Top Banner
HUBUNGAN ANTARA TERPAPARNYA ORGANOPHOSPAT DENGAN RESIKO TERJADINYA PENYAKIT PARKINSON Abstrak Tujuan : Ada beberapa data yang menunjukan bahwa pestisida berpengaruh terhadap etiologi penyakit parkinson, meskipun hubungan yang spesifik antara pestisida dan resiko terjadinya penyakit parkinson belum terlalu banyak dipelajari. Penelitian ini akan mengecek tingginya penyakit parkinson dengan organophospat yang spesifik dan mekanisme dari toksisitasnya. Metode : Penelitian case control ini menggunakan alat bantu diagnosis yang dapat menentukan 36 organopospat yang sering digunakan dari tahun 1974 sampai 1999. Semua organophospat yang terpilih di analisa secara individual dan di grupkan berdasarkan mekanisme dari toksisitas. Hasil : Penelitian ini memasukan 357 kasus kejadian penyakit parkinson dan 752 populasi yang hidupnya di kontrol di central valley of california. Pengaruh lingkungan yang terpapar dengan organopospat meningkatkan resiko dari munculnya penyakit parkinson. Bagaimanapun juga kebanyakan partisipan lebih sering terpapar dengan kombinasi organophospat daripada satu jenis organophospat saja. Resiko terjadinya parkinson karena organophospat digrupkan berdasasrkan perkiraan dari fungsi dan toksisitas yang sama dan tidak dapat dibedakan satu dengan yang lainya. Kesimpulan : Penelitian ini membutikan bahwa ada hubungan yang kuat antara terjadinya penyakit parkinson dan seringnya terpapar organopospat. Bagaimanapun juga, penelitian tentang penggunaan organopshopat dengan dosis rendah dibutuhkan untuk menentukan mekanisme dari neurotoksisitas. 1
17

Hubungan Antara Terpaparnya Organophospat Dengan

Jan 27, 2016

Download

Documents

JKLSJCKLSJFKA
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Hubungan Antara Terpaparnya Organophospat Dengan

HUBUNGAN ANTARA TERPAPARNYA ORGANOPHOSPAT DENGAN

RESIKO TERJADINYA PENYAKIT PARKINSON

Abstrak

Tujuan : Ada beberapa data yang menunjukan bahwa pestisida berpengaruh terhadap etiologi penyakit parkinson, meskipun hubungan yang spesifik antara pestisida dan resiko terjadinya penyakit parkinson belum terlalu banyak dipelajari. Penelitian ini akan mengecek tingginya penyakit parkinson dengan organophospat yang spesifik dan mekanisme dari toksisitasnya.

Metode : Penelitian case control ini menggunakan alat bantu diagnosis yang dapat menentukan 36 organopospat yang sering digunakan dari tahun 1974 sampai 1999. Semua organophospat yang terpilih di analisa secara individual dan di grupkan berdasarkan mekanisme dari toksisitas.

Hasil : Penelitian ini memasukan 357 kasus kejadian penyakit parkinson dan 752 populasi yang hidupnya di kontrol di central valley of california. Pengaruh lingkungan yang terpapar dengan organopospat meningkatkan resiko dari munculnya penyakit parkinson. Bagaimanapun juga kebanyakan partisipan lebih sering terpapar dengan kombinasi organophospat daripada satu jenis organophospat saja. Resiko terjadinya parkinson karena organophospat digrupkan berdasasrkan perkiraan dari fungsi dan toksisitas yang sama dan tidak dapat dibedakan satu dengan yang lainya.

Kesimpulan : Penelitian ini membutikan bahwa ada hubungan yang kuat antara terjadinya penyakit parkinson dan seringnya terpapar organopospat. Bagaimanapun juga, penelitian tentang penggunaan organopshopat dengan dosis rendah dibutuhkan untuk menentukan mekanisme dari neurotoksisitas.

Pendahuluan

Penyakit parkinson adalah penyakit neurodegeneratif yang bersifat idiopatik yang berhubungan dengan penuaan, lingkungan, faktor genetik, dan jenis kelamin. Meskipun banyak penelitian yang mengemukakan hubungan antara pestisida dan parkinson, banyaknya perbedaan yang ditemukan masih harus dijelaskan. Sementara banyaknya masalah dalam metode limitasi yang didapatkan dalam penulisan literatur, seperti memastikan bahwa benar orang tersebut terkena parkinson, tidak cocoknya pemilihan dan kurangnya kemapuan dalam statistikal, limitasi yang paling sering didapatkan bermasalah dari beberapa penelitian adalah tidak optimalnya dalam mengikuti orang yang terpapar dengan pestisida. Penelitian sebelumnya secara umum menggambarkan orang yang terkena pestisida berdasarkan dari laporan dari orang yang terpapar pestisida itu sendiri, yang dimana itu masih termasuk dalam

1

Page 2: Hubungan Antara Terpaparnya Organophospat Dengan

bias. Ditambahkan, banyak penelitian yang menjelaskan bahwa orang yang terkena pestisida tidak hanya terpapar satu jenis pestisida saja atau terpapar pestisida yang berspektrum luas (Insektisida, fungisida, herbisida), lebih lanjut lagi didapatkan kontribusi bahwa ada beberapa tetapi tidak semua pestisida di dalam tiap kelasnya berkontribusi dalam etiologi parkinson.

Organopospat pestisida mewakilkan grup dari pestisida yang sering digunakan dalam perkebunan di USA dan bertanggung jawab atas juatan orang yang keracunan dan mati diseluruh dunia. Beberapa manusia yang punya pengalaman keracunan organopospat juga memiliki tanda dari gejala parkinsomism, membuat organopospat mungkin memiliki efek pada sistem dopaminergik. Meskipun mekanisme utama dari keracunan organopospat adalah stres oksidatif yang berhubungan dengan terhambatnya enzim cholinesterase, ada beberapa pendapat baru-baru ini yang menyatakan bahwa organopospat mungkn dapat menggangu fungsi dari mitokondria.

Penelitian ini bertujuan untuk menduga jika organopospat yang spesifik berefek pada meningkatnya resiko terjadinya parkinson dan bagaimana cara mekanisme dari neurotoksisitas, seperti teratogen, stress oksidatif, berkontribusi dalam resiko parkinson. Penghambatan fungsi mitokondrial adalah teori yang paling sering dikemukakan dalam patofisiologi parkinson karena organophopspat.

Metode dan bahan

Semua prosedur dari penelitian ini sudah dijelaskan dan disetujui oleh UCLA INTERNAL REVIEW BOARD untuk subjek manusia. Informed consent tertulis sudah didapatkan dari semua partisipan.

Perekrutan partisipan

Kejadian idiopatik parkinson dikumpulkan dari 1 january 2001 sampai 1 januari 2007, dan populasinya kebanyakan dari daerah perkebunan dari tiga daerah (Kern, Tulare, Fresno) di central california dari 1 january 2002 sampai awal 2011. Syarat pengumpulan subjek dan kriteria subjeuk sudah dijelaskan dimana-mana.

Dengan singkat, kasus menggambarkan (1)seseorang yang sudah di diagnosis parkinson untuk pertama kali oleh dokter sejak 3 tahun yang lalu. (2) Penduduk dari frenso, tulare dan kern yang sudah hidup di california selama 5 tahun. (3) Sudah pernah dilihat oleh dokter spesialis kelainan gerak UCLA dan sudah dikonfirmasikan memiliki kemungkinan terkena parkinson. (4) Tidak memiliki penyakit neuro lainya dan penyakit kronik lainya. (5) Tidak dalam stadium akhir dari penyakit kronis. (6) Sudah setuju berpartisipasi dalam penelitian ini.

Dari 1167 pasien parkinson yang telah di indentifikasi melalui dokter neurologi, 604 pasien tidak masuk dalam kriteria (397 dengan diagnosis parkinson lebih dari 3 tahun yang lalu, 134 hidup diluar tiga area yang sudah dipilih, 51 tanpa idiopatik parkinson, 22 terlalu

2

Page 3: Hubungan Antara Terpaparnya Organophospat Dengan

sakit untuk berpartisipasi). Dari 503 kasus yang memenuhi syarat, 90 tidak dapat diperiksa oleh spesialis kelainan gerak ( 56 orang menolak untuk berpartisipasi dan pindah, 18 orang menjadi terlalu sakit dan 16 orang sudah meninggal). Dari 473 pasien yang telah diperiksa, 107 pasien tidak memenuhi syarat (94 tidak memiliki kriteria untuk disebut idiopatik parkinson ketika diperiksa pada mulanya, ditambahkan 13 orang yang di klasifikasikan kembali kara setelah di follow up lebih lanjut tidak menderita penyakit parkinson). Selanjutya, enam subjek mengundurkan diri sebelum dilakukan inteview dan 3 orang dikeluarkan karena di diagnosis parkinson diluar dari masa penelitian, meninggalkan toal 357 idopatik parkinson untuk penelitian ini.

Populasi yang dikontrol pada mulanya berasal dari catatan medicare (2011) dan, setelah di implementasikan oleh Health insurance portability and accountability act (HIPAA), dari catatan pajak penduduk dari 3 area yang sudah dipilih. Dua strategi sampling, dijelaskan di tempat lain yang diterapkan untuk meningkatkan keberhasilan dan pencapaian representative dari populasi yang sudah dikontrol: (1) Pemilhan secara random dari sebagian penduduk dan pendaftaran via surat dan telefon dan (2) sekelompok pilihan rumah tangga yang dipilih secara acak dengan cara mengujungi dari rumah kerumah.

Dari 1212 pasien kontrol yang potensial dikontak melalui strategi rekruitment pertama, 457 tidak memenuhi syarat: 409 orang <35 tahun , 44 orang teralu sakit untuk berpartisipasi, dan 4 orang tinggal di luar daerah penelitian. Dari 755 orang yang memenuhi syarat, 409 orang menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian, karena terlalu sakit atau pindah keluar area setelah dilakukan skreening. Total dari 346 orang yang terdaftar dari strategi perekrutan pertama. Dari 346 orang, 341 orang menyediakan seluruh informasi yang dibutuhkan untuk penelitian. Dari 4756 orang yang telah dilakukan skreening untuk melihat apakah sudah memenuhi syarat masuk kedalam strategi perekrutan kedua, 3515 orang dinyatakan tidak memenuhi syarat (88% karena kriteria umur). Dari 1241 kriteria yang cocok, 634 partisipan menolak untuk ikut dan 607 setuju untuk ikut dalam penelitian. Kita meng eklusikan 196 orang dari 607 partisipan dari analisis bahwa karena hanya 183 orang yang selesai dengan cara menyingkat kuisioner. 2 orang tidak memberikan informasi yang cukup, 11 orang tidak memberikan informasi yang lengkap tentang tempat tinggalnya dan sejarah penyakit keluarganya. Ada 24 partisipan yang di rekrut di rumah mereka tetapi tidak memberian informasi atau riwayat parkinson pada keluarga dan diasumsikan tidak memiliki riwayat parkinson pada keluarga. Totalnya, 752 orang yang memberika semua informasi yang diberikan untuk analisis dari penelitian ini.

Untuk semua partisipan, kita menyelenggarakan interview melalui telepon untuk mendapatkan informasi tentang demografi, faktor resiko data lainya, seperti tempat tinggal dan alamat tempat bekerja.

3

Page 4: Hubungan Antara Terpaparnya Organophospat Dengan

GIS-Based enviromental pesticide exposure assesment

Menggunakan informasi sistem geografik, kita mengkombinasikan laporan penggunaan pestisida, peta daratan juga informasi alamat geocoded untuk mengestimasikan pestisida yang tersebar dalam 500 meter disekitar tempat kerja partisipan dan daerah tempat tinggal. Menggunakan 500 meter sebaga representasi rata-rata jarak untuk aplikasi pestisida dalam penelitian sebelumnya seperti 200 meter dan juga 1250 meter. Tempat tinggal dan tempat kerja secara otomatis telah di geocoded ke TigerLine files dan lalu secara manual dipecahkan didalam sebuah proeses multistep yang mirip dengan yang di deskripsikan oleh McElroy. Alamat yang spesifik telah dipertimbangkan dengan tepat geocoded, yang dipecahkan sesuai dengan alamat yang sebenarnya.

Dengan singkat, sejak 1974 California departement of pesticide regulation telah mengumpulkan persetujuan untuk menggunakan pestisida. Setiap penggunaan pestisida dimasukan nama dari bahan aktif pestisida, pajak yang dikenakan, hasil panen dan luas tanah yang digunakan. Data dari GIS dikombinasikan dengan data dari PUR dengan california departemen of water resources (CDWR) peta penggunaan tanah dan sejarah tempat kerja dan alamat dari tempat tinggal dari partisipan untuk mengestimaskan seberapa banyak pestisida yang sudah terpapar. Dalam setahun estimasi terpaparnya dikalkulasikan dengan menambahkan pajak dari pestisida yang sudah digunakan di setiap 500 meter sekitar tempat kerja dan perumahan dan memberatkan total pajak dari luas tanah yang di ukur secara hektar.

Analisis sekarang, kami mempertimbangkan seorang partisipan terpapar oleh spesifik organofospat pestisida jika 26 tahun rata-rata mereka terpapar sebanding atau lebih banyak daripada rata-rata observasi di daerah tempat tinggal atau tempat kerja mereka masing-masing. Jadi, orang yang terpapar dengan pestisida dikalkulasikan dan dibedakan dari tempat kerja dan tempat tinggal. Kita juga dapat memnentukan jika orang tersebut hanya terpapar di daerah tempat tinggal, di daerah tempat kerja atau di keduanya. Partisipan yang bekerja 500 meter dari ladang tempat pestisida di gunakan bisa dipertimbangkan sudah terpapar pestisida meskipun pekerjaan nya tidak berhubungan sama sekali dengan perkebunan dan penggunaan pestisida. Partisipan dipertimbangkan tidak terpapar pestisida jika (1) Mereka tidak kerja atau tinggal di 500 m dari penggunaan pestisida di 3 daerah yang telah dipilih antara 1974 sampai 1999 (2) Tidak pernah sama sekali terpapar dari nilai tengah kontrol grup dari pestisida.

Statistical analysis

Semua organopospat yang terpilih di analisa masing-masing dan juga digrupkan berdasarkan mekanisme dari toksisitasnya, seperti menjadi karsinogen, teratogen, penggangu endokrin dan toksisitas kepada asetilkolinesterase inhibition berdasarkan dengan pesticide action network database. Kita juga mengrupkan organopospat berdasarkan kemampuan

4

Page 5: Hubungan Antara Terpaparnya Organophospat Dengan

menggangu mitokondria. Meskipun, klasifikasi dari mekanisme pestisida dapat digolongkan ke berbagai macam grup mekanisme. Untuk analisis dari masing-masing organopospat (lihat tabel 2) juga untuk grup dari organopospat dengan berbagai macam mekanisme dari toksisitas (lihat tabel 3), kita membuat variabel untuk setiap grup organopospat atau grup dari organopospat dengan mekanisme toksistas masing-masing, yang di analisis secara terpisah. Kami mengambil beberapa pendekatan ketika kita menilai hubungan antara fungsi penggangu mitokondria yang disebabkan oleh organopospat dan resiko parkinson. Kita membuat dan menganalis setiap variabel dan mengkategorikan semua partisipan kedalam kelompok: (1) partisipan dengan tanpa terpapar oleh pestisida (2) yang terpapar dengan organopospat yang tidak menggangu mitkondria (3) yang terpapar organopospat yang dapat menggangu mitokondria.

Analisis regresi logistik dilakukan untuk menilai hubungan antara parkinson dan GIS-based untuk mengestimasikan secara individual dan grup lingkungan yang terpangurh oleh organopospat di tempat kerja maupun ditempat tinggal. Tes trend dilakukan menggunakan perhitungan variabel ordinal. Kami menyesusaikan dari umur pada saat di diagnosis dan umur pada saat di interview (kontrol) sebagai variabel dichotomus (<60 atau >60), jenis kelamin, ras (kulit putih dan kulit hitam), edukasi (<12 tahun atau >12 tahun), mempunyai keluarga utama dengan parkinson (iya atau tidak), merokok (sekarang, dulu atau tidak pernah) dan dimasukan kedalam indikator variabel dari partisipan yang terpapar dengan pestisida lainya, termasuk organopospat, dithiocarbamates dan paraquat tetapi bukan organopospat.

Results

Partisipan dalam penilitian ini hampir didominasi oleh ras kaukasian, diatas umur 60 tahun dan sedikit yang mempunyai riwayat penyakit parkinson dalam keluarga (tabel 1). Kasus yang sedikit lebih tua dari kontrol, lebih sering laki-laki dan lebih sedikit yang menyelesaikan pendidikan formal. Mereka semua juga hampir mereka semua tidak merokok cerutu dan sudah berhenti merokok.

Estimasi efek dari berbagai macam organopospat dipisahkan dan dijelaskan pada tabel 2. Semua organopospat yang diperiksa berhubungan dengan 100% atau menaikan resiko dari terjadinya penyakit parkinson. Secara umum, terpaparnya di tempat kerja atau di tempat kerja dan tempat tinggal menaikan resiko daripada hanya terpapar di tempat kerja saja. Acephate, etephon, phorate, naled, malathion, merphos, chlorpyrios, disulfoton, dhimethoate and monocrotophos adalah organopospat yang kuat hubunganya dengan menaikan resiko terjadinya penyakit parkinson di tempat tinggal saja, tempat kerja saja, dan juga pada keduanya.

5

Page 6: Hubungan Antara Terpaparnya Organophospat Dengan

Semua grup dari organopospat diklasifikasikan berdasarkan mekanisme/toksisitas yang berhubungan dengan naiknya resiko dari munculnya penyakit parkinson. Lagi, terpaparnya di tempat kerja saja atau di tempat kerja dan tempat tinggal berhubungan dengan naiknya resiko parkinson daripada hanya terpapar di tempat tinggal saja. Pola ini juga terjadi pada organopospat yang dapat menggangu fungsi dari mitokondria yaitu, kita tidak bisa membedakan yang terpapar organopospat dengan yang tidak terpapar dengan toksisitas tersebut (tabel 4). Lebih lagi, data kita mendapatkan sebuah trend yang terpapar dapat meningkatkan potensi dari mitokondria yang terganggu oleh organopospat di tempat kerja (p-trend=0,0014). Atau dikedua tempat (p-trend<0,0001), telah dihubungkan dapat meningkatkan resiko parkinson.

Discussion

The population based control study menyatakan bahwa di central valley of california ditemukan terpaparnya semua organopospat, termasuk yang ada pada penelitian ini yang berhubungan dengan meningkatnya resiko penyakit parkinson. Yang di klasifikasikan sebagai

6

Page 7: Hubungan Antara Terpaparnya Organophospat Dengan

teratogen, penggangu endokrin dan carcinongen yang memiliki efek yang mirip dengan penggangu fungsi dari mitokondria, mengatakan bahwa benar mekanisme neurotoksik mungkin tidak diketahui atau karena terlalau banyak organopospat yang berkontribusi sehingga memiliki banyak mekanisme dari toksisitasnya. Juga, kita tidak dapat membedakan antara mekanisme yang disebabkan oleh organopospat yang memilik banyak mekanisme toksisitas. Contohnya, 7 dari 12 organopospat yang menggangu endokrin juga dapat menggangu fungsi dari mitokondria. Secara umum, lingkungan yang terpapar di tempat tinggal memiliki resiko yang kecil untuk timbulnya penyakit parkinson daripada yang terpapar di tempat kerja maupun di kedua tempat, mengatakan bahwa lingkungan tempat kerja yang terpapar organopospat dan yang terpapar di banyak tempat lainya memiliki resiko terpapar organopospat yang lebih banyak daripada yang hanya terpapar di rumah saja. Ini mungkin karena fakta bahwa kebanyakan orang tidak mengerjakan pekerjaan mereka di tempat tinggalnya dan mereka tidak ada dirumah ketika organopospat digunakan pada saat waktu kerja. Komponen hydrolitik dari organopospat dapat menyebabkan bahan aktif menjadi hancur dengan cepat diluar rumah dan hadir ditempat pada saat baru saja dilakukan pemakaian organopospat dapat meningkatkan resiko terjadinya parkinson.

Kekuatan dari penelitian ini adalah unique GIS-based yang menilai metode paparan pestisida yang digunakan untuk melihat paparan pestisida di tempat tinggal dan ditempat kerja dari pestisida yang ada di udara dan atau kontak langsung, ditanah yang sudah terkontaminasi dengan pestisida. Tipe yang spesifik, jumlah dan tempat dari penggunaan bahan aktif pestisida dapat di identifikasi melalui PUR record, yang merupakan improvment yang luas melebihi dari penelitian-penelitian sebelumnya yang bergantung pada ketidak akuratan jumlah terpapar, seperti melaporkan diri sendiri setelah terpapar. Penelitian meta-analisis dari 46 penelitian menunjukan bahwa ada sedikit hubungan antara terpaparnya pestisida dan penyakit parkinson (hasil RR: 1,62; 95% CI 1.40 sampai 1.88). Namun, ditemukan beberapa perbedaan dari penelitian yang kita lakukan. Penulis mengaitkan perbedaan karena pada penelitian sebelumnya mengumpulkan data dengan laporan diri sendiri, yang dimana dapat membuat bias hasil penelitian. Permasalahan lainya yang paling sering dibahas dalam meta analisis adalah pernahnya atau tidak pernah terpapar pestisida yang memiliki spektrum yang luas seperti herbisida, insektisida dan fungidia. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa semua pestisida atau pestisida yang memiliki spektrum luas memiliki efek pada meningkatnya resiko parkinson, yang tidak mungkin dan dikenalkan sebagai bias karena tidak dapat diklasifikasikan. Demikian, estimasi dari meningkatnya resiko parkinson setelah terpapar spesifik pestisida mungkin diperlukan untuk dimengerti, setidaknya di bagian perbedaanya.

7

Page 8: Hubungan Antara Terpaparnya Organophospat Dengan

8

Page 9: Hubungan Antara Terpaparnya Organophospat Dengan

9

Page 10: Hubungan Antara Terpaparnya Organophospat Dengan

Keterbatasan dari metode penelitian ekposur kami adalah bahwa resolusi yang tepat dari GIS-based adalah estimasi pestisida yang terpapar bergantung pada seberapa akuratnya partisipan melaporkan tempat kerja dan tempat tinggal mereka. Alamat tempat kerja yang cenderung tidak akurat daripada alamat tempat tinggal mengarahkan pada geocoding yang tidak akurat. Memang, alamat tempat kerja lebih tidak akurat daripada alamat tempat tinggal dalam penelitian ini. Kami menemukan bahwa ketika menilai data geocode di penilitian ini, 24,6% kasus dan 21,2% kontrol menghabiskan 50% atau lebih dari setahun dari 1974 sampai 1999 tepat pada geocoded alamat tempat kerja ketika 37,5% dari kasus dan 48,8% dari kontrol menghabiskan 20% atau lebih pada geocoded alamat tempat tinggal yang tepat. Ini menyarankan bahwa ketepatan geocoding itu tidak mungkin untuk memperhitungkan perbedaan dalam efek yang diperkirakan.

Pembatasan dari semua pestisida yang diteliti berhubungan dengan yang terpapar. Ini susah untuk membedakan efek dari masing-masing pestisida pada resiko meningkatnya penyakit parkinson sejak orang-orang yang terpapar pestisida sering juga terpapar dengan berbagai macam jenis pestisida. Demikian, ini tidak mungkin untuk membedakan efek dari masing-masing pestisida hanya dari menyesusaikan dengan pestisida lainya. Karena itu, kami mengambil keputusan untuk penndekatan konservatif dan hanya mempertimbangkan partisipan yang hanya terpapar dengan pestisida khusus jika mereka ditugaskan di lingkungan yang terpapar pestisida yang sama atau diatas dari exposure value. Ini meningkatkan spesifisitas penilaian eksposure dan partisipan yang jarang terpapar akan cenderung salah dalam masuk klasifikasi sebagai yang terkena.

Disamping pembatasan ini, GIS model memberikan sebuah data yang valid dan indikator yang tinggi dari pasif pestisida yang terpapar dari pemakaian dan yang tersebar di udara dekat tempat bekerja dan tempat tinggal. Ini tidak seperti hasil dari GIS base dipengaruhi oleh pemilihan yang bias karena partisipan kita tidak melaporkan diri mereka sendiri setelah terpapar oleh pestisida dan kemungkinan besar tidak sadar bahwa mereka telah terpapar oleh pestisida yang jaranknya kurang lebih 500 meter dari tempat mereka. Juga tidak ada alasan untuk mengira bahwa kasus dan kontrol akan memilih partisipan yang berbeda-beda dipenelitian ini berdasarkan iya dan tidaknya mereka hidup dan bekerja ditempat dekat perkebunan sejak pengalaman 26 tahun terpapar sudah di selidiki.

Mekanisme utama toksistas organopospat berasal dari penghambatan asetilkolinesterase yang menyebabkan pengumpulan asetilkolin di sinaps kolinergik dan stimulasi yang berlebihan dari muscarinic dan nicotinic reseptor. Meskipun penghambatan

10

Page 11: Hubungan Antara Terpaparnya Organophospat Dengan

dari asetilkolinesterase di sistem kolinergik yang berlebihan dan karena itu menyebabkan kematian sel, ini tiak mungkin menjadi mekanisme primer dari penyakit parkinson. Organopospat juga memiliki mekanisme toksistas non kolinergik seperti menghambat proses dari mitokondria. Dengan menduga sifat organopospat yang menggangu mitokondria, mekanisme ini tidak dipelajari lebih mendalam dan kebanyakan penelitian yang sudah ada menggunakan dosis besar dari organopospat dalam eksperimen yang mungkin dapat menyebabkan ketidak spesifikan toksistas secara umum dan tidak dapat mencerminkan dunia nyata yang lingkunganya terpapar dengan organopospat yang berpotensi. Demikian, literature yang sekarang tidak cukup untuk membangun exposure level dan hadil dari kita tidak mendukung sebuah spesifik mekanisme dari pestisida yang kita teliti.

Stress oksidatif terjadi ketika pertahanan anti oksidan yang ada ditubuh tidak dapat menetralisir kelebihan dari oksigen reaktif (ROS). Otak menggunakan oksigen yang banyak yang menyebabkan meningkatnya pembentukan ROS dan juga sangat rentan terhadap kerusakan oksidatif yang terdiri dari polyunsaturated acid. Ketika asetilkolinesterase terhambat, kelebihan jumlah dari ROS dapat dihasilkan ketika sel tidak dapat mengatur banyaknya energi yang digunakan dan penghambatan dari fosforilasi oksidatif. Stres oksidatif dapat juga berasal dari mitokondria ketika fungsinya terganggu. Saraf dopaminergik, tidak seperti saraf lainya, memiliki pace maker sendiri dan memiliki ketergantungan terhadap fosfolirasi oksidatif. Namun, mengrupkan organopospat pestisida berdasarkan fungsi /toksisitas tidak memungkinan untuk membedakan organopospat satu dan lainya apakah dapat atau tidak menaikan resiko terkena penyakit parkinson pada populasi manusia. Disamping mengatur respirasi aerobik, mitokondria juga terlibat dalam apoptosis neurodegeneratif proses. Apoptosis juga dapat meningkatkan produksi dari ROS dan translokasi dan pengambatan protein yang terlibat dalam respirasi sel seperti cytocrome c. Mevinpos telah menunjukan terganggunya fosfolirasi oksidatif dapat disebabkan oleh disfungsi dari complex I sampai IV, yang mengakibatkan kematian sel karena kekurangan ATP. Monochrotopos juga dapat menyebabkan inhibisi pada apoptosis saraf dan menghambat metabolisme. Chlorpyros dan chlorpyrifos-oxon jika terpapar akan mengakibatkan meningkatnya panjang dari mitokondria, menurunkan jumlah dari mitokondria dan menurunkan pergerakan mitokondria didalam saraf di konsentrasi yang tidak dapat menghambat asetilkolinesterase. Diambil bersama-sama, bukti bahwa organopospat dapat menyebabkan kematian sel melalui menggangu fungsi dari mitokondria tidak adekuat dan hasil kami mengatakan bahwa ketika banyakanya organopospat yang terpapar meningkatlan resiko dari penyakit parkinson, mekanisme dan caranya masih harus di teliti lagi.

Kesimpulanya, penelitian ini menambahkan bukti kuat bahwa organopospat berpengaruh pada etiologi idiopatik parkinson. Tambahan, lingkungan yangg terpapar organopospat di tempat kerja dan kombinasi lingkungan yang terpapar organopospat di tempat kerja dan tempat tinggal tampaknya sangat penting. Ini adalah penelitian pertama yang menunjukan populasi manusia yang terpapar organopospat dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit parkinson. Penelitian selanjutnya seharusnya meneliti kemungkinan

11

Page 12: Hubungan Antara Terpaparnya Organophospat Dengan

mekanisme neurotoksik dari organopospat di dosis rendah uang dapat mencerminkan dunia sebenarnya yang telah telah terpapar.

12