IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RSUD KOTA KENDARI PRIODE TAHUN 2016-2017 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III Jurusan Kebidanan Politeknik Kementerian kesehatan kendari OLEH YAUMIL INDAH JUDDAH P00324015041 KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIII TAHUN 2018
71
Embed
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.poltekkes-kdi.ac.id/460/1/PDF_opt.pdf1 IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RSUD KOTA
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RSUD KOTA
KENDARI PRIODE TAHUN 2016-2017
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan
Pada Program Studi Diploma III Jurusan Kebidanan Politeknik Kementerian kesehatan kendari
OLEH
YAUMIL INDAH JUDDAH P00324015041
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIII
TAHUN 2018
2
3
4
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Penulis
a. Nama : Yaumil Indah Juddah
b. Tempat/tanggal lahir : Kendari, 27 Juni 1997
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Suku/Kebangsaan : Bugis, Tolaki/Indonesia
f. Alamat : BTN Batu Marupa Blok F2 No.4
II. Pendididkan
a. SD Negeri 12 Poasia Tamat Tahun 2009
b. MTs Pesantren Ummusabri Tamat Tahun 2012
c. SMA Negeri 02 Kendari Tamat Tahun 2015
d. Mahasiswi Prodi D-III Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari
mulai tahun 2015 sampai sekarang
5
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karna
berkat karuniaNya jualah, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
tepat pada waktunya dengan judul “Faktor-faktor apa sajakah yang
mempengaruhi kejadian retensio plasenta di Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Kendari Priode 2016-2017”
Selama proses penyusunan karya tulis ilmiah penelitian ini, banyak
kendala yang dihadapi namun berkat dukungan dan bimbingan dari
berbagai pihak sehingga proposal ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulisan menyampaikan
ucapan terimakasih kepada ibu Hj. Syahrianti, S.Si.T, M.Kes selaku
pembimbing I dan ibu Farming, SST. M. Keb selaku pembimbing II yang
telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan
dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada yang
terhormat
1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Kendari.
2. Ibu Sultina Sarita, SKM, M. Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan.
3. Ibu Aswita ,S.Si.T,MPH selaku Ketua Prodi Jurusan D-III Kebidanan.
4. Kepada seluruh dosen dan staf pengajar Jurusan Kebidanan Poltekes
Kendari atas nasehat dan ilmu yang diberikan selama ini.
6
5. Direktur RSUD Kota Kendari serta seluruh Staf yang membantu dalam
melaksanakan penelitian selama ini.
6. Bapak Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang)
Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah memberikan izin penelitian
kepada penulis.
7. Teristimewa kepada orang tua saya bapak Sulkarnain Juddah S.Si dan
ibu Syahyusunarti S.Pd. Serta Kakak-ku Mughayat Syah Juddah, dan
Adik-ku Sitti Fadillah Juddah yang telah memberikan dorongan dan
bantuan serta doa selama penulis menuntut ilmu dijurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Kendari.
8. Kepada sahabat-sahabat-ku Rahayu Adriani Sari, Sri Putri Nur
Jannah. Dan teman seperjuanganku Putri Ilma Anjelita, Rani, Sandra
Ayu Putri, Melda Sustriawati, Gita Oktaviani Marola, yang telah
memberikan semangat dan membantu penulis dalam menyelesakan
pendidikan selama 3 tahun ini. Terimakasih atas doa dan
dukungannya selama ini.
Akhir kata penulis mengucapkan semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua.
Amin.
Kendari, Juli 2018
Penulis
7
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ......................................................................... i Halaman Persetujuan Pembimbing ............................................... ii Halaman Pengesahan Penguji ..................................................... iii Daftar Riwayat Hidup ................................................................... iv Kata Pengantar .......................................................................... v Daftar isi .................................................................................... vii Daftar Gambar ........................................................................... viii Daftar Tabel ............................................................................... ix Daftar Lampiran ......................................................................... x Abstrak ...................................................................................... xi Abstrac ....................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................. 3 C. Tujuan Penelitian .............................................................. 4 D. Manfaat Penelitian ............................................................. 4 E. Keaslian penelitian.......................................................... .... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................... 6 A. Telaah Pustaka ........................................................................... 6 B. Landasan teori ............................................................................ 23 C. Kerangka teori.......................................................................... .... 25 D. Kerangka konsep ........................................................................ 25
BAB III METODE PENELITIAN .................................................. 26 A. Jenis Penelitian ........................................................................... 26 B. Tempat & Waktu penelitian ......................................................... 26 C. Populasi & Sampel ...................................................................... 26 D. Definisi Operasional .................................................................... 27 E. Jenis dan Pengumpulan Data ..................................................... 28 F. Pengolahan Data ........................................................................ 29 G. Analisis Data ............................................................................... 29 H. Penyajian Data ............................................................................ 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................31 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................... . 31 B. Hasil Penelitian .......................................................................... 36 C. Pembahasan .............................................................................. 38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 43 A. Kesimpulan ............................................................................... 43 B. Saran .......................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
8
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Teori ......................................................... 25
Gambar 1.2 Kerangka Konsep ..................................................... 25
9
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Distribusi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Retensio Plasenta Berdasarkan Umur Ibu di RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2016-2017............................................. 37
Tabel 2 Distribusi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Retensio
Plasenta Berdasarkan Paritas Ibu di RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2016-2017............................... 37
Tabel 3 Distribusi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Retensio
Plasenta Berdasarkan Anemia Ibu di RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2016-2017............................... 38
10
DAFTAR LAMPIRAN
1. Prin Out Hasil Analisi SPSS.
2. Master Tabel.
3. Surat Izin Pengambilan Data Awal dari Poltekkes Kendari.
4. Surat Izin Penelitian dari Poltekkes Kendari.
5. Surat Pengantar Penelitiann dari Badan Penelitian dan
Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara.
6. Surat Pengantar Penelitian untuk Kepala Ruangan Teratai Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Kendari.
7. Surat hasil penelitian Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.
8. Surat Bebas Pustaka
9. Dokumentasi Penelitian
11
ABSTRAK
Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Retensio Plasenta di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Provinsi
Sulawesi Tenggara Periode Tahun 2016-2017
Yaumil Indah Juddah1, Hj. Syahrianti2, Farming2
Latar belakang : Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau lebih dari 30 menit setelah bayi lahir. Retensio plasenta dapat disebabkanoleh berbagai faktor, yaitu faktor maternalseperti paritas, usia ibu dan faktor uterus sepertiriwayat retensio plasenta serta riwayatendometritis Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian retensio plasenta di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Periode Tahun 2016-2017. Metode penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 kasus dengan menggunakan teknik total sampling. Hasil penelitian : Dari 40 orang ibu dengan retensio plasenta paling banyak terjadi pada umur berisiko yaitu (<20 tahun dan > 35 tahun)sebanyak 24 orang (60%) dan paling sedikit pada umur 20–35 tahun sebanyak 16 orang (40%). Dari 40 orang ibu dengan retensio plasenta paling banyak terjadi pada paritas grande multipara sebanyak 17 orang (42,5%) dan paling sedikit pada paritas primipara sebanyak 9 orang (22,5%). Dari 40 orang ibu dengan retensio plasenta paling banyak terjadi pada ibu yang menderita anemia ringan sebanyak 22 orang (55%) dan paling sedikit pada ibu yang menderita anemia berat sebanyak 3 orang (7,5%). Kesimpulan : Dari 40 orang ibu dengan retensio plasenta paling banyak terjadi pada umur <20 tahun dan >35 tahun, paritas grande multipara, dan anemia ringan. Sedangkan yang paling sedikit pada umur 20 – 35 tahun, paritas primipara dan anemia berat . Oleh karena itu, diharapkan kepada pihak Rumah Sakit Umum Daerah Kota kendari dan staf khususnya bidan untuk meningkatkan kualitas pelayanan antenatal care dalam upaya menurunkan angka kejadian ibu bersalin dengan retensio plasenta. Kata kunci : Retensio plasenta, umur, paritas, anemia
Identification of Factors that Influence Placental Retention in the
Regional General Hospital of Kendari, Southeast Sulawesi Province,
Period 2016-2017
Yaumil Indah Juddah1, Hj. Syahrianti2, Farming2
Latar belakang :Placental retention is the retention or absence of the placenta up to or more than 30 minutes after the baby is born. Placental retention can be caused by various factors, namely maternal factors such as parity, maternal age and uterine factors such as a history of placental retention and a history of endometritis. Research purposes:This study aims to get an overview of the factors that influence the incidence of retention of placenta at Kendari Regional General Hospital in Southeast Sulawesi Province for the 2016-2017 Period. Research methods:This research is a descriptive study, the sample in this study amounted to 40 cases using total sampling technique. The results of the study: Of the 40 mothers with placental retention most often at risk age (<20 years and> 35 years) as many as 24 people (60%) and at least at the age of 20-35 years as many as 16 people (40%). Of the 40 mothers with placental retention most occurred in parity grande multipara as many as 17 people (42.5%) and the least in primiparous parity as many as 9 people (22.5%). Of the 40 mothers with placental retention most often occurred in women who suffered from mild anemia as many as 22 people (55%) and the least in women who suffered from severe anemia as many as 3 people (7.5%). Conclusion: Of the 40 mothers with placental retention most occurred at the age
of <20 years and> 35 years, grande multipara parity, and mild anemia. While the least at age 20-35 years, primiparous parity and severe anemia. Therefore, it is expected that the Regional General Hospital of the City of Kendari and staff, especially midwives, to improve the quality of antenatal care services in an effort to reduce the incidence of maternity with placental retention. Keywords:Placental retention, age, parity, anemia
1. Student of Kendari Health Ministry Polytechnic Department of Midwifery 2. Lecturer of Kendari Health Ministry Polytechnic Department of Midwifery
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan upaya kesehatan ibu, di antaranya dapat dilihat dari
indikator Angka Kematian Ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu
selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh
kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena
sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh di setiap 100.000
kelahiran hidup. Antara tahun 1990 dan 2015, angka kematian ibu di
seluruh dunia turun sekitar 44%, tahun 2016 dan 2030, sebagai bagian
dari Sustainable Development Goals (SDGs), sasarannya adalah untuk
mengurangi rasio kematian maternal global menjadi kurang dari 70 per
100.000 kelahiran hidup (WHO, 2016) .
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menilai angka
kematian ibu melahirkan di Indonesia relatif tinggi. AKI mengalami
penurunan sejak tahun 1991 sampai dengan 2007, yaitu dari 390 menjadi
228. Namun demikian, Standar Demogravi Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi
359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menujukkan
penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup
berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015.(Profil
Kesehatan Indonesia, 2016).
1
2
Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014 empat penyebab
kematian ibu terbesar yaitu perdarahan 30,3%, hipertensi dalam
kehamilan (HDK) 27,1%, infeksi 7,3%, dan lain-lain yaitu penyebab
kematian ibu tidak langsung seperti kondisi penyakit kanker, ginjal,
jantung atau penyakit lain yang diderita ibu sebesar 35,3% (Kemenkes RI,
2014).
Kematian ibu di Provinsi Sulawesi Tenggara umumnya disebabkan
oleh pendarahan, penyebab lain-lain (retensio urine, asma bronkial, febris,
post sc, sesak nafas, sesak nafas post sc, dekompensasi cordis, plasenta
previa, komplikasi tbc, gondok, gondok beracun, TBC,) dan HDK.
Berbagai faktor menjadi penyebab seperti ekonomi, pengaruh budaya,
rendahnya kunjungan ke tenaga kesehatan selama hamil, keterlambatan
merujuk, terlambat sampai di fasilitas pelayanan kesehatan, atau
terlambat mendapat pertolongan yang dapat mengakibatkan kematian
(Dinkes Sulawesi Tenggara, 2015).
Faktor predisposisi terjadinya retensio plasenta adalah plasenta
previa, bekas seksio sesarea, pernah kuret berulang dan paritas
(Saifuddin, A.B., 2009). Faktor predisposisi lain yang menyebabkan
retensio plasenta yaitu usia, jarak persalinan, penolong persalinan, riwayat
k. Berdasarkan SK Walikota Kendari No16 tahun 2015 tanggal 13
Mei 2015 dikembalikan namanya menjadi RSUD Kota Kendari
sesuai PERDA Kota Kendari No. 17 Tahun 2001.
2. Sarana Gedung
RSUD Kota Kendari saat ini memiliki sarana gedung sbb :
a. Gedung anthurium (Kantor)
b. Gedung Bougenvile (Poliklinik)
c. Gedung IGD
d. Gedung Matahari (Radiologi)
e. Gedung Cryasant (Kamar Operasi)
f. Gedung asoka ( ICU )
32
g. Gedung Teratai (obgyn-ponek)
h. Gedung lavender ( rawat inap penyakit dalam)
i. Gedung mawar ( rawat inap anak )
j. Gedung melati (rawat inap bedah)
k. Gedung Tulip (rawat inap saraf dan THT)
l. Gedung Anggrek ( rawat inap VIP,KLS 1, dan KLS 2)
m. Gedung instalasi Gizi
n. Gedung laundry
o. Gedung laboratorium
p. Gedung kamar jenazah
q. Gedung VIP
r. Gedung PMCC (Private Medical Care)
Dalam menunjang pelaksanaan kegiatan rsud Kota Kendari
dilengapi dengan 4 unitmobil ambulance, 1 buah mobil
direktur,10 buah mobil dokter spesialis dan 10 buah sepeda
motor.
3. Ketenagaan
Jumlah tenaga kerja yang ada di rsud Kota kendari terdiri dari
a. Tenaga medis
b. Tenaga para medis
c. Tanaga para medis non perawatan
d. Tenaga administrasi
33
4. Visi, Misi, Fungsi, Nilai – Nilai Dasar, Motto, Tuga Pokok dan
strategi
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya RsUD Kota Kendari
mempunyai Visi dan misi.
a. Visi
„’RUMAH SAKIT PILIHAN MAYARAKAT’’
b. Misi
1) Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan menciptakan
pelayanan yang bermutu, cepat, tepat serta terjangkau leh
masyarakat.
2) Mendorong masyarakat untuk memenfaatan rsud Kota
Kendari menjadi RS mitra keluarga.
3) Meningkatkan SDM, sarana dan prasarana medis serta non
medis serta penunjang medis agar tercipta kondisi yang
aman dan nyaman bagi petugas, pasien dan keluarganya
serta masyarakat pada umumnya.
c. Motto
Senyum, salam, sapa, santun dan empati kepada setiap
pengguna jasa Rumah Sakit.
d. Tuga Pokok
Melakukan upaya kesehatan secara berdaya guna dan
berhaya guna dan berhasil guna cara mengutamakan upaya
penyembuhan, pemulihan yang dilakukan secara
34
serasi,terpadu dengan upaya peningatan dan pencegahan
serta melaksanakan upaya rujukan.
e. Fungsi
Untuk melaksankan tugas pokok tersebut,maka rsud Kota
Kendari bertanggung jawab dalam pelayanan kesehatan dan
berfungsi :
1) Menyelenggarkan pelayanan medis
2) Menyelenggarkan pelayanan penunjang medis dan non
medis.
3) Menyelenggarkan pelayanan dan asuhan keperawatan.
4) Menyelenggarkan pendidikan dan latihan.
f. Nilai – Nilai Dasar
1) Kejujuran
2) Keterbukaan
3) Kerendahan hati
4) Kesediaan melayi
5) Kerja keras
6) Kasih sayang
7) loyalitas
g. strategi
1) meningkatkan mutu pelayanan secara optimal.
35
2) Meningkatkan sumber daya manusia yang handal
dibanding kesehatan yag berorientasi pada tugas, melalui
pendidikan dan latihan.
3) Meningkatkan sarana dan prasarana medis dan non medis
seuai kebutuhan.
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di ruang bersalin
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara
dengan cara mengumpulkan data sekunder terdapat 40 ibu dengan
retensio plasenta, dari 40 ibu bersalin dengan retensio plasenta
tersebut semuanya dijadikan sampel dalam penelitian ini. faktor-faktor
yang mempengaruhi berdasarkan umur, paritas dan anemia,
didapatkan 40 kasus ibu yang bersalin dengan retensio plasenta.
Setelah data sekunder dikumpulkan, kemudian dilakukan analisis
statistik sesuai dengan tujuan penelitian selanjutnya dibahas dalam
bentuk tabel serta penjelasan sebagai berikut :
a. Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Retensio Plasenta Ditinjau
Dari Segi Umur Ibu.
Distribusi faktor kejadian retensio plasenta berdasarkan umum ibu disajikan dalam tabel berikut
36
Tabel 1: Distribusi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Retensio Plasenta Berdasarkan Umur Ibu di RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2016-2017.
Umur Frekuensi (n) Persen (%)
Berisiko
(<20 dan >35 tahun) 24 60
Tidak Berisiko
(20-35 tahun) 16 40
Total 40 100
Sumber : Data Sekunder Diolah 2018
Berdasarkan tabel 1 diatas, dari 40 kasus retensio plasenta
yang paling banyak mengalami retensio plasenta yaitu ibu dengan
umur berisiko yaitu (<20 dan > 30 tahun) sebanyak 24 orang
(60%), dan yang paling sedikit adalah ibu dengan umur 20–30
tahun sebanyak 16 orang (40%).
b. Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Retensio Plasenta Ditinjau
Dari Segi Paritas Ibu.
Tabel 2: Distribusi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Retensio Plasenta Berdasarkan Paritas Ibu di RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2016-2017.
Paritas Frekuensi (f) Persen (%)
Primipara 9 22,5
Multipara 14 35
Grande Multipara 17 42,5
Total 40 100
Sumber : Data Sekunder Diolah 2018 Berdasarkan tabel 2 diatas, dari 40 kasus retensio plasenta
yang paling banyak mengalami retensio plasenta yaitu ibu dengan
paritas grande multipara sebanyak 17 orang (42,5%), sedangkan
37
ibu bersalin yang mengalami retensio plasenta dengan paritas
multipara sebanyak 14 orang (35%) dan ibu bersalin yang
mengalami retensio plasenta yang paling sedikit adalah ibu
bersalin dengan paritas primipara yaitu sebanyak 9 orang (22,5%).
c. Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Retensio Plasenta Ditinjau
Dari Anemia Ibu.
Tabel 3: Distribusi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Retensio Plasenta Berdasarkan Anemia Ibu di RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2016-2017.
Anemia Frekuensi (f) persen (%)
Ringan 22 55
Sedang 15 37,5
Berat 3 7,5
Total 40 100
Sumber : Data Sekunder Diolah 2018 Berdasarkan tabel 3 menunjukkan, dari 40 ibu bersalin yang
mengalami retensio plasenta dengan anemia ringan sebanyak 22
orang (55%), ibu yang mengalami retensio plasenta dengan
anemia sedang sebanyak 15 orang (37,5%), dan ibu yang
mengalami retensio plasenta dengan anemia berat sebanyak 3
orang (7,5%).
C. Pembahasan
1. Umur
Pada tabel 1 menunjukkan dari 40 kasus retensio plasenta
yang paling banyak mengalami retensio plasenta yaitu ibu dengan
umur berisiko yaitu (<20 dan > 30 tahun) sebanyak 24 orang (60%),
38
dan yang paling sedikit adalah ibu dengan umur 20–30 tahun
sebanyak 16 orang (40%).
Faktor risiko terjadinya retensio plasenta diantaranya adalah
usia ibu bersalin berisiko tinggi yaitu usia <20 tahun dan >35 tahun.
Usia <20 tahun merupakan usia yang berisiko dikarenakan fungsi
reproduksi seorang wanita belum berkembang dengan sempurna.
Sedangkan usia >35 tahun fungsi reproduksi seorang wanita sudah
mengalami penurunan dibandingkan fungsi reproduksi normal
sehingga kemungkinan untuk terjadinya komplikasi pasca
persalinan terutama perdarahan akan lebih besar (Winkjosastro,
2011).
Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Riyanto
(2015) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara usia ibu
bersalin dengan kejadian retensio plasenta. Faktor risiko terjadinya
retensio plasenta yang menyebabkan perdarahan post persalinan
dan mengakibatkan kematian maternal pada wanita hamil yang
melahirkan pada usia dibawah 20 tahun dengan 2-5 kali lebih tinggi
daripada perdarahan pasca persalinan yang terjadi pada usia 20-29
tahun. Perdarahan pasca persalinan meningkat kembali setelah
usia 30-35 tahun (Mochtar, 2014).
2. Paritas
Pada tabel 2 menunjukkan, dari 40 kasus retensio plasenta yang
paling banyak mengalami retensio plasenta yaitu ibu dengan
39
paritas grande multipara sebanyak 17 orang (42,5%), sedangkan
ibu bersalin yang mengalami retensio plasenta dengan paritas
multipara sebanyak 14 orang (35%) dan ibu bersalin yang
mengalami retensio plasenta yang paling sedikit adalah ibu bersalin
dengan paritas primipara yaitu sebanyak 9 orang (22,5%).
Paritas tinggi menjadi salah satu faktor predisposisi tingginya
kejadian perdarahan postpartum salah satunya retensio palsenta.
Ibu dengan paritas grande multipara berpeluang besar menderita
retensio plasenta karena pada setiap kehamilan dan persalinan
terjadi perubahan serabut otot pada uterus yang dapat menurunkan
kemampuan uterus untuk berkontraksi sehingga sulit untuk
melakukan penekanan pembuluh-pembuluh darah yang terbuka
sehingga menyebabkan perdarahan (Manuaba, 2007).
Uterus yang telah melahirkan banyak anak cenderung
bekerja tidak efisien dalam semua kala persalinan. Paritas lebih
dari empat mempunyai risiko besar untuk terjadinya perdarahan
pasca persalinan karena pada multipara otot uterus sering
diregangkan sehingga dindingnya menipis dan kontraksinya
menjadi lemah. Risiko untuk terjadinya perdarahn persalinan akan
menjadi 4 kali lebih besar pada ibu yang paritasnya lebih dari satu
atau sama dengan 4 (Cunningham et al. 2004).
40
3. Anemia
Pada tabel 3 menunjukkan, dari 40 ibu bersalin yang
mengalami retensio plasenta dengan anemia ringan sebanyak 22
orang (55%), ibu dyang mengalami retensio plasenta dengan
anemia sedang sebanyak 15 orang (37,5%), dan ibu yang
mengalami retensio plasenta dengan anemia berat sebanyak 3
orang (7,5%).
Anemia pada ibu hamil dan bersalin dapat menyebabkan
kontraksi serat-serat myometrium terutama yang berada di sekitar
pembuluh darah yang mensuplai darah pada tempat perlengketan
plasenta menjadi lemah sehingga memperbesar resiko terjadinya
retensio plasenta karena myometrium tidak dapat berkontraksi.
Ibu dengan anemia dapat menimbulkan gangguan pada kala
uri yang di ikuti retensio plasenta dan perdarahn postpartum. Ibu
yang memasuki persalinan dengan konsentrasi hemoglobin yang
rendah (di bawah 10 gr/dl) dapat mengalami penurunan yang lebih
cepat lagi jika terjadinya perdarahan, bagaimanapun kecilnya.
Anemia berkaitan dengan debilitas yang merupakan penyebab
lebih langsung terjadinya retensio plasenta (Winkjosastro, 2011).
Penyebab anemia umumnya adalah kurang gizi, kurang zat
besi, ekhilangan darah pada persalinan yang lalu, dan penyakit-
penyakit kronik. Retensio plasenta terjadi karena ibu mengalami
anemia selama hamil. Dalam kehamilan penurunan kadar
41
haemoglobin yang dijumpai selama kehamilan disebabkan oleh
karena dalam kehamilan keperuan zat makanan bertambah dan
terjadinya perubahan-perubahan dalam darah. Penambahan
volume plasma yang relatif besar daripada penambahan massa
haemoglobin dan volume sel darah merah. Bertambhanya el-sel
darah kurang jika dibandingkan dengan bertambahnya plasma
sehingga terjadi pengenceran darah (Winkjosastro, 2011).
42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
1. Dari 40 orang ibu dengan retensio plasenta paling banyak terjadi pada
umur berisiko yaitu (<20 tahun dan > 35 tahun) sebanyak 24 orang
(60%) dan paling sedikit pada umur 20–35 tahun sebanyak 16 orang
(40%).
2. Dari 40 orang ibu dengan retensio plasenta paling banyak
terjadi pada paritas grande multipara sebanyak 17 orang
(42,5%) dan paling sedikit pada paritas primipara sebanyak 9
orang (22,5%).
3. Dari 40 orang ibu dengan retensio plasenta paling banyak
terjadi pada ibu yang menderita anemia ringan sebanyak 22
orang (55%) dan paling sedikit pada ibu yang menderita anemia
berat sebanyak 3 orang (7,5%).
B. Saran
Sejalan dengan hasil penelitian yang telah dikemukakan dalam uraian
sebelumnya, ada beberapa saran yang penulis ingin sampaikan yaitu :
1. Diharapkan kepada pihak Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari
dan staf khususnya bidan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
antenatal care dalam upaya menurunkan angka kejadian ibu bersalin
dengan retensio plasenta.
2. Diharapkan kepada ibu untuk meningkatkan informasi tentang
pentingnya pemeriksaan kehamilan serta komplikasi-komplikasi
42
43
yang bisa timbul selama kehamilan, persalinan dan nifas dalam