Top Banner
HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN KEBATINAN PERJALANAN DI KEC. JATI SAMPURNA, BEKASI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag.) Oleh: Athoillah Tantowi NIM: 11140321000071 PROGRAM STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M
109

HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

Feb 16, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN

KEBATINAN PERJALANAN DI KEC. JATI SAMPURNA, BEKASI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag.)

Oleh:

Athoillah Tantowi

NIM: 11140321000071

PROGRAM STUDI AGAMA-AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 2: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang
Page 3: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang
Page 4: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang
Page 5: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

v

ABSTRAK

Athoillah Tantowi

Judul Skripsi: Hubungan Manusia Dan Tuhan Dalam Perspektif Aliran

Kebatinan Perjalanan Di Kec. Jati Sampurna, Bekasi

Dalam Skripsi ini, penulis meneliti tentang “Hubungan Manusia Dan

Tuhan Dalam Perspektif Aliran Kebatinan Perjalanan Di kec. Jati Sampurna,

Bekasi” yang terletak di Kampung Keranggan Kelurahan Jati Rangga Kecamatan

Jati Sampurna, Bekasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami

fenomena hubungan manusia dan tuhan dalam perspektif Aliran Kebatinan

Perjalanan. Penelitian ini juga untuk mengetahui tujuan dan ritual apa yang

dilakukan para penghayat Aliran Kebatinan Perjalanan.

Untuk mencapai tujuan tersebut peneliti menggunakan metode

pendekatan historis, fenomenologis, dan teologis terhadap objek yang akan

diteliti. Adapun metodologi yang penulis gunakan untuk melakukan penelitian

yaitu dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan menelusuri bahan-

bahan pustaka yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti. Kemudian

data diolah dan dianalisis dengan teknik deskriptif analitik.

Hasil Penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: Tuhan dan

manusia memiliki hubungan yang sangat erat karena mereka itu satu tanpa ada

pemisah di antaranya. Di dalam ajaran Aliran Kebatinan Perjalanan dijelaskan

bahwa adanya bumi dan lagit beserta isinya adalah Tuhan Yang Maha Esa yang

menciptakannya. Maka bila ingin mencari tuhan carilah pada diri sendiri, sebab

Tuhan Yang Maha Esa ini selalu berada di dalam diri. Ketika eling pada diri

sendiri maka secara tidak langsung juga eling terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Maka dari itu eling haruslah dipakai untuk yang benar jangan dipakai untuk

melakukan susuatu yang tidak benar karena dengan melakukan perbuatan yang

baik maka akan mendapatkan hal yang baik pula. Oleh sebab itu, para penganut

kepercayaan atau agama, sepakat akan adanya hukum timbal balik dari Tuhannya

kepada mereka yang menjalankan segala perintahnya maupun yang tidak. Untuk

menjalankan segala perintah Tuhannya maka para penganut Aliran Perjalanan

melakukannya dengan ritual guna mendekatkan dirinya terhadap Tuhannya.

Ritualnya ini terbagi beberapa bagian yakni, ritual keseharian, ritual mingguan,

dan ritual tahunan.

Kata kunci: Manusia, Tuhan, Aliran Kebatinan Perjalanan.

Page 6: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah segala puji dan puji syukur penulis panjatkan kepada

Allah SWT, Dialah yang telah melimpahkan nikmat iman, nikmat Islam dan

nikmat sehat. sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu

syarat memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag). Dalam bidang Studi Agama-

Agama Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam proses mengerjakan skripsi ini, penulis merasa sangat

bersyukur sekali karena tidak mendapatkan hambatan yang berat atau yang

membuat penulis mengurungkan niat dan semangat untuk segera menyelasaikan

skripsi ini. Di karnakan sifat keterbukaan para narasumber terhadap penulis. Dan

tentunya, berkat bantuan dari Allah SWT serta dukungan dari keluarga serta

motivasi dari teman-teman terdekat, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada yang telah

mendukung baik moril maupun materil dalam penulisan skripsi ini, antara lain:

1. Orang tua penulis, Ayahanda tercinta Udin Rafiuddin dan Ibunda Karneti yang

tidak pernah lelah memberikan doa, semangat, dan nasehatnya untuk penulis.

Wajah mereka yang selalu terbayang ketika penulis mengalami semangat yang

fluktuatif dalam mengerjakan skripsi. Serta kepada kakak dan adik tersayang.

Terimakasih kebawelannya yang tidak henti-hentinya mengingatkan penulis

untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

2. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A Selaku Rektor

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

vii

3. Dr. Hamid Nasuhi, M.Ag selaku dosen Pembimbing Skripsi. Terima kasih

atas kesabaran dan semangatnya dalam membimbing, memotivasi dan

membantu kelancaran proses penulisan dari awal hingga sampai

terselesaikannya skripsi ini.

4. Dr. Yusuf Rahman, MA Selaku Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Syaiful Azmi, MA. selaku Doen Pembimbing Akademik yang telah

menyetujui permohanan skripsi ini dan memberian motivasi dalam

penyusunan skripsi ini.

6. Dr. Media Zainul Bahri, MA. Selaku ketua jurusan Studi Agama-Agama UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Dra. Halimah SM, MA. Selaku seketaris jurusan Studi Agama-Agama UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin, para Staff Akademik Fakultas

Ushuluddin. Serta dengan Kak Jamil yang membantu dalam informasi tentang

skripsi.

9. Kepada saudari Nur Shabrina, terimakasih banyak karena telah berjuang

bersama-sama untuk menyusun skripsi dari awal hingga terselesaiknya skripsi

ini.

10. Sahabat-Sahabat: Irfan, Riyan, Swandi, Ibnu, Qoyyum yang selalu ada ketika

penulis merasa lelah di saat penulis menulis skripsi. Untuk Tika makasih atas

masukan-masukannya yang terus mendukung penulis untuk segera

menyelesaikan skripsi ini. Juga telah berjuang bersama dari perkuliahan

hingga terselesaikannnya skripsi ini. Tempat curhat di saat penulis mulai stress

Page 8: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

viii

dan tidak tahu harus ke mana lagi untuk bertanya tentang skripsi. kalianlah

alasan utama saya bertahan hingga saat ini.

Terima kasih selalu menemani penulis disaat sedih maupun senang,

canda tawanya dan juga masukan-masukan berharga dalam penyusunan skripsi

ini. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan kalian semua yang telah tulus

membantu dan selalu memberi warna di kehidupan penulis. Akhir kata semoga

Skripsi ini bermanfaat untuk semua Amiiin.

Wassalamu‟alaikum Warrohmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 12 April 2019

Athoillah Tantowi

Page 9: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQOSYAH ........ Error! Bookmark not

defined.

ABSTRAK ............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 9

C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ................................................ 9

D. Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 10

E. Metodologi Penelitian ................................................................................ 11

F. Sistematika Penulisan ................................................................................ 15

BAB II SEJARAH ALIRAN KEBATINAN PERJALANAN ......................... 17

A. Riwayat Hidup Pendiri Aliran Kebatinan Perjalanan ................................ 17

B. Sejarah Aliran Kebatinan Perjalanan di Indonesia..................................... 20

C. Perkembangan Aliran Kebatinan Perjalanan di Bekasi ............................. 34

BAB III KONSEP TENTANG HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN

DALAM ALIRAN KEBATINAN PERJALANAN ......................................... 38

A. Konsepsi Tentang Tuhan............................................................................ 38

B. Konsepsi Tentang Manusia ........................................................................ 46

C. Konsepsi Tentang Alam ............................................................................. 56

D. Konsep Tentang Hubungan Manusia dan Tuhan ....................................... 60

Page 10: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

x

BAB IV RITUAL SEBAGAI MANIFESTASI HUBUNGAN ........................ 63

MANUSIA DAN TUHAN................................................................................... 63

A. Ritual dalam Aliran Kebatinan Perjalanan ................................................. 63

B. Memperingati Satu Syuro .......................................................................... 64

C. Mendirikan Rumah..................................................................................... 68

D. Adat Penganten .......................................................................................... 70

E. Bibit Amit (Doa) ........................................................................................ 71

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 75

A. Kesimpulan ................................................................................................ 75

B. Saran ........................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 77

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 80

Page 11: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang paling majemuk

dipandang dari segi banyaknya agama, kepercayaan, etnis, bahasa, kesenian,

dan tradisi. Realitas keragaman dan kemajemukan bangsa Indonesia tercermin

secara nyata dengan adanya enam agama besar seperti Islam, Hindu, Budha,

Katolik, Protestan, dan Konghucu dan dengan berbagai etnis seperti Jawa,

Sunda, Betawi, Madura, Batak, Bugis, Dayak dan lain-lain.

Menurut Hildred Geertz, antropolog dari Amerika Serikat, seperti

dikutip oleh Faisal Ismail, Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok etnis,

masing-masing memiliki identitas budayanya tersendiri dan diperkirakan lebih

dari 250 bahasa daerah yang dipakai. Sangat penting diketahui bahwa adanya

keanekaragaman agama, budaya, dan bahasa menunjukkan identitas tersendiri

bagi Indonesia sebagai bangsa yang majemuk. Hal tersebut juga menunjukkan

arti penting bahwa adat dan ritual dari satu daerah dengan daerah lain sebagai

bentuk perwujudan budaya lokal memiliki penafsiran dan manifestasi yang

luas dan berbeda-beda serta sebagai sumber identitas khas mereka.1

Sebelum ada agama di Nusantara atau sebelum agama masuk ke

Indonesia, nenek moyang bangsa Indonesia telah mempunyai kepercayaan

akan adanya kekuatan di luar kekuasaan manusia, yaitu yang menciptakan

dunia dan seisinya. Tetapi karena pada prinsipnya manusia waktu itu kurang

mengerti tentang cara-cara menyembah atau berbakti kepada sang pencipta

1Faisal Ismail, Dinamika Perkembangan Sistem Kepercayaan Lokal di Indonesia

(Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan, 2012), h. xxi.

Page 12: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

2

sehingga cara menyembahnya sangat sederhana. Kegiatan ini telah

terkelompok sedemikian rupa berbentuk organisasi. Dengan adanya Tap MPR

No: IV/MPR/1978 pemerintah memberikan arah dan pembinaan, maka

seakan-akan organisasi itu tumbuh kembali, sehingga oleh masyarakat

dianggap hal yang baru.2

Suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa pada akhir-akhir

ini di Indonesia tampak perkembangan yang mencolok pada perikehidupan

beragama maupun perikehidupan berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha

Esa. Perkembangan ini dapat diketahui dengan munculnya bermacam-macam

organisasi dan aliran kepercayaan yang jumlahnya mencapai beberapa puluh

bahkan sampai jumlah ratusan. Pada tahun 1951 Kementerian Negara

Republik Indonesia menyusun daftar aliran kepercayaan yang ada dan berhasil

mengumpulkan sebanyak 73 aliran. Tahun 1965 jumlah itu naik menjadi 300

aliran. Tahun 1972 di kota-kota besar terdapat 151 aliran, sedangkan menurut

berita ANTARA ada 217 aliran tingkat pusat, dan 427 pada tingkat cabang

sehingga jumlah seluruhnya kurang lebih menjadi 644 aliran kepercayaan.3

Pada era Orde Baru berdasarkan GBHN paham keagamaan lokal

digolongkan ke dalam aliran kepercayaan. Pada waktu itu pembinaan aliran

kepercayaan diarahkan agar kembali ke induk agamanya masing-masing.

Maka pada waktu itu ada kebijakan, agama/kepercayaan lokal untuk

digabungkan dengan agama yang ajarannya mendekati. Berbagai

agama/kepercayaan lokal seperti Keharingan (Dayak), Aluk Todolo (Toraja)

2M. Jandra, Hasil Penelitin Organisasi Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Daerah Istimewa Yogyakarta II (Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990), h.

1. 3M. Jandra, Hasil Penelitin Organisasi Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Daerah Istimewa Yogyakarta II, h. 2.

Page 13: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

3

digabungkan ke dalam agama Hindu, agama Konghucu, digabungkan ke

dalam agama Budha, agama Sunda Wiwitan, agama Samin dan Aliran

Kebatinan digabungkan ke dalam agama Islam. Dengan kebijakan pemerintah

yang sangat represif, maka demi menyelamatkan diri mereka dengan sangat

terpaksa menerima penggabungan tersebut.4

Dengan berakhirnya Orde Baru dan munculnya Era Reformasi, maka

hal-hal yang tadinya tertutup, mulai terbuka. Para penganut kepercayaan yang

awalnya tidak berani menyuarakan aspirasinya, kini mulai berani

menyuarakan tuntutannya. Di antara tuntutannya ialah, mereka ingin agama

atau kepercayaan lokal mereka diakui terpisah dari agama induknya, karena

menurut mereka dari segi ajaran sangat jauh berbeda. Dengan demkian

muncul tuntutan agar agama atau kepercayaan lokal diberikan pelayanan

sebagaimana agama-agama lainnya. Pertama kali tuntutan itu muncul dari

agama Keharingan, Konghucu, dan Sunda Wiwitan. Selama ini informasi

tentang keberadaan paham keagamaan lokal masih belum banyak diketahui

oleh pemerintah dan masyarakat luas, meskipun Puslitbang Kehidupan

Keagamaan telah dua tahun berturut-turut pada tahun 2010 dan tahun 2011

melakukan penelitian tentang agama lokal. Pada tahun 2012 penelitian

tersebut dilanjutkan kembali dengan fokus masalah pelayanan hak-hak sipil

mereka.5

Aliran Kebatinan Perjalanan ini didirikan oleh Mei Kartawinata. Mei

Kartawinata lahir pada tanggal 1 Mei 1897 di Kebonjati Bandung. Ada juga

4Bashori A Hakim, Penyiaran Agama Dalam Mengawal Kerukunan di Indonesia

(Jakarta: Puslibang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI,

2014), h. 1. 5Bashori A Hakim, Penyiaran Agama Dalam Mengawal Kerukunan di Indonesia, h. 2.

Page 14: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

4

yang mencatat bahwa tahun kelahirannya 1 Mei 1898 di Kecamatan Ciparay

Kabupaten Bandung. Abdul Rozak, dalam buku Teologi Kebatinan Sunda,

menyebutkan bahwa Mei Kartawinata adalah tokoh yang dikenal sebagai

spiritualis. Konon ia masih keturunan kerabat kerajaan Majapahit (dari garis

ayah) dan keluarga Prabu Siliwangi Pajajaran (ibu). Pendidikan formalnya

diperoleh dari sekolah rakyat (SR) atau HIS Zendingschool pada zaman

Belanda. Selain sekolah di SR ia juga pernah mengenyam pendidikan

pesantren dan berguru ilmu kebatinan kepada Mochamad Ishak yang dikenal

dengan tarekat Nahdlatul Arifin. Ajaran tarekat ini cenderung menekankan

cara seseorang dapat mengetahui Allah dengan sebenar-benarnya yaitu dengan

memahami rahasia alif lam mim yang berarti Allah-Muhammad-Adam. Dalam

tarekat, seseorang dapat meraih kesempurnaan jika mampu menyelami

hakekat dari Al-Quran dan Al-Hadist. Kemungkinan besar ajaran tarekat ini

berpengaruh terhadap pemikiran dan sikap Mei Kartawinata di kemudian

hari.6

Selain Mei Kartawinata, terdapat dua sahabatnya yang terlibat dalam

pembentukan Aliran Kebatinan Perjalanan yakni M. Rasyid dan Sumitra. Pada

mulanya mereka bekerja di percetakan di Subang dan menjadi kawan karib,

sehingga mereka suka berkumpul untuk membicarakan suka duka masing-

masing, baik masalah keluarga maupun keilmuan. Ketiganya ini terdapat

persamaan sikap yaitu mereka menyukai hal-hal yang berkaitan dengan ajaran

kebatinan atau spiritual.

6Asep Lukman Hakim, “Studi Tentang Aliran Kepercayaan Perjalanan Ciparay

Bandung,” al-Afkar, Vol. 2, No. 1, (Juli 2018): h. 115.

Page 15: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

5

Asal mula berdirinya Aliran Kebatinan Perjalanan tidak lepas dari

sosok Mei Kartawinata yang pada suatu saat dia berada di tepi sungai, lalu

mendengar suara tanpa jasad. Atas dasar peristiwa itu, para pengikutnya

menyebut istilah wangsit. Berdasarkan wangsit tersebut, Mei Kartawinata

beserta sahabatnya membentuk organisasi Aliran Kebatinan Perjalanan pada

hari Supra atau Jumat Kliwon jam 12.00 tanggal 19 Hasyi (Maulud) tahun

1858 Saka atau pada tanggal 17 September 1927. Pendiriannya bertepat di

kampung Cimerta, Kelurahan Pasir Kareumbi, Kecamatan Subang, Kabupaten

Subang.7

Berdirinya Aliran Kebatinan Perjalanan ini tidak serta merta atas

keinginan bapak Mei Kartawinata, melainkan atas wangsit yang ia terima dari

Tuhan Yang Maha Esa. Adapun wangsit yang diterimanya: yaitu, (1)

Janganlah membiarkan dirimu dihina dan direndahkan oleh siapapun, sebab

dirimu tidak lahir dan besar oleh sendirinya,8 (2) Barangsipa yang menghina

dan merendahkan orang lain, sama juga artinya dengan menghina dan

merendahkan diri sendiri. (3) Tidak ada kekuatan dan kekuasaan yang

melebihi Tuhan Yang Maha Belas dan Kasih. Karena hanya tuhanlah yang

memiliki segalanya di dunia ini. (4) Kagumilah dirimu sendiri yang telah

mempertemukan kamu dengan dunia dan isinya. Serta betapa nikmat rasa

yang kamu telah rasakan sebagai hikmah dari Tuhan Yang Maha Esa. (5)

Kemana kamu pergi dan di mana kamu berada Tuhan Yang Maha Esa selalu

berserta denganmu. (6) Perubahan besar dalam kehidupan manusia akan

7Asep Lukman Hakim, “Studi Tentang Aliran Kepercayaan Perjalanan Ciparay

Bandung,” h. 116. 8Dewan Musyawarah Pusat Aliran Kebatinan Perjalanan, Budaya Spiritual Aliran

Kebatinan Perjalanan (Bandung: T.P, 2005), h. 2.

Page 16: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

6

menjadi pembalasan terhadap segala penindasan serta mencetuskan atau

melahirkan kemerdekaan bangsa. (7) Apabila pengetahuan disertai kekuatan

raga dan jiwamu digunakan secara salah untuk memuaskan hawa nafsu, akan

menimbulkan dendam kesumat, kebencian, pembalasan, dan perlawanan.

Sebaliknya apabila pengetahuan dan kekuatan raga dan jiwamu digunakan

untuk menolong sesama akan menumbuhkan rasa kasih sayang dan

persaudaraan yang mendalam. (8) Cintailah sesama hidupmu tanpa

memandang jenis dan rupa, sebab ketika kamu mati, kamu tidak akan

mengubur dirimu dengan sendirinya. Selama kamu masih hidup berusahalah

agar dapat memelihara kelangsungan hidup sesamamu sesuai dengan

Kodratnya menurut kehendak Tuhan Yang Maha Esa. (9) Jikalau kamu ingin

kayaraya maka bekerjalah dengan sesungguh hati dan kerja keras yang sesuai

dengan kebutuhanmu, sebab yang membuat mu kayaraya bukanlah karna

belas kasih dari orang lain, akan tetapi adalah hasil kerjamu sendiri. (10)

Saling tolong-menolong atas sesamamu, maka akan tercapai masyarakat

kemanusiaan yang rukun dan harmonis.9

Aliran Kebatinan Perjalanan ini memiliki tiga saudara sebagai

pendirinya yakni M. Rasyid, Sumitra, dan Mei Kartawinata. Ketiganya ini

mendapatkan wangsit dari Tuhan Yang Maha Esa sehingga menghasilkan

ajaran-ajaran di antaranya, yakni: (1) Tuhan Yang Maha Esa (2) Rasa Gusti

(3) Badan Jasmani dan Rohani (4) Nafsu-Nafsu (5) Jiwa (6) Cinta Kasih dan

Ketunggalan (7) Kebatinan (8) Aku (Ingsun).

9Dewan Musyawarah Pusat Aliran Kebatinan Perjalanan, Budaya Spiritual Aliran

Kebatinan Perjalanan h. 5.

Page 17: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

7

Kemudian ada pembahasan mengenai konsep-konsep, di antaraya: (1)

Konsepsi Tentang Tuhan (2) Konsepsi Tentang Manusia (3) Konsepsi

Tentang Alam.

Di beberapa agama atau aliran kepercayaan yang berkembang di

Indonesia, antara manusia dan Tuhan sangat erat sekali hubungannya seperti

yang terlihat dalam ajaran Agama Hindu. Setiap pemeluk agama Hindu

diajarkan lima prinsip kepercayaan yang disebut Panca Sarada yaitu: (1)

Brahman percaya adanya Tuhan Yang Maha Esa. (2) Aman percaya adanya

roh. (3) Karma Pala percaya kepada segala perbuatan pasti ada hasilnya. (4)

Reinkarnasi percaya adanya penitisan kembali. (5) Moksah tujuan akhir

pemeluk Hindu, yaitu ketenangan abadi atau bebas dari ikatan duniawi.

Dengan menerapkan kelima ajaran tersebut maka setiap pemeluk

agama Hindu ini dapat berhubungan baik dengan tuhannya.10

Dalam ajaran Sapta Darma untuk mencapai kesempurnaan sebagai

manusia terlihat dari beberapa hal berikut: (1) Kesempurnaan terdiri dari

bersatunya manusia dengan Tuhan, asalnya. Karena manusia pada hakikatnya

roh Tuhan itu sendiri. (2) Kesempurnaan itu dapat dicapai degan melakukan

sujud dan mengamalkan wewarah pitu atau tujuh petuah. (3) Buah sujud

adalah bahwa manusia dilepaskan dari kekuasaan segala nafsunya dan

manusia mendapatkan suatu kekuatan yang mengatasi atau melebihi segala

yang bersifat alamiah yaitu atom berjiwa. Kekuatan ini dapat dipergunakan

untuk menyembuhkan orang sakit, berhubungan dengan roh yang baik dan

jahat, dan untuk mengalami mati di dalam hidup (mati sajroning urip) dengan

10

Dewa Nyoman Wastika, “Penerapan Konsep Tri Hita Karena Dalam Perencanaan

Perumahan di Bali,” Jurnal Permukiman Nata, Vol. 3, No. 2, (Agustus 2005): h. 75.

Page 18: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

8

singkat, karena kesempurnaan yang telah dicapai oleh manusia mendapat

bagian dari sifat-sifat Allah.11

Menurut Pak Mait,12

hubungan manusia dan Tuhan dalam Aliran

Kebatinan Perjalanan, adanya bumi dan langit beserta isinya adalah Tuhan

Yang Maha Esa yang menciptakannya, maka bila ingin mencari tuhan carilah

pada diri sendiri, sebab Tuhan Yang Maha Esa ini selalu berada di dalam diri

kita, ketika eling pada diri sendiri maka secara tidak langsung juga eling

terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Maka dari itu eling haruslah dipakai untuk

yang benar jangan dipakai untuk melakukan sesuatu yang tidak benar karena

dengan melakukan perbuatan yang baik maka akan mendapatkan hal yang

baik pula.13

Dalam setiap upacara atau ritual terdapat pelaku, kegiatan, benda,

waktu dan tempat tertentu. Tentunya dalam hal ini sebagai pemimpin

pelaksanaan ritual adalah sesepuh, kemudian diikuti oleh para penganut Aliran

Kepercayaan Perjalanan. Salah satu contohnya untuk dekat dengan Tuhan

Yang Maha Esa yakni dengan melakukan ritual memperingati satu Syuro,

yang dilakukan setiap setahun sekali oleh para panganut Aliran Kebatinan

Perjalanan. Dalam pelaksanaannya dilakukan secara serentak di Pasewakan

(rumah ibadah) dan ada juga yang dilakukan di setiap rumah para penganut

Aliran Kebatinan Perjalanan. Dalam pelaksanaannya, ritual ini memakai

sesajen sebagai perantara melakukan ritual tersebut, di antaranya: Tumpeng,

11

Harun Hadiwijono, Konsepsi Tentang Manusia Dalam Kebatinan Jawa (Jakarta: Sinar

Harapan, 1983), h. 115. 12

Pak Mait sebagai sesepuh Aliran Kebatinan Perjalanan di Jati Sampurna. 13

Wawancara pribadi dengan bapak Mait, Jati Sampurna. Pada tanggal 29 Oktober 2018.

Page 19: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

9

Pisang Raja/emas, kelapa degan, buah buti, kendi isi air, daun anjong, rujak,

garam, kembang, bubur merah/putih, dan bekakak ayam.14

Dari fenomena-fenomena yang ada sangat menarik bagi penulis untuk

mengangkat atau meneliti Aliran Kepercayaan Perjalanan, karena sesuai

dengan jurusan yang ditempuh penulis di Jurusan Studi Agama-Agama

Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negri (UIN) Jakarta. Karena ingin

mengetahui lebih mendalam tentang ajaran-ajaran yang ada di dalamnya maka

penulis mengangkatnya dalam sebuah skripsi dengan judul Hubungan

Manusia dan Tuhan dalam Perspektif Aliran Kebatinan Perjalanan di Kec.

Jati Sampurna, Bekasi).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, Penulis merumuskan

masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana hubungan manusia dan Tuhan dalam Aliran Kebatinan

Perjalanan?

2. Bagaimana pelaksanaan ritualnya untuk sampai ke Tuhan?

C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag.).

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini dibagi menjadi tiga, yakni kegunaan teoritis,

praktis dan Akademis.

14

Wawancara pribadi dengan bapak Mait, Jati Sampurna. Pada tanggal 29 Oktober 2018.

Page 20: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

10

a. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

sumbangan data ilmiah dan mampu memperkaya khasanah keilmuan

dalam memahami dan mengintrepretasikan hasil karya para penulis di

Indonesia mengenai Aliran Kebatinan Perjalanan

b. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi para

mahasiswa/I khususnya jurusan Studi Agama-agama agar lebih

subjektif lagi dalam menginterpretasikan setiap hasil karya orang lain,

dan hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan para peneliti lain dengan

tema atau judul yang serupa.

c. Kegunaan Akademis

Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi

persyaratan akhir perkuliahan guna mendapatkan gelar Sarjana Agama

(S.Ag) jurusan Studi Agama-Agama Fakultas Ushuluddin Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Tinjauan Pustaka

Penulis telah berusaha melakukan penelitian terhadap pustaka yang

ada, berupa karya-karya penelitian terdahulu yang mempunyai relevansi

dengan topik yang diteliti, di antaranya:

Sebuah buku dari Dewan Musyawarah Aliran Kebatinan Perjalanan,

yang berjudul Budaya Spiritual Aliran Kebatinan Perjalanan yang diterbitkan

oleh Tim Penulis Dewan Musyawarah Aliran Kebatinan Perjalanan pada tahun

2005. Buku tersebut membahas tentang sejarah, penghayatan dan pengamalan

Page 21: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

11

Kebatinan Perjalanan dan konsep-konsep mengenai Tuhan, Manusia, Alam

dan Tata Cara Ritual.

Adapun karya lain yakni sebuah buku dari, Tim Penulis Dewan

Musyawarah Aliran Kebatinan Perjalanan yang berjudul Pedoman

Dasar/Pedoman Rumah Tangga Aliran Kebatinan Perjalanan yang

diterbitkan oleh Dewan Musyawarah Aliran Kebatinan Perjalanan pada tahun

2005. Buku tersebut membahas tentang Pedoman Dasar Aliran Kebatinan

Perjalanan, Pedoman Rumah tangga Aliran Kebatinan Perjalanan dan

Pandangan Hidup Kebatinan.

Ada pun perbedaan kajian yang akan penulis tulis dengan hasil

penelitian di atas, bahwa penulis akan menggunakan metode kualitatif. Dalam

penulisan ini pendekatannya menggunakan pendekatan historis,

fenomenologis, dan Teologis. Dengan demikian penelitian yang akan

dilakukan oleh penulis merupakan penelitian pertama yang membahas tentang

“Hubungan Manusia dan Tuhan dalam Perspektif Aliran Kebatinan

Perjalanan di kec. Jati Sampurna, Bekasi”.

E. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, penelitian kualitatif

adalah penelitian di aman peneliti membuat suatu usaha untuk memahami

suatu realitas organisasi tertentu dan fenomena yang terjadi dari perspektif

semua pihak yang terlibat. Penelitian ini mencoba untuk memahami hal

Page 22: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

12

tersebut baik “dari dalam keluar” maupun sebaliknya “dari luar kedalam”

yang merupakan hal fundamental bagi metodelogi kualitatif.15

Penelitian kualitatif berakar pada latar belakang alamiah sebagai

kebutuhan mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan

metode kualitatif, mengandalkan analisis secara induktif, mengarahkan

sasaran penelitian pada usaha menemukan teori dasar yang bersifat

deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil. Mengatasi studi

dengan fokus, memiliki seperangkat untuk memeriksa keabsahan data,

rancangan penelitian bersifat sementara dan hasil penelitian disepekati

oleh kedua belah pihak: peneliti dan subjek penelitian.16

Secara umum penelitian kualitatif sangat berkembang sejak tahun

1984, karena berbagai segi yang memang sulit dilaksanakan secara

kuantitatif.17

Oleh karena itu penulis menggunakan jenis penelitian

kualitatif pada penelitian ini karna sulit dilaksanakan jika menggunakan

penelitian kauntitatif.

2. Pendekatan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan tiga

pendekatan yaitu pendekatan historis, pendekatan fenomenologis dan

pendekatan teologis.

1) Pendekatan historis digunakan untuk menelusuri asal-usul serta

pertumbuhan pemikiran-pemikiran dan lembaga-lembaga keagamaan

15

Jan Joker, Metodelogi Penilitian Panduan Untuk Master dan Ph.D di Bidang

Manajemen (Jakarta: Salemba Empat, 2011), h. 71-72. 16

Lexy J Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdokarya,

1996), h. 27. 17

Boy S. Sarbaguna, Analisis Data pada Penelitian Kualitatif (Jakarta: UI Press, 2008), h.

1.

Page 23: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

13

melalui periode perkembangan sejarah tertentu, serta untuk memahami

peranan kekuatan yang diperlihatkan oleh agama dalam periode-

periode tersebut.18

Pendekatan historis yang digunakan untuk

menggambarkan sejarah dan perkembangan aliran.

2) Sementara fenomenologis berasal dari bahasa Yunani, phaenesthai,

berarti menunjukan dirinya sendiri, menampilkan. Metode

fenomenologi yang dirintis Edmun Husserl bersemboyan: Zuruck zu

den sachen selbst (kembali kepada hal-hal itu sendiri). Fenomenologi

adalah studi tentang pengetahuan yang berasal dari kesadaran, atau

cara memahami suatu objek atau peristiwa dengan mengalaminya

secara sadar. Fenomenologi juga berupaya mengungkapkan tentang

makna dari pengalaman seseorang. Makna tentang sesuatu yang

dialami seseorang akan sangat tergantung bagaimana orang

berhubungan dengan sesuatu hal itu. Fenomenologi berkaitan dengan

penampakan suatu objek, peristiwa, atau suatu kondisi dalam persepsi

kita. Dalam hal ini, fenomenologi berarti membiarkan sesuatu datang

mewujudkan dirinya sebagaimana adanya, dengan demikian, di satu

sisi, makna itu muncul dengan cara membiarkan realitas atau

fenomena atau pengalaman itu membuka dirinya. Di sisi lain, makna

itu muncul sebagai hasil interaksi antara subjek dengan fenomena yang

dialaminya.19

Dengan pendekatan fenomenologi ini untuk

mendiskripsikan atau mengintrepretasikan ajaran-ajaran.

18

Adeng Muchtar Ghazali, Ilmu Perbandingan Agama Pengenalan Awal Metodelogi

Studi Agama-agama untuk IAIN, STAIN, PTAIS (Bandung: CV Pustaka Setia, 2000), h. 39. 19

O. Hasbiansyah, Fenomenologi, Fenomena, Metode Riset, Vol. 9, No. 1, h. 166.

Page 24: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

14

3) Pendekatan teologis ini dalam rentang sejarah yang cukup lama

merupakan pendekatan yang paling dominan dan paling berpengaruh

dalam Studi Agama dan Studi Agama-Agama (Perbandingan Agama),

bahkan hingga hari ini meskipun tidak lagi mendomonasi. Selama

berabad-abad, teologi dianggap sebagai “Ratu Ilmu Pengetahuan

(Queen of the Sciences),” terutama di dunia Yahudi, Kristen dan Islam.

Inilah pendekatan yang bersifat normatif dan subyektif. Dengan

pendekatan ini seorang penganut suatu agama, apakah itu Kristen,

Islam atau agama lain ketika membuat studi teologis biasanya ia

melakukan satu dari dua hal: pertama, studi dalam (insider) yang

berusaha secara aktif dalam kegiatan ilmiahnya untuk melestarikan

atau mempromosikan keunggulan agamanya serta mempertahankannya

dari ancaman atau serangan orang lain. Kedua, eksternal. Dalam hal ini

seorang peneliti atau penganut agama tertentu melakukan kajian

terhadap agama/keyakinan orang lain untuk “menilai” dan

“menghakiminya” dengan ukuran agama sang peneliti. Dulu,

pendekatan ini disebut juga pendekatan tekstual atau pendekatan kitabi

dengan sifat utamanya: apologis dan polemis.20

3. Sumber Penelitian.

Sumber data ini dibagi menjadi dua, yaitu sumber data primer dan

sumber data sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang dapat

memberikan data penelitian secara langsung. Sumber data primer ini

merupakan sumber utama, berupa karya yang ditulis langsung oleh

20

Media Zainul Bahri, Wajah Studi Agama-Agama Dari Era Teosofi Indonesia (1901-

1940) Hingga Masa Reformasi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), h. 20.

Page 25: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

15

penganutnya sendiri maupun yang ahli dalam bidangnya atau hasil dari

wawancara. Sedangkan sumber data sekunder adalah data yang materinya

secara tidak langsung berhubungan dengan masalah yang diungkapkan.

Sumber data sekunder ini digunakan sebagai pelengkap dari sumber data

primer.21

4. Teknik Penulisan

Teknik penulisan skripsi ini, penulis merujuk pada buku Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Desertasi) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh Biro Akademik dan

Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013/2014.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam pembahasan, skripsi tersebut dibagi

menjadi beberapa bab dan sub bab, yaitu:

Bab pertama: Pendahuluan. Bab ini membahas tentang alasan

pemilihan judul, dengan menunjukkan faktor yang mendorong pemilihan

judul skripsi. Kemudian diikuti dengan menuliskan rumusan masalah, tujuan

penelitian dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian,

dan sistematika penulisan. Secara garis besar bagian ini bertujuan sebagai

landasan teoritis metodologis dalam penelitian.

Bab kedua: Dalam bab ini penulis ingin menjelaskan mengenai sejarah

Aliran Kebatinan Perjalanan.

Bab ketiga: Dalam bab ini penulis ingin menjelaskan ajaran Aliran

Kebatinan Perjalanan.

21

Suharsini Ari Kunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka

Cipta, 2002), h.117.

Page 26: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

16

Bab keempat: Dalam bab ini penulis ingin menjelaskan ritual-ritual

Aliran Kebatinan Perjalanan.

Bab kelima: Kesimpulan, saran dan kata penutup. Yaitu memuat

kesimpulan yang mencakup semua isi skripsi, saran dan diakhiri dengan kata

penutup.

Page 27: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

17

BAB II

SEJARAH ALIRAN KEBATINAN PERJALANAN

A. Riwayat Hidup Pendiri Aliran Kebatinan Perjalanan

Aliran Kebatinan Perjalanan terdapat tiga tokoh pendirinya yaitu, Mei

Kartawinata, M. Rasyid, dan Sumitra. Berikut riwayat hidup dari para pendiri

Aliran Kebatinan Perjalanan:

a. Mei Kartawinata merupakan tokoh pendiri Aliran Kebatinan

Perjalanan. Ia lahir pada tanggal 1 Mei 1897 di Kebon Jati

Bandung. Ada juga yang mencatat bahwa tahun kelahirannya 1

Mei 1898 di Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung. Abdul

Rozak, dalam buku Teologi Kebatinan Sunda, menyebutkan bahwa

Mei Kartawinata adalah tokoh yang dikenal sebagai spiritualis.

Konon beliau masih keturunan kerabat kerajaan Majapahit (dari

garis ayah) dan keluarga Prabu Siliwangi Pajajaran (ibu).

Pendidikan formalnya diperoleh dari sekolah rakyat (SR) atau HIS

Zendingschool pada zaman Belanda. Selain sekolah di SR ia juga

pernah mengenyam pendidikan pesantren dan berguru ilmu

kebatinan kepada Mohammad Ishak yang dikenal dengan tarekat

Nahdlatul Arifin. Ajaran tarekat ini cenderung menekankan cara

seseorang dapat mengetahui Allah dengan sebenar-benarnya yaitu

dengan memahami rahasia alif lam mim yang berarti Allah-

Muhammad-Adam. Dalam tarekat, seseorang dapat meraih

kesempurnaan jika mampu menyelami hakekat dari Al-Quran dan

Page 28: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

18

Al-Hadist. Kemungkinan besar ajaran tarekat ini berpengaruh

terhadap pemikiran dan sikap Mei Kartawinata di kemudian hari.22

Pada masa remajanya Mei Kartawinata ikut dan tinggal bersama kakak

iparnya di kediaman sultan Kanoman Cirebon. Mei Kartawinata termasuk

orang banyak bergaul dengan kehidupan priayi keraton, apalagi ia termasuk

orang yang terpelajar, ia banyak memahami ilmu kebatinan atau ilmu

kepribadian Ketuhanan Yang Maha Esa di komplek Kraton Cirebon. Di

Kraton Cirebon banyak berkembang Aliran Kebatinan antara lain Ngelmu

Sejati. Aliran ini dikenal sebagai Agama Kuring, atau Ngelmu Garingan,

maksudnya ilmu kering, karena pengikutnya kurang rajin menjalankan syariat

Islam, seperti shalat yang selalu identik dengan air untuk berwudhu. Dapat

kita duga ia sangat terpengaruh dengan kebatinan yang berkembang di

lingkungan Kraton Cirebon.23

Selain itu Mei Kartawinata juga aktif dalam dunia politik, ia pernah

menjadi aktifis perjuangan melawan Belanda. Menurut para pengikutnya, di

masa pergerakan nasional ia sangat dekat dengan kalangan pergerakan yang

berideologi Marhaenis, termasuk Bung Karno. Bahkan menurut salah satu

sumber, sang spiritualis adalah kawan diskusi Bung Karno mengenai berbagai

hal menyangkut politik dan ideologi, termasuk mengenai ideologi negara

Indonesia bila merdeka kelak. Selain itu, ia tercatat pernah dipenjara oleh

Belanda di Bandung pada tahun 1937. Menjelang tahun 1955 ia beserta J.B.

22

Asep Lukman Hakim, “Studi Tentang Aliran Kepercayaan Perjalanan Ciparay

Bandung,” al-Afkar, Vol. 2, No. 1, (Juli 2018): h. 115. 23

Ilim Abdul Halim, Nilai-Nilai Aliran Kebatinan Perjalanan dan Dasar Negara, Jurnal

Agama dan Lintas Budaya, Vol. 1, No. 1, (September 2016): h. 79.

Page 29: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

19

Assa mendirikan Partai Permai (Persatuan Rakyat Marhaenis). Partai ini

memperoleh dua kursi di konstituante.24

Mei Kartawinata tampak seperti orang yang rendah hati. Ia sering

menyebut dirinya sebagai “Emang” (bahasa Sunda: paman). Dalam bahasa

sehari-hari orang Sunda, Emang adalah orang yang suka membantu orang lain.

Namun, ketika Mei Kartawinata menyapa orang lain, khususnya warga Aliran

Kebatinan Perjalanan, selalu menyebut “Juragan” (bahasa Sunda: tuan).

Juragan, dalam bahasa sehari-hari orang Sunda, adalah orang yang menguasai

jiwa dan raga Emang. Mei Kartawinata memang sangat menghormati orang

lain. Dan, ada suatu kelebihan kepribadian Mei Kartawinata, yaitu mampu

mengobati orang yang sakit secara tradisional tanpa memungut bayaran sedikit

pun. Pada tahun 1967, Mei Kartawinata meninggal dunia dalam usia 70 tahun

di Jalan Cikutra, Sukasirna, Bandung, dan dimakamkan di Desa Paku Tandang

Ciparay, Bandung.25

Selain Mei Kartawinata, terdapat dua sahabatnya yang terlibat dalam

pembentukan Aliran Kebatinan Perjalanan yakni M. Rasyid dan Sumitra. Pada

mulanya mereka bekerja di percetakan di Subang dan menjadi kawan karib,

sehingga mereka suka berkumpul untuk membicarakan suka duka masing-

masing, baik masalah keluarga maupun keilmuan. Ketiganya ini terdapat

persamaan sikap yaitu mereka menyukai hal-hal yang berkaitan dengan ajaran

kebatinan atau spiritual.26

24

Asep Lukman Hakim, “Studi Tentang Aliran Kepercayaan Perjalanan Ciparay

Bandung,” h. 116-117. 25

Abdul Rozak, Teologi Kebatinan Sunda Kajian Antropologi Agama tentang Aliran

Kebatinan Perjalanan (Bandung: Kiblat, 2005), h. 129-130. 26

Asep Lukman Hakim, “Studi Tentang Aliran Kepercayaan Perjalanan Ciparay

Bandung,” h. 115.

Page 30: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

20

b. M. Rasyid, tahun kelahirannya kurang jelas, ia satu generasi

dengan Mei Kartawinata. M. Rasyid berasal dari keluarga kaya di

kota Bandung, persisnya di sekitar Pasar Baru. Namun, pada 1926

ia pergi ke Subang untuk bekerja di sebuah percetakan, yang

kemudian ia bertemu dengan Mei Kartawinata. Di Subang, M.

Rasyid dan Mei kartawinata berkawan akrab.

c. Sumitra berasal dari Garut. Tanggal kelahirannya juga kurang

jelas, tetapi pada tahun 1926 ia mencoba mengadu nasib pergi ke

Subang dan bekerja di percetakan tempat Mei Kartawinata dan M.

Rasyid bekerja. Ketiganya bertemu hampir setiap saat, sehingga

sehingga selalu berbagi suka dan duka. Sumitra diceritakan

mempunyai ilmu hipnotis, yang dengan itu mampu membanting

binatang yang mengamuk dari jarak jauh. Karena begitu sering

bertemu dan bersama, maka ketiganya saling mengangkat saudara

dan berjanji untuk hidup rukun dan saling mencintai27

B. Sejarah Aliran Kebatinan Perjalanan di Indonesia

Nama Perjalanan diambil dari kata nglampahi yang mempunyai arti

bahwa untuk mewujudkan segala cita-cita atau usaha apapun, baik yang

bersifat kelahiran maupun kebatinan, haruslah dengan menjalani (nglampahi),

juga karena antara pangkal cita-cita dan keinginan hingga terwujudnya tujuan

akhir terdapat jarak (antara) yang harus ditempuh dan dijalani (dilampahi).

Hal tersebut digambarkan sebagai air yang menetes keluar dari sumber yang

mengalir terlebih dahulu ke selokan, ke sungai kemudian sampai ke samudra.

27

Abdul Rozak, Teologi Kebatinan Sunda Kajian Antropologi Agama tentang Aliran

Kebatinan Perjalanan, h. 130.

Page 31: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

21

Perjalanan yang harus ditempuh oleh air dari sumber sampai ke samudra

mendatangkan manfaat bagi kehidupan. Demikian juga dengan manusia dalam

mewujudnkan cita-cita untuk mencapai tujuan akhir harus meleburkan diri

dalam kehidupan masyarakat agar dapat bermanfaat bagi dirinya dan orang

lain.28

Asal mula berdirinya Aliran Kebatinan Perjalanan tidak lepas dari

sosok Mei Kartawinata yang pada suatu saat dia berada di tepi sungai, lalu

mendengar suara tanpa jasad. Atas dasar peristiwa tersebut, para pengikutnya

menyebut istilah wangsit. Berdasarkan wangsit tersebut, Mei Kartawinata

beserta sahabatnya membentuk organisasi Aliran Kebatinan Perjalanan pada

hari Supra atau Jumat Kliwon jam 12.00 tanggal 19 Hasyi (Maulud) tahun

1858 Saka atau pada tanggal 17 September 1927. Pendiriannya bertepat di

kampung Cimerta, Kelurahan Pasir Kareumbi, Kecamatan Subang, Kabupaten

Subang.29

Aliran Kebatinan Perjalanan ini didirikan oleh ketiga tokohnya yakni:

Mei Kartawinata, M. Rasyid, dan Sumitra. Ketiganya ini saling berjanji untuk

hidup rukun, saling cinta-mencintai, serta memiliki tujuan yang sama dalam

hal kebatinan. Akan tetapi meskipun memiliki tujuan yang sama, namun

dalam hal memenuhi kebahagiaan, masing-masing berbeda, baik dari cara

maupun ruang lingkupnya. M. Rasyid merasa dirinya bahagia bila ia berhasil

mengalahkan orang lain. Meskipun untuk itu, ia harus menggunakan kekuatan

28

S Dloyana Kusuma, Organisasi Terhadap Tuhan Yang Maha Esa “Aliran Kebatinan

Perjalanan” di Kelurahan Cipayung Kecamatan Lubang Buaya Jakarta Timur (Bandung:

Kementrian Kebudayaan dan Parawista Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung,

2003), h. 7. 29

Asep Lukman Hakim, “Studi Tentang Aliran Kepercayaan Perjalanan Ciparay

Bandung,” h. 116.

Page 32: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

22

jasmani maupun rohaniah. Karena itu, agar selalu memperoleh kebahagiaan, ia

pun terus mempertinggi kekuatan kanuragan dan jayakawijayan. Dengan

kekuatan itu, akhirnya tidak ada lagi yang mampu menandinginya, segala

yang diinginkannya terpenuhi dan itulah yang membuatnya senang.30

Beda halnya dengan Sumitra, ia merasa bahagia apabila orang tidak

saling mengganggu, meskipun harus mengorbankan diri sendiri. Agar tidak

saling mengganggu maka harus memiliki kekuatan agar tidak dianggap lemah.

Untuk itu, Sumitra mempunyai kanuragan dan jayakawijayan, agar ia siap

menghadapi segala sesuatu hal apa pun itu, baik yang jasmani maupun rohani,

sehingga terjadi suasana saling menghargai, karena ada keseimbangan

kekuatan dan keadaan menjadi tenang. Bagi Sumitra keadaan semacam ini

yang disebut bahagia.

Adapun Mei Kartawinata yang berlatar pendidikan pesantren,

mendalami isi dari kitab kuning dengan teologi murjiah yang mendukung

pemikiran tentang kebatinan. Pemikiran murjiah sendiri menyatakan bahwa

“Iman cukup dengan percaya kepada Allah dan Rasul-Nya”, dari sini dapat

diketahui bahwa Mei Kartawinata adalah seorang mukmin, meski

meninggalkan hal-hal yang diwajibkan atau difardhukan. Di sisi lain Mei

Kartawinata juga bergaul dengan lingkungan keraton cirebon, dimana pada

saat itu di cirebon banyak terdapat aliran kebatinan. Oleh karena itu, dapat

diduga bahwa Mei Kartawinata dipengaruhi oleh pemikiran kebatinan yang

berkembang di lingkungan keraton cirebon.31

Mei menganggap bahwa yang

30

Abdul Rozak, Teologi Kebatinan Sunda Kajian Antropologi Agama tentang Aliran

Kebatinan Perjalanan, h. 130. 31

Abdul Rozak, Teologi Kebatinan Sunda Kajian Antropologi Agama tentang Aliran

Kebatinan Perjalanan, h. 121.

Page 33: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

23

disebut bahagia adalah sesuatu yang menggembirakan dan menyenangkan

dengan tidak membedakan ras, suku, agama dan lain-lain. Maka dari itu

haruslah mewujudkan hidup yang rukun dengan bersama-sama. Bagi Mei

Kartawinata untuk mewujudkan kesenangan tidaklah harus memiliki kekuatan

kanuragan dan jayakawijayan, seperti pandangan kedua kawannya tersebut,

namun kedekatan dan hidup damai saling pengertian antar sesama. Mei selalu

peduli dengan kepedihan orang lain, kepada orang yang sakit, Mei tidak

segan-segan mencoba mengobati sesuai dengan kemampuannya, tanpa

memungut biaya sepeser pun. Banyak yang sembuh karena pengobatannya

sehingga hal ini menambah karismanya di hadapan masyarakat.32

Namun, sikap Mei Kartawinata yang tidak mau mempunyai

kanuragan, justru menjadikan karibnya, M. Rasyid, menganggap Mei sangat

lemah. Karena itu, ia ingin membagi ilmunya dengan saudaranya itu, agar Mei

dapat berbuat seperti dirinya. M. Rasyid ingin membagi ilmunya kepada Mei

itu merupakan tanda rasa kasih sayang saudara kepada saudaranya yang

lemah. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Mei tidak mau menerima uluran

tangan saudaranya tersebut. Ia mencoba menolaknya dengan halus. Tetapi,

penolakan itu membuat M. Rasyid penasaran. Rasa penasaran itu memuncak

ketika suatu hari tetangga dekat M. Rasyid bernama Sukarma sakit, kemudian

M. Rasyid diminta untuk mengobatinya. Ia dengan segala daya dan upaya

mencoba melakukan pertolongan, namun tidak berhasil. Lalu ia meminta

Sumitra untuk menolong Sukarma, namun Sumitra pun tidak dapat

menolongnya juga. Akhirnya ia meminta Mei Kartawinata untuk mengobati

32

Abdul Rozak, Teologi Kebatinan Sunda Kajian Antropologi Agama tentang Aliran

Kebatinan Perjalanan, h. 131.

Page 34: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

24

Sukarma. Hasilnya di luar dugaan, Sukarma ternyata sembuh seketika. Hal ini

membuat M. Rasyid tidak senang. Ia menjadi geram bahkan berprasangka

buruk kepada Mei, bahwa Mei menyembunyikan ilmu yang dipunyainya

sehingga ia merasa terkalahkan. Akhirnya M. Rasyid secara terbuka

menantang Mei untuk bertarung.

Sebagaimana diketahui, Mei Kartawinata tidak mempunyai kanuragan

dan jayakawijayan, sehingga ketika ditantang oleh M. Rasyid untuk bertarung

ia mengatakan tidak bersedia. Sikap Mei ini membuat kemarahan M. Rasyid

bertambah. M. Rasyid merasa direndahkan dan diremehkan. Maka dengan

sangat marah ia menghina dan mencerca Mei habis-habisan. Secara sepihak

M. Rasyid menetapkan hari dan waktu untuk menyelesaikan permasalahan

mereka dengan perkelahian. Perkelahian ini direncanakan bertempat di hutan

Tutupan Kampung Cimerta di pinggir Sungai Cileuleuy, Kelurahan Pasir

Kareumbi.33

Menjelang waktu perkelahian tiba, Mei merasa kehabisan akal.

Hampir-hampir ia putus asa, karena baginya: Pertama, tidak mungkin

mengalahkan M. Rasyid, karena dirinya tidak punya kanuragan dan

jayakawijayan. Karena itu, ia berfikir untuk bunuh diri saja dari pada harus

berkelahi dengan M. Rasyid. Kedua, seandainya dirinya terus mengalah, itu

pun tetap menjadikan M. Rasyid marah, karena merasa diremehkan dan

dikelabui olehnya, sehingga sangat mungkin kalau M. Rasyid justru akan

merasa lebih terhina, yang boleh jadi akan membunuhnya.

33

Abdul Rozak, Teologi Kebatinan Sunda Kajian Antropologi Agama tentang Aliran

Kebatinan Perjalanan, h. 131-132.

Page 35: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

25

Kedua hal tersebut bukan pilihan yang menyenangkan. Karena itu,

agar perkelahian tidak terjadi, maka Mei bertekad untuk bunuh diri. Tempat

yang dipilih adalah jembatan gantung setinggi kurang lebih sepuluh meter di

atas Sungai Cileuleuy yang banyak batunya.34

Dalam perjalanan hendak bunuh diri, tidak diketahui dari mana

datangnya dan siapa orangnya, Mei mendengar suara himbauan yang cukup

jelas. Yakni:

Pertama, janganlah membiarkan dirimu dihina dan direndahkan oleh

siapapun, sebab dirimu tidak lahir dan besar oleh sendirinya.

Kedua, barangsipa yang menghina dan merendahkan orang lain, sama

juga artinya dengan menghina dan merendahkan ibu bapakmu, bahkan

leluhur bangsa.35

Suara yang datang tiba-tiba dan cukup jelas itu menjadikan Mei

merasa memperoleh motivasi dan harapan baru. Dengan itu, ia pun

menyerahkan segala persoalan yang terjadi pada dirinya kepada Tuhan Yang

Maha Esa, bunuh diri pun tidak jadi ia laksanakan.

Ketika Mei pulang kembali dari rencana bunuh diri, ia bertemu dengan

Sumitra, yang menyatakan akan membantunya melawan M. Rasyid.

Pernyataan Sumitra itu sungguh membuat dirinya memperoleh support untuk

mendapatkan kemenangan. Pada saat M. Rasyid menjemput Mei untuk

berkelahi, keduanya pergi ke suatu tempat yang telah ditentukan, namun

secara diam-diam diikuti oleh Sumitra. Di tempat itu, masing-masing

34

Abdul Rozak, Teologi Kebatinan Sunda Kajian Antropologi Agama tentang Aliran

Kebatinan Perjalanan, h. 133. 35

Dewan Musyawarah Pusat Aliran Kebatinan Perjalanan, Budaya Spiritual Aliran

Kebatinan Perjalanan (Bandung: T.P, 2005), h. 2.

Page 36: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

26

mengambil posisi. M. Rasyid duduk bersila sambil bertafakur, sementara

Sumitra tetap berdiri santai didampingi Mei Kartawinata.

Kemudian M. Rasyid memusatkan kekuatan magisnya untuk

menguasai Sumitra maupun Mei. Lalu secara tiba-tiba Sumitra menendang

Mei. Sehingga Mei pun sempat terkejut karena sekonyong-konyong keadaan

justru berubah dan berbalik. Namun, atas ketentuan Tuhan Yang Maha Kuasa,

refleks Mei berhasil menangkap kaki Sumitra yang melayang dan mau

menendang. Kemudian Mei mampu mengikuti dan menangkap ayunan kaki

Sumitra, dan Sumitra pun terangkat lalu dibanting di atas M. Rasyid yang

sedang khusyu dan bertafakur.36

Kejadian yang tak di sengaja dan tak diduga itu ternyata menimbulkan

dua dampak. Pertama, Sumitra yang semula terhipnotis oleh M. Rasyid

memperoleh kesadarannya kembali lalu langsung menyerang M. Rasyid

sehingga membuatnya tak berdaya. Kedua, terjadi perubahan situasi yang

mendadak, sehingga Sumitra kehilangan kontrol diri dan tidak punya

kesempatan untuk menggunakan ilmu simpanannya, sehingga kehilangan

semua daya dan kekuatan andalannya.

Karena itu, mereka bertiga akhirnya bersalaman, kemudian saling

memaafkan dan berpelukan. Segala ketegangan hilang, segala prasangka

buruk dan rasa permusuhan terhapus. Dalam kondisi inilah datang wangsit

berikut.37

36

Abdul Rozak, Teologi Kebatinan Sunda Kajian Antropologi Agama tentang Aliran

Kebatinan Perjalanan, h. 134. 37

Abdul Rozak, Teologi Kebatinan Sunda Kajian Antropologi Agama tentang Aliran

Kebatinan Perjalanan, h. 134.

Page 37: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

27

Ketiga, Tidak ada kekuatan dan kekuasaan yang melebihi Tuhan Yang

Maha Belas dan Kasih. Karna hanya tuhanlah yang memiliki segalanya di

dunia ini.

Setelah datangnya wangsit ketiga ini, ketiga orang itu berikrar kembali

untuk tidak akan menggunakan lagi kekuatan kanuragan dan jayakawijayan

masing-masing dalam menyelesaikan masalah yang terjadi di antara mereka di

masa yang akan datang.

Dalam situasi hening dan suasana yang sangat tenang, sambil

beristirahat, Mei Kartawinata memperhatikan aliran Sungai Cileuleuy sambil

berbicara di dalam hati,

“alangkah besarnya Tuhan Yang Maha Esa. Betapa air yang keluar

setetes demi setetes dari sumber mata air, kini telah tampak bersatu padu

sehingga membentuk aliran air sungai. Airnya pun memberikan

kesejahteraan bagi pepohonan, tumbuhan, binatang, dan kepada

manusia.”

Dalam kondisi seperti itu terdengar oleh ketiganya suara tanpa wujud

dan rupa. Yang dianggap sebagai wangsit keempat.38

Keempat, Dengan kagum dan takjub kamu menghitung tetesan air

yang mengalir merupakan kesatuan mutlak menuju lautan, sambil memberi

manfaat kepada kehidupan manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan. Akan

tetapi belum pernah kamu mengagumi dirimu sendiri yang telah

mempertemukan kamu dengan dunia dan isinya. Serta betapa nikmat rasa

yang kamu telah rasakan sebagai hikmah dari Tuhan Yang Maha Esa.

38

Abdul Rozak, Teologi Kebatinan Sunda Kajian Antropologi Agama tentang Aliran

Kebatinan Perjalanan, h. 135.

Page 38: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

28

Karena suara itu terdengar dari dalam hutan yang menimbulkan rasa

kaget dan takut di antara ketiganya, dan serentak berlari bersama-sama ke arah

pohon gempol yang letaknya agak jauh. Karena kehabisan nafas, ketiganya

kemudian duduk bersimpuh, tetapi seketika itu juga terdengar wangsit secara

berturut-turut.

Kelima, Kemana kamu pergi dan di mana kamu berada Tuhan Yang

Maha Esa selalu berserta denganmu.

Keenam, Perubahan besar dalam kehidupan manusia akan menjadi

pembalasan terhadap segala penindasan serta mencetuskan atau melahirkan

kemerdekaan bangsa.

Dengan badan yang sudah lemah, maka ketiganya tetap berdiam diri

sambil beristirahat, pasrah terhadap apapun yang akan terjadi. Sesudah pulih

kekuatan dan akan pergi meninggalkan tempat, terjadi sesuatu keganjilan.39

Mei Kartawinata merasa mendengar suara pepohonan, binatang dan lain-lain

yang semuanya berbicara, bahwa semuannya telah memenuhi kewajiban

hidupnya masing-masing dengan dipotong, dimakan, dan digunakan keperluan

hidup umat manusia.

Lain halnya dengan M. Rasyid yang hidupnya di masa lalu penuh

dengan pemuasan nafsu tanpa menghiraukan perasaan orang lain. Lalu kerbau,

kambing yang ada di tegalan semua menerjang. Bahkan perempuan-

perempuan yang dijumpainnya menyerang dan memukulinya dengan segala

apa yang ada untuk dipukulkan, maka lahirlah wangsit ketujuh.40

39

Dewan Musyawarah Pusat Aliran Kebatinan Perjalanan, Budaya Spiritual Aliran

Kebatinan Perjalanan, h. 3-4. 40

Dewan Musyawarah Pusat Aliran Kebatinan Perjalanan, Budaya Spiritual Ageman

Aliran Kebatinan “Perjalanan” (Bandung: T.P, 2013), h. 4.

Page 39: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

29

Ketujuh, Apabila pengetahuan disertai kekuatan raga dan jiwamu

digunakan secara salah untuk memuaskan hawa nafsu, akan menimbulkan

dendam kesumat, kebencian, pembalasan, dan perlawanan. Sebaliknya

apabila pengetahuan dan kekuatan raga dan jiwamu digunakan untuk

menolong sesama akan menumbuhkan rasa kasih sayang dan persaudaraan

yang mendalam.

Lain halnya dengan Sumitra yang setiap kali menemui bangkai

binatang apa saja, ia memungut dan menangisinya serta membungkusnya

dengan baik layaknya jenazah manusia. Dan kemudian menguburnya dengan

baik pula. Maka lahir lah wangsit kedelapan.

Kedelapan, Cintailah sesama hidupmu tanpa memandang jenis dan

rupa, sebab ketika kamu mati, kamu tidak akan mengubur dirimu dengan

sendirinya. Selama kamu masih hidup berusahalah agar dapat memelihara

kelangsungan hidup sesamamu sesuai dengan Kodratnya menurut kehendak

Tuhan Yang Maha Esa.

Ketika mereka itu berkumpul di pinggir kali, di tengah kali terlihat

batu besar yang sangat menyolok. Kemudian terdengarlah suara petunjuk lirih,

bahwa batu itu mengandung kekayaan. Serentak dengan tak berfikir panjang,

ketiganya ini masuk ke dalam kali sambil mengeruk-ngeruk dan mencari

kekayaan, setelah beberapa waktu giat mencari dan tidak berhasil, ketiganya

kembali ke pinggir, sambil mengamati batu tersebut.

Setelah itu, selang beberapa menit datanglah seseorang tetangganya

yang bernama Sukarlin, ia membawa palu, pahat, dan pikulan menuju batu

Page 40: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

30

tersebut.41

Dengan penuh keheranan ketiganya melihat dan memperhatikan

segala tingkah Sukarlin yang langsung membelah-belah batu tersebut dan

sesudah penuh lalu dibawa pulang. Dari itu lahirlah wangsit kesembilan.

Kesembilan, batu di tengah kali, jikalau olehmu digarap menurut

kebutuhan, kamu bisa menjadi kaya raya karenanya. Dalam hal itu yang

membuat kaya raya bukanlah pemberian batu itu, akan tetapi adalah hasil

kerjamu sendiri.

Memang Sukarni menjadi kaya raya di kampungnya karena berjualan

batu dalam bentuk kubikan. Dan ketika ketiganya bersiap untuk pulang

terdengarlah suara wangsit yang terakhir.

Kesepuluh, geraklah untuk kepentingan sesamamu, bantulah yang

sakit untuk mengurangi penderitaannya. Jaga (bahasa Sunda = kelak,

kemudian hari) akan tercapai masyarakat kemanusiaan yang menegakkan

kemerdekaan dan kebenaran.42

Dalam wangsit tersebut terkandung nilai-nilai yang harus dilaksanakan

oleh pengikut Aliran Kebatinan Perjalanan baik yang berupa larangan,

peringatan dan perintah. Bila ditelaah lebih lanjut, isi dari Dasa Wasita

tersebut cenderung sosialistis, sehingga pengikut Aliran Kebatinan Perjalanan

ini harus bisa berinteraksi dengan sesama manusia. Manusia sebagai individu

dalam pergaulannya dengan orang lain apalagi masyarakat umum hendaknya

41

Dewan Musyawarah Pusat Aliran Kebatinan Perjalanan, Budaya Spiritual Ageman

Aliran Kebatinan “Perjalanan”, h. 4-5. 42

Dewan Musyawarah Pusat Aliran Kebatinan Perjalanan, Budaya Spiritual Aliran

Kebatinan Perjalanan, h. 5.

Page 41: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

31

mengedepankan kepentingan bersama, ia harus terhindar dari sikap egois dan

individualis.43

Oleh karena itu sejak 17 September 1927 itu mereka bertiga secara

bulat mendirikan Aliran Kebatinan Perjalanan. Aliran ini disebut “Perjalanan”

dimaksudkan sebagai ketegasan bahwa baik buruknya sesuatu tekad (maksud)

baru akan tercapai jika dijalankan secara baik dan benar. Ibarat air sungai yang

mengalir dari hulu menuju hilir (laut), air sungai adalah realitas bersatunya

secara mutlak sekian banyaknya tetesan air, lalu secara bersama tidak dapat

dipisahkan menuju tujuan akhir, yaitu laut. Dalam ajaran Islam, kata

“Perjalanan” identik suluk yang berarti rangkaian kegiatan dalam rangka

meraih ma`rifat, orangnya disebut salik. Aliran ini berintikan pada tiga hal,

yakni spiritualitas individu berdasarkan ketuhanan, kemanusiaan berdasarkan

persamaan, serta kebangsaan berlandaskan karakter dan nation building44

.

Munculnya Aliran Kebatinan Perjalanan ini tidak hanya berkaitan

dengan kajian keagamaan, tetapi juga memiliki kaitan dengan aspek politik.

Hal itu dapat dilihat dari tahun didirikannya yaitu tahun 1920 sampai dengan

tahun 1930, saat itu bangsa Indonesia berada dalam masa kebangkitan

nasional yang ditandai dengan lahirnya organisasi-organisasi pergerakan,

seperti PNI lahir 1927, NU lahir 1926, PKI lahir 1924. Pada 1927 itu

menandakan bahwa bangsa Indonesia berada pada tahap awal kebangkitan

nasional, memiliki cita-cita ingin segera terbebas dari cengkeraman kaum

imperialis dan kolonialis menuju Indonesia merdeka.

43

Asep Lukman Hakim, “Studi Tentang Aliran Kepercayaan Perjalanan Ciparay

Bandung,” h. 119. 44

Asep Lukman Hakim, “Studi Tentang Aliran Kepercayaan Perjalanan Ciparay

Bandung,” h. 116.

Page 42: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

32

Ada beberapa hal yang menandakan lahirnya Aliran Kebatinan

Perjalanan. Dengan demikian terdapat dua aspek lahirnya Aliran Kebatinan

Perjalanan. Di satu sisi, pengalaman keberagamaan (religious experience)

yang dialami Mei Kartawinata menjadi latar belakang lahirnya aliran ini.

Pengalaman spiritual tereksperesikan dalam bentuk wangsit yang diterima

oleh Mei Kartawinata yang berdampak pada perumusan nilai-nilai ajaran,

ritual dan organisasi keagamaan sampai hari ini. Pada sisi lainnya, situasi

politik pada masa kebangkitan, penindasan dan krisis ekonomi pada tahun

1927 menjadi latar belakang terbentuknya organisasi. Keterkaitan Aliran

Kebatinan Perjalanan dengan politik ini terlihat ketika organisasi ini

membentuk Partai Politik yaitu Partai Permai.45

Aliran Kebatinan Perjalanan sering disebut juga dengan nama

komunitas penghayat kepercayaan. Pada saat didirikan hanya beranggotakan

15 orang dan terbatas hanya di Kabupaten Subang. Namun pada tahun 1987,

penganutnya telah berkembang ke beberapa kabupaten yang ada di Provinsi

Jawa Barat hingga mencapai 19.406 orang.46

Sebagai ajaran dari Yang Maha Kuasa, wangsit dihimpun di dalam

buku dan dijadikan sebagai pedoman bagi warga Aliran Kebatinan Perjalanan.

Ada dua buku yang menjadi pedoman bagi anggota Aliran Kebatinan

Perjalanan, yaitu:

a. Buku pengeling-ngeling dicetak dalam format kecil, ukuran 10 x 16 x 1

cm, tebal 23 halaman. Buku ini ditulis oleh Mei Kartawinata, satu dari tiga

orang pendiri dari Aliran Kebatinan Perjalanan yang memperoleh wangsit.

45

Ilim Abdul Halim, Nilai-Nilai Aliran Kebatinan Perjalanan dan Dasar Negara, h. 81. 46

Kementerian Agama RI, Dinamika Agama Lokal di Indonesia (Jakarta: Puslitbang

Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Keme nterian Agama RI, 2014), h. 213.

Page 43: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

33

Buku ini ditulis pada tahun 1951, di Sukasirna tanggal 1 Mei 1951. Buku

ini berisi nasihat-nasihat Mei Kartawinata kepada anggota Aliran

Kebatinan Perjalanan. Nasihat itu dalam bentuk dialog (Bahasa Sunda)

antara seorang yang bernama Nunggul dan Nunggal. Adapun nasihat-

nasihat yang lain berbentuk nyanyian. Nyanyian pertama berjudul

“Mamanis” dalam tambang Dandang Gula. Mamanis berisi sebelas

paragraf, yang masing-masing berisi sepuluh baris. Nyanyian kedua

berjudul “Ka Anu Anom” dalam tembang Sinom, yang berisi empat

paragraf, masing-masing berisi delapan baris. Nyanyian ketiga berjudul

“Kasamaran” dalam tambang Asmarandana. Kasmaran berisi delapan

paragraf, masing-masing berisi tujuh baris, hanya paragraf ketiga berisi

enam baris. Nyanyian keempat berjudul “Nu di Anti-anti” dalam tambang

Kinanti. Nu di Anti-anti berisi sepuluh paragraf, masing-masing berisi

enam baris. Nyanyian kelima berjudul “Mundur Maju” (Durma), suatu

nyanyian untuk berjuang. Mundur Maju berisi empat paragraf, masing-

masing berisi: paragraf pertama tujuh baris, kedua enam baris, ketiga tujuh

baris, keempat berisi lima baris, dan dilanjutkan dengan dialog antara

Nunggal dan Nunggul lagi. Nyanyian Keenam dalam tambang Sinom

tanpa judul, berisi sebelas paragraf, masing-masing berisi sembilan baris

dan hanya paragraf ketiga berisi delapan baris, dan paragraf keempat berisi

sepuluh baris. Nyanyian Terakhir dalam tambnag Kinanti, tanpa judul,

berisi lima paragraf, masing-masing berisi antara empat atau lima baris.

Paragraf satu, dua, dan lima berisi lima baris, sedangkan paragraf ketiga

dan keempat berisi empat baris.

Page 44: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

34

b. Adapun Budaya Spiritual Aliran Kebatinan Perjalanan dicetak dalam

ukuran 14,5 x 20,5 x 1 cm, tebal 79 halaman. Buku berisi himpunan

Ajaran Aliran Kebatinan Perjalanan. Buku ini ditulis oleh I Rustama

Kartawinata, ketua di Dewan Musyawarah Pusat Aliran Kebatinan

Perjalanan (DMP AKP). Buku ini ditulis pada tanggal 6 Juli 1987 di

Jakarta. Seperti pengeling-eling, kover buku ini berlambang Aliran

Kebatinan Perjalanan. Buku budaya spiritual pada mulanya adalah

makalah yang diminta Depdikbud, Ditjen Kebudayaan, Direktorat

Pembinaan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa pada

Sarasehan yang diselenggarakan di Lembah Hijau, Ciloto, Kabupaten

Bogor, tanggal 7-15 Desember 1985.

Adapun Sarasehan yang dilakukan oleh para penganut Aliran

Kebatinan Perjalanan yang ada di Bekasi, khususnya yang ada di Kecamatan

Jati Sampurna. Sarasehan ini dilaksanakan setiap malam Minggu, yang

menghadiri Sarasehan tersebut tidak hanya para penganut Aliran Kebatinan

Perjalanan saja, melainkan untuk penganut yang lain pun juga diperbolehkan

ikut serta dalam acara tersebut.

C. Perkembangan Aliran Kebatinan Perjalanan di Bekasi

Cara untuk mengembangkan ajarannya adalah lewat anjangsana antar

warga, sarasehan, atau setiap kesempatan yang dapat dimanfaatkan untuk

keperluan itu, sesuai dengan waktu, tempat dan keadaan. Di antara hari-hari

penting yang dijadikan wahana untuk menyampaikan ajaran-ajaran aliran ini

yaitu: setiap tanggal 17 September, hari kelahirannya; tanggal 1 Sura tahun

Saka, karena dianggap sebagai hari yang monumental dalam budaya bangsa

Page 45: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

35

Indonesia, tanggal 17 Agustus, hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Sementara hari-hari lain adalah setiap minggu. Minggu pertama setiap bulan

dijadikan sebagai sarasehan ajaran Aliran Kebatinan Perjalanan di tempat

tertentu yang disebut Pasewakan, untuk tingkat desa; minggu kedua untuk

sarasehan tingkat kecamatan, minggu ketiga untuk sarasehan tingkat

kabupaten; minggu keempat untuk sarasehan tingkat provinsi; dan untuk

tingkat pusat diatur tersendiri waktunya. Pasewakan berarti tempat untuk

saling bertemu muka dan saling melayani demi kepentingan bersama.

Khusus tanggal 17 September diperingati secara meriah, karena hari

itu dianggap sebagai hari atau tanggal diilhamkannya cita-cita serta tujuan

Aliran Kebatinan Perjalanan. Aliran ini mempunyai pengaruh kejiwaan yang

kuat atas warganya untuk meletakkan dasar hidup bersama atas dasar

musyawarah. Pada saat itu, digelar suatu acara yang digunakan untuk

meninjau kembali segala usaha yang telah lalu untuk mengambil manfaat

darinya. Pada saat itu pula diadakan musyawarah untuk mufakat dalam

meletakkan pola dasar baru agar upaya yang dilakukan Aliran Kebatinan

Perjalanan lebih berdaya dan berhasil.47

Bahwa setiap tahunnya pasti bertambah bagi pemeluk organisasi

Aliran Kebatinan Perjalanan, dengan lahirnya seorang anak dari para penganut

Aliran Kebatinan Perjalanan itu sendiri serta ada dari golongan atau dari

warga sekitar yang tadinya belum masuk dalam organisasi Aliran Kebatinan

Perjalanan. Akan tetapi jika ada dari masyarakat yang bukan penganut Aliran

Kebatinan Perjalanan yang ingin bergabung dalam aliran kebatinan ini, maka

47

Abdul Rozak, Teologi Kebatinan Sunda Kajian Antropologi Agama tentang Aliran

Kebatinan Perjalanan, h. 142-143.

Page 46: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

36

tidak sembarang orang yang boleh menganut Aliran Kebatinan Perjalanan ini.

Karena jika sembarang orang masuk ke organisasi Aliran Kebatinan

Perjalanan, maka orang-orang yang tidak baik seperti: orang-orang yang suka

mabuk-mabukan, orang yang suka berjudi, orang yang suka berzinah, orang

yang suka melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk maka nantinya itu akan

merusak nama baik Aliran Kebatinan Perjalanan. Bagi setiap orang yang ingin

masuk ke dalam organisasi Aliran Kebatinan Perjalanan ini, harus melalui

beberapa tahap seleksi agar badan jasmani dan rohaninya ini terbebas dari sifat

yang buruk. Di antaranya yakni harus menjauhkan tujuh MA. pertama, jangan

maen (berjudi); kedua, jangan maling/mencuri; ketiga, jangan madon

(melacur/main perempuan); keempat, jangan mabuk dan narkoba; kelima,

madat (narkotika); keenam, jangan mengani yang artinya jangan

membicarakan keburukan orang lain; ketujuh, jangan mateni yang artinya

jangan membunuh. Membunuh di sini tidak hanya membunuh sesama

manusia saja tetapi juga membunuh usaha orang lain, membunuh pekerjaan

orang dan lain-lain. Jika syarat tersebut sudah bisa dilaksanakan selama 1-2

tahun, maka orang tersebut telah lulus dari seleksi yang ada, maka secara

otomatis akan dapat diterima masuk kedalam organisasi Aliran Kebatinan

Perjalanan. Dapat digarisbawahi, bahwa setiap para penganut Aliran

Kebatinan Perjalanan ini tidak memaksa orang lain bahkan saudara sekandung

dari orang yang menganut Aliran Kebatinan Perjalanan itu untuk menganut

atau masuk ke dalam organisasi Aliran Kebatinan Perjalanan. Akan tetapi para

Page 47: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

37

penganut Aliran Kebatinan Perjalanan hanya memberikan pedoman dasar

terhadap saudara kandungnya saja, tidak ke masyarakat luas.48

Pada intinya AKP ini terbuka bagi siapa saja yang ingin menganutnya,

akan tetapi harus melewati seleksi-seleksi terlebih dahulu agar tidak

mencoreng nama organisasi Aliran Kebatinan Perjalanan. Serta tidak ada juga

paksaan untuk menganut Aliran Kebatinan Perjalanan.

Adapun masuknya Aliran Kebatinan Perjalanan di kota Bekasi ini

belum jelas kapan masuknya, karena tidak dibukukan sehingga sulit untuk

mengetahui secara pasti. Menurut cerita dari para nenek moyang, Aliran

Kebatinan Perjalanan ini masuk ke Bekasi pada tahun 1950-an. Pertama kali

berdirinya yakni di Kampung Keranggan Kelurahan Jati Rangga. Sehingga

data inilah yang dapat dijadikan sebagai acuan asal-usul masuknya Aliran

Kebatinan Perjalanan di kota Bekasi hingga saat ini.

Di kota Bekasi hingga pada saat ini tercatat bahwa jumlah penganut

Aliran Kebatinan Perjalanan mencapai 780 penganut, yang hanya mancakup

suami dan istri saja. Sedangkan untuk anak-anak belum diketahui. Data ini

merupakan hasil dari penelitian yang dilaksanakan pada tahun 2017.49

48

Wawancara Dengan Bapak Mait, Jati Sampurna. Pada tanggal 19 Desember 2018. 49

Wawancara Dengan Bapak Ade Witarsa, Jati Sampurna. Pada tanggal 19 Desember

2018.

Page 48: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

38

BAB III

KONSEP TENTANG HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM

ALIRAN KEBATINAN PERJALANAN

A. Konsepsi Tentang Tuhan

Tuhan dipahami sebagai Roh Mahakuasa dan asas dari suatu

kepercayaan. Tidak ada kesepakatan bersama mengenai konsep ketuhanan,

sehingga ada berbagai konsep ketuhanan meliputi teisme, deisme, panteisme,

dan lain-lain. Dalam pandangan teisme, Tuhan merupakan pencipta sekaligus

pengatur segala kejadian di alam semesta. Menurut deisme, Tuhan merupakan

pencipta alam semesta, namun tidak ikut campur dalam kejadian di alam

semesta. Menurut panteisme, Tuhan merupakan alam semesta itu sendiri. Para

cendikiawan menganggap berbagai sifat-sifat Tuhan berasal dari konsep

ketuhanan yang berbeda-beda. Yang paling umum, di antarannya adalah

Mahatahu (mengetahui segalanya), Mahakuasa (memiliki kekuasaan tak

terbatas, Mahaada (hadir di mana pun), Mahamulia (mengandung segala sifat-

sifat baik yang sempurna), tak ada yang setara dengan-Nya, serta bersifat

kekal abadi.50

Dalam ajaran Aliran Kebatinan Perjalanan, yang menjadi satu-satunya

Tuhan segenap umat di dunia adalah Tuhan Yang Maha Esa. Konsep Tuhan

Yang Maha Esa didalam ajaran tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Tuhan Yang Maha Esa Itu Wujud Adanya

Tuhan Yang Maha Esa itu wujud ada-Nya, namun keadaan-Nya tidak

dapat dipersamakan dengan segala keadaan dunia dan alam semesta serta

50

Diakses dari http://id.m.wikipedia.org/wiki/Tuhan pada tanggal 6 februari 2019.

Page 49: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

39

segala isinya. Keberadaannya juga tidak dapat diraba dan dirasa atau

dilihat dengan cara apa pun, Tuhan Yang Maha Esa itu tidak bersifat

benda ataupun rasa. Tuhan Yang Maha Esa tidak boleh dibandingkan

dengan segala keadaan apa pun, karena membandingkan Tuhan Yang

Maha Esa dengan sesuatu keadaan, baik di bumi atau di manapun, adalah

sama dengan memberhalakan-Nya. Tuhan Yang Maha Esa ada di mana-

mana tidak terbatas oleh ruang dan waktu.51

Tuhan Yang Maha Esa memang wujud ada-Nya. Meskipun demikian,

wujud Tuhan tidak mempunyai rupa dan warna, juga tiada arah dan

tempat. Dengan demikian, keberadaan Tuhan Yang Maha Esa bersifat

gaib. Sebagai contoh, Dia berada pada kayu, batu, semilir angin, riak air,

panas matahari atau api, bahkan dalam hati sanubari setiap umat dan

makhluknya. Kenyataan ini berarti bahwa Tuhan Yang Maha Esa ada di

mana-mana. Dia tidak terbatas oleh ruang dan waktu, bahkan mengatasi

ruang dan waktu.

Tuhan memang ada di segala benda, tempat, dan keadaan di alam

semesta ini. Namun demikian, semua yang disebutkan tadi tidak boleh

dinamakan Tuhan. Misalnya, kayu, batu, riak air, semilir angin, panas

matahari, api, dan hati sanubari disebut Tuhan. Hal itu tidak di

perbolehkan karena Tuhan Yang Maha Esa tidak mempunyai rasa, warna,

ataupun bersifat benda. Selain itu, karena Dia tidak boleh dibandingkan

dengan segala sesuatu yang ada di dunia. Perlu lebih dipahami di sini,

51

S Dloyana Kusuma, Organisasi Terhadap Tuhan Yang Maha Esa “Aliran Kebatinan

Perjalanan” di Kelurahan Cipayung Kecamatan Lubang Buaya Jakarta Timur (Bandung:

Kementrian Kebudayaan dan Parawista Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung,

2003), h. 46.

Page 50: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

40

membandingkan Tuhan dengan apa pun yang ada di dunia ini sama dengan

memberhalakan-Nya.52

Telah dijelaskan, Tuhan Yang Maha Esa ada di mana saja dan keadaan

di dunia ini. Petunjuk keberadaan Tuhan bukan melalui ucapan yang dapat

didengarkan oleh telinga. Petunjuk tersebut dapat dirasakan dan disaksikan

secara lahir dan batin melalui kenyataan positif. Wujud kenyataan positif

itu, baik berupa bentuk, warna, maupun rasa.

Pemberian unsur pada semua kenyataan positif tadi adalah Tuhan.

Dengan demikian, keberadaan itu semua merupakan kenyataan tentang

adanya Tuhan. Oleh karena itu, setiap umat berhadapan dengan benda atau

keadaan tadi, dia harus merasa sedang berhadapan dengan tuhan.

Wujud Tuhan Yang Maha Esa juga merupakan Zatnya Rasa Gusti.

Dalam ajaran kebatinan Perjalanan, Rasa Gusti adalah asal dari segala asal

rasa dunia. Selama rasa dunia masih belum mempunyai wujud yang nyata,

tetap belum mempunyai nama. Setelah rasa itu mempunyai bentuk atau

wujud barulah ia mempunyai nama.53

b. Tuhan Yang Maha Esa itu terdahulu ada-Nya, karena sudah ada sebelum

bumi, langit dan alam semesta berada.

c. Tuhan Yang Maha Esa itu kekal dan abadi. Keberadaan-Nya tidak berawal

dan tidak berakhir. Selain itu, Dia juga tidak berubah dan bergeser.

d. Tuhan Yang Maha Esa itu berbeda. Keadaan Tuhan Yang Maha Esa tidak

sama dengan alam semesta beserta isinya, yang memiliki awal dan akan

52

S Dloyana Kusuma, Organisasi Terhadap Tuhan Yang Maha Esa “Aliran Kebatinan

Perjalanan” di Kelurahan Cipayung Kecamatan Lubang Buaya Jakarta Timur, h. 47. 53

S Dloyana Kusuma, Organisasi Terhadap Tuhan Yang Maha Esa “Aliran Kebatinan

Perjalanan” di Kelurahan Cipayung Kecamatan Lubang Buaya Jakarta Timur, h. 47-48.

Page 51: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

41

ada akhirnya. Selain itu, alam semesta beserta isinya juga akan mengalami

perubahan dan pergeseran.

e. Tuhan Yang Maha Esa itu mandiri. Dia tidak didirikan dan diadakan oleh

siapa pun.

f. Tuhan Yang Maha Esa itu maha tunggal. Dia adalah Tuhan seluruh umat

dan makhluk, baik yang ada, yang pernah ada, dan yang akan ada

kemudian.54

Tuhan Yang Maha Esa juga memiliki sifat-sifat seperti yang akan

diuraikan sebagai berikut:

a. Tuhan Yang Maha Esa bersifat Maha Kuasa. Kekuasaan-Nya mutlak

meliputi segala sesuatu yang ada. Karena kekuasaan-Nya, api dapat

membakar, air membasahi, gula menjadi manis, dan lain sebagainnya.

Dengan itu, manusia dan seluruh makhluk-Nya dapat memperoleh

kenikmatan dan keselamatan hidup, baik rohaniah dan jasmaniah.

b. Tuhan Yang Maha Esa bersifat Maha Kersa. Kekersaan-Nya menjadikan

dunia, alam semesta dan isinya bermanfaat dan dimanfaatkan oleh

manusia dan makhluk-Nya yang lain secara merata. Mereka dapat

memperoleh dan menikmati kesejahteraan hidup jasmaniah dan rohaniah.

c. Tuhan Yang Maha Esa bersifat Maha Uninga (Berilmu). Keilmuan-Nya

meliputi segala keadaan, kejadian dan peristiwa yang pernah ada, yang ada

dan yang akan ada. Ia tidak terbatas dengan segala situasi, kondisi, tempat,

ruang, dan waktu.

54

Dewan Musyawarah Pusat Aliran Kebatinan Perjalanan, Budaya Spiritual Aliran

Kebatinan Perjalanan (Bandung: T.P, 2005), h. 22.

Page 52: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

42

d. Tuhan Yang Maha Esa bersifat Maha Hidup. Kehidupan-Nya tidak

memperlukan nafas. Namun, justru menghidupkan semua umat dan

makhluk-Nya sepanjang zaman secara lestari, berkesinambungan, tanpa

putus, tanpa rintangan, dan tanpa mati.

e. Tuhan Yang Maha Esa bersifat Maha Mendengar. Kemendengaran-Nya,

tidak memerlukan telinga untuk mendengar segala ucapan maupun

gerakan. Baik dari panca indra, hati maupun i`tikad umat manusia maupun

makhluk-Nya. Oleh sebab itu, segala sesuatu terdeteksi secara jelas tanpa

ada penghalang sedikit pun.

f. Tuhan Yang Maha Esa bersifat Maha Melihat. Kemelihatan-Nya tidak

memerlukan mata, Ia bisa melihat segala gerak perbuatan maupun

kediaman manusia dan makhluk-Nya. Di hadapan Tuhan tidak ada rahasia,

semua tampak sangat terang dan jelas tidak dapat disembunyikan. Oleh

sebab itu, Tuhan Yang Maha Adil menetapkan hukumnya secara adil atas

segala niat, kehendak, dan perbuatan baik maupun buruk dari semua umat

manusia maupun makhluk-Nya, dengan memberinya pahala, maupun siksa

karena dosa.

g. Tuhan Yang Maha Esa bersifat Maha Pengucap. Ke-pengucapan-Nya

tidak memerlukan mulut, karena wujud-Nya Maha Gaib. Namun

demikian, segala sesuatu yang ada di alam semesta dan dunia raya, baik

yang sifatnya wadag (kasar), dapat dilihat atau diraba, maupun yang

sifatnya halus seperti rasa dan segala umat dan makhluk seperti manusia,

Page 53: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

43

binatang, tumbuhan, api, air, dan sebagainnya. Keberadaannya itu

diciptakan dan dijadikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.55

Secara garis besar, Aliran Kebatinan Perjalanan menyatakan bahwa

Tuhan mempunyai sifat Wujud, Terdahulu, Kekal Abadi, Beda, Mandiri,

Tunggal, Mahakuasa, Mahakersa, Mahatahu, Mahahidup, Mahamendengar,

Mahamelihat, dan Mahaucap.56

Sebagai Dzat Yang Maha Esa, Tuhan sering disebut umat-Nya dengan

nama berbeda-beda antara lain sebagai berikut.

1. Hyang Maha Agung, diberikan karena Tuhan Yang Maha Esa tidak

mempunyai bandingan. Ia adalah asal-usul keadaan, baik yang bersifat

lahiriah maupun batiniah.

2. Hyang Maha Murba, diberikan karena Tuhan Yang Maha Esa di segala

benda, tempat, ruang, dan alam suwung (kosong), bahkan di dalam hati

setiap umat.

3. Hyang Sukma, nama ini diberikan karena Tuhan itu Maha Kuasa, yang

dengan kekuasaan-Nya mampu menghidupkan jagat raya dan segala

isinya, sehingga semua makhluk-Nya dapat mengetahui dan menikmati

segala wujud benda dan segala rasa.

4. Hyang Widi, nama ini diberikan karena Tuhan yang nyata ada-Nya telah

menjadikan pucuk menjadi daun, bunga menjadi buah, telur itik menetas

menjadi itik, patah tumbuh hilang berganti.

55

Dewan Musyawarah Pusat Aliran Kebatinan Perjalanan, Budaya Spiritual Ageman

Aliran Kebatinan “Perjalanan” (Bandung: T.P, 2013), h. 24-25. 56

Abdul Rozak, Teologi Kebatinan Sunda Kajian Antropologi Agama tentang Aliran

Kebatinan Perjalanan (Bandung: Kiblat, 2005), h. 164-165.

Page 54: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

44

5. Hyang Manon, diberikan kepada Tuhan karena Hyang Widi tidak pernah

melarang atau menyuruh umat-Nya melakukan sesuatu. Segala sesuatu

terserah kepada manusia untuk memilih yang baik atau yang buruk untuk

dilaksanakan menurut kehendak-Nya, karena untuk itu manusia telah

diberikan kelengkapan prima berupa akal pikiran dan budi pekerti.

6. Hyang Maha Adil. Nama itu diberikan kepada Tuhan, karena Hyang

Manon adalah Maha Uninga (Tahu). Pengetahuan-Nya tidak terbatas

bahkan gerak hati manusia pun diketahui-Nya. Tidak ada sesuatu yang

tersembunyi dari-Nya. Yang benar tetap benar dan yang salah tetap

salah.57

7. Hyang Maha Belas Kasih, nama ini diberikan karena Hyang Maha Adil

melindungi semua umat dengan hukum-Nya yang pasti dan kekal, merata

dan menyeluruh dalam setiap detik dan peristiwa dengan tidak

membedakan satu dengan lainnya. Yang memegang api akan terbakar,

yang memegang air akan basah, garam terasa asin dan sebagainya. Setiap

perbuatan baik atau buruk akan memperoleh balasan, yang menanam pasti

akan memetik buahnya.

8. Hyang Maha Pemurah, nama ini diberikan kepada Tuhan karena Hyang

Maha Belas Kasih nenetapkan hukum-Nya bagi setiap umat. Yang

dilahirkan mesti melalui proses pertemuan antara jenis yang berlawanan,

pria-wanita, jantan-betina, yang diliputi kemesraan, kasih-sayang dan

kenikmatan. Untuk hidup dan kehidupan umat-Nya, Tuhan melengkapinya

dengan sarana lahir dan batin serta dunia dan isinya. Di dalam kehidupan

57

Abdul Rozak, Teologi Kebatinan Sunda Kajian Antropologi Agama tentang Aliran

Kebatinan Perjalanan, h. 166.

Page 55: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

45

masyarakat, disebut bangsa dan tanah air, untuk pengelolaan.

Pengolahannya menggunakan bahasa dan kebudayaannya sesuai dengan

sifat, adat, dan kodratnya agar dapat berkembang sesuai dengan tuntunan

dan perkembangan zaman.58

Karena panas menimbulkan matahari sebagai sumber api, angin

menimbulkan air, semilir menimbulkan angin, maka setiap sesuatu

mempunyai rasa yang beragam. Buah terasa manis, garam asin, cabe pedas,

gula manis, dan lain-lain. Semua itu meupakan manifestasi dari rasa alam.

Rasa alam mengisi segala keadaan dunia dan isinya. Untuk mengatur keadaan

yang beranekaragam itu, Tuhan menjadikan hukum yang disebut Hukum

Kekuasaan (kodrat). Kodrat adalah hukum yang menjadikan segala sesuatu

tunduk kepada-Nya, seperti gula berasa manis.

Wujud segala sesuatu pada dasarnya berasal dari Tuhan Yang Maha

Esa. Maka segala sesuatu yang tampak beranekaragam, sesungguhnya adalah

manifestasi riil dan empirik yang tunggal (sama). Adapun yang bentuknya

tampak berbeda seperti rasa, keturunan, tanah kelahiran, bangsa, tanah air,

budaya, dan bahasa berbeda. Bahkan ada pemimpin dan rakyat, hahikatnya

adalah pengembangan diri dalam melaksanakan iradat-Nya. Karena iradat-

Nya mereka menjadi bangsa yang besar, merdeka, berdaulat, adil dan

makmur, atas dasar persatuan pikiran, tenaga (gotong royong), persatuan

antara rakyat dan rakyat, antara rakyat dan pemerintah, dan persatuan

58

Abdul Rozak, Teologi Kebatinan Sunda Kajian Antropologi Agama tentang Aliran

Kebatinan Perjalanan, h. 167.

Page 56: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

46

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dalam suasana rukun dan

manunggal(ketunggalan).59

B. Konsepsi Tentang Manusia

Bagi kebanyakan manusia, kerohanian, dan agama memainkan peran

utama dalam kehidupan mereka. Dalam konteks ini, manusia sering disebut

sebagai “orang manusia” terdiri dari sebuah tubuh, pikiran, dan juga sebuah

roh atau jiwa yang kadang memiliki arti lebih dari pada tubuh itu sendiri, dan

bahkan kematian. Seperti juga sering dikatakan bahwa jiwa (bukan otak

ragawi) adalah letak sebenarnya dari kesadaran (meski tak ada perdebatan

bahkan otak memiliki pengaruh penting terhadap kesadaran). Keberadaan jiwa

manusia tak dibuktikan ataupun ditegaskan, konsep tersebut disetujui oleh

sebagian orang dan ditolak oleh yang lainnya. Yang menjadi perdebatan di

antara organisasi agama adalah mengenai benar atau tidaknya hewan

memeiliki jiwa, beberapa percaya bahwa jiwa semata-mata hanya milik

manusia, serta ada juga yang percaya akan jiwa kelompok yang diadakan oleh

komunitas hewani, dan bukanlah individu. Bagian ini akan merincikan

bagaimana manusia diartikan dengan istilah kerohanian, serta beberapa cara

bagaimana definisi ini dicerminkan melalui ritual dan agama.60

1. Asal Usul Manusia

Manusia itu terdiri atas budi dan daya, budi artinya badan halus dan

daya artinya gerak badan kasar, geraknya badan kasar ini digerakan oleh

badan halus yang dapat disaksikan atau dirasakan dalam kenyataan.

59

Abdul Rozak, Teologi Kebatinan Sunda Kajian Antropologi Agama tentang Aliran

Kebatinan Perjalanan, h. 168. 60

Diakses dari http://id.m.wikipedia.org/wiki/manusia pada tanggal 4 maret 2019.

Page 57: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

47

Asal usul manusia tak lepas dari kedua hal tersebut di atas, karena

manusia diciptakan oleh Tuhan melalui sebuah aksioma yang tak dapat

dipungkiri lagi. Kelahiran seorang manusia, tak lepas dari hubungannya

dengan budi daya manusia-manusia sebelumnya (karuhunnya).

Dimisalkan dalam sebuah analogi, bahwa kita ada sekarang berkat adanya

karuhun yang telah melahirkan kita dimulai dari generasi-generasi

sebelumnya. Awal kita dikandung oleh ibu hingga waktu sekarang itu

adalah jasa dari ibu dan bapak kita, sebab tidak akan ada makhluk lain

yang lebih mencintai dan menyayangi kita selain kedua orang tua kita

sendiri. Dengan demikian kita wajib mengakui adanya kasih sayang dari

orang tua kita, yaitu ibu dan bapak.61

Hubungan ibu dan bapak diawali dengan hal tikah (nikah) yaitu dari

bertemunya wujud cinta dengan cinta di dunia yang dipertemukan oleh

Yang Maha Mulya, contoh: tidak akan Kanjeng Nabi Adam bertemu

dengan Hawa apabila tidak mempunyai lahir dan batin dan dibarengi oleh

rasa saling mencintai dan menyayangi. Begitu pula ketika anak-anak

Adam dan Hawa, mereka bertemu antara laki-laki dan perempuan, harus

disaksikan oleh kedua orang tuannya, serta harus tau arti cinta, arti kuasa

(kawasa) yang ada dalam dirinnya yang berasal dari Yang Maha Mulya.

Ketika alam dunia sudah penuh dengan manusia, maka ketika orang

akan melakukan tikah (nikah) harus dilakukan dan disaksikan oleh

kaumnya dan melakukan hukum adat kaumnya. Begitulah seterusnya,

61

S Dloyana Kusuma, Organisasi Terhadap Tuhan Yang Maha Esa “Aliran Kebatinan

Perjalanan” di Kelurahan Cipayung Kecamatan Lubang Buaya Jakarta Timur, h. 57-58.

Page 58: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

48

hingga manusia ini ada di alam dunia atau dunya gede (kabir), yaitu

tempat berkelananya manusia.62

2. Struktur Bada Manusia

Setelah manusia ada di dunia, maka manusia diharapkan menyadari

siapa dirinya. Manusia dibekali dengan akal, dia akan berusaha untuk

mengetahui sesuatu serta menyaksikan keadaan dunya gede. Guna

mengetahui dan menyaksikan ini adalah diri badan yang komplit serta

sehat seperti: mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, mulut untuk

berbicara, hidung untuk mencuim, tangan untuk mengambil, kaki untuk

berjalan, dan seterusnya komplit oleh karsaning (kekuasaan-Nya) yang

mengasihi dan membekali manusia di dunia ini. Ketika manusia telah

mengetahui segala hal diatas, maka akan ada peringatan yang harus

dilaksanakan oleh manusia, yaitu agama. Agama adalah patokan yang

tetap yang tidak dapat dirubah kembali dari Yang Maha Suci.63

Sebagai manusia bahwa hidup ke alam dunia ini dari mana asalnya,

apa tugasnya, dan nantinya mau kemana. Bahwa hidup seseorang itu

bukan atas kehendak diri sendiri, bukan juga atas keinginan ibu bapak,

melainkan atas kehendak dari Tuhan Yang Maha Esa. Ibu dan bapak

hanyalah sebagai perantara saja, dengan di bantu oleh Tuhan melalui

saripati alam yaitu: pertama, api yang menjadi darah dan daging; kedua,

angin yang menjadi kulit dan bulu; ketiga, air menjadi tulang dan

sumsum; keempat, bumi yang menjadi seisi bandan dan sekujur badan.

62

S Dloyana Kusuma, Organisasi Terhadap Tuhan Yang Maha Esa “Aliran Kebatinan

Perjalanan” di Kelurahan Cipayung Kecamatan Lubang Buaya Jakarta Timur, h. 61. 63

S Dloyana Kusuma, Organisasi Terhadap Tuhan Yang Maha Esa “Aliran Kebatinan

Perjalanan” di Kelurahan Cipayung Kecamatan Lubang Buaya Jakarta Timur, h. 62.

Page 59: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

49

Contohnya sirih ibu sirih bapak sinah disir bumbu menjadi satu (kasih

sayang ibu kasih sayang ayah bergabung menjadi satu). Lumenggang

herang (Satu bulan hidup di dalam kandungan ibu). Dua bulan kita sudah

bumambang (terbentuknya janin sang bayi), tiga bulan sudah ngewujud

(ada), empat bulan sudah ngerupa (tampak), lima bulan sudah ngusik

(gerak), enam bulan sudah malik (sang bayi sudah mulai berputar), tujuh

bulan sudah tua. Maka dari itu diadakan selametan tujuh bulan, delapan

dan sembilan bulan sudah lahir ke alam dunia. Maka proses inilah yang

disebut sebagai lahir.64

Batin berasal dari rasa gusti yang sejati. Rasa sejati ialah rasa yang

tidak mau di bohongi dan tidak mau di ajak untuk berbohong, karena igin

menjunjung tinggi kebenaran. Batin ini bersifat gaib atau tidak nampak,

akan tetapi dapat dirasakan. Contohnya yakni menanam sebuah pohon

rambutan di bumi pertiwi, lalu pohon tersebut terpapar sinar matahari

kemudian kehujanan sahingga menjadi sebuah pohon yang besar serta

memiliki buah yang lebat. Ketika memakan rambutan tersebut maka akan

terasa manis, maka rasa itulah yang disebut batin. Fungsi batin ialah ketika

mengalir ke otak maka akan menjadi eling (pikiran), ketika mengalir ke

mata akan dapat melihat, mengalir ke telinga maka akan mendengar,

mengalir ke mulut akan dapat berucap, mengalir ke tangan akan dapat

bergerak, mengalir ke kaki dapat digunakan untuk berjalan. Jika semua ini

dapat dilakukan denga benar maka akan mendapatkan hasil yang benar

atau baik.

64

Wawancara pribadi dengan bapak Ade Witarsa, jati sampurna. Pada tanggal 14 maret

2019.

Page 60: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

50

Kuring (aku) disebut indung lanjang bapak bujang kuring sudah ada

(ibu masih perawan bapak masih perjaka aku sudah ada). Kuring sudah

ada, yang menciptakannya ialah Tuhan Yang Maha Esa. Kuring bukanlah

lahir atau batin, akan tetapi kuring harus tau lahir dan batin.65

Apabila dilihat dari segi spiritual, kuring ini bukan sesuata yang dapat

diraba. Kuring di sini dapat menunjukkan bentuk manusia yang terlahir ke

dunia. Manusia dilahirkan dalam wujud lahir dan batin atau badan wadag

(kasar) dan badan halus.66

Kesadaran Aku-manusia akan Tuhan-Nya agar selalu kamawula

(mengabdi kepada Tuhan) harus dilatih penghayatannya dengan jalan

membersihkan batinnya dari segala nafsu yang buruk yang mengotori

perasaannya. Penghayatan seperti ini harus dilakukan terus-menerus secara

berkesinambungan hingga tercapai rasa kejatian (memiliki rasa sejati).

Melalui rasa kejatian ini seseorang akan dapat menghubungkan hidup

Akunya dengan Yang Maha Hidup, sehingga diperoleh kekuatan Ilahi

yang dapat mempertajam pikiran dan memperhalus perasaan. Kekuatan

dan pancaran Ilahi ini merupakan daya spiritual yang dapat dimanfaatkan

dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat hidup

manunggal dengan sesamannya.67

3. Tugas dan Kewajiban Manusia

Manusia yang hidup di dunia selalu saling ketergantungan satu sama

lainnya. Manusia dapat dibedakan dengan makhluk lainnya, sebab

65

Wawancara pribadi dengan bapak mait, jati sampurna. Pada tanggal 19 desember 2018. 66

S Dloyana Kusuma, Organisasi Terhadap Tuhan Yang Maha Esa “Aliran Kebatinan

Perjalanan” di Kelurahan Cipayung Kecamatan Lubang Buaya Jakarta Timur, h. 61. 67

Suwarno Imam S. Konsep Tuhan, Manusia, Mistik Dalam Berbagai Kebatinan Jawa

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h. 138.

Page 61: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

51

manusia ini dibekali dengan akal, sedangkan makhluk yang lainnya tidak

diberi akal, mereka hanya diberi insting. Dengan akal dan budi dayanya,

manusia dituntut untuk menata dunia dan isinya, sehingga hukum saling

ketergantungan dari makhluk dan umat-Nya dijaga dan dipelihara

kelestariannya.

Sebagai contoh, pepohonan atau tumbuhan itu sangat terbatasa pada

hidup saja, ia berkembang dan berubah bentuk untuk memenuhi kebutuhan

manusia dan binatang, sedangkan pelestariannya tergantuk pada alam

sekitar, terutama pada manusia. Binatang mempunyai kelebihan dari

pepohonan atau tumbuhan, ia mempunyai hidup dan juga nafsu. Ia bisa

menghindar dari bahaya yang mengancam keselamatannya sesuai insting

dan naluri hidupnya. Bahkan sebaliknya ia bisa menyerang mangsanya

untuk dimangsa. Manusia mempunya kelebihan dari pepohonan dan

binatang, karena ia mempunyai hidup, nafsu dan budi pekerti (moral) atau

akal, sehingga ia mengetahui mana yang buruk dan mana yang baik, yang

wajib dan tidak wajib untuk dilakukan. Dengan kata lain bahwa manusia

hidup mempunyai reserve dalam menghadapi hidup ini. Sebaliknya bahwa

manusia sudah tidak lagi menjalankan akal budi pekertinya, maka ia akan

jatuh martabatnya seperti binatang yang hanya memiliki nafsu belaka,

bahkan bila manusia martabatnya sudah seperti binatang, maka ia akan

lebih dari binatang.68

Manusia yang mempunyai moral, ia pasti mempunyai harga diri yang

tidak ditentukan oleh kedudukan, kekayaan, dan kepandaian, namun

68

S Dloyana Kusuma, Organisasi Terhadap Tuhan Yang Maha Esa “Aliran Kebatinan

Perjalanan” di Kelurahan Cipayung Kecamatan Lubang Buaya Jakarta Timur, h. 64-65.

Page 62: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

52

ditentukan oleh sifat dan sikap hidup. Sikap hidup itu akan tercermin

dalam:

a. Jujur, menghargai dan menghormati sesuai adab prikemanusiaan.

b. Adil, mengakui, menghormati hak-hak manusia.

c. Bijaksana, mau menerima dan menghormati segala pikiran dan

pendapat orang lain.

d. Cinta sesama hidup, di hadapan Tuhan ia memandang semua uamt

mempunyai kedudukan dan drajat yang sama.

4. Sifat-Sifat Manusia

Pada dasarnya manusia itu baik, karena ia merupakan makhluk yang

paling sempurna. Manusia menjadi jahat, karena manusia sudah

kemasukan sifat-sifat setan, yang senantiasa menggoda manusia, manusia

yang kurang mempunyai keteguhan iman akan terjerumus ke jalan setan,

dan akan merusak hati nurani manusia, sehingga manusia menjadi jahat.

Di sinilah letak pentingnya kita harus selalu dekat dengan Tuhan Yang

Maha Esa, karena Tuhan Yang Maha Esa akan melindungi umat-Nya, dan

akan selalu dijauhi dari godaan-godaan setan.

Mengenai sifat-sifat manusia, salah seseorang anggota Dewan

Musyawarah Aliran Kebatinan Perjalanan, Bapak Nurasajati,

mengemukakan bahwa dalam wujud manusia terdapat empat nafsu yaitu:

1) Nafsu hewani, yang mencerminkan kelakuan yang galak, dan

mengutamakan kepentingan diri sendiri. Orang seperti ini mempunyai

sifat seperti hewan.

Page 63: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

53

2) Nafsu duniawi mencerminkan jiwa buto (raksaksa), kelakuannya loba

(banyak) dan tamak (serakah). Orang seperti ini mempunyai sifat

seperti buto.

3) Nafsu rohani, mencerminkan jiwa iblis, kelakuannya kumawasa dan

sewenang-wenang, sedangkan sifat hidupnya seperti iblis.

4) Nafsu setani yaitu mencerminkan jiwa setan, kelakuannya kejam tidak

memiliki perasaan welas asih terhadap sesama manusia.69

Bila seseorang manusia mengutamakan sifat hidup seperti diatas, yaitu

tidak lagi memperhatikan budi pekerti (moral), ia akan jatuh martabatnya

menjadi seperti binatang.

5. Tujuan Hidup Manusia

Sebagai landasan dari tujuan hidup manusia menurut konsep

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Aliran Kebatinan Perjalanan

ialah cinta kasih dan ketunggalan. Untuk mencapai kedua hal tersebut,

maka manusia harus berbuat baik terhadap sesama makhluk dengan cara:

a. Memandang diri orang lain seperti diri sendiri.

b. Mewujudkan hidup saling tolong menolong (gotong royong).

c. Silih asih (saling mengasihi), silih asah (saling belajar), silih asuh

(saling melindungi), meningkatkan kesadaran atau kecerdasan dan

drajat hidup yang layak bagi kemanusiaan.

d. Meningkatkan rasa kebersamaan antar sesama manusia.

69

S Dloyana Kusuma, Organisasi Terhadap Tuhan Yang Maha Esa “Aliran Kebatinan

Perjalanan” di Kelurahan Cipayung Kecamatan Lubang Buaya Jakarta Timur, h. 68.

Page 64: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

54

6. Kehidupan Manusia Setelah Mati

Dalam kehidupan masyarakat penghayat kepercayaan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa, dalam ajaran Aliran Kebatinan Perjalanan. Meninggal

dunia disebut “mulih ka jati mulang ka asal” artinya kembali pada asal

muasalnya masing-masing. Hidup akan kembali pada Yang Maha Hidup,

rohani akan kembali ke alam, dan jasmani akan kembali ke bumi. Sebagai

silokaning Aku (ingsun) dapat dikemukakan dalam bentuk kata

tanya:”bapa bujang indung lajang, kuring dimana ayena” artinya ayah

masih perjaka, ibu masih perawan Aku ada di mana. Jawaban dari

pertanyaan tersebut adalah Aku ada di alam padang. Jawaban pasti tentang

keberadaan manusia setelah mati ialah “di alam padang poe panjang

„ra‟na gara-gara, tanjung sampurna (bahasa jawa), artinya dalam terang

yang terus menerus tanpa terputus (tiada siang dan malam), tiada

pergeseran dan perubahan (langgeng atau damai), yang sempurna tiada

awal maupun akhir.70

Namun untuk bisa mulih ka jati pulang ke asal bukanlah soal yang

sederhana, selain Aku, juga jasmani dan rohani harus kembali ke asalnya

masing-masing dan itu semua bisa kembali bilamana senyawa.

Umpamannya minyak tidak mungkin bisa bersatu (manunggal) dengan air,

karena tidak senyawa, sekalipun keduannya bersifat cair.

Caranya adalah, pertama, badan jasmani yang berasal dari bumi sudah

tentu saling terikat dengan hakikat asalnya akan kembali pulang ke bumi.

Siloka berkata, “kudu bisa mulangken cai susu ibu” artinya, harus bisa

70

S Dloyana Kusuma, Organisasi Terhadap Tuhan Yang Maha Esa “Aliran Kebatinan

Perjalanan” di Kelurahan Cipayung Kecamatan Lubang Buaya Jakarta Timur, h. 71.

Page 65: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

55

mengembalikan air susu ibu. Maksudnya, seseorang harus mencintai ibu,

karena ibu yang melahirkannya. Dengan kasih sayang, ibu mau menyusui

dan merawatnya sampai bisa hidup mandiri. Oleh sebab itu, sepatutnya

seseorang mencintai ibunya dan merawatnya dengan baik sebagaimana

ibunya telah melakukan terhada anaknya.

Kedua, manusia berasal dari bumi, karena pada dasarnya sandang,

pangan, dan papan, semua berasl dari bumi, sehingga tanpa bumi manusia

takan mampu bertahan hidup. Oleh sebab itu, manusia harus mencintai

bumi yang menjadi asal-usul keberadaan manusia. Manusia diharapkan

mampu menghidupkan rasa keterikatan dengan buminya yang menjadi

sumber utama sandang, pangan, dan papan sebagai sumber utama

kehidupan jasmani.71

Keberadaan badan jasmani yang terdiri atas empat unsur saripati itu

membuktikan bahwa badan jasmani adalah badan kasar (wadag) atau

badan jasmani yang tampak, dapat diraba, dan dirasa. Badan jasmani yang

bersifat wadag, sesuai dengan kondisinya, gigi putih, rambut keriting, dan

sebagainya. Sementara itu, badan rohani yang terbentuk dari rasa alam

yang tiada warna dan rupa, maka badan rohani tidak tampak, tidak dapat

diraba. Karena itu, tidak seorang pun bisa atau mampu menyatakan secara

konkrit bagaimana sifat warna, rupa, manis, asam dan sebagainnya, karena

bersifat halus dan abstrak. Berkenaan dengan itu, badan demikian disebut

raga purusa (batin). Adapun badan jasmani karena sifatnya yang konkrit,

71

Abdul Rozak, Teologi Kebatinan Sunda Kajian Antropologi Agama tentang Aliran

Kebatinan Perjalanan, h. 206-207.

Page 66: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

56

maka disebut raga sarira (lahir). Raga purusa menunjang kekuatan raga

sarira.72

Manusia sesuai dengan perkembangannya, selalu membutuhkan alam

sekitarnya. Oleh sebab itu, manusia akan selalu terikat oleh alam

sekitarnya. Keterikatan antara manuisa dengan alam sekitarnya disebut

Hukum Ketergantungan antara satu dan yang lainnya. Hukum

ketergantungan menjadikan hubungan antara manusia dan alam sekitarnya

kuat tidak terpisahkan satu sama lain, meskipun secara riil antara manusia

dan alam sekitarnya tampak seperti terpisah. Ini sesuai dengan siklus

kehidupan.

C. Konsepsi Tentang Alam

Alam merupakan segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi:

pertama, seperti bumi, bintang, kekuatan kedua, lingkungan kehidupan.

Ketiga, alam juga segala sesuatu yang termasuk dalam satu lingkungan

(golongan dan sebagainnya) dan dianggap sebagai suatu keutuhan. Contoh

pikiran dan tumbuh-tumbuhan. Keempat, segala daya (gaya, kekuatan, dan

sebagainnya) yang menyebabkan terjadinya dan seakan-akan mengatur segala

sesuatu yang ada di dunia ini. Kelima, yang bukan buatan manusia. Keenam,

dunia. Ketujuh, kerajaan, daerah dan negeri.73

1. Asal-usul Alam

Wujud Tuhan Yang Maha Esa, adalah dzat-Nya rasa gusti, asal dari

segala rasa yang ada di dunia dan alam semesta. Rasa gusti mengadakan:

72

Abdul Rozak, Teologi Kebatinan Sunda Kajian Antropologi Agama tentang Aliran

Kebatinan Perjalanan, h. 169. 73

Diakses dari http://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Alam pada tanggal 4 maret 2019.

Page 67: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

57

pertama, rasa panas yang kemudian menimbulkan matahari, sumbernya

api. Kedua, pada tempat atau bagian tertentu yang tidak terkena panasnya

matahari terjadilah rasa dingin, yang kemudian menjadi air. Ketiga, karena

adannya hawa panas dan dingin terjadilah daya tarik-menarik dengan rasa

semilir (tiupan angin), yang kemudian terjadilah angin. Keempat, karena

adannya matahari dan angin, terjadilah penguapan dan terjadilah rasa tetap

yang menimbulkan daratan (bumi).

Uap yang ada diudara ditiup angin dan tertahan oleh bagian-bagian

daratan yang tinggi (gunung-gunung). Karena suhu yang dingin, uap

kembali menjadi air dan jatuh kembali ke bumi. Namun dengan adannya

angin, jatuhannya itu tidak seperti aliran air terjun, tapi butiran-butiran

yang disebut hujan. Dengan adannya hujan, air tersebarkan diberbagai

tempat dan tanah menjadi subur. Dengan adannya tingkat kesuburan tanah

serta iklim yang panas, air dan angin yang menunjang, maka timbulah

kehidupan seperti: pepohonan, tumbuh-tumbuhan, binatang, dan lain-lain

sampai makhluk yang sempurna ialah manusia. Maka dapat disimpulkan

pada pepohonan atau tumbuh-tumbuhan, binatang dan manusia di

dalamnya terdapat unsur sari pati: api, air, angin, dan bumi.74

2. Manfaat Alam Bagi Manusia

Api, air, angin dan bumi mempunyai sifat wadag (kasar) yang

mempunyai warna dan rupa, sedangkan badan rohani bersifat halus,

disebabkan berasal dari sari rasa alam, tentu ruang geraknya berbeda juga.

74

Dewan Musyawarah Pusat Aliran Kebatinan Perjalanan, Budaya Spiritual Aliran

Kebatinan Perjalanan, h. 7.

Page 68: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

58

Ruang gerak badan jasmani ialah dunia wadag, sedangkan ruang gerak

badan rohani ialah dunia halus.

Seperti telah diketahui oleh banyak orang, segala keadaan di bumi itu

satu sama lain mempunyai ketergantungan seperti:

a. Pepohonan atau tumbuhan, dibutuhkan untuk makanan, tempat

berlindung dan bernaung untuk binatang. Selai dari pada itu,

pepohonan atau tumbuhan menghisap udara kotor dan mengeluarknnya

lagi menjadi udara yang bersih, menahan angin dan debu bahkan

menahan air hujan dan membendungnya menjadi kandungan air tanah,

sehingga suasana udara menjadi segar. Meningkatkan kesehatan dan

kesuburan.

b. Binatang pun dibutuhkan oleh pepohonan atau tumbuhan karena hama,

ulat dan sebagainya yang merusak kehidupannya dimakan oleh

binatang yang lainnya. Kotorannya menjadi rabuk (jamur) dan dapat

menyebarkan benihnya di sembarang tempat sehingga tumbuh dan

berkembang biak. Dan binatang itu pula yang mengawinkan bunga

jantan dan bunga betina, sehingga putik menjadi buah.

c. Pepohonan atau tumbuhan dan binatang sangat dibutuhkan oleh

manusia, baik untuk makanan, tempat permukiman dan segala

peralatan dan perlengkapan hidupnya, bahkan ada yang digunakan

tenaganya guna membantu kerja di ladang dan lain-lain.

d. Pepohonan atau tumbuhan itu sangat terbatas kemapuannya. Ia hanya

mempunyai hidup saja, seperti berkembang dan berbuah untuk

memenuhi kebutuhan hidup binatang dan manusia. Sedangkan

Page 69: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

59

penyebaran dan perkembangbiaknya sangat tergantung pada air,

binatang, dan paling terutama pada manusia.

e. Binatang mempunyai kelebihan dari pohon, ia mempunyai hidup dan

juga nafsu. Ia bias menghindar dari bahaya yang mengancam

keselamatannya sesuai naruli hidupnya. Bahkan sebaliknya ia bias

menyerang mangsanya untuk bisa dimakan.

f. Manusia mempunyai kelebihan dari pohoon atau tumbuhan dan

binatang, karena ia mempunyai hidup, nafsu dan budi pekerti (moral)

sehingga ia tau mana yang baik dan mana yang buruk dan yang wajib

dan tidak wajib untuk dilakukan.

Apabila manusia telah tidak lagi memperhatikan budi pekerti (moral),

ia akan jatuh martabatnya menjadi binatang, namun binatang yang

mempunyai daya pikir dan kreasi yang luas, sehingga dapat merubah

sendi-sendi kehidupan dengan segala tatanannya sesuai nafsu-nafsu yang

diumbarnya.75

Alam semesta ini merupakan ciptaan Tuhan, demikian luasnya, begitu

besar, indah dan lengkap dengan segala isinya. Dibandingkan dengan batin

manusia yang juga luas, tetapi alam semesta ini penuh dengan misteri yang

belum terungkap. Alam semesta ini bukti keagungan Tuhan Yang Maha

Esa. Tuhan menciptakan alam dengan segala isinya yang diperuntukan

bagi manusia. Karena itu satu sama lain saling ketergantungan, demikian

juga alam semesta ini sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan

manusia. Misalnya tanah, ada yang subur dan ada yang gersang. Ini

75

Dewan Musyawarah Pusat Aliran Kebatinan Perjalanan, Budaya Spiritual Aliran

Kebatinan Perjalanan, h. 39-40.

Page 70: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

60

mengundang hati manusia untuk berfikir dan mencukupi kebutuhan air.

Akan tetapi penggunaan isi alam oleh manusia tidak boleh dilakukan

dengan berlebihan tanpa memikirkan kelanjutan dan kelestariannya.76

D. Konsep Tentang Hubungan Manusia dan Tuhan

Hubungan Tuhan dan manusia tidak ada antaranya lagi, karena begitu

dekatnya Tuhan kepada makhluknya. Sebab yang mangusik (gerak) malikan

(berbalik) tubuh ini ialah Tuhan Yang Maha Esa. Dalam ajaran Aliran

Kebatinan Perjalanan, adanya bumi dan lagit beserta isinya adalah Tuhan

Yang Maha Esa yang menciptakannya, bila ingin mencari Tuhan carilah pada

diri sendiri, sebab Tuhan Yang Maha Esa ini selalu berada di dalam diri kita,

ketika eling pada diri sendiri maka secara tidak langsung juga eling terhadap

Tuhan Yang Maha Esa. Maka dari itu eling harus dipakai untuk yang benar

jangan dipakai untuk melakukan perbuatan yang tidak benar, karena degan

melakukan perbuatan yang baik maka akan mendapatkan hal yang baik pula.77

Wujud segala sesuatu pada dasarnya berasal dari Tuhan Yang Maha

Esa dan Maha Tunggal. Maka segala sesuatu yang nampak beranekaragam

semuanya adalah manifestasi ril dan empirik yang tunggal (sama). Adapaun

yang bentuknya tampak seperti ras keturunan, tanah kelahiran, bangsa, tanah

air, budaya dan bahasa yang berbeda, bahkan ada pemimpin dan rakyat,

hakikatnya adalah pengembangan diri dalam melaksanakan iradat-Nya.

Karena iradat-Nya mereka menjadi bangsa yang besar, merdeka, berdaulat,

adil dan makmur, atas dasar persatuan pikiran, tenaga (gotong royong),

76

S Dloyana Kusuma, Organisasi Terhadap Tuhan Yang Maha Esa “Aliran Kebatinan

Perjalanan” di Kelurahan Cipayung Kecamatan Lubang Buaya Jakarta Timur, h. 80. 77

Wawancara pribadi dengan bapak Mait, Jati Sampurna. Pada tanggal 19 Desember

2018.

Page 71: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

61

persatuan antara rakyat dan rakyat, antara rakyat dan pemerintah, dan

persatuan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dalam suasana rukun dan

manunggal (ketunggalan). Adapun ketunggalan manifestasi dari adanya

kesadaran Aku sebagai Kawula (kaula) Gusti yang merasa wajib Kumawula

(mengabdi) kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan menata kehidupan dan

penghidupan secara sama, sama rasa di antara umat Tuhan tanpa membedakan

satu dengan yang lainnya, baik ras, keturunan, kelamin, strata sosial, agama

atau kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ketunggalan dalam diri

umat dalam bentuk Aku. Aku bukan diri, bukan lahir, bukan jasmani, bukan

batin, bukan rohani, aku bukan pria, aku bukan wanita, bukan anak dan

keturunan. Aku ini wujud yang berasal dari wujud Tuhan Yang Maha Esa.

Aku tidak mempunyai dzat dan sifat. Aku tidak mempunyai warna, rupa,

tempat dan arah.78

Tuhan Yang Maha Esa itu ada di mana-mana, di kayu, di batu, di

semilir angin, di riaknya air, di panasnya matahari, di api, bahkan ada di dalam

hati sanubari setiap umat dan makhluk-Nya. Akan tetapi kayu, batu, riak air,

semilirnya angin, panasnya matahari dan sebagainnya tidak boleh di sebut

Tuhan, sebab Tuhan Yang Maha Esa tidak mempunyai warna dan rupa, yang

tidak boleh dibandingkan dengan segala sesuatu yang ada di dunia dan alam

semesta.

Maka setiap kali umat berhadapan dengan segala keadaan, ia harus

merasa berhadapan dengan Tuhannya, karena pada setiap keadaan itu ada

yang ada (Tuhan). Pada saat itu yang ada pada keadaan itu menunjukkan

78

Abdul Rozak, Teologi Kebatinan Sunda Kajian Antropologi Agama tentang Aliran

Kebatinan Perjalanan, h. 168.

Page 72: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

62

(memberi petunjuk) tidak dengan cara mengucap yang didengar oleh telinga,

akan tetapi dengan kenyataan positif, baik mengenai bentuk, rona/rupa serta

warna dan rasanya (wadag dan halus), yang bisa disaksikan atau dirasakan

oleh diri (lahir dan batin). Maka petunjuk ini adalah dari sabda Tuhan Yang

Maha Esa.79

79

Dewan Musyawarah Pusat Aliran Kebatinan Perjalanan, Budaya Spiritual Aliran

Kebatinan Perjalanan, h. 23.

Page 73: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

63

BAB IV

RITUAL SEBAGAI MANIFESTASI HUBUNGAN

MANUSIA DAN TUHAN

A. Ritual dalam Aliran Kebatinan Perjalanan

Ritual adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan terutama untuk

tujuan simbolis. Ritual dilaksanakan berdasarkan agama atau bisa juga

berdasarkan tradisi dari suatu komunitas tertentu. Kegiatan-kegiatan dalam

ritual biasanya sudah diatur dan ditentukan, dan tidak dapat dilaksanakan

secara sembarang.80

Dalam tatanan ritual, Aliran Kebatinan Perjalanan memiliki tradisi atau

upacara tradisional dalam masyarakat. Terdapat dua jenis tradisi yaitu tradisi

yang berkaitan dengan kehidupan dan tradisi yang berkaitan dengan

penghidupan. Tradisi yang berkaitan dengan kehidupan dilakukan para

penganut aliran kebatinan melalui upacara selamatan 7 bulan kandungan,

khitanan, perkawinan dan kematian. Upacara kematian dilaksanakan pada saat

setelah 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari 1 tahun (mendak) dan 1000 hari.

Sedangkan tradisi yang berkaitan dengan penghidupan dilakukan para

penganut Aliran Kebatinan Perjalanan melalui upacara menanam padi,

memotong padi, dan membangun rumah.

Dalam setiap upacara terdapat pelaku, kegiatan, benda, waktu dan

tempat tertentu. Semua unsur ritual itu memiliki makna dan maksud tertentu.

Contoh unsur benda-benda yang digunakan dalam ritual di antaranya:

80

Diakses dari http://id.m.wikipedia.org pada tanggal 6 april 2019.

Page 74: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

64

perhiasan, pakaian baru, kain, kembang-kembangan, daun-daunan dan

sebagainya.81

B. Memperingati Satu Syuro

Satu Syuro (saka) biasanya dirayakan secara khusus oleh semua warga

Aliran Kebatinan Perjalanan, baik secara individu maupun kolektif. Perayaan

individu biasanya dilakukan di rumah masing-masing. Untuk keperluan

perayaan satu Syuro, paling tidak mereka menyediakan sesajian berupa teh

manis, teh pahit, kopi manis, kopi pahit, dan air putih. Perayaan satu Syuro

ini, selain ditandai dengan pengadaan sesajian, juga melakukan tradisi saling

mengunjungi antar anggota komunitas Aliran Kebatinan Perjalanan.

Perayaan satu Syuro secara kolektif biasannya terpusat di Ciparay,

Kabupaten Bandung. Perayaan tersebut biasanya diisi dengan acara

pemaparan ajaran, pidato dari panitia penyelenggara dan Dewan Musyawarah

Pusat (DMP), serta sambutan dari instansi yang terkait organisasi tersebut.

Selain itu, tidak lupa disajikan acara hiburan berupa wayang golek. Pergelaran

tersebut, tidak hanya merupakan hiburan semata, karena alur cerita wayang

yang dipergelarkan memiliki filosofis hidup yang sangat mendalam.82

Dalam melaksanakan memperingati satu Syuro maka harus

menggunakan sesajen dalam pelaksanaannya yakni di antaranya:

1) Tumpeng artinya yang berasal dari butiran nasi yang dikumpulkan

sehingga menjadi tumpeng, tumpeng yang bersatu padu sehingga besar

81

Asep Lukman Hakim, “Studi Tentang Aliran Kepercayaan Perjalanan Ciparay

Bandung,” al-Afkar, Vol. 2, No. 1, (Juli 2018): h. 119. 82

S Dloyana Kusuma, Organisasi Terhadap Tuhan Yang Maha Esa “Aliran Kebatinan

Perjalanan” di Kelurahan Cipayung Kecamatan Lubang Buaya Jakarta Timur (Bandung:

Kementrian Kebudayaan dan Parawista Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung,

2003), h. 101.

Page 75: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

65

megah dan indah. Maka sebagai penerus bangsa kita harus bersatu padu

yang berarti teguh, mari kita bersama-sama menjaga keutuhan bangsa,

keutuhan rumah tangga, dan keutuhan negara. Tumpeng yang menjulur

tinggi ke atas artinya puncak mani. Puncak yang artinya atas dan mani

yang berarti cita-cita. Sebagai penerus bangsa yang memiliki cita-cita

setinggi langit untuk meraih keberhasilan yang ada manfaatnya bagi

bangsa dan negara, maka kita bersama-sama harus satu tujuan, sehaluan,

sekeperluan. Berat kita pikul bersama-sama, ringan kita angkat bersama-

sama, keberhasilahnya kita manfaatkan bersama-sama. Maka inilah arti

dari Tumpeng.83

2) Pisang Raja dan Pisang Emas

Raja adalah seorang pemimpin yang harus ditiru dan dicontoh, maka kita

sebagai penerus bangsa juga harus menjadi pemimpin, baik itu menjadi

pemimpin diri pribadi, baik itu pemimpin rumah tangga, organisasi,

bangsa dan negara. Kita harus sehat lahir dan batin, bijak dan bajik, rajin

dan jujur, pinter dan selamat. Untuk menuju kearah tujuan keselamatan

lahir dan batin, kesejahteraan rumah tangga, bangsa, dan negara memiliki

tujuan yang sama karena kedua-duannya ingin subur dan makmur. Maka

dari itu harus selaras dengan Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika,

dan NKRI.

Pisang Emas dapat diartikan sebagai intan berlian yang memiliki harga

yang mahal, akan tetapi semahal apa pun itu masih dapat untuk dibeli.

Menurut para leluhur Aliran Kebatinan Perjalanan bahwa yang mahal di

83

Wawancara pribadi dengan bapak Nata, Jati Sampurna. Pada tanggal 1 April 2019.

Page 76: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

66

dunia ialah harga diri, karena harga diri ini tidak ternilai harganya.

Contohnya ialah, ada seseorang yang ingin menukarkan motornya dengan

salah satu organ tubuh pak Mait yakni mata, maka pak Mait akan menolak

hal tersebut karena untuk apa memiliki sebuah motor akan tetapi pak Mait

tidak bisa melihat. Maka diri itu, harga diri seseorang tidak tertanding

harganya. Untuk itu haruslah menghargain diri sendiri sebagaimana

menghargai orang lain, harus menghormati diri sendiri seperti halnya

menghormati orang lain. Oleh karena itu, hiduplah saling menghargai dan

menghormati, hal ini harus ditanamkan di dalam diri sendiri guna menjadi

pedoman hidup.84

3) Degan (kelapa)

Dalam hal ini haruslah menggunakan kelapa yang masih muda, karena

ditujukan kepada para penerus bangsa ini yakni pemuda. ketika ingin

mengupas kelapa, maka harus memotong bagain atas kelapa dan bawah

serta diberikan lubang di bagian tengahnya. Maknanya ialah agar bisa

berdiri tegak, kokoh, dan kuat, artinya sebagai penerus bangsa harus bisa

berdiri tegak, serta harus di aplikasikan kepada Pemadegan (seluruh

tubuh), maka Pemadegan ini harus ditanamkan kepada diri pribadi.

4) Buah

Buah itu yang disebut polo gantung. Buti yang disebut polo yang berada di

dalam tanah. Buah Buti ini yang mencukupi sandang pangan para

penganut Aliran Kebatinan Perjalanan. Hal ini menjadi kekuatan lahir dan

batin penganut Aliran Kebatinan Perjalanan atas dasar Dzat Ibu Pertiwi.

84

Wawancara pribadi dengan bapak Mait, Jati Sampurna. Pada tanggal 19 Desember

2018.

Page 77: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

67

Contohnya: ketika menanam padi sehingga menjadi padi maka

menanamnya di Ibu Pertiwi, menanam pohon pisang sehingga menjadi

pisang menanamnya di Ibu Pertiwi, bahkan bahan bakar adanya di Ibu

Pertiwi. Artinya sebagai manusia harus berterima kasih terhadap Ibu

Pertiwi atau Tanah Air yang telah memberikan penghidupan bagi kita

semua.85

5) Kendi di Isi Air dan Daun Anjuang

Anjuang Bahasa Sunda ngehanjuk yang artinya bernafas. Kendi isi air

yang artinya Tanah Air.

6) Rujak

Dalam bahasa Sunda rujukkan yang artinya balik. Di dalam hidup ini pasti

memiliki kesalahan-kesalahan di masa lalu, maka dari itu jangan

melakukan rujuk (balik) lagi kemasa lalu ketika melakukan kesalahan

tersebut.

7) Garam

Garam merupakan penyambung rasa. Bahwa bangsa apapun, orang mana

pun, sepakat bahwa rasa dari garam itu ialah asin. Maka dari itu sebagai

masyarakat harus satu tujuan, satu rasa guna mambangun negara yang

lebih baik.86

8) Kembang

Sifatnya sengit atau wangi, hidup di alam dunia ini harus silih asah (saling

belajar), silih asih(saling mengasihi), silih asuh (saling melindungi)

terhadap sesama dan jangan saling mencelakakan.

85

Wawancara pribadi dengan bapak Nata, Jati Sampurna. Pada tanggal 19 Desember

2018. 86

Wawancara pribadi dengan ibu Yati, Jati Sampurna. Pada tanggal 19 Desember 2018.

Page 78: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

68

9) Bubur Merah atau Putih

Bubur merah artinya darah ibu yang mengalir dari jantung ibu, sedangkan

bubur putih merupakan darah putih yang berasal dari balung sumsum

bapak.

10) Bekakak Ayam

Dalam bahasa Sunda Tumamprak (pungung dibawah perutnya diatas).

Tumamprak di sini bukan berarti menyerah atau putus asa, tumamprak

juga harus kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena hidup di dunia ini tidak

ada daya dan upaya, sebab yang mengusik (gerak), malikan (balik) hidup

ini semua adalah kekuasan Tuhan Yang Maha Esa.87

C. Mendirikan Rumah

1) Kain Berwarna Merah dan Putih diikatkan di Atap Rumah

Kain berwarna merah ini melambangkan darah dari ibu, sedangkan

kain berwarna putih melambangkan darah dari bapak. Merah putih berarti

badan sekujur yang berasal dari ibu dan bapak. Maksudnya dalam rumah

itu hendeknya sifat dan perbuatan manusiawi yang tertinggi

kedudukannya.

2) Padi Segandeng (2 eundan=2 ikatan padi)

Antara lahir dan batin, antara suami dan istri, antara orang tua dan

anak, antara keluarga dan masyarakat, hendaknya selalu berada dalam

suasana kehidupan yang seimbang. Kekurangan keseimbangan

menimbulkan ketimpangan dalam segala lapangan kehidupan. Dengan

adanya keseimbangan dalam bidang penghidupan dan kehidupan disertai

87

Wawancara pribadi dengan bapak Samit, Jati Sampurna. Pada tanggal 1 April 2019.

Page 79: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

69

kecukupan hidup (padi) akan dapat menimbulkan kesejahteraan jasmani

dan rohaniah.

3) Tebu

Pada hakekatnya semua manusia itu sama, namun dalam pergaulan

hidup terdapat undak usuk (strata sosial) yang harus mendapatkan

perhatian seperlunya. Suasana hidup yang penuh maemanis ialah dengan

saling menghormati, serta saling menghargai dan menjauhkan segala

perbuatan yang menimbulkan kepahitan terhadap orang lain. Tebu yang

dari pangkal hingga ujung, dari bawah hingga atas seluruhnya

mengandung sari manis.88

4) Pisang Setandan

Seuhang (pisang teratas yang besar pada tandan) dan butiti (pisang

terkecil dan terbawah pada tandan) semuannya itu dari jantung yang sama,

karena proses alamiah pisang itu menjadi berbeda, ada yang kecil dan ada

yang besar, namun demikian kesemuannya itu adalah satu jenis dari satu

asal yang sama.

5) Daun Beringin

Hendaknya kehidupan manusia itu bagaikan pohon beringin yang

berdiri kokoh kuat menjulang tinggi ke langit. Supaya dapat berlindung di

saat hujan, bernaung di saat panas dan memberi arah bagi yang kehilangan

arah. Maksudnya supaya manusia itu dalam hidupannya kokoh kuat

sebagai kawula (pembantu) Tuhan, mampu bemberi perlindungan bagi

yang lemah dapat memberi arah kepada mereka yang tersesat, dalam

88

Dewan Musyawarah Pusat Aliran Kebatinan Perjalanan, Budaya Spiritual Ageman

Aliran Kebatinan “Perjalanan” (Bandung: T.P, 2013), h. 42.

Page 80: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

70

menempuh hidup kerohanian supaya mencapai kesejahteraan lahir dan

batin.

6) Katupat, Tangtang Angin, Opak dan Lontong

Ketupat yang memiliki arti janganlah suka “ngupat”

(menggunjingkan/memfitnah) orang lain. Tangtang angin yang berarti

janganlah merasa tinggi hati namun tiada mempunyai hati (keberanian)

bagaikan pohon bambu yang kosong batangnya, yang selalu bergerak dan

bergoyang mengikuti hembusan angin. Opak dan lontong artinya

janganlah bersifat sok besar, sekiranya tidak berisi.89

D. Adat Penganten

1) Sawer

Kasih sayang orang tua tiada duanya, yang diperuntukkan bagi

keselamatan dan kebahagiaan anak keturunannya. Dalam melaksanakan

sawer tersebut ia menaburkan beras lambang pangan, menaburkan kunir

(kunyit) lambang emas dan kekayaan, dan memanjatkan doa guna

memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa serta para leluhur agar diberi

berkah selamat lahir dan batin.

2) Memecahkan Telur

I`tikad dan tujuan baik akan menelurkan kebaikan dan sebaliknya

segala i`tikad dan tujuan buruk akan menelurkan keburukan, demikianlah

hukum dalam kehidupan.

89

Dewan Musyawarah Pusat Aliran Kebatinan Perjalanan, Pedoman Dasar/Pedoman

Rumah Tangga Aliran Kebatinan Perjalanan (Bandung: T.P, 2005), h. 42-43.

Page 81: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

71

3) Membasuh Kaki

Memebersihkan segala laku dan perbuatan, sebab kehidupan setiap

insan adalah sandi rumah tangga, dan setiap rumah tangga ialah sandi

kehidupan Bangsa dan Negara.

4) Teropong (bambu halus tidak berbulu)

Hidup rumah tangga antara suami istri, sekalipun berbeda sifat, ibarat

kiri dan kanan, namun keduannya mempunyai tanggung jawab yang sama.

Dari itu harus “bungbas” tiada kecurigaan antara yang satu terhadap yang

lain, tiada rahasia antara mereka, dan segalanya harus bersifat terbuka.

5) Batu Pipisan

Yang satu bersifat datar dan yang lainnya bersifat bulat panjang. Akan

tetapi, berbedaannya itu mempunyai fungsi yang dapat menumbuk jamu

hingga halus. Demikian halnya suami dan istri dalam berumah tangga

harus seimbang dan sehaluan sehingga kehidupannya dapat memberikan

kekuatan jasmani dan rohaniah.90

E. Bibit Amit (Doa)

Bagi para penghayat khususnya penghayat aliran Perjalanan, tidak ada

bacaan doa atau mantera-mantera khusus dalam pelaksanaan ritual. Mereka

berdoa dengan bahasa masing-masing. Mereka yakin bahwa Tuhan Yang

Maha Esa mendengar mereka, karena setiap doa diajukan kepada Tuhan Yang

Maha Esa, kepada para leluhr, kepada ibu dan bapak, dan kepada Ibu Pertiwi

sebagai sumber kehidupan dan penghidupan.

90

Dewan Musyawarah Pusat Aliran Kebatinan Perjalanan, Pedoman Dasar/Pedoman

Rumah Tangga Aliran Kebatinan Perjalanan, h. 40.

Page 82: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

72

Dalam melaksanakan kegiatan ritual, para penghayat tidak mengenal

ketentuan arah dan waktu, namun agar kegiatan ritual lebih khusyuk, mereka

(para penghayat) melakukan penghayatan dengan menghadap lurus ke depan.

Hal ini memberikan makna bahwa Tuhan Yang Maha Esa itu ada di mana-

mana, tidak terbatas oleh ruang dan waktu.91

Untuk melakukan ritual kesehariannya, para penganut Aliran

Kebatinan Perjalanan ini melakukan ritual seperti berdoa kepada Tuhan Yang

Maha Esa. Hal ini dilakukan setiap ketika para penganut aliran Perjalanan

ingin melakukan segala rutinitas yang dilakukan setiap hari, seperti: ingin

berangkat kerja, ketika sudah sampai di tempat kerja, sekolah, makan, tidur

dan lain-lain. Di antara doanya ialah:

1. Ketika ingin tidur, titip saya titip anak istri sekeluarga saya dari pagi

sampe sore, dari sore sampai pagi saya mau tidur bila mana ada setan

siluman yang mengganggu saya dan keluarga saya, saya mohon

dikembalikan ke tempat asalnya masing-masing, saya mohon berkah

selamat lahir dan batin jangan sampai ada halangan apapun.

2. Ketika bangun tidur maka berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa

karena istri anak dan keluarga saya, bisa bangun tidur dengan berkah

selamat lahir batin dan tidak ada kekurangan suatu apapun saya

berterimakasih semoga untuk kedepannya saya mohon berkah selamat

lahir batin lagi untuk anak dan keluarga saya.92

3. Hatur nuhun abi arek dahar sadayana anu aya di die daharen, leeten,

isepen, nu atah nu asakna ku simkuring di dahar kajerona sing jadi darah,

91

S Dloyana Kusuma, Organisasi Terhadap Tuhan Yang Maha Esa “Aliran Kebatinan

Perjalanan” di Kelurahan Cipayung Kecamatan Lubang Buaya Jakarta Timur, h. 94-95. 92

Wawancara pribadi dengan bapak Nata, Jati Sampurna. Pada tanggal 1 April 2019.

Page 83: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

73

daging, kulit, bulu, balung sumsum sa isi ning badan sakujur. Kaluarna

jadi cahaya, jadi bedas, jeng tenaga di penta rido galihna, di penta jeng

selamatna, hirumna sing balik ke manu hirup dei sing tunggal dalam

wujud Gusti Maha Suci pulih ke jati pulang ke asal sifat sampurna

didahar sing raos seetik loba hayang aya sesana nuhun Gusti. Artinya,

terimakasih saya mau makan semua yang ada seperti makanan, minuman,

yang mentah, yang mateng dimakan oleh saya supaya jadi darah, daging,

kulit, bulu, balung sumsum seluhur badan. Keluarnya jadi cahaya, jadi

kuat, dan tenaga diminta ridonya dan diminta untuk selamat. Hidupnya

balik ke yang Maha Hidup lagi yang tunggal dalam wujud Tuhan Yang

Maha Suci yang memiliki sifat sempurna, dimakan yang enak sedikit

banyaknya, terimakasih Gusti. Adapun doa yang lainnya, terimakasih saya

mau makan, semua makanan yang ada di sini berupa nasi, ikan, air minum

sama saya di minta ridhonya di minta selametnya.

4. Ketika ingin berangkat kerja, saya mohon kepada Tuhan Yang Maha Esa,

Leluhur Bangsa dan Ibu Pertiwi saya mohon selamat lahir batin jangan ada

halangan atau hambatan suatu apapun.

5. Ketika sampai tujuan, saya terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa,

Leluhur Bangsa dan Ibu Pertiwi bahwa habis kerja saya selamat nyatanya,

serta selamat lahir dan batin sampai ke rumah, untuk ke depannya saya

mohon selamat lahir dan batin lagi.

6. Ingin menebang pohon, saya minta kepada pengawasnya pohon di minta

ridhonya saya mau tebang.

Page 84: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

74

7. Ingin mengendarai sepeda motor, suhunken karidho motor dipake lempang

ulah aya nu nyenggol ulah nu di senggol ulah aya nu nubruk atawa nu di

tubruk selamat di perjalanan sampai ke tujuan. Artinya di minta ridhonya

kepada motor karena mau dipakai. Jangan ada yang menabrak, jangan ada

yang ditabrak, semoga selamat di perjalanan sampai ke tujuan. 93

Kesimpulannya, segala perbuatan harus diawali dengan berdoa, sebab

berdoa merupakan suatu keharusan bagi mereka yang mau selamat dunia dan

akhirat dengan melaksanakan perintah Tuhannya. Hal itu juga diajarkan oleh

setiap agama, gunanya untuk meminta perlindungan, diselamatkan lahir dan

batin oleh sang penciptanya. Karena setiap agama atau penghayat kepercayaan

selalu mengajarkan kebaikan bagi para penganutnya, hal ini dapat dilihat dari

jejak historisnya yang dilakukan oleh para leluhur atau nenek moyang mereka.

93

Wawancara pribadi dengan bapak Nata, Jati Sampurna. Pada tanggal 1 April 2019.

Page 85: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

75

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setiap agama atau kepercayaan memiliki ajaran yang pemeluknya

saling berhubungan dengan Tuhannya. Hal ini dapat dilihat dari segi ritual

atau ibadah yang dilakukan sehari-hari. Dalam halini dapat kita jumpai di

dalam ajaran Aliran Kebatinan Perjalanan, di salah satu ajarannya

menjelaskan tentang hubungan manusia dan Tuhan. Adanya bumi dan lagit

beserta isinya adalah Tuhan Yang Maha Esa yang menciptakannya. Maka bila

ingin mencari tuhan carilah pada diri sendiri, sebab Tuhan Yang Maha Esa ini

selalu berada di dalam diri. Ketika eling pada diri sendiri maka secara tidak

langsung juga eling terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Maka dari itu eling

haruslah dipakai untuk yang benar jangan dipakai untuk melakukan susuatu

yang tidak benar karena dengan melakukan perbuatan yang baik maka akan

mendapatkan hal yang baik pula. Oleh sebab itu, para penganut kepercayaan

atau agama, sepakat akan adanya hukum timbal balik dari Tuhannya kepada

mereka yang menjalankan segala perintahnya maupun yang tidak.

Untuk menjalankan segala perintah Tuhannya maka para penganut

Aliran Perjalanan melakukannya dengan ritual guna mendekatkan dirinya

terhadap Tuhannya. Ritualnya ini terbagi beberapa bagian yakni, ritual

keseharian, ritual mingguan, dan ritual tahunan. Dalam melakukan ritual

kesehariannya dengan cara berdoa setiap melakukan aktifitas sehari-hari yang

ditujukan kepada Tuhan, Leluhur Bangsa, dan Ibu Pertiwi. Sedangkan ritual

mingguannya ialah sarasehan yang dilakukan setiap malam minggu di

Page 86: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

76

Pasewakan. Kemudian ritual tahunannya ialah setiap tanggal satu Syuro yang

diadakan di berbagai tempat baik di rumah para penganut Perjalanan maupun

dilakukan secara serentak oleh seluruh para penganut kepercayaan di

Indonesia.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dari uraian-uraian atau pembahasan dan

kesimpulan yang sudah dijelaskan dari hasil penelitian maka ada beberapa

saran dari penulis di antaranya sebagai berikut:

1. Bagi masyarakat yang bukan penganut Aliran Perjalanan hendaklah jangan

mendiskriminasi yang bukan seiman atau sekepercayaan. Karena

perbedaan itu bukanlah suatu yang harus di musuhi akan tetapi berbudaan

itu harus slaing kita hormati dan hargai.

2. Jangan takut untuk mempelajari suatu agama atau kepercayaan yang bukan

kita anut, dikarnakan takun akan mengimani atau meyakininya. Sebab

mempelajari agama atau kepercayaan yang lain ini guna menambah

wawasan bagi diri pribadi serta untuk saling menghargai perbedaan yang

ada didalam ajaran agama atau kepercayaan masing-masing agar tidak

menimbulkan kesalah pahaman.

Page 87: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

77

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku

Bahri, Media Zainul. Wajah Studi Agama-Agama Dari Era Teosofi Indonesia

(1901-1940) Hingga Masa Reformasi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

2015).

Ghazali, Adeng Muchtar. Ilmu Perbandingan Agama Pengenalan Awal

Metodelogi Studi Agama-agama untuk IAIN, STAIN, PTAIS (Bandung:

CV Pustaka Setia. 2000).

Hadiwijono, Harun. Konsepsi Tentang Manusia Dalam Kebatinan Jawa (Jakarta:

Sinar Harapan. 1983).

Hakim, Asep Lukman. “Politik Identitas Lokal,” Studi Tentang Aliran

Kepercayaan Perjalanan Ciparay Bandung, Vol. 2, No. 1, July 2018

Hakim, Bashori A dkk. Penyiaran Agama Dalam Mengawal Kerukunan di

Indonesia (Jakarta: Puslibang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang

dan Diklat Kementerian Agama RI. 2014).

Halim, Ilim Abdul, Nilai-Nilai Aliran Kebatinan Perjalanan dan Dasar Negara,

Jurnal Agama dan Lintas Budaya, Vol. 1, No. 1, September 2016.

Hasbiansyah, Fenomenologi, Fenomena, Metode Riset, Vol. 9, No. 1.

Imam S, Suwarno. Konsep Tuhan, Manusia, Mistik Dalam Berbagai Kebatinan

Jawa (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2005).

Ismail, Faisal. Dinamika Perkembangan Sistem Kepercayaan Lokal di Indonesia

(Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan. 2012).

Page 88: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

78

Jandra, M. dkk, Hasil Penelitin Organisasi Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang

Maha Esa Daerah Istimewa Yogyakarta II (Yogyakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. 1990).

Joker, Jan. Metodelogi Penilitian Panduan Untuk Master dan Ph.D di Bidang

Manajemen (Jakarta: Salemba Empat, 2011).

Kementerian Agama RI, Dinamika Agama Lokal di Indonesia (Jakarta: Puslitbang

Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Keme nterian

Agama RI, 2014).

Kunto, Suharsini Ari. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta:

Rineka Cipta, 2002).

Kusuma, S Dloyana. Organisasi Terhadap Tuhan Yang Maha Esa “Aliran

Kebatinan Perjalanan” di Kelurahan Cipayung Kecamatan Lubang

Buaya Jakarta Timur (Bandung: Kementrian Kebudayaan dan

Parawista Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung, 2003).

Moleong, Lexy J. Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja

Rosdokarya. 1996).

Rozak, Abdul. Teologi Kebatinan Sunda Kajian Antropologi Agama tentang

Aliran Kebatinan Perjalanan (Bandung: Kiblat. 2005).

Sarbaguna, Boy. Analisis Data pada Penelitian Kualitatif (Jakarta: UI Press,

2008).

Tim Penulis Dewan Musyawarah Aliran Kebatinan Perjalanan, Budaya Spiritual

Aliran Kebatinan Perjalanan (Bandung: T.P. 2005).

Page 89: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

79

Tim Penulis Dewan Musyawarah Pusat Aliran Kebatinan Perjalanan. Budaya

Spiritual Ageman Aliran Kebatinan “Perjalanan” (Bandung: T.P,

2013).

Tim Penulis Dewan Musyawarah Aliran Kebatinan Perjalanan, Pedoman

Dasar/Pedoman Rumah Tangga Aliran Kebatinan Perjalanan

(Bandung: T.P. 2005).

Wastika, Dewa Nyoman. “Penerapan Konsep Tri Hita Karena Dalam Perencanaan

Perumahan di Bali,” Jurnal Permukiman Nata, Vol. 3, No. 2,

(Agustus 2005.)

Referensi Online

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Tuhan

http://id.m.wikipedia.org/wiki/manusia

http://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Alam

http://id.m.wikipedia.org

Wawancara

Wawancara pribadi dengan bapak Mait, jati sampurna pada tanggal 29 Oktober

2018.

Wawancara pribadi dengan bapak Ade Witarsa, jati sampurna. Pada tanggal 14

Maret 2019.

Wawancara pribadi dengan bapak Nata, Jati Sampurna. Pada tanggal 19

Desember 2018.

Wawancara pribadi dengan ibu Yati, Jati Sampurna. Pada tanggal 19 Desember

2018.

Page 90: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 91: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang
Page 92: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang
Page 93: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang
Page 94: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang
Page 95: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang
Page 96: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang
Page 97: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang
Page 98: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang
Page 99: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang
Page 100: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang
Page 101: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang
Page 102: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang
Page 103: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang
Page 104: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang
Page 105: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang
Page 106: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang
Page 107: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang
Page 108: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang
Page 109: HUBUNGAN MANUSIA DAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ALIRAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46588... · 2019-08-13 · Tuhan dan . manusia memiliki . hubungan . yang