Page 1
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
Judul : IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL
SENYAWA ORGANIK
TujuanPercobaan : 1. Mempelajari teknik pengukuran fisik
untuk mengidentifikasi suatu senyawa organik.
2. Uji kimia untuk mengidentifikasi gugus
fungsional senyawa organik.
Pendahuluan
Senyawa di alam begitu banyak dan melimpah, saat ini
diperkirakan sudah mencapa jutaan dan akan terus bertambah dengan
hadirnya senyawa-senyawa baru hasil sintesis para ahli kimia
organik. Dapat dipastikan senyawa organik merupakan senyawa yang
paling banyak dibandingkan dengan senyawa lain
( Riswiyanto,2009).
Senyawa karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa
organik adalah suatu senyawa yang unsur-unsur penyusunnya terdiri
dari atom karbon dan atom-atom hidrogen, oksigen, nitrogen,
sulfur, halogen, atau fosfor ( Riswiyanto,2009).
Salah satu langkah untuk analisis kualitatif dari senyawa
organik adalah melalui identitas gugus fungsi. Dengan mengetahui
gugus fungsi maka dapat diketahui golongan dari senyawa organik
tersebut karena setiap golongan senyawa organik mempunyai sifat
tertentu bergantung pada gugus fungsionil yang dimilikinya.
Secara umum senyawa organik yang mempunyai gugus fungsi yang sama
Paraf
Page 2
akan mempunyai sifat yang sama ( Anonim,2014).
Secara sistematika, reaksi identifikasi terhadap gugus fungsi
yang dimiliki oleh senyawa organik, dapat dilakukan sebagai
berikut :
1. Reaksi identifikasi terhadap senyawa yang mempunyai ikatan
rangkap antara dua atom C yang saling berikatan/senyawa
hidrokarbon tak jenuh.
2. Reaksi identifikasi terhadap senyawa alkil halida dan aril
halida.
3. Reaksi identifikasi terhadap alkohol dan fenol.
4. Reaksi identifikasi terhadap asam karboksilat.
5. Reaksi identifikasi terhadap adanya gugus karbonil
( Anonim,2014).
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa organik yang
mengandung karbon dan hidrogen yang dapat di bedakan atas
hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon tak jenuh. Alkana di golongkan
sebagai senyawa hidrokarbon jenuh, sedangkan alkena, alkuna dan
senyawa aromatik termasuk senyawa hidrokarbon tak jenuh (Anonim,
2014).
Prinsip Kerja
Pada prinsipnya pemisahan dalam suatu proses destilasi
terjadi karena penguapan salah satu komponen dari campuran,
artinya dengan cara mengubah bagian-bagian yang sama dari keadaan
cair menjadi berbentuk uap. Dengan demikian persyarannya adalah
kemudahan menguap ( volatilitas ) dari komponen yang akan
Page 3
dipisahkan berbeda satu dengan yang lainnya. Destilat yang murni
praktis hanya dapat diperoleh jika cairan yang sukar menguap
mempunyai tekanan uap yang kecil sekali sehingga dapat diabaikan.
Refraktometer Abbe adalah refraktometer untuk mengukur
indeks bias cairan, padatan dalam cairan atau serbuk dengan
indeks bias dari 1,300 sampai 1,700 dan persentase padatan 0
sampai 95%. Pengukurannya didasarkan atas prinsip bahwa cahaya
yang masuk melalui prisma-cahaya hanya bisa melewati bidang batas
antara cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut yang terletak
dalam batas-batas tertentu yang ditentukan oleh sudut batas
antara cairan dan alas.
Alat
Tabung reaksi, pemanas listrik, pipet tetes, batang
pengaduk, gelas ukur 10 mL, penangas air, beaker glass 100 mL.
Bahan
Larutan 5 % Br2 dalam n-oktanol atau CH2Cl2, toluena,
aseton, heksena, sikloheksena, bensaldehida, fenol, toluena,
aseton, metanol, etanol, 1-propanol, 2-butanol, butiraldehida,
asetofenon, klorobensena, bensilklorida, t-butil bromida, larutan
1% Br2, larutan FeCl3 5%, larutan 2% KmnO4, larutan 5% Br2 dalam
CH2Cl2, 5% Br2 dalam oktanol atau CH2Cl2 atau 1% dalam air,
larutan 15% NaI dalam aseton, 2% AgNO3 dalam etanol 95%, 5 gram
CrO3 dalam 15 ml air dan 5 ml H2SO4 pekat, 2,4-
dinitofenilhidrasin, dietilen glikol atau DMF, HCl pekat, larutan
5% AgNO3, larutan 5% NaOH, larutan NH3 encer, Fehling A: 34,64 g
CuSO4.5H2O dalam 500 mL larutan, Fehling B: 65 g NaOH dan 173 g
KNa tartarat dalam 500 mL larutan.
Page 4
Prosedur Kerja
1. Uji kimia ketidak jenuhan
a. Reaksi dengan brom
Reagen : 5% Br2 dalam oktanol atau CH2Cl2 1% dalam air
Dimasukkan 4 tetes heksena atau sampel lainnya yang
disediakan ( toluena, aseton, etanol, bensaldehida ) kedalam
tabung reaksi bersih dam kering. Dimasukkan 2 mL n-oktanol.
Dikocok campuran perlahan – lahan. Ditambahkan tetes demi tetes
larutan brom sampai tidak terjadi perubaha warna. Dicatat jumlah
tetesnya untuk setiap sampel.
b. Oksidasi dengan KMnO4
Reagen : larutan 2% KMnO4
Dilarutkan 4 tetes heksena atau sample lainnya yang
disediakan ( toluena, aseton, etanol, bensaldehida ) ke dalam
sesedikit mungkin aseton atau air di dalam tabung reaksi kering
dan bersih. Ditambahkan tetes demi tetes larutan KMnO4 sampai
terjadi endapan hitam (atau larutan menjadi keruh). Dicatat
jumlah tetesnya.
2. Uji adanya halogen
a. Reagen : 2% AgNO3 dalam etanol 95%
Dimasukkan 3 tetes klorobensena atau sample lainnya yang
disediakan ( misalnya 2-butanol, kloroform, bensil klorida, dan
aseton) di dalam tabung reaksi kering dan bersih. Ditambahkan 2
mL reagen AgNO3. Didiamkan beberapa menit. Dimasukkan tabung
reaksi ke penangas air (50-60oC) bila belum terjadi endapan.
Page 5
Dicatat waktu yang diperlukan untuk terjadinya endapan untuk
setiap sampel.
b. Reagen : larutan 15% NaI dalam aseton kering
- (harus dibuat dan digunakan pada hari yang sama, simpan
dalam botol coklat, bila berwarna coklat harap dibuang)
Ditambahkan 3 tetes klorobensena atau sample lainnya yang
disediakan ( misalnya 2-butanol, kloroform, bensil klorida, dan
aseton) ke dalam 2 mL reagen NaI di dalam tabung reaksi kering
dan bersih. Dikocok campuran dalam tabung reaksi dan dibiarkan
sekitar 3 menit. Bila tidak terjadi perubahan, dimasukkan tabung
reaksi dalam penangas air pada suhu 50oC. Dicatat waktu yang
diperlukan untuk terbentukknya endapan.
3. Uji adanya OH alkohol
a. Bahan
Dimasukkan 4 tetes sampel yang disediakan ( metanol,
etanol, 2-butanol, aseton, klorobenzena, 1 tetes aseton, dan 1
tetes larutan asam kromat yang dibuat dengan melarutkan 5 gram
CrO3 dalam 15 ml air dan 5 ml H2SO4 pekat ) ke dalam tabung
reaksi yang bersih dan kering. Dikocok campuran dan diamati
perubahan yang terjadi. Ditest positif jika terjadi perubahan
warna dari kuning ke biru kehijauan atau terbentuk endapan.
4. Uji aldehida dan keton
a. Reagen : 2,4-dinitofenilhidrazin, dietilen glikol atau
DMF, HCl pekat.
Dimasukkan 2 tetes sample (aseton, bensaldehida,
asetofenon), 2 ml etanol 95 %, dan 1 ml larutan fenilhidrazin
Page 6
kedalam tabung reaksi. Dilakukan penggojokan kuat-kuat. Jika
tidak terbentuk endapan , dipanaskan campuran dengan pembakar
spiritus. Ditest positif jika terbentuk endapan kunig-merah.
Dicatat perubahan warna terhadap sample aldehida dan keton.
b. Tes Fehling
Reagen : Fehling A: 34,64 g CuSO4.5H2O dalam 500 mL larutan
Fehling B: 65 g NaOH dan 173 g KNa tartarat
dalam 500 mL larutan
Dimasukkan 1 mL sample (aseton, bensaldehida, asetofenon,
etanol), 1 mL reagen Fehling A dan 1 mL reagen Fehling B kedalam
tabung reaksi. Dipanaskan tabung reaksi di dalam penangas air
mendidih selama sekitar 5 menit. Diamati dan dicatat perubahan
yang terjadi pada sample aldehida dan keton.
c. Tes Tollen
Reagen : larutan 5% AgNO3, larutan 5% NaOH, larutan NH3 encer
(pengenceran 10 kali ammonia pekat).
Dimasukkan 1 mL sample ( misalnya aseton, bensaldehida,
asetofenon, 1 mL larutan 5% AgNO3 dan 1 mL larutan 5% NaOH dan 5
tetes ammonia) ke dalam tabung reaksi yang bersih. Dipanaskan
tabung reaksi di dalam penangas air mendidih selama sekitar 5
menit. Diamati dan catatlah perubahan yang terjadi pada sample
aldehida dan keton.
5. Uji Fenol
Ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering dimasukkan
2 tetes sampel ( misalnya 2-butanol, fenol, 1-propanol, dan 1
tetes larutan FeCl3 5 % ). Di lakukan penggojokan kuat-kuat.
Diamati dan dicatat terjadinya perubahan berwarna yang terjadi
Page 7
pada setiap sampel. Perubahan warna dari oranye ke kehjauan akan
pudar terhadap perubahan waktu.
Data dan Perhitungan
Data Percobaan :
1. Uji Kimia Ketidakjenuhan
a. Reaksi dengan Brom
Sampel
Jumla
h
Tetes
an
Hasil Keterangan Gambar
Toluena 4
2
fase,
Fase
organi
k dan
fase
air
Lapisan
bawah fase
air, lapisan
atas
berwarna
orange
dari
kiri:toluena,aseto
n,bensaldehid,etan
ol
Aseton 4
1
fase,
larut
sempur
na
Larutan
berwarna
kuning
jernih
Benzaldeh
ida4
2
fase,
larut
sempur
na
Larutan
berwarna
kuning pucat
+ panas
Etanol 6 1 Lapisan
Page 8
fase,
Fase
organi
k dan
fase
air
bawah fase
air, lapisan
atas
berwarna
kuning
b. Oksidasi dengan KMnO4
Sampel
Jumlah
Tetesa
n
Hasil Keterangan Gambar
Toluena 2Terbentuk
endapan
Larutan
berwarna ungu
dan terdapat
endapan
coklat
(dari kiri:
toluena,
aseton,
bensaldehid,
etanol)
Aseton 3
Terbentuk
larutan 1
fase
Larutan
berwarna ungu
Benzaldeh
ida3
Terbentuk
endapan
Larutan keruh
dan terbentuk
endapan
berwana
coklat +
panas
Etanol 3
Terbentuk
larutan 1
fase
Larutan
berwarna ungu
Page 9
2. Uji adanya Halogen
a. Reagen: 2% AgNO3 dalam etanol 95%
Sampel
Waktu
mengenda
p
Hasil Keterangan Gambar
Kloroben
zene
3 menit
(5
tetes)
Terbentuk
endapan
putih
Endapan
bercampur
dengan
Larutan
sehingga
larutan
menjadi
keruh Dari kiri: klorobensena, kloroform, 2-butanol, asetonKlorofor
m
(5
tetes)
Terbentuk
larutan 1
fase
Larutan
berwarna
kekuningan
dan jernih
2-
Butanol
(5
tetes)
Terbentuk
larutan 2
fase
Terbentuk 2
fase dan
larutan
tidak
berwarna
Aseton(5
tetes)
Terbentuk
larutan 1
fase
Larutan
berwarna
kekuningan
dan jernih
Page 10
b. Reagen: Larutan 15% NaI dalam Aseton kering
Sampel
Waktu
mengenda
p
Hasil Keterangan Gambar
Kloroben
zene
3 menit
(5
tetes)
Terbentuk
endapan
putih
Endapan
bercampur
dengan
Larutan
sehingga
larutan
menjadi
keruh dan
bagian atas
jernih
Dari kiri:
klorofom,
klorobensena
Klorofor
m
3 menit
(5
tetes)
Terbentuk
endapan
putih, 2
fase
Endapan
bercampur
dengan
Larutan
sehingga
larutan
menjadi
keruh
2-
Butanol
(5
tetes)
Terbentuk
larutan 1
fase
Larutan
tidak
berwarna
Aseton(5
tetes)
Terbentuk
larutan 1
fase
Larutan
tidak
berwarna
Page 11
3. Uji Adanya OH Alkohol
a. Reagen CrO3 + Air + H2SO4
SampelJenis
ReaksiHasil Keterangan
Gambar
Metanol
Eksoterm
(Menghas
ilkan
panas)
Terbentuk
larutan 1
fase
Larutan
berwarna
biru
kehijauan
Dari kiri: metanol.
Etanol, 2-butanol,
aseton.
Etanol
Eksoterm
(Menghas
ilkan
panas)
Terbentuk
larutan 1
fase
Terbentuk
endapan
biru
kehijauan
dan larutan
keruh
2-
Butanol
Eksoterm
(Menghas
ilkan
panas)
Terbentuk
larutan 2
fase
Larutan
tidak
berwarna
dan
terbentuk
endapan
warna biru
kehijauan
Klorofor
m
Eksoterm
(Menghas
ilkan
panas)
Terbentuk
larutan 1
fase
Larutan
berwarna
kuning
kecoklatanAseton Eksoterm Terbentuk Larutan
Page 12
(Menghas
ilkan
panas)
larutan 2
fase
berwarna
hijau
jernih dan
terbentuk
endapan
biru
kehijauan
4. Uji Aldehid dan Keton
a. Reagen: 2,4-dinitrofenilhidrazin, dietilen glikol atau DMF,
HCl pekat
Sampel Hasil Keterangan Gambar
AsetonTerbentuk
larutan 1 fase
Larutan berwarna
kuning muda dan
jernih
Asetofe
non
Aseton
Benzaldehide
Benzaldeh
ida
Terbentuk
endapan +
panas
Larutan berwarna
kuning muda dan
terbentuk
endapan dibagian
atas
Asetofeno
n
Terbentuk
larutan 1 fase
Larutan berwarna
kuning tua dan
jernih
Page 13
b. Tes Fehling
Sampel Hasil Keterangan Gambar
Aseton
Terbentuk
larutan 1
fase
Larutan
berwarna biru
dan jernih
Sebelum dipanaskan.
Setelah dipanaskan.
Benzaldeh
ida
Terbentuk
larutan 2
fase
Larutan bawah
berwarna biru
dan keruh,
sedangkan
bagian atas
berwarna biru
jernih serta
terbentuk
endapan putih
Asetofeno
n
Terbentuk
larutan 2
fase
Larutan bawah
berwarna biru
kehitaman dan
bagian atas
tidak berwarna
Etanol
Terbentuk
larutan 1
fase
Larutan
berwarna biru
c. Tes Tollen
Sampel Hasil Keterangan Gambar Aseton Terbentuk
larutan 3
fase
Larutan coklat
kehitaman dengan
3 fase tidak
Page 14
berwarna, coklat,
hitam
Aseton , Asetofenon ,Benzaldehida
Benzaldeh
ida
Terbentuk
larutan 2
fase
Terbentuk 2 fase
berwarna hitam,
atas: sedikit
tidak berwarna,
bawah: hitam
lebih banyak
Asetofeno
n
Terbentuk
larutan 2
fase
Terbentuk 2 fase
berwarna hitam,
atas: sedikit
tidak berwarna,
bawah: hitam
lebih banyak
5. Uji Fenol
Sampel Hasil Keterangan Gambar
2-
Butanol
Terbentuk
larutan 2
fase
Larutan bagian
bawah berwarna
kuning kemerahan
dan bagian atas
kekuningan dan
jernih
Dari kiri: 2-butanol,
fenol
Fenol
Terbentuk
larutan 1
fase
Larutan berwarna
ungu kehitaman
1-
propano
Terbentuk
larutan 1
Larutan berwarna
kuning kemerahan
Page 15
l fase 1-propanol
Pembahasan
Praktikum kali ini yaitu uji ketidak jenuhan dan prosedur
pertama yang dilakukan yaitu uji ketidakjenuhan. Pada prosedur
pertama terdapat dua perlakuan pada sampel yaitu reaksi dengan
brom dan oksidasi dengan KMnO4. Percobaan ini menggunakan larutan
aseton, benzaldehid, etanol dan toluena. Hasil dari reaksi ke
empat sampel tersebut dengan brom menunjukkan reaksi negatif
karena etanol dan aseton tidak terdapat C=C ikatan rangkap
sehingga reaksi adisi tidak terjadi sedangkan untuk toluena dan
benzaldehid tidak dapat bereaksi dengan brom kecuali dikatalis
oleh asam karena kedua senyawa merupakan senyawa aromatik. Adapun
reaksinya adalah sebagai berikut :
Reaksi dengan Toluena
Reaksi dengan Aseton
Page 16
Reaksi dengan Etanol
Uji ketidakjenuhan dengan KMnO4 pada etanol menghasilkan
perubahan warna yang menandakan terjadinya reaksi, awalnya tidak
berwarna menjadi bewarna ungu yang dihasilkan dari warna KMNO4
sehingga tidak terjadi reaksi antara etanol dan KMNO4. Seharusnya
etanol yang jenuh dapat bereaksi dengan KMnO4, karena etanol
adalah alkohol sekunder yang bisa teroksidasi menjadi keton.
Toluena tidak dapat bereaksi dengan KMnO4, karena antara toluena
dengan KMNO4 membentuk endapan putih dengan larutan ungu dan
reaksi antara toluena dengan KMnO4 tidak dapat terjadi karena
toluena merupakan turunan benzena (senyawa tak jenuh) yang tidak
mengalami oksidasi. Reaksi benzaldehida dengan KMnO4 juga
menghasilkan perubahan warna dari tidak berwarna menjadi endapan
coklat. Tabung keempat berisi aseton, hasilnya larutan berwarna
ungu. Aseton tidak dapat dioksidasi karena senyawa ini tidak
memiliki gugus OH yang tidak dapat dilepaskan saat bereaksi
sehingga larutannya hanya berwarna ungu dan tidak terdapat
endapan. Hasil percobaan tersebut merupakan senyawa yang memiliki
ikatan tak jenuh dan bisa dioksidasi. Reaksi yang terjadi sebagai
berikut:
Reaksi dengan etanol
(aq) + KMnO4(aq) → tidak bereaksi
Page 17
Reaksi dengan benzaldehida
(aq) + KMnO4(aq) → (aq) + MnO2(s) +
O2(g)
Reaksi dengan aseton
(aq) + KMnO4(aq) → tidak bereaksi
Reaksi dengan toluena
(aq) + KMnO4(aq) → tidak bereaksi
Prosedur kedua yaitu uji adanya halogen. Uji halogen yaitu
dengan menggunakan reagen AgNO3 dan NaI. Pada tahap pereaksian
sampel menggunakan reagen AgNO3 hasil yang diperoleh yaitu
keduanya positif. Reaksi yang terjadi pada tahap ini adalah
reaksi substitusi dimana ion NO3- digantikan oleh atom klorida
yang terikat pada kloroform dan klorobenzena membentuk endapan
putih AgCl. Reaksi ini dapat terjadi karena atom Cl lebih
elektronegatif dibandingkan dengan ion NO3- ,untuk sampel
kloroform tidak terbentuk endapan bahkan larut. Hal ini terjadi
karna kloroform bersifat folatil sehingga pada saat proses
pemanasan dilakukan jumlah kloroform yang terdapat dalam campuran
sangat sedikit atau bahkan sudah habis. Bahan tambahan yang lain
Page 18
adalah 2-butanol dan aseton, kedua bahan tersebut menghasilkan
reaksi yang negatif dimana kedua tersebut tidak termasuk bahan
yang bsa digunakan untuk pengujian adanya halogen. Sehingga kedua
bahan tambahan ini hanya digunakan untuk membuktikan ada atau
tidaknya halogen pada gugus OH. Reaksi yang terjadi sebagai
berikut:
Reaksi dengan klorobenzena
(aq) + C2H5OH(aq) + AgNO3(aq) → (aq) +
HNO3(aq) + AgCl(s)
Reaksi dengan kloroform
(aq) + C2H5OH(aq) + AgNO3(aq) → (aq) + HNO3(aq)
+ AgCl(s)
Reaksi dengan 2-butanol
CH3CH2CH2CH3 + C2H5OH(aq) + AgNO3(aq)
OH
Hasil uji halogen dengan NaI untuk klorobenzena dan
kloroform menghasilkan endapan putih, hal tersebut terjadi karena
Cl lebih elektonegatif dibandingkan I sehingga I tidak bisa
mendesak Cl dan tidak terbentuk endapan. Sedangkan untuk 2-
butanol dan aseton sama dengan pada pengujian halogen tidak dapat
bereaksi .Berikut reaksi-reaksi yang mungkin terjadi:
Page 19
Reaksi dengan klorobenzena
(aq) + NaI(aq) → (aq) + NaCl(s)
Reaksi dengan kloroform
(aq) + NaI(aq) → (aq) + NaCl(s)
Percobaan yang ketiga uji alkohol antara metanol, etanol, 2-
butanol, kloroform dan aseton terjadi reaksi oksidasi untuk
mengolongkan seyawa tersebut kedalam golongan alkohol. Reagen
pengoksidasi yang digunakan adalah CrO3. Sampel 2-butanol,
metanol, etanol dan aseton dapat dioksidasi oleh CrO3 yang
hasilnya secara berturut-turut sebagai berikut tidak berwarna dan
terbentuk endapan hijau, biru kehijauan, terbentuk endapan biru
kehijauan larutan keruh dan hijau jernih dan terbetuk endapan
hijau. Oksidasi CrO3 tidak terjadi pada kloroform dan aseton
dengan hasil larutan kuning kecoklatan dan terbentuk dua fase
larutan ,karena tidak mengandung gugus hidroksil (OH-) sehingga
bukan dalam golongan alkohol yang menghasilkan biru kehijauan
atau terbantuk endapan. Untuk aseton meskipun bukan termasuk
gugus OH tetapi pada ikatan rangkap O akan menjadikan reaksi
dengan CrO3 menjadi reaksi yang positif . Warna hijau dari reaski
tersebut ditimbul karena ion-ion dikromat(IV) direduksi menjadi
ion-ion kromium(III) yang berwarna hijau. Reaksi yang terjadi
sebagai berikut:
Page 20
Reaksi dengan metanol
(aq) → (aq)
Reaksi dengan etanol
(aq) → (aq)
Reaksi dengan 2-butanol
(aq) → (aq)
Uji fenilhidrazin untuk analisis penepatan adanya aldehid
dan keton oleh terbentuknya fenilhidrazon. Aseton menghasilkan
larutan kuning muda jernih. Seharusnya aseton menghasilkan
endapan saat bereaksi dengan reagen tetapi saat percobaan aseton
tidak mengalami perubahan. Bensaldehid menghasilkan larutan
berwarna kuning muda dan endapan diatas. Hal ini membuktikan
bahwa terdapat adanya reaksi positif dengan terbentuknya endapan.
Bensaldehid merupakan senyawa aldehid yang memiliki gugus OH yang
terikat yang dapat dilepaskanatau dioksidasi saat bereaksi dengan
reagen. Asetofenon menghasilkan larutan berwarna kuning tua
jernih, yang seharusnya asetofenon bereaksi dengan reagen dengan
menghasilkan endapan putih. Asetofenon merupakan senyawa keton
yang mempunyai gugus O yang bisa bereaksi dengan reagen
fenilhidrazin dengan membentuk endapan. Reaksi yang mungkin
terjadi pada aseton adalah:
Page 21
Reaksi dengan aseton
Reaksi dengan benzaldehida
Reaksi asetofenon:
Uji fehling menghasilkan untuk aseton berwarna biru
jernih setelah dipanaskan sedangkan Asetofenon membentuk 2 fase
biru tua dan tidak berwarna pada saat sebelum dan sesudah
pemanasan, hal ini terjadi karena sampel dengan fehling belum
benar-benar tercampur. Etanol merupakan gugus OH dan gugus
aldehida pada sampel terbongkar ikatannya dan dapat bereaksi
Page 22
dengan ion OH- membentuk asam karboksilat, etanol menghasilkan
warna larutan biru dan mengalami reaksi positif untuk uji fehling
ini. Benzaldehid tidak membentuk warna merah bata tetapi tetap
berupa larutan dengan 2 fase yaitu biru dan dibagian bawah biru
keruh terdapat endapan, hal ini terjadi karena ketidaktelitian
praktikan dalam melakukan percobaan sehingga terjadi kesalahan.
Endapan yang terbentuk adalah endapan Cu2O, karena adanya
oksidasi. Reaksi yang mungkin terjadi pada benzaldehida dengan
fehling adalah:
(aq) + 2 CuO → (aq) + Cu2O (s)
Uji tollen yang pertama yaitu aseton menghasilkan larutan
coklat kehitaman dengan 3 fase tidak berwarna, coklat, hitam
setelah dipanaskan. Aseton tidak dapat dioksidasi karena
merupakan senyawa keton yang tidak memiliki atom hidrogen yang
menempel pada atom karbon untuk dilepaskan. Aseton merupakan
golongan keton dan tidak dapat bereaksi dengan reagen tollen.
Selanjutnya bensaldehid menghasilkan larutan dua fase, fase atas
sedikit tidak berwarna, fase bawah berwarna hitam lebih
banyak,dan larutannya berwarna hitam setelah dipanaskan.
Seharusnya bensaldehid yang direaksikan dengan reagen tollens
akan menghasilkan cermin perak yang menempel pada dinding tabung
setelah dipanaskan tetapi kenyataannya saat percobaan tidak
terdapat endapan perak. Ini kemungkinan saat pengamatan tidak
begitu teliti akan adanya endapan perak yang terdapat dalam
tabung karena larutan yang begitu berwarna hitam. Benzaldehid
Page 23
adalah senyawa aldehid. Ketiga larutan asetofenon menghasilkan
larutan dua fase, fase atas sedikit tidak berwarna, fase bawah
berwarna hitam lebih banyak,dan larutannya berwarna hitam setelah
dipanaskan.Asetofenon merupakan senyawa keton yang memiliki gugus
O saja yang berikatan dengan senyawa jenuh. Reaksi digambarkan
sebagai berikut:
Reaksi dengan Aseton
CH3 CH3
O
+ Ag2O
Reaksi dengan Bensaldehida
H
O
+ Ag2OO H
O
+ 2Ag
benzaldehyde benzoic acid
Reaksi dengan Asetofenon
. Percobaan terakhir yaitu uji Fenol, sampel yang
digunakan adalah 2-butanol, fenol, dan 1-propanol. Uji positif
pada reaksi ini ditandai dengan perubahan warna larutan. Fenol
yang menghasilkan larutan berwarna ungu kehitaman. Jika suatu
fenol direaksikan dengan FeCl3 memberikan perubahan warna yang
bergantung pada struktur fenol. Seharusnya warna larutan berwarna
biru kehijauan setelah penambahan FeCl3. Kesalahan ini mungkin
dikarenakan kesalahan praktikan dalam melakukan percobaan dan
masih terdapatnya air dalam tabung reaksi (tidak kering).
Selanjutnya 2-butanol dan 1-propanol menghasilkan kuning
Page 24
kemerahan dibawah kuning jernih diatas dan berwarna kuning
kemerahan. Hal ini telah sesuai dengan teori yang ada karena 1-
propanol dan 2-butanol merupakan alkohol dan kita ketahui bahwa
gugus pada alkohol terikat pada karbon jenuh, bukan pada karbon
tak jenuh. Reaksinya yaitu:
Reaksi dengan 2-butanol
+CH3 CH3
O HFeCl3
butan-2-ol
Reaksi dengan Fenol
Reaksi dengan 1-propanol
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percoabaan ini adalah:
1. Teknik pengukuran fisik untuk mengidentifikasi suatu senyawa
organik dapat dilakukan dengan melihat perubahan yang terjadi
pada sampel dan menentukan warna dan fasa pada hasil reaksi.
2. Uji kimia yang dilakukan untuk mengidentifikasi gugus fungsi
pada percobaan ini adalah dengan mereaksikan sampel yang telah
+CH3 OH FeCl3propan-1-ol
Page 25
ada dengan reagen yang telah ditentukan dan sesuai dengan uji
masing-masing gugus fungsi. Hasil yang didapat akan menjadikan
data untuk menentukan senyawa tersebut termasuk kedalam gugus
fungsioal yang sesuai atau tidak.
Referensi
Anonim . 2014. http://www.chem-is-try.org. Diakses pada tanggal
25 februari 2014 16:04.
Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga
Tim Penyusun. 2014. PetunjukPraktikum Kimia Organik. Jember:
UniversitasJember.
Nama Praktikan
Luki Aprilliya S ( 121810301026 )