HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS) DENGAN STATUS AKREDITASI PUSKESMAS DI KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Stikes Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta. Disusun oleh : ARIK ISKANDAR 2213048 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN(S1) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2017
38
Embed
HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN
MASYARAKAT (PUSKESMAS) DENGAN STATUS AKREDITASI
PUSKESMAS DI KABUPATEN BANTUL
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
Stikes Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta.
Disusun oleh :
ARIK ISKANDAR
2213048
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN(S1)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2017
ii
KATA PENGATAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan
Kinerja perawat pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) dengan status akreditasi
Puskesmas di Kabupaten Bantul”.
Skripsi ini dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan berbagai
pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih dengan setulus-tulusnya kepada :
1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jenderal Achamd Yani Yogyakarta.
2. Tetra Saktika Adinugraha, Sp.Kep, M.B selaku Ketua Prodi Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta.
3. Deby Zulkarnain Rahadian Syah, MMR selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan dan memberikan masukan kepada
penulis dalam menyusun skripsi ini.
4. Sujono Riyadi S.Kep.,Ns.,M.Kes sebagai dosen penguji skripsi yang telahbanyak memberikan masukan pada skripsi ini.
5. Puskesmas Jetis 1, Puskesmas Pundong, Puskesmas Pleret dan Puskesmas
Pajangan di kabupaten Bantul yang memberikan kesempatan bagi saya untuk
melakukan penelitian ini.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya,
atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis
semoga karya tulis ilmiah ini berguna bagi semua.
Yogyakarta, 24 Agustus 2017
Arik Iskandar
iii
DAFRAT ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………… Hal
LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………… i
KATA PENGANTAR …………………………………………. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………. iii
DAFTAR TABEL ……………………………………………… vi
DAFTAR GAMBAR …………………………………………… vii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………… viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………… 1B. Rumusan Masalah ……………………………………... 4C. Tujuan Penelitian ………………………………………. 4
1. Tujuan umum ............................................................. 42. Tujuan khusus............................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ……………………………………... 5E. Keaslian Penelitian …………………………………….. 5
B. Puskesmas………………………………………….... 141. Definisi Puskesmas ………………………………. 142. Tujuan Puskesmas ……………………………….. 153. Fungsi Puskesmas ………………………………... 154. Ruang lingkup pelayanan Puskesmas ……………. 16
C. Akreditasi ...................................................................... 16D. Akreditasi Puskesmas ………………………………… 16
1. Definisi akreditasi Puskesmas …………………..... 162. Tujuan akreditasi Puskesmas …………………….. 173. Manfaat akreditasi Puskesmas ………………….... 174. Standar Akreditasi Puskesmas ………………….... 185. Dasar hukum akreditasi Puskesmas ……………… 196. Penentuan status akreditasi ……………………..... 20
E. Kerangka Teori …………………………..................... 21
iv
F. Kerangka Konsep.......................................................... 22G. Hipotesis ……………………………………………... 22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian............. ………………………......... 23B. Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………… 23C. Populasi dan Sampel Penelitian ……………………… 23
1. Populasi ………………………………….............. 232. Sampel …………………………………............... 243. Besar sampel …………………………………....... 24
D. Variabel Penelitian …………………………………… 24E. Definisi Operasional …………………………………. 25F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ………………… 25
1. Alat pengumpulan data …………………………... 252. Metode pengumpulan data ………………………. 27
G. Validitas dan Reliabilitas …………………………….. 271. Validitas ………………………………….............. 272. Reliabilitas ………………………………….......... 28
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ………………. 281. Metode pengolahan data …………………………. 282. Analisis data …………………………………....... 29
I. Etika Penelitian ………………………………………. 31J. Pelaksanaan Penelitian ……………………………….. 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian............................................................... 341. Gambaran Umum Lokasi penelitian........................... 342. Karakteristik Responden........................................... 363. Gambaran kinerja perawat.................................... ... 384. Hasil tabulasi silang kinerja perawat......................... .405. Analisa Bivariat......................................................... .41
B. Pembahasan.................................................................. ...421. Karakteristik responden............................................. 422. Gambaran kinerja....................................................... 433. Hubungan kinerja perawat dengan status akreditasi
Latar Belakang : untuk meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas maka KementrianKesehatan mengeluarkan peraturan Kementrian Kesehatan no 46 tahun 2015 tentangakreditasi Puskesmas. Mutu pelayanan menggambarkan kinerja dari petugaskesehatan, kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau kelompokorang dalam organisasi. Evaluasi terhadap kinerja dapat meningkatkan dari mutupelayanan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Puskesmas Pundong didapatkanbahwa kinerja perawat di Puskesmas Pundong termsuk dalam kategori baik itu dilihatdari asuhan keperawatan yaang telah tercapai lebih dari 75%.Tujuan Penelitian :Untuk mengetahui hubungan kinerja perawat di pusat kesehatanmasyarakat atau Puskesmas dengan status Akreditasi Puskesmas di kabupaten Bantul,Yogyakarta.Metode Penelitian :Penelitian ini adalah kuntitatif dalam bentuk korelasi denganpendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat di 4puskesmas yang terakreditasi dikabupaten Bantul. Jumlah sampel pada penelitian inisebanyak 34 responden dengan teknik sampling yang digunakan adalah totalsampling. Teknik analisis data menggunakan uji sommers’d.Hasil Penelitian :Sebagain besar perawat mempunyai kinerja baik (58,8%) denganrentang usia perawat 30 – 45 tahun sebanyak 12 perawat (35,3%), 13 perawat(38,2%) dengan jenis kelamin perempuan, 15 perawat (44,1%) dengan tingkatpendidikan DIII dan 16 perawat (47,1%) telah bekerja lebih dari 5tahun. Hasil pvalue: 0,505.Kesimpulan :Tidak ada hubungan yang signifikan antara kinerja perawat diPuskesmas dengan Status Akreditasi Puskesmas di kabupaten Bantul.Kata Kunci :kinerja, akreditasi Puskesmas
xi
RELATIONS NURSE PERFORMANCE IN THE CENTER OF PUBLIC
HEALTH (PHC) WITH PUBLIC HEALTH CENTERS ACCREDITATION
STATUS IN THE DISTRICT BANTUL
YOGYAKARTA
ABSTRACT
Background: to improve the quality of health center (Puskesmas) services theMinistry of Health issued a Health Ministry regulation No. 46 in 2015 on theaccreditation of Puskesmas. Quality of service describes the performance of healthworkers, the performance is the result of work that can be accomplished person orgroup of people within the organization. Evaluation of the performance can improveon the quality of service. Based on the results of a preliminary study in PuskesmasPundong found that the performance of nurses at Public health centers included ingood categories it can be seen from the nursing care which has reached more than75%.Objective:To determine the relationship of the performance of nurses in the healthcenter with accreditation status of Puskesmas in the districts of Bantul, Yogyakarta.Methods:This study is quantitative in the form of correlation with approach crosssectional. The population in this study were all nurses at accredited four PHC in thecounty Bantul. Number of samples in this study were 34 respondents to the samplingtechnique used is total sampling. Data were analyzed using sommers'd test.Results:The majority of nurses had a good performance (58.8%) with an age range ofnurses 30-45 years as many as 12 nurses (35.3%), 13 nurses (38.2%) with the femalegender, 15 nurses (44 , 1%) with education level DIII and 16 nurses (47.1%) haveworked for more than 5 years. Statistical test results p value: 0.505.Conclusion:There is no significant relationship between the performance of nurses inhealth centers with Accreditation Status Puskesmas in Bantul district.
Keywords: performance, accreditation Health Center (Puskesmas)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan kesatuan organisasi
fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh,
terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat. Dengan peran
serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan
masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa
mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes, 2009). Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan perventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi tingginya diwilayah kerjanya (Permenkes, 2015).
Puskesmas dijadikan ujung tombak pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat hal itu karena keberadaan Puskesmas dan Puskesmas pembantu yang
menyebar kesemua daerah disetiap kelurahan, kecamatan, kabupaten. Keberadaan
Puskesmas lebih dekat dengan masyarakat dari pada rumah sakit, dimana
keberadaan rumah sakit ditingkat kecamatan relatif sedikit, sebagian besar
ditingkat kabupaten atau provinsi saja. Disamping itu biaya periksa, biaya obat
relatif lebih murah, dan prosedurnya lebih mudah di Puskesmas dari pada rumah
sakit (Permenkes, 2015).
Puskesmas sendiri dituntut untuk lebih bermutu sesuai dengan masalah
masyarakat yang potensial berkembang di wilayah kerjanya masing-masing.
Dengan jangkauan yang luas hingga ke pelosok desa, pelayanan Puskesmas yang
bermutu dapat meningkatkan status kesehatan masyarakat di desa. Dengan
semakin berkembangnya masyarakat kelas menengah, maka tuntutan untuk
mendapatkan pelayanan bermutu juga meningkat, sehingga untuk menghadapi hal
itu diupayakan suatu program untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
2
dengan tujuan antara lain memberikan kepuasan kepada masyarakat
(Muninjaya,2004).
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat
pemerintah melalui Kementrian Kesehatan mengeluarkan peraturan Kementrian
Kesehatan No 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas. Melalui akreditasi ini
manajemen puskesmas diharapkan dapat menerapkan prosedur standar dengan
baik sehingga masyarakat merasa puas atas pelayanan yang diberikan. Akreditasi
adalah pengakuan yang di berikan oleh lembaga independen penyelenggara
Akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan setelah memenuhi standar
Akreditasi.
Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan No 46 tahun 2015 tentang
Akreditasi Puskesmas, tujuan utama Akreditasi Puskesmas adalah untuk
pembinaan peningkatan mutu, dan sistem penyelenggaraan pelayanan, Akreditasi
bukan sekedar penilaian untuk mendapatkan sertifikat tetapi dengan di
laksanakannya akreditasi ini diharapkan Puskesmas mampu meningkatkan mutu
pelayanannya. Dengan meningkatnya mutu pelayanan Puskesmas ini di harapkan
masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan dengan mudah dan
berkualitas. Dengan ini tujuan pemerintah untuk meningkatkan status kesehatan
masyarakat, sesuai dengan Rencana Strategis Kementrian Kesehatan RI 2015 –
2019.
Mutu pelayanan menggambarkan kinerja dari petugas kesehatan, kinerja
merupakan hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam
suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing,
dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak
melanggar hukum dan sesuai dengan norma dan etika (Prawirosentono dan
Primasari, 2015). Inti dari kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang
menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan. Salah satu upaya terwujudnya kinerja petugas kesehatan yang baik
adalah adanya kerjasama lintas sektoral yang terkait dengan kesehatan. Agar
pelayanan keperawatan di Puskesmas terwujud maka pelayanan keperawatan
perlu ditingkatkan mutunya. Mutu pelayanan keperawatan sebagai indikator
3
kualitas pelayanan kesehatan serta menjadi salah satu faktor penentu citra institusi
pelayanan kesehatan di masyarakat. Salah satu indikator dari mutu pelayanan
keperawatan itu adalah apakah pelayanan keperawatan yang di berikan itu
memuaskan pasien atau tidak (Nursalam, 2011).
Perbaikan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas umumnya dimulai oleh
tenaga keperawatan. Keperawatan sendiri merupakan tenaga profesional dengan
jumlah terbesar dalam sistem pelayanan kesehatan. Evaluasi terhadap kinerja
perawat dapat dinilai berbagai hal yang berkaitan dengan pekerjaan yang
dilakukan perawat, yaitu kualitas pekerjaan yang diselesaikan, kuantitas
pekerjaan, tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan, dan inisiatif serta
ketepatan dalam bekerja. Di samping itu, evaluasi kinerja perawat juga dapat
dilakukan dengan menilai berbagai aspek yang disesuaikan dengan tingkat atau
jabatan perawat. Aspek tersebut, antara lain prestasi kerja, tanggung jawab,
ketaatan, kejujuran, kerja sama, prakarsa dan kepemimpinan (Kuntoro, 2010).
Dari data yang di peroleh dari Dinas Kesehatan kabupaten Bantul status
kesehatan masyarakat kabupaten Bantul semakin meningkat, itu dapat di lihat dari
indikator status kesehatannya yaitu umur harapan hidup, angka kematian, angka
kesakitan dan angka status gizi. Umur harapan hidup meningkat dari tahun 2014
umur harapan hidup masyarakat wilayah kabupaten Bantul 73,22 Tahun
meningkat di tahun 2015 menjadi 73,24 Tahun. Angka kematian ibu menurun di
bandingkan tahun 2014 pada tahun 2015 sebanyak 11 kematian atau AKI sebesar
87,5 per 100,000 kelahiran hidup, menurun secara signifikan dibanding tahun
2014 sebanyak 14 kasus kematian ibu atau AKI sebesar 104,7 per 100.000
kelahiran hidup, angka kematian bayi juga menurun dari pada tahun sebelumnya
yaitu pada tahun 2014 8,75/1.000 menjadi 8,35/1.000 pada tahun 2015.
Berdasarkan data yang di peroleh dari Dinas Kesehatan kabupaten Bantul
pada tanggal 16 Desember 2016 di peroleh data bahwa terdapat dua belas
Puskesmas yang sudah terakreditasi dari dua puluh tujuh Puskesmas yang terdapat
di kabupaten Bantul, dua puskesmas terakreditasi Dasar yaitu Puskesmas Jetis I
dan Puskesmas Jetis II, enam Puskesmas terakreditasi Madya di antaranya yaitu
Setelah dilakukan survei akreditasi maka selanjutnya dilakukan penilaian
serta penentuan status akreditasi puskesmas tersebut, adapun penilaian tiap
akreditasinya yaitu tidak terakreditasi jika penilaian bagian pertama
(administrasi dan manajemen puskesmas) yang terdiri bab I ( penyelenggaraan
pelayanan puskesmas), bab II ( kepemimpinan dan manajemen Puskesmas) bab
III (peningkatan mutu puskesmas) kurang dari 75 % dan bagian kedua (progam
puskesmas) yang terdiri dari bab IV ( progam puskesmas yang berorientasi
sasaran), bab V (kepemimpinan dan manajemen progam puskesmas), dan bab
VI (sasaran kinerja dan MDG’s) kurang dari 60 % dan bagian ke tiga
(pelayanan puskesmas) yang terdiri dari bab VII (layanan klinis yang
berorientasi pasien), bab VIII (manajemen penunjang layanan klinis) dan bab
IX (peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien) kurang dari 20%.
Terakreditasi dasar jika penilaian bagian pertama (administrasi dan
manajemen puskesmas) yang terdiri bab I ( penyelenggaraan pelayanan
puskesmas), bab II ( kepemimpinan dan manajemen Puskesmas) bab III
(peningkatan mutu puskesmas) lebih dari 75 % dan bagian kedua (progam
puskesmas) yang terdiri dari bab IV ( progam puskesmas yang berorientasi
sasaran), bab V (kepemimpinan dan manajemen progam puskesmas), dan bab
VI (sasaran kinerja dan MDG’s) lebih dari 60 % dan bagian ke tiga (pelayanan
puskesmas) yang terdiri dari bab VII (layanan klinis yang berorientasi pasien),
bab VIII (manajemen penunjang layanan klinis) dan bab IX (peningkatan mutu
klinis dan keselamatan pasien) lebih dari 20%.
Terakreditasi madya jika penilaiannya bab I ( penyelenggaraan pelayanan
puskesmas), bab II ( kepemimpinan dan manajemen Puskesmas) bab III
(peningkatan mutu puskesmas), bab IV ( progam puskesmas yang berorientasi
sasaran), bab V (kepemimpinan dan manajemen progam puskesmas) lebih dari
75% , dan bab VI (sasaran kinerja dan MDG’s), bab VII (layanan klinis yang
berorientasi pasien) lebih dari 60%, dan bab VIII (manajemen penunjang
46
layanan klinis) dan bab IX (peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien)
lebih dari 20%.
Terakreditasi madya jika penilaiannya bab I ( penyelenggaraan pelayanan
puskesmas), bab II ( kepemimpinan dan manajemen Puskesmas) bab III
(peningkatan mutu puskesmas), bab IV ( progam puskesmas yang berorientasi
sasaran), bab V (kepemimpinan dan manajemen progam puskesmas) bab VI
(sasaran kinerja dan MDG’s), bab VII (layanan klinis yang berorientasi pasien)
lebih dari 75%, dan bab VIII (manajemen penunjang layanan klinis) dan bab
IX (peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien) lebih dari 60%.
Terakreditasi paripurna jika pencapaian nilai semua bab lebih dari 75%.
Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan somers,d didapatkan hasil
bahwa nilai p value sebesar 0,505 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara kinerja perawat puskesmas dengan
status akreditasi Puskesmas di kabupaten Bantul. Hasil penelitian ini
membuktikan bahwa kinerja perawat tidak ada hubungannya dengan status
akreditasi Puskesmas, ini menjelaskan bahwa akreditasi puskesmas tidak hanya
dari kinerja petugas kesehatannya akan tetapi ditunjang dari berbagai aspek
yang telah di tetapkan oleh Permenkes No 46 tahun 2015 tentang Standar
Akreditasi Puskesmas terdiri dari 3 bagian dan 9 bab.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan yang mengakibatkan
hasilnya belum sesuai yang diharapkan. Keterbatasan tersebut
meliputi:
1. Terbatasnya peneliti dalam memperoleh kriteria penilian akreditasi di
setiap Puskesmas.
2. Lamanya waktu penelitian diakibatkan oleh banyaknya perawat yang
mengambil cuti setelah hari raya.
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Kinerja perawat di Puskesmas Jetis 1 sebagian besar dalam kategori Baik
yaitu sebanyak 5 perawat (71,4%) dari 7 perawat.
2. Kinerja perawat di Puskesmas Pundong sebagian besar dalam kategori cukup
yaitu sebanyak 5 perawat (55,6%) dari 9 perawat.
3. Kinerja perawat di Puskesmas Pleret sebagian besar dalam kategori baik yaitu
sebanyak 8 perawat (80%) dari 10 perawat.
4. Kinerja perawat di Puskesmas Pajangan sebagian besar dalam kategori cukup
yaitu sebanyak 5 perawat (62,5%) dari 8 perawat.
5. Tidak terdapat hubungan antara kinerja perawat di Puskesmas dengan status
akreditasi Puskesmas di kabupaten Bantul, Yogyakarta.
B. Saran
Beberapa saran yang dapat penulis berikan antara lain adalah :
1. Bagi Puskesmas
Setiap Puskesmas hendaknya mengevaluasi secara berkala kinerja petugas
kesehatan, terutama perawat dikarenakan jumlah petugas kesehatan
terbanyak.
2. Bagi peneliti selanjutnya.
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti kinerja seluruh petugas
kesehatan di Puskesmas yang terakreditasi di kabupaten Bantul tidak hanya
dari kinerja perawat saja.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. (2014). Manajemen dan evaluasi kinerja karyawan. Yogyakarta:Aswaja Pressindo.
Anwar, H. (2014).“Hubungan kinerja perawat terhadap tingkat kepuasan pasienpengguna Yankestis dalam pelayanan keperawatan di RSUD Syech Yusufka. Gowa” . Jurnal kesehatan. Volume VII no 2/2014
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian : suatu pendekatan praktik. Jakarta :Rineka Cipta.
Asmuji. (2010). Hubungan faktor karakteristik perawat dengan kinerja perawatdalam pendokumentasian asuhan keperawatan di intalasi rawat inap RSUDR. Koesnadi Bondowoso, The Indonesian journal of health science,Vol 1, no 1.
Dahlan, S.(2014). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta :Epidemiologi Indonesia.
Departemen Kesehatan. (2009). Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.Dinas Kesehatan Bantul. (2016). Laporan kinerja dinas Kesehatan Bantul tahun
2015. Diakses dari dinkes.bantulkab.go.idDinas Kesehatan Bantul. (2016). Laporan kinerja dinas Kesehatan Bantul tahun
Ginting, A.(2016). “Hubungan Pengetahuan Tentang Akreditasi Rumah Sakit danKarakteristik Individu dengan Kinerja Perawat di Rumah Sakit MitraSejati Medan”. Repositoru : USU
Hafid, Anwar (2014). Hubungan kinerja perawat terhadap tingkat kepuasan pasienpengguna yankestis dalam pelayanan keperawatan di RSUD Syech YusufKab. Gowa, Jurnal kesehatan, vol VII, no 2.
Herlambang, S.(2016). Manajemen pelayanan kesehatan rumah sakit. Yogyakarta: gosyen Publishing
Hidayat, A, A.(2014). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data.Jakarta : Salemba Medika
.(2014). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data. Jakarta :Salemba Medika.
Ilyas, Y. (2002). Kinerja teori penilaian dan penelitian., Edisi revisi., Fekom UI.Jakarta
Kementrian Kesehatan RI. (2015).Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2015-2019. Diakses dari www.depkes.co.id (diakses tanggal 5 februari 2017 ).
Kuntoro, A. (2010), Manajemen keperawatan, Penerbit Muha MedikaYogyakarta.
LAN. (2010). Laporan akuntabilitas kinerja intansi pemerintah. Diakser darihttp:/ppid.lan.go.id (diakses tanggal 20 April 2017 ).
Mashuri, (2013). Gambaan kinerja perawat di Puskesmas Baranti dan PuskesmasManisa kabupaten Sindereng Rapang. The Indonesian journal of healthscience, Vol 1, no 1
Menteri Kesehatan RI. (2015). Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNo. 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri DokterGigi. Diakses dari www.hukor.depkes.co.id (diakses tanggal 16 januari2017 ).
Menteri Kesehatan RI. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNo. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas.
Muninjaya, Gde, A. A. (2004), Manajemen kesehatan, Penerbit Buku KedokteranEGC Edisi 3. Penerbit Salemba Medika Jakarta.
Notoatmodjo, S. (2012). Pendidikan Ilmu dan perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.. (2012). Metode penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam. (2002). Manajemen keperawatan dan aplikasi dalam praktekkeperawatan profesional. Jakarta : Salemba Medika
Nursalam. (2011). Manajemen keperawatan dan aplikasi dalam Praktekkeperawatan profesional. Jakarta : Salemba Medika.
. (2013). Metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
. (2015). Manajemen keperawatan dan aplikasi dalam Praktek keperawatanprofesional.Jakarta : Salemba Medika.
Prawirosentono,S. & Primasari.D. (2015). Manajemen sumber daya manusia :kinerja dan motivasi karyawan. Yogyakarta :BPFE