Top Banner
i ARTIKEL ILMIAH PENURUNAN KADAR FE DAN KESADAHAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN FITOREMEDIASI TANAMAN KIAMBANG (Salvinia Molesta) Oleh : DANIAR RESTI ANGGARANI A2A014001 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2018 http://repository.unimus.ac.id
13

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ...repository.unimus.ac.id/2550/4/MANUSCRIPT.pdf · Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan rancangan

Nov 06, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ...repository.unimus.ac.id/2550/4/MANUSCRIPT.pdf · Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan rancangan

i

ARTIKEL ILMIAH

PENURUNAN KADAR FE DAN KESADAHAN PADA

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN

FITOREMEDIASI TANAMAN KIAMBANG (Salvinia Molesta)

Oleh :

DANIAR RESTI ANGGARANI

A2A014001

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2018

http://repository.unimus.ac.id

Page 2: PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ...repository.unimus.ac.id/2550/4/MANUSCRIPT.pdf · Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan rancangan

ii

HALAMAN JUDUL

PENURUNAN KADAR FE DAN KESADAHAN PADA

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN

FITOREMEDIASI TANAMAN KIAMBANG (Salvinia Molesta)

Oleh :

DANIAR RESTI ANGGARANI

A2A014001

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2018

http://repository.unimus.ac.id

Page 3: PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ...repository.unimus.ac.id/2550/4/MANUSCRIPT.pdf · Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan rancangan

iii

http://repository.unimus.ac.id

Page 4: PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ...repository.unimus.ac.id/2550/4/MANUSCRIPT.pdf · Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan rancangan

iv

PENURUNAN KADAR FE DAN KESADAHAN PADA PERUSAHAAN

DAERAH AIR MINUM DENGAN FITOREMEDIASI TANAMAN

KIAMBANG (Salvinia Molesta)

Daniar Resti Anggarani,

1 Mifbakhuddin,

1 Rahayu Astuti

1

1Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang

ABSTRAK

Latar belakang: Salah satu perusahan air minum yang menggunakan air baku berasal dari

sumber- sumber mata air di semarang. Zat kimia yang ada di air baku dapat menaikkan nilai besi

dan kesadahan. Berdasarkan uji pendahuluan didapatkan besi air baku sebesar 2,10 mg/l

sedangkan kesadahan sebesar 887,8 mg/l (diatas ambang batas 1.00 dan 500 mg/l). Pengolahan air

baku yang dapat dilakukan yaitu dengan metode fitoremediasi menggunakan tanaman kiambang

(salvinia molesta). Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan

rancangan non randomized pretest-posttest control group design. Obyek penelitian yaitu air baku

di salah satu perusahan air minum di Kelurahan Tembalang, Kecamatan Banyumanik. Variasi

lama kontak yang digunakan yaitu 3 jam, 5 jam, 7 jam. Dilakukan 6 kali pengulangan sehingga

jumlah pengamatan 24 sampel yang terdiri dari 18 sampel perlakuan dan 6 sampel kontrol. Hasil

pengamatan dianalisis menggunakan uji statistik Kruskal-Wallis dan one away anova. Hasil: besi

rata- rata sebelum perlakuan yaitu 2,14 mg/l dan simpangan baku 0,031, sedangkan rata- rata

setelah perlakuan yaitu 1,56 mg/l dan simpangan baku 0,339 mg/l. kesadahan rata-rata sebelum

perlakuan 569,01 mg/l dan simpangan baku 13,79 mg/l sedangkan rata-rata setelah perlakuan

419,87 mg/l dan simpangan baku 22,62 mg/l Simpulan: Ada pengaruh penurunan kadar besi (Fe)

dan kesadahan pada perusahan air minum dengan fitoremediasi tanaman kiambang.

Kata kunci: lama kontak, tanaman kiambang, air baku

ABSTRACT

Background: One drinking water company that uses raw water comes from spring sources in Semarang.

Chemicals in raw water can increase iron and hardness. Based on the preliminary test, iron raw

water was obtained at 2.10 mg / l while hardness was 887.8 mg / l (above the threshold of 1.00 and

500 mg / l). Raw water treatment that can be carried out is by phytoremediation method using a

kiambang (salvinia molesta) plant Method The type of research used was a quasi-experimental

design with non randomized pretest-posttest control group design. The object of research is raw

water in one of the drinking water companies in Tembalang Village, Banyumanik District.

Variations in the length of contact used are 3 hours, 5 hours, 7 hours. 6 repetitions were carried out

so that the number of observations of 24 samples consisted of 18 treatment samples and 6 control

samples. Observations were analyzed using Kruskal-Wallis and one away anova test

statistics.Result: average iron before treatment was 2.14 mg / l and standard deviation 0.031,

while the average after treatment was 1.56 mg / l and standard deviation 0.339 mg / l. average

hardness before treatment 569.01 mg / l and standard deviation 13.79 mg / l while the average after

treatment 419.87 mg / l and standard deviation 22.62 mg / l

Conclusion: There is a decreased effect of iron (Fe) and hardness on drinking water companies

with phytoremediation of kiambang plants

Keywords: contact duration, kiambang plants, raw water

http://repository.unimus.ac.id

Page 5: PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ...repository.unimus.ac.id/2550/4/MANUSCRIPT.pdf · Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan rancangan

1

Pendahuluan

Air merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan bagi

kehidupan manusia, baik sebagai keperluan industri dan kehidupan sehari-

hari. Ketersediaan air yang cukup secara kuantitas, kualitas, dan kontinuitas

sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia karena air merupakan

komponen utama bagi tubuh manusia.1 Kehilangan air lebih dari 20% dapat

mengakibatkan kematian yang diakibatkan oleh dahidrasi, sehingga manusia

memerlukan air minum sebanyak 8 gelas perhari untuk keseimbangan tubuh

dan metabolisme tubuh.2 Air bersih adalah air yang melalui proses pengolahan

maupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat baku mutu kesehatan

seperti fisika, kimia, biologi dan radioaktif dan dapat juga diminum secara

langsung. Air minum diperoleh dari sistem jaringan perpipaan maupun non

perpipaan merupakan air minum yang berasal dari sumur dangkal, sumur

pompa, bak penampungan air hujan, mobil tangki, maupun sumber mata air

gunung.3

Air yang mengalami kontak dengan berbagi macam material yang

terdapat di dalam bumi salah satunya adalah besi, maka dapat menyebabkan

kualitas air baku menjadi tercemar oleh zat besi. Kandungan besi di dalam air

dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kedalaman air didalam tanah

semakin dalam air yang meresap maka semakin tinggi kelarutan besi,

rendahnya pH air, adanya gas-gas terlarut di dalam air (CO2 dan H2S), suhu

yang tinggi menyebabkan berkurangnya kadar O2 dalam air yang menguraikan

kadar besi. 6

Air yang mengandung kadar besi akan menimbulkan rasa, bau logam

yang amis pada air, terdapat warna kecoklatan pada pakaian putih. Kadar besi

yang tinggi di dalam air yang dikonsumsi akan mempegaruhi kesehatan tubuh

manusi yaitu kerusakan hati, ginjal, usus, rematik.7 Keberadaan besi di dalam

air harus sesuai dengan nilai baku mutu yang telah ditetapkan oleh Peraturan

Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/2010 mengenai syarat

kadar maksimum yang diperbolehkan untuk besi adalah 1,0 mg/l dan zat besi

http://repository.unimus.ac.id

Page 6: PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ...repository.unimus.ac.id/2550/4/MANUSCRIPT.pdf · Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan rancangan

2

sering juga berada di dalam keadaan senyawa dengan zat organik komplek

yang lebih sulit dioksidasi.3 Pencemaran yang terdapat pada air adalah besi,

selain itu kesadahan juga dapat menjadi parameter pencemaran air.

Kesadahan adalah air yang mengandung ion Kalsium (Ca) dan

Magnesium (Mg). Kesadahan biasanya disebabkan oleh garam karbonat atau

garam garam asam.8 Kalsium klorida atau magnesium sulfat terjadi karena

geologi tanah yang ada disekitarnya. Air dikatakan sadah apabila melebihi

batas maksimum 500 mg/lt dapat menyebabkan beberapa masalah korosi pada

alat-alat yang terbuat dari besi yang menyebabkan sabun kurang membusa

sehingga meningkatkan konsumsi sabun dan dampak kesadahan yang

ditimbulkan oleh kesehatan adalah penyumbatan pembuluh darah jantung dan

batu ginjal. 9-11

Berdasarkan penelitian terdahulu telah dilakukan penelitian eksperimen

terhadap efektifitas alat pemurni air dalam menurunkan kadar besi (fe)

berdasarkan variasi waktu tinggal pada air sumur gali dengan waktu tinggal 1

jam, 3 jam, 5 jam. Hasil penelitian menunjukan bahwa penurunan kadar besi

(Fe) yang dibawah ambang batas dalam waktu tinggal dengan persentase

sebanyak 0,0789%.12

Air baku adalah air bersih yang digunakan sebagai kebutuhan air

minum, air rumah tangga, mapun air industri. Air baku dapat diperoleh dari

sungai, air tanah, dan air sumur. Air yang digunakan sebagai air baku harus

memenuhi persyaratan yang sesuai. Sumber air baku yang digunakan oleh

perusahaan air minum adalah air sungai, waduk, dan air hujan. Air PDAM

memiliki Fe dan kesadahan yang melebihi baku mutu maka diperlukkan

sistem pengolahan air baku. Salah satu dari sistem pengolahan air baku yang

digunakan yaitu dengan cara metode fitoremediasi.

Metode fitoremediasi adalah dengan penggunaan tanaman air sebagai

media untuk menyerap air baku. Tanaman yang digunakan dalam

fetoremediasi adalah kemampuan sangat tinggi untuk mengangkut berbagai

pencemaran yang ada.13, 14

Tanaman yang biasa digunakan sebagai

fitoremediasi adalah taman azolla, kiambang (Salvinia molesta), enceng

http://repository.unimus.ac.id

Page 7: PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ...repository.unimus.ac.id/2550/4/MANUSCRIPT.pdf · Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan rancangan

3

gondok (Eichhornia crassipes), kangkung air (Ipomea aquatic). Dipilihnya

tanaman kiambang (Salvinia molesta) karena tanaman ini dapat tumbuh di

perairan dengan kadar nutrisi yang rendah. Kiambang memiliki diameter daun

yang relative kecil (rata-rata 2-4 cm) tetapi juga memiliki akar yang lebat dan

panjang. Berdasarkan hal tersebut diharapkan kiambang (Salvinia Molesta)

dapat secara aktif menyerap polutan, namun tidak menghalangi proses

penetrasi cahaya dalam perairan.15

Dari peneliti sebelumnya telah dilakukan

penelitian yang serupa untuk menurunkan kadar Fe dalam air dengan

menggunakan tanaman kayu apu (Pistia stratiotes. L).16

Maka dari penelitian

tersebut peneliti akan memanfaatkan tanaman kiambang (Salvinia molesta)

yang digunakan untuk menurunkan kadar Fe dan kesadahan.

Studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti terhadap air baku

PDAM didaerah Ngesrep Tembalang telah diperoleh bahwa kandungan Fe

dalam air baku tersebut sebesar 2,20 mg/l dan sedangkan kesadahan sebesar

887,8 mg/l. hasil tersebut dibandingkan dengan baku mutu air bersih yang

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.

492/MENKES/PER/IV/2010 sudah melebihi baku mutu.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka perlu untuk

melakukan penelitian mengenai Penurunan Kadar Fe dan Kesadahan Pada

Perusahaan Daerah Air Minum dengan Fitoremediasi Tanaman Kiambang

(Salvinia molesta).

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experiment). dengan non

randomized pretest posttest control group design, dibagi menjadi dua

kelompok yaitu kelompok pertama merupakan unit percobaan untuk

perlakuan dan kelompok kedua merupakan kelompok kontrol. Kemudian

mencari perbedaan antara pengukuran dari keduanya, dan perbedaan ini

dianggap sebagai akibat perlakuan.19,20

Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah air baku

Perusahan Daerah Air Minum Ngesrep. Sampel penelitian adalah air baku

Perusahan Daerah Air Minum.

http://repository.unimus.ac.id

Page 8: PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ...repository.unimus.ac.id/2550/4/MANUSCRIPT.pdf · Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan rancangan

4

Dalam penelitian ini banyaknya perlakuan ada 4 dan ulangan sebanyak 6

kali sehingga jumlah total subyek pengamatan adalah 24.

Hasil

Berdasarkan tabel 1 di atas diketahui bahwa nilai terendah penurunan

kadar besi sesudah perlakuan yaitu 10.05% terdapat pada kelompok kontrol,

sedangkan nilai tertinggi penurunan besi sebesar 57.00% terdapat pada

kelompok perlakuan penambahan lama kontak sebesar 7 jam.

Tabel 1 Persentase Penurunan Kadar Besi Sesudah Perlakuan Air Baku

Ulangan

Penurunan Besi dengan Variasi lama kontak (%)

Kontrol 3 jam 5 jam 7 jam

1 17.37 16.67 13.43 53.92

2 13.30 16.28 21.96 57.00

3 22.17 6.70 26.94 53.81

4

5

6

10.05

21.03

17.13

18.01

53.92

21.70

21.56

18.31

46.05

47.91

25.23

23.11

Terendah 10.05 6.70 13.43 23.11

Tertinggi 22.17 53.92 46.05 57.00

Rata-rata 16.84 22.21 24.70 43.49

Simpangan baku 4.582 16.30 11.36 15.27

Tabel 2 diketahui bahwa nilai terendah penurunan kesadahan sesudah

perlakuan yaitu 19,09% terdapat pada kelompok kontrol, sedangkan nilai

tertinggi penurunan kesadahan sebesar 33,94% terdapat pada kelompok

perlakuan penambahan lama kontak sebesar 7 jam.

http://repository.unimus.ac.id

Page 9: PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ...repository.unimus.ac.id/2550/4/MANUSCRIPT.pdf · Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan rancangan

5

Tabel 2 Persentase Penurunan Kesadahan Air Baku

Ulangan

Penurunan Kesadahan dengan Variasi lama kontak (%)

Kontrol 3 jam 5 jam 7 jam

1 23.09 25.07 27.67 26.54

2 25.64 27.34 22.82 33.79

3 25.99 24.27 26.81 30.15

4

5

6

23.17

20.48

19.09

21.88

25.26

25.70

24.81

23.81

23.25

31.47

33.93

31.41 Terendah

19.09 21.88 22.82 26.54

Tertinggi 25.99 27.34 27.67 33.94

Rata-rata 22.91 24.92 24.86 31.21

Simpangan baku 2.738 1.805 1.976 2.72

Pada uji Kruskal Wallis didapatkan nilai p = 0,012 (p < 0,05) artinya H0

ditolak atau ada pengaruh lama kontak terhadap penurunan kadar besi pada

air baku dan berarti ada perbedaan penurunan kadar besi yang signifikan pada

berbagai perlakuan lama kontak.

Tabel 4.6. Analisis Persentase Rata-rata Penurunan Kadar Besi Air Baku

Lama Kontak

Rata-rata

penurunan

Besi (%)

Simpanga

n baku

Nilai p

Normalitas Kruskal Wallis

Kontrol 16.84 4.582

0,001 0,012

3 22.21 1,64

5 24.70

1,10

7 43.49 22.21

http://repository.unimus.ac.id

Page 10: PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ...repository.unimus.ac.id/2550/4/MANUSCRIPT.pdf · Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan rancangan

6

Pada uji one away anova didapatkan nilai p = 0,000 (p > 0,05) ada

pengaruh lama kontak tanaman kiamabang terhadap penurunan kesadahan.

Tabel 4.7. Analisis Persentase Rata-rata Penurunan Kesadahan Air Baku

Lama

Kontak

Rata-rata

penurunan

Kesadahan

(%)

Simpangan

baku

Nilai p

Normalitas Homogeni

tas

Anova

Kontrol

22

.9

1

2.738

0,267 0,725

3

24.92

1.805

0,000

5

24.86 1.976

7

31.21

2.722

Pembahasan

Hasil pengukuran pH sebelum dan sesudah perlakuan didapatkan bahwa

hasil pH 6,2 - 7,8. Peningkatan pH dikarenakan proses biologi yang terjadi

pada interaksi tanaman kiambang dengan lingkungan. Hal ini akan

menyebabkan konsentrasi CO2 pada lingkungan akan meningkat dan pH air

juga dipengaruhi oleh konsentrasi CO2. Hasil pengukuran suhu yang dilakukan

didapatkan bahwa suhu pada kelompok kontrol dan perlakuan berkisar 25,2°C

- 27,8°C. Suhu air bersih dipengaruhi oleh suhu lingkungan akibat pada cuaca

saat perlakuan.

Mekanisme penyerapan kadar besi (Fe) oleh tanaman dapat dibagi menjadi

tiga proses yang sinambung, yaitu penurunan kadar Besi (Fe) pada proses

fitoremediasi dimulai dengan penyerapan oleh akar tanaman. Senyawa-

senyawa yang larut dalam air biasanya diambil oleh akar bersama air,

sedangkan senyawa-senyawa hidrofobik diserap oleh permukaan akar.

Transkolasi kadar besi (Fe) dari akar ke bagian tanaman lain. Setelah kadar

besi (Fe) menembus endodermis akar, maka senyawa-senyawa asing lain

http://repository.unimus.ac.id

Page 11: PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ...repository.unimus.ac.id/2550/4/MANUSCRIPT.pdf · Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan rancangan

7

mengikuti aliran transpirasi ke bagian atas tanaman melalui jaringan

pengangkut. Lokalisasi kadar besi (Fe) pada sel dan jaringan. Bertujuan untuk

menjaga agar kadar besi (Fe) tidak menghambat metabolisme tanaman.18

Reaksi kadar besi (Fe) yaitu Fe(HCO3)2===> FeCO3 + CO2 + H2O. Sehingga

pada penelitian ini menunjukan lama kontak 3 jam, 5 jam dan 7 jam. Dari hasil

uji Kruskal Wallis didapatkan nilai p = 0,012 (p < 0,05).Jadi dengan demikian

ada pengaruh lama kontak terhadap penurunan kadar besi pada air baku

PDAM. Peneliti sebelumnya tentang efektifitas alat pemurnian air dalam

menurunkan kadar besi (Fe) berdasarkan variasi waktu tinggal pada sumur gali

dengan menggunakan waktu tinggal 1 jam, 3 jam dan 5 jam didapatkan hasil

penelitian tertinggi pada lama kontak 5 jam 0,00789 mg/l.12

Mekanisme penyerapan kesadahan oleh tanaman dapat dibagi menjadi tiga

proses yang sinambung, yaitu penurunan kesadahan pada proses fitoremediasi

dimulai dengan penyerapan oleh akar tanaman. Senyawa-senyawa yang larut

dalam air biasanya diambil oleh akar bersama air, sedangkan senyawa-senyawa

hidrofobik diserap oleh permukaan akar. Transkolasi kesadahan dari akar ke

bagian tanaman lain. Setelah kesadahan menembus endodermis akar, maka

senyawa-senyawa asing lain mengikuti aliran transpirasi ke bagian atas

tanaman melalui jaringan pengangkut. Lokalisasi kesadahan pada sel dan

jaringan. Bertujuan untuk menjaga agar kesadahan tidak menghambat

metabolisme tanaman.18

lama kontak 3 jam, 5 jam dan 7 jam. Dari hasil uji one

away anova didapatkan nilai p = 0,000 (p < 0,05) ada pengaruh lama kontak

terhadap penurunan kesadahan pada air baku PDAM. Peneliti sebelumnya

tentang efektifitas alat pemurnian air dalam menurunkan kadar besi (Fe)

berdasarkan variasi waktu tinggal pada sumur gali dengan menggunakan waktu

tinggal 1 jam, 3 jam dan 5 jam didapatkan hasil penelitian tertinggi pada lama

kontak 5 jam 0,00789 mg/l.12

Kesimpulan Dan Saran

A. Simpulan

1. Lama kontak tanaman kiambang (Salvinia molesta) adalah 3 jam, 5 jam, 7

http://repository.unimus.ac.id

Page 12: PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ...repository.unimus.ac.id/2550/4/MANUSCRIPT.pdf · Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan rancangan

8

jam. Penurunan kadar besi (Fe) yang paling efektif adalah lama kontak 7

jam dengan rata-rata 43,49%, sedangkan penurunan kesadahan yang

paling efektif adalah lama kontak 7 jam dengan rata- rata 31,21%.

2. Kadar besi (Fe) sebelum penambahan tanaman kiambang (Salvinia

Molesta) yaitu terendah 2,07 mg/l dan tertinggi 2,19 mg/l dengan rata-rata

2,1425 mg/l, sedangkan sesudah penambahan tanaman kiambang (Salvinia

Molesta) besi (Fe) terendah yaitu 0,89 mg/l dan tertinggi 1.97 mg/l dengan

rata-rata 1,56 mg/l.

3. Kesadahan sebelum penambahan tanaman kiambang (Salvinia molesta)

yaitu terendah 537,90 mg/l dan tertinggi 589.65 mg/l dengan rata-rata

569.01 mg/l, sedangkan sesudah penambahan tanaman kiambang (Salvinia

molesta) kesadahan terendah yaitu 367.20 mg/l dan tertinggi 457.30 mg/l

dengan rata-rata 419.87mg/l.

4. Persentase penurunan besi kadar (Fe) pada penambahan tanaman

kiambang (Salvinia molesta) dengan lama kontak 3 jam sebesar 22,21%, 5

jam sebesar 24,70%, 7 jam sebesar 43,49%.

5. Persentase penurunan kesadahan pada penambahan tanaman kiambang

(Salvinia molesta) dengan lama kontak 3 jam sebesar 24,92%, 5 jam

sebesar 24,86%, 7 jam sebesar 31,21%.

6. Berdasarkan hasil analisis pada uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai p =

0,012 (p < 0,05) ada pengaruh lama kontak tanaman kiambang (Salvinia

molesta) terhadap penurunan besi kadar (Fe).

7. Berdasarkan hasil analisis pada uji one away anova didapatkan nilai p =

0,000 (p < 0,05) ada pengaruh lama kontak tanaman kiamabang terhadap

penurunan kesadahan.

B. Saran

a. Bagi institusi : Untuk melakukan uji coba tanaman kiambang (Salvinia

molesta) pada air baku PDAM sebelum dialirkan ke tabung filtrasi.

b. Bagi peneliti : Perlu dilakukan uji coba untuk memperpanjang lama kontak

tanaman kiambang (Salvinia Molesta) untuk mengetahui batas maksimal

penyerapan kadar besi (Fe) terhadap air baku. Perlu dilakukan uji coba kadar

http://repository.unimus.ac.id

Page 13: PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ...repository.unimus.ac.id/2550/4/MANUSCRIPT.pdf · Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan rancangan

9

Merkuri, BOD, Timbal, Mangan, TSS yang dapat mencemari air baku. Perlu

melihat tangkai atau batang kiambang (Salvinia molesta) pada saat perlakuan.

Daftar Pustaka

1. Arifiani, Fajri N, Hadiwidodo, Mochtar. Evaluasi Desain Instalasi Pengolahan Air PDAM Ibu Kota Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten. Jurnal Presipitasi. 2007;3 (2):78-85.

2. totok S, dkk. Teknologi Pengolahan Air Bersih Jakarta: Rineka Cipta; 2004. 3. 492/MENKES/PER/IX/2010 N, Kesehatan PM. Tentang Syarat-Syarat dan

Pengawasan Kualitas Air 4. Harmayani, Dina K, Kansukartha. Pencemaran Air Tanah Akibat Pembuangan

Limbah Domestik Di Lingkungan Kumuh. Jakarta: S.N; 2007. 5. Pickering, al e. Angka Kejadian Diare < http://www.who.go.id/go. Vol 2018:

World Health Organization 2009. 6. Suparmin. Pengolahan Air Minum Purwokerto: Politeknik Kesehatan Depkes

Semarang Jurusan Kesling; 2002. 7. K A, S HK. Teknologi Pengolahan Air Minum. Yogyakarta: Gosyen Publishing;

2011. 8. Srikandi F. Polusi air dan udara. Yogyakarta: Kanisius; 2005. 9. Totok S. Air Untuk Masa Depan. Jakarta: Rineka Cipta; 2002. 10. Tresna SA. Pencemaran lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta; 2002. 11. Nasir M. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia; 2005: Hal 224-239. 12. Sasadara SC. Efektifitas Alat Pemurni Air dalam Menurunkan Kadar Besi (Fe)

Berdasarkan Variasi Waktu Tinggal Pada Air Sumur Gali. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2013.

13. Aiyen. Ilmu Remediasi untuk Atasi Pencemaran Tanah http:/www.kompas.com/kompas-cetak/0503/04/ilpeng/1592821.htm. Vol 2018: Harian Kompas; 2005.

14. Agustina L. Dasar Nutrisi Tanaman. Jakarta: Rineka Cipta; 2004. 15. Widiarso T. Fitoremediasi Air Tercemar Nikel Menggunakan Kiambang (Salvinia

molesta). Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember; 2011. 16. Easter B. Kemampuan Kayu Apung (Pistia stratiotes. L) Dalam Meremediasi Air

Tercemar Logam Berat FE Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2017:1. 17. Elly AR. Kadar Sisa Chlor dan Kandungan Bakteri E. Coli Air PT. Dream Sucses

Airindo (DSA) Ambon Sebelum dan Sesudah Pengolahan. Kesehatan Masyarakat 30 Mei 2007 2007:88-89.

18. Hayati EK. Fraksinasi dan Identifikasi Senyawa Tanin pada Daun Belimbing Wuluh. Jurnal Kimia. 2010;Volume 4 (2)(193-200).

19. Notoatmodjo S. Metode Penelitian Kesehatan PT. Rineka Cipta Jakarta; 2001. 19. Hanafi KA. Rancangan Percobaan, Teori dan Aplikasi Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada; 2003. 20. Hermawati, Wiryanto, Solicchatun. Fitoremediasi Limbah Detergen

menggunakan Kayu Apu (Pistia straitiotes L.) dan Genjer (Limnocharis flava L.). Bio Smart. 2005;7(2):115-124.

http://repository.unimus.ac.id