perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user HUBUNGAN INTENSITAS PENERANGAN DAN LAMA PAPARAN CAHAYA LAYAR MONITOR DENGAN KELELAHAN MATA PEKERJA KOMPUTER DI KELURAHAN X SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Nurmaya Rachmawati R.0207093 PROGRAM DIPLOMA IV KESEHATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2011
64
Embed
HUBUNGAN INTENSITAS PENERANGAN DAN LAMA … · Tabel 4. Ketentuan Tingkat Penerangan Berdasarkan PMP No. 07 Tahun 1964 ... Lampiran 1. Kuesioner Kelelahan Mata dari Departemen Tenaga
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HUBUNGAN INTENSITAS PENERANGAN DAN LAMA PAPARAN CAHAYA LAYAR MONITOR DENGAN
KELELAHAN MATA PEKERJA KOMPUTER DI KELURAHAN X
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan
Nurmaya Rachmawati R.0207093
PROGRAM DIPLOMA IV KESEHATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan Judul : Hubungan Intensitas Penerangan dan Lama Paparan Cahaya Layar Monitor dengan Kelelahan Mata Pekerja Komputer di
Kelurahan X
Nurmaya Rachmawati, NIM : R.0207093, Tahun : 2011
Telah disetujui dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi
Program Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran UNS Surakarta
Pada Hari : , Tanggal : 2011
Pembimbing Utama Nama : Vitri Widyaningsih, dr NIP : 19820423 200801 2 001 Pembimbing Pendamping Nama : Sumardiyono, SKM, M. Kes NIP : 19650706 198803 1 002 Penguji Utama Nama : Lusi Ismayenti, ST., M. Kes NIP : 19720322 200812 2 001
Surakarta, Juni 2011 Tim Skripsi Ketua Program
D.IV Kesehatan Kerja FK UNS
Sumardiyono, SKM, M. Kes Putu Suriyasa, dr., MS, PKK, Sp .Ok NIP. 19650706 198803 1 002 NIP. 19481105 198111 1 001
( )
( )
( )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah
dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, Juni 2011
Nama: Nurmaya Rachmawati NIM. R.0207093
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Hubungan Intensitas Penerangan dan Lama Paparan Cahaya Layar Monitor dengan Kelelahan Mata Pekerja Komputer
Latar Belakang : Pengetikan merupakan pekerjaan memasukkan kata-kata dari keyboard ke komputer dan ditampilkan dalam bentuk gambar pada display monitor. Jenis pekerjaan ini termasuk jenis pekerjaan teliti dan membutuhkan intensitas penerangan yang sesuai standar. Tempat kerja pekerja komputer di Kelurahan X dijumpai intensitas penerangan tempat kerja kurang dari standar, selain itu lama paparan cahaya layar monitor yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan kelelahan mata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar monitor dengan kelelahan mata pekerja komputer di Kelurahan X. Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kerja pekerja komputer di Kelurahan X yang berjumlah 100 orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 orang, teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive random sampling. Hasil : Hasil uji statistik dengan metode Korelasi Person Product Moment diperoleh nilai Sig. sebesar 0,000 atau kurang dari 0,01 (p < 0,01), yang berarti sangat signifikan. Dari hasil uji statistik dengan metode Regresi Linier Ganda didapatkan rumus garis linier Y = 77,805 – 0,122 (X1) + 1,904 (X2). Kesimpulan : Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar monitor dengan kelelahan mata pekerja komputer di Kelurahan X. Sebaiknya pihak pengelola menyediakan intensitas penerangan sesuai standar dan memberikan waktu istirahat yang cukup kepada pekerja komputer di Kelurahan X.
Kata Kunci : Intensitas Penerangan, Lama Paparan Cahaya Layar Monitor,
Kelelahan Mata. 1 Program Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret Surakarta. 2 Dokter, Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3 Magister Kesehatan Kerja, Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
ABSTRACT
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Relationship Intensity Light and Duration of Exposure Illumination
Eye Screen Monitor with Fatigue Computer Workers in the X
Objective: Typing is the work of inserting the words from the keyboard to the computer and displayed in the form of images on the display screen with state of the eye focus to the screen in a long time. This type of employment including type of work requires careful and appropriate illumination intensity standard. In the workplace computer worker found at X workplace illumination intensity less than the standard and the illumination is uneven, but it encountered long exposure to excessive light screen so that it can cause eye fatigue in labor. This study aims to determine the relationship of light intensity and duration of exposure to light the screen with a computer eyestrain workers in X. Method: The study used an observational cross sectional analytic approach. The population in this study are all computer workers labor in X Village totaling 100 people. The sample in this study as many as 30 people, the sampling technique using purposive random sampling method. Results: The results of statistical tests with Person Product Moment Correlation method result value Sig. of 0.000 or less and 0.01 (p <0.01), which means very significant. From the results of statistical tests with the method of Multiple Linear Regression formula obtained linear line = 77.805-.122 (X1) - 1.904 (X2). Conclusion: The result of this study concluded that there is a very significant relationship between light intensity and duration of exposure to light the screen with a computer eyestrain workers in X. Should the manager to provide appropriate lighting intensity standards and provide adequate rest time to workers in the computer X. Keywords : Intensity Lighting, Long Exposure Light Screen Monitor, Eye
Fatigue.
1 Occupational Health Study Program of Medical Faculty, Sebelas Maret University of Surakarta. 2 Doctor, Sebelas Maret University of Surakarta 3 Magister Occupational Health, Sebelas Maret University of Surakarta.
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan bimbingan-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ” Hubungan Intensitas Penerangan dan Lama Paparan Cahaya Layar Monitor dengan Kelelahan Mata Pekerja Komputer di Kelurahan X”.
Laporan skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan dan salah satu syarat kelulusan dalam menyelesaikan studi pada Program Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Skripsi ini dapat selesai karena bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr. S. PD-KR-FINASIM selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Bapak H. A.A. Subijanto, Prof. Dr. dr. M.S., selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta periode 2007-2011. 3. Bapak Putu Suryasa, dr., MS, PKK, Sp.Ok., selaku Ketua Program Diploma
IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Ibu Vitri Widyaningsih, dr. selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Sumardiyono, SKM, M.Kes. selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Lusi Ismayenti, ST., M.Kes. selaku penguji yang telah memberikan masukan dalam skripsi ini.
7. Kakak-kakak pekerja komputer yang telah senang hati membantu saya dalam pengambilan data.
8. Almarhum/ah Ayah dan Ibu yang telah melahirkan saya, terimakasih atas segalanya. Semoga ayah dan ibu tenang di sisi alloh SWT. Untuk seluruh keluarga, terimakasih atas segala yang hal yang telah diberikan.
9. Abi terima kasih atas cinta, sayang, perhatian, semangat dan doa yang tak henti-hentinya selama ini.
10. Teman-teman satu angkatan Diploma IV Kesehatan Kerja atas kerjasama dan tolong-menolong dalam kegiatan sehari-hari.
11. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu. Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca sekalian. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi civitas akademika Program Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, untuk menambah wawasan ilmu dibidang keselamatan dan kesehatan kerja.
Surakarta, Mei 2011 Penulis,
Nurmaya Rachmawati
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
PRAKATA ...................................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 6
B. Kerangka Pemikiran .................................................................... 26
C. Hipotesis ..................................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................ 28
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 28
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Populasi Penelitian ..................................................................... 28
D. Teknik Sampling ........................................................................ 29
E. Sampel Penelitian ....................................................................... 29
F. Desain Penelitian ........................................................................ 30
G. Identifikasi Variabel Penelitian .................................................. 31
H. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................... 32
I. Alat dan Bahan penelitian .......................................................... 34
J. Cara Kerja Penelitian ................................................................. 34
K. Teknik Analisis Data .................................................................. 37
BAB IV HASIL
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 39
B. Karakteristik Subjek Penelitian ................................................... 40
C. Hasil Pengukuran ....................................................................... 42
D. Uji Hubungan Intensitas Penerangan dan Lama Paparan
dengan Kelelahan Mata .............................................................. 43
BAB V PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat ........................................................................ 46
B. Analisa Multivariat ..................................................................... 48
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ..................................................................................... 52
B. Saran ............................................................................................ 53
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 54
LAMPIRAN
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tingkat Penerangan Berdasarkan Jenis Pekerjaan ....................... 10
Tabel 2. Nilai Pantulan (Reflektan) yang Dianjurkan ............................... 11
Tabel 3. Standar Tingkat Penerangan menurut Kepmenkes No. 1405
Tahun 2002 ................................................................................... 11
Tabel 4. Ketentuan Tingkat Penerangan Berdasarkan PMP No. 07 Tahun
Mengukir dengan tangan, pemeriksaan pekerjaan mesin dan perakitan yang sangat halus.
Pekerjaan terinci 3000 tidak menimbulkan bayangan
Pemeriksaan pekerjaan, perakitan sangat halus
Sumber : Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja pasal 3 ayat 1 (i) menetapkan syarat-syarat Keselamatan Kerja
yang berkaitan dengan penerangan yaitu memperoleh penerangan yang
cukup dan sesuai. Ketentuan intensitas penerangan berdasarkan Peraturan
Menteri Perburuhan No. 07 Tahun 1964 tentang Syarat-Syarat
Kesehatan, Kebersihan, serta Penerangan dalam Tempat Kerja adalah :
Tabel 4. Ketentuan Tingkat Penerangan berdasarkan PMP No. 07 Tahun 1964.
Intensitas Minimum (Lux)
Keterangan
5 20 50
100
200
300
500
1000
Penerangan darurat Halaman dan jalan di perusahaan Pekerjaan yang hanya membedakan barang kasar, seperti mengerjakan bahan-bahan besar, gudang menyimpan barang besar atau kasar, gang atau tangga, dan lain-lain. Pekerjaan yang membedakan barang-barang kecil sepintas lalu, seperti pemasangan yang kasar, kamar mesin dan uap, tempat menyimpan barang sedang dan kecil, dan lain-lain. Pekerjaan membedakan barang kecil agak teliti, seperti pemasangan alat yang sedang, pekerjaan mesin dan bubut yang kasar, dan lain-lain. Pekerjaan membedakan yang teliti dari barang kecil dan halus, seperti pemeriksaan mesin yang teliti, menulis, membaca, dan lain-lain. Pekerjaan membedakan barang halus dengan kontras sedang dalam waktu lama, seperti pekerjaan mesin yang halus, pemotongan kaca, dan lain-lain. Pekerjaan membedakan barang sangat halus dengan kontras yang sangat kurang untuk waktu lama.
Sumber : Peraturan Menteri Perburuhan No. 07 Tahun 1964.
12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Lama Paparan Cahaya Layar Monitor
a. Pengertian cahaya layar monitor
Monitor yang dengan istilah lain sering disebut juga dengan VDT
(Video Display Terminal), merupakan salah satu bagian yang terpenting
dari suatu unit komputer. Monitor merupakan output yang paling sering
dipandang saat kita mengoperasikan komputer.
Adapun fungsi monitor adalah untuk memperagakan data atau
proses yang terjadi dalam CPU (Central Processing Unit) secara visual.
Proses yang terjadi dalam CPU dikonversikan oleh suatu adapter video atau
video board dari data berbentuk digital menjadi sinyal yang akan disalurkan
melalui kabel penghubung ke monitor (Fauzia, 2004).
VDT sebagai sumber cahaya yang menyebabkan rangsangan
terhadap mata. Cahaya akan diterima oleh sel-sel photoreceptor retina dan
selanjutnya akan dikonversikan menjadi energi bio-elektrik melalui siklus
biokimiawi (Fauzia, 2004).
b. Sistem penglihatan manusia
Mata bekerja mirip kamera. Bayangan benda diterima oleh mata
dan masuk melalui seperangkat lensa di mata, berupa kornea, pupil dan
lensa yang transparan. Organ-organ ini berhubungan erat kerjanya
dengan otot-otot mata. Permasalahannya, untuk melihat dalam jarak
dekat dan dalam waktu yang lama, seperti melihat layar komputer, perlu
kerja ekstra dari lensa dan otot mata, yaitu :
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Lensa mata harus mencembung untuk mencari fokus benda yang
dilihat.
2) Kedua bola mata harus bekerja sama dalam menyatukan bayangan
saat mata melihat obyek dalam jarak dekat. Apalagi, jika obyek cukup
kecil.
3) Menggerakkan bola mata ke arah bayangan yang datang, agar tampak
jelas (Ilyas S, 2003).
Mata merupakan indera penglihatan pada manusia. Mata
dibentuk untuk menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina,
selanjutnya dengan perantaraan serabut-serabut nervous optikus,
mengalihkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak untuk
ditafsirkan (Evelyne, 1999).
Sebagai indera penglihatan, mata mempunyai fungsi penting
dalam mengidentifikasi segala bentuk rangsang visual yang kemudian
diteruskan ke otak untuk diterjemahkan dalam bentuk respon. Dalam hal
ini, mata berfungsi sebagai pengirim pesan (Ruslan A, 2009).
Mata diproteksi oleh tulang rongga mata, alis dan bulu mata,
kelopak mata, refleks mengedip, sel-sel pada permukaan kornea dan
konjungtiva (selaput lendir yang melapisi permukaan pada kelopak mata)
serta air mata. Air mata berfungsi memperbaiki tajam penglihatan,
membersihkan kotoran yang masuk ke mata, lubrikasi (pelumasan),
media transfor dagi oksigen dari atmosfer, nutrisi (glukosa, elektrolit,
14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
enzim protein), serta mengandung antibakteri dan antibody (Roger,
2002).
Bola mata memiliki garis menengah kira-kira 2,5 centimeter,
bagian depannya bening serta terdiri dari tiga lapisan yaitu :
1) Lapisan Luar (fibrus) yang merupakan lapisan penyangga.
2) Lapisan tengah (vaskuler).
3) Lapisan dalam yang merupakan lapisan syaraf (Evelyne, 1999).
Mata digerakkan oleh enam otot penggerak mata, otot-otot ini
dikaitkan pada pembungkus sklerotik mata sebelah belakang kornea.
Otot-otot ini menggerakkan mata ke atas, ke bawah, ke dalam dan ke sisi
luar secara bergantian (Suardana, 2002).
Menurut Ilyas (2003), mata terdiri atas 6 bagian, yaitu :
1) Kelopak mata (Palpebra) yang berfungsi untuk melindungi bola mata
terhadap trauma sinar dan pengeringan bola mata. Kelopak mata juga
berperan dalam mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk
lapisan air mata di depan kornea.
2) Sistem sekresi air mata (Sistem Lacrimal) untuk menjaga agar kornea
tetap bersih, lembab, dan bebas kuman.
3) Conjungtiva, yaitu membran yang menutupi sclera dan kelopak mata
bagian belakang.
4) Bola mata yang terdiri atas :
a) Sclera yang merupakan jaringan terluar yang melindungi bola
mata.
15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b) Kornea merupakan bagian depan yang transparan dan bersambung
dengan yang putih dan tidak tembus cahaya.
5) Uvea yang terdiri atas iris, badan siliar dan koroid.
6) Pupil merupakan sebuah cakram yang dapat bergerak dan berfungsi
sebagai tirai yang melindungi retina, serta mengendalikan jumlah
cahaya yang memasuki mata.
7) Lensa merupakan sebuah benda transparan bikonvex yang terdiri dari
beberapa lapisan. Lensa mata berfungsi sebagai organ fokus utama
yang membiaskan berkas-berkas cahaya yang terpantul dari benda-
benda yang dilihat.
8) Retina yang berfungsi mengubah sinar menjadi rangsangan pada saraf
optik yang akan diteruskan ke otak.
9) Rongga orbita yaitu rongga tempat bola mata.
10) Otot penggerak mata yang berguna untuk menggerakkan mata.
Secara ilmiah, mata memiliki tiga fungsi utama yaitu :
1) Menerima cahaya/ sensasi cahaya.
2) Membedakan bentuk/ sensasi bentuk.
3) Menerima warna/ sensasi warna.
Gelombang cahaya dari benda yang diamati memasuki mata
melalui lensa mata kemudian jatuh ke retina kemudian disalurkan sampai
menuju otak melalui syaraf optik, sehingga mata secara terus menerus
menyesuaikan untuk melihat suatu benda (Suyanto, 1995).
16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Iris bekerja sebagai diafragma, mengatur banyak sedikitnya
cahaya yang masuk ke dalam pupil. Pada keadaan gelap pupil membesar
dan pada keadaan terang pupil mengecil. Mekanisme tersebut berjalan
secara otomatis, jadi di luar kesadaran kita. Pada saat yang sama ajakan
syaraf yang lain masuk lebih jauh kedalam otak dan mencapai korteks
sehingga memasuki syaraf kesadaran (Ilyas, 2003).
Sistem yang terdiri dari mata dan alur syaraf yang mempunyai
peran penting dalam melihat disebut alat visual, ia mengendalikan lebih
dari 90% dari kegiatan sehari-hari. Dalam hampir semua jabatan visual
ini memainkan peranan yang menentukan. Organ visual ikut bertanggung
jawab atas timbulnya gejala kelelahan umum (Ilyas, 2003).
c. Gejala mata mengalami kelelahan
Saat seseorang bekerja melihat objek bercahaya diatas dasar
berwarna pada jarak dekat secara terus menerus dalam jangka waktu
tertentu, menyebabkan mata harus berakomodasi dalam jangka waktu
yang panjang. Kelelahan mata oleh karena lama paparan yang terlalu
lama akan menyebabkan daya akomodasi menurun. Terdapat beberapa
gejala kelelahan mata yaitu :
1) Gejala okular : merupakan gejala seperti mata merasa tidak nyaman,
panas, sakit, cepat lelah, merah, dan berair (Asyari, 2002).
2) Gejala visual : terjadi karena mata mengalami gangguan untuk
memfokuskan bayangan pada retina. Mata menjadi sensitif terhadap
cahaya. Kelelahan ini akan menyebabkan penglihatan ganda atau
17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kabur. Penglihatan yang kabur biasanya berkaitan dengan akomodasi,
karena otot siliaris gagal untuk memfokuskan atau mengalami kejang
dan kelelahan (Asyari, 2002). Ketajaman penglihatan juga dapat
menurun sewaktu-waktu, terutama pada saat keadaan daya tahan
tubuh menurun atau mengalami kelelahan (Mangunkusumo, 2002).
3) Gejala umum lainnya yang sering dikeluhkan akibat kelelahan mata
adalah rasa sakit kepala, sakit punggung, pinggang, dan vertigo
(Mangunkusumo, 2002).
Selain gejala yang disebutkan diatas efek lain dari paparan
cahaya komputer yang terlalu lama adalah sakit kepala, pandangan kabur,
dan sakit pada leher serta punggung.
3. Kelelahan Mata
a. Pengertian kelelahan mata
Kelelahan mata adalah ketegangan pada mata dan disebabkan
oleh penggunaan indera penglihatan dalam bekerja yang memerlukan
kemampuan untuk melihat dalam jangka waktu yang lama dan biasanya
disertai dengan kondisi pandangan yang tidak nyaman. Kelelahan mata
timbul sebagai stress intensif pada fungsi-fungsi mata seperti terhadap
otot-otot akomodasi pada pekerjaan yang perlu pengamatan secara teliti
atau terhadap retina akibat ketidaktepatan kontras (Phesant, 1991).
Kelelahan mata dapat terjadi jika mata fokus kepada objek
berjarak dekat, dalam waktu lama. Hal ini disebabkan karena otot-otot
mata harus bekerja lebih keras untuk melihat objek berjarak sangat dekat,
18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
terutama jika disertai dengan pencahayaan yang terlalu redup atau terlalu
menyilaukan (Gondowiarjo, 1996).
Mata di dalam fungsinya untuk melihat harus tidak dihadapkan
pada beban tambahan seperti penerangan obyek yang intensitasnya
kurang sesuai dengan keperluan. Oleh karena itu penerangan merupakan
faktor lingkungan yang sangat perlu diperhatikan karena banyak
pengaruhnya terhadap kelelahan mata dalam bekerja. Penerangan yang
baik penting agar pekerjaan dapat dilakukan dengan benar dan dalam
situasi yang nyaman. (Manuaba,1992).
Pada pekerjaan yang memerlukan ketelitian tanpa penerangan
yang memadai, maka dampaknya akan sangat terasa pada kelelahan
mata. Terjadinya kelelahan otot mata dan kelelahan saraf mata sebagai
akibat tegangan yang terus menerus pada mata, walaupun tidak
menyebabkan kerusakan mata secara permanen, tetapi menambah beban
kerja, mempercepat lelah, sering istirahat, kehilangan jam kerja dan
mengurangi kepuasan kerja, penurunan mutu produksi, meningkatkan
frekuensi kesalahan, mengganggu konsentrasi dan menurunkan
produktivitas kerja. (Manuaba,1992).
Dalam ruang lingkup pekerjaan, faktor yang menentukan adalah
ukuran objek, derajat kontras di antara objek dan sekelilingnya,
luminansi dari lapangan penglihatan, yang tergantung dari penerangan
dan pemantulan pada arah si pengamat, serta lamanya melihat
(Suma’mur, 2009).
19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Faktor ukuran objek, derajat kontras antar objek dengan
sekelilingnya serta penerangan adalah faktor-faktor yang saling
mengimbangi satu dengan yang lain, misalnya suatu objek dengan
kontras kurang, dapat dilihat apabila objek tersebut cukup besar atau bila
penerangannya cukup baik. Upaya mata yang melelahkan menjadi sebab
kelelahan mental. Gejalanya meliputi sakit kepala, penurunan
kemampuan intelektual, daya konsentrasi dan kecepatan berpikir. Lebih
dari itu, apabila pekerja mencoba mendekatkan matanya terhadap objek
untuk memperbesar ukuran benda, maka daya akomodasi lebih dipaksa,
dan mungkin terjadi penglihatan rangkap atau kabur yang terkadang
disertai pula dengan perasaan sakit kepala di daerah atas mata.
(Grandjean, 1993).
Kelelahan mata dikenal sebagai tegang mata atau astenophia
yaitu kelelahan okular atau ketegangan pada organ visual dimana terjadi
gangguan pada mata dan sakit kepala sehubungan dengan penggunaan
mata secara intensif. Keletihan visual menggambarkan seluruh gejala-
gejala yang terjadi sesudah stress berlebih terhadap setiap fungsi mata,
diantaranya adalah tegang otot siliaris yang berakomodasi saat
memandang objek yang sangat kecil dalam jarak yang sangat dekat.
Terdapat tiga jenis astenophia yaitu astenophia acomodatif, astenophia
musculer, dan astenophia neurastenik. Astenophia pada operator
komputer merupakan astenophia acomodatif yang disebabkan oleh
kelelahan otot siliaris (Anshell J, 1997).
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pada keadaan normal, cahaya yang datang dari jarak tidak
terhingga akan terfokus pada retina, demikian pula bila benda jauh
didekatkan. Hal ini diakibatkan oleh adanya daya akomodasi mata yang
bila benda didekatkan, maka bayangan benda dapat difokuskan pada
retina atau makula lutea. Mata akan berakomodasi untuk melihat jelas
benda pada jarak yang berbeda-beda sehingga bayangan benda akan tetap
terfokus pada retina. Akomodasi adalah kemampuan lensa untuk
mencembung yang terjadi akibat kontraksi otot siliaris (Ilyas, 2003).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kelelahan mata :
1) Faktor usia. Daya akomodasi menurun pada usia 45-50 tahun. Dengan
bertambahnya usia menyebabkan lensa mata berangsur-angsur
kehilangan elastisitasnya, dan agak kesulitan melihat pada jarak dekat.
Hal ini akan menyebabkan ketidaknyamanan penglihatan ketika
mengerjakan sesuatu pada jarak dekat, demikian pula penglihatan jauh
(Guyton, 1991).
2) Faktor penerangan Penerangan ruang kerja yang kurang dapat
mengakibatkan kelelahan mata, akan tetapi penerangan yang terlalu
kuat dapat menyebabkan kesilauan, menurut Soewarno (1992)
menyebutkan bahwa penerangan yang memadai bisa mencegah
terjadinya Astenopia (kelelahan mata) dan mempertinggi kecepatan
dan efisien membaca. Penerangan yang kurang bukannya
menyebabkan penyakit mata tetapi menimbulkan kelelahan mata
(Grandjean, 1993).
21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Kurang tidur. Seseorang yang kurang tidur maka berakibat mata
merah dan mata sulit dibiarkan terbuka sehingga dapat mengurangi
daya penglihatan secara maksimal (Nurmianto, 2004).
4) Faktor okular. Yaitu kelainan mata berupa ametropia dan heteroforia.
Ametropia adalah kelaianan refraksi pada mata kiri dan kanan tetapi
tidak dikoreksi. Heteroforia merupakan kelainan dimana sumbu
penglihatan dua mata tidak sejajar sehingga kontraksi otot mata untuk
mempertahankan koordinasi bayangan yang diterima dua mata
menjadi satu bayangan, lebih sulit. Apabila hal ini berlangsung lama,
akan terjadi kelelahan mata (Mangunkusumo, 2002).
5) Beban kerja. Beban kerja berat akan berpengaruh pada kelelahan mata
seseorang karena jika beban kerja berat maka dibutuhkan penglihatan
yang maksimal saat bekerja dalam jangka waktu yang lama
(Mangunkusumo, 2002).
6) Jarak pandang. Seseorang mempunyai jarak pandang yang berbeda-
beda sesuai dengan kondisi kesehatan mata orang tersebut (Asyari,
2002).
4. Hubungan Intensitas Penerangan dan Lama Paparan Cahaya Layar Monitor
dengan Kelelahan Mata
Penerangan ruang kerja yang kurang dapat mengakibatkan
kelelahan mata, akan tetapi penerangan yang terlalu kuat dapat
menyebabkan kesilauan (Suma’mur, 2009).
22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Menurut Grandjean (1993, menayatakan bahwa penerangan yang
didesain tidak baik maka dapat menimbulkan gangguan atau kelelahan
penglihatan selama kerja. Pengaruh dari penerangan yang kurang memenuhi
syarat akan mengakibatkan :
a. Kelelahan mata sehingga berkurangnya daya dan efisiensi kerja.
b. Kelelahan mental.
c. Keluhan pegal didaerah mata dan sakit kepala disekitar mata,
d. Kerusakan indra mata.
Selanjutnya pengaruh kelelahan pada mata tersebut akan bermuara
kepada penurunan performance kerja, termasuk :
a. Kehilangan produktivitas.
b. Kualitas kerjanya rendah.
c. Banyak terjadi kesalahan.
d. Kecelakaan kerja meningkat.
Meskipun sudah banyak manfaat yang dapat diperoleh dari
pemakaian komputer, namun belum banyak yang menyadari bahwa
pemakaian komputer juga memiliki masalah tersendiri, terutama bila
bekerja dengan komputer dalam waktu lama dan terus menerus serta dengan
jumlah penerangan yang kurang (Hasnan, 2002).
Pengguna komputer dengan kondisi penerangan yang kurang dan
dalam waktu yang lama beresiko terkena mata lelah atau astenopia
(Affandi, 2002). Data organisasi kesehatan sedunia (WHO) menunjukkan
angka kejadian berkisar 40-90 persen. Astenopia adalah gejala yang
23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
diakibatkan oleh upaya berlebih dari sistem penglihatan yang berada dalam
kondisi kurang sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan.
Penglihatan terasa buram, ganda, kemampuan melihat warna menurun.
Gejala diikuti sakit kepala, bahu, punggung dan pinggang vertigo serta
kembung.
Menurut Jeffery Anshell, optometris di California yang dikutip oleh
Iis Faizah Hanum 2008, menyatakan karakteristik layar/monitor komputer
(VDT) dan kebutuhan bekerja dengan menggunakan komputer, dapat memicu
timbulnya masalah mata dan penglihatan. Apabila kedua mata fokus pada satu
titik dalam jangka waktu lama, lensa mata akan mengalami stuck at that focal
point yang akan menimbulkan keluhan kelelahan mata (Goldsborough, 2007).
Berbagai gejala yang timbul pada pekerja komputer yang bekerja
dengan penerangan yang kurang selain diakibatkan karena sedikitnya cahaya
yang masuk ke bola mata, juga dikarenakan mata seorang pekerja komputer
berkedip lebih sedikit dibandingkan normal. Berkurangnya kedipan,
menyebabkan mata menjadi kering dan terasa terbakar (Sitzman, 2005).
Anshell J (2002) mengatakan bahwa keluhan mata akibat bekerja
dengan menggunakan komputer dengan penerangan yang kurang dan dalam
jangka waktu yang lama, yang dikenal dengan Computer Vision Syndrome
(CVS) yang memiliki tingkatan gejala-gejala kelelahan mata meliputi :
a. Sakit pada leher dan punggung
b. Mata terasa pegal
c. Mata kering
24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d. Sakit kepala
e. Mata terasa panas
f. Mata berair
g. Pandangan kabur
h. Mata menjadi sensitif terhadap cahaya
i. Pandangan ganda
Gejala-gejala di atas terkadang juga disertai dengan keluhan pusing,
mual dan muntah.
CVS dapat diakibatkan karena berkurangnya aliran air mata atau
disebabkan oleh terlalu besarnya refleksi maupun silau monitor. Saat kita
menatap komputer, maka kedipan mata berkurang sebesar 2/3 kali
dibandingkan kondisi normal, yang mengakibatkan mata menjadi kering,
teriritasi, tegang dan lelah. Penerangan lingkungan dan penerangan dari
komputer yang tidak tepat juga akan mengakibatkan ketegangan dan
kelelahan pada mata. CVS dapat muncul dengan segera setelah pemakaian
komputer dalam jangka waktu lama atau lebih dari 4 jam, namun ada yang
muncul setelah beberapa hari kemudian.
Kelelahan mata dapat terjadi jika mata berfokus pada objek berjarak
dekat dalam waktu yang lama, karena otot-otot mata harus bekerja lebih keras
untuk melihat objek berjarak sangat dekat, terutama jika disertai dengan
penerangan yang terlalu redup atau terlalu menyilaukan. Jika seseorang
bekerja melihat objek bercahaya diatas dasar berwarna pada jarak dekat terus-
menerus dalam jangka waktu tertentu, mata harus berakomodasi dalam jangka
25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
waktu yang panjang. Kelelahan mata menyebabkan daya akomodasi mata
menurun.
B. Kerangka Pemikiran
Potensi bahaya
Intensitas Penerangan kurang dari standar
Waktu paparan cahaya layar monitor lebih dari 4 jam
Faktor eksteren
- Silau - Beban kerja
Mata
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Faktor intern
- Usia - Faktor okular - Kurang tidur
Mata Akomodasi Maksimal
Otot-otot Mata Kontraksi Berlebih
Saraf Mata Tegang
Kelelahan Mata
26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Hipotesis
Ada Hubungan antara Intensitas Penerangan dan Lama Paparan
Cahaya Monitor dengan Kelelahan Mata Pekerja Komputer di Kelurahan X.
27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik
yaitu penelitian yang menjelaskan adanya hubungan antara variabel-variabel
melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.
Berdasarkan pendekatannya, maka penelitian ini menggunakan
pendekatan Cross Sectional karena variabel sebab dan akibat yang terjadi pada
objek penelitian diukur atau dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan dan
dilakukan pada situasi saat yang sama (Soekidjo Notoatmojo, 2002).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di tempat-tempat kerja yang menyediakan
jasa pengetikan/ rental komputer di Kelurahan X, pada bulan Oktober 2010
sampai bulan Mei 2011.
C. Populasi Penelitian
Jumlah populasi tenaga kerja yang bekerja sebagai pekerja komputer
di tempat-tempat kerja yang menyediakan jasa pengetikan atau rental komputer
di Kelurahan X yaitu sebanyak 100 orang tenaga kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Teknik
Purposive Sampling yaitu pemilihan subjek berdasarkan atas ciri-ciri atau sifat
tertentu yang berkaitan dengan karakteristik populasi (Mochhammad Arief,
2008).
Setelah itu dilakukan random sampling. Random sampling berarti
memilih subjek secara acak. Teknik ini dilakukan jika jumlah subjek yang
memenuhi syarat lebih dari jumlah yang sudah ditentukan sebelumnya
(Sutrisno Hadi, 2004).
E. Sampel Penelitian
Dari total populasi sebanyak 100 orang pekerja komputer di
Kelurahan X dilakukan Purposive Sampling untuk dijadikan sampel
berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Jenis kelamin : Laki-laki
2. Usia : 20 – 45 tahun
3. Bekerja minimal 4 jam sehari
4. Tidak menggunakan kacamata/ sakit mata
Setelah dilakukan purposive sampling sesuai dengan ciri-ciri diatas,
maka didapatkan jumlah sampel pekerja komputer sebanyak 60 orang.
Dikarenakan waktu penelitian yang singkat maka peneliti membatasi lagi
jumlah sampel yang diambil dari 60 orang sampel dari hasil purposive
sampling dilakukan pemilihan secara acak dengan random sampling. Peneliti
29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mengambil jumlah sampel minimal sesuai peraturan pengambilan sampel
menurut Mochammad Arief, 2008 yaitu sebanyak 30 orang.
F. Desain Penelitian
Gambar 2. Desain Penelitian
Purposive Random Sampling
Sampel
Kelelahan Mata
Intensitas Penerangan
Regresi Linier Ganda
Lama Paparan
Populasi
Correlation Person Product Moment
Correlation Person Product Moment
30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
G. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau
berubahnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar monitor.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah kelelahan mata.
3. Variabel Pengganggu
Variabel pengganggu adalah variabel yang mempengaruhi
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel pengganggu
dalam penelitian ini ada dua, yaitu :
a. Variabel pengganggu terkendali : Jenis kelamin, usia, waktu bekerja,
kondisi kesehatan mata.
b. Variabel pengganggu tidak terkendali : Kurang tidur, beban kerja, jarak
pandang.
31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
H. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Intensitas penerangan
Intensitas cahaya adalah besar pancaran cahaya yang dihasilkan
oleh layar komputer hingga sampai mengenai mata dan besar cahaya yang
ada di lingkungan tempat kerja baik alami ataupun buatan.
a. Alat ukur : Lux Meter
b. Hasil Pengukuran : Besarnya intensitas dalam satuan Lux
c. Skala pengukuran : Interval
2. Lama paparan cahaya layar monitor komputer
Adalah lamanya waktu yang digunakan oleh mata pekerja
komputer untuk melihat objek pada layar komputer.
a. Alat Ukur : Stopwatch/ jam digital
b. Hasil Pengukuran : Lama bekerja dari mulai awal bekerja sampai akhir
waktu kerja dikurangi waktu istirahat.
c. Satuan : Jam
d. Skala Pengukuran : Interval
3. Kelelahan mata
Kelelahan mata adalah rasa nyeri yang terjadi di daerah mata
karena terjadi spasme (kekakuan) otot mata.
a. Alat ukur : Kuesioner kelelahan mata dari Departemen Tenaga
Kerja Pusat Hiperkes dan KK Proyek
Pengembangan Hygiene dan KK (Lampiran 1).
32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Hasil pengukuran : Skoring dari kuesioner.
c. Skala Pengukuran : Interval
4. Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah identitas seseorang, laki–laki atau perempuan.
Pengendaliannya dengan mencari dua kelompok yang jenis kelaminnya
sama, yaitu laki-laki. Skala pengukurannya adalah nominal.
5. Usia
Usia adalah waktu yang dihitung berdasarkan tahun kelahiran,
hingga saat penelitian dilakukan, yang dihitung dalam tahun yang dapat
diperoleh dari data tenaga kerja yang bekerja sebagai operator komputer di
Kelurahan X. Skala pengukurannya adalah rasio.
6. Lama kerja
Tiap tenaga kerja operator komputer mempunyai lama kerja rata-
rata 10 jam sehari. Semua tenaga kerja pekerja komputer bekerja dalam
kondisi duduk dengan posisi mata sejajar dengan layar monitor.
7. Kondisi kesehatan mata
Kondisi kesehatan mata yaitu kondisi mata tenaga kerja yang
memiliki kelainan atau tidak. Kelainan yang dimaksud yaitu Miopi,
hipermetropi, astigmatisme, presbiopi, rabun, katarak dan lain sebagainya.
Hasilnya didapatkan dari wawancara.
33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sumber : Data Primer, 2011
I. Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan merupakan peralatan untuk mendapatkan data sesuai
dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peralatan yang digunakan untuk
pengambilan data beserta pendukungnya adalah :
1. Lux Meter, yaitu alat yang digunakan untuk mengukur intensitas
penerangan tempat kerja.
2. Stopwatch, yaitu alat yang digunakan untuk mengukur lama paparan.
3. Kuesioner/ lembar isian data, yaitu daftar pertanyaan yang digunakan untuk
menentukan tingkat kelelahan mata.
4. Alat tulis yang digunakan untuk mencatat hasil pengukuran.
J. Cara Kerja Penelitian
1. Cara pengukuran intensitas penerangan :
a. Menentukan titik pengukuran, yaitu pada ruang kerja tiap tenaga kerja.
1 Meter
1 Meter
1 Meter
1 Meter 1 Meter 1 Meter
Gambar 3. Denah Titik Pengukuran Intesitas Penerangan
1
2 3
4
5 6
7 8 9
34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Pengukuran dilakukan di atas meja.
c. Lux meter yang telah dikalibrasi dihidupkan dengan menekan tombol
power dan membuka penutup sensor.
d. Alat dibawa ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan.
e. Alat diletakkan di atas meja kerja dengan sensor menghadap ke atas.
f. Hasil pengukuran pada layar monitor dibaca 1-2 menit sehingga didapat
nilai angka yang stabil, kemudian tombol Hold ditekan.
g. Hasil pengukuran dicatat pada lembar hasil pencatatan.
h. Lux meter dimatikan.
i. Kemudian melakukan pengukuran pada titik pengukuran ke-2, 3, dan 4
dengan cara yang sama seperti pengukuran pada titik pengukuran
pertama.
j. Hasil pengukuran dibandingkan dengan standar penerangan di ruangan
kerja menurut Kepmenkes No. 1405 tahun 2002 dan PMP No. 07 Tahun
1064.
2. Cara pengukuran lama paparan cahaya layar monitor
a. Siapkan alat dan pastikan angka menunjuk angka nol.
b. Nyalakan stopwatch sesuai dengan waktu pekerja mulai melakukan
pekerjaan.
c. Bila tenaga kerja hendak istirahat maka tekan tombol pause untuk
menghentikan waktu sementara.
d. Jika tenaga kerja akan memulai kembali pekerjaannya maka lanjutkan
kembali stopwatch dengan menekan tombol continue.
35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e. Apabila waktu kerja telah habis maka matikan stopwatch.
f. Catat waktu yang ditunjukkan pada stopwatch.
3. Memberikan kuesioner kelelahan mata pada tenaga kerja :
a. Kuesioner serta alat tulis diberikan pada tenaga kerja selesai bekerja.
b. Memberikan penjelasan atau pengarahan tentang jawaban kuesioner.
c. Tiap pertanyaan terdapat 4 jawaban yaitu sangat sering, sering, jarang,
tidak pernah.
d. Setelah tenaga kerja selesai mengisi kuesioner, kuesioner dikumpulkan.
e. Tiap kuesioner dijumlah skor nya berdasarkan jawaban yang dipilih oleh
tiap tenaga kerja.
f. Jumlah skor dari masing-masing kuesioner merupakan besarnya nilai
kelelahan mata yang dialami tiap tenaga kerja.
g. Data yang diperoleh, dirangkum pada lembar daftar skor kelelahan mata.
h. Kriteria penilaian untuk kelelahan mata adalah sebagai berikut :
1) Untuk jawaban sangat sering diberikan nilai : 4
2) Untuk jawaban sering diberikan nilai : 3
3) Untuk jawaban jarang diberikan nilai : 2
4) Untuk jawaban tidak pernah diberikan nilai : 1
5) Bila tidak ada jawaban diberikan nilai : 0
Setelah didapatkan hasil, maka nilai-nilai yang didapatkan
tersebut dijumlahkan untuk kemudian digunakan sebagai nilai atau skor
kelelahan mata. Nilai ini dibandingkan dengan teori dari Departemen
Tenaga Kerja Pusat Hiperkes dan KK Semarang, Proyek Pengembangan
36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hygiene dan KK Tahun 1995 bahwa tingkat kelelahan mata seseorang
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Tabel 5. Klasifikasi Tingkat Kelelahan Mata Berdasarkan Total Skor Individu
Tingkat Kelelahan Mata
Total Skor Individu
Klasifikasi Kelelahan
Tindakan Perbaikan
1 0 – 32 Rendah Belum diperlukan adanya tindakan perbaikan
2 33 – 64 Sedang Mungkin diperlukan tindakan dikemudian hari
3 65 – 96 Tinggi Diperlukan tindakan segera
4 97 - 128 Sangat Tinggi Diperlukan tindakan menyeluruh sesegera mungkin
Sumber : Departemen Tenaga Kerja Pusat Hiperkes dan KK Semarang, Proyek Pengembangan Hygiene dan KK, 1995
K. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan dengan uji statistik Correlation Person
Product Moment untuk mengetahui tingkat signifikansi dari data yang diambil.
Uji tersebut dilakukan secara terpisah untuk mengetahui hubungan dari
masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat. Untuk lebih
meningkatkan kebenaran dari data yang telah diuji maka data tersebut diuji
kembali dengan menggunakan uji Regresi Linier Ganda yang bertujuan untuk
mendapatkan rumus perhitungan secara manual untuk nilai yang berbeda. Uji
tersebut dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS versi 16.0.
Dalam penelitian ini ditetapkan tingkat signifikan 95% yaitu :
37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Jika p value ≤ 0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat signifikan.
2. Jika p value > 0,01 tetapi ≤ 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan.
3. Jika p value > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan
(Sumardiyono, 2010).
38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di tempat-tempat kerja yang menyediakan
jasa pengetikan menggunakan komputer di area Kelurahan X, dimulai dari
bulan Oktober 2010 kepada tenaga kerja operator komputer. Tahapan proses
kerja yang dilakukan oleh pekerja komputer adalah dimulai dengan
menyalakan komputer hingga melakukan pekerjaannya dengan keadaan mata
fokus ke layar monitor dalam waktu yang cukup lama hingga selesai
melakukan pekerjaannya.
Pengetikan merupakan sebuah kegiatan memasukkan kata-kata yang
diketik menggunakan perangkat keras komputer berupa keyboard untuk
selanjutnya diteruskan ke layar monitor komputer. Pekerjaan pengetikan sangat
memerlukan ketelitian untuk kelancaran proses produksinya sehingga
membutuhkan penerangan yang baik. Sumber penerangan yang digunakan
berasal dari penerangan matahari dan lampu.
Keadaan lingkungan tempat kerja yang tidak cukup luas rata-rata
hanya seluas 9 m2 dengan desain tempat kerja yang ditata apa adanya. Bahkan
ada tempat kerja yang berada di samping jalan raya sehingga menyebabkan
kondisi tempat kerja bising dan panas.
39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Karakteristik Subjek Penelitian
Dari seluruh responden didapatkan hasil bahwa rata–rata usia
responden adalah 28 tahun, sedangkan paling banyak berusia 27 tahun. Usia
termuda adalah 20 tahun dan tertua 45 tahun. Rata–rata lama bekerja responden
adalah 10 jam, sedangkan paling sedikit 5 jam, dan paling lama 15 jam. Pada
waktu pengambilan data responden yang menyatakan kondisi tubuhnya sehat
sebanyak 28 responden (93,33%) dan yang menyatakan tidak dalam keadaan
sehat 2 responden (6,67%).
1. Umur
Hasil wawancara terhadap 30 tenaga kerja pekerja komputer di
Kelurahan X maka didapatkan sebaran umur, sebagai berikut:
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Subjek Penelitian Berdasarkan Umur Umur Frekuensi Persentase (%) 20-25 4 13 26-30 12 40 31-35 9 30 36-45 5 17 Total
Rata-rata 30
28,3 Tahun 100
Sumber : Hasil pendataan, 2011
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa rata-rata umur
subjek penelitian pada penelitian ini adalah 28,3 tahun dengan umur
minimal subjek penelitian adalah 20 tahun dan umur maksimal subjek
penelitian adalah 45 tahun.
40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Lama Kerja
Hasil wawancara terhadap 30 tenaga kerja pekerja komputer di
Kelurahan X maka didapatkan sebaran lama kerja, sebagai berikut :
Tabel 7. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Lama Kerja Masa Kerja (jam) Frekuensi Persentase (%)
0 - 5 4 13
6 - 10 16 53
11 - 15 10 34
Total Rata-rata
30 10 Jam
100
Sumber : Hail pendataan, 2011
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa rata-rata masa kerja
subjek penelitian pada penelitian ini adalah 10 jam dengan masa kerja
minimal subjek penelitian adalah 5 jam dan masa kerja maksimal subjek
penelitian adalah 15 jam.
3. Jenis Kelamin
Hasil wawancara terhadap 30 tenaga kerja pekerja komputer di
Kelurahan X diperoleh bahwa semua tenaga operator berjenis kelamin laki -
laki.
4. Sakit Mata
Hasil wawancara terhadap 30 tenaga kerja pekerja komputer di
Kelurahan X diperoleh bahwa tidak ada tenaga kerja yang mengalami sakit
mata, atau memakai kacamata.
41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Hasil Pengukuran
Hasil pengukuran rata-rata intensitas penerangan, lama paparan dan
kelelahan mata pada tempat kerja pekerja komputer di Kelurahan X, adalah
sebagai berikut :
Tabel 8. Hasil Pengukuran Intensitas Penerangan, Lama Paparan Cahaya Monitor
dan Kelelahan Mata Pekerja Komputer di Kelurahan X. Sampel Intensitas Penerangan (Lux) Lama Paparan (Jam) Kelelahan Mata