MAKALAH SUMBER-SUMBER HUKUM ADMINISTRASI NEGARA Disusun oleh : Rumenta Aprina Situmorang Nim : 1111143040 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA (UNTIRTA) TAHUN AJARAN 2015
MAKALAH
SUMBER-SUMBER HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
Disusun oleh : Rumenta Aprina Situmorang
Nim : 1111143040
FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA (UNTIRTA)
TAHUN AJARAN 2015
KATA PENGANTAR
Penyusun mengucap puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan karunianya penyusun dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “SUMBER-SUMBER HUKUM ADMINISTRASI NEGARA” untuk
memenuhi tugas matakuliah Hukum Administrasi Negara dengan baik.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada Dosen Hukum Administrasi
Negara yang telah membantu dan membimbing penyusun dalam proses
pembuatan makalah ini dan juga kepada teman-teman mahasiswa yang telah
berkontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan
makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penyusun pada khususnya. Seperti pepatah yang
mengungkapkan bahwa “Tiada gading yang tak retak” demikian pula dengan
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan untuk
itu penyusun mengharapkan saran dan kritik dari pembaca terutama dosen
pembimbing mata kuliah Hukum Administrasi Negara yang bersifat
membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan.
Akhir kata penyusun mengucapkan terimakasih.
Serang, April 2015
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………......................................i
DAFTAR ISI……………………………………………………………............................….................iiBAB I PENDAHULUAN....................................................11.1. Latar belakang..................................................1
1.2. Rumusan Masalah.................................................1
1.3. Tujuan Penulisan................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................2
2.1. Pengertian Hukum Administrasi Negara
...........................................................................
..........2
2.2. Sumber-sumber Hukum Administrasi
Negara.....................................................................
.........4
BAB III PENUTUP......................................................9
3.1. Kesimpulan.....................................................9
3.2. Saran..........................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANGIstilah Hukum Administrasi Negara berasal dari bahasa Belanda
Administratiefrecht, Administrative Law (Inggris), Droit Administratief
(Perancis), atau Verwaltungsrecht (Jerman). Alasan penggunaan istilah
Hukum Administrasi Negara ini adalah bahwa Hukum Administrasi
Negara merupakan istilah yang luas pengertiannya sehingga membuka
kemungkinan ke arah pengembangan yang sesuai dengan perkembangan
dan kemajuan negara Republik Indonesia ke depan. Hukum
Administrasi Negara sebagai salah satu bidang ilmu pengetahuan
hukum; dan oleh karena hukum itu sukar dirumuskan dalam suatu
definisi yang tepat, maka demikian pula halnya dengan Hukum
Administrasi Negara juga sukar diadakan suatu perumusan yang
sesuai dan tepat.
Mengenai Hukum Administrasi Negara para sarjana hukum di negeri
Belanda selalu berpegang pada paham Thorbecke, beliau dikenal
sebagai Bapak Sistematik Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi
Negara. Adapun salah satu muridnya adalah Oppenheim, yang juga
memiliki murid Mr. C. Van Vollenhoven. Thorbecke menulis buku yang
berjudul Aantekeningen op de Grondwet (Catatan atas undang-undang
dasar) yang pada pokoknya isi buku ini mengkritik kebijaksanaan
Raja Belanda Willem I, Thorbecke adalah orang yang pertama kali
mengadakan organisasi pemerintahan atau mengadakan sistem
pemerintahan di Belanda, dimana pada saat itu Raja Willem I
memerintah menurut kehendaknya sendiri pemerintahan di Den Haag,
membentuk dan mengubah kementerian-kementerian menurut orang-orang
dalam pemerintahan. Sehingga dengan demikian perlu diketahui
1
mengenai pengertian serta sumber-sumber dari hukum administrasi
negara tersebut.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari makalah kami adalah :
a. Apa pengertian Hukum Administrasi Negara?
b. Apa saja Sumber-sumber Hukum Administrasi Negara?
1.3 TUJUAN PEMBAHASAN Adapun Tujuan pembuatan Makalah Ini adalah :
a. Mengetahui pengertian Hukum Administrasi Negara
b. Megetahui Sumber-sumber Hukum Administrasi Negara.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hukum Administrasi NegaraPada dasarnya sangat sulit untuk dapat memberikan definisi
Hukum Administrasi Negara, khususnya suatu definisi yang dapat
diterima oleh semua pihak, mengingat Ilmu Hukum Administrasi Negara
sangat luas dan terus berkembang mengikuti arah
pengolahan/penyelenggaraan suatu Negara. Namun sebagai pegangan
dapat diberikan beberapa definisi dari para Ahli sebagai berikut:
1. Oppen Hein mengatakan “ Hukum Administrasi Negara adalah sebagai suatu
gabungan ketentuan-ketentuan yang mengikat badan-badan yang tinggi maupun rendah
apabila badan-badan itu menggunakan wewenagnya yang telah diberikan kepadanya oleh
Hukum Tata Negara.”
2
2. J.H.P. Beltefroid mengatakan “ Hukum Administrasi Negara adalah keseluruhan
aturan-aturan tentang cara bagaimana alat-alat pemerintahan dan badan-badan
kenegaraan dan majelis-majelis pengadilan tata usaha hendak memenuhi tugasnya.”
3. Logemann mengatakan “ Hukum Administrasi Negara adalah seperangkat dari norma-
norma yang menguji hubungan Hukum Istimewa yang diadakan untuk memungkinkan para
pejabat administrasi Negara melakukan tugas mereka yang khusus.”
4. De La Bascecoir Anan mengatakan “ Hukum Administrasi Negara adalah
himpunan peraturan-peraturan tertentu yang menjadi sebab Negara berfungsi/ bereaksi
dan peraturan-peraturan itu mengatur hubungan-hubungan antara warga Negara dengan
pemerintah.”
5. L.J. Van Apeldoorn mengatakan “ Hukum Administrasi Negara adalah
keseluruhan aturan yang hendaknya diperhatikan oleh para pendukung kekuasaan
penguasa yang diserahi tugas pemerintahan itu.”
6. A.A.H. Strungken mengatakan “ Hukum Administarsi Negara adalah aturanaturan
yang menguasai tiap-tiap cabang kegiatan penguasa sendiri.”
7. J.P. Hooykaas mengatakan “Hukum Administarsi Negara adalah ketentuan –
ketentuan mengenai campur tangan dan alat-alat perlengkapan Negara dalam lingkungan
swasta. ”
8. Sir. W. Ivor Jennings mengatakan “Hukum Administarsi Negara adalah hukum
yang berhubungan dengan Administrasi Negara, hukum ini menentukan organisasi
kekuasaan dan tugas-tugas dari pejabat-pejabat administrasi.”
9. Marcel Waline mengatakan “Hukum Administarsi Negara adalah keseluruhan
aturan-aturan yang menguasai kegiataan-kegiatan alat-alat perlengkapan Negara yang
bukan alat perlengkapan perundang-undangan atau kekuasaan kehakiman menentukan
luas dan batas-batas kekuasaan alat-alat perlengkapan tersebut, baik terhadap warga
masyarakat maupun antara alat-alat perlengkapan itu sendiri, atau pula keseluruhan
aturan-aturan yang menegaskan dengan syarat-syarat bagaimana badan-badan tata usaha
3
negara/ administrasi memperoleh hak-hak dan membebankan kewajiban-kewajiban
kepada para warga masyarakat dengan peraturan alat-alat perlengkapannya guna
kepentingan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan umum.”
10. E.Utrecht, Hukum administrasi negara adalah gabunagan dari jabatan-jabatan
aparat alat administrasi negara yang di bawah pimpinan pemerintah melakukan sebagian
pekerjaan pemerintah, fungsi administarasi yang tidak di tugas kan kepada badan-badan
peradilan, badan legislatif,dan yang lebih rendah negara ( sebagai badan hukum tertinggi)
(yaitu badan pemerintah dari persekutuan hukum daerah swatantra tingkat I,II, dan III dan
daerah istimewa yang masing-masing di beri kekuasaaan untuk dan berdasarkan inisiatif
sendiri untuk memerintah sendiri daerahnya.
11. Prajudi Atmosudirdjo mengatakan “Hukum Administarsi Negara adalah hukum
mengenai operasi dan pengendalian dari kekuasaan-kekuasaan administrasi atau
pengawasan terhadap penguasa-penguasa administrasi.”
12. Bachsan Mustofa mengatakan “Hukum Administarsi Negara adalah sebagai
gabungan jabatan-jabatan yang dibentuk dan disusun secara bertingkat yang diserahi
tugas melakukan sebagian dari pekerjaan pemerintaha dalam arti luas yang tidak
diserahkan pada badan-badan pembuat undang-undang dan badan – badan kehakiman.
13. Van Vollenhoven mengemukakan bahwa; “Hukum Administrasi Negara adalah suatu
gabungan ketentuan-ketentuan yang mengikat badan-badan yang tinggi maupun yang
rendah apabila badan-badan itu menggunakan wewenangnya yang telah diberikan
kepadanya oleh Hukum Tata Negara.”
14. Prof. F.J.A. Huart, menyebut Hukum administrasi negara sebagai hukum
tatausaha adalah aturan-aturan yang menguasai tiap-tiap cabang
kegiatan penguasa sendiri-sendiri.
15. W.F.Prins, Hukum administrasi negara adalah pembatasan kebebasan
kepada pemerintah, jadi merupaakan jaminan bagi mereka yang harus
taat kepada pemerintah.
4
16. Mr.J.P. Hooykaas, menyebut Hukum administrasi negara sebagai hukum
tatausahA ialah lapangan-antara yakni antara hukum perdata dan hukum
tata negara – yang isisnya adalah ketentuan-ketentuan mengenai
campur-tangan negara dan alat-alat perlengkapan negara dalam
lingkungan swasta.
17. Djokosutono, Hukum administrasi negara adalah hukum yang mengatur
tentang hubungan-hubungan hukum antara jabatan-jabatan dalam negara
dengan warga masyarakat.
18. Prof. A.A.H. Struychen, menyebut Hukum administrasi negara sebagai
“ hukum tata usaha mencakup aturan-aturan tentang cara-cara
bagaimana alat –alat perlengkapan pengusaha hendaknya memenuhi
tugasnya.
19. J.B.J.M. Ten Berge ,mengatakan bahwa “Bestuursrecht is nauvo
verbonden met overheidsgezag en overheidszorg. Daar waar
‘overheidsgezag en overheidszorg’ warden uitgeoefend, onstaat
bestuursrecht” (hukum administrasi negara berkaitan erat dengan
kekuasaan dan kegiatan penguasa. Karena kekuasaan dan kegiatan
penguasa itu dilaksanakan, lahirlah hukum administrasi negara).
20. J.M. Baron De Gerando, Hukum administrasi negara adalah peraturan-
peraturan yang mengatur hubungan timbal balik antara antara
pemerintah dan rakyat.
21. R. Abdoel Djamali, Hukum administrasi negara adalah peraturan
hukum yang mengatur administrasi, yaitu hubungan antara warga negara
dan pemerintahnya yang menjadi sebab hingga negara itu berfungsi.
22. Kusumadi Poedjosewojo, Hukum administrasi negara adalah
keseluruhan aturan hukum yang mengatur bagaimana negara sebagai
penguasa menjalankan usaha-usaha untuk memenuhi tugasnya.
5
23. Van Wijk –Konijnenbelt, Hukum administrasi negara adalah
instrument yuridis bagi penguasaa untuk secara aktif terlibat dengan
masyarakat,dan pada posisi lain hukum administrasi negara merupakan
hukum yang memungkinkan anggoata masyarakat mempengaruhi penguasa
dan memeberikan perlindungan terhadap penguasa.
Dari pengertian Hukum Administrasi Negara yang disampaikan oleh
beberapa para ahli di atas jelaslah bahwa bidang hukum administrasi
Negara sangatlah luas, banyak segi dan macam ragamnya. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa Hukum Administarsi Negara adalah
Hukum mengenai pemerintah/Eksekutif didalam kedudukannya, tugas-
tuganya, fungsi dan wewenangnya sebagai Administrator Negara.
2.2 Sumber-sumber Hukum Administrasi NegaraYang dimaksudkan dengan sumber hukum adalah segala sesuatu yang
dapat menimbulkan aturan hukum serta tempat diketemukannya hukum.
Dalam Hukum Administrasi Negara terdapat dua sumber hukum,
yaitu sumber hukum materiil dan sumber hukum formil.
Sumber hukum materiil Hukum Administrasi Negara
Sumber hukum materiil Hukum Administrasi Negara adalah meliputi
faktor-faktor yang ikut mempengaruhi isi/materi dari aturan-
aturan hukum. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Sejarah/historis :
a. UU dan sistem hukum tertulis yang berlaku pada masa
lampau di suatu tempat.
b. Dokumen-dokumen; surat-surat serta keterangan lain dari
masa lampau. UU dan system hukum tertulis yang berlaku pada masa
lampau lebih penting bila dibandingkan dengan dokumen serta
6
surat-surat dan keterangan lain pada masa lampau sebab UU dan
system hukum tertulis itulah yang merupakan hukum yang betul-
betul. Sedangkan dokumen, surat-surat dan keterangan lain hanya
bersifat mengenalkan hukum yang berlaku pada masa lampau.
2. Sosiologis/Antropologis
Menyoroti lembaga-lembaga sosial sehingga dapat diketahui apa
yang dirasakan sebagai hukum oleh lembaga-lembaga itu.
Berdasarkan pengetahuan dari lembaga-lembaga sosial itu dapat
dibuat materi hukum yang sesuai dengan kenyataan-kenyataan yang
ada dalam masyarakat. Dengan kata lain secara sosiologis, sumber
hukum adalah faktor-faktor dalam masyarakat yang ikut menentukan
materi hukum positif. Antara lain : pandangan ekonomis, agamis
dan psikologis.
3. Filosofis
Ada 2 faktor penting yang dapat menjadi sumber hukum secara
filosofis :
a. Karena hukum itu dimaksudkan antara lain untuk
menciptakan keadilan maka hal-hal yang secara filosofis dianggap
adil dijadikan pula sebagai sumber hukum materiil.
b. Faktor-faktor yang mendorong orang tunduk pada hukum.
Oleh karena hukum diciptakan untuk ditaati maka seluruh faktor
yang dapat mendukung seseorang taat pada hukum harus diperhatikan
dalam pembuatan aturan hukum positif, di antaranya adalah faktor
kekuasaan penguasa dan kesadaran hukum masyarakat.
Sumber hukum formil hukum administrasi negara
7
Sumber hukum formil adalah sumber hukum materiil yang sudah
dibentuk melalui proses-proses tertentu, sehingga sumber hukum
tadi menjadi berlaku umum dan ditaati berlakunya oleh umum. Ada
beberapa sumber hukum formil Hukum Administrasi Negara :
a. Undang-Undang
Undang-undang yang dimaksudkan sebagai sumber hukum formil HAN
adalah Undang-undang dalam arti materiil atau UU dalam arti yang
luas. Buys menyatakan bahwa yang dimaksud dengan UU dalam arti
materiil adalah setiap keputusan pemerintah yang berdasarkan
materinya mengikat langsung setiap penduduk pada suatu daerah.
Dengan demikian yang dimaksud dengan UU dalam arti materiil
adalah semua peraturan perundang-undangan dari tingkat yang
tinggi sampai tingkat yang rendah yang isinya mengikat setiap
penduduk. Di Indonesia yang dimaksudkan dengan UU dalam arti
materiil atau UU dalam arti yang luas meliputi semua peraturan
perundang-undangan yang tertuang dalam TAP MPRS No.XX/MPRS/1966
sebagaimana telah disempurnakan dengan TAP MPR No.II Tahun 2000
mengenai Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-
Undangan, yaitu :
· UUD 1945
· Ketetapan MPR
· UU
· Peraturan Pemerintah pengganti UU (Perpu)
· Peraturan Pemerintah
· Keputusan Presiden
· Peraturan Daerah
· Dan peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya.
8
Mengenai perundang-undangan ini, pemerintah mengeluarkan UU
No.10 Tahun 2004 yang mengatur tentang tata urutan perundang-
undangan di Indonesia. Adapun yang dimaksudkan dengan UU dalam
arti sempit atau UU dalam arti fomil adalah setiap keputusan
pemerintah yang merupakan UU disebabkan oleh cara terjadinya,
jadi dilihat dari segi bentuk. Di Indonesia yang
dimaksudkandengan UU dalam arti formil adalah semua keputusan
pemerintah yang ditetapkan oleh presiden dengan persetujuan
wakil-wakil rakyat.
b. Kebiasaan/Praktek Administrasi Negara
Alat Administrasi Negara mempunyai tugas melaksanakan apa yang
menjadi tujuan Undang-undang dan menyelenggarakan kepentingan
umum. Di dalam rangka melaksanakan tugasnya alat Administrasi
Negara menghasilkan atau mengeluarkan
keputusan-keputusan/ketetapan-ketetapan guna menyelesaikan suatu
masalah konkrit yang terjadi berdasarkan peraturan hukum (Undang-
undang dalam arti yang luas atau Undang-undang dalam arti
materiil) yang abstrak sifatnya. Keputusan-keputusan alat
Administrasi Negara ini sering dikenal dengan istilah beschikking
atau UU Peradilan Tata Usaha Negara menyebutnya dengan istilah
Keputusan Tata Usaha Negara. Di dalam mengeluarkan keputusan-
keputusan/ketetapan-ketetapan inilah timbul praktek administrasi
negara yang melahirkan Hukum Administrasi Negara kebiasaan atau
HAN yang tidak tertulis. Sebagai sumber hukum formil, sering
terjadi praktek administrasi negaraberdiri sendiri di samping
Undang-undang sebagai sumber hukum formil HAN.Bahkan tidak jarang
terjadi praktek administrasi negara ini dapatmengesampingkan
9
peraturan perundang-undangan yang telah ada. Hal initerutama
terjadi pada suatu negara yang sedang berkembang dan membangun
seperti Indonesia, karena sangat dibutuhkan suatu gerak cepat dan
lincah darialat Administrasi Negara untuk mensukseskan tujuan
pembangunan. Kita sadari bahwa sering kali terjadi pembangunan
lebih cepat dari pada lajunya peraturan perundang-undangan yang
dibuat olah pemerintah, sehingga kadang-kadanguntuk menyelesaikan
masalah konkrit peraturan perundang-undangannya belum ada.
Ataupun kalau ada peraturan tersebut sudah tidak sesuai dengan
perkembangan zaman. Untuk mengatasi keadaan yang demikian ini
maka kepada alat Administrasi Negara diberikan suatu kebebasan
bertindak yang sering kita kenal dengan asas freies ermessen atau
pouvoir discretionnaire, yaitu kebebasan untuk bertindak dengan tidak
berdasarkan pada peraturan perundang-undangan. Alat Administrasi
Negara melaksanakan tugas dan fungsinya berlandaskan pada praktek
administrasi negara atau sering dikenal dengan hukum kebiasaan
yang telah dilakukan dalam praktek administrasi negara tanpa
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang telah ada, karena
mungkin juga peraturan-peraturan itu sudah ketingalan zaman
sehingga tidak cocok lagi dengankeadaan, situasi dan kondisi pada
saat pengambilan keputusan. Oleh karena itu dasar dari
pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah konkrit yang
harus dilakukan oleh alat Administrasi Negara yang terdahulu,
yang tugas dan fungsinya sama. Dengan demikian akhirnya tindakan
atau praktek alat Administrasi Negara terdahulu itu dijadikan
sumber hukum bagi tindakan alat Administrasi Negara yang lain.
Namun perlu diketahui bahwa keputusan alat Administrasi terdahulu
(praktek administrasi negara) yang dapat dijadikan sumber hukum
10
formil HAN adalah keputusan yang sudah mempunyai kekuatan hukum
yang tetap.
c. Yurisprudensi
Dimaksudkan dengan yurisprudensi ini adalah suatu keputusan
hakim atau keputusan suatu badan peradilan yang sudah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap. Yurisprudensi sebagai sumber hukum ini
berkaitan dengan prinsip bahwa hakim tidak boleh menolak
mengadili perkara yang diajukan kepadanya dengan alasan belum ada
peraturan perundang-undangan yang mengatur perkara tersebut,
sehingga seorang hakim harus melihat juga nilai-nilai yang ada
dalam masyarakat dan keputusan hakim yang terdahulu, apabila ia
bertugas menyelesaikan permasalahan yang belum ada peraturan
perundangundangannya.
d. Doktrin/Pendapat para ahli HAN
Alasan mengapa doktrin dapat dipakai sebagai sumber hukum
formil HAN, adalah karena doktrin/pendapat para ahli tersebut
dapat melahirkan teori-teori baru dalam lapangan HAN, yang
kemudian dapat mendorong atau menimbulkan kaidah-kaidah HAN.
Sebagai contoh ajaran functionare de fait,yaitu suatu ajaran yang
menyatakan dianggap sah keputusan-keputusan yang dihasilkan atau
dikeluarkan oleh seorang alat Administrasi Negara yang sebetulnya
secara yuridis formil kewenangannya untuk mengeluarkan atau
menrbitkan keputusan-keputusan dianggap tidak sah. Doktrin
sebagai sumber hukum formil HAN, berlainan dengan sumber-sumber
hukum yang lain karena doktrin ini diakui sebagai sumber hukum
formil HAN memerlukan waktu yang lama dan proses yang panjang.
11
Undang-undang begitu diundangkan (sudah mengikat umum), langsung
dapat dipakai sebagai sumber hukum. Yurisprudensi begitu
mempunyai kekuatan hukum yang tetap langsung bisa menjadi sumber
hukum. Begitu juga kebiasaan/praktek administrasi negara, setelah
mempunyai kekuatan hukum yang tetap langsung bisa dipakai sebagai
sumber hukum. Akan tetapi doktrin atau pendapat para ahli HAN,
baru dapat dipakai sebagai sumber hukum HAN apabila doktrin
tersebut sudah diakui oleh umum.
e. Traktat
Traktat sebagai sumber hukum formal dari sumber hukum
administrasi negara ini berasal dari perjanjian internasional
yang kemudian diratifikasi oleh pemerintah untuk dilaksanakan di
negara yang telah meratifikasi perjanjian Internasional tersebut.
Namun demikian perjanjian internasional yang dapat dijadikan
sumber hukum formal hanyalah perjanjian internasional yang
penting, lazimnya berbentuk traktat atau traty. Kalau tidak dibatasi
demukian menurut Sudikno Mertokusumo pemerintah tidak mempunyai
cukup keleluasaan bergerak untuk menjalankan hubungan
internasional dengan sewajarnya. Apalagi untuk berlakunya traktat
di suatu negara ini diharuskan mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu dari wakil-wakil rakyat.
12
BAB IIIPENUTUP
3.1 KESIMPULANPengertian Hukum Administrasi Negara yang disampaikan oleh
para ahli jelaslah bahwa bidang hukum administrasi Negara sangatlah
luas, banyak segi dan macam ragamnya. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Hukum Administarsi Negara adalah Hukum mengenai
pemerintah/Eksekutif didalam kedudukannya, tugas-tugasnya, fungsi
dan wewenangnya sebagai Administrator Negara.
Dalam Hukum Administrasi Negara terdapat dua sumber hukum,
yaitu sumber hukum materiil dan sumber hukum formil.
Sumber hukum materiil Hukum Administrasi Negara
Sumber hukum materiil Hukum Administrasi Negara adalah meliputi
faktor-faktor yang ikut mempengaruhi isi/materi dari aturan-aturan
hukum.
Sumber hukum formil hukum administrasi negara
Sumber hukum formil adalah sumber hukum materiil yang sudah
dibentuk melalui proses-proses tertentu, sehingga sumber hukum tadi
menjadi berlaku umum dan ditaati berlakunya oleh umum.
13
3.2 SARANHukum Administrasi Negara sebagai salah satu bidang ilmu
pengetahuan hukum; dan oleh karena hukum itu sukar dirumuskan dalam
suatu definisi yang tepat, maka demikian pula halnya dengan Hukum
Administrasi Negara juga sukar diadakan suatu perumusan yang sesuai
dan tepat.
Semoga pembuatan makalah mengenai Sumber-sumber Hukum
Administrasi Negara ini dapat membantu pembaca agar mengetahui lebih
dalam mengenai pengertian Hukum Administrasi Negara serta Sumber-
Sumber Hukum Administrasi Negara itu Sendiri.
14
Daftar Pustaka
https://nurhidayati494.wordpress.com/2014/10/12/sumber-sumber-hukum-administrasi-negara/
http://hukuum.blogspot.com/2014/02/sumber-sumber-hukum-administrasi-negara.html
Jeddawi, Murtir. 2012. Hukum Administrasi Negara. Yogyakarta: Total Media.