IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) SAPI PERAH KECAMATAN CIBUNGBULANG DAN PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR IKHWAN IBNU ARBI DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
36
Embed
IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI … · Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2 Pembuatan Peta Tematik 2 Analisis Komposisi Botani 3 Analisis ... kamera dengan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
IDENTIFIKASI JENIS HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI
KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) SAPI PERAH
KECAMATAN CIBUNGBULANG DAN PAMIJAHAN
KABUPATEN BOGOR
IKHWAN IBNU ARBI
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Identifikasi Jenis
Hijauan Makanan Ternak di Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah
Kecamatan Cibungbulang dan Pamijahan Kabupaten Bogor adalah benar karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2014
Ikhwan Ibnu Arbi
NIM D24100083
ABSTRAK
IKHWAN IBNU ARBI. Identifikasi Jenis Hijauan Makanan Ternak di Kawasan
Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah Kecamatan Cibungbulang dan
Pamijahan Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh ASEP TATA PERMANA dan M
AGUS SETIANA.
Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) merupakan kawasan peternakan sapi
perah yang berdiri pada tahun 1995 dan terletak di Kecamatan Cibungbulang dan
Pamijahan Kabupaten Bogor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
jenis hijauan pakan yang tersebar di kawasan KUNAK menggunakan aplikasi
sistem informasi geografis dan gps, mengukur keragaman, serta mengukur
kandungan serat kasar dan protein kasarnya. Penelitian ini menggunakan aplikasi
ArcGIS, analisis proksimat, analisis komposisi botani, dan analisis vegetasi. Hasil
komposisi botani pada daerah KUNAK 1 adalah rumput Ottochloa nodosa
(Kunth) 11.83 %, Brachiaria ruziziensis Mez. 10.34 % dan Pennisetum
purpureum Schum. 8.88 %. Pada KUNAK 2 yaitu Pennisetum purpureum Schum.
14.24 %, Ottochloa nodosa (Kunth) 13.37 % dan urutan ketiga yaitu Eleusine
indica L. Gaertn 7.40%, sementara itu hasil analisis vegetasi terkait keragaman
hijauan untuk KUNAK 1 dan 2 bernilai sedang. Kualitas protein kasar (PK) dan
serat kasar (SK) pada Ottochloa nodosa (Kunth) masing-masing 9.1 % dan
28.4 %, Brachiaria ruziziensis Mez. 7.4 % and 25.4 %, serta Pennisetum
purpureum Schum. 8.6% dan 30.7%.
Kata kunci: hijauan pakan, komposisi botani, KUNAK, sapi perah
ABSTRACT
IKHWAN IBNU ARBI. Identification of Forage in The Dairy Cattle Farm
(KUNAK) Cibungbulang and Pamijahan District of Bogor Regency. Supervised
by ASEP TATA PERMANA and M AGUS SETIANA.
KUNAK is a dairy farm area which located at Cibungbulang and Pamijahan
district, Bogor regency, it was built on 1995. The aim of this research was to
identify types of forage of areas in KUNAK diversity analysis, and identification
of its crude fiber and crude protein. This research used ArcGis application,
descriptive analysis, proximate analysis, botanical composition analysis, and
vegetation analysis. The result of botanical composition in KUNAK 1 is
Judul Skripsi : Identifikasi Jenis Hijauan Makanan Ternak di Kawasan Usaha
Peternakan (KUNAK) Sapi Perah Kecamatan Cibungbulang dan
Pamijahan Kabupaten Bogor
Nama : Ikhwan Ibnu Arbi
NIM : D24100083
Disetujui oleh
Ir Asep Tata Permana, MSc
Pembimbing I
Ir M Agus Setiana, MS
Pembimbing II
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Panca Dewi MHK, MSi
Ketua Departemen
Tanggal Lulus: ( )
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2013 ini ialah
identifikasi, dengan judul Identifikasi Jenis Hijauan Makanan Ternak di Kawasan
Usaha Peternakan (KUNAK) Kecamatan Cibungbulang dan Pamijahan
Kabupaten Bogor.
Identifikasi hijauan pakan di kawasan KUNAK menjadi bahasan utama
pada penelitian ini karena hijauan merupakan pakan utama bagi ternak sapi perah
yang memproduksi susu. Keragaman hijauan yang tersebar di KUNAK dapat
dijadikan sebagai pakan potensial sehingga mampu meningkatkan produktivitas
hasil ternak di KUNAK.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini tentu masih membutuhkan
banyak hal agar dirasa cukup sebagai karya ilmiah yang layak. Oleh karena itu,
kritik, saran, dan masukan yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
demi penyempurnaan karya ilmiah ini di masa yang akan datang. Penulis sangat
mengharapkan adanya manfaat yang bisa ditemukan dari skripsi ini baik bagi
masyarakat dan peternak KUNAK terkhusus penulis secara pribadi.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juli 2014
Ikhwan Ibnu Arbi
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR LAMPIRAN xi
PENDAHULUAN 1
METODE PENELITIAN 2
Alat dan Bahan 2
Tempat dan Waktu Penelitian 2
Prosedur 2
Pengumpulan data 2
Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan 2
Pembuatan Peta Tematik 2
Analisis Komposisi Botani 3
Analisis Vegetasi 3
Kualitas Hijauan Pakan 4
HASIL DAN PEMBAHASAN 4
Kondisi Umum KUNAK 4
Kondisi Peternakan KUNAK 5
Sejarah 5
Populasi Ternak 6
Produksi Susu 6
Karakteristik Peternak 7
Komposisi Botani Lokasi KUNAK 1 dan 2 9
Komposisi Botani KUNAK 1 9
Komposisi Botani KUNAK 2 12
Keragaman Jenis Hijauan Pakan KUNAK 1 dan 2 12
Kualitas Hijauan Pakan Lokasi KUNAK 15
SIMPULAN DAN SARAN 16
DAFTAR PUSTAKA 16
LAMPIRAN 18
RIWAYAT HIDUP 24
UCAPAN TERIMA KASIH 24
DAFTAR TABEL
1 Perhitungan analisis vegetasi 4 2 Populasi ternak lokasi KUNAK 1 dan 2 6 3 Satuan ternak lokasi KUNAK 1 dan 2 6 4 Produksi susu KUNAK 1 dan 2 7 5 Karakteristik peternak KUNAK 1 dan 2 berdasarkan status kepemilikan 7
6 Karakteristik peternak KUNAK 1 dan 2 8
7 Komposisi botani KUNAK 1 9
8 Komposisi botani KUNAK 2 12
9 INP hijauan pakan lokasi KUNAK 1 13
10 INP hijauan pakan lokasi KUNAK 2 14
11 Analisis keragaman hijauan pakan KUNAK 1 dan 2 14
12 Kualitas nutrisi hijauan pakan di KUNAK 15
DAFTAR GAMBAR
1 Diagram pembuatan peta 3
2 Peta lokasi KUNAK 1 dan 2 5
3 Peta komposisi botani KUNAK 1 10
4 Peta komposisi botani KUNAK 2 11
DAFTAR LAMPIRAN
1 Perhitungan komposisi botani KUNAK 1 18
2 Perhitungan komposisi botani KUNAK 2 18
3 Perhitungan jumlah satuan ternak (ST) lokasi KUNAK 20
4 Populasi ternak Sapi potong, ayam broiler, kambing, dan kuda (ekor) 20
5 Tetapan koefisien komposisi botani 20
6 Waypoints komposisi botani 21
7 Hijauan di lokasi penelitian 23
1
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang terdapat berbagai jenis hijauan
yang sangat melimpah dan beranekaragam. Pengelolaan sumberdaya yang
tepat menjadi suatu hal yang sangat penting untuk dilakukan (Seda 2006).
Tingkat keragaman hijauan yang tinggi ini memiliki potensi besar dalam
mengembangkan peternakan khususnya ternak ruminansia yang
membutuhkan hijauan sebagai pakan utamanya. Menurut Soedrajat (2000),
komponen utama dalam pengembangan peternakan adalah ketersediaan
lahan, pakan, dan ternak. Kabupaten Bogor memiliki tingkat curah hujan
pertahun cukup tinggi yang mencapai 2 400 mm tahun-1
(KPS-UPB 2012),
sehingga menjadi daerah yang ditumbuhi banyak hijauan khususnya hijauan
pakan ternak. Kebutuhan hijauan sebagai pakan ternak menjadi kunci yang
sangat penting karena dibutuhkan secara terus-menerus untuk mencukupi
kebutuhan pakan ternak dan menjaga kestabilan dalam usaha peternakan.
Syarief dan Sumoprastowo (1985) menyatakan kebutuhan rata-rata hijauan
makanan ternak untuk ternak sapi perah yaitu 30 kg ekor-1
hari-1
. Sementara
Soetanto (1994) menyatakan jumlah minimum pemberian hijauan makanan
ternak pada sapi laktasi sebanyak 36 kg hari-1
dengan konsentrat 12.7 kg
hari-1
. Di Kabupaten Bogor terdapat suatu kawasan yang merupakan salah
satu sentra sapi perah yang menyuplai susu untuk pemenuhan kebutuhan
susu di Indonesia. Kawasan tersebut bernama KUNAK (Kawasan Usaha
Peternakan) Sapi Perah yang terletak di Kecamatan Cibungbulang dan
Pamijahan. Daerah KUNAK terbagi menjadi KUNAK 1 dan KUNAK 2.
KUNAK 1 terletak di Kecamatan Cibungbulang dan KUNAK 2 di
Kecamatan Pamijahan (KPS-UPB 2012).
Produksi hasil ternak melibatkan banyak aspek kompleks dan salah
satu faktor yang menentukan baik buruknya pertumbuhan ternak ruminansia
adalah pakan (McDowell 1972). Kondisi KUNAK yang merupakan daerah
peternakan sapi perah memiliki berbagai problem seperti kurangnya
ketersediaan dan rendahnya kualitas hijauan pakan yang diberikan ke ternak
sapi perah, sehingga produktivitasnya tidak stabil. Sejauh ini, para
peternak KUNAK memberikan pakan berupa rumput atau legum baik yang
ditanam di lahan sendiri atau dari lahan lainnya, jerami, konsentrat dan
limbah pertanian yang ketersediaannya tidak pasti. Dalam penelitian
sebelumnya, Dziyauddin (2012) menyimpulkan dari penggunaan Sistem
Informasi Geografis (SIG) bahwa KUNAK memerlukan lahan tambahan
seluas 101.5 ha yang digunakan untuk menanam hijauan pakan sehingga
bisa memenuhi kecukupan hijauan yang dibutuhkan ternak yang ada.
Identifikasi jenis dan kualitas hijauan yang ada di KUNAK dapat
memberikan solusi dalam penentuan pakan hijauan yang berpotensi
diberikan ke ternak agar mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas
susu yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi
keragaman dan penyebaran hijauan pakan di KUNAK.
2
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan untuk menunjang penelitian ini adalah
kuadran berukuran 0.5 m x 0.5 m, gunting, cutter, kantong sampel, plastik,
alat tulis, kertas HVS A4, GPS merk Garmin Oregon seri 550, aplikasi
ArcGIS® 10.1, kamera dengan 16.1 megapixel, koran, kardus, alkohol 70%,
label, log book, tali rafia, timbangan, dan kuisioner. Bahan yang digunakan
yaitu kuisioner yang diberikan kepada peternak dengan metode wawancara
dan bahan herbarium diambil dari pengamatan hijauan di seluruh titik
sampel.
Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi yang menjadi objek penelitian adalah Kawasan Usaha
Peternakan (KUNAK) Sapi Perah Kabupaten Bogor seluas 94.41 ha.
KUNAK 1 di Kecamatan Cibungbulang dan KUNAK 2 di Kecamatan
Pamijahan. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September hingga
Desember 2013.
Prosedur
Pengumpulan Data
Pengumpulan data yaitu berupa data sekunder dan data primer. Data
sekunder yang diambil yaitu data kepemilikan kavling dan ternak, produksi
HMT, populasi ternak, produksi susu. Sementara data primer berupa data
yang diambil dari observasi lapang dan wawancara dengan menggunakan
kuisioner.
Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan
Identifikasi rumput menggunakan herbarium hijauan dengan
mengacu pada metode Stone (1983) yaitu eksplorasi koleksi herbarium.
Pembuatan herbarium basah yaitu dengan cara mengambil bagian utama
setiap jenis hijauan lalu disemprotkan alkohol 70% pada seluruh bagian
tanaman, kemudian diletakkan pada kertas HVS A4 atau koran dengan
direkatkan selotip dan ditutup secara rapat dengan kardus. Data yang dicatat
berupa nama identifikasi sendiri dan nama latin tiap jenis yang dicocokkan
dengan literatur yang ada.
Pembuatan Peta Tematik
Dasar pembuatan peta dengan Sistem Informasi Geografis (SIG)
menggunakan peta tematik yang berisi data spasial antara lain denah lokasi
seluruh kavling, jalan, fasilitas, dan batas administrasi wilayah. Data spasial
tersebut dipadukan dengan data vektor yang diperoleh dari atribut GPS agar
data tersebut bisa diolah menjadi peta dalam format shp. Data vektor
tersebut terdiri dari hasil GPS KUNAK 1 dengan atribut berisi 82 waypoints
3
dan 52 tracks, sementara KUNAK 2 dengan atribut berisi 78 waypoints dan
36 tracks.
Software SIG (ESRI 1998) digunakan untuk mengolah data vektor,
membuat atribut dan layer tambahan serta penerapan peta spasial sehingga
bisa dibaca sebagai bentuk dan ukuran peta yang sebenarnya pada
permukaan bumi. SIG digunakan untuk kalkulasi perjalanan dengan GPS
dan untuk identifikasi serta merekam setiap perjalanan yang dilakukan
(ESRI 1998). Data-data layer tersebut diolah menurut atribut-atribut dan
diinterpolasikan dengan peta dasar. Diagram alur pembuatan peta
dijelaskan pada Gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1. Diagram pembuatan peta
Analisis Komposisi Botani
Analisis komposisi botani yang dilakukan dengan menggunakan
metode “Dry Weight Rank” menurut Mannetje dan Haydock (1963).
Metode ini digunakan untuk menaksir komposisi botani suatu kawasan.
Dalam analisis ini digunakan bingkai kuadran 0.5 m x 0.5 m disebar secara
acak sebanyak 75 kali untuk masing-masing KUNAK, kemudian dicatat
spesies yang ada dan dihitung berdasarkan tetapan koefisien yang tercantum
pada Lampiran 4 dan penetapan titik waypoints dengan menggunakan GPS
yang dapat dilihat pada lampiran 5.
Analisis Vegetasi
Metode analisis vegetasi tumbuhan bawah tanah dengan dibuat petak
pengamatan berukuran 20 m x 20 m, dengan 5 plot berukuran 2 m x 2 m
didalam petak pengamatan lalu didapatkan frekuensi tanaman disetiap plot
tersebut. Soerianegara dan Indrawan (2008) menyatakan beberapa rumus
perhitungan dalam analisis vegetasi adalah INP (Indeks Nilai penting), H’
(Indeks Keragaman), R1 (Indeks Kekayaan), E (Indeks Kemerataan), ID
(Indeks Dominasi), dan IS (Indeks Kesamaan) sebagai berikut :
Peta.shp Input data
Polygone Polyline Point
Add shapefile
Arc Katalog
File.gps
GPSGarmin
Oregon 550
Layer vektor
Global
mapper 12
Peta dasar
Peta hasil
4
Tabel 1 Perhitungan analisis vegetasi Nilai Rumus Keterangan
INP KR + FR INP : Indeks nilai penting
K
( ) K
KR
:
:
Kerapatan
Kerapatan relatif
KR
F
FR
:
:
Frekuensi
Frekuensi relatif
F
FR
H’ ∑
H’
ni
N
:
:
:
Indeks keragaman jenis
INP jenis i
total INP
R1 ( - )
( ( ))
R1
S
N
:
:
:
Indeks kekayaan
Jumlah jenis yang ditemukan
Jumlah total individu
E
( )
E
H’
S
:
:
:
Indeks kemerataan jenis
Indeks keragaman jenis
Jumlah jenis
ID ∑ (
)
ID
ni
N
:
:
:
Indeks dominasi
INP jenis i
total INP
IS
IS
w
a
b
:
:
:
:
Indeks kesamaan komunitas
jumlah jenis yang sama antara
komunitas a dan b jumlah jenis
yang terdapat pada komunitas a
jumlah jenis yang terdapat pada
komunitas b
Sumber : Soerianegara dan Indrawan (2008)
Kualitas Hijauan Pakan
Sampel hijauan yang telah diambil tiap daerah KUNAK 1 dan
KUNAK 2 tertentu dianalisis berupa berat kering (BK), protein kasar (PK),
dan serat kasar (SK). Analisa proksimat ini dilakukan di laboratorium
sumberdaya hayati dan bioteknologi, Gedung Penelitian Antar Universitas
(PAU), Institut Pertanian Bogor. Jenis hijauan yang dianalisis adalah jenis
yang menduduki peringkat terbanyak pertama, kedua, dan ketiga dalam
komposisi botani.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum KUNAK
Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah terletak di Jawa
Barat, Kabupaten Bogor, berada dalam dua wilayah yaitu KUNAK 1
terletak di Gunung Sarangseng, Kecamatan Cibungbulang dengan luas
52.43 ha dan KUNAK 2 terletak di Gunung Geulis, Kecamatan Pamijahan
dengan luas 41.98 ha. Lokasi ini berada diantara 06°37’046”LS -
5
06°38’180”LS dan 106°38’545”BT - 106°39’544”BT dengan ketinggian
350.7 – 451.3 mdpl dan suhu udara diantara 20-28°C serta curah hujan rata-
rata 2 400 mm tahun-1
(KPS-UPB 2012). Wilayah KUNAK 1 terdiri dari
tiga kelompok peternak, yaitu kelompok Tertib, kelompok Segar, dan
kelompok Bersih. Sementara wilayah KUNAK 2 terdiri dari tiga kelompok
peternak yaitu kelompok Indah, kelompok Aman, dan kelompok Mandiri.
Gambar 2 Peta lokasi KUNAK 1 dan 2
Kondisi Peternakan KUNAK
Sejarah
Sejarah awal mula berdirinya Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK)
didasarkan atas suatu tujuan untuk mengumpulkan para peternak-peternak
sapi perah yang tersebar di lingkup Kabupaten dan Kota Bogor. Para
peternak-peternak tersebut berkumpul untuk mengajukan bantuan
pengembangan KUNAK, akhirnya pada tahun 1995 KUNAK mendapatkan
bantuan Presiden Soeharto dan dilakukan pembangunan selama dua tahun
sampai awal tahun 1997. Pada tanggal 7 Januari 1997, Presiden Soeharto
meresmikan KUNAK sebagai kawasan usaha peternakan sapi perah (KPS-
UPB 2012).
Daerah yang dipilih sebagai kawasan peternakan ini berada di
Kecamatan Cibungbulang dan Kecamatan Pamijahan, karena pada tahun
tersebut sudah banyak komunitas peternak sapi perah yang tinggal disana,
selain itu daerah KUNAK juga tidak terlalu dekat dengan permukiman
masyarakat sehingga tidak mengganggu kenyamanan warga sekitar.
KUNAK 1
KUNAK 2
Kota
Bogor
6
Populasi Ternak
Populasi ternak yang tercatat di KPS Bogor untuk wilayah KUNAK
1 dan KUNAK 2 selain sapi perah terdapat berbagai macam ternak lainnya
yaitu sapi potong, ayam broiler, kambing, dan kuda yang dapat dilihat pada
Lampiran 4. Populasi sapi perah yang ada di KUNAK yaitu terdiri dari
induk laktasi, induk kering, jantan dewasa, dara bunting, dara kosong, pedet
betina, dan pedet jantan. Lokasi KUNAK 1 jumlah ternak sapi perah
dewasa sebanyak 484 ekor (481.40 ST), sapi muda 149 ekor (89.64 ST), dan
ternak pedet sebanyak 197 ekor (49.8 ST). Sementara lokasi KUNAK 2
jumlah ternak dewasa sebanyak 737 ekor (736.27 ST), sapi muda sebanyak
69 ekor (43.55 ST), dan ternak pedet sebanyak 231 ekor (57.04 ST). Data
populasi ternak di KPS Bogor dapat dilihat pada Tabel 2 dan 3.
Tabel 2 Populasi ternak lokasi KUNAK 1 dan 2
No Kelompok Lokasi
Dewasa (ekor) Muda (ekor) Anak (ekor)
Induk
laktasi Induk
Kering Jan
tan Bun
ting Kosong Betina Jan
tan
1 Tertib KUNAK 1 158 15 1 9 27 33 17
2 Segar KUNAK 1 150 4 5 4 79 47 54
3 Bersih KUNAK 1 132 18 1 14 16 25 21
4 Indah KUNAK 2 135 21 9 4 24 30 62
5 Aman KUNAK 2 196 86 17 5 15 51 23
6 Mandiri KUNAK 2 194 46 30 0 21 32 33
Sumber: KPS Bogor (2014)
Tabel 3 Satuan ternak lokasi KUNAK 1 dan 2
Lokasi Jumlah ternak (ekor)* Jumlah ternak (ST)**
Dewasa Muda Anak Dewasa Muda Anak
KUNAK 1 484 149 197 481.40 89.64 49.80
KUNAK 2 737 69 231 736.27 43.55 57.04 *Sumber: Data KPS Bogor (2014); **Hasil perhitungan menurut satuan ternak
Produksi Susu
KUNAK 1 dan KUNAK 2 adalah kawasan dimana peternaknya
merupakan anggota KPS Bogor yang ditugaskan untuk memproduksi susu
dengan kualitas dan kuantitas yang baik. Sejauh ini, KUNAK 1 mampu
menghasilkan rata-rata 5 406 ± 60.11 liter hari-1
dan KUNAK 2 mampu
menghasilkan rata-rata 4 125 ± 71.16 liter hari-1
. Angka tersebut masih
terbilang sangat kecil jika melihat populasi induk laktasi yang mencapai 965
ekor atau setara dengan 51.77% dari total populasi yang ada. Kondisi ini
terjadi karena tidak semua peternak yang menyetorkan susunya ke KPS
KUNAK, beberapa peternak lebih memilih menjual keluar KUNAK karena
harga jual yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan data produksi susu riil
KUNAK 1 dan 2 lebih tinggi dibandingkan dengan data produksi susu yang
terekam di KPS Bogor yang hanya mencapai 6 907 ± 431.53.
7
Tabel 4 Produksi susu KUNAK 1 dan 2
Lokasi Produksi riil (liter hari-1
)
Data KPS Bogor (liter hari-1
)
KUNAK 1 5 406 ± 60.11 6 907 ± 431.53
KUNAK 2 4 125 ± 71.16
Sumber: Pengolahan data primer dan sekunder (2014)
Tabel 4 menunjukkan data produksi susu yang dihasilkan peternak
KUNAK 1 dan 2 dengan data produksi susu yang terekam di KPS Bogor,
kenyataannya jumlah produksi susu yang terekam di KUNAK lebih sedikit
dibandingkan dengan data yang didapatkan secara langsung ke peternak.
Jumlah yang tidak tercantum oleh KPS Bogor mencapai 2 624 liter hari-1
,
hal ini dikarenakan banyak peternak yang menjual susu ke luar KPS
KUNAK untuk mendapatkan harga yang lebih tinggi.
Karakteristik Peternak
Karakteristik peternak KUNAK terbagi berdasarkan umur peternak,
tingkat pendidikan, jenis pekerjaan utama, dan lama beternak. Karakteristik
peternak KUNAK 1 dan 2 dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Karakteristik peternak di KUNAK 1 dan 2 berdasarkan status