HUBUNGAN SOSIODEMOGRAFI DENGAN KETAATAN PENGOBATAN HIPERTENSI DI DUSUN PANDAK, BANTUL Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran Program Studi Kedokteran Program Sarjana oleh: Alma Natasya 17711170 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2020
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
HUBUNGAN SOSIODEMOGRAFI DENGAN KETAATAN PENGOBATAN HIPERTENSI DI DUSUN PANDAK, BANTUL
Karya Tulis Ilmiah
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran
Program Studi Kedokteran Program Sarjana
oleh:
Alma Natasya 17711170
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA 2020
ii
THE ASSOCIATION BETWEEN SOCIO-DEMOGRAPHYC CHARACTERISTICS AND ADHERENCE TO
HYPERTENSION MEDICATION IN PANDAK, BANTUL
Scientific Writing
as A Requirement for the Degree of Undergraduate Program in Medicine
Undergraduate Program in Medicine
by:
Alma Natasya 17711170
FACULTY OF MEDICINE UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA 2020
iii
HALAMAN PENGESAHAN
HUBUNGAN SOSIODEMOGRAFI DENGAN KETAATAN PENGOBATAN HIPERTENSI DI DUSUN PANDAK, BANTUL
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun dan diajukan oleh:
Alma Natasya
17711170
Telah diseminarkan tanggal: 9 Mei 2020
dan telah disetujui oleh:
Penguji Pembimbing
Dr. dr. Isnatin Miladiyah, M.Kes dr. Riana Rahmawati, M.Kes, PhD
NIK 017110409 NIK 01411718
Ketua Program Studi Kedokteran
Program Sarjana
dr. Umatul Khoiriyah, M.Med.Ed, Ph.D NIK 047110101
Disahkan
Dekan
dr. Linda Rosita, M.Kes, Sp.PK
NIK 017110102
iv
PERNYATAAN PUBLIKASI Bismillahirrahmaanirrahiim Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Nama : Alma Natasya NIM : 17711170 Judul KTI : Hubungan Sosiodemografi dengan Ketaatan
Pengobatan Hipertensi di Dusun Pandak, Bantul Dosen Pembimbing : dr. Riana Rahmawati, M.Kes., PhD Dengan ini menyatakan bahwa :
Memberi Ijin kepada Perpustakaan FK UII mempublikasikan di repository UII, berupa : Laporan KTI (full text) Abstrak saja (coret yang tidak diperlukan)
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, 6 November 2020
Dosen Pembimbing Yang Menyatakan
dr. Riana Rahmawati, M.Kes., PhD NIK 01411718
Alma Natasya NIM 17711170
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL (BAHASA INDONESIA) ....................................................... i
HALAMAN JUDUL (BAHASA INGGRIS) ........................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PENYERTAAN PUBLIKASI ............................................................. iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... ix
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................ x
KATA PENGANTAR .......................................................................................... xi
INTISARI ........................................................................................................... xiii
ABSTRACT ....................................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .......................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 3
Dimitri, Hexananda Syifa N, Tsalsa Audrey, Triana Agustina, Cita
Purnamaning, Prastika Dwi, M. Alma Filardi, Aryo Bimo, Rhaka Ivanandy
yang senantiasa memberikan dukungan, mendoakan, dan selalu menjadi
tempat berkeluh kesah.
11. Teman-teman dekat penulis lainnya yang tidak bisa disebutkan satu
persatu yang selalu memberikan support dalam menyelesaikan KTI.
12. Teman-teman seperjuangan DHAKTARKA ARVESTY FK UII 2017 yang
selalu memotivasi dan menemani hari-hari penulis selama fase pendidikan
preklinik.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan segenap kerendahan hati penulis memohon kritik dan
masukannya. Semoga karya tulis ini dapat diterapkan dan dapat memberikan
manfaat bagi masyarakat Indonesia secara luas.
Yogyakarta, Mei 2020
Alma Natasya
xiii
HUBUNGAN SOSIODEMOGRAFI DENGAN KETAATAN PENGOBATAN HIPERTENSI DI DUSUN PANDAK, BANTUL
Alma Natasya, Riana Rahmawati2
1Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia 2Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
INTISARI
Latar Belakang: Hipertensi adalah salah satu penyakit kardiovaskular yang menjadi masalah global utama dan merupakan salah satu faktor risiko utama yang dapat dicegah dalam upaya menurunkan kejadian penyakit kardiovaskular. Ketaatan pengobatan merupakan faktor penting dalam pengelolaan pasien hipertensi, dan dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari aspek pasien maupun sistem layanan kesehatan. Sejak tahun 2017, dusun Pandak menjadi salah satu wilayah binaan Fakultas Kedokteran UII yang telah menyelenggarakan beberapa program untuk pasien hipertensi. Namun, bagaimana, gambaran ketaatan pengobatan pasien dan hubungannya dengan karakteristik sosiodemografi pasien belum diketahui.
Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan sosiodemografi dengan ketaatan pengobatan hipertensi dan gambaran ketaatan pengobatan hipertensi di Dusun Pandak, Bantul.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan studi observasional desain cross-sectional menggunakan data PIS-PK 2018 dengan teknik total sampling di mana besar sampelnya sejumlah 177 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Variabel penelitian, yaitu variabel bebas adalah sosiodemografi yang meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan, sedangkan variabel terikat adalah ketaatan terhadap pengobatan hipertensi. Ketaatan pengobatan diukur dengan kuesioner Medication Adherence Report Scale (MARS-5). Analisis data menggunakan analisis univariat yaitu tabel dan pie chart distribusi frekuensi dan analisis bivariat.
Hasil: Dari 177 pasien, 133 (75,1%) termasuk dalam kategori tidak taat. Analisis bivariat menunjukkan hubungan pendidikan rendah dengan ketidaktaatan pengobatan (p=0,035; OR 2,172; CI 95%). Perbedaan jenis kelamin, pekerjaan dan tingkat pendapatan pasien tidak berhubungan dengan ketaatan pengobatan pasien hipertensi (p>0,05).
Kesimpulan: Masalah ketidaktaatan pengobatan dilaporkan pada sebagian besar pasien. Terdapat hubungan antara rendahnya tingkat pendidikan dengan ketidaktaatan pengobatan.
Kata kunci: hipertensi, sosiodemografi, ketaatan pengobatan, posyandu lansia
xiv
THE ASSOCIATION BETWEEN SOCIO-DEMOGRAPHYC CHARACTERISTICS AND ADHERENCE TO HYPERTENSION MEDICATION
IN PANDAK, BANTUL
Alma Natasya, Riana Rahmawati2
1Student of the Faculty of Medicine, Islamic University of Indonesia 2Department of Pharmacology Faculty of Medicine, Islamic University of
Indonesia
ABSTRACT
Background: Hypertension has become a major global health problem; being one of the main risk factors of cardiovascular events that can be prevented and treated. Adherence to medication is an important factor in hypertension management, is influenced by various factors including patients- and healthcare system-related factors. Faculty of Medicine Universitas Islam Indonesia has held several programs (including hypertension-related programs) for people in Pandak village since 2017. However, data about the extent of non-adherence to hypertension medication and how to its association with soiodemographyc characteistics were scarcely reported
Objective: This study aimed to determine the relationship between socio-demography characteristics and adherence to hypertension medication among people with hypertension in Pandak, Bantul.
Methods: A community-based cross-sectional study using the 2018 PIS-PK data was conducted in Pandak, Bantul, Yogyakarta. Sociodemographic variables consisted of age, gender, education, occupation, and income level. Adherence to hypertension medication was assessed using the Medication Adherence Report Scale (MARS-5) questionnare. Both univariate and bivariate analyses were applied to present the data.
Results: 133 of 177 patients (75.1%) were categorized as the non-adherent group. Education level affected adherence to hypertension medication. Patient with a low level of education were twice more likely to be non-adherent (p = 0.035; OR 2.172; 95% CI). Gender, age, occupation, and income level were not significantly different between adherent and non-adherent participant (p> 0.05).
Conclusion: Non-adherence to hypertension medication was commonly found. A low level of education was associated with medication adherence.
Hipertensi adalah salah satu penyakit kardiovaskular yang ditandai dengan
tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg.
Hipertensi merupakan masalah global utama dan merupakan salah satu faktor
risiko utama yang dapat dicegah dalam upaya menurunkan kejadian penyakit
kardiovaskular. Hipertensi memiliki dampak besar yang mengganggu kesehatan
penduduk, menghasilkan morbiditas dan mortalitas yang tidak perlu (Burnier &
Egan, 2019). Kejadian hipertensi diperkirakan akan mengalami peningkatan baik
di negara berkembang maupun di negara maju. Menurut World Health
Organization (WHO) dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini
terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya
meninggal dunia setiap tahunnya. WHO memperkirakan pada tahun 2025 terjadi
kenaikan kasus hipertensi sekitar 80 %. Pada tahun 2000 terdapat 639 juta kasus,
namun pada tahun 2025 diperkirakan akan ada 1,5 milyar kasus yang terjadi di
negara berkembang, termasuk Indonesia. Hipertensi sendiri bertanggung jawab
atas lebih dari 5,8% kematian di seluruh dunia. Hipertensi merupakan penyebab
kematian utama ketiga di Indonesia untuk semua umur (6,8%), setelah stroke
(15,4%) dan tuberkulosis (7,5%). Sementara itu, penderita hipertensi yang berhasil
terdiagnosis oleh tenaga kesehatan di Indonesia hanya sebesar 9,4%. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar penderita hipertensi di masyarakat (sekitar
63,2%) tidak terdiagnosis oleh tenaga kesehatan (Haswan & Pinatih, 2017).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan tahun 2013 menunjukkan prevalensi hipertensi secara
nasional mencapai 25,8%. Penderita hipertensi di Indonesia diperkirakan sebesar
15 juta tetapi hanya 4% yang hipertensi terkendali mencapai target tekanan darah.
Sebaliknya sebesar 50% penderita tidak menyadari diri sebagai penderita
hipertensi, sehingga mereka cenderung untuk menderita hipertensi yang lebih
berat.
Dalam konteks manajemen hipertensi, sejumlah faktor dianggap sebagai
agen yang mempengaruhi, tetapi ketidaktaatan terhadap pengobatan dianggap
2
sebagai salah satu faktor penyebab utama buruknya manajemen pengobatan
pada pasien hipertensi. Ketaatan pengobatan merupakan faktor penting dalam
kesehatan lanjutan dan kesejahteraan pasien hipertensi. Ketaatan merupakan
prasyarat untuk keefektifitasan terapi hipertensi sehingga berpotensi besar
membantu memperbaiki pengendalian hipertensi yang dapat meningkatkan
perilaku pasien. Sedangkan, ketidaktaatan pasien untuk minum obat antihipertensi
adalah salah satu faktor utama kegagalan terapi hipertensi. Data WHO (2011) dari
50% penderita hipertensi yang diketahui hanya 25% yang mendapat pengobatan
dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik. Ketaatan memiliki banyak definisi
tetapi esensinya tetap sama di setiap pernyataan, yaitu sejauh mana pasien tetap
dengan rekomendasi dari profesional perawatan kesehatan. Ketaatan pengobatan
ini mencakup instruksi tentang penggunaan obat secara terus-menerus, modifikasi
gaya hidup, pemantauan di rumah dan penilaian diri. Hipertensi seringkali tidak
menimbulkan gejala, sementara tekanan darah yang terus-menerus tinggi dalam
jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi yang dapat meningkatkan
mortalitas sehingga hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan
tekanan darah secara berkala (Jankowska et al., 2016; Saleem et al., 2011).
Dusun Pandak adalah salah satu desa binaan Fakultas Kedokteran UII
pada tahun 2017. Sebagai wilayah kerja Puskesmas Pandak, pemeriksaan
tekanan darah di masyarakat telah diberikan melalui kegiatan posyandu lansia.
Berdasarkan data terakhir dari buku register posyandu lansia pada bulan Agustus
2018, didapatkan bahwa cukup banyak warga yang mengalami hipertensi. Data
menunjukkan bahwa setidaknya 30% peserta posyandu lansia mempunyai
tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat beberapa karakteristik
sosiodemografi yang mempengaruhi ketaatan pengobatan pasien hipertensi di
antaranya, yaitu: usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan,
dan lain-lain. Hasil telaah pustaka menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil
di mana tidak semua faktor memiliki hubungan yang signifikan dengan ketaatan
pengobatan pasien hipertensi (Haswan & Pinatih, 2017). Meskipun telah diketahui
bahwa banyak penduduk di Dusun Pandak mengalami hipertensi, bagaimana
ketaatan mereka terhadap pengobatan belum diketahui. Maka dari itu, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan karakeristik
3
sosiodemografi pasien dengan ketaatan pengobatan pasien hipertensi di Dusun
Pandak, Bantul.
1.2 Perumusan masalah
a. Bagaimana hubungan sosiodemografi dengan ketaatan pengobatan
hipertensi di Dusun Pandak, Bantul?
b. Bagaimana gambaran ketaatan pengobatan hipertensi di Dusun
Pandak, Bantul?
1.3 Tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui hubungan sosiodemografi dengan ketaatan
pengobatan hipertensi di Dusun Pandak, Bantul.
b. Untuk mengetahui gambaran ketaatan pengobatan hipertensi di Dusun
Pandak, Bantul.
1.4 Keaslian penelitian
Tabel 1. Keaslian Penelitian
No Judul Artikel Metode pada Penelitian
Sebelumnya Metode pada Penelitian
1 Factors affecting self-reported medication adherence and hypertension knowledge: A cross-sectional study in rural villages, Yogyakarta Province, Indonesia (Rahmawati & Bajorek, 2018)
1. Menggunakan kuesioner MMAS-8
2. Usia subjek penelitian ≥ 45 tahun
1. Menggunakan kuosioner MARS-5
2. Usia subjek penelitian ≥ 18 tahun
2 Gambaran karakteristik penderita hipertensi dan tingkat kepatuhan minum obat di wilayah kerja puskesmas Kintamani I (Haswan & Pinatih, 2017)
1. Tempat penelitian di Puskesmas Kintamani I
2. Menggunakan kuesioner MMAS-8
1. Tempat penelitian dilakukan di Dusun Pandak, Bantul
2. Menggunakan kuosioner MARS-5
3 Medication adherence and associated factors among elderly hypertension patients with uncontrolled blood pressure in rural area, Northeast Thailand (Woodham, Taneepanichskul et al., 2018)
1. Usia subjek penelitian antara 60 – 70 tahun
2. Lama terdiagnosis minimal 1 tahun sebelum penelitian
3. Menggunakan kuesioner yang diadaptasi dari WHO STEPwise
1. Usia subjek penelitian antara ≥ 18 tahun
2. Lama terdiagnosis hipertensi tidak dibatasi
3. Menggunakan kuosioner MARS-5
4
1.5 Manfaat penelitian
1.5.1 Bagi peneliti
Menambah wawasan dan pemahaman mengenai ketaatan pengobatan
pasien hipertensi.
1.5.2 Bagi masyarakat
Menjadi sarana bagi Pemerintah Dusun Pandak untuk mendapatkan data
ketaatan pengobatan pasien hipertensi. Hal ini dapat bermanfaat untuk
menyusun upaya peningkatan terapi hipertensi di masyarakat.
1.5.3 Bagi puskesmas
Menjadi bahan kajian bagi petugas kesehatan di puskesmes khususnya
wilayah Pandak dalam merumuskan langkah-langkah untuk meningkatkan
ketaatan pengobatan pasien hipertensi.
5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Telaah Pustaka
2.1.1 Hipertensi
Hipertensi adalah penyakit kardiovaskular yang paling sering
terjadi. Prevalensi penyakit ini meningkat seiring bertambahnya usia. Sejak
dahulu sampai saat ini, hipertensi menjadi masalah besar di dunia
(Chamoli et al., 2016). Peningkatan tekanan arteri menyebabkan
perubahan patologis pada jaringan vaskular dan hipertrofi ventrikel kiri.
Pasien dapat didiagnosis hipertensi saat tekanan sistolik ≥ 140 mmHg atau
tekanan diastolik ≥ 90 mmHg. Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah
pada saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh (fase ejeksi) yang
biasanya di tulis pada nilai atas. Sedangkan tekanan darah diastolik adalah
tekanan darah pada saat jantung istirahat (dalam hal ini ventrikel diisi oleh
sejumlah darah dari atrium) (Kadir, 2018). Menurut JNC VII, hipertensi
diklasifikasikan menjadi stage I dan stage II seperti yang tertera pada Tabel
1. Pada umumnya, hipertensi bersifat asimptomatik dan sulit untuk
dideteksi, biasanya mudah untuk diobati, dan sering menimbulkan
komplikasi. Hipertensi menjadi faktor risiko utama terjadinya
Cardiovascular Disease (CVD) (Brunton et al., 2018; Pavlou et al., 2018).
Tabel 2. Klasifikasi Tekanan Darah (JNC VII, 2003)
Klasifikasi Tekanan Sistolik (mmHg)
Tekanan Diastolik (mmHg)
Normal <120 Dan <80
Pre-Hipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi Stage I 140-159 Atau 90-99
Hipertensi Stage II ≥160 Atau ≥100
Penyebab Hipertensi sudah banyak di perbincangkan, dan yang
paling sering di bahas adalah dua penyebab hipertensi, yaitu hipertensi
primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer mendominasi penyebab
hipertensi yaitu 95 % hipertensi adalah hipertensi primer yang disebut juga
hipertensi esensial, dan sisanya 5% adalah hipertensi sekunder yang
6
disebbakan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, dan penyakit jantung
(Kadir, 2018).
Terdapat dua faktor risiko hipertensi yaitu, faktor risiko yang tidak
dapat dimodifikasi dan yang dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak
dapat dimodifikasi, antara lain: umur, jenis kelamin, dan genetik.
Sementara itu, faktor risiko yang dapat dimodifikasi, antara lain: merokok,
diet rendah serat, dislipidemia, konsumsi garam berlebih, kurang aktivitas
fisik, stress, berat badan berlebih, dan konsumsi alkohol (Kemenkes RI,
2018). Dua faktor risiko tersebut mempengaruhi proses patofisiologi
hipertensi. Menurut Kumar et al. (2015) faktor genetik dan faktor
lingkungan dapat menyebabkan defek pada homeostasis natrium pada
ginjal, vasokonstriksi, dan defek pada otot polos vaskular. Keadaan
tersebut dapat meningkatkan stroke volume dan total peripheral resistence
(TPR) dimana keduanya dapat menyebabkan hipetensi.
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mengendalikan kadar
tekanan darah normal agar tidak terjadi komplikasi di kemudian hari
(Chobanian et al., 2003). Upaya skrining hipertensi dan faktor risiko, terapi
yang tepat, monitoring terapi berkelanjutan diharapkan dapat menurunkan
angka morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi hipertensi (Lewington et
al, 2002). Terapi hipertensi meliputi terapi farmakologi dan non-farmakologi
(diet, olahraga, relaksasi). Sebagai suatu kelainan yang bersifat kronik,
terapi hipertensi memerlukan jangka waktu panjang dan
berkesinambungan (Kemenkes RI, 2013).
Berdasarkan konsensus penatalaksanaan hipertensi 2019,
tatalakasana hipertensi diantaranya: intervensi pola hidup, penentuan
batas tekanan darah untuk inisiasi obat, target pengobatan hipertensi,
terapi obat. Pola hidup sehat dapat mencegah ataupun memperlambat
awitan hipertensi dan dapat mengurangi risiko kardiovaskular. Pola hidup
sehat juga dapat memperlambat ataupun mencegah kebutuhan terapi obat
pada hipertensi derajat 1, namun sebaiknya tidak menunda inisiasi terapi
obat pada pasien dengan risiko tinggi kardiovaskular. Beberapa pola hidup
sehat telah terbukti dapat menurunkan tekanan darah yaitu, diantaranya:
7
pembatasan konsumsi garam dan alkohol, peningkatan konsumsi sayuran
dan buah, penurunan berat badan dan menjaga berat badan ideal, aktivitas
fisik teratur, serta menghindari rokok.
Pola hidup yang pertama yang perlu diatur adalah membatasi
konsumsi garam. Berdasarkan referensi terdahulu, terdapat bukti
hubungan antara konsumsi garam dan hipertensi dimana saat seseorang
mengonsumsi garam secara berlebih akan meningkatkan tekanan darah
sehingga prevalensi hipertensi meningkat pula. Berdasarkan rekomendasi
konsensus tatalaksana hipertensi, penggunaan natrium (Na) sebaiknya
tidak lebih dari 2 gram/hari (setara dengan 1 sendok teh garam dapur).
Selain itu, pola makan penderita hipertensi juga disarankan untuk
mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Pasien hipertensi juga
perlu menjaga berat badan ideal guna mencegah obesitas (IMT >25 kg/m2)
dan menargetkan berat badan ideal (IMT 18,5 – 22,9 kg/m2) dengan
lingkar pinggang <90 cm pada laki-laki dan <80 cm pada perempuan.
Aktivitas lain yang direkomendasikan adalah olahraga teratur terutama
olahraga aerobik. Jenis olahraga tersebut berperan dalam pencegahan
dan pengobatan hipertensi, sekaligus menurunkan risiko dan mortalitas
kardiovaskuler. Pasien hipertensi juga direkomendasikan untuk berhenti
merokok karena merokok adalah faktor risiko terjadinya vaskular dan
kanker (Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, 2019).
Tatalaksana yang kedua adalah penentuan batas tekanan darah
untuk inisiasi obat. Penatalaksanaan medikamentosa pada penderita
hipertensi merupakan upaya untuk menurunkan tekanan darah secara
efektif dan efisien. Meskipun demikian pemberian obat antihipertensi bukan
selalu merupakan langkah pertama dalam penatalaksanaan hipertensi.
Kemudian, tatalaksana ketiga yang direkomendasikan adalah target
pengobatan hipertensi. Salah satu pertimbangan untuk memulai terapi
medikamentosa adalah nilai atau ambang tekanan darah. Pada Konsensus
Penatalaksanaan Hipertensi PERHI tahun 2016, telah disepakati bahwa
target tekanan darah adalah <140/90 mmHg, tidak tergantung kepada
jumlah penyakit penyerta dan nilai risiko kardiovaskularnya. Strategi
pengobatan yang dianjurkan pada panduan penatalaksanaan hipertensi
8
saat ini adalah dengan menggunakan terapi fixed dose combination pada
sebagian besar pasien dengan tujuan untuk meningkatkan kepatuhan
pasien terhadap pengobatan. Keempat, obat-obat untuk penatalaksanaan
hipertensi. Lima golongan obat antihipertensi utama yang
direkomendasikan yaitu: ACEi, ARB, beta bloker, CCB dan diuretik
(Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, 2019).
2.1.2 Sosiodemografi
Karakteristik sosiodemografi meliputi, misalnya, usia, jenis kelamin,
pendidikan, latar belakang migrasi dan etnis, afiliasi agama, status
perkawinan, rumah tangga, pekerjaan, dan pendapatan. Rincian
sosiodemografi sering digunakan untuk menggambarkan sampel yang
direalisasikan. Kontribusi yang ditujukan untuk karakteristik sosiodemografi
memberikan gambaran umum tentang instrumen survei yang tersedia atau
Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa dari semua variabel
bebas yang diukur, hanya 1 variabel yaitu variabel pendidikan yang
menunjukkan nilai p <0,05 (OR 2,172); pendidikan rendah berhubungan
dengan rendahnya tingkat ketaatan pengobatan antihipertensi. Variabel
yang lain (usia, jenis kelamin, pekerjaan dan pendapatan) memiliki nilai p>
0,05; tidak adanya hubungan antara ketaatan pengobatan responden
dengan variabel tersebut. Pembahasan terkait hubungan sosiodemografi
dengan ketaatan pengobatan dan komparasi dengan penelitian
sebelumnya adalah sebagai berikut:
a. Hubungan Usia dengan Ketaatan Pengobatan Pasien Hipertensi di Dusun
Pandak, Bantul
Berdasarkan hasil uji statistik Chi-square test pada Tabel 7.
menunjukkan tidak ada hubungan antara usia dengan ketaatan
pengobatan dengan nilai p = 0,375 (p>0,05). Penelitian ini sejalan dengan
penelitian Ezeala-Adikaibe (2017) yang dilakukan pada pasien hipertensi
di pelayanan kesehatan tersier. Namun, beberapa penelitian menunjukkan
bahwa pasien dengan usia lebih muda lebih tidak taat dibandingkan pasien
tua (Ezeala-Adikaibe, 2017; Benner et al., 2002; Osamor & Owumi, 2011;)
Kelompok pasien yang lebih tua lebih taat karena mereka cenderung lebih
tertarik dengan isu kesehatan dan merasa bahwa hipetensi lebih berisiko
pada orang tua sehingga membuat mereka lebih taat (Cho & Kim, 2014).
b. Hubungan Jenis Kelamin dengan Ketaatan Pengobatan Pasien Hipertensi
di Dusun Pandak, Bantul
Tabel 7. menunjukkan hasil uji analisis statistik Chi-square test yaitu
nilai p = 0,930 (p>0,05) yang artinya tidak ada hubungan antara jenis
kelamin dengan ketaatan pengobatan. Penelitian ini sejalan dengan
Rasajati et al. (2015) yang mengukur ketaatan pengobatan dengan
wawacara terstruktur pada pasien hipertensi di Puskesmas Kedungmangu.
Namun, penelitian Mohammed et al. (2019) menunjukkan adanya
hubungan signifikan antara jenis kelamin dan ketaatan dimana perempuan
lebih taat dibanding laki-laki. Hal ini dikarenakan laki-laki dibebani oleh
aktivitas outdoor yang lebih banyak dan lebih sibuk dibanding perempuan
sehingga biasanya lupa minum obat (Ali, Bekele, & Teklay, 2014; Tsiantou,
27
2010). Selain itu, responden laki-laki juga sering bekerja dengan jarak jauh
di mana hal itu berdampak pada jauhnya terhadap fasilitas kesehatan,
mereka merasa selagi status tekanan darahnya normal maka tidak akan
minum obat teratur. Berbeda dengan perempuan yang biasanya lebih
banyak dapat perhatian dan dukungan dari keluarga serta mendapat
dukungan medis dari dokter dan tenaga medis lainnya sehingga mereka
cenderung lebih taat (Mohammed Ndagi, 2019).
Dalam hal menjaga kesehatan, biasanya kaum perempuan lebih
memperhatikan kesehatannya dibandingkan dengan laki-laki. Perbedaan
pola perilaku sakit juga dipengaruhi oleh jenis kelamin, di mana perempuan
lebih sering berobat dibandingkan dengan laki-laki (Notoatmodjo, 2010).
Hal ini dapat dikaitkan dengan ketersediaan waktu dan kesempatan bagi
perempuan untuk datang ke Puskesmas lebih banyak dibandingkan
dengan laki-laki. Namun, saat ini perempuan tidak selalu memiliki
ketersediaan waktu untuk datang ke Puskesmas karena banyak
perempuan yang juga ikut bekerja atau mempunyai kesibukan (Rasajati et
al., 2015).
c. Hubungan Pendidikan dengan Ketaatan Pengobatan Pasien Hipertensi di
Dusun Pandak, Bantul
Analisis bivariat dengan Chi-square test pada Tabel 7.
menunjukkan adanya hubungan antara pendidikan dengan ketaatan
pengobatan yang ditandai dengan nilai p = 0,035 (p<0,05). Penelitian ini
sejalan dengan penelitian Puspita (2016) yang dilakukan pada penderita
hipertensi di Puskesmas Gunung Pati. Namun, penelitian Rasajati et al.
(2015) menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara pendidikan
dengan ketaatan pengobatan. Menurut Notoatmodjo (2010) pendidikan
adalah kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau
meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat
berdiri sendiri. Responden yang berpendidikan lebih tinggi akan
mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan responden
yang tingkat pendidikanya rendah. Tingkat pendidikan dapat
mempengaruhi kemampuan dan pengetahuan seseorang dalam
menerapkan perilaku hidup sehat, terutama mencegah penyakit hipertensi.
Semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin tinggi pula
28
kemampuan seseorang dalam menjaga pola hidupnya agar tetap sehat
(Notoarmodjo, 2010).
Penelitian terdahulu juga melaporkan bahwa pendidkan formal
secara signifikan dapat meningkatkan ketaatan pengobatan (Boima et al.,
2015). Hal ini dikarenakan juga terdapat studi yang melaporkan bahwa
ketaatan lebih tinggi pada pasien yang berpendidikan rendah
(Ponnusankar et al., 2004). DiMatteo (2004) menyatakan bahwa walaupun
seseorang dengan tingkat pendidikan tinggi maka kemungkinan mereka
dapat tidak paham dengan kondisi medisnya atau tidak percaya dengan
manfaat dari ketaatan minum obat. Selain itu, juga dilaporkan pasien yang
berpendidikan rendah dianggap lebih percaya dengan nasihat dokter
(Ezeala-Adikaibe, 2017).
d. Hubungan Pekerjaan dengan Ketaatan Pengobatan Pasien Hipertensi di
Dusun Pandak, Bantul
Hasil analisis bivariat pada Tabel 7. menunjukkan nilai p = 0,982
(p>0,05) yang artinya tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan
ketaatan pengobatan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Puspita (2016) dan Tisna (2009). Sementara itu, penelitian
yang dilakukan di pada pasien hipertensi di Puskesmas Kedungmundu
menunjukkan ada hubungan antara pekerjaan dengan ketaatan
pengobatan (Rasajati, 2015). Responden yang tidak bekerja cenderung
lebih taat melakukan pengobatan dibandingkan dengan responden yang
bekerja. Orang yang bekerja cenderung memiliki sedikit waktu bahkan
tidak memiliki banyak waktu untuk mengunjungi fasilitas kesehatan seperti
puskesmas (Notoatmodjo, 2007). Suatu penelitian mengidentifikasi bahwa
responden yang bekerja juga minum obat tidak sesuai dengan anjuran
dokter karena alasan padatnya aktivitas yang dilakukan setiap harinya
sehingga membuat responden lupa untuk minum obat (Puspita, 2016).
e. Hubungan Pendapatan dengan Ketaatan Pengobatan Pasien Hipertensi di
Dusun Pandak, Bantul
Hasil uji statistik Chi-square test pada Tabel 7. menunjukkan tidak
ada hubungan antara pendapatan dengan ketaatan pengobatan yang
ditandai dengan nilai p = 0,922 (p>0,05). Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rasajati (2015) dan Ezeala-Adikaibe (2017).
29
Ketidaktaatan pengobatan dilaporkan baik pada pasien dengan
pendapatan tinggi maupun rendah.
Penelitian Puspita (2016) melaporkan bahwa ada hubungan antara
keikutsertaan asuransi kesehatan dengan ketaatan. Keikutsertaan
asuransi kesehatan juga berperan sebagai faktor ketaatan pengobatan,
karena dengan adanya asuransi kesehatan masyarakat dimudahkan
dalam segi pembiayaan kesehatan sehingga pasien akan lebih taat
dibandingkan dengan yang tidak memiliki asuransi kesehatan (Puspita,
2016). Saat ini pemerintah telah mengeluarkan jaminan sosial wajib bagi
seluruh penduduk termasuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) untuk semua kalangan
masyarakat, termasuk premi bersubsidi untuk masyarakat miskin
(Kemenkes RI, 2013).
4.3 Diskusi dan Pembahasan
Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar pasien hipertensi (133
orang atau 75.1%) di Dusun Pandak memiliki ketaatan pengobatan yang
rendah. Meskipun telah terdiagnosis mengalami hipertensi, hampir 50% pasien
tidak minum obat hipertensi dalam 30 hari terakhir. Fenomena ini telah
dilaporkan pada penelitian sebelumnya (Setiati & Sutrisna, 2005; Rahmawati
& Bajorek, 2018). Pada penelitian ini, ketidaktaatan pengobatan hipertensi
berhubungan dengan rendahnya pendidikan pasien; pasien dengan
pendidikan rendah 2,2 kali lebih berisiko untuk tidak taat. Pada penelitian ini
sebagian besar responden dikategorikan miskin namun tidak terdapat
hubungan antara pendapatan pasien dengan ketaatan pengobatan. Demikian
juga, tidak terdapat hubungan usia, jenis kelamin, dan pekerjaan. Hal ini
mengindikasikan ketidaktaatan pengobatan merupakan masalah yang perlu
diperhatikan pada semua kalangan masyarakat Pandak yang mengalami
hipertensi khususnya pada pasien dengan pendidikan rendah.
Hasil penelitian ini melaporkan hanya 25 % pasien yang tergolong taat
minum obat. Ketidaktaatan pengobatan dapat mempengaruhi keberhasilan
terapi hipertensi (Rikmasari et al., 2020). Berbagai intervensi dan program
untuk meningkatkan ketaatan pengobatan pasien telah banyak dilaporkan oleh
penelitian sebelumnya (Cheema, Sutcliffe, & Singer, 2014; Conn et al., 2015;
30
Gwadry-Sridhar et al., 2013; Van Onzenoort et al., 2012). Bagi masyarakat
pedesaan, Rahmawati (2018) merekomendasikan peningkatan peran kader
kesehatan di masyarakat dalam pengelolaan hipertensi termasuk didalamnya
anjuran minum obat sesuai dengan instruksi dokter. Puskesmas di Indonesia
menyediakan program berbasis pengkaderan di pedesaan yang menawarkan
kegiatan seperti cek tekanan darah dan pendidikan kesehatan guna
meningkatkan penyediaan layanan kesehatan kepada masyarakat di
pedesaan (Rahmawati & Bajorek, 2018). Kader berfungsi sebagai jembatan
antara masyarakat dan tenaga kesehatan dalam hal perawatan kesehatan,
mengatasi kepercayaan masyarakat tentang penyakit dan mendukung
ketaatan pasien terhadap terapi (Rahmawati & Bajorek, 2018).
Sebagai suatu kondisi kronis, hipertensi memerlukan pengelolaan terpadu
dan komprehensif. Di Indonesia, pelayanan kesehatan primer mencanangkan
Program Pengelolaan Penyakit Kronis (prolanis) yang terutama diberikan bagi
pasien dengan hipertensi dan/atau diabetes mellitus. Prolanis melakukan
berbagai kegiatan antara lain: skrining, pengendalian faktor risiko, dan
pencegahan terjadinya komplikasi penyakit. Selain itu, Kemenkes RI juga
mencanangkan sebuah program, yaitu Gerakan Masyarakat Cerdas
Menggunakan Obat (Gema Cermat) (Yuliastuti, Hapsari, & Mardiana, 2018)
yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
penggunaan obat yang tepat, meningkatkan kemandirian, dan perubahan
perilaku masyarakat dalam penggunaan obat secara benar. Implementasi
Gema Cermat dapat bermanfaat untuk pasien, khususnya di daerah pedesaan
di mana akses informasi obat terbatas (Rahmawati & Bajorek, 2018). Dalam
pengelolaan pasien hipertensi yang memerlukan terapi jangka panjang,
program Gema Cermat berpotensi untuk meningkatkan kesadaran pasien
untuk minum obat hipertensi secara teratur.
Penelitian Qowi et al. (2018) di Surabaya juga mencanangkan sebuah
program pelayanan kesehatan hipertensi sebagai upaya preventif bagi
masyarakat yaitu KAPTEN (Kader Anti Hipertensi). Pogram Ini dikemas dalam
bentuk pendidikan kesehatan kepada masyarakat dan pengontrolan tekanan
darah secara rutin oleh para kader yang terlatih. Pengelolaan terpadu
hipertensi juga dilaporkan di negara lain. Sebagai contoh, suatu penelitian di
Brazil melaporkan manajemen terpadu untuk masyarakat dimana Pemerintah
31
Brazil menghadirkan layanan untuk masyarakat pedesaan berupa konsultasi
rutin perawatan, mengontrol tekanan darah, meningkatkan motivasi, dan
membentuk sikap suportif terhadap pengurangan tekanan darah dan ketaatan
pengobatan (Magnabosco et al., 2015).
4.4 Keterbatasan Penelitian
Sebuah penelitian tentunya tidak jauh dari kata keterbatasan. Pada
penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan yaitu: pertama, bias mengingat
(recall-bias) sangat dirasakan oleh peneliti ketika mewawancarai responden
karena sebagian besar responden penelitian merupakan lansia. Kedua,
kendala bahasa karena ketidakmampuan peneliti untuk berbicara
menggunakan Bahasa Jawa kepada responden walaupun peneliti sedikit-
sedikit tahu maksud dari jawaban responden. Jadi peneliti hanya
menggunakan Bahasa Indonesia untuk berkomunikasi, tetapi apabila
responden tidak paham Bahasa Indonesia, maka peneliti akan meminta
bantuan kader untuk membantu proses tanya jawab. Ketiga, kedatangan
responden di luar undangan, hal ini menghambat jalannya pengambilan data.
Saat berlangsungnya acara, ada beberapa warga yang datang untuk diperiksa
padahal mereka tidak termasuk dalam daftar undangan responden sehingga
sedikit memperlama antrean pasien-pasien lain yang terdaftar dalam
undangan.
32
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
a. Terapat hubungan antara pendidikan dengan ketaatan pengobatan
hipertensi di Dusun Pandak, Bantul.
b. Tidak terdapat hubungan antara usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan
pendapatan dengan ketaatan pengobatan hipertensi di Dusun Pandak,
Bantul
c. Sebagian besar pasien hipertensi (75%) tidak taat minum obat.
5.2 Saran
a. Diperlukan langkah untuk meningkatan ketaatan sebagai upaya
pencegahan meningkatnya risiko komplikasi penyakit kardiovaskular pada
pasien hipertensi di Dusun Pandak, Bantul.
b. Diperlukan strategi pendekatan ke masyarakat pedesaan terkait betapa
pentingnya ketaatan pengobatan hipertensi yang jangka panjang.
c. Disarankan untuk penelitian selanjutnya diadakan pengecekan ketaatan
minum obat antihipertensi secara berkala untuk mengetahui aspek
ketaatan yang persisten.
33
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M., Bekele, M., & Teklay, G. (2014). Antihypertensive medication non-adherence and its determinants among patients on follow up in public hospitals in Northern Ethiopia. International Journal of Clinical Trials, 1(3), 95. https://doi.org/10.5455/2349-3259.ijct20141103
Benner, J. S., Glynn, R. J., Mogun, H., Neumann, P. J., Weinstein, M. C., & Avorn, J. (2002). Long-term persistence in use of statin therapy in elderly patients. Journal of the American Medical Association, 288(4), 455–461. https://doi.org/10.1001/jama.288.4.455
Boima, V., Ademola, A. D., Odusola, A. O., Agyekum, F., Nwafor, C. E., Cole, H., … Tayo, B. O. (2015). Factors Associated with Medication Nonadherence among Hypertensives in Ghana and Nigeria. International Journal of Hypertension, 2015. https://doi.org/10.1155/2015/205716
Brunton, L.L., Dandan, R., Knollman, B. C. (2018). Goodman & Gilman’s : The Pharmacological Basis of Therapeutics (13 ed). USA: McGraw-Hill Global Education Holdings, LLC.
Burnier, M., & Egan, B. M. (2019). Adherence in Hypertension: A Review of Prevalence, Risk Factors, Impact, and Management. Circulation Research, 124(7), 1124–1140. https://doi.org/10.1161/CIRCRESAHA.118.313220
Chamoli, A., Singh, O. P., & Goyal, D. K. (2016). Conceptual Study of Efficacy of Raktadabashamak Ghana Vati in the Management of Essential Hypertension: a Review. International Journal of Research in Ayurveda & Pharmacy, 7(1), 24–26. https://doi.org/10.7897/2277-4343.07122
Cheema, E., Sutcliffe, P., & Singer, D. R. J. (2014). The impact of interventions by pharmacists in community pharmacies on control of hypertension: A systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials. British Journal of Clinical Pharmacology, 78(6), 1238–1247. https://doi.org/10.1111/bcp.12452
Cheiloudaki, E., & Alexopoulos, E. C. (2019). Adherence to treatment in stroke patients. International Journal of Environmental Research and Public Health, 16(2). https://doi.org/10.3390/ijerph16020196
Cho, S. J., & Kim, J. (2014). Factors associated with nonadherence to antihypertensive medication. Nursing and Health Sciences, 16(4), 461–467. https://doi.org/10.1111/nhs.12145
Conn, vicki. (2015). Interventions to Improve Medication Adherence in Hypertensive Patients: Systematic Review and Meta-analysis. Physiology & Behavior, 17(12), 94. https://doi.org/10.1016/j.physbeh.2017.03.040
DiMatteo, M. R. (2004). Social Support and Patient Adherence to Medical Treatment: A Meta-Analysis. Health Psychology, 23(2), 207–218. https://doi.org/10.1037/0278-6133.23.2.207
34
Ezeala-Adikaibe, B. (2017). Factors Associated with Medication Adherence among hypertensive Patients in a Tertiary Health Center: A Cross-Sectional Study. Archives of Community Medicine and Public Health, 3, 024–031. https://doi.org/10.17352/2455-5479.000021
Farisi, M. Al. (2020). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketaatan Minum Obat pada Penyakit Kronik. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 20(1), 277. https://doi.org/10.33087/jiubj.v20i1.883
Gwadry-Sridhar, F. H., Manias, E., Lal, L., Salas, M., Hughes, D. A., Ratzki-Leewing, A., & Grubisic, M. (2013). Impact of interventions on medication adherence and blood pressure control in patients with essential hypertension: A systematic review by the ISPOR medication adherence and persistence special interest group. Value in Health, 16(5), 863–871. https://doi.org/10.1016/j.jval.2013.03.1631
Haswan, A., & Pinatih, G. N. I. (2017). Gambaran Karakteristik Penderita Hipertensi dan Tingkat Kepatuhan Minum Obat di Wilayah Kerja Puskesmas Kintamani I. Intisari Sains Medis, 8(2), 130–134. https://doi.org/10.1556/ism.v8i2.127
Jankowska-Polańska, B., Uchmanowicz, I., Dudek, K., & Mazur, G. (2016). Relationship between patients’ knowledge and medication adherence among patients with hypertension. Patient Preference and Adherence, 10, 2437–2447. https://doi.org/10.2147/PPA.S117269
JNC VII. (2003). The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. Current Opinion in Cardiology, 14(2), 161–168. https://doi.org/10.1097/00001573-199903000-00014
Kadir, A. (2018). Hubungan Patofisiologi Hipertensi dan Hipertensi Renal. Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma, 5(1), 15. https://doi.org/10.30742/jikw.v5i1.2
Kemenkes RI. (2013). Buku Pegangan Sosialisasi JKN. Climate Change 2013 - The Physical Science Basis, 1–30. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Kesehatan, F. I., Islam, U., & Alauddin, N. (2012). kemudahan ( Qs : ( 94 : 6 ).
Kronish, I. M., & Ye, S. (2013). Adherence to cardiovascular medications: Lessons learned and future directions. Progress in Cardiovascular Diseases, 55(6), 590–600. https://doi.org/10.1016/j.pcad.2013.02.001
Kumar et al. (2015). Buku Ajar Patologi Robbins & Cotran (9th ed.). New York: Elsevier Inc.
Lee, C. S., Tan, J. H. M., Sankari, U., Koh, Y. L. E., & Tan, N. C. (2017). Assessing oral medication adherence among patients with type 2 diabetes mellitus treated with polytherapy in a developed Asian community: A cross-sectional study. BMJ Open, 7(9), 1–7. https://doi.org/10.1136/bmjopen-2017-016317
Magnabosco, P., Teraoka, E. C., De Oliveira, E. M., Felipe, E. A., Freitas, D., & Marchi-Alves, L. M. (2015). Comparative analysis of non-adherence to
35
medication treatment for systemic arterial hypertension in urban and rural populations. Revista Latino-Americana de Enfermagem, 23(1), 20–27. https://doi.org/10.1590/0104-1169.0144.2520
Mandagi, A. M. (2010). Faktor yang Berhubungan Dengan Status Kualitas Hidup Penderita Diabetes Mellitus. Jurnal Penelitian Kesehatan, 6(1), 54–62.
Mashford, L. (2003). Manual of Hypertension. In Internal Medicine Journal (Vol. 33). https://doi.org/10.1046/j.1445-5994.2002.00310.x
Mohammed Ndagi, U. (2019). Medication adherence and its associated factors among hypertensive patients in a tertiary health facility in Minna, North Central Nigeria. Archives of Clinical Hypertension, 5, 003–007. https://doi.org/10.17352/ach.000021
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Osamor, P. E., & Owumi, B. E. (2011). Factors associated with treatment compliance in hypertension in southwest Nigeria. Journal of Health, Population and Nutrition, 29(6), 619–628. https://doi.org/10.3329/jhpn.v29i6.9899
Pavlou, D. I., Paschou, S., Anagnostis, P., Spartalis, M., Spartalis, E., Vryonidou, A., … Siasos, G. (2018). Hypertension in patients with type 2 diabetes mellitus: Targets and management. Maturitas, 112(February), 71–77. https://doi.org/10.1016/j.maturitas.2018.03.013
Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. (2019). hipertensi event_Update_konsensus_2019123191.
Perwitasari et al. (2015). Adherence and Quality of Life of Hypertension Patients in Gunung Jati Hospital, Cirebon, Indonesia. Indonesian Journal of Clinical Pharmacy, 4(4), 289–298. https://doi.org/10.15416/ijcp.2015.4.4.289
Ponnusankar, S., Surulivelrajan, M., Anandamoorthy, N., & Suresh, B. (2004). Assessment of impact of medication counseling on patients’ medication knowledge and compliance in an outpatient clinic in South India. Patient Education and Counseling, 54(1), 55–60. https://doi.org/10.1016/S0738-3991(03)00193-9
Puspita, E. (2016). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Penderita Hipertensi Dalam Menjalani Pengobatan. Universitas Negeri Semarang, XVII+ 107 halaman + 28 tabel + 3 gambar + 16 lampi.
Qowi, Nurul Hikmatul, Hilda Mazarina Devi, Ari Kusumandani, A. K. (2018). KAPTEN (Kader Anti Hipertensi) Sebagai Upaya Pencegahan Sekunder Kejadian Hipertensi Di Kelurahan Semolorawu RW 01.
Rahmawati, R., & Bajorek, B. (2018). Factors affecting self-reported medication adherence and hypertension knowledge: A cross-sectional study in rural villages, Yogyakarta Province, Indonesia. Chronic Illness, 14(3), 212–227.
36
https://doi.org/10.1177/1742395317739092
Rasajati, et al. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Pengobatan Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang. Unnes Journal of Public Health, 4(3), 16–23. https://doi.org/10.15294/ujph.v4i3.6339
Rikmasari, Yopi & Noprizon. (2020). Hubungan Kepatuhan Menggunakan Obat dengan Keberhasilan Terapi Pasien Hipertensi di RS PT Pusri Palembang. 10(1), 97–103.
Saleem, F., Hassali, M. A., Shafie, A. A., Awad, A. G., & Bashir, S. (2011). Association between knowledge and drug adherence in patients with hypertension in Quetta, Pakistan. Tropical Journal of Pharmaceutical Research, 10(2), 125–132. https://doi.org/10.4314/tjpr.v10i2.66552
Setiati, S., & Sutrisna, B. (2005). Prevalence of hypertension without anti-hypertensive medications and its association with social demographic characteristics among 40 years and above adult population in Indonesia. Acta Medica Indonesiana, 37(1), 20–25.
Sholawati, A. A. P. (2019). Ketaatan Pengobatan Pada Peserta Posyandu Lansia Dengan Hipertensi Derajat 2 Di Wilayah Puskesmas Dlingo Ii Kabupaten Bantul.
Sianturi, E. I., Perwitasari, D. A., Islam, M. A., & Taxis, K. (2019). The association between ethnicity, stigma, beliefs about medicines and adherence in people living with HIV in a rural area in Indonesia. BMC Public Health, 19(1), 1–8. https://doi.org/10.1186/s12889-019-6392-2
Tsiantou, V. (2010). Factors affecting adherence to antihypertensive medication in Greece: results from a qualitative study. Patient Preference and Adherence, 335. https://doi.org/10.2147/ppa.s12326
Van Onzenoort, H. A. W., Verberk, W. J., Kroon, A. A., Kessels, A. G. H., Neef, C., Van Der Kuy, P. H. M., & De Leeuw, P. W. (2012). Electronic monitoring of adherence, treatment of hypertension, and blood pressure control. American Journal of Hypertension, 25(1), 54–59. https://doi.org/10.1038/ajh.2011.153
Vrijens, B., Antoniou, S., Burnier, M., de la Sierra, A., & Volpe, M. (2017). Current situation of medication adherence in hypertension. Frontiers in Pharmacology, 8(MAR), 1–8. https://doi.org/10.3389/fphar.2017.00100
Woodham, N., Taneepanichskul, S., Somrongthong, R., & Auamkul, N. (2018). Medication adherence and associated factors among elderly hypertension patients with uncontrolled blood pressure in rural area, Northeast Thailand. Journal of Health Research, 32(6), 449–458. https://doi.org/10.1108/JHR-11-2018-085
Yuliastuti, F., Hapsari, W. S., & Mardiana, T. (2018). GeMa CerMat (Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat) bagi Guru Sekolah Dasar Kecamatan Magelang Selatan Kota Magelang. Community Empowerment, 3(2), 34–37. https://doi.org/10.31603/ce.v3i2.2444
37
Lampiran 1
38
Lampiran 2
Nama : Kode :
TD yang diukur :
LEMBAR KUESIONER
Isi dan berilah tanda centang () pada jawaban di bawah ini.
▪ Usia / tanggal lahir : ______ tahun /____________________
▪ Jenis kelamin : □ Laki-laki □ Perempuan
▪ Pekerjaan : □ Tidak Bekerja □ Petani □ Buruh □ Pengrajin □ Wiraswasta □ PNS □ Pensiunan □ Lainnya
▪ Pendidikan terakhir : □ Tidak Sekolah □ Tamat SD □ Tamat SMP □ Tamat SMA □ Perguruan Tinggi
▪ Pendapatan keluarga per bulan : Rp _____________________________
▪ Jumlah anggota keluarga : ___________________________ orang
▪ Usia terdiagnosis hipertensi : ___________________________ tahun
▪ Penyakit lain yang diderita : ________________________________
Apabila Anda minum obat antihipertensi dalam 30 hari terakhir, maka isilah kolom yang tersedia.
No. Pertanyaan
Tidak Pernah
Sangat Jarang
Kadang-kadang Sering Selalu
5 4 3 2 1
1. Saya lupa minum obat antihipertensi saya
2. Saya mengubah dosis minum obat antihipertensi saya
3. Saya berhenti minum obat antihipertensi saya untuk sementara
4. Saya memutuskan untuk melewatkan satu dosis obat antihipertensi saya
5.
Saya minum obat antihipertensi kurang dari petunjuk sebenarnya
39
Lampiran 3
KUESIONER PENGABDIAN MASYARAKAT PASIEN (halaman 1 dari 3) Nama : TD yang diukur : Kode : Isi dan berilah tanda centang () pada jawaban di bawah ini.
Identitas dan Karakteristik
▪ Usia / tanggal lahir : ______ tahun /_____________________________
▪ Jenis kelamin : □ Laki-laki □ Perempuan
▪ Pekerjaan : □ Tidak Bekerja □ Petani □ Buruh □ Pengrajin □ Wiraswasta □ PNS □ Pensiunan □ Lainnya
▪ Pendidikan terakhir : □ Tidak Sekolah □ Tamat SD □ Tamat SMP □ Tamat SMA □ Perguruan Tinggi
▪ Status perkawinan : □ Sudah Kawin □ Belum Kawin
▪ Pendapatan keluarga per bulan : Rp _____________________________________
▪ Jumlah anggota keluarga : ___________________________________ orang
▪ Apakah Anda mengikuti Posyandu Lansia? □ Ya, saya selalu/sering mengikuti kegiatan □ Ya, tapi jarang/tidak pernah mengikuti kegiatan □ Tidak terdaftar/tidak ikut Posyandu Lansia
Kebiasaan dan Aktivitas Fisik
▪ Berapa menit aktivitas sedang (mis. mencuci, menjemur, menyetrika, jalan cepat, bersepeda, menari, berenang, berkebun, bercocok tanam, mencabut rumput, mencuci mobil) / olahraga yang Anda lakukan perhari: _______ jam
▪ Apakah Anda merokok?
□ Ya, biaya kurang lebih _______ / hari □ Tidak
▪ Apakah terdapat anggota keluarga yang merokok? □ Ya □ Tidak
Riwayat Hipertensi
▪ Usia terdiagnosis hipertensi : _____________________________________ tahun
▪ Penyakit lain yang diderita : __________________________________________
▪ Kapankah terakhir kali Anda minum obat hipertensi?
▪ Apakah dalam 7 hari terakhir Anda RUTIN minum obat tiap hari?
▪ Apakah dalam 30 hari terakhir Anda RUTIN minum obat tiap hari?
▪ Hal berikut ini telah saya lakukan untuk menurunkan tekanan darah:
a. Mengurangi makanan asin : □ Ya □ Tidak
b. Makan buah, sayur, dan makanan berserat : □ Ya □ Tidak
c. Mengelola stress pikiran : □ Ya □ Tidak
d. Minum obat tradisional: □ Tidak □ Ya, sebutkan nama obat tradisionalnya ________________
e. Melakukan terapi alternatif: □ Tidak □ Ya, sebutkan terapinya _____________________________
40
PASIEN (halaman 2 dari 3)
Nama : TD yang diukur : Kode : Apabila Anda minum obat antihipertensi dalam 30 hari terakhir, maka berilah tanda centang () pada kolom yang tersedia.
No. Pernyataan
Tidak Pernah
Sangat Jarang
Kadang-kadang
Sering Selalu
5 4 3 2 1
1. Saya lupa minum obat
antihipertensi saya
2. Saya mengubah dosis minum obat
antihipertensi saya
3.
Saya berhenti minum obat
antihipertensi saya untuk
sementara
4.
Saya memutuskan untuk
melewatkan satu dosis obat
antihipertensi saya
5. Saya minum obat antihipertensi
kurang dari petunjuk sebenarnya
41
PASIEN (halaman 3 dari 3)
Nama : TD yang diukur : Kode : Apabila usia anda 45 tahun atau lebih, maka berilah tanda centang () pada kolom yang tersedia.
No. Pernyataan
Jawaban
Benar Salah Tidak
Tahu
1. Hipertensi adalah terjadinya peningkatan tekanan darah
diastolik.
2. Hipertensi adalah terjadinya peningkatan tekanan darah
diastolik atau sistolik.
3. Obat untuk tekanan darah tinggi harus diminum setiap hari.
4. Penderita tekanan darah tinggi harus minum obat hanya
ketika mereka merasa sakit.
5. Penderita tekanan darah tinggi harus minum obat sesuai
kehendak hati mereka.
6. Jika obat untuk penurun tekanan darah dapat mengontrol
tekanan darah, tidak perlu mengubah gaya hidup.
7. Peningkatan tekanan darah adalah faktor usia, sehingga
pengobatan tidak diperlukan
8. Penderita tekanan darah tinggi bisa makan makanan yang
asin selama mereka meminum obat secara teratur.
9. Penderita tekanan darah tinggi dapat minum minuman
beralkohol.
10. Penderita tekanan darah tinggi tidak boleh merokok.
11. Penderita tekanan darah tinggi harus sering makan buah
dan sayur.
12. Untuk penderita tekanan darah tinggi, metode memasak
terbaik adalah digoreng.
13. Jenis daging terbaik bagi penderita tekanan darah tinggi
adalah daging putih.
14. Jenis daging terbaik bagi penderita tekanan darah tinggi
adalah daging merah.
15. Peningkatan tekanan darah dapat menyebabkan penyakit
jantung, seperti serangan jantung, jika tidak ditangani.
16. Peningkatan tekanan darah dapat menyebabkan stroke,
jika tidak ditangani.
17. Peningkatan tekanan darah dapat menyebabkan gagal
ginjal, jika tidak diobati.
18. Peningkatan tekanan darah dapat menyebabkan
gangguan penglihatan, jika tidak ditangani.
42
Lampiran 4
UNDANGAN
KepadaYth.
……………..……
Di Tempat
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan hormat,
Sehubungan akan dilakukannya penelitian mengenai "Hubungan
Sosiodemografi dengan Ketaatan Pengobatan Pasien Hipertensi di Dusun
Pandak, Bantul" yang merupakan bagian Program Pengabdian Masyarakat di
Acara : 1. Penjelasan program oleh dr. Riana Rahmawati, MKes, PhD dari
Fakultas Kedokteran UII
2. Pengisian kuesioner
Demikian undangan ini saya sampaikan. Atas perhatiannya saya ucapkan
terimakasih.
Wassalamu’alaikumWr. Wb.
Yogyakarta, 11 Februari 2020
Hormat saya,
Alma Natasya
43
Lampiran 5
SURAT UNDANGAN
Judul Pengabdian Masyarakat: PENGUATAN PERAN PASIEN, KADER, DAN PUSKESMAS DALAM
PENGELOLAAN HIPERTENSI PADA LANSIA DAN PRALANSIA DI DUSUN PANDAK
Kepada Yth………................... Di Dusun Pandak Assalamu'alaikum Wr. Wb. Nama saya dr. Riana Rahmawati, PhD, dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Saat ini saya dan 2 mahasiswa yaitu: Alma Natasya (17711170) dan Nida Zahrotun Nazihah (17711160) sedang melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Dusun Pandak, Kelurahan Wijirejo, Kecamatan Pandak. Terkait dengan hal tersebut kami mengundang Bapak/Ibu/Saudara untuk mengikuti kegiatan pada: Hari, tanggal : Waktu : Tempat : Acara : 1. Penjelasan oleh dr. Riana Rahmawati, PhD (FK UII) 2. Pengisian kuesioner 3. Ramah tamah Apabila terdapat hal yang perlu ditanyakan terkait dengan kegiatan tersebut, dapat menghubungi narahubung yang tercantum di bagian bawah undangan ini atau kader kesehatan di tiap RT. Demikian undangan ini dibuat, atas perhatian Bapak/Ibu/Saudara kami ucapkan terimakasih. Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Hormat saya, dr. Riana Rahmawati, MKes, PhD Telp: 08122730508 Mahasiswa:
1. Alma Natasya (089604159920) 2. Nida Zahrotun Nazihah (085280002425)
44
Lampiran 6
LEMBAR PERSETUJUAN PARTISIPAN
PENGUATAN PERAN PASIEN, KADER, DAN PUSKESMAS DALAM PENGELOLAAN HIPERTENSI PADA LANSIA DAN PRALANSIA DI DUSUN
PANDAK
Saya__________________________(nama partisipan) menyatakan setuju untuk berpartisipasi dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang berjudul “Penguatan peran pasien, kader, dan Puskesmas dalam pengelolaan hipertensi pada lansia dan pralansia di dusun Pandak" yang dilakukan oleh dr. Riana Rahmawati dan tim dari Universitas Islam Indonesia. Dalam memberikan persetujuan ini Saya menyatakan bahwa:
- Saya telah mendapatkan penjelasan dari pengabdi tentang tujuan dan jalannya kegiatan pengabdian masyarakat dan telah diberikan kesempatan untuk mendiskusikannya.
- Saya memahami bahwa keterlibatan saya dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini bersifat sukarela
- Saya memahami bahwa Saya dapat mengundurkan diri dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini kapanpun, tanpa konsekuensi apapun dan tanpa harus memberikan alasan.
- Saya menyatakan bahwa pengabdi telah menjawab semua pertanyaan yang saya ajukan dengan jelas.
- Saya menyetujui apabila data yang diperoleh dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini akan dipublikasi dengan tanpa menyebutkan identitas saya sebagai responden.
_______________________ Tanggal _____/ _____/ _____ (Partisipan) _______________________ Tanggal ____/ _____/ ______ (Saksi)
45
Lampiran 7
Dummy Table
No. RT Nama Jenis
Kelamin Usia TD
46
Lampiran 8
HASIL ANALISIS SPSS
1. Populasi (n=177)
Usia
Jenis
Kelami
n
Sebara
n RT ART
Sistol
ik
Dia
stoli
k
Derajat
Hiperte
nsi status
N Valid 355 355 355 301 323 323 313 355
Missin
g 0 0 0 54 32 32 42 0
Mean 2.1099 1.5183 3.6000
1.651
2
156.6
347
90.3
406 1.3994 1.5549
Std. Error of Mean .04322 .02656 .08552
.0275
2
1.055
40
.695
95 .02773 .03781
Median 2.0000 2.0000 4.0000
2.000
0
151.0
000
90.0
000 1.0000 1.0000
Mode 2.00 2.00 4.00 2.00
140.0
0
90.0
0 1.00 1.00
Std. Deviation
.81427 .50037 1.6114
0
.4774
0
18.96
785
12.5
077
0
.49055 .71244
Variance .663 .250 2.597 .228
359.7
79
156.
443 .241 .508
Range 3.00 1.00 6.00 1.00
130.0
0
91.0
0 1.00 3.00
Minimum 1.00 1.00 1.00 1.00
102.0
0
62.0
0 1.00 1.00
Maximum 4.00 2.00 7.00 2.00
232.0
0
153.
00 2.00 4.00
Sum
749.00 539.00 1278.0
0
497.0
0
5059
3.00
291
80.0
0
438.00 552.00
Percentiles 10 1.0000 1.0000 1.0000
1.000
0
140.0
000
76.0
000 1.0000 1.0000
20 1.0000 1.0000 2.0000
1.000
0
143.0
000
80.0
000 1.0000 1.0000
25 1.0000 1.0000 2.0000
1.000
0
144.0
000
82.0
000 1.0000 1.0000
30 2.0000 1.0000 3.0000
1.000
0
145.0
000
84.0
000 1.0000 1.0000
47
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid < 45 tahun 89 25.1 25.1 25.1
45 - 60 tahun 149 42.0 42.0 67.0
61 - 80 tahun 106 29.9 29.9 96.9
> 80 tahun 11 3.1 3.1 100.0
Total 355 100.0 100.0
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 171 48.2 48.2 48.2
Perempuan 184 51.8 51.8 100.0
Total 355 100.0 100.0
Sebaran RT
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 001 46 13.0 13.0 13.0
002 46 13.0 13.0 25.9
40 2.0000 1.0000 3.0000
2.000
0
148.0
000
87.0
000 1.0000 1.0000
50 2.0000 2.0000 4.0000
2.000
0
151.0
000
90.0
000 1.0000 1.0000
60 2.0000 2.0000 4.0000
2.000
0
155.0
000
92.0
000 1.4000 2.0000
70 3.0000 2.0000 4.0000
2.000
0
160.0
000
96.0
000 2.0000 2.0000
75 3.0000 2.0000 4.0000
2.000
0
164.0
000
98.0
000 2.0000 2.0000
80
3.0000 2.0000 5.0000 2.000
0
169.0
000
100.
000
0
2.0000 2.0000
90
3.0000 2.0000 6.0000 2.000
0
183.6
000
105.
600
0
2.0000 2.0000
48
003 57 16.1 16.1 42.0
004 125 35.2 35.2 77.2
005 41 11.5 11.5 88.7
006 16 4.5 4.5 93.2
007 24 6.8 6.8 100.0
Total 355 100.0 100.0
ART
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid < 3 105 29.6 34.9 34.9
>= 3 196 55.2 65.1 100.0
Total 301 84.8 100.0
Missing System 54 15.2
Total 355 100.0
Sistolik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 102.00 1 .3 .3 .3
109.00 1 .3 .3 .6
119.00 1 .3 .3 .9
124.00 1 .3 .3 1.2
125.00 1 .3 .3 1.5
131.00 1 .3 .3 1.9
133.00 2 .6 .6 2.5
134.00 1 .3 .3 2.8
135.00 1 .3 .3 3.1
136.00 1 .3 .3 3.4
139.00 1 .3 .3 3.7
140.00 35 9.9 10.8 14.6
141.00 8 2.3 2.5 17.0
142.00 7 2.0 2.2 19.2
143.00 15 4.2 4.6 23.8
144.00 11 3.1 3.4 27.2
145.00 14 3.9 4.3 31.6
49
146.00 12 3.4 3.7 35.3
147.00 7 2.0 2.2 37.5
148.00 10 2.8 3.1 40.6
149.00 6 1.7 1.9 42.4
150.00 20 5.6 6.2 48.6
151.00 8 2.3 2.5 51.1
152.00 7 2.0 2.2 53.3
153.00 9 2.5 2.8 56.0
154.00 9 2.5 2.8 58.8
155.00 8 2.3 2.5 61.3
156.00 6 1.7 1.9 63.2
157.00 2 .6 .6 63.8
158.00 5 1.4 1.5 65.3
159.00 7 2.0 2.2 67.5
160.00 13 3.7 4.0 71.5
161.00 4 1.1 1.2 72.8
162.00 1 .3 .3 73.1
163.00 2 .6 .6 73.7
164.00 5 1.4 1.5 75.2
165.00 3 .8 .9 76.2
166.00 3 .8 .9 77.1
167.00 2 .6 .6 77.7
168.00 4 1.1 1.2 78.9
169.00 5 1.4 1.5 80.5
170.00 4 1.1 1.2 81.7
171.00 2 .6 .6 82.4
172.00 2 .6 .6 83.0
173.00 3 .8 .9 83.9
174.00 4 1.1 1.2 85.1
176.00 2 .6 .6 85.8
177.00 1 .3 .3 86.1
178.00 2 .6 .6 86.7
179.00 1 .3 .3 87.0
180.00 4 1.1 1.2 88.2
181.00 2 .6 .6 88.9
50
182.00 1 .3 .3 89.2
183.00 3 .8 .9 90.1
184.00 4 1.1 1.2 91.3
186.00 1 .3 .3 91.6
187.00 1 .3 .3 92.0
188.00 1 .3 .3 92.3
189.00 2 .6 .6 92.9
190.00 4 1.1 1.2 94.1
191.00 2 .6 .6 94.7
193.00 2 .6 .6 95.4
197.00 1 .3 .3 95.7
198.00 1 .3 .3 96.0
199.00 2 .6 .6 96.6
201.00 1 .3 .3 96.9
204.00 1 .3 .3 97.2
206.00 1 .3 .3 97.5
209.00 1 .3 .3 97.8
212.00 1 .3 .3 98.1
217.00 1 .3 .3 98.5
220.00 2 .6 .6 99.1
227.00 1 .3 .3 99.4
231.00 1 .3 .3 99.7
232.00 1 .3 .3 100.0
Total 323 91.0 100.0
Missing System 32 9.0
Total 355 100.0
Diastolik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 62.00 3 .8 .9 .9
63.00 1 .3 .3 1.2
64.00 2 .6 .6 1.9
65.00 1 .3 .3 2.2
66.00 1 .3 .3 2.5
67.00 1 .3 .3 2.8
51
68.00 2 .6 .6 3.4
70.00 6 1.7 1.9 5.3
71.00 3 .8 .9 6.2
72.00 2 .6 .6 6.8
73.00 1 .3 .3 7.1
74.00 2 .6 .6 7.7
75.00 6 1.7 1.9 9.6
76.00 3 .8 .9 10.5
77.00 5 1.4 1.5 12.1
78.00 1 .3 .3 12.4
79.00 9 2.5 2.8 15.2
80.00 21 5.9 6.5 21.7
81.00 3 .8 .9 22.6
82.00 12 3.4 3.7 26.3
83.00 9 2.5 2.8 29.1
84.00 12 3.4 3.7 32.8
85.00 12 3.4 3.7 36.5
86.00 6 1.7 1.9 38.4
87.00 7 2.0 2.2 40.6
88.00 10 2.8 3.1 43.7
89.00 14 3.9 4.3 48.0
90.00 27 7.6 8.4 56.3
91.00 9 2.5 2.8 59.1
92.00 8 2.3 2.5 61.6
93.00 8 2.3 2.5 64.1
94.00 4 1.1 1.2 65.3
95.00 11 3.1 3.4 68.7
96.00 10 2.8 3.1 71.8
97.00 3 .8 .9 72.8
98.00 11 3.1 3.4 76.2
99.00 5 1.4 1.5 77.7
100.00 20 5.6 6.2 83.9
101.00 4 1.1 1.2 85.1
102.00 7 2.0 2.2 87.3
103.00 2 .6 .6 87.9
52
104.00 3 .8 .9 88.9
105.00 4 1.1 1.2 90.1
106.00 2 .6 .6 90.7
107.00 4 1.1 1.2 92.0
108.00 3 .8 .9 92.9
109.00 4 1.1 1.2 94.1
110.00 4 1.1 1.2 95.4
111.00 1 .3 .3 95.7
112.00 2 .6 .6 96.3
113.00 2 .6 .6 96.9
114.00 1 .3 .3 97.2
115.00 3 .8 .9 98.1
116.00 1 .3 .3 98.5
119.00 1 .3 .3 98.8
134.00 1 .3 .3 99.1
135.00 1 .3 .3 99.4
139.00 1 .3 .3 99.7
153.00 1 .3 .3 100.0
Total 323 91.0 100.0
Missing System 32 9.0
Total 355 100.0
status
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
53
Valid Kepala Keluarga 196 55.2 55.2 55.2
Istri 129 36.3 36.3 91.5
Anak 22 6.2 6.2 97.7
Famili Lain 8 2.3 2.3 100.0
Total 355 100.0 100.0
2. Ketaatan (n=177)
ketaatan2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Taat 133 75.1 75.1 75.1
Sebagian Taat 16 9.0 9.0 84.2
Sepenuhnya Taat 28 15.8 15.8 100.0
Total 177 100.0 100.0
3. Ketaatan (n=84)
Ketaatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Taat 40 47.6 47.6 47.6
Sebagian Taat 16 19.0 19.0 66.7
Sepenuhnya Taat 28 33.3 33.3 100.0
Total 84 100.0 100.0
4. Analisis Univariat (n=177)
Statistics
Usia Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Pendapatan
N Valid 177 177 177 177 177
Missing 0 0 0 0 0
Mean 2.4011 1.5989 2.4972 3.0791 1.3277
Std. Error of Mean .05848 .03694 .08293 .10306 .03538