Laporan Praktikum kimia Analitik II TITRASI POTENSIOMETRI Tanggal percobaan : 25 Februari 2015 Tanggal Pengumpulan : 18 Maret 2015 Anggota : Agung Septianto Ajeng Randita P. Humaira Virda Ayuni Sesi : 2.A Kelas : IV. A Kelompok 7 KIMIA Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Laporan Praktikum kimia Analitik II
TITRASI POTENSIOMETRI
Tanggal percobaan : 25 Februari 2015
Tanggal Pengumpulan : 18 Maret 2015
Anggota :
Agung Septianto
Ajeng Randita P.
Humaira Virda Ayuni
Sesi : 2.A
Kelas : IV. A
Kelompok 7
KIMIA
Fakultas Sains dan TeknologiUniversitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung
Percobaan ke: 3 Tanggal percobaan : 25 Februari 2015
Tanggal Pengumpulan : 18 Maret 2015
Titrasi Potensiometri
1. Tujuan: - Mempelajari prinsip analisis dengan metode titrasi potensiometri
- Menentukan kadar NaHCO3 dan Na2CO3 dalam soda kue
- Menetukan konsentrasi HCl
- Menentuakan kurva titrasi standarisasi dan kadar Na2CO3 dan NaHCO3
- Menentukan titik ekuivalen dari grafik
2. Dasar Teori
Suatu eksperimen dapat diukur dengan menggunakan dua metode yaitu, pertama
(potensiometri langsung) yaitu pengukuran tunggal terhadap potensial dari suatu
aktivitas ion yang diamati, hal ini terutama diterapkan dalam pengukuran pH larutan air.
Kedua (titrasi langsung), ion dapat dititrasi dan potensialnya diukur sebagai fungsi
volume titran. Potensial sel, diukur sehingga dapat digunakan untuk menentukan titik
ekuivalen. Suatu petensial sel galvani bergantung pada aktifitas spesies ion tertentu
dalam larutan sel, pengukuran potensial sel menjadi penting dalam banyak analisis
kimia (Basset, 1994).
Metode potensiometri didasarkan atas pengukuran selisih atau beda potensial
antara dua buah electrode yang tercelup dalam larutan. Proses titrasi potensiometri dapat
dilakukan dengan bantuan elektroda indikator dan elektroda pembanding yang sesuai.
Dengan demikian, kurva titrasi yang diperoleh dengan menggambarkan grafik potensial
terhadap volume pentiter yang ditambahkan, mempunyai kenaikan yang tajam di sekitar
titik kesetaraan. Dari grafik itu dapat diperkirakan titik akhir titrasi. Cara potensiometri
ini bermanfaat bila tidak ada indikator yang cocok untuk menentukan titik akhir titrasi,
misalnya dalam hal larutan keruh atau bila daerah kesetaran sangat pendek dan tidak
cocok untuk penetapan titik akhir titrasi dengan indikator (Rivai, 1995).
Salah satu aplikasi metode potensimetri adalah titrasi potensiometri dimana
larutan sampel dititrasi dengan larutan baku penitrasi kedalam larutan sampel
dicelupkan elektroda indicator dan pembanding. Selisih potensial antara kedua elektroda
diamati selama titrasi . kurva titrasi dihasilkan dengan jalan mengalurkan harga
potensial / pH terhadap volume.
Titik akhir dalam titrasi potensiometri dapat dideteksi dengan menetapkan
volume pada mana terjadi perubahan potensial yang relatif besar ketika ditambahkan
titran. Dalam titrasi secara manual, potensial diukur setelah penambahan titran secara
berurutan, dan hasil pengamatan digambarkan pada suatu kertas grafik terhadap volum
titran untuk diperoleh suatu kurva titrasi. Dalam banyak hal, suatu potensiometer
sederhana dapat digunakan, namun jika tersangkut elektroda gelas, maka akan
digunakan pH meter khusus. Karena pH meter ini telah menjadi demikian biasa, maka
pH meter ini dipergunakan untuk semua jenis titrasi, bahkan apabila penggunaannya
tidak diwajibkan (Basset, 1994).
Potensial dalam titrasi potensiometri dapat diukur sesudah penambahan
sejumlah kecil volume titran secara berturut-turut atau secara kontinu dengan perangkat
automatik. Presisi dapat dipertinggi dengan sel konsentrasi. Elektroda indikator yang
digunakan dalam titrasi potensiometri tentu saja akan bergantung pada macam reaksi
yang sedang diselidiki. Jadi untuk suatu titrasi asam basa, elektroda indikator dapat
berupa elektroda hidrogen atau sesuatu elektroda lain yang peka akan ion hidrogen,
untuk titrasi pengendapan halida dengan perak nitrat, atau perak dengan klorida akan
digunakan elektroda perak, dan untuk titrasi redoks (misalnya, besi(II)) dengan
dikromat digunakan kawat platinum semata-mata sebagai elektroda redoks (Khopkar,
1990).
Persamaan Nernst memberikan hubungan antara potensial relatif suatu elektroda
dan konsentrasi spesies ioniknya yang sesuai dalam larutan. Potensiometri merupakan
aplikasi langsung dari persaman Nernst dengan cara pengukuran potensial dua elektroda
tidak terpolarisasi pada kondisi arus nol. Dengan pengukuran pengukuran potensial
reversibel suatu elektroda, maka perhitungan aktivitas atau konsentrasi suatu komponen
dapat dilakukan (Rivai, 1995).
Gambar Susunan Alat potensiometriosusuna
Akuades: Akuades juga biasa disebut dengan air. Jika akuades mengenai mata,
kulit, tertelan, atau juga terhisap, tidak menimbulkan gejala serius atau tidak berbahaya.
Namun jika terjadi iritasi segera dibawa ke pihak medis (Anonim, 2012).
Larutan NaOH: Kontak dengan kulit menyebabkan iritasi, gatal, panas.
Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah bilas daerah kulit yang terkena
kontak natriun hidroksida menggunakan air bersih mengalir minimal 15 menit. Kontak
dengan mata menyebabkan iritasi, gatal, kemerahan, dan perih. Tindakan pertolongan
yang harus dilakukan adalah cuci mata dengan air bersih minimal 15 menit dengan
sesekali mata diangkat dan ditutup. Bila terhirup dapat menyebabkan iritasi saluran
pernafasan, batuk dan dada sesak. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah
memberikan udara segar atau nafas buatan. Konsumsi dalam jumlah besar akan
membahayakan janin, terbakar di mulut dan tenggrokan, nyeri di dada, muntah-muntah
dan tekanan darah rendah. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah diberikan
beberapa gelas air atau susu(Anonim, 2012).
Larutan HCl: Kontak dengan kulit menyebabkan luka bakar dan dermatis.
Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah bilas daerah kulit yang terkena
kontak asam klorida menggunakan air bersih mengalir minimal 15 menit dan segera
lepaskan pakaian yang terkontaminasi. Kontak dengan mata menyebabkan iritasi
bahkan dapat menyebabkan kebutaan. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan
adalah cuci mata dengan air bersih minimal 15 menit dengan sesekali mata diangkat dan
ditutup. Bila terhirup dapat menyebabkan bronchitis kronis. Tindakan pertolongan yang
harus dilakukan adalah dipindahkan ketempat yang cukup udara, diberikan nafas buatan
atau oksigen. Jika tertelan akan menyebabkan luka bakar pada membrane mukosa di
mulut dan esophagus. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah diberikan
beberapa gelas air atau susu (Anonim, 2012).
Soda Kue : Kontak dengan kulit tidak dianggap sebagai bahaya dengan
penggunaan laboratorium normal. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan
adalah Lepaskan pakaian yang terkontaminasi. Segera cuci kulit dengan air dan sabun
yang lembut. Carilah saran medis jika terjadi iritasi. Tunjukkan MSDS untuk praktisi
medis. Kontak dengan mata menyebabkan iritasi jaringan mata. Tindakan pertolongan
yang harus dilakukan adalah Segera menahan kelopak mata terbuka dan dibasuh
dengan air selama minimal 15 menit. Segera dapatkan bantuan medisdan tunjukkan
MSDS untuk praktisi medis. Bila terhirup tidak dianggap sebagai bahaya dengan
penggunaan laboratorium normal. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah
memberikan udara segar atau nafas buatan jika diperlukan. Jika tertelan dapat
menyebabkan iritasi pada sistem lambung dengan gejala mual, muntah, kram, dan diare.
Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah diberikan beberapa gelas air atau
susu. Segera dapatkan bantuan medisdan tunjukkan MSDS untuk praktisi medis
(Anonim, 2012).
Buffer pH 4 : Kontak dengan kulit menyebabkan iritasi. Tindakan pertolongan
yang harus dilakukan adalah bilas daerah kulit yang terkena kontak natriun hidroksida
menggunakan air bersih mengalir minimal 15 menit. Kontak dengan
mata menyebabkan iritasi. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah cuci
mata dengan air bersih minimal 15 menit dengan sesekali mata diangkat dan
ditutup. Bila terhirup dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan. Tindakan
pertolongan yang harus dilakukan adalah memberikan udara segar atau nafas
buatan. Jika tertelan akan menyebabkan iritasi saluran tenggorokan. Tindakan
pertolongan yang harus dilakukan adalah diberikan beberapa gelas air atau
susu (Anonim, 2012).
Buffer pH 7 : Kontak dengan kulit, mata, tertelan, dan terhirup tidak dianggap
sebagai bahaya dengan penggunaan laboratorium normal. Tindakan pertolongan yang
harus dilakukan adalah setelah kontak debagn kulit dicuci dengan air yang banyak dan
lepaskan pakaian yang terkontaminasi. Setelah kontak dengan mata dibilas dengan air
yang banyak dengan kelopak mata terbuka lebar. Setelah terhirup sebaiknya langsung
menambil udara segar. Setelah tertelan diberi air minum paling banyak dua gelas dan
konsultasikan ke dokter jika merasa tidak sehat (Anonim, 2012).
3. Alat dan bahan
Alat Ukuran Jumlah
Elektroda pH - 1buah
pH meter - 1buah
Stirrer Magnetik - 1buah
Anak stirrer - 1buah
Gelas kimia 150 mL 2buah
Buret 50 mL 1buah
Botol semprot - 1buah
Pipet volum 10 mL 1buah
Neraca analitik - 1buah
Nama Bahan Ukuran Jumlah
Buffer pH 4 25 mL
Buffer pH 7 25 mL
Soda Kue - 0,3 gram
Aquades - 1000 mL
Larutan Baku NaOH 0,1 M 100 mL
Larutan KCl 0.1 M 25 mL
Larutan HCl Baku 0.1 M 250 mL
4. Cara Kerja
a. Standarisasi larutan NaOH
Padatan NaOH ditimbang sebanyak 0,4 gram dan dimasukkan kedalam labu
ukur 100 mL dan ditambahkan aquades sampai 100 mL. Larutan NaOH 0,1 M
dimasukkan dalam buret.
Padatan asam oksalat ditimbang sebanyak 1,2608 gram dan dimasukkan dalam
labu ukur 100 mL. Larutan asam oksalat 0.1 M di pipet 10 mL dan dimasukkan
dalam erlenmeyer 250 mL dan ditambahkan 3 tetes indikator pp (fenolftalein)
kemudian di titrasi dengn larutan NaOH sampai warnanya menjadi merah muda.
b. Kalibrasi pH Meter
Elektroda gelas yang digunakan pada pengukuran pH direndam dalam larutan
KCl 0.1 M minimal 1 hari sebelum digunakan. pH meter dikalibrasi
menggunakan larutan buffer pH 4 dan 7. Pertama pH meter dalam larutan KCl
dilihat pHnya jika sudah tepat pH meter dibilas dengan aquades dan dikeringkan
kemudian dimasukkan dalam larutan buffer pH 4 dan dilihat pH jika sudah
sesuai dibilas kembali dengan larutan aquades kemudian di keringkan. Setelah
dikeringkan dimasukkan dalam larutan buffer pH 7 jika sudah sesuai bilas dan
keringkan dan pH meter bisa digunakan.
c. Standarisasi larutan HCl
Larutan NaOH sebanyak 10 mL dipipet dan dimasukkan dalam gelas kimia 150
ml. Gelas kimia diletakkan diatas stirrer magnetik dan dimasukkan anak
stirrernya. Kemudian setelah anak stirer berputar larutan NaOH dititrasi dengan
larutan HCl 0.1 M per 0.5 mL sambil dilakukan pengukuran pH menggunakan
pH Meter. Pengukuran dilakukan sampai penurunan pH stabil (relatif kecil).
Hasil dari titrasi digambarkan dalam grafik dan ditentukan titik ekivalennya.
d. Penentuan Soda kue
Padatan soda kue ditimbang sebangyak 0,3 gram dan ditempatkan dalam gelas
kimia 150 mL. Aquades ditambahkan sebanyak 30 mL . Gelas kimia diletakkan
diatas stirrer magnetik dan dimasukkan anak stirrernya. Kemudian diaduk
dengan stirrer magnetik sampai semua sampel larut. larutan soda kue dititrasi
dengan larutan HCl 0.1 M per 0.5 mL sambil dilakukan pengukuran pH
menggunakan pH Meter. Pengukuran dilakukan sampai penurunan pH stabil
(relatif kecil). Hasil dari titrasi digambarkan dalam grafik dan ditentukan titik
ekivalennya. Kadar NaHCO3 dan Na2CO3 dalam soda kue dapat ditentukan.
5. Sifat Fisik dan Kimia
Zat / Senyawa Sifat Fisika dan Kimia
HCl Massa Molar: 36,46 g/mol
Penampilan: cairan tak berwarna sampai kuning pucat
Densitas: 1,18 g/cm3
Kelarutan dalam air: tercampur penuh
Titik didih: 1100C
Titik Lebur: -27,320C
HCl akan berasap jika diuadara terbuka, gas HCl berwarna
kuning kehijauan dan berbau. Dapat larut dalam alkali
hidroksida, kloroform, eter. Merupakan oksidator kuat.
Racun bagi pernafasan.
NaOH Keadaan fisik dan penampilan: solid
Aroma: berbau
Berat Molekul: 40 g/mol
Warna: putih
Titik didih: 13880C
Titik leleh: 3230C
Spesifik gravity: 2,13 (air=1)
Kelarutan: mudah larut dalam air dingin
Natrium karbonat Rumus molekul: Na2CO3
Bentuk : Kristal dan higrokopis
Warna: putih
Titik lebur 00C = 71 g/100 g H2O
Densitas 200C = 2,533 g/mL
Kapasitas panas 850C = 26,41 C/g mol 0C
Asam Oksalat Rumus molekul: H2C2O4
Nama sistematis: asam etadioat
Asam organikyang relative kuat
Massa molar : 90,30 g/mol
Penampilan: kristal putih
Densitas: 1,90 g/ cm3
Kelarutan dalam air: 90 g/dm3 pada suhu 200C
Keasaman (pKa)= 1,38-4,28
Titik nyala :1660C
Natrium bikarbonat Rumus molekul : NaHCO3
Nama lain: soda kue
Bentuk: serbuk Kristal
Sifatnya : mudah larut dalam air
Bau : Tidak berbau
Dalam larutan sedikit keruh sampai bening
Kalium klorida Keadaan fisik dan penampilan : solid
Bau : berbau
Rasanya: garam
Berat molekul: 74,55 g/mol
Warna ; putih
Titik didih : 14200C
Titik lebur : 7700C
Spesifik grafity : 1,987 (air=1)
Property disperse: lihat kelarutan dalam air
Kelarutan: larut dalam air dingin, air panas, sangat sangat
sedikit larut dalam methanol, n-oktanol
6. Perlakuan dan Hasil Pengamatan
Perlakuan Hasil pengamatan
a) Standarisasi larutan NaOH dengan
asam oksalat
Padatan asam oksalat + aquades Padatan oksalat berwarna putih1,2608 g
dilarutkan dalam aquades tidak berwarna
menghasilkan larutan tidak berwarna.
Padatan NaOH + aquades Padatan NaOH berwarna putih
berbentuk bongkahan Kristal yang
dilarutkan dalam aquades tidak berwarna
menghasilkan larutan tidak berwarna.
Larutan oksalat 10 mL + indikator pp Larutan oksalat tidak berwarna ditambah
indikator pp tidak berwarna,
menghasilkan larutan tidak berwarna
(asam)
Larutan titrat dititrasi dengan larutan
NaOH
Larutan menjadi berwarna merah muda
(basa).
b). kalibrasi pH Meter
larutan KCl dalam gelas kimia
didalamnya pH meter
Larutan KCl tidak berwarna , ph Meter
menunjukan angka 5,9
pH meter dibilas dan direndam dalam Pada buffer pH 4 pH meter menunjukan
buffer pH 4 dan 7 angka 4 dan pada buffer pH 7 pH meter