Top Banner
1
154

IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

Apr 09, 2019

Download

Documents

vokhue
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  1    

Page 2: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  2    

Page 3: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  3    

Page 4: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  4    

Page 5: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  5    

Page 6: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  6    

Page 7: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  7    

GAMBARAN UMUM IDENTIFIKASI

DAN ASESMEN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Saudara! Dalam rangka menyambut program pemerintah dalam

penyelenggaraan pendidikan inklusi, Anda sebagai guru di sekolah umum perlu

dibekali dengan berbagai pengetahuan tentang ABK. ABK akan mencapai hasil belajar yang optimal di sekolah apabila guru mampu

mengidentifikasi karakteristik ABK sebelum mengembangkan pembelajaran.

baik karakteristik umum maupun khusus. Karakteristik umum berupa

pengetahuan tentang sejumlah kelebihan yang dimiliki ABK, sedang

karakteristik khusus ialah data yang dimiliki setiap anak di kelas. Data tersebut

dapat diperoleh guru baik dari hasil identifikasinya maupun diterima dari

identifikator profesional

Pada Unit ini Anda akan diajak mencermati, cara mengidentifikasi dan melakukan asesmen ABK, sehingga Anda akan diantarkan untuk dapat mencapai indikator sebagai berikut.

Kemampuan yang diharapkan setelah Anda menyelesaikan Unit ini adalah agar mampu menjelaskan Pelayanan dan cara melakukan identifikasi dan asesmen dengan indikator 1. Menjelaskan hakekat identifikasi dan asesmen 2. Menjelaskan tujuan identifkasi 3. Mengidentifikasi hubungan identifikasi dan asesmen anak

berkebutuhan khusus 4. Mendiskripsikan Sasaran identifikasi dan petugas identifikasi 5. Menjelaskan teknik identifikasi 6. Menjalaskan cara melaksanakan identifikasi 7. Menjelaskan Tindak Lanjut Kegiatan Identifikasi : .

Page 8: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  8    

A. KONSEP DASAR IDENTIFIKASI DAN ASESMEN

1. Pengantar

Praktek mengidentifikasi merupakan tugas untuk berobservasi mengadakan asesmen di sekolah Inklusif atau SLB yang ditunjuk.Setelah mengidentifikasi pembaca mengadakan simulasi case conference untuk menindaklanjuti praktek identifikasi. Praktek asesmen dengan menggunakan format asesmen non formal di SD atau SLB yang ditunjuk. Untuk memperdalam kajian dalam unit ini, Anda juga diminta untuk mengerjakan latihan-latihan yang disediakan. Dengan demikian usai mengikuti kajian ini Anda akan memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan pelayanan identifikasi dan asesmen anak berkebutuhan khusus.

Substansi pada subunit buku dua ini akan memberikan penjelasan kepada Anda untuk mengkaji hakekat identifikasi dan asesmen yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar Inklusi. Praktek mengidentifikasi merupakan tugas untuk berobservasi mengadakan asesmen di Sekolah Inklusif atau SLB yang ditunjuk. Setelah mengidentifikasi pembaca mengadakan simulasi case conference untuk menindaklanjuti praktek identifikasi. Praktek asesmen dengan menggunakan format asesmen non formal di SD atau SLB yang ditunjuk.

Setelah mempelajari sub unit ini diharapkan pembaca dapat indikator

• Menjelaskan hakikat identifikasi dan asesmen • Menjelaskan tujuan identifikasi, • Menjelaskan hubungan identifikasi dan asesmen ABK, • Menjelaskan sasaran identifikasi dan petugas identifikasi, • Menjelaskan tehnik dan pelaksanaan identifikasi

Page 9: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  9    

1. Definisi Identifikasi ABK

Identifikasi merupakan kegiatan awal yang mendahului proses asesmen. Identifikasi adalah kegiatan mengenal atau menandai sesuatu, yang dimaknai sebagai proses penjaringan atau proses menemukan kasus yaitu menemukan anak yang mempunyai kelainan/masalah, atau proses pendektesian dini terhadap anak berkebutuhan khusus.

Menurut Swassing ( 1985 ), identifikasi mempunyai dua konsep yaitu konsep penyaringan ( screening ) dan identifikasi aktual (actual identifikcation). Menurut Wardani(1995) dalam Munawir Yusuf,M,Psi) , identifikasi merupakan langkah awal dan sangat penting untuk menandai munculnya kelainan atau kesulitan pada anak bekebutuhan khusus. Istilah identifkasi anak dengan kebutuhan khusus dimaksudkan sebagai usaha orang tua, guru, maupun tenaga kependidikan lainnya untuk mengetahui apakah seorang anak mengalami kelainan/penyimpangan pertumbuhan/ perkembangan (phisik, intelektual, social, emosional/tingkah laku) dibandingkan dengan anak normal seusianya.

Mengidentifikasi masalah berarti mengidentifikasi suatu kondisi atau hal yang dirasa kurang baik. Masalah pada anak ini diperoleh dari keluhan-keluhan orang tua dan keluarganya, keluhan guru, dan bisa didapat dari pengalaman-pengalaman lapangan, Seperti dikatakan oleh Norman D.Sundberg (2002) dalam Tin Suharmini ( 2005).”Gathering informastion to be used for treatment (parents teachers,and physician) provide data on the childs functioning”. Identifikasi dapat dilakukan oleh orang-orang yang dekat (sering berhubungan/bergaul) dengan anak, seperti orang tuanya, pengasuhnya, gurunya, dan pihak-pihak lain. Sedangkan langkah berikutnya, adalah asesmen. Bila diperlukan asesmen dapat dilakukan oleh tenaga profesional, seperti dokter, psikolog, neurolog, orthopedagog, therapis, dan lain-lain.

2. Definisi Asesmen ABK

Page 10: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  10    

Asesmen merupakan kegiatan profesional yang dilakukan secara khusus menentukan diagnosa dari gangguan atau kelainan yang dialami seseorang. Menurut Lenner (1988 ) asesmen didefinisikan sebagai proses pengumpulan informasi tentang seseorang anak yang akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang berhubungan dengan keadaan anak. Dalam konteks pendidikan , Hargrove dan Poteet ( 1984 ) menempatkan asesmen sebagai salah satu dari tiga aktivitas penting di bidang pendidikan bahkan mengawali dari aktifitas yang lain, ialah (1) asesmen (2) diagnostik (3) preskriptif. Dengan demikian maka asesmen dilakukan untuk menegakkan diagnosis, dan berdasarkan diagnosis tersebut dilakukan langkah berikutnya ialah preskrepsi, yakni perencanaan program pendidikan.

Menurut Salvia dan Ysseldyke seperti dikutip oleh Lerner (1988:54) dalam Dr.Mulyono Abdurrahman (1995), dalam kaitannya dengan upaya penanggulangan kesulitan belajar, asesmen dilakukan untuk lima keperluan, yaitu untuk (1) penyaringan (screening ), (2) pengalihtanganan (referral), (3) klasifikasi (classification), (4) perencanaan pembelajaran ( instructional planning), dan (5) pemantauan kemajuan belajar (monitoring pupil progress).

Khususnya bagi penyandang kelainan penglihatan Asesmen mempunyai fungsi yang lebih luas, ialah untuk pengobatan, pemberian bantuan dan juga untuk perencanaan pendidikan. Kegiatan ini harus melibatkan tenaga profesional, seperti dokter atau tenaga medis, dan atau petugas optic. Jika ditemukan adanya gejala klinis mengenai tanda-tanda adanya penyakit pada organ mata, baik yang secara fungsional telah mengganggu yang ditemukan tersebut secara klinis tidak merupakan suatu penyakit, mungkin memerlukan bantuan alat optic atau kaca mata yang sesuai. Karena bisa terjadi setelah dilakukan tindakan medis maupun non medis dapat mengfungsikan kembali penglihatannya dengan baik, tetapi tidak sedikit anak yang memang mengalami kelainan penglihatan sehingga tidak memungkinkan lagi untuk menggunakan fungsi penglihatan secara baik. Hasil dari asesmen dapat membantu membuat keputusan tentang pemecahan permasalahan pada pembelajaran. ( Wallace, Larsen & Elksmin,1992),Yeseldyke and Marston ( 1988 ) dalam Kauffam & Hallahan (2000).

Page 11: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  11    

Dijelaskan lebih jauh bahwa hasil asesmen akan menjadi bahan yang penting untuk merencanakan pendidikan yang sesuai bagi mereka. Disinilah fungsi asesmen bagi anak khususnya dibidang pendidikan. Tujuan utama dari suatu asesmen dalam pendidikan adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dalam pembuatan keputusan dalam rangka pemilihan tujuan dan sasaran pembelajaran, strategi pembelajaran,dan program penempatan yang tepat.

Latihan

1. Jelaskan mengapa sebelum asesmen perlu dilakukan kegiatan identifikasi? 2. Jelaskan mengapa guru harus melakukan identifikasi? 3. Jelaskan fungsi asesmen dalam merencanakan pendidikan?

3. Tujuan identifikasi ABK

Substansi pada subunit ini akan memberikan penjelasan tujuan identifikasi ABK di Sekolah Dasar. Untuk itu diharapkan Anda dapat mencermati dengan baik mengenai uraian dan ilustrasi yang ada. Selain itu diharapkan pula untuk membaca berbagai referensi lain yang relevan dengan konteks bahasan. Dengan demikian, usai mengikuti pembelajaran ini Anda diharapkan mampu menjelaskan tujuan melakukan identifikasi anak berkebutuhan khusus di Sekolah Dasar. Kegiatan identifikasi sifatnya masih sederhana dan tujuannya lebih ditekankan pada menemukan (secara kasar) apakah seorang anak tergolong anak dengan kebutuhan khusus atau bukan.

Tujuan identifikasi adalah untuk menghimpun informasi apakah seorang anak

mengalami kelainan/penyimpangan (phisik, intelektual, social, emosional,

dan/atau sensoris neurologis) dalam pertumbuhan/perkembangannya

dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya (anak-anak normal), yang

hasilnya akan dijadikan dasar untuk penyusunan program pembelajaran sesuai

dengan keadaan dan kebutuhannya.Menurut Swassing (1985 ) dalam Moch

Sholeh Y.A Ichrom,Ph.D , tujuan prosedur identifikasi adalah :

Page 12: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  12    

a. Merumuskan definisi

b. Menentukan spesifikasi

c. Menentukan prosedur

d. Menempatkan anak

Sedangkan menurut Rice (1985),tujuan identifikasi adalah untuk:

a. Menjabarkan karakteristik

b. Merancang niminasi

c. Menentukan alat tes dan penjaringan data

d. Mereview kasus dan menentukan program.

e. Melakukan reevaluasi.

Dalam rangka pendidikan inklusi, kegiatan identifikasi ABK dilakukan untuk

lima keperluan, yaitu: (1) penjaringan (screening), (2) pengalihtanganan

(referal), (3) klasifikasi, (4) perencanaan pembelajaran, dan (5) pemantauan

kemajuan belajar. Kegiatan identifikasi sifatnya masih sederhana dan tujuannya

lebih ditekankan pada menemukan (secara kasar) apakah seorang anak

tegolong anak berkebutuhann khusus atau bukan. Maka biasanya identifikasi

dapat dilakukan oleh orang-orang yang dekat (sering berhubungan/bergaul)

dengan anak, seperti orang tuanya, pengasuh, guru dan pihak lain yang terkait

dengannya. Sedangkan langkah selanjutnya, yang sering disebut asesmen,

dan bila diperlukan dapat dilakukan oleh tenaga profesional, seperti dokter,

psikolog, neurolog, orthopedagog, therapis, dan lain-lain. Identifkasi akan

dilanjutkan dengan asesment, yang hasilnya akan dijadikan dasar untuk

penyusunan progam pembelajaran sesuai dengan kemampuan dan

ketidakmampuannya.

4. Hubungan Identifikasi dengan Asesmen ABK

Identifikasi secara sederhana dapat diartikan sebagai kegiatan penjaringan

sedangkan asesmen dapat diartikan sebagai kegiatan penyaringan. Penjaringan mempunyai sifat yang masih kasar, dan sederhana. Sementara penyaringan lebih bersifat halus, rinci dan kompleks. Perbedaan lain yang

Page 13: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  13    

dapat dilihat adalah, identifikasi tujuannya sekedar untuk mengenali gejala-gejala tidak untuk diagnosis, sedangkan asesmen tujuannya untuk menegakkan diagnosis. Hubungan antara identifikasi dan asesmen dapat dijelaskan apabila dikaitkan dengan keseluruhan proses aktivitas pendidikan.Dalam kaitan itu maka Lewis dan Doorlag (1987 ) dalam menggambarkan proses pendidikan khusus bagi anak-anak berkelainan,mengajukan model sebagai berikut :

Sumber: Lewis,Rena B, dan Doorlag, Donals H, Teaching Special Student in the Mainstream, 1987 :17 dalam Drs.Munawir Yusuf,M.Psi

Identifikasi anak berkebutuhan khusus diperlukan agar keberadaan mereka

dapat diketahui sedini mungkin. Selanjutnya, dapat diberikan program

pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan mereka, baik penanganan medis,

terapi, dan pelayanan pendidikan untuk mengembangkan potensi mereka .

Untuk dapat mengidentifikasi ABK, guru di sekolah reguler memerllukan

pengetahuan tentang berbagai jenis dan tingkat kelainan anak, diantaranya

adalah kelainan fisik, mental, intelektual, sosial dan emosi. Selain jenis kelainan

tersebut terdapat anak yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa

atau sering disebut sebagai anak yang memiliki kecerdasan dan bakat luar

biasa. Masing- masing memiliki ciri dan tanda – tanda khusus atau karakteristik

yang dapat digunakan oleh guru untuk mengidentifikasi anak dengan

kebutuhan pendidikan khusus.

Identify  Student  with  Special  Needs  

Assesment  Special  Needs  

Plan  Education  Program  

Implement  Education  Program  

Evaluate  Educational  Program  

Communicate  &  Coordinate  with  other  Professionals  and  parents  

Page 14: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  14    

Di bawah ini adalah model yang dapat untuk menjelaskan hubungan antara identifikasi dan asesmen adalah model dari McLoughlin dan Lewis (1981), sebagai berikut :

Formal Informal

Legal Instruction

Sumber : McLughlin,James dan Lewis,Rena B,Assessing Special Students 1981:12

Seorang guru menemukan siswa yang tidak bisa menulis pada kelas awal,

setelah didekati ternyata siswa tersebut tidak bisa menggerakkan tangannya

untuk menulis. Guru melakukan asesmen awal dengan melakukan tes untuk

menulis dipapan tulis, ternyata gerakan tanganpun sangat kaku, ia

membawanya keruang khusus berdiskusi dengan guru pembimbing khusus

atau guru yang ditugaskan untuk melakukan asesmen. Setelah dilakukan

asesmen menulis ternyata siswa tersebut mengalami kekakuan pada jari-

jarinya, sehingga guru membutuhkan konsultasi pada seseorang yang lebih

profesional untuk mengidentifikasi apakah siswa tersebut membutuhkan

dengan kebutuhan pendidikan khusus.

Screning  &  Identifikasi  

Referal  

Assesment  

Decision  Making  

Program  Design  

Evaluasi  

Annual  Review  

Page 15: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  15    

5. Bagaimana Melakukan Identifikasi.

Setelah Anda mempelajari hakekat identifikasi dan asesmen serta memahami

tujuan identifikasi serta hubungan identifikasi dan asesmen untuk ABK,

selanjutnya setalah mengikuti uraian ini diharapkan Anda memiliki kompetensi

untuk melakukan identifikasi anak berkebutuhan khusus.

5.1. Sasaran Identifikasi Sasaran identifikasi ABK adalah seluruh anak usia pra-sekolah dan usia

sekolah dasar. Sedangkan secara khusus (operasional), sasaran identifikasi

anak dengan kebutuhan khusus adalah:

• Anak yang sudah bersekolah di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah;

• Anak yang akan masuk ke Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah;

• Anak yang belum/tidak bersekolah karena orangtuanya merasa anaknya

tergolong ABK sedangkan lokasi SLB jauh dari tempat tinggalnya;

sementara itu, semula SD terdekat belum/tidak mau menerimanya;

• Anak drop-out SD/Madrasah Ibtidaiyah karena factor akademik.

5.2. Petugas Identifikasi Untuk mengidentifikasi seorang anak apakah tergolong anak dengan kebutuhan

khusus atau bukan, dapat dilakukan oleh: Guru kelas; orang tua anak;

dan/atau tenaga professional terkait.

5.3. Alat identifikasi Secara sederhana ada beberapa aspek informasi yang perlu mendapatkan

perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut ini adalah contoh alat

identifikasi sederhana untuk membantu guru dan orang tua menemukenali

anak yang memerlukan layanan pendidikan khusus, antara lain sebagai berikut

1. Form 1 : Informasi riwayat perkembangan anak 2. Form 2 : informasi/ data orangtua anak/wali siswa 3. Form 3 : informasi profil kelainan anak (AI-ALB)

Page 16: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  16    

Dari ketiga informasi tersebut secara singkat dijelaskan sebagai berikut.

Informasi riwayat perkembangan anak

Informasi riwayat perkembangan anak adalah informasi mengenai keadaan

anak sejak di dalam kandungan hingga tahun-tahun terakhir sebelum

masuk SD/MI.. Informasi ini penting sebab dengan mengetahui latar

belakang perkembangan anak, mungkin kita dapat menemukan sumber

penyebab problema belajar.

Data orang tua/wali siswa

Selain data mengenai anak, diperlukan juga data orang tua/wali siswa

sekurang-kurangnya mencakup informasi mengenai identitas orang

tua/wali, hubungan orang tua-anak, data sosial ekonomi orang tua, serta

tanggungan dan tanggapan orang tua/ keluarga terhadap anak. Identitas

tersebut meliputi umur, agama, status, pendidikan, pekerjaan pokok,

pekerjaan sampingan, dan tempat tinggal. Data mengenai tanggapan orang

tua antara lain persepsi orang tua terhadap anak, kesulitan yang dirasakan

orang tua terhadap anak yang bersangkutan, harapan orang tua dan

bantuan yang diharapkan orang tua untuk anak yang bersangkutan.

Informasi mengenai profil kelainan anak (AI – ALB) Informasi mengenai gangguan/kelainan anak sangat penting, sebab dari

beberapa penelitian terbukti bahwa anak-anak yang prestasi belajarnya

rendah cenderung memiliki gangguan/kelainan penyerta. Survei terhadap

696 siswa SD dari empat provinsi di Indonesia yang rata-rata nilai rapornya

kurang dari 6,0 (enam, nol), ditemukan bahwa 71,8% mengalami disgrafia,

66,8% disleksia, 62,2% diskalkulia, juga 33% mengalami gangguan emosi

dan perilaku, 31% gangguan komunikasi, 7,9% cacat / kelainan anggota

tubuh, 6,6% gangguan gizi dan kesehatan, 6% gangguan penglihatan, dan

2% gangguan pendengaran (Balitbang, 1996) dalam Identifikasi Anak

Berkebutuhan Khusus,Direktorat PSPLB,2006

Page 17: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  17    

Tanda-tanda kelainan atau gangguan khusus pada siswa perlu diketahui guru.

Karena kelainan pada diri anak, secara langsung atau tidak langsung, dapat

menjadi salah satu faktor timbulnya problema belajar.

Rangkuman

o Identifkasi anak berkebutuhan khusus merupakan suatu usaha seseorang (orang tua, guru, maupun tenaga kependidikan lainnya) untuk mengetahui apakah seorang anak mengalami kelainan/penyimpangan (phisik, intelektual, social, emosional/tingkah laku) dalam pertumbuhan/ perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya (anak-anak normal).

o Asesmen dilakukan untuk lima keperluan, yaitu untuk (1) penyaringan (sreening ), (2) pengalihtanganan (referral), (3) klasifikasi (classification), (4) perencanaan pembelajaran ( instructional planning), dan (5) pemantauan kemajuan belajar anak (monitoring pupil progress).

o Hasil dari assessmen dapat membantu kita memutuskan tentang pemecahan permasalahan pada pembelajaran siswa dan jika permasalahan itu diidentifikasi maka kita akan dapat melakukannya.

o Sasaran identifikasi adalah Anak yang sudah bersekolah di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah; Anak yang akan masuk ke Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah; Anak yang belum/tidak bersekolah karena orangtuanya merasa anaknya tergolong anak dengan kebutuhan khusus sedangkan lokasi SLB jauh dari tempat tinggalnya; sementara itu, semula SD terdekat belum/tidak mau menerimanya; Anak yang drop-out Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah karena factor akademik.

o Petugas Identifikasi adalah Guru kelas; Orang tua anak; dan/atau Tenaga professional terkait

o Alat identifikasi terdiri tiga format yang berkaitan dengan Form 1Informasi riwayat perkembangan anak ,Form 2 : informasi/ data orangtua anak/wali siswa dan Form 3 : informasi profil kelainan anak (AI-ALB). Format tersebut akan disampaikan dalam lampiran.

Page 18: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  18    

Soal Formatif 1 1. Untuk mengenal atau menandai munculnya kelainan atau kesulitan anak

apakah anak mengalami kelainan disebut : A. Identifikasi dan penjaringan B. Pelayanan Asesmen C. Identifikasi anak D. Identifikasi anak berkebutuhan khusus

2. Proses penjaringan atau proses menemukan anak apakah mempunyai

kelainan/masalah, atau proses pendeteksian dini terhadap anak disebut : A. PPI B. Asesmen C. Identifikasi D. Identifikasi dan asesmen

3. Prosedur merumuskan definisi, menentukan spesifikasi, menentukan

prosedur dan menempatkan anak adalah prosedur didalam…… A. Tujuan identifikasi B. Tujuan asesmen C. Tujuan program pembelajaran individual D. Tujuan identifikasi dan asesmen

4. Di bawah ini adalah tujuan identifikasi anak berkebutuhan khusus kecuali

A. Penjaringan ( sreening ) B. Pengalihtanganan C. asesmen D. Klasifikasi

5. Hubungan antara identifikasi dan asesmen adalah :

A. sebagai kegiatan mencari kelemahan dan kekuatan B. mencari klasifikasi C. menentukan masalah D. kegiatan penjaringan dan penyaringan

6. Diantara pernyataan berikut ini, manakah yang paling tepat sebagai definisi

asesmen, A. proses mengumpulkan informasi dengani berbagai tes, mengenai

Page 19: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  19    

kemampuan anak B. proses mengumpulkan informasi tentang anak berkebutuhan

khusus C. proses pengumpulan informasi sistematis dalam upaya perencanaan

dan implementasi pembelajaran D. proses pengumpuan informasi mengenai penyimpangan prilaku

anak berkebutuhan khusus

7. Berikut ini adalah langkah yang lebih spesifik dalam melaksanakan asesmen anak berkebutuhan khusus di sekolah , kecuali :

A. menentukan cakupan dan tahapan keterampilan yang akan diajarkan B. menetapkan perilaku yang akan diases C. menentukan instrumen tes D. memilih aktivitas evaluasi

8. Guru di sekolah dapat menafsirkan atau menentukan jenis layanan yang

diperlukan anak berkebutuhan khusus, dengan terlebih dahulu............... A. menentukan kompetensi yang harus dikuasai anak B. membandingkan kemampuan nyata dan kemampuan ideal C. memeriksa hasil asesmen D. mendiskusikan bersama staf yang lain

9. Sasaran identifikasi anak berkebutuhan khusus adalah :

A. Anak yang akan masuk ke Sekolah Dasar/Mdrasah Ibtidaiyah B. Anak yang rajin belajar C. Anak yang taat pada peraturan D. Anak yang akan dimasukkan sekolah non regular

10. Untuk mengidentifikasi dan menemukenali anak yang memerlukan layanan khusus diperlukan data dengan cara:

A. Informasi perkembangan anak mengenai keadaan anak sejak di dalam kandungan hingga tahun-tahun terakhir.

B. Informasi dari guru dan para therapys C. Informasi profil kelainan anak, riwayat perkembangan dan informasi

data orang tua D. Pengumpulan data yang lengkap

Page 20: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  20    

B. ASESMEN SEBAGAI DASAR PENYUSUNAN PROGRAM PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Pendahuluan

Salah satu karakteristik dalam penyelenggaraan pendidikan bagi anak berkebutuhan

khusus (ABK) yaitu berorientasi kepada kebutuhan anak. Layanan pendidikan lebih

ditekankan kepada layanan individual. Layanan pendidikan seperti ini, sebetulnya merupakan

bentuk penghargaan dari heterogenitas yang dialami anak berkebutuhan khusus. Dalam

upaya memahami kebutuhan ABK, seorang guru selalu membutuhkan data yang akurat

berkenaan dengan kebutuhan dan masalah yang dihadapi setiap anak didiknya. Untuk dapat

menggali data dan informasi tentang kebutuhan dan masalah yang dihadapi ABK, guru dapat

melakukannya melalui kegiatan yang disebut dengan asesmen.

Asesmen dapat dipandang sebagai upaya yang sistematis untuk mengetahui kemampuan,

kesulitan, dan kebutuhan ABK pada bidang tertentu. Data hasil asesmen dapat dijadikan

bahan dalam penyusunan program pembelajaran secara individual. Sehubungan dengan itu,

asesmen harus menjadi kompetensi bagi seluruh guru khususnya dalam menangani ABK.

Berkenaan dengan asesmen merupakan kompetensi bagi guru pada di sekolah

terutama yang menangani ABK, maka pada bahan belajar mandiri 1 ini akan dibahas tentang

1) konsep dasar dan ruang lingkup asesmen, 2) prosedur pengembangan instrumen asesmen,

3) prosedur pelaksanaan asesmen.

Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi bahan belajar mandiri ini meliputi:

1. 1. Konsep Dasar Asesmen dan Ruang Lingkup Asesmen bagi Anak Berkebutuhan

Khusus

2. 2. Prosedur Pengembangan Instrumen Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus

3. 3. Prosedur Pelaksanaan Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus

Petunjuk Belajar

Agar Anda dapat memahami isi bahan belajar mandiri ini dengan baik, perhatikan1ah petunjuk

Page 21: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  21    

mempelajari bahan belajar mandiri ini sebagai berikut:

1. Bacalah keseluruhan materi dalam bahan belajar mandiri ini secara cepat dan tepat,

berusaha mengerti secara keseluruhan materi bahan belajar mandiri ini

2. Sesudah itu mulailah membaca setiap kegiatan belajar secara lebih teliti dengan berusaha

memahami, mencari dan menemukan setiap konsep yang diuraikan

3. Bila ada bagian yang tidak atau kurang Anda mengerti maka berilah tanda dan catat dalam

buku catatan Anda untuk dapat Anda tanyakan pada waktu ada tatap muka

4. Setelah Anda pelajari dengan hati-hati setiap bagian dari bahan belajar mandiri ini,

cobalah lakukan evaluasi sendiri hasil belajar Anda dengan cara membuat pertanyaan

sendiri dan berusaha menjawab sendiri

5. Buatlah kesimpulan dalam kata-kata Anda sendiri dari keseluruhan bahan yang Anda baca

dalam bahan belajar mandiri ini

6. Akhirnya kerjakanlah latihan dan tes formatif yang tersedia

Page 22: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  22    

C. KONSEP DASAR

RUANG LINGKUP ASESMEN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Melalui kegiatan pembelajaran ini pembaca diperkenalkan dengan konsep dasar dan

ruang lingkup asesmen bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). Pembahasan difokuskan pada

pentingnya asesmen dalam pendidikan bagi ABK, fungsi dan tujuan pelaksanaan asesmen.

A. TUJUAN

Dengan mempelajari kegiatan pembelajaran ini diharapkan pembaca memiliki

pengetahuan tentang konsep dasar dan ruang lingkup asesmen anak berkebutuhan

khusus. Secara khusus pembahasan ini bertujuan agar pembaca mampu:

1. Menjelaskan pengertian asesmen ABK

2. Menjelaskan tujuan pelaksanaan asesmen dalam pendidikan ABK.

3. Menjelaskan ruang lingkup asesmen ABK.

B. POKOK BAHASAN

1. Pengertian asesmen ABK

2. Tujuan pelaksanaan asesmen dalam pendidikan ABK

3. Ruang lingkup asesmen ABK

C. INTISARI BACAAN

1. Pengertian Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus

Asesmen berasal dari bahasa Inggris to assess (kk: menaksir); Assessment (kb:

taksiran). Istilah menaksir mengandung makna deskriptif atau menggambarkan sesuatu,

sehingga sifat atau cara kerja asesmen sangat komprehensif. Artinya utuh dan

menyeluruh.

Banyak para ahli pendidikan yang mengemukakan tentang definisi asesmen

diantaranya: Wallace & Longlin (1979) mengemukakan bahwa asesmen merupakan suatu

proses sistematis dengan menggunakan instrumen yang sesuai untuk mengetahui perilaku

belajar, penempatan, dan pembelajaran. Rosenberg (1982) mengemukakan bahwa

asesmen merupakan suatu proses pengumpulan informasi yang akan digunakan untuk

membuat pertimbangan dan keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran anak.

Sedangkan menurut Robert M. Smith (2002)

Page 23: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  23    

Asesmen adalah suatu penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim

untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan anak, yang mana hasil keputusannya dapat

digunakan untuk menentukan layanan pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar

untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran. Ahli pendidikan lainnya McLoughlin

&Lewis (1986) mengemukakan bahwa, asesmen adalah proses yang sistematis dalam

mengumpulkan data seorang anak yang berfungsi untuk melihat kemampuan dan

kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang

sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut, guru akan dapat menyusun

program pembelajaran yang bersifat realistis sesuai dengan kenyataan yang obyektif.

Menurut Fallen & Umansky (1988) asesmen adalah proses pengumpulan data

untuk tujuan pembuatan keputusan dan menerapkan seluruh proses pembuatan

keputusan tersebut, mulai diagnosa paling awal terhadap problem perkembangan sampai

penentuan akhir terhadap program anak. Sedangkan menurut Fried Mangungsong 1(995)

asesmen adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi, data-data

yang berkaitan dalam membantu seseorang mengambil keputusan yang berkaitan dengan

masalah pendidikan. Adapun menurut Lidz (2003) asesmen merupakan proses

pengumpulan informasi untuk mendapatkan profil psikologis anak, yang meliputi gejala

dan intensitasnya, kendala-kendala yang dialami, kelebihan dan kelemahannya, serta

peran pendukung yang dibutuhkan anak. Lerner, (1988:54) mendefinisikan bahwa

asesmen merupakan suatu proses pengumpulan informasi tentang seorang siswa yang

akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang berhubungan dengan

pembelajaran siswa tersebut. Selanjutnya dikemukakan bahwa:Asesmen merupakan

kegiatan/proses mengidentifikasi atau mengumpulkan fakta/data/evidence kemudian

membandingkan fakta tersebut dengan suatu parameter atau ukuran tertentu dengan

tujuan tertentu. Untuk mendapatkan fakta/data/evidence tersebut dibutuhkan suatu alat

ukur/metode, dan kegiatan tersebut dilakukan oleh satu atau sekumpulan pengukur.

http://www.ab-cons.com/articles.htm1 2004

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa asesmen adalah:

a. Proses sistematis yang bersifat komprehensip,

b. Berupa informasi (data/fakta/evidence) untuk mengetahui gejala dan intensitasnya,

kendala-kendala yang dialami, serta kelemahan dan kekuatan anak,

c. Adanya pembanding informasi tersebut dengan suatu parameter/ukuran dengan

Page 24: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  24    

menggunakan instrumen,

d. Adanya pelaku “asesor” (melibatkan tim)yang mengumpulkan informasi,

e. Digunakan untuk menyusun suatu program pembelajaran yang dibutuhkan anak yang

bersifat realistis, sesuai dengan kenyataan secara objektif.

Dalam konteks pendidikan asesmen berfungsi untuk melihat kemampuan dan

kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang

sesungguhnya dibutuhkan dalam pembelajarannya. Dengan perkataan lain, asesmen

digunakan untuk menemukan dan menetapkan di mana letak masalah yang dihadapi serta

apa yang menjadi kebutuhan belajar seorang anak. Berdasarkan informasi itulah seorang

guru akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat realistis dan obyektif

atau sesuai dengan kenyataan tentang anak tersebut.

Moh. Amin (1995) mengemukakan tentang perlunya asesmen dalam pendidikan

bagi ABK didasari oleh beberapa pertimbangan sebagai berikut:

Pertama, pada dasarnya tindakan asesmen merupakan tindak lanjut dari kegiatan

deteksi. Pada kegiatan deteksi semata-mata hanya berusaha menemukan atau

menelusuri keadaan perkembangan anak yang sehingga akhirnya dapat diduga bahwa

anak tersebut diklasifikasikan sebagai anak berkebutuhan khusus. Dengan demikian

dalam kegiatan deteksi tidak dibicarakan mengenai tindak lanjut atau bagaimana

pelaksanaan pembelajarannya.

Kedua, perbedaan individual. Anak berkebutuhan khusus memiliki perbedaan-

perbedaan individual, baik perbedaan yang bersifat inter individual maupun perbedaan

yang bersifat intra individual. Perbedaan inter individual, yaitu perbedaan kemampuan ABK

dengan teman-temannya yang ABK. Misalnya: diberikan pelajaran berhitung dengan

materi yang sama kepada dua orang anak tunagrahita yang berada pada tingkat

ketunagrahitaan yang sama. Ternyata dalam penyelesaian tugasnya, kedua anak tersebut

berbeda kecepatannya, yang mengakibatkan adanya perbedaan materi berhitung bagi

masing-masing anak tersebut. Adapun perbedaan intra individual, yaitu perbedaan

kemampuan pada diri ABK itu sendiri. Dia memiliki kemampuan dalam satu bidang

tertentu, akan tetapi ia mengalami kesulitan yang tergolong berat dalam bidang yang

lainnya. Untuk mengetahui kemampuan dan kesulitan tersebut diperlukan tindakan atau

kegiatan asesmen.

Di lapangan, asesmen dan evaluasi (penilaian) sering menjadi samar dan

Page 25: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  25    

digunakan secara tidak tepat. Evaluasi dan asesmen merupakan dua hal yang memiliki

kemiripan, namun keduanya sangat berbeda.

Perbandingan Asesmen dan Evaluasi

Komponen Asesmen Evaluasi

Pelaksanaan

Konten (instrumen)

Tujuan

Sebelum, saat, akhir pembelajaran,

dan terus bergulir tanpa henti (dynamics assessment)

Didasarkan kepada masalah dan

kemampuan yang dimilki anak

Untuk melihat kondisi anak saat itu baik

kemampuan, kesulitan, maupun kebutuhan

belajarnya.

Saat dan akhir pembelajaran

Didasarkan pada materi yang

telah diberikan

Untuk mengukur seberapa

jauh materi dapat

diserap/dikuasai anak

2. Tujuan Pelaksanaan Asesmen dalam pendidikan ABK

Pada dasarnya tujuan utama dilakukannya asesmen adalah untuk memperoleh

informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan

program pembelajaran bagi anak yang bersangkutan. Moh.Amin (1995) mengemukakan

bahwa tujuan dilakukannya asesmen berkaitan erat dengan waktu mengadakannya.

Kegiatan asesmen yang dilakukan setelah ditemukan bahwa seseorang itu ABK atau

setelah kegiatan deteksi, maka asesmen diperlukan untuk:

a. Menyaring kemampuan ABK; hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan anak

Page 26: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  26    

dalam setiap aspek. Misalnya: bagaimana kemampuan bahasanya, kemampuan

kognitifnya, kemampuan geraknya, atau kemampuan penyesuaian dirinya..

b. Keperluan pengklasifikasian, penempatan, dan penemuan program pendidikan ABK

c. Menentukan arah atau tujuan pendidikan serta kebutuhan ABK. Tujuan pendidikan

ABK pada dasarnya sama dengan tujuan pendidikan pada umumnya. Mengingat

kemampuan dan kebutuhan mereka berbeda-beda dan perbedaan tersebut

sedemikian rupa, sehingga perlu dirumuskan tujuan khusus yang disesuaikan dengan

kemampuan dan kebutuhan tersebut.

d. Mengembangkan program pendidikan yang diindividualisasikan yang dikenal dengan

IEP (Individualized Educational Program). Dengan data yang diperoleh sebagai hasil

asesmen dapatlah diketahui kemampuan dan ketidakmampuan ABK. Kemampuan dan

ketidakmampuan menjadi dasar untuk mengembangkan kemampuan berikutnya.

Dengan demikian program yang dikembangkan akan sesuai dengan kemampuan dan

kebutuhan setiap anak

e. Menentukan strategi, lingkungan belajar, dan evaluasi pengajaran.

McLoughlin & Lewis (1986) mengemukakan bahwa sekurang-kurangnya ada lima

keperluan mengapa kita melakukan asesmen, yaitu untuk: screening (penyaringan), referal

(pengalihtanganan), perencanaan pembelajaran, memonitor kemajuan siswa, dan evaluasi

program. Sedangkan menurut Robb, Benardoni, dan Johnson (1972) dalam Robert M.

Smith, ada beberapa tujuan mengapa seseorang melakukan asesmen, yaitu:

a. Menyaring dan mengidentifikasi anak

b. Membuat keputusan tentang penempatan anak

c. Merancang program individualisasi pendidikan

d. Memonitor kemajuan anak secara individual

e. Mengevaluasi keefektifan program

Selanjutnya Sunardi & Sunaryo (2006) mengemukakan bahwa secara umum

asesmen bermaksud untuk:

a. Memperoleh data yang relevan, objektif, akurat, dan komprehensif tentang kondisi

anak saat ini.

b. Mengetahui profil anak secara utuh, terutama permasalahan dan hambatan belajar

yang dihadapi, potensi yang dimiliki, kebutuhan-kebutuhan khususnya, serta daya

dukung lingkungan yang dibutuhkan anak

Page 27: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  27    

c. Menentukan layanan yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan

khususnya dan memonitor kemajuannya

Adapun menurut Bomstein dan Kazdin (1985), asesmen bertujuan untuk:

a. Mengidentifikasi masalah dan menyeleksi target intervensi

b. Memilih dan mendesain program treatmen

c. Mengukur dampak treatmen yang diberikan secara terus menerus

d. Mengevaluasi hasil-hasil umum dan ketepatan dari terapi

3. Ruang Lingkup Asesmen Pendidikan ABK

Pada dasarnya asesmen pendidikan terutama difokuskan pada berbagai bidang

pelajaran di sekolah, baik faktor yang mempengaruhi prestasi di sekolah seperti bidang

akademik, bahasa, dan keterampilan sosial maupun faktor lingkungan. Faktor lingkungan

dapat dipertimbangkan bersama dengan analisis strategi belajar dan perilaku belajar siswa

yang dapat diamati dan dapat diukur. Sebagaimana dikemukakan oleh McLoughlin &

Lewis (1986:3) bahwa:Educational assessment focuses mainly on the many areas of

learning in school, as well as any other factor affecting school achievement. Academic,

language, and social skills are examined. Environmental factors may also be considered,

along with analyzing the student’s observable and measurable learning behavior and

learning strategies.

Penyelenggaraan pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus, secara garis besar

asesmen dapat dikelompokkan menjadi dua (Yusuf, M.2005), yaitu: asesmen akademik,

dan asesmen perkembangan. Asesmen akademik menekankan pada upaya mengukur

pencapaian prestasi belajar siswa. Pada asesmen akademik aspek yang diases adalah

bidang-bidang kemampuan dan keterampilan akademik seperti keterampilan membaca,

menulis, dan berhitung atau matematika. Sedangkan asesmen perkembangan

mengutamakan pada aspek-aspek yang berkaitan dengan keterampilan prasyarat yang

diperlukan untuk keberhasilan bidang akademik. Adapun aspek-aspek yang diases dapat

berupa perkembangan kognitif, yang meliputi: aspek bahasa dan komunikasi, persepsi,

konsentrasi, dan memori; perkembangan motorik, perkembangan social, dan

perkembangan emosi..SedangkanHarwell, (1982) mengemukakan bahwa aspek-aspek

perkembangan yang perlu diases khususnya bagi anak berkesulitan belajar, mencakup:

a) Gangguan motorik, b)Gangguan persepsi c)Gangguan perhatian/atensi d) Gangguan

Page 28: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  28    

memori e)Hambatan dalam orientasi ruang/arah, f)Hambatan dalam perkembangan

bahasa, g)Hambatan dalam pembentukan konsep, dan h)Mengalami masalah dalam

perilaku.

D. LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda

mengerjakan latihan berikut ini.

1. Rumuskan pengertian asesmen menurut Anda !

2. Jelaskan ruang lingkup asesmen !

E. RANGKUMAN

1. Asesmen adalah proses pengumpulan informasi tentang anak yang akan dijadikan

bahan pertimbangan dalam penyusunan program yang sesuai dengan kebutuhani

anak tersebut.

2. Perbedaan yang mencolok antara ABK menuntut guru anak berkebutuhan khusus

untuk berkarya nyata dan lebih kreatif dalam mengembangkan kurikulum.

3. Di lapangan, asesmen dan evaluasi (penilaian) sering menjadi samar dan digunakan

secara tidak tepat. Evaluasi dan asesmen merupakan dua hal yang memiliki

kemiripan, namun keduanya sangat berbeda.

4. Ruang lingkup asesmen pendidikan meliputi aspek perkembangan dan aspek

akademik.

F. TES FORMATIF

Petunjuk: Pilihlah salah satu option yang dianggap paling benar!

1. Suatu kegiatan untuk menggali informasi tentang kemampuan anak dalam menguasai

suatu materi pelajaran yang telah dipelajarinya, dimaknai sebagai kegiatan …

a. Asesmen

b. Evaluasi

c. Diagnostik

d. Preskriptif

Page 29: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  29    

2. Secara konten (instrumen) kegiatan asesmen pada dasarnya adalah …

a. Cenderung menghasilkan informasi yang mengarah pada pelabelan

b. Dilaksanakan pada saat dan akhir pembelajaran

c. Didasarkan pada materi yang telah diberikan

d. Didasarkan kepada masalah dan kemampuan yang dimilki anak

3. Kegiatan asesmen berbeda dengan kegiatan diagnostik. Kegiatan diagnostik adalah …

a. Cenderung menghasilkan informasi yang mengarah pada pelabelan

b. Dilaksanakan pada saat dan akhir pembelajaran

c. Didasarkan pada materi yang telah diberikan

d. Untuk mengukur seberapa jauh materi dapat diserap/dikuasai anak

4. Kegiatan asesmen bertujuan untuk:

a. Untuk menghasilkan informasi yang mengarah pada pelabelan

b. Untuk melihat kemampuan, kesulitan, maupun kebutuhan belajarnya.

c. Didasarkan pada materi yang telah diberikan

d. Untuk mengukur seberapa jauh materi dapat diserap/dikuasai anak

5. Berikut ini adalah karakteristik kegiatan asesmen perkembangan, kecuali …

a. Menekankan pada upaya mengukur pencapaian prestasi belajar siswa

b. Mengases keterampilan pre-requisite bidang akademik

c. Mengases keterampilan prasyarat bidang akademik

d. Mengases perilaku adaptif siswa

6. Berikut ini adalah karakteristik kegiatan asesmen akademik, kecuali …

a. Menekankan pada upaya mengukur pencapaian prestasi belajar siswa

b. Mengases bidang-bidang kemampuan akademik

c. Mengases bidang keterampilan akademik, seperti calistung

d. Mengases perkembangan persepsi siswa

7. Evaluasi dan asesmen merupakan dua hal yang memiliki kemiripan, namun keduanya

sangat berbeda. Perbedaan tersebut terletak terutama pada …

a. Evaluasi cenderung menghasilkan informasi yang mengarah pada pelabelan

b. Asesmen dilaksanakan pada saat dan akhir pembelajaran

Page 30: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  30    

c. Asesmen didasarkan pada materi yang telah diberikan

d. Evaluasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh materi dapat dikuasai anak

8. Pelaksanaan asesmen dilakukan sebelum, saat, akhir pembelajaran, dan terus bergulir

tanpa henti, dimaknai sebagai …

a. Dynamics assessment

b. Academicassessment

c. Developmental assessment

d. Educationalassessment

9. Anak berkebutuhan khusus memiliki perbedaan-perbedaan individual. Perbedaan

kemampuan ABK dengan teman-temannya yang ABK, dimaknai sebagai istilah …

a. Perbedaan intra individual

b. Perbedaan ekstra individual

c. Perbedaan inter individual

d. Perbedaan kontra individual

10. Adapun perbedaan kemampuan pada diri ABK itu sendiri, dimaknai sebagai ….

a. Perbedaan intra individual

b. Perbedaan ekstra individual

c. Perbedaan inter individual

d. Perbedaan kontra individual

Kunci Jawaban:

1. a 6. d

2. d 7. d

3. a 8. a

4. b 9. c

5. a 10.a

Page 31: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  31    

G. BALIKAN DAN TINDAK LANJUT

Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang terdapat di

bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian

gunakan rumus tingkat penguasaan, yaitu jumlah jawaban Anda yang benar dibagi 10

kemudian dikalikan dengan 100%. Dengan demikian Anda akan memperoleh presentase

tingkat penguasaan Anda. terhadap materi Kegiatan Belajar Adapun arti tingkat

penguasaan yang Anda capai adalah sebagai berikut:

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

<70% = kurang

Page 32: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  32    

D. PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN

ASESMEN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Melalui kegiatan pembelajaran ini pembaca diperkenalkan dengan prosedur

pengembangan instrumen asesmen bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). Pembahasan

difokuskan pada bagaimana langkah-langkah penyusunan instrumen asesmen bagi ABK.

A. TUJUAN

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran ini diharapkan pembaca dapat menyusun

dan mengembangkan instrumen asesmen bagi anak berkebutuhan khusus. Secara khusus

pembahasan ini bertujuan agar pembaca mampu:

1. Menjelaskan langkah-angkah penyusunan instrumen asesmen ABK.

2. Mengembangkan butir instrumen asesmen ABK.

B. POKOK BAHASAN

1. Langkah-langkah penyusunan instrumen asesmen.

2. Pengembangan instrumen asesmen

C. INTISARI BACAAN

1. Langkah-langkah penyusunan instrumen asesmen.

Guna mendapatkan data yang akurat dari siswa yang akan diases diperlukan

instrumen yang memadai. Rochyadi & Alimin (2005) mengemukakan bahwa ada beberapa

langkah yang harus ditempuh guru dalam penyusunan instrumen asesmen. Langkah

penyusunan instrumen yang dimaksud adalah: 1) menetapkan aspek dan ruang lingkup

yang akan diases, 2) menetapkan ruang lingkup, yaitu memilih komponen mana dari

bidang yang akan diases, 3) Menyusun kisi-kisi instrumen asesmen, dan 4)

Mengembangkan butir soal berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Berikut penjelasan

masing-masing langkah:

a. Memahami aspek dan ruang lingkup yang akan diases.Merujuk kepada ruang lingkup

asesmen dalam pendidikan bagi ABK, guru seyogyanya memiliki pemahaman yang

komprehensif tentang bidang yang akan diaseskan. Asesmen hanya akan bermakna,

Page 33: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  33    

jika guru/asesor mengetahui organisasi materi, jenis keterampilan yang akan

dikembangkan, serta tahap-tahap perkembangan anak. Untuk lebih memperjelas

pembahasan mengenai ruang lingkup akan diambil contoh salah satu ruang lingkup

asesmen perkembangan, yaitu: ‘keterampilan kognitif dasar’. Untuk memahami aspek-

aspek apa saja yang termasuk dalam keterampilan kognitif dasar, maka guru harus

mengetahui konsep atau pengertian keterampilan kognitif dasar itu sendiri.

Keterampilan kognitif dasar merupakan suatu keterampilan prasyarat untuk

mempelajari bidang akademik, khususnya dalam aritmetika. Merujuk pada teori

perkembangan kognitif dari Piaget (1965) yang mengemukakan bahwa seorang siswa

dikatakan siap untuk belajar matematika khususnya aritmetika, apabila ia telah

menguasai empat keterampilan kognitif dasar, yang meliputi: klasifikasi, ordering

dan/atau seriasi, korespondensi, dan konservasi.

Berdasarkan teori tersebut, guru/asesor dapat mempelajari masing-masing dari

keempat komponen keterampilan kognitif dasar tersebut. Selanjutnya dari tiap-tiap

komponen dikembangkan menjadi sub-sub komponen. Dari setiap subkomponen

tersebut dapat dijabarkan lagi ke dalam sub-sub komponen yang lebih kecil yang

memuat indikator-indikator yang akan dijadikan landasan dalam pembuatan butir-butir

soal dalam instrumen asesmen tersebut. Untuk memberikan gambaran yang

komprehensif tentang ruang lingkup bidang yang akan diases, penyajian materi dalam

bentuk matriks, bagan, tabel, atau daftar dapat membantu pemahaman guru/asesor

dalam rangka menyusun instrumen asesmen yang dimaksud.

b. Menetapkan ruang lingkup, yaitu memilih komponen mana dari bidang yang akan

diases

Langkah selanjutnya adalah memilih komponen/subkomponen mana dari

keseluruhan komponen bidang tersebut untuk ditetapkan sebagai

komponen/subkomponen yang akan diaseskan. Apakah guru memilih salah satu

komponen dari bidang keterampilan kognitif dasar tersebut, misalnya komponen

klasifikasi, atau memilih dua komponen, yaitu klasifikasi dan ordering, misalnya.

Setelah guru/asesor menetapkan atau memilih komponen mana yang akan diases,

langkah selanjutnya adalah menyusun kisi-kisi instrumen asesmen tentang komponen

yang dipilih/ditetapkan dari keseluruhan komponen bidang yang akan diases.

c. Menyusun kisi-kisi instrumen asesmen

Langkah berikutnya adalah menentukan instrumen asesmen dari

Page 34: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  34    

keterampilan/subketerampilan tertentu, guru/asesor seyogyanya membuat kisi-kisi

instrumen. Kisi-kisi ini bertujuan untuk mempermudah dalam membuat soal atau tugas-

tugas yang harus dikerjakan oleh siswa.

Kegiatan paling penting dalam membuat kisi-kisi instrumen ini adalah

pemahaman secara komprehensif tentang keterampilan/subketerampilan yang telah

dipilih/ditetapkan untuk diaseskan, baik pengertiannya maupun ruang lingkupnya.

Tidak ada peraturan yang baku mengenai penyusunan kisi-kisi ini, namun berdasarkan

pengalaman penulis, untuk memudahkan dan memberikan gambaran yang

menyeluruh sebaiknya disusun dalam sebuah table atau daftar. Tabel kisi-kisi ini yang

berisi kolom-kolom: 1) keterampilan, 2) subketerampilan, dan 3) indikator

d. Mengembangkan butir soal berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat

Setelah menyusun kisi-kisi instrumen, langkah selanjutnya adalah

mengembangkan butir-butir soal tentang keterampilan/subketerampilan dari kisi-kisi

yang telah dibuat sebelumnya. Sama halnya dengan penyusunan kisi-kisi,

pengembangan butir soal dapat dibuat dalam bentuk daftar atau tabel. Butir-butir soal

dikembangkan berdasarkan indikator-indikator yang telah dijabarkan dari

subkomponen/subketerampilan yang telah dipahami baik pengertiannya maupun ruang

lingkupnya.

2. Pengembangan Instrumen Asesmen.

Kegiatan dalam mengembangkan instrumen asesmen ada beberapa prosedur atau

strategi yang dapat dipilih, yaitu asesmen formal dan asesmen informal. Asesmen formal

dilakukan dengan menggunakan tes baku yang dilengkapi dengan petunjuk pelaksanaan

tes, kunci jawaban, cara menafsirkan hasilnya, dan alternatif penanganan anak yang

bersangkutan. Penyusunan asesmen formal memerlukan keahlian tinggi, waktu yang

lama, dan biaya yang besar, karena harus didasarkan atas validitas tertentu, memerlukan

perhitungan reliabilitas , dan tiap butir soal perlu dikalibrasi untuk mengetahui daya

pembeda dan derajat kesulitannya. Karena penyusunan instrumen asesmen formal tidak

mudah, maka tidak mudah pula untuk menemukan instrumen asesmen formal tersebut.

Oleh karena itu para ahli di bidang pendidikan bagi ABK umumnya mempercayai bahwa

asesmen informal merupakan cara yang terbaik untuk memperoleh informasi tentang

penguasaan anak Berbagai observasi tentang perilaku anak sehari-hari dalam

menyelesaikan tugasnya atau hasil tes bidang tertentu yang dibuat oleh guru berdasarkan

Page 35: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  35    

kurikulum dapat menyajikan informasi yang sangat berharga sebagai landasan pelayanan

pengajaran bagi ABK. Yusuf, M (2005) mengemukakan beberapa jenis asesmen informal

yang dapat digunakan guru, seperti: observasi, analisis sampel kerja, inventori informal,

daftar cek, skala penilaian, wawancara, dan kuesioner.

Observasi, adalah suatu strategi pengukuran dengan cara melakukan pengamatan

langsung terhadap perilaku siswa, misalnya keterampilan sosial, keterampilan akademik,

dan kebiasaan belajar. Adapun teknik yang dapat digunakan berupa: event recording

(catatan berdasarkan frekuensi kejadian), duration recording (mencatat perilaku

berdasarkan lamanya kejadian), interval time sample recording (mencatat hasil amatan

berdasarkan interval waktu kejadian). Agar pelaksanaan observasi ini efisien dan akurat,

perlu diperhatikan hal-hal berikut: 1) tentukan perilaku yang akan diamati, 2) perilaku harus

dapat diamati dan diukur, 3) tentukan waktu dan tempat, 4) sediakan form catatan, dan 5)

cara pengukuran

Analisis sampel kerja, merupakan jenis pengukuran informal dengan

menggunakan sample pekerjaan siswa, misalnya hasil tes, karangan, karya seni, respon

lisan. Ada beberapa tipe analisis sample kerja, yaitu: analisis kesalahan dari suatu tugas

dan analisis respon, baik respon yang benar maupun yang salah

Analisa Tugas, lebih banyak digunakan untuk pengukuran maupun perencanakan

pengajaran. Analisa tugas merupakan proses pemisahan, pengurutan, dan penguraian

sebuah komponen penting dari semua tugas. Analisa tugas umumnya digunakan dalam

bidang menolong diri sendiri. Misalnya tugas menyetrika baju/dari tahapan-tahapan yang

dilakukan anak

Infentori Informal, biasanya digunakan untuk melihat prestasi siswa dalam bidang

akademik. Meskipun demikian dapat pula digunakan untuk mengukur aspek-aspek non

akademik, seperti kebiasaan dan perilaku social. Inventory informal memberikan jawaban

terhadap pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya lebih umum, seperti sejauh mana

kemampuan membaca siswa? Dari pertanyaan umum ini dijabarkan ke dalam beberapa

bagian yang dapat diuji, seperti dalam pengenalan atau pemahaman bacaan.

Daftar Cek, biasanya digunakan untuk meneliti perilaku siswa di dalam kelas, atau

patokan-patokan perkembangan. Daftar cek dapat juga untuk mengetahui apa yang sudah

dicapai pada masa lalu, kinerja siswa di luar sekolah, kurikulum yang sudah dicapai dan

Page 36: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  36    

sebagainya.

Skala penilaian, memungkinkan diperolehnya informasi tentang opini dan

penilaian, bukan laporan perilaku yang dapat diamati. Misalnya sikap terhadap suatu

obyek, persepsi anak mengenai pengasuhan orang tua, konsep diri anak dan sebagainya.

Kuisioner, biasanya berupa instrumen tertulis, sedangkan wawancara dilakukan

secara lisan. Keduanya dapat disusun secara sistematis atau secara terbuka. Wawancara

dan kuisioner merupakan salah satu teknik asesmen yang cukup tepat untuk menghimpun

informasi seseorang termasuk informasi masa lalu, seperti pengalaman masa kecil,

kebiasaan di rumah, sejarah perkembangan anak dan sebagainya.

Berdasarkan beberapa strategi/teknik dalam melakukan asesmen seperti tersebut

di atas, dapat disusun suatu skala pengukuran terhadap aspek tertentu. Selanjutnya Yusuf

M.(2005) mengemukakan bahwa ada beberapa kriteria yang dapat digunakan sebagai

acuan dalam pengembangan skala pengukuran:

1. Aspek apa yang akan diukur

2. Rumuskan definisi konsep dan operasional

3. Sebutkan indiktor dari aspek yang diukur

4. Susun daftar pertanyaan

5. Pilih tehnik/strategi yang akan digunakan.

D. LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda

mengerjakan latihan berikut ini.

1. Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah penyusunan instrumen asesmen !

2. Buatlah contoh instrumen asesmen untuk salah satu aspek akademik !

E. RANGKUMAN

1. Membuat instrumen merupakan pekerjaan rutin guru dalam keseluruhan rangkaian

proses pembelajaran yang dilakukan setiap guru.

2. Langkah-langkah penyusunan insnstrumen asesmen adalah :

a. Memahami aspek dan ruang lingkup yang akan diasesmen

Page 37: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  37    

b. Menetapkan ruang lingkup asesmen

c. Menyusun kisi-kisi instrumen asesmen

d. Menyusun instrumen asesmen berdasarkan kisi-kisi.

F. TES FORMATIF

Petunjuk: Pilihlah option berikut yang Anda anggap paling benar!

1. Berikut ini adalah prosedur asesmen informal, kecuali …

a. Analisis sampel kerja

b. Observasi

c. Wawancara

d. Tes baku

2. Para guru/asesor khususnya di Indonesia jarang menggunakan instrumen asesmen

formal, karena instrumen tersebut …

a. Instrumen asesmen formal sulit digunakan

b. Instrumen asesmen formal sulit diperoleh

c. Instrumen asesmen formal tidak ada di Indonesia

d. Instrumen asesmen formal tidak dapat dibuat oleh guru

3. Strategi pengukuran dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap perilaku

siswa, adalah strategi pengukuran melalui ….

a. Observasi

b. Analisis sampel kerja

c. Inventori informal

d. Daftar cek

4. Untuk memperoleh informasi tentang masa lalu anak atau sejarah perkembangan

anak, instrumen asesmen yang tepat digunakan adalah ...

a. Kuesioner

b. Observasi

c. Wawancara

d. Angket

5. Untuk mengukur karangan siswa atau karya seni, akan lebih tepat jika menggunakan

instrumen …

a. Analisis sample kerja

Page 38: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  38    

b. Kuesioner

c. Angket

d. Wawancara

6. Interview adalah jenis instrumen yang biasa digunakan melalui…

a. Lisan

b. Tertulis

c. Perbuatan

d. Praktek

7. Teknik observasi berupa catatan berdasarkan frekuensi kejadian, merupakan teknik

jenis

a. event recording

b. duration recording

c. interval time sample recording

d. interval recording

8. Berikut kriteria yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan skala

pengukuran, kecuali ...

a. Merumuskan definisi konsep

b. Merumuskan definisi operasional

c. Menjabarkan indiktor dari aspek yang diukur

d. Menyusun kunci jawaban

9. Teknik observasi berupa catatan perilaku berdasarkan lamanya kejadian, merupakan

teknik observasi jenis …

a. event recording

b. duration recording

c. interval time sample recording

d. interval recording

10. Teknik observasi berupa catatan hasil amatan berdasarkan interval waktu kejadian,

adalah teknik observasi jenis …

a. event recording

b. duration recording

c. interval time sample recording

d. interval recording

Page 39: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  39    

Kunci Jawaban:

1. d 6. a

2. b 7. a

3. a 8. d

4. c 9. b

5. a 10. C

G. BALIKAN DAN TINDAK LANJUT

Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang terdapat di

bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian

gunakan rumus tingkat penguasaan, yaitu jumlah jawaban Anda yang benar dibagi 10

kemudian dikalikan dengan 100%. Dengan demikian Anda akan memperoleh presentase

tingkat penguasaan Anda. terhadap materi Kegiatan Belajar Adapun arti tingkat

penguasaan yang Anda capai adalah sebagai berikut:

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

<70% = kurang

Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Anda dapat mengikuti

ujian akhir semester (UAS)., tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%,

Anda harus mengulang kegiatan belajar ini terutama bagian yang belum anda kuasai

Page 40: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  40    

E. PROSEDUR PELAKSANAAN ASESMEN

BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Melalui kegiatan pembelajaran ini pembaca diperkenalkan dengan prosedur

pelaksanaan asesmen bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). Pembahasan difokuskan pada

kapan, dimana, dan bagaimana asesmen dilakukan.

A. TUJUAN

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran ini diharapkan pembaca dapat

melaksanakan asesmen bagi anak berkebutuhan khusus. Secara khusus pembahasan ini

bertujuan agar :

1. Pembaca dapat menjelaskan metode dan teknik asesmen.

2. Pembaca dapat menjelaskan prosedur pelaksanaan asesmen.

B. POKOK BAHASAN

1. Metode dan teknik asesmen

2. Prosedur pelaksanaan asesmen.

C. INTISARI BACAAN

1. Metode dan Teknik Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus

Seperti telah diuraikan di atas bahwa metode atau cara yang dapat digunakan dalam

melaksanakan asesmen antara lain:

a. Observasi, pengamatan yang dilakukan terhadap cara belajar siswa, tingkah laku yang

muncul pada saat siswa belajar, dan sebagainya

b. Tes atau evaluasi hasil belajar, diperoleh dengan cara memberikan tes pada setiap

bidang pengajaran.

c. Wawancara, dilakukan terhadap orang tua, atau keluarga, dan siswa.

Sedangkan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diharapkan melalui

metode di atas adalah:

Page 41: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  41    

a. Ceklis, yaitu memberikan tanda pada bagian-bagian yang telah ditentukan pada

pedoman sesuai dengan kemampuan anak.

b. Skala nilai, yaitu bentuk penilaian yang mengarah pada kemampuan atau prestasi

belajar siswa.

Adapun bentuk laporan hasil pelaksanaan asesmen dapat berupa:

a. grafik, yaitu untuk menggambarkan posisi setiap siswa dalam tiap-tiap bidang

pengajaran

b. Data kualitatif, yaitu deskripsi singkat tentang kemampuan siswa dalam belajar untuk

setiap bidang studi

c. Data kuantitatif, yaitu data berupa angka. Supaya tidak menyesatkan, data kuantitatif

ini hendaknya selalu diiringi dengan data kualitatif.

Ada beberapa persyaratan dalam menentukan metode asesmen, yaitu :

a. Autentik, perilaku nyata dalam setting nyata

b. Konvergen, sumber informasi yang beragam

c. Kolaborasi, dilakukan bersama, terutama sekali dengan pengasuh

d. Equity, mampu mengakomodasi kebutuhan khusus anak

e. Sensivitas, dapat memasukan materi yang cukup untuk perencanaan keputusan

f. Kongruen, ada kesamaan prosedur yang diterapkan, baik dalam pengembangan

maupun evaluasinya.

Terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan di dalam melakukan asesmen

sebagaimana Mary, A.Falvey, (1986) mengemukakan tentang kapan, dimana, dan

bagaimana asesmen itu dilakukan.Untuk menentukan program pembelajaran yang

relevan dan fungsional bagi anak, asesmen seyogyanya dilakukan secara terus

menerus (kontinyu). Dengan cara ini asesmen dapat memfasilitasi belajar anak dan

keterampilan yang diperoleh dari hasil belajar akan menjadi fungsional

Melihat bagaimana perilaku anak, asesmen hendaknya dilakukan dalam

situasi alamiah (seperti di rumah, di dalam kelas, di kantin, di asrama, dsb. di mana

anak tinggal). Proses asesmen pada situasi alamiah ini penting untuk melihat perilaku

nyata anak dalam berbagai ragam situasi/lingkungan.

Metode dan teknik harus menjadi pertimbangan di dalam melakukan

asesmen. Beberapa teknik dapat digunakan dalam melakukan asesmen, di

antaranya: observasi, wawancara, tes, dan inventori. Namun demikian, observasi dan

Page 42: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  42    

wawancara yang mendalam banyak membantu menggali kemampuan, masalah, dan

kebutuhan anak. Observasi sangat berguna untuk melihat kemampuan dan

keterampilan anak dalam situasi/lingkungan yang alamiah. Perilaku itu muncul tanpa

ada intervensi dan manipulasi dari guru. Melalui lembar observasi guru hanya

menandai atau menceklis setiap perilaku yang muncul (mis.: tidak pernah, kadang-

kadang, sering, atau sering sekali), sehingga akan tampak perilaku yang menjadi

masalah pada anak tersebut. Data yang dikumpulkan dari kegiatan observasi

mungkin berkaitan erat dengan manusia, material, atau benda, dan berbagai situasi

yang berhubungan dengan anak. Berdasarkan hasil observasi, guru dapat

mengembangkan program pengembangngan perilaku yang bersifat negatif ke arah

perilaku yang bersifat positif.

2. Prosedur Pelaksanaan Asesmen :

Sebagaimana telah dijelaskan mengenai ruang lingkup materi keterampilan yang

akan diases, asesmen juga pada akhirnya akan menentukan apa yang akan diajarkan

kepada siswa secara individu. Dan bagaimana cara guru mengajar siswa sehingga

memperoleh kemajuan yang optimal. Pada hakikatnya guru mempunyai tugas untuk

membantu individu agar dapat belajar secara baik dan memperoleh hasil yang optimal

(sesuai dengan kemampuannya). Oleh karena itu, dalam merencanakan program

pengajaran, guru hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh

siswa baik yang bersifat inter individual maupun yang bersifat intra individual. Hal ini

sangat penting bagi ABK yang perbedaan individualnya sangat nampak. Perbedaan-

perbedaan itu dapat diketahui melalui kegiatan asesmen.Untuk menentukan apa yang

harus diajarkan kepada siswa secara individu, ada beberapa langkah/urutan yang

harus diperhatikan. Mercer & Mercer (1989:38) menyarankan sebagai berikut: 1)

Determine scope and sequence of skills to be taught, 2) decide what behavior to

asses, 3) select an evaluation activity, 4) administer the evaluation device, 5) record

the student’s performance, 6) determine the specific short- and long range

instructional objectives.

Pernyataan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut, Pertama, menentukan skop

atau bidang dan urutan keterampilan yang akan diajarkan. Untuk dapat melaksanakan

hal ini dengan efektif, maka guru harus memahami tingkatan kemampuan siswa dalam

bidang-bidang pengajaran tertentu. Hal ini perlu dilakukan mengingat kemampuan

antara siswa yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Guru umumnya dapat

Page 43: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  43    

mengetahui dengan jelas keterampilan-keterampilan yang telah dikuasai oleh siswa

dan keterampilan yang perlu dikuasainya. Melalui analisis tugas biasanya guru dapat

mengidentifikasi keterampilan siswa sampai kepada bagian-bagian yang terkecil.

Kedua, Memilih tingkah laku yang akan dinilai. Penilaian tingkah laku dimulai dari

tingkat yang paling global sampai pada tingkat yang paling spesifik. Tingkah laku

global yaitu penggradasian materi kurikulum yang melibatkan tingkah laku siswa dalam

rentang keterampilan yang luas. Misalnya dalam bidang membaca meliputi:

keterampilan mengenal huruf dan kata, pemahaman kata, dan mungkin pemahaman

wacana. Sedangkan tingkah laku yang spesifik mengacu pada penentuan secara

langsung tujuan pengajaran, misalnya: siswa perlu belajar bunyi vokal pendek.

Ketiga, memilih kegiatan evaluasi. Dalam hal ini guru perlu mempertimbangkan

apakah kegiatan itu untuk menilai rentang keteampilan umum atau untuk menilai

keterampilan khusus. Apabila penilaian tentang rentang keterampilan dibutuhkan maka

hal itu umumnya dilakukan tidak secara kontinyu. Misalnya dua kali dalam setahun.

Akan tetapi penilaian keterampilan khusus sebaiknya bersifat kontinyu yang hasilnya

dapat digunakan untuk merencanakan berikutnya.

Keempat, pengadministrasian alat evaluasi. Pengadministrasian alat evaluasi

biasanya diperlukan untuk penilaian awal. Kegiatan ini meliputi identifikasi bidang

masalah, pencatatan pola kesalahan, penilaian keterampilan tertentu. Setelah

penilaian awal dilaksanakan dan tujuan-tujuan pengajaran ditentukan, maka

selanjutnya guru juga perlu menentukan prosedur untuk memonitoring kemajuan.

Kelima, pencatatan penampilan siswa. Ada dua jenis penampilan siswa yang

harus dicatat oleh guru, yaitu penampilan pekerjaan pada sehari-hari yang biasanya

dicatat dengan aktivitas buatan guru; dan penguasaan keterampilan secara

keseluruhan yang biasanya dicatat dalam bagan-bagan atau format kemajuan setiap

individu yang telah disediakan untuk keperluan tersebut.

Keenam, penentuan tujuan pengajaran khusus jangka pendek dan jangka

panjang. Tujuan yang baik adalah tujuan yang dapat mengamati tingkah laku yang

terjadi dan menggambarkan kriteria penilaian yang berhasil. Contoh: tujuan jangka

pendek memberi materi berupa huruf-huruf konsonan seperti: b, c, d, e, f, g dan

seterusnya. Tujuan jangka panjang memberikan materi berupa rangkaiana huruf vokal

dan konsonan, siswa dapat menyebutkan 90% fonem yang benar. Dalam hal ini yang

penting adalah bahwa tujuan jangka pendek hendaknya langsung memberi kontribusi

terhadap pencapaian tujuan jangka panjang.

Page 44: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  44    

D. LATIHAN

Guna memperdalam pemahaman anda mengenai materi di atas, silakan Anda

mengerjakan latihan berikut ini.

1. Kapan asesmen dilakukan ?

2. Dimana asesmen dilakukan?

3. Bagaimana asesmen dilakukan ?

E. RANGKUMAN

Metode atau cara yang dapat digunakan dalam melaksanakan asesmen antara lain:

Observasi, pengamatan yang dilakukan terhadap cara belajar siswa, tingkah laku yang

muncul pada saat siswa belajar, dan sebagainya; tes atau evaluasi hasil belajar, diperoleh

dengan cara memberikan tes pada setiap bidang pengajaran; dan wawancara, dilakukan

terhadap orang tua, atau keluarga, dan siswa.

Terdapat beberapa langkah/prosedur pelaksanaan asesmen, yaitu menentukan

bidang skop dan urutan keterampilan yang akan diajarkan, memilih tingkah laku yang akan

dinilai, memilih kegiatan evaluasi, pengadministrasian alat evaluasi, pencatatan

penampilan siswa, dan penentuan tujuan pengajaran jangka panjang dan jangka pendek.

F. TES FORMATIF

Petunjuk: Pilihlah option berikut yang dianggap paling benar!

1. Berdasarkan hasil asesmen, guru menentukan apa yang harus diajarkan kepada siswa

secara individu. Langkah pertama yang dilakukan adalah ...

a. Determine scope and sequence of skills to be taught

b. Decide what behavior to asses

c. Select an evaluation activity

d. Administer the evaluation device

2. Dalam prosedur pelaksanaan asesmen, penilaian tingkah laku dimulai dari tingkat yang

paling global sampai pada tingkat yang paling spesifik. Tingkah laku global, adalah ...

a. Penggradasian materi kurikulum yang melibatkan tingkah laku siswa dalam

rentang keterampilan yang luas

b. Mengacu pada penentuan tujuan pengajaran jangka pendek

Page 45: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  45    

c. Mengacu pada penentuan tujuan pengajaran jangka panjang

d. Pengadministrasian alat evaluasi

3. Pengadministrasian alat evaluasi dalam prosedur pelaksanaan asesmen biasanya

diperlukan untuk penilaian awal. Kegiatan ini meliputi berikut ini, kecuali ...

a. Identifikasi bidang masalah

b. Pencatatan pola kesalahan

c. Penilaian keterampilan tertentu

d. Memonitoring kemajuan siswa

4. Determine scope and sequence of skills to be taught, dalam urutan/langkah-langkah

menentukan apa yang akan diajarkan kepada siswa, artinya adalah ...

a. Memilih tingkah laku yang akan dinilai

b. Memilih kegiatan evaluasi

c. Menentukan tujuan pembelajatan

d. Menentukan bidang dan urutan keterampilan yang akan diajarkan

5. Dalam urutan/langkah-langkah menentukan apa yang akan diajarkan kepada siswa,

langkah memilih tingkah laku yang akan dinilai, merupakan urutan ...

a. Determine scope and sequence of skills to be taught

b. Decide what behavior to asses

c. Select an evaluation activity

d. Administer the evaluation device

6. Pernyataan tujuan pembelajaran jangka panjang yang tepat adalah …

a. Siswa dapat menyebutkan 90% fonem yang benar

b. Siswa dapat membaca lima kata dengan ketetapan 100%

c. Siswa dapat menyusun lima uang logam berdasarkan urutan nilai terkecil ke

nilai yang paling besar

d. Siswa dapat menggerakkan sikat gigi ke arah kiri dan kanan tepat pada

permukaan gigi

7. Record the student’s performance, dalam prosedur pelaksanaan asesmen, artinya

guru/asesor melakukan kegiatan ...

a. Memilih tingkah laku yang akan dinilai

b. Memilih kegiatan evaluasi

c. Mencatat penampilan siswa

d. Menentukan bidang dan urutan keterampilan yang akan diajarkan

Page 46: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  46    

8. Determine the specific short instructional objectives dalam prosedur pelaksanaan

asesmen, artinya guru/asesor melakukan kegiatan ...

a. Memilih tingkah laku yang akan dinilai

b. Memilih kegiatan evaluasi

c. Menentukan tujuan pembelajatan jangka pendek

d. Menentukan tujuan pembelajaran jangka panjang

9. Seorang guru melakukan observasi melalui daftar cek. Dalam prosedur pelaksanaan

asesmen, guru tersebut sedang melakukan kegiatan …

a. Determine scope and sequence of skills to be taught

b. Record the student’s performance

c. Select an evaluation activity

d. Administer the evaluation device

10. Penentuan tujuan pembelajaran dilakukan guru setelah kegiatan …

a. Decide what behavior to asse

b. Select an evaluation activity

c. Administer the evaluation device

d. Record the student’s performance

Kunci Jawaban:

1. a 6. a

2. a 7. c

3. d 8. c

4. d 9. b

5. b 10. d

G. BALIKAN DAN TINDAK LANJUT

Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang terdapat di

bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian

gunakan rumus tingkat penguasaan, yaitu jumlah jawaban Anda yang benar dibagi 10

kemudian dikalikan dengan 100%. Dengan demikian Anda akan memperoleh presentase

tingkat penguasaan Anda. terhadap materi Kegiatan Belajar Adapun arti tingkat

penguasaan yang Anda capai adalah sebagai berikut:

Page 47: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  47    

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

<70% = kurang

Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Anda dapat mengikuti

ujian akhir semester (UAS)., tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%,

Anda harus mengulang kegiatan belajar ini terutama bagian yang belum anda kuasai

Page 48: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  48    

F. ASESMEN PERKEMBANGAN

Pendahuluan

Dilihat dari aspek-aspek perkembangannya, setiap anak memiliki ragam yang berbeda-

beda antara satu dengan yang lain. Meskipun demikian secara umum para ahli sepakat

bahwa ada pola-pola perkembangan yang cenderung sama dan berlaku bagi sebagian besar

manusia. Jika ada aspek perkembangan anak yang berjalan di luar pola umum tersebut,

mereka dapat dikategorikan mengalami perbedaan atau kelainan perkembangan. Perbedaan

itu ada yang sifatnya lebih lamban atau lebih cepat dari kebanyakan anak-anak lain yang

sebaya.

Untuk kepentingan pendidikan bagi ABK, ada beberapa aspek perkembangan yang

perlu mendapatkan perhatian secara khusus terutama bagi para guru PLB. Ketidak pahaman

atas aspek-aspek perkembanganini,menyebabkan kesulitan dalam pelayanan pendidikan

yang tepat bagi mereka. Gangguan pada aspek-aspek perkembangan anak, akan berimplikasi

pada kelancaran perkembangan akademik anak, seperti keterampilan membaca, menulis,

maupun berhitung.

Menurut Harwell (1982) ada beberapa aspek perkembangan anak yang perlu diases

jika mereka dijumpai mengalami kesulitan belajar termasuk ABK, yaitu: gangguan motorik,

gangguan persepsi, gangguan atensi/perhatian, gangguan memori, hambatan dalam orientasi

ruang, arah/spatial, hambatan dalam perkembangan bahasa, hambatan dalam pembentukan

konsep, dan mengalami masalah dalam perilaku. Pendapat tersebut mengacu pada teori

psikologi pendidikan yang mengatakan bahwa ada tiga tingkatan dalam belajar, yaitu: (1)

tingkatan motorik (doing level), (2) tingkatan persepsi (matching level), dan (3) tingkatan

konseptual (categorization level).

Sejalan dengan Harwell, Abdurahman (2001) menjelaskan tentang pentingnya

pemahaman atas adanya anak dengan kesulitan belajar yang berhubungan dengan

perkembangan. Kesulitan belajar perkembangan ini mencakup gangguan motorik dan

persepsi, kesulitan bahasa dan komunikasi, dan kesulitan dalam penyesuaian sosial.

Mengacu kepada beberapa batasan dan pendapat para ahli tersebut, maka dapat

diberi batasan bahwa asesmen perkembangan adalah proses penghimpunan informasi secara

Page 49: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  49    

sistematis dan professional terhadap aspek-aspek perkembangan anak yang diduga secara

signifikan berpengaruh terhadap prestasi akademik. Aspek-aspek perkembangan tersebut

dapat berupa perkembangan kogninif/kecerdasan, motorik, persepsi, atensi, memori, spatial,

bahasa dan komunikasi, perilaku adaptif, dan lain-lain.

Informasi asesmen tersebut digunakan sebagai suatu alat pengambilan keputusan

berkaitan dengan program pembelajaran yang akan diberikan kepada anak yang

bersangkutan, sehingga dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Mary

A. Malfey (1986) mengemukakan bahwa asesmen perkembangan digunakan untuk melihat

urutan dan tahap perkembangan anak yang dapat membantu guru dalam memahami tingkat

dan kemampuan belajar anak.

Untuk mengetahui aspek-aspek apa saja yang diperlukan dalam asesmen

perkembangan bagi ABK, maka pada bahan belajar mandiri 2 ini akan dibahas mengenai

asesmen perkembangan kognitif dasar, perkembangan bahasa dan komunikasi, asesmen

perkembangan motorik, dan asesmen perkembangan persepsi.

Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi bahan belajar mandiri ini meliputi:

1. Asesmen Perkembangan Kognitif

2. Asesmen Perkembangan Bahasa dan Komunikasi

3. Asesmen Perkembangan Motorik

4. Asesmen Perkembangan Persepsi

Petunjuk Belajar

Agar anda dapat memahami isi bahan belajar mandiri ini dengan baik, perhatikanlah

petunjuk mempelajari bahan belajar mandiri ini sebagai berikut:

1. Bacalah keseluruhan materi dalam bahan belajar mandiri ini secara cepat dan tepat,

berusaha mengerti secara keseluruhan materi bahan belajar mandiri ini

2. Sesudah itu mulailah membaca setiap kegiatan belajar secara lebih teliti dengan berusaha

memahami, mencari dan menemukan setiap konsep yang diuraikan

Page 50: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  50    

3. Bila ada bagian yang tidak atau kurang Anda mengerti maka berilah tanda dan catat dalam

buku catatan Anda untuk dapat Anda tanyakan pada waktu ada tatap muka

4. Setelah Anda pelajari dengan hati-hati setiap bagian dari bahan belajar mandiri ini,

cobalah lakukan evaluasi sendiri hasil belajar Anda dengan cara membuat pertanyaan

sendiri dan berusaha menjawab sendiri

5. Buatlah kesimpulan dalam kata-kata Anda sendiri dari keseluruhan bahan yang And abaca

dalam bahan belajar mandiri ini

6. Akhimya kerjakanlah latihan dan tes formatifyang tersedia

Asesmen Perkembangan Kognitif

Melalui kegiatan pembelajaran 1 ini pembaca diperkenalkan dengan pembuatan kisi-

kisi dan mengembangkan butir-butir instrumen asesmen keterampilan kognitif dasar .

Pembahasan difokuskan pada penetapan ruang lingkup keterampilan kognitif dasar,

menyusun kisi-kisi instrumen, mengembangkan butir-butir instrumen berdasarkan kisi-kisi

yang telah dibuat, serta bagaimana menganalisis hasil asesmen keterampilan kognitif dasar.

A. TUJUAN

Dengan mempelajari kegiatan pembelajaran 1 ini diharapkan pembaca mampu

membuat kisi-kisi dan mengembangkan butir-butir instrumen asesmen keterampilan

kognitif dasar. Secara khusus pembahasan ini bertujuan agar pembaca mampu:

1. Menetapkan ruang lingkup asesmen keterampilan kognitif dasar

2. Menyusun kisi-kisi instrumen asesmen keterampilan kognitif dasar

3. Mengembangkan butir-butir instrumen asesmen keterampilan kognitif dasar

berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat

4. Menganalisis hasil asesmen keterampilan kognitif dasar

B. POKOK BAHASAN

1. Penetapan ruang lingkup asesmen keterampilan kognitif dasar

2. Penyusunan kisi-kisi instrumen asesmen keterampilan kognitif dasar

3. Pengembangan butir-butir instrumen asesmen keterampilan kognitif dasar

4. Menganalisis hasil asesmen keterampilan kognitif dasar

Page 51: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  51    

C. INTISARI BACAAN

1. Penetapan ruang lingkup asesmen keterampilan kognitif dasar

Paling tidak pada masa lalu untuk mengajarkan suatu konsep bidang akademik

seperti membaca, menulis, dan matematika, hampir tidak pernah dilakukan pengecekan

apakah siswa yang akan mempelajari konsep tersebut sudah siap atau belum. Padahal

mengajarkan sesuatu kepada siswa yang sudah siap, hasilnya akan lebih baik daripada

kepada mereka yang belum siap. Dalam hal-hal tertentu siswa yang terpaksa harus belajar

sesuatu, padahal ia sendiri belum siap untuk memahaminya, bisa merusak perkembangan

mental anak. Ibarat seorang bayi yang belum siap berjalan dipaksa untuk bisa berjalan.

Asesmen keterampilan kognitif dasar merupakan salah satu jenis asesmen yang

digunakan untuk menggali informasi tentang keterampilan kognitif dasar yang harus

dikuasai siswa sebelum siswa yang bersangkutan mempelajari bidang akademik secara

formal, misalnya membaca, menulis, dan matematika. Adapun tujuan asesmen

keterampilan kognitif dasar dalam bahasan ini adalah untuk untuk menghimpun data atau

informasi tentang aspek-aspek perkembangan keterampilan kognitif dasar yang meliputi

keterampilan mengklasifikasikan, keterampilan mengurutkan obyek satu persatu dan atau

menyusun obyek dari yang terkecil sampai yang terbesar atau sebaliknya, keterampilan

dalam korespondensi, dan keterampilan dalam konservasi. Dengan mengetahui

keterampilan kognitif dasar anak baik yang telah dikuasai maupun yang belum dikuasai

anak, dapat membantu guru dalam memahami perkembangan anak, khususnya dalam

keterampilan kognitif dasar.

Piaget (1965) dalam Mercer & Mercer (1989:188) mengemukakan bahwa seorang

siswa dikatakan siap untuk belajar akademik khususnya aritmetika, apabila ia telah

menguasai empat keterampilan kognitif dasar, yang meliputi: klasifikasi, ordering dan/atau

seriasi, korespondensi, dan konservasi. Berikut uraian dari masing-masing keterampilan

kognitif dasar.

Mengklasifikasikan, adalah suatu kemampuan mengelompokkan obyek

berdasarkan karakteristik yang dimiliki obyek tersebut, misalnya: warna, bentuk, atau

ukuran. Klasifikasi merupakan salah satu kegiatan intelektual dasar untuk memahami

lambing-lambang bilangan yang meliputi persamaan dan perbedaan. Klasifikasi dilakukan

Page 52: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  52    

dengan cara mengkategorikan obyek-obyek berdasarkan karakteristik yang dimilikinya.

Dengan demikian karakteristik obyek seperti warna, bentuk dan ukuran harus diketahui

siswa sebelum mereka mengelompokkannya. Seorang anak yang belum mampu

mengkategorikan obyek berdasarkan ciri-cirinya maka ia akan sulit untuk mempelajari

bilangan.

Mengurutkan (Ordering) adalah suatu kemampuan yang dikuasai anak dalam

menyusun dan menghitung setiap obyek hanya satu kali secara berurutan, sehingga

terdapat proses keteraturan. Kemampuan ordering mengantarkan siswa dalam menguasai

keterampilan membilang. Sedangkan menyeri (Seriation) merupakan kemampuan

mengurutkan susunan obyek-obyek berdasarkan karakteristik ukurannya, atau

merangkaikan obyek secara berturut-turut berdasarkan ukurannya, misalnya dari yang

terkecil sampai yang terbesar, dari yang terpendek sampai yang terpanjang atau

sebaliknya. Seriation merupakan kemampuan dasar untuk mampu membandingkan,

memahami lambang sama dengan, tidak sama dengan, lebih kecil, dan lebih besar.

Kemampuan seriation menghantarkan pada pemahaman sifat transitif urutan (jika a = b; b

= c; maka a = c; jika a < b; b < c; maka a < c)

Korespondensi; adalah kemampuan yang menunjuk pada adanya suatu konsep

bahwa jumlah atau nilai sesuatu obyek akan sama sekalipun memiliki karakteristik yang

berbeda. Artinya siswa memiliki persepsi bahwa suatu obyek akan memiliki nilai yang

sama sekalipun karakteristik obyek tersebut berbeda, misalnya: satu baju dan satu celana.

Kedua karakteristik obyek tersebut berbeda, namun kedua obyek memiliki nilai atau jumlah

yang sama. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan menjodohkan atau memasang-

masangkan benda.

Konservasi bilangan, menunjuk pada adanya persepsi bahwa jumlah anggota

suatu kelompok obyek akan tetap sekalipun terjadi perubahan posisi atau tempat.

Keempat komponen keterampilan kognitif dasar di atas merupakan prasyarat

(prerequisite) untuk dapat belajar matematika khususnya bidang aritmetika. Untuk

mengetahui apakah siswa telah memiliki keempat komponen kognitif dasar tersebut atau

belum maka guru/asesor perlu melakukan tes yang meliputi keempat unsur keterampilan

kognitif dasar tersebut. Dalam hal ini guru/asesor memerlukan instrumen tes yang tepat

sehingga dapat memperoleh data yang akurat.

Page 53: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  53    

2. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Asesmen Keterampilan kognitif dasar

Untuk menentukan instrumen asesmen keterampilan kognitif dasar, guru/asesor

seyogyanya membuat kisi-kisi instrumen secara menyeluruh baik dalam salah satu

komponen tertentu maupun seluruh komponen dari kognitif dasar. Kisi-kisi ini bertujuan

untuk mempermudah dalam membuat soal atau tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh

siswa.

Setelah guru/asesor memahami secara komprehensif tentang keterampilan kognitif

dasar baik pengertiannya maupun ruang lingkupnya, maka dengan mudah guru/asesor

membuat tabel kisi-kisi yang berisi kolom-kolom: 1) keterampilan, 2)

subketerampilan, dan 3) indikator . Untuk lebih jelasnya, berikut contoh tabel kisi-kisi

instrumen keterampilan keterampilan kognitif dasar .

Contoh Tabel Kisi-kisi Instrumen

Keterampilan Keterampilan Kognitif Dasar

Keterampilan Sub keterampilan Indikator

Keterampilan

kognitif dasar

1. Klasifikasi • Mengelompokkan obyek berdasarkan warna

• Mengelompokkan obyek berdasarkan bentuk

• Mengelompokkan obyek berdasarkan ukuran

2. Ordering &

Seriation

• Mengurutkan obyek berdasarkan pola ukuran bentuk

• Mengurutkan obyek berdasarkan pola ukuran warna

• Menghitung setiap obyek satu kali secara berurutan

• Menyusun obyek berdasarkan ukuran panjang-pendek

• Menyusun obyek berdasarkan ukuran besar-kecil

3. Korespondensi • Memasangkan/menjodohkan dua kelompok obyek

dengan jumlah yang sama tetapi memiliki

karakteristik yang berbeda

• Memasangkan/menjodohkan tiga kelompok obyek

dengan jumlah yang sama tetapi memiliki karakteristik

Page 54: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  54    

3. Pengembangan Butir-butir Instrumen Asesmen Keterampilan Kognitif dasar

Setelah menyusun kisi-kisi instrumen keterampilan kognitif dasar (seperti contoh di

atas), langkah selanjutnya adalah mengembangkan butir-butir instrumen keterampilan

kognitif dasar dari kisi-kisi yang telah dibuat sebelumnya. Sama halnya dengan

penyusunan kisi-kisi, pengembangan butir soal dapat dibuat dalam bentuk daftar atau

tabel. Butir-butir soal dikembangkan berdasarkan indikator-indikator yang telah dijabarkan

dari subkomponen keterampilan kognitif dasar yang telah dipahami baik pengertiannya

maupun ruang lingkupnya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan ilustrasi berikut ini.

Contoh Tabel Pengembangan Butir Instrumen Asesmen

Klasifikasi (Keterampilan kognitif dasar)

Indikator Butir-butir Instrumen Keterangan

Mengelompokkan obyek

berdasarkan warna

• Anak diminta untuk mengelompokkan obyek

berdasarkan warna yang sama

• Anak diminta untuk mengelompokkan dua

warna dari obyek yang ditunjukkan

• Anak diminta untuk mengelompokkan tiga

warna dari obyek yang ditunjukkan

• Anak diminta untuk mengelompokkan empat

warna dari obyek yang ditunjukkan

Dikata kan berhasil jika

masing-masing

tugas dapat diselesai kan

dengan

tepat/ benar seba nyak 3X

berturut-turut

Mengelompokkan obyek • Anak diminta untuk mengelompokkan obyek

berdasarkan bentuk yang sama

yang berbeda

4. Konservasi • Menentukan jumlah anggota dalam kelompok obyek

tertentu

setelah terjadi perubahan posisi/tempat

• Menentukan panjang suatu obyek tertentu setelah

terjadi perubahan posisi/tempat

• Menentukan berat suatu obyek tertentu

setelah terjadi perubahan posisi/tempat

Page 55: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  55    

berdasarkan bentuk • Anak diminta untuk mengelompokkan

bentuk lingkaran dari obyek yang ditunjukkan

• Anak diminta untuk mengelompokkan

bentuk segi empat dari obyek yang ditunjukkan

• Anak diminta untuk mengelompokkan bentuk

segi tiga dari obyek yang ditunjukkan

• Anak diminta untuk mengelompokkan bentuk

segi panjang dari obyek yang ditunjukkan

Mengelompokkan obyek

berdasarkan Ukuran

• Anak diminta untuk mengelompokkan obyek

yang berukuran kecil dari obyek yang

ditunjukkan

• Anak diminta untuk mengelompokkan obyek

berukuran sedang dari obyek yang ditunjukkan

• Anak diminta untuk mengelompokkan obyek

berukuran besar dari obyek yang ditunjukkan

Berdasarkan butir-butir soal yang telah dikembangkan, guru/asesor selanjutnya

membuat lembar kerja siswa (LKS). LKS ini berisi soal atau tugas-tugas yang harus

dikerjakan oleh siswa yang akan diases. Dalam hal ini guru/asesor dituntut untuk terampil

membuat pertanyaan-pertanyaan atau tugas-tugas yang relevan dengan informasi-

informasi yang akan digali dari siswa yang bersangkutan. Ada beberapa aspek yang perlu

diperhatikan dalam membuat butir-butir soal ataupun LKS, diantaranya adalah pertanyaan

atau tugas hendaknya diberikan dalam kalimat yang sederhana, jelas, tidak berbelit-belit

sehingga tidak membingungkan siswa yang sedang diases. Faktor kejelasan ini sangat

penting dan sangat mempengaruhi cara kerja siswa, dan dari kerja siswa itulah

guru/asesor akan memperoleh informasi yang diharapkan. Jika terjadi ketidakjelasan

dalam tugas, maka siswa tidak akan bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Ini berarti

informasi yang digalipun tidak relevan, yang pada gilirannya kekuatan dan kelemahan,

serta kebutuhan siswapun tidak dapat diketahui. Untuk lebih jelasnya, perhatikan ilustrasi

berikut ini.

Page 56: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  56    

Contoh Lembar Kerja Siswa (LKS) Keterampilan kognitif dasar

Identitas Siswa

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin :

Kelas :

Sekolah :

Alamat Rumah :

Butir Instrumen Hasil

Keterangan 1 2 3

• Anak diminta untuk mengelompokkan obyek

berdasarkan bentuk yang sama

• Anak diminta untuk mengelompokkan

bentuk lingkaran dari obyek yang ditunjukkan

• Anak diminta untuk mengelompokkan

bentuk segi empat dari obyek yang ditunjukkan

• Anak diminta untuk mengelompokkan bentuk

segi tiga dari obyek yang ditunjukkan

• Anak diminta untuk mengelompokkan bentuk

segi panjang dari obyek yang ditunjukkan

• Anak diminta untuk mengelompokkan obyek

yang berukuran kecil dari obyek yang

ditunjukkan

• Anak diminta untuk mengelompokkan obyek

berukuran sedang dari obyek yang ditunjukkan

• Anak diminta untuk mengelompokkan obyek

berukuran besar dari obyek yang ditunjukkan

Page 57: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  57    

4. Pelaksanaan dan Analisis Hasil Asesmen Keterampilan Kognitif Dasar

Pada umumnya dalam pelaksanaan asesmen keterampilan kognitif dasar, para

guru/asesor menggunakan teknik

tes dan observasi. Kegiatan asesmen ini dilakukan dengan jalan mengamati setiap

tingkah laku anak sesuai dengan urutan yang tercantum dalam butir instrumen. Hal-hal

yang perlu dipersiapkan dalam melakukan asesmen keterampilan kognitif dasar, selain

mempersiapkan alat/instrumen asesmen yang telah dibuat, guru/asesor mempersiapkan

alat-alat peraga sesuai dengan apa yang dikehendaki dalam butir-butir instrumen asesmen

yang akan digunakan. Semua jawaban dan perilaku siswa selama proses asesmen

dicatat, untuk memperoleh hasil yang akurat. Seorang anak dikatakan memiliki

kemampuan tertentu jika masing-masing tugas dapat diselesaikan dengan tepat/ benar

sebanyak tiga kali berturut-turut. Teknik pencatatan dapat dilakukan melalui ceklis dan

untuk mencatat perilaku anak yang dianggap berkaitan dengan materi asesmen dapat

dilakukan melalui catatan yang bersifat deskriptif.

Setelah melakukan asesmen, proses selanjutnya adalah menganalisis hasil

jawaban siswa. Menganalisis hasil asesmen keterampilan kognitif dasar artinya membuat

deskripsi dari hasil jawaban siswa tentang keterampilan kognitif dasar, kemudian

menginterpretasikannya, sehingga guru/asesor dapat membuat kesimpulan. Kesimpulan

yang diperoleh berwujud suatu penemuan kemampuan keterampilan kognitif dasar yang

telah dimiliki siswa, kelemahan atau kesulitan yang dialami siswa dalam kemampuan

keterampilan kognitif dasar. Berdasarkan kekuatan dan kelemahan atau kesulitan siswa

tentang keterampilan kognitif dasar tersebut, maka asesor dapat menemukan kebutuhan

belajar siswa. Apakah siswa tersebut sudah siap untuk mengikuti pelajaran akademik atau

masih memerlukan program latihan keterampilan kognitif dasar. Berdasarkan kesimpulan

yang dibuat, guru/asesor membuat rekomendasi. Rekomendasi dibuat dalam rangka

penyusunan program pembelajaran bagi siswa yang bersangkutan. Oleh karena itu,

rekomendasi ditujukan kepada guru kelas atau guru bidang studi dan kepada orang tua

sebagai anggota tim Program Pembelajaran Individual (PPI) untuk menentukan tujuan

pembelajaran keterampilan kognitif dasar atau bidang akademik bagi siswa yang

bersangkutan.

D. LATIHAN

Page 58: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  58    

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda

mengerjakan latihan berikut ini.

Berdasarkan Kisi-kisi instrumen assesmen keterampilan kognitif dasar yang dicontohkan:

• Pilih salah satu komponen Keterampilan kognitif dasar

• Buatlah butir-butir soal/instrumen dalam tabel

• Tetapkan kriteria keberhasilan

• Buatlah LKS dari tiap butir soal

Petunjuk Jawaban Latihan

Sebelum Anda membuat kisi-kisi instrumen asesmen keterampilan kognitif dasar,

sebaiknya Anda pahami terlebih dahulu materi keterampilan kognitif dasar dan ruang

lingkupnya. Berdasarkan pemahaman Anda itulah Anda dapat membuat subkomponen

serta indikator-indikator komponen keterampilan kognitif dasar.

E. RANGKUMAN

Asesmen keterampilan kognitif dasar merupakan salah satu jenis asesmen yang

digunakan untuk menggali informasi tentang keterampilan kognitif dasar yang harus

dikuasai siswa sebelum siswa yang bersangkutan mempelajari matematika yang

sesungguhnya. Terdapat beberapa prasyarat di mana seorang siswa dikatakan sudah siap

untuk belajar aritmetika, apabila ia sudah menguasai empat keterampilan dasar, yaitu:

keterampilan klasifikasi, urutan, pasangan, dan konservasi. Untuk mengetahui apakah

siswa sudah memiliki keterampilan prasyarat atau belum, maka guru perlu melakukan tes.

Hasil tes yang diperoleh dapat dijadikan sebagai landasan dalam rangka melakukan

proses pembelajaran selanjutnya. Bagi siswa yang memiliki semua keterampilan yang

disyaratkan dapat diberikan pelajaran aritmetika secara formal. Sementara bagi mereka

yang belum memiliki keempat keterampilan yang disyaratkan, tentunya mereka masih

memerlukan latihan-latihan yang disebut dengan readiness programm (program kesiapan).

Program tersebut hendaknya benar-benar ditanamkan kepada siswa, karena merupakan

landasan bagi pelajaran aritmetika selanjutnya.

Page 59: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  59    

F. TES FORMATIF

Petunjuk: Pilihlah salah satu option yang dianggap paling benar!

1. Keterampilan kognitif dasar bagi seorang anak merupakan kemampuan di bawah ini,

kecuali:

a. Prerequisite dalam pembelajaran akademik

b. Prasyarat dalam pembelajaran akademik

c. Kemampuan yang harus dikuasai anak sebelum mempelajari bidang akademik

d. Kemampuan anak dalam mengelompokkan sesuatu obyek

2. Seorang anak mampu menunjukkan setiap obyek hanya satu kali secara berurutan

dan beraturan dari obyek yang ditunjukkan. Auak tersebut telah memiliki keterampilan

a. Klasifikasi

b. Ordering

c. Seriasi

d. Korespodensi

3. Seorang anak mampu menyusun obyek secara berurutan dari tang terkecil sampai

yang terbesar atau sebaliknya dari obyek yang ditunjukkan, anak tersebut telah

memiliki kemampuan

a. Klasifikasi

b. Ordering

c. Seriasi

d. Konservasi

4. Salah satu kegiatan intelektual dasar untuk memahami persamaan dan perbedaan

adalah keterampilan:

a. Klasifikasi

b. Seriasi

c. Korespodensi

Page 60: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  60    

d. Konservasi

5. Kemampuan menjodohkan topi dan kepala merupakan salah satu kegiatan

keterampilan kognitif dasar jenis

a. Klasifikasi

b. Seriasi

c. Korespondensi

d. Konservasi

6. Seorang anak memiliki kemampuan tentang adanya persepsi bahwa jumlah anggota

suatu kelompok obyek akan tetap sekalipun terjadi perubahan posisi atau tempat

merupakan keterampilan kognitif dasar jenis

a. Klasifikasi

b. Seriasi

c. Korespondensi

d. Konservasi

7. Keterampilan seriasi sangat penting dalam pembelajaran matematika, karena

merupakan dasar untuk kemampuan di bawah ini, kecuali

a. Membandingkan

b. Mengkategorikan

c. Lebih besar dan lebih kecil

d. Sama dengan dan tidak sama dengan

8. Pada saat seorang guru/asesor membuat deskripsi dari hasil jawaban siswa

mengenai keterampilan kognitif dasar, kemudian menginterpretasikannya, maka

asesor tersebut sedang melakukan proses …

a. Membuat butir-butir soal instrumen keterampilan kognitif dasar

b. Membuat analisis hasil asesmen keterampilan kognitif dasar

c. Membuat kesimpulan asesmen matematika

Page 61: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  61    

d. Membuat rekomendasi hasil asesmen matematika

9. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil asesmen keterampilan kognitif dasar

dimanifestasikan dalam bentuk

a. Penguasaan siswa tentang keterampilan kognitif dasar

b. Kelemahan siswa tentang keterampilan kognitif dasar

c. Kesulitan siswa tentang keterampilan kognitif dasar

d. Kekuatan, kelemahan, dan kebutuhan siswa tentang keterampilan kognitif dasar

10. Rekomendasi tentang hasil asesmen keterampilan kognitif dasar sebaiknya

ditujukan kepada orang tua siswa, karena Orang tua merupakan

a. Anggota tim dewan sekolah

b. Anggota tim komitee sekolah

c. Anggota tim program pembelajaran individual

d. Anggota masyarakat sekolah

Kunci Jawaban:

1. d 6. d

2. b 7. b

3. c 8. b

4. a 9. d

5. c 10. c

G. BALIKAN DAN TINDAK LANJUT

Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang terdapat di

bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian

gunakan rumus tingkat penguasaan, yaitu jumlah jawaban Anda yang benar dibagi 10

kemudian dikalikan dengan 100%. Dengan demikian Anda akan memperoleh presentase

tingkat penguasaan Anda. terhadap materi Kegiatan Belajar Adapun arti tingkat

penguasaan yang Anda capai adalah sebagai berikut:

90% - 100% = baik sekali

Page 62: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  62    

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

<70% = kurang

Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Anda dapat mengikuti

ujian akhir semester (UAS)., tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%,

Anda harus mengulang kegiatan belajar ini terutama bagian yang belum anda kuasai

Asesmen Perkembangan Bahasa

Melalui kegiatan pembelajaran 2 ini pembaca diperkenalkan dengan pengetahuan

mengenai penyusunan kisi-kisi dan mengembangkan butir-butir instrumen asesmen

perkembangan bahasa. Pembahasan difokuskan pada penetapan ruang lingkup

perkembangan bahasa, menyusun kisi-kisi instrumen perkembangan bahasa,

mengembangkan butir-butir instrumen berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat, serta

bagaimana menganalisis hasil asesmen perkembangan bahasa

A. TUJUAN

Dengan mempelajari kegiatan pembelajaran 2 ini diharapkan pembaca mampu

membuat kisi-kisi dan mengembangkan butir-butir instrumen Asesmen perkembangan

bahasa. Secara khusus pembahasan ini bertujuan agar pembaca mampu:

1. Menetapkan ruang lingkup asesmen perkembangan bahasa

2. Menyusun kisi-kisi instrumen asesmen perkembangan bahasa

3. Mengembangkan butir-butir instrumen asesmen perkembangan bahasa berdasarkan

kisi-kisi yang telah dibuat

4. Melaksanakan dan menganalisis hasil asesmen perkembangan bahasa

B. POKOK BAHASAN

a. Penetapan ruang lingkup asesmen perkembangan bahasa

b. Penyusunan kisi-kisi instrumen asesmen perkembangan bahasa

c. Pengembangan butir-butir instrumen asesmen perkembangan bahasa berdasarkan

kisi-kisi yang telah dibuat

d. Melaksanakan dan menganalisis hasil asesmen perkembangan bahasa

Page 63: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  63    

C. INTISARI BACAAN

1. Penetapan ruang lingkup asesmen perkembangan bahasa

Yang dimaksud dengan asesmen perkembangan bahasa dalam bahasan ini adalah

proses penghimpunan informasi secara sistematis dan professional terhadap aspek-aspek

perkembangan bahasa anak yang diduga secara signifikan berpengaruh terhadap prestasi

akademik anak yang bersangkutan. Adapun tujuan asesmen perkembangan bahasa

dalam bahasan ini adalah untuk menghimpun data atau informasi tentang aspek-aspek

perkembangan bahasa yang meliputi kemampuan memahami makna kata, kemampuan

untuk mengekspresikan diri secara verbal, dan kemampuan dalam pelafalan (artikulasi),

sehingga dapat membantu guru dalam memahami tingkat dan kemampuan belajar

bahasa anak. Untuk itu, perlu dijelaskan ruang lingkup kemampuan berbahasa seseorang.

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia dalam mengadakan

hubungan dengan sesamanya. Moh. Amin (2005) mengemukakan bahwa kemampuan

berbahasa seseorang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu kemampuan berbahasa

pasif (reseptif) dan kemampuan berbahasa aktif (ekspresif). Yang dimaksud kemampuan

berbahasa pasif ialah kemampuan memahami pikiran, perasaan, dan kehendak orang lain.

Sedangkan kemampuan berbahasa aktif adalah kemampuan untuk menyatakan pikiran,

perasaan, dan kehendak sendiri kepada orang lain. Dengan demikian, penguasaan yang

satu bersifat menerima dan penguasan yang lain bersifat menyampaikan. Berdasarkan

media yang digunakan maka kemampuan berbahasa dikelompokkan menjadi dua

kelompok, yaitu lisan dan tulisan. Sehingga jika digambarkan maka akan menjadi empat

kelompok, seperti yang dapat dilihat pada bagan berikut:

Media

Kemampuan

Lisan

Tulisan

Aktif

Berbicara Menulis

Page 64: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  64    

Pasif

Mendengarkan Membaca

Secara umum perkembangan bahasa digambarkan oleh Myklebust (Sutjihati,1995)

yang meliputi: tahap inner language, receptive language, dan expresive language.

Inner language adalah aspek bahasa yang pertama berkembang, Muncul kira-kira

pada usia 6 bulan. Karakteristik perilaku yang muncul pada tahap ini adalah pembentukan

konsep-konsep sederhana, seperti anak mendemonstrasikan pengetahuannya tentang

hubungan sederhana antara satu obyek dengan obyek yang lainnya. Tahap berikut dari

perkembangan inner language adalah anak dapat memahami hubungan-hubungan yang

lebih kompleks dan dapat bermain dengan mainan dalam situasi yang bermakna. Contoh

menyusun perangkat pada rumah-rumahan. Bentuk yang lebih kompleks dari

perkembangan inner language adalah mentransformasikan pengalaman ke dalam simbol

bahasa.

Receptive language. Setelah inner language berkembang, maka tahap berikutnya

adalah munculnya receptive language. Pada kira-kira usia 8 bulan, anak mulai mengerti

sedikit-sedikit tentang apa yang dikatakan orang lain kepadanya. Anak mulai merespon

apabila namanya dipanggil, dan mulai sedikit mengerti perintah, menjelang kira-kira 4

tahun anak lebih menguasai kemahiran mendengar, dan setelah itu proses penerimaan

(receptive process) memberi perluasan kepada sistem bahasa verbal. Terdapat hubungan

timbal balik antara inner language dengan receptive language. Perkembangan inner

language melewati fase pembentukan konsep-konsep sederhana menjadi tergantung

kepada pemahaman dan receptive language.

Expresive language. Aspek terakhir dari perkembangan bahasa adalah bahasa

expresive. Menurut Myklebust expresive language berkembang setelah pemantapana

pemahaman. Bahasa ekspresif anak muncul kira-kira satu tahun.

Perkembangan bahasa erat kaitannya dengan perkembangan kognisi. Keduanya

mempunyai hubungan timbal balik. Bagi mereka yang memiliki perkembangan kognisinya

terhambat, maka perkembangan bahasanya juga akan terhambat.

Secara potensial setiap anak termasuk ABK memiliki perasaan, pikiran, dan

Page 65: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  65    

kehendak yang dapat dikemukakan, akan tetapi pada ABK, misalnya pada anak

tunagrahita seringkali di saat ia mau menyatakan sesuatu mengalami kesulitan. Apabila

kita amati dalam pembicaraan-pembicaraan anak tunagrahita, selain kata-kata yang tidak

jelas, intonasinya yang datar, dan seringnya mereka mengulang-ngulang kata juga

susunan kalimat-kalimatnya yang sering terbalik-balik.

Hambatan yang berkaitan dengan kemampuan berbahasa pada ABK dapat terlihat

dalam penguasaan kosakata, jumlah kosakata yang dikuasai, penguasaan gramatikal

bahasa, seperti struktur kalimat, dan sebagainya. Hambatan yang terjadi akan mempersulit

siswa untuk menangkap instruksi maupun memahami dan menangkap isi teks bacaan.

Berikut daftar perkembangan bahasa dari usia 12 bulan sampai dengan 7 tahun

yang diadopsi dari Moh.Amin, 1995:84-118

Perkembangan Bahasa Anak Usia 12 bulan - 7 Tahun

Diadopsi dari Moh.Amin, (1995:84-118)

Usia Perkembangan Bahasa

12 bulan

(1 tahun)

Mengucapkan 3 kata atau lebih, mis: “dede mimi susu”

Memberikan reaksi suara terhadap mainan atau suara

Memperhatikan dan memberikan reaksi terhadap pembicaraan yang

panjang

Memberikan reaksi verbal terhadap beberapa perintah

Memberikan mainannya ketika diminta

13 – 14 bulan Kacau dalam mengucapkan kata-kata

Menggunakan lima kata atau lebih dengan arti yang tetap

Bersuara, menunjuk, dan memberikan mimik dalam usahanya meraih

Page 66: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  66    

benda-benda

Nampak mengerti perasaan orang yang bicara

Tertarik pada gambar-gambar yang diberi nama selama kurang lebih 2

menit

15 – 16 bulan Menggunakan 7 kata atau lebih dengan pengertian yang tetap (dengan

mimik)

Lebih sering menggunakan konsonan, t, d, w, dan h

Melaksanakan perintah verbal, memilih dan mengambil sesuatu dari

orang lain

Mengenal dan ingat terhadap benda-benda dan gambar-gambar yang

diberi nama

Mengenal nama berbagai bagian tubuh

17 – 18 bulan Menunjukkan mata, hidung, dan telinga

Mengulang kata-kata yang didengarnya

Memahami pertanyaan sederhana

Melaksanakan dua perintah yang berurutan mengenai benda-benda

seperti bola dsb

Membuat asosiasi dan mengingat kata-kata berdasarkan pada kategori

(misalnya: makanan, binatang, dsb)

Mulai bicara tanpa bantuan gerak

19 – 20 bulan Meniru kalimat yang terdiri dari dua/tiga kata

Meniru sesuatu yang terdapat di lingkungan ketika bermain

Jika disuruh, dapat menunjukkan bagian-bagian badan, bagian-bagian

pakaian pada gambar besar

Page 67: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  67    

Tepat dalam memberikan reaksi terhadap kata-kata seperti: duduklah,

berhenti dsb

Mengerti perintah yang mengandung kata panggilan seperti: berikan

padanya! Ayo kemari! Dsb

21 – 22 bulan Menggabungkan dua kata yang mengandung perbedaan arti seperti:

“ibu datang”

Mengikuti dua/tiga perintah sederhana yang berhubungan

Mengenal banyak benda dan gambar waktu disebut namanya

23 –24 bulan Sekali-kali menggunakan kalimat yang terdiri dari 3 kata

Menunjuk kepada diri sendiri dengan namanya

Memilih satu kata (seperti: sisir) dari lima atau enam kata yang

disebutnya

Mempelajari nama binatang dari buku

25 – 27 bulan Biasanya menggunakan kalimat-kalimat yang terdiri dari 2/3 kata serta

merupakan kata panggilan, kata kerja, dan kata benda

Sering menggunakan kata panggilan dengan tepat

Memilih gambar-gambar tingkah laku (misal: makan, lari, duduk, dsb)

Dapat disuruh menunjukkan bagian-bagian kecil dari tubuh

Meminta sesuatu dengan menyebutkan namanya

Memberikan reaksi terhadap gambar dengan dua kata (perkembangan

bahasa nampak dari panjang reaksi terhadap gambar atau alat

permaianan)

27 – 30 bulan Mengulang menyebut dua bilangan atau lebih, mengerti arti kata “satu”

Mengerti ukuran (misalnya: kecil,besar, dsb)

Page 68: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  68    

Mengenal nama dan gambar (umumnya benda)

Mengerti konsep berdasarkan fungsi

Dapat menyebut sekurang-kurangnya satu warna

30 – 33 bulan Mengerti kata kerja dan kebanyakan kata sifat

Menjawab dengan tepat pertanyaan “kamu laki-laki atau perempuan?”

Membicarakan gambar buatannya sendiri

33 – 36 bulan Mengikuti tiga perintah sederhana

Mengerti arti di atas, di bawah, di depan, belakang, dsb

Menggunakan bunyi-bunyi, t, n, k, g,ng, pada kata (menjelang 2,5 tahun

menguasai 27 bunyi)

3 tahun Mengucapkan bunyi huruf y, f, v, dalam kata-kata

Mengulang tiga kata

Menggunakan kalimat yang terdiri dari empat kata

Senang berbisik dan memberikan reaksi pada bisikan

Menerangkan jenis kelamin, menyebut nama lengkap dan menerangkan

peristiwa secara sederhana

4 tahun Menjawab pertanyaan sederhana

Mengucapkan sh, zh, th, dalam kata-kata

Menggunakan kalimat yang kompleks

Berkomunikasi untuk menghubung-hubungkan pengalaman dan

mencari pengetahuan yang diperlukannya

Membuat kesalahan artikulasi terhadap bunyi konsonan l, r, s, t, sh, ch,

j, atau th; menguasai bunyi: b, p, m, w, dan h

Page 69: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  69    

Mengenal warna

Mengetahui 4-5 kata depan seperti: di atas, di bawah, di depan, di

belakang

Memberikan reaksi terhadap gambar dengan lima kata

5 tahun Mengetahui banyak lawan kata

Menghitung benda sampai 10

Mengulang 4 bilangan

Memberikan definisi benda-benda berdasarkan kegunaan seperti:

garpu, pensil, gunting, dsb

Membuat kekeliruan artikulasi

6 tahun Menguasai bunyi huruf: f,v,s, dan z

Memberikan respon terhadap gambar dengan 7 kata

Menanti gilirannya yang tepat dalam pembicaraan

Memberi dan menerima keterangan

7 tahun Menjawab pertanyaan mengenai persamaan, misalnya:”apakah

persamaan

kedua benda ini?”

2. Penyusunan kisi-kisi dan pengembangan butir instrumen asesmen perkembangan bahasa

Setelah ruang lingkup materi perkembangan bahasa dipetakan, langkah

selanjutnya adalah menyusun instrumen asesmen dalam bentuk pedoman observasi yang

bersifat kualitatif. Pedoman observasi ini dapat dibuat berdasarkan urutan perkembangan

bahasa anak, dapat pula dibuat berdasarkan ruang lingkup kemampuan berbahasa anak.

Sebagai ilustrasi berikut ini akan diberikan contoh instrumen asesmen perkembangan

Page 70: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  70    

bahasa bagi anak usia 2 tahun- 3 tahun, sebagai berikut.

Contoh Instrumen Asesmen Perkembangan Bahasa

Anak Usia 2 tahun - 3 tahun

No Komponen yang diamati

Hasil Keterangan

1 2 3

1. Biasanya menggunakan kalimat-

kalimat yang terdiri dari 2/3 kata serta

merupakan kata panggilan, kata kerja,

dan kata benda

2. Sering menggunakan kata panggilan dengan

tepat

3. Memilih gambar-gambar tingkah laku (misal:

makan, lari, duduk, dsb)

4. Dapat disuruh menunjukkan bagian-bagian

kecil dari tubuh

5. Meminta sesuatu dengan menyebutkan

namanya

6. Memberikan reaksi terhadap gambar dengan

dua kata (perkembangan bahasa nampak dari

panjang reaksi terhadap gambar atau alat

permaiann)

7. Mengulang menyebut dua bilangan atau lebih,

mengerti arti kata “satu”

8. Mengerti ukuran (misalnya: kecil,besar, dsb)

9. Mengenal nama dan gambar (umumnya

Page 71: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  71    

benda)

10 Mengerti konsep berdasarkan fungsi

11 Dapat menyebut sekurang-kurangnya satu

warna

12 Mengerti kata kerja dan kebanyakan kata sifat

13 Menjawab dengan tepat pertanyaan “kamu

laki-laki atau perempuan?”

14 Membicarakan gambar buatannya sendiri

15 Mengikuti tiga perintah sederhana

16 Mengerti arti di atas, di bawah, di depan,

belakang, dsb

17 Menggunakan bunyi-bunyi, t, n, k, g,ng, pada

kata (menjelang 2,5 tahun menguasai 27

bunyi)

18 Mengucapkan bunyi huruf y, f, v, dalam kata-

kata

19 Mengulang tiga kata

20 Menggunakan kalimat yang terdiri dari empat

kata

21 Senang berbisik dan memberikan reaksi pada

bisikan

22 Menerangkan jenis kelamin, menyebut nama

lengkap dan menerangkan peristiwa secara

sederhana

Page 72: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  72    

IDENTITAS SISWA

Nama :

Jenis Kelamin :

Tempat dan tanggal lahir :

Sekolah :

Kelas/Semester :

Asesmen Perkembangan Bahasa

1. Kosa kata

…………………………………………………………………………………….

2.Bahasa reseptif (Kemampuan memahami makna kata yang didengar}

……………………………………………………………………………………

3. Bahasa ekspresif, misalnya kefasihan dalam pengenalan kata (kemampuan

mengekspresikan diri secara verbal)

……………………………………………………………………………………..……

………………………………………………………………………………

4. Pelafalan (Kemampuan melafalkan kata secara jelas)

……………………………………………………………………………………

5.Kemampuan menguraikan kata (Kemampuan menguraikan kata menurut

bunyi)

Page 73: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  73    

…………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

Dan seterusnya.

3. Melaksanakan dan Menganalisis Hasil asesmen Perkembangan Bahasa

Setelah instrumen (pedoman observasi) tersusun secara sistematis, guru dapat

melakukan kegiatan asesmen dengan jalan mengamati setiap ucapan atau pernyataan

anak yang berkaitan dengan perkembangan bahasa sesuai dengan urutan yang tercantum

dalam instrumen. Hasil pengamatan dari setiap aspek perkembangan bahasa dicatat

langsung pada lembar pedoman observasi/instrumen. Hasil pengamatan tersebut

merupakan data kualitatif yang menggambarkan kondisi perkembangan bahasa anak

secara obyektif.

Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis hasil observasi pada setiap aspek

perkembangan bahasa anak, sehingga dapat ditemukan dalam aspek mana anak tersebut

mengalami kelemahan, dan pada aspek perkembangan bahasa apa yang dianggap cukup

baik. Berdasarkan hasil analisis ini, langkah berikutnya yang ditempuh guru adalah

menentukan tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan upaya menstimulasi

perkembangan bahasa yang terhambat. Tujuan pembelajaran ini merupakan landasan

dalam pengembangan program stimulasi perkembangan bahasa.

Apabila masalah yang berkaitan dengan stimulasi perkembangan bahasa ini ada

dalam kurikulum, maka hasil analisis tadi diselaraskan dengan materi yang terdapat pada

kurikulum dengan jalan membandingkan setiap aspek perkembangan bahasa hasil

asesmen dengan butir-butir yang terdapat dalam kurikulum atau GBPP.

D. LATIHAN

1. Sejak kapan kemampuan berbahasa lisan mulai terbentuk ?

2. Bagaimanakah caranya untuk mengetahui kemampuan anak dalam membedakan

bunyi?

3. Bagaimanakah caranya untuk mengetahui kemampuan anak dalam memahami arti

Page 74: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  74    

kata ?

4. Buatlah instrumen asesmen untuk kemampuan berbahasa lisan !

E. RANGKUMAN

1. Kemampuan berbahasa seseorang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu

kemampuan pasif dan kemampuan aktif

2. Kemampuan mendengarkan dan berbicara melibatkan kemampuan penguasaan

fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik.

3. Tujuan asesmen kemampuan berbahasa adalah untuk memperoleh informasi tentang

kemampuan dan hambatan dalam perkembangan bahasa anak

4. Dalam pelaksanaan asesmen kemampuan berbahasa perlu mempertimbangkan tiga

faktor, yaitu bentuk tes, suasana yang alamiah, dan waktu pelaksanaan.

F. TES FORMATIF

Petunjuk: Pilihlah option berikut yang dianggap paling benar!

1. Kemampuan memahami apa yang dikatakan orang lain, disebut …

a. Kemampuan berbahasa pasif

b. Kemampuan berbahasa aktif

c. Kemampuan berbahasa ekspresif

d. Kemampuan berbahasa lisan

2. Kemampuan menyatakan maksud sendiri melalui bahasa lisan, merupakan kemampuan

...

a. Kemampuan berbahasa pasif

b. Kemampuan berbahasa aktif

c. Kemampuan berbahasa ekspresif

d. Kemampuan berbahasa lisan

3. Menulis karangan merupakan kemampuan berbahasa yang bersifat …

a. Aktif melalui lisan

b. Pasif melalui lisan

Page 75: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  75    

c. Aktif melalui tulisan

d. Pasif melalui tulisan

4. Membaca novel merupakan kemampuan berbahasa yang bersifat ...

a. Aktif melalui lisan

b. Pasif melalui lisan

c. Aktif melalui tulisan

d. Pasif melalui tulisan

5. Berpidato merupakan kemampuan berbahasa yang bersifat ...

a. Aktif melalui lisan

b. Pasif melalui lisan

c. Aktif melalui tulisan

d. Pasif melalui tulisan

6. Mendengarkan syair lagu merupakan kemampuan berbahasa …

a. Aktif melalui lisan

b. Pasif melalui lisan

c. Aktif melalui tulisan

d. Pasif melalui tulisan

7. Aspek bahasa yang pertama berkembang pada seorang anak adalah aspek ...

a. Inter language

b. Inner language

c. Receptive language

d. Expresive language

8. Seorang anak mulai merespon jika dipanggil namanya. Anak tersebut mulai

mengembangkan aspek ...

a. Inter language

b. Inner language

c. Receptive language

Page 76: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  76    

d. Expresive language

9. Pada umumnya bahasa ekspresif seorang anak muncul pada usia kira-kira ….

a. enam bulan

b. delapan bulan

c. satu tahun

d. empat tahun

10. Kemampuan menyusun perabot rumah-rumahan pada seorang anak merupakan

bentuk yang lebih kompleks dari perkembangan …

a. Inter language

b. Inner language

c. Receptive language

d. Expresive language

Kunci Jawaban:

1. a 6. b 2. b 7. b 3. c 8. c 4. d 9. c 5. a 10.b

G. BALIKAN DAN TINDAK LANJUT

Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang terdapat di

bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian

gunakan rumus tingkat penguasaan, yaitu jumlah jawaban Anda yang benar dibagi 10

kemudian dikalikan dengan 100%. Dengan demikian Anda akan memperoleh presentase

tingkat penguasaan Anda. terhadap materi Kegiatan Belajar Adapun arti tingkat

penguasaan yang Anda capai adalah sebagai berikut:

90% - 100% = baik sekali

Page 77: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  77    

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

<70% = kurang

Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Anda dapat mengikuti

ujian akhir semester (UAS)., tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%,

Anda harus mengulang kegiatan belajar ini terutama bagian yang belum anda kuasai

Asesmen Perkembangan Motorik

Melalui kegiatan pembelajaran ini pembaca diperkenalkan dengan pengetahuan

tentang penyusunan kisi-kisi dan mengembangkan butir-butir instrumen asesmen

perkembangan motorik. Pembahasan difokuskan pada penetapan ruang lingkup

perkembangan motorik, menyusun kisi-kisi instrumen perkembangan motorik,

mengembangkan butir-butir instrumen berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat, serta

bagaimana menganalisis hasil asesmen perkembangan motorik

A. TUJUAN

Dengan mempelajari kegiatan pembelajaran ini diharapkan pembaca mampu

membuat kisi-kisi dan mengembangkan butir-butir instrumen Asesmen perkembangan

motorik. Secara khusus pembahasan ini bertujuan agar pembaca mampu:

1. Menetapkan ruang lingkup asesmen perkembangan motorik

2. Menyusun kisi-kisi instrumen asesmen perkembangan motorik

3. Mengembangkan butir-butir instrumen asesmen perkembangan motorik berdasarkan

kisi-kisi yang telah dibuat

4. Menganalisis hasil asesmen perkembangan motorik

B. POKOK BAHASAN

1. Penetapan ruang lingkup asesmen perkembangan motorik

2. Penyusunan kisi-kisi instrumen asesmen perkembangan motorik

Page 78: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  78    

3. Pengembangan butir-butir instrumen asesmen perkembangan motorik berdasarkan

kisi-kisi yang telah dibuat

4. Menganalisis hasil asesmen perkembangan motorik

C. INTISARI BACAAN

1. Penetapan ruang lingkup asesmen perkembangan motorik

Yang dimaksud dengan perkembangan motorik adalah kemampuan dalam

melakukan gerak, baik yang bersifat gerakan kasar, gerakan halus, dan keseimbangan.

Asesmen perkembangan motorik adalah suatu proses penghimpunan informasi secara

sistematis dan profesional terhadap aspek-aspek perkembangan motorik anak yang

diduga secara signifikan berpengaruh terhadap prestasi akademik. Adapun tujuan

asesmen perkembangan dalam bahasan ini adalah untuk mengetahui informasi tentang

aspek-aspek perkembangan motorik anak yang meliputi aspek motorik kasar, motorik

halus, dan aspek keseimbangan. Asesmen perkembangan motorik ini dapat membantu

guru dalam memahami tingkat kemampuan motorik anak.

Dari pengertian di atas dapat ditentukan bahwa ruang lingkup perkembangan

motorik, meliputi ;

a. Kemampuan untuk melakukan gerakan kasar (gross motor).

b. Kemampuan untuk melakukangerakan halus (fine motor).

c. Kemampuan dalam keseimbangan (balance).

Kemampuan gerakan kasar adalah gerak tubuh yang menggunakan sebagian

besar otot-otot atau sekumpulan otot besar dan biasanya memerlukan tenaga. Duduk,

merangkak, berdiri, berjalan, mengambil, menarik, mendorong, naik/turun tangga,

berjingkrak, melompat, menendang, mengendarai, melempar, dan menangkap merupakan

contoh-contoh gerakan kasar. Sedangkan kemampuan motorik halus ialah kemampuan

gerak yang hanya menggunakan otot-otot tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil

yang membutuhkan koordinasi gerak dan daya konsentrasi yang baik. Contoh-contoh

gerakan halus, seperti: memegang benda kecil antara ibu jari dan telunjuk, menunjuk

benda dengan jari telunjuk, menyortir benda sesuai dengan bentuknya, mencoret dengan

jari, menjelujur, memutar benda, merangkai kalung-kalungan, membalik halaman buku,

Page 79: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  79    

menggunakan satu tangan secara tetap, menebalkan garis lurus, atau lengkung, mewarnai

bentuk-bentuk geometri, merobek kertas, menyusun benda menurut besar kecilnya,

panjang pendeknya, menggunting, memotong, menulis, dan sebagainya.

Berikut daftar perkembangan motorik dari usia 12 bulan sampai dengan 9 tahun

yang diadopsi dari Moh.Amin, 1995:84-118.

Perkembangan Motorik Anak Usia 12 bulan – 9 Tahun

Diadopsi dari Moh.Amin (1995:84-118)

Usia Anak Perkembangan Motorik

12 bulan

(1 tahun)

Berusaha tegak dengan berlutut

Berjalan dengan berpegang sebelah tangan

Merangkak bebas

13 – 14 bulan Berdiri sebentar

Berjalan mundur satu dua langkah

Bergoyang-goyang mengikuti irama musik

15 –16 bulan Berjalan beberapa langkah

Berlutut sendiri

Jatuh terduduk

Merangkak atau memanjat tangga

Tegak berdiri dan berjalan

Membungkuk dan tegak kembali

17 – 18 bulan Berjalan sendiri tanpa dibantu

Page 80: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  80    

Menaiki tangga dengan berpegangan

Duduk sendiri

Menendang bola

Menarik alat main sambil berjalan mundur

Menaiki rintangan

19 – 20 bulan Berusaha berjalan di atas garis lurus (sampai kira-kira tiga

meter dengan 1-3 kali membuat kesalahan)

Mampu dan mau bermain dengan alat yang menyerupai

tongkat

Memasukkan pasak ke dalam lubangnya (yang mempunyai

garis tengah kira-kira 1,5 cm)

21 - 22 bulan Naik tangga sambil berpegang dengan satu pegangan

Turun tangga dengan dipegang sebelah tangan

Berjongkok waktu bermain

Berdiri diatas satu kaki dengan bantuan

Berjalan mundur

25 – 27 bulan Dapat berlari

Naik dan turun tangga tanpa berganti kaki

Menyepak bola atas perintah

Bangun miring, melompat dari bawah dengan satu kaki

2, 5 tahun Berjalan dengan ujung jari kaki

Melompat dengan dua kaki bersama-sama

Mencoba berdiri di atas satu kaki

Page 81: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  81    

Berdiri dengan dua kaki di atas balok keseimbangan tanpa

bantuan

Berjalan mengikuti garis yang dibuat pada lantai, kadang-

kadang melompat.

3 tahun Berlari denga jari kaki

Mengendarai sepeda roda tiga

Naik tangga dengan kaki berganti-ganti

Melompat dengan dua kaki

Berdiri dengan satu kaki

Berjalan mundur dengan mudah

3, 5 tahun Berdiri dengan satu kaki selama 3-5 detik

Kurang koordinasi gerak: jatuh, takut

Berjalan pada balok keseimbangan dengan dua langkah

berganti-ganti atau lebih

Berlari menghindari rintangan/halangan

4 tahun Berdiri dengan satu kaki selama 5-10 detik

Berganti ganti naik turun tangga dengan satu kaki

Melompat di atas benda setinggi 15 cm

5 tahun Meloncat dengan satu kaki (kaki berganti-ganti)

Berjalan mengikuti garis yang dibuat pada lantai dengan

kaki dan tumit

Berlari, naik kursi dan meja

Gemar berbaris

Page 82: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  82    

Melompat dari sesuatu dengan ketinggian 30 cm

6 tahun Sangat aktif, tingkah lakunya konstan

Keseimbangan badan aktif dalam permainan (meloncat)

Melompat setinggi 30 cm dan jatuh dengan jari kaki

Berdiri pada salah satu kaki dengan mata tertutup

Melempar jauh

7 tahun Lebih berhati-hati dalam bergerak

Melakukan kegiatan berbeda-beda

8 tahun Gerak tubuh lebih berirama dan lebih indah

Dapat menilai sikap orang lain

9 tahun Lebih mampu mengontrol kecepatan

Tertarik pada kesehatannya sendiri dan senang

mengangkat sesuatu

Sering kaku dalam sikapnya

2. Penyusunan kisi-kisi dan pengembangan butir instrumen asesmen perkembangan motorik

Setelah menetapkan ruang lingkup asesmen perkembangan motorik, langkah

selanjutnya adalah menyususn instrumen asesmen perkembangan motorik. Asesmen ini

dibuat dalam bentuk pedoman observasi yang bersifat kualitatif.

Contoh Kisi-kisi Instrumen Asesmen Perkembangan Motorik Kasar

Anak Usia 4-6 Tahun

Page 83: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  83    

No

Komponen yang diamati

Kemampuan

Keterangan

1 2 3

1 Berdiri dengan satu kaki selama 5-10 detik

2 Berganti ganti naik turun tangga dengan satu

kaki

3 Melompat di atas benda setinggi 15 cm

4 Meloncat dengan satu kaki (kaki berganti-ganti)

5 Berjalan mengikuti garis yang dibuat pada lantai

dengan kaki dan tumit

6 Berlari, naik kursi dan meja

7 Gemar berbaris

8 Melompat dari sesuatu dengan ketinggian 30

cm

9 Sangat aktif, tingkah lakunya konstan

10 Keseimbangan badan aktif dalam permainan

(meloncat)

11 Melompat setinggi 30 cm dan jatuh dengan jari

kaki

12 Berdiri pada salah satu kaki dengan mata

tertutup

13 Melempar jauh

Contoh :

Page 84: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  84    

Identitas Anak

N a m a : .........................................................................

Jenis kelamin : .........................................................................

Tempat dan tanggal lahir : .........................................................................

Sekolah : .........................................................................

Kelas/Semester : .........................................................................

a. Kemampuan dalam melakukan gerakan kasar (gross motor) :

.....................................................................................................................................

.....................................................................................................................................

..........

b. Kemampuan dalam melakukan gerakan halus (fine motor) :

.....................................................................................................................................

.....................................................................................................................................

..........

c. Kemampuan dalam melakukan keseimbangan tubuh :

.....................................................................................................................................

.....................................................................................................................................

.........

3. Melaksanakan dan Menganalisis Hasil Asesmen Perkembangan Motorik

Sama halnya dengan asesmen perkembangan bahasa, asesmen perkembangan

motorik dilakukan dengan jalan mengamati setiap tingkah laku/ gerak kasar maupun gerak

halus, maupun keseimbangan tubuh anak sesuai dengan urutan yang tercantum dalam

instrumen. Hasil pengamatan dari setiap aspek perkembangan motorik dicatat langsung

pada lembar pedoman observasi/instrumen. Hasil pengamatan tersebut merupakan data

kualitatif yang menggambarkan kondisi perkembangan motorik anak secara obyektif.

Page 85: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  85    

Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis hasil observasi pada setiap aspek

perkembangan motorik anak, sehingga dapat ditemukan dalam aspek mana anak tersebut

mengalami kelemahan, dan pada aspek perkembangan motorik apa yang dianggap cukup

baik. Berdasarkan hasil analisis ini, langkah berikutnya yang ditempuh guru adalah

menentukan tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan upaya menstimulasi

perkembangan motorik yang terhambat. Tujuan pembelajaran ini merupakan landasan

dalam pengembangan program stimulasi perkembangan motorik anak yang

bersangkutan.

D. LATIHAN

1. 1. Buatlah instrumen asesmen untuk pekembangan motorik !

E. RANGKUMAN

1. Perkembangan motorik adalah kemampuan dalam melakukan gerak.

2. Kemampuan gerak meliputi kemampuan gerak kasar, gerak halus, dan keseimbangan.

3. Instrumen asesmen disusun berdasarkan ruang lingkup perkembangan motorik.

F. TES FORMATIF

Petunjuk: Pilihlah option berikut yang dianggap paling benar!

1. Seorang anak diminta untuk berjalan mengikuti pola lantai. Sehubungan dengan

asesmen perkembangan motorik, maka kegiatan tersebut bertujuan untuk mengukur

a. Motorik kasar

b. Motorik halus

c. Fine motor

d. Balancing

2. Seorang anak diminta untuk melompat dengan satu kaki. Sehubungan dengan

asesmen perkembangan motorik, maka kegiatan tersebut bertujuan untuk mengukur

Page 86: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  86    

a. Motorik kasar

b. Motorik halus

c. Fine motor

d. Balancing

3. Menangkap dan melempar bola merupakan contoh butir soal untuk mengukur ...

a. Motorik kasar

b. Motorik halus

c. Fine motor

d. Balancing

4. Contoh butir soal untuk mengukur fine motor dapat dilakukan melalui ...

a. Mengangkat kaki

b. Mengayunkan tangan

c. Menyusun kubus

d. Berjalan ditempat

5. Untuk mengukur keseimbangan tubuh anak, kita dapat mengukurnya melalui …

a. Berjalan bebas tanpa bantuan

b. Berjalan ditempat

c. Berjalan sambil mengayunkan tangan

d. Berjalan santai

6. Untuk mengukur keterampilan gross motor seorang anak dapat dilakukan melalui ….

a. Merangkai mute

b. Mewarnai bidang geometri

c. Memegang pensil

d. Melempar bola

7. Menggunakan alat tulis merupakan salah satu contoh butir soal untuk mengukur … ...

a. Motorik kasar

b. Motorik halus

Page 87: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  87    

c. Fine motor

d. Balancing

8. Berjalan pada suatu garis lurus merupakan salah satu contoh butir soal untuk

mengukur keterampilan …

a. Motorik kasar

b. Motorik halus

c. Fine motor

d. Balancing

9. Kegiatan di bawah ini merupakan alat untuk mengukur fine motor, kecuali …

a. Memungut benda secara bebas

b. Memungut benda sesuai dengan irama

c. Menangkap bola

d. Merangkai benada-benda

10. Meminta anak duduk dan berdiri di tempat, merupakan salah satu butir soal untuk

mengukur keterampilan …. …

a. Motorik kasar

b. Motorik halus

c. Fine motor

d. Balancing

Kunci Jawaban:

a. 11. d 6. d

b. 12. d 7. b

c. 13. a 8. d.

d. 14. c 9. c

e. 15. c 10. a

G. BALIKAN DAN TINDAK LANJUT

Page 88: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  88    

Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang terdapat di

bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian

gunakan rumus tingkat penguasaan, yaitu jumlah jawaban Anda yang benar dibagi 10

kemudian dikalikan dengan 100%. Dengan demikian Anda akan memperoleh presentase

tingkat penguasaan Anda. terhadap materi Kegiatan Belajar Adapun arti tingkat

penguasaan yang Anda capai adalah sebagai berikut:

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

<70% = kurang

Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Anda dapat mengikuti

ujian akhir semester (UAS)., tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%,

Anda harus mengulang kegiatan belajar ini terutama bagian yang belum anda kuasai

Page 89: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  89    

Asesmen Perkembangan Persepsi

Melalui kegiatan pembelajaran 4 ini pembaca diperkenalkan dengan pembuatan kisi-

kisi dan mengembangkan butir-butir instrumen asesmen perkembangan persepsi.

Pembahasan difokuskan pada penetapan ruang lingkup perkembangan persepsi, menyusun

kisi-kisi instrumen perkembangan persepsi, mengembangkan butir-butir instrumen

berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat, serta bagaimana menganalisis hasil asesmen

perkembangan persepsi

A. TUJUAN

Dengan mempelajari kegiatan pembelajaran 4 ini diharapkan pembaca mampu

membuat kisi-kisi dan mengembangkan butir-butir instrumen Asesmen perkembangan

persepsi. Secara khusus pembahasan ini bertujuan agar pembaca mampu:

1. Menetapkan ruang lingkup asesmen perkembangan persepsi

2. Menyusun kisi-kisi instrumen asesmen perkembangan persepsi

3. Mengembangkan butir-butir instrumen asesmen perkembangan berdasarkan kisi-kisi

yang telah dibuat

4. Menganalisis hasil asesmen perkembangan persepsi

B. POKOK BAHASAN

1. Penetapan ruang lingkup asesmen perkembangan persepsi

2. Penyusunan kisi-kisi instrumen asesmen perkembangan persepsi

3. Pengembangan butir-butir instrumen asesmen perkembangan berdasarkan kisi-kisi

yang telah dibuat

4. Menganalisis hasil asesmen perkembangan persepsi

C. INTISARI BACAAN

1.Penetapan Ruang Lingkup Asesmen Perkembangan Persepsi

Asesmen perkembangan persepsi merupakan suatu proses pengumpulan

informasi mengenai aspek-aspek perkembangan persepsi seorang anak yang diperlukan

Page 90: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  90    

sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan suatu program pembelajaran

akademik, seperti membaca, menulis dan matematika.

Tujuan asesmen perkembangan persepsi dalam bahasan ini dimaksudkan untuk

menghimpun informasi tentang tahap perkembangan persepsi anak yang dapat membantu

guru dalam memahami kemampuan persepsi anak yang meliputi persepsi auditoris, visual,

dan persepsi heptik.

Asesmen perkembangan persepsi hanya akan bermakna, jika guru mengetahui

materi keterampilan yang dikembangkan, dan tahap-tahap perkembangan anak. Dengan

demikian pemahaman yang jelas tentang konsep dasar perkembangan persepsi pada ABK

merupakan dasar yang penting untuk dapat melaksanakan asesmen secara tepat bagi

mereka, sehingga perlu dijelaskan hakikat perkembangan persepsi Anak Berkebutuhan

Khusus. Jika tidak, pelaksanaan asesmen perlu dipertanyakan.

Persepsi berasal dari istilah bahasa Inggris "Perception" artinya tanggapan atau

penerimaan langsung dari sesuatu; daya memahami atau menanggapi sesuatu; serapan;

proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancaindranya. Secara definisi

Lerner, (1988:282) mengemukakan bahwa persepsi merupakan proses memahami dan

menginterpretasikan informasi sensoris atau yang berhubungan dengan pancaindra, atau

kemampuan intelek untuk menyarikan makna dari data yang diterima oleh berbagai indra".

Dengan demikian untuk memahami proses persepsi terlebih dahulu harus dipahami apa

yang disebut dengan pengindraan.

Rochyadi & Alimin (2005) mengemukakan bahwa pengindraan sebetulnya

merupakan proses fisiologis. Apa yang diindra selanjutnya ditransfer ke otak dan

membentuk sebuah gambaran. Namun demikian, hasil pembentukan di otak tidak

selamanya memberi gambaran seperti apa yang diindranya. Misalnya, seorang anak

diminta untuk mengamati huruf /d/, di samping huruf tersebut berderet huruf-huruf seperti.

/p/, /b/, /d/, /a/. Apabila anak dapat menunjukkan huruf /d/ pada deretan huruf-huruf tadi,

maka proses persepsi telah terjadi karena ada penafsiran yang sama. Tetapi jika yang

ditunjuk adalah huruf /a/, maka yang terjadi hanya proses pengindraan. Sebetulnya anak

melihat huruf /d/, tetapi apa yang dilihatnya tidak membentuk gambaran yang benar.

Secara fisiologis ia tidak mengalami gangguan penglihatan, akan tetapi ia tidak dapat

menafsirkan obyek yang dilihat dan inilah yang dimaksud mengalami gangguan persepsi.

Page 91: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  91    

Sebagian ABK ada yang mengalami gangguan persepsi dan ada yang tidak.

Mereka yang mengalami gangguan persepsi dapat dipastikan akan mengalami masalah

yang lebih berat dibanding dengan mereka yang tidak mengalami gangguan persepsi.

Dampak yang paling nyata dari gangguan persepsi ini sering kali dirasakan guru ketika

mereka belajar membaca, menulis, berhitung, atau di dalam memahami orentasi ruang

maupun arah. Persepsi merupakan keterampilan yang dapat dipelajari, maka proses

pembelajaran dapat memberikan darnpak langsung terhadap kecakapan perseptual.

Adapun ruang lingkup bidang perkembangan persepsi terdiri dari tiga komponen

besar (Abdurahman, M. 1995) yaitu: (1) persepsi auditoris yang meliputi kesadaran

fonologis, diskriminasi auditoris, ingatan auditoris, urutan auditoris, dan perpaduan

auditoris; (2) persepsi visual, yang meliputi hubungan keruangan, diskriminasi visual,

diskriminasi bentuk dan latar, visual closure, mengenal obyek, dan (3) persepsi heptik

yang meliputi persepsi taktil dan kinestetik. Berikut penjelasan singkat mengenai masing-

masing jenis persepsi.

Persepsi Auditoris, adalah kemampuan untuk memahami atau

menginterpretasikan segala sesuatu yang didengar. Persepsi ini mencakup kemampuan:

(l) Kesadaran fonologis adalah kesadaran bahwa bahasa dapat dipecah ke dalam kata,

sukukata, dan fonem (bunyi huruf).

(2) Diskriminasi Auditoris; Kemampuan mengingat perbedaan antara bunyi-bunyi fonem

dan mengidentifikasi kata-kata yang sama dengan kata-kata yang berbeda.

(3) Ingatan Auditoris; kemampuan untuk menyimpan dan mengingat sesuatu yang

didengar.

(4) Urutan Auditoris; kemampuanmengingat urutan hal-hal yang disarnpaikan secara lisan

(5) Perpaduan Auditoris; Kemampuan memadukan elemen-elemen fonem tunggal atau

berbagai fonem menjadi suatu kata yang utuh

Persepsi Visual, merupakan kemampuan untuk memahami atau

menginterpretasikan segala sesuatu yang dilihat. Persepsi visual mencakup kemampuan

berikut:

(l) Hubungan keruangan menunjuk pada persepsi tentang posisi berbagai obyek dalam

Page 92: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  92    

ruang.

(2) Diskriminasi visual menunjuk pada kemampuan membedakan suatu obyek dari obyek

yang lain.

(3) Diskriminasi bentuk-Iatar menunjuk pada kemampuan membedakan suatu obyek dari

latar belakang yang mengelilinginya.

(4) Visual closure menunjuk pada kemampuan mengingat dan mengidentifikasi suatu

obyek, meskipun obyek tersebut tidak diperlihatkan secara keseluruhan.

(5) Mengenal obyek menunjuk pada kemampuan mengenal sifat berbagai obyek pada saat

mereka memandangnya.

Sedangkan persepsi heptik menunjuk pada kemampuan mengenal berbagai obyek

melalui modalitas taktil (perabaan) dan kinestetik (gerak).

(l) Persepsi taktil; berkaitan dengan sentuhan atau rabaan; atau kemampuan mengenal

berbagai obyek melalui meraba; mis. mengidentifikasi angka yang ditulis di punggung,

membedakan permukaan kasar dari yang halus, mengidentifikasi jari mana yang

digunakan untuk meraba

(2) Persepsi kinestetik; (a) perasaan yang sangat kompleks yang ditimbulkan oleh

rangsangan di otot, urat, dan pergelangan; (b) mempunyai daya menyadari gerakan

otot; misalnya kesadaran posisi, rasa tubuh tentang kontraksi otot, tegangan, dan

relaksasi adalah beberapa contoh dari persepsi kinestetik.

2. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Asesmen Perkembangan Persepsi

Berdasarkan ruang lingkup materi perkembangan persepsi di atas, langkah

selanjutnya adalah menyusun kisi-kisi instrumen asesmen. Sebelum menyusun kisi-kisi

instrumen asesmen perkembangan persepsi, Anda perlu menetapkan perilaku yang akan

diases terlebih dahulu. Dalam hal ini Anda memilih komponen-komponen apa saja yang

akan diaseskan dari bidang perkembangan persepsi tersebut. Misalnya, sebagai contoh

kita menetapkan dan memilih komponen "Persepsi auditoris". Dengan demikian

pengetahuan kita dipusatkan pada bagaimana menggali informasi tentang kemampuan

anak dalam memahami atau menginterpretasikan segala sesuatu yang didengarnya.

Page 93: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  93    

Sebagaimana Anda pelajari dalam ruang lingkup bidang perkembangan persepsi,

kemampuan persepsi auditoris terdiri dari lima kemampuan atau keterampilan, yaitu:

kesadaran fonologis, diskriminasi auditoris, ingatan auditoris, urutan auditoris, dan

perpaduan auditoris. Dengan demikian Anda dituntut untuk memahami secara mendalam

tentang sub-sub komponen tersebut, sehingga Anda mampu menjabarkannya dalam

bentuk indikator-indikator yang lebih operasional.

Setelah Anda memahaminya, langkah selanjutnya adalah menyusun kisi-kisi

instrumen asesmen perkembangan persepsi auditoris baik dalam bentuk tabel maupun

daftar. Pada dasamya tidak ada ketentuan berapa kolom yang kita perlukan, namun yang

paling penting kolom-kolom tersebut harus memuat tiga aspek, yaitu: kolom komponen

keterampilan yang akan diases, kolom ruang lingkup atau sub-sub komponen dari

komponen ketrampilan yang akan diases, serta kolom indikator-indikator yang akan mampu

menggali kemampuan atau keterampilan dari sub-sub komponen tadi. Sebagai ilustrasi,

Anda perhatikan tabel kisi-kisi instrumen asesmen persepsi auditoris berikut ini.

Contoh Tabel Kisi-kisi Instrumen Asesmen Persepsi Auditoris

Komponen Sub-komponen Indikator

1.

Perkembanga

n Persepsi

Auditoris

a. Kesadaran

fonologis

b. Diskriminasi

Auditoris

1.a.1 Identifikasi bunyi vokal diakhir

1.a.2 Identifikasi bunyi vokal diawal

1.a.3 Identifikasi bunyi konsonan-vokal diakhir

1.a.4 Identifikasi bunyi konsonan-vokal diawal

1.a.5 Identifikasi bunyi kons-vokal-kons diakhir

1.a.6 Identifikasi bunyi kon-vokal-kons diawal

1.b.1 Membedakan bunyi keras-lemah, jauh-

dekat, tinggi-rendah, cepat-lambat,

foreground-kegaduhan

1.b.2 Identifikasi bunyi akhir yang sama

Page 94: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  94    

c. Ingatan

Auditoris

d. Urutan

Auditoris

e. Perpaduan

Auditoris

1.b.3 Identifikasi bunyi akhir yang hampir sama

1.b.4 Identifikasi bunyi akhir yang berbeda

1.c.1 mengingat suara binatang

1.c.2 mengingat suara teman sekelas

1.c.3 mengingat suara anggota keluarga

1.c.4 mengingat suara alat-alat musik

1.c.5 mengingat suara alat-alat transportasi

1.d.1 Melakukan dua perintah lisan secara

berurutan

1.d.2 Melakukan tiga perintah lisan secara

berurutan

1.d.3 Melakukan empat perintah lisan secara

berurutan

1.e.1 Perpaduan antara bunyi vokal a dengan i,

misalnya pada kata “kain dan main”

1.e.2 Perpaduan antara bunyi vokal a dengan u,

seperti pada kata “lauk atau baud”

1.e.3 Perpaduan antara bunyi vokal a dan o atau

sebaliknya dan sebagainya.

3. Pengembangan Butir-butir Instrumen Asesmen Perkembangan Persepsi

Setelah menyusun kisi-kisi instrumen perkembangan persepsi (seperti contoh di

atas: persepsi auditoris), langkah selanjutnya adalah mengembangkan butir-butir

instrumen perkembangan persepsi auditoris dari kisi-kisi yang telah dibuat sebelumnya.

Sama halnya dengan penyusunan kisi-kisi instrumen asesmen perkembangan yang

lainnya, pengembangan butir soal perkembangan persepsi dapat dibuat dalam bentuk

Page 95: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  95    

daftar atau tabel. Butir-butir soal dikembangkan berdasarkan indikator-indikator yang telah

dijabarkan dari subkomponen keterampilan/kemampuan, yang kemudian dibuat lembar

kerja siswa (LKS). Dalam hal ini guru/asesor dituntut untuk terampil membuat pertanyaan-

pertanyaan atau tugas-tugas yang relevan dengan informasi-informasi yang akan digali,

yaitu kemampuan dalam perkembangan persepsi dari seorang siswa . Ada beberapa

aspek yang perlu diperhatikan dalam membuat butir-butir soal ataupun LKS, diantaranya

adalah pertanyaan atau tugas hendaknya diberikan dalam kalimat yang sederhana, jelas,

tidak berbelit-belit sehingga tidak membingungkan siswa yang sedang diases. Faktor

kejelasan ini sangat penting dan sangat mempengaruhi cara kerja siswa, dan dari kerja

siswa itulah guru/asesor akan memperoleh informasi yang diharapkan. Jika terjadi

ketidakjelasan dalam tugas, maka siswa tidak akan bekerja sesuai dengan yang

diharapkan. Ini berarti informasi yang digalipun tidak relevan, yang pada gilirannya

kekuatan dan kelemahan, serta kebutuhan siswapun tidak dapat diketahui. Untuk lebih

jelasnya, perhatikan contoh ilustrasi berikut ini.

Tabel Contoh Pengembangan Butir Instrumen Asesmen

Perkembangan Persepsi Auditoris

Indikator Butir-butir Instrumen Keterangan

1.a.1

Identifikasi

bunyi vokal

diakhir

(1.a.1.a) Tunjukkan gambar mana yang bunyi

akhirnya terdengar bunyi (a) dari gambar

bunga, sapi, mobil

(1.a.1.b) Tunjukkan gambar mana yang bunyi

akhirnya terdengar bunyi (i) dari gambar

buku, babi, bola

(1.a.1.c) Tunjukkan gambar mana yang bunyi

akhirnya terdengar bunyi (u) dari gambar

buku, babi, bola

.(1.a.1.d) Tunjukkan gambar mana yang bunyi

Dikatakan

berhasil jika

masing-masing

tugas dapat

diselesai kan

dengan

tepat/benar

sebanyak 3X

berturut-turut

Page 96: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  96    

1.a.2

Identifikasi

bunyi vokal

diawal

akhirnya terdengar bunyi (e) dari gambar

sapi, beca, cabe

(1.a.1.e) Tunjukkan gambar mana yang bunyi

akhirnya terdengar bunyi (o) dari gambar

sate, garpu, teko

(1.a.2.a) Tunjukkan gambar mana yang bunyi

awalnya terdengar bunyi (a) dari gambar

buku, babi, bola

(1.a.2.b) Tunjukkan gambar mana yang bunyi

awalnya terdengar bunyi (i) dari gambar buku,

babi, sate

(1.a.2.c) Tunjukkan gambar mana yang bunyi

awalnya terdengar bunyi (u) dari gambar

buku, babi, bola

.(1.a.2.d) Tunjukkan gambar mana yang bunyi

awalnya terdengar bunyi (e) dari gambar sapi,

beca, cabe

(1.a.2.e) Tunjukkan gambar mana yang bunyi

awalnya terdengar bunyi (o) dari gambar bola,

garpu, teko

Page 97: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  97    

Contoh Lembar Kerja Siswa (LKS) Perkembangan Persepsi

Identitas Siswa

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin :

Kelas :

Sekolah :

Alamat Rumah :

Butir Instrumen Hasil

(1.a.1.a) Tunjukkan gambar mana yang bunyi akhirnya

terdengar bunyi (a) dari gambar di bawah ini!

4. Pelaksanaan dan Menganalisis Hasil Asesmen Perkembangan Persepsi

Sama halnya dengan asesmen perkembangan yang lainnya, asesmen

perkembangan persepsi dilakukan dengan jalan mengamati setiap tingkah laku/jawaban

tentang kemampuan anak dalam mempersepsi suatu obyek baik melalui pendengaran,

penglihatan, maupun secara heptik. Tentu saja pelaksanaan asesmen tersebut harus

sesuai dengan urutan yang tercantum dalam instrumen. Hasil pengamatan dari setiap

aspek perkembangan persepsi dicatat langsung pada lembar pedoman

observasi/instrumen. Ada hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam melakukan asesmen

perkembangan persepsi, selain mempersiapkan alat/instrumen asesmen yang telah

dibuat, guru/asesor mempersiapkan alat-alat peraga sesuai dengan apa yang dikehendaki

dalam butir-butir instrumen asesmen yang akan digunakan. Semua jawaban dan perilaku

Page 98: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  98    

siswa selama proses asesmen dicatat, untuk memperoleh hasil yang akurat. Seorang anak

dikatakan memiliki kemampuan persepsi tertentu jika masing-masing tugas dapat

diselesaikan dengan tepat/ benar sebanyak tiga kali berturut-turut. Teknik pencatatan

dapat dilakukan melalui ceklis dan untuk mencatat perilaku anak yang dianggap berkaitan

dengan materi asesmen dapat dilakukan melalui catatan yang bersifat deskriptif. Hasil

pengamatan tersebut merupakan data kualitatif yang menggambarkan kondisi

perkembangan persepsi anak secara obyektif.

Setelah guru/asesor melakukan asesmen berdasarkan instrumen asesmen yang

telah disusun, maka guru/asesor melakukan analisis terhadap jawaban siswa. Dalam

melaksanakan asesmen perkembangan persepsi, umumnya guru/asesor menggunakan

teknik

tes dan observasi. Semua jawaban dan perilaku anak dicatat dan hasilnya dianalisis.

Menganalisis hasil asesmen perkembangan persepsi artinya membuat deskripsi

dari hasil jawaban siswa, kemudian menginterpretasikannya, sehingga guru/asesor dapat

membuat kesimpulan. Kesimpulan yang diperoleh berwujud suatu penemuan kemampuan

persepsi yang telah dimiliki siswa, kelemahan atau kesulitan yang dialami siswa dalam

mempersepsi obyek baik melalui penglihatan, pendengaran, maupun secara heptik.

Akhirnya dalam kesimpulan tersebut dapat ditemukan kebutuhan persepsi apa yang perlu

dikembangkan siswa. Berdasarkan kesimpulan yang dibuat, guru/asesor m

embuat rekomendasi. Rekomendasi dibuat dalam rangka penyusunan program

pembelajaran pengembangan persepsi. Oleh karena itu, rekomendasi ditujukan kepada

guru kelas atau guru bidang studi dan kepada orang tua sebagai anggota tim Program

Pembelajaran Individual (PPI).. Dalam rekomendasi memuat aspek-aspek: 1) Identifikasi

Siswa, 2) Deskripsi Singkat Analisis Hasil asesmen, dan 3) Alternatif tindakan

pembelajaran yang disarankan yang ditujukan kepada Tim PPI untuk menentukan tujuan

pembelajaran perkembangan persepsi bagi siswa yang bersangkutan.

D. LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda

mengerjakan latihan berikut ini.

Page 99: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  99    

Buatlah kisi-kisi instrumen assesmen perkembangan persepsi:

• Pilih salah satu komponen Perkembangan Persepsi

• Buatlah butir-butir soal/instrumen dalam tabel

• Tetapkan kriteria keberhasilan

• Buatlah LKS dari tiap butir soal

Petunjuk Jawaban Latihan

Sebelum Anda membuat kisi-kisi instrumen asesmen perkembangan persepsi, sebaiknya

Anda pahami terlebih dahulu materi perkembangan persepsi dan ruang lingkupnya.

Berdasarkan pemahaman Anda itulah Anda dapat membuat subkomponen serta indikator-

indikatornya.

E. RANGKUMAN

Persepsi merupakan proses memahami dan menginterpretasikan informasi

sensoris (berhubungan dengan .pancaindra), atau kemampuan intelek untuk menyarikan

makna dari data yang diterima oleh berbagai indra". Dengan demikian untuk memahami

proses persepsi terlebih dahulu harus dipahami apa yang disebut dengan pengindraan.

Adapun ruang lingkup bidang perkembangan persepsi terdiri dari tiga komponen

besar, yaitu: (1) persepsi auditoris yang meliputi kesadaran fonologis, diskriminasi

auditoris, ingatan auditoris, urutan auditoris, dan perpaduan auditoris; (2) persepsi visual,

yang meliputi hubungan keruangan, diskriminasi visual, diskriminasi bentuk dan latar,

visual closure, mengenal obyek, dan (3) persepsi heptik yang meliputi persepsi taktil dan

kinestetik.

Untuk mengembangkan butir-butir instrumen asesmen perkembangan persepsi,

guru/asesor hendaknya membuat kisi-kisi instrumen asesmen perkembangan persepsi

berdasarkan ruang lingkup kemampuan/keterampilan perkembangan persepsi. Yang

selanjutnya guru/asesor membuat lembar kerja siswa berdasarkan butir-butir instrumen

asesmen yang telah disusun. Akhirnya guru/asesor menganalisis hasil jawaban siswa.

Menganalisis hasil asesmen perkembangan persepsi artinya membuat deskripsi

Page 100: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  100    

dari hasil jawaban siswa, kemudian menginterpretasikannya, sehingga guru/asesor dapat

membuat kesimpulan dan rekomendasi terutama ditujukan kepada anggota tim PPI.

F. TES FORMATIF

Petunjuk: Pilihlah salah satu option yang dianggap paling benar!

1. Proses memahami dan memaknai obyek yang diterima oleh berbagai indra,

merupakan arti dari

a. Persepsi

b. Perkembangan persepsi

c. Persepsi Auditoris

d. Persepsi Visual

2. Seorang anak mampu menunjukkan gambar yang bunyi akhirnya terdengar bunyi (a)

dari gambar yang ditunjukkan. Auak tersebut telah memiliki persepsi

a. Auditoris

b. Visual

c. Kinestetik

d. Taktil

3. Seorang anak mampu membedakan bunyi keras-lemah atau bunyi jauh-dekat. Anak

tersebut telah memiliki persepsi

a. Kesadaran fonologis

b. Diskriminasi auditoris

c. Ingatan Auditoris

d. Urutan auditoris

4. Kemampuan membedakan suatu obyek dari obyek yang lain merupakan persepsi.

a. Diskriminasi visual

Page 101: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  101    

b. Diskriminasi bentuk dan latar

c. Visual closure

d. Mengenal obyek

5. Kemampuan mengingat dan mengidentifikasi suatu obyek, meskipun obyek tersebut

tidak diperlihatkan secara keseluruhan, merupakan makna dari

a. Hubungan keruangan

b. Diskriminasi visual

c. Diskriminasi bentuk dan latar

d. Visual closure

6. Kemampuan mengenal berbagai obyek melalui meraba, merupakan persepsi

a. Auditoris

b. Visual

c. Taktil

d. Kinestetik

7. Kesadaran posisi, adalah beberapa contoh dari persepsi

a. Auditoris

b. Visual

c. Taktil

d. Kinestetik

8. Pada saat seorang guru/asesor membuat deskripsi dari hasil jawaban siswa tentang

perkembangan persepsi, kemudian menginterpretasikannya, maka asesor tersebut sedang

melakukan proses …

a. Membuat butir-butir soal instrumen

Page 102: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  102    

b. Membuat analisis hasil asesmen

c. Membuat kesimpulan

d. Membuat rekomendasi

9. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil asesmen dimanifestasikan dalam bentuk

a. Kemampuan siswa

b. Kelemahan siswa

c. Kesulitan siswa

d. Kekuatan, kelemahan, dan kebutuhan siswa

10. Rekomendasi sebaiknya ditujukan kepada orang tua siswa, karena Orang tua

merupakan

a. Anggota tim dewan sekolah

b. Anggota tim komitee sekolah

c. Anggota tim program pembelajaran individual

d. Anggota masyarakat sekolah

Kunci Jawaban:

1. a 6. c

2. a 7. d

3. b 8. b

4. a 9. d

5. d 10. c

G. BALIKAN DAN TINDAK LANJUT

Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang terdapat di

Page 103: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  103    

bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,

kemudian gunakan rumus tingkat penguasaan, yaitu jumlah jawaban Anda yang

benar dibagi 10 kemudian dikalikan dengan 100%. Dengan demikian Anda akan

memperoleh presentase tingkat penguasaan Anda. terhadap materi Kegiatan

Belajar Adapun arti tingkat penguasaan yang Anda capai adalah sebagai berikut:

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

<70% = kurang

Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Anda dapat mengikuti ujian

akhir semester (UAS)., tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus

mengulang kegiatan belajar ini terutama bagian yang belum anda kuasai.

Page 104: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  104    

G. ASESMEN AKADEMIK

Pendahuluan

Sebagaimana diuraikan pada bagian terdahulu, sebagaimana McLoughlin & Lewis

(1986:3) mengemukakan bahwa pada dasarnya asesmen pendidikan terutama difokuskan

pada berbagai bidang pelajaran di sekolah, baik faktor yang mempengaruhi prestasi di

sekolah seperti bidang akademik, bahasa, dan keterampilan sosial maupun faktor lingkungan.

Faktor lingkungan dapat dipertimbangkan bersama dengan analisis strategi belajar dan

perilaku belajar siswa yang dapat diamati dan dapat diukur.

Dalam penyelenggaraan pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus, secara garis

besar asesmen dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: asesmen akademik, dan asesmen

perkembangan. Asesmen akademik menekankan pada upaya mengukur pencapaian

prestasi belajar siswa. Pada asesmen akademik aspek yang diases adalah bidang-bidang

kemampuan dan keterampilan akademik seperti bahasa, sains, dan matematika. Sedangkan

asesmen perkembangan mengutamakan pada aspek-aspek yang berkaitan dengan

keterampilan prasyarat yang diperlukan untuk keberhasilan bidang akademik. Adapun aspek-

aspek yang diases dapat berupa perkembangan kognitif, yang meliputi: aspek bahasa dan

komunikasi, persepsi, konsentrasi, dan memori; perkembangan motorik, perkembangan

social, dan perkembangan emosi.

Untuk keperluan penulisan bahan belajar mandiri 3 ini, pembahasan kegiatan

pembelajaran asesmen akademik hanya mencakup pada tiga bidang keterampilan akademik

dasar yang terangkum dalam istilah 3R’s, yaitu Reading, Writing, and Aritmethics.

Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi bahan belajar mandiri ini meliputi:

1. Asesmen Membaca

2. Asesmen Menulis

Page 105: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  105    

3. Asesmen Matematika/Berhitung

Petunjuk Belajar

Agar anda dapat memahami isi bahan belajar mandiri ini dengan baik, perhatikan1ah

petunjuk mempelajari bahan belajar mandiri ini sebagai berikut:

1. Bacalah keseluruhan materi dalam bahan belajar mandiri ini secara cepat dan tepat,

berusaha mengerti secara keseluruhan materi bahan belajar mandiri ini

2. Sesudah itu mulailah membaca setiap kegiatan belajar secara lebih teliti dengan berusaha

memahami, mencari dan menemukan setiap konsep yang diuraikan

3. Bila ada bagian yang tidak atau kurang Anda mengerti maka berilah tanda dan catat dalam

buku catatan Anda untuk dapat Anda tanyakan pada waktu ada tatap muka

4. Setelah Anda pelajari dengan hati-hati setiap bagian dari bahan belajar mandiri ini,

cobalah lakukan evaluasi sendiri hasil belajar Anda dengan cara membuat pertanyaan

sendiri dan berusaha menjawab sendiri

5. Buatlah kesimpulan dalam kata-kata Anda sendiri dari keseluruhan bahan yang And abaca

dalam bahan belajar mandiri ini

6. Akhimya kerjakanlah latihan dan tes formatif yang tersedia

Kegiatan Pembelajaran 1 Asesmen Keterampilan Membaca

Melalui kegiatan pembelajaran 1 ini pembaca diperkenalkan dengan pengetahuan

tentang bagimana pembuatan kisi-kisi dan mengembangkan butir-butir instrumen asesmen

keterampilan membaca. Pembahasan difokuskan pada penetapan ruang lingkup materi

keterampilan membaca, menyusun kisi-kisi instrumen, mengembangkan butir-butir instrumen

berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat, serta bagaimana melaksanakan dan menganalisis

hasil asesmen keterampilan membaca

A. TUJUAN

Dengan mempelajari kegiatan pembelajaran 1 ini diharapkan pembaca mampu

membuat kisi-kisi dan mengembangkan butir-butir instrumen asesmen keterampilan

membaca. Secara khusus pembahasan ini bertujuan agar pembaca mampu:

1. Menetapkan ruang lingkup asesmen keterampilan membaca

2. Menyusun kisi-kisi instrumen asesmen keterampilan membaca

Page 106: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  106    

3. Mengembangkan butir-butir instrumen asesmen keterampilan membaca berdasarkan

kisi-kisi yang telah dibuat

4. Melaksanakan dan menganalisis hasil asesmen keterampilan membaca

B. POKOK BAHASAN

1. Penetapan ruang lingkup asesmen keterampilan membaca

2. Penyusunan kisi-kisi instrumen asesmen keterampilan membaca

3. Pengembangan butir-butir instrumen asesmen keterampilan membaca berdasarkan

kisi-kisi yang telah dibuat

4. Pelaksanaan dan menganalisis hasil asesmen keterampilan membaca

C. INTISARI BACAAN

1. Penetapan Ruang Lingkup Asesmen Keterampilan Membaca

Membaca merupakan aktivitas auditif dan visual untuk memperoleh makna dari

symbol berupa huruf atau kata. Sunardi & Muchlisoh (1997) mengemukakan bahwa

aktivitas ini meliputi dua proses, yaitu proses decoding, juga dikenal dengan istilah

membaca teknis atau permulaan, dan proses pemahaman. Membaca teknis adalah proses

pemahaman atas hubungan antara huruf (grafim) dengan bunyi (morfem) atau

menterjemahkan kata-kata tercetak menjadi bahasa lisan atau sejenisnya. Mengucapkan

baik dalam hati maupun bersuara, misalnya kata “Ibu tidur” yang tercetak merupakan

proses membaca teknis. Sedangkan pemahaman merupakan proses menangkap makna

kata-kata yang tercetak. Pada waktu melihat tulisan “Ibu tidur,” pembaca akan mengetahui

bahwa yang tidur bukan ayah dan bahwa Ibu dalam tulisan itu tidak sedang makan.

ABK yang mengalami kesulitan membaca harus ditangani sedini mungkin sehingga

masalahnya tidak semakin membesar. Langkah penanganan anak-anak ini meliputi tahap

asesmen dan tahap intervensi pembelajaran. Asesmen keterampilan membaca yang

dimaksud dalam bahasan ini adalah suatu proses dalam memperoleh data tentang

keterampilan seorang siswa dalam melakukan aktivitas membaca, baik dalam hal

ketepatan membaca maupun dalam memahami isi teks yang dibacanya, sebagai bahan

bagi guru dalam menyusun program dan intervensi pembelajarannya.

Page 107: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  107    

Adapun tujuan utama dari asesmen keterampilan membaca adalah untuk

mengetahui kondisi keterampilan membaca siswa saat ini, khususnya dalam aspek

ketepatan membaca dan pemahaman terhadap isi teks yang dibacanya sebagai bahan

untuk menyusun suatu program pembelajaran yang diprediksi sejalan dengan kebutuhan

siswa yang bersangkutan.

Untuk dapat mengadakan asesmen dan menyusun program yang baik, guru perlu

mengetahui secara umum organisasi materi keterampilan membaca dan jenis-jenis

keterampilan yang terkait. Seperti dijelaskan sebelumnya, materi membaca meliputi

keterampilan membaca teknis dan membaca pemahaman.

Membaca teknis adalah proses decoding atau mengubah symbol-simbol tertulis

berupa huruf atau kata menjadi system bunyi. Proses ini juga sering disebut pengenalan

kata. Dalam proses membaca teknis, ada beberapa keterampilan yang dipersyaratkan

(Sunardi, 1997:3), yaitu: keterampilan konfigurasi, analisis konteks, penguasaan kosakata

pandang, analisis konteks, dan analisis struktural. Secara operasional, proses membaca

teknis atau pengenalan kata menuntut kemampuan sebagai berikut (Sunardi, 1997:5) : a)

mengenal huruf kecil dan besar pada alfabet, b) mengucapkan bunyi (bukan nama) huruf,

terdiri dari konsonan tunggal (b, d, h, k, ..), vokal (a, i, u, e,…), konsonan ganda (kr, gr, tr,

…), diftong (ai,oi,au, …), c) menggabungkan bunyi membentuk kata, d) variasi bunyi (/u/

pada pukul, /o/ pada toko), e) menerka kata dalam menggunakan konteks, f)

menggunakan analisis struktural untuk identifikasi kata (kata ulang, kata majemuk,

imbuhan).

Adapun komponen-komponen membaca pemahaman (Sunardi, 1997:5) meliputi:

pengembangan kosakata, pemahaman literal, pemahaman inferensial, membaca kritis,

dan apresiasi. Selanjutnya dikemukakan bahwa secara operasional, membaca

pemahaman menuntut kemampuan berikut: a) mengingat pokok pikiran wacana tertulis, b)

mengingat urutan kejadian atau pendapat, c) mencari jawaban atas pertanyaan rinci isi

wacana tertulis, d) mengikuti petunjuk tertulis, e) mencari hubungan sebab akibat, f)

membuat kesimpulan berdasarkan wacana tertulis, g) mengetahui kejanggalan isi wacana,

h) mengenal materi faktual atau fiktif, i) memanfaatkan daftar isi dan indeks buku, j)

membaca table, diagram, peta, k) memanfaatkan berbagai makna dari satu kata.

2. Penyusunan Kisi-kisi dan Pengembangan butir Instrumen Asesmen Keterampilan Membaca

Page 108: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  108    

Untuk mengetahui secara pasti jenis kesulitan yang dialami siswa, pada dasarnya

ada dua macam prosedur, yaitu melalui asesmen formal dan informal. Asesmen formal

dilakukan dengan tes baku yang dilengkapi dengan petunjuk pelaksanaan tes, kunci

jawaban, cara menafsirkan hasilnya, dan alternatif penanganan siswa yang bersangkutan.

Sayangnya, di Indonesia tes semacam itu belum dikembangkan. Oleh karena itu, para

guru harus mengandalkan asesmen informal. Yang perlu diketahui adalah jika dilakukan

dengan benar, hasil asesmen informal tidak kalah keterpercayaannya dari hasil asesmen

formal. Terdapat berbagai macam prosedur asesmen informal yang dapat digunakan,

diantarnya melalui observasi guru/asesor. Berikut dikemukakan salah satu contoh ceklis

pengamatan membaca dari Ekwall yang diadopsi oleh Sunardi (1997:14).

No Perilaku Membaca

Pengamatan ke-

1 2 3

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Membaca dengan mengeja

Pemenggalan tidak tepat

Pengucapan tidak benar

Penghilangan bunyi/kata

Mengulang-ulang

Terbalik

Menambahkan unsur bunyi

Mengamati dengan bunyi lain

Tidak mengenal kosa kata pandang

Menerka-nerka kata

Tidak mengenal bunyi konsonan

Tidak mengenal bunyi vokal

Page 109: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  109    

13

14

15

Tidak mengenal konsonan/vokal

ganda

Kemampuan analisis structural lemah

Tidak mampu memanfaatkan konteks

16

17

18

19

20

21

22

Tingkat pemahaman rendah

Penguasaan dalam memanfaatkan

konteks

Kurang mampu mengingat isi bacaan

Jawaban tidak terstruktur secara baik

Tidak mampu mencari informasi tertentu

Tidak mampu membaca sepintas

Banyak salah ejaan pada jawaban

23

24

25

26

Lambat dalam membaca

Membaca cepat tetapi tidak

tepat/banyak salah

Membaca sambil berbisik

Tidak menguasai abjad

3. Pelaksanaan dan Menganalisis Hasil Asesmen Keterampilan Membaca

Untuk menentukan tingkat kemampuan membaca seorang siswa, hasil proses

asesmen harus dapat dimanfaatkan untuk menyusun program pembelajaran bagi siswa

yang bersangkutan. Guru/asesor dapat mengadakan observasi harian secara teliti untuk

mengumpulkan informasi tentang kesulitan membaca siswa. Pengamatan dapat dilakukan

Page 110: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  110    

dalam berbagai kegiatan belajar, misalnya pada waktu membaca bersuara, mengerjakan

tugas di kelas, mengerjakan tes, mengikuti pelajaran, kegiatan rekreatif, dan sebagainya.

Aspek yang dapat diamati juga bervariasi, misalnya minat dan motivasi terhadap

membaca, kemampuan membaca teknis, dan membaca pemahaman.

Hasil pengamatan harus didokumentasikan secara sistematis, sehingga mudah

untuk disimpulkan. Salah satu cara untuk mendokumentasikan hasil observasi adalah

cheklis seperti yang dikembangkan oleh Ekwall (Sunardi, 1997:14) sebagaimana yang

dapat dilihat pada kisi-kisi instrumen asesmen keterampilan membaca di atas, ceklis ini

memuat 26 pernyataan yang berupa deskripsi perilaku membaca anak yang mengalami

kesulitan belajar membaca. Butir no 1 s/d 16 adalah jenis kesalahan membaca teknis, butir

nomor 17 s/d 22 adalah kesalahan membaca pemahaman, sedangkan butir 23 s/d 26

merupakan jenis kesalahan umum. Untuk memastikan bahwa satu jenis kesulitan dialami

oleh seorang siswa harus dilakukan tiga kali pengamatan, dengan pengertian bahwa

setiap kali pengamatan tidak harus mengidentifikasi semua jenis kesalahan di atas. Pada

waktu mengamati setiap ditemukan satu jenis kesalahan, misalnya ucapan tidak

sempurna, maka pada kolom pengamatan ke … baris pengucapan tidak benar diberi tanda

K untuk berkesulitan, M jika siswa menunjukkan kemajuan, atau B jika anak sudah tidak

menunjukkan kesulitan sama sekali.

D. LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda

mengerjakan latihan berikut ini.

Buatlah Kisi-kisi instrumen assesmen membaca:

• Pilih salah satu komponen keterampilan membaca

• Buatlah butir-butir soal/instrumen keterampilan membaca dalam tabel

• Tetapkan kriteria keberhasilan keterampilan membaca

• Buatlah LKS dari tiap butir soal dalam asesmen keterampilan membaca

Petunjuk Jawaban Latihan

Sebelum Anda membuat kisi-kisi instrumen asesmen keterampilan membaca, sebaiknya

Anda pahami terlebih dahulu materi keterampilan membaca dan ruang lingkupnya.

Page 111: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  111    

Berdasarkan pemahaman Anda itulah Anda dapat membuat subkomponen serta indikator-

indikator keterampilan membaca khususnya bagi siswa ABK.

E. RANGKUMAN

Asesmen keterampilan membaca merupakan suatu proses dalam memperoleh

data tentang keterampilan seorang siswa dalam melakukan aktivitas membaca, baik dalam

hal ketepatan membaca maupun dalam memahami isi teks yang dibacanya, sebagai

bahan bagi guru dalam menyusun program dan intervensi pembelajarannya.

Tujuan utama dari asesmen keterampilan membaca adalah untuk mengetahui

kondisi keterampilan membaca siswa saat ini, khususnya dalam aspek ketepatan

membaca dan pemahaman terhadap isi teks yang dibacanya.

Secara umum organisasi materi keterampilan membaca meliputi keterampilan

membaca teknis dan membaca pemahaman.

Membaca teknis adalah proses decoding atau proses pengenalan kata atau

mengubah simbol-simbol tertulis berupa huruf atau kata menjadi system bunyi. Adapun

komponen-komponen membaca pemahaman meliputi: pengembangan kosakata,

pemahaman literal, pemahaman inferensial, membaca kritis, dan apresiasi.

Terdapat berbagai macam prosedur asesmen informal yang dapat digunakan,

diantarnya melalui observasi guru. Guru dapat mengadakan observasi harian secara teliti

untuk mengumpulkan informasi tentang kesulitan membaca siswa. Pengamatan dapat

dilakukan dalam berbagai kegiatan belajar.. Aspek yang dapat diamati juga bervariasi,

misalnya minat dan motivasi terhadap membaca, kemampuan membaca teknis, dan

membaca pemahaman. Hasil pengamatan harus didokumentasikan secara sistematis,

sehingga mudah untuk disimpulkan.

F. TES FORMATIF

Petunjuk: Pilihlah salah satu option yang dianggap paling benar!

1. Ditemukan seorang siswa mampu memaknai teks yang dibacanya melalui kata-

katanya sendiri. Siswa tersebut memiliki tingkat keterampilan membaca …

a. Teknis

Page 112: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  112    

b. Permulaan

c. Decoding

d. Comprehensive

2. Dibawah ini merupakan proses decoding dalam membaca, kecuali …

a. Pengenalan kata

b. Membaca permulaan

c. Membaca teknis

d. Membaca lanjutan

3. Memahami dan mengingat informasi secara tersurat pada wacana termasuk ke dalam

a. Pengembangan kosakata

b. Pemahaman literal

c. Pemahaman inferensial

d. Apresiasi

4. Hal yang berkaitan dengan kepekaan emosi dan estetik siswa atas materi wacana,

adalah komponen membaca pemahaman jenis …

a. Pengembangan kosakata

b. Pemahaman literal

c. Pemahaman inferensial

d. Apresiasi

5. Seorang siswa dapat membaca kata-kata dengan mudah tanpa berpikir lagi, siswa

tersebut diduga memiliki keterampilan …

a. Konfigurasi

b. Analisis konteks

Page 113: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  113    

c. Penguasaan kosakata pandang

d. Analisis fonik

6. Siswa yang memahami kaitan antara bunyi dan huruf pada kata, diduga telah memiliki

keterampilan …

a. Konfigurasi

b. Analisis konteks

c. Penguasaan kosakata pandang

d. Analisis fonik

7. Kemampuan siswa dalam menarik kesimpulan dari informasi yang tersurat

berdasarkan intuisi dan pengalamannya merupakan keterampilan …

a. Pengembangan kosakata

b. Pemahaman literal

c. Pemahaman inferensial

d. Apresiasi

8. Pengenalan bentuk huruf atau kata secara global, misalnya kata buku lebih panjang

dari kata aku, memerlukan keterampilan …

a. Konfigurasi

b. Analisis konteks

c. Penguasaan kosakata pandang

d. Analisis fonik

9. Memberikan pengalaman bermakna , seperti menyediakan berbagai buku atau

memperkenalkan siswa dengan lingkungan baru dapat membantu siswa dalam

mengembangkan keterampilan an …

a. Pengembangan kosakata

Page 114: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  114    

b. Pemahaman literal

c. Pemahaman inferensial

d. Apresiasi

10. Kemampuan dalam menggabungkan bunyi dalam membentuk kata memerlukan

keterampilan …

a. Konfigurasi

b. Analisis konteks

c. Penguasaan kosakata pandang

d. Analisis fonik

Kunci Jawaban:

1. d 6. d

2. d 7. c

3. b 8. a

4. d 9. a

5. c 10. d

G. BALIKAN DAN TINDAK LANJUT

Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang terdapat di

bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,

kemudian gunakan rumus tingkat penguasaan, yaitu jumlah jawaban Anda yang

benar dibagi 10 kemudian dikalikan dengan 100%. Dengan demikian Anda akan

memperoleh presentase tingkat penguasaan Anda. terhadap materi Kegiatan

Belajar Adapun arti tingkat penguasaan yang Anda capai adalah sebagai berikut:

Page 115: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  115    

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

<70% = kurang

Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Anda dapat mengikuti

ujian akhir semester (UAS)., tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah

80%, Anda harus mengulang kegiatan belajar ini terutama bagian yang belum anda

kuasai

Asesmen Keterampilan Menulis

Melalui kegiatan pembelajaran 2 ini pembaca diperkenalkan dengan pengetahuan

tentang pembuatan kisi-kisi dan mengembangkan butir-butir instrumen asesmen keterampilan

menulis. Pembahasan difokuskan pada penetapan ruang lingkup, menyusun kisi-kisi

instrumen, mengembangkan butir-butir instrumen berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat, serta

bagaimana menganalisis hasil asesmen keterampilan menulis

A. TUJUAN

Dengan mempelajari kegiatan pembelajaran 2 ini diharapkan pembaca mampu

membuat kisi-kisi dan mengembangkan butir-butir instrumen asesmen keterampilan

menulis. Secara khusus pembahasan ini bertujuan agar pembaca mampu:

1. Menetapkan ruang lingkup asesmen keterampilan menulis

2. Menyusun kisi-kisi instrumen asesmen keterampilan menulis

3. Mengembangkan butir-butir instrumen asesmen keterampilan menulis

berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat

4. Melaksanakan dan menganalisis hasil asesmen keterampilan menulis

B. POKOK BAHASAN

1. Penetapan ruang lingkup asesmen keterampilan menulis

2. Penyusunan kisi-kisi instrumen asesmen keterampilan menulis

3. Pengembangan butir-butir instrumen asesmen keterampilan menulis berdasarkan

Page 116: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  116    

kisi-kisi yang telah dibuat

4. Pelaksanaan dan menganalisis hasil asesmen keterampilan menulis

C. INTISARI BACAAN

1. Penetapan Ruang Lingkup Asesmen Keterampilan Menulis

Yang dimaksud dengan asesmen keterampilan menulis adalah suatu proses

dalam memperoleh informasi tentang penguasaan atau keterampilan menulis yang telah

dimiliki siswa saat ini serta untuk menemukan kesulitan hambatan dalam mempelajari

keterampilan menulis yang dialaminya. Adapun tujuan asesmen keterampilan menulis

untuk mengetahui gambaran secara menyeluruh keterampilan menulis apa yang telah

dikuasai siswa dan keterampilan menulis apa yang belum dikuasai siswa. Dengan

demikian hasil asesmen akanmenjadi landasan bagi penyusunan program pembelajaran

menulis siswa yang bersangkutan. Untuk dapat melakukan asesmen keterampilan menulis

dengan baik , maka perlu pemahaman tentang pengertian keterampilan menulis.

Terdapat beberapa pendapat tentang pengertian menulis. Lerner (1985)

mengemukakan bahwa menulis adalah menuangkan ide ke dalam suatu bentuk visual.

Tarigan (1986) menjelaskan bahwa menulis adalah melukiskan lambing-lambang grafis

dari bahasa yang dipahami oleh penulisnya maupun orang-orang lain yang menggunakan

bahasa yang sama dengan penulis tersebut. Sedangkan Hargrove & Poteet (1984)

mengemukakan bahwa menulis merupakan penggambaran visual tentang pikiran,

perasaan dan ide dengan menggunakan symbol-simbol system bahasa penulisnya untuk

keperluan komunikasi atau mencatat. Dari sekian banyak pendapat di atas Mulyono

Abdurahman (1996:192) menyimpulkan bahwa menulis merupakan: (1) salah satu

komponen system komunikasi, (2) penggambaran pikiran, perasaan, dan ide ke dalam

bentuk lambing-lambang bahasa grafis, dan (3) dilakukan untuk keperluan mencatat dan

komunikasi.

Seperti halnya dalam asesmen keterampilan membaca, untuk dapat mengadakan

asesmen keterampilan menulis dan menyusun program yang baik, guru perlu mengetahui

secara umum organisasi materi keterampilan menulis dan jenis-jenis keterampilan yang

terkait. Pada dasarnya materi keterampilan menulis mencakup empat keterampilan, yaitu

(Sunardi,1997): (1) keterampilan pra menulis, (2) keterampilan menulis permulaan,

Page 117: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  117    

(3) keterampilan mengeja, dan (4) keterampilan menulis lanjutan (mengarang).

Sebagaimana dikemukakan oleh Sunardi (1997:4) keterampilan pra menulis

mencakup: (a) meraih, meraba, memegang, dan melepas benda, (b) mencari perbedaan

dan persamaan berbagai benda, bentuk, warna, bangun, dan posisi, (c) menentukan arah

kiri, kanan, atas, bawah, depan, dan belakang. Sedangkan keterampilan menulis dengan

tangan (permulaan) meliputi: (a) Memegang alat tulis, (b) Menggerakkan alat tulis (atas-

bawah,kiri-kanan,melingkar), (c) Menyalin huruf, kata, kalimat dengan huruf balok, (d)

Menulis namanya dengan huruf balok, (e) Menyalin huruf balok dari jarak jauh, (f)

Menyalin huruf, kata, kalimat dengan tulisan bersambung, dan (g) Menyalin tulisan

bersambung dari jarak jauh. Adapun keterampilan mengeja mencakup: (a) Mengenal huruf

abjad, kata, (b) Mengucapkan kata yang diketahuinya, (c) Mengenal

perbedaan/persamaan konfigurasi kata, (d) Mengasosiasikan bunyi dengan huruf, (e)

Mengeja kata, (f) Menemukan aturan ejaan kata, dan (g) Menuliskan kata dengan ejaan

yang benar. Selanjutnya Moh.Amin (1995) mengemukakan bahwa keterampilan menulis

lanjut atau ekspresif (mengarang) meliputi: (a) Reproduksi, (b) Deskripsi (uraian), (c)

Ciptaan dan (d) Karangan Penjelasan.

Selanjutnya dijelaskan bahwa dalam membuat karangan reproduksi, siswa

menceriterakan kembali karangan yang telah dibuat oleh orang lain. Siswa tidak perlu

menyebutkan kembali semua kata yang terdapat pada teks bacaan aslinya. Siswa boleh

menggantinya dengan kata-kata yang dipilihnya dan boleh membuang bagian-bagian

yang dianggap kurang penting atau menambahkan bagian-bagian yang dianggapnya lebih

memperjelas maksud karangan. Karangan reproduksi ini penting, karena: 1) mengimbangi

gagasan yang belum dapat siswa susun sendiri sehingga memberikan kesempatan

berlatih menyatakan pikiran, perasaan, dan kehendak sekalipun mereka belum dapat

menyusunnya sendiri. 2) waktu mereproduksikan karangan orang lain, siswa melihat

bagaimana cara orang lain menyusun perasaan, pikiran dan kehendak.

Pada karangan uraian (deskripsi) siswa berlatih mengemukakan sesuatu

sebagaimana adanya. Disini siswa sudah tidak hanya menyatakan kembali pikiran,

perasaan, dan kehendak orang lain lagi, melainkan merumuskan kenyataan-kenyataan

menjadi kata-kata dan kalimat. Misalnya tentang apa yang dilakukannya sebelum pergi

sekolah, apa yang dilihatnya di jalan, dan sebagainya. Jenis karangan ini lebih sulit dari

pada karangan reproduksi. Disamping harus merumuskan kenyataan menjadi kata-kata

Page 118: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  118    

dan kalimat, dalam karangan ini siswa harus juga menentukan dari mana akan memulai

dan di mana akan berakhir.

Dalam karangan ciptaan, siswa harus merumuskan pikiran, perasaan, dan

kehendak yang tidak dirumuskan dahulu oleh orang lain. Kenyataan-kenyataan mungkin

masih dipergunakannya sebagai bahan, akan tetapi harus diberinya warna baru. Dalam

membuat karangan ciptaan, siswa harus merumuskan apa yang sebenarnya sedang tidak

terjadi. Misalnya membuat surat permisi karena sakit padahal dalam keadaan sehat,

menyatakan apa yang akan dikerjakannya kalau sudah besar padahal masih kanak-kanak,

dan sebgainya.

Dalam karangan penjelasan, siswa menjelaskan mengapa sesuatu dikerjakan atau

harus dikerjakan, bagaimana cara mengerjakan pekerjaan itu, dan sebagainya. Judul

karangan ada yang menarik minat siswa ada juga yang tidak. Judul menarikpun ada yang

sukar dikarang apalagi yang tidak menarik. Menurut hasil penelitian hal-hal yang menarik

perhatian anak usia 7-10 tahun ialah pengalaman pribadi, peristiwa-peristiwa yang

berkaitan dengan perubahan musim, dongeng, permainan, hal-hal yang berkenaan

dengan anak dan orang tuanya, hal-hal mengenai binatang, dan ceritera tentang orang-

orang istimewa atau terkenal. Selanjutnya hal-hal yang menarik perhatian anak usia 11

tahun atau lebih ialah pengalaman sendiri, pengalaman pergi dan petualangan, olah raga

dan kelakuan di luar ruang kesusasteraan, ceritera binatang, kehidupan di rumah, hobi,

peristiwa-peristiwa hangat, cerita orang-orang ternama, dan khayal.

Adapun hal-hal yang jarang menarik perhatian anak adalah pembicaraan mengenai

kesehatan, kemasuarakatan, kenegaraan, penjelasan-penjelasan tentang peribahasa dan

kata-kata mutiara, penjelasan-penjelasan yang sering mengenai benda-benda seperti

payung, kaos kaki, dan sebagainya.

2. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Asesmen Keterampilan Menulis

Berdasarkan ruang lingkup materi keterampilan menulis yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka langkah selanjutnya adalah menyusun kisi-kisi instrumen asesmen

keterampilan menulis/ Dengan pengetahuan guru tentang ruang lingkup materi

keterampilan menulis, guru dapat dengan mudah menyusun kisi-kisi tersebut baik dalam

bentuk daftar atau tabel. Berikut dikemukakan contoh kisi-kisi instrumen keterampilan

menulis berdasarkan ruang lingkup materi sebagaimana diuraikan di atas.

Page 119: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  119    

Contoh tabel Kisi-kisi Instrumen asesmen Keterampilan Menulis

Komponen Ruang lingkup Penjabaran Materi

Keterampilan Menulis Pra Menulis (a) Meraih, meraba, memegang, dan

melepas benda

(b) Mencari perbedaan/persamaan

berbagai obyek,bentuk, warna, ukuran

(c) Orientasi ruang dan arah (kiri-

kanan, atas-bawah, depan belakang)

Menulis Permulaan (a) Memegang alat tulis

(b) Menggerakkan alat tulis (atas-

bawah,kiri-kanan,melingkar)

(c) Menyalin huruf, kata, kalimat

dengan huruf balok

(d) Menulis namanya dengan huruf

balok

(e) Menyalin huruf balok dari jarak

jauh

(f) Menyalin huruf, kata, kalimat

dengan tulisan bersambung

(g) Menyalin tulisan bersambung dari

jarak jauh

Page 120: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  120    

Keterampilan

Mengeja

(a) Mengenal huruf abjad, kata

(misalnya,dari namanya sendiri)

(b) Menuliskan kata yang diketahuinya

(c) Mengenal perbedaan/persamaan

konfigurasi/bentuk kata

(d) Mengasosiasikan bunyi dengan

huruf

(e) Mengeja kata

(f) Menemukan aturan ejaan kata

(g) Menuliskan kata dengan ejaan

yang benar

Keterampilan

Mengarang

(a) Reproduksi

(b) Deskripsi (uraian)

(c) Ciptaan

(d) Penjelasan

Page 121: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  121    

Selain yang dikemukakan di atas, guru dapat pula membuat kisi-kisi instrumen

asesmen keterampilan menulis berdasarkan kurikulum yang berlaku saat ini. Berikut

dikemukakan contoh kisi-kisi instrumen asesmen keterampilan menulis berdasarkan KTSP

PP No.22 dan 23 Tahun 2006.

Contoh Kisi-kisi Instrumen Asesmen Keterampilan Menulis

(Kls 1/Smt 1 SD/MI Berdasarkan KTSP PP No.22 dan 23 Tahun 2006)

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

1. Menulis

permulaan dengan

menjiplak,

menebalkan,

mencontoh,

melengkapi, dan

menyalin

1.1

Mempersiapkan

diri untuk belajar

dasar-dasar

menulis

(Melemaskan

otot tangan)

1. Meniru gerakan

2. Menulis di udara

3. Menebalkan bentuk

benda

4. Menirukan gerakan

(naik, turun, berkelok)

5. Membentuk gambar

benda

6. Menebalkan

gambar

1.2. Menebalkan

berbagai bentuk

gambar, bentuk

huruf, dan kata

1. Menebalkan huruf

2. Menebalkan kata

3. Melengkapi

suku kata menjadi

kata

1.3. Mencontoh 1. Menebalkan huruf

Page 122: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  122    

huruf, kata, atau

kalimat

sederhana dari

buku atau papan

tulis

2. Mencontoh tulisan

huruf dengan

menyalin

3. Mencontoh tulisan

kata dengan menyalin

4. Mencontoh tulisan

kalimat sederhana

dengan menyalin

5. Melengkapi kata

dengan huruf yang

tepat

6. Melengkapi kalimat

sesuai dengan

gambar

1.4. Menebalkan

gambar,

mencontoh

huruf, kata, atau

kalimat

sederhana

1. Menulis huruf

dengan rapi

2. Menulis dan

menyalin kata dengan

rapi

3. Melengkapi kalimat

1.5. Mencontoh

huruf, kata, atau

kalimat

sederhana dari

buku atau papan

tulis

1. Menebalkan dan

mencontoh kalimat

2. Mencontoh kalimat

3. Melengkapi kata

Page 123: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  123    

4. Melengkapi kalimat

5. Menyusun kalimat

acak

1.6 menyalin

kalimat

sederhana

dengan huruf

lepas

1. Menulis kata sesuai

gambar

2. Menyalin kalimat

3. Melengkapi kalimat

3. Pengembangan Butir-butir Instrumen Asesmen Keterampilan Menulis

Sama halnya dengan penyusunan instrumen asesmen-asesmen keterampilan

lainnya, setelah menyusun kisi-kisi instrumen asesmen keterampilan menulis maka

langkah selanjutnya adalah mengembangkan butir-butir soal instrumen asesmen

keterampilan menulis. Dan kisi-kisi yang telah disusun akan menjadi landasannya.

Pengembangan butir soal dapat dibuat dalam bentuk daftar atau tabel. Butir-butir soal

dikembangkan berdasarkan indikator-indikator yang telah dijabarkan dari subkomponen

keterampilan menulis yang telah dipahami baik pengertiannya maupun ruang lingkupnya.

Pada dasarnya untuk keterampilan menulis, terkecuali asesmen keterampilan pra menulis,

asesmen yang paling praktis adalah menganalisis sampel hasil tulisan siswa. Disarankan

paling tidak tiga sample tulisan siswa, yaitu tulisan dalam kondisi normal, tulisan terbaik,

dan tulisan tercepat (Sunardi, 1997:7) Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh ilustrasi

berikut ini.

Contoh Pengembangan Butir Soal Asesmen Keterampilan Pra Menulis

Identitas Siswa

Nama :

Tempat/tgl lahir :

Page 124: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  124    

Jenis Kelamin :

Kelas/Semester :

Sekolah :

Pokok Bahasan

Butir Soal Hasil

1 2 3

1. Pra

menulis

a. Meraih,

meraba,

memegang,

dan

melepaska

n benda

1.a.1 Siswa diminta untuk mengambil

obyek-obyek kecil yang disediakan

asesor/guru

1.a.2 Siswa diminta untuk meraba obyek-

obyek kecil yang disediakan asesor/guru

1.a.3 Siswa diminta untuk memegang

obyek-obyek kecil yang disediakan

asesor/guru

1.a.4 Siswa diminta untuk

melepas/menjatuhkan/membuang obyek-

obyek kecil yang disediakan asesor/guru

Contoh Pengembangan Butir Soal Asesmen Keterampilan Mengeja

IDENTITAS SISWA

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin :

Page 125: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  125    

Kelas :

Sekolah :

SAMPEL

TULISAN

Tugas a. a.Mengenal huruf abjad,

kata

1. Tulislah namamu sendiri!

Kondisi normal

Tulisan terbaik

Tulisan tercepat

Page 126: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  126    

Contoh Pengembangan Butir Soal Asesmen Keterampilan Mengarang

IDENTITAS SISWA

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin :

Kelas :

Sekolah :

Tugas (karangan reproduksi): Tulislah apa yang kamu pahami dari teks bacaan

yang tersedia di bawah ini! (Guru/asesor menyediakan teks bacaan sesuai

dengan tingkat/kelas siswa yang bersangkutan)

1. 4. Pelaksanaan dan Analisis Hasil Asesmen Keterampilan Menulis

Seperti yang dikemukakan sebelumnya bahwa untuk keterampilan menulis,

terkecuali asesmen keterampilan pra menulis, asesmen yang paling praktis adalah

menganalisis sampel hasil tulisan siswa. Oleh karena itu prosedur pelaksanaan asesmen

keterampilan menulis yang pertama adalah meminta sampel hasil tulisan siswa. Ada tiga

hal yang perlu diperhatikan sebelum siswa melakukan tugas yang diminta, yaitu: a)

berikan pengarahan yang jelas, b) berikan LKS, dan c) bubuhkan identitas siswa. Kedua,

Guru/asesor mengamati proses menulis siswa. Ada beberapa komponen yang dapat

diamati dalam pelaksanaan asesmen keterampilan menulis (Sunardi, 1997), di antaranya:

Memegang pensil dengan benar, Arah menulis (dari kiri ke kanan), Posisi kertas/buku,

Posisi duduk siswa, Jarak mata dengan kertas/buku, Kondisi siswa saat menulis (tegang,

frustrasi, emosional), Sikap yang ditunjukkan siswa (negatif, bosan, mengganggu ). Untuk

lebih jelasnya perhatikan tabel pengamatan proses menulis siswa berikut ini.

Page 127: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  127    

Komponen yang diamati

Hasil

Ket. Tepat Kurang

tepat

Tidak

tepat

1. 1. Memegang pensil

dengan benar

2. 2. Arah menulis (dari kiri

ke kanan)

3. 3. Posisi kertas/buku

4. 4. Posisi duduk siswa

5. 5. Jarak mata dengan

kertas/buku

6. 6. Kondisi siswa saat

menulis (tegang, frustrasi,

emosional)

7. 7. Sikap yang ditunjukkan

siswa (negatif, bosan,

mengganggu )

Langkah selanjutnya adalah menganalisis sample hasil tulisan siswa. Adapun

aspek-aspek yang dianalisis antara lain adalah bentuk huruf/kata, ukuran, letak dan

proporsi huruf, konsistensi jarak antar huruf, konsistensi tebal-tipis huruf, konsistensi

tegak-miring huruf, dan kecepatan dalam menulis. Adapun aspek-aspek untuk

menganalisis hasil asesmen keterampilan mengarang, diantaranya adalah aspek

kelancaran, kosakata, struktur dan tanda baca, dan isi karangan yang meliputi: ketepatan,

kekayaan ide, dan organisasi.

1. D. LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda

mengerjakan latihan berikut ini.

Page 128: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  128    

Buatlah Kisi-kisi instrumen assesmen menulis:

• Pilih salah satu kelas dan semester yang ada pada kurikulum SD

• Buatlah butir-butir soal/instrumen asesmen keterampilan menulis dalam tabel

• Tetapkan kriteria keberhasilan keterampilan menulis

• Buatlah LKS dari tiap butir soal keterampilan menulis

Petunjuk Jawaban Latihan

Sebelum Anda membuat kisi-kisi instrumen asesmen keterampilan menulis, sebaiknya

Anda pahami terlebih dahulu materi keterampilan menulis untuk tingkat Sekolah Dasar dan

ruang lingkupnya. Berdasarkan pemahaman Anda itulah Anda dapat membuat

subkomponen serta indikator-indikatornya.

E. RANGKUMAN

Secara garis besar organisasi materi keterampilan menulis mencakup empat

keterampilan besar, yaitu: keterampilan pra menulis, keterampilan menulis permulaan,

keterampilan mengeja, dan keterampilan menulis lanjutan (mengarang). Terdapat empat

jenis karangan, yaitu karangan reproduksi, karangan uraian, karangan ciptaan, dan

karangan penjelasan.

Ada beberapa hal yang dapat diamati pada saat pelaksanaan asesmen

keterampilan menulis, di antaranya adalah: Memegang pensil dengan benar, arah menulis

(dari kiri ke kanan), posisi kertas/buku, posisi duduk siswa, jarak mata dengan kertas/buku,

kondisi siswa saat menulis (tegang, frustrasi, emosional), sikap yang ditunjukkan siswa

(negatif, bosan, mengganggu).

F. TES FORMATIF

Petunjuk: Pilihlah option di bawah ini yang dianggap paling benar!

1. Seorang siswa memiliki kemampuan menulis dengan tangan. Artinya siswa tersebut

telah menguasai keterampilan …

a Pra menulis

b Menulis permulaan

Page 129: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  129    

c Keterampilan mengeja

d Keterampilan mengarang

2. Siswa mampu menceriterakan kembali karangan yang telah dibuat oleh orang lain

dengan kata-katanya sendiri. Siswa tersebut terampil dalam membuat karangan …

a Reproduksi

b Uraian

c Penjelasan

d Ciptaan

3. Siswa mampu mendeskripsikan sesuatu yang dilihatnya. Siswa tersebut terampil

dalam membuat karangan …

a Reproduksi

b Uraian

c Penjelasan

d Ciptaan

4. Memberikan materi keterampilan “membuat surat ijin untuk tidak sekolah” kepada

siswa, adalah bentuk latihan dalam keterampilan mengarang jenis …

a Reproduksi

b Uraian

c Penjelasan

d Ciptaan

5. Berdasarkan hasil penelitian, anak usia 7-10 tahun lebih tetarik dengan hal-hal berikut,

kecuali …

a Pengalaman pribadi

b Hal yang berkenaan dengan anak dan orang tua

c Mengenai binatang

d Kemasyarakatan

6. Sedangkan anak usia 11 tahun atau lebih, mereka lebih tertarik dengan judul-judul

karangan

a Petualangan

b Kesehatan

Page 130: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  130    

c Kenegaraan

d Kemasyarakatan

7. Seorang siswa mampu menjelaskan mengapa sesuatu itu dikerjakan atau harus

dikerjakan secara tertulis. Siswa tersebut telah memiliki kemampuan dalam menulis

karangan …

a Reproduksi

b Uraian

c Penjelasan

d Ciptaan

8. Baik anak usia 7-10 tahun, maupun anak usia 11 tahun atau lebih, mereka sama-

sama tertarik dengan judul-judul karangan di bawah ini, kecuali …

a Pengalaman pribadi

b Cerita orang-orang ternama

c Mengenai binatang

d Kemasyarakatan

9. Keterampilan pra menulis, merupakan kemampuan … dalam pelajaran menulis

a Pre requisite

b Dengan sendirinya anak dapat melakukannya

c Setiap anak dapat melaluinya tanpa belajar

d Menulis permulaan

10. Pada kelas-kelas permulaan, pengajaran menulis dipusatkan pada keterampilan di

bawah ini, kecuali …

a Mengenal huruf

b Mengenal kata

c Menyalin kata

d Mengarang

Kunci Jawaban:

1. b 6. a

2. a 7. c

Page 131: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  131    

3. b 8. d

4. d 9. a

5. d 10. d

G. BALIKAN DAN TINDAK LANJUT

Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang terdapat di

bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian

gunakan rumus tingkat penguasaan, yaitu jumlah jawaban Anda yang benar dibagi 10

kemudian dikalikan dengan 100%. Dengan demikian Anda akan memperoleh presentase

tingkat penguasaan Anda. terhadap materi Kegiatan Belajar Adapun arti tingkat

penguasaan yang Anda capai adalah sebagai berikut:

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

<70% = kurang

Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Anda dapat mengikuti

ujian akhir semester (UAS)., tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%,

Anda harus mengulang kegiatan belajar ini terutama bagian yang belum anda kuasai.

Page 132: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  132    

Asesmen Keterampilan Matematika

Melalui kegiatan pembelajaran 3 ini pembaca diperkenalkan dengan pengetahuan

tentang pembuatan kisi-kisi dan mengembangkan butir-butir instrumen asesmen keterampilan

matematika . Pembahasan difokuskan pada penetapan ruang lingkup asesmen keterampilan

matematika, menyusun kisi-kisi instrumen, mengembangkan butir-butir instrumen berdasarkan

kisi-kisi yang telah dibuat, serta bagaimana menganalisis hasil asesmen keterampilan

matematika

A. TUJUAN

Dengan mempelajari kegiatan pembelajaran ini diharapkan pembaca mampu membuat

kisi-kisi dan mengembangkan butir-butir instrumen asesmen keterampilan matematika. Secara

khusus pembahasan ini bertujuan agar pembaca mampu:

1. Menetapkan ruang lingkup asesmen keterampilan matematika

2. Menyusun kisi-kisi instrumen asesmen keterampilan matematika

3. Mengembangkan butir-butir instrumen asesmen keterampilan matematika

berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat

4. Melaksanakan dan Menganalisis hasil asesmen keterampilan matematika

B. POKOK BAHASAN

1. Penetapan ruang lingkup asesmen keterampilan matematika

2. Penyusunan kisi-kisi instrumen asesmen keterampilan matematika

3. Pengembangan butir-butir instrumen asesmen keterampilan matematika berdasarkan

kisi-kisi yang telah dibuat

4. Pelaksanaan dan Menganalisis hasil asesmen keterampilan matematika

C. INTISARI BACAAN

1. Penetapan Ruang Lingkup Asesmen Keterampilan Matematika

Untuk mendapatkan data yang akurat tentang kondisi siswa yang diases,

diperlukan instrumen yang memadai. Instrumen yang memadai akan diperoleh, jika

guru/asesor memiliki pemahaman yang komprehensif tentang bidang yang akan

diasesmennya.

Asesmen matematika yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah suatu

Page 133: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  133    

proses perolehan data atau informasi tentang penguasaan keterampilan matematika

seorang siswa sebagai bahan dalam menyusun suatu program pembelajaran.

Tujuan utama dari asesmen matematika adalah untuk mengetahui kondisi

penguasaan keterampilan matematika seorang anak pada saat itu, baik keterampilan

yang telah dikuasainya maupun yang belum dikuasainya sebagai dasar untuk

menyusun program pembelajaran yang diprediksi sejalan dengan hambatan dan

kebutuhan belajar anak tersebut.

Untuk membuat asesmen bidang matematika, guru/asesor seyogyanya

memahami secara komprehensif ruang lingkup serta unsur-unsur pembelajaran

matematika; sequence atau urutan materi, serta tahapan belajar matematika. Terdapat

beberapa jenis pengelompokkan bidang matematika yang diberikan pada jenjang

pendidikan dasar, di antaranya: pengelompokkan menurut isi (content) materi dan

berdasarkan hasil belajar yang diharapkan. (1) berdasarkan isi (content) materi, dan (2)

berdasarkan hasil belajar yang diharapkan.

Berdasarkan isi (content) materi, matematika dapat dibagi menjadi tiga bagian

besar, yaitu: Aritmetika, geometri, dan pengukuran. Aritmetika adalah pengetahuan

tentang bilangan. Dali S.Naga (1980:1) mengemukakan bahwa aritmetika adalah

cabang matematika yang berkenaan dengan sifat, hubungan-hubungan bilangan nyata

dengan perhitungan terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan

pembagian.. Penggunaan abjad dalam aritmetika … disebut aljabar (1980:29). Materi

utama dalam aritmetika adalah bilangan dan operasi bilangan atau komputasi yang

biasa disebut operasi hitung.

Bilangan adalah suatu idea; sifatnya abstrak. Bilangan bukan simbol atau

lambang dan bukan pula lambang bilangan atau angka. Bilangan memberikan

keterangan mengenai banyaknya anggota suatu obyek. Bilangan menyatakan suatu

nilai yang bisa diartikan sebagai jumlah atau banyaknya sesuatu. Karena itu bilangan

baru berwujud apabila dihubungkan dengan obyek. Misalnya: “tiga buku”, “lima pensil”,

dsb. Terdapat berbagai jenis atau macam bilangan. Diantara bilangan-bilangan

tersebut yang dipelajari pada jenjang pendidikan dasar meliputi bilangan asli, bilangan

cacah, bilangan pecahan, dan bilangan bulat.

Adapun istilah operasi hitung berasal dari kata Operation yaitu pengerjaan,

Page 134: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  134    

operasi hitung adalah pengerjaan hitung. Terdapat empat operasi hitung dasar atau

operasi hitung utama dalam aritmetika, yaitu: penjumlahan, pengurangan, perkalian,

dan pembagian. Penjumlahan merupakan operasi pokok yang menjadi dasar untuk

memahami operasi lainnya; Pengurangan merupakan invers atau kebalikan dari dari

operasi penjumlahan; Perkalian dimaknai sebagai penjumlahan berulang, sedangkan

pembagian merupakan invers atau kebalikan dari operasi perkalian. Sedangkan

geometri adalah cabang matematika yang berkenaan dengan titik dan garis (Aleks

Maryunis, 1989:24). Titik adalah pernyataan tentang posisi yang tidak memiliki panjang

dan lebar, sedangkan garis hanya dapat diukur panjangnya.

Aspek-aspek geometri yang dipelajari pada jenjang pendidikan dasar meliputi

aspek bidang atau bangun datar dan bidang atau bangun ruang. Bidang datar yaitu

bangun yang dapat kita bayangkan sebagai sesuatu yang datar seperti permukaan

cermin, permukaan meja, dan sebagainya. Bidang datar memiliki sifat-sifat: a) tidak

mempunyai batas, b) berdimensi dua, artinya mempunyai panjang dan lebar, c)

mempunyai arah lebih dari dua arah, dan d) tidak mempunyai tebal. Pada dasarnya

bangun datar ini dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu bangun bersisi lurus dan

bangun bersisi lengkung.

Bangun bersisi lurus terdiri dari: a) segi tiga (siku-siku, tumpul, dan lancip),

b) segi empat yang meliputi jajaran genjang (persegi panjang, belah ketupat, segi

empat sama sisi), trapesium (siku-siku, sebarang, sama kaki), dan laying-layang, c)

segi lima, d) segi enam, dan e) segi banyak. Bangun bersisi lengkung terdiri dari

lingkaran, elips, dan bangun lain.

Adapun bangun ruang menunjuk pada bidang yang memiliki tiga dimensi, yaitu

panjang lebar, dan tinggi. Jika suatu bangun tidak seluruhnya terletak dalam bidang,

maka bangun itu disebut bangun ruang. Sebuah batu bata, kita bungkus dengan kertas

kemudian keluarkan batunya tanpa merusak pembungkusnya. Pembungkus itu

merupakan contoh suatu bangun ruang. Bangun ruang dibentuk oleh daerah segi

banyak yang disebut sisi. Ada bermacam-macam bangun ruang, di antaranya prisma,

kerucut, piramida, kubus, silinder, dan bola.

Sedangkan berdasarkan hasil belajar yang diharapkan, matematika dapat dibagi

menjadi dua dimensi yaitu dimensi kualitatif dan dimensi kuantitatif.

Page 135: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  135    

Rochyadi & Alimin (2005) mengemukakan bahwa dimensi kuantitatif merupakan

pemahaman tentang konsep, prinsip dan keterampilan matematika yang diperoleh

siswa melalui pembelajaran, tanpa dikaitkan dengan aplikasi sosialnya.

Pemahaman suatu konsep atau prinsip matematika menunjuk pada pemahaman

dasar yang dicapai melalui proses identifikasi yang meliputi konsep bilangan, operasi

hitung dasar dan dasar-dasar geometri.

Keterampilan matematika, merupakan kemampuan melakukan komputasi atau

mengaplikasikan konsep yang telah dipahami dalam waktu yang relatif singkat dengan

cara dan hasil yang benar. Pada dimensi kuantitatif, hasil pembelajaran siswa belum

mencapai yang sesungguhnya, karena apa yang dipelajarinya belum dapat difungsikan

dalam kehidupannya. Sedangkan dimensi kualitatif merupakan kemampuan siswa

dalam mengaplikasikan konsep, prinsip dan keterampilan yang diperolehnya dalam

memecahkan persoalan (problem solving) matematika secara nyata di dalam

kehidupan mereka, sehingga konsep, prinsip dan keterampilan tersebut menjadi

fungsional & bermakna di dalam kehidupan siswa tersebut.

Operasionalisasi dari dimensi kualitatif ini diwujudkan dalam bentuk soal cerita.

2. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Asesmen Keterampilan Matematika

Untuk memperoleh data yang akurat tentang kemampuan matematika seorang

ABK, seorang guru/asesor memerlukan instrumen asesmen matematika baik yang

bersifat formal maupun informal. Seperti dijelaskan pada awal kegiatan pembelajaran

bahwa asesmen formal memerlukan keahlian yang tinggi, waktu yang lama, dan biaya

yang sangat besar untuk memperoleh validitas dan reliabilitas yang tinggi yang

kemudian dikalibrasi untuk menentukan daya pembeda atau suatu derajat kesulitan

instrumen tersebut. Karena penyusunan instrumen asesmen formal tidak mudah, maka

tidak mudah pula untuk menemukan instrumen asesmen formal ini. Untuk

menanggulangi masalah ini, para ahli ABK mempercayai bahwa asesmen informal

yang dibuat oleh para guru merupakan cara yang terbaik untuk memperoleh informasi

tentang ABK. Demikian halnya mengenai kemampuan dalam keterampilan

matematika.

Dalam penyusunan kisi-kisi instrumen asesmen informal matematika,

guru/asesor dapat menggunakan isi (content) materi matematika secara berurutan dari

Page 136: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  136    

yang termudah sampai yang tersukar atau dari yang terendah sampai yang tertinggi

atau dari yang sederhana ke yang paling kompleks. Jika tidak, guru/asesor dapat pula

menyusunnya berdasarkan materi kurikulum yang berlaku. Berdasarkan kurikulum

yang berlaku saat itu, akan memungkinkan untuk diketahuinya sampai sejauh mana

siswa menguasai materi matematika, sehingga guru/asesor dapat menentukan tingkat

performance siswa tentang penguasaan matematika saat ini. Sebagai gambaran,

perhatikanlah contoh kisi-kisi instrumen matematika berikut ini.

Contoh Kisi-kisi Instrumen Asesmen Keterampilan Matematika

(Kls 1/Smt 1 SD/MI Berdasarkan KTSP PP No.22 dan 23 Tahun 2006)

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

BILANGAN

1.Melakukan penjumlahan

dan pengu rangan bilangan

sampai 20

1.1. Membilang banyak

benda (0-9)

1. Menyatakan banyak

benda dari sekumpulan

benda

2. Membandingkan dua

kumpulan benda melalui

istilah lebih banyak, lebih

sedikit atau sama banyak

1.2. Mengurutkan

banyak benda (Bagian

pertama 0-9)

1. Menentukan urutan

kumpulan benda dari yang

kecil ke yang besar dan

sebaliknya

2. Membaca lambang

bilangan

3. Menuliskan lambang

bilangan

4. Membilang loncat

5. Mengurutkan

sekelompok bilangan

6. Menentukan bilangan

yang tidak diketahui dalam

Page 137: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  137    

suatu urutan bilangan

1.3. Melakukan

penjumlahan dan

pengurangan bilangan

sampai 20 (bagian

pertama)

1. Menentukan jumlah dua

kumpulan benda

2. Membaca dan

menggunakan lambang ”+,-,

=” dalam pengerjaan hitung

sampai dgn 9

3. Menentukan hasil

penjumlahan dua bilangan

dengan hasil sampai 9

4. Menyatakan kalimat

penjumlahan dua bilangan

dengan hasil yang sudah

ditentukan

5. Menentukan hasil

pengurangan dua bilangan

dengan hasil sampai 9

6. Menunjukkan bilangan

0 melalui pengurangan

dengan bilangan yang sama

7. Menyatakan kalimat

pengurangan dari

penjumlahan

8. Menyelesaikan soal

campuran

1.4. Membilang banyak

benda (bagian kedua

>9 s/d20)

1. Menyatakan banyak

benda dari sekumpulan

benda

2. Membandingkan dua

kumpulan benda melalui

Page 138: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  138    

istilah lebih banyak, lebih

sedikit atau sama banyak

1.5. Mengurutkan

banyak benda

1. Membaca dan menulis

lambang bilangan sampai 20

2. Membuat pola bilangan

dengan membilang loncat

1.6. Melakukan

penjumlahan dan

pengurangan bilangan

sampai 20 (bagian

kedua)

1. Menghitung

penjumlahan dua bilangan

dengan hasil jumlah sampai

20

2. Menghitung

penjumlahan tiga bilangan

dengan hasil sampai 20

3. Menghitung

penjumlahan dengan cara

bersusun

4. Menghitung

pengurangan dua bilangan

(bilangan 2 angka dengan 1

angka sampai 20)

5. Menentukan hasil

operasi hitung campuran

penjumlahan dan

pengurangan hasil sampai

dengan 20

1.7. Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

1. Menyatakan masalah

sehari-hari yang terkait

Page 139: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  139    

dengan penjumlahan

dan pengurangan

sampai 20

dengan penjumlahan hasil

sampai dengan 20

2. Menyelesaikan masalah

sehari-hari dalam

penjumlahan tiga bilangan 1

angka

3. Menyatakan masalah

sehari-hari yang terkait

dengan pengurangan hasil

sampai dengan 20

GEOMETRI DAN PENGU

KURAN

2. Mengguna kan

pengukuran waktu dan

panjang

2.1. Menentukan waktu

(pagi, siang, malam)

hari, dan jam (secara

bulat)

1. Menunjukkan konsep

waktu dalam kegiatan

sehari-hari yang berkaitan

dengan pagi, siang, sore,

dan malam hari

2. Membaca dan

menuliskan waktu pukul ...

dari gambar yang ditunjukka

jarum jam (secara bulat)

2.2. Menentukan lama

suatu kejadian

1. Menunjukkan konsep

waktu kegiatan sehari-hari

yang lama atau yang

sebentar

2.3. Mengenal panjang

suatu benda melalui

kalimat sehari-hari

(pendek, panjang) dan

membanding kannya

1. Menunjukkan benda-

benda yang panjang atau

yang pendek

2. Membandingkan

panjang atau pendek suatu

benda

Page 140: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  140    

3. Pengembangan Butir-butir Instrumen Asesmen Keterampilan Matematika

Langkah selanjutnya adalah mengembangkan butir-butir instrumen matematika

dari kisi-kisi yang telah dibuat. Sama halnya dengan penyusunan kisi-kisi asesmen

akademik yang lainnya, pengembangan butir soal asesmen keterampilan matematika

dapat dibuat dalam bentuk daftar atau tabel. Butir-butir soal asesmen matematika

dikembangkan berdasarkan indikator-indikator yang telah dijabarkan dari

subkomponen keterampilan matematika. Yang paling esensial di dalam

mengembangkan butir soal asesmen matematika adalah dengan mempertimbangkan

dua faktor, yaitu tahapan belajar siswa dan hasil belajar yang diharapkan. Tahapan

belajar siswa meliputi tahap konkret, semi konkret, dan tahap abstrak. Sedangkan hasil

2.4. Menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan waktu dan

panjang

1. Menceritakan kegiatan sehari-hari

yang berhubungan dengan jam sehari

(dari bangun sampai tidur kembali)

2. Mengenal hubungan hari dengan

minggu

3. Mengukur jarak suatu benda

dengan satuan ukuran tidak baku

(jengkal, depa, langkah, kaki)

3. Mengenal beberapa

bangun ruang

3.1. Mengelompokkan

berbagai bangun ruang

sederhana (balok,

prisma, tabung, bola,

dan kerucut)

1. Menemukan ciri-ciri bangun ruang

sederhana (balok, prisma, tabung, bola,

dan kerucut)

2. Menggambar dan membuat model

bangun ruang sederhana

3. Mengklasifikasikan bentuk-bentuk

bangun ruang

3.2. Menentukan urutan

benda-benda ruang

yang sejenis menurut

besarnya.

1. Mengurutkan benda-benda bangun

ruang dari yang terbesar sampai yang

terkecil atau sebaliknya.

Page 141: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  141    

belajar yang diharapkan dari siswa meliputi tingkat dimensi kualitatif, yaitu siswa

mampu mengaplikasikan konsep, prinsip dan keterampilan yang diperolehnya di

dalam kelas ke dalam situasi nyata di dalam kehidupan mereka. Dengan demikian

konsep, prinsip dan keterampilan matematika tersebut menjadi fungsional & bermakna

bagi siswa di dalam kehidupan sehari-hari. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh

ilustrasi berikut ini.

Contoh Pengembangan Butir Soal Asesmen Matematika

(Kls 1/Smt 1 SD/MI Berdasarkan KTSP PP No.22 dan 23 Tahun 2006)

Pokok Bahasan

Butir Soal

Kemampuan

Konkret Semi Konkret

Abstrak

BILANGAN

1.1 Membilang

banyak benda

1.1.1.

Menyatakan

banyak benda

dari

sekumpulan

benda (0-9)

1.1.2.

Membandingka

n dua kumpulan

benda melalui

istilah lebih

1.1.1.a. Hitunglah berapa

banyak benda yang ada

pada tiap-tiap kumpulan

benda di bawah ini! (bobot

= 5)

Page 142: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  142    

banyak/lebih

sedikit/sama

banyak (0-9)

4. Pelaksanaan dan Analisis Hasil Asesmen Keterampilan Matematika

Secara garis besar prosedur pelaksanaan asesmen keterampilan matematika

dilakukan dalam dua tahap (Rochyadi & Alimin,2005). Pertama, asesmen dilakukan

secara klasikal, dan kedua, dilakukan secara individual. Pada tahap pertama ditujukan

untuk menjaring siswa-siswa mana saja yang diduga mengalami masalah dalam

penguasaan keterampilan matematika. Berdasarkan hasil asesmen pada tahap

pertama ini akan ada tiga kemungkinan penguasaan keterampilan yang dimiliki siswa.

(1) mereka yang benar-benar telah sampai kepada pemahaman keterampilan

matematika, yaitu mereka yang mampu menyelesaikan persoalan matematika secara

aplikatif. Siswa yang ada pada kelompok ini akan diposisikan sebagai independen level

(menunjukkan angka persentase 75% ke atas). (2) mereka yang telah memiliki

keterampilan matematika dalam dimensi kuantitatif, tetapi gagal dalam dimensi

kualitatifnya. Kelompok ini akan diposisikan pada instruction level (menunjukkan angka

persentase 50%-75% ) (3) mereka yang benar-benar gagal dalam menyelesaikan

penguasaan keterampilan matematika dimensi kuantitatif dan dikelompokkan pada

posisi frustration level(menunjukkan angka persentase di bawah 50%).

Sedangkan pada tahap kedua, asesmen dilakukan secara individual. Tahap ini

ditujukan bagi mereka yang telah diposisikan sebagai instructional level dan frustration

level. Proses asesmen tahap kedua ini lebih berfungsi untuk menelusuri hambatan-

hambatan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika yang

diajukan. Pada tahap ini pula akan diketahui apakah hambatan siswa tersebut

berkaitan dengan tahapan belajar siswa atau berkaitan dengan fakta kesalahan dalam

memecahkan soal, atau berkaitan dengan kecenderungan strategi yang digunakan

dalam memecahkan soal-soal matematika. Ada dua hal yang perlu dicatat dalam

pelaksanaan asesmen pada tahap ini, yaitu: pertama, mencatat hal-hal yang dilakukan

siswa pada saat menyelesaikan soal-soal yang diberikan serta alasan-alasan siswa

mengapa ia menyelesaikan soal dengan cara yang demikian. Kedua mencatat hasil

kerja siswa.

Page 143: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  143    

Langkah selanjutnya adalah menganalisis hasil kerja siswa yang kemudian

ditafsirkan dan ditarik kesimpulan dalam wujud penguasaan matematika, kesulitan

matematika yang dihadapi siswa, serta kebutuhan belajar siswa tentang matematika.

Berdasarkan kesimpulan tersebut, guru/asesor membuat rekomendasi yang ditujukan

kepada guru kelas, atau guru bidang studi, atau kepada orang tua yang selanjutnya

hasil asesmen ini akan dijadikan sebagai landasan dalam membuat program

pembelajaran matematika bagi siswa yang bersangkutan.

D. LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda

mengerjakan latihan berikut ini.

Buatlah Kisi-kisi instrumen assesmen keterampilan matematika:

• Pilih salah satu komponen keterampilan matematika

• Buatlah butir-butir soal/instrumen keterampilan matematika dalam tabel

• Tetapkan kriteria keberhasilan keterampilan matematika

• Buatlah LKS dari tiap butir soal dalam asesmen keterampilan matematika

Petunjuk Jawaban Latihan

Sebelum Anda membuat kisi-kisi instrumen asesmen keterampilan matematika, sebaiknya

Anda pahami terlebih dahulu materi matematika dan ruang lingkupnya. Berdasarkan

pemahaman Anda itulah Anda dapat membuat subkomponen serta indikator-indikator

keterampilan matematika khususnya bagi siswa ABK.

E. RANGKUMAN

Pada dasarnya ruang lingkup pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan

dasar dapat dikelompokkan berdasarkan isi (content) materi dan berdasarkan hasil belajar

yang diharapkan. Berdasarkan isi (content) materi, matematika dapat dibagi menjadi tiga

bagian besar, yaitu: Aritmetika, geometri, dan pengukuran. Sedangkan berdasarkan hasil

belajar yang diharapkan dikelompokkan menjadi dua dimensi, yaitu dimensi kuantitatif dan

dimensi kualitatif.

Ada dua tahap dalam pelaksanaan asesmen keterampilan matematika. Pertama,

asesmen dilakukan secara klasikal yang berfungsi untuk menjaring para siswa yang

Page 144: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  144    

diduga mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika. Berdasarkan hasil asesmen

pada tahap pertama ini akan ada tiga kemungkinan penguasaan keterampilan yang dimiliki

siswa, yaitu yang akan diposisikan sebagai independen level, atau instruction level, atau

pada posisi frustration level. Kedua, dilakukan secara individual yang lebih berfungsi untuk

menelusuri hambatan-hambatan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal

matematika yang diajukan. Terdapat dua hal yang perlu dicatat selama melaksanakan

asesmen matematika, yaitu pencatatan proses dan hasil asesmen sebagai bahan untuk

menganalisis hasil kerja siswa sebelum penarikan kesimpulan yang pada akhirnya dibuat

rekomendasi yang ditujukan kepada guru maupun orang tua siswa yang bersangkutan.

F. TES FORMATIF Petunjuk: Pilihlah salah satu option yang dianggap paling benar!

1. Dibawah ini merupakan ruang lingkup materi pembelajaran matematika pada jenjang

pendidikan dasar berdasarkan kontennya, kecuali:

a. Aritmetika

b. Geometri

c. Pengukuran

d. Problem solving

2. Seorang siswa mampu menyelesaikan soal penjumlahan di bawah 10 dalam soal

cerita dari soal yang diberikan. Siswa tersebut telah memiliki keterampilan matematika

dalam tingkat …

a. Dimensi kuntitatif

b. Dimensi kualitatif

c. Dua dimensi

d. Dimensi operasi hitung

3. Seorang siswa mampu menyelesaikan soal perkalian “5 x 9” tanpa menggunakan alat

bantu. Siswa tersebut berada pada tahap belajar …

a. Konkret

b. Semi konkret

c. Semi abstrak

d. Abstrak

Page 145: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  145    

4. Seorang siswa mampu menyelesaikan soal penjumlahan “7 + 6” melalui abakus biji.

Siswa tersebut berada pada tahap belajar …

a. Konkret

b. Semi konkret

c. Semi abstrak

d. Abstrak

5. Kemampuan belajar seorang siswa yang berada pada tahap semi konkret, ia mampu

menyelesaikan soal-soal …

a. Penjumlahan dengan menggunakan lidi

b. Penjumlahan dengan menggunakan gambar

c. Penjumlahan dengan menggunakan tally

d. Penjumlahan dengan angka

6. Ditemukan seorang siswa yang benar-benar mampu menyelesaikan persoalan

matematika yang diberikan secara aplikatif dalam pelaksanaan asesmen keterampilan

matematika pada tahap pertama. Siswa yang bersangkutan dapat diposisikan pada

tingkat …

a. Independen level

b. Instructional level

c. Frustration level

d. Individual level

7. Pelaksanaan asesmen keterampilan matematika tahap kedua berfungsi untuk …

a. Menjaring siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar matematika

b. Mengetahui tingkat penguasaan siswa dalam keterampilan matematika

c. Menelusuri hambatan-hambatan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal

matematika

d. Mengetahui tingkat kegagalan siswa dalam keterampilan matematika

8. Dalam menganalisis hasil pekerjaan siswa, ditemukan angka persentase 75% ke atas.

Page 146: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  146    

Tingkat penguasaan keterampilan matematika siswa yang bersangkutan diposisikan pada

a. Independen level

b. Instructional level

c. Frustration level

d. Individual level

9. Pelaksanaan asesmen keterampilan matematika tahap kedua, pada dasarnya

diperuntukkan bagi mereka yang berada pada posisi di bawah ini, kecuali:

a. Independen level

b. Instructional level

c. Frustration level

d. Mereka yang menunjukkan angka presentase < 75%

10. Pengadministrasian data pada asesmen keterampilan matematika tahap kedua lebih

bersifat kualitatif, karena itu pada tahap ini asesor dituntut untuk melakukan hal di bawah

ini , kecuali:

a. Mencatat hasil jawaban yang telah diselesaikan siswa

b. Mencatat alas an yang diberikan siswa pada setiap penyelesaian soal matematika

c. Mencatat cara kerja siswa dalam menyelesaikan setiap soal-soal matematika

d. Menghitung skor presentase pencapaian siswa

Kunci Jawaban:

1. d 6. a

2.b 7. c

3.d 8. a

4.a 9. a

5.b 10. d

G. BALIKAN DAN TINDAK LANJUT

Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang terdapat di

Page 147: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  147    

bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian

gunakan rumus tingkat penguasaan, yaitu jumlah jawaban Anda yang benar dibagi 10

kemudian dikalikan dengan 100%. Dengan demikian Anda akan memperoleh presentase

tingkat penguasaan Anda. terhadap materi Kegiatan Belajar Adapun arti tingkat

penguasaan yang Anda capai adalah sebagai berikut:

90% - 100% = baik sekali

80% - 89% = baik

70% - 79% = cukup

<70% = kurang

Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Anda dapat mengikuti

ujian akhir semester (UAS)., tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%,

Anda harus mengulang kegiatan belajar ini terutama bagian yang belum anda kuasai

Page 148: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  148    

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman Mulyono, (1995), ProgramPendidikan Individual, Pelatihan Inservice Guru SLB,

Jakarta: Depdikbud

Abdurahman Mulyono, (2001), Pendidikan bagi Anak berkesulitan Belajar, Jurusan PLB UNJ

Jakarta.

Abdurahman Mulyono & Estiningsih, E.(1997) Menangani Kesulitan Belajar Berhitung, Jakarta:

Depdikbud

Amin, Moh. (1995), Ortopedagogik anak tunagrahita, Jakarta : Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Astati (1995), Terapi Okupasi, Bermain, dan Musik untuk Anak Tunagrahita, Jakarta:

Depdikbud

Depdiknas (2006), Standar Isi, Standar kompetensi Lulusan, dan Panduan Penyusunan KTSP

Sekolah Dasar, Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan-Dikti

Hallahan, D.P. dan Kauffman, J.M. (1994), Exceptional children, Introduction to special

Education, allyn Bacon, Boston.

Hargove, Linda J & Poteet, James A. (1984), Assesment in Special Education, The Education

Evaluation, New Jersey, Prentice Hall, Inc.

Hargove, Linda J and Poteet, James A (1984), Assesment children, introduction to special

education, Boston : Alyn Bacon

Harwell, Joan M, How to Diagnose and Correct Learning Disabilities in the Classroom, New

York: Parker Publishing, Co,Inc.

Johnson, Berit & Skjorten, Miriam,D (2003) Pendidikan Kebutuhan Khusus: Sebuah

Pengantar, Menuju Inklusi, Buku No.1, Bandung: Program Pascasarjana-UPI

Page 149: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  149    

Lerner, Janet,W. (1989) Learning Disabilities, Teories, Diagnosis, and teaching Strategies,

USA: Houghton Mifflin Company

McLoughlin,James,A. & Lewis, Rena,B (1981) Assessing Special StudentsStrategies and

Procedures, USA: Merril Publishing Company

McLoughlin,James,A. & Lewis, Rena,B (1986)Assessing Special Students (2nd) USA: Merril

Publishing Company

Mercer Cecil D & Mercer, Ann,R (1989), Teaching student with Learning Problems, , USA:

Merill Publishing Company

Mercer, Cecil d & Lewis (1977), Children and Youthwith Learning Disabilities, London, Charles

and Merril Publishing company.

Mason, H. & McCall, S. (Eds.). (1999). Visual Impairment: Access to Education for Children

and Young People. Part II. London: David

Myers, . Patricia (1986) Methods for Learning disorder, New York: John Wiley and Sons

Rochyadi & Alimin, Z (2005) Pengembangan Program Individual Bagi Anak Tunagrahita,

Jakarta: Depdiknas

Rochyadi & Soendari (2001) Tingkat Penerapan dan pemahaman Program Individualisasi

Pendidikan (IEP) Oleh Guru-guru SLB di Kodya Bandung, Jakarta: Proyek

Pengkajian danPenelitian Ilmu Pengetahuan, Dikti

Simeonson, Rune J. (1990), Psychological and Developmental Assesment of Special Children

Printed in the United State Of America.

Soendari, T (1 996), Penerapan Program Individualisasi dalam Pengajaran Berhitung bagi

Anak Luar Biasa, (Makalah disajikan dalam P2M pada Guru-guru SLB di Kodya

Bandung).

Page 150: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  150    

Soendari, T (1999) Asesmen Keterampilan Matematika, Terjemahan, Sumber asli:Mercer

Cecil D & Mercer, Ann,R (1989),Teaching student with Learning Problems,

Chapter 6, hal 1987-218 “Assessing Math Skills”, USA: Merill Publishing

Company

Suaheri, HN. (1987) Ortodidaktik Anak Tunagrahita III, Jurusan PLB- FIP- IKIP Bandung

Suherman, Yuyus, (2005). Adaptasi Pembelajaran Siswa ABK. Bandung, Rizqi Press.

Sutjuhati, S.T.(1995) Psikologi Anak Luar Biasa, Jakarta: Depdikbud

Sunardi & Muchlisoh (1997) Menangani Kesulitan Belajar Membaca, Jakarta: Depdikbud

Sunardi & Muchlisoh (1997) Menangani Kesulitan Belajar Menulis, Jakarta: Depdikbud

Yusuf, Munawir, dkk (1997), Mengenal Siswa Berkesulitan Belajar, Jakarta: Depdikbud

Yusuf, Munawir (2005), Asesmen perkembangan pada anak tunagrahita, Jakarta :

Departemen Pendidikan Nasional.

Page 151: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  151    

Lampiran Form Isian Form 1

INFORMASI PERKEMBANGAN ANAK

(Diisi oleh Orang tua)

Petunjuk :

Isilah daftar berikut pada kolom yang tersedia sesuai dengan kondisi anak yang sebenarnya. Jika ada yang kurang jelas, konsultasikan kepada guru kelas tempat anak Bapak/Ibu bersekolah.

A. Identitas Anak :

1. Nama : .............................................. 2. Tempat dan tanggal lahir/umur : .............................................. 3. Jenis kelamin : .............................................. 4. Agama : .............................................. 5. Status anak : .............................................. 6. Anak ke dari jumlah saudara : ....................................... 7. Nama sekolah : .............................................. 8. Kelas : .............................................. 9. Alamat : ..............................................

B. Riwayat Kelahiran : 1. Perkembangan masa kehamilan : .............................................. 2. Penyakit pada masa kehamilan : .............................................. 3. Usia kandungan : .............................................. 4. Riwayat proses kelahiran : .............................................. 5. Tempat kelahiran : .............................................. 6. Penolong proses kelahiran : .............................................. 7. Gangguan pada saat bayi lahir : .............................................. 8. Berat bayi : .............................................. 9. Panjang bayi : .............................................. 10. Tanda-tanda kelainan pada bayi : ..............................................

C. Perkebangan Masa Balita :

1. Menetek ibunya hingga umur : ................................................... 2. Minum susu kaleng hingga umur : ................................................... 3. Imunisasi (lengkap/tidak) : .................................................. 4. Pemeriksaan/penimbangan rutin/tdk : .............................................. 5. Kualitas makanan : .................................................. 6. Kuantitas makan : .................................................. 7. Kesulitan makan (ya/tidak) : ..................................................

Page 152: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  152    

D. Perkembangan Fisik :

1. Dapat berdiri pada umur : .................................................... 2. Dapat berjalan pada umur : .................................................... 3. Naik sepeda roda tiga pada umur : ................................................... 4. Naik sepeda roda dua pada umur : .................................................... 5. Bicara dengan kalimat lengkap : .................................................... 6. Kesulitan gerakan yang dialami : .................................................... 7. Status Gizi Balita (baik/kurang) : .................................................... 8. Riwayat kesehatan (baik/kurang) : .................................................... 9. Penggunaan tangan dominan : …………………………………………..

E. Perkembangan Bahasa :

1. Meraba/berceloteh pada umur : ................................................. 2. Mengucapkan satu suku kata yang bermakna kalimat (mis.Pa berarti bapak)

pada umur : .................................... 3. Berbicara dengan satu kata bermakna pada umur : .......................... 4. Berbicara dengan kalimat lengkap sederhana pada umur : …………….

F. Perkembangan Sosial :

5. Hubungan dengan saudara : ............................................................. 6. Hubungan dengan teman : ............................................................. 7. Hubungan dengan orangtua : ............................................................. 8. Hobi : ............................................................. 9. Minat khusus : .............................................................

F. Perkembangan Pendidikan :

1. Masuk TK umur : ............................................................. 2. Lama Pendidikan di TK : ............................................................. 3. Kesulitan selama di TK : ............................................................. 4. Masuk SD umur : ............................................................. 5. Kesulitan selama di SD : ............................................................. 6. Pernak tidak naik kelas : .............................................................. 7. Pelayanan khusus yang pernah diterima anak: ................................... 8. Prestasi belajar yang dicapai : ............................................................ 9. Mata Pelajaran yang dirasa paling sulit : ......................................... 10. Mata Pelajaran yang dirasa paling disenangi : .................................... 11. Keterangan lain yang dianggap perlu : ................................................

Diisi Tanggal,…………………

Orang tua,

( …………………………….. )

Isian Form 2

Page 153: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  153    

DATA ORANG TUA/WALI SISWA

(Diisi orang tua/wali siswa)

1. Nama : ............................................

2. SD/MI : ...........................................

3. Kelas :............................................

A.Identitas Orang tua/wali

Ayah :

1. Nama Ayah : ............................................................................... 2. Umur : ............................................................................... 3. Agama : ............................................................................... 4. Status ayah : ................................................................................ 5. Pendidikan Tertinggi : ................................................................................ 6. Pekerjaan Pokok : ................................................................................ 7. Alamat tinggal : ................................................................................

Ibu :

1. Nama Ibu : ............................................................................... 2. Umur : ................................................................................ 3. Agama : ............................................................................... 4. Status Ibu : ............................................................................... 5. Pendidikan Tertinggi : ............................................................................... 6. Pekerjaan Pokok : ............................................................................... 7. Alamat tinggal : ...............................................................................

Wali :

1. Nama : ……………………………………………………. 2. Umur : ………………………...…………………………. 3. Agama : ……………………………………………………. 4. Status perkawinan : ..........……………………………………………. 5. Pend. Tertinggi : ………………...…………………………………. 6. Pekerjaan : ……………………………………………………. 7. Alamat : ……………………………………………………. 8. Hubungan Keluarga : …………………………………………………….

B. Hubungan Orang tua – anak

1. Kedua orang tua satu rumah : ................................................................. 2. Anak satu rumah dengan kedua orang tua : ............................................. 3. Anak diasuh oleh salah satu orang tua : .................................................. 4. Anak diasuh wali/saudara : .................................................

C. Sosial Ekonomi Orangtua

Page 154: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/2807/1/BUKU IDENTIFIKASI DAN ASESMEN.pdf · social, emosional/tingkah ... perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut

  154    

1. Jabatan formal ayah di kantor (jika ada) : ................................................ 2. Jabatan formal ibu di kantor (jika ada) : ............................................... 3. Jabatan informal ayah di luar kantor (jika ada) : ..................................... 4. Jabatan informal ibu di luar kantor (jika ada) : .............................................. 5. Rata-rata penghasilan (kedua orangtua) perbulan : .......................................

D.Tanggungan dan Tanggapan Keluarga

1. Jumlah anak : ............................................................................. 2. Ysb. Anak yang ke : ............................................................................. 3. Persepsi orang tua terhadap anak ysb. : ....................................................... 4. Kesulitan orang tua terhadap anak ysb.: ...................................................... 5. Harapan orang tua terhadap pendidikan anak ysb. : ................................. 6. Bantuan yang diharapkan orang tua untuk anak ysb.: ................................

Diisi tanggal :……………….

Orang tua/wali Murid

( ………………….……… )