Top Banner
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK Judul : IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK TujuanPercobaan : 1. Mempelajari teknik pengukuran fisik untuk mengidentifikasi suatu senyawa organik. 2. Uji kimia untuk mengidentifikasi gugus fungsional senyawa organik. Pendahuluan Senyawa di alam begitu banyak dan melimpah, saat ini diperkirakan sudah mencapa jutaan dan akan terus bertambah dengan hadirnya senyawa-senyawa baru hasil sintesis para ahli kimia organik. Dapat dipastikan senyawa organik merupakan senyawa yang paling banyak dibandingkan dengan senyawa lain ( Riswiyanto,2009). Senyawa karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa organik adalah suatu senyawa yang unsur-unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atom-atom hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, halogen, atau fosfor ( Riswiyanto,2009). Salah satu langkah untuk analisis kualitatif dari senyawa organik adalah melalui identitas gugus fungsi. Dengan mengetahui gugus fungsi maka dapat diketahui golongan dari senyawa organik tersebut karena setiap golongan senyawa organik mempunyai sifat tertentu bergantung pada gugus fungsionil yang dimilikinya. Secara umum senyawa organik yang mempunyai gugus fungsi yang sama Paraf
25

IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK

Feb 21, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

Judul : IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL

SENYAWA ORGANIK

TujuanPercobaan : 1. Mempelajari teknik pengukuran fisik

untuk mengidentifikasi suatu senyawa organik.

2. Uji kimia untuk mengidentifikasi gugus

fungsional senyawa organik.

Pendahuluan

Senyawa di alam begitu banyak dan melimpah, saat ini

diperkirakan sudah mencapa jutaan dan akan terus bertambah dengan

hadirnya senyawa-senyawa baru hasil sintesis para ahli kimia

organik. Dapat dipastikan senyawa organik merupakan senyawa yang

paling banyak dibandingkan dengan senyawa lain

( Riswiyanto,2009).

Senyawa karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa

organik adalah suatu senyawa yang unsur-unsur penyusunnya terdiri

dari atom karbon dan atom-atom hidrogen, oksigen, nitrogen,

sulfur, halogen, atau fosfor ( Riswiyanto,2009).

Salah satu langkah untuk analisis kualitatif dari senyawa

organik adalah melalui identitas gugus fungsi. Dengan mengetahui

gugus fungsi maka dapat diketahui golongan dari senyawa organik

tersebut karena setiap golongan senyawa organik mempunyai sifat

tertentu bergantung pada gugus fungsionil yang dimilikinya.

Secara umum senyawa organik yang mempunyai gugus fungsi yang sama

Paraf

Page 2: IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK

akan mempunyai sifat yang sama ( Anonim,2014).

Secara sistematika, reaksi identifikasi terhadap gugus fungsi

yang dimiliki oleh senyawa organik, dapat dilakukan sebagai

berikut :

1. Reaksi identifikasi terhadap senyawa yang mempunyai ikatan

rangkap antara dua atom C yang saling berikatan/senyawa

hidrokarbon tak jenuh.

2. Reaksi identifikasi terhadap senyawa alkil halida dan aril

halida.

3. Reaksi identifikasi terhadap alkohol dan fenol.

4. Reaksi identifikasi terhadap asam karboksilat.

5. Reaksi identifikasi terhadap adanya gugus karbonil

( Anonim,2014).

Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa organik yang

mengandung karbon dan hidrogen yang dapat di bedakan atas

hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon tak jenuh. Alkana di golongkan

sebagai senyawa hidrokarbon jenuh, sedangkan alkena, alkuna dan

senyawa aromatik termasuk senyawa hidrokarbon tak jenuh (Anonim,

2014).

Prinsip Kerja

Pada prinsipnya pemisahan dalam suatu proses destilasi

terjadi karena penguapan salah satu komponen dari campuran,

artinya dengan cara mengubah bagian-bagian yang sama dari keadaan

cair menjadi berbentuk uap. Dengan demikian persyarannya adalah

kemudahan menguap ( volatilitas ) dari komponen yang akan

Page 3: IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK

dipisahkan berbeda satu dengan yang lainnya. Destilat yang murni

praktis hanya dapat diperoleh jika cairan yang sukar menguap

mempunyai tekanan uap yang kecil sekali sehingga dapat diabaikan.

Refraktometer Abbe adalah refraktometer untuk mengukur

indeks bias cairan, padatan dalam cairan atau serbuk dengan

indeks bias dari 1,300 sampai 1,700 dan persentase padatan 0

sampai 95%. Pengukurannya didasarkan atas prinsip bahwa cahaya

yang masuk melalui prisma-cahaya hanya bisa melewati bidang batas

antara cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut yang terletak

dalam batas-batas tertentu yang ditentukan oleh sudut batas

antara cairan dan alas.

Alat

Tabung reaksi, pemanas listrik, pipet tetes, batang

pengaduk, gelas ukur 10 mL, penangas air, beaker glass 100 mL.

Bahan

Larutan 5 % Br2 dalam n-oktanol atau CH2Cl2, toluena,

aseton, heksena, sikloheksena, bensaldehida, fenol, toluena,

aseton, metanol, etanol, 1-propanol, 2-butanol, butiraldehida,

asetofenon, klorobensena, bensilklorida, t-butil bromida, larutan

1% Br2, larutan FeCl3 5%, larutan 2% KmnO4, larutan 5% Br2 dalam

CH2Cl2, 5% Br2 dalam oktanol atau CH2Cl2 atau 1% dalam air,

larutan 15% NaI dalam aseton, 2% AgNO3 dalam etanol 95%, 5 gram

CrO3 dalam 15 ml air dan 5 ml H2SO4 pekat, 2,4-

dinitofenilhidrasin, dietilen glikol atau DMF, HCl pekat, larutan

5% AgNO3, larutan 5% NaOH, larutan NH3 encer, Fehling A: 34,64 g

CuSO4.5H2O dalam 500 mL larutan, Fehling B: 65 g NaOH dan 173 g

KNa tartarat dalam 500 mL larutan.

Page 4: IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK

Prosedur Kerja

1. Uji kimia ketidak jenuhan

a. Reaksi dengan brom

Reagen : 5% Br2 dalam oktanol atau CH2Cl2 1% dalam air

Dimasukkan 4 tetes heksena atau sampel lainnya yang

disediakan ( toluena, aseton, etanol, bensaldehida ) kedalam

tabung reaksi bersih dam kering. Dimasukkan 2 mL n-oktanol.

Dikocok campuran perlahan – lahan. Ditambahkan tetes demi tetes

larutan brom sampai tidak terjadi perubaha warna. Dicatat jumlah

tetesnya untuk setiap sampel.

b. Oksidasi dengan KMnO4

Reagen : larutan 2% KMnO4

Dilarutkan 4 tetes heksena atau sample lainnya yang

disediakan ( toluena, aseton, etanol, bensaldehida ) ke dalam

sesedikit mungkin aseton atau air di dalam tabung reaksi kering

dan bersih. Ditambahkan tetes demi tetes larutan KMnO4 sampai

terjadi endapan hitam (atau larutan menjadi keruh). Dicatat

jumlah tetesnya.

2. Uji adanya halogen

a. Reagen : 2% AgNO3 dalam etanol 95%

Dimasukkan 3 tetes klorobensena atau sample lainnya yang

disediakan ( misalnya 2-butanol, kloroform, bensil klorida, dan

aseton) di dalam tabung reaksi kering dan bersih. Ditambahkan 2

mL reagen AgNO3. Didiamkan beberapa menit. Dimasukkan tabung

reaksi ke penangas air (50-60oC) bila belum terjadi endapan.

Page 5: IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK

Dicatat waktu yang diperlukan untuk terjadinya endapan untuk

setiap sampel.

b. Reagen : larutan 15% NaI dalam aseton kering

- (harus dibuat dan digunakan pada hari yang sama, simpan

dalam botol coklat, bila berwarna coklat harap dibuang)

Ditambahkan 3 tetes klorobensena atau sample lainnya yang

disediakan ( misalnya 2-butanol, kloroform, bensil klorida, dan

aseton) ke dalam 2 mL reagen NaI di dalam tabung reaksi kering

dan bersih. Dikocok campuran dalam tabung reaksi dan dibiarkan

sekitar 3 menit. Bila tidak terjadi perubahan, dimasukkan tabung

reaksi dalam penangas air pada suhu 50oC. Dicatat waktu yang

diperlukan untuk terbentukknya endapan.

3. Uji adanya OH alkohol

a. Bahan

Dimasukkan 4 tetes sampel yang disediakan ( metanol,

etanol, 2-butanol, aseton, klorobenzena, 1 tetes aseton, dan 1

tetes larutan asam kromat yang dibuat dengan melarutkan 5 gram

CrO3 dalam 15 ml air dan 5 ml H2SO4 pekat ) ke dalam tabung

reaksi yang bersih dan kering. Dikocok campuran dan diamati

perubahan yang terjadi. Ditest positif jika terjadi perubahan

warna dari kuning ke biru kehijauan atau terbentuk endapan.

4. Uji aldehida dan keton

a. Reagen : 2,4-dinitofenilhidrazin, dietilen glikol atau

DMF, HCl pekat.

Dimasukkan 2 tetes sample (aseton, bensaldehida,

asetofenon), 2 ml etanol 95 %, dan 1 ml larutan fenilhidrazin

Page 6: IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK

kedalam tabung reaksi. Dilakukan penggojokan kuat-kuat. Jika

tidak terbentuk endapan , dipanaskan campuran dengan pembakar

spiritus. Ditest positif jika terbentuk endapan kunig-merah.

Dicatat perubahan warna terhadap sample aldehida dan keton.

b. Tes Fehling

Reagen : Fehling A: 34,64 g CuSO4.5H2O dalam 500 mL larutan

Fehling B: 65 g NaOH dan 173 g KNa tartarat

dalam 500 mL larutan

Dimasukkan 1 mL sample (aseton, bensaldehida, asetofenon,

etanol), 1 mL reagen Fehling A dan 1 mL reagen Fehling B kedalam

tabung reaksi. Dipanaskan tabung reaksi di dalam penangas air

mendidih selama sekitar 5 menit. Diamati dan dicatat perubahan

yang terjadi pada sample aldehida dan keton.

c. Tes Tollen

Reagen : larutan 5% AgNO3, larutan 5% NaOH, larutan NH3 encer

(pengenceran 10 kali ammonia pekat).

Dimasukkan 1 mL sample ( misalnya aseton, bensaldehida,

asetofenon, 1 mL larutan 5% AgNO3 dan 1 mL larutan 5% NaOH dan 5

tetes ammonia) ke dalam tabung reaksi yang bersih. Dipanaskan

tabung reaksi di dalam penangas air mendidih selama sekitar 5

menit. Diamati dan catatlah perubahan yang terjadi pada sample

aldehida dan keton.

5. Uji Fenol

Ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering dimasukkan

2 tetes sampel ( misalnya 2-butanol, fenol, 1-propanol, dan 1

tetes larutan FeCl3 5 % ). Di lakukan penggojokan kuat-kuat.

Diamati dan dicatat terjadinya perubahan berwarna yang terjadi

Page 7: IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK

pada setiap sampel. Perubahan warna dari oranye ke kehjauan akan

pudar terhadap perubahan waktu.

Data dan Perhitungan

Data Percobaan :

1. Uji Kimia Ketidakjenuhan

a. Reaksi dengan Brom

Sampel

Jumla

h

Tetes

an

Hasil Keterangan Gambar

Toluena 4

2

fase,

Fase

organi

k dan

fase

air

Lapisan

bawah fase

air, lapisan

atas

berwarna

orange

dari

kiri:toluena,aseto

n,bensaldehid,etan

ol

Aseton 4

1

fase,

larut

sempur

na

Larutan

berwarna

kuning

jernih

Benzaldeh

ida4

2

fase,

larut

sempur

na

Larutan

berwarna

kuning pucat

+ panas

Etanol 6 1 Lapisan

Page 8: IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK

fase,

Fase

organi

k dan

fase

air

bawah fase

air, lapisan

atas

berwarna

kuning

b. Oksidasi dengan KMnO4

Sampel

Jumlah

Tetesa

n

Hasil Keterangan Gambar

Toluena 2Terbentuk

endapan

Larutan

berwarna ungu

dan terdapat

endapan

coklat

(dari kiri:

toluena,

aseton,

bensaldehid,

etanol)

Aseton 3

Terbentuk

larutan 1

fase

Larutan

berwarna ungu

Benzaldeh

ida3

Terbentuk

endapan

Larutan keruh

dan terbentuk

endapan

berwana

coklat +

panas

Etanol 3

Terbentuk

larutan 1

fase

Larutan

berwarna ungu

Page 9: IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK

2. Uji adanya Halogen

a. Reagen: 2% AgNO3 dalam etanol 95%

Sampel

Waktu

mengenda

p

Hasil Keterangan Gambar

Kloroben

zene

3 menit

(5

tetes)

Terbentuk

endapan

putih

Endapan

bercampur

dengan

Larutan

sehingga

larutan

menjadi

keruh Dari kiri: klorobensena, kloroform, 2-butanol, asetonKlorofor

m

(5

tetes)

Terbentuk

larutan 1

fase

Larutan

berwarna

kekuningan

dan jernih

2-

Butanol

(5

tetes)

Terbentuk

larutan 2

fase

Terbentuk 2

fase dan

larutan

tidak

berwarna

Aseton(5

tetes)

Terbentuk

larutan 1

fase

Larutan

berwarna

kekuningan

dan jernih

Page 10: IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK

b. Reagen: Larutan 15% NaI dalam Aseton kering

Sampel

Waktu

mengenda

p

Hasil Keterangan Gambar

Kloroben

zene

3 menit

(5

tetes)

Terbentuk

endapan

putih

Endapan

bercampur

dengan

Larutan

sehingga

larutan

menjadi

keruh dan

bagian atas

jernih

Dari kiri:

klorofom,

klorobensena

Klorofor

m

3 menit

(5

tetes)

Terbentuk

endapan

putih, 2

fase

Endapan

bercampur

dengan

Larutan

sehingga

larutan

menjadi

keruh

2-

Butanol

(5

tetes)

Terbentuk

larutan 1

fase

Larutan

tidak

berwarna

Aseton(5

tetes)

Terbentuk

larutan 1

fase

Larutan

tidak

berwarna

Page 11: IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK

3. Uji Adanya OH Alkohol

a. Reagen CrO3 + Air + H2SO4

SampelJenis

ReaksiHasil Keterangan

Gambar

Metanol

Eksoterm

(Menghas

ilkan

panas)

Terbentuk

larutan 1

fase

Larutan

berwarna

biru

kehijauan

Dari kiri: metanol.

Etanol, 2-butanol,

aseton.

Etanol

Eksoterm

(Menghas

ilkan

panas)

Terbentuk

larutan 1

fase

Terbentuk

endapan

biru

kehijauan

dan larutan

keruh

2-

Butanol

Eksoterm

(Menghas

ilkan

panas)

Terbentuk

larutan 2

fase

Larutan

tidak

berwarna

dan

terbentuk

endapan

warna biru

kehijauan

Klorofor

m

Eksoterm

(Menghas

ilkan

panas)

Terbentuk

larutan 1

fase

Larutan

berwarna

kuning

kecoklatanAseton Eksoterm Terbentuk Larutan

Page 12: IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK

(Menghas

ilkan

panas)

larutan 2

fase

berwarna

hijau

jernih dan

terbentuk

endapan

biru

kehijauan

4. Uji Aldehid dan Keton

a. Reagen: 2,4-dinitrofenilhidrazin, dietilen glikol atau DMF,

HCl pekat

Sampel Hasil Keterangan Gambar

AsetonTerbentuk

larutan 1 fase

Larutan berwarna

kuning muda dan

jernih

Asetofe

non

Aseton

Benzaldehide

Benzaldeh

ida

Terbentuk

endapan +

panas

Larutan berwarna

kuning muda dan

terbentuk

endapan dibagian

atas

Asetofeno

n

Terbentuk

larutan 1 fase

Larutan berwarna

kuning tua dan

jernih

Page 13: IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK

b. Tes Fehling

Sampel Hasil Keterangan Gambar

Aseton

Terbentuk

larutan 1

fase

Larutan

berwarna biru

dan jernih

Sebelum dipanaskan.

Setelah dipanaskan.

Benzaldeh

ida

Terbentuk

larutan 2

fase

Larutan bawah

berwarna biru

dan keruh,

sedangkan

bagian atas

berwarna biru

jernih serta

terbentuk

endapan putih

Asetofeno

n

Terbentuk

larutan 2

fase

Larutan bawah

berwarna biru

kehitaman dan

bagian atas

tidak berwarna

Etanol

Terbentuk

larutan 1

fase

Larutan

berwarna biru

c. Tes Tollen

Sampel Hasil Keterangan Gambar Aseton Terbentuk

larutan 3

fase

Larutan coklat

kehitaman dengan

3 fase tidak

Page 14: IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK

berwarna, coklat,

hitam

Aseton , Asetofenon ,Benzaldehida

Benzaldeh

ida

Terbentuk

larutan 2

fase

Terbentuk 2 fase

berwarna hitam,

atas: sedikit

tidak berwarna,

bawah: hitam

lebih banyak

Asetofeno

n

Terbentuk

larutan 2

fase

Terbentuk 2 fase

berwarna hitam,

atas: sedikit

tidak berwarna,

bawah: hitam

lebih banyak

5. Uji Fenol

Sampel Hasil Keterangan Gambar

2-

Butanol

Terbentuk

larutan 2

fase

Larutan bagian

bawah berwarna

kuning kemerahan

dan bagian atas

kekuningan dan

jernih

Dari kiri: 2-butanol,

fenol

Fenol

Terbentuk

larutan 1

fase

Larutan berwarna

ungu kehitaman

1-

propano

Terbentuk

larutan 1

Larutan berwarna

kuning kemerahan

Page 15: IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK

l fase 1-propanol

Pembahasan

Praktikum kali ini yaitu uji ketidak jenuhan dan prosedur

pertama yang dilakukan yaitu uji ketidakjenuhan. Pada prosedur

pertama terdapat dua perlakuan pada sampel yaitu reaksi dengan

brom dan oksidasi dengan KMnO4. Percobaan ini menggunakan larutan

aseton, benzaldehid, etanol dan toluena. Hasil dari reaksi ke

empat sampel tersebut dengan brom menunjukkan reaksi negatif

karena etanol dan aseton tidak terdapat C=C ikatan rangkap

sehingga reaksi adisi tidak terjadi sedangkan untuk toluena dan

benzaldehid tidak dapat bereaksi dengan brom kecuali dikatalis

oleh asam karena kedua senyawa merupakan senyawa aromatik. Adapun

reaksinya adalah sebagai berikut :

Reaksi dengan Toluena

Reaksi dengan Aseton

Page 16: IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK

Reaksi dengan Etanol

Uji ketidakjenuhan dengan KMnO4 pada etanol menghasilkan

perubahan warna yang menandakan terjadinya reaksi, awalnya tidak

berwarna menjadi bewarna ungu yang dihasilkan dari warna KMNO4

sehingga tidak terjadi reaksi antara etanol dan KMNO4. Seharusnya

etanol yang jenuh dapat bereaksi dengan KMnO4, karena etanol

adalah alkohol sekunder yang bisa teroksidasi menjadi keton.

Toluena tidak dapat bereaksi dengan KMnO4, karena antara toluena

dengan KMNO4 membentuk endapan putih dengan larutan ungu dan

reaksi antara toluena dengan KMnO4 tidak dapat terjadi karena

toluena merupakan turunan benzena (senyawa tak jenuh) yang tidak

mengalami oksidasi. Reaksi benzaldehida dengan KMnO4 juga

menghasilkan perubahan warna dari tidak berwarna menjadi endapan

coklat. Tabung keempat berisi aseton, hasilnya larutan berwarna

ungu. Aseton tidak dapat dioksidasi karena senyawa ini tidak

memiliki gugus OH yang tidak dapat dilepaskan saat bereaksi

sehingga larutannya hanya berwarna ungu dan tidak terdapat

endapan. Hasil percobaan tersebut merupakan senyawa yang memiliki

ikatan tak jenuh dan bisa dioksidasi. Reaksi yang terjadi sebagai

berikut:

Reaksi dengan etanol

(aq) + KMnO4(aq) → tidak bereaksi

Page 17: IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK

Reaksi dengan benzaldehida

(aq) + KMnO4(aq) → (aq) + MnO2(s) +

O2(g)

Reaksi dengan aseton

(aq) + KMnO4(aq) → tidak bereaksi

Reaksi dengan toluena

(aq) + KMnO4(aq) → tidak bereaksi

Prosedur kedua yaitu uji adanya halogen. Uji halogen yaitu

dengan menggunakan reagen AgNO3 dan NaI. Pada tahap pereaksian

sampel menggunakan reagen AgNO3 hasil yang diperoleh yaitu

keduanya positif. Reaksi yang terjadi pada tahap ini adalah

reaksi substitusi dimana ion NO3- digantikan oleh atom klorida

yang terikat pada kloroform dan klorobenzena membentuk endapan

putih AgCl. Reaksi ini dapat terjadi karena atom Cl lebih

elektronegatif dibandingkan dengan ion NO3- ,untuk sampel

kloroform tidak terbentuk endapan bahkan larut. Hal ini terjadi

karna kloroform bersifat folatil sehingga pada saat proses

pemanasan dilakukan jumlah kloroform yang terdapat dalam campuran

sangat sedikit atau bahkan sudah habis. Bahan tambahan yang lain

Page 18: IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK

adalah 2-butanol dan aseton, kedua bahan tersebut menghasilkan

reaksi yang negatif dimana kedua tersebut tidak termasuk bahan

yang bsa digunakan untuk pengujian adanya halogen. Sehingga kedua

bahan tambahan ini hanya digunakan untuk membuktikan ada atau

tidaknya halogen pada gugus OH. Reaksi yang terjadi sebagai

berikut:

Reaksi dengan klorobenzena

(aq) + C2H5OH(aq) + AgNO3(aq) → (aq) +

HNO3(aq) + AgCl(s)

Reaksi dengan kloroform

(aq) + C2H5OH(aq) + AgNO3(aq) → (aq) + HNO3(aq)

+ AgCl(s)

Reaksi dengan 2-butanol

CH3CH2CH2CH3 + C2H5OH(aq) + AgNO3(aq)

OH

Hasil uji halogen dengan NaI untuk klorobenzena dan

kloroform menghasilkan endapan putih, hal tersebut terjadi karena

Cl lebih elektonegatif dibandingkan I sehingga I tidak bisa

mendesak Cl dan tidak terbentuk endapan. Sedangkan untuk 2-

butanol dan aseton sama dengan pada pengujian halogen tidak dapat

bereaksi .Berikut reaksi-reaksi yang mungkin terjadi:

Page 19: IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK

Reaksi dengan klorobenzena

(aq) + NaI(aq) → (aq) + NaCl(s)

Reaksi dengan kloroform

(aq) + NaI(aq) → (aq) + NaCl(s)

Percobaan yang ketiga uji alkohol antara metanol, etanol, 2-

butanol, kloroform dan aseton terjadi reaksi oksidasi untuk

mengolongkan seyawa tersebut kedalam golongan alkohol. Reagen

pengoksidasi yang digunakan adalah CrO3. Sampel 2-butanol,

metanol, etanol dan aseton dapat dioksidasi oleh CrO3 yang

hasilnya secara berturut-turut sebagai berikut tidak berwarna dan

terbentuk endapan hijau, biru kehijauan, terbentuk endapan biru

kehijauan larutan keruh dan hijau jernih dan terbetuk endapan

hijau. Oksidasi CrO3 tidak terjadi pada kloroform dan aseton

dengan hasil larutan kuning kecoklatan dan terbentuk dua fase

larutan ,karena tidak mengandung gugus hidroksil (OH-) sehingga

bukan dalam golongan alkohol yang menghasilkan biru kehijauan

atau terbantuk endapan. Untuk aseton meskipun bukan termasuk

gugus OH tetapi pada ikatan rangkap O akan menjadikan reaksi

dengan CrO3 menjadi reaksi yang positif . Warna hijau dari reaski

tersebut ditimbul karena ion-ion dikromat(IV) direduksi menjadi

ion-ion kromium(III) yang berwarna hijau. Reaksi yang terjadi

sebagai berikut:

Page 20: IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK

Reaksi dengan metanol

(aq) → (aq)

Reaksi dengan etanol

(aq) → (aq)

Reaksi dengan 2-butanol

(aq) → (aq)

Uji fenilhidrazin untuk analisis penepatan adanya aldehid

dan keton oleh terbentuknya fenilhidrazon. Aseton menghasilkan

larutan kuning muda jernih. Seharusnya aseton menghasilkan

endapan saat bereaksi dengan reagen tetapi saat percobaan aseton

tidak mengalami perubahan. Bensaldehid menghasilkan larutan

berwarna kuning muda dan endapan diatas. Hal ini membuktikan

bahwa terdapat adanya reaksi positif dengan terbentuknya endapan.

Bensaldehid merupakan senyawa aldehid yang memiliki gugus OH yang

terikat yang dapat dilepaskanatau dioksidasi saat bereaksi dengan

reagen. Asetofenon menghasilkan larutan berwarna kuning tua

jernih, yang seharusnya asetofenon bereaksi dengan reagen dengan

menghasilkan endapan putih. Asetofenon merupakan senyawa keton

yang mempunyai gugus O yang bisa bereaksi dengan reagen

fenilhidrazin dengan membentuk endapan. Reaksi yang mungkin

terjadi pada aseton adalah:

Page 21: IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK

Reaksi dengan aseton

Reaksi dengan benzaldehida

Reaksi asetofenon:

Uji fehling menghasilkan untuk aseton berwarna biru

jernih setelah dipanaskan sedangkan Asetofenon membentuk 2 fase

biru tua dan tidak berwarna pada saat sebelum dan sesudah

pemanasan, hal ini terjadi karena sampel dengan fehling belum

benar-benar tercampur. Etanol merupakan gugus OH dan gugus

aldehida pada sampel terbongkar ikatannya dan dapat bereaksi

Page 22: IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK

dengan ion OH- membentuk asam karboksilat, etanol menghasilkan

warna larutan biru dan mengalami reaksi positif untuk uji fehling

ini. Benzaldehid tidak membentuk warna merah bata tetapi tetap

berupa larutan dengan 2 fase yaitu biru dan dibagian bawah biru

keruh terdapat endapan, hal ini terjadi karena ketidaktelitian

praktikan dalam melakukan percobaan sehingga terjadi kesalahan.

Endapan yang terbentuk adalah endapan Cu2O, karena adanya

oksidasi. Reaksi yang mungkin terjadi pada benzaldehida dengan

fehling adalah:

(aq) + 2 CuO → (aq) + Cu2O (s)

Uji tollen yang pertama yaitu aseton menghasilkan larutan

coklat kehitaman dengan 3 fase tidak berwarna, coklat, hitam

setelah dipanaskan. Aseton tidak dapat dioksidasi karena

merupakan senyawa keton yang tidak memiliki atom hidrogen yang

menempel pada atom karbon untuk dilepaskan. Aseton merupakan

golongan keton dan tidak dapat bereaksi dengan reagen tollen.

Selanjutnya bensaldehid menghasilkan larutan dua fase, fase atas

sedikit tidak berwarna, fase bawah berwarna hitam lebih

banyak,dan larutannya berwarna hitam setelah dipanaskan.

Seharusnya bensaldehid yang direaksikan dengan reagen tollens

akan menghasilkan cermin perak yang menempel pada dinding tabung

setelah dipanaskan tetapi kenyataannya saat percobaan tidak

terdapat endapan perak. Ini kemungkinan saat pengamatan tidak

begitu teliti akan adanya endapan perak yang terdapat dalam

tabung karena larutan yang begitu berwarna hitam. Benzaldehid

Page 23: IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK

adalah senyawa aldehid. Ketiga larutan asetofenon menghasilkan

larutan dua fase, fase atas sedikit tidak berwarna, fase bawah

berwarna hitam lebih banyak,dan larutannya berwarna hitam setelah

dipanaskan.Asetofenon merupakan senyawa keton yang memiliki gugus

O saja yang berikatan dengan senyawa jenuh. Reaksi digambarkan

sebagai berikut:

Reaksi dengan Aseton

CH3 CH3

O

+ Ag2O

Reaksi dengan Bensaldehida

H

O

+ Ag2OO H

O

+ 2Ag

benzaldehyde benzoic acid

Reaksi dengan Asetofenon

. Percobaan terakhir yaitu uji Fenol, sampel yang

digunakan adalah 2-butanol, fenol, dan 1-propanol. Uji positif

pada reaksi ini ditandai dengan perubahan warna larutan. Fenol

yang menghasilkan larutan berwarna ungu kehitaman. Jika suatu

fenol direaksikan dengan FeCl3 memberikan perubahan warna yang

bergantung pada struktur fenol. Seharusnya warna larutan berwarna

biru kehijauan setelah penambahan FeCl3. Kesalahan ini mungkin

dikarenakan kesalahan praktikan dalam melakukan percobaan dan

masih terdapatnya air dalam tabung reaksi (tidak kering).

Selanjutnya 2-butanol dan 1-propanol menghasilkan kuning

Page 24: IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK

kemerahan dibawah kuning jernih diatas dan berwarna kuning

kemerahan. Hal ini telah sesuai dengan teori yang ada karena 1-

propanol dan 2-butanol merupakan alkohol dan kita ketahui bahwa

gugus pada alkohol terikat pada karbon jenuh, bukan pada karbon

tak jenuh. Reaksinya yaitu:

Reaksi dengan 2-butanol

+CH3 CH3

O HFeCl3

butan-2-ol

Reaksi dengan Fenol

Reaksi dengan 1-propanol

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari percoabaan ini adalah:

1. Teknik pengukuran fisik untuk mengidentifikasi suatu senyawa

organik dapat dilakukan dengan melihat perubahan yang terjadi

pada sampel dan menentukan warna dan fasa pada hasil reaksi.

2. Uji kimia yang dilakukan untuk mengidentifikasi gugus fungsi

pada percobaan ini adalah dengan mereaksikan sampel yang telah

+CH3 OH FeCl3propan-1-ol

Page 25: IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK

ada dengan reagen yang telah ditentukan dan sesuai dengan uji

masing-masing gugus fungsi. Hasil yang didapat akan menjadikan

data untuk menentukan senyawa tersebut termasuk kedalam gugus

fungsioal yang sesuai atau tidak.

Referensi

Anonim . 2014. http://www.chem-is-try.org. Diakses pada tanggal

25 februari 2014 16:04.

Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga

Tim Penyusun. 2014. PetunjukPraktikum Kimia Organik. Jember:

UniversitasJember.

Nama Praktikan

Luki Aprilliya S ( 121810301026 )