Top Banner
LAPORAN SEMESTER PRAKTIKUM DASAR TANAMAN PAKAN OLEH : JHON FEBRIANTO E1B009029
35

Dasar Ilmu Hijauan

Apr 21, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Dasar Ilmu Hijauan

LAPORAN SEMESTER PRAKTIKUM

DASAR TANAMAN PAKAN

OLEH :

JHON FEBRIANTO

E1B009029

Page 2: Dasar Ilmu Hijauan

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2012

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya penulis

dapat menyelesaikan Laporan Semester Praktikum Dasar

Tanaman Pakan ini tepat pada waktunya.

Penulis sangat menyadari bahwa laporan ini masih

jauh dari kesempurnaan, dan masih banyak kekurangannya.

Tetapi walaupun demikian, penulis mengharapkan semoga

laporan ini dapat bermanfaat untuk perkembangan dan

kemajuan ilmu pengetahuan selanjutnya. Dalam kesempatan

ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen dan

asisten dosen yang telah membantu dan mengarahkan kami

dalam pelaksanaan praktikum dan tak lupa pula penulis

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu untuk kesempurnaan isi daripada laporan ini.

Dalam penulisan ini penulis menyadari sepenuhnya

bahwa laporan yang penulis buat tentunya masih jauh

dari kesempurnaan atau masih terdapat kekurangan, Untuk

itu penulis mohon maaf dan mengharapkan saran dan

kritik yang sifatnya dapat membangun untuk kesempurnaan

laporan ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima

Page 3: Dasar Ilmu Hijauan

kasih, semoga laporan inidapat bermanfaat bagi kita

semua terkhususnya dalam kehidapan kita sehari-sehari.

Jambi,Januari 2012

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................i

DAFTAR ISI..........................................ii

PENDAHULUAN

Latar Belakang...................................1

Tujuan dan Manfaat ..............................3

TINJAUAN PUSTAKA.....................................4

MATERI DAN METODA

Waktu dan tempat.................................7

Materi...........................................7

Page 4: Dasar Ilmu Hijauan

Metoda ..........................................7

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................9

PENUTUP

Kesimpulan......................................17

Saran ..........................................17

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………...18

LAMPIRAN ……………………………………………………………………..20

PENDAHULUAN

Latar belakang

Hijauan makanan ternak merupkan kelompok tanaman

yang unggul dan berkualitas, sebagai kebutuhan utama

makanan ternak yang mengandungan nutrient (gizi-gizi)

yang lebih efisien dan bermanfaat terhadap ternak.

Page 5: Dasar Ilmu Hijauan

Hijauan makanan ternak berasal daripada 2 bagaian

komunitas besar yaitu kelompok rumput-rumputan

(Graminae) dan kacang-kacangan (Leguminosa). Dalam

penentuan keberadaan hijauan makanan ternak terdapat

pengaruh besar yang mempengaruhi terhadap pertumbuhan

dan perkembangan daripada produktifitasnya yaitu system

penanamannya. Hingga saat ini banyak para ahli ingin

menngusahakan system penanaman hijauan makanan ternak

yang lebih unggul dan efisien serta tidak mengandung

unsur genetik yang rendah sebagai penyedia hijauan

makanan ternak yang terbaik.

Rumput dapat dikatakan sebagai salah satu tumbuh –

tumbuhan darat yang paling berhasil. Rumput terdapat

dalam semua tipe tempat tumbuh dan pada bermacam –

macam keadaan. Mutu dan produktivitas hijauan di

tentukan oleh sifat pembawaan dari hijauan dan

dipengaruhi oleh perlakuan manusia itu sendiri. Dari

pratikum ini, mahasiswa dapat belajar lebih banyak

tentang bagaimana caranya memperlakukan tanaman dapat

di gunakan sebagai bahan ternak – ternak yang

dipelihara, memiliki mutu dan kualitas yang baik

sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan

perkembangan ternak. Rumput-rumputan memiliki ciri-

ciri berakar serabut, batang tidak bercabang, tulang

daun sejajar jumlah bunga tiga atau kelipatannya.

Leguminosa memiliki cirri-ciri yaitu berakar tunggang,

batang bercabang, tulang daun menyirip dan tiga helai

Page 6: Dasar Ilmu Hijauan

daun pada satu tangkai. Legum calopo merupakan salah

satu rumput berumur pendek, membentuk,jumlah anakan

sedikit, batang berwarna coklat tua,sedangkan rumput

raja merupakan salah satu graminae yang berumur

panjang,batang beruas, dan berakar serabut.

Penanaman hijauan makanan ternak merupakan metode

terbaik yang harus diputuskan untuk menentuakan

keberadaan titik tumbuh daripada tanaman tersebut, dan

mengetahui pada segi-segi pertumbuhan yang terbaik pada

tanaman tersebut. Dalam penaman hijuan makanan terbaik

lebih diefisienkan dalam menghasilkan produktifitasnya

yang lebih efisien. Proses penanaman HMT ini banyak

dibudidayakan dalam bentuk pasture dan penanaman lokal.

Penanaman pada HMT terdapat pengaruh lingkungan,

kebutuhan air, intensitas cahaya, dan struktur media

tumbuh tanaman (unsur tanah).

Sistem pemotongan terhadap hijauan makanan ternak

merupakan upaya dalam pelaksanaan perubahan terhadap

tanaman dengan tujuan untuk mengetahui sisi-sisi

terbaik dalam proses pemotongannya terhadap tingkat

pertumbuhan anakan baru yang dihsilkan oleh stiap

tanaman dengan indeks potong yang berbeda. Pemotongan

terhadap tanaman dalam proses pertumbuhan dan

perkembangan yang selanjutnya lebih menunjang kearah

produktifitas anakan. Kualitas anakan yang dihasilkan

daripada setiap pemotongan merupakan hasil terbaik

Page 7: Dasar Ilmu Hijauan

daripada sistem penanamannya dengan sistem yang

demikian.

Pemupukan merupakan proses penambahan pupuk yang

terkandung unsur organik dan anorganik terhadap tanah

dalam mengubah unsur ataupun proses reaksi didalam

tanah yang lebih baik, dengan tujuan untuk penggemburan

tanah dalam pertumbuhan tanaman. Bentuk pupuk yang

digunakan pada evaluasi penanaman yang lebih baik dapat

berupa pupuk organic berupa: KCL, TSP, SP36.

Kualitas maupun kuantitas air menjadi faktor

terbesar dalam pertumbuhan tanakaman. Seperti hijauan

makanan ternak mengandung unsure pemanfaatan air yang

lebih efisien dalam pertumbuhannya. Jelas kiata tahu

dalam analisis bahan maknan bahwa HMT mengandungn unsur

kadar air segarnya sekitar 80-90 %. Jadi jelas

pemanfaatan air pada tanaman, selain untuk penyusun

struktur daripada tanaman tersebut, juga sebgainfaktor

penentu dalam produktifitas yang baik terhadap tanaman

tersebut.

Tujuan dan manfaat

Adapun tujuan daripada praktikum ini adalah agar

mahasiswa dapat mengetahui dalam pertumbuhan dan

perkembangan tanaman yang lebih baik dengan sistem

penanaman yang lebih efisien. Dan penanaman tersebut

dapat diketahui dari tingkat pertumbuhan tanaman yang

lebih baik dengan cara intensitas pemotongan, pemupukan

Page 8: Dasar Ilmu Hijauan

dan penanaman hijauan di lahan bebas. Dan mahasiswa

dapat mengevalusi tingkat penanaman hijauan makanan

ternak dengan metode yang tersedia.

Adapun manfaat dari praktikum ini adalah dengan

pelaksanaan praktikum ini maka mahasiswa menjadi lebih

paham dan megetahui cara penanaman terhadap hijauan

makanan ternak yang lebih baik dengan metode penanaman

yang ditentukan, serta membantu mahasiswa dalam

pembahasan materi Dasar Tanaman Pakan dalam memenuhi

syarat tanggung jawab pemenuhan sks mata kuliah

tersebut.

Page 9: Dasar Ilmu Hijauan

TINJAUAN PUSTAKA

Angrimansia (2003), menyatakan bahwa terhadap

jenis-jenis hijauan yang tumbuh tegak dan berumpun bisa

di lakukan penanaman dangan jarak 60-90cm dan 45-60 cm.

Agrans (2000), menyatkan bahwa tujuaan dari

pembersihan lahan yaitu untuk membersihkan semua

tanaman yang bisa mengganggu pertumbuhan rumput.

Dikarenakan pada pemanfaatan unsur hara yang selalu

diperoleh gulma dengan intensitas yang cukup banyak

pada setiap pengambilannya, sehingga pertumbuhan gulma

tidak kalah bersaing dengan pertumbuhan tanaman

tersebut.

Amrin, R. (2005), menyatakan bahwa proses

penanaman hijauan makanan ternak berupa kelompok

rumputan (graminaae) maupun leguminosa (kacang-kacangan)

dengan efisiensi penanaman yang berbeda akan

menunjukkan produksi tanamannya yang berbeda.

Agraris (2001), menyatakan bahwa hijauan makanan

ternak dengan kualitas unggul pada penanaman jarak

Page 10: Dasar Ilmu Hijauan

interval yang baik, akan menunjukkan produktifitas

pertumbuhan yang lebih baik, dibandingkan dengan

penanaman interval yang panjang.

Anggrodi (2000), menyatakan bahwa produksi hijauan

dengan metode pemotongan akan lebih efisien dalam

penambahan cabangan batang-batang tanaman yang baru,

yang diproduksi dari anakan tanaman inang yang

dipotong.

Burdin (2000), menyatakan bahwa perbandingan

tanaman rumputan (graminae) dengan kacang-kacangan

(leguminosa), yang bersumber sebagai hijauan makanan

ternak terlihat pada intensitas pemotongannya, bahwa

rumputan lebih besar memproduksi bagian batang tanaman,

sedangkan leguminosa lebih besar memproduksi daunan

tanaman tersebut.

Danilson (2008), menyatakan bahwa jika interval

pemotongan diperpanjang, maka kandungan kualitas

pertumbuhan rumput, baik produksi batang, daun untuk

kebutuhan makanan ternak akan menurun.

Departemen Pertanian (2006), yang menyatakan bahwa

tinggi rendahnya kualitas bahan kering (hay) ditentukan

oleh umur daripada rumput yang dipotong untuk keperluan

tersebut, bilamana masih terlalu muda, walaupun kadar

protein kasarnya tinggi, kadar sellulosanya masih

rendah. Bila sudah menua kadar protein kasarnya rendah

Page 11: Dasar Ilmu Hijauan

dan kadar serat kasarnya tinggi sehingga nilai gizinya

dianggap rendah.

Lembaga Biologi Nasional (2006), yang menyatakan

bahwa Euchlena mexicana (rumput mexico), merupakan

jenis tanaman yang mempunyai sifat perennial serta

mempunyai ciri batang besar serta kasar yang dijadikan

sebagai rumput potongan dan bahan untuk pembuatans

silage.

Lubis (2003), yang menyatakan bahwa untuk menjamin

pertumbuhan kembali (egrowth) yang optimal, yang

dikandung gizi, defoliasi harus dilakukan pada periode

tertentu yakni pada akhir vegetatif dan menjelang

berbunga. Biasanya defoliasi dilakukan 40 hari sekali

pada musim penghujan dan 60 hari sekali pada musim

kemarau. Kesemuanya itu bisa dilakukan bila

pemeliharaan itu baik.

Mcilroy (2003), yang menyatakan bahwa hasil yang

diperoleh juga sangat didukung dengan pemberian pupuk

yang bertujuan untuk memberikan zat-zat makanan kepada

tanaman agar zat-zat dalam tanah yang hilang atau

dihisap bisa diganti, memperbaiki struktur tanah.

Minson (2009), yang menyatakan bahwa hama/gulma

yang ada pada tanaman yang kita pelihara akan

memberikan pengaruh negative yaitu adanya persaingan

karena keduanya berinteraksi. Hama/gulma sebagai

pesaing akan berusaha mengalahkan pertumbuhan tanaman

yang kita pelihara. Hama yang dari sifat aslinya adalah

Page 12: Dasar Ilmu Hijauan

sebagai tumbuhan yang rakus merupakan sifat yang sangat

menguntungkan dari adanya pesaingan.

RRIM (2007), penanaman campuran antara legum

dengan rumput dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas

hijauan.Purbayanti dkk.(2005) produksi bahan kering

rumput gajah yang diintregasikan dengan legum lebih

tinggi dibandingkan bila rumput gajahditanasm tanpa

legum.

Aksi Agrans Kansius (2000), menyatakan bahwa

tujuan dari pembersihan areal(land cleaning)adalah

untuk membersihkan semua tanaman yang sekitarnya bisa

mengganggu terhadap pertumbuhan rumput.

Rumput gajah disebut juga Napier(inggris)yang

berasal dari afrika daerah tropik dimasukkan

keaustralia pada tahun 2002.diindonesia sudah terdapat

sejak tahun 2006 (Rekso Hardi Proja 2006), selanjutnya

(AAK2006) menyatakan bahwa produksi sekitar 250

ton/ha/ahun.baik sebagai bahan silase,rumput

potong,rumput gembala.asal pertumbuhannya bisa

dipertahankan pendek-pendek.rumput ini tumbuh baik pada

daerah yang mempunyai curah hujan 1015 mm/tahun atau

lebih,tahan kekeringan dan perbanyakan dapat dilakukan

secara vegetatif(Plaro 2003)

Schroeder (2004), Tanah adalah hasil

pengalihragaman bahan mineral dan organik yang

berlangsung dimuka daratan bumi dibawa pengaruh faktor-

Page 13: Dasar Ilmu Hijauan

faktor lingkungan yang bekerja selama waktu yang sangat

panjang,dan maujud sebagai suatu tubuh dengan

organisasi dan morfologi tertakrifkan.

Grigg (2004), pupuk kandang(kotoran hewan)dan

pergiliran tanaman yang melibatkan tanaman legum

merupakan sarana untuk mengubah perladangan menjadi

pertanian menetap didaerah iklim sedang.

Culot dan meyer (2009), yang menunjukkan bahwa

keefektifan penggunan pupuk adad hubungannya dengan

kandungan unsur haranya.

Van parijs (2009) Didaerah darau dizaire bagian

timur mengembangkan suatu sistem untuk penggunaan pupuk

kandang secara efektif .ia menemukan bahwa tanah

penggembalaandengan luas hanya 3 ha dapat memenuhi

kebutuhan pupuk kandang untuk pertanaman seluas 1 ha

selama waktu tak terbatas.

Newton (2000), menyimpulkan bahwa tidak ada pola

pergiliran tanaman yang melibatkan tanamana legum

dan/atau tanaman pupuk hiajau yang berhasil

mempertahankan pertanaman terus menerus didaerah

perladangan.

Page 14: Dasar Ilmu Hijauan

MATERI DAN METODA

Waktu dan tempat

Praktikum Dasar Tanaman Pakan mengenai pengenalan

hijauan makanan ternak, intensitas pemotongan,

pemupukan, dan penanaman didalam green house dan di

luar green house, dilaksanakan mulai hari Sabtu 1

Oktober - 18 Desember 2011, yang bertempat di FARM,

Lokasi Rumah Kaca Fakultas Peternakan, Universitas

Jambi.

Materi

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum Dasar

Tanaman Pakan ini adalah beberapa hijauan makanan

ternak berupa: rumput raja, rumput setaria, yang

berdekatan tumbuhnya 3 buah, pupuk KCL, TSP, SP36,

tanah ayakan dan tanah tanpa ayakan, dan air secukupnya

untuk penyinaran.

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini

adalah cangkul, ember, mistar, timbangan, plastik

polibet, gunting, alat penyiram tanaman (siraman), tali

plastik, ayakan, pisau, alat-alat tulis untuk

pengamatan tanaman dan pengambilan data dan praktikan.

Page 15: Dasar Ilmu Hijauan

Metoda

Adapun cara kerja yang digunakan dalam praktikum

Dasar Tanaman Pakan ini adalah:

1. Pengenalan Jenis Hijauan Makanan Ternak

Adapun cara kerja yang digunakan dalam proses

praktikum pengenalan jenis hijauan makanan ternak yaitu

penyediaan jenis hijauan makanan ternak berupa rumput

gajah, rumput raja, rumput setaria, legume centro,

legume calopo dan lain-lain yang strukturnya secara

keseluruhan.

Kemudian hijauan tersebut diamati terhadap

strukturnya baik struktur akar, batang, dan bentuk

daunnyaa. Kemudian hijauan makanan ternak tersebut

digambarkan dan dituliskan klasifikasi tanaman

tersebut, serta penjelasan terhadap bagian-bagian organ

tanaman tersebut. Setelah itu, simpulkan hasil

pengamatan dalam laporan.

2. Penanaman Berdasarkan Bentuk Pemotongan, Perlakuan

dan Pemupukan

Adapun cara kerja dalam praktikum bentuk

pemotongan ini adalah rumput raja terdiri dari dua

jenis bentuk pemotongan yakni ditanam secara miring

dan tegak. Sedangkan pada rumput setaria ditanam tegak

secara normal. Kemudian ketiga tanaman tersebut ditanam

di polibet dan dimasukkan ke dalam rumah kaca,

dilakukan pemupukan dan mengamati perkembangan

partumbuhannya dalam beberapa minggu setelah pemupukan.

Page 16: Dasar Ilmu Hijauan

Adapun cara kerja dalam kegiatan pemupukan ini

yaitu penyediaan pupuk terhadap tanaman berupa pupuk

KCL, TSP, dan SP36. Pupuk tersebut diberikan terhadap

tanaman sebanyak 2 ST pada tanaman yang ada pada

polibet. Pertumbuhan tanaman diamati setiap minggunya

lewat kualitas pemberian pupuknya. Hasil pengamatan

simpulkan dalam laporan.

3. Perkembangan Penanaman Hijauan pada Lahan Terbuka

Adapun cara kerja dalam kegiatan ini yaitu hijauan

yang telah tumbuh pada polibet dalam rumah kaca

dipindahkan ditanam ke lahan yang terbuka dengan

perlakuan hijauan yang sejenis ditanam dalam satu garis

rumpun dengan jarak kira-kira 1 meter. Kemudian

mengamati hasil perkembangan dan pertumbuhan setiap

minggnuya. Hasil pengamatan simpulkan dalam laporan.

Page 17: Dasar Ilmu Hijauan

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pengenalan Jenis Hijauan Makanan Ternak (HMT)

Secara umum bahan pakan merupakan segala sesuatu

yang dapat dimakan oleh ternak dan tidak beracun

terhadap ternak tersebut. Bahan pakan dibagi dua yaitu

bahan kering dan air. Sedangkan bahan kering juga

dibagi dua yaitu bahan organik dan abu. Selanjutnya

bahan organik dibagi lagi menjadi protein kasar dan

bahan organik tanpa nitrogen. Bahan organik tanpa

nitrogen dibagi lagi menjadi lemak kasar dan

karbohidrat. Hal ini sesuai dengan pendapat Parning,

(2000).menyatakan bahwa pakan merupakan sesuatu yang

dapat dimakan oleh ternak baik itu yang bersumber dari

protein hewani dan nabati, sumber energi, sumber

mineral dan sumber-sumber yang lain yang akan mencukupi

kebutuhan dari ternak.Yang termasuk kelompok makanan

hijauan yaitu bangsa rumput (graminae ), leguminose,dan

hijauan dari tumbuh-tumbuhan lainnya seperti daun

nangka,daun waru,dan lain sebagainya.kelompok makanan

hijauan ini biasanya di sebut makanan kasar.hijauan

sbagai bahan makanan ternak bias di berikan dalam dua

bentuk yakni hijauan segar dan hijaun kering hal ini

sesuai dengan pendapat Yullen (2007), yang menyatakan

bahwa hijauan makanan ternak mengandung berbagai sumber

sperti sumber protein, sumber vitamin, sumber

karbohidrat, sumber mineral. Dan dinyatakan oleh

Page 18: Dasar Ilmu Hijauan

pendapat Murvinno (2005) semakin tinggi serat kasar

bagi ternak semakin merugikan tapi semakin tinggi serat

kasar bagi tumbuhan semakin menguntungkan.

Hijauan Makanan Ternak yang digunakan sebagai

bahan praktikum yakni rumput gajah (Pennisetum

purpureum), rumput setaria (Setaria sphacelata), legum

sentro (Centro pubescens) dan legum Calopo (Calopogonium

mucunoides).

Rumput gajah ( Pennisetum purpureum )

Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Pennisetum

Spesies : Pennisetum purpureum

Page 19: Dasar Ilmu Hijauan

Ciri-ciri dari pada rumput gajah (Pennisetum

purpureum) adalah memiliki akar serabut, tergolong dalam

graminae, batangnya beruas-ruas, atau memiliki buku-

buku batang, daunnya panjang dan melengkung, pada

permukaan daun terdapat bulu-bulu.

Rumput setaria (Setaria sphacelata)

Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Setaria

Spesies : Setaria sphacelata

Ciri-ciri dari pada Rumput setaria (Setaria

Anceps/spacelata) adalah: berakar serabut, daun panjang

dan melengkung, termasuk graminae, memiliki batasan

daun diantara pucuk daun yang melengkung dan berwarna

hijau.

Legum sentro ( Centro pubescens)

Klasifikasinya Diviso : Spermatophyta

Subdiviso : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Page 20: Dasar Ilmu Hijauan

Ordo : Rosales

Subordo : Rosinae

famili : Leguminosaseae

genus : Centro

Spesies : Centro pubescens

Ciri – ciri dari pada Legum sentro (Centro pubescens)

adalah; berakar serabut, tergolong dalam leguminosa

(kacang-kacangan), bentuk batang bercabang, dan

strukturnya keras, dan terdapat pembungkus batang,

berdaun tiga agak keci-kecil, dan memiliki tangkai dau

juga memiliki bunga berwarna kuning.

Legum Calopo (Calopogonium mucunoides)

Klasifikasinya Diviso : Spermatophyta

Subdiviso : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Rosales

Subordo : Rosinae

famili : Leguminosaseae

genus : Calopogonium

Spesies : Calopogonium mucunoides

Ciri – ciri dari pada Legum Calopo (Calopogonium

mucunoides) adalah; berakar serabut, tergolong dalam

leguminosa (kacang-kacangan), bentuk batang bercabang,

dan strukturnya keras, dan terdapat pembungkus batang,

berdaun tiga, dan memiliki tangkai dau juga memiliki

bunga berwarna kuning.

Page 21: Dasar Ilmu Hijauan

2. Penanaman Berdasarkan Bentuk Pemotongan, Perlakuandan Pemupukan

Berdasarkan hasil pengamatan sebelum dilakukan

pemotongan terhadap rumput umumnya di lakukan

pembersihan di sekitar tanaman tersebut agar pada saat

pemberian pupuk tidak terbagi dengan tanaman

pengganggu atau gulma. Pernyataan ini sesuai dengan

pendapat Agrans ( 2000 ), yang menyatkan bahwa tujuaan

dari pembersihan lahan yaitu untuk membersihkan semua

tanaman yang bisa mengganggu pertumbuhan rumput.

Dikarenakan pada pemanfaatan unsur hara yang selalu

diperoleh gulma dengan intensitas yang cukup banyak

pada setiap pengambilannya, sehingga pertumbuhan gulma

tidak kalah bersaing dengan pertumbuhan tanaman

tersebut.

Dalam efisiensi pertumbuhan hijauan makanan ternak

yang dilakukan dengan metode pemotongan, pada umumnya

akan mengarah pada 2 buah sumber produktifitas

tanamannya, yakni melalui tunas tanaman dan melalui

anakan yang ada. Pertumbuhan tunas dapat terjadi

melalui baagian tubuh batang tanaman, sedangkan anakan

tanaman dapat tumbuh melalui areal terdekat daripada

tanaman utama tersebut. Dalam intensitas pemotongan

tersebut, harus lebih memperhatikan kondisi daripada

Page 22: Dasar Ilmu Hijauan

tanaman yang ada terhadap keberadaan gulma sebagai

sumber pengganggu disekitarnya. Efisiensi pertumbuhan

gulma diantara tanaman hijauan makanan ternak

mempengaruhi terhadap produktifitas tanaman baik untuk

pertumbuhan batang, maupun daunnya.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pertumbuhan

tanaman untuk evaluasi penanaman yang lebih baik, dalam

tabel berikut dijelaskan terhadap data pengukuran

tinggi tanaman yang awal dan parameter yang lain untuk

pengamatan dalam waktu selanjutnya, sebagai berikut:

Minggu 1:

- Rumput raja tegak = 21 cm

- Rumput raja miring = 17.6 cm

- Rumput setaria = 20.9 cm

Minggu 2:

- Rumput raja tegak = 19 cm

- Rumput raja miring = 17 cm (tumbuh tunas)

- Rumput setaria = 22 cm

Minggu 3:

- Rumput raja tegak = 47.9 cm

- Rumput raja miring = 30 cm

- Rumput setaria = 43.1 cm

Page 23: Dasar Ilmu Hijauan

Dalam penanaman HMT dengan intensitas pemotongan

ini didasarkan pada jarak tanaman yang diperoleh untuk

pengamatan terhadap pertumbuhannya. Pernyataan ini

sejalan dengan pendapat Danilson (2008), menyatakan

bahwa jika interval pemotongan diperpanjang, maka

kandungan kualitas pertumbuhan rumput, baik produksi

batang, daun untuk kebutuhan makanan ternak akan

menurun. Angrimansia (2003 ), menyatakan bahwa terhadap

jenis-jenis hijauan yang tumbuh tegak dan berumpun bisa

di lakukan penanaman dangan jarak 60-90cm dan 45-60 cm.

Dengan pemeliharaan terhadap intensitas pemotongan

akan menunjukan pertambahan produktivitas tanaman baik

untuk pertumbuhan akar, batang, dan daun dari tanaman

anakan dan tunasnya. Selain itu, faktor ketersedian air

tanah sangat mempengaruhi terhadap pertumbuhan tunas

dan anakan. Pertumbuhan anakan dan tunas jelas terlihat

pada setiap pengukuran, pertumbuhan tanaman terhadap

tinggi batang, diameter batang, jumlah daun, dan bobot

akar yang sangat meningkat. Pernyataan ini sesuai

dengan pendapat Anggrodi (2000), menyatakan bahwa

produksi hijauan dengan metode pemotongan akan lebih

efisien dalam penambahan cabangan batang-batang tanaman

yang baru, yang diproduksi dari anakan tanaman inang

yang dipotong.

Selain pada tanaman rumput juga terlihat

pertumbuhan yang sangat efisien

Page 24: Dasar Ilmu Hijauan

pada tanaman legume dengan intensitas pemotongan, baik

terhadap pertumbuhan anakan maupun pertumbuhan

tunasnya. Namun dalam pengamatan ini pertumbuhan anakan

pada legume tidak ada, namun pertumbuhan tunasnya cukup

besar dan peningkatan yang besar dalam pertumbuhannya.

Hal ini jelas terlihat sebagai hijauan makanan ternak

leguminosa lebih umumnya tinggi dalam produksi daun

tanaman, sedangkan graminae lebih efisien

pertumbuhannya terhadap batang. Pernyatanan ini sesuai

dengan pendapat Burdin (2000), menyatakan bahwa

perbandingan tanaman rumputan (graminae) dengan kacang-

kacangan (leguminosa), yang bersumber sebagai hijauan

makanan ternak terlihat pada intensitas pemotongannya,

bahwa rumputan lebih besar memproduksi bagian batang

tanaman, sedangkan leguminosa lebih besar memproduksi

daunan tanaman tersebut.

Pemupukan merupakan proses penambahan pupuk yang

terkandung unsur organik dan anorganik terhadap tanah

dalam mengubah unsur ataupun proses reaksi didalam

tanah yang lebih baik, dengan tujuan untuk penggemburan

tanah dalam pertumbuhan tanaman. Bentuk pupuk yang

digunakan pada evaluasi penanaman yang lebih baik dapat

berupa pupuk organik berupa: KCL, TSP, SP36. Norman

(2002), yang menyatakan bahwa pemupukan N pada rumput

memberikan N hanya 10 % dari jumlah yang diberikan,

kepada ternak. Pemupukan N pada rumput yang unggul akan

memberikan N sebanyak 40 % sampai 70 % kepada ternak.

Page 25: Dasar Ilmu Hijauan

Ternyata rumput alam tidak efisien dalam memberikan N

pupuk kepada ternak. Vincente dan Chandler ( 2004 ),

yang menyatakan bahwa dalam pemupukan N, P, K, dapat

mempertinggi koefisien cerna, hasil bahan kering, kadar

protein, pada tanaman tersebut baik pada rumput, legume

maupun gulma yang ada disekitarnya. Wilshon D. Jenwer

(2005), yang menyatakan bahwa penggunaan pupuk organic

akan memberikan keuntungan yaitu penghematan tenaga

kerja, karena pupuk buatan yang harus dikerjakan

biasanya lebih sedikit dan menaburkan zat makanan

tanaman dapat dilakukan dalam satu kali kerja.

Hijauan makanan ternak yang unggul cukup efisien

dalam pertumbuhan dan perkembangannya denga segala

factor yang mempengaruhinya. Baik faktor negtip untuk

produktifitas yang rendah maupun factor baik untuk

produktifitas yang tinggi. Sepertihalnya tanaman

bermuda dengan puncak produksinya yang tinggi, selain

faktr pemupukan, juga terdapat factor yang mempengaruhi

hasil produktifitasnya, yaitu factor ekologi.

Pernyataan ini sejalan dengan pendapat Rismunandar

( 2006 ), yang menyatakan bahwa walaupun rumput mudah

menyesuaikan diri terhadap lingkungan faktor ekologi

yang cocok bagi setiap jenis masih tetap menentukan

produktipitas.

Semakin besar kuantitas pupuk yang diberikan,

serta kualitasnya yang tinggi, maka pertumbuhan HMT

semakin bagus dan produktifitasnya cukup tinggi, namun

Page 26: Dasar Ilmu Hijauan

dalam penyediaan HMT yang seimbang, ekonomis cukup

merugikan untuk penanaman HMT dengan penyediaan pupuk

yang harus rutin ataupun secara berkala. Mcilroy

(2003), yang menyatakan bahwa hasil yang diperoleh juga

sangat didukung dengan pemberian pupuk yang bertujuan

untuk memberikan zat-zat makanan kepada tanaman agar

zat-zat dalam tanah yang hilang atau dihisap bisa

diganti, memperbaiki struktur tanah.

3. Perkembangan Penanaman Hijauan pada Lahan Terbuka

Hasil yang didapatkan dari perkembangan hijauan

pada lahan terbuka ini adalah tanaman lebih cepat

tumbuh dan berkembang. Hal ini dikarenakan penyerapan

unsure hara yang bebas dan tercukupi serta penyinaran

yang selalu cukup.

Sinar matahari merupakan pusat keberadaan surya

yang menghasilkan panas dengan intensitas yang seimbang

terhadap suatu wilayah. Namuan bagi setiap tanaman

intensitas sinar matahari berbeda dalam pertumbuhannya.

Tanaman yang sering mendapat penyiangan akan lebih

sulit dalam memperoleh sinar matahari. Dan tanaman yang

lebih efisien mendapat sinar matahari akan lebih baik

terhadap pertumbuhannya.

Tanaman dengan penyinyaran cepat pada umumnya

tanaman yang pertumbuhan cepat, tetapu produktifitas

yang tidak seimbang. Struktur tanaman ini pada umumnya:

Page 27: Dasar Ilmu Hijauan

daun panjang dan fisik lemah, struktur batang tinggi

dan kurus, jarang menhasilkan anakan, kadar air tanaman

rendah, daunnya sempit (tidak lebar), dan

pertumbuhannya tidak tegap/kokoh. Sedangkan tanaman

dengan penyinaran yang cukup besar akan mempengaruhi

terhadap pertumbuhan tanaman yang lebih baik. Pada

umumnya tanaman ini: daun lebar dan panjang, batang

besar dan seimbang, pertumbuhan normal, dan kadar air

cukup tinggi dibandingkan bahan keringnya.

PENUTUP

Dari praktikum yang dilaksanakan dapat disimpulkan

bahwa tanaman hijauan makanan ternak yang ditanam

pertumbuhan dan perkembangannya tergantung dari cara

dan perlakuan yang diberikan ke tanaman tersebut. Hal

ini dikarenakan faktor-faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan tanaman akan membuat tanamn hanya bisa

tumbuh maksimal jika tanaman tersebut sesuai dengan

kebutuhan yang dikehendaki tanaman tersebut.

Adapun saran yang dapat disampaikan praktikan

adalah kepada praktikan sebaiknya sebelum praktikum

dimulai sebaiknya semua hal yang berhubungan dengan

proses praktikum lebih dipersiapkan dengan baik agar

praktikum ini dapat berjalan dengan lancar dan tidak

menghabiskan waktu dengan sia-sia sehingga waktu

praktikum menjadi lebih efisien dan juga diharapkan

kepada seluruh praktikan agar menjaga kedisiplinan dan

Page 28: Dasar Ilmu Hijauan

mengikuti praktikum dengan sungguh- sungguh untuk

mendapatkan wawasan yang lebih luas tentang Dasar

Tanaman Pakan.

DAFTAR PUSTAKA

Anggrodi.2006.Hijauan Makanan Ternak Potong Kerja dan Perah.Penerbit Kanisius.yogyakarta.

Anwar, S. Karno, F. Kusmiyati dan Sumarsono. 2003. Pengembangan Tanaman Rumput Pakan Unggul yang Toleran terhadap Tekanan Aluninium dan Salinitas. Laporan Hibah Bersaing. Dikti. Jakarta.

Agraris. 2009. Kawanan Berternak. Kanisus. Yogyakarta

Page 29: Dasar Ilmu Hijauan

Amrin.2005. Ilmu Gizi Dan Makanan Ternak. Angkasa.

Bandung.

Anggorodi. 2009. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gadjah MadhaUniversity Press. Yogyakarta.

Aphani, 2001. Kembali ke Pupuk Organik. Kanwil DeptanSumsel. Sinartani. No. 2880.

Buckman, H. O. Dan N. C. Brady. 1982. Ilmu Tanah(Terjemahan Soegiman). Penerbit Bhatara KaryaAksara, Jakarta.

Dewi Hoediati, Sumarsono dan D. W. Widjajanto. 1998.Pengaruh pupuk kandang dan inokulasi rhizobiumterhadap pertumbuhan kembali lamtoro gung (Leucaenaleucochepala) setelah pemotongan pertama. J.Pastura 2(1) : 1-5.

Haryadi, S. S. Dan S. Yahya. 2008. Fisiologi StresLingkungan. PAU-IPB, Bogor.

Haswanto, A. J. Sumarsono dan E. D. Purbayanti. 1998.Pengaruh aras pupuk kandang pada beberapa jenistanah terhadap penampilan lamtoro gung (Leucaenaleucochepala) pada defoliasi kedua. J. Pastura2(1) : 10-15.

Kerley, S.J., and Darvis, S.C. 2006. Preliminarystudies of the impact of excreted N on cycling anduptake of N in pasture systems using naturalabundance stable isotopic discrimination. Plant andSoil 178: 287-294

Maeschner, 2006. Mineral Nutrition of Higher Plant.Cad. Press Inc., London.

Kusmiyati, F., E. D. Purbayanti, dan W. Slamet. 2000.Pengaruh pemupukan kalsium dan nitrogen terhadapproduksi dan kualitas hijauan rumput makanan

Page 30: Dasar Ilmu Hijauan

ternak pada tanah salin. Laporan Penelitian DosenMuda. Dikti, Jakarta.

. Mashima, S. I., Matsumoto, N. and Kenjiro, O. 2009.

Nitrogen flow associated with agriculturalpractices and environmental risk in Japan. Soil Sci.Plant Nutr., 45: 881-889

Matsushita, K., Miyauchi, N., and Yamamuro, S. 2000.Kinetics of 15N-labelled nitrogen from co-compostmade from cattle manure and chemical Fertilizer ina paddy field. Soil Sci. Plant Nutr., 46 (2): 355-363

Sanchez Pedro A.2003.Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika.Penerbit ITB.Bandung

Notohadiprawiro Tejoyuwono.2008.Tanah danLingkungan.Direktorat Jenderal PendidikanTinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Hotma. 2000. Beternak Domba. Penebar swadaya. Jakarta.

Radies.2005. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah MadhaUniversity Press. Yogyakarta.

Umar.2001. Beternak Kambing Di Daerah Tropis. GadjahMadha University Press. Yogyakarta.

Widayanti. 2006. Anatomi dan Fisiologi Ternak. GadjahMadha University Press. Yogyakarta.

Williamso.G. 2003. Pengantar Peternakan di DaerahTropis. Gadjah Madha University Press. Yogyakarta.

Page 31: Dasar Ilmu Hijauan

LAMPIRAN

Gambar tanaman pada awal penanaman

Page 32: Dasar Ilmu Hijauan

Rumpu Raja Tegak

Page 33: Dasar Ilmu Hijauan

Rumput Raja Miring

Page 34: Dasar Ilmu Hijauan

Rumput Setaria

Rumput Ditanam pada Lahan Terbuka

Page 35: Dasar Ilmu Hijauan

Rumput Raja pada Lahan Bebas