HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG UPAYA PENCEGAHAN
MALARIA DENGAN KEJADIAN MALARIA PADA ANAK USIA 0-9 TAHUN DI
PUSKESMAS TIMIKA JAYA MIMIKA PAPUANASKAH PUBLIKASIoleh:SUCI
WULANDARI RAHAYUJ 210 050 077FAKULTAS KESEHATANUNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA2013NASKAH PUBLIKASIHUBUNGAN TINGKAT
PENGETAHUAN IBU TENTANGUPAYA PENCEGAHAN MALARIA DENGAN KEJADIAN
MALARIAPADA ANAK USIA 0-9 TAHUN DI PUSKESMAS TIMIKA JAYAMIMIKA
PAPUASuci Wulandari Rahayu*Arif Widodo, A.Kep.M.Kes.**Endang
Zulaicha S.Kp**AbstrakAngka kejadian malaria di daerah Timika Jaya
Mimika masih tinggi. data Dinas Kesehatan Timika Jaya MimikaPapua
2011 dari bulan Januari sampai Desember dengan jumlah 156anak yang
terjangkit malaria. Tingginya angka kejadian malaria banyak
dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti alam di Timika yang
mendukung berkembang biaknya nyamuk anopheles. Kejadian malaria
pada anak sebenarnya dapat dicegah salah satunya adalah pengetahuan
yang baik pada ibu untuk melakukan upaya pencegahan malaria. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu
tentang upaya pencegahan malaria dengan kejadian malaria pada anak
usia 0-9 tahun di Puskesmas Timika JayaMimika Papua. Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode
deskriptif, pendekatan penelitian secara cross sectional. Sampel
penelitian adalah ibu yang mempunyai anak berumur 0 sampai 9 tahun
di Desa Mimika Jaya, Timika Papua berjumlah 64 orangdengan teknik
pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Instrument
penelitian menggunakan kuesioner baik variabel pengetahuan tentang
upaya pencegahan malaria, dan variabel kejadian malaria. Analisis
data menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan 22
responden (34,4%) dengan pengetahuan tinggi, 14 responden (21,9%)
dengan pengetahuan Cukup, dan 28 responden (43,8%) dengan
pengetahuan kurang. Sebanyak 38 anak responden (59,4%) mengalami
kejadian malaria, 26 anak responden (40,6%) tidak mengalami
kejadian malaria dalam kurun waktu 3 bulan terakhir. Hasil uji Chi
Squarediperoleh nilai
2 = 7,898 dengan p = 0,019. Keputusan hipotesis yang diambil
adalah Ho ditolak, sehingga kesimpulannya adalah ada hubungan
tingkat pengetahuan ibu tentang upaya pencegahan malaria dengan
kejadian malaria pada anak usia 0-9 tahun di Puskesmas Timika Jaya
Mimika Papua.Kata kunci : Pengetahuan, Kejadian Malaria, Anak Usia
0-9 tahun1CORRELATION BETWEEN MOTHERS KNOWLEDGE OF MALARIA
PREVENTION EFFORT WITH MALARIAINCIDENT OF CHILDREN 0-9 YEARS OLD IN
TIMIKA JAYAPUBLIC HEALTH SERVICE OF MIMIKA PAPUAAbstract Malaria
incidence in Timika Mimika area is still high. Data Timika Papua
Jaya Mimika Health Service at January to December 2011 get 156
children whose malaria ill. The high incidence of malaria are
influenced by various factors, such as natural in Timika to support
breeding of anopheles mosquito. The incidence of malaria in
children can be prevented one of them is good knowledge for action
on maternal behavior and healthy as well. The objective is aim
toknow correlation between mothers knowledge of malaria prevention
effort with malaria incident of children 0-9 years old in Jaya
Timika Public Health Service of Mimika Papua. This research is a
quantitative research using descriptive methods, with cross
sectional approach. Sample research are mothers who have child 0-9
years old in Mimika Jaya, village with 64 persons. Taking sample
with simple random sampling. Instrument research use questionnaires
for knowledge of malaria prevention effort variable, and incidence
of malaria variable. Data analysis using Chi Square test. The
results showed 22 respondents (34.4%) with a high knowledge, 14
respondents (21.9%) with fair knowledge, and 28 respondents (43.8%)
with poor knowledge. 38 children of respondents (59.4%) with
malaria incident, 26 children of respondents (40.6%) no incidence
of malaria as long as last 3 months. results Chi Square test
obtained X2= 7.898 p = 0.019. so the conclusion is there is a
correlation between mothers knowledge of malaria prevention effort
with malaria incident of children 0-9 years old in Jaya Timika
Public Health Service of Mimika PapuaKeywords: Knowledge, Malaria
incident, Children Ages 0-9 yearsPENDAHULUANLatar BelakangDi
Indonesia malaria tersebar di seluruh pulau dengan derajat
endemisitas yang berbeda-beda dan dapat berjangkit di daerah
ketinggian sampai 1.800 meter di atas permukaan laut (dpl). Angka
Annual Parasite Incidence(API) malaria di pulau Jawa pada tahun
2000 adalah 0,120 per 1.000 penduduk, sedangkan di luar pulau Jawa
tingkat Parasite Rate(PR) tahun 2000 sebesar 4,78%. Spesies yang
terbanyak dijumpai adalah plasmodium falciparum dan plasmodium
vivax. (Marshcall dkk, 2000)Angka kesakitan malaria di provinsi
Papua dalam kurun waktu 2005-2010 berkisar sebesar 193-224 per 1000
penduduk. Ini merupakan tertinggi di Indonesia. Malaria dianggap
merupakan penyebab kematian utama bagi semua kelompok umur di Papua
walaupun data kongkretnya belu, dapat diperoleh. Di daerah endemis
malaria, penyakit ini menyumbang angka kesakitan anemia dan
kematian ibu hamil. Malaria menyebabkan ibu hamil melahirkan bayi
dengan berat bayi lahir rendah, prematur dan juga kematian bayi.
Akibat lainnya klien dalam usia produktif akan menurun
produktifitasnya (Briand 2007).2Pengetahuan masyarakat yang
diperoleh dari berbagai sumber merupakan upaya positif untuk dapat
melakukan suatu tindakan yang berarti guna meminimalkan
terserangnya penyakit malaria bagi keluarganya. Tindakan menjaga
kebersihan, pemakaian obat malaria, menghindar dari gigitan nyamuk,
seperti memakai kelambu atau kasa anti nyamuk, vaksin malaria,
memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak-bak penampungan air
sepeti ikan kakap merah, menghindari keluar rumah pada waktu malam
hari (Sumarmo, dkk, 2002).Tujuan Penelitianadalah megetahuihubungan
tingkat pengetahuan ibu tentang upaya pencegahan malaria dengan
kejadian malaria pada anak usia 0-9 tahun di Puskesmas Timika Jaya
Mimika Papua.LANDASAN TEORIPengetahuanKamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI, 2000) pengetahuan berarti segala sesuatu yang
diketahui,kepandaian yang berkaitan dengan sesuatu hal. Pengetahuan
adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu atau segala perbuatan
manusia untukmemahami suatu obyek tertentu. Pengetahuan menurut
Notoadmojo(2004) adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses
sensori khususnya mata dan telinga terhadap obyek tertentu.Oleh
kerenaa itu pengetahuan masyarakat tentang malaria adalah
pengetahuan tentang penyebab, gelaja dan tanda terkena malaria
serta cara pencegahan dan pengobatan tentang penyakit
malaria.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau
menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok, dan
masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi,
dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan
perilaku melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana
(social support), dan pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai
suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengetahui
masalahnya sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar dapat
menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga,memelihara,
dan meningkatkan kesehatannya (Depkes, 2006).MalariaIstilah malaria
diambil dari dua kata bahasa italia yaitu malyang artinya buruk dan
areaartinya udara atau udara buruk karena dahulu banyak terdapat di
daerah rawa rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga
mempunyai nama lain seperti demam roma, demam rawa, demam tropik,
demam pantai, demam charges, demam kura dan paludisme (Purwanto,
2004). METODE PENELITIANRancangan PenelitianPenelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode
deskriptif korelasi Pendekatan waktu yang digunakan dalam
penelitian ini adalah cross sectionalPopulasi dan SampelPopulasi
penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak usia 0-9 tahun di
Desa Mimika Jaya, Timika Papua yang berjumlah 186orang.Pengambilan
sampel adalah menggunakan simple random samplingdan diperoleh
sampel sebanyak = 64 responden3Kreteria sampelKriteria Inklusi:Ibu
yang mempunyai anak 0-9 tahun, Ibu yang tinggal di daerah Timika
Jaya, Ibu dapat membaca dan menulisKriteria Ekslusi, berupa Ibu
yang pada saat penelitian sedang pergi ke luar kotaInstrumen
PenelitianInstrumen penelitian berupa 15 pertanyaanPengetahuan.
Instrument kejadian malaria berupa kuesioner yang terdiri dari 1
pertanyaan yaitu apakah anak pernah mengalami sakit malaria dalam
kurun waktu 3 bulan terakhir.Analisis DataAnalisis bivarat
menggunakanuji Chi-Square(Sugiono, 2006).HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden Karakteristik ibuTabel 1Distribusi
responden berdasarkan umur, pendidikan, status pekerjaan ibu di
Puskesmas Timika Jaya Mimika PapuaKarakteristik Frekuensi%Umur23-26
tahun 34.6927-30 tahun2335.9431-34 tahun1625.0035-38
tahun1421.8839-42 tahun69.3843-46 tahun23.13Pendidikan
SMP1828.1SMA4164.1D-323.1S-134.7Pekerjaan
Wiraswasta812.5PNS46.3IRT3250.0Swasta2031.3Tabel 3 menunjukkan
responden paling banyak berpendidikan pada tingkat SMA (64,1%), dan
pekerjaan ibu banyak sebagai ibu rumah tangga (IRT) (50%).
Responden paling banyak Berumur antara 27-30 tahun (35,94%).
Pembagian umur responden berdasarkan menggunakan rumus kelas
interval yaitu 3,3 +log (N), sehingga diperoleh kelas interval
sebanyak 6 dan dengan interval umur 3 tahun (Slamet,
2012).Karakteristik anakKarakteristik anak meliputi jenis kelamin
dan umur. Distribusi frekuensi anak berdasarkan jenis kelamin dan
umur ditampilkan dalam table 4. Tabel 4. Distribusi frekuensi anak
berdasarkan umur, dan jenis kelamin di Puskesmas Timika Jaya Mimika
PapuaKarakteristik Frekuensi%Umur1-3 tahun1015.64-6 tahun4164.17-9
tahun1320.3Jenis kelaminLaki-laki3453.10Perempuan3046.90Tabel
4menunjukkan anak banyak umur pada rentang 4-6 tahun sebesar 64,1%,
jenis kelamin anak laki-laki sebesar 53,1%.Analisis
UnivariatPengetahuan tentang PHBSTabel 3. Distribusi frekuensi
responden berdasarkan pengetahuan tentang PENCEGAHAN MALARIAdi
Puskesmas Timika Jaya Mimika PapuaPengetahuan
N%Tinggi2234.4Cukup1421.9Kurang2843.8Total64100.04Tabel
3menunjukkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan tentang
pencegahan malariamasih kurang sebesar 43,8%.Kejadian malariaTabel
4. Distribusi frekuensi anak berdasarkan kejadian malaria di
Puskesmas Timika Jaya Mimika Papua dalam periode 3 bulan
terakhirKejadian malarian N %Tidak Kejadian
2640.6Kejadian3859.4Total64100.0Tabel 4memperlihatkan banyak anak
responden yang mengalami kejadian malaria sebesar 58,4%.Analisis
BivariatTabel 5. Tabulasi silang antara Pengetahuan Ibu Tentang
pencegahan malariaDengan Kejadian Malaria Pada Anak Usia 0-9Tahun
Di Puskesmas Timika Jaya Mimika PapuaPengetahuankejadian malaria
pada anakTotal
pTidak Kejadian KejadianN%n%N%7.8980,019Tinggi
1320.3914.12234.4Cukup710.9710.91421.9Kurang69.42234.42843.8Total2640.63859.464100Tabel
5memperlihatkan dari 22 responden (34,4%) yang mempuyai pengetahuan
tentang PENCEGAHAN MALARIAyang tinggi terdapat 13 anak responden
(20,3%) tidak mengalami kejadian malaria sementara 9 anak (14,1%)
mengalami malaria. Dari 14 responden (21,9%) yang mempunyai
pengetahuan cukup terdapat 7 anak responden (10,9%) tidak mengalami
malaria demikian juga 7 anak responden (10,9%)mengalami malaria.
Sebanyak 6 responden (9,4%) yang mempunyai pengetahuan kurang
menjadikan anak mengalami kejadian malaria sementara 22 responden
(34,4%) dengan pengetahuan kurang namun anak tidak mengalami
kejadian malaria. Berdasarkan hasil uji statistic dengan
menggunakan alat analisis Chi Squaremenunjukkan nilai
2 = 7,898 dengan p = 0,019. Keputusan hipotesis yang diambil
adalah Ho ditolak, sehingga kesimpulannya adalah ada hubungan
tingkat pengetahuan ibu tentang PENCEGAHAN MALARIAdengan kejadian
malaria pada anak usia 0-9 tahun di Puskesmas Timika Jaya Mimika
Papua.PEMBAHASANA.Pengetahuan tentang PHBSHasil penelitian tingkat
pengetahuan menunjukkan sebagian besar responen memiliki
pengetahuan masih kurang sebesar 43,8%. Hal ini menunjukkan
pengetahuan orang tua tentang malaria dipengaruhi oleh berbagai
faktor, salah satunya adalah tingkat pendidikan. Meskipun
Pendidikan responden banyak lulusan SMA namun pengetahuan tentang
pencegahan malariamasih kurang. Tingkat pengetahuan responden
dipengaruhi faktor tingkat 5pendidikan, sesuai dengan pendapat
Notoatmodjo (2003) yang menyatakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan. Seharusnya semakin
tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin mudah pula
seseorang menerima informasi. Akan tetapi dalam hal ini pendidikan
tidak sama dengan pengetahuan, seseorang yang mempunyai pendidikan
tinggi belum tentu tahu dan paham tentang penyakit
malaria.Kurangnya pengetahuan responden juga dapat dipengaruhi
adalah kurang efektifnya petugas kesehatan dalam memberikan
pendidikan kesehatan, sehingga transfer pengetahuan dari petugas
kepada responden masih sangat kurang yang pada akhirnya
mempengaruhi tingkat pemahaman tentang penyakit malaria secara
benar. Apabila ibu membaca buku kesehatan mengenai masalah
pencegahan malariadan penyakit malaria seperti dari leflet atau
dari koran, ataumedia informasi lain masih bersifat satu arah,
artinya bahwa ibu hanya menerima informasi tanpa adanya informasi
timbal balik. Jika ibu mengalami kesulitan dalam pemahaman dari apa
yang dibaca, ataupun didengar maka ibu tidak dapat mendapatkan
jawaban atas kurangnya pengetahuan tersebut. Oleh karena itu
menjadi masalah tersendiri bagi ibu yang berusaha meningkatkan
pengetahuan namun tidak didampingi oleh orang yang ahli
dibidangnya.Menurut hasil penelitian Stella (2010) mengatakan bahwa
banyak masyarakatumum yang sering mendengar tentang PHBS, mendengar
tentang penyakit malaria akan tetapi belum mengetahui dengan baik
tentang penyakit malaria itu sendiri, penyebab, tanda gejala,
penularan dan cara pencegahannya. Dengan demikian, pengetahuan
responden dapat dipengaruhi terhadap kejadian malaria. Menurut
Notoatmodjo (2003) pendidikan adalah proses belajar yang berarti
terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah
yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu,
lanjut usia atau masyarakat. Beberapa hasil penelitian mengenai
pengaruh pendidikan terhadap perkembangan pribadi, bahwa pada
umumnya pendidikan itu mempertinggi taraf intelegensi individu.
Upaya Pencegahan Penyakit MalariaHasil penelitian mengenai upaya
pencegahan penyakit malaria menunjukkan banyak responden yang buruk
dalam upaya pencegahan penyakit malaria. Buruknya upaya pencegahan
penyakit Malaria ini banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor selain
tingkat pengetahuan adalah faktor karakteristik keluarga, faktor
sosial ekonomi, faktor peran tenaga kesehatan, dan penyuluhan
kesehatan mengenai penyakit malaria. Distribusi pekerjaan responden
menunjukkan sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga.
Sebenarnya sebagai ibu rumah tangga mereka memiliki kesempatan dan
waktu yang lebih banyak untuk melakukan upaya-upaya pencegahan
penyakit malaria, misalnya dengan membersihkan lingkungan di
sekitar rumah. Namun dalam kesehariannya mereka bertugas membantu
para suami bekerja di ladang. Ibu-ibu bertugas menyiapkan dan
mengirim makanan ke ladang, serta membantu proses bercocok tanam
mulai dari menamam hingga panen. Kesibukan ibu sebagai penanggung
jawab kegiatan rumah 6serta dituntut untuk membantu pekerjaan suami
di sawah menyebabkan waktu luang ibu untuk memperhatikan kebersihan
rumah maupun lingkungan di sekitar rumah menjadi kurang.
Kebiasaan-kebiasaan yang terdapat pada masyarakat di Timika Jaya
Mimika antara lain menggantungkan pakaian, menimbun sampah di
pekarangan dan tidak menguras bak mandi. Hal sejalan dengan
penelitian Yuniar (2011) yang meneliti mengenai hubungan antara
tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit DBD dengan upaya
pencegahan DBD di Desa Sukorejo Musuk Boyolali. Hasil penelitian
adalah ada hubungan antara tingkat pengetahuan masyarakat tentang
penyakit DBD dengan upaya pencegahan DBD di Desa Sukorejo Musuk
Boyolali. Hubungan Tingkat pengetahuan ibu tentang pencegahan
malariadengan Kejadian Malaria pada anak usia 0-9 tahun di
Puskesmas Timika Jaya Mimika PapuaBerdasarkan hasil tabel 7
tabulasi silang antara pengetahuan ibu tentang pencegahan
malariadengan kejadian malaria pada anak menunjukkan dari 22
responden yang mempunyai pengetahuan tentang pencegahan
malariakategori tinggi, namun masih terdapat 9 anak responden
mengalami kejadian malaria. Gambaran tersebut mempunyai arti bahwa
pengetahuan yang tinggi pada ibu tidak serta merta dapat menurunkan
atau menghindarkan anak terkena malaria. Hasil observasi peneliti
diperoleh keterangan bahwa rata-rata tingkat ekonomi rendah, hal
ini dapat dilihat dari hasil distribusi responden menurut pekerjaan
terbanyak adalah ibu rumah tangga, sehingga praktis pendapatan
keluarga hanya mengandalkan pendapatan dari kepala keluarga (ayah)
sehingga dapat mempengaruhi kemampuan ekonomi keluarga khususnya
masalah kesehatan seperti sarana kesehatan. Sebagai contoh,
meskipun masyarakat tahu bahwa nyamuk anopheles dapat masuk ke
dalam kamar, namun upaya ibu untuk mencegah seperti tersedianya
kelambu akan sulit dicapai apabila tidak adanya kemampuan daya beli
secara ekonomi. Faktor lain yang dapat mengakibatkan bahwa ibu
telah berusaha sebaik mungkin dalam pencegahan namun anak tetap
sakit malaria dapat terjadi bahwa nyamuk anopheles dapat menggigit
anak pada saat tidak dirumah. contohibu yang mengajak anak pergi
berbelanja di pasar, anak tergigit nyamuk anopheles pada saat di
pasar, dimana pasar yang ada di daerah Timika masih terbuka dengan
alam, sehingga nyamuk dengan mudah menggigit anak. Gigitan nyamuk
anopheles ini mengakibatkananak menjadi sakit malaria. Hal yang
berbeda terjadi pada 13 responden dengan pengetahuan yang tinggi
menjadikan anak tidak mengalami kejadian malaria. Ibu dengan
pengetahuan yang tinggi menjadikan bekal untuk berpikir sebelum
melakukan tindakan mencegah kejadian malaria pada anaknya. Tindakan
atau perilaku hidup bersih dan sehat dilakukan di dalam rumah
maupun di lingkungan rumah. Tindakan membersihkan sarang nyamuk,
selalu membersihkan saluran air, membuang genangan air seperti di
pot tanaman. Tindakan yang dilakukan oleh ibu secara rutin dapat
menjadikan anak tidak mengalami kejadian malaria.Hasil penelitian
ini juga diperolah data bahwa dari 28 ibu dengan pengetahuan yang
kurang mengenai pencegahan malariamengakibatkan 22 anak mengalami
7kejadian malaria. Ibu dengan pengetahuan yang kurang menjadikan
kurang mengerti akan perilaku hidup sehat. Kemauan untuk selalu
berusaha hidup bersiha dan sehat dapat dipengaruhi oleh factor
motivasi. Menurut Nursalam (2005)bahwa pengetahuan seseorang
dipengaruhi oleh motivasi. Motivasi merupakan dorongan, keinginan
dan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri seseorang untuk
melakukan sesuatu dengan mengesampingkan hal-hal yang dianggap
kurang bermanfaat.Keadaan yang sebaliknya terjadi pada 6 responden,
dimana dengan pengetahuan yang masih kurang, namun anak tidak
mengalami sakit malaria. Meskipun ibu yang masih kurang pengetahuan
dalam PHBS, namun perilaku untuk berusaha mencegah anak tidak
sampai digigit nyamuk dengan baik sehingga anak tidak terkena
malaria. Tindakan ibu dengan memberi obat anti nyamuk merupakan
salah satu contoh ibu berupaya mencegah anak tidak sakit malaria.
Tindakan yang yang rutin dilakukan oleh ibu, namun tidak kurang
mengetahui bahwa dengan member obat anti nyamuk merupakan salah
satu tindakan PHBS. Sudah menjadi kebiasaan bagi sebagian warga di
timika, bahwa menggunakan obat bakar untuk mengusir nyamuk,
tindakan ini merupakan agar anak maupun anggota keluarga tidak
terkena gigitan nyamuk, namun ibu kurang mengetahui efek yang
ditimbulkan dari asap obat nyamuk yang bakar. Hasil uji statistik
dalam penelitian ini diketahui terdapat hubungan tingkat
pengetahuan ibu tentang pencegahan malariadengan kejadian malaria
pada anak usia 0-9 tahun di Puskesmas Timika Jaya, Mimika Papua.
Hal ini dapat diartikan mutlak dibutuhkan tingkat pengetahuan ibu
yang tinggi tentang pentingnya hidup bersih dan sehat serta dapat
menerapkan program hidup bersih, sehat dengan benar yang pada
akhirnya anak tidak mengalami kejadian malaria.Depkes RI (2009)
untuk dapat mewujudkan suatu lingkup lingkungan, lingkungan itu
sendiri merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh
terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada
dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi
timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan
oleh setiap individu. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Purwanti (2004). Penelitian ini
berkesimpulan bahwa secara statistik ada hubungan antara Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat pada tatanan Rumah Tangga dengan nilai
korelasi sedang. Agar dapat mewujudkan suatu tatanan rumah yang
sehatsebagai perwujudan gambaran penerapan pencegahan malariamaka
syarat yang harus dimiliki adalah memiliki tingkat pengetahuan yang
tinggi tentang kesehatan. Karena pengetahuan merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang atauover
behavior (Notoatmodjo, 2007).Menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS), merupakan langkah ampuh untuk menangkal penyakit.
Namun dalam praktiknya, penerapan Pencegahan Malariayang kesannya
sederhana tidak selalu mudah dilakukan. Terutama bagi mereka yang
tidak terbiasa, kurangnya pengetahuan dan sedikitnya kesadaran diri
untuk berperilaku bersih dan sehat. Oleh