Top Banner
Pendahuluan Kemunculan ilmu ekonomi Islam pada tiga dasawarsa belakangan ini, telah mengarahkan perhatian para ilmuan modern kepada pemikiran ekonomi Islam klasik. Selama ini, buku-buku tentang sejarah ekonomi yang ditulis para sejarawan ekonomi atau ahli ekonomi, sama sekali tidak memberikan perhatian kepada pemikiran ekonomi Islam. Apresiasi para sejarawan dan ahli ekonomi terhadap kemajuan kajian ekonomi Islam sangat kurang dan bahkan terkesan mengabaikan dan menutupi jasa-jasa intelektual para ilmuwan muslim. Buku Perkembangan Pemikiran Ekonomi[1] tulisan Deliarnov misalnya, sama sekali tidak memasukkan pemikiran para ekonom muslim di abad pertengahan, padahal sangat banyak ilmuwan muslim klasik yang memiliki pemikiran ekonomi yang amat maju melampaui ilmuwan-ilmuwan Barat dan jauh mendahului pemikiran ekonomi Barat tersebut. Demikian pula buku sejarah Ekonomi tulisan Schumpeter History of Economics Analysis . Satu-satunya ilmuwan muslim yang disebutnya secara sepintas hanyalah Ibn Khaldun di dalam konpendium dari Schumpeter.[2] Buku Sejarah Pemikiran Ekonomi (terjemahan), tulisan penulis Belanda Zimmerman, juga tidak memasukkan pemikiran ekonomi para pemikir ekonomi Islam. Dengan demikian sangat tepat jika dikatakan bahwa buku-buku sejarah pemikiran ekonomi (konvensional) yang banyak ditulis itu sesungguhnya adalah sejarah ekonomi Eropa, karena hanya menjelaskan tentang pemikiran ekonomi para ilmuwan Eropa. Padahal sejarah membuktikan bahwa Ilmuwan muslim adalah ilmuwan yang sangat banyak menulis masalah ekonomi. Mereka tidak saja menulis dan mengkaji ekonomi secara normatif dalam kitab fikih, tetapi juga secara empiris dan ilmiah dengan metodologi yang sistimatis menganalisa masalah-masalah ekonomi. Salah satu intelektual muslim yang paling terkemuka dan paling banyak pemikirannya tentang ekonomi adalah Ibnu Khaldun. (1332-1406). Ibnu Khaldun adalah ilmuwan muslim yang memiliki banyak pemikiran dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, politik dan kebudayaan. Salah satu pemikiran Ibnu Khaldun yang sangat menonjol dan amat penting untuk dibahas adalah pemikirannya tentang ekonomi. Pentingnya pembahasan pemikiran Ibnu Khaldun tentang ekonomi karena pemikirannya memiliki signifikansi yang besar bagi pengembangan ekonomi Islam ke depan. Selain itu, tulisan ini juga ingin menunjukkan bahwa Ibnu Khaldun adalah Bapak dan ahli ekonomi yang mendahului Adam Smith, Ricardo dan para ekonom Eropa lainnya. Ibnu Khaldun : Bapak Ilmu Ekonomi Ibnu Khaldun adalah raksasa intelektual paling terkemuka di dunia. Ia bukan saja Bapak sosiologi tetapi juga Bapak ilmu Ekonomi, karena banyak teori ekonominya yang jauh mendahului Adam Smith dan Ricardo. Artinya, ia lebih dari tiga abad mendahului para pemikir Barat modern tersebut. Muhammad Hilmi Murad telah menulis sebuah karya ilmiah berjudul Abul Iqtishad : Ibnu
25

Ibnu kholdun search

Jan 24, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Ibnu kholdun search

PendahuluanKemunculan ilmu ekonomi Islam pada tiga dasawarsa belakangan ini, telahmengarahkan perhatian para ilmuan modern  kepada pemikiran ekonomi Islamklasik.  Selama ini, buku-buku tentang sejarah ekonomi yang ditulis parasejarawan ekonomi atau ahli ekonomi, sama sekali tidak memberikan perhatiankepada pemikiran ekonomi Islam.Apresiasi para sejarawan dan ahli ekonomi terhadap kemajuan kajian ekonomiIslam sangat kurang dan bahkan terkesan mengabaikan dan menutupi jasa-jasaintelektual para ilmuwan muslim. Buku Perkembangan Pemikiran Ekonomi[1] tulisanDeliarnov misalnya, sama sekali tidak memasukkan pemikiran para ekonom muslimdi abad pertengahan, padahal sangat banyak ilmuwan muslim klasik yang memilikipemikiran ekonomi yang amat maju melampaui ilmuwan-ilmuwan Barat dan jauhmendahului pemikiran ekonomi Barat tersebut. Demikian pula buku sejarahEkonomi tulisan Schumpeter History of Economics Analysis . Satu-satunya ilmuwanmuslim yang disebutnya secara sepintas hanyalah  Ibn Khaldun di dalamkonpendium dari Schumpeter.[2]Buku Sejarah Pemikiran Ekonomi (terjemahan), tulisan penulis Belanda Zimmerman,juga tidak memasukkan pemikiran ekonomi para pemikir ekonomi Islam. Dengandemikian sangat tepat jika dikatakan bahwa buku-buku sejarah pemikiran ekonomi(konvensional) yang banyak ditulis  itu sesungguhnya adalah sejarah  ekonomiEropa, karena hanya menjelaskan tentang pemikiran ekonomi para ilmuwan Eropa.Padahal sejarah membuktikan bahwa Ilmuwan muslim adalah ilmuwan yang sangatbanyak menulis masalah ekonomi. Mereka tidak saja menulis dan mengkaji ekonomisecara normatif dalam kitab fikih, tetapi juga secara empiris dan ilmiahdengan metodologi yang sistimatis menganalisa masalah-masalah ekonomi. Salahsatu intelektual muslim yang paling terkemuka dan paling banyak pemikirannyatentang ekonomi adalah Ibnu Khaldun. (1332-1406). Ibnu Khaldun adalah ilmuwanmuslim yang memiliki banyak pemikiran dalam berbagai bidang, seperti ekonomi,politik dan kebudayaan. Salah satu pemikiran Ibnu Khaldun yang sangat menonjoldan amat penting untuk dibahas adalah pemikirannya tentang  ekonomi.Pentingnya pembahasan pemikiran Ibnu Khaldun tentang ekonomi karenapemikirannya memiliki signifikansi yang besar bagi pengembangan ekonomi Islamke depan. Selain itu, tulisan ini juga ingin menunjukkan bahwa Ibnu Khaldunadalah Bapak dan ahli ekonomi yang mendahului Adam Smith, Ricardo dan paraekonom Eropa lainnya. Ibnu Khaldun : Bapak Ilmu EkonomiIbnu Khaldun adalah raksasa intelektual paling terkemuka di dunia. Ia bukansaja Bapak sosiologi tetapi juga Bapak ilmu Ekonomi, karena banyak teoriekonominya yang jauh mendahului Adam Smith dan Ricardo. Artinya, ia  lebihdari tiga abad mendahului para pemikir Barat modern tersebut.  Muhammad HilmiMurad  telah menulis sebuah karya ilmiah berjudul Abul Iqtishad : Ibnu

Page 2: Ibnu kholdun search

Khaldun. Artinya Bapak Ekonomi : Ibnu Khaldun.[3] Dalam tulisan tersebut IbnuKhaldun dibuktikannya secara ilmiah sebagai penggagas pertama ilmu ekonomisecara empiris. Tulisan ini menurut Zainab Al-Khudairi, disampaikannya  padaSimposium tentang Ibnu Khaldun di Mesir 1978.Sebelum Ibnu Khaldun, kajian-kajian ekonomi di dunia Barat masih bersifatnormatif, adakalanya dikaji dari perspektif  hukum, moral  dan adapula dariperspektif filsafat. Karya-karya tentang ekonomi oleh para imuwan Barat,seperti ilmuwan Yunani dan zaman Scholastic bercorak tidak ilmiah, karenapemikir zaman pertengahan tersebut memasukkan kajian ekonomi dalam kajianmoral dan hukum.Sedangkan Ibnu Khaldun mengkaji problem ekonomi masyarakat dan negara secaraempiris. Ia menjelaskan fenomena ekonomi secara aktual. Muhammad NejatullahAsh-Shiddiqy, menuliskan poin-poin penting dari materi kajian Ibnu Khalduntentang ekonomi.Ibnu Khaldun has a wide range  of discussions on economics including the subject value, division oflabour, the price system, the law of supply and demand, consumption and production, money, capitalformation, population growth, macroeconomics of taxation and public expenditure, trade cycles,agricultural, industry and trade, property and prosperity, etc.  He discussses the various  stages throughwhich societies pass in economics progress. We also get the basic idea embodied in the backward-slopingsupply curve of labour[4]. (Ibn Khaldun membahas aneka ragam masalah ekonomi yang luas, termasuk ajarantentang tata nilai, pembagian kerja, sistem harga, hukum penawaran danpermintaan, konsumsi dan produksi, uang, pembentukan modal, pertumbuhanpenduduk, makro ekonomi dari pajak dan pengeluaran publik, daur perdagangan,pertanian, indusrtri dan perdagangan, hak milik dan kemakmuran, dansebagainya. Ia juga membahas berbagai tahapan yang dilewati masyarakat dalamperkembangan ekonominya. Kita juga menemukan paham dasar yang menjelma dalamkurva penawaran tenaga kerja yang kemiringannya berjenjang mundur).Sejalan dengan Shiddiqy Boulokia dalam tulisannya Ibn Khaldun: A Fourteenth CenturyEconomist”, menuturkan :Ibnu Khaldun  discovered  a great number  of fundamental economic notions a few centuries before theirofficial births. He discovered  the virtue and the necessity  of a division of labour before Smith and theprinciple of labour value before Ricardo. He elaborated  a theory  of population before Malthus andinsisted  on the role  of the state in the economy before Keyneys. But much more than that, Ibnu Khaldunused these concepts to build a coherent dinamics system in which the economic mechanism inexorablyled economic activity to long term fluctuation…..[5](Ibn Khaldun telah  menemukan sejumlah besar ide dan pemikiran ekonomifundamental, beberapa abad sebelum kelahiran ”resminya” (di Eropa). Ia menemukan keutamaan dan kebutuhan suatu pembagian kerja sebelum ditemukanSmith dan prinsip tentang nilai kerja sebelum Ricardo. Ia telah mengolah suatuteori tentang kependudukan sebelum Malthus dan mendesak akan peranan negara di

Page 3: Ibnu kholdun search

dalam perekonomian sebelum Keynes. Bahkan lebih dari itu, Ibn Khaldun telahmenggunakan konsepsi-konsepsi ini untuk  membangun suatu sistem dinamis yangmudah dipahami di mana mekanisme ekonomi telah mengarahkan kegiatan ekonomikepada fluktuasi jangka panjang…)”[6]Oleh karena besarnya sumbangan Ibnu Khaldun dalam pemikiran ekonomi, makaBoulakia mengatakan, “Sangat bisa dipertanggung jawabkan jika kita menyebut Ibnu Khaldunsebagai salah seorang Bapak ilmu ekonomi.”[7] Shiddiqi juga menyimpulkan bahwa IbnKhaldun secara tepat dapat disebut sebagai ahli ekonomi Islam terbesar (IbnuKhaldun has  rightly been hailed  as the greatest  economist of Islam)[8] Sehubungan dengan itu, maka tidak mengherankan jika banyak ilmuwan terkemukakontemporer yang meneliti dan membahas pemikiran Ibnu Khaldun, khususnya dalambidang ekonomi.   Doktor Ezzat menulis disertasi tentang Ibnu Khaldunberjudul Production, Distribution and Exchange in Khaldun’s  Writing[9] dan  Nasha’t menulis“al-Fikr al-iqtisadi fi muqaddimat Ibn Khaldun (Economic Though in the Prolegomena of IbnKhaldun). [10] . Selain itu kita memiliki sumbangan-sumbangan kajian yangberlimpah tentang Ibnu Khaldun. Ini menunjukkan kebesaran dan kepeloporan IbnuKhaldun sebagai intelektual terkemuka yang telah merumuskan pemikiran-pemikiran briliyan tentang ekonomi.   Rosenthal misalnya telah menuliskarya Ibn Khaldun the Muqaddimah : An Introduction to History,,[11] Spengler menulisbuku Economic Thought of Islam: Ibn Khaldun ,[12] Boulakia menulis Ibn Khaldun: A FourteenthCentury Economist,[13]Ahmad Ali menulis Economics of Ibn Khaldun-A Selection,[14] Ibn alSabil menulis Islami ishtirakiyat fi’l Islam,[15] Abdul Qadir Ibn Khaldun ke ma’ashi khayalat”,(Economic Views of Ibn Khaldun)[16] Rifa’at menulis   Ma’ashiyat par Ibn Khaldun keKhalayat”(Ibn Khaldun’s Views on Economics)[17] Somogyi menulis buku EconomicTheory in the Classical Arabic Literature[18] Tahawi al-iqtisad al-islami madhhaban wa nizaman wadirasah muqaranh.(Islamic Economics-a School of Thought and a System, a Comparative Study),[19] T.B. Irving menulisIbn Khaldun on Agriculture”,[20] Abdul Sattar menulisbuku  Ibn Khaldun’s Contribution to Economic Thought” in: Contemporary Aspects of Economic andSocial Thingking in Islam.[21] Spengler[22] membandingkan dan mempertentangan teori Ibnu Khaldun tentang daurperadaban dengan teori Hick mengenai daur perdagangan. Abdul Sattar mengatakanbahwa teori perkembangan ekonomi lewat tahapan-tahapan berasal dari IbnKhaldun.[23] Kita mendapatkan perdagangan ekonomi makro “bahwa pada tiap kotaterdapat keseimbangan antara pendapatan (income) dan pengeluaran (expenditure)…..  dan bila keduanya (pendapatan dan pengeluaran) bertambah besar, berartikota itu berkembang”. Shiddiqy mencatat, Ibnu Khaldun juga membahas pentingnyasisi permintaan (demand), terutama pengeluaran negara dalam mengatasikelesuan bisnis dan mempertahankan perkembangan ekonomi.[24] T.B. Irving jugamencatat, bahwa menurut Ibn Khaldun, “pajak” mempunyai segi pengembali

Page 4: Ibnu kholdun search

mengecil, dan menyuntikkan keuangan adalah perlu untuk menjaga agar duniausaha berjalan lancar”.[25]Abdul Qadir[26] mencatat bahwa tenaga kerja menempati posisi sentral dalamteori Ibn Khaldun, Abdul Sattar mengatakan teori kerja tentang nilai berasaldari Ibn Khaldun,[27] Somagyi[28]secara tepat mengemukakan bahwa Ibn Khaldunmendahului Adam Smith dalam beberapa hal. Abdul Qadir  menganggapnya sebagaipelopor kaum merkantalis, karena pandangannya mengenai pentingnya posisi emasdan perak dalam perdagangan.[29] Ia menyoroti titik berat yang diletakkan IbnKhaldun atas faktor-faktor ekonomi dalam penafsiran sejarah dan usahanya untukmenghubungkan kemajuan ekonomi dengan stabilitas politik [30] Ibn al Sabilmenganggap Ibn Khaldun sebagai perintis (pelopor) yang jauh mendahului KarlMarx, Proudhon, dan Engels. tentang pandangan Ibnu Khaldun mengenai kemiskinandan sebab-sebabnya.[31]Rifa’at juga menunjukkan fakta historis bahwa Ibn Khaldun telah mendahuluianalisa-analisa dari ilmuwan Barat yang datang belakangan, seperti  teorinyatentang utility (manfaat).[32] Selanjutnya Ibnu Khaldun membahas tentang fungsiuang. Menurutnya uang memiliki dua fungsi, yaitu  sebagai ukuran (alat)pertukaran (standart of excange) dan sebagai penyimpan nilai (store of value) .[33] Rifa’t memperbandingkan teori Ibn Khaldun dan teori Malthus mengenaikependudukan. Di sini Rifat menemukan sejumlah  kesamaan antara keduanya,walaupun Ibn Khaldun tidak menyebutkan tentang pengawasan preventif.[34]Dalam pembahasannya yang mendasar mengenai Ibn Khaldun, Tahawi[35] menjelaskanbagaimana kependudukan dan kemajuan ekonomi berhubungan erat satu dengan yanglainnya di dalam modelnya. Ibn Khaldun juga memperingatkan campur tangannegara dalam perekonomian dan beranggapan bahwa pasar bebas lebih menjaminterciptanya distribusi yang adil/wajar.[36] Tahawi selanjutnya meringkaskanpandangan Ibnn Khaldun mengenai penentuan harga oleh hukumpermintaan (demand) dan penawaran (supply), mengenai uang, nilai dan gunanyaserta prinsip-prinsip mengenai perpajakan dan pengeluaran pemerintah.Boulakia mencatat penekanan Ibn Khaldun atas pentingnya organisasikemasyarakatan dalam produksi, yang faktor utamanya adalah kerja manusia.Kemudian menyusul peranan division of labour (pembagian tenaga kerja) secarainternasional yang lebih didasarkan pada keterampilan penduduk di berbagaidaerah daripada sumber-sumber kekayaan alamnya.[37] Teori Ibn Khaldunmengandung embrio dari teori perdagangan internasional, disertai suatu analisatentang syarat pertukaran antara negara kaya dengan negara-negara miskin,tentang kecendrungan alamiyah untuk impor dan ekspor, tentang pengaruhinstruktur ekonomi atas pembagunan dan tentang pentingnya modal intelektual(intelektual capital) di dalam proses pertumbuhan”.[38]Berdasarkan paparan di atas yang didasarkan pada analisa ilmiah para ilmuwanterkemuka, maka dapat disimpulkan dan dipastikan bahwa Ibnu Khaldun adalahBapak ekonomi dunia, sedikitpun hal itu tidak diragukan. Pemikiran-pemikiran

Page 5: Ibnu kholdun search

Ibnu Khaldun dalam bidang ekonomi sebagaimana disebut di atas secara ringkas,akan dieleborasi pada pembahasan berikut ini. Urgensi  Ekonomi Menurut Ibnu KhaldunIbn Khaldun berpendapat bahwa antara satu fenomena sosial dengan fenomenalainnya saling berkaitan. Fenomena-fenomena ekonomis, memainkan peran pentingdalam perkembangan kebudayaan, dan mempunyai dampak yang besar atas eksistensinegara (daulah) dan perkembangannya. Pendapat-pendapat Ibn Khaldun yang begituunik tentang hal ini akan dibahas dalam sub tulisan ini.Gaston Bouthoul dalam karyanya mengatakan bahwa untuk memahami filsafatsejarah Ibn Khaldun, tidak boleh tidak harus menaruh perhatian terhadap duamacam realitas yang dikajinya. Pertama, realitas ekonomis (dangeografis). Kedua, realitas psikis (mental-spiritual).[39] Pendapat Gastontersebut dapat dibenarkan, karena Ibn Khaldun, seperti akan diuraikan nanti,menginterpretasikan sejarah secara ekonomis, yakni ia memandang faktor ekonomisebagai faktor terpenting yang menggerakkan sejarah.Ibn Khaldun telah mengkhususkan bab kelima  kitab al-muqaddimahuntuk mengkaji“penghidupan dengan berbagai segi pendapatan dan kegiatan ekonomis”. Selainitu, ia  juga mengkhususkan kajian-kajian ekonomi pada beberapa pasal, padabab-bab ketiga dan keempat.Muhammad Hilmi Murat, dalam makalahnya “Abu al-Iqtishad: Ibn Khaldun”yang disampaikandalam simposium tentang Ibn Khaldun, mengatakan bahwa Ibn Khaldun adalahpengasas (peletak dasar)  ilmu ekonomi. Adapun karya-karya tentang masalahekonomi sebelumnya bernada kurang ilmiah, karena para pemikir Yunani, Romawidan para pemikir zaman pertengahan memasukkan masalah-masalah ekonomi dalamkajian-kajian moral atau hukum, dan tidak ada seorang pemikir pun sebelum IbnKhaldun, baik Muslim maupun bukan, yang menaruh perhatian terhadap ekonomipolitik sebagai ilmu yang mandiri. Sebelum Ibn Khaldun, fenomena-fenomenaekonomis dikaji dalam kaitannya dengan ekonomi  rumah tangga dan dikaji daritinjauan hukum atau filsafat. Atau dengan kata lain masalah-masalah ekonomisselalu dikaji secara normative. Sementara Ibn Khaldun mengkaji masalah-masalahtersebut dengan jalan mengkaji sebab-sebabnya secara empiris,memperbandingkannya, untuk kemudian mengikhtisarkan hukum-hukum yangmenjelaskan fenomena-fenomena tersebut.[40]Pendapat Muhammad Hilmi Murat di atas senada dengan pendapat Muhammad ‘AliNasy’at dalam karyanya al-Fikr al-Iqtishadi fi Muqaddimah Ibn Khaldun. Menurut Muhammad‘Ali Nasy’at, Ibn Khaldun dalam kajiannya terhadap fenomena-fenomena ekonomismempergukana metode induksi dan analogi, juga tidak  mengabaikan desuksi.Dengan demikan ia dapat dipandang sebagai orang yang pertama-tama mengasasaliran ekonomi secara ilmiah. Dengan kenyataan  ini ia lebih dahulu ketimbangAdam Smith, (seorang ahli ekonomi Inggris yang, oleh orang yang tidakmengetahui kontribusi Ibn Khaldun di bidang ini, dipandang sebagai tokoh yang

Page 6: Ibnu kholdun search

pertama-tama meninjau ekonomi secara ilmiah melalui karyanya The Wealth ofNations). Lebih jauh lagi Muhammad a’Ali Nasy’at manambahkan bahwa tulisan IbnKhaldun dalam masalah ekonomi bukanlah merupakan sejumlah pengetahuan ataupikiran yang terpencar-pencar dalam berbagai pasal di dalam  al-muqaddimah, tetapi merupakan sejumlah pengetahuan atau pikiran yang teraturdan rancak dalam pasal-pasal yang sebagian besar terdapat dalam bab-babketiga, keempat dan kelima al-muqaddimah. Oleh karena itu,  apa yangdikemukakan Ibnu Khaldun dalam Al-Muqaddimah, dapat disebut dengan ilmu denganpengertian yang luas.[41]Sebagaimana disebut dia atas, bahwa tak diragukan lagi, Ibn Khaldun adalahseorang perintis dan pengasas di dalam bidang ekonomi, pendapat-pendapatnyadalam bidang ekonomi sosial ternyata juga menarik sekali. Tokoh ini telahmenyadari adanya dampak besar faktor-faktor ekonomi terhadap kehidupan sosialdan politik. Menurut Ibn Khaldun, perbedaan sosial di antaranya yang timbulkarena perbedaan aspek-aspek kegaitan produksi mereka. Keterkaitan Ekonomi dan PolitikSebelum membahas pemikiran-pemikiran Ibnu Khaldun tentang ekonomi, perludibentangkan di sini pemikiran Ibnu Khaldun tentang keterkaiatan ekonomidengan politik (negara) dan aspek-aspek lainnya. Pemikiran Ibnu Khaldun dalamhal ini dapat dilihat dalam gambar di bawah ini : Di mana :

•          G  = Government (pemerintah) = ال�ملك�•          S  = Syari’ah = عة� ي�� ر ال�ش�•          W = Wealth (kekayaan/ekonomi) =م�وال الأ�•          N  = Nation (masyarakat/rakyat)= ال ال�رج��•          D   = development (pembangunan) = ع�مارة�•          J   = Justice (Keadilan) =  ال�عدل Gambar tersebut dibaca sebagai berikut :1.      Pemerintah (G) tidak dapat diwujudkan kecuali denganimplementasi Syari’ah (S)2.      Syari’ah (S) tidak dapat diwujudkan kecuali oleh pemerintah/penguasa(G)3.      Pemerintah (G) tidak dapat memperoleh kekuasaan kecuali olehmasyarakat (N)4.      Pemerintah G) yang kokoh tidak terwujud tanpa ekonomi (W) yang tangguh

Page 7: Ibnu kholdun search

5.      Masyarakat (N) tidak dapat terwujud kecuali dengan ekonomi/kekayaan(W)6.      Kekayaan (W) tidak dapat diperoleh kecuali dengan pembangunan (D)7 .  Pembangunan  (D) tidak dapat dicapai kecuali dengan keadilan (J)8.   Penguasa/pemerintah (G) bertanggung jawab mewujudkan keadilan (J)9.   Keadilan (J) merupakan mizan yang akan dievaluasi oleh Allah Formulasi Ibnu Khaldun menunjukkan gabungan dan hubungan  variabel-variabelyang menjadi prasyarat mewujudkan sebuah negara (G). Variabel tersebut adalah  syari’ah (S), masyarakat (N),  kekayaan (W), pembangunan (D) dan keadilan (J)Semua variabel tersebut bekerja dalam sebuah lingkaran yang dinamis salingtergantung dan saling mempengaruhi. Masing-masing variabel tersebut menjadifaktor yang menentukan kemajuan suatu peradaban atau kemunduran dankeruntuhannya. Keunikan konsep Ibnu Khaldun ini adalah tidak ada asumsi yangdianggap tetap (cateris  paribus)sebagaimana yang diajarkan dalam ekonomikonvensional saat ini. Karena memang tidak ada variabel yang tetap (konstan) .Satu variabel bisa menjadi pemicu, sedangkan variabel  yang lain dapatbereaksi  ataupun tidak dalam arah yang sama. Karena kegagalan di suatuvariabel tidak secara otomotis menyebar dan menimbulkan dampak mundur, tetapi  bisa diperbaiki. Bila variabel yang rusak ini bisa diperbaiki, maka arah bisaberubah menuju kemajuan kembali. Sebaliknya, jika tidak bisa diperbaiki, makaarah perputaran lingkaran menjadi melawan jarum jam, yaitu menujukemunduran..Namun bila variabel lain memberikan reaksi yang sama atas reaksipemicu, maka kegagalan itu akan membutuhkan waktu lama untuk diidentifikasipenyebab dan akibatnya. Variabel pembangunan (D) dan keadilan (J) perlu mendapat perhatian,sebagaimana variabel-variabel lain. Pembangunan  merupakan unsur panting dalammasyarakat, tanpa pembangunan masyarakat tidak akan maju dan berkembang. Namun, pembangunan tidak akan berarti tanpa keadilan. Oleh karena itu, perlukonsep distributive justice untuk mewujudkan keadilan pembangunan tersebut. Bila masing-masing variabel itu digabung, relasi fungsional terwujud dalamformula G = f (S, N, W, D,J). Atau G adalah fungsi dari variabel (S, N, W, D,J). G ditempatkan sebagai variabel dependent, karena G dalam hal ini adalahkelangsungan peradaban, kejayaan atau kemunduran/keruntiuhan, dipengaruhi olehlima variabel tersebut. Secara sederhana bisa dibaca bahwa penguasa (G)bertgas dan bertangung jawab menerapkan syari’ah, sebab tanbpa syari’ah,masyarakat akan kacau, negara akan runtuh. Negara juga  harus menjamin hak-hakmasyarakat dan bertanggung jawab mewujudkan kesejahteraan masyuarakat (N) agarmasyarakat sejahtera/makmur (W), melalui pembangunan yang adil. Bila 

Page 8: Ibnu kholdun search

variabel-variavel itu tidak dipenuhi, maka kekuasaan tingal menunggu wakturuntuhnya. M.Umer Chapra merumuskan pemikiran Ibnu Khaldun dengan gambar lingkaran, sebutsaja lingkaran  keadilan.   Negara hanya satu komponen dari beberapa komponen yang adamaka upaya penegakan Islam dapat dimulai dari komponen yang paling mungkin dizaman dan wilayah tertentu. Ekonomi yang dilambangkan dengan W juga merupakansalah satu komponen dalam entitas lingkaran di atas. •         Kita bisa memulainya dari gerakan pemahaman ekonomi syari’ah (S),pengembangan kajian, sosialisasi dan mempraktekkanya dalam kehidupan ekonomimasyarakat (N). Upaya ini pada gilirannya akan meningkatkankemakmuran/kesejahteraan (W) masyarakat. Masyarakat yang makmur jelas akanmembayar zakat, infaq, sedeqah dan waqaf sebagai upaya mewujudkan keadilanekonomi (justice).•         Ketika masyarakat Islam telah makmur, kaya (sejahtera),maka merekabisa membangun (development) infra struktur seperti lembaga pendidikan, danpusat-pusat pelatihan, sarana ibadah, hotel syari’ah, gedung trade centre,sarana industri, jalan dan jembatan ke sektor produksi, dsb. Semua pembangunanini hendaklah ditujukan untuk mewujudkan keadilan dan pemerataan (justice)kesejahteraan masyakat.•         Ketika ekonomi kuat, maka negara /politik  (G) pun bisa dikuasai. Gambar di atas juga menunjukkan Siklus kemunduran negara atau al-muluk (G).Jika proses kemunduran negara menuju keruntuhan terjadi, maka arahnya adalah :melawan arah jarum jam :  •          Pembangunan (J & D) yang tidak adil mengakibatkan kesejahteraanrakyat yang sejati tidak terwujud, selanjutnya masyarakat lemah tidak (eksis),masyarakat akan kacau, yang mempengaruhi dan mengganggu pemahaman danimplementasi syari’ah. Ketika syari’ah telah roboh, maka G (daulah/al-mulk)pun runtuh. Adapun siklus kemajuan prosesnya adalah berputar seperti arah jarum jam :•          Tanamkan kesadaran syari’ah (S), kemudian•          Kembangkan masyarakat (N) sehingga tercipta masyarakat yang fahamsyari’ah

Page 9: Ibnu kholdun search

•          Tingkatkan kekayaan (W) mereka•          Laksanakan pembangunan yang adil•          Barulah Tegakkan pemerintahan (G) Maka jangan menegakkan negara di mana pemahaman syari’ah belum mantap danekonomi ummat belum kuat. Gerakan ekonomi syari’ah yang sedang berlangsung sekarang ini, sangat kondusifdan signifikan untuk membangun (G). Pemahaman syari’ah (S) dan implementasipembangunan ekonomi ummat akan mewujudkan masyarakat sejahtrera yang makmur(W) berdasarkan syari’ah. Apabila umat telah makmur, mereka dapat melaksanakanpembangunan  secara lebih adil. Bila gerakan ekonomi syari’ah ini, baik secaraakademis maupun praktek berjalan  sukses (progress), maka akan bermuara padapenguasaan negara. Umar Chapra menyatakan bahwa ummat Islam sebenarnya mampu menyajikan semuavariabel dalam lingkaran keadilan menjadi kekuatan besar.  Tetapi sayangnyavariabel-variabel itu  tidak digerakkan oleh pemerintah  (daulah). Pemerintah(G) mulai melupakan kewajiban-kewajiban dan tanggungjawabnya. Pemerintah gagalmengimplementsikan syari’ah (S) sebagai pedoman dan rujukan ketaatan. Merekajuga lalai dalam menjamin keadilan dan menyediakan fasilitas yang diperlukanrakyat (N),. Dampaknya pembangunan dan kemakmuran mengalami kemunduran. Inilahyang menjadi pangkal terjadi kemunduran peradaban Islam..Pembagian Kerja (Division of Labour).Dalam kedudukannya sebagai individu, manusia diciptakan dalam keadaan lemahdan membutuhkan bantuan orang lain (ta’awun). Manusia bisa menjadi kuat apabilamelebur diri  dalam masyarakat. Kesadaran tentang  kelemahan tersebutmendorong manusia untuk bekerjasama dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhanhidupnya. “Kesanggupan seseorang untuk mendapatkan makanannya sendiri, tidakcukup baginya untuk mempertahankan hidupnya, karena kebutuhannya bukan sekedarmakanan. Bahkan untuk mendapatkan sedikit makanan pun, misalnya kebutuhangandum untuk makan satu hari saja, manusia membutuhkan orang lain. Pembuatangandum, jelas membutuhkan berbagai pekerjaan (menggiling, mengaduk danmemasak). Tiap-tiap pekerjaan tersebut membutuhkan alat-alat yang mengharuskanadanya tukang kayu, tukang besi, tukang membuat periuk dan tukang-tukanglainnya. Andaikan pun misalnya, ia bisa makan gandum dengan tidak usahdigiling lebih dahulu, ia tetap membutuhkan pekerjaan orang lain, sebab iabaru bisa mendapatkan gandum yang belum digiling itu setelah dilakukanberbagai pekerjaan, seperti menanam, menuai dan memisahkan gandum itu daritangkainya. Bukankah semua proses ini membutuhkan banyak alat dan pekerjaan.[42]

Page 10: Ibnu kholdun search

Jadi,  mustahil bagi seseorang untuk  melakukan semua atau sebagian pekerjaan-pekerjaan tersebut. Karena itu merupakan keharusan baginya untuk mensinergikan(ta’awun)  pekerjaannya dengan pekerjaan orang lain. Manusia membutuhkankerjasama ekonomi. Dengan kerja sama dan tolong-menolong dapat dihasilkanbahan makanan yang cukup untuk waktu yang lebih panjang dan jumlah yang lebihbanyak. ”[43]. Untuk itu diperlukan adanya pembagaian kerja (division oflabour) antara individu dalam masyarakat, karena manusia tidak bisa  memenuhikebutuhannya sendiri, pasti tergantung pada orang lain.Menurut Ibn Khaldun,  sebagaimana yang ia kemukakan pada bab kelima al-muqaddimah, ada tiga kategori utama dalam kerja: pertanian, perdagangan danberbagai kegiatan lainnya.Sarana produksi yang paling sederhana adalah pertanian. Pekerjaan ini, menurutIbn Khaldun, tidak memerlukan ilmu dan ia merupakan “penghidupan orang-orangyang tidak punya dan orang-oarng desa”. Oleh karena itu pekerjaan ini jarangdilakukan oleh orang-orang kota dan orang-orang kaya.[44] Di sini kelihatanIbn Khaldun meletakkan pertanian pada peringkat pekerjaan yang sedikit lebihrendah daripada pekerjaan profesi orang-orang kota. Penilaian Ibnu Khaldun inisetidaknya disebabkan tiga  alasan. Pertama, tidak memerlukan ilmu yang luasdan dalam, sebab siapa saja bisa menjadi petani tanpa harus sekolah pertanian.Analisa ini dikemukakan nya karena pada saat itu kondisi masyarakat masihsederhana dan belum ada fakultas pertanian seperti sekarang. Kedua, biladitinjau dari segi besarnya penghasilan, para petani umumnya berpenghasilanrendah dibanding orang-orang kota.  Ketiga, para petani diwajibkan membayarpajak. Menurut Ibn Khaldun orang-orang yang membayar pajak adalah orang-orangyang lemah, sebab orang-orang yang kuat tidak mau membayar pajak.[45 ] Alasanketiga ini juga sifatnya kondisional yang berbeda dengan kondisi modernsekarang ini.PerdaganganSelanjutnya Ibnu Khaldun menjelaskan bahwa para petani menghasilkan hasilpertanian lebih banyak dari yang mereka butuhkan. Karena itu  merekamenukarkan kelebihan produksi mereka dengan produk-produk lain yang merekaperlukan. Dari sinilah timbul perdagangan (tijarah). Jadi, pekerjaan perdaganganini secara kronologis timbul setelah adanya produksi pertanian Seperti telahdikemukan, perdagangan adalah upaya memproduktifkan  modal yaitu denganmembeli barang-barang dan berusaha menjualnya dengan harga yang lebih tinggi.Ini dijalankan, baik dengan menunggu meningkatnya harga pasar atau denganmembawa (menjual) barang-barang itu ke tempat yang lebih membutuhkan, sehinggaakan didapat harga yang lebih tinggi, atau kemungkinan lain dengan menjualbarang-barang itu atas dasar kredit jangka panjang.Selanjutnya Ibnu Khaldun, mengatakan bahwa laba perdangangan yang diperolehpedagang akan kecil bila modalnya kecil. Tetapi bilamana kapital besar makalaba tipis pun akan merupakan keuntungan yang besar”.[46] Perdagangan

Page 11: Ibnu kholdun search

menurutnya  adalah “pembelian dengan harga murah dan penjualan dengan hargamahal”.[47] Pekerjaan pedagang ini, menurut Ibn Khaldun, memerlukan prilakutertentu bagi pelakunya, seperti  keramahan dan  pembujukan. Namun parapedagang sering kali melakukan kebiasaan mengelak dari jawaban yang sebenarnya(dusta), dan pertengkaran”, karena itu para pedagang selalu mengadukanpersoalan sengketa perdagangan kepada hakim [48]Ibnu Khaldun juga mengkritik para pejabat dan penguasa yang melakukanperdagangan.[49] Hal ini agaknya dimaksudkan Ibnu Khaldun agar para penguasabisa berlaku fair terhadap para pedagang. Point ini menjadi penting diterapkanpada masa kini, agar tidak terjadi monopoli proyek oleh penguasa yangpengusaha.PerindustrianPerindustrian, menduduki peringkat budaya yang  tinggi dan lebih kompleksketimbang pertanian dan perdagangan. Perindustrian umumnya terdapat padakawasan-kawasan perkotaan di mana penduduknya lebih mencapai peringkatkebudaan yang lebih maju. “Di kota-kota kecil jarang terdapat industri-industri  kecuali industri yang sederhana. Apabila peradaban (civilization) semakinmeningkat dan kemewahan semakin meluas, maka industri benar-benar akan tumbuhdan berkembang dengan nyata”.[50] Jadi, setiap kali peradaban semakinmeningkat maka semakin berkembanglah industri, karena antara keduanya terjalinhubungan yang erat. Industri-industri yang  kompleks dan beraneka ragam itumembutuhkan banyak pengetahuan, skills, latihan dan pengalaman. Oleh karenaitu individu-individu yang bergerak di bidang ini harus memiliki spesialisasi.Menurut Ibn Khaldun kegiatan perindustrian ini membutuhkan bakat praktis danilmu pengetahuan”.[51]Ibn Khaldun mengklasifikasikan industri menjadi dua, pertama, industri yangmemenuhi kebutuhan manusia, baik yang primer  maupun yang skunder,dan kedua industri yang khusus bergerak di bidang ide/pemikiran, seperti“penulisan naskah buku-buku, penjilidan buku, profesi sebagai penyanyi,penyusunan puisi, pengajaran ilmu, dan lain-lain sebagainya”.[52] Ibn Khaldunjuga memasukkan profesi tentara dalam klasifikasi yang terakhir ini.Spesialisasi di bidang industri tidak hanya bergerak secara individual, tapijuga bercorak regional atau dengan kata lain ada kawasan tertentu yangmemiliki keahlian dalam suatu bidang industri sementara  kawasana lainnyamemiliki keahlian dalam industri lainnya sesuai dengan kesiapan masing-masingkawasan.Pembagian kerja di atas berdasarkan pembagian masyarakat menjadi dua, yaknimasyarakat desa dan masyarakat kota. Masyarakat desa bergerak di bidangpertanian dan pemeliharaan hewan. Sedangkan masyarakat kota bergerak di bidangperdagangan dan perindustrian. Sebagian para penulis secara keliru, memandangpengkatagorian masyarakat desa hanya didasarkan pada penggembalaan hewan saja.Ini terjadi karena kekeliruan memahami kata “ra’yu”, yang menurut mereka berarti

Page 12: Ibnu kholdun search

pemgembalaan hewan. Di antara yang berpendapat yang demikian itu ialah GastonBouthoul dalam karya Ibn Kaldoun, sa philosophie sociale,[53] dan Hanna al-Fakhuri danKhalil al-Jarr dalam karyanya Tarikh al-Falsafah al-‘Arabiyyah. Hanna al-Fakhuri danKhalil al-Jarr berpendapat bahwa Ibn Khaldun mengklasifikasikan bangsa-bangsaberdasarkan pola produksinya menjadi tiga kategori: para pengembala yangtersebar di tanah-tanah dataran rendah dan pegunungan, kaum baduwi dannomaden, dan penduduk kota.[54]Kekeliruan dalam memahami makna kata “ru’ya”, tersebut timbul karena kata itudipahami dalam maknanya pada masa kita ini. Padahal kata itu bagi Ibn Khaldunmemiliki makna yang lain, yakni orang-orang yang tinggal di luar kota,terlepas mereka itu pengembala yang nomaden atau petani yang menetap. Kata IbnKhaldun: “Pendapat kita bahwa kehidupan desa mendahului dan menjadi asalkehidupan kota, dikuatkan dengan kenyataan bahwa penyelidikan tentang nenekmoyang penduduk kota mana saja akan memberikan bukti bahwa sebahagian besarmereka berasal dari desa yang bedekatan dengan kota tempat nenek moyang merekaitu. Mereka datang sewaktu mereka sudah dapat memperbaiki kehidupannya danberalih kepada kehidupan yang penuh kesengajaan dan kemewahan yang ada dikota. Ini menunjukkan bahwa masyarakat desa lebih dulu terwujud ketimbangmasyarakat kota”.[55] Sementara pada tempat lain ia mengatakan: “Dan untukmencukupi kebutuhannya para petani dan peternak hewan, terpaksa pergi keteempat-tempat lain yang masih terbuka luas, yang tidak terdapat di kota-kota,untuk persawahan, pengembalaan,  dan sebagainya…Yang dimaksud dengan orang kota ialah orang-orang yang tinggal di kota-kota.Di antara mereka ada yang memperoleh penghidupannya dari industri danperdagangan. Pengahasilan mereka lebih besar daripada penghasil kelompok yangbekerja dalam bidang pertanian dan peternakan hewan yang tinggal di desa”.[56]Pendapat Ibn Khaldun tersebut di atas hampir sejalan dengan pendapat Marx yangdikemukakannya dalam karyanya The German Ideology. Kata Marx: “Pembagaian kerjadalam suatu bangsa pertama-tama akan membuat terpisahnya kerja industrial danperdagangan dari kerja pertanian, dan juga membuat terpisahnya desa darikota”.[57]Kesamaan itu juga terdapat dalam teks lain dalam karya Marx itu.[58]Memang kadang-kadang ada persamaan antara Ibn Khladun dan Marx, khususnyadalam hal yang berkenaan dengan fase pengorganisasian negara. Para penguasaterpaksa pindah ke kota dan harus mengolah administrasinya, antara lain denganmembentuk badan kepolisan dan memberlakukan pajak. Kesamaan pendapat itu jugaterdapat dalam hal yang berkenaan dengan kehidupan di kota, yang penuhkemewahan dan orang-orang yang tenggelam dalam kelezatan hidup.Ibn Khaldun, dalam mengkaji perkembangan berbagai masyarakat, menekankanpentingnya pembagian kerja dalam masyarakat tersebut. Ia mengurutkan bangsa-bangsa dan sistem-sistem yang ia kaji sesuai dengan pola produksi ekonomisnya.Roger Garaudy, dalam salah satu makalahnya tentang Ibn Khaldun, mengatakanbahwa Ibn Khaldun selalu mempergunakan kategori-kategori agama, ras, periode

Page 13: Ibnu kholdun search

dan geografi dalam membandingkan antara masyarakat desa dan masyarakat kota,seakan-akan Ibn Khaldun mendapatkan adanya pertentangan antar kelas di antarakedua masyarakat itu.[59]Menurut Ibn Khaldun, fase ekonomi yang pertama dalam kehidupan suatu bangsaialah fase kehidupan masyarakat desa, yakni fase yang merupakan cikal bakalkebudayaan. “Masyarakat desa lebih dahulu daripada masyarakat kota, danpedesaan adalah asal kebudayaan dan kota adalah perluasannya”.[60]Masyarakat desa hidup dalam keadaan sederhana, bersahaja, dan sistemekonominya  juga sangat sederhana, karena penduduknya bekerja hanya untukmemenuhi kebutuhan primer saja. Akibatnya pembagaian kerja di kalangan merekasedikit sekali. Tetapi Keinginan-keinginan mereka akan meningkat, bila manamereka menjadi penduduk kota, di mana kemewahan telah mempengaruhi polakehidupan dan kebiasaan mereka. Kebutuhan mereka menjadi bertambah danpembagaian kerja di antara mereka menjadi lebih tegas.Para ilmuwan  ada yang mengatakan bahwa  pemikiran Ibnu Khaldun tentangpembagian kerja merupakan pemikiran yang biasa. Muhammad Shalih, misalnyamengatakan bahwa pada dasarnya pembagian kerja merupakan suatu fenomenaekonomi umum yang ada pada setiap ruang dan waktu. Pembagian kerja adalahsuatu fenomena historis dalam masyarakat, karena setiap individu dalammemenuhi kebutuhannya pasti membutuhkan hasil kerja orang lain.[61]Dalam kenyataannya Ibn Khaldun hanya memperbincangkan pembagian kerja dalammasyarakat desa dan  masyarakat kota. Kedua masyarakat ini memang memilikisuatu peringkat tertentu dalam kebudayaan, semua orang tahu akan hal itu.Juga merupakan pemikiran yang biasa, pendapat Ibn Khaldun yang menyatakanbahwa industri menimbulkan dampak adanya fenomena pembagian kerja. Dengandemikian Ibn Khaldun tidak melupakan hubungan yang ada antara peringkatkebudayaan dan pembagian kerja. Adanya kaitan antara industri dan pembagiankerja sendiri juga diakui Marx, antara lain seperti yang dikemukakan dalamkaryanya Misere de la Philosophie. Tidak ada yang luar biasa dalam pemikiran IbnuKhaldun, karena pemikirannya banyak memiliki kesamaan dengan pemikiran-pemikiran ilmuwan sesudahnya[62]Di sini Muhammad Mushlih keliru. Justru, di situlah terletak kehebatan IbnuKhaldun, karena ia telah merumuskan pemikiran division of labourbeberapa abadsebelum pemikir Barat, seperti Karl Marx merumuskannya.Lebih jauh lagi Muhammad Shalih mengkritik sikap Ibn Khaldun yang tidakmenaruh perhatian terhadap dampak-dampak yang timbul akibat adanya pembagiankerja, seperti timbulnya kelas-kelas sosial. Ibnu Khaldun juga, katanya tidakmenaruh perhatian terhadap sumber-sumber pembagian kerja. Dalam menjawabkritik ini Muhammad ‘Ali Nasy’at, dalam karyanya al-Fikr al-Iqtishadi fi Muqaddimah IbnKhaldun,menyatakan bahwa pembagian kerja yang diperbincangkan Ibn Khaldunadalah pembagian kerja sebelum revolusi industri. Pada masa itu pembagiankerja belum lagi mempunyai dampak luas seperti halnya yang terjadi pada

Page 14: Ibnu kholdun search

produksi yang besar.[63] Dari sini perlu ditambahkan bahwa dalam menilaiseorang ilmuwan, seperti Ibn Khaldun, tidak bisa dilakukan  dengan ukurun-ukuran modern, zaman industri dan kemajuannya yang luar biasa. Demikian juga,hendaknya kita tidak menuntutnya memliki pendapat-pendapat yang belumberkembang pada masanya. Dalam menilai pemikiran seorang tokoh, pendapatArnold Toynbee perlu diperhatikan. Dalam karyanya A Study of History, ia menyatakanbahwa pengkajian terhadap seorang pemikir, tidak bisa dilepaskan dari konteks  zamannya.[64] Seorang tokoh adalah anak dari zamannya.   Teori harga dan Hukum Supply and DemandIbnu Khaldun ternyata telah merumuskan teori harga jauh sebelum ekonom Baratmodern merumsukannya. Sebagaimana disebut di awal Ibnu Khaldun telahmendahului Adam Smith, Keyneys, Ricardo dan Malthus. Inilah fakta sejarah yangtak terbantahkan.Ibnu Khaldun, dalam bukunya Al-Muqaddimah menulis secarakhusus satu bab bab yang berjudul “Harga-harga di Kota”. Menurutnya bila suatukota berkembang dan populasinya bertambah banyak, rakyatnya semakin makmur,maka permintaan (supply) terhadap barang-barang semakin meningkat, akibatnyaharga menjadi naik. Dalam hal ini Ibnu Khaldun menulis: 

ا ال�مصر اان# حرا+ ك�ان# اذ) ب� ور م�ست� ر ال�عمران# م�وف) ي� ة� ك�ث� )رت� الي�رف) ج�اج� واف� د@ ت�� ئ� ت@ لك� ط�لب� ع�لى ال�دواع�ى  ح�ئ� ق� ت�� ار ال�مراف+) كئ� ئ� ها والأس+� حس+ب� ك�ل . م�ن) صر  ج�الة ب�� ق� ي� ف�)وذ ها ال�موج++�� ة� ع�لى م�ن) ص++ورا ال�حاج++� ا ق�� ال�ع) كي�رال�مس++ت�مان# ت�� ل++ة� وهى ل�ها وت�� لئ� ى� ق�� س++ها ف) ف) ذح�م ي�) ي�ر) ه�ل ف++) راض) ا� غ++�) ل  الأ� د) ئ++� tuي ه�ل و ة ا� ها  وال++ي�رف) ال�رف) مان�) ث�� اس++راف) ا� ى�  ت�� ف)

لأء هم  ال�ع) ان�� ها ل�حاج�� ك{ي�ر ال�ن� ي�ره�م م�ن# ا� ع غ) ق� ي� ها ف�) ن� لأء ف�) ت��راة ك�ما      ال�ع)                                                . Artinya : Sesungguhnya  apabila sebuah kota telah makmur dan berkembang sertapenuh dengan kemewahan, maka di situ  akan timbul permintaan (demand) yangbesar terhadap barang-barang. Tiap orang membeli barang-barang mewah itumenurut kesanggupannya. Maka barang-barang menjadi kurang. Jumlah pembelimeningkat, sementara persediaan menjadi sedikit. Sedangkan orang kaya beranimembayar dengan harga tinggi untuk barang itu, sebab kebutuhan mereka makinbesar. Hal ini akan menyebabkan meningkatnya harga sebagaimana anda lihat. Franz Rosenthal yang menerjemahkan buku Muqadddimah Ibnu Khaldun menjadi TheMuqaddimah: An Introduction to History, menerjemahkan kalimat di atas sebagaiberikut : When a city  has a highly developed, abundant civilization and is full ofluxuries, there is a very large demand for those conviniences  and for havingas many of them as a person can expect in view of his situation . This

Page 15: Ibnu kholdun search

results  in a very great shortage  of such things. Many will bit for them ,but they will be in  short supply. They will be needed for many purposes andprosperous people used to luxuries  will pay exorbitant  prices for them,because they needed them  more than others. Thus, as one can see , prices someto be high.Di sini Ibnu Khaldun telah menganalisa secara empiris tentang teori supply anddemand dalam masyarakat. Dalam kalimat di atas Ibnu Khaldun secara ekspilisitmemformulasikan  tentang hukum supply dan kaitannya dengan harga. Menurutnyaapabila sebuah kota berkembang pesat, mengalami kemajuan dan  penduduknyapadat, maka persediaan bahan makanan pokok melimpah. Hal ini dapat diartikanpenawaran meningkat yang berakibat pada murahnya harga barang pokok tersebut.Inilah makna tulisan Ibnu Khaldun. 

ا اذ) حر ق�) ب� ة وك�ي�ر ال�مصر اس�ت� صب�  س�اك�ن) س�عار رخ�) روري� ا� وت� م�ن#  ال�ص) ال�ق� Artinya : Apabila sebuah kota berkembang pesat, penduduknya padat, maka harga-harga kebutuhan pokok (berupa makanan) menjadi murah.Analisa supply and demand Ibnu Khaldun tersebut dalam  ilmu ekonomi modern,diteorikan  sebagai terjadinya  peningkatan disposable incomedari penduduk kota.Naiknya  disposible income (kelebihan pendapatan) dapat menaikkan marginal propersityto consume (kecendrungan marginal untuk mengkonsumsi) terhadap barang-barangmewah dari setiap penduduk kota tersebut. Hal ini menciptakan demand baruatau  peningkatan permintaan terhadap barang-barang mewah. Akibatnya  hargabarang-barang mewah akan meningkat pula. Adanya kecendrungan  tersebut  karenaterjadi disposable income  penduduk seiring dengan berkembangnya kota. Hal itudapatdigambarkan pada kurva di bawah ini .   Inilah teori supply and demand Ibnu Khaldun. Menurutnya, supply bahan pokok dikota besar jauh lebih besar dari pada supply bahan pokok penduduk desa (kotakecil).  Penduduk kota besar memiliki supply bahan pokok yang berlimpah yangmelebihi kebutuhannya sehingga harga bahan pokok di kota besar relatif lebihmurah. Sementara itu, supplybahan pokok di desa relatif sedikit, karena ituorang-orang khawatir kehabisan  makanan, sehingga harganya relatif lebihmahal. Dalam hal ini Ibnu Khaldun menulis dalam Al-Muqaddimah : 

Page 16: Ibnu kholdun search

ن# اع�لم واق� ا� س++� ت�مل ك�لها الأ� س++� ة� ع�لى ت�� اس ج�اج++� ها ال�ئ++) روري� ف�)من) وات� وهى� ال�ص++) ف++� ط++ة� م�ن#  الأ� ى� وم�ا ال�حن) اه�ا ف) لأء م�عئ) اق�� صل ك�اال�ئ++� وم وال�ن� اهة وال�ث++� ئ� س++�� ها وا� وم�ن)ى� ل وال�كم+++الي� ال�ح+++اج� ذم م�ئ� واك�ة  الأ� ر  وال�م+++راك�ب� وال�ملأت��س وال�ق) ات�� ع وس+++� ئ�� ا )ي� ال�ص+++ئ) ن¥ ا ا وال�مئ+++� اذ) حر ق+++�) ب� ت� ي�ر ال�مصر اس+++� ة وك+++� اك�ن) ص+++ب�  س+++� عار رخ�) س+++� روري� ا� م�ن#  ال�ص+++)

وت� ى� وم�ا ال�ق� اهة ف) لب� م�عئ) س�عار وع�) ذم م�ن# ال�كمالي� ا� واك�ة الأ� عها وم�ا وال�ق) ي� ت� ا  ي�� ل واذ) عف)  ال�مصر س�اك�ن# ق�� ة وض�) مر ك�ان# ع�مران�) ا الأ� ال�عكس ت�� Artinya : Ketahuilah bahwa sesungguhnya semua pasar menyediakan kebutuhanmanusia, di antaranya kebutuhan dharuriy (primier), yaitu makanan pokokseperti gandum dan segala jenis makanan pokok lainnya seperti sayur buncis,bawang merah, bawang putih dan sejenisnya. Ada pula kebutuhan yangbersifat hajiy (sekunder) dankamaly (tertier) yang merupakan kebutuhan pelengkapseperti bumbu makanan, buah-buahan, pakaian, perabot rumah tangga, kenderaan,dan seluruh produk hasil industri. Apabila sebuah kota berkembang maju danpenduduknya padat (banyak), maka murahlah harga barangkebutuhan   dharuriy   seperti makanan pokok dan menjadi mahal harga-harga barang kebutuhan pelengkap, Apabila penduduk suatu daerah sedikit (seperti desa) danlemah peradabannya, maka terhadi sebaliknya.(terjadi harga mahal)Analisa Ibnu Khaldun tentang harga dengan menggunakan hukum kekuatan supply anddemand adalah suatu rumusan yang sangat luar biasa, karena jauh sebelumkelahiran ekonom modern, ia secara cerdas telah merumuskannya. Dari kalimatpertama Ibnu Khaldun di atas, jelas, bahwa pasar menurutnya merupakan  tempatyang menyediakan kebutuhan manusia, baik kebutuhan primer maupun sekunder dantertier. Pada kalimat selanjutnya ia mengkategorikan segala macam biji-bijianmerupakan  bagian dari bahan makanan pokok. Supply makanan pokok di kota besarberlebih dari kebutuhan penduduk kota, sehingga harganya menjadi murah.Yang menarik dan penting untuk digaris bawahi adalah pernyataan Ibnu Khaldunyang digaris bawahi di atas. Secara jelas ia menyatakan,        bahwa apabilasebuah kota berkembang maju dan penduduknya padat (banyak), maka murahlahharga barang kebutuhan dharuriy seperti makanan pokok. Apabila penduduk suatudaerah sedikit (seperti desa)  maka  harga menjadi mahal.  Dasar pemikirannyaialah bahwa  di desa (kota kecil) yang sedikit penduduknya, supply bahanmakanan sedikit, karena mereka memiliki supply kerja yang sedikit dan kecil,sehingga mereka khawatir akan kehabisan persediaan makanan pokok. Merekapunmenyimpan makanan yang mereka miliki. Persediaan itu sangat berharga bagimereka dan orang-orang yang membelinya haruslah membayar dengan harga yangtinggi. Selanjutnya Ibnu Khaldun mengatakan : 

Page 17: Ibnu kholdun search

م�ا م�صار وا� رة� الأ� ي� لة� ال�صع) لئ� هم ال�ساك�ن#  وال�ق� وان�� ف� ا� ل+ة� ق�) لئ� ل+ة� ق�� ها ال�عمل ل�ق� ن� ة وم�ا ف�) عون�) وق�� ث� وت� ع+�دم م�ن#  م�ص+ره�م ل�ص+غ)ر ي�� ت�مس+كون#  ال�ق+� ي� ما ق�) حصل ث�� ة ب�� ى�  م�ن) هم ف) ن�� د ت+�� ا�ة و كرون�) حت� غر)  ب�� ي� وذة ف�) هم وج�� ن�� لو  ل�د ع) ة وي�� من) امة ع�لى  ث�� م�ا  م�سئ� هم وا� ق� لأ مراق�) دعو ق�) ها ت�� ا ال�ن� ص) ي�� ة� ا� لة� ج�اج� ق� عف)  ال�ساك�ن# ي�� ج�وال وض�) لأ  الأ� ق� ق�� ق) ي) هم ي�¾ ن�� ة  ل�د وف� ص س++� ن¾ ح) ب� ا  ف�) ت��

ص ى� ال�رخ�) س�غرة ف)  Artinya : Kota-kota kecil (desa) yang sedikit penduduknya, membutuhkan makananyang sedikit, karena sedikitnya pekerjaan di dalamnya. Hal ini disebabankarena kota itu kecil, di mana persediaan makanan pokok, kurang. Oleh karenaitu mereka memadakan  (makanan) apa  adanya dan menyimpannya. Maka makanan menjadi berharga bagi mereka, sehingga  harganya naik (mahal) bagi mereka yangingin membelinya. Mereka juga tidak ada permintaan (demand)   terhadap barang-barang hajiyat (sekunder), karena sedikitnya penduduk yang mampu dan lemahnyakeadaan (ekonomi) mereka. Sedikit bisnis yang bisa  mereka lakukan, sehinggakonsekuensinya harga barang  sekunder/tertier menjadi murah. Foodstuffs in small cities  that have few inhabitants are few, because they have a small  (supply) of labourand because , in view of the small size of the city , the people fear food shortages. Therefore they hold onto (the food) that comes  in to their hands  and store it. It thus becomes something precious to them andthose who  want to buy it have to pay higher prices. They also have no demand  for conveniences,because the inhabitants are few and their condition is weak. Little business is done by them , and theprice there , consequently become  particularly low.  Hukum supply and demand Ibnu Khaldun di atas dapat diillustrasikan sebagaiberikut :  Keterangan Gambar :  Supply bahan pokok penduduk kota besar (QS2), jauh lebihbesar daripada supply bahan pokok penduduk kota kecil Qs1.  Menutut IbnuKhaldun,  penduduk kota besar memiliki supply bahan pokok yang melebihikebutuhannya sehingga harga bahan pokok di kota besar realtif lebih murah(P2). Sementara itu supply bahan pokok di kota kecil, realtif kecil, karena ituorang-orang khawatir kehabisan makanan sehingga harganya lebih mahal (P1)Ibnu Khaldun juga menjelaskan pengaruh meningkatnya biaya produksi karenapajak dan pungutan-pungutan lain di kota tersebut pada sisi penawaran. Dalamkonteks ini Ibnu Khaldun mengatakan bahwa bea cukai yang dipungut atas bahan-makanan di pintu-pintu kota dan pasar-pasar untuk raja juga  para petugaspajak menarik keuntungan dari transaskis bisnis untuk kepentingan merekasendiri. Oleh sebab itulah, maka harga di kota-kota lebih tinggi dari di

Page 18: Ibnu kholdun search

desa[65]. Di sini Ibnu Khaldun ingin menjelaskan bahwa pajak berpengaruhterhadap harga-harga.Selanjutnya Ibnu Khaldun juga membahas masalah  profit  (ribh),. Menurutnyakeuntungan yang wajar akan mendorong tumbuhnya perdagangan. Keuntungan yang rendah akanmembuat lesu perdagangan karena para pedagang kehilangan motivasi. Sebaliknya,jika pedagang mengambil keuntungan yang sangat tinggi, juga akan menimbulkankelesuan perdagangan karena permintaan konsumen melemah.[66] Hal yang patutjuga dicatat dari pemikiran Ibnu Khaldun ialah  penjelasannya  yang detail daneksplisit tentang elemen-elemen persaingan. Selanjutnya Ibnu Khaldun mengamatifenomena tinggi rendahnya harga diberbagai negara, tanpa mengajukan konsepapapun tentang kebijakan kontrol harga. Inilah perbedaan Ibnu Khaldun denganIbnu Taymiyah. Ibnu Khaldun lebih fokus pada penjelasan fenomena aktual yangterjadi, sedangkan Ibnu Taymiyah lebih fokus pada solusi kebijakan untukmenyikapi fenomena yang terjadi.Dalam  mengkaji  masalah  demand, Ibnu Khaldun membahas faktor-faktor penentuyang menaikkan  dan menurunkan permintaan. Menurutnya, setidaknya ada limafaktor, 1. Harga, 2. Pendapatan, 3. Jumlah penduduk, 4. kebiasaan masyarakatdan 5. Pembangunan kesejahteraan umum.Sedangkan dalam konteks supply, faktor-faktor penentunya ada enam, 1. Harga,2.  permintaan, 2.  Laju keuntungan, 4. Buruh, 5. Keamanan, 6 Tingkatkesejahteraan masyarakat.Ibnu Khaldun merumuskan bahwa peningkatan  supply akan menurunkan harga.Sebaliknya, jika terjadi penurunan penawaran akan menaikkan harga. IbnuKhaldun sebagaimana dijelaskan Umer Chapra menyatakan bahwa harga-harga yangterlalu rendah akan merugikan pengrajin dan pedagang, sehingga akan mendorongmereka keluar dari pasar, sebaliknya, harga-harga yang tinggi akan merugikankonsumen. Oleh karena itu, harga-harga yang moderat antara kedua ekstrimtersebut  merupakan titik harga keseimbangan yang diinginkan, karena hal itutidak saja  memberikan tingkat keuntungan yang secara sosial dapat diterimaoleh pedagang, melainkan juga akan membersihkan pasar dengan mendorongpenjualan dan pada gilirannya akan menimbulkan keuntungan dan kemakmuranbesar[67]Di sisi lain, harga-harga yang rendah jelas tetap diinginkan terhadap barang-barang kebutuhan pokok, karena hal ini akan meringankan beban orang miskinyang merupakan mayoritas penduduk. Dari pemikiran Ibnu Khaldun, terlihat bahwaia sangat menginginkan terciptanya harga yang stabil dengan ongkos (biaya)hidup yang relatif rendah. Meningkatnya permintaan sangat mempengaruhi penawaran. Kondisi ini akanmenaikkan harga-harga barang. Realita ini secara panjang lebar telahdipaparkan Ibnu Khaldun sebagaimana telah dikemukakan di atas secara ringkas. 

Page 19: Ibnu kholdun search

Upah BuruhIbnu Khaldun juga telah membahas masalah upah buruh dalam perekonomian.  Iamenybut istilah buruh dengan terminologi shina’ah(pekerjaan di pabrik)sebagaimana dituliskannya dalam Muqaddimah :

اغة� ان# ى� م�لكة� هى� ال�صئ) كري� ع�ملى� امر ف) ة و ق�@ كون�) ا ت�� )ي� ه�و ع�ملئ� ن¥ سما ة� ج�وال والأ م�حسوس ح�� ن� ي¥) سما لها ال�محسوسة� ال�ح� ق� ي) رة� ف�) اس� ال�مئ� ت��Pekerjaan (di pabrik/perusahaan) adalah kemampuan  praktis yang berhubungandengan keahlian (skills). Dikatakan keahlian praktis karena berkaitan dengankerja fisik material, di mana seorang buruh secara langsung bekerja secaraindrawi. Dalam terminologi ekonomi modern, shina’ah  tersebut dikenal denganistilah employment (ketenaga kerjaan). Orang yang melaukannya disebut employeeatau labour (tenaga kerja atau buruh ).Ibnu Khaldun adalah ilmuwan pertama  dalam sejarah yang memberikan penjelasandetail  tentang teori nilai buruh. Menurutnya, buruh adalah sumber nilai.Penting dicatat bahwa Ibnu Khaldun  tak pernah menyebut nilai buruh denganistilah “teori”. Meskipun demikian, penjelesan tentang buruh secara detaildipaparkan Ibnu Ibnu Khaldun pada Bab IV buku Al-Muqaddimah.Pemikiran Ibnu Khaldun tentang buruh ini selanjutnya dikembangkan oleh DavidHume dalam bukunya Political Discouse  yang direbitkan tahun 1752 denganmengatakan, “Setiap yang ada di bumi ini dihasilkan oleh buruh”. Pernyataanini  selanjutnya dikutip Adam Smith dalam footnote, “Segala sesuatu yangdibeli dengan uang atau barang dihasilkan oleh buruh.”. Uang atau barangmenyelamatkan kita. Nilai kuantitas buruh kita tukar sesuai dengan waktu yangdiperlukan untuk menghasilkan sebuah kuantitas. Dengan demikian, nilai darisebuah komoditas  sebenarnya tidak untuk digunakan atau dikonsumsi sendiri,melainkan untuk ditukar dengan komoditas lain yang sebanding dengan kuantitasburuh. Buruh dengan demikian merupakan alat ukur dari pertukaran nilai seluruhkomoditas.  Jika paragraf ini yang dipublikasikan pada tahun 1776 dianggapsebagai pemikiran Adam Smith, ternyata pemikiran seperti ini telah dikemukakanIbnu Khaldun lebih tiga abad sebelum Adam Smith. Buruh sangat dibutuhkan dalamseluruh pendapatan dan keuntungan. Tanpa buruh pendapatan dan keuntungan tidakdapat diperoleh.[68]  

م�ا ع وا� ئ�� ا ا والأع�م++ال ال�ص++ئ) ص) ى� اي�� م�ص++ار ف) ورة� الأ� ب�  ال�عم++ران#  ال�موف++) س++ب� لأء ف�) ها ال�ع) ن� ور ف�) م++� ة�  ا� لأن++¥� ول ت�� ي�رة� الأ� ة� ك++� ى� ال++ي�رف) ل�مك++ان# ال�حج++� ك++ي�رة� ال�مصر ف) ة ت�� )ي ع�مران¥� ن¥ ا ال�ئ++�ار) ه�ل اغي�ر) ع�م+ال ا� هم الأ� دم�ن� ها ل�ح+) س+هم ن# وام�ن� ف) ي�) ى� ال�مع+اس� ل�س+هولة� ا� ة� ف) ن+) ي{� ك+ي�رة� ال�مد ها ت�� وان�� ف� ا   .ا� ي�رة� ل�ب� وال�ئ� ن# ك+� ي� ي�رة�  ال�م+ي�رق�) هم+ وك+� ان�� ه+ان# الي ج�اج+�� ي�ره�م ام�ن� غ+)

عمال والي اع اس�ي� ى� ال�صئ) هم ف) ل�ون#  م�هن) د) ئ� tي ى ق�) ال�ك� ف) ه�ل ذ) ع�مال+ لأ� ك{ي�ر الأ� م+ة� م�ن# ا� ت� اح�م+ة� اع�م+ال�هم ف�� ة� مر) ف) اس+� ى� وم�ئ) ار ف) ئ� Óت ئ� ع+ي�ر)  الأس+� ي� اع ال�عم+ال ف�) ه�ل وال�ص+ئ) وا�لو ال�حرف) ع) ع�مال�هم وي�� كي�ر ا� ات� وت�� ق� ق) ه�ل ي�) ى� ال�مصر ا� ال�ك� ف) ذ) .

 

Page 20: Ibnu kholdun search

Artinya : Barang-barang  hasil industri dan tenaga kerja juga menjadi mahal dikota-kota  yang telah makmur. Kemahalan itu dikarenakan tiga hal.Pertama, karena besarnya kebutuhan yang ditimbulkan oleh meratanya hidup mewahdi suatu kota dan karena banyaknya nya penduduk.Kedua, tenaga kerja (employee) tidak mau menerima upah yang rendah bagipekerjaan dan jasanya,karena gampangnya orang mencari penghidupan/pekerjaan dan banyaknya bahan makanan di kota-kota.Ketiga, karena besarnya jumlah orang-orang kaya dan besarnya kebutuhan merekakepada tenaga kerja  untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan mereka, makamuncullah persaingan dalam mendapatkan pelayanan dan tenaga kerja dan merekaberani membayar tenaga kerja lebih dari nilai pekerjaannya. Maka posisi buruh(tenaga kerja) dan orang-orang yang memiliki keahlian menjadi kuat, sehinggaupah mereka menjadi naik (mahal), Dalam bahasa Inggrisnya Rosental menerjemahkannnya sebagai berikut :Crafts and labour  also are expensive  incities with an abundant civilization.Thera are three reason for this :First, they are much needed, because of the place luxury occopies in the city onaccount of its large population.Second, industrial workers place a high value  on their services andemployment ( for they do not to work) since live is easy  in a town because ofthe abundance of food there.Third, the number of people  with money to waste is great, and these peoplehave money needs for which they have  to employ the services  of others andhave to use many workers   and their skills. Therefore they pay more for  (theservices of)  workers than their labaour is (ordinarly considered) worth,because there is competition for (the services) and the wish to haveaxclusive  use of them. Thus, workers craftsmen and professional peoplebecome  arrogant, their labaour becomes expensive, and the expenditure of theinhabitants   of the city for this things, increase.Faktor  yang paling menentukan, urgen dan bernilai (qimah) dalam ekonomimenurut Ibnu Khaldun adalah kerja buruh yang memilki skills yangdiistilahkannya dengan shina’ah. Mengenai hal ini kata Ibn Khaldun dalam sebuahpasal al-Muqaddimah dengan judul “Realitas Rezki, Pendapatan dan Uraian TentangKeduanya Serta Bahwa Pendapatan  Adalah Nilai Kerja Manusia”:“Oleh karena itu keuntungan hanya dapat diperoleh dengan usaha dan kerja … Inijelas sekali dalam industri-industri di mana faktor kerja jelas kelihatan.Demikian halnya penghasilan yang diperoleh dari pertambangan, pertanian, ataupeternakan, karena kalau tidak ada kerja dan usaha (buruh) maka tidak akan adahasil keuntunganOleh karena itu maka penghasilan yang diperoleh orang dari industri merupakannilai dari kerjanya para buruh. Dalam industri-industri tertentu harga bahan

Page 21: Ibnu kholdun search

mentah harus diperhitungkan, misalnya saja kayu dan benang dalam industri kayudan pertenunan.  Nilai kerja buruh adalah lebih besar daripada harga bahanmentahnya, karena kerja dalam kedua industri ini mengambil bagian yangterbanyak.Dalam perkerjaan-pekerjaan lain dari industri pun nilai kerja harusditambahkan pada (harga) produksi. Sebab dengan tidak adanya kerja maka tidakakan ada produksi.Dalam seluruh kegiatan produksi  pekerjaan buruh (shina’ah) penting sekali. dankarenanya  nilai kerja buruh itu  baik besar atau kecil, harus dipentingkanDalam persoalan-persoalan lain, misalnya, persoalan harga bahan makanan,bagian kerja itu seringkali tidak  nampak. Padahal kerja buruh itulah yangmenyebebkan adanya out put (produksi). Sekali pun biaya kerja buruh (wage) itumempengaruhi harga bahan makanan,  tetapi hal itu tak menjadi persoalan, sebabsudah menjadi kelazliman bahwa setiap produksi membutuhkan biaya, dalam halini biaya buruh. Maka jelaslah bahwa semua atau sebagian besar daripenghasilan dan laba (profit) menggambarkan nilai kerja manusia …”.[69]Teks di atas secara jelas mengemukakan bahwa nilai sesuatu terletak pada kerjamanusia. Dengan kata lain substansi nilai adalah kerja para buruh (shina’ah) .Namun harus dicatat, kata Ibnu Khaldun, bahwa pencurahan tenaga kerja dalamsuatu produksi seharausnya mengeluarkan  out put yang dapat memenuhi kebutuhanmasyarakat. Dengan demikian antara shina’ah (kerja buruh) dan hasil produksiterdapat hubungan timbal balik, yang berarti bahwa bilaman kuantitas kerjamenurun maka nilai produksi akan menurun pula, dan sebaliknya bilamankuantitas kerja meningkat maka nilai hasil produksi juga meningkat. Menariksekali bahwa hal yang sama dikemukakan Marx.sekitar 4 abad sesudah IbnuKhaldun.  Kata Marx: “Kuantitas kerja  untuk menghasilkan sesuatu saja lahyang menentukan kuantitas nilai produksi  (out put) ”.[70]Untuk menguatkan pendapatnya selanjutnya Ibn Khaldun mengatakan, “Pendapatanyang dinikmati seseorang sesungguhnya merupakan nilai dari kerjanya. Andaikansaja seseorang sepenuhnya tidak memiliki pekerjaan (shina’ah) niscaya ia akankehilangan pendapatan sepenuhnya.”[71]Jadi, menurut Ibn Khaldun  faktor yang menentukan nilai barang-barang produksiadalah kuantitas kerja yang dicurahkan kepadanya. Hal yang serupa jugadikemukakan Lenin.[72]Marx bukanlah orang yang pertama-tama mengemukakan tentang nilai pada zamanmodern. Hal ini sebelumnya telah dikemukakan seorang ahli ekonomi poltik,William … (?) yang berpendapat bahwa materi kekayaan adalah kerja. Setelah itumuncul Ricardo yang dalam bab pertama karyanya Principles of Political Economi andTaxation menyatakan sebagai berikut: “Nilai barang terletak pada kuantitasrelatif dari kerja, kuantitas yang diperlukan untuk memproduksinya, dan bukanterletak pada upah yang diberika dalam kerja ini”. Sementara Adam Smith, dalamkaryanya Wealth of Nation, dalam menguraikan tentang bentuk paling umum dari

Page 22: Ibnu kholdun search

hukum nilai antara lain berkata sebagai berikut: “Kerja adalah ukuran riilnilai secara timbal balik”.[73]Namun ternyata sebelum para pemikir di atas muncul, telah ada seorang pemikirmuslim yang menaruh perhatian terhadap kenyataan ekonomis dan juga menaruhperhatian untuk menganalisisnya, sehingga akhirnya ia memahami adanya hukum-hukum yang mengendalikan kenyataan itu dan mengemukakan teori nilainya. Memangia tidak menguraikan hukum-hukum itu secara rinci dalam beberapa pasal, tetapimeski demikian ia telah meletakkan prinsip-prinsip dengan secara gamblang danringkas. Menurut Ibn Khaldun kerja merupakan faktor penting dalam menciptakankemajuan dan semaraknya kebudayaan. Bilamana Aristoteles memandang rendahkerja tangan, sebaliknya Ibn Khaldun memandang sebagai salah satu pertandakemajuan kebudayaan. Bahkan kerja  buruh (shina’h) merupakan faktor terpentingbagi pertumbuhan kemajuan dan peradaban. Jadi setiap kali kuantitas kerjasecara umum meningkat maka akan meningkat pulalah kemakmuran suatu masyarakat,dan sebaliknya bilamana kuantitas kerja menurun maka akan menurun pulalahkondisi ekonomi suatu masyarakat yang dapat berakibat timbulnya disintegrasipolitis.Ibn Khaldun juga mengkaitkan antara jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi.Menurutnya, setiap kali jumlah penduduk meningkat maka kuantitas kerja punakan meningkat yang berakibat meningkatnya produksi. Sebaliknya setiap kalijumlah penduduk menurun akan menurun pulalah kuantitas kerja yang berakibatmenurunnya produksi. Kata Ibn Khaldun: “Tidakkah anda saksikan bahwa ditempat-tempat yang kurang penduduknya kesempatan kerja adalah sedikit atautidak ada sama sekali, dan penghasilan rendah sebab sedikitnya kegiatan-kegiatan manusia. Sebaaliknya kota-kota yang kebudayaannya lebih majupenduduknya lebih baik keadaannya dan makmur”.[74]Dengan demikian Ibn Khaldun menghargai kerja dan dampak ekonomisnya. Selainitu juga menekankan fungsi sosial dan moral kerja. Sebab masyarakat desa,menurut Ibn Khaldun, yang banyak bekerja memenuhi kebutuhan-kebutuhan merekamempunyai suatu keistimewaan, yaitu moral mereka yang kuat. Sementaramasyarakat kota, yang hidup dalam kemewahan, kemalasan, kesantaian, danketenggelaman dalam berbagai kelezatan hidup, moral mereka bobrok. Dengandemikian kerja menurut Ibn Khaldun merupakan katup pengaman moral. Sebabketenggelaman dalam kemewahan tanpa kerja akan mengantarkan padapenyelewengan.[75]Roger Garaudy, dalam kajiannya tentang Ibn Khaldun, menyatakan bahwa teorinilai Ibn Khaldun didasarkan pada kerja dan ia melakukan hal yang demikian inisebelum dilakukan seorang ahli ekonomi Eropa pada abab kedelapan belas.[76]Memang kita tidak dapat menyatakan bahwa teori Ibn Khaldun tentang nilai talahtuntas dan sempurna. Namun kita dapat menyatakan bahwa bilamana pendapat-pendapatnya tentang nilai kita rangkum semuanya, akan dapat membentuk suatuteori ekonomi. Dalam pendapat-pendapatnya ini, seperti yang dikemukakan

Page 23: Ibnu kholdun search

Muhammad ‘Ali Nasy’at, terkandung unsur-unsur penting yang baru dicapai olehpeneliti ilmiah di bidang ekonomi pada masa jauh setelahnya.[77]Meskipun  kajian-kajian Ibnu Khaldun dalam Al-Muqaddimah tentang nilaidemikian jelas, tetapi ada juga penulis yang menolak kontribusi Ibn Khaldun dibidang penelitian tentang nilai. Misalnya saja Gaston Bouthoul yang menyatakanbahwa dalam karya Ibn Khaldun tersebut tidak terdapat sama sekali pembahasanyang berkenaan dengan apa yang kini disebut dengan ekonomi politik teoretisdan ia tidak sama sekali mengkaji ide nilai.[78] Pendapat yang serupadikemukakan oleh Hanna al-Fakhuri dan Khalil al-Jarr. Menurut kami tampaknyapendapat kedua penulis ini dikutip dari pendapat Gaston Bouthoul.[79] Terhadappendapat yang demikian itu teks-teks al-Muqaddimah merupakan jawaban yangpaling tepat baginya. Tepat komentar Muhammad ‘Ali Nasy’at tentang posisi IbnKhaldun dalam masalah ini: “Ibn Khaldun patut dimasukkan dalam barisan parapenulis terbaik tentang masalah-masalah ekonomi, karena pemahamannya yangmendalam atas esensi persoalan-persoalan ekonomi yang paling pelik, diantaranya teori niali”.[80]Faktor-Faktor Produksi.Faktor-faktor produksi menurut Ibnu Khaldun ada tiga, yaitu alam, pekerjaan,dan modal. Namun pendapat-pendapat Ibn Khaldun mengenai ketiga faktor tersebutberserakan dalam al-Muqaddimah.Kajian ini berupaya menghimpun pendapat-pendapatitu.Pertama-tama, alam merupakan sumberdaya  yang membekali manusia berupa  materiyang adakalanya dapat dipergunakan secara langsung dan adakalanya pula setelahia olah. Kata Ibn Khaldun dalam uraiannya tentang dampak alam atas produksi:“Penghidupan ialah mencari dan mendapatkan jalan untuk keperluan hidup… Jalanini bisa didapat, adakalanya dengan kekerasan terhadap orang lain sesuaidengan hukum kebiasaanya yang berlaku, dan cara ini terkenal dengan namapenetapan pajak atau cukai; atau bisa juga diperoleh dengan menangkapbinatang-binatang buas dan membunuhnya di laut atau di darat, suatu jalanpenghidupan yang terkenal dengan nama berburu; atau dengan mengambilpenghasilan dari binatang jinak yang sudah umum dilakukan orang, seperti susudari hewan ternak, sutera dari  ulat sutera dan madu dari lebah; atau denganmenjaga dan memelihara tanam-tanaman dan pohon-pohonan dengan tujuan denganmengambil buahnya. Jalan penghidupan ini disebut pertanian.  Atau bisa jugadiperoleh dari kegiatan manusia, baik yang dilakukan dengan mempergunakanalat-alat tertentu dan terkenal dengan nama pertukangan, seperti menulis,bertukang kayu, menjahit, menenun, naik kuda dan sebagainya; atau yangdilakukan dengan mempergunakan alat-alat yang tidak tertentu, yakni segalamacam pelayanan dan perburuhan, jujur, atau tidak jujur; atau keperluan hidupitu mungkin juga diperoleh dengan menyediakan barang-barang untuk ditukar,dengan jalan membawa barang-barang itu ke tempat-tempat lain keseluruh penjurunegeri atau dengan jalan memonopoli pasar bagi barang-barang itu dan

Page 24: Ibnu kholdun search

menantikan geraknya pasar, dan nilai yang terkenal dengan nama perdagangan”.[81] Dengan demikian alam merupakan azas segala bentuk produksi.Sedang faktor kedua, yaitu pekerjaan, hal ini telah diuraikan di muka dalampembahasan tentang teori nilai. Namun di sini perlu ditambahkan bahwa faktorini merupakan faktor utama yang melebihi kedua faktor lainnya. Faktorpekerjaan mempunyai kelebihan dengan coraknya yang positif. Dan ini merupakanfaktor yang selalu ada dalam semua bentuk produksi, malah hasil alam tidakmungkin diperoleh kecuali dengan pekerjaan. Pada masa Ibn Khaldun sendiripekerjaan mengungguli faktor-faktor produksi lainnya, demikian pula halnyafaktor ini terpisah dari modal. Sebab ketika itu pemilik modal juga pekerja.Ibn Khaldun tidak memisahkan modal dari kerja seperti halnya yang dilakukanpara ahli ekonomi dewasa ini.[82] Seperti diketahui pemisahan antara modal dankerja terjadi akibat dampak revolusi industri dan munculnya kelompok kaumkapitalis. Oleh karena itu tidaklah aneh bila Ibn Khaldun merangkum keduafaktor tersebut. Menurut Sobhi Mahmassani, Ibn Khaldun tidak mengemukakanperlunya modal kecuali dalam kedudukannya sebagai salah satu alat produksi.Atau dengan kata lain dengan kedudukannya sebagai kekayaan dan bersaham dalamproduksi di samping faktor pekerjaan dan alam.[83]Ibn Khaldun tidak banyakmembahas peran yang mungkin dilakukan para pemilik modal. Malah ia berpendapatbahwa akumulasi harga yang besar akan mendatangkan bahaya atas pemiliknya daripihak penguasa dan pembesar. Kata Ibn Khaldun dalam sebuah pasal denganjudul“Pemusatan Harta Benda tak Bergerak dan Tanah-Tanah Perkebunan : Keuntungan danKejelekannya”: “Pemusatan harta benda tak bergerak dan tanah-tanah perkebunan ditangan perseorangan dari desa atau orang kota tidaklah terjadi denganseketika, juga tidak dalam suatu keturunan … Tanah perkebunan semacam itudiperoleh sedikit demi sedikit: adakalanya dengan jalan warisan yangmengakibatkan berpusatnya kekayaan dari beberapa nenek-moyang dan saudara ditangan seorang pewaris.. Sebab pada saat-saat jatuhnya suatu dinasti danbangkitnya suatu kekuasaan baru, tanah-tanah perkebunan kehilangan dayatariknya, karana kurang terjaminnya perlindungan yang dapat diberikan negaradan karena keadaan yang kacau balaun (chaos).  Akan tetapi apabila kekuasanbaru telah tegak, keamanan dan kemakmuran telah kembali serta negeri telahkuat lagi seperti sedia kala, maka tanah perkebunan itu sekali lagi akanmenjadi lebih menarik, karena kegunaannya yang besar dan harganya sekali lagiakan naik … Namun penghasilan dari harta benda tak bergerak dan tanah-tanahperkebunan tidak mencukupi penghidupan pemiliknya karena hidupnya yang penuhkemewahan … Pada umumnya para penguasa dan pembesar merasa tertarik padatanah-tanah itu atau ingin membelinya dari para pemiliknya pun mendapatmalapetaka … “.[84]PenutupDari paparan – paparan di  atas,  dapat dipahami bahwa pemikiran Ibnu Khalduntentang ekonomi sesungguhnya sangat brilian yang mencakup berbagai permasalahn

Page 25: Ibnu kholdun search

ekonomi, baik mikro maupun makro, apalagi pemikiran itu dikemukakannya padaabad 14 ketika Eropa masih terkebelakang.   Ibnu Khaldun telah melakukankajian empiris tentang ekonomi Islam, karena ia menjelaskan fenomena ekonomiyang terjadi di dalam masyarakat dan negara. Dari kajian makalah dapatdisimpulkan bahwa secara historis, pemikiran Ibnu Khaldun tentang ekonomi jauhmendahului para sarjana Barat modern. Oleh karena itu, yang pantas disebutsebagai Bapak ekonomi adalah Ibnu Khaldun, bukan Adam Smith.Pemikiran Ibnu Khaldun tentang pajak, perdagangan internasional, usahamembangun peradaban dan politik sangat urgen untuk dipertimbangkan dalamkonteks kekinian dalam rangka mewujudkan masyarakat dan negara yangsejahtera. Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur.