HUBUNGAN TANAH AIR DAN TANAMAN Download versi lengkap di sertai gambar dan rumus Klik disini I. PENDAHULUAN Pertumbuhan tanaman tergantung pada penggunaan dua sumber alam penting, tanah dan air. Tanah memberikan kebutuhan dukungan mekanis dan hara bagi pertumbuhan tanaman. Air perlu sekali bagi proses kehidupan tanaman. Manajemen yang efektif dari sumber-sumber ini bagi produksi tanaman memerluka n pemahaman hubungan diantara tanah, air, dan tanaman bagi. Pengetahuan tentang lengas tanah tersedia dan tekstur tanah akan lebih mudah membuat keputusan mengenai tanaman apa yang akan ditanam dan kapan diairi. Suhubungan itu akan difokuskan penelaahaan terhadap karakteristik fisik tanah, interaksi tanah dan air, dan bagaimana tanaman menggunakan air. II. KARAKTERISTIK FISIS TANAH Ada banyak variabel dalam karakteristik fisis tanah. Ini meliputi tekstur tanah, struktur tanah, kerapatan lindak tanah (soil bulk density), dan porositas tanah. Variabel-variabel ini semua mempunyai pengaruh terhadap bagaimana tanah, air, dan udara berinteraksi. Komposisi Tanah Tanah adalah campuran dari bahan mineral, bahan organik, dan pori-pori. Bahan minera l kira-kira menyusun setengah dari total volume tanah. Bahan mineral terdiri dari partikel-partike l mineral kecil baik pasir (sand), debu (silt ), atau liat (clay). Bahan organik terbuat dari substansi tanaman dan hewan yang membusuk dan tersebar di dalam dan di antara partikel-partike l
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
HUBUNGAN TANAH AIR DAN TANAMAN
Download versi lengkap di sertai gambar dan rumus Klik disini
I. PENDAHULUAN
Pertumbuhan tanaman tergantung pada penggunaan dua sumber alam penting, tanah dan
air. Tanah memberikan kebutuhan dukungan mekanis dan hara bagi pertumbuhan tanaman. Air
perlu sekali bagi proses kehidupan tanaman.
Manajemen yang efektif dari sumber-sumber ini bagi produksi tanaman memerlukan
pemahaman hubungan diantara tanah, air, dan tanaman bagi. Pengetahuan tentang lengas tanah
tersedia dan tekstur tanah akan lebih mudah membuat keputusan mengenai tanaman apa yang akan
ditanam dan kapan diairi. Suhubungan itu akan difokuskan penelaahaan terhadap karakteristik
fisik tanah, interaksi tanah dan air, dan bagaimana tanaman menggunakan air.
II. KARAKTERISTIK FISIS TANAH
Ada banyak variabel dalam karakteristik fisis tanah. Ini meliputi tekstur tanah, struktur
tanah, kerapatan lindak tanah (soil bulk density), dan porositas tanah. Variabel-variabel ini
semua mempunyai pengaruh terhadap bagaimana tanah, air, dan udara berinteraksi.
Komposisi Tanah
Tanah adalah campuran dari bahan mineral, bahan organik, dan pori-pori. Bahan minera l
kira-kira menyusun setengah dari total volume tanah. Bahan mineral terdiri dari partikel-part ike l
mineral kecil baik pasir (sand), debu (silt), atau liat (clay). Bahan organik terbuat dari substansi
tanaman dan hewan yang membusuk dan tersebar di dalam dan di antara partikel-part ike l
mineral. Bahan organik menyebabkan kira-kira 1 hingga 5 % dari keseluruhan susunan
tanah. Kombinasi mineral dan bahan organik doimaksudkan sebagai bahan padat (solid). Pori-
pori, ruang yang terjadi sekeliling partikel-partikel mineral, adalah penting karena pori-pori ini
menyimpan udara dan air dalam tanah. Kira-kira 50 % dari susunan tanah adalah pori-
pori. Kerseluruhan komposisi tanah adalah 45 hingga 49 % partikel-partikel mineral, 1 hingga 5
% bahan organik, 50 % pori-pori. Gambar 1 memperlihatkan kira-kira hubungan di
antara substansi dalam komposisi tanah dengan komposisi dengan ruang pori-pori diperlihatkan
terbagi di antara udara dan air.
Tekstur Tanah
Tekstur tanah ditentukan oleh ukuran partikel-partikel yang menyusun tanah. Metode
tardisional penentuan ukuran partikel tanah adalah dengan memisahkan partikel-partikel ke dalam
tiga kisaran ukuran. Fraksi-fraksi tanah ini adalah pasir (sand), debu (silt), atau liat
(clay). Biasanya, hanya partikel-partikel lebih kecil dari 2 mm ukurannya dikatagorikan sebagai
partikel-partikel tanah. Partikel yang lebih besar dari ini dikatogorikan sebagai kerikil, batu, atau
batu besar (boulder).
Ukuran partikel partikel pasir berkisar dari 2 mm hingga 0.05 mm. Ada sub katagori yang
diberikan ke dalam kisaran ini yang meliputi pasir kasar, sedang, dan halus. Partikel-partikel debu
ukurannya berkisar dari 0.05 mm ke bawah hingga 0.02 mm. Penampilan fisik dari dari debu
adalah banyak menyerupai pasir, tetapi karakternya lebih menyerupai liat.
Partikel-partikel liat kurang dari 0.02 mm ukurannya. Liat adalah fraksi-fraksi tanah
penting karena ia mempunyai pengaruh paling banyak terhadap perilaku tanah seperti kapasitas
memegang air (water-holding capacity). Partikel liat dan debu tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang. Tekstur tanah ditentukan oleh nisbah massa, atau persen bobot dari tiga fraks i
tanah. Segitiga tekstur tanah, Gambar 2, memperlihat klas tekstur berbeda dan persentase bobot
dari masing-masing fraksi tanah. Sebagai contoh, tanah yang mengandung bobot 30 % pasir, 30
% liat, dan 40 % debu diklasifikasikan sebagai lempung berliat.
Struktur Tanah
Struktur tanah adalah bentuk dan susunan dari partikel-partikel tanah dalam agregat
(kumpulan). Struktur tanah adalah suatu karakteristik penting yang digunakan untuk klasifikas i
tanah dan banyak mempengaruhi produktivitas pertanian dan penggunaan lainnya. Bentuk-
bentuk utama struktur tanah adalah piring (platy), prisma (prismatic) , tiang (column), balok
(blocky), dan butiran (granular). Deskripsi-deskripsi struktur tanah ini menunjukkan bagaimana
masing-masing partikel ini menyusun diri mereka sendiri bersama-sama ke dalam agregat
(kumpulan). Tipe-tipe tanah beragregat biasanya paling diinginkan bagi pertumbuhan
tanaman. Istilah- istilah ini juga digunakan bersama dengan kata-kata deskripsi untuk
menunjukkan kelas dan tingkat (grade) tanah. Kelas dimaksudkan ukuran agregat sedangkan
grade menggambarkan seberapa kuatnya bersatu. Tanah-tanah tanpa struktur menjadi butir
tersendiri (partikel-partikel tersendiri yang takmelekat, seperti bukit pasir) atau massa padat
(partikel bersama melekat tanpa terpisah secara teratur, sperti lapisan cadas). Struktur tanah tidak
stabil dan dapat berubah dengan iklim, aktivitas biologi, dan praktek pengelolaan tanah.
Kerapatan Lindak (Bulk Density) Dan Porositas
Kerapatan lindak kering tanah menggambarkan nisbah berat tanah terhadap volume
totalnya. Kerapatan lindak basah adalah nisbah berat tanah dan air terhadap volume total. Total
volume meliputi baik bahan padat maupun ruang-ruang pori. Kerapatan lindak tanah adalah
penting karena ia ukuran porositas tanah. Porositas tanah didefinisikan sebagai volume pori-pori
di dalam tanah. Tanah padat mempunyai porositas rendah dan dengan demikian kerapatan lindak
tinggi. Tanah longgar mempunyai porositas lebih tinggi dan kerapatan lindak rendah. Seperti
struktur tanah, kerapatan lindak dan porositas tanah dipengaruhi oleh iklim, aktivitas-
aktivitas biologi, dan praktek manajemen tanah
III. INTERAKSI TANAH DAN AIR.
Penting untuk dipahami interaksi-interaksi di antara tanah dan air yang meliputi kandungan
lengas tanah, bagaimana tanah memegang air, dan tensi air (tension) air tanah. Pemahaman
interaksi- interaksi ini dapat menjadi sangat bermanfaat apabila membuat keputusan-keputuasan
tanam dan irigasi.
Kandungan Lengas Tanah (Soil Water Content)
Kandungan lengas tanah harus didefinisikan atau ditetapkan untuk menunjukkan jumlah air
yang disimpan di dalam tanah pada setiap waktu. Kandungan lengas tanah yang ditetapkan paling
umum adalah kejenuhan (saturation), kapasitas lapang (field capacity), titik layu (wilting point),
dan kering oven (oven dried). Pada kejenuhan, yang biasanya terjadi segera setelah hujan berat
atau irigasi, semua ruang pori dalam tanah terisi air. Apabila tanah ada pada atau dekat kejenuhan,
sejumlah air bebas untuk merembes atau bergerak ke bawah disebabkan gravitasi. Air kelebihan
ini disebut air gravitasi (gravitational water). Karena air yang bergerak ke bawah (akibat gravitas i
ini) memerlukan waktu, sejumlah air kelebihan ini dapat digunakan oleh tanaman atau hilang
melalui penguapan. Kapasitas lapang didefinisikan sebagai jumlah air yang tersisa di dalam tanah
setelah perkolasi terjadi. Ini bukan suatu batas air tanah yang sangat pasti; dengan demikian
kapasitas lapang sering didfinisikan kira-kira sebagai sepertiga tensi atmosfir. Titik layu (wilting
point) didefinisikan sebagai kandungan lengas tanah yang pada tingkat itu potensi tanaman untuk
mengabsorbsi air diimbangi oleh potensi air dari tanah. Tanaman-tanaman akan mati jika air tanah
dibiarkan mencapai titik layu itu. Tanah yang sudah menjadi kering oven digunakan sebagai titk
referensi (dasar patokan) untuk menentukan kandungan lengas tanah. Ini terjai apabila semua air
tanah sudah dihilangkan (removed) dari tanah. Jumlah lengas pada setiap kan-dungan lengas
tanah berubah dengan berubahnya tipe tanah. Kapasitas memegang air spesifik dapat diperoleh
dari bermacam-macam sumber. Gambar 3 mengilustrasikan jumlah khas air yang dipegang pada
kandungan air tanah yang didefinisikan bagi tanah-tanah pasir, lempung dan lempung liat
berdebu. Kandungan air dapat dinyatakan sebagai inci (atau cm) air tersedia atau sebagai
persentase. Nilai-nilai khas diperlihatkan pada Tabel 1.
Bagaimana Tanah Memegang Air
Tanah memegang air dalam dua cara, sebagai selaput tipis pada partikel-partikel tanah
tersendiri, dan sebagai air disimpan dalam pori-pori tanah. Air disimpan sebagai selaput tipis pada
partikel-partikel tanah tersendiri dikatakan ada dalam adsorpsi (jerapan). Adsorpsi melibatkan
reaksi-reaksi kimia dan fisika yang kompleks tetapi dalam istilah sederhana, selaput tipis air
melekat pada lapisan-lapisan sebelah luar molekul-molekul partikel tanah. Air disimpan dalam
pori-pori dari tanah dikatakan ada dalam simpanan kapiler. Suatu contoh dari fenomena ini adalah
akan ditempatkan satu ujung dari pipa kapiler gelas ke dalam panci air. Air dari pipa akan naik ke
suatu tinggi tertentu, yang tergantung pada diameter pipa kapiler (gambar 4). Fenomena ini dapat
bertindak dalam setiap arah dan kunci untuk air yang disimpan dalam pori-pori tanah (Gambar 5).
Tensi Air Tanah (Soil Water Tension)
Seberapa mudah tanaman dapat meng-ekstrak air dari tanah tergantung pada tensi air
tanah, juga dikenal dengan nama potensial air tanah. Air yang menjadi simpanan air kapiler
dipegang dalam tanah pada suatu tensi tertentu. Sama benarnya untuk air yang dipegang dengan
fenomena adsorpsi. Ketika tanah mengering, tensi-tensi ini menjadi lebih besar. Bagi tanaman
lebih mudah mengekstrak air yang dipegang pada tensi-tensi lebih rendah. Tensi-tensi yang sesuai
dengan titik keseimbangan air tanah pada contoh di bawah ini adalah contoh yang baik tensi air
yang mempengaruhi penggunaan air tanaman.
Pada tingkat jenuh, tensi air kira-kira 0,001 bar. Satu bar tensi setara dengan 1 atmosfir
tekanan (14,7 psi). Jadi dari diskusi di atas, akan sangat mudah bagi tanaman untuk mengekstrak
air dari suatu tanah jenuh. Kejenuhan air bertahan hanya dalam waktu singkat, jadi tanaman-
tanaman mngekstrak air hanya suatu bagian kecil dari di atas kapasitas lapang. Kapasitas lapang
didefinisikan pada kira-kira sepertiga tekanan atmosfir atau kira-kira 0,3 bar. Pada kandungan air
ini, tanaman masih mudah mengambil air dari tanah. Titik layu terjadi apabila potensi akar
tanaman diimbangi oleh potensi air tanah, jadi tanaman tidak mampu untuk mengabsorpsi air
diluar (melebihi) tensi ini. Ini terjadi kira pada tensi 15 bar. Pada tensi air tanah ini tanaman akan
mati. Sebagai kerangan, tensi air tanah dalam suatu contoh tanah kering oven kira-kira 10.000
bar. Retensi (tindakan memegang) air tanah atau kurva karakte-ristik mengilustras ikan
hubungan-hubungan retensi itu (Gambar 6). Kurva-kurva ini sedi kit berbeda untuk tipe-tipe tanah
berbeda disebakan tekstur dan struktur tanah yg berbeda.
Air di antara kapasitas lapang dan titik layu adalah air yang tersedia bagi tanaman. Akan
tetapi pertumbuhan tanaman dan hasil terbaik terjadi apabila kandungan air tanah tetap separuh ke
atas dari kisaran air tanah tersedia bagi tanaman.
Tanaman mengembangkan tensinya, atau potensialnya, untuk memindahkan air tanah dari
tanah ke dalam akar dan mendistribuasi air ke seluruh tanaman dengan menyesuaikan potensial
air, atau tensi air, dalam sel-sel tanaman. Potensial air terbuat dari beberapa komponen, tetapi
salah satu komponen penting adalah potensial osmotik atau larutan. Potensial larutan adalah
disebabkan adanya bahan terlarut, seperti gula dan asam amino, dalam sel-sel tanaman.
Intisari proses adalah bahwa air selalu bergerak dari potensial air lebih tinggi ke potensial
air lebih rendah. Bagi air untuk berpindah dari tanah ke akar, batang, daun, udara potensial air
harus selalu berkurang. Ini diilustrasikan pada Gambar 7, pemindahan dari tanah potensial air
lebih tinggi (kurang negatif) ke potesial air lebih rendah (lebih negatif). Tensi sering digambarkan
dengan simbul y. Potensi air udara adalah selalu rendah, dengan demikian pergerakan air ke arah
udara melalui tanaman. Akan tetapi, tanaman dibatasi dalam jumlah penyesuaian yang dapat
dibuatnya.
IV. PENGGUNAAN AIR OLEH TANAMAN.
Sistem akar tanaman harus memberikan suatu tensi (tekanan) negatif untuk mengekstrak
air dari tanah. Tensi harus setara dengan tensi yang memegang air dalam tanah. Sebagai contoh,
jika air dalam tanah ada pada 0.3 bar (sekitar kapasitas lapang),
tanaman harus memberikan sekurang-kurangnya 0,3 bar tensi negatif (-0,3 bar). Pada titik
layu, maksimum tensi negatif yang tanaman berikan diimbangi dengan tensi air tanah.
Pada titik ini tanaman tidak dapat lagi mengekstrak air dari tanah dan akan mengalami stres
secara permanen. Ada beberapa faktor yang menentukan kapan, dimana, dan berapa banyak air
akan digunakan tanaman. Faktor-faktor ini meliputi kebutuhan air tanaman harian sebagai
dipengaruhi oleh kondisi-kondisi iklim dan stadia pertumbuhan, kedalaman akar tanaman, dan
kualitas tanah dan air.
Kebutuhan Air Tanaman
Tanaman mempunyai kebutuhan air yang berbeda pada stadia pertumbuhan yang
berbeda. Ketika tanaman muda ia kurang memerlukan air dari pada ketika ia berada pada stadia
reproduktif. Ketika tanaman mendekati masak, kebutuhan airnya berhenti. Kurva-kurva sudah
dikembangkan yang memperlihatkan kebutuhan air harian bagi kebanyakan tipe
tanaman. Gambar 8 memperlihatkan kurva air tanaman khas. Tanaman tahunan semacam alfalfa,
mempunyai kurva penggunaan air tanaman serupa dengan yang teradapat pada Gambar 8, kecuali
kurva pemakaian air tanaman mempunyai suatu penggunaan air tanaman berpolakan mata gergaji,
berhenti dengan tajam dengan tiap pemotongan dan secara perlahan-perlahan meningkat hingga
pemotongan berikutnya.
Kedalaman Akar Tanaman
Kedalaman akar tanaman menentukan kedalaman yang dengannya air tanah dapat
diekstrak. Tanaman muda hanya mempunyai akar-akar yang dangkal dan air tanah yang lebih
dalam dari kedalaman perakaran tidak digunakan tanaman. Tanaman khasnya mengekstrak kira-
kira 40 % dari kebutuhan airnya dari seperempat teratas daerah perakarannya, kemudian 30 % dari
seperempat berikutnya, 20 % dari seperempat ketiga, dan 10 % seperempat terbawah. Jadi,
tanaman akan mengekstrak kira-kira 70 % airnya dari setengah bagian atas penetrasi akar
keseluruhannya. Tabel 2 memperlihatkan kedalaman penetrasi akar dan 70 % ekstraksi air untuk
beberapa tanaman lapangan yang umum. Bagian lebih dalam daerah perakaran dapat
menyediakan persentase kebutuhan lebih tinggi jika bagian lebih atas dikosongkan. Akan tetapi,
ketergantungan pada penggunaan air lebih dalam akan mengurangi pertumbuhan tanaman
optimum.
Kualitas Tanah Dan Air
Faktor lain terhadap jumlah ketersediaan air tanah untuk tanaman adalah kualitas tanah dan
air. Untuk pertumbuhan tanaman baik, tanah harus mempunyai ruang yang cukup untuk air dan
pergerakan udara, dan untuk pertumbuhan akar. Struktur tanah dapat diubah oleh praktek
manajemen tanah tertentu. Sebagai contoh, pengolahan tanah berlebihan dapat memecahkan
tanah agregat dan lalu lintas berlebihan dapat menyebabakan kekompakan atau kepadatan
tanah. Kedua praktek ini mengurangi jumlah ruang pori dalam tanah dan dengan demikian
mengurangi ketersediaan air dan udara dan mengurangi ruang untuk perkembangan akar.
Kualitas air juga penting untuk perkembangan tanaman. Air irigasi dengan kandu- ngan
tinggi garam terlarut adalah tidak tersedia untuk tanaman, jadi kandungan air tanah lebih tinggi
agar mempunyai air tersedia bagi tanaman. Kenaikan kandungan garam air mengurang potensial
untuk menggerakkan air dari tanah ke akar-akar. Sejumlah air tambahan juga akan diperlukan
untuk mencuci garam dibawah daerah perakaran untuk mencegah penambahan dalam
tanah. Kualitas air yang rendah dapat mengurangi dapat mempengaruhi strucktur tanah.
V. RINGKASAN
Pengetahuan dasar hubungan tanah-air-tanaman memungkinkan pengelolaan dan
penghematan air irigasi. Sejumlah faktor penting untuk diingat meliputi :
1. Kapasitas memegang air tanah berubah dengan berubahnya tekstur tanah. Kapasitas
memegang air adalah tinggi bagi tanah-tanah bertestur menengah dan halus tetapi rendah utuk
tanah-tanah pasir.
2. Akar-akar tanaman hanya dapat menggunakan air tanah tersedia, yaitu air tersimpan di
antara kapasitas lapang dan titik layu permanen. Akan tetapi sebagai aturan umum, pertumbuhan
tanaman dan hasil dapat berkurang jika lengas tanah dalam daerah perakaran tetap di bawah 50 %
dari kapasitas memegang air untuk priode waktu yang lama, terutama selama stadia pertumbuhan
kritis.
3. Meskipun akar-akar tanaman dapat tumbuh ke kedalaman yang dalam, keba-nyakan
air dan hara diambil setengah daerah perakaran lebih atas. Stres tanaman dan kehilangan hasil
dapat terjadi malahan dengan air yang cukup dalam setengah daerah perakaran lebih bawah.
4. Kwalitas air irigasi lebih rendah dapat mengurangi kemampuan tanaman untuk
mengambil air dan dapat mempengaruhi struktur tanah.
1. Fungsi Tanah bagi Tanaman
Istilah tanah mempunyai pengertian yang luas dan arti yang berbeda sesuai dengan
peruntukannya. Pada umumnya pembahasan tanah dalam bidang pertanian dibatasi pada kedalaman 2,0m. Lapisan tanah bagian atas pada umunya mengandung bahan organik yang lebih
tinggi dibandingkan lapisantanah di bawahnya. Karena akumulasi bahan organik maka lapisan tanah tersebut berwarna gelap dan subur sehingga merupakan bagian tanah yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan tanaman. Untuk pertumbuhannya, tanaman memerlukan unsur
hara, air, udara dan cahaya. Unsur hara dan air diperlukan untuk bahan pembentuk tubuh tanaman, udara dalam hal ini CO2 dan air dengan sumber cahaya menhghasilkan karbohidrat
yang merupakan sumber energi untuk pertumbuhan tanaman. Dalam hubungannya dengna kebutuhan hidup tanaman tanah berfungsi sebagai:
1. tunjangan mekanis sebagai tempat tanamn tegak dan tumbuh
2. penyedia unsur hara dan air 3. lingkungan tempat akar atau batang dalam tanah melakukan aktivitas fisiologi.
2. Konsep Kesuburan dan Produktivitas Tanah
Tanaman dapat tumbuh serta mampu memberi hasil yang baik jika tumbuh pada tanah yang
cukup kuat menunjang tegaknya tanaman, tidak mempunyai lapisan penghambat perkembangan akar, aerasi baik, kemasaman disekitar netral, tidak mempunyai kelarutan garam yang tinggi, cukup tersedia unsur hara dan air dalam kondisi yang seimbang. Kesuburan tanah dapat diberi
batasan sebagai kualitas tanah dalam hal kemampuannya unutuk menyediakan unsur hara yang cocok, dalam jumlah yang cukup serta dalam keseimbangan yang tepat dan lingkungan yang
sesuai untuk pertumbuhan suatu spesies tanaman. Secara umum produktivitas tanah dapat diberi batasan sebagai kemampuan tanah untuk memproduksi sesuatu spesies tanaman atau suatu sistem pertanaman pada suatu sisitem pengolahan tertentu. Aspek yang dimaksud misalnya
pengaturan jarak tanaman, pemupukan, penhgairan, pemberantasan hama dan penyakit dsb. Jadi untuk dpaat produktif tanah harus subur, tetapi sebaliknya tanah yang subur belum tentu
Anonim. 2011. Kacang Tanah. . Diakses pada tanggal 5 Juli 2012.
Hakim , N., Yusuf, N., A.M. Lubis, Sutopo G. N., Go Ban Hong, dan H. H. Bailey. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Hanafiah, K. A. 2004. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Kertenogoro, B.D. dan S. Soekodarmodjo. 1987. Anasir Fisika Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta.
Kohnke, H. 1968. Soil Physics.TataMcGraw Hill, Bombay.
Mardjuki, A. 1994.Pertanian danMasalahnya. Andi Offset, Yogyakarta.
Maroeto , Moch. Arifin dan Sutoyo. 2007. Identifikasi dan diagnose sifat kimia tanah salin
Notohadiprawiro, T. (1996) Lahan Kritis DanBincangan Pelestarian Lingkungan Hidup.Seminar Nasional Penanganan Lahan Kritisdi Indonesia tanggal 7-8 November 1996.PT. Intidaya
Agrolestari, Bogor.
Parimawati, E., 2001. Teknik Pemanenan Aliran Permukaan (run-off harvesting) di Lahan Kering Pringgabaya. Skripsi Fakultas Pertanian Unram.
Rinsemi, W. J. 1993. (Bemesting en Meststoffen alih bahasa H.M. Saleh). Bhratara, Jakarta.
SQI, 2001.Guidelines for Soil Quality Assessment in Conservation Planning. Soil Quality Institute. Natural Resources Conservation Services.USDA.
Sudihardjo, AM. 2000. Teknologi Perbaikan Sifat Tanah Subordo Psaments dalam Upaya Rekayasa
Budidaya Tanaman Sayuran di Lahan Beting Pasir. Prosiding Seminar Teknologi Pertanian untuk Mendukung Agribisnis dalam Pengembangan Ekonomi Wilayah dan Ketahanan Pangan, Yogyakarta.
Suprapto, A. 2003.Land and water resourcesdevelopment in Indonesia.DalamFAOInvestment in Land
and Water.Proceedingsof the Regional Consultation.
Syamsiah, Iis dan A. M. Fagi. 2004. Teknologi Embung. Sumber Daya Air dan Iklim Dalam Mewujudkan Pertanian Efisien. Kerjasama Departemen Pertanian Dengan Perhimpunan
Meteorologi Pertanian Indonesia (PERHIMPI).
Tindall, H. D. 1983. Vegetable In The Tropics. Mac Millan Education, Ltd, London.
Widjajaadji, I, P, G., H. Suwardjo., dan M. Soepartini.1987.Faktor Tanah Dalam Menentukan kebutuhan dan Meningkatakan Efisiensi Penggunaan Pupuk.Dalam Prosiding Lokakarya Nasional Efisiens i
Pupuk. Puslittan Balitbang Deptan:183-203.
Yuwono, N. W. 2009. Membangun kesuburan tanah di lahan marginal.Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 9(2) : 137-141.