Top Banner
HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG PENYAKITNYA DENGAN TINGKAT KECEMASAN DI POLIKLINIK RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG Manuscript Oleh : WIWIK WIJAYANTI NIM: G2A216011 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2018 http://repository.unimus.ac.id
12

HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG PENYAKITNYA …repository.unimus.ac.id/2015/2/MANUSCRIPT.pdf · pelayanan kesehatan atau rumah sakit khususnya di poliklinik rawat jalan. Dampak kecemasan

Nov 03, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG PENYAKITNYA …repository.unimus.ac.id/2015/2/MANUSCRIPT.pdf · pelayanan kesehatan atau rumah sakit khususnya di poliklinik rawat jalan. Dampak kecemasan

HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG PENYAKITNYA

DENGAN TINGKAT KECEMASAN DI POLIKLINIK RAWAT JALAN

RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG

Manuscript

Oleh :

WIWIK WIJAYANTI

NIM: G2A216011

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2018

http://repository.unimus.ac.id

Page 2: HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG PENYAKITNYA …repository.unimus.ac.id/2015/2/MANUSCRIPT.pdf · pelayanan kesehatan atau rumah sakit khususnya di poliklinik rawat jalan. Dampak kecemasan

http://repository.unimus.ac.id

Page 3: HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG PENYAKITNYA …repository.unimus.ac.id/2015/2/MANUSCRIPT.pdf · pelayanan kesehatan atau rumah sakit khususnya di poliklinik rawat jalan. Dampak kecemasan

1

HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG PENYAKITNYA

DENGAN TINGKAT KECEMASAN DI POLIKLINIK RAWAT JALAN

RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG

Wiwik Wijayanti 1

, Vivi Yosafianti Pohan 2, Heryanto Adi Nugroho

3

1. Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes UNIMUS, [email protected]

2. Dosen Keperawatan Manajemen Fikkes UNIMUS, [email protected]

3. Dosen Keperawatan Komunitas Fikkes UNIMUS, [email protected]

Latar Belakang: Persepsi terhadap penyakit adalah pemahaman pasien dalam menggambarkan

penyakit yang sedang dideritanya. Kecemasan merupakan reaksi yang timbul terhadap

penyakit yang dirasakan sebagai ancaman dan ketidaknyaman. Tujuan penelitian: Mengetahui

hubungan antara persepsi pasien terhadap penyakit dengan tingkat kecemasan. Metode:

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional.

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 150 responden yang diambil dengan teknik

purposive sampling. Analisis statistik yang digunakan adalah uji korelasi rank spearman. Hasil

dan simpulan: Sebagian besar responden mempunyai persepsi yang positif terhadap

penyakitnya yaitu sebanyak 81 responden (54%) dan mayoritas responden di rawat jalan

mengalami kecemasan sedang sebanyak (25,3%), didapatkan nilai p-value = 0,000 dan nilai r -

0,565. Kesimpulannya adalah ada hubungan antara persepsi pasien tentang penyakitnya dengan

tingkat kecemasan di poliklinik rawat jalan Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang.

Hasil penelitian ini diharapkan perawat mampu melakukan pendekatan psikologis, memberikan

informasi yang benar mengenai penyakit yang diderita pasien.

Kata kunci : Persepsi terhadap penyakit, Tingkat Kecemasan, Rawat jalan

Background: Disease perception is patient’s representation about their diseases according to

their comprehension. Research Objective: Finding the correlation between disease perceptions

with anxiety level of patients in outpatient clinic at Roemani Muhammadiyah Hospital. Method:

It was adescriptive correlational research with cross sectional approach. 150 respondentswere

taken as sample using purposive sampling technique. Rank spearman correlation test was used

for the statistical analysis. Result and Conclusion: Most of the respondents showed a positive

perception about their disease, with total 81 respondents (54%). On the other hand, most of the

outpatients (25.3%) commonly experienced moderate anxiety. From the result, it was drawn that

p-value= 0,000 and r-value was -0,565. It can be concluded that there was correlation between

disease perceptions with anxiety level of patients in outpatient clinic at Roemani Muhammadiyah

Hospital. From the research, it is suggested for the nurse at outpatient clinic to apply

psychological approach and give the factual information about the disease.

Key words : Disease Perception, Anxiety Level, Outpatient

http://repository.unimus.ac.id

Page 4: HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG PENYAKITNYA …repository.unimus.ac.id/2015/2/MANUSCRIPT.pdf · pelayanan kesehatan atau rumah sakit khususnya di poliklinik rawat jalan. Dampak kecemasan

2

PENDAHULUAN

Kecemasan merupakan kondisi yang menandakan keadaan yang mengancam keutuhan

serta keberadaan dirinya dan dimanifestasikan dalam bentuk perilaku seperti rasa tidak

berdaya, rasa tidak mampu, dan fobio tertentu (Nursalam,2015). Kecemasan melibatkan

tiga aspek yaitu aspek kognisi (persepsi), reaksi fisiologis (kesiapan melakukan aksi),

dan perasaan takut. Kecemasan menjadi sebuah masalah yang sering muncul di pusat

pelayanan kesehatan atau rumah sakit khususnya di poliklinik rawat jalan. Dampak

kecemasan terhadap sistem saraf sebagai neuro transmitter terjadi peningkatan sekresi

kelenjar norepinefrin, serotonin, dan gama aminobuyric acid sehingga mengakibatkan

terjadinya gangguan fisik dan gejala tingkah laku (Lutfa, 2008). Akibat dari kecemasan

yang berkelanjutan menyebabkan efek fisik yang berpotensi merusak tubuh atau

memperburuk kondisi sehingga mengharuskan pasien untuk mendapatkan pengobatan di

rumah sakit. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kecemasan antara lain adalah usia,

jenis kelamin, pengetahuan, pengalaman, akses informasi dan proses adaptasi. Selain itu

faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kecemasan pasien adalah persepsi pasien

terhadap penyakit itu sendiri.

Saat pasien berada pada keadaan sakit, perilaku seseorang mengalami perubahan yaitu,

adanya perasaan takut, menarik diri, egosentris, sensitif terhadap persoalan kecil, reaksi

emosional tinggi, perubahan persepsi, dan berkurang minat. Ketika seseorang

dihadapkan pada suatu penyakit akan menggambarkan penyakit tersebut sesuai dengan

pemikirannya sendiri dalam rangka memahami dan menanggapi masalah yang dihadapi

(Hidayat,2007). Persepsi negatif seseorang terhadap penyakit yang diderita dapat

menimbulkan ketidakbahagiaan, sehingga menyebabkan seseorang tersebut enggan

untuk menjalani perawatan dan pengobatan. Begitu pula sebaliknya, persepsi positif

seseorang terhadap penyakit yang diderita akan membuat seseorang menjalani perawatan

dan pengobatan secara teratur (Ibrahim, Desa & Chiew-Tong, 2011).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Roemani

Muhammadiyah Semarang pada tanggal 21 Agustus 2017 jumlah pasien rawat jalan,

pada periode Januari-Juni 70.783, sedangkan pada bulan Juli jumlah pasien lama

sebanyak 12.231 dan pasien baru sebanyak 1001. Selain itu didapatkan hasil

wawancaradari 10 pasien, menunjukan bahwa 40% responden mempunyai persepsi yang

http://repository.unimus.ac.id

Page 5: HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG PENYAKITNYA …repository.unimus.ac.id/2015/2/MANUSCRIPT.pdf · pelayanan kesehatan atau rumah sakit khususnya di poliklinik rawat jalan. Dampak kecemasan

3

positif akan penyakitnya, ditunjukan dengan jawaban pasien yang mengatakan bahwa

penyakitnya tidak begitu mempengaruhi hidupnya, penyakitnya akan berlangsung dalam

waktu singkat, pasien dapat mengendalikan penyakitnya dengan baik, pengobatan yang

dijalani dirasakan sangat membantu, gejala yang dialami masih dapat di atasi, dapat

memahami penyakitnya dengan baik dan penyakit tidak mempengaruhi pasien secara

emosional, sedangkan 60% responden mempunyai persepsi negatif akan penyakitnya,

ditunjukan dengan jawaban pasien yang tidak memahami penyakitnya dengan baik,

mengatakan bahwa penyakit yang dideritanya akan terjadi sangat lama bahkan selama

hidupnya, dan penyakit yang diderita mempengaruhi pasien secara emosional dalam

kehidupan sehari-hari. Untuk hasil pengkajian kecemasan 20% mengalami kecemasan

ringan, 30% kecemasan sedang, 10% kecemasan berat dan 40% tidak mengalami

kecemasan. Beberapa pasien yang mengalami cemas mengatakan bahwa cemas yang

dialaminya disebabkan karena kurang paham akan penyakit yang dideritanya serta

berapa lama harus menjalani pengobatan. Selain itu penyebab lain yang membuat pasien

cemas adalah lama menunggu untuk mendapatkan pemeriksaan di poliklinik rawat jalan,

ini dapat dilihat dari hasil observasi yaitu banyak pasien yang nampak bertanya kepada

perawat prosedur pemeriksaan dan berapa lama lagi akan di panggil untuk melakukan

pemeriksaan. Bagaimana hubungan antara persepsi pasien tentang penyakitnya dengan

tingkat kecemasan di poliklinik rawat jalan Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah

Semarang.

METODE

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif non eksperimental dengan

rancangan deskriptif korelasional. Pada penelitian ini memiliki variabel dependen yaitu

tingkat kecemasan dan variabel independen yaitu persepsi pasien tentang penyakitnya.

Teknik sample menggunakan teknik purposive sampling dengan besar sampel yang

sesuai kriteria inklusi berjumlah 150 responden. Penelitian dilakukan di Rawat Jalan

Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang pada tanggal 28 Desember 2017-5

januari 2018. Pengambilan data variabel persepsi pasien tentang penyakitnya

menggunakan kuesioner B-IPQ. Pengambilan data variabel kecemasan pasien

menggunakan kuesioner HARS yang telah dimodifikasi dan telah dilakukan uji validitas

dan reliabilitas. Analisis statistik yang digunakan adalah uji korelasi rank spearman

dengan bantuan program SPSS 20.0 for Windows.

http://repository.unimus.ac.id

Page 6: HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG PENYAKITNYA …repository.unimus.ac.id/2015/2/MANUSCRIPT.pdf · pelayanan kesehatan atau rumah sakit khususnya di poliklinik rawat jalan. Dampak kecemasan

4

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik responden

Tabel 1

Karakteristik responden penelitian di Poliklinik Rawat Jalan

Rumah Sakit Roemani PKU Muhammadiyah Semarang (n=150) tahun 2018 Karakteristik Frekuensi (f) Presentase (%)

1. Jenis kelamin

Laki-laki

Perempuan

57

93

38,0 %

62,0 %

2. Usia

Remaja (17-25 tahun)

Dewasa (26-45 tahun)

Lansia (46-65 tahun)

22

76

52

14,7 %

50,7 %

34,7 %

3. Tingkat pendidikan

SD

SMP

SMA

PT

38

26

64

22

25,3 %

17,3 %

42,7 %

14,7 %

4. Sakit yang diderita

Asma

Penyakit jantung

Penyakit ginjal

DM Tipe II

21

42

37

50

14,0 %

28,0 %

24,7 %

33,3 %

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin

perempuan, berusia dewasa (26-45 tahun), pendidikan responden sebagian besar

SMA, dan sakit yang diderita oleh responden sebagian besar adalah DM Tipe II .

B. Analisa univariat

1. Persepsi Pasien Tentang Penyakitnya

Tabel 2 Distribusi frekuensi berdasarkan persepsi pasien tentang penyakitnya di Ruang Rawat

Jalan Rumah Sakit Roemani PKU Muhammadiyah Semarang (n=150) tahun 2018

Persepsi terhadap penyakit Jumlah Presentase (%)

Persepsi negatif 69 46 %

Persepsi positif 81 54 %

Total 150 100

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai

persepsi yang positif terhadap penyakitnya yaitu sebanyak 81 responden (54%),

sedangkan sebanyak 69 responden (46%) mempunyai persepsi yang negatif

terhadap penyakitnya.

http://repository.unimus.ac.id

Page 7: HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG PENYAKITNYA …repository.unimus.ac.id/2015/2/MANUSCRIPT.pdf · pelayanan kesehatan atau rumah sakit khususnya di poliklinik rawat jalan. Dampak kecemasan

5

2. Tingkat kecemasan

Tabel 3

Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat kecemasan responden di Poliklinik

Rawat Jalan Rumah Sakit Roemani PKU Muhammadiyah Semarang (n=150) tahun 2018 Tingkat Kecemasan responden Jumlah Presentase (%)

Tidak ada kecemasan 22 14,7 %

Kecemasan ringan 85 56,7 %

Kecemasan sedang 38 25,3 %

Kecemasan berat 5 3,3 %

Total 150 100

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengalami

kecemasan ringan (56,7%), kecemasan sedang (25,3%), kecemasan berat (3,3%),

dan tidak mengalami kecemasan (14,7%).

C. Analisa bivariat

Tabel 4

Hasil Uji Korelasi Variabel Korelasi Signifikansi Koefisiensi Determinasi

(r2)

Persepsi terhadap

penyakit*Tingkat

kecemasan pasien

-0,565 0,000 0,274

Gambar 1

Hubungan persepsi pasien tentang penyakitnya dengan tingkat kecemasan di

poliklinik rawat jalan RS Roemani Muhammadiyah Semarang,

Februari 2018 (n=150)

Berdasarkan gambar 1 diatas didapatkan nilai korelasi -0,565 dan p-value 0,00 < α

(0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara persepsi pasien

tentang penyakitnya dengan tingkat kecemasan pasien di poliklinik rawat jalan RS

Roemani Muhammadiyah Semarang. Hasil penelitian ini menunjukan adanya

hubungan yang negatif antara kedua variabel. Artinya semakin rendah nilai

http://repository.unimus.ac.id

Page 8: HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG PENYAKITNYA …repository.unimus.ac.id/2015/2/MANUSCRIPT.pdf · pelayanan kesehatan atau rumah sakit khususnya di poliklinik rawat jalan. Dampak kecemasan

6

persepsi pasien tentang penyakitnya maka ada kecenderungan tingkat kecemasan

pasien akan meningkat.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai persepsi pasien terhadap penyakitnya sebagian

besar memiliki persepsi yang positif terhadap penyakitnya yaitu sebanyak 81 responden

(54%), yang memiliki persepsi yang negatif terhadap penyakitnya sebanyak 69

responden (46%). Banyaknya jumlah responden yang mempunyai persepsi yang positif

dikarenakan sebagian besar responden sudah menderita penyakitnya cukup lama

(>5tahun), mempunyai mekanisme koping yang baik, support system yang mendukung

ditunjukan dengan banyaknya responden yang di temani oleh keluarga selama

melakukan pemeriksaan, banyak responden yang telah mendapatkan informasi tentang

penyakitnya dengan baik, selain itu sebagian besar responden telah mempunyai asuransi

kesehatan yang membuat responden merasa tenang dan nyaman. Hal ini juga ditunjukan

dengan jawaban pasien pada kuesioner B-IPQ pada pertanyaan nomor 4 rata-rata 7,65

yang artinya responden merasa sangat terbantu dengan pengobatan yang dijalaninya saat

ini. Ketika pasien mendapat pelayanan yang memuaskan baik dari pelayanan rumah sakit

atau dari petugas kesehatan khususnya perawat, pasien akan merasa senang dan nyaman

selama melakukan pengobatan rawat jalan dan menjauhkan dari perasaan cemas. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Wulandari D (2015) menyebutkan bahwa aspek timeline

cyclical (siklus penyakit) ditemukan memiliki hubungan yang signifikan dengan

kepatuhan pasien gagal ginjal menjalani diet cairan. Persepsi sangatlah dipengaruhi oleh

konsep yang dibuat pasien terhadap penyakitnya. Konsep tersebut berupa pemahaman.

Proses memahami diartikan dapat menginterpretasikan obyek secara benar. Persepsi

positif akan penyakit yang di miliki oleh pasien akan membuat pasien menjalani

perawatan dan pengobatan secara teratur,sedangkan persepsi negatif seseorang terhadap

penyakit yang dideritanya dapat menimbulkan ketidakbahagiaan, sehingga menyebabkan

seseorang tersebut enggan untuk menjalani perawatan dan pengobatan. Penelitian Pasek

(2013), menyebutkan bahwa pada penderita TB yang memiliki persepsi positif mengenai

penyakit TB memiliki kemungkinan untuk patuh dalam pengobatan 11,93 kali lebih

besar daripada penderita TB yang memiliki persepsi yang negatif. Selain penelitian

tersebut, dalam penelitian Puspasari (2017) menunjukan hasil bahwa ada hubungan

antara persepsi dengan manajemen diri penderita DM tipe II. Semakin baik persepsi

http://repository.unimus.ac.id

Page 9: HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG PENYAKITNYA …repository.unimus.ac.id/2015/2/MANUSCRIPT.pdf · pelayanan kesehatan atau rumah sakit khususnya di poliklinik rawat jalan. Dampak kecemasan

7

seorang penderita DM tipe II tentang penyakitnya maka semakin baik pula manajemen

diri terhadap terhadap pengelolaan penyakit DM tipe II yang dideritanya. Hasil penelitian

diketahui bahwa sebagian besar (56,7%) responden mengalami kecemasan ringan,

kecemasan sedang (25,3%), kecemasan berat (3,3%) dan tidak mengalami kecemasan

sebanyak (14,7%). Lebih dari setengah responden mengalami kecemasan ringan, hal ini

disebabkan karena pasien sudah mendapatkan informasi yang baik tentang penyakitnya,

selain itu juga pasien mendapatkan support system yang baik dari keluarga, sikap caring

perawat yang baik dan mekanisme koping yang baik,tetapi lama tunggu dalam menerima

pemeriksaan dari dokter masih membuat pasien merasa tidak nyaman dan gelisah selama

menunggu di poliklinik rawat jalan. Tetapi jika kecemasan yang di alami pasien semakin

meningkat, dapat mempengaruhi kepatuhan seseorang dalam menjalani pengobatan.

Menurut penelitian Puspita (2014) terdapat hubungan yang signifikan antara kecemasan

terhadap tingkat kontrol asma, didapatkan nilai p sebesar 0,22 (p<0,05). Pasien asma

dengan kecemasan dapat mempengaruhi kontrol asma dan kualitas hidup. Kecemasan

dapat memperburuk penyakit asma, Taluta (2014) menyatakan bahwa mekanisme koping

yang adaptif akan mengurangi kecemasan pasien. Pada penelitiannya sebanyak 31,25%

responden dengan mekanisme koping maladaptif mengalami kecemasan berat dan hanya

12,5% responden dengan mekanisme koping adaptif mengalami kecemasan berat.

Kecemasan yang dialami pasien menimbulkan beberapa tanda dan gejala, pada penelitian

ini 90 responden (60%) mengalami gangguan berpikir seperti menjadi sering lupa,

konsentrasi menjadi buruk, sering kebingungan dan lapang persepsi menurun. Rata-rata

umur responden dalam penelitian ini adalah 39 tahun. Pada penelitian ini diketahui

bahwa sebanyak 17 responden pada rentang usia dewasa mengalami kecemasan sedang,

lebih banyak di banding rentang usia yang lain. Umur dipandang sebagai sebagai suatu

keadaan yang menjadi dasar kematangan dan perkembangan seseorang. Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Furwanti (2014), bahwa kecemasan terjadi karena

pada usia <30 tahun seseorang belum matang dalam berpikir dan menghadapi masalah.

Kecemasan juga dapat dipengaruhi oleh jenis kelamin. Dilihat hasil penelitian

karakteristik jenis kelamin menunjukan bahwa sebagian besar responden berjenis

kelamin perempuan mengalami kecemasan ringan sebanyak (61%) sedangkan laki-laki

mengalami kecemasan ringan sebanyak (49%). Berkaitan dengan kecemasan pada laki-

laki dan perempuan, perempuan lebih cemas akan ketidakmampuannya dibandingkan

dengan laki-laki, laki-laki cenderung lebih aktif, eksploratif sedangkan perempuan

lebih sensitif.

http://repository.unimus.ac.id

Page 10: HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG PENYAKITNYA …repository.unimus.ac.id/2015/2/MANUSCRIPT.pdf · pelayanan kesehatan atau rumah sakit khususnya di poliklinik rawat jalan. Dampak kecemasan

8

Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan korelasi rank spearman didapatkan nilai

koefisiensi korelasi sebesar -0,565 dengan nilai p sebesar 0,000 (P<0,05), sehingga dapat

dinyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara persepsi pasien tentang

penyakitnya dengan tingkat kecemasan pada pasien di Rawat Jalan Rumah sakit Roemani

Muhammadiyah Semarang yang mempunyai penyakit kronis (diabetes mellitus tipe 2,

penyakit jantung, asma dan penyakit ginjal). Hubungan kedua variabel adalah negatif

yaitu apabila persepsi pasien terhadap penyakitnya rendah maka ada kecenderungan

tingkat kecemasan pasien akan meningkat. Hasil ini sama dengan penelitian yang

dilakukan Wulandari (2012) yang menunjukan bahwa ada hubungan antara persepsi

terhadap penyakit dengan tingkat stres pada penderita diabetes mellitus tipe II dengan

nilai p value 0,000. Persepsi dalam penelitian ini lebih menekankan pada tingkat stres

yang dialami oleh respondennya, dengan asumsi bahwa semakin negatif persepsi

terhadap penyakit maka semakin tinggi pula tingkat stres yang dialami oleh penderita

diabetes mellitus tipe II, sebaliknya semakin positif persepsi terhadap penyakit, maka

semakin rendah pula tingkat stres yang dialami oleh penderita diabetes mellitus tipe II.

Penelitian Lorensia (2016), menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

kontrol asma dengan dua aspek illness perception yaitu personal control dan identity,

sedangkan aspek yang lain tidak. Persepsi tentang penyakit pada penelitian ini lebih

menekankan pada aspek-aspek dari illness perception yang berhubungan dengan kontrol

asma. Persepsi terhadap penyakit dapat digunakan untuk membimbing pasien dalam

melakukan perawatan terhadap penyakit yang dideritanya, seperti melakukan pengobatan

dengan teratur. Selain itu, beberapa penelitian juga menunjukan bahwa persepsi negatif

terhadap penyakit dapat diubah menjadi persepsi yang positif. Pengubahan persepsi

terhadap penyakit ini dapat berfungsi untuk meningkatkan penyesuaian pasien terhadap

penyakit yang diderita (Ibrahim, 2011).

KESIMPULAN

Nilai persepsi pasien terhadap penyakitnya sebagian besar memiliki persepsi yang positif

terhadap penyakitnya yaitu sebanyak 81 responden (54%), yang memiliki persepsi yang

negatif terhadap penyakitnya sebanyak 69 responden (46%). Nilai kecemasan pasien

sebagian besar (56,7%) responden mengalami kecemasan ringan, kecemasan sedang

(25,3%), kecemasan berat (3,3%) dan tidak mengalami kecemasan sebanyak (14,7%).

Ada hubungan yang signifikan antara persepsi pasien tentang penyakitnya dengan tingkat

http://repository.unimus.ac.id

Page 11: HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG PENYAKITNYA …repository.unimus.ac.id/2015/2/MANUSCRIPT.pdf · pelayanan kesehatan atau rumah sakit khususnya di poliklinik rawat jalan. Dampak kecemasan

9

kecemasan pasien di Rawat Jalan Rumah Sakit Roemani Muhamadiyah Semarang

dengan nilai r = -0,565, dan p-value 0,000 < ɑ (0,05). Hasil penelitian ini menunjukan

bahwa kekuatan korelasi sedang dengan arah korelasi linier negatif, artinya semakin

rendah nilai persepsi pasien tentang penyakit maka semakin tinggi angka kecemasan

pasien

SARAN

Hasil penelitian diharapkan agar perawat dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi

perawat untuk melakukan pendekatan psikologis, memberikan informasi yang benar

mengenai penyakit yang diderita untuk mengurangi kecemasan pasien dan diharapkan

perawat memberikan asuhan keperawatan dengan memperhatikan tingkat kecemasan

pasien, misalnya mengajarkan teknik relaksasi. Selain itu perlu diadakannya pelatihan

bagi perawat tentang bagaimana menurunkan adanya stresor pada pasien rawat jalan,

misalnya hipnoterapi.

Apabila ada peneliti yang tertarik untuk meneliti topik ini lebih lanjut, maka disarankan

untuk meneliti variabel lain yang mempengaruhi kecemasan pasien dikarenakan persepsi

hanya menjelaskan 27,4% dari seluruh variabel yang ada.

KEPUSTAKAAN

Furwanti, E. (2014) Dalam Thesis “Gambaran Tingkat Kecemasan Pasien Di Instalasi

Gawat Darurat (IGD) RSUD Penembahan Senopati Bantul”

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:

Salemba Medika

Ibrahim, N.,Desa, A., & Chiew-Tong, N.K. (2011). Illnes Perception and Depression

in patients with End-Stage Renal Disease on Chronic Haemodialysis.

Medwell Journal, 6(3).221-226.

Lorensia, A, Rika Yulia & Ika Sari W. (2016). Hubungan Persepsi Penyakit

(IllnessPerception) dengan Kontrol Gejala Asma pada Pasien Rawat Jalan.

Media Pharmaceutica Vol.1 No.2

Lutfa, U. Maliya A. (2008). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Pasien

Dalam Tindakan Kemoterapi Di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta. Berita

Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol.4 :187-192

Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan, Aplikasi dalam praktek keperawatan

professional (edisi 5). Jakarta: Salemba medika

http://repository.unimus.ac.id

Page 12: HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG PENYAKITNYA …repository.unimus.ac.id/2015/2/MANUSCRIPT.pdf · pelayanan kesehatan atau rumah sakit khususnya di poliklinik rawat jalan. Dampak kecemasan

10

Pasek, Made Suadnyani & I Made Satyawan. (2013). Hubungan Persepsi Dan Tingkat

Pengetahuan Penderita TB Dengan Kepatuhan Pengobatan Di Kecamatan

Buleleng. Vol 2 ISSN:2303-288X

Puspasari, Miranti. (2017). Persepsi Tentang Penyakit Terhadap Manajemen Diri

Penderita Diabetes Mellitus Tipe II Di Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo

Parakan

Puspita, RN. (2014). Hubungan Kecemasan Terhadap Tingkat Kontrol Asma Di Balai

Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta.

Taluta, Yanes P, Mulyadi & Rivelino S.Hamel. (2014). Hubungan Tingkat Kecemasan

Dengan Mekanisme Koping Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II di

Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo Kabupaten

Halmahera Utara.

Wulandari, C, Sumi Lestari & Ika Herani. (2012). Hubungan Antara Persepsi Terhadap

Penyakit Dengan Tingkat Stres Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II Di

RSD DR.Haryoto Lumajang

Wulandari, Devi & Dwita Priyanti .(2015). Pengaruh Illness Perceptions, Dukungan

Sosial, Dan Health Locus Of Control Terhadap Kepatuhan Pada Pasien

Gagal Ginjal Kronik. Vol.12 No. 1 Desember 2015 Universitas Paramadina

http://repository.unimus.ac.id