I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan masyarakat kota besar terhadap tanaman hias semakin hari semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya pembangunan rumah, dan meningkatnya kesadaran masyarakat pada manfaat tanaman hias. Peningkatan kebutuhan tanaman hias secara enceran ini lalu membuat banyak sekali penangkar dan pedagang yang tertarik masuk keindustri tanaman hias. Tingkat persaingan dipasar tanaman hias menjadi sangat ketat. Hampir disetiap perumahan baru, atau jalan masuk menuju perumahan baru dipenuhi oleh para pedagang tanaman hias. Ada yang berniaga dipinggir jalan, ada juga yang berniaga di tempat pembibitan/pembenihan (nursery). Semuanya berlomba- lomba menjual tanaman kekonsumen harga tanaman hias yang hampir tidak pernah berubah dalam lima tahun terakhir ini mengindentifikasikan kerasnya persaingan industri tanaman hias (Rianto, 2007). Jatuhnya perekonomian Indonesia pada pertengahan tahun 1997 membuat harga tanaman hias tidak bisa bangkit sampai dengan pertengahan tahun 2001. Pasalnya, perdagangan tanaman hias berkaitan erat dengan perdagangan taman, baik taman rumah tinggal maupun taman penghijauan perumahan. Turunnya jumlah permintaan terhadap tanaman hias membuat tingkat persaingan penjualan tanaman hias sampai dengan pertengahan 2001 menjadi sangat ketat. Banyak penangkar tanaman hias, pedagang besar, nursery, dan pedagang enceran yang gulung tikar. Pemain yang masih bertahan hanyalah yang memang memiliki cadangan modal cukup kuat, lebih efisien, dan lebih cerdik dalam mencari peluang usaha. Berbagai macam
44
Embed
I. PENDAHULUAN...I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan masyarakat kota besar terhadap tanaman hias semakin hari semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya pembangunan rumah,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan masyarakat kota besar terhadap tanaman hias semakin hari
semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya pembangunan rumah, dan
meningkatnya kesadaran masyarakat pada manfaat tanaman hias. Peningkatan
kebutuhan tanaman hias secara enceran ini lalu membuat banyak sekali
penangkar dan pedagang yang tertarik masuk keindustri tanaman hias. Tingkat
persaingan dipasar tanaman hias menjadi sangat ketat. Hampir disetiap
perumahan baru, atau jalan masuk menuju perumahan baru dipenuhi oleh para
pedagang tanaman hias. Ada yang berniaga dipinggir jalan, ada juga yang
berniaga di tempat pembibitan/pembenihan (nursery). Semuanya berlomba-
lomba menjual tanaman kekonsumen harga tanaman hias yang hampir tidak
pernah berubah dalam lima tahun terakhir ini mengindentifikasikan kerasnya
persaingan industri tanaman hias (Rianto, 2007).
Jatuhnya perekonomian Indonesia pada pertengahan tahun 1997
membuat harga tanaman hias tidak bisa bangkit sampai dengan pertengahan
tahun 2001. Pasalnya, perdagangan tanaman hias berkaitan erat dengan
perdagangan taman, baik taman rumah tinggal maupun taman penghijauan
perumahan. Turunnya jumlah permintaan terhadap tanaman hias membuat
tingkat persaingan penjualan tanaman hias sampai dengan pertengahan 2001
menjadi sangat ketat. Banyak penangkar tanaman hias, pedagang besar,
nursery, dan pedagang enceran yang gulung tikar. Pemain yang masih
bertahan hanyalah yang memang memiliki cadangan modal cukup kuat, lebih
efisien, dan lebih cerdik dalam mencari peluang usaha. Berbagai macam
2
tanaman hias seperti aglaonema, adenium, euphorbia, keladi, dan anthurium
sudah mulai banyak dikoleksi oleh para penggemar tanaman hias. Imbasnya,
harga tanaman hias tersebut melonjak tajam (Rianto, 2007).
Berbagai ragam tanaman hias, dari mulai jenis bunga tagetes yang
mudah sekali berbunga dengan intensitas yang tak henti-henti hingga jenis
anggrek yang tergolong sulit berbunga, saat ini sudah sangat umum ditanam
orang, baik berbagai komponem utama untuk menghijaukan dan
mempercantik taman maupun sebagai tanaman hias dalam pot yang
ditempatkan dimeja ataupun digantung diareal rumah, ruang perkantoran, atau
apartemen. Tanaman hias akan membuat suasana sekitar rumah menjadi lebih
hijau, memperindah komposisi warna lingkungan sekitar, dan tentu saja
membuat keberadaan taman dan lingkungan sekitar rumah lebih semarak.
Taman atau lingkungan rumah yang nampak asri dengan berbagai warna-
warni bunga dapat menaikkan genggsi sipemilik, terlebih bila jenis tanaman
yang ada tergolong langka, mahal, atau dikenal sulit berbunga (Endah, 2001).
Tanaman hias yang ditanam dilingkungan sekitar rumah atau taman
adalah jenis yang memiliki keindahan pada daun selain kemampuanya
berbunga. Sementara itu, tanaman hias yang ditanam dalam pot umumnya
dipilih dari jenis yang dimiliki kemampuan dan berfungsi sebagai penghias
ruangan. Contoh yang paling tepat untuk tanaman hias yang ditanam dalam
pot adalah jenis krisan, anggrek, dan mawar. Tentu saja, ketepatan pemilihan
jenis tanaman hias yang digunakan harus didasarkan pada desain yang dipilih
sesuai jenis dan lokasi acara tersebut. Misalnya untuk acara perkawinan
3
dirumah dengan acara perkawinan dihotel berbintang tentu saja akan berbeda
pemilihan jenis tanaman hias yang digunakan (Endah, 2001).
Ternyata wabah tanaman hias tidak hanya melanda para penikmatnya.
Ketika pasar sedang terkagum-kagum dengan jenis atau varietas tanaman hias
yang ada para pemilik tempat pembibitan/pembenihan (nursery) diam-diam
mempersiapkan jenis tanaman hias baru yang tentu saja akan memiliki
keunikan dan keindahan tersendiri. Para pemilik tempat
pembibitan/pembenihan (nursery) di Thailand dan Taiwan merupakan contoh
yang tidak pernah berhenti menyilangkan tanaman-tanamanya untuk
mendapatkan varietas baru yang lebih unik dan menarik perhatian para
kolektor ataupun hobiis, terutama kolektor dan hobiis di Indonesia. Demikian
pula para pemilik tempat pembibitan/pembenihan (nursery) didalam negeri,
mereka selalu punya ide untuk menghindari kejenuhan pasar dengan
menghadirkan tanaman-tanaman hias jenis terbaru. Kehadiran jenis atau
varietas baru akan membuat dunia tanaman hias selalu dinamis, penuh
keindahan, serta dapat menjadikan peluang bisnis (Endah 2008).
Provinsi Aceh minat masyarakat pada berbagai tanaman hias
(ornamental plants) cenderung meningkat, tidak hanya pada saat perayaan
hari-hari besar agama atau pergantian tahun saja. Bahkan saat ini tanaman hias
dipakai untuk acara dikantor-kantor, hotel, dan rumah serta menjadi koleksi
para pengemar tanaman hias.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia merupakan
salah satu unsur penting dalam menopang perekonomian nasional secara
menyeluruh. UMKM telah lama menjadi pondasi yang kokoh sekaligus
4
penggerak dinamika dari sistem ekonomi kita. UMKM juga sangat berperan
dalam membantu program pemerintah dalam hal menciptakan lapangan
pekerjaan sekaligus mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan
pendapatan masyarakat. Usaha Citra Bunga Garden merupakan salah satu
usaha menengah yang telah berdiri sekitar tahun 2000 dan sudah dikenal
dikota melaboeh. Hal ini disebabkan karena keindahan bunga yang dijual
membuat masyarakat tertarik untuk membelinya. Ibu Hj.Darbiah adalah
pemilik usaha tanaman hias yang sudah berdiri kurang lebih lima belas tahun
dengan memiliki dua orang karyawan yang terletak dijalan Imam Bonjol Desa
Seneuboek Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
Salah satu strategi pemasaran tanaman hias adalah menjual tanaman
dalam kondisi yang sudah tertanam dalam pot. Beberapa pertimbangan
konsumen yaitu dengan membeli tanaman yang sudah ditanam dalam pot
untuk dapat langsung dilihat keindahan tanaman tersebut. Dalam memasarkan
tanaman tersebut kita juga harus memperhitungkan adanya tambahan biaya
produksi yaitu untuk pembelian pot bunga, air sebagai penyiraman, tenaga
kerja dan alat-alat lainnya.
Untuk mencapai sasaran yang diinginkan perusahaan perlu menyusun
strategi sedemikian rupa. Dalam merumuskan strategi perusahaan maka
diidentifikasi berbagai faktor secara sistematis. Pengidentifikasi dapat
dilakukan dengan analisis SWOT yaitu analisis yang didasarkan pada logika
yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities),
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan
ancaman (threats) (Rangkuti, 2009).
5
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah diuraikan, maka rumusan masalah yang
akan diteliti adalah sebagai berikut :
1. Apa saja faktor internal dan eksternal yang dihadapi oleh usaha Citra
Bunga Garden.
2. Bagaimana strategi pemasaran yang tepat pada usaha Citra Bunga Garden.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang terdapat dalam lingkungan
internal dan eksternal pemasaran tanaman hias usaha Citra Bunga Garden.
2. Menentukan strategi pemasaran yang tepat pada usaha Citra Bunga
Garden.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi pemilik usaha, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam menyusun strategi yang lebih baik dimasa yang akan
datang, terutama dalam strategi pemasaran yang digunakan sehinga usaha
ini semakin berkembang untuk kedepanya.
2. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan peneliti tentang permasalahan yang di kaji serta
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di
Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar.
3. Sebagai bahan infomasi dan referensi bagi pihak-pihak yang berhubungan
dengan penelitian ini.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Hias
Tanaman hias merupakan tanaman yang mempunyai nilai keindahan
dan daya tarik tertentu. Selain itu, tanaman hias juga mempunyai nilai
ekonomis yang dapat digunakan sebagai hiasan, baik didalam maupun diluar
ruangan. Karena mengandung nilai ekonomis tersebut, tanaman hias dapat
diusahakan menjadi suatu bisnis yang cukup menjanjikan keuntungan besar
(Aryanti, 2008).
Budidaya bunga dalam pot saat ini dapat dijadikan salah satu alternatif
bisnis yang sebenarnya dapat dimulai dari skala rumah tangga. Beberapa tempat
pembenihan/pembibitan (nursery) besar yang memberikan kesempatan pada
pekebun kecil untuk ikut memasok tanaman hias keswalayan-swalayan besar.
Selain dijual ke pasar swalayan atau outlet-outlet mereka, permintaan bunga pot
sebagai tanaman hias yang disewakan keperkantoran atau apartemen semakin hari
semakin meningkat. Hal tersebut sejalan dengan keinginan orang untuk
menikmati kesegaran dan keindahan bunga-bunga angrek, krisan atau jenis bunga
lain yang berwarna-warni saat ini sangat mudah ditemukan berbagai perkantoran,
hotel, atau restoran (Endah 2001).
Selain dijual di pasar swalayan atau outlet dan disewakan sebagi tanaman
pot penghias ruangan, prospek bisnis tanaman hias adalah sebagai salah satu
komponen dalam dekorasi ruangan. Acara perkawinan, seminar, rapat, pameran,
atau berbagai acara seremonial maupun nonseremonial memerlukan dekorasi
berupa tanaman hias dalam pot. Bagi para dekorator kehadiran tanaman hias
dalam pot diantara kreasinya akan memberikan nilai tambah pada jasanya, artinya
7
harga yang ditawarkan pun mampu terangkat lebih tinggi bila dibandingkan
dengan dekorasi tanpa warna warni tanaman hias dalam pot (Endah, 2001).
Tingkat persaingan dipasar tanaman hias menjadi sangat ketat. Hampir
disetiap perumahan baru, atau jalan masuk menuju perumahan baru dipenuhi
oleh pedagang tanaman hias. Ada yang berniaga dipinggir jalan, ada juga berniaga
di tempat pembibitan/pembenihan (nursery). Semua berlomba-lomba menjual
tanaman kekonsumen. Sebagai ilustrasi harga tanaman hias yang hampir tidak
pernah berubah dalam 5 (lima) tahun terakhir ini mengindentifikasikan kerasnya
persaingan usaha di industri tanaman hias.
2.2 Pemasaran
2.2.1 Konsep Pemasaran
Pemasaran adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk
menstimulasi permintaan atas produk atau jasanya dan memastikan bahwa produk
dijual dan disampaikan kepada para pelanggan (Venkates & Penaloza, 2006
dalam Tjiptono, dkk 2008). Selanjutnya mendefinisikan pemasaran adalah sebagai
semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang dan jasa dari
produsen kekonsumen secara paling efisien dengan maksud menciptakan
permintaan yang efektif (Alex S Nitisemito, 2000 dalam Wati, 2013).
Menurut Drs. M. Mursid (2010) dalam manajemen pemasaran yang maju,
maka kegiatan pemasaran suatu perusahaan didefinisikan sebagai berikut:
Manajemen pemasaran adalah suatu bagian kegiatan dari perusahaan yang sangat
erat hubungan dengan situasi pasar. Kegiatan itu terdiri dari:
1. Mengetahui kebutuhan dan minat khusus pasar.
8
2. Menciptakan dan menjamin adanya produk yang memenuhi kebutuhan
pasar.
3. Meneciptakan dan memelihara pasar dari produk.
Riset pemasaran atau marketing research adalah kegiatan penelitian
dibidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari rumusan
masalah,tujuan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data dan interpretasi
penelitian. Kesemuanya ini ditunjukan untuk memasukan pihak manajemen dalam
rangka identifikasi masalah dan pengambilan keputusan untuk pemecahan
masalah. Hasil riset pemasaran ini dapat dipakai untuk perumusan strategi
pemasaran dalam merebut peluang pasar (Fredi Rangkuti, 2009).
Dari beberapa penjelasan diatas maka dapat diambil sebuah kesimpulan
yaitu keputusan marketing bukan lagi keputusan fungsional, tapi sudah menjadi
keputusan strategis yang menyangkut sampai beberapa jauh sebuah perusahaan
ingin mempertahankan dan membangun brand yang digunakan. Meskipun kedua
pakar tersebut diatas memberikan perhatian yang berbeda terhadap pemasaran,
namun ada sebuah persamaan permikiran dari mereka yang biasa digaris bawahi
yaitu keduanya setuju bahwa tujuan utama dari pemasaran itu sendiri adalah
kepuasan konsumen.
2.2.2 Bauran Pemasaran (Marketing mix)
Untuk lebih jelasnya penulis akan mengumumkan beberapa definisi
tentang marketing mix dari pakar manajemen. Menurut Kotler (2000) dalam Wati
(2013) bauran pemasaran adalah serangkaian alat-alat pemasaran yang digunakan
perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran dalam pasar sasaran. Variabel-
variabel marketing mix yaitu :
9
1. Produk (Product)
Produk merupakan tawaran nyata terhadap pasar. Produk dapat mencakup
apa saja yang dapat ditawarkan termasuk benda-benda fisik, jasa, manusia,
tempat, organisasi dan gagasan. Aspek-aspek produk meliputi cirri-ciri dan wujud
produk, kemasan, merek, dan kebijakan pelayanan.
2. Harga (Price)
Harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa
atau jumlah nilai yang diperlukan konsumen untuk manfaat memiliki atau
menggunakan produk atau jasa. Harga merupakan bauran pemasaran yang paling
penting karena harga harus sebanding dengan penawaran nilai kepada pelanggan,
jika tidak pembeli akan berpaling ke produk pesaing. Beberapa faktor penentu
harga yang harus di pertimbangkan adalah mengenal permintaan produk dan
pesaing, target pasar yang hendak di capai, strategi bauran pemasaran, produk
baru, reaksi pesaing, biaya produksi, dan kebijakan atau peraturan yang
ditentukan oleh pemerintah.
3. Promosi (Promotion)
Promosi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
mengkomunikasikan keunggulan produknya dan membujuk konsumen untuk
membeli produk tersebut. Efektifitas promosi sangat tergantung dari pemilihan
bentuk promosi yang diberlakukan terhadap produk yang dipasarkan. Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam menetapkan kebijakan promosi adalah menentukan
tujuan komunikasi, memilih media yang tepat, waktu penyampaian promosi dan
menetapkan anggran promosi. Promosi penjualan dapat dilakukan empat hal
yaitu:
10
1) Periklanan atau advertensi, yaitu bentuk presentasi non personal yang
dibayar yang mempromosikan ide, barang atau sponsor.
2) Promosi penjualan, biasanya dilakukan dengan cara memberikan contoh
produk pada calon konsumen atau mengadakan demontrasi disuatu tempat
yang ramai.
3) Publisitas, bentuk promosi ini di sebut juga non commmericial promotion
karena promosi ini tidak di lakukan secara komersial akan tetapi dengan
mempromosikan produknya melalui berita surat kabar, radio atau televisi
yang umumnya bersifat sosial.
4) Personal selling, merupakan kegiatan perusahaan untuk melakukan kontak
langsung dengan calon konsumen.
4. Distribusi (Place)
Distribusi merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh pengusaha untuk
menyalurkan, menyebarkan, mengirimkan serta menyampaikan barang yang
dipasarkan itu kepada konsumen. Perusahaan harus menentukan jumlah penyalur
atau perantara yang dipekerjakan disetiap saluran distribusi, hal ini berkaitan
dengan seberapa luas produk yang dipasarkan di seluruh saluran distribusi.
Apabila barang yang dipasarkan merupakan barang konsumsi maka konsumen
akan berada disemua tempat sehingga pendistribusian yang dilakukan harus
menyebar dimana-mana.
Produk yang dipasarkan agar dapat memasuki pasar sasaran maka oleh
para pemasar digunakan alat atau instrukmen yang dikenal dengan “bauran
pemasaran ”Bauran pemasaran (marketing mix) adalah alat pemasaran yang
11
digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran dipasar sasaran, yang meliputi item
alat pemasaran yaitu “product, price, promotion, place”.
2.2.3 Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu
dibidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan
dijalankan untuk dapat tercapai tujuan pemasaran suatu perusahaan (Sofyan
Assauri, 2003 dalam Wati, 2013). Selanjutnya strategi pemasaran merupakan
rencana yang menjabarkan ekspektasi perusahaan akan dampak dari berbagai
aktivitas atau program pemasaran terhadap pemintaan produk atau lini produk
dipasar sasaran tertentu (Tjiptono dkk, 2008). Ada sembilan strategi pemasaran
yang dapat dijalankan dalam menghadapi sainggan melalui diferensiasi harga dan
mutu/kualitas produk yaitu:
a. Strategi Premium yaitu kualitas tinggi dan harga juga tinggi.
b. Strategi Penetrasi yaitu kualiatas tinggi dan harga sedang.
c. Strategi Super Bargain yaitu kualitas tinggi dan harga murah.
d. Strategi Overpricing yaitu kualiatas menengah dan harga tinggi.
e. Strategi Kualitas yaitu kualitas menengah dan harga sedang.
f. Strategi Bargain yaitu kualitas menengah dan harga murah.
g. Strategi Pukul dan Lari yaitu kualiatas rendah dan harga tinggi.
h. Strategi Barang Tiruan yaitu kualitas rendah dan harga sedang.
i. Strategi Barang-barang murah yaitu kualitas rendah dan harga murah.
Strategi pemasaran adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu
yang mengaitkan keungulan faktor internal pada strategi perusahaan dengan
12
tantangan dari lingkungan. Berbagai faktor eksternal yang ada kemudian
dirancang untuk memastikan bahan tujuan utama perusahaan dapat mencapai
melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan, sehingga dapat terhindar dari
serangan para pesaingnya.
Menurut Rangkuti (2009) mengklasifikasikan unsur-unsur utama
pemasaran kedalam tiga unsur utama, yaitu:
1. Unsur strategi persaingan unsur strategi persaingan terdiri dari:
a. Segmenting, yaitu tindakan mengidentifikasi dan membentuk
kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Masing-masing
segmen konsumen ini memiliki karakteristik, kebutuhan produk,
dan bauran pemasaran tersendiri.
b. Targeting, yaitu suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar
yang akan dimasuki dan ditujukan untuk pembeli.
c. Positioning, yaitu penetapan posisi pasar. Tujuan dari positioning
adalah untuk membangun dan mengkomunikasikan keunggulan
bersaing produk yang ada didalam pasar kebenak konsumen.
2. Unsur strategi pemasaran unsur dalam taktik pemasaran ada dua, yaitu:
a. Diferensiasi, yang berkaitan dengan cara membangun strategi
pemasaran dalam berbagai aspek diperusahaan. Kegiatan membangun
strategi pemasaran inilah yang membedakan diferensiasi yang
dilakukan oleh suatu perusahaan dengan perusahaan lain.
b. Bauran pemasaran, yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan
perusahaan yang terkait dengan produk, harga, promosi, dan tempat.
13
3. Unsur nilai pemasaran unsur nilai pemasaran dapat dikelompokkan
kedalam tiga hal, yaitu:
a. Merek (brand), yaitu nilai yang berkaitan dengan nama atau nilai
yang dimilikidan melekat pada suatu perusahaan.
b. Pelayanan (service), yaitu nilai yang berkaitan dengan pemberian
jasa pelayanan kepada konsumen.
c. Proses (process), yaitu nilai yang berkaitan dengan prinsip
perusahaan untuk membuat setiap karyawan terlibat dan memiliki
rasa tanggung jawab dalam proses memuaskan konsumen, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
2.4. Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan cara yang sistematis untuk
mengidentifikasikan faktor-faktor dan strategi yang menggambarkan kesesuaian
paling baik diantara berbagai alternatif strategi yang ada berdasarkan kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman. Mendefinisikan SWOT sebagai singkatan
dari kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness) internal suatu perusahaan,
serta peluang (opportunity) dan ancaman (threats) dalam lingkungan yang
dihadapi perusahaan (Rangkuti, 2009).
Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan
memaksimalkan kekuatan dan peluang, serta meminimalkan kelemahan dan
ancaman. Melalui analisis SWOT akan diperoleh beberapa alternatif strategi yang
kemudian akan dijabarkan menjadi beberapa rekomendasi program dalam
bentangan arsitektur strategi yang merupakan tahap akhir. Alat yang dipakai
untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah bentuk matrik SWOT
14
dan kuadran SWOT. Matrik ini dapat mengambarkan secara jelas bagaimana
peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahan dapat disesuaikan
dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilakn
empat set kemungkinan alternatif strategis. Matrik dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 1. Bentuk Matrik SWOT
INTERNAL
EKTERNAL
STRENGTHS (S)
Tentukan 5-10faktor-faktorkekuatan internal.
WEAKNESSES (W)
Tentukan 5-10faktor-faktorkelemahan internal
OPPORTUNIES (O)
Tentukan 5-10faktor-faktorpeluangeksternal
STRATEGI SO
Ciptakan strategi denganmenggunakan kekuatanuntuk meraih ataumemanfaatkan peluang
Meningkatnya penjualan bunga setiap tahun 0,087 3 0,261
Respons masyarakat yang baik 0,104 4 0,416
Lokasi penjualan yang strategis 0,093 4 0,372
Kualitas bunga hias yang lebih bagus daripesaing
0,109 3 0,327
Jumlah 1,836
ANCAMANKondisi bunga hias yang rentan terhadaphama danpenyakit
0,082 3 0,246
Lokasi usaha yang berdekatan 0,109 3 0,327
Kondisi tanaman berpengaruh terhadapcuaca
0,093 3 0,279
Naiknya harga BBM dan tarif listrik 0,115 2 0,230
Strategi usaha yang mudah ditiru 0,093 2 0,186
Jumlah 1,268
TOTAL BOBOT 1,000Sumber : Data diolah, 2016
38
Selisih antara peluang dan ancaman = nilai bobot rating peluang (O =
1,836) dikurangi dengan bobot rating ancaman (T = 1,268) sehingga diperoleh
hasil = 1,836 – 1,268= 0,568. Dikarenakan hasilnya adalah positif maka letaknya
berada pada peluang.
Tabel 8. IFAS Struktur Analisis SWOT Citra Bunga Garden
Faktor Strategi Internal Bobot Rating BxRKEKUATANUsaha sudah lama berdiri dan sudah sangatberpengalaman
0,116 4 0,464
Usaha dapat terus berkembang dan belum pernahmengalami kerugian
0,083 4 0,332
Modal usaha milik sendiri 0,116 4 0,464
Memiliki banyak jenis tanaman hias 0,083 3 0,249
Beberapa tanaman hias dibudidayakan sendiri 0,110 3 0,330
Jumlah 1,839
KELEMAHANSering mengalami pergantian karyawan 0,094 3 0,282
Lemahnya kegiatan promosi produk 0,105 2 0,210
Lokasi usaha bukan milik sendiri 0,094 3 0,282
Keuntungan usaha sangat sedikit 0,110 2 0,221
Lokasi usaha yang tidak tetap 0,088 2 0,176
Jumlah 1,171
TOTAL BOBOT 1,000Sumber : Data diolah, 2016
Selisih antara peluang dan ancaman = nilai bobot rating kekuatan (S =
1,839) dikurangi dengan bobot rating kelemahan (W = 1,171) sehingga diperoleh
hasil = S – W = 1,839– 1,171 = 0,668. Dikarenakan hasilnya adalah positif maka
letaknya berada pada kekuatan.
39
Setelah penentuan selisih antara peluang dan ancaman dan selisih antara
kekuatan dan kelemahan, selanjutnya menentukan kuadran posisi usaha Citra
Bunga Garden dengan membuat titik diagram dimana dari hasil EFAS dan IFAS
Posisi usaha Citra Bunga Garden tertuju pada posisi peluang dan kekuatan.Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar diagram berikut dibawah ini:
PELUANG
0,568
KEKUATAN KELEMAHAN0,668
ANCAMAN
Gambar 4. Posisi Usaha Citra Bunga Garden di Jalan Imam Bonjol DesaSeneboek Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh BaratBerdasarkan Analisis SWOT 2016
Dari Gambar 4, maka dapat diketahui bahwa posisi usaha Citra Bunga
Garden pada kuadran SWOT berada pada kuadran 1 (0,568 : 0,668), artinya posisi
usaha tersebut pada situasi yang sangat menguntungkan. Pasar tersebut memiliki
peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.
Dalam melakukan usaha Citra Bunga Garden strategi yang digunakan oleh
pemilik usaha adalah dengan cara menjual langsung tanaman bunga hias kepada
konsumen yaitu konsumen langsung membeli bunga hias ketempat produksi.
Posisi usaha Citra BungaGarden (0,568 : 0,668)
40
Keefektifan produksi dari produk yang diusahakan yaitu dengan
melakukan inovasi yang sesuai dengan produk tanaman hias yang diminati
konsumen. Tindakan yang harus dilakukan agar hal ini berjalan dengan baik yaitu
dengan berfokuskan pada kecepatan waktu dalam kualitas produk tanaman yang
selalu indah dan segar. Selain itu inovasi juga dapat dilakukan dengan membentuk
hubungan untuk pasar baru yang akan dimasuki perusahaan yaitu pertama, dengan
perkembangan segmen pasar baru dan peningkatan jumlah pasar. Memahami
konsumen ini lebih dimaksudkan dengan mengetahui kondisi kebutuhan
konsumen seperti apa sensitifitas konsumen terhadap produk kita dibandingkan
dengan produk lainnya. Untuk memperoleh pasar yang lebih besar pemilik usaha
Citra Bunga Garden dapat melakukan cara menjaga kualitas tanaman bunga hias
dengan baik sehinga usaha ini dapat terus berkembang untuk kedepannya.
41
Tabel 9. Diagram Matrik Formulasi SWOT
Faktor Internal
FaktorEksternal
Kekuatan/Strengtsh (S) Kelemahan/Weaknesses (W)
S1 usaha sudah lamaberdiri dan sudah sangatberpengalaman
S2 usaha dapat terusberkembang dan belumpernah mengalamikerugian