perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN NILAI AMBANG DENGAR TENAGA KERJA YANG TERPAPAR BISING PADA BAGIAN WEAVING DI PT. TRIANGGA DEWI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Ummi Ianatul Khakim R.0207101 PROGRAM D IV KESEHATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2011
63
Embed
HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN NILAI AMBANG/Hubun… · Industri ini menggunakan mesin-mesin tenun yang bisingnya melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) 85 dB(A). Kebisingan yang melebihi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN NILAI AMBANG
DENGAR TENAGA KERJA YANG TERPAPAR
BISING PADA BAGIAN WEAVING
DI PT. TRIANGGA DEWI
SURAKARTA
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan
Ummi Ianatul Khakim
R.0207101
PROGRAM D IV KESEHATAN KERJA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Ummi Ianatul Khakim
NIM. R0207101
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
Hubungan Masa Kerja dengan Nilai Ambang Dengar Tenaga Kerja yang
Terpapar Bising pada Bagian Weaving di PT. Triangga Dewi Surakarta
Ummi Ianatul Khakim1 2
, Sumardiyono3.
Tujuan : PT. Triangga Dewi merupakan sebuah industri yang bergerak di bidang
tekstil. Industri ini menggunakan mesin-mesin tenun yang bisingnya melebihi
Nilai Ambang Batas (NAB) 85 dB(A). Kebisingan yang melebihi NAB dan
terpapar dalam waktu yang lama dapat mempengaruhi daya dengar seseorang
dalam menangkap suara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
masa kerja dengan nilai ambang dengar tenaga kerja yang terpapar bising pada
bagian Weaving di PT. Triangga Dewi Surakarta.
Metode : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik
dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah semua tenaga kerja
yang terpapar kebisingan pada bagian Weaving shift 1 dan teknik sampling yang
digunakan adalah purposive sampling. Subjek yang memenuhi kriteria berjumlah
32 orang. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kelompok masa
kerja dan nilai ambang dengar telinga kanan dan telinga kiri yang diolah dengan
uji statistik korelasi Pearson Product Moment.
Hasil : Hasil uji statistik hubungan masa kerja dengan nilai ambang dengar
telinga kanan diperoleh nilai r sebesar 0.711 serta nilai p=0.000 (p<0.01) yang
menunjukkan hasil uji sangat signifikan. Hasil uji statistik hubungan masa kerja
dengan nilai ambang dengar telinga kiri menunjukkan nilai r sebesar 0.625 serta
nilai p=0.000 (p<0.01) yang menunjukkan hasil uji sangat signifikan. Jadi,
semakin bertambah masa kerja, maka akan bertambah nilai ambang dengarnya.
Simpulan : Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan masa kerja
dengan nilai ambang dengar tenaga kerja yang terpapar bising pada bagian
Weaving di PT. Triangga Dewi Surakarta. Berdasarkan hasil penelitian, saran yang
diajukan adalah adalah sebaiknya perusahaan menyediakan alat pelindung telinga
berupa ear plug kepada tenaga kerja serta tenaga kerja membiasakan diri dan
disiplin dalam menggunakan alat pelindung telinga berupa ear plug.
Kata Kunci : masa kerja, nilai ambang dengar, kebisingan. 1. Program Studi Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas
Maret.
2. Program Studi Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas
Maret.
3. Program Studi Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas
Maret.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT
Correlation between Tenure and the Hearing Threshold Score
of the Laborers Exposed to Noise in Weaving Division
in PT. Triangga Dewi Surakarta
Ummi Ianatul Khakim1 2
, Sumardiyono3.
Objective : PT. Triangga Dewi Surakarta is an industry operating in textile sector.
This industry uses weaving engines the noise of which exceeds the Threshold
Score (NAB) of 85 dB (A). The noise exceeding NAB and exposed in long time
ctive of research
is to find out the correlation between tenure and hearing threshold score of
laborers exposed to noise in weaving division of PT. Triangga Dewi Surakarta.
Methods : This study used an analytical observational research type with cross
sectional approach. The population of research was all laborers exposed to noise
in weaving shift 1 division and the sampling technique used was purposive
sampling. The subject meeting the criteria consisted of 32 laborers. The data was
presented in the form of frequency distribution table of tenure and hearing
threshold score of left and right ears processed with Pearson Product Moment
correlation statisyical test.
Results : The result of statistical test on the correlation between tenure and
hearing threshold score of right ear provided the r value of 0.711 as well as p
value=0.000 (p<0.01) indicating the very saticfactory test result. The result of
statistical test on the correlation between tenure and hearing threshold score of left
ear provided the r value of 0.625 as well as p value=0.000 (p<0.01) indicating the
very saticfactory test result. So, the longer the tenure, the higher is the hearing
threshold score.
Conclution : From this research, it could be concluded that there was a
correlation between tenure and the hearing threshold score of laborers exposed to
noise in weaving division of PT. Triangga Dewi Surakarta. Based on the result,
the recommendation purposed was that the company should provide hearing
protector namely the ear plug for the laborers and the laborers should accustom
themselves and be disciplined in using the hearing protector of ear plug.
Keywords : tenure, hearing threshold score, noise. 1. Occupational Health Study Program of Medical Faculty, Sebelas Maret
University of Surakarta.
2. Occupational Health Study Program of Medical Faculty, Sebelas Maret
University of Surakarta.
3. Occupational Health Study Program of Medical Faculty, Sebelas Maret
University of Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah
SWT karena berkat rahmat dan hidayah-
Masa Kerja dengan Nilai Ambang Dengar Tenaga Kerja yang Terpapar Bising
Adapun skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Sains Terapan di Program Studi D.IV Kesehatan Kerja Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Sehubungan dengan penyusunan skripsi ini, penulis telah mendapatkan
bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam
kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp. PD-KR-FINASIM selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
2. Ibu Ipop Syarifah, Dra., M.Si selaku Ketua Program D.IV Kesehatan Kerja
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
3.
memberikan bimbingan, arahan dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Sumardiyono, SKM, M.Kes selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Hardjanto, dr., MS, Sp.Ok selaku penguji yang telah memberikan
masukan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Agus selaku bagian HRD yang telah memberikan ijin untuk
melaksanakan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
7. Segenap karyawan PT. Triangga Dewi Surakarta yang telah membantu dalam
pelaksanaan penelitian ini.
8. Seluruh dosen dan asisten dosen Program D.IV Kesehatan Kerja atas ilmu
yang telah diberikan selama perkuliahan.
9. Ibu, Bapak, dan Kakak-kakakku sayang yang senantiasa memberikan doa,
kasih sayang dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.
10. Sahabat-sahabatku Uswa, Adin, Mirza, Himmah, Ame, Cincin dan Debby
yang telah memberikan semangat dan dukungannya.
11. Teman-temanku angkatan 2007 Program D.IV Kesehatan Kerja serta semua
pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuan dalam
penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari segala kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Untuk
itu saran dan kritik selalu penulis harapkan demi sempurnanya skripsi ini dan
semoga skripsi ini bermanfaat.
Surakarta, Juli 2011
Penulis
Ummi Ianatul Khakim
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii
PERNYATAAN ............................................................................................ iii
ABSTRAK ................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
DAFTAR ISI ................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Rumasan Masalah ................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 5
BAB II. LANDASAN TEORI ................................................................. 6
A. Tinjauan Pustaka .................................................................. 6
B. Kerangka Pemikiran ............................................................. 26
C. Hipotesis ............................................................................... 27
BAB III. METODE PENELITIAN ........................................................... 28
A. Jenis Penelitian ..................................................................... 28
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 28
C. Populasi Penelitian ............................................................... 28
D. Teknik Sampling ................................................................... 28
E. Sampel Penelitian ................................................................. 29
F. Desain Penelitian .................................................................. 30
G. Identifikasi Variabel Penelitian ............................................ 30
H. Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................. 31
I. Alat dan Bahan Penelitian .................................................... 32
J. Sumber Data ....................................................................... 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
K. Teknik Analisis Data ............................................................ 35
BAB IV. HASIL ........................................................................................ 37
A. Gambaran Umum Perusahaan ............................................... 37
B. Karakteristik Subjek dan Lingkungan Penelitian ................. 38
C. Hasil Pengukuran Masa Kerja dan Nilai Ambang Dengar
Tenaga Kerja ......................................................................... 40
D. Uji Normalitas Data .............................................................. 42
E. Uji Hubungan Masa Kerja dengan Nilai Ambang Dengar ... 43
BAB V. PEMBAHASAN ........................................................................ 45
A. Karakteristik Subjek dan Lingkungan Penelitian ................. 45
B. Analisis Masa Kerja dan Nilai Ambang Dengar ................... 47
C. Analisis Hubungan Masa Kerja dengan Nilai Ambang Dengar 48
BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 50
A. Simpulan .............................................................................. 50
B. Saran ..................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 52
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Batas Waktu Pemaparan Kebisingan Per hari Kerja Berdasarkan
Intensitas Kebisingan Yang Diterima Tenaga Kerja
Tabel 2. Standar American Academy of Opthalmology and Otalaryngology
tentang ketajaman pendengaran
Tabel 3. Kekuatan Hubungan Dua Variabel secara Kualitatif
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Umur Responden
Tabel 5. Hasil Pengukuran Kebisingan
Tabel 6. Hasil Masa Kerja
Tabel 7. Rerata Nilai Ambang Dengar Telinga Kanan
Tabel 8. Rerata Nilai Ambang Dengar Telinga Kiri
Tabel 9. Hasil Masa Kerja dengan Nilai Ambang Dengar Telinga Kanan
Tabel 10. Hasil Masa Kerja dengan Nilai Ambang Dengar Telinga Kiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram Telinga
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
Gambar 3. Desain Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Data Masa Kerja dan Rerata Nilai Ambang Dengar Telinga
Kanan
Lampiran 2. Tabel Data Masa Kerja dan Rerata Nilai Ambang Dengar Telinga
Kiri
Lampiran 3. Hasil Pengukuran Kebisingan
Lampiran 4. Hasil Uji Statistik SPSS. 16
Lampiran 5. Hasil Uji Normalitas Data
Lampiran 6. Dokumentasi
Lampiran 7. Surat Keterangan Penelitian di PT. Triangga Dewi Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peningkatan industrialisasi tidak terlepas dari peningkatan
teknologi modern. Dengan adanya mekanisasi dalam dunia industri yang
menggunakan teknologi tinggi, diharapkan industri dapat berproduksi secara
maksimal. Pemilihan teknologi dalam bidang produksi dimaksudkan untuk
menggantikan posisi manusia dari aktor utama kegiatan produksi menjadi
pengendali kegiatan produksi. Banyak perusahaan/industri yang lebih
berorientasi pada kegiatan produksinya dibandingkan pengelola sumber daya
manusia. Industri tidak menyadari dampak teknologi yang mereka adopsi
tidak bisa menjamin keselamatan para tenaga kerja, antara lain pemakaian
mesin-mesin otomatis menimbulkan suara atau bunyi yang cukup besar, dapat
memberikan dampak terhadap gangguan komunikasi, konsentrasi, dan
kepuasan kerja bahkan sampai pada cacat.
Wilayah industri modern dapat merupakan suatu tempat yang
bising dewasa ini. Kebisingan merupakan salah satu aspek terpenting dalam
higiene industri karena kebisingan dapat mengakibatkan kerusakan pada
kesehatan dan menurunnya produktivitas tenaga kerja. Kerusakan yang terjadi
diantaranya adalah kerusakan pendengaran secara sementara maupun secara
permanen. Selain itu, kebisingan yang terus menerus juga dapat menurunkan
konsentrasi pekerja dan mengakibatkan stress sehingga kecelakan kerja dapat
terjadi (Anizar, 2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Diantara sekian banyak gangguan yang ditimbulkan oleh bising,
gangguan terhadap pendengaran adalah gangguan yang paling serius karena
dapat menyebabkan hilangnya pendengaran atau ketulian. Ketulian ini dapat
bersifat progresif atau awalnya bersifat sementara tetapi bila bekerja terus-
menerus di tempat bising tersebut maka daya dengar akan menghilang secara
menetap atau tuli (Buchari, 2007).
Patrick (1990) dalam Tarwaka dkk (2004) menyatakan bahwa daya
dengar seseorang di dalam menangkap suara dipengaruhi oleh faktor internal
maupun eksternal. Faktor internal meliputi umur, kondisi kesehatan, maupun
riwayat penyakit yang pernah diderita. Sedangkan faktor eksternal meliputi
tingkat intensitas suara disekitarnya, lama terpajan dengan kebisingan,
karakteristik kebisingan serta frekuensi suara yang ditimbulkan. Dari berbagai
faktor yang mempengaruhi ambang dengar tersebut, yang paling menonjol
adalah faktor umur dan lamanya pemajanan terhadap kebisingan.
PT. Triangga Dewi Surakarta merupakan sebuah industri yang
bergerak dibidang tekstil yang mempunyai tenaga kerja 775 orang. Pada salah
satu proses produksi di bagian Weaving telah menggunakan mesin-mesin
tenun yang menimbulkan suara yang keras. Dari survei awal didapatkan hasil
pengukuran kebisingan pada bagian Weaving yaitu sebesar 96,9 dB. Tampak
jelas dari hasil pengukuran yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
intensitas kebisingan di bagian Weaving telah melebihi Nilai Ambang Batas
(NAB) yang telah ditetapkan, yaitu 85 dBA untuk 8 jam kerja. Menurut
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP-51/MEN/1999 tentang Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja bahwa intensitas kebisingan 85
dBA selama 8 jam kerja dalam sehari. Selain itu, ada tenaga kerja yang
merasakan keluhan seperti terdengar suara nyaring/ berdenging di telinga
setelah meninggalkan lingkungan kerja yang bising, sukar
mendengar/menangkap pembicaraan di lingkungan yang bising. Alat
Pelindung Diri (APD) yang diberikan di perusahaan hanya kapas dan tenaga
kerja juga tidak disiplin menggunakannya. Direktorat Pengawasan
Keselamatan Kerja (2003) dalam Saryawati (2008) menyatakan bahwa sumbat
telinga yang terbuat dari kapas mempunyai daya attenuasi paling kecil yaitu
antara 2-12 dB dan Anizar (2009) juga menyatakan bahwa kapas tidak efektif
digunakan sebagai sumbat telinga. Dengan kondisi demikian, tenaga kerja
bagian Weaving di PT. Triangga Dewi berisiko untuk mengalami kenaikan
ambang pendengaran dan gangguan pendengaran.
Joko Suyono (1995) dalam Rochmah (2006) menyatakan bahwa
risiko kerusakan pendengaran pada tingka
waktu paparan harian selama 8 jam dapat diabaikan. Pada tingkat paparan
sampai 80 dB(A) ada peningkatan presentase subjek dengan gangguan
pendengaran. Akan tetapi pada 85 dB(A) ada kemungkinan bahwa setelah 5
tahun kerja 1% tenaga kerja akan memperlihatkan sedikit (biasanya minor)
gangguan pendengaran, setelah 10 tahun kerja 3% pekerja mengalami
kehilangan pendengaran, dan setelah 15 tahun meningkat menjadi 5%.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin melakukan
p Hubungan masa kerja dengan nilai ambang dengar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
tenaga kerja yang terpapar bising pada bagian Weaving di PT. Triangga Dewi
Surakarta
B. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan masa kerja dengan nilai ambang dengar
tenaga kerja yang terpapar bising pada bagian Weaving di PT. Triangga Dewi
Surakarta?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan masa kerja dengan nilai ambang
dengar tenaga kerja yang terpapar bising pada bagian Weaving di PT.
Triangga Dewi Surakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui masa kerja tenaga kerja bagian Weaving di PT. Triangga
Dewi Surakarta.
b. Mengetahui nilai ambang dengar tenaga kerja bagian Weaving di PT.
Triangga Dewi Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Diharapkan sebagai pembuktian teori bahwa ada hubungan antara
masa kerja dengan nilai ambang dengar tenaga kerja yang terpapar bising.
2. Aplikatif
a. Diharapkan dapat memberikan informasi mengenai akibat yang
ditimbulkan kepada tenaga kerja yang bekerja di tempat yang terpapar
bising dengan intensitas tinggi dan dalam waktu yang lama.
b. Diharapkan dari pihak perusahaan dapat meminimalisasi kebisingan
yang melebihi NAB.
c. Diharapkan tenaga kerja menyadari pentingnya penggunaan alat
pelindung telinga sebagai salah satu alternatif terakhir untuk
pengendalian kebisingan yang melebihi NAB.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Kebisingan
a. Bunyi
Bunyi/suara didefinisikan sebagai serangkaian gelombang
yang merambat dari suatu sumber getar sebagai akibat perubahan
kerapatan dan juga tekanan suara. Bunyi terjadi bila sumber bunyi
merambat. Gerakan rambatannya menjauhi sumber bunyi. Bunyi
bergerak di udara dengan kecepatan ± 340 m/detik. Kecepatan akan
bertambah besar apabila bunyi bergerak di dalam air = 1500 m/detik,
sedang di dalam baja kecepatan bunyi = 5000 m/detik.
Sifat bunyi ditentukan oleh frekuensi dan intensitasnya.
Frekuensi adalah jumlah gelombang lengkap yang merambat per
satuan waktu yang dinyatakan dalam getaran per detik atau dalam
Hertz (Hz) (Soeripto, 2008). Frekuensi suara di bawah 20 Hz disebut
sebagai infrasonik , sedang di atas 20.000 Hz merupakan gelombang
ultrasonik. (Budiono, 2003). Bunyi yang dapat didengar oleh manusia
sangat terbatas yaitu terletak pada kisaran frekuensi antara 20-20.000
Hz. Frekuensi antara 250-3000 Hz adalah frekuensi yang paling
penting untuk percakapan. Frekuensi 4000 Hz adalah frekuensi yang
paling peka ditangkap telinga dan ketulian yang disebabkan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
kebisingan ialah adanya pengurangan/penurunan pendengaran pada
frekuensi ini (Soeripto, 2008).
b. Definisi Bising
Bising adalah suara atau bunyi yang tidak diinginkan
(Habsari, 2003). Sedangkan definisi bising menurut Kepemenaker
(1999) adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber
dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat
tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran.
Bunyi atau suara didengar sebagai rangsangan pada sel
saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang
ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang
tersebut merambat melalui media udara atau penghantar lainnya, dan
manakala bunyi atau suara tersebut tidak dikehendaki oleh karena
mengganggu atau timbul di luar kemauan orang yang bersangkutan,
maka bunyi-bunyian atau suara demikian dinyatakan sebagai
c. Jenis-jenis Kebisingan
Jenis
1) Kebisingan menetap berkelanjutan tanpa putus-putus dengan
spektrum frekuensi yang lebar (steady state, wide band noise).
Misal: bising mesin, kipas angin, dapur pijar.
2) Kebisingan menetap berkelanjutan dengan spektrum frekuensi tipis