HMD Monica (406102005) KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hyaline Membrane Disease” ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam menjalankan kepanitraan Radiologi di RS Sumber Waras periode 24 Oktober – 26 November 2011. Hyaline Membrane Disease penyebab tersering dari gagal nafas pada bayi premature yang merupakan salah satu penyebab kematian pada bayi baru lahir. Karena itu, penulis menyadari betapa pentingnya mempelajari penyakit ini sehingga nantinya kita dapat mendiagnosa serta mengetahui penatalaksanaan dari penyakit ini. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada dr. Herman W. Hadiprodjo, Sp. Rad dan dr. Linda Supardi, Sp.Rad serta dr. Sophia Utami, Sp.Rad yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini, serta teman – teman yang telah memberikan dorongan semangat baik moral dan spiritual dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan berbagai kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata semoga makalah Kepaniteraan Klinik Radiologi Rumah Sakit Sumber Waras Page 1 Periode 24 Oktober s/d 26 November 2011 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
HMD Monica (406102005)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hyaline Membrane Disease” ini. Makalah ini
dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam menjalankan kepanitraan Radiologi di RS
Sumber Waras periode 24 Oktober – 26 November 2011.
Hyaline Membrane Disease penyebab tersering dari gagal nafas pada bayi premature
yang merupakan salah satu penyebab kematian pada bayi baru lahir. Karena itu, penulis
menyadari betapa pentingnya mempelajari penyakit ini sehingga nantinya kita dapat
mendiagnosa serta mengetahui penatalaksanaan dari penyakit ini.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada dr.
Herman W. Hadiprodjo, Sp. Rad dan dr. Linda Supardi, Sp.Rad serta dr. Sophia Utami,
Sp.Rad yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini, serta teman – teman
yang telah memberikan dorongan semangat baik moral dan spiritual dalam pembuatan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan berbagai kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata semoga
makalah ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Jakarta, 25 November 2011
Penulis
Kepaniteraan Klinik Radiologi
Rumah Sakit Sumber Waras Page 1
Periode 24 Oktober s/d 26 November 2011
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
HMD Monica (406102005)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... 1
DAFTAR ISI..................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 3
BAB II DEFINISI........................................................................................ 4
BAB III EPIDEMIOLOGI............................................................................ 4
BAB IV ETIOLOGI...................................................................................... 5
BAB V PATOFISIOLOGI.......................................................................... 6
BAB VI GEJALA KLINIK........................................................................... 8
BAB VII PEMERIKSAAN RADIOLOGI..................................................... 9
BAB VIII DIAGNOSIS................................................................................... 16
BAB IX PENATALAKSANAAN................................................................ 19
BAB X PENCEGAHAN............................................................................. 21
BAB XI KOMPLIKASI................................................................................ 21
BAB XII DIAGNOSA BANDING................................................................ 22
BAB XIV PROGNOSIS.................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 26
Kepaniteraan Klinik Radiologi
Rumah Sakit Sumber Waras Page 2
Periode 24 Oktober s/d 26 November 2011
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
HMD Monica (406102005)
Hyaline Membran Disease
I. PENDAHULUAN
Hyaline Membrane Disease sering ditemukan pada bayi prematur,
mempunyai kaitan yang sangat erat dengan faktor perkembangan paru. Angka
kejadian penyakit tersebut akan meningkat terutama apabila bayi tersebut lahir dari
ibu yang menderita gangguan perfusi darah uterus selama kehamilan. (1)
Hyaline Membrane Disease (HMD), juga dikenal sebagai respiratory distress
syndrome (RDS), adalah penyebab tersering dari gagal nafas pada bayi prematur,
khususnya yang lahir pada usia kehamilan 32 minggu. (17)
Hyaline Membrane Disease cenderung terjadi pada neonatus lebih muda dari
usia kehamilan 32 minggu dan berat kurang dari 1200 g. (16)
Hyaline Membrane Disease merupakan salah satu penyebab kematian pada
bayi baru lahir. Kurang lebih 30 % dari semua kematian pada neonatus disebabkan
oleh HMD atau komplikasinya. (17)
Pengenalan riwayat kehamilan, riwayat persalinan, serta intervensi dini dalam
pencegahan, diagnostik, dan penatalaksaan penderita dapat membantu menurunkan
angka kematian penyakit. (1)
HMD disebut juga Sindroma Gawat Nafas tipe 1, yaitu gawat napas pada bayi
kurang bulan yang terjadi segera atau beberapa saat setelah lahir, ditandai adanya
kesukaran bernafas, (pernafasan cuping hidung, tipe pernapasan dispnea / takipnea,
retraksi dada, dan sianosis) yang menetap atau menjadi progresif dalam 48 – 96 jam
pertama kehidupan dan pada pemeriksaan radiologis ditemukan pola retikulogranuler
yang uniform dan air bronchogram. (17)
Pengenalan surfaktan eksogen sebagai pencegahan dan terapi telah merubah
keadaan klinik dari penyakit dan menurunkan morbiditas dan mortalitas dari penyakit.(17)
Surfaktan biasanya didapatkan pada paru yang matur. Fungsi surfaktan untuk
menjaga agar kantong alveoli tetap berkembang dan berisi udara, sehingga pada bayi
prematur dimana surfaktan masih belum berkembang menyebabkan daya berkembang
paru kurang dan bayi akan mengalami sesak napas. Gejala tersebut biasanya tampak
segera setelah bayi lahir dan akan bertambah berat. (5,9,11)
Kepaniteraan Klinik Radiologi
Rumah Sakit Sumber Waras Page 3
Periode 24 Oktober s/d 26 November 2011
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
HMD Monica (406102005)
II. DEFINISI
HMD disebut juga Respiratory Distress Syndrome (RDS), hal ini adalah salah
satu problem dari bayi prematur menyebabkan bayi membutuhkan ekstra oksigen
untuk membantu hidupnya.(8)
Pada HMD dapat menyebabkan hipoksia yang menimbulkan kerusakan
endotel kapiler dan epitel duktus alveolus. Kerusakan ini menyebabkan terjadinya
transudasi ke dalam alveolus dan terbentuk fibrin. Fibrin bersama-sama dengan
jaringan epitel yang nekrotik membentuk suatu lapisan yang disebut membran hialin.(1)
HMD terdapat pada bayi kurang bulan yang terjadi segera atau beberapa saat
setelah lahir, ditandai adanya kesukaran bernafas, (pernafasan cuping hidung,
grunting, tipe pernapasan dispnea / takipnea, retraksi dada, dan sianosis) yang
menetap atau menjadi progresif dalam 48 – 96 jam pertama kehidupan. Penyebabnya
adalah kurangnya surfaktan. Gagal nafas dapat didiagnosa dengan analisis gas darah.
Edema sering didapatkan pada hari ke-2, disebabkan oleh retensi cairan dan
kebocoran kapiler. Diagnosa dapat dikonfirmasi dengan foto rontgen. Pada
pemeriksaan radiologist ditemukan pola retikulogranuler yang uniform, gambaran
ground glass appearance dan air bronchogram. Namun gambaran ini bukan
patognomonik HMD. (17)
III. EPIDEMIOLOGI
Penyakit ini sebenarnya sulit ditentukan karena diagnosis pasti hanya dapat
ditegakkan dengan otopsi. Angka kejadian penyakit ini mempunyai kaitan yang erat
dengan riwayat kehamilan dan persalinan. (1)
Hyaline Membrane Disease merupakan salah satu penyebab kematian pada
bayi baru lahir. Di US, RDS terjadi pada sekitar 40.000 bayi per tahun. Kurang lebih
30 % dari semua kematian pada neonatus disebabkan oleh HMD atau komplikasinya.(17)
HMD terutama terjadi pada bayi prematur. Insidensinya berbanding terbalik
dengan umur kehamilan dan berat badannya. HMD ini 60 – 80% terjadi pada bayi
yang umur kehamilannya kurang dari 28 minggu, 15 – 30% pada bayi antara 32 dan
36 minggu, 5% pada bayi lebih dari 37 minggu dan jarang pada bayi cukup bulan. (2,7)
Kepaniteraan Klinik Radiologi
Rumah Sakit Sumber Waras Page 4
Periode 24 Oktober s/d 26 November 2011
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
HMD Monica (406102005)
Kejadian penyakit akan meningkat pada bayi lahir kurang bulan (terutama
bayi dengan masa gestasi kurang dari 34 minggu), partus presipitatus yang menyertai
perdarahan ibu, asfiksia, atau ibu dengan diabetes. Demikian pula bayi pertama pada
kelahiran kembar cenderung menderita penyakit ini. Disamping itu terdapat beberapa
faktor kehamilan yang dianngap dapat menurunkan penyakit ini, antara lain ibu yang
mendapatkan pengobatan steroid saat hamil.(1)
IV. ETIOLOGI
Kegagalan mengembangkan functional residual capacity (FRC) dan
kecenderungan dari paru yang terkena untuk mengalami atelektasis berhubungan
dengan tingginya tegangan permukaan dan absennya phosphatydilglycerol,
phosphatydilinositol, phosphatydilserin, phosphatydilethanolamine dan
sphingomyelin.
Pembentukan surfaktan dipengaruhi pH normal, suhu dan perfusi. Asfiksia,
hipoksemia, dan iskemia pulmonal; yang terjadi akibat hipovolemia, hipotensi dan
stress dingin; menghambat pembentukan surfaktan. Epitel yang melapisi paru-paru
juga dapat rusak akibat konsentrasi oksigen yang tinggi dan efek pengaturan respirasi,
mengakibatkan semakin berkurangnya surfaktan. (17)
Kelainan dianggap terjadi karena faktor pertumbuhan atau pematangan paru
yang belum sempurna antara lain : bayi prematur, terutama bila ibu menderita
gangguan perfusi darah uterus selama kehamilan, misalnya ibu dengan : (7,12)
1. Diabetes
2. Toxemia
3. Hipotensi
4. SC
5. Perdarahan antepartum.
6. Sebelumnya melahirkan bayi dengan HMD.
Penyakit membran hialin diperberat dengan : (4,8)
1. Asfiksia pada perinatal
2. Hipotensi
3. Infeksi
4. Bayi kembar.
Kepaniteraan Klinik Radiologi
Rumah Sakit Sumber Waras Page 5
Periode 24 Oktober s/d 26 November 2011
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
HMD Monica (406102005)
V. PATOFISIOLOGI
Sampai saat ini HMD dianggap terjadi kaena defisiensi pembentukan zat
surfaktan pada paru bayi yang belum matang. Surfaktan adalah zat yang berperan
dalam pengembangan paru dan merupakan suatu kompleks yang terdiri dari dipalmitil
fosfatidilkolin (lesitin), fosfatidil gliserol, apoprotein, kolesterol. Senyawa utama zat
tersebut adalah lesitin yang mulai dibentuk pada umur kehamilan 22 – 24 minggu dan
berjumlah cukup untuk berfungsi normal setelah minggu ke 35. (7,8)
Agen aktif ini dilepaskan ke dalam alveolus untuk mengurangi tegangan
permukaan dan membantu mempertahankan stabilitas alveolus dengan jalan
mencegah kolapsnya ruang udara kecil pada akhir ekspirasi. Namun karena adanya
imaturitas, jumlah yang dihasilkan atau dilepaskan mungkin tidak cukup memenuhi
kebutuhan pasca lahir. (7)
Alveolus akan kembali kolaps setiap akhir ekspirasi sehingga untuk
pernafasan berikutnya dibutuhkan tekanan negatif intratoraks yang lebih besar yang
disertai usaha inspirasi yang lebih kuat.
Kolaps paru ini akan menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga terjadi
hipoksia, retensi CO2 dan asidosis. Hipoksia akan menimbulkan :
1. oksigenasi jaringan menurun, sehingga akan terjadi metabolisme
anaerobik dengan penimbunan asam laktat dan asam organik lainnya
yang menyebabkan terjadinya asidosis metabolik pada bayi,
2. kerusakan endotel kapiler dan epitel duktus alveoli dan terbentuknya
fibrin dan selanjutnya fibrin bersama-sama dengan jaringan epitel yang
nekrotik membentuk suatu lapisan yang disebut membran hialin.
Asidosis dan atelektasis juga menyebabkan terganggunya sirkulasi darah dari
dan ke jantung. Demikian pula aliran darah paru akan menurun dan hal ini akan