsepsi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Miskonsepsi adalah pandangan salah yang tidak sesuai dengan konsep

ilmiah para ahli pada bidang tersebut (Suparno, 2013). Miskonsepsi adalah suatu

anggapan benar dianggap keliru dan anggapan salah keliru dianggap benar (Bal,

2011). Miskonsepsi peserta didik disebabkan oleh tiga faktor yaitu pemikiran

awal yang keliru, pemahaman yang kurang, dan pengalaman yang dialami.

Konsep awal yang salah, pemahaman yang kurang, dan pengalaman yang

dialami peserta didik dapat membentuk pemahaman baru. Pemahaman peserta

didik yang baru terkadang tidak sesuai dengan teori (Suparno, 2013).

Penguasan konsep dengan benar pada awal materi menjadi syarat

pembelajaran pada konsep selanjutnya. Pada saat penguasaan konsep, terkadang

peserta didik mencampurkan pengalaman sehari-hari dengan pengalaman

belajar kimia. Hal ini menyebabkan peserta didik mengalami miskonsepsi (Gurel

et al., 2015). Pengelompokkan miskonsepsi dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2. 1 Kategori Pengelompokkan Miskonsepsi (Gurel et al., 2015)

Tingkat pertama Tingkat kedua Tingkat ketiga Kategori

Benar Benar Yakin Paham konsep

Benar Salah Yakin Miskonsepsi

Benar Benar Tidak Yakin Tidak paham Konsep

Benar Salah Tidak yakin Tidak paham konsep

Salah Benar Yakin Miskonsepsi

Salah Benar Tidak yakin Tidak paham konsep

Salah Salah Yakin Miskonsepsi

Salah Salah Tidak yakin Tidak paham konsep

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

6

B. Jenis-Jenis Miskonsepsi

Macam-macam miskonsepsi yang terjadi pada peserta didik dibedakan

menjadi lima yaitu konsep awal yang salah, kesalahpahaman konsep,

kesalahpahaman faktual, dan kesalahpahaman bahasa (Suparno, 2013).

1. Konsep Awal yang Salah

Selama proses pembelajaran, peserta didik cenderung memiliki konsep awal

salah. Konsep awal yang salah disebabkan oleh pengalaman sehari-hari yang

sering digunakan dalam pembelajaran dan mengakar pada pemikiran peserta

didik.

2. Kesalahpahaman Konsep

Kesalahpahaman konsep peserta didik timbul karena pendidik tidak melatih

kemampuan peserta didik untuk memahami, mengidentifikasi, dan

menganalisis suatu permasalahan yang sedang dipelajari. Hal lain yang

menyebabkan kesalahpahaman konsep yaitu peserta didik tidak

mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi masalah pada konsep

baru sehingga peserta didik kebingungan dalam membangun konsepnya

sendiri.

3. Kesalahpahaman Faktual

Kesalahpahaman faktual adalah konsep awal peserta didik yang keliru dan

mengakar pada peserta didik serta digunakan terus menerus dalam

mempelajari konsep selanjutnya.

4. Kesalahpahaman Bahasa

Beragamnya bahasa daerah di Indonesia mempengaruhi proses pembelajaran

di dalam kelas. Pada dasarnya, penggunaan bahasa daerah mempermudah

pendidik menyampaikan materi yang diajarkan pada peserta didik tetapi tidak

semua penyampaian materi menggunakan bahasa daerah sesuai dengan

konteks ilmiah. Hal inilah yang menyebabkan kesalahpahaman bahasa

minimbulkan miskonsepsi pada peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

7

C. Faktor Penyebab Miskonsepsi

Miskonsepsi yang terjadi pada peserta didik disebabkan oleh lima

faktor yaitu peserta didik, pendidik, buku teks, konteks, dan metode mengajar:

1. Peserta Didik

Setiap peserta didik memiliki perkembangan pemikiran yang berbeda-beda.

Sebagian peserta didik dengan mudah memahami ilmu pengetahuan yang

diajarkan, Sebagian yang lain membutuhkan waktu yang lama untuk

memahami, dan beberapa bahkan tidak memahami ilmu yang diajarkan.

Perkembangan pemikiran yang berbeda menyebabkan pemikiran

prakonsepsi, asosiatif, humanistik, intuisi yang salah, dan minat belajar yang

berbeda. Hal ini menyebabkan peserta didik berpotensi mengalami

miskonsepsi (Suparno, 2013). Contoh miskonsepsi yang disebabkan peserta

didik dalam materi stoikiometri larutan adalah anggapan bahwa pada reaksi

pembakaran dalam sistem tertutup total massa zat mengalami pengurangan

karena terbentuk gas yang massanya lebih ringan dari padatan (Ozmen &

Ayas, 2003).

2. Pendidik

Beberapa hal yang menyebabkan pendidik menjadi salah satu faktor

miskonsepsi adalah penggunaan bahasa yang terlalu tinggi, penguasaan

materi yang kurang, latar belakang pendidikan yang tidak sesuai dengan mata

pelajaran yang diajarkan, dan pendidik membatasi proses pembelajaran di

dalam kelas. Hal ini menyebabkan peserta didik tidak aktif, tidak dapat

memberikan pertanyaan, ide, dan hubungan antar pendidik-peserta didik

kurang baik (Suparno, 2013). Contoh miskonsepsi yang disebabkan oleh

pendidik pada materi larutan penyangga adalah penjelasan terkait materi

stoikiometri. Pendidik tidak menguasai konsep karena lata belakang

pendidikan tidak sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan.

3. Buku Teks

Buku teks menjadi faktor yang menyebabkan miskonsepsi karena

penggunaan bahasa yang sulit dipahami, penjelasan yang keliru, dan

penulisan rumus yang salah (Suparno, 2013). Contoh miskonsepsi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

8

disebabkan buku pada materi larutan penyangga adalah penjelasan yang tidak

rinci terutama pada pembahasan dari suatu contoh soal yang ada. Buku teks

yang digunakan tidak sesuai dengan kurikulum yang dijalankan (Al Qadri, et

al., 2019)

4. Konteks

Konteks berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari peserta didik.

Keterkaitan antar konteks dengan kehidupan sehari-hari yaitu penggunaan

bahasa yang berbeda, pemilihan teman diskusi yang salah, kepercayaan yang

berbeda-beda, penjelasan orang tua yang keliru, dan kondisi peserta didik

dapat menyebabkan terjadinya miskonsepsi (Suparno, 2013). Contoh

miskonsepsi yang disebabkan oleh penggunaan bahasa pada larutan

penyangga adalah penggunaan bahasa Sumba untuk menjelaskan komponen

asam atau basa konjugasi. Bahasa yang sering digunakan adalah Mahi. Bagi

orang Sumba Mahi adalah Garam sedangkan pada larutan penyangga tidak

semua asam atau basa konjugasi adalah garam.

5. Metode Pembelajaran

Proses pembelajaran yang searah, tidak adanya interaksi di dalam kelas,

metode ceramah yang berpusat pada pendidik, tidak ada pemberian tugas atau

tes untuk mengevaluasi kemampuan peserta didik, dan penggunaan analogi

yang tidak berkaitan dengan pembelajaran dapat menyebabkan miskonsepsi

pada peserta didik (Suparno, 2013). Contoh metode pembelajaran yang

menyebabkan miskonsepsi pada kesetimbangan kimia adalah metode

pembelajaran yang searah. Kondisi ini menyebabkan peserta didik tidak

melakukan atau memastiskan konsep kesetimbangan yang harus dipahami

secara benar.

D. Identifikasi Miskonsepsi

Miskonsepsi pada peserta didik harus diidentifikasi. Identifikasi

miskonsepsi adalah tindakan awal yang dilakukan untuk mengetahui

miskonsepsi yang terjadi pada peserta didik. Proses identifikasi dilakukan untuk

mengetahui letak miskonsepsi peserta didik yang terjadi pada suatu konsep.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

9

Proses identifikasi miskonsepsi bertujuan agar peserta didik memahami konsep

yang benar dan mempersiapkan diri untuk memahami konsep selanjutnya

(Yuliahtiningsi, 2013).

Miskonsepsi pada peserta didik dapat diidentifikasi menggunakan tes

diagnostik. Tes diagnostik dapat memberikan pandangan akurat terkait

miskonsepsi yang dialami peserta didik berdasarkan informasi yang diberikan

(Suwarto, 2012). Tes diagnostik digunakan untuk menilai pemahaman konsep

peserta didik terhadap materi larutan penyangga secara khusus pada konsep yang

cenderung dipahami salah. Tes diagnostik dibedakan menjadi dua yaitu tes

diagnostik two-tier dan tes diagnostik three tier. Tes diagnostik two-tier adalah

tes berupa soal pilihan ganda bertingkat dua. Tingkat pertama berisi tentang

pertanyaan terkait konsep yang diujikan dan tingkat kedua berisi alternatif alasan

untuk menjawab pertanyaan di tingkat pertama sebagai bentuk pemikiran peserta

didik (Treagust, 2006).

Tes diagnostik three-tier adalah tes diagnostiik yang menambahkan

tingkat keyakinan pada setiap butir soal. Peserta didik diberi beberapa opsi

pilihan jawaban, alasan, dan keyakinan menjawab pertanyaan (Kutluay, 2005).

Instrumen ini terdiri atas tiga bagian dalam satu soal. Bagian pertama adalah

kasus yang terdiri dari pilihan ganda, bagian kedua adalah pernyataan tes pilihan

ganda yang meminta alasan yang mengacu pada bagian pertama, dan bagian

ketiga menanyakan keyakinan peserta didik dalam menjawab soal dan

memberikan alasan (Gurel, et al., 2015).

Tes diagnostik three-tier memiliki keunggulan yaitu dapat

menganalisis miskonsepsi yang dialami peserta didik, menentukan bagian-

bagian materi yang memerlukan penekanan lebih pada proses belajar mengajar,

dan merencanakan metode pengajaran yang lebih efektif untuk mengurangi

miskonsepsi yang terjadi pada peserta didik. Tes diagnostik three-tier memiliki

kelemahan yaitu perhitungan analisisnya lebih rumit (Gurel, et al., 2015). Salah

satu bagian penting dari tes diagnostik three-tier adalah certainty of response

index (CRI). CRI adalah ukuran tingkatan keyakinan dan kepastian peserta didik

dalam menjawab soal. Skala CRI menandakan keyakinan peserta didik dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

10

menjawab soal dan memberikan alasan dari jawaban yang dipilih (Hasan, et al.,

1999). Kriteria CRI dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Kriteria CRI (Hasan, et al., 1999)

Skala CRI Kriteria

0 Menebak secara total

1 Menebak

2 Tidak yakin

3 Yakin dengan sedikit keraguan

4 Yakin

5 Sangat yakin

Berdasarkan Tabel 2.2, skala CRI ada 6 (0-5). Angka 5 menunjukkan

peserta didik memiliki kepercayaan diri yang tinggi atas kebenaran pengetahuan

teori, prinsip, dan aturan yang digunakan untuk menjawab pertanyaan tanpa ada

unsur menebak. Angka 0 menunjukkan tingkat keyakinan yang dimiliki peserta

didik sangat rendah, peserta didik tidak tahu konsep sama sekali untuk menjawab

pertanyaan yang diberikan. Angka 0 menandakan bahwa peserta didik menjawab

soal dengan menebak jawaban secara total. Teknik CRI selain dapat digunakan

untuk mengidentifikasi miskonsepsi, juga digunakan untuk membedakan

kemampuan peserta didik yang tahu dan tidak tahu konsep skala keyakinan yang

berikan untuk menjawab soal (Hasan, et al., 1999). Ketentuan untuk

membedakan antara tahu konsep, miskonsepsi dan tidak tahu konsep dapat

dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Ketentuan Untuk Membedakan Antara Tahu Konsep, Miskonsepsi,

dan Tidak Tahu Konsep (Hasan, et al., 1999)

Kriteria Jawaban CRI Rendah (<2,5) CRI Tinggi (>2,5)

Jawaban salah Jawaban salah dan CRI

rendah berarti tidak tahu konsep

Jawaban salah tetapi

CRI tinggi berarti terjadi miskonsepsi

Jawaban benar Jawaban benar tetapi

CRI rendah berarti

tidak tahu konsep (beruntung)

Jawaban benar dan CRI

tinggi berarti

menguasai konsep dengan baik

Nilai CRI yang rendah menandakan peserta didik ketika menjawab soal

memilih dengan jawaban cara menebak dan persentase menebak sekitar 50%-

100%. Hal ini dapat diasumsikan bahwa peserta didik tidak tahu konsep sebagai

dasar memilih jawaban. Nilai CRI yang tinggi menandakan peserta didik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

11

memiliki tingkat keyakinan yang tinggi dalam menjawab soal. Peserta didik

dengan nilai CRI tinggi dalam menjawab soal dan memberikan alasan yang

benar memiliki pengetahuan konsep dengan baik dan peserta didik yang

menjawab soal dan memberikan alsan yang salah dengan nilai CRI tinggi

dinyatakan bahwa peserta didik mengalami miskonsepsi (Hasan, et al., 1999).

Teknik CRI memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan teknik CRI adalah

mempermudah peneliti untuk mengelompokkan kemampuan peserta didik yang

tidak tahu konsep, memahami konsep dengan baik, dan mengalami miskonsepsi.

Kelemahan teknik CRI adalah bergantung pada kejujuran peserta didik dalam

menjawab soal dan memberikan alasan dari jawaban yang dipilih (Pesman &

Erylimaz, 2004).

E. Larutan Penyangga

Campuran homogen yang terdiri dari zat terlarut dan pelarutnya disebut

larutan. Komponen dalam larutan dapat berupa padatan, cairan, dan gas

(Sastrohamidjojo & Hardijono, 2005). Larutan penyangga adalah larutan yang

dapat mempertahankan perubahan pH pada penambahan sedikit konsentrasi

asam, sedikit basa (Chang , 2005). Hal ini menyebabkan larutan penyangga

memiliki peranan yang penting dalam sistem kimia dan biologi. Salah satu

peranan larutan penyangga dalam sistem biologi adalah larutan penyangga

dalam darah manusia. Larutan penyangga dalam ekstra sel terdiri atas senyawa

H2CO3 dan HCO3-. Senyawa H2CO3 bertindak sebagai asam lemah dan senyawa

HCO3- sebagai basa konjugasi. Dua senyawa ini menyebabkan pH darah terjaga

sekitar 7,4. pH darah yang terjaga memiliki fungsi penting yaitu darah akan

berikatan dengan oksigen dan mengalirkan ke seluruh tubuh (Herawati , 2008).

Larutan penyangga dibedakan menjadi dua yaitu larutan penyangga

asam dan larutan penyangga basa. Larutan penyangga asam mempertahankan

pH pada daerah asam dan larutan penyangga basa mempertahankan pH pada

daerah basa. Larutan penyangga asam terdiri dari asam lemah dan basa

konjugasinya. Larutan penyangga basa terdiri dari basa lemah dan asam

konjugasinya (Utami, et al., 2009). Larutan penyangga asam harus mengandung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

12

konsentrasi asam lemah berlebih untuk bereaksi dengan ion OH-. Larutan

penyanggga basa harus mengandung basa lemah berlebih untuk bereaksi dengan

ion H+. Komponen asam lemah dan basa lemah pada larutan penyangga tidak

boleh saling menghabiskan dalam suatu reaksi penetralan. Persyaratan ini

dipenuhi oleh pasangan asam-basa konjugasi yaitu asam lemah dan basa

konjugasi pada larutan penyangga asam dan basa lemah dan asam konjugasi

pada larutan penyangga basa (Suwardi, et al., 2009).

Salah satu contoh larutan penyangga asam adalah campuran larutan

asam asetat dan natrium asetat. Asam asetat mengalami reaksi hidrolisis di dalam

air menjadi CH3COO- dan natrium asetat mengalami reaksi ionisasi di dalam air

menjadi CH3COO- + Na+. Persamaan reaksi asam asetat dan natrium asetat

ketika mengalami reaksi ionisasi sebagai berikut:

CH3COOH(aq) ⇌ CH3COO-(aq) + H+(aq) (2.1)

NaCH3COO(aq) ⇌ CH3COO-(aq) + Na+(aq) (2.2)

Larutan yang mengandung kedua zat ini mampu menetralkan asam atau

basa yang ditambahkan. Penambahan konsentrasi ion H+ menyebabkan ion H+

bereaksi dengan basa konjugasi pada larutan penyangga. Persamaan reaksinya

sebagai berikut:

CH3COO-(aq) + H+(aq) ⇌ CH3COOH(aq) (2.3)

Penambahan konsentrasi ion OH- menyebabkan ion OH- beraksi dengan asam

konjugasi pada larutan penyangga. Persamaan reaksinya sebagai berikut:

CH3COOH(aq) + OH-(aq) ⇌ CH3COO-(aq)+ H2O(l) (2.4)

Salah satu contoh larutan penyangga adalah campuran larutan amonia

dan ammonium. Amonia mengalami reaksi hidrolisis didalam air menjadi

ammonium. Persamaan reaksinya sebagai berikut:

NH3(aq) + H2O(l) ⇌ NH4+(aq) + OH-(aq) (2.5)

Ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan basa lemah dan kesetimbangan

akan bergeser ke arah produk (asam konjugasi). Ion OH- yang ditambahkan akan

bereaksi dengan asam konjugasi sehingga kesetimbangan akan bergeser ke arah

reaktan (basa lemah)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

13

Kapasitas larutan penyangga bergantung pada konsentrasi asam dan

basa konjugasi. Semakin besar konsentrasinya, efektivitas larutan penyangga

akan semakin besar (Chang , 2005). Pada umumnya, larutan penyangga asam

dinyatakan sebagai asam lemah dibagi basa konjugasinya sehingga sistem

larutan penyangga asam asetat dan natrium asetat dapat dituliskan sebagai

berikut:

CH3COOH

CH3COONa

Perhitungan harga pH larutan penyangga merupakan poin penting

dalam materi larutan penyangga (Watoni, 2014). Penentuan harga pH larutan

penyangga asam dan basa dapat dilihat pada persamaan berikut:

a. Perhitungan harga pH larutan penyangga asam

[H+] = Ka x a

g

(2.6)

pH = - log [H+] (2.7)

Keterangan:

Ka = Tetapan ionisasi asam lemah

a = Jumlah mol asam lemah

g = Jumlah mol basa konjugasi

b. Perhitungan harga pH larutan penyangga basa

[OH-] = Kb x 𝑏

𝑔

(2.8)

pOH = - log [OH-] (2.9)

pH = 14 – pOH (2.10)

Keterangan:

Kb = Tetapan ionisasi basa lemah

b = Jumlah mol basa lemah

g = Jumlah mol asam konjugasi

F. Penelitian yang Relevan

Penelitian dilakukan oleh Yuliahtiningsih (2013), diketahui bahwa

peserta didik mengalami miskonsepsi karena keabstrakan ilmu kimia dan ilmu

kimia membahas istilah yang memiliki makna lebih dari satu. Beberapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

14

penelitian dibawah ini, mengidentifikasi miskonsepsi peserta didik pada materi

larutan penyangga menggunakan tes diagnostik three-tier dengan teknik CRI.

Hasil penelitian yang dilakukan, menunjukan bahwa identifikasi miskonsepsi

peserta didik pada materi larutan penyangga berhasil dilakukan. Adapun

penelitian yang dilakukan oleh Nurhujaimah, et al (2016), diketahui bahwa

peserta didik mengalami miskonsepsi pada materi larutan penyangga sebesar

39%, sifat larutan penyangga sebesar 49%, komposisi larutan penyangga sebesar

51%, prinsip kerja larutan penyangga sebesar 47%, dan penentuan harga pH

larutan penyangga sebesar 38%. Secara umum peserta didik mengalami

miskonsepsi karena konsep awal larutan penyangga yang lemah dan salah.

Penelitian yang dilakukan oleh Stephanie, et al (2019), membuktikan

bahwa miskonsepsi peserta didik pada sifat larutan penyangga sebesar 24,6%,

29,3% pada komposisi larutan penyangga, dan 25,4% pada penentuan harga pH

larutan penyangga. Secara umum peserta didik mengalami miskonsepsi pada

larutan penyangga karena konsep awal lemah dan kurang memaknai penggunaan

rumus perhitungan larutan penyangga dengan baik.

Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Parastuti, et al (2016),

diketahui peserta didik mengalami miskonsepsi pada materi larutan penyangga.

Miskonsepsi yang dialami peserta didik disebabkan oleh pengetahuan awal yang

lemah, kesulitan memahami materi, dan permasalahan dalam penerjemahkan

masalah.

Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Claudia, et al (2020),

diketahui peserta didik mengalami miskonsepsi sebesar 27% pada materi larutan

penyangga, 36,67% pada pokok materi larutan penyangga, dan 65% pada prinsip

kerja larutan penyangga. Miskonsepsi pada peserta didik disebabkan karena

konsep awal yang lemah.

Penelitian selanjutnya oleh Abdul, et al (2018), diketahui bahwa peserta

didik mengalami miskonsepsi pada komponen larutan penyangga asam dan basa

sebesar 72%, komponen larutan penyangga sebesar 64%, pembuatan larutan

penyangga sebesar 68%, dan campuran senyawa larutan penyangga sebesar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

15

60%. Secara umum peserta didik mengalami miskonsepsi karena konsep awal

yang lemah.

Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Monoarfa, et al (2017),

diketahui bahwa peserta didik mengalami miskonsepsi pada materi larutan

penyangga sebesar 44,2%. Miskonsepsi pada peserta didik disebabkan karena

konsep awal yang lemah dan minimnya minat peserta didik dalam belajar materi

larutan penyangga.

Berdasarkan penelitian relevan yang sudah diuraikan diatas, penelitian

identifikasi miskonsepsi peserta didik pada materi larutan penyangga

menggunakan teknik CRI masih bisa dikembangkan. Salah satu cara yang dapat

dilakukan untuk mengembangkan identifikasi miskonsepsi peserta didik pada

materi larutan penyangga adalah pembuatan soal identifikasi yang dirancang

sendiri agar memudahkan peneliti untuk mengelompokkan pemahaman peserta

didik.

G. Kerangka Berpikir

Banyak peserta didik yang beranggapan bahwa ilmu kimia bersifat

abstrak sehingga minat belajar peserta didik menjadi kurang. Hal ini

menyebabkan peserta didik berpotensi mengalami miskonsepsi. Peserta didik

sering mengalami miskonsepsi pada materi larutan penyangga. Larutan

penyangga memiliki tingkat kompleksifitas tinggi karena materi saling berkaitan

antara satu dan lainnya. Konsep awal peserta didik yang lemah dapat

menyebabkan kesulitan belajar pada konsep selanjutnya. Miskonsepsi yang

dialami peserta didik perlu diidentifikasi sehingga pembelajaran pada konsep

selanjutnya tidak lagi ditemukan miskonsepsi. Penelitian diawali dengan

melakukan wawancara kepada pendidik di SMA Negeri 1 Pajangan untuk

mengetahui kemampuan peserta didik pada materi larutan penyangga.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan pendidik di SMA Negeri 1

Pajngan diketahu bahwa peserta didik mengalami miskonsepsi pada materi

larutan penyangga. Penyebab miskonsepsi peserta didik adalah konsep awal

yang salah dan kesulitan memahami penulisan persamaan reaksi. Miskonsepsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

16

Peserta didik

miskonsepsi pada

mengalami

konsep

komposisi dan penentuan harga

pH larutan penyangga

diagnostik three-tier multiple choice

disertai teknik CRI

peserta didik

menggunakan tes

Miskonsepsi

diidentifikasi

Penyebab terjadinya miskonsepsi

adalah konsep awal yang salah dan

kesulitan memahami penulisan

persamaan reaksi

Identifikasi miskonsepsi peserta

didik pada materi larutan

penyangga berhasil dilakukan

Hasil Penelitian Pemahaman peserta didik

dikategorikan

yang terjadi pada peserta didik harus diidentifikasi. Identifikasi miskonsepsi

peserta didik pada penelitian ini menggunakan tes diagnostik. Tes diagnostik

yang digunakan dalam penelitian ini adalah three-tier disertai teknik CRI.

Identifikasi miskonsepsi peserta didik pada materi larutan penyangga

menggunakan tes diagnostik dengan teknik CRI berhasil dilakukan. Setelah itu,

kemampuan peserta didik dikategorikan dalam empat kategori yaitu tidak tahu

konsep (TK), menebak jawaban (M), mengalami miskonsepsi (MK), dan

menguasai konsep dengan baik (MKB). Kerangka berpikir dalam penelitian ini

dapat dilihat pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Menguasai konsep

dengan baik Miskonsepsi

Tidak paham

konsep

Menebak

jawaban

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

A. Jenis Penelitian

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kombinasi (mixed method). Penelitian kombinasi adalah penelitian yang

penggabungan antara metode kuantitatif dan metode kualitatif yang digunakan

secara bersama-sama untuk memperoleh data yang benar, dapat dipercaya,

lengkap, dan objektif (Sugiyono, 2011). Penelitian ini bertujuan untuk

mengidentifikasi miskonsepsi peserta didik kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 1

Pajangan pada materi larutan penyangga.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah kerangka kerja yang digunakan untuk

melaksanakan penelitian. Desain penelitian memberikan prosedur untuk

mendapatkan informasi yang diperlukan dan menyusun atau menyelesaikan

masalah dalam penelitian (Sugiyono, 2014). Penelitian ini menggunakan

sequential explanatory design. Sequential explanatory design adalah desain

penelitian yang diawali pengumpulan data kuantitatif dan dilanjutkan

pengumpulan data kualitatif untuk membantu menganalisis data yang diperoleh

secara kuantitatif sehingga hasil penelitian yang didapatkan dapat digambarkan

menyeluruh (Sugiyono, 2011). Desain penelitian yang digunakan dilakukan

modifikasi sehingga memiliki empat tahap yaitu tahap persiapan, tahap

pelaksanaan, tahap pengolahan, dan tahap akhir:

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan meliputi pengumpulan data. Pengumpulan data terdiri dari

pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data kuantitatif

dalam penelitian ini melalui nilai validasi butir soal, validasi angket, dan

rekapitulasi pengelompokkan pemahaman peserta didik. Pengumpulan data

kualitatif dalam penelitian ini melalui wawancara dengan pendidik, angket,

dan analisis miskonsepsi peserta didik kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 1

Pajangan pada materi larutan penyangga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

18

Identifikasi miskonsepsi peserta didik menggunakan Certainty of

Response Index (CRI) Pada Materi Larutan Penyangga

Tahap Akhir

Identifikasi miskonsepsi

peserta didik pada materi

larutan penyangga berhasil

dilakukan

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan meliputi pemberian instrumen tes three-tier

menggunakan derajat keyakinan CRI terhadap sampel untuk memperoleh

data.

3. Tahap Pengolahan Data

Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis menggunakan three-tier

dengan derajat keyakinan CRI dan disimpulkan sesuai dengan

permasalahan yang sedang terjadi.

4. Tahap Akhir

Tahap akhir pada penelitian ini yaitu penulisan data hasil penelitian,

pembahasan, dan pembuatan kesimpulan. Adapun desain penelitian dapat

dilihat pada Gambar 3.1

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Pengumpul

an data

kualitatif

Tahap Persiapan

Pegumpul

an data

kuantitatif

Tahap Pengolahan

Data

Analisis data dilakukan

dengan three-tier dan

skala CRI

Tahap Pelaksanaan

Pemberian

instrumen

untuk

memperoleh

data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

19

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek atau kegiatan yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2014).

Pada penelitian ini, variabel yang diukur yaitu hasil identifikasi miskonsepsi

peserta didik pada materi larutan penyangga.

D. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini digunakan untuk proses pengambilan data.

Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPA di SMA Negeri

1 Pajangan. Teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive

sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan

pertimbangan kriteria tertentu (Sugiyono, 2014). Sampel dipilih berdasarkan

permintaan pendidik dan situasi sekolah. Sampel yang dipilih adalah kelas XI

IPA 2 sebanyak 13 peserta didik.

E. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pajangan tanggal 26 Mei

2021 semester genap tahun pelajaran 2020/2021

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik yang digunakan untuk

mengumpulkan data secara tepat (Sugiyono, 2014). Metode pengumpulan data

dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya

jawab yang dilakukan secara lisan oleh dua orang atau lebih untuk

memperoleh informasi yang diinginkan (Sugiyono, Metode Penelitian

Kuantitatif , 2018). Wawancara dilakukan secara sistematis dengan

pertanyaan yang sudah disiapkan terlebih dahulu. Wawancara pertama

dilakukan dengan salah satu pendidik kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 1

Pajangan untuk menggali informasi terkait pengetahuan peserta didik pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

20

materi larutan penyangga. Wawancara kedua dilakukan dengan peserta

didik yang mengalami miskonsepsi pada larutan penyangga.

2. Pemberian Angket Respon Peserta Didik

Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawab (Sugiyono, 2014). Angket yang digunakan dalam

penelitian ini adalah angket miskonsepsi peserta didik yang meliputi konsep

awal materi larutan penyangga, kesulitan belajar, penggunaan bahwa pada

saat pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, metode pembelajaran,

dan model pembelajaran.

3. Pemberian Tes

Tes adalah teknik pengumpulan data dengan mengggunakan

instrumen yang bersifat mengukur kemampuan peserta didik. Tes dalam

penelitian ini berupa pilihan ganda beralasan disertai dengan teknik CRI

untuk mengidentifikasi miskonsepsi peserta didik pada materi larutan

penyangga.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini adalah pengambilan gambar

pada saat proses wawancara berlangsung dan pengenalan singkat

menggunakan aplikasi zoom meeting dan google meet.

5. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melihat

langsung ke lapangan terhadap objek yang diteliti (Sugiyono, 2014).

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung

artinya observasi dilakukan dengan mengamati langsung lokasi penelitian.

G. Instrumen Penelitian

Instumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan peneliti dalam

kegiatan untuk mengumpulkan data (Juliansyah, 2011). Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Lembar Wawancara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

21

Lembar wawancara berisi lima butir pertanyaan untuk menggali

informasi terkait proses pembelajaran pada materi larutan penyangga di SMA

Negeri 1 Pajangan dan menggali informasi terkait miskonsepsi peserta didik

pada materi larutan penyangga. Instrumen lembar wawancara dapat dilihat

pada Lampiran 1.

2. Lembar Validasi

a. Lembar Validasi Instrumen Tes

Lembar validasi instrumen tes bertujuan untuk memperoleh data

dari validator mengenai instrumen tes yang dikembangkan untuk

mengidentifikasi miskonsepsi peserta diidk pada materi larutan

penyangga. Instrumen tes yang dikembangkan terdiri atas 31 butir soal

b. Lembar Validasi Angket

Lembar validasi angket bertujuan untuk memperoleh data dari

validator mengenai angket yang dikembangkan untuk mengetahui

miskonsepsi peserta didik pada materi larutan penyangga. Angket yang

dikembangkan untuk mengetahui miskonsepsi peserta didik terdiri atas 7

pernyataan.

3. Instrumen Tes

Metode tes digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh data

kemampuan peserta didik pada materi larutan penyangga. Soal tes yang

diberikan kepada peserta didik berjumlah 10 butir. Pemberian soal tes untuk

mengetahui miskonsepsi peserta didik kelas XI IPA di SMA Negeri 1

Pajangan. Setelah melakukan pemberian soal tes, dilakukan analisis secara

deskriptif untuk mengetahui lebih jauh letak miskonsepsi peserta didik pada

materi larutan penyangga. Pemberian soal tes kepada peserta didik didasarkan

pada keinginan pendidik dan kondisi sekolah. Lembar instrumen soal tes

dapat dilihat pada Lampiran 3.

4. Lembar Angket

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket

miskonsepsi peserta didik. Instrumen lembar angket dapat dilihat pada

Lampiran 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

22

5. Lembar Observasi

Observasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui kondisi

sekolah dan proses kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri 1 Pajangan.

H. Metode Analisis Data

Data yang didapatkan dari instrumen-instrumen penelitian selanjutnya

di analisis dengan menyederhanakan data kedalam bentuk yang lebih mudah

dibaca. Data yang didapatkan diinterpretasikan dan dianalisis untuk menarik

sebuah kesimpulan. Pada penelitian ini, data yang diperoleh berupa data

kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang dituangkan dalam

bentuk pernyataan-pernyataan yang menunjukkan kualitas berdasarkan kondisi,

proses, dan keadaan. Data kualitatif dalam penelitian terdiri atas penjelasan

deskriptif wawancara, angket dan hasil analisis miskonsepsi peserta didik pada

materi larutan penyangga di SMA Negeri 1 Pajangan. Data kuantitatif pada

penelitian ini adalah data validasi butir soal dan data miskonsepsi. Penjabaran

data kuantitatif:

1. Analisis Lembar Validasi

Analisis lembar validasi dibedakan menjadi dua yaitu analisis

lembar validasi butir soal dan analisis lembar validasi angket.

a. Analisis Hasil Validasi Butir Soal

Lembar validasi instrumen butir soal bertujuan untuk

memperoleh data dari validator mengenai butir soal yang dikembangkan

untuk mengidentifikasi miskonsepsi peserta didik pada materi larutan

penyangga. Menurut Retnawati (2016), indeks Aikens V menunjukan

validitas butir soal. Semakin besar nilai indeks Aikens V maka validitas

butir soal semakin tinggi. Validasi butir soal dilakukan oleh dua dosen dan

satu pendidik dengan menilai empat aspek yaitu materi, kunci jawaban,

konstruksi, dan bahasa. Hubungan indeks Aikens V dengan validitas dapat

dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Hubungan Indeks Aikens V dan Validitas (Retnawati, 2016)

Koefisien Validitas Validitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

23

0,8 ≤ V ≤ 1,0 Tinggi

0,4 ≤ V ≤ 0,8 Sedang

0 ≤ V ≤ 0,4 Rendah

b. Analisis Lembar Identifikasi Miskonsepsi Peserta Didik

Lembar miskonsepsi peserta didik bertujuan untuk memperoleh

data hasil identifikasi miskonsepsi peserta didik pada setiap butir soal

yang diberikan dengan empat kategori yaitu tidak tahu konsep (TK),

menebak (M), miskonsepsi (MK), dan memahami konsep dengan baik

(MKB). Metode analisis identifikasi miskonsepsi peserta didik

menggunaan persamaan:

K x 100% (3.1) n

Keterangan:

K = Kategori pengelompokkan

n = Jumlah sampel

c. Analisis Lembar Validasi Angket

Lembar validasi angket bertujuan untuk memperoleh data dari

validator mengenai angket yang dikembangkan untuk mengetahui

miskonsepsi peserta didik pada larutan penyangga. Analisis angket

dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui kelayakan angket

sebelum digunakan. Analisis lembar validasi angket menggunakan

persamaan:

n

2

Keterangan:

n = total nilai validasi angket oleh ahli

d. Analisis Lembar Observasi

Hasil observasi yang dilakukan dianalisis secara deskriptif

untuk menggambarkan kondisi sekolah dan proses kegiatan belajar

mengajar yang berlangsung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini beriorientasi pada hasil tes peserta didik dan dianalisis

secara deskriptif untuk mengetahui letak miskonsepsi peserta didik kelas XI IPA

2 di SMA Negeri 1 Pajangan pada materi larutan penyangga. Mengacu pada

Gambar 3.1, penelitian ini dibagi dalam empat tahap yaitu tahap persiapan,

pelaksanaan, pengolahan data, dan tahap akhir. Tahap persiapan, pelaksanaan,

dan pengolahan data meliputi analisis kondisi awal dan tahap akhir meliputi

analisis miskonsepsi peserta didik menggunakan CRI. Penjabaran keempat tahap

sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan dan Pelaksanaan

Tahap persiapan dan pelaksanaan meliputi analisis kebutuhan

awal. Analisis kebutuhan awal bertujuan untuk menentukan masalah

mendasar yang dialami peserta didik dan perlu diangkat dalam penelitian

ini. Analisis kondisi awal pada penelitian dilakukan melalui wawancara dan

analisis angket. Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi proses

pembelajaran di dalam kelas. Berdasarkan wawancara yang dilakukan,

diketahui bahwa proses pembelajaran materi larutan penyangga di dalam

kelas kurang efektif karena kondisi pandemi covid-19. Proses pembelajaran

di dalam kelas dibagi menjadi dua sesi yaitu sesi pertama peserta didik

datang ke sekolah selama 2 jam untuk mengetahui proses pembelajaran dan

sesi kedua peserta didik melanjutkan proses pembelajaran dari rumah.

Ketercapaian pembelajaran di dalam kelas kurang karena pendidik tidak

dapat melihat perkembangan peserta didik secara langsung tetapi melihat

berdasarkan pemberian tugas dan latihan.

Metode yang digunakan di dalam kelas yaitu ceramah dan

pemberian tugas untuk dikerjakan di rumah. Berdasarkan wawancara

dengan peserta didik, metode pembelajaran yang digunakan di dalam kelas

sudah cukup baik karena pembelajaran harus dikondisikan dengan pandemi

Covid-19. Pandemi Covid-19 berpengaruh pada proses pembelajaran di

24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

25

kelas. Peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi larutan

penyangga. Kesulitan yang dialami peserta didik adalah mereka tidak

mampu membayangkan reaksi yang terjadi pada larutan penyangga.

Kesulitan peserta didik dalam memahami materi larutan penyangga

menyebabkan miskonsepsi. Peserta didik beranggapan bahwa larutan

penyangga terdiri dari dua campuran asam lemah dan asam konjugasi

dengan hasil reaksi menyisakan basa dan mereka kurang memahami

penulisan persamaan reaksi. Hal inilah yang menyebabkan peserta diidk

mengalami miskonsepsi..

2. Tahap Pengolahan Data

Tahap pengolahan data meliputi validasi butir soal dan angket.

Validasi butir soal bertujuan untuk memperoleh data dari ahli mengenai

butir soal yang dikembangkan untuk mengidentifikasi miskonsepsi peserta

didik pada materi larutan penyangga. Butir soal yang dikembangkan

berjumlah 31 soal. Butir soal divalidasi oleh tiga ahli. Validasi instrumen

butir soal digunakan untuk memperoleh soal yang valid untuk diujikan

kepada peserta didik. Data hasil validasi butir soal dari ahli dapat dilihat

pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Validasi Butir Soal

Nilai Validator

Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4

Validator Skor s-1 Skor s-1 Skor s-1 Skor s-1

V1 3,7 2,7 3,1 2,1 3,1 2,1 3,3 2,3

V2 3,5 2,5 3,6 2,6 3,4 2,4 3,4 2,4

V3 3,9 2,9 3,9 2,9 3,9 2,9 3,9 2,9

∑s 8,1 7,6 7,4 7,6

V 0,91 0,84 0,82 0,84

Keterangan Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi

Mengacu pada Tabel 4.1, diketahui bahwa hasil validasi dari ahli

terkait butir soal memiliki nilai validitas yang lebih besar dari 0,8. Menurut

Retnawati (2016), suatu soal dinyatakan memiliki validitas tinggi jika hasil

validitas soal berada pada rentang 0,8 sampai 1,0 dalam skala Aikens’V.

Hasil validasi yang dilakukan sesuai dengan teori sehingga butir soal yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

26

dikembangkan dapat digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi peserta

didik kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 1 Pajangan pada materi larutan

penyangga.

Validasi instrumen angket bertujuan untuk memperoleh data dari

ahli mengenai angket yang dikembangkan untuk mengidentifikasi

miskonsepsi peserta didik pada materi larutan penyangga. Angket yang

diguuakan di validasi oleh dua ahli. Data hasil validasi angket dari ahli dapat

dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Rekapitulasi Data Hasil Validasi Angket

No Item V1 V2 Rata-rata nilai

1 Kejelasan 4 4 4

2 Ketepatan

Isi

3

3

3

3 Korelasi 3 4 4

4 Validitas

Isi

4

3

4

5 Tidak Ada

Bias

4

3

4

6 Ketepatan

Bahasa

3

4

4

Pemberian angket dilakukan sebelum pengerjaan soal. Angket

diberikan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi miskonsepsi peserta

didik pada materi larutan penyangga. Aspek pada angket dibedakan menjadi

enam yaitu konsep awal, penggunaan bahasa, kesalahan dalam menjawab

soal, proses diskusi pada saat pembelajaran berlangsung, dan miskonsepsi.

Enam aspek pada angket saling berkaitan dengan miskonsepsi pada peserta

didik. Presentase hasil angket dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Persentase Hasil Angket

Aspek Hasil Angket

Konsep awal 100%

Penggunaan bahasa 50%

Kesalahan dalam menjawab soal 84,46%

Proses diskusi pada saat pembelajaran berlangsung

76,93%

Pengabaian konsep yang tidak diketahui 69,23%

Miskonsepsi 53,84%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

27

3. Tahap akhir

Tahap akhir meliputi analisis miskonsepsi peserta didik pada

materi larutan penyangga. Analisis miskonsepsi peserta didik pada materi

larutan penyangga dilakukan dengan memberikan 10 soal pilihan ganda

beralasan dengan tingkat keyakinan CRI. Pemilihan soal untuk

mengidenfikasi miskonsepsi peserta didik pada materi larutan penyangga

didasarkan pada hasil validasi dan permintaan pendidik di SMA Negeri 1

Pajangan.

Proses analisis miskonsepsi peserta didik dilakukan dengan

melihat jawaban yang dipilih, alasan, dan tingkat keyakinan yang diberikan.

Pengolompokkan kategori pemahaman peserta didik didasarkan pada skala

CRI yang telah dimodifikasi. Pemahaman peserta didik dibagi dalam lima

kategori yaitu menebak secara total, menebak, tidak yakin, yakin dengan

sedikit keraguan, yakin, dan sangat yakin (Hasan, et al., 1999). Kategori

pemahaman peserta didik dilakukan modifikasi menjadi empat kategori

yaitu tidak tahu konsep (TK), menebak (M), miskonsepsi (MK), dan

menguasai konsep dengan baik (MKB) . Analisis miskonsepsi pada materi

larutan penyangga dilakukan dengan melihat total jawaban yang diberikan

peserta didik pada setiap soal dan hasil wawancara dengan peserta didik.

Hasil rekapitulasi identifikasi miskonsepsi peserta didik berdasarkan soal

tes dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Rekapitulasi Identifikasi Miskonsepsi Peserta Didik

IPK Indikator Nom

or

Soal

Kategori Pengelompokan Jumlah Peserta Didik

TK M MK MKB TK M M K

MK B

3.12 .1

Pembuatan

larutan penyangga

1 7,69 %

46,15 %

0,00 %

46,15 %

1 6 0 6

3.12 .3

Larutan

penyangga asam

2 46,15 %

23,08 %

30,77 %

0,00% 6 3 4 0

3.12 .2

Larutan

penyangga

3 38,46 %

15,38 %

7,69 %

38,46 %

5 2 1 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

28

dalam ekstra sel

3.12 .2

Larutan

penyangga

dalam cairan sel tubuh

4 46,15 %

15,38 %

15,38 %

23,08 %

6 2 2 3

3.12

.4

Penentuan massa

5 61,54 %

0,00 %

23,08 %

15,38 %

8 0 3 2

Penentuan

molaritas asam

6 53,85 %

0,00 %

46,15 %

0,00% 7 0 6 0

Penentuan

molaritas basa

7 69,23 %

7,69 %

23,08 %

0,00% 9 1 3 0

3.12 .5

Penentuan harga pH

8 46,15 %

15,38 %

15,38 %

23,09 %

6 2 2 3

Penentuan harga pH

9 53,85 %

23,08 %

15,38 %

7,69% 7 3 2 1

Penentuan

harga pH

berdasarkan

penambahan

akuades

10 53,85 %

7,69 %

38,46 %

0,00% 7 1 5 0

B. Pembahasan

Metode penelitian yang digunakan adalah mixed method. Penggunaan

mixed method karena adanya kombinasi antara pendekatan kualitatif dan

kuantitatif. Kombinasi kualitatif dan kuantitatif menghasilkan pemahaman yang

baik terhadap masalah penelitian. Penggunaan mixed method bertujuan untuk

mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada pada pendekatan kualitatif dan

kuantitatif. Mixed method mendorong peneliti untuk menggunakan berbagai

pandangan yang luas untuk mengkaji masalah yang terjadi (Creswell, 2012).

Desain penelitian yang digunakan adalah sequential explanatory design.

Penerapan sequential explanatory design dimulai dari pengumpulan dan analisis

data kuantitatif. Selanjutnya, dilakukan analisis kualitatif. Penggunaan metode

kuantitatif untuk memperoleh data kuantitatif yang bersifat mengukur sedangkan

metode kualitatif berperan untuk membuktikan, memperdalam, dan memperluas

data kuantitatif (Creswell, 2013). Metode kuantitatif digunakan pada tahap

persiapan, pelaksanaan, dan tahap pengolohan data. Metode kualitatif digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

29

pada tahap akhir. Metode kuantitatif dalam penelitian ini, digunakan untuk

memperoleh data hasil validasi instrumen soal, angket, dan hasil rekapitulasi

identifikasi miskonsepsi peserta didik. Metode kualitatif digunakan untuk

menjelaskan faktor penyebab miskonsepsi pada peserta didik.

Mengacu pada Tabel 4.1, diketahui bahwa keempat aspek pada butir soal

memiliki nilai validitas yang lebih besar dari 0,8. Empat aspek pada butir soal

yaitu materi, kunci jawaban, konstruksi, dan bahasa. Menurut Retnawati (2016),

suatu soal memiliki validitas tinggi jika hasil validas soal berada pada rentang

0,8 sampai 1,0 dalam skala Aikens V. Hasil validasi oleh tiga ahli menunjukan

bahwa butir soal yang dikembangkan untuk mengidentifikasi miskonsepsi

peserta didik memiliki validitas yang tinggi.

Tabel 4.2 adalah data hasil validasi angket. Enam item pada angket yaitu

kejelasan, ketepatan isi, korelasi, validitas isi, tidak ada bias, ketepatan bahasa.

Hasil validasi angket menunjukkan yang bahwa angket yang dikembangkan

untuk mengidentifikasi miskonsepsi peserta didik pada materi larutan penyangga

dapat digunakan. Berdasarkan Tabel 4.3, peserta didik menyatakan bahwa

konsep awal mereka pada materi larutan penyangga benar. Pada item kedua,

sebagian peserta didik menyatakan bahwa penggunaan bahasa pendidik saat

pembelajaran berlangsung dan bahasa dalam buku membuat mereka bingung

untuk belajar materi larutan penyangga dan sebagian peserta didik tidak

memiliki masalah dengan penggunaan bahasa oleh pendidik dan bahasa dalam

buku. Pada item ketiga, 11 peserta didik menyatakan bahwa kesalahan dalam

menjawab soal dikarenakan konsep awal yang lemah dan salah. Dua peserta

didik yang lain menyatakan bahwa konsep materi larutan penyangga sudah benar

Pada item keempat, 10 peserta didik menyatakan bahwa pada saat pembelajaran

berlangsung mereka tidak mengajukan pertanyaan kepada pendidik. Peserta

didik yang lain menyatakan bahwa pada saat pembelajaran berlangsung mereka

aktif bertanya kepada pendidik. Pada item kelima, 9 peserta didik menyatakan

bahwa beberapa konsep larutan penyangga yang tidak diketahui diabaikan.

Peserta didik yang lain menyatakan bahwa mereka tidak mengabaikan konsep

larutan penyangga. Pada item keenam, 7 peserta didik menyatakan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

30

mereka mengalami miskonsepsi. Miskonsepsi yang dialami disebabkan karena

konsep awal dan minat belajar yang kurang. Peserta didik yang lain menyatakan

bahwa mereka tidak mengalami miskonsepsi.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa peserta

didik mengalami miskonsepsi pada materi larutan penyangga. Mengacu pada

Tabel 4.4, diketahui bahwa setiap indikator memiliki persentase yang berbeda

untuk empat kategori pemahaman peserta didik pada materi larutan penyangga.

Pembahasan ini berkaitan dengan persentase miskonsepsi dan alasan terjadinya

miskonsepsi peserta didik:

a. Pembuatan Larutan Penyangga

Mengacu pada Tabel 4.4, diketahui bahwa persentase peserta didik

yang tidak tahu konsep sebesar 7,69%, persentase menebak sebesar 46,15%,

dan persentase miskosepsi sebesar 0,00%,. Peserta didik yang tidak tahu

konsep dan menebak jawaban kemungkinan disebabkan karena konsep awal

yang lemah. tidak mengalami miskonsepsi pada pembuatan larutan

penyangga. Soal dan jawaban benar untuk nomor 1 dapat dilihat pada

Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.

Gambar 4.1 Soal Nomor 1 Pembuatan Larutan Penyangga

Gambar 4.2 Jawaban Benar Untuk Soal Nomor 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

31

b. Larutan Penyangga Asam

Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui bahwa persentase peserta didik

yang tidak tahu konsep sebesar 46,15%, menebak jawaban sebesar 23,08%,

dan mengalami miskonsepsi sebesar 30,77%. Peserta didik yang tidak tahu

konsep dan menebak jawaban kemungkinan faktor penyebabnya adalah

konsep awal yang lemah dan kesulitan untuk memahami materi larutan

penyangga. Hal ini didukung oleh hasil angket pada Tabel 4.3. Peserta didik

dalam menjawab soal memilih jawaban dan memberikan alasan yang salah

dengan tingkat keyakinan tinggi. Mengacu pada skala CRI di Tabel 2.3,

diketahui bahwa peserta didik yang memilih jawaban dan memberikan

alasan yang salah dengan tingkat keyakinan yang tinggi, peserta didik

dinyatakan mengalami miskonsepsi (Hasan, et al., 1999). Peserta didik

memberikan alasan dalam menjawab soal yaitu “ketika basa lemah

direaksikan dengan asam kuat, maka basa lemah harus tersisa sehingga

larutan yang dihasilkan bersifat penyangga”. Jawaban dan alasan yang

diberikan peserta didik tidak sesuai dengan pertanyaan soal. Menurut teori

larutan penyangga asam adalah larutan yang terdiri dari asam lemah dan

basa konjugasinya (Chang , 2005). Berdasarkan wawancara yang dilakukan,

diketahui bahwa peserta didik mengalami miskonsepsi karena tidak

memahami konsep jenis-jenis larutan penyangga, konsep awal yang lemah,

dan sulit untuk membedakan jenis-jenis larutan penyangga. Hal ini

didukung oleh penelitan yang dilakukan Mahardika (2014), yang

mengemukakan bahwa peserta didik cenderung mengalami miskonsepsi

pada materi jenis-jenis larutan penyangga karena konsep awal materi larutan

penyangga lemah. Soal nomor 2 dapat dilihat pada Gambar 4.2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

32

Gambar 4.3 Soal Nomor 2 Jenis Larutan Penyangga Asam

c. Larutan Penyangga dalam Ekstra Sel

Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui persentase peserta didik yang

tidak tahu konsep sebesar 38,46%, menebak jawaban sebesar 15,38%, dan

mengalami miskonsepsi sebesar 7,69%. Faktor penyebab peserta didik tidak

tahu konsep dan menebak jawaban adalah pengabaian konsep yang tidak

diketahui. Hal ini didukung oleh hasil angket identifikasi miskonsepsi

peserta didik pada materi larutan penyangga. Peserta didik menyatakan

bahwa konsep larutan penyangga terkadang diabaikan karena minat belajar

dan pemahaman yang kurang. Peserta didik dinyatakan mengalami

miskonsepsi karena memilih jawaban dan memberikan alasan yang salah

dengan tingkat keyakinan tinggi (Hasan, et al., 1999). Peserta didik

memberikan alasan jawaban dalam menjawab soal yaitu ”saya sudah

yakin”. Jawaban yang diberikan peserta didik tidak sesuai dengan teori yang

benar. Menurut Chang (2005), larutan penyangga dalam ekstra sel yaitu

H2CO3 dan HCO3-. Sistem penyangga dalam darah berfungsi untuk menjaga

pH darah agar selalu stabil perbandingan senyawa H2CO3 dan HCO3- dalam

darah selalu tetap yaitu 20 : 1. Penambahan konsentrasi ion H+

menyebabkan basa konjugasi dalam cairan ekstra sel akan beraksi dan arah

pergeseran kesetimbangan menuju asam lemah. Penambahan konsentrasi

ion OH- menyebabka asam lemah dalam cairan ekstra sel akan bereaksi dan

pergeseran kesetimbangan menuju basa konjugasi.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan, diketahui peserta didik

mengalami miskonsepsi karena beranggapan bahwa konsep awal larutan

penyangga sudah benar, menyakini bahwa pilihan jawaban serta alasan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

33

diberikan benar dan ternyata jawaban yang diberikan salah. Hal ini

didukung oleh penelitian Claudia, et al (2020), yang mengemukakan bahwa

peserta didik mengalami miskonsepsi pada larutan penyangga dalam tubuh

karena kesulitan memahami peranan larutan penyangga.. Soal nomor 4

dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.4 Soal Nomor 3 Larutan Penyangga dalam Ekstra Sel

d. Larutan Penyangga Cairan Intra Sel Tubuh

Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui persentase peserta didik yang

tidak tahu konsep sebesar 46,15%, menebak jawaban sebesar 15,38%, dan

mengalami miskonsepsi sebesar 15,38%. Peserta didik yang tidak tahu

konsep kemungkinan penyebab miskonsepsi yang terjadi adalah kosep awal

yang lemah dan tidak adanya interaksi di dalam kelas pada saat

pembelajaran berlangsung. Pernyataan ini ditemukan pada Tabel 4.3.

Peserta didik menyatakan bahwa pada saat pembelajaran berlangsung

mereka cenderung pasif dan tidak bertanya. Peserta didik dalam menjawab

soal memilih jawaban dan memberikan alasan yang salah dengan tingkat

keyakinan tinggi. Hal ini dapat dinyatakan bahwa peserta didik mengalami

miskonsepsi (Hasan, et al., 1999). Peserta didik memberikan alasan dalam

menjawab soal yaitu “saya sudah yakin”. Jawaban yang diberikan peserta

didik tidak sesuai dengan teori yang benar. Menurut teori, larutan

penyangga dalam cairan intra sel adalah HPO42- dan H2PO4

-. Sistem

penyangga dalam cairan sel tubuh berfungsi untuk menjaga pH cairan tubuh

selalu stabil. Penambahan konsentrasi ion H+ menyebabkan basa konjugasi

(HPO42-) akan bereaksi dan kesetimbangan akan bergeser ke asam lemah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

34

(H2PO4-). Penambahan ion OH- menyebabkan asam lemah akan beraksi dan

kesetimbangan akan bergeser ke basa konjugasi.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan, peserta didik mengalami

miskonsepsi karena tidak mengetahui senyawa larutan penyangga di dalam

cairan sel tubuh dan konsep awal peran larutan penyangga lemah. Mengacu

pada penelitian yang dilakukan oleh Kusumaningrum, et al (2018),

diketahui bahwa miskonsepsi peserta didik pada konsep larutan penyangga

dalam cairan sel tubuh sebesar 36,3%. Miskonsepsi yang terjadi disebabkan

karena peserta didik memahami konsep larutan penyangga dalam cairan sel

tubuh yang salah. Soal nomor 4 dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Gambar 4.5 Soal Nomor 4 Larutan Penyangga dalam Cairan Sel Tubuh

e. Penentuan Massa Garam Larutan Penyangga

Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui persentase peserta didik yang

tidak tahu 61,54%, menebak jawaban sebesar 0,00%, dan mengalami

miskonsepsi sebesar 23,08%. Peserta didik yang tidak tahu konsep dan

kemungkinan disebabkan oleh pengabaian konsep yang tidak diketahui. Hal

ini juga ditemukan pada Tabel 4.3 hasil angket identifikasi miskonsepsi

peserta didik. Peserta didik menyatakan bahwa pengabaian konsep

dilakukan karena sulit untuk memahami materi larutan penyangga. Peserta

didik dalam menjawab soal memilih jawaban dan memberikan alasan yang

salah dengan tingkat keyakinan tinggi. Mengacu pada skala CRI di Tabel

2.3, diketahui bahwa peserta didik yang memilih jawaban dan memberikan

alasan yang salah dengan derajat keyakinan yang tinggi, peserta didik

dinyatakan mengalami miskonsepsi (Hasan, et al., 1999). Berdasarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

35

jawaban peserta didik pada penentuan massa dilakukan menggunakan

rumus pengenceran yaitu M1.V1 = M2.V2. Jawaban peserta didik dapat

dilihat pada Lampiran 20. Jawaban ini tidak sesuai dengan teori perhitungan

massa komponen pembentuk larutan penyangga. Menurut Chang (2005),

perhitungan massa komponen pembentuk larutan penyangga menggunakan

persamaan:

Massa = n x Massa molar (4.1)

Keterangan:

n = Jumlah mol

soal dan jawaban benar untuk soal nomor 5 dapat dilihat pada

Gambar 4.6. dan Gambar 4.7

Gambar 4.6 Soal Nomor 5 Penentuan Massa Garam Larutan Penyangga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

36

Gambar 4.7 Jawaban benar Untuk Soal Nomor 5 Penentuan Massa

Garam Larutan Penyangga

Berdasarkan wawancara yang dilakukan, diketahui peserta didik

mengalami miskonsepsi karena tidak memahami rumus yang ada, konsep

awal komponen pembentuk larutan penyangga lemah, dan keyakinan

terhadap konsep yang salah. Miskonsepsi peserta didik pada penentuan

massa larutan penyangga juga ditemukan pada penelitian Nurhidayatullah

& Prodjosantoso (2018), yang mengemukakan bahwa peserta didik

mengalami miskonsepsi karena pendidik kurang menekankan konsep

larutan penyangga dan bahasa yang digunakan pada buku kimia terlalu

sulit untuk dipahami. Persentase miskonsepsi peserta didik pada penentuan

massa larutan penyangga sebesar 55%.

f. Penentuan Molaritas Asam Komponen Pembentuk Larutan Penyangga

Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui persentase peserta didik yang

tidak tahu konsep sebesar 53,85%, menebak jawaban sebesar 0,00%, dan

mengalami miskonsepsi sebesar 46,15%. Peserta didik yang tidak tahu

konsep dan menebak jawaban disebabkan karena sulit untuk memahami

materi larutan penyangga dan kurang memaknai rumus perhitungan

(Stephanie, et al., 2019). Peserta didik dalam menjawab soal memilih

jawaban dan memberikan alasan jawaban yang salah dengan tingkat

keyakinan tinggi. Peserta didik dapat dinyatakan mengalami miskonsepsi

(Hasan, et al., 1999). Berdasarkan jawaban peserta didik pada pada

penentuan molaritas asam komponen pembentuk larutan penyangga,

menuliskan reaksi tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut. Jawaban

peserta didik dapat dilihat pada Lampiran 20. Jawaban ini tidak sesuai

dengan teori perhitungan molaritas asam komponen pembentuk larutan

penyangga. Menurut Chang (2005), perhitungan molaritas komponen

pembentuk larutan penyangga menggunakan persamaan:

M = 𝑛 𝑉

Keterangan:

M = Molaritas

(4.2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

37

n = Jumlah mol

V = Volume akuades dalam Liter

Soal dan jawaban benar untuk soal nomor 6 dapat dilihat pada

Gambar 4.8 dan Gambar 4.9.

Gambar 4.8 Soal Nomot 6 Penentuan Molaritas Asam Komponen Pembentuk

Larutan Penyangga

Gambar 4.9 Jawaban Benar Untuk Soal Nomor 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

38

Berdasarkan wawancara yang dilakukan, diketahui peserta didik

mengalami miskonsepsi karena konsep awal lemah, kesulitan untuk

memahami komponen pembentuk larutan penyangga, dan keyakinan

terhadap konsep yang salah. Hal serupa juga ditemukan pada penelitian

Stephanie, et al ( 2019), yang mengemukakan bahwa peserta didik

mengalami miskonsepsi karena konsep awal yang lemah dan kurang

memahami rumus perhitungan harga pH larutan penyangga. Miskonsepsi

peserta didik yang ditemukan pada komponen pembentuk larutan

penyangga sebesar 29,3%. Soal nomor 6 dapat dilihat pada Gambar 4.8.

g. Penentuan Molaritas Basa Komponen Pembentuk Larutan Penyangga

Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui persentase peserta didik yang

tidak tahu konsep sebesar 69,23%, menebak jawaban sebesar 7,69%, dan

mengalami miskonsepsi sebesar 23,08%. Peserta didik yang tidak tahu

konsep disebabkan karena sulit untuk memahami materi larutan penyangga

dan kurang memaknai rumus perhitungan (Stephanie, et al., 2019). Peserta

didik dalam menjawab soal memilih jawaban dan memberikan alasan yang

salah dengan tingkat keyakinan tinggi. Menurut Hasan et al (1999), peserta

didik yang menjawab soal dan memberikan alasan yang salah dengan

derajat keyakinan yang tinggi dapat dinyatakan mengalami miskonsepsi.

Berdasarkan jawaban yang diberikan peserta didik kode 09 pada penentuan

molaritas basa komponen pembentuk larutan penyangga menuliskan alasan

yaitu “sudah yakin dengan pilihan jawaban”. Peserta didik kode 21

memberikan alasan jawaban dengan menuliskan rumus pengenceran yaitu

M1.V1 = M2.V2. Jawaban peserta didik dapat dilihat pada Lampiran 20.

Jawaban yang diberikan peserta didik tidak sesuai dengan teori perhitungan

molaritas basa komponen pembentuk larutan penyangga. Menurut teori,

perhitungan molaritas basa komponen pembentuk larutan penyangga dapat

dilihat pada persamaan 4.2. Berdasarkan wawancara yang dilakukan,

diketahui bahwa peserta didik mengalami miskonsepsi karena tidak

memahami konsep pembentuk komponen larutan penyangga dan menyakini

konsep yang salah. Miskonsepsi pada komponen pembentuk larutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

39

penyangga juga ditemukan pada penelitan Nurhajaimah et al (2016), yang

menyatakan bahwa peserta didik mengalami miskonsepsi pada penentuan

komposisi larutan penyangga karena konsep awal peserta didik lemah.

Miskonsepsi peserta didik yang ditemukan sebesar 51%. Jawaban benar dan

soal nomor dapat dilihat pada Gambar 4.9 dan Gambar 4.10

Gambar 4.10 Soal Nomor 7 Penentuan Molaritas Basa Komponen

Pembentuk Larutan Penyangga

Gambar 4.11 Jawaban Untuk Soal Nomor 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

40

h. Penentuan Harga pH Larutan Penyangga

Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui persentase peserta didik yang

tidak tahu konsep sebesar 46,15%, menebak jawaban sebesar 15,38%, dan

mengalami miskonsepsi sebesar 15,38. Peserta didik yang tidak tahu konsep

dan menebak jawaban disebabkan karena sulit membayangkan reaksi yang

terjadi pada larutan penyangga (Drastisianti, et al., 2018). Peserta didik

dalam menjawab soal memilih jawaban dan memberikan alasan yang salah

dengan tingkat keyakinan tinggi. Hal ini dapat dinyatakan bahwa peserta

didik mengalami miskonsepsi (Hasan, et al., 1999). Berdasarkan jawaban

peserta didik kode 09, pada penentuan harga pH larutan penyangga

menuliskan alasan yaitu “sudah yakin dengan jawaban yang dipilih”.

Peserta didik kode 21, hanya menuliskan alasan reaksi setengah dan

langsung menuliskan jawaban. Jawaban peserta didik dapat dilihat pada

Lampiran 20. Menurut teori, penentuan harga pH larutan penyangga dapat

dilihat pada persamaan 2.5 dan 2.6. Berdasarkan wawancara yang

dilakukan, peserta didik mengalami miskonsepsi karena dengan konsep

awal penentuan harga pH larutan penyangga lemah, tidak dapat menuliskan

persamaan reaksi, dan mengalami kesulitan pada penentuan harga pH

larutan penyangga. Hal serupa juga ditemukan pada penelitian yang

dilakukan oleh Drastisianti, et al (2018), yang menyatakan bahwa peserta

didik mengalami miskonsepsi pada penentuan harga pH larutan penyangga

sebesar 3,596%. Miskonsepsi yang terjadi disebabkan karena peserta didik

sulit membayangkan reaksi yang terjadi pada larutan penyangga. Jawaban

benar dan soal nomor 8 dapat dilihat pada Gambar 4.11 dan Gambar 4.12.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

41

Gambar 4.12 Soal Nomor 8 Penentuan Harga pH Larutan Penyangga

Gambar 4.13 Jawaban Benar Untuk Soal Nomor 8

i. Penentuan harga pH larutan Penyangga

Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui persentase peserta didik yang

tidak tahu konsep sebesar 53,85%, menebak jawaban sebesar 23,08%, dan

mengalami miskonsepsi sebesar 15,38%. Kemungkinan faktor penyebab

peserta didik yang tidak tahu konsep dan menebak jawaban adalah konsep

awal yang lemah. Hal ini dapat dilihat pada hasil angket identifikasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

42

miskonsepsi peserta didik pada Tabel 4.3. Peserta didik menyatakan bahwa

kesalahan menjawab soal dikarenakan konsep awal materi larutan

penyangga lemah. Mengacu pada skala CRI di Tabel 2.3, diketahui bahwa

peserta didik yang memilih jawaban dan memberikan alasan yang salah

dengan tingkat keyakinan yang tinggi, peserta didik dinyatakan mengalami

miskonsepsi (Hasan, et al., 1999). Berdasarkan jawaban peserta didik kode

09 pada penentuan harga pH larutan penyangga menuliskan alasan yaitu

“sudah yakin dengan pilihan jawaban”. Peserta didik kode 04, menuliskan

alasan jawaban menggunakan persamaan H+ = √10−5. 0,02. Jawaban

peserta didik Lampiran 20. Jawaban yang diberikan peserta didik tidak

sesuai dengan teori perhitungan harga pH larutan penyangga. Perhitungan

harga pH larutan penyangga dapat dilihat pada persamaan 2.5 dan 2.6.

Jawaban benar dan soal nomor 9 dapat dilihat pada Gambar 4.14 dan

Gambar 4.15.

Gambar 4.14 Soal nomor 9 Penentuan harga pH Larutan Penyangga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

43

Gambar 4.15 Jawaban Benar Untuk Soal Nomor 9

Berdasarkan wawancara yang dilakukan, diketahui peserta didik

mengalami miskonsepsi karena sulit untuk mereaksikan dua campuran yang

dapat membentuk larutan penyangga dan menyakini konsep yang salah.

Miskonsepsi peserta didik pada penentuan harga pH larutan penyangga juga

ditemukan dalam penelitian Orgill & Sutherland (2008) dan Al Qandri, et

al (2019). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Orgill & Sutherland (2008),

diketahui bahwa peserta didik mengalami miskonsepsi karena kesulitan

dalam memahami konsep penentuan harga pH larutan penyangga.

Penelitian yang dilakukan oleh Al Qandry, et al (2019), diketahui bahwa

peserta didik mengalami miskonsepsi pada penentuan harga pH larutan

penyangga sebesar 51%. Miskonsepsi yang terjadi disebabkan karena

peserta didik beranggapan bahwa pH larutan penyangga dapat diketahui jika

terjadi penambahan asam, basa, dan akuades secara berlebih

j. Pengaruh Penambahan Akuades Terhadap Harga pH larutan Penyangga

Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui persentase peserta didik yang

tidak tahu konsep sebesar 53,85%, menebak jawaban sebesar 7,69%, dan

mengalami miskonsepsi sebesar 38,46. Peserta didik yang tidak tahu konsep

dan menebak jawaban kemungkinan disebabkan oleh konsep awal yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

44

lemah. Hal ini dapat dilihat pada hasil angket identifikasi miskonsepsi

peserta didik pada Tabel 4.3. Peserta didik menyatakan bahwa kesalahan

menjawab soal dikarenakan konsep awal materi larutan penyangga lemah.

Mengacu pada skala CRI di Tabel 2.3, diketahui bahwa peserta didik yang

memilih jawaban dan memberikan alasan yang salah dengan tingkat

keyakinan yang tinggi, peserta didik dinyatakan mengalami miskonsepsi

(Hasan, et al., 1999). Berdasarkan jawaban yang diberikan peserta didik

kode 17 pada penentuan harga pH larutan penyangga pengaruh penambahan

akuades menggunakan persamaan:

OH =√KW

x mol asam x valensi. Ka

Peserta didik kode 12, memberikan alasan dengan menuliskan

reaksi setengah dan langsung menuliskan jawaban. Jawaban peserta didik

dapat dilihat pada Lampiran 20. Jawaban yang diberikan peserta didik tidak

sesuai dengan teori. Penentuan harga pH larutan penyangga pengaruh

penambahan akuades dapat dilihat pada persamaan 2.7 dan 2.8. Berdasarkan

wawancara yang dilakukan, diketahui peserta didik mengalami miskosepsi

karena tidak memahami konsep, bingung, dan kurang menguasai konsep

penentuan harga pH larutan penyangga. Miskonsepsi peserta didik pada

pengaruh penambahan akuades terhadap harga pH juga ditemukan pada

penelitian yang dilakukan oleh Parastuti, et al (2016), hasil temuan yang

didapatkan diketahui bahwa peserta didik mengalami miskonsepsi karena

salah tafsir terhadap rumus yang ada. Jawaban benar dan soal nomor 10

dapat dilihat pada Gambar 4.15 dan Gambar 4.16.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

45

Gambar 4.14 Soal Nomor 10 Penentuan harga pH Larutan Penyangga

Gambar 4.15 Pengaruh Penambahan Akuades Terhadap Harga pH

Larutan Penyangga

C. Idenfikasi Miskonsepsi pada Larutan Penyangga

Mengacu pada hasil angket identifikasi miskonsepsi peserta didik

diketahui bahwa peserta didik mengalami miskonsepsi pada materi larutan

penyangga. Miskonsepsi peserta didik disebabkan oleh beberapa faktor yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

46

minat belajar kurang dan pemahaman konsep awal larutan penyangga lemah.

Berdasarkan pembahasan yang dilakukan, secara umum miskosepsi peserta

didik paling banyak ditemukan pada penentuan komponen pembentuk larutan

penyangga sebesar 61,54% butir soal 5. Miskonsepsi peserta didik disebabkan

oleh konsep awal yang salah dan sulit memahami materi larutan penyangga.

Materi yang sering menyebabkan miskonsepsi pada larutan penyangga adalah

perhitungan harga pH dan perhitungan komponen pembentuk larutan

penyangga. Hal ini juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Mentari,

et al (2014), yang menjelaskan bahwa miskonsepsi peserta didik paling banyak

ditemukan pada konsep larutan penyangga sebesaar 52,44%. Miskonsepsi

peserta didik disebabkan oleh kemampuan menganalisis konsep masih lemah

dan cara belajar banyak menghafal bukan memahami. Materi yang sering

menyebabkan miskonsepsi pada larutan penyangga adalah konsep pembentukan

larutan penyangga.

Mengacu pada penelitian yang dilakukan Haryani, et al (2017),

diketahui bahwa peserta didik mengalami miskonsepsi pada prinsip kerja larutan

penyangga sebesar 83%. Penyebab miskonsepsi peserta didik adalah konsep

awal yang lemah. Materi yang sering menyebabkan miskonsepsi pada larutan

penyangga penyangga adalah perhitungan harga pH larutan penyangga .

Penelitian yang dilakukan oleh Nurhujaimah, et al (2016), diketahui bahwa

miskonsepsi peserta didik paling banyak ditemukan pada prinsip kerja larutan

penyangga sebesar 51%. Miskonsepsi pada peserta didik disebabkan karena

konsep awal yang kurang dan tidak memahami penggunaan simbolik larutan

penyangga. Materi yang sering menyebabkan miskonsepsi pada larutan

penyangga adalah perhitungan harga pH larutan penyangga. Penelitian yang

dilakukan Setiawan, et al (2019), diketahui bahwa peserta didik mengalami

miskonsepsi pada konsep larutan penyangga sebesar 83%. Miskonsepsi peserta

didik disebabkan oleh konsep awal yang salah dan tidak memahami penggunaan

simbolik. Materi yang sering menyebabkan miskonsepsi pada larutan penyangga

adalah prinsip kerja larutan penyangga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

47

D. Keunggulan

Keuggulan dalam penelitian ini adalah penggunaan soal identifikasi

miskonsepsi dan sampel yang berbeda. Soal identifikasi miskosepsi peserta didik

pada materi laruta penyangga di rancang sendiri agar memudahkan peneliti

untuk mengelompokkan pemahaman peserta didik dalam empat kategori yaitu

tidak tahu konsep, memilih jawaban dengan cara menebak, mengalami

miskonsepsi dan menguasai konsep dengan baik.

E. Keterbatasan

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah modifikasi teknik CRI karena

banyak penelitian identifikasi miskonsepsi peserta didik menggunakan tes

diagnostik dengan teknik CRI.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

A. Kesimpulan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan diketahui peserta didik kelas XI

IPA 2 di SMA Negeri 1 Pajangan mengalami miskonsepsi pada materi larutan

penyangga. Miskonsepsi peserta didik pada jenis-jenis larutan penyangga adalah

30,77% pada soal nomor 2. Miskonsepsi peserta didik pada konsep larutan

penyangga dalam tubuh adalah 7,69% pada soal nomor 3 dan 15,38% pada soal

nomor 4. Miskonsepsi peserta didik pada komponen pembentukan larutan

penyangga berturut-turut adalah 23,08% pada soal nomor 5, 46,15% pada soal

nomor 6, dan 23,08% pada soal nomor 7. Miskonsepsi peserta didik pada

penentuan harga pH larutan penyangga berturut-turut adalah 15,38% pada soal

8, 15,38% pada soal nomor 9, dan 38,46% pada soal nomor 10. Miskonsepsi

peserta didik pada materi larutan penyangga disebabkan oleh beberapa faktor

yaitu konsep awal yang lemah, sulit memahami rumus yang diberikan,

keyakinan terhadap konsep yang salah, dan penggunaan buku pegangan peserta

didik yang salah.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran

untuk perbaikan penelitian identifikasi miskonsepsi selanjutnya:

1. Miskonsepsi peserta didik harus dideteksi lebih awal sehingga pada

pembelajaran materi selanjutnya tidak terdapat miskonsepsi lagi.

2. Miskonsepsi peserta didik setelah diidentifikasi dapat direduksi

menggunakan media atau metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi

sekolah.

48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

49

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, C., Mahwar, Q., & Hairida. (2018). Analisis Miskonsepsi Pada Materi

Larutan Penyangga Siswa Kelas XI IPA MA Swasta Darul Ulum Kubu

Raya. Ar-Razi Jurnal Ilmah, 6(2):27-32.

Al Qadri , A. R., Ahlaq, P. M., Muthmainnah, N., Irpadilla, M. A., Herlina, S, N.

A., & Scholten, A. R. (2019). Analisis Miskonsepsi Peserta Didik Kelas XI

SMAN 1 Gowa Pada Materi Larutan Penyangga Menggunakan Instrumen

Three Tier Diagnostic Test. Jurnal Nalar Pendidikan, 7(1):46.

Arikunto, S. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Bal, M. S. (2011). Misconception of high school students related to the

concepstions of absolutism and constitutionalism in history courses.

Educational Research and Reviews , 6(3):283-291.

Bodner. (1986). Contructivism : A Theory of Knowledge . Journal of Chemistry

Education , 2(63):873-878.

Chang , R. (2005). Kimia Dasar Konsep Inti. Jakarta: Erlangga.

Claudia , L. B., Widiyowati, I. I., & Nurlaili. (2020). Penerapan Metode

Eksperimen Untuk Mengurangi Miskonsepsi Siswa Kelas XI SMAN 15

Samarinda Tentang Larutan Penyangga . Chemical Studies Journal,

3(2):23-25.

Creswell, J. W. (2012). Educational Research: Planning, Conducting, and

Evaluating Quantitative and Qualitative. Boston: Person Education, InC.

Creswell, J. W. (2013). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Darmadi, H. (2011). Metode Penelitian Pendidikan . Bandung: Alfabeta.

Depdiknas. (2007). Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran IPA

SMP/MTS. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan

Menengah.

Drastisianti, A., Supartono, Wijayanti, N., & Susilaningsih, E. (2018).

Identification of Misconception on Buffer Material Using Three-Tier Test

in the Learning of Multiple Representation. Journal of Innovative Science

Education, 7(1):95-100.

Education, C. (1997). Science Teaching Reconsidered : A Handbook. USA.

Fitria. (2013). Efektivitas Penggunaan Multimedia Interaktif dalam Upaya

Meminimilisasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Pokok Larutan Penyangga.

Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Gurel, D. K., Erylmaz, A., & McDermott, L. C. (2015). A Review and Camparison

of Diagnostic Instruments to Identify Student's Misconception in Science.

Journal of Mathematis Science and Technology Education, 11(5):989-1008.

Gurel, D., K, A., E, & L, M. C. (2015). A Review and Camparison of Diagnostic

Instruments to Identify Student's Misconception in Science . Journal of

Mathematis Science and Technology Education, 11(5):989-1008.

Haryani, S., Listanti, D., & Cahyono, E. (2017). Minimalisasi Miskonsepsi Konsep

pH pada Materi Hidrolisis Garam dan Larutan Penyangga dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

50

Eksperimen Berbasis Masalah. Seminar Nasional Pendidikan, Sains, dan

Teknologi (pp. 294-296). Semarang: Universitas Muhhmadiyah Semarang.

Hasan, S., Bagayoko, D., & Kelley, E. L. (1999). Misconceptions and the Certainty

of Response Index (CRI). Physics Education, 34(5):294-299.

Herawati , S. (2008). Kajian Materi Larutan Buffer Asam-Basa. Tesis S2. Bandung

: Tidak dipublikasi.

Hidayah , U. L., Supardi, K. I., & Sumami, W. (2018). Penggunaan Instrumen

Lembar Wawancara Pendukung Tes Diagnostik Pendeteksi Miskonsepsi

Untuk Analisis Pemahaman Konsep Buffer-Hidrolisis. Jurnal Inovasi

Pendidikan Kimia, 12(1):2075-2085.

Juliansyah, N. (2011). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya

Ilmiah. Jakarta: Kencana.

Kusumaningrum, I. A., Ashadi, & Indriyanti, N. Y. (2018). Concept cartoons for

diagnosing student's misconception in the topic of buffers. Journal of

Physics, 12(36):3-4.

Kutluay, Y. (2005). Diagnosis of Eleventh Grade Students' Misconceptions About

Geometric Optic by A Three-Tier Test. Turki: Middle East Technical

University.

Mahardika, R. (2014). Identifikasi Miskonsepsi Siswa Menggunakan Certainty of

Response Index (CRI) dan Wawancara Diagnosis Pada Konsep Sel. Jakarta:

Erlangga.

Mentari , L., Suardana , I. N., & Subagia, I. W. (2014). Analisis Miskonsepsi

Peserta Didik SMA pada Pembelajaran Kimia Untuk Materi Larutan

Penyangga. Jurnal Pendidikan Kimia, 1(2):79-81.

Monoarfa, Z. P., Kilo, A. L., & Botutihe, D. N. (2017). Identifikasi Miskonsepsi

Siswa Kelas XI IPA 1 di SMA Negeri 3 Gorontalo Utara Pada Konsep

Larutan Penyangga. Jurnal Inovasi Penelitian, Pendidikan dan

Pembelajaran Sains , 12(2)219-220:.

Nasution. (2013). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta:

Bumi Aksara.

Nurhidayatullah, N., & Prodjosantoso, A. K. (2018). Miskonsepsi Materi Larutan

Penyangga. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 4(1):6-8.

Nurhujaimah, R., Kartika, I. R., & Nurjaydi, M. (2016). Analisis Miskonsepsi

Siswa Kelas XI SMA Pada Materi Larutan Penyangga Menggunakan

Instrumen Tes Three Tier Multiple Choice. Jurnal Penelitian Pendidikan ,

19(1):15-28.

Orgill, M., & Sutherland, A. (2008). Undergraduate Chemistry Student's Perception

of and Misconception about Buffer Problems. Chemistry Education

Research and Practive , 12(1):45-60.

Ozmen , H., & Ayas, A. (2003). Student's Difficulties in Understanding of The

Conservayion of Matter in Open and Closed-Systm Chemical Reactions

Chemistry Education. Research and Practice, 4(3):279-290.

Parastuti, W. I., Suharti, & Ibnu, S. (2016). Miskonsepsi Siswa Pada Materi Larutan

Buffer . Jurnal Pendidikan , 12(1):2307-2313.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

51

Pesman, H., & Erylimaz, A. (2004). Development of a Three-Tier Test to Assess

Misconception About Simple Electric Circuits . The Journal of Educational

Research , 103(2):208-222.

Retnawati, H. (2016). Analisis Kuantitatif Instrumen Penelitian . Yogykarta:

Parama Publishing.

Rusminiati, N. N., Karyasa, I. W., & Suardana, I. N. (2015). KOMPARASI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA DAN

KETRAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA ANTARA YANG

DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELARAN PROJECT

BASED LEARNING DAN DISCOVERY LEARNING. e-Journal

Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi

Pendidikan IPA, 1(5):2.

Sastrohamidjojo, & Hardijono. (2005). Kimia Dasar Edisi Ke-2. Yogykarta:

Universitas Gajah Mada .

Setiawan, A., Kusumo, E., Kasmul, & Rahayu, S. (2019). Analisis Miskonsepsi

Materi Larutan Penyangga dalam Pembelajaran Berbasis Masalah

Berbantuan Media Interaktif. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 2(13):2383-

2394.

Stephanie , M. M., Fitriyani, D., Paristiowati , M., Moersilah, Yusmaniar, &

Rahmawati, Y. (2019). Analisis Miskonsepsi Pada Materi Larutan

Penyangga Menggunakan Two-Tier Diagnostic Test. Jurnal Riset

Pendidikan Kimia , 9(2):59-63.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :

Alfabeta.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif . Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, P. D. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Suparno, P. (2013). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika.

Yogyakarta: Gramedia.

Suwarto. (2012). Pengembangan Tes Diagnostik Dalam Pembelajaran.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Treagust, D. F. (2006). Diagnostic Assessmment in Science as A Means to

Improving Teaching, Learning and Retention. Science and Mathematics

Education Centre Curtin University of Technology, 69-71.

Watoni, A. H. (2014). Buku Guru Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI. Kelompok

Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam. Bandung: Yrama Widya.

Winarti, A. (2014). Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Melalui Penerapan Model

Kooperatif Tipe Team Accelanted Instruction (TIA) Untuk Menganalisis

Heterogenitas Kemampuan Siswa di Kelas X SMAN 2 Banjarmasin . Varta

Pendidikan , 19(2):34-40.

Wu, H. K., Krajcik, S., & Soloway, E. (2001). Promoting Understanding of

Chemical Representations : Student's Use of A Visualization Tool in the

Science. Journal Of Research in Science , 38(7):821-842.

Yuliahtiningsi. (2013). Indentifikasi Miskonsepsi Kimia di SMA Muhammadia 3

Yogyakarta Siswa Kelas XII IPA pada Materi Pokok Kesetimbangan

Kimia. Jurnal Penelitian, 1(2):1-9.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

52

Yunitasari, I., Widarti, H. R., & Nazriati. (2019). Miskonsepsi Asam Basa Berbasis

Multiple Representasi Pada Lintas Jenjag Pendidikan . Jurnal Pendidikan ,

4(12):1635-1642.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Wawancara dengan Pendidik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

Lampiran 2 Hasil Wawancara dengan Peserta Didik

LEMBAR INSTRUMEN WAWANCARA PESERTA DIDIK

Hari dan tanggal : 03 Juli 2021

Responden : Peserta didik yang mengalami miskonsepsi pada materi larutan penyangga

Kelas : XI IPA 2 SMA Negeri 1 Pajangan

Bentuk : Wawancara

Lembar wawancara ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi terkait miskonsepsi yang dialami peserta didik pada materi larutan

penyangga. Data yang diperoleh digunakan dalam pembahasan skripsi Oleh karena itu, mohon peserta didik menjawab pertayaan yang

diajukan sesuai dengan fakta yang ada.

No No Soal Indikator Pertayaan Kode Peserta Didik

Jawaban

1

2 Pandangan peserta

didik terkait tingkat

kesukaran soal

Bagaimana tingkat

kesukaran soal nomor 2?

21 Soal nomor 2 tergolong soal yang

sedang karena harus menentukan

pasangan larutan mana yang dapat membentuk larutan penyangga asam

17 Soal nomor 2 tergolong soal yang mudah

12 Soal nomor 2 tergolong soal yang sulit untuk dikerjakan

04 Soal nomor 2 tergolong soal yang sulit untuk dikerjakan

Alasan terjadinya

miskonsepsi

Berdasarkan analisis yang

dilakukan, diketahui peserta didik memilih

21 Konsep awal jenis larutan penyangga

sangat lemah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

56

jawaban dan memberikan

alasan yang salah dengan

tingkat keyakinan tinggi.

Hal ini disebut sebagai

miskonsepsi. Mengapa

miskonsepsi bisa terjadi?

17 Saya sulit untuk membedakan jenis-

jenis larutan penyangga asam dan basa

serta konsep awal jenis-jenis larutan penyangga masih lemah

12 Saya sulit untuk membedakan jenis larutan penyangga asam dan basa.

04 Saya tidak memahami konsep jenis- jenis larutan penyangga.

2

3 Pandangan peserta didik terkait tingkat

kesukaran soal

Bagaimana tingkat

kesukaran soal nomor 3?

09 Soal nomor 3 tergolong dalam soal yang

mudah untuk dikerjakan

Alasan terjadinya

miskonsepsi

Berdasarkan analisis yang

dilakukan, diketahui

peserta didik memilih

jawaban dan memberikan

alasan yang salah dengan

tingkat keyakinan tinggi.

Hal ini disebut sebagai

miskonsepsi. Mengapa miskonsepsi bisa terjadi?

09 Saya menyakini bahwa konsep awal

larutan penyangga sudah benar,

menyakini bahwa pilihan jawaban serta

alasan yang diberikan benar. Mengapa

kode 09 sangat menyakini bahwa

konsep larutan penyangga sudah benar?

Karena buku pegangan saya,

menjeleskan demikian

3 4 Pandangan peserta

didik terkait tingkat

kesukaran soal

Bagaimana tingkat

kesukaran soal nomor 4?

11 Soal nomor 4 tergolong soal yang

sedang

13 Soal nomor 4 tergolong soal yang mudah

Alasan terjadinya

miskonsepsi

Berdasarkan analisis yang

dilakukan, diketahui peserta didik memilih

11 Saya tidak mengetahui senyawa kimia

larutan penyangga di dalam cairan sel tubuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

57

jawaban dan memberikan

alasan yang salah dengan

tingkat keyakinan tinggi.

Hal ini disebut sebagai

miskonsepsi. Mengapa miskonsepsi bisa terjadi?

13 Konsep awal peran larutan penyangga

saya lemah

4 5 Pandangan peserta

didik terkait tingkat

kesukaran soal

Bagaimana tingkat

kesukaran soal nomor 5?

09 Soal nomor 5, tergolong soal yang

mudah

11 Soal nomor 5, tergolong soal yang sulit

21 Soal nomor 5, tergolong soal yang sulit

Alasan terjadinya

miskonsepsi

Berdasarkan analisis yang

dilakukan, diketahui

peserta didik memilih

jawaban dan memberikan

alasan yang salah dengan

tingkat keyakinan tinggi.

Hal ini disebut sebagai

miskonsepsi. Mengapa

miskonsepsi bisa terjadi?

09 Saya menyakini konsep awal larutan

penyangga sudah benar

11 Saya tidak memahami rumus yang ada

dan konsep awal komponen pembentuk

larutan penyangga lemah

21 Saya merasa sulit untuk menggunakan

rumus perhitungan komponen

pembentuk larutan penyangga

5 6 Pandangan peserta

didik terkait tingkat

kesukaran soal

Bagaimana tingkat

kesukaran soal nomor 6?

09 Soal nomor 6, tergolong soal yang sedang

21 Soal nomor 6, tergolong soal yang mudah

17 Soal nomor 6, tergolong soal yang sulit

14 Soal nomor 6, tergolong soal yang sulit

12 Soal nomor 6, tergolong soal yang sulit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

58

04 Soal nomor 6, tergolong soal yang sulit

Alasan terjadinya

miskonsepsi

Berdasarkan analisis yang

dilakukan, diketahui

peserta didik memilih

jawaban dan memberikan

alasan yang salah dengan

tingkat keyakinan tinggi.

Hal ini disebut sebagai

miskonsepsi. Mengapa

miskonsepsi bisa terjadi?

09 Saya menyakini konsep awal komponen

pembentukan larutan penyangga sudah benar

21 Saya menebak serta menyakini bahwa

jawaban yang ditebak benar. Mengapa

memilih dengan cara menebak? Karena saya yakin tebakan saya benar

17 Saya merasa sulit dalam memahami

konsep komponen pembentuk larutan

penyangga. Kesulitan yang dialami

disebabkan karena konsep awal larutan penyangga lemah

14 Saya merasa sulit dalam memahami komponen penyusun larutan penyangga.

12 Saya tidak memahami konsep larutan penyangga dan bingung dalam

mengerjakan soal yang diberikan.

4 Saya tidak memahami konsep larutan

penyangga dalam menentukan komponen penyusun larutan penyangga

6 7 Pandangan peserta

didik terkait tingkat

kesukaran soal

Bagaimana tingkat

kesukaran soal nomor 7?

9 Soal nomor 7, tergolong soal yang sedang

21 Soal nomor 7, tergolong soal yang sulit

12 Soal nomor 7, tergolong soal yang sedang

Alasan terjadinya

miskonsepsi

Berdasarkan analisis yang

dilakukan, diketahui

9 Saya menyakini konsep awal larutan

penyangga sudah benar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

59

peserta didik memilih

jawaban dan memberikan

alasan yang salah dengan

tingkat keyakinan tinggi.

Hal ini disebut sebagai

miskonsepsi. Mengapa miskonsepsi bisa terjadi?

21 Saya bingung dengan konsep komponen

pembentuk larutan penyangga

12 Saya tidak memahami konsep

komponen pembentuk larutan

penyangga

7 8 Pandangan peserta

didik terkait tingkat

kesukaran soal

Bagaimana tingkat

kesukaran soal nomor 8?

9 Soal nomor 8, tergolong soal yang

sedang

21 Soal nomor 8, tergolong soal yang sulit

Alasan terjadinya

miskonsepsi

Berdasarkan analisis yang

dilakukan, diketahui

peserta didik memilih

jawaban dan memberikan

alasan yang salah dengan

tingkat keyakinan tinggi.

Hal ini disebut sebagai

miskonsepsi. Mengapa miskonsepsi bisa terjadi?

9 Konsep awal larutan penyangga saya lemah

21 Saya tidak dapat menuliskan persamaan

reaksi dan mengalami kesulitan dalam

penentuan pH larutan penyangga

8 9 Pandangan peserta

didik terkait tingkat

kesukaran soal

Bagaimana tingkat

kesukaran soal nomor 9?

9 Soal nomor 9, tergolong soal yang

sedang

4 Soal nomor 9, tergantung soal yang sulit

Alasan terjadinya

miskonsepsi

Berdasarkan analisis yang

dilakukan, diketahui

peserta didik memilih

jawaban dan memberikan

alasan yang salah dengan

9 Saya menyakini bahwa konsep awa

penentuan harga pH larutan penyangga

sudah benar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

60

tingkat keyakinan tinggi.

Hal ini disebut sebagai

miskonsepsi. Mengapa

miskonsepsi bisa terjadi?

4 Saya merasa sulit dalam mereaksikan

dua campuran larutan yang dapat

membentuk larutan penyangga sehingga

langsung memasukan angka-angka ke

dalam rumus tanpa memahami makna dari rumus tersebut.

9 10 Pandangan peserta

didik terkait tingkat

kesukaran soal

Bagaimana tingkat

kesukaran soal nomor 10?

9 Soal nomor 10, tergolong soal yang sulit

21 Soal nomor 10, tergolong soal yang sulit

12 Soal nomor 10, tergolong soal yang

sedang

4 Soal nomor 10, tergolong soal yang sulit

Alasan terjadinya

miskonsepsi

Berdasarkan analisis yang

dilakukan, diketahui

peserta didik memilih

jawaban dan memberikan

alasan yang salah dengan

tingkat keyakinan tinggi.

Hal ini disebut sebagai

miskonsepsi. Mengapa

miskonsepsi bisa terjadi?

9 Saya tidak mengetahui pengaruh

penambahan akuades terhadap

perubahan harga pH larutan penyangga

21 Saya tidak memahami konsep penentuan harga pH larutan penyangga

12 Saya kurang menguasai konsep penentuan harga pH larutan penyangga

dengan benar

4 Saya tidak memahami soal yang

diberikan sehingga memilih jawaban

secara menebak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

Lampiran 3 Kisi-kisi Angket Identifikasi Miskonsepsi Peserta Didik

KISI-KISI ANGKET MISKONSEPSI PESERTA DIDIK

PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA

No Indikator Jumlah Item

Nomor Pernyataan

1 Konsep awal materi larutan penyangga

1 1

2 Penggunaan bahasa 2 3,4

3 Kesalahan dalam menjawab soal 2 6,7

4 Proses diskusi pada saat pembelajaran berlangsung

3 8,9,16

5 Minat belajar peserta didik pada materi larutan penyangga

3 2,5,11

6 Miskonsepsi 1 12

7 Penggunaan model, metode, dan

media pembelajaran larutan penyangga

3 13,14,15

Total 16 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

62

Lampiran 4 Angket Identifikasi Miskonsepsi Peserta Didik

ANGKET PENELITIAN IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA

PESERTA DIDIK

MATERI LARUTAN PENYANGGA

Kode peserta didik :

Kelas :

Petunjuk

1. Berilah tanda (v) pada “Ya” jika anda setuju dengan pendapat tersebut dan

tanda (v) “Tidak” jika anda tidak setuju dengan pendapat tersebut.

2. Data yang diperoleh dari angket ini hanya ditujukan untuk keperluan penelitian

dan jawaban yang Anda berikan tidak berkaitan dengan nilai

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Saya yakin bahwa konsep awal materi larutan penyangga benar

2 Saya sering mengalami kesulitan untuk memahami

konsep-konsep materi larutan penyangga

3 Penggunaan bahasa pendidik saat mengajar membuat saya bingung untuk memahami materi

larutan penyangga

4 Bahasa pada sumber pendukung saat pembelajaran larutan penyangga membuat saya merasa kesulitan

untuk memahami materi larutan penyangga

5 Saya tidak menyukai pelajaran larutan penyangga

6 Kesalahan saya dalam menjawab soal dikarenakan saya tidak memahami konsep awal larutan

penyangga

7 Kesalahan saya dalam menjawab soal dikarenakan

konsep awal yang saya miliki ternyata salah

8 Saya bertanya pada pendidik mengenai konsep larutan penyangga

9 Pendidik memberikan contoh yang ada di sekitar dan terkait dengan pembelajaran larutan

penyangga

10 Saya mengabaikan konsep yang tidak dipahami

sampai menemukan konsep yang baru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

63

11 Ketidakpahaman saya dalam memahami konsep

larutan penyangga membuat saya malas untuk

belajar Kimia

12 Ketidakpahaman saya dalam memahami konsep

larutan penyangga membuat saya mengalami

miskonsepsi (Miskonsepsi adalah suatu

pemahaman konsep yang tidak sesuai dengan

pengertian ilmiah ataupun yang diterima para ahli)

13 Model pembelajaran yang digunakan pada saat pembelajaran larutan penyangga menarik

14 Metode pembelajaran yang digunakan pada larutan penyangga memudahkan proses pembelajaran

15 Media pembelajaran yang menarik membuat saya senang belajar larutan penyangga

16 Pendidik memberikan tugas latihan untuk

mengetahui kemampuan saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

64

Lampiran 5 Hasil Angket Identifikasi Miskonsepsi Peserta Didik

No Pertanyaan Jumlah Presentase

Ya Tidak Ya Tidak

1 Saya yakin bahwa konsep awal

materi larutan penyangga benar

13 0 100% 0%

2 Saya sering mengalami kesulitan untuk memahami konsep-konsep

materi larutan penyangga

12 1 92,30% 7,69%

3 Penggunaan bahasa pendidik saat

mengajar membuat saya bingung

untuk memahami materi larutan

penyangga

6 7 46,16% 53,84%

4 Bahasa pada sumber pendukung saat

pembelajaran larutan penyangga

membuat saya merasa kesulitan

untuk memahami materi larutan penyangga

7 6 53,84% 46,16%

5 Saya tidak menyukai pelajaran larutan penyangga

3 10 15,39% 84,61%

6 Kesalahan saya dalam menjawab

soal dikarenakan saya tidak

memahami konsep awal larutan penyangga

11 2 84,62% 15,38%

7 Kesalahan saya dalam menjawab

soal dikarenakan konsep awal yang

saya miliki ternyata salah

12 1 92,30% 7,69%

8 Saya bertanya pada pendidik

mengenai konsep larutan penyangga

10 3 76,93% 23,07%

9 Pendidik memberikan contoh yang

ada di sekitar dan terkait dengan

pembelajaran larutan penyangga

12 1 92,30% 7,69%

10 Saya mengabaikan konsep yang

tidak dipahami sampai menemukan

konsep yang baru

8 5 61,54% 38,46%

11 Ketidakpahaman saya dalam

memahami konsep larutan

penyangga membuat saya malas

untuk belajar kimia

9 4 69,24% 30,76%

12 Ketidakpahaman saya dalam

memahami konsep larutan

penyangga membuat saya

mengalami miskonsepsi

(Miskonsepsi adalah suatu

pemahaman konsep yang tidak

7 6 53,84% 46,16%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

65

sesuai dengan pengertian ilmiah ataupun yang diterima para ahli)

13 Model pembelajaran yang

digunakan pada saat pembelajaran

larutan penyangga menarik

9 4 69,24% 30,76%

14 Metode pembelajaran yang

digunakan pada larutan penyangga

memudahkan proses pembelajaran

10 3 76,93% 23,07%

15 Media pembelajaran yang menarik

membuat saya senang belajar

larutan penyangga

12 1 92,30% 7,69%

16 Pendidik memberikan tugas latihan

untuk mengetahui kemampuan saya

13 0 100% 0%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

Lampiran 6 Lembar Validasi Angket Oleh Ahli

LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN ANGKET IDENTIFIKASI

MISKONSEPSI PADA PESERTA DIDIK MATERI LARUTAN

PENYANGGA

Yth. Ibu / Bapak

Sebagai Validator Angket Penelitian

Dengan hormat,

Saya memohon kesedian Ibu / Bapak untuk mengisi lembar validasi soal angket

penelitian. Tujuan dari validasi instrumen penelitian ini yaitu untuk mengetahui

pendapat Ibu / Bapak mengenai lembar validasi angket penelitian. Penilain dan

saran dari Ibu sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas

angket penelian. Atas kesedian Ibu / Bapak saya ucapkan terima kasih.

Petunjuk Pengisian

1. Berilah tanda () pada kolom penilaian yang telah disediakan!

2. Kriteria penilaian butir soal adalah sebagai berikut:

(4) : Sangat baik

(3) : Baik

(2) : Kurang baik

(1) : Tidak baik

3. Berikan komentar pada lembar yang disediakan!

4. Berikan kesimpulan dengan memberikan tanda () pada kolom pernyataan yang

telah disediakan!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

67

No Aspek Indikator Skala Penilian Komentar

1 2 3 4

1 Kejelasan Kejelasan judul lembar

angket

Kejelasan butir pertayaan

Kejelasan petunjuk pengisian angket

2 Ketepatan

Isi

Ketepatan pertayaan dengan

jawaban yang diharapkan

3 Relevansi Pernyataan berkaitan dengan tujuan penelitian

Pernyataan sesuai dengan aspek yang ingin dicapai

4 Kevalidan

isi

Pernyataan mengungkapkan

informasi yang benar

5 Tidak ada bias

Pernyataan berisi satu gagasan yang lengkap

6 Ketepatan

bahasa

Bahasa yang digunakan mudah dipahami

Bahasa yang digunakan efektif

Penulisan sesuai dengan

PUEBUI

Komentar:

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Kesimpulan

Berdasarkan penelian yang dilakukan pada soal pilihan ganda beralasan materi

larutan penyangga

Layak dipakai tanpa revisi

Layak dipakai dengan revisi

Yogyakarta, …… 2021

Validator,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

68

Lampiran 7 Rekapitulasi Hasil Validasi Angket

Rekapitulasi Hasil Validasi Angket

No Aspek Indikator Nilai Validator Rata-rata

Nilai

V1 V2

1 Kejelasan Kejelasan judul lembar angket

4

4

4

Kejelasan butir

pertayaan 3

3

3

Kejelasan petunjuk pengisian angket

3

4

4

2 Ketepatan

Isi

Ketepatan pertayaan dengan jawaban yang

diharapkan

4

3

4

3 Relevansi Pernyataan berkaitan dengan tujuan

penelitian

4

3

4

Pernyataan sesuai

dengan aspek yang ingin dicapai

3

4

4

4 Kevalidan

isi

Pernyataan mengungkapkan

informasi yang benar

4

4

4

5 Tidak ada

bias

Pernyataan berisi satu gagasan yang

lengkap

3

3

3

6 Ketepatan

bahasa

Bahasa yang

digunakan mudah dipahami

3

4

4

Bahasa yang digunakan efektif

4

3

4

Penulisan sesuai dengan PUEBUI

4

3

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

70

Lampiran 8 Silabus Kimia Kelas XI

SILABUS

Kompetnsi inti

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Pajangan

Mata Pelajaran : KIMIA

Kelas : XI (Sebelas)

Semester : Ganjil dan Genap

Program Studi : MIPA

Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran / Minggu

KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif,

dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri,

kolaboratif, komunikatif, dan solutif. Dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

71

Kompetensi

Dasar

Materi Pokok Pembelajaran Indikator Pencapaian

Kompotensi

Penilaian Alokasi

Waktu

3.12

Menjelaskan

prinsip kerja,

perhitungan

pH, dan peran

larutan

penyangga

dalam tubuh

makhluk

hidup

Membandingkan

pH larutan

penyangga dan

larutan bukan

penyangga dengan

menambah sedikit

asam atau basa

atau diencerkan

Mengamat pH

larutan penyangga

ketika diencerkan,

ditambah sedikit

asam atau

ditambah sedikit

basa

Menganalisis

mekanisme larutan

penyangga dalam

mempertahankan

pHnya terhadap

penambahan

sedikit asam atau

sedikit basa atau

pengenceran

Mendeskripsikan

pengertian larutan

penyangga

Mengidentifikasi

Sifat larutan

penyangga

Menghitung pH

larutan penyangga

Menghitung pH

larutan penyangga

dengan

menambahkan

sedikit asam ,atau

sedikit basa atau

dengan

pengenceran

Menjelaskan

fungsi larutan

penyangga dalam

tubuh makhluk

hidup dan dalam

kehidupan sehari-

hari

3.12.1 Mendeskripsikan

pengertian larutan

penyangga

3.12.2 Mengidentifikasi

Sifat larutan

penyangga

3.12.3 Menghitung pH

larutan penyangga

3.12.4 Menghitung pH

larutan penyangga

dengan

menambahkan

sedikit asam ,atau

sedikit basa atau

dengan

pengenceran

3.12.5 Menjelaskan fungsi larutan

penyangga dalam

tubuh makhluk

hidup dan dalam

kehidupan sehari-

hari

Tugas

Terstruktur

Merancang

percobaan

larutan

penyangga

Observasi

Sikap ilmiah

dalam

melakukan

percobaan dan

presentasi,

misalnya: cara

menggunakan

kertas lakmus,

indikator

universal atau

pH meter;

melihat skala

volumedan

suhu,cara

menggunakan

pipet,

caramenim-

3 x 4jp

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

72

Menyimak

penjelasan tentang

cara membuat

larutan penyangga

dengan pH tertentu

Merancang dan

melakukan

percobaan untuk

membuat larutan

penyangga dengan

pHtertentu dan

melaporkannya

MenentukanpH

larutan penyangga

Mendiskusikan

peranan larutan

penyangga dalam

tubuh makhluk

hidup dan industri

bang, keaktifan,

kerja sama,

komunikatif,

dan peduli

lingkungan,

dsb)

Portofolio

Laporan percobaan

Tes tertulis

uraian

Menganalisis

data untuk

menyimpulkan

larutan yang

bersifat

penyangga

Menghitung pH

larutan

penyangga

Menganalisis

grafik

hubungan

perubahan

harga pH pada

titrasi asam

basa untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

73

menjelaskan

sifatlarutan penyangga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

74

Lampiran 9 Kisi-Kisi Instrumen Tes Pilihan Ganda Beralasan

Kisi-Kisi Instrumen Tes Pilihan Ganda Beralasan

Konsep Larutan Penyangga

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Pajangan

Mata Pelajaran : Kimia

Jumlah Soal : 31 butir

Kompetensi Inti 3:

Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa

ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

Kompetensi Dasar:

3.12. Menganalisis peran larutan penyangga dalam tubuh makluk hidup

Indikator Pencapaian Kompetensi:

3.12.1. Memahami konsep larutan penyangga

3.12.2. Memahami larutan penyangga dalam tubuh

3.12.3. Menganalisis jenis-jenis larutan penyangga

3.12.4. Menganalisis komponen pembentukan larutan penyangga

3.12.5. Menganalisis penentuan harga pH larutan penyangga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

75

No. Kompetensi Dasar (KD) IPK Level

Kognitif

yang

Diukur

ΣButir

Soal

Nomor

soal

1. 3.13. Menganalisis peran larutan

penyangga dalam tubuh

makluk hidup

3.12. 1

Memahami konsep larutan penyangga

C2 7 1,2,3,4,5,6, 8

3.12. 2

Menganalisis larutan penyangga

dalam tubuh

C4 2 11,12

3.12. 3

Menganalisis jenis-jenis larutan

penyangga

C4 2 9,10

3.12. 4

Menganalisis komponen pembentukan larutan penyangga

C4 10 7,13-21

3.12. 5

Menganalisis penentuan harga pH larutan penyangga

C4 10 22-31

∑ Butir Soal 31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

76

No. IPK No.

Soal Soal Jawaban Benar

1.

3.13.1

1

Pernyataan yang benar tentang larutan

penyangga adalah…….

a. Mempertahankan pH sistem agar

tetap

b. Mampu mengatasi penambahan

asam dan basa dalam jumlah

banyak

c. Memiliki kapasitas tertentu

d. Memiliki komponen asam dan basa

yang selalu berupa pasangan

konjugasi

e. Proses pengenceran yang

berlangsung tidak mengubah ion

OH- dan H+

Jawaban A

Larutan penyangga adalah larutan yang dapat

mempertahankan pH sistem agar tetap. Larutan

penyangga dapat mempertahankan pH karena

terjadi reaksi kesetimbangan antara asam/basa

lemah dengan asam/basa konjugasinya.

2

3.13.1

2

Larutan penyangga umumnya

mempunyai ketentuan dan sifat-sifat

seperti di bawah ini, kecuali .....

a. dibuat dari campuran asam lemah

dengan basa konjugasinya

b. paling efisien jika konsentrasi asam

dan basa konjugasinya sama banyak

c. pH-nya dianggap tidak berubah kalau

sedikit diencerkan

d. Ka dari asamnya harus sama dengan

Kb dari basa konjugasinya

e. dapat di buat dari asam lemah diprotik, seperti H2CO3 dan NaHCO3

Jawaban D

Nilai Ka dari asam lemahnya tidak harus sama

dengan Kb basa konjugasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

77

3

3.13.1

3

Pasangan komponen yang membentuk

larutan penyangga adalah…….. a. CHOO-/CH3CHO-

b. HCl/Cl- c. NH3/NH4OH d. OCl-/HOCl e. CH3COOH/CHOOH

Jawaban D

OCl-/HOCl karena HOCl adalah asam lemah

sedangkan OCl- adalah basa konjugasi yang

kehilangan 1 atom H.

4

3.13.1

4

Larutan penyangga dapat dibuat dengan

pencampur asam kuat dan basa lemah

maupun basa kuat dan asam lemah.

Pasangan larutan yang dapat membentuk

larutan penyangga adalah….. a. CH3COOH/ CH3COO- dari

CH3COOH b. NH3/NH4

+ dari NH3 dengan NH4Cl c. CH3COOH dengan NH4OH d. CH3COOH dan NaOH e. NH4OH dengan NH4

+

Jawaban C

Larutan penyangga dapat dibuat asam lemah dan

basa konjugasi. CH3COOH dan NH4OH

merupakan asam lemah dan basa lemah yang

dapat membentuk basa konjugasi berupa

CH3COONH4.

5

5

Pasangan larutan di bawah ini yang

menghasilkan larutan penyangga

adalah…..

a. 100 mL NaOH 0,1 M + 50 mL HCN

0,1 M

b. 100 mL NaOH 0,1 M + 100 mL

NaCN 0,2 M

c. 100 mL NaCN 0,2 M + 100 mL

HCN 0,1 M

Jawaban E 100 mL NH4OH 0,1 M + 50 mL HBr 0,1 M

karena larutan penyangga dapat dibuat dari basa

lemah dan asam kuat dimana basa lemah harus

berlebih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

78

d. 100 mL K2SO4 0,1 M + 50 mL

H2SO4 0,1 M e. 100 mL NH4OH 0,1 M + 50 mL HBr

0,1 M

6

3.13.1

6

Pasangan larutan berikut ini

menghasilkan larutan penyangga

adalah….

a. 100 mL NH4OH 0,2 M + 100 mL

HCl 0,1 M

b. 100 mL NH4OH 0,2 M + 100 mL

HCl 0,3 M

c. 100 mL NaOH 0,2 M + 100 CH3COOH 0,2 M

d. 100 mL NaOH 0,2 M + 100 mL

HCN 0,1 M

e. 100 mL NaOH 0,2 M + 100 mL

HCN 0,2 M

Jawaban E 100 mL NH4OH 0,2 M + 100 mL HCl 0,1 M

karena hasil raksi NH4OH dan HCl dimana

larutan penyangga yang dapat dibuat dari asam

kuat dan basa konjugasi dimana basa lemah harus

berlebih.

7

3.13.4

7

Untuk membuat larutan penyangga dengan pH = 9, maka ke dalam 40 mL larutan NH3 0,5 M (Kb = 10–5) volume HCl 0,2 M yang ditambahkan sebanyak

... a. 10 mL

b. 20 mL

c. 30 mL

d. 40 mL

e. 50 mL

Jawaban E

pH = 9 pOH = 14 – 9 = 5

pOH = - log [OH-]

[OH-] = 10-5

[OH-] = Kb x mol basa lemah

mol asam konjugasi

10-5 = 10-5 x NH3 NH4+

(10-5:10-5) = NH3 NH4+

1:1 = NH3 NH4+

[NH3] = [NH +] 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

79

NH3(aq) + HCl(aq) ⇌ NH4Cl(aq)

m 40 x 0,5 mmol 0,2y r 0,2 y 0,2 y 0,2y

s 20 – 0,2 y 0 0,2y

y dapat dijadikan sebagai volume HCl sehingga

NH3] = [NH +] 4

20-0,2y = 0,2y 20 = 0,4y y = 20:0,4 = 50 mL

8

3.13.1

8

Pasangan larutan di bawah ini yang

merupakan campuran penyangga adalah

kecuali……

a. 100 mL NH4OH 0,2 M + 100 mL

HCl 0,1 M

b. 100 mL NH4OH 0,2 M + 100 mL HCl 0,3 M

c. 100 mL NaOH 0,2 M + 100 mL

CH3COOH 0,2 M d. 100 mL NaOH 0,2 M + 100 mL

HCN 0,3 M

e. 100 mL NaOH 0,2 M + 100 mL

HCN 0,4 M

Jawaban B 100 mL NH4OH 0,2 M + 100 mL HCl 0,3 M

dengan alasan hasil larutan penyangga tidak akan

terbentuk karena jumlah asam kuatnya lebih besar

daripada basa lemahnya.

9

3.13.3

9

Pasangan larutan dibawah ini yang

membentuk larutan penyangga asam

adalah….

a. 100 mL CH3COOH 0,1 M dan 50 mL NaOH 0,1 M

b. 50 mL Hf 0,2 M dan 100 mL NaOH

0,2 M

Jawaban A

Larutan penyangga asam dapat dibuat dari asam

lemah dan garamnya atau basa konjugasinya.

Pasangan larutan disamping yang dapat membentuk larutan penyangga asam adalah 100

mL CH3COOH 0,1 M dan 50 mL NaOH 0,1 M.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

80

c. 50 mL NH4OH 0,1 M dan 50 mL

HCl 0,1 M

d. 50 mL NH4OH 0,1 M dan 50 mL

HBr 0,2 M e. 100 mL NH4OH 0,1 M dan 100 mL

H2SO4 0,1 M

10

3.13.3

10

Berikut ini yang merupakan pengertian

larutan penyangga basa adalah…...

a. Larutan garam

b. Asam kuat dan basa kuat

c. Larutan yang dapat dibuat dari asam

lemah dan basa konjugasinya

d. Asam kuat dan basa konjugasi e. Basa kuat dan asam konjugasi

Jawaban C Larutan penyangga basa dapat di buat dari basa lemah dan garamnya. Misalnya larutan penyangga yang mengandung ammonia (NH3)

dan ion ammonium (NH4+), persamaan reaksinya

adalah sebagai berikut:

NH3(aq) + H2O(aq) ⇌ NH4+(aq) + OH-(aq)

11

3.13.2

11

Dalam darah manusia terdapat sistem

penyangga yang dapat mempertahankan

pH. Sistem penyangga di dalam ekstra

sel adalah….. a. H3PO4

- dan H2PO4-

b. HPO42- dan H2PO4

-

c. HCO3- dan CO3

2-

d. H2CO3 dan HCO3-

e. HPO42- dan PO 2-

4

Jawaban D

Sistem penyangga dalam darah adalah H2CO3 dan

HCO3-. Sistem penyangga dalam darah berfungsi

untuk menjaga pH darah agar selalu stabil.

12

3.13.2

12

Sistem penyangga dalam cairan sel

tubuh berfungsi untuk menjaga pH

cairan sel tubuh tetap stabil. Sistem

penyangga dalam cairan sel tubuh

adalah….. a. H3PO4

- dan H2PO4-

Jawaban A Sistem penyangga dalam cairan sel tubuh berfungsi untuk menjaga pH cairan tubuh selalu stabil. Sistem penyangga dalam cairan sel tubuh

adalah HPO42- dan H2PO4

-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

81

b. HPO4

2- dan H2PO4-

c. HCO3- dan CO3

2-

d. H2CO3 dan HCO3-

e. HPO42- dan PO 2-

4

13

3.13.4

13

Suatu campuran larutan penyangga

terdiri dari y gram HCOONa (Mr = 68)

dan 100 mL larutan HCOOH 0,1 M

sehingga diperoleh larutan dengan pH =

4. Nilai y adalah (Ka HCOOH = 1 x 10- 5)……

a. 0,068 gram

b. 0,68 gram

c. 1 gram

d. 3,4 gram

e. 6,8 gram

Jawaban A

Diketehui: V HCOOH = 100 mL = 0,1 L

Mol asam lemah = 0,1 L x 0,1 M = 0,01 mol

Mr HCOONa = 68 gram/mol

pH = 4 maka [H+] = 10-4

Ka HCOOH = 1 x 10-5, Ditanya: massa HCOONa?

[H+] = Ka x mol asam lemah

mol basa konjugasi

[10-4] == 1 x 10-5 x 0,001 mol n mol

−7

n = 10

104

massa = n x Mr = 1 x 10-3 mol x 68 gram/mol = 0,068 gram

14

3.13.4

14

Larutan penyangga dengan pH = 4,

dibuat dengan pencampuran larutan

CH3COOH 0,05 M dengan volume 200

mL dan NaOH. Jumlah massa NaOH

yang dibutuhkan untuk membuat larutan

penyangga ini adalah…… (Ka

CH3COOH = 1 x10 -5), Mr NaOH= 40 a. 0,036 gram b. 0,36 gram

c. 0,4 gram

d. 0,6 gram e. 0,8 gram

Jawaban A

Diketahui: pH = 4, CH3COOH 0,05 M (Ka

CH3COOH = 1 x 10-5) dengan volume 200 mL dan Mr NaOH = 40

Ditanya: masa NaOH

Jawab:

n CH3COOH = 0,05 x 200 mL = 10 mmol atau

10-2 mol

n NaOH = n mol CH3COOH(aq)+ NaOH(aq) ⇌ NaCH3COO(aq)

m 10-2 mol n mol r n mol n mol n mol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

82

s (10-2 – n) n

[H+] = Ka x mol asam lemah

mol basa konjugasi

10-4 = 1 x 10-5 x 10-2 : n 101n = 10-2n

−2

n = 10

11

= 9,094 x 10-4

n = gr

Mr

9,094 x 10-4 = gr 40

Massa NaOH = 0,036 gram

n mol

Jawaban E 40 mL NaOH + 80 mL CH3COOH karena Diketahui : M CH3COOH = 0,1 M, M NaOH = 0,1 dan pH =

15

3.13.4

15

Terdapat larutan NaOH 0,1 M dan

larutan CH3COOH 0,1 M volume

masing-masing larutan diperlukan untuk

membuat 120 mL larutan penyangga

dengan pH 5 adalah…… a. 80 mL NaOH + 60 mL CH3COOH b. 50 mL NaOH + 70 mL CH3COOH c. 70 mL NaOH + 50 mL CH3COOH d. 80 mL NaOH + 40 mL CH3COOH e. 40 mL NaOH + 80 mL CH3COOH

5 Ditanya: Volume masing-masing larutan untuk

membuat 120 mL penyangga? CH3COOH(aq) + NaOH(aq) ⇌ CH3COONa(aq) + H2O(l)

m 0,1 (120-x) 0,1x b 0,1x 0,1x 0,1x

s : [0,1(120-x)]-0,1 0,1x pH = 5

[H+] = 10-5 [H+] = Ka x mol asam lemah : mol garam

[H+] = Ka x CH3COOH : CH3COO-

10- = 10-5 0,1 ( 120−X)−0,1X

0,1X

0,1x = [0,1(120-x)] – 01x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

83

0,1x = 12-0,1x-0,1x

-12 = -0,1x – 0,1x – 0,1x

0,3x = 12

x= 40

Jadi volume NaOH adalah 40 mL maka volume

CH3COOH adalah (120-x) mL = 120 mL – 40

mL = 80 mL

16

3.13.4

16

Perbandingan volume CH3COOH 0,1 M

(Ka = 10–5) dan NaOH 0,1 M yang harus

dicampurkan untuk membuat larutan

penyangga dengan pH = 6 adalah .....

a. 1 10

b. 2 1

c. 10 1

d. 11 1

e. 11 10

Jawaban E

Diketahui: CH3COOH 0,1 M dan NaOH 0,1 M

pH = 6 Ka CH3COOH = 10-5

Ditanya: perbandingan volume

Jawab:

Ka = pKa

10-5 = 5

pH = pKa – log[ CH3COOH ] NaCH3COO

6 = 5 – log [ CH3COOH ] NaCH3COO

6-5 = – log [ CH3COOH ] NaCH3COO

1 = – log [ CH3COOH ] NaCH3COO

10-1 = [ CH3COOH ] = 1:10 NaCH3COO

Perhitungan diatas adalah perbandingan jumlah

CH3COOH:NaCH3COO sehingga perbandingan

volumenya adalah

CH3COOH(aq) + NaOH(aq) ⇌ NaCH3COO(aq)

m V1x0,1 V2x0,1 r V2x0,1 V2x0,1 V2x0,1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

84

s (V1- V2) 0,1 0 V2x0,1

CH3COOH = 1:10

( VI−V2) =

1

NaCH3COO V2 10

10.V1 = 11.V2

Sehingga: CH3COOH = 11

NaCH3COOH 10

Jawaban A Diketahui: volume campuran harus mencapai 400 mL, NH4OH 0,1 M dan HCl 0,05 M. pH = 9 – 2 – log 2. Kb NH4OH = 10-5

17

3.13.4

17

Larutan penyangga dibuat dengan

pencampuran senyawa NH4OH 0,1 M

dan HCl 0,05 M dengan volume total

400 mL. untuk membuat larutan

penyangga dengan pH = 9 – 2 log 2,

volume masing-masing kedua larutan

diatas adalah…. (Kb NH4OH = 10-5)……

Ditanya volume masing-masing reaktan?

Jawab: n NH4OH = 0,1 M x V mL = 0,1 Vmmol n HCl = 0,05 x (400-V )mL = 20-0,05 Vmmol

NH4OH(aq) + HCl(aq) ⇌ NH4Cl(aq) + H2O(l)

m 0,1 V 20-0,05V r 20-0,05V 20-0,05V 20-0,05V

s 0,15V -20 - 20-0,05V

pH = 9 – 2 – log 2 = 8,4

pOH = 14 – pH

pOH = 14 – 8,4 = 5,6

[OH-] = Kb x mmol basa lemah

mmol asam konugasi

2,5 x 10-6 = 1 x 10-5 x 0,15v−20 20−0,05v

0,25(20-0,05v) = 0,15v -20 5 – 0,0125v = 0,15v-20

25= 0,1625v V = 25/0,1625 = 153,65 mL NH4OH

V HCl = 400-153,65 = 246,35 mL

a. 153,65 mL dan 246,35 mL b. 135,56 mL dan 264,53 mL c. 204,56 mL dan 256, 76 mL d. 1000 mL dan 1200 mL

e. 408,89 mL dan 502,90 mL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

85

18

3.13.4

18

Larutan NH4OH sebanyak 400 mL 0,1 M ditambahkan kedalam 200 mL H2SO4. Pencampuran larutan penyangga ini ternyata menghasilkan pH = 9-2 log 2 (Kb NH4OH = 10-5). Molaritas H2SO4

yang dibutuhkan adalah……

a. 0,008 M

b. 0,08 M

c. 0,2 M

d. 0,8 M

e. 0,1 M

Jawaban D

Diketahui: Larutan NH4OH 0,1 400 mL + 200

mL H2SO4. pH pencampuran = 9 – 2 – log 2. Kb

NH4OH = 10-5. Ditanya: M H2SO4

Jawab: n NH4OH = 400 mL x 0,1 M = 40 mmol n H2SO4 = n mmol

2 NH4OH(aq) + H2SO4(aq) ⇌ (NH4)2SO4(aq) + 2

H2O(l) m 40 mmol n mmol - r n mmol n mmol n mmol

s (40-2 mmol) - n mmol pH = 9 – 2 – log 2 = 8,4

pOH = 14 – pH

pOH = 14 – 8,4 = 5,6

[OH-] = Kb x mol basa lemah

mol asam konjugasi

2,5 x 10-6 = 1 x 10-5 x 40−2n 2n

0,5n = 40-2n 2,5n = 40, n = 40 : 2,5 = 16 mmol

M = n : V

M = 16 mmol : 200 mL

M = 0,08 M

19

3.13.4

19

Larutan NH4OH 200 mL ditambahkan

ke dalam 200 mL larutan H2SO4 0,05 M

sehingga diperoleh pH larutan penyangga = 9 – 2 log 2. Jika diketahui

Jawaban A Diketahui: pH larutan = 9 – 2 – log 2, V NH4OH = 200 mL, H2SO4 0,05 M n H2SO4 = 0,05 x 200 mL = 10 mmol Ditanya: n NH4OH

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

86

Kb NH4OH = 10-5. Molaritas larutan

NH4OH yang dibutuhkan adalah…… a. 0,125 M

b. 0, 12 M

c. 0,11 M

d. 0,15 M

e. 0, 14 M

Jawab:

2 NH4OH(aq) + H2SO4(aq) ⇌ (NH4)2SO4(aq) + 2

H2O(l) m n 10

r 10 10 10

s n -20 0 10 pH = 9 – 2 – log 2 = 8,4

pOH = 14 – pH

pOH = 14 – 8,4 = 5,6

OH- = Kb x mol basa lemah

mol asam konjugasi

2,5 x 10-6 = 10-5 xn−20 20

0,25 x 20 = n – 20 5 = n – 20

20 + 5 = n

n = 25

n = m x V

M = n : V = 25 : 200

M = 0,125 M

20

3.13.4

20

Ke dalam 1 liter larutan asam asetat 0,1

M yang memiliki pH =3, ditambahkan

garam natrium asetat supaya pH larutan

menjadi dua kali semula. Jika Ka asam

asetat = 10–5, maka garam natrium asetat

yang harus ditambahkan sebanyak.....

a. 1 mol

b. 0,1 mol

c. 0,01 mol d. 0,001 mol

Jawaban A

Penjelasan:

Diketahui: pH CH3COOH 0,1 M = 3 Penambahan NaCH3COO menjadikan pH naik 2 kali dari semula, Ka CH3COOH = 10-5 sehingga pKa = 5

Ditanya: mol NaCH3COOH

Jawab:

pH = pKa – log [ CH3COOH ] NaCH3COO

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

87

e. 0,0001 mol 6 = 5 – log [ 0,1 ]

NaCH3COO

1 = - log [ 0,1 ] NaCH3COO

1 = [ 0,1 ], sehingga 10 NaCH3COO

NaCH3COO = 1 mol

21

3.13.4

21

Suatu asam HA mempunyai pKa = 3,2.

Penambahan x mol NaA ke dalam 500

mL larutan HA 0,2 M menghasilkan pH

larutan sebesar 3,5. Jumlah mol NaA

yang ditambahkan adalah .....

a. 0,025 mol

b. 0,05 mol

c. 0,10 mol

d. 0,20 mol e. 0,25 mol

Jawaban B

pKa HA = 3,2

pH = pKa – log [ HA ] NaA

0,3= – log[0,10] NaA

-log 0,5 = – log[0,10] = 10 x 50

= 5

NaA 100 100 100

Sehingga jumlah mol NaA adalah 0,05 mol

22

3.13.5

22

Ke dalam larutan basa lemah BOH

ditambahkan garam B2SO4 dimana

konsentrasi larutan BOH menjadi 0,1 M

dan konsentrasi garamnya adalah 0,0005

M. Bila Kb BOH = 10-5 maka pH

campuran adalah……

a. 10 – log 2

b. 10 + log 2

c. 9 - log 2

d. 9

e. 8 – log 2

Jawaban B

9 + log 2 dengan penyelesaian

Konsentrasi BOH = 0,1 M

Konsentrasi B2SO4 = 0,005 M

Kb LOH = 10-5

[OH-] = Kb x mol basa lemah

asam konjugasi

[OH-] = 10-5 x 0,1 0,005

[OH] = 2 x 10-4 pOH = - log [OH-]

pOH = 4 – log 2 pH = 14 – (4-log 2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

88

pH = 10 + log 2

23

3.13.5

23

Apabila 0,06 mol asam asetat (Ka = 2 ×

10–5) dan 0,01 mol NaOH dilarutkan

dalam air sehingga diperoleh larutan

penyangga dengan volume 1 liter. pH

larutan penyangga tersebut adalah ....

a. 4

b. 4,1

c. 5

d. 5 – log 2

e. 5 + log 2

Jawaban A

Diketahui: mol CH3COOH = 0,06, Ka = 2 x 10-5 mol NaOH = 0,01 yang dilarutakan dalam larutan penyangga 1000 mL. Ditanya: pH larutan penyangga

Jawab: CH3COOH(aq) +NaOH(aq)⇌ NaCH3COO(aq)

m 0,06 mol 0,01 mol r 0,01 mol 0,01 mol 0,01 mol

s 0,05 0 0,01

Ka = 2 x 10-5, pKa = 5 – log 2 dimana pKa = 4,7

pH = pKa – log [ CH3COOH ] NaCH3COO

pH = 4,7 – log [ 0,05] 0,01

pH = 4,7 – 0,6 pH = 4,1

24

3.13.5

24

Sebanyak 150 mL larutan asam asetat

(CH3COOH) 0,02 M dicampurkan

dengan 150 mL larutan natrium asetat

(NaCH3COO) 0,01 M. Jika (Ka CH3COOH = 1 x 10-5) , pH campuran kedua larutan ini adalah…..

a. 5,35

b. 5,4

c. 4,8

d. 4,69

e. 4,5

Jawaban D Diketahui mmol CH3COOH = 150 mL x 0,02 M

= 3 mmol mmol NaCH3COO = 150 mL x 0,01 M = 1,5

mmol

Ditanya pH campuran kedua larutan?

Jawab:

pH = - log [H+]

[H+] = Ka x mmol asam lemah

mmol basa konjugasi

[H+] = 1 x 10-5 x 3 1,5

[H+] = 2 x 10-5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

89

pH = - log [H+]

pH = - log [2 x 10-5]

pH = 5 – log 2 pH = 4,69

25

3.13.5

25

Larutan HNO2 sebanyak 200 mL 0,15 M

dicampurkan dengan 150 mL larutan

KOH 0,10 M. Jika Ka HNO2 = 10-5, pH campuran kedua larutan ini adalah…….. a. 5

b. 5 – log 2

c. 5 – log 5

d. 6

e. 6 – log 3

Jawaban A

Diketahui: V HNO2 0,15 M = 200 mL, V KOH 0,10 M =

150 mL Ka HNO2 = 10-5

Ditanya: pH campuran? Jawab: n HNO2 = 0,15 M x 200 mL = 30 mmol

n KOH = 0,10 M x 150 mL = 15 mmol

HNO2(aq) + KOH(aq) ⇌ KNO2(aq) + H2O(aq) m 30 mmol 15 mmol

r 15 mmol 15 mmol 15 mmol

s 15 mmol 0 15 mmol

Sehingga:

[H+] = Ka x 𝑚𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑙𝑒𝑚𝑎ℎ

𝑚𝑚𝑜𝑙 𝑏𝑎𝑠𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑗𝑢𝑔𝑎𝑠𝑖

= 10-5 x 15 𝑚𝑚𝑜𝑙 = 10-5 15 𝑚𝑚𝑜𝑙

pH = 5

26

3.13.5

26

Suatu campuran penyangga yang

terbentuk dari 500 mL HCOOH 1 M dan

500 mL HCOONa 1 M ditambahkan

dengan 10 mL larutan basa dengan pH

12. Hitunglah pH sesudah penambahan

larutan basa tersebut (Ka HCOOH = 2 x

10-4)…….. a. 4 – log 2

Jawaban A

Diketahui:

pH larutan = 13, penambahan basa 10 mL , Ka

HCOOH = 2 x 10-4, V HCOOH 1 M = 500 mL, V

HCOONa 1 M = 500 mL Ditanya: pH sesudah penambahan basa ke dalam

larutan? Jawab:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

90

b. 4 – log 1,99

c. 1 – log 4

d. 1 – log 5

e. 4 – log 36

- Menentukan pH sebelum penambahan basa

[H+] = Ka x 𝑚𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑙𝑒𝑚𝑎ℎ

𝑚𝑚𝑜𝑙 𝑏𝑎𝑠𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑗𝑢𝑔𝑎𝑠𝑖

[H+] = 2 x 10-4 x 1 [H+] = 2 x 10-4

pH = 4 – log 2

- pH sesudah penambahan = 12

sehingga:

n HCOO- = 1 M x 500 mL = 500 mmol

n HCOOH = 1 M x 500 mL = 500 mmol

n OH- = 10-2 M x 100 mL = 1 mmol HCOOH(aq) + OH-

aq) ⇌ HCOO- aq) + H2O(l)

( (

m 500 mmol 1 mmol 500 mmol r 1 mmol 1 mmol 1 mmol

s 499 mmol - 1 mmol

[H+] = Ka x mmol asam lemah

mmol basa konjugasi

[H+] = 2 x 10-4 x 499 mmol 501 mmol

= 1,99 x 10-4 pH = 4 – log 1,99

27

3.13.5

27

Sebanyak 100 mL larutan CH3COOH

0,02 M dicampurkan dengan larutan

NaCH3COO 100 mL 0,01 M. Jika Ka CH3COOH = 1,8 x 10-5, pH campuran kedua larutan ini adalah…..

a. 4,18

b. 4,7

c. 4,8

d. 5,35 e. 5,4

Jawaban B

Diketahui:

mmol CH3COOH = 100 mL x 0,02 M = 2 mmol

mmol NaCH3COO = 100 mL x 0,01 M = 1 mmol

Ditanya pH campuran kedua larutan?

Jawab:

pH = - log [H+]

[H+] = Ka x mmol asam lemah

mmol basa konjugasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

91

[H+] = 1,8 x 10-5 x 2

1

[H+] = 1,8 x 10-5 pH = - log [H+]

pH = - log [1,8 x 10-5]

pH = 5 – log 1,8 pH = 4,7

28

3.13.5

28

Jika ke dalam 50 mL larutan penyangga

dengan pH = 5 ditambahkan 30 mL

akuades, perubahan yang terjadi

adalah….

a. pH akan naik sedikit

b. pH akan turun sedikit

c. pH tidak berubah

d. pH naik drastis e. pH turun drastis

Jawaban C

pH tidak akan berubah karena penambahan 10

mL akuades dianggap sebagai pengencaran dan

tidak merubah pH.

29

29

Larutan penyangga sebanyak 5 L

mengandung NH3 0,1 M dan NH4Cl 0,1 M. Larutan penyangga ini memiliki pH = 9,26. Jika ditambahkan akuades

sebanyak 15 L, pH larutan setelah

penambahan akuades (Kb NH3 = 1,8 x

10-5) adalah…...

a. 8 b. 9

c. 9,25

d. 9,26

e. 10

Jawaban D

[NH3] = V1 x M1 : Vtotal

[NH4Cl] = V2 x M2 : Vtotal

[NH3] = 1 L x 0,1 M : 20 L = 0,05 mol

[NH4Cl] = 1L x 0,1 : 20 L = 0,005 mol NH4Cl(aq) ⇌ NH4

+(aq) + Cl-(aq) m 0,005 mol

r 0,005 mol 0,005 mol 0,005 mol

s 0 0,005 mol 0,005 mol

sehingga : [OH-] = Kb x mol NH + : mol Cl-

4

[OH-] = 1,8 x10-5 x 1 = 1,8 x10-5 pOH= - log [OH-]

pOH= 4,74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

92

pH = 14 – pOH

pH = 14-4,74 pH = 9,26

30

3.13.5

30

Jika suatu asam lemah (HA) dititrasi

dengan basa kuat menjadi [A–] > [HA],

perubahan yang terjadi adalah…… a. [H3O

+] < Ka b. pH > pKa c. [H3O

+] > [A–] d. [HA] < [H3O

+] e. pH = pKa

Jawaban A

pH = Pka- log [Ha]:[A-]

karena nilai [A]>[HA]

maka [HA] = lebih kecil dari 1 A

sehingga niai – log [HA] , sehingga pH = pKa A

dimana pH > pKa sehingga [H3O+]<Ka (A)

31

3.13.5

31

Diketahui larutan CH3COOH 0,5 M sebanyak 200 mL dicampurkan dengan

larutan 100 mL CH3COOK. Jika Ka

CH3COOH = 1,7 x 10-5, pH campuran kedua larutan ini adalah…….

a. 4

b. 5

c. 5 – log 3,4

d. 5 + log 3,4

e. 6

Jawaban C

Diketahui: mmol CH3COOH = 200 mL x 0,5 M =

100 mmol

mmol CH3COOK = 100 mL x 0,5 M = 50 mmol

Ka CH3COOH = 1,7 x 10-5

Ditanya: pH campuran kedua larutan? Dijawab:

[H+] = Ka x CH3COOH

CH3COOK

[H+] = 1,7 x 10-5 x 100 mmol 50 mmol

[H+] = 3,4 x 10-5 pH = - log [H+]

pH = - log [3,4 x 10-5] pH = 5 – log 3,4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

Lampiran 10 Soal Tes Pilihan Ganda Beralasan

SOAL TES

IPK 3.12.1

Soal nomor 1

Pasangan larutan berikut ini menghasilkan larutan penyangga adalah….

a. 100 mL NH4OH 0,2 M + 100 mL HCl 0,1 M

b. 100 mL NH4OH 0,2 M + 100 mL HCl 0,3 M

c. 100 mL NaOH 0,2 M + 100 CH3COOH 0,2 M

d. 100 mL NaOH 0,2 M + 100 mL HCN 0,1 M

e. 100 mL NaOH 0,2 M + 100 mL HCN 0,2 M

IPK 3.12.3

Soal nomor 2

Pasangan larutan dibawah ini yang membentuk larutan penyangga asam adalah….

a. 100 mL CH3COOH 0,1 M dan 50 mL NaOH 0,1 M

b. 50 mL Hf 0,2 M dan 100 mL NaOH 0,2 M

c. 50 mL NH4OH 0,1 M dan 50 mL HCl 0,1 M

d. 50 mL NH4OH 0,1 M dan 50 mL HBr 0,2 M

e. 100 mL NH4OH 0,1 M dan 100 mL H2SO4 0,1 M

IPK 3.12.2

Soal nomor 3

Dalam darah manusia terdapat sistem penyangga yang dapat mempertahankan pH.

Sistem penyangga di dalam ekstra sel adalah…..

c. H3PO4- dan H2PO4

-

d. HPO42- dan H2PO4

-

e. HCO3- dan CO3

2-

f. H2CO3 dan HCO3-

g. HPO42- dan PO4

2-

IPK 3.12.2

Soal nomor 4

Sistem penyangga dalam cairan sel tubuh berfungsi untuk menjaga pH cairan sel

tubuh tetap stabil. Sistem penyangga dalam cairan sel tubuh adalah…..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

94

a. H3PO4- dan H2PO4

-

b. HPO42- dan H2PO4

-

c. HCO3- dan CO3

2-

d. H2CO3 dan HCO3-

e. HPO42- dan PO4

2-

IPK 3.12.4

Soal nomor 5

Suatu campuran larutan penyangga terdiri dari y gram HCOONa (Mr = 68) dan 200

mL larutan HCOOH 0,1 M sehingga diperoleh larutan dengan pH = 4. Nilai y

adalah (Ka HCOOH = 1 x 10-5)……

a. 0,036 gram

b. 0,36 gram

c. 0,4 gram

d. 0,6 gram

e. 0,8 gram

IPK 3.12.4

Soal nomor 6

Larutan NH4OH sebanyak 400 mL 0,1 M ditambahkan kedalam 200 mL H2SO4.

Pencampuran larutan penyangga ini ternyata menghasilkan pH = 9-2 log 2 (Kb

NH4OH = 10-5). Molaritas H2SO4 yang dibutuhkan adalah……

a. 0,008 M

b. 0,08 M

c. 0,2 M

d. 0,8 M

e. 0,1 M

IPK 3.12.4

Soal nomor 7

Larutan NH4OH 200 mL ditambahkan ke dalam 200 mL larutan H2SO4 0,05 M

sehingga diperoleh pH larutan penyangga = 9 – 2 log 2. Jika diketahui Kb NH4OH

= 10-5. Molaritas larutan NH4OH yang dibutuhkan adalah……

a. 0,125 M

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

95

b. 0, 12 M

c. 0,11 M

d. 0,15 M

e. 0, 14 M

IPK 3.12.5

Soal nomor 8

Larutan HNO2 sebanyak 200 mL 0,15 M dicampurkan dengan 150 mL larutan KOH

0,10 M. Jika Ka HNO2 = 10-5, pH campuran kedua larutan ini adalah……..

a. 5

b. 5 – log 2

c. 5 – log 5

d. 6

e. 6– log 3

IPK 3.12.5

Soal nomor 9

Sebanyak 100 mL larutan CH3COOH 0,02 M dicampurkan dengan larutan

NaCH3COO 100 mL 0,01 M. Jika Ka CH3COOH = 1,8 x 10-5, pH campuran kedua

larutan ini adalah…..

a. 4,18

b. 4,7

c. 4,8

d. 5,35

e. 5,4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

96

IPK 3.12.5

Soal nomor 10

Larutan penyangga sebanyak 5 L mengandung NH3 0,1 M dan NH4Cl 0,1 M.

Larutan penyangga ini memiliki pH = 9,26. Jika ditambahkan akuades sebanyak 15

L, pH larutan setelah penambahan akuades (Kb NH3 = 1,8 x 10-5) adalah…...

a. 8

b. 9

c. 9,25

d. 9,26

e. 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

97

Lampiran 11 Lembar Jawaban Tes Pilihan Ganda Beralasan

LEMBAR JAWABAN

Kode peserta didik :

Kelas :

Keterangan TINGKAT KEYAKINAN (CRI)

0. = Hanya menebak soal

1 = Lebih banyak menebak

2 = Tidak yakin

3 = Yakin dengan ada keraguan

4 = Hampir yakin tanpa keraguan

5 = Sangat yakin

NO PILIHAN

JAWABAN

ALASAN TINGKAT KEYAKINAN

(CRI)

1 a b c d e 0 1 2 3 4 5

2 a b c d e

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

98

Lampiran 12 Kisi-kisi Lembar Validasi Soal Pilihan Ganda Beralasan

Kisi-Kisi Lembar Validasi Soal Pilihan Ganda Beralasan

Materi Larutan Penyangga

No Aspek yang dinilai

Indikator

1

Materi Butir soal yang dikembangkan sesuai dengan KD dan

IPK yang ingin dicapai

Butir soal yang dikembangkan sesuai dengan indikator kemampuan inferensi peserta didik

Butir soal yang dikembangkan mampu mengidentifikasi miskonsepsi

2

Kunci Jawaban Jawaban untuk setiap butir soal yang dikembangkan

sesuai dengan konsep

Jawaban yang tersedia tidak terdapat pada dua opsi

pilihan ganda yang sama

3

Konstruksi Butir soal dirumuskan dengan jelas

Butir soal dilengkapi dengan petunjuk pengerjaan soal

yang jelas

Butir soal tidak memberikan kunci jawaban

4

Bahasa Bahasa dalam butir soal sesuai dengan PUEBI

Bahasa dalam butir soal mudah dipahami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

99

Lampiran 13 Lembar Validasi Soal Pilihan Ganda Beralasan

LEMBAR VALIDASI SOAL PILIHAN GANDA BERALASAN

MATERI LARUTAN PENYANGGA

Yth. Ibu / Bapak

Sebagai Validator Penelitian Soal Pilihan Ganda Beralasan Materi Larutan Penyangga

Dengan hormat,

Saya memohon kesedian Ibu / Bapak untuk mengisi lembar validasi soal pilihan ganda

beralasan pada materi larutan penyangga. Tujuan dari validasi instrumen penelitian ini

yaitu untuk mengetahui pendapat Ibu / Bapak mengenai lembar validasi soal pilihan

ganda beralasan pada materi larutan penyangga yang dikembangkan untuk penelitian

identifikasi miskonsepsi peserta didik menggunakan metode Certainty of Response

Index (CRI). Penilain dan saran dari Ibu / Bapak sangat bermanfaat untuk memperbaiki

dan meningkatkan kualitas soal pilihan ganda beralasan pada materi larutan penyangga.

Atas kesedian Ibu / Bapak saya ucapkan terima kasih.

Petunjuk Pengisian

1. Berilah tanda () pada kolom penilaian yang telah disediakan!

2. Kriteria penilaian butir soal adalah sebagai berikut:

(4) : Sangat baik

(3) : Baik

(2) : Cukup baik

(1) : Tidak baik

3. Berikan komentar pada lembar yang disediakan!

4. Berikan kesimpulan dengan memberikan tanda () pada kolom pernyataan yang

telah disediakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

N

o

Kriteria penulisan pilihan

ganda

Nomor Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0

1 1

1 2

1 3

1 4

1 5

1 6

1 7

1 8

1 9

20

Materi

1 Butir soal yang dipakai

dikembangkan sesuai dengan KD dan IPK

2

Butir soal yang dikembangkan

sesuai dengan kemampuan

interferensi peserta didik

3 Butir soal yang dikembangkan mampu mampu mengidentifikasi

miskonsepsi

Kunci jawaban

4

Jawaban untuk setiap butir soal

yang dikembangkan sesuai

dengan konsep

5 Jawaban yang tersedia tidak

terdapat pada dua opsi pilihan ganda yang sama

Konstruksi

6 Butir soal dirumuskan dengan jelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

101

7 Butir soal dilengkapi dengan

petunjuk pengerjaan soal yang jelas

8 Butir soal tidak memberikan

kunci jawaban

Bahasa

9 Bahasa dalam butir soal sesuai

dengan PUEBI

10 Bahasa dalam butir soal mudah dipahami

No

Kriteria penulisan pilihan ganda

Nomor Soal

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Materi

1 Butir soal yang dipakai dikembangkan sesuai dengan KD dan IPK

2 Butir soal yang dikembangkan sesuai dengan

kemampuan interferensi peserta didik

3 Butir soal yang dikembangkan mampu mampu

mengidentifikasi miskonsepsi

Kunci Jawaban

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

102

4 Jawaban untuk setiap butir soal yang dikembangkan sesuai dengan konsep

5 Jawaban yang tersedia tidak terdapat pada dua opsi

pilihan ganda yang sama

Konstruksi

4 Butir soal dirumuskan dengan jelas

5 Butir soal dilengkapi dengan petunjuk pengerjaan

soal yang jelas

6 Butir soal tidak memberikan kunci jawaban

Bahasa

7 Bahasa dalam butir soal sesuai dengan PUEBI

8 Bahasa dalam butir soal mudah dipahami

Komentar:

………………………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………………………..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

103

………………………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………………………………………..

Kesimpulan

Berdasarkan penilian yang dilakukan pada soal pilihan ganda beralasan materi larutan penyangga

Layak dipakai tanpa revisi

Layak dipakai dengan revisi

Yogyakarta, 2021

Validator,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

104

Lampiran 14 Hasil Rekapitulasi Nilai Validasi Butir Soal Hasil Rekapitulasi Nilai Validasi Butir Soal

No Validator 1 Jumlah Rata2 Validator 2 Jumlah Rata2 Validator 3 Jumlah Rata2

1 Aspek 1 Aspek 1 Aspek 1

Pernyataan 1 114 3.7 Pernyataan 1 102 3.3 Pernyataan 1 120 3.9 Pernyataan 2 114 3.7 Pernyataan 2 112 3.6 Pernyataan 2 120 3.9 Pernyataan 3 115 3.7 Pernyataan 3 109 3.5 Pernyataan 3 120 3.9 Rata-rata 3.7 Rata-rata 3.5 Rata-rata 3.9

2 Aspek 2 Aspek 2 Aspek 2

Pernyataan 1 92 3.0 Pernyataan 1 110 3.5 Pernyataan 1 120 3.9 Pernyataan 2 100 3.2 Pernyataan 2 111 3.6 Pernyataan 2 120 3.9 Rata-rata 3.1 Rata-rata 3.6 Rata-rata 120 3.9

3 Aspek 3 Aspek 3 Aspek 3

Pernyataan 1 98 3.2 Pernyataan 1 98 3.2 Pernyataan 1 120 3.9 Pernyataan 2 90 2.9 Pernyataan 2 107 3.5 Pernyataan 2 120 3.9 Pernyataan 3 101 3.3 Pernyataan 3 111 3.6 Pernyataan 3 120 3.9 Rata-rata 3.1 Rata-rata 3.4 Rata-rata 3.9

4 Aspek 4 Aspek 4 Aspek 4

Pernyataan 1 102 3.3 Pernyataan 1 106 3.4 Pernyataan 1 120 3.9 Pernyataan 2 102 3.3 Pernyataan 2 105 3.4 Pernyataan 2 120 3.9 Rata-rata 3.3 Rata-rata 3.4 Rata-rata 3.9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

105

Lampiran 15 Rata-rata Hasil Rekapitulasi Validasi Butir Soal Rata-Rata Hasil Rekapitulasi Validasi Butir Soal Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4

Validator Skor s Skor s Skor s Skor s

V1 3,7 2,7 3,1 2,1 3,1 2,1 3,3 2,3

V2 3,5 2,5 3,6 2,6 3,4 2,4 3,4 2,4

V3 3,9 2,9 3,9 2,9 3,9 2,9 3,9 2,9

∑s 8,1 7,6 7,4 7,6

V 0,90 0,84 0,82 0,84

Keterangan Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

106

Lampiran 16 Rekapitulasi Analisis Jawaban Peserta Didik

No Kode Peserta Didik Jawaban Skala CRI Keterangan

1 9 Memilih opsi jawaban yang benar tanpa memberikan alasan jawaban dan hanya

memberikan pernyataan sudah yakin

5 Memahami konsep dengan baik

2 Jawaban benar tetapi tidak memberikan alasan jawaban

2 Menebak jawaban

3 Jawaban benar tidak memberikan alasan jawaban

2 Menebak jawaban

11 Jawaban benar dan Memberikan alasan yang benar

4 Memahami konsep dengan baik

13 Memilih opsi jawaban benar dan memberikan alasan yang benar

3 Memahami konsep dengan baik

21 Jawaban benar tetapi tidak memberikan alasan jawaban Hanya memberikan

pernyataan sudah yakin

5 Memahami konsep dengan baik

7 Memilih jawaban yang salah dan tidak memberikan alasan

2 Tidak tahu konsep

17 Memberikan jawaban yang benar sesuai

dengan teori tetapi tidak sesuai dengan konteks

3 Memahami konsep dengan baik

14 Memberikan alasan jawaban yang benar 2 Menebak jawaban

16 Memberikan jawaban yang benar tetapi tidak sesuai dengan konteks

2 Menebak jawaban

1 Memberikan jawaban yang benar tetapi tidak sesuai dengan konteks

1 Menebak secara total

12 Memberikan alasan jawaban yang benar 4 Memahami konsep dengan baik 4 Memberikan alasan jawaban yang benar 3 Memahami konsep dengan baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

107

2 9 Memilih jawaban yang salah dan alasan salah 0 Tidak tahu konsep

2 Memilih jawaban yang salah tanpa memberikan alasan

2 Tidak tahu konsep

3 Memilih jawaban yang salah tanpa memberikan alasan

2 Tidak tahu konsep

11 Memilih jawaban yang salah dan alasan benar 1 Menebak jawaban 13 Memilih jawaban yang salah dan yang benar 2 Menebak jawaban

21 Memilih jawaban yang salah dengan tanpa memberikan alasan

5 Miskonsepsi

7 Memilih jawaban benar dengan alasan yang benar

0 Menebak jawaban

17 Memilih jawbaan yang salah dengan alasan yang benar

3 Miskonsepsi

14 Memilih jawaban yang salah dan alasan salah 1 Tidak tahu konsep

16 Memilih jawaban yang sala dengan alasan salah

1 Tidak tahu konsep

1 Memilih jawaban yang salah dengan jawaban salah

1 Tidak tahu konsep

12 Memilih jawaban yang salah dengan alasan benar

4 Miskonsepsi

4 Memilih jawaban salah dengan alasan benar 3 Miskonsepsi

3 9 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 3 Miskonsepsi

2 Memilih jawaban salah dengan tidak memberikan alasan

2 Tidak tahu konsep

3 Memilih jawaban salah dengan tidak memberikan alasan

2 Tidak tahu konsep

11 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 4 Memahami konsep dengan baik 13 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 3 Memahami konsep dengan baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

108

21 Memilih jawaban benar tanpa memberikan alasan dan tingkat CRI tinggi

5 Memahami konsep dengan baik

7 Memilih jawaban benar dengan jawaban salah 0 Tidak tahu konsep 17 Memilih jawbaan salah dengan jawaban salah 2 Tidak tahu konsep 14 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 1 Menebak jawaban 16 Memilih jawaban benar dengan alasan salah 1 Tidak tahu konsep 1 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 0 Menebak jawaban 12 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 4 Menguasai konsep dengan benar 4 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 3 Menguasai konsep dengan benar

4 9 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 3 Menguasai konsep dengan benar

2 Memilih jawaban salah tanpa memberikan alasan

2 Tidak tahu konsep

3 Memilih jawaban salah tanpa memberikan alasan

2 Tidak tahu konsep

11 Memilih jawaban salah dengan alasan benar sesuai teori tetapi tidak sesuai dengan konteks

4 Miskonsepsi

13 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 3 Miskonsepsi

21 Memilih jawaban salah tanpa memberikan alasan

5 Tidak tahu konsep

7 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 0 Tidak tahu konsep 17 Memilih jawaban benar dengan alasan salah 2 Tidak tahu konsep 14 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 1 Tidak tahu konsep 16 Memilih jawaban benar dengan alasan salah 1 Menebak 1 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 1 Menebak 12 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 4 Menguasai konsep dengan benar 4 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 4 Mengetahui konsep dengan benar

5 9 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 3 Miskonsepi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

109

2 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 2 Tidak tahu konsep 3 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 1 Tidak tahu konsep 11 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 4 Miskonsepsi 13 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 0 Tidak tahu konsep 21 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 5 Miskonsepsi 7 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 0 Tidak tahu konsep 17 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 2 Tidak tahu konsep 14 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 2 Tidak tahu konsep 16 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 1 Tidak tahu konsep 1 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 1 Tidak tahu konsep 12 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 3 Memahami konsep dengan baik 4 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 3 Memamhami konsep dengan baik

6 9 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 3 Miskonsepsi 2 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 2 Tidak tahu konsep 3 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 2 Tidak tahu konsep 11 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 1 Tidak tahu konsep 13 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 0 Tidak tahu konsep 21 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 5 Miskonsepsi 7 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 0 Tidak tahu konsep 17 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 3 Miskonsepsi 14 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 3 Miskonsepsi 16 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 1 Tidak tahu konsep 1 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 1 Tidak tahu konsep 12 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 4 Miskonsepsi 4 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 3 Miskonsepsi

7 9 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 5 Miskonsepsi 2 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 2 Tidak tahu konsep

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

110

3 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 2 Tidak tahu konsep 11 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 1 Tidak tahu konsep 13 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 0 Tidak tahu konsep 21 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 5 Miskonsepsi 7 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 0 Tidak tahu konsep 17 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 0 Tidak tahu konsep 14 Memilih jawaban benar dengan alasan salah 2 Menebak 16 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 1 Tidak tahu konsep 1 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 1 Tidak tahu konsep 12 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 3 Miskonsepsi 4 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 2 Tidak tahu konsep

8 9 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 4 Miskonsepsi 2 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 2 Tidak tahu konsep 3 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 2 Tidak tahu konsep 11 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 1 Tidak tahu konsep 13 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 0 Tidak tahu konsep 21 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 5 Miskonsepsi 7 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 0 Tidak tahu konsep 17 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 4 Memahami konsep dengan baik 14 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 2 Menebak 16 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 1 Tidak tahu konsep 1 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 1 Menebak 12 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 4 Memahami konsep dengan baik 4 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 3 Memahami konsep dengan baik

9 9 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 3 Miskonsepsi 2 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 2 Tidak tahu konsep 3 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 2 Tidak tahu konsep

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

111

11 Memilih jawaban benar dengan alasan benara 1 Menebak 13 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 0 Tidak tahu konsep 21 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 5 Memahami konsep dengan baik 7 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 0 Tidak tahu konsep 17 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 2 Tidak konsep konsep 14 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 0 Tidak tahu konsep

16 Memilih jawaban benar tanpa memberikan alasan

0 Menebak

1 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 1 Menebak 12 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 2 Tidak tahu konsep 4 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 3 Miskonsepsi

10 9 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 3 Miskonsepsi 2 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 2 Tidak tahu konsep 3 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 2 Tidak tahu konsep 11 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 1 Tidak tahu konsep 13 Memilih jawaban benar dengan alasan benar 0 Menebak 21 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 5 Miskonsepsi 7 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 0 Tidak tahu konsep 17 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 3 Miskonsepsi 14 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 1 Tidak tahu konsep 16 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 1 Tidak tahu konsep 1 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 1 Tidak tahu konsep 12 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 3 Miskonsepsi 4 Memilih jawaban salah dengan alasan salah 3 Miskonsepsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

Lampiran 17 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 18 Dokumentasi Setelah Wawancara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

113

Lampiran 19 Wawancara Online dengan Peserta Didik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

114

Lampiran 20 Hasil tangkapan layar untuk jawaban peserta didik

Gambar Keterangan

Gambar

Hasil tangkapan

layar untuk

jawaban peserta

didik soal nomor

5

Hasil tangkapan

layar untuk

jawaban peserta

didik soal nomor

6

Hasil tangkapan

layar untuk

jawaban peserta

didik kode 09 soal

nomor 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

115

Hasil tangkapan

layar untuk

jawaban peserta

didik kode 21 soal

nomor 7

Hasil tangkapan

layar untuk

jawaban peserta

didik soal nomor

8

Hasil tangkapan

layar untuk

jawaban peserta

didik soal nomor

9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK …

116

Hasil tangkapan

layar untuk

jawaban peserta

didik kode 17soal

nomor 10

Hasil tangkapan

layar untuk

jawaban peserta

didik kode 12 soal

nomor 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI