Top Banner
HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS NAGRAK SUKABUMI Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep) Disusun oleh PUJI PERTIWI ILAHI 1112104000004 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M
132

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS TERHADAP … · 2016. 10. 9. · BPJS terhadap kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Nagrak Sukabumi. Ini adalah penelitian analitik dengan

Oct 20, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS

    TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI

    PUSKESMAS NAGRAK SUKABUMI

    Skripsi

    Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

    Gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep)

    Disusun oleh

    PUJI PERTIWI ILAHI

    1112104000004

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1437 H/2016 M

  • ii

    LEMBAR PERNYATAAN KARYA

  • iii

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    Skripsi, Juni 2016

    Puji Pertiwi Ilahi, NIM: 1112104000004

    Hubungan Kepuasan Pasien Pengguna BPJS Terhadap Kualitas Pelayanan

    Kesehatan di Puskesmas Nagrak Sukabumi

    xvi+72halaman+10 tabel+2 gambar+9lampiran

    ABSTRAK

    Kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk dapat hidup layak dan

    produktif, untuk itu diperlukan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang

    terkendali biaya dan kualitasnya. Seperti yang tercantum dalam undang-undang

    Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan ditegaskan bahwa setiap orang

    mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atau sumber daya di bidang

    kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan

    terjangkau. Salah satu tujuan dari peningkatan mutu layanan kesehatanadalah

    kepuasan pasien. Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang

    muncul setelah membandingkan antara kesan terhadap kinerja atau hasil produk

    dan harapan-harapnnya.Ada dua komponen yang akan mempengaruhi tingkat

    kepuasan pasien, yaitu komponen harapan pasien dan komponen kinerja layanan

    kesehatan. Mengukur tingkat kepuasan pasien tidak mudah , karena upaya untuk

    memperoleh informasi yang diperlukan untuk mengukur tingkat kepuasan pasien

    akan berhadapan dengan suatu kendala kultural, yaitu terdapatnya suatu

    kecenderungan masyarakat yang enggan atau tidak mau mengemukakan kritik,

    apalagi terhadap fasilitas layanan kesehatan milik pemerintah. Tujuan penelitian

    ini adalah untuk mengetahui kepuasan pasien pengguna BPJS dan non pengguna

    BPJS terhadap kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Nagrak Sukabumi. Ini

    adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional, dengan jumlah

    sampel 100 responden yang merupakan pasien pengguna BPJS dan non pengguna

    BPJS yang pernah berobat di Puskesmas Nagrak Sukabumi. Analisis data

    menggunakanuji chi-square. Uji bivariat menunjukkan bahwa secara keseluruhan

    terdapat hubungan signifikan antara kepuasan pasien pengguna BPJS terhadap

    kualitas pelayanan kesehatan dengan nilai p sebesar 0,000 (p

  • iv

    FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

    STUDY PROGRAM NURSING SCIENCE

    STATE ISLAMIC UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

    Essay, June 2016

    Puji Pertiwi Ilahi, Student Number: 1112104000004

    Corrrelation Between BPJS User Patients' satisfactionon on the Quality of

    Health Care at Puskesmas in Nagrak, Sukabumi

    xvi+72 pages+10 tables+2 images+9attachments

    ABSTRACT Health is a basic human need to be able to live decently and productively, so that,

    it is necessary to implement health care which the costs and the quality are

    controlled.As stated in the law No. 36 of 2009 on Health, it is affirmed that every

    person has the same right to access or get resources in the field of health and

    health services that are safe, high quality, and affordable.One of the goals of

    improving the quality of health care is patient’s satisfaction. Satisfaction is a

    happy or disappointed feeling of someone who emerged after comparing the

    impression of the performance or results of products and expectations.There are

    two components that will affect the level of patient’s satisfaction, they are the

    expectation components of the patient and health service performance

    components. Measuring the patient’s satisfaction is not easy, as it attempts to

    obtain necessary information to measure the level of patient’s satisfaction will be

    faced with a cultural obstacle, namely the presence of a tendency for people who

    are reluctant or unwilling to express criticism, moreover towards the

    governmental health care facilities.The purpose of this study was to determine

    BPJS user patients’ satisfaction to quality of health services at Puskesmas in

    Nagrak Sukabumi.This is ananalitic study with cross sectional approach, with a

    sample of 100 respondents who are BPJS user and non-user patients who ever got

    treatment at Puskesmas in Nagrak Sukabumi.Data analysis by using chi-square

    test. Bivariate test shows that, overall, there is a significant correlation between

    BPJS user and non-user patients’ satisfaction to quality of health services with p

    value of 0.000 (p

  • v

    PERNYATAAN PERSETUJUAN

  • vi

    LEMBAR PENGESAHAN

  • vii

    LEMBAR PENGESAHAN

    SKRIPSI DENGAN JUDUL

  • viii

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Nama Lengkap : Puji Pertiwi Ilahi

    Tempat, Tanggal Lahir : Sukabumi, 6 Juni 1994

    Jenis Kelamin : Peremupuan

    Agama : Islam

    Status : Belum Menikah

    Alamat : Desa Girijaya Rt 04/RW 10, Kecamatan Nagrak

    Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

    Telepon : 081295752145/085871391935

    E-mail : [email protected]

    Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan /

    Program Studi Ilmu Keperawatan

    Riwayat Pendidikan

    1. SD Negeri Bojong Kawung Hilir 2000 – 2006

    2. MTS Darul Ikhsan 2006 – 2009

    3. SMA Negeri 1 Cibadak 2009 – 2012

    4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2012 – Sekarang

    Riwayat Organisasi

    1. Staff BEM FKIK bagian Kesenian dan Olahraga 2012 – 2013

    2. Panitia OPAK BEM FKIK 2013

    3. Panitia OPAK BEM FKIK 2014

    mailto:[email protected]

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah mencurahkan

    rahmat dan hidayah-NYA, salawat serta salam tetap tercurah limpahkan kepada

    junjungan Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelsesaikan skripsi

    dengan judul“Hubungan Kepuasan Pasien Pengguna BPJSTerhadap Kualitas

    Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Nagrak” guna memenuhisyarat untuk

    mencapai gelar sarjana keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan

    Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.

    Proses yang berharga dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari

    inspirasi, motivasi, doa dan juga bantuan dari banyak pihak yang berbaik hati.

    Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor Universitas Islam

    Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Bapak Dr Arif Sumantri S.KM, M.Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran

    dan Ilmu Kesehatan (FKIK), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Ibu Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc, selaku Ketua Program Studi Ilmu

    Keperawatan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan juga selaku

    pembimbing 2 yang telah memberikan waktunya dan arahan selama

    penyusunan skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan tanggung

    jawab yang diberikan.

    4. Ibu Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp. KMB selaku Sekretaris Program Studi

    Ilmu Keperawatan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

  • x

    5. Ibu Puspita Palupi M.Kep, Sp.Mat selaku Dosen Pembimbing Akademik

    6. Bapak Karyadi, S.Kp.,M.Kep., PhD selaku pembimbing 1 yang telah

    memberikan waktunya dan arahan selama penyusunan skripsi ini sehingga

    penulis dapat menyelesaikan tanggung jawab yang diberikan.

    7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam

    Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak Ilmu

    kepada penulis

    8. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Kepala Puskesmas Nagrak

    dan staffyang telah memberikan izin penelitian dan membantu penulis

    dalam perolehan data.

    9. Ayah, ibu dan kakak tercinta serta seorang tersayang yang selalu

    memberikan kasih sayang, do’a dan semangat tiada henti.

    10. Seluruh teman-teman Ilmu Keperawatan 2012, sahabat skripsi (Ali) yang

    turut membantu dalam perolehan data, terimakasih atas dukungan, canda

    tawa, semangat dan bantuanya

    11. Dan Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

    banyak membantu

  • xi

    Semoga semua kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak mendapat

    balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

    sempurna. Maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun sebagai

    evaluasi penelitian mendatang. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

    bagi pembaca dan semua pihak.

    Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Jakarta, Januari 2016

    Penulis,

    Puji Pertiwi Ilahi

  • xii

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................................. ii

    ABSTRAK ........................................................................................................................ iii

    ABSTRACT ...................................................................................................................... iv

    PERNYATAAN PERSETUJUAN................................................................................... v

    LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................. vi

    LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................ vii

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... viii

    KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xiv

    DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xv

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xvi

    BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

    A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

    B. Rumusan masalah ................................................................................................... 7

    C. Tujuan penelitian .................................................................................................... 7

    D. Manfaat penelitian .................................................................................................. 8

    E. Ruang lingkup ......................................................................................................... 8

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 10

    A. Kepuasan Pasein ................................................................................................... 10

    B. Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) ................................................ 23

    C. Kualitas Pelayanan kesehatan ............................................................................... 30

    D. Pelayanan kesehatan PUSKESMAS ..................................................................... 31

    E. Kerangka Teori ..................................................................................................... 38

    BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS

    PENELITIAN .................................................................................................................. 39

    A. Kerangka Konsep .................................................................................................. 39

  • xiii

    B. Hipotesis penelitian ............................................................................................... 40

    C. Definisi Operasional ............................................................................................. 41

    BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................................ 43

    A. Desain Penelitian .................................................................................................. 43

    B. Populasi dan Sampel ............................................................................................. 43

    C. Tekhnik Pengambilan Sampel .............................................................................. 44

    D. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................................ 45

    E. Instrumen penelitian .............................................................................................. 46

    F. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................................................ 47

    G. Metode Pengumpulan Data ................................................................................... 49

    H. Pengolahan Data ................................................................................................... 50

    I. Tekhnik Analisa Data............................................................................................ 51

    J. Etika Penelitian ..................................................................................................... 52

    BAB V HASIL PENELITIAN ....................................................................................... 55

    A. Gambaran Umum Tempat Penelitian .................................................................... 55

    B. Hasil Analisis Univariat ........................................................................................ 58

    C. Hasil Analisis Bivariat .......................................................................................... 59

    BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................................ 65

    A. Karakteristik responden ........................................................................................ 65

    B. Kepuasan Pasien Pengguna BPJS dan non BPJS terhadap Kualitas Pelayanan ... 67

    BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 76

    A. Kesimpulan ........................................................................................................... 76

    B. Saran ..................................................................................................................... 77

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • xiv

    Daftar Tabel

    3.1 Definisi operasional ............................................................................................. 42

    5.1 Frekuensi responden menurut jenis kelamin ........................................................ 58

    5.2 Gambaran responden menurut usia ...................................................................... 58

    5.3 Frekuensi responden menrut pekerjaan ................................................................ 59

    5.4 Kepuasan Pasien BPJS dan non BPJS ................................................................. 60

    5.5 Dimensi Tangibles ............................................................................................... 61

    5.6 Dimensi Reliability............................................................................................... 62

    5.7 Dimensi Responsiveness ...................................................................................... 62

    5.8Dimensi Emphaty .................................................................................................. 63

    5.9 Dimensi Assurance .............................................................................................. 64

  • xv

    Daftar Gambar

    2.1 Kerangka Teori..................................................................................................... 38

    3.1 Kerangka Konsep Penelitian ................................................................................ 40

  • xvi

    Daftar Lampiran

    Lampiran 1 Dokumen Perijinan

    Lampiran 2 Inform Consent

    Lampiran 3 Lembar Kuesioner identitas responden

    Lampiran 4 Lembar Kuesioner Kepuasan Pasien

    Lampiran 5 Rekapitulasi Jawaban Responden

    Lampiran 6 Uji Univariat

    Lampiran 7 Uji Normalitas

    Lampiran 8 Uji Bivariat

    Lampiran 9 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk dapat hidup

    layak dan produktif, untuk itu diperlukan penyelenggaraan pelayanan

    kesehatan yang terkendali biaya dan kualitasnya. Seperti yang tercantum

    dalam undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan

    ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam

    memperoleh akses atau sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh

    pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Selain itu

    dalam pasal 28 H ayat (1) dinyatakan bahwa “setiap orang hendak hidup

    sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan

    hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”

    dan pasal 34 ayat (3) “Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas

    pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang baik. (Suaib

    dkk,2015)

    Pusat kesehatan masyarakat (PUSKESMAS) sebagai salah satu

    fasilitas pelayanan kesehatan umum yang memberikan pelayanan secara

    menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam

    bentuk kegiatan pokok. Pelayanan puskesmas yang secara mneyeluruh

    meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif (upaya pencegahan),

    promotif (peningkatan kesehatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).

  • 2

    Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, dengan tidak

    membedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan dalam

    kandungan sampai tutup usia. (Fery dan Makhfudli,2009)

    Setelah ada program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

    dari pemerintah masyarakat dapat lebih mudah menggunakan pelayanan

    kesehatan, mulai dari masyarakat dengan status ekonomi rendah hingga

    masyarakat dengan status ekonomi tinggi, mulai dari pelayanan primer

    hingga pelayanan sekunder. Namun, setelah setahun program BPJS ini

    berjalan selalu ada berbagai macam tanggapan dari masyarakat pengguna

    BPJS.

    Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lontaan (2014) tentang

    kepuasan pasien pengguna BPJS kesehtan menyatakan bahwa pasien

    pengguna layanan BPJS kesehatan yang ada di RSUP Kandou Malalayang

    masih dirasakan kurang disosialisasikan dengan baik, dimana masih

    banyaknya peserta BPJS kesehatan yang belum mengetahui tentang

    mekanisme penggunaan layanan BPJS kesehatan, termasuk tentang

    tanggungan biaya rawat inap maupun pembelian obat-obatan yang tidak

    keseluruhan ditanggung oleh BPJS kesehatan khusus untuk pasien BPJS

    kesehatan di RSUP Kandou Malalayang (Lontaan,2014).

    Selain itu ada penelitian yang dilakukanWidiasih dkk (2014)

    tentang persepsi masyarakat terhadap pelayanan BPJS di RSI Kendal.

    Penelitian menunjukkan dari 215 responden, 45,1% atau sebanyak 97

    orang mempunyai persepsi baik terhadap pelayanan BPJS kesehatan dan

  • 3

    15,8% atau 34 orang mempunyai persepsi sangat baik, dan yang terakhir

    39,1% atau 84 orang mempunyai persepsi tidak baik.

    Berikutnya penelitian yang dilakukan Kusumawati (2013) tentang

    Perbedaan Kepuasan Pasien Pengguna Asuransi Perusahaan dan Non

    Asuransi Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan di Bangsal Rawat Inap

    Rumah Sakit Islam Surakarta, menyimpulkan bahwa tingkat kepuasan

    pasien asuransi perusahaan terhadap pelayanan kesehatan di bangsal rawat

    inap Rumah Sakit Islam Surakarta yang lebih rendah bila dibandingkan

    dengan tingkat kepuasan pasien non asuransi, tingkat kepuasan pasien non

    asuransi terhadap pelayanan kesehatan di bangsal rawat inap Rumah Sakit

    Islam Surakarta lebih besar bila dibandingkan pada pasien asuransi

    perusahaan, dan kesimpulan terakhir menyatakan ketidakpuasan pasien

    asuransi perusahaan terletak pada proses administrasi kasir yang lama.

    Namun selain kekurangan dari kepuasan pasein BPJS terhadap

    pelayanan kesehatan, adapula beberapa penelitian yang menyatakan bahwa

    pengguna BPJS puas terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan.

    Diantaranya adalah: penelitian yang dilakukan oleh Prakoso (2015)

    tentang Efektivitas Pelayanan Kesehatan BPJS di Puskesmas Kecamatan

    Batang menyatakan bahwa mutu yang diberikan sudah baik, dimana hasil

    yang didapat dari respondensebesar 82% masuk dalam kriteria efektif, hal

    ini menunjukkan bahwa mutu yang diberikan terhadap peserta BPJS

    Kesehatan kecamatan Batang sudah sesuai dengan yang diharapkan

    masyarakat dansudah sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan

    dalam peraturan yang berlaku (Prakoso,2015)

  • 4

    Selain itu, penelitian yang di lakukan Widyatmoko (2012)

    menyatakan bahwa mayoritas pasien rawat inap kelas III RSUD Kota

    Madiun merasa puas dengan kinerja dari pihak RSUD Kota Madiun dalam

    memberikan pelayanan kesehatan program BPJS

    Menurut Hartono (2010) kepuasan pasien adalah suatu keadaan

    yang dirasakan pasien setelahia mengalami suatu tindakan atau hasil dan

    memenuhi harapannya. Sedangkan menurut Pohan (2006) kepuasanpasien

    adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari

    kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasein

    membandingkannya dengan apa yang diharapkannya.

    Kepuasan pasien berhubungan dengan mutu pelayanan kesehatan.

    Jika suatu instansi kesehatan salah satunya Puskesmas akan melakukan

    upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan, pengukuran tingkat

    kepuasan pasien harus dilakukan. Melalui pengukuran tersebut, dapat

    diketahui sejauh mana dimensi-dimensi mutu layanan kesehatan yang

    telah diselenggarakan dapat memenuhi harapan pasien.

    Dalam mengukur kualitas jasa pelayanan (service quality) dapat

    digunakan dimensi kualitas jasa yang dikemukakan oleh Zeithmal, Berry,

    Parasuraman (1985). Kelima karakteristik tersebut adalah: Pertama,

    Tangibles (bukti langsung) meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai

    dan sarana komunikasi. Kedua, Reliability (keandalan) yaitu kemampuan

    memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan

    memuaskan. Ketiga, Responsiveness (daya tanggap) yaitu keinginan para

  • 5

    staff untuk membentuk para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan

    tanggap. Keempat, assurance (jaminan yang mencakup pengetahuan,

    kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf

    bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan.

    Dari hasil studi pendahuluan yang di lakukan di Puskesmas Nagrak

    melalui wawancara, di dapatkan hasil bahwa pasien pengguna BPJS

    mengatakan terkadang mereka harus berulang kali ke puskesmas jika obat

    sudah habis namun sakitnya belum hilang. Pada Pasien non BPJS peneliti

    menemukan beberapa pandangan terkait BPJS, 3 dari 5 mengatakan lebih

    baik membayar karena tidak ingin ribet mengurusi BPJS dan 2 dari 5

    mengatakan jika menggunakan BPJS takut tidak dilayani dengan

    maksimal.

    Keluhan lain pengguna BPJS yang ditemukan yaitu, 2 dari 5 pasien

    yang diwawancarai mengatakan sedikit tidak nyaman dengan pelayanan

    salah seorang dokter yang bertugas di puskesmas tersebut. Mereka

    mengatakan bahwa terkadang dokter tersebut berbicara dengan keras dan

    wajah yang sedikit tidak ramah sehingga membuat mereka tidak nyaman

    dengan pelayanan yang diberikan.

    Selama melakukan studi pendahuluan peneliti mengobservasi

    pelayanan kesehatan yang diberikan oleh petugas. Dari hasil observasi

    peneliti mengambil beberapa kesimpulan diantaranya: pada tempat

    pendaftaran pengguna BPJS sangat antri memanjang dan tidak semua

    orang mendapat tempat duduk, sehingga hal tersebut akan membuat pasien

  • 6

    merasa kurang nyaman.Lain halnya di tempat pendaftaran non pengguna

    BPJS atau umum, pasien tidak perlu berdesak-desakan untuk mengantri

    karena tempat duduk yang disediakan sudah cukup. Tempat duduk yang

    disediakan pada masing-masing tempat pendaftaran terbuat dari kayu yang

    ditempelkan menggunakan paku pada tiang, dengan kapasitas masing-

    masing kursi untuk 10 orang.Pada tempat pendaftaran pengguna BPJS

    terkadang terjadi kesalahan koneksi internet sehingga membuat pelayanan

    sedikit terhambat dan akhirnya pendaftaran dilakukan secara manual,

    petugas pendaftaran pasien BPJS mengatakan hal tersebut membuat

    mereka harus kerja dua kali dan terkadang membuat mereka lelah karena

    pasien yang berkunjung tidak sedikit. Contohnya ketika peneliti

    melakukan studi pendahuluan, ada 97 pasien BPJS yang mendaftar dan

    dilakukan secara manual oleh petugas pendaftaran BPJS. Hal tersebut bisa

    saja mempengaruhi kinerja petugas pelayanan dan akan berdampak pada

    pelayanan yang diberikan. Antrian tersebut pun terjadi pada ruang tunggu

    pengambilan obat. Pada salah satu poli pelayanan pengguna BPJS harus

    membawa berkas-berkas tertentu agar bisa dilayani, jika penyampaian

    informasi sudah merata maka pasien akan membawa langsung berkas apa

    saja yang dibutuhkan namun jika penyampaian informasi tidak merata

    pasien harus kembali untuk melengkapi berkas-berkas tersebut sehingga

    pelayanan tidak bisa dilakukan saat itu juga dan akan mempengaruhi

    kepuasan pasien tersebut. Sedangkan pada pasien umum tidak perlu

    membawa berkas apapun, mereka cukup membayar dan akan langsung

    dilayani pada saat itu juga.

  • 7

    B. Rumusan masalah

    Pertanyaan penelitian

    a. Bagaimana kepuasan pasien pengguna BPJS terhadap pelayanan

    kesehatan di puskesmas nagrak

    b. Bagaimana kepuasan pasien non BPJS terhadap pelayanan

    kesehatan di puskesmas nagrak

    c. Adakah perbedaan kepuasan pasien pengguna BPJS dan non BPJS

    terhadap pelayanan kesehatan di puskesmas nagrak

    C. Tujuan penelitian

    1. Tujuan umum

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepuasan

    pasien pengguna BPJS terhadap kualitas pelayanan kesehatan di

    Puskesmas Nagrak

    2. Tujuan khusus

    a. Mengidentifikasi karakteristik responden

    b. Mengidentifikasi kepuasan pasien pengguna BPJS dan non

    pengguna BPJS terhadap pelayanan kesehatan dari aspek

    Tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty di

    Puskesmas Nagrak.

  • 8

    D. Manfaat penelitian

    1. Bagi profesi Ilmu Keperawatan

    Menjadi bahan referensi untuk pengembangan Ilmu Keperawatan

    terutama dalam bidang manajemen keperawatan untuk mengetahui

    kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang di berikan di

    fasilitas kesehatan.

    2. Bagi puskesmas Nagrak

    Menjadi bahan informasi sehingga akan mudah jika ingin

    meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan melihat gambaran

    kepuasan pasien baik pengguna BPJS maupun non BPJS atau umum

    3. Bagi penelitian yang akan datang

    Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi untuk

    mengembangkan penelitian selanjutnya terkait dengan kepuasan pasien

    terhadap pelayanan kesehatan terutama Puskesmas dan dapat menjadi

    sebuah rekomendasi bagi penelitian selanjutnya

    E. Ruang lingkup

    Penelitian ini mengukur kepuasan pasien pengguna BPJS dan non

    BPJS terhadap pelayanan kesehatan yang di berikan di puskesmas dan

    dilihat perbandingan kepuasan antara pengguna BPJS dan non BPJS.

    Pengukuran kepuasan ini dinilai dari seluruh pelayanan yang diberikan,

    mulai dari bagian pendaftaran, pelayanan keperawatan, pelayanan dokter,

    dan pelayanan farmasi. Penelitian ini di lakukan kuantitatif dengan desain

    analitik. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner .

  • 9

    Responden pada penelitian ini adalah pasien pengguna BPJS dan

    non BPJS yang pernah atau sedang mendapatkan pelayanan kesehatan di

    puskesmas Nagrak dengan jumlah sampel 100 orang teknik pengambilan

    sampel ini menggunakan sampling aksidental.

  • 10

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Kepuasan Pasein

    1. Definisi kepuasan pasien

    Menurut Kotler dalam Ayu (2015), kepuasan adalah perasaan

    senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan

    antara kesan terhadap kinerja atau hasil produk dan harapan-

    harapnnya.

    Sedangkan menurut Pohan (2007), kepuasan pasien adalah suatu

    tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan

    kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkannya

    dengan apa yang diharapkannya.

    2. Teori kepuasan

    Kepuasan pasien adalah keluaran (outcome) layanan kesehatan.

    Dengan demikian, kepuasan pasien merupakan salah satu tujuan dari

    peningkatan mutu layanan kesehatan. Uji coba membuktikan bahwa

    kepuasan pasien berdampak pada keluaran dari layanan kesehatan.

    Berikut teori kepuasan dilihat dari kulitas pelayanan:

    a. Teori SERVQUAL

    Dalam teori ini terdapat lima dimensi yang digunakan

    konsumen dalam menilai kualitas pelayanan kesehatan, yaitu:

  • 11

    1) Terwujud bukti fisik (tangible)

    Dimensi ini mencakup kondisi fisik, peralatan serta

    penampilan petugas, karena jasa tidak dapat diamati

    secara langsung maka pelanggan sering kali

    berpedoman pada kondisi yang terlihat mengenai jasa

    melakukan evaluasi. Kenyataan yang berkaitan dengan

    hal ini mencakup objek yang sangat bervariasi, seperti

    penampilan petugas, karpet, tempat duduk,

    pencahayaan ruangan, warna dinding, brosur peralatan

    dan fasilitas yang digunakan.

    2) Kehandalan (reliability)

    Dimensi ini menunjukkan kemampuan Puskesmas

    dalam memberikan pelayanan yang akurat dan handal

    dapat dipercaya, bertanggung jawab terhadap apa yang

    dijanjikan, tidak pernah memberikan janji yang berlebihan

    dan selalu memenuhi janjinya. Secara umum dimensi ini

    merefleksikan konsistensi dan kehandalan dari kinerja

    organisasi. Hal ini berkaitan dengan pertanyaan berikut ini,

    apakah pelayanan yang diberikan dengan tingkat yang

    sama sesuai dari waktu ke waktu. Untuk melihat dimensi

    dapat dilihat pernyataan harapan pelanggan di bawah ini:

    a) Jika pelayanan yang unggul, menjajikan melakukan

    sesuatu pada waktu tertentu mereka akan melakukan

    hal itu

  • 12

    b) Jika pelanggan bermasalah mereka akan

    menunjukkan perhatian yang tulus untuk

    menyelesaikannya.

    c) Layanan yang unggul melayani dengan benar pada

    waktu pertama kali (tidak dengan trial dan error)

    d) Jasa pelayanan yang unggul melayani sesuai dengan

    waktu yang dijanjikan

    e) Jasa pelayanan yang unggul memiliki kebijakan

    agar hasilnya tidak ada kesalahan.

    3) Ketanggapan (responsiveness)

    Dimensi ketanggapan merefleksikan komitmen

    untuk memberikan pelayanan tepat pada waktunya, yang

    berkaitan dengan keinginan dan kesiapan petugas untuk

    melayani. Dimensi ini merefleksikan persiapan Puskesmas

    sebelum memberikan pelayanan. Untuk melihat harapan

    pada dimensi ini dapat dilihat di bawah ini:

    a) Petugas Puskesmas yang unggul memberitahukan

    secara pasti kepada pelanggan kapan pelayanan

    dilakukan.

    b) Petugas yang unggul akan meberikan pelayanan

    dengan cepat dan tepat kepada pelanggan.

    c) Pekerja yang unggul akan selalu berkeinginan untuk

    membantu pelanggan.

  • 13

    d) Petugas yang unggul tidak akan pernah terlalu sibuk

    untuk menanggapi tuntutan pelanggan

    4) Jaminan (assurance)

    Dimensi ini mencakup pengetahuan dan kesopanan

    serta kemampuan untuk memberikan kepercayaan kepada

    pelanggan. Dimensi ini merefleksikan kompetensi jasa

    pelayanan kepada pelanggan dan keamanan operasional.

    Kompetensi berkaitan dengan pengetahuan dan

    keterampilan dalam memberikan jasa, keramahan mengacu

    pada bagaimana pekerja berinteraksi dengan pelanggannya

    dan kepemilikan pelanggan, keamanan merefleksikan

    pelanggan bahwa ia bebas dari bahaya resiko dan keragu-

    raguan

    5) Perhatian (emphaty)

    Dmensi ini menunjukkan derajat perhatian yang

    diberikan kepada setiap pelanggan. Dimensi ini

    merefleksikan kemampuan pekerja untuk menyelami

    perasaan pelanggan. Sebagaimana jika pekerja itu sendiri

    mengalaminya. Dimensi ini terdiri dari tiga hal berikut:

    a) Acsessibility, mencakup kemudahan untuk

    mendekati atau menghubungi

    b) Communicaion skills, mencakup pemberian

    informasi kepada pelanggan dengan bahasa yang

  • 14

    dapat dimengerti dan mendengarkan tanggapan dan

    pertanyaan pada pelanggan.

    c) Understanding the costumer, hal ini mencakup

    perlunya usaha untuk mengetahui pelanggan dan

    kebutuhan khususnya.

    b. Teori vincent (1997)

    Vincent mengidentifikasi 10 dimensi untuk melihat kualitas

    pelayanan, yaitu ketepatan waktu pelayanan, akurasi layanan,

    kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan, tanggung

    jawab, kelengkapan, kemudahan mendapat layanan, variasi model

    layanan, layanan pribadi, kenyamanan dalam memperoleh layanan,

    dan atribut pendukung lainnya seperti lingkungan, kebersihan,

    ruang tunggu, AC, dan lain-lain

    c. Teori Etter dan Perneger (2007)

    Kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan meliputi

    aspek ketelitian dan kecermatan tenaga kesehatan, keahlian tenaga

    kesehatan, pelayanan medis, kepercayaan terhadap tenaga medis,

    selektifitas dokter dalam memberikan obat, keterbukaan tenaga

    medis dalam menjawab pertanyaan pasien dan memberi penjelasan

    tentang penyakit pasien, keselektifan dokter dalam merujuk pasien,

    kemudahan akses pelayanan, waktu tunggu, dan keramahan tenaga

    medis.

  • 15

    3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Paien

    Dikutip dari Ningrum, menurut moison, walter dan white dalam

    Haryati (2015), kepuasan pasien dipengaruhi oleh beberapa faktor

    antara lain:

    a. Karakteristik produk

    Produk merupakan kepemilikan puskesmas atau rumah

    sakit yang bersifat fisik antara lain gedung dan dekorasi.

    Karakteristik produk puskesmas atau rumah sakit meliputi

    tampilan bangunan, kebersihan dan tipe ruangan yang disediakan

    beserta kelengkapannya.

    b. Harga

    Harga merupakan aspek penting, namun yang terpenting

    dalampenentuan kualitas guna mencapai kepuasan pasien

    meskipun demikian elemen ini mempengaruhi pasien dari segi

    biaya yang dikeluarkan, biasanya semakin mahal harga perawatan

    maka pasien memiliki harpan yang lebih besar.

    c. Pelayanan

    Pelayanan disini meliputi keramahan petugas puskesmas

    atau rumah sakit. Puskesmas atau rumah sakit akan dianggap baik

    apabila memberikan pelayanan dengan baik sesuia dengan

    kebutuhan pasien pengguna BPJS. Kepuasan pasien akan muncul

    apabila pelayanan di puskesmas atau rumah sakit tersebut melayani

    dengan baik sama seperti SOP yang telah ada.

  • 16

    d. Lokasi

    Letak startegis puskesmas dan keadaan lingkungan

    puskesmas. Apabila letak puskesmas dekat dengan keramaian dan

    mudahnya transportasi serta lingkungan yang baik maka

    puskesmas tersebut akan menjadi pilihan bagi pasien. Dimana letak

    puskesmas, lingkungannya serta transportasi itu merupakan

    pertimbangan bagi pasien.

    e. Fasilitas

    Kelengkapan fasilitas puskesmas turut menentukan

    penilaian kepuasan terhadap pasien

    f. Image

    Maksudnya yaitu citra, reputasi dan kepedulian puskesmas

    terhadap lingkungannya. Image mempunyai peran penting terhadap

    kepuasan psien, dimana pasien melihat puskesmas mana yang

    bagus dan melayani dnegan baik untuk proses penyembuhan

    mereka.

    g. Desain fisual

    Tata ruang dan dekorasi puskesmas menentukan

    kenyamanan suatu puskesmas dan pasien. Desain ini harus

    disertakan dalam penyusunan strategi terhadap kepuasan pasien.

    h. Komunikasi

    Informasi yang diberikan pihak penyedia pihak jasa dan

    keluhan-keluhan penerimaan oleh penyedia jasa terutama perawat

  • 17

    dalam memberikan bantuan terhadap keluhan pasien.

    (Ningrum,2015)

    Sedangkan menurut Tjiptono (2012) kepuasan pasien

    ditentukan oleh beberapa faktor antara lain, yaitu:

    a. Kinerja

    Kinerja (performance), pelayanan inti yang telah diterima

    sangat berpangaruh pada kepuasan yang dirasakan. Wujud dari

    kinerja ini misalnya: kecepatan, kemudahan dan kenyamanan

    bagaimana perawat dalam memberikan jasa pengobatan terutama

    keperawatan pada waktu penyembuhan ynag relatif cepat,

    kemudahan dalam memnuhi kebutuhan pasien dan kenyamanan

    yang diberikan yaitu dengan memperhatikan kebersihan,

    keramahan dan kelengkapan peralatan rumah sakit.

    b. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features)

    Titik sekunder atau karakteristik pelengkap yang dimiliki

    oleh jasa pelayanan, misalnya: kelengkapan interior dan eksterior

    seperti televisi, AC, sound sistem dan sebagainya.

    c. Kehandalan (reliability)

    Sejauh mana kemungkinan kecil akan mengalami

    ketidakpuasan atau ketidaksesuaian dengan harapan atas pelayanan

    yang diberikan. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan yang dimilki

    oleh perawat didalam memberikan jasa keperawatannya yaitu

    dengan kemampuan dan pengalaman yang baik terhadap

    memberikan pelayanan keperawatan dirumah sakit.

  • 18

    d. Kesesuaian dengan spesifikasi (comformance to satisfaction)

    Yaitu sejauh mana karakteristik pelayanan memenuhi

    standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya:

    standar keamanan dan emisi terpenuhi seperti peralatan

    pengobatan.

    e. Daya tahan (durability)

    Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut digunakan.

    Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis dalam

    penggunaan peralatan rumah sakit, misalnya: peralatan bedah, alat

    transportasi dan sebagainya.

    f. Service ability

    Meliputi kecepatan, kompetensi, serta keluhan yang

    memuaskan. Pelayanan yang diberikan oleh perawat dengan

    memberikan penanganan yang cepat dan kompetensi yang tinggi

    terhadap keluhan pasien sewaktu-waktu.

    g. Estetika

    Estetika merupakan daya tarik rumah sakit yang dapat

    ditangkap oleh panca indra. Misalnya: keramahan perawat,

    peralatan rumah sakit yang lengkap dan modern, desain arsitektur

    rumah sakit, dekorasi kamar, kenyamanan ruang tunggu, taman

    yang indah dan sejuk dan sebagainya.

  • 19

    h. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality)

    Citra dan reputasi rumah sakit serta tanggung jawab rumah

    sakit. Bagaimana kesan yang diterima pasien terhadap rumah sakit

    tersebut terhadap prestasi dan keunggulan rumah sakit daripada

    rumah sakit lainnya dan tanggung jawab rumah sakit selama proses

    penyembuhan baik dari pasien masuk sampai pasien keluar rumah

    sakit dalam keadaan sehat

    4. Pengukuran tingkat kepuasan pasien

    Upaya untuk mengukur tingkat kepuasan pasien tidak mudah

    berdasarkan berbagai pengalaman pengukuran yang telah dilakukan,

    karena upaya untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk

    mengukur tingkat kepuasan pasien akan berhadapan dengan suatu

    kendala kultural, yaitu terdapatnya suatu kecenderungan masyarakat

    yang enggan atau tidak mau mengemukakan kritik, apalagi terhadap

    fasilitas layanan kesehatan milik pemerintah.

    Ada dua komponen yang akan mempengaruhi tingkat kepuasan

    pasien, yaitu komponen harapan pasien dan komponen kinerja layanan

    kesehatan. Salah satu cara pengukuran kepuasan pasien berdasarkan

    konsep harapan-kinerja. Pengukuran harapan pasien dapat dilakukan

    dengan membuat kuesioner yang berisi aspek-aspek layanan kesehatan

    yang dianggap penting oleh pasien. Kemudian pasien diminta menilai

    setiap aspek tadi, sesuai dengan tingkat kepentingan aspek tersebut

    bagi pasien yang bersangkutan

  • 20

    Tingkat kepentingan tersebut diukur dengan menggunakan Skala

    Likert dengan graduasi penilaian kepentingan, misalnya, sangat

    penting, cukup penting, penting, kurang penting dan tidak penting.

    Kemudian tingkat penilaian tersebut diberi pembobotan misalnya,

    sangan penting diberi bobot 5, cukup penting diberi bobot 4, penting

    diberi bobot 2, kurang penting diberi bobot 2 dan tidak penting diberi

    bobot 1.

    Penilaian pasien terhadap kinerja layanan kesehatan juga dilakukan

    dengan menggunakan skala likert dengan menggunakan graduasi

    tingkat penilaian misalnya, sangat baik, cukup baik, baik, kurang baik

    dan tidak baik. Sangat baik diberi bobot 5, cukup baik diberi bobot 4,

    baik diberi bobot 3, kurang baik diberi bobot 2 dan tidak baik diberi

    bobot 1 (Pohan,2006)

    berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam

    Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara (KEMENPAN)

    Nomor 25 Tahun 2004, terdapat 14 unsur minimal yang harus ada

    untuk dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat antara lain:

    1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang

    diberika kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan

    atlur pelayanan

    2. Pesyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan

    administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan

    sesuai dengan jenis pelayanannya

  • 21

    3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian

    petugas yang membrikan pelayanan (nama, jabatan serta

    kewenangan dan tanggung jawabnya)

    4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas

    dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi

    waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku

    5. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang

    dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan pelayanan

    6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan

    keterampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/

    menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat

    7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat

    diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit

    penyelenggara pelayanan

    8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan

    dengan tidak membedakan golongan atau status masyarakat

    yang dilayani

    9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku

    petugas dalam memberikan pelayanan kepada msyarakat secara

    sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati

    10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat

    terhadap besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan

    11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yng

    dibayarkan dengan yang telah ditetapkan

  • 22

    12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu

    pelayanan, sesuai dengan telah ditetapkan

    13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana

    pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat

    memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan

    14. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan

    lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang

    digunakan, sehingga masyarkat merasa tenang untuk

    mendapatkan pelayanan terhadap resiko-resiko yang

    diakibatkan dari pelaksana pelayanan.

    5. Metode mengukur kepuasan pasien

    a. Sistem keluhan dan saran

    Dengan menyediakan kotak saran, hotline service, dan lain-

    lain untuk memberikan kesempatan seluas luasnya kepada pasien

    atau pelanggan untuk menyampaikan keluhan, saran, komentar,

    dan pendapat mereka

    b. Ghost shopping (pembelanja misterius)

    Metode ini, organisasi pelayanan kesehatan mempekerjakan

    beberapa orang atau (ghost shopper) untuk berperan atau bersiakp

    sebagai pasien/pembeli potensial produk/pelayanan organisasi

    pelayanan kesehatan lain yang kemudian melaporkan temuannya

    sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan

    keutusan organisasi.

  • 23

    c. Lost customer analysis

    Organisai kesehatan menghubungi para pelanggan yang

    telah berhenti membeli atau telah beralih ke organisasi pelayanan

    keshatan lain agar dapat memahami mengapa hal ini terjadi dan

    supaya dapat mengambil kebijakan perbaikan/penyempurnaan

    selanjutnya.

    d. Survey kepuasan pelanggan

    Untuk mengetahui kepuasan pelanggan para pemasar juga

    dapat melakukan berbagai penelitian atau survei mengenai

    kepuasan pelanggan misalnya malalui kuesioner, pos, telepon,

    ataupun wawancara langsung. (Firdaus,2015)

    B. Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS)

    Badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) Kesehatan adalah Badan

    hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan

    kesehatan. BPJS Kesehatan mulai beroprasi sejak tanggal 1 Januari 2014.

    Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar

    peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan

    dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap

    orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.

    Bahkan, jaminan kesehatan ini juga berlaku bagi orang asing (WNA) yang

    bekerja aling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia dan telah membayar

    iuran. Kepesertaan jaminan kesehatan bersifat wajib dan dilakukan secara

    bertahap, sehingga mencakup seluruh penduduk.

  • 24

    1. Peserta dan kepersetaan

    Peserta jaminan kesehatan yaitu setiap orang, termasuk orang asing

    yang bekerja paling singkat (6) enam bulan di Indonesia, yang telah

    membayar iuran, meliputi:

    a. Penerima bantuan iuran jaminan kesehatan (PBI): fakir miskin

    dan orang tidak mampu, dengan penetapan peserta sesuai

    ketentuan peraturan perundang-undangan

    b. Bukan penerima bantuan iuran jaminan kesehatan (Non PBI),

    terdiri dari: Pekerja penerima upah dan anggota

    keluarganya, seperti : pegawai negeri sipil, anggota TNI,

    anggota POLRI, pejabat negara, pegawai pemerintah non

    pegawai negeri, pekerja yang tidak termasuk (pegawai negeri

    sipil, anggota TNI, anggota POLRI, pejabat negara, pegawai

    pemerintah non pegawai negeri) yang menerima upah termasuk

    WNA yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan,

    Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya,

    seperti: Pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri,

    Pekerja yang tidak termasuk (Pekerja di luar hubungan kerja

    atau pekerja mandiri) yang bukan penerima upah termasuk

    WNA yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan,

    Bukan pekerja dan anggota keluarganya, seperti: investor,

    pemberi kerja, dan penerima pensiun yang terdiri dari:

    1) Pegawai negeri sipil yang berhenti dengan hak pensiun

  • 25

    2) Anggota TNI dan Anggota POLRI yang berhenti dengan

    hak pensiun

    3) Pejabat negara yang berhenti dengan hak pensiun

    4) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun

    yang mendapat hak pensiun

    5) Penerima pensiun lain

    6) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun

    lain yang mendapat hak pensiun

    7) Veteran

    8) Perintis kemerdekaan

    9) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari veteran atau perintis

    kemerdekaan

    10) Bukan pekerja yang tidak termasuk no 1- 9 yang mampu

    membayar iuran. Anggota keluarga yang ditanggung antara

    lain:

    a) Pekerja penerima upah:

    1. Keluarga inti meliputi istri/suami dan anak yang sah

    (anak kandung, anak tiri dan/atau anak angkat),

    sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.

    2. Anak kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah,

    dan anak angkat yang sah, dengan kriteria:

    a. Tidak atau belum pernah menikah atau tidak

    mempunyai penghasilan sendiri

  • 26

    b. Belum berusia 21 (duapuluh satu) tahun atau

    belum berusia 25 (duapuluh lima) tahun yang

    masih melanjutkan pendidikan formal.

    b) Pekerja bukan penerima upah dan bukan pekerja:

    Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga yang

    diinginkan (tidak terbatas)

    c) Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga

    tambahan, yang meliputi kerabat lain seperti saudara

    kandung/ ipar, asisten rumah tangga, dll

    2. Hak dan Kewajiban peserta BPJS Kesehatan

    a. Hak peserta BPJS kesehatan

    1) Mendapatkan kartu peserta sebagai bukti sah untuk

    memperoleh pelayanan kesehatan

    2) Memperoleh manfaat dan infromasi tentang hak dan kewajiban

    serta prosedur pelayanan kesehatan sesuia dengan ketentuan

    yang berlaku

    3) Mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang

    bekerjasama dengan BPJS kesehatan

    4) Menyampaikan keluhan/pengaduan, kritik dan saran secara

    lisan atau tertulis ke kantor BPJS Kesehatan

    b. Kewajiban peserta BPJS Kesehatan

    1) Mendaftarkan dirinya sebagai peserta serta membayar iuran

    yang besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku

  • 27

    2) Melaporkan perubahan data peserta, baik karena pernikahan,

    perceraian, kematian, kelahiran, pindah alamat atau pindah

    fasilitas kesehatan tingkat I

    3) Menjaga kartu peserta agar tidak rusak, hilang atau

    dimanfaatkan oleh orang yang ridak berhak

    4) Mentaati semua ketentuan dna tata cara pelayanan kesehatan

    (Tim Pustaka Yustisia ,2014)

    3. Manfaat BPJS Kesehatan

    Manfaat jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan meliputi:

    a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama, yaitu pelayanan kesehatan

    non spesialistik mencakup:

    1) Administrasi pelayanan

    2) Pelayanan promotif dan preventif

    3) Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi medis

    4) Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non

    operatif

    5) Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai

    6) Transfusi darah sesuai kebutuhan medis

    7) Pmeriksaan penunjang diagnosis laboratorium tingkat pertama

    8) Rawat inap tingkat pertama sesuai indikasi

    b. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, yaitu pelayanan

    kesehatan mencakup:

    1) Rawat jalan, meliputi:

    a) Administrasi pelayanan

  • 28

    b) Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh

    dokter spesialis dan sub spesialis

    c) Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis

    d) Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai

    e) Pelayanan alat kesehatan imlplant

    f) Pelayanan penunjang diagnostic lanjutan sesuai dengan

    indikasi medis

    g) Rehabilitasi medis

    h) Pelayanan darah

    i) Pelayanan kedokteran forensik

    j) Pelayanan jenazah di fasilitas kesehatan

    2) Rawat Inap yang meliputi

    a) Perawatan inap non intensif

    b) Perawatan inap di ruang intensif

    c) Pelayanan kesehatan lain yang di tetapkan oleh kementrian

    kesehatan

    (Anonym,2014)

    Selain itu menurut Depkes RI tahun 2014 menjelaskan bahwa

    manfaat BPJS kesehatan terdiri atas dua jenis, yaitu manfaat medis

    berupa pelayanan kesehatan dan manfaat non medis meliputi

    akomodasi dan ambulans. Ambulans hanya diberikan untuk pasien

    rujukan dari fasilitas kesehatan dengan kondisi tertentu yang

    ditetapkan oleh BPJS kesehatan.

  • 29

    Manfaat BPJS kesehatan mencakup pelayanan promotif, preventif,

    kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat danbahan medis

    habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis.

    Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian

    pelayanan:

    c. Penyuluhan kesehatan perorangan, meliputi paling

    sedikit penyuluhan mengenai pengelolaan faktor risiko

    penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat.

    d. Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin

    (BCG), Difteri Pertusis Tetanus dan HepatitisB

    (DPTHB), Polio, dan Campak.

    e. Keluarga berencana, meliputi konseling, kontrasepsi

    dasar, vasektomi, dan tubektomi bekerja sama dengan

    lembaga yang membidangi keluarga berencana. Vaksin

    untuk imunisasi dasar dan alat kontrasepsi dasar

    disediakan oleh pemerintah dan/atau Pemerintah

    Daerah.

    f. Skrining kesehatan, diberikan secara selektif yang

    ditujukan untuk mendeteksi risiko penyakit dan

    mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit

    tertentu.(Kemenkes RI,2014)

  • 30

    C. Kualitas Pelayanan kesehatan

    Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan

    sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk

    memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan

    penyakit serta memulihkan kssehatan perseorangan. Keluarga, kelompok

    dan ataupun masyarakat (Azwar,2000)

    Menurut Azwar (2000) terdapat beberapa syarat pelayanan

    kesehatan yang baik, antara lain yaitu:

    a. Tersedia dan berkesinambungan, artinya semua jenis pelayanan

    kesehatan yang dibutuhkan masyarakat tidak sulit ditemukan,

    serta keberdaannya dalam masyarakat setiap saat dibutuhkan.

    b. Dapat diterima dan wajar pelayanan kesehatan tersebut tisak

    bertentngan dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat.

    c. Mudah dicapai, pelayanan kesehatan yang baik mudah dicapai

    (accesible) oelh masyarakat.

    d. Mudah dijangkau, dari sudut biaya pelayanan kesehatan

    tersebut sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat

    e. Berkualitas, menunjukkan tingkat kesempurnaan dalam

    pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dan dapat

    memuaskan para pemakai jasa pelayanan serta tata cara

    penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar yang

    telah ditetapkan.

  • 31

    D. Pelayanan Kesehatan Puskesmas

    Pelayanan kesehatan puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang

    menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif

    (upaya pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), dan rehabilitatif

    (pemulihan kesehatan). Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua

    penduduk, dengan tidak membedakan jenis kelamin dan golongan umur,

    sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia.

    Sebelum ada puskesmas,pelayanan kesehatan di kecamatan meliputi

    balai pengobatan, balai kesejahteraan ibu dan anak (BKIA), usaha higiene

    sanitasi lingkungan, pemberantasan penyakit menular, dan lain-lain.

    Usaha-usaha tersebut masih bekerja sendiri-sendiri dan langsung melapor

    kepada kepaladinas kesehatan daerah tingkat II. Petugas balai pengobatan

    tidak mengetahui apapun yang terjadi di BKIA, begitu juga sebaliknya,

    petugas BKIA tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh petugas higiene

    sanitasi.

    1. Definisi Puskesmas

    Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan

    organisasi kesehatan funsional yang merupakan pusat pengembangan

    kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat

    disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu

    kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

    Puskesmas juga dapat didefinisikan sebagai unit pelaksana teknis

    dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab

    menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja

  • 32

    (Depkes,2004). Dengan kata lain, puskesmas mempunyai wewenang

    dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam

    wilayah kerjanya.

    2. Peran Puskesmas

    Dalam konteks otonomi daerah seperti saat ini, puskesmas

    mempunyai peran yang sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis.

    Puskesmas dituntut meiliki kemampuan manajerial yang baik dan

    wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan

    kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta

    menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang

    matang dan realistis, tatalaksana kegiatan-kegiatan yang tersusun rapi,

    serta memilki sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Selan itu,

    puskesmas juga dituntut berperan serta aktif dalam pemanfaatan

    teknologi informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan

    secara komprehensif dan terpadu (Harnilawati,2013)

    3. Wilayah kerja Puskesmas

    Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian

    dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk luas daerah, keadaan

    geografis, dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan

    pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas. Pembagian

    wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh bupati atau walikota, dengan

    saran teknis dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota. Sasaran

    penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000

    penduduk setiap puskesmas.

  • 33

    Untuk perluasan jangkauan kesehatan maka puskesmas perlu

    ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang

    disebut puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Khusus untuk

    kota besar dengan jumlah penduduk satu jiwa atau lebih, wilayah kerja

    puskesmas dapat meliputi satu kelurahan. Puskesamas di ibukota

    kecamatan dengan jumlah penduduk 150.0000 jiwa atau lebih,

    merupakan puskesmas pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan

    bagi puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi.

    Dalam perkembangannya, batasan-batasan di atas semakin kabur

    seiring dengan diberlakukannya Undang-undang otonomi daerah yang

    lebih mengedepankan desentralisasi (Effendi dan Makhfudli,2009).

    4. Program Pokok Puskesmas

    Program pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemmpuan tenaga

    maupun fasilitasnya karenanya program pokok disetiap puskesmas

    dapat berbeda-beda. Namun demikian, program pokok puskesmas

    yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut:

    a. Kesejahteraan ibu dan anak (KIA)

    b. Keluarga berencana

    c. Usaha peningkatan gizi, kesehatan lingkungan

    d. Pemberantasan penyakit menular

    e. Upaya pengobatan termasuk pelayanan darura kecelakaan

    f. Penyuluhan kesehatan masyarakat

    g. Usaha kesehatan di sekolah (UKS)

    h. Kesehatan olahraga

  • 34

    i. Perawatan kesehatan masyarakat

    j. Usaha kesehatan kerja

    k. Usaha kesehatan gigi dan mulut

    l. Usaha kesehatan jiwa

    m. Kesehatan mata

    n. Laboratorium (diupayakan tidak lagi sederhana)

    o. Pencatatan dan pelaporan sistem informasi kesehatan

    p. Kesehatan usia lanjut

    q. Pembinaan pengobatan tradisional

    Semua program pokok yang dilaksanakan di puskesmas

    dikembangkan berdasarkan program pokok pelayanan kesehatan dasar

    seperti yang dianjurkan oleh World Health Organization (WHO) yang

    dikenal dengan Basic Seven. Basic seven tersebut terdiri atas maternal

    and child health care, medical care, environmental sanitation, health

    education (untuk kelompok-kelompok masyarakat), simple laboratory,

    communicable desiease control, dan simple statistic (pencatatan-

    recording atau pelaporan-reporting)

    Pelaksanaaan program pokok puskesmas diarahkan kepada

    keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil. Karenanya, program

    pokok puskesmas ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga

    sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya. Setiap program

    pokok puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan pembangunan

    kesehatan masayarakat desa (PKMD).

  • 35

    Disamping penyelenggaraan usaha-usaha program pokok

    puskesmas tersebut, puskesmas seaktu-waktu dapat diminta untuk

    melaksanakan program kesehatan tertentu oleh pemerintah pusat seperti

    pekan imunisasi nasional. Dalam hal demikian, baik petunjuk

    pelaksanaan maupun pembekalan akan diberikan oleh pemerintah pusat

    bersama pemerintah daerah. (Effendi dan makhfudli, 2009)

    5. Fasilitas Penunjang

    Dalam rangka memperluas jangkauan pelayanan kesehatan yang

    diberikan, puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan

    yang sederhana, antara lain sebagai berikut:

    a. Puskesmas Pembantu

    Puskesmas pembantu yang lebih sering dikenal sebagai

    pustu atau pusban adalah unit pelayanan kesehatan sederhana

    yang berfungsi menunjang dan membantu pelaksanaan

    kegiatan-kegiatan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah

    yang lebih kecil. Puskesmas pembantu merupakan bagian

    integral dari puskesmas. Setiap puskesmas memiliki beberapa

    puskemas pembantu di dalam wilayah kerjanya. Namun,

    terdapat beberapa puskesmas yang tidak memiliki puskesmas

    pembantu, khususnya di daerah perkotaan.

    b. Puskesmas Keliling

    Puskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan

    keliling yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor roda

    empat atau perahu motor, peralatan kesehatan, peralatan

  • 36

    komunikasi, serta sejumlah tenaga yang berasal dari

    puskesmas. Puskesmas keliling yang berfungsi menunjang dan

    mebantu kegaiatn puskesmas falam wilayah yang belum

    terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Kegiatan puskesmas

    keliling antara lain:

    1) Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di

    daerah terpencil atau di daerah yang sulit dijangkau

    oleh pelayanan puskesmas.

    2) Melakukan penyelidikan tentang kejadian luar biasa

    (KLB).

    3) Dapat dipergunakan sebagai alat transportasi penderita,

    misalnya dalam rangka rujukan kasus darurat.

    4) Melakukan penyuluhan kesehatan dengan

    menggunakan alat audiovisual

    c. Bidan Desa

    Di setiap desa yang belum memiliki fasilitas pelayanan

    kesehatan, bidan desa ditempatkan untuk tinggal di desa

    tersebut untuk memberikan pelayanan kesehatan. Bidan desa

    bertanggung jawab langsung kepada kepala puskesmas

    (Harnilawati,2013). Wilayah kerja bidan desa adalah satu desa

    dengan jumlah penduduk rata-rata 3000 jiwa. Tugas utama

    bidan desa adalah membina peran serta masyarakat melalui

    pembinaan posyandu dan pertolongan persalinan di rumah

    penduduk. Selain itu, juga menerima rujukan masalah

  • 37

    kesehatan anggota keluarga untuk dibeeri pelayanan seperlunya

    atau dirujuk lanjut ke puskesmas atau fasilitas pelayanan

    kesehatan yang lebih mampu dan terjangkau secara rasional

    (Effendi dan Makhfudli, 2009).

  • 38

    E. Kerangka Teori

    (Sumber: Effendi dan Makhfudli (2009), Parasuraman et al (1988), Yustisia

    (2014))

    Gambar 2.1 Kerangka Teori

    Kualitas pelayanan

    - Tangibles

    - Reliability

    - Responsiveness

    - Emphaty

    - Assurance

    Harapan

    pelanggan

    Kepuasan

    pasien

    Pelayanan yang

    diterima

    Pelayanan kesehatan

    Puskesmas

    Pasien

    BPJS

    Pasien

    non BPJS

  • 39

    BAB III

    KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS

    PENELITIAN

    A. Kerangka Konsep

    Tahap yang penting dalam suatu penelitian adalah menyusun

    kerangka konsep untuk memudahkan mengidentifikasi konsep-konsep

    sesuai penelitian sehingga dapat dimengerti (Setiadi,2007)

    Kerangka konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh

    generalisasi dari hal-hal khusus. Konsep hanya dapat langsung diamati dan

    diukur melalui konstruksi atau yang disebut variabel. Kerangka konsep

    merupakan rangkuman dari kerangka teori yang dibuat dalam bentuk

    diagram yang menghubungkan antara variabel yang diteliti dan variabel

    lain yang terkait(Sastroasmoro dkk,2010).

    Kerangka konsep ini gunanya untuk menghubungkan atau

    menjelaskan secara panjang lebar tentang suatu topik yang akan dibahas

    (Setiadi,2007). Berikut kerangka konsep yang peneliti buat dengan

    variabel dependen (terikat) adalah “kepuasan pasien BPJS” sedangkan

    variabel independen (bebas) adalah “Kualitas Pelayanan Kesehatan”

  • 40

    Variabel independen Variabel dependen

    Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

    B. Hipotesis penelitian

    Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap tujuan penelitian

    yang diturunkan dari kerangka pemikiran yang telah dibuat. Hipotesis

    merupakan pernyataan tentatif tentang hubungan antara dua variabel atau

    lebih (Surjaweni,2014)

    Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

    Ho: Tidak ada hubungan antara kepuasan pasien pengguna BPJS terhadap

    kualiats pelayanan kesehatan di puskesmas Nagrak

    Ha: Ada hubungan antara kepuasan pasien pengguna BPJS terhadap

    kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas Nagrak

    Kepuassan Kualitas pelayanan

    kesehatan:

    - Tangibles (bukti fisik)

    - Reliability (kepercayaan)

    - Responsiveness (daya tanggap)

    - Emphaty (empati)

    - Assurance (jaminan)

    Pasien pengguna

    BPJS

  • 41

    C. Definisi Operasional

    Definisi operasional adalah variabel penelitian dimaksudkan untuk

    memahami arti setiap variabel penelitian sebelum dilakukan analisis

    (Surjaweni,2014).

    Definisi operasional ini juga bermanfaat untuk mengarahkan pada

    pengukuran atau pengamatan terhadap variabel yang bersangkutan serta

    pengembangan instrumen (alat ukur) (Notoatmodjo,2005). Variabel adalah

    kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan

    (Sugiyono,2007)

  • 42

    No Variabel Definisi Alat ukur Hasil ukur Skala

    pengukuran

    1

    2.

    Kepuasan pasien

    terhadap kualitas

    pelayanan

    kesehatan

    Pasien pengguna

    BPJS dan non

    pengguna BPJS

    Kesesuaian antara jasa pelayanan yang

    diterima dengan jasa yang diharapkan

    pasien terkait dengan 5 dimensi

    kualitas pelayanan (tangibles,

    responsiveness, reliability, emphaty,

    assurance)

    Pasien yang sedang berobat di

    puskesmas nagrak baik pasien yang

    menggunakan BPJS termasuk (askes,

    JKN dll) dan pasien umum atau yang

    membayar secara langsung.

    Kuesioner yang mengukur

    5 dimensi kualitas

    pelayanan (tangibles,

    responsiveness, reliability,

    emphaty, assurance)

    Dengan jumlah pernyataan

    sebanyak 30

    Menggunakan satu item

    pertanyaan yang terdapat

    pada kuesioner

    Kepuasan dikelompokkan

    menjadi Puas dan Tidak

    Puas

    Dengan distribusi tidak

    normal maka:

    Dikatakan puas ≥ median =

    82

    Dikatakan tidak puas <

    median = 82

    Diberi angka 1 untuk pasien

    pengguna BPJS dan 2 untuk

    non pengguna BPJS

    Ordinal

    Nominal

    Tabel 3.1 Definisi Operasional

  • 43

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    A. Desain Penelitian

    Desain penelitian pada hakikatnya merupakan suatu strategi untuk

    mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai

    pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian

    (Sujarweni,2014). Pada penelitian ini digunakan desain penelitian analitik

    dengan pendekatan cross sectional

    Analitik adalah penelitian yang menekankan adanya hubungan

    antara satu variabel dengan variabel yang lainnya, initinya pada penelitian

    ini analitik digunakan untuk mencari perbedaan dua variabel. Cross

    sectional adalah penelitian yang mendesain pengumpulan datanya

    dilakukan pada satu titik waktu, fenomena yang diteliti adalah selama satu

    periode pengumpulan data, intinya variabel dependen dan variabel

    independen dikumpulkan dan diukur dalam waktu yang bersamaan

    (Swarjana,2012)

    B. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri dari dari atas

    obyek atau subyek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu

    yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik

    kesimpulannya (Sujarweni,2014). Populasi dalam penelitian ini adalah

  • 44

    semua pasien pengguna BPJS kesehatan dan non BPJS atau umum

    yang pernah berobat di puskesmas Nagrak dalam kurun waktu Januari

    – Desember 2015 yaitu sebanyak 20320

    2. Sampel

    Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki

    oleh populasi yang digunakan untuk penelitian. sampel yang di ambil

    dari populasi harus betul-betul mewakili dan harus valid, yaitu bisa

    mengukur sesuatu yang seharusnya diukur (Sujarweni,2014). Sampel

    ditentukan dengan cara mengambil responden yang memenuhi kriteria

    inklusi dan eksklusi secara accidental. Pengambilan sampel mengacu

    pada kriteria inklusi dan kriteria ekslusi yang ditentukan oleh peneliti.

    Kriteria inklusi yang ditetapkan adalah:

    1. Bersedia menjadi responden

    2. Pasien pengguna BPJS dan umum yang dapat

    berkomunikasi dengan baik

    C. Tekhnik Pengambilan Sampel

    Tekhnik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan

    tekhnik Nonprobability Sampling yaitu accidental sampling

    (Hidayat,2008). Dengan jumlah sampel yang telah ditentukan yaitu:

    𝑁

    𝑁. 𝑑2 + 1

    Keterangan:

    n : Jumlah sampel

    N : Populasi

  • 45

    d : Batas ketelitian yang diinginkan

    Maka pengambilan sampel yang diinginkan adalah:

    𝑛 =20320

    20320 𝑥 10% 2 + 1

    =20320

    204,2 + 1

    =20320

    204,2

    = 99,51 (dibulatkan 100)

    D. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan bulan April 2016 di Puskesmas Nagrak,

    Sukabumi. Alasan peneliti memilihlokasi penelitian ini adalah:

    1. Berdasarkan dari hasil wawancara awal dinyatakan bahwa 3

    dari 5 pasien pengguna BPJS mengatakan kurang puas dengan

    pelayanan yang diberikan

    2. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada observasi awal

    terlihat ada antrean panjang pada bagian pendaftaran dan

    pengambilan obat untuk pasien pengguna BPJS namun tidak

    terjadi pada pasien non BPJS.

    3. Adanya keterbukaan dari pihak puskesmas terutama petugas

    administrasi yang melayani pasien BPJS dan non BPJS

    terhadap penelitian yang akan dilakukan.

  • 46

    E. Instrumen penelitian

    Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen yang

    peneliti buat sendiri dengan referensi dari berbagai penelitian sebelumnya

    dan juga buku yang berdasarkan pada teori SERVQUAL Parasuraman.

    Penelitian ini menggunakan kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti

    dari teori SERVQUAL parasuraman yang sesuai dengan tinjauan pustaka

    terdiri dari lima variabel dimensi mutu pelayanan dan berisi pernyataan

    untuk mengidentifikasi persepsi pasien tentang kepuasan dan juga

    pelayanan, terdiri dari 28 pernyataan, yaitu: dimensi tangibles (bukti fisik)

    pernyataan 1-6, dimensi reliability (kehandalan) pernyataan 7-12, dimensi

    responsiveness (ketanggapan) pernyataan 13-17, dimensi emphaty

    (empati) pernyataan 18-22, dimensi assurance (jaminan) pernyataan 23-

    28. Variabel kepuasan pelayanan diukur dengan alat ukur berupa

    kuesioner dengan skala pengukuran menggunakan skala likert. Terdapat 4

    alternatif jawaban untuk variabel kepuasan pelayanan, sedangkan untuk

    variabel pasien BPJS dan non BPJS terdapat 2 pilihan jawaban sebagai

    berikut:

    1. Variabel dependen (kepuasan) yang sesuai dengan kenyataan atau

    yang diterima pasien

    - Sangat setuju (4) diberi skor 4

    - Setuju (3) diberi skor 3

    - Tidak setuju (2) diberi skor 2

    - Sangat tidak setuju (1) diberi skor 1

  • 47

    2. Variable independen (pasien pengguna BPJS dan non pengguna

    BPJS)

    - Untuk pasien pengguna BPJS diberi skor 1

    - Untuk pasien non pengguna BPJS diberi skor 2

    F. Uji Validitas dan Reliabilitas

    1. Uji validitas

    Untuk mengetahui validitas suatu instrumen penelitian dilakukan

    pengujian. Menurut Sugiyono (2012) menyatakan bahwa hasil

    penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

    terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang

    diteliti, atau dengan kata lain instrumen tersebut dapat mengukur apa

    yang seharusnya diukur. Uji validitas yang dilakukan meliputi uji

    validitas terhadap kuesioner kepuasan maupun pelayanan yang terdiri

    30 pernyataan. Untuk uji validitas kuesioner dilakukan dengan

    menggunakan tekhnik korelasi product moment. Bila nilai r hitung

    lebih besar dari nilai r tabel berarti valid, dan bila nilai r hitung kurang

    dari nilai r tabel berarti tidak valid. Uji validitas sebuah kuesioner

    penelitian dapat dilakukan dengan menguji 30 responden

    (Rangkuti,2009). Pada penelitian ini, uji validitas dilakukan di

    Puskesmas Nagrak dengan jumlah responden 30 dan responden yang

    sudah uji validitas tidak dijadikan responden kembali.

    Dengan menggunakan responden sebanyak 30 maka nilai r tabel

    dapat diperoleh melalui tabel r product moment pearson dengan df

    (degree of freedom) = n – 2, jadi df = 30 – 2 = 28, maka r tabel = 0,312

  • 48

    (Sujarweni,2014). Hasil uji validitas kuesioner didapatkan dari 30 poin

    pernyataan hanya 2 poin yang dinyatakan tidak valid yaitu poin 4 dari

    dimensi tangibles dan poin 14 dari dimensi responsiveness.

    Dua pernyataan tersebut merupakan pernyataan “penampilan

    petugas rapih dan bersih” dengan pernyataan “petugas dengan sigap

    menanggapi keluhan pasien”, dan kedua pernyataan tersebut didrop

    atau dihapuskan dikarenakan tidak mengurangi indikator yang akan

    diukur dan telah terwakilkan oleh beberapa pernyataan yang valid dan

    pernyataan yang valid akan ditetapkan untuk dipakai (Djaali dan

    Muljono,2007) sehingga kuesioner yang disebarkan kepada 100

    responden berjumlah 28 pernyataan.

    2. Uji reliabilitas

    Uji reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi

    responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan kontruk

    pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam

    suatu bentuk kuesioner (Sujarweni,2014). Suatu instrumen cukup

    dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

    instrumen tersebut sudah baik (Arikunto,2010).

    Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilkakukan dengan uji

    coba sekali. Kemudian hasilnya dianalisis dengan menggunakan Alpha

    croncbach, alat ukur menunjukkan konsistensi internal jika memiliki

    alpha Cronbach > 0,60 (Sujarweni,2014). Sama halnya dengan uji

    validitas, uji reliabilitas sebuah kuesioner penelitian dapat dilakukan

    dengan menguji 30 responden (Rangkuti,2009). Pada penelitian ini uji

  • 49

    reliabilitas dilakukan di Puskesmas Nagrak dengan jumlah responden

    30. Hasil uji reliabilitas kuesioner kepuasan adalah reliabel dengan

    nilai alpha croncbach = 0,745.

    G. Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan peneliti

    untuk mengungkapkan atau menjaring informasi kuantitatif dari responden

    sesuai lingkup penelitian. Ada beberapa metode pengumpulan data

    penlitian yang biasa digunakan yaitu: tes, wawancara, observasi, kuesioner

    ata angket, survey, dan juga analisis dokumen. Berikut beberapa tahap

    yang dilakukan peneliti dalam pengambilan data penelitia sebagai berikut:

    1. Perijinan

    Peneliti mengajukan surat ijin penelitian ke Fakultas Kedokteran

    dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta yang selanjutnya di ajukan kepada

    Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi yang selanjutnya

    diberikan kepada Kepala UPTD Puskesmas Nagrak Sukabumi.

    Langkah selanjutnya peneliti melakukan koordinasi dengan Ketua Tata

    Usaha di Puskesmas Nagrak untuk mengetahui jumlah penduduk yang

    menggunakan BPJS kesehatan maupun non BPJS yang berada di

    wilayah kerja Puskesmas Nagrak untuk langsung menjadi responden

    penelitian

    2. Penentuan Respoden

    Penentuan responden peneliti menunggu diruang pendaftaran

    untuk pasien BPJS dan umum lalu pasien diberikan inform consent.

    Peneliti menjelaskan tujuan dan juga manfaat dari penelitian ini,

  • 50

    setelah bersedia menjadi responden, dimohon respon untuk

    menandatangani surat berpartisipasi dalam penelitian.

    3. Prosedur pengambilan data

    Responden diberikan 1 kuesioner yaitu kuesioner kepuasan dan juga

    pelayanan. Setelah responden mengisi dengan benar dan telah

    dikoreksi kelengkapannya oleh peneliti, data dikumpulkan untuk di

    olah.

    H. Pengolahan Data

    Langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan peneliti, menurut

    Hastono (2007), yaitu:

    1. Editing

    Editing merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian

    kuesioner dan lembar observasi apakah jawaban yang ada sudah

    lengkap, jelas, relevan dan konsisten. Data yang terkumpul terkait data

    demografi responden, kuesioner kepuasan dan pelayanan dilakukan

    pengecekan kelengkapan isinya.

    2. Coding

    Coding merupakan merubah data berbentuk huruf menjadi data

    berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka/bilangan (memberi

    kode). Kegiatan ini bertujuan untuk mempermudah dalam pengolahan

    dan menggunakan komputer

    3. Processsing

    Setelah lembar kuesioner terisi penuh dan benar, serta sudah

    melewati pengkodean, maka langkah selanjutnya adlah memproses

  • 51

    data agar yang sudah di entry dapat di analisis. Pemrosesan data

    dilakukan dengan cara mengentry data dari kuseioner ke paket

    program komputer yaitu program SPSS

    4. Cleaning

    Cleaning (pembersih data) merupakan kegiatan pengecekan

    kembali data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak,

    yaitu dengan cara mengetahui data yang hilang, variasi data, dan

    konsistensi data. Memastikan pengecekan data di komputer terhaddap

    data-data yang diperoleh, memastikan tidak ada yang missing. Setelah

    data dinyatakan tidak ada permasalahan dilakukan prose analisa data

    yaitu anilisi univariat)

    I. Tekhnik Analisa Data

    1. Analisis deskriptif (univariat)

    Analisa univariat berfungsi untuk meringkas kumpulan data hasil

    pengukuran sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah

    menjadi informasi yang berguna, dan pengolahan datanya hanya satu

    variabel saja (sujarweni,2014)

    Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

    mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian, dimana

    analisis ini meliputi perhitungan mean dan standar deviasi masing-

    masing variabel (Notoatmodjo,2010)

    2. Analisis Bivariat

    Analisa bivariat berfungsi untuk mengetahui hubungan antar

    variabel.

  • 52

    a. Uji chi square

    Pengujian ini digunakan untuk menguji dua variabel apakah

    ada hubungan atau tidak dengan jenis data ordinal interval. Dalam

    penelitian ini, uji chi square digunakan untuk mengetahui ada

    tidaknya hubungan antaratingkat kepuasan kualitas pelayanan pada

    pasien BPJS maupun non BPJS.

    J. Etika Penelitian

    Menurut Hidayat (2008), dalam melaksanakan penelitian khususnya

    jiks menjadi subyek penelitian adalah manusi, maka peneliti ini harus

    memahami hak dasar manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam

    menentukan dirinya, sehingga penelitian ini akan dilaksanakan benar-

    benar menjunjung tinggi kebebasan manusia. Beberapa prinsip penelitian

    pada manusia yang harus dipahami, yaitu:

    1. Prinsip manfaat

    Dengan berrinsip pada aspek manfaat, maka segala bentuk

    penelitian yang dilakukan diharapkan dapat dimanfaatkan untuk

    kepentingan manusia. Prinsip ini dapat dimanfaatkan untuk

    kepentingan manusia. Prinsip ini dapat ditegakkan dengan

    membebaskan, tidak memberikan atau menimbulkan kekerasan pada

    manusia, tidak menjadikan manusia untuk dieksploitasi. Penelitian

    yang dihasilkan nanti dapat memberikan manfaat dan

    mempertimbangkan antara aspek resiko dengan aspek manfaat, apabila

    dalam penelitian mengalami dilema etik.

  • 53

    2. Prinsip menghormati manusia

    Manusia memiliki hak dan merupakan makhluk yang mulia, dan

    harus dihormati, karena manusia berhak untuk menentukan pilihan

    antara mau dan tidak untuk diikutsertakan menjadi subyek dalam

    penelitian

    3. Prinsip keadilan

    Prinsip ini dilakukan untuk menunjang tinggi keadilan manusia

    dengan menghargai hak atau memberikan pengobatan secara adil, hak

    menajaga privasi manusia, dan tidak berpihak dalam perlakuan

    terhadap manusia

    Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penelitian yang melibatkan

    manusia adalah:

    a. Informed consent

    Infromed consent merupakan bentuk persetujuan antar peneliti

    dengan responden penelitian dengan memberikan lembar

    persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum

    penelitian dilakukan dengan memberikan persetujuan untuk

    menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subyek

    mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya.

    Beberapa informasi yang harus ada dalam infromed consent

    tersebut antara lain; partisipasi pasien, tujuan dilakukan tindakan,

    jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan,

  • 54

    potensial masalah, kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi,

    dan lain-lain.

    b. Anonamity (Tanpa Nama)

    Merupakan jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan

    cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada

    lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar

    pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

    c. Kerahasiaan

    Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi

    maupun maslaah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah

    dikumpulkan dijamin kerahasiaanyya oleh peneiliti, hanya

    kelompok data tertentu.

  • 55

    BAB V

    HASIL PENELITIAN

    A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

    Puskesmas Nagrak merupakan puskesmas tingkat kecamatan

    dengan tipe perawatan yang mempunyai satu puskesmas pembina yaitu

    puskesmas Girijaya. Puskesmas Nagrak dikepalai oleh seorang dokter

    umum dan mempunyai 47 staff yanng terdiri dari tenaga medis dan non

    medis dengan jumlah perawat sebanyak 9 orang. Letak geografis

    puskesmas nagrak yaitu berada di Desa Nagrak Utara, Kecamatan Nagrak,

    yang terletak di sebelah Utara Kabupaten Sukabumi, terletak pada

    ketinggian antara 400 meter di atas permukaan laut dengan keadaan

    wilayahnya terdiri dari dataran tinggi, lereng, dan lembah. Luas wilayah

    kerja sebesar 1262 Km2 yang terdiri dari 6 desa, diantaranya: Desa

    Pawenang, Desa Cihanjawar, Desa Nagrak utara, Desa Nagrak selatan,

    Desa Balekembang, dan Desa Cisarua.

    Ada beberapa pelayanan yang disediakan puskesmas nagrak

    diantaranya: 2 ruang pendaftaran, 2 poli umum, 1 poli gigi, 1 poli KIA

    (kesehatan ibu dan anak), 1 ruang apotek dengan dua pintu, pelayanan unit

    gawat darurat, PONED (pelayanan obstetri-neonatal emergensi dasar).

    Puskesmas tersebut mempunyai beberapa fasilitas umum seperti tempat

    parkir yang cukup luas, tersedia 1 toilet pada setiap gedung (gedung poli,

    IGD, dan PONED), tempat tunggu dengan kursi tersedia didepan pintu

  • 56

    masuk poli umum 1 dengan jumlah kursi sebanyak 20 dan di depan apotek

    sebanyak 5 kursi sedangkan untuk pendaftaran dan tempat tunggu lainnya

    hanya disediakan tempat duduk yang terbuat dari kayu yang ditempelkan

    dengan paku diantara dinding tiang dan tanpa sandaran, tidak tersedia

    mushola namun letak puskesmas berdampingan dengan masjid. Luas dari

    masing-masing ruangan poli kurang lebih 9 meter dengan 1 tempat tidur

    untuk periksa pasien, 1 meja dokter, dua kursi untuk pasien, dan masing-

    masing 1 kursi untuk dokter dan asistennya dengan penerangan ruangan

    langsung oleh cahya matahari terkadang menggunakan lampu.

    Alur pendaftaran puskesmas Nagrak adalah: pertama pasien

    datang, jika pasien BPJS (termasuk pengguna JKN, ASKES, dan KIS)

    maka langsung ke tempat pendaftaran untuk pasien BPJS dan untuk pasien

    non BPJS langsung ke tempat pendaftaran pasien umum. Untuk pasien

    BPJS/JKN/ASKES/KIS cukup membawa kartu asuransi kesehatan

    tersebut dan tidak akan dikenakan biaya, untuk pasien non pengguna

    asuransi tidak perlu membawa kartu apapun dan dikenakan biaya sebesar

    lima ribu rupiah. Biaya tersebut berlaku untuk setiap pasien umum yang

    ingin berobat ke poli yang tersedia di Puskemas Nagrak baik penduduk

    yang berada dalam wilayah kerja Puskesmas Nagrak ataupun diluar

    wilayah kerja Puskesmas.

    Menurut kepala puskesmas, ada 144 macam jenis penyakit yang

    dapat ditangani di puskemas misalnya, penyakit diabetes melitus yang

    tidak disertai komplikasi, selain itu juga penyakit pernapasan pada anak

    tanpa disertai komplikasi,