HUBUNGAN ANTARA SIKAP KARYAWAN TERHADAP PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN PT TOYOTETSU CORPORATION Oleh: RIF'ATIL FARIHAH 102070025975 Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1427 H 12006 M
131
Embed
HUBUNGAN ANTARA SIKAP KARYAWAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13796/1/RIF'ATIL... · semester I hingga selesai skripsi ini. 2. ... 2.3 Keselamatan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
HUBUNGAN ANTARA SIKAP KARYAWAN TERHADAP
PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3)
DENGAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN
PT TOYOTETSU CORPORATION
Oleh:
RIF'ATIL FARIHAH102070025975
Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalammemperoleh gelar Sarjana Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA
1427 H 12006 M
HUBUNGAN ANTARA SIKAP KARYAWAN TERHADAP
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN
PRODUKTIVITAS KARYAWAN
Skripsi
Oiajukan kepada Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah JaFarta
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh GelarSi3rjana Psikologi
Oleh:
RIF'ATIL FARIHAHNIM: 102070025975
Oi Bawah Bimbingan
Pembimbing I
~-J?Drs.Sofiandy Zal<aria, M.Psi.T
NIP.
Pembimbing II
Yunita Faela Nisa, I\(1.Psi
NIP. 150368748
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISL.AM NEGERI SYARIF HIDAYATUL.LAH
JAKARTA
1427 HI 2006 M
Pengesahan Panitia Ujian
Skripsi yang berjudul HUBUNGAN ANTARA SIKAP KARYAWAN
TERHADAP PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(K3) DENGAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN PT TOYOTETSU
CORPORATION telah diujikan dalam munaqasyah Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 22
November 2006, Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
SR...npsi ini R...u persem6ali/?gnR.§paaaYIyaliancfa aan iGuncfa tersaya1lf.Jserta /?g/?gtacfiR...aan sa/ia6atR...u tercinta.
ABSTRAKSI
(A) Fakultas Psikologi(B) Jurusan Psikilogi
(C) Oktober 2006(D) Rifatil Farihah(E) Hubungan Antara Sikap Karyawan Terhadap Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Dengan Produktivitas Karyawan PT. TOYOTETSUCORP.
(F) xi + 86 halaman(G) . Sikap karyawan adalah suatu kesadaran karyawan untuk
mengevaluasi tingkah laku atau perbuatan - perbuatan yang nyatadalam memberikan reaksi terhadap kegiatan atau aktivitas lingkungankerjanya. Aktivitas didalam Iingkungan kerja berkaitan dengankeselamatan dan kesehatan kerja para karyawan dalam meningkatkanproduktivitas karyawan.
Penelitian ini untuk melihat hubungan antara sikap karyawan terhadappenerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) denganproduktivitas karyawan di PT. TOYOTETSU CORP. Jenis penelitian iniadalah korelasional. Sampel penelitian ini adalah karyawan tetapbagian produksi yang telah bekerja selama 1 (satu tahun) di PT.TOYOTETSU CORP., yang bergerak dalam bidang perakitan sukucadang otomotif. Data diperoleh dengan menggunakan kuesionersikap (aspek kogninif, afektif, dan konatif) yang disusun berdasarkanskala Likert dari definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).Sedangkan untuk produktivitas karyawan diukur dengan menggunakankuesioner yang disusun berdasarkan skala likert dari aspek-aspekproduktivitas. Analisa data menggunakan perhitungan korelasiSpearman - Brown. Pengolahan data dilakukan dengan bantuanprogram statistik SPSS/PC + versi wim 11.5' diperoleh nilai r = 0.819yang signifikan pada level of significancy 0,05. hal ini menunjukkanada hubungan positif antara sikap karyawan terhadap penerapanKeselamatan dan Kesehatan Kerja dengan produktivitas karyawan diPT. TOYOTETSU CORP. Artinya sikap karyawan terhadappenerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tinggi (cenderungmenyetujui dan merasa perlu adanya K3) dan produktivitas karyawanjuga tinggi (mencapai target perusahaan).
H Daftar bacaan: 24 ( 1989 - 2004) + 3 jurnal
(C)(D)(E)
(F)(G)
(H)
ABSTRACT
(A) Psychology faculty(B) Psychology majors
November 2006Rif atil FarihahThe Relation Between Attitude of Employees to Safety and Health ofWorking with Employees Productivity in PT. TOYOTETSU CORP..ix+ 86 pageEmployees attitude is an awareness of employees to evaluate thedeed or behaviour - real deed in giving the reaction to environmentalactivity or activity of his working. Activity is in the working environmentrelate to Safety and Health of Working employeeses in improving theemployees productivity. This research to see relation betweenemployees attitudes to applying of Safety and Health of Working withemployees productivity in PT. TOYOTETSU CORP. this TypeResearch is korelasional. The sample's research is employees remainto part of production which have worked during 1 ( one year) in PT.TOYOTETSU CORP., peripatetic in the field of assembling of accessotomotif. Data obtained by using kuesioner attitude ( aspect cognition,affection, and conation) what is compiled pursuant to scale Likert fromdefinition of Safety and Health of Working. Is while for the productivityof employees measured by using kuesioner compiled pursuant to scaleIikert from productivity aspects. Data analysis use calculation ofcorrelation Spearman - Brown. Data processing done constructivelystatistical program SPSS/PC + version 11.5 obtained by the value r =0.819 the level of significancy 0,05. this matter show is positive relationbetween attitude of employees to Safety and Health of Working withemployees productivity in PT. TOYOTETSU CORP.Employees attitude to applying Safety and Health of Working high(tend to agree and feel important the existence of and high employeesproductivity also (reaching company goals).
Bibliography.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Yang berkuasa atas segalasesuatu. Rasa syukur yang tak henti-hentinya atas segala nikmat yang telahdiberikan atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.Shalawat dan salam juga penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW,keluarganya, sahabat dan para pengikutnya yang tetap istiqomah di jalanNya.Dewasa ini produktivitas dapat dikatakan sebagai ukuran pendayagunaanfaktor produksi, dan peran serta tenaga kerja dalam proses produksi. Hal inipenting dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan, pertumbuhanekonomi dan kesempatan perluasan kerja. Sehingga semakin lama makinterasa, bahwa masalah produktivitas tenaga kerja merupakan masalah yangperlu dibicarakan. Salah satu kebijakan perusahaan dalam rangkameningkatkat produktivitas adalah dengan penerapan keselamatan dankesehatan kerja. Hal inilah yang mendorong penulis untuk mencobamelakukan penelitian tentang hubungan antara sikap karyawan terhadap'penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dengan produktivitas karyawan.
Dengan mengacu pada berbagai Iiteratur, penulis bertekad untukmenyelesaikan penelitian ini sebagai syarat-syarat memperoleh gelar SarjanaPsikologi. Bagi kalangan akademis, penulis berharap hasil dari penelitian inidapat memperkaya literatur psikologi, khususnya Psikologi Industri danOrganisasi. Sedangkan bagi praktisi, penulis berharap hasil dari penelitian inidapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap kegunaan programkeselamatan dan kesehatan kerja bagi suatu perusahaan, khususnyaberkaitan dengan produktivitas karyawan.Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih perlu disempurnakan,untuk itu berbagai kritik dan saran yang konstruktif dari sernua pihak sangatdiharapkan.
Penulisan skripsi ini tidak dapat selesai tanpa adanya bimbingan dandukungan yang penuh ketulusan, baik secara moril maupun materiil darisemua pihak oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis mengucapkanbanyak terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Psikologi, Ibu Hj. Netty Hartati, M. Si., Ibu ZahrotunNihayah, M. Si. sebagai penbantu dekan I bagian akademik, BapakDrs. Abdulrahman Saleh, M. Si. sebagai dosen pembimbing akademik,
dan seluruh dosen serta staf Fakultas. Terima kasih atas ilmunya,bimbingan dan motivasi yang dengan tulus ikhlas diberikan dari mulaisemester I hingga selesai skripsi ini.
2. Bapak Drs. Sofiandy Zakaria, M.Psi.T selaku pembimbing I dan IbuYunita Faela Nisa, M.Psi selaku pembimbing II, yang sudah banyakmeluangkan waktunya untuk membimbing dan memberi arahan sertamotivasi sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Terimakasih dan semoga Allah SWT memudahkan setiap niat baik kita, amino
3. Orangtuaku, Ibunda Maemunah dan Ayahanda Ismail (Aim) yangsudah mengorbankan waktunya dan tenaganya untuk memberikankasih sayang yang tulus dan ikhlas serta yang terbaik bagi penulisdalam mengenyam pendidikan dan mengarungi kehidupan, ibu bapaksaya mencintaimu, saya akan membuat ibu dan bapak bahagia dansaya akan memberikan yang terbaik untukmu. Terima kasih, ya AllahIingdungilah dan sayangilah kedua orangtuaku, Amin.
4. Kakak tercinta, Zulfatul Malikah, Imaroh, Musyafa'ah dan adikkuWashilaturrahmah, atas dukungan material dan moril dan selalumemberikan keceriaan dan semangat, saya berjanji akan membantukalian untuk sukses. Ya Allah berikan kami kemudahan dalam merahikebahagiaan dunia dan akhirat. Amin. Terirna kasih, mari buatorangtua kita bahagia.
5. Ternan-ternan seperjuanganku Tuti A, Ana N, Udoh, Nenden, Ami,Eva, Atop, Jamali, Adhie , Yudies, k' Bekti, Diana, jUli, Uuk, Neneng,Totok, Afif, Arif, Yuri, Adhan, Rita, Lala, Lora, Nur, Ina. dan temanternan angkatan 2002 lainnya, terima kasih atas kasih sayang dankebersamaannya mari kita menuju kesuksesan, karena sukses adalahkewajian kita. Terima kasih.
6. Saudara-saudaraku yang telah berjasa membantu dalammenyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Akhirnya semoga Allah SWT membalas semua kebaikkan saudaraku semuadan i1mu yang ada bertambah serta bermanfaat. Amin. Tidak ada yangsempurna di dunia ini, tetapi kita wajib berusaha untuk mendekatinya, terimakasih.
2.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)2.3.1 Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja (K3) 332.3.2 Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) 372.3.3 Aspek-aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3) 382.3.4 Penyebab kecelakaan dalam kerja................................. 412.3.5 Usaha-usaha dalam meningkatkan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) , 422.4 Pengertian Sikap Terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3.1.1 Pendekatan dan metode penelitian . 513.1.2 Identifikasi variabel-variabel penelitian 52
3.2 Pengambilan Sampel3.2.1 Populasi dan sampel 553.2.2 Teknik pengambilan sampel 56
3.3 . Metode Pengumpulan Data3.3.1 Metode dan instrumen penelitian 573.3.2 Metode analisis instrumen 643.3.3 Metode analisis data.............................................................. 72
3.4 Prosedur Penelitian 73
BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISIS DATA ..4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian
4.1.1 Gambaran sUbjek berdasarkan usia , 754.1.2 Gambaran subjek berdasarkan tingkat pendidikan 764.1.3 Gambaran sUbjek berdasarkan masa kerja , 774.1.4 Gambaran responden berdasarkan departemen I divisi 77
Tabel skema triadik 30Tabel kerangka berpikir 49Tabel kisi-kisi instrumen sikap buruh terhadap penerapan program K3.. 59Tabel kisi-kisi instrumen skala produktivitas karyawan 62Tabel Nilai kategori dalam tiap jawaban 63Tabel revisi blue print skala sikap karyawan terhadap K3 67Tabel revisi blue print skala produktivitas karyawan 69Tabel kaidah reliabilitas 71Tabel Distribusi usia responden.. 76Tabel Distribusi tingkat pendidikan responden .. 76Tabel Distribusi masa kerja responden............ 77Tabel Distribusi departemen/divisi 77Tabel Hasil uji normalitas skala sikap karyawan terhadap K3 denganproduktivitas 79Tabel Hasil uji hipotesis.... 80Tabel Korelasi antar faktor........................ 81
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi, tingkat persaingan antar perusahaan semakin
meningkat, khususnya persaingan kualitas hasil perusahaan akan
mempengaruhi kompetisi dengan perusahaan lainnya. Modal utama dari
keberhasilan kompetisi antar perusahaan adalah sumber daya manusia
(80M) atau tenaga kerjanya. Kesadaran para pengusaha terhadap modal
,utama dalam memenangkan persaingan, maka antar perusahaan saling
bersaing dalam mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu
mempunyai kompetensi yang baik dan memenuhi persyaratan.
Oalam banyak kasus, kegagalan suatu perusahaan atau organisasi dalam
mengelola sumber daya manusia dapat dilihat dari banyaknya pemogokan
yang menuntut peningkatan kesejahteraan, unjuk rasa dengan berbagai latar
belakang, bolos kerja, karyawan tidak bergairah dalam bekerja dan turnover.
Hal ini merupakan indikasi bahwa perusahaan belum dapat memenuhi
harapan yang diinginkan karyawan. Oengan kondisi yang demikian, maka
akan sulit bagi karyawan untuk mempertahankan kualitas hasil yang
2
diharapkan. Rendahnya produktivitas pada perusahaan merupakan kerugian
bagi perusahaan itu sendiri
Sumber daya manusia memegang peranan utama dalam proses peningkatan
produktivitas, karena produktivitas menempati posisi yang amat strategis
dalam mewujudkan tersedianya barang dan jasa. Pada umumnya
produktivitas yang semakin tinggi merupakan pendayagunaan sumber daya
secara efisien. Setiap perusahaan, dalam proses produksinya harus selalu
memperhatikan dan mempertimbangkan bagaimana caranya mencapai
produktivitas yang tinggi dengan sumber daya atau faktor-faktor produksi
yang ada.
Dewasa ini produktivitas dapat dikatakan sebagai ukuran pendayagunaan
faktor produksi, dan peran serta tenaga kerja dalam proses produksi. Hal ini
penting dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan, pertumbuhan
ekonomi dan kesempatan perluasan kerja. Sehingga semakin lama makin
terasa, bahwa masalah produktivitas tenaga kerja merupakan masalah yang
perlu dibicarakan.
Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Siagian dalam Panji
Anorogo (1995) yang lebih jauh membahas mengenai produktivitas sebagai
suatu kemampuan memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari sarana
3
dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan output yang terbesar dan
terbaik. Sumber daya yang dipergunakan untuk menghasilkan barang dan
jasa terdiri dari berbagai factor seperti, tenaga kerja, tanah dan modal,
termasuk mesin-mesin, peralatan, bahan mentah, tenaga Iistrik, kemajuan
teknologi dan lain-lain.
Pacta umumnya setiap perusahaan selalu ingin meningkatkan produktivitas
kerja untuk menunjukkan bahwa perusahaan tersebut berkembang . Dalam
hubungannya dengan usaha peningkatan produktivitas suatu perusahaan,
salah satu langkah yang dapat ditempuh adalah meningkatkan atau
memperbaiki situasi Iingkungan kerja. Hal ini dimaksudkan agar dengan
adanya/tersedianya fasilitas-fasilitas dalam Iingkungan perusahaan,
karyawan dapat terpacu untuk meningkatkan produktivitas kerjanya.
Produktivitas karyawan dipengaruhi oleh fasilitas yang diberikan oleh
perusahaan seperti keamanan pekerjaan, tunjangan dan lingkungan kerja.
Bekerja dalam industri mengandung resiko berupa bahaya terhadap
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Resiko bahaya tersebut dapat terwujud
menjadi kenyataan sebagai akibat dari kecelakaan, keteledoran dan sebab
lain di luar kemampuan manusia, terutama dengan semakin berkembangnya
dan meningkatnya penggunaan teknologi modern di sektor-sektor kegiatan
usaha, sehingga akan mengakibatkan semakin besar pula resiko yang
4
mengancam Keselamatan dan Kesehatan Kerja karyawan. Oleh karena itu
perusahaan perlu memberikan jaminan keamanan atas Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) untuk para karyawannya.
Pentingnya dilakukan usaha-usaha untuk melindungi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja karyawan di dalam menjalankan pekerjaannya telah
mendapat perhatian dari pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-Undang
Keselamatan Kerja NO.1 Tahun 1970 (Soekotjo, dkk, 2000). Undang-undang
ini merupakan sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan
kematian akibat kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja. Dengan adanya
undang-undang ini, pemerintah berusaha untuk menanggulangi masalah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Bahkan di dalam usaha untuk
menggugah semua pihak untuk menyadari bahwa program K3 merupakan
suatu yang mutlak dilaksanakan dalam proses produksi barang dan jasa.
penerapan K3 merupakan suatau usaha dan keadaan dalam Iingkungan atau
tempat kerja yang dapat menjamin secara maksimal kesehatan dan
keselamatan personil yang berada di daerah atau tempat tersebut bail<
pekerja maupun bukan pekerja perusahaan tersebut.
Keselamatan kerja menunjukkan kondisi yang aman dan selamat dari
penderitaan, kerusakan atau kerugian ditempat kerja. Resiko keselamatan
merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan
5
kebakaran, luka memar, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan
pendengaran. Semua itu sering dihubungkan dengan perlengkapan
perusahaan atau Iingkungan fisik dan mencakup tugas-tugas kerja yang
membutuhkan pemeliharaan dan latihan. Sedangkan kesehatan kerja
menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi
atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Resiko kesehatan
mer'upakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi
periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stress
emosi atau gangguan fisik (A.A. Anwar Prabumangkunegara, 1993).
Setiap karyawan dapat memiliki sikap mendukung maupun tidak mendukung
terhadap penerapan K3. Sikap mendukung timbul jika karyawan merasa
bahwa program K3 dapat memberikan kenyamanan, ketenangan, kesehatan
dan keamanan karyawan. Begitu juga sebaliknya, sikap tidak mendukung
muncul , jika program K3 dirasakan tidak memberikan perasaan nyaman,
tenang, dan aman saat bekerja. Jadi dapat disimpulkan positif dan negatifnya
sikap karyawan akan ditentukan bagaimana karyawan merasakan
kenyamanan, keamanan dan ketenangan pada saat bekerja di dalam
lingkungan kerja.
Salah satu perusahaan yang menerapkan program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) adalah PT. NUSA TOYOTETSU CORP. Perusahaan
6
ini bergerak dalam bidang perakitan perlengkapan dan komponen kendaraan
bermotor roda empat yang mempunyai label "TOYOTA". Karyawan PT.
NUSA TOYOTETSU CORP., yang terlibat dalam proses produksi tidak
terlepas dari alat kerja atau mesin. Hal ini jika tidak dilakukan secara benar
dapat mengakibatkan kecelakaan kerja serta menyangkut keselamatan diri
karyawan serta ruangan kerja yang tidak dikelola dengan baik akan
mengganggu kesehatan para karyawannya. Dalam kaitannya dengan
keselamatan dan kesehatan kerja para karyawan bagian produksi
PT.TOYOTETSU CORP., dan berdasarkan undang-undang keselamatan
kerja NO.1 tahun 1970, yang menyatakan mutlaknya dilaksanakan program
.K3 dalam proses produksi peralatan otomotif, perusahaan ini telah
menerapkan program keselamatan dan kesehatan kerja.
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Iverson dan Buttigieg pada
tahun 1998, menyatakan bahwa terdapat hubungan antara variabel yang
berkaitan dengan pekerjaan salah satunya adalah keamanan kerja dengan
komitmen organisasi. Penelitian yang lain dilakukan oleh Catharina Krisya
pada tahun 1999, yang menyatakan bahwa lingkungan kerja mempunyai
peranan yang sangat penting dalam meningkatkan produktivitas kerja.
Dua penelitian di atas hanya membahas masalah keamanan kerja, tanpa
berkaitan langsung dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Untuk itu
7
peneliti bermaksud meneliti hubungan antara sikap karyawan terhadap
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan produktivitas kerja karyawan,
yang akan diuji kebenarannya secara empirik melalui penelitian. Dalam
penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap
kegunaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi suatu
perusahaan, sehingga dapat memberikan motivasi pada perusahaan yang
belum menerapkan program K3 dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
karyawan. Adapun judul penelitian ini adalah "Hubungan Antara Sikap
Karyawan Terhadap Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Dengan Produktivitas Kerja Karyawan".
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana sikap karyawan terhadap penerapan K3 ?
2. Sejauhmana K3 mempengaruhi produktivitas kerja karyawan ?
3. Adakah hubungan antara sikap karyawan terhadap penerapan K3
dengan produktivitas kerja karyawan?
1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah
Untuk membatasi pembahasan penelitian ini, maka penulis mengemukakan
pembatasan masalah dan perumusan masalah sebagai berikut :
8
1.3.1 Pembatasan masalah
a. Tema penelitian ini adalah Hubungan antara sikap karyawan terhadap
penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Produktivitas
kerja karyawan, adapun batasan tema dalam penelitian ini adalah :
1. Sikap
Merupakan predisposisi untuk memberikan respon yang
mendukung atau tidak mendukung terhadap suatu objek atau
seseorang di dalam suatu lingkungan, yang tidak dapat dilihat
tetapi akibat dari sikap yang dapat dilihat dan dievaluasi atau
dinilai.
2. Sikap karyawan terhadap penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)
Yaitu kecenderungan berperilaku sesuai dengan penerapan
program perlindungan dari perusahaan yang ditujukan bagi
karyawan dan orang-orang sekitar tempat kerja dengan upaya
menciptakan kerja yang aman dan sehat, alat dan mesin yang
terawat serta karyawan yang terlatih.
3. Produktivitas karyawan
Sikap karyawan terhadap kerja yang selalu berusaha untuk
meningkatkan mutu kehidupan menjadi lebih baik, sehingga
dapat mendorong karyawan tersebut untuk terus
mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kerjanya
secara efektif dan efisien.
b. Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Fakultas Psikologi dalam rangka menyelesaikan tugas akhir
perkuliahan.
c. Populasi yang dijadikan objek penelitian ini adalah karyawan bagian
produksi pada PT. NUSA TOYOTETSU CORP., Bekasi.
1.3.2 Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di kemukakan di atas, maka
·rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada hubungan yang
signifikan antara sikap karyawan terhadap penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Karyawan (K3) dengan produktivitas kerja karyawan bagian
produksi?
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui secara i1miah dan
menemukan pola hubungan antara variabel sikap karyawan terhadap
penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan produktivitas
karyawan pada karyawan bagian produksi.
9
10
1.4.2 Manfaat penelitian
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan
untuk hal-hal berikut ini :
1. Peningkatan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada
psikologi organisasi dan industri. Organisasi industri dapat
mendeteksi dan mengambil langkah-Iangkah sedini mungkin untuk
mempersiapkan program-program pengembangan K3 dan
pencegahan kecelakaan kerja.
2. Dapat dimanfaatkan oleh para praktisi yang berkecimpung pada
masalah keselamatan dan kesehatan kerja pada sektor industri.
3. Pengembangan kajian tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) pada bidang Psikologi Industri dan Organisasi.
4. Dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap kegunaan
program Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi suatu perusahaan,
khususnya berkaitan dengan produktivitas kerja karyawan. Selain
itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khusus bagi
Peneliti, yaitu peneliti dapat melihat secara langsung kondisi
lingkungan kerja yang sesungguhnya.
II
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh mengenai penelitian ini,
berikut sistematika penulisan pada skripsi ini:
BAB I Pendahuluan, meliputi latar belakang penelitian, identifikasi
masalah, pembatasan dan permasalahan penelitian, tujuan dan
manfaat penelitian, serta sistematika penelitian.
BAB II Di dalam bab ini dikemukakan tinjauan pustaka, meliputi uraian
uraian konsep dan teori dari produktivitas, uraian-uraian konsep
dan teori keselamatan dan kesehatan kerja, uraian-uraian tentang
teori sikap, uraian-uraian tentang sikap karyawan terhadap
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), hubungan antara sikap
karyawan terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan
produktivitas kerja karyawan pada karyawan bagian produksi, serta
hipotesis.
BAB III Metodologi Penelitian yang meliputi jenis penelitian dan variabel
penelitian, pengambilan sampel, metode pengumpul data, teknik
analisa data serta prosedur penelitian.
BAB IV : Presentasi dan analisa data, meliputi gambaran umum subjek,
presentasi dan analisis data, dan pembahasan.
BAB V Kesimpulan, diskusi dan saran.
BAB2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Produktivitas Karyawan
2.1.1 Pengertian produktivitas karyawan
Pentingnya arti produktivitas dalam meningkatkan kesejahteraan telah
disadari secara umum. Tidak ada jenis kegiatan manusia yang tidak
mendapatkan keuntungan dari produktivitas yang ditingkatkan sebagai
kekuatan untuk menghasilkan lebih banyak nilai tambah dari sumber daya
yang ada.
Sekarang ini masalah produktivitas mendapat perhatian yang besar dan
banyak dibicarakan dalam perusahaan, hal ini terjadi seiring dengan
perkembangan ekonomi di berbagai sektor dan diharapkan dengan
produktivitas maka keadaan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan
mutu kehidupan besok harus lebih baik dari hari ini. Hal ini dapat membuat
karyawan selalu mencari perbaikan-perbaikan dan peningkatan-peningkatan.
Dilihat dari segi psikologi, produktivitas adalah suatu tingkah laku. Memang
bisa lain jika dilihat dari sudut pandangan ilmu lain, karena perbedaan ilmu
bisa juga didasarkan atas perbedaan objek kajian. Dalam psikologi,
13
produktivitas menunjukkan tingkah laku sebagai keluaran atau (output) dari
suatu proses berbagai macam komponen kejiwaan yang
melatarbelakanginya (Pandji Anoraga, 2005).
Itu berarti, kalau kita berbicara tentang produktivitas, tidak lain dari pada
berbicara tingkah laku manusia atau individu, yaitu tingkah laku
produktivitasnya. Lebih khusus lagi dibidang kerja atau organisasi kerja.
Para ahli psikologi industri dan organisasi, bahkan psikologi pada umumnya,
telah banyak mengajukan masalah ini. Ada yang bersifat umum, tapi juga ada
beberapa yang bersifat khusus. Misalnya Kurt L.ewin, seorang psikolog
,Jerman, mengemukakan bahwa tingkah laku itu merupakan fungsi dari
kepribadian dan lingkungan individu yang bersangkutan (Pandji Anoraga,
2005).
Hal ini berarti bahwa produktivitas seseorang merupakan fungsi dari
kepribadian dan lingkungannya. Maksud dari uraian ini ialah kalau kita
menginginkan bertambah tinggi produktivitas karyawan, maka perlu dikaji
lebih dalam mengenai masalah Iingkungan maupun kepribadiannya.
Bagaimana dan apa kepribadian, dan bagaimana atau apa lingkungan, perlu
penelaahan sendiri.
14
Produktivitas dapat diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi
barang-barang atau jasa. Produktivitas mengutarakan cara pemanfaatan
secara baik terhadap sumber-sumber daya dalam memproduksi barang
barang.
Sumber daya yang dipergunakan untuk menghasilkan barang dan jasa terdiri
dari"berbagai faktor, seperti tenaga kerja, tanah dan modal, termasuk mesin
mesin, peralatan bahan mentah, tenaga listrik, kemajuan teknologi dan lain
lain. Namun, diantara semua faktor produksi tersebut, sumber daya manusia
memegang peranan utama dalam peningkatan produktivitas, karena alat
produksi dan teknologi pada hakekatnya adalah hasH karya manusia.
Kusriyanto dalam I wayan Mudiarta Utama (1993) menyebutkan bahwa
produktivitas tenaga kerja adalah perbandingan antara hasH yang dicapai
dengan peran serta tenaga kerja per satuan waktu, biasanya per jam per
orang, sedangkan peran serta tenaga kerja ialah penggunaan sumber daya
manusia secara efisien dan efektif (I Wayan M.U, 1993).
Secara umum, pengertian produktivitas merupakan perbandingan antara
hasH yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan waktu.
Namun, dalam penelitian ini akan dijelaskan mengenai pengertian
produktivitas yang berkaitan dengan sikap karyawan terhadap kerja, yang
15
diharapkan dengan produktivitas ini akan mendorong karyawan tersebut
untuk terus mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kerjanya
secara efektif dan efisien (Pandji Anaroga, 1995).
Produktivitas dapat diartikan pula sebagai ukuran tingkat efisiensi dan
efektivitas dari setiap sumber yang digunakan selama produksi berlangsung.
Produktivitas merupakan suatu kombinasi dari efektivitas dan efisiensi
(Gaspersz, 2000). Efisiensi lebih menekankan pada daya guna dari
penggunaan sumber daya, yang berarti penghematan dan meniadakan
segala pemborosan yang tidak diperlukan, sehingga tenaga, pikiran, waktu
dan biaya dalam proses produksi dapat dihemat. Efisiensi adalah pengertian
sampai sejauh mana sumber daya dengan pengorbanan sekecil-kecilnya
dapat menjadi hasil yang sebesra-besarnya. Dari uraian ini dapat dikatakan
bahwa efisiensi lebih memperhatikan kecermatan penggunaan sumber daya .
Efektivitas berhubungan dengan pelaksanaan tugas agar tercapai suatu
tujuan dari penggunaan sumber daya untuk memberikan hasil guna, serta
bagaimana sumber daya digunakan sesuai fungsi dari sumber daya tersebut,
sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya.
Efektivitas berfokus pada keluaran sehingga merupakan petunjuk seberapa
besar hasil yang dicapai dengan penggunaan sumber daya yang ada
16
digunakan untuk mencapai hasil (keluaran) yang optimal, sehingga efektivitas
dapat dikatakan sebagai ketepatan penggunaan sumber daya (Umar, 2004).
Jusuf Suit dan Almasdi (1996) mengemukakan pengertian tentang efisiensi
dan efektivitas sebagai berikut:
"Pengertian efisiensi ditinjau dari sudut sumber daya manusia adalahbagaimana sikap penghematan pemakaian bahan dan waktu sertabiaya yang dilakukan oleh nasing-masing personal dalammenyelesaikan suatu pekerjaan. Sedangkan, pengertian efektivitasadalah ketepatan suatu tindakan atau kesempurnaan Uaminan) hasilsuatu pekerjaan itu sendiri."
Jadi, sumber daya yang digunakan secara tepat atau efeklif akan
memberikan peluang atau kesempatan untuk terjadinya efisiensi. Apabila
sumber daya telah diletakkan sesuai posisi atau fungsi, maka sumber daya
tersebut sekarang dilibatkan dalam proses untuk memberikan hasil, sehingga
dapat memberikan hasH yang sebesar-besarnya. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa masukanlinput telah dapat memberikan keluaran/output
yang maksimal. Dengan perkataan lain, kemampuan menghasilkan dari
sumber daya tersebut telah mengalami peningkatan atau produktivitasnya
telah naik.
Pandji Anoraga (1995) mendefinisikan produktivitas karyawan sebagai
berikut:
17
"Produktivitas adalah menghasilkan lebih banyak, dan berkualitas lebih baik,dengan usaha yang sama. Dengan demikian produktivitas tenaga kerjaadalah efisiensi proses menghasilkan dari sumber daya yang dipergunakan."
Hal tersebut berarti bahwa peningkatan produktivitas bukanlah membuat
karyawan bekerja lebih lama atau lebih keras, melainkan lebih banyak
merupakan hasil perencanaan yang tepat, dari efisiensi yang tinggi, serta
dilu(3r itu tergantung pada usaha yang penuh kesadaran dari tiap-tiap
karyawan.
Menurut dewan Produktivitas Nasional, pengertian produktivitas kerja adalah
perbandingan terbalik antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber
daya yang digunakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sondang Siagian
(1985) bahwa produktivitas ke~a adalah kemampuan memperoleh manfaat
yang sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan
menghasilkan output yang optimal (Tarwaka, dkk, 2004).
Sedangkan Simanjuntak (1985) mendefinisikan produktivitas karyawan
adalah pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk
menungkatkan mutu kehidupan. Keadaan hari ini harus lebih baik dari
kemarin, dan mutu hari esok harus lebih baik dari hari ini. Pandangan dan
sikap yang menyatakan bahwa cara kerja hari ini harus lebih baik dari cara
18
kerja kemarin akan mendorong karyawan untuk tidak cepat merasa puas,
akan tetapi harus mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kerja.
Sikap yang demikian membuat karyawan selalu mencari perbaikan-perbaikan
dan peningkatan-peningkatan. Karyawan yang mempunyai sikap tersebut
terdorong untuk menjadi dinamis, kreatif, inovatif dan terbuka, serta kritis
kepada ide-ide baru dan perubahan-perubahan. Terbuka pada ide-ide baru
tidak perlu diartikan sebagai tidak mempunyai pendirian. Sebaliknya bersifat
hati-hati atau kritis terhadap pembaharuan tidak perlu diartikan sebagai
konservatif atau tertutup kepada perbaikan.
Seorang tenaga kerja dinilai produktif jika tenaga kerja tersebut, pada jabatan
yang telah ditetapkan sebelumnya dan denganperalatan kerja yang sesuai,
mampu meningkatkan kemampuan kerjanya lebih besar dari tenagakerja
yang lain. Dapat juga dinyatakan bahwa seorang tenaga kerja menunjukkan
tingkat produktivitas yang tinggi jika tenaga kerja tersebut, pada jabatan yang
telah ditetapkan sebelumnya dan dengan peralatan kerja yang sesuai,
mampu bekerja untuk mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan standar
yang ditentukan.
Menurut I Wayan Mudiartha Utama (1993), dari beberapa konsep
produktivitas, maka produktivitas dapat diartikan sebagai berikut:
19
a. Sikap mental yang berpandangan bahwa mutu kehidupan hari ini
harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari
hari ini.
b. Unsur sumber daya manusia merupakan unsur pokok dalam upaya
peningkatan produktivitas. Sumber daya manusia merupakan titik
sentral dari segala kegiatan peningkatan produktivitas. Agar lebih baik
dari sebelumnya individu harus mempunyai usaha yang pada
dasarnya merupakan kegiatan yang bersifat lebih efektif dan lebih
efisien.
Untuk perusahaan atau dalam lingkup yang lebih besar, yaitu dunia industri,
seorang karyawan harus mempunyai pandangan akan pengertian mengenai
produktivitas. Karyawan harus mempunyai pandangan hidup dan sikap
mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan.
Dengan demikian produktivitas tidak dapat dilepaskan dari karyawan sebagai
pelaku kerja. Produktivitas tidak hanya semata-mata ukuran input - output
tetapi juga bagaimana karyawan melibatkan dirinya dalam proses
produktivitas tersebut. Sejauh mana karyawan tersebut memandang
produktivitas sebagai sesuatu yang mempunyai arti bagi dirinya, sehingga
dapat mendorong karyawan tersebut untuk terus mengembangkan diri dan
20
meningkatkan kemampuan kerjanya secara efektif dan efisien (Pandji
Anaroga, 1995).
Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa
produktivitas karyawan adalah sikap karyawan terhadap kerja yang selalu
berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan menjadi lebih baik, sehingga
dapat mendorong karyawan tersebut untuk terus mengembangkan diri dan
meningkatkan kemampuan kerjanya secara efektif dan efisien.
2.1.2 Aspek-aspek produktivitas
.Berdasarkan uraian diatas, maka produkivitas tidak terlepas dari aspek
efektivitas dan efisiensi. Dengan demikian produktivitas karyawan terbentuk
dalam efektivitas dan efisiensi (Umar, 2004).
Efektifitas dapat didefinisikan sebagai tingkat ketepatan dalam memilih atau
menggunakan suatu metode untuk melakukan sesuatu (efektif = do right
things). Efektivitas lebih mengarah pada pencapaian unjuk kerja yang
maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas,
dan waktu. Jadi efektivitas adalah suatu ukuran yang dinyatakan seberapa
jauh target tercapai berdasarkan ketepatan suatu tindakan. Semakin besar
target yang tercapai, semakin tinggi tingkat efektivitasnya (Umar, 2004).
21
Efisiensi dapat didefinisikan sebagai tingkat ketepatan dan berbagai
kemudahan dalam melakukan sesuatu (efisiensi = do things right). Efisiensi
lebih berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi
penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan. Jadi
efisiensi adalah seberapa hemat sumber daya yang digunakan dalam
bekerja. Semakin besar sumber daya dapat dihemat, semakin tinggi tingkat
efisiensi (Umar, 2004).
Tinggi rendahnya efisiensi ditentukan oleh nilai input dan output, sedangkan
tinggi rendahnya nilai efektivitas ditentukan oleh pencapaian target. Apabila
.efisiensi dikaitkan dengan efektivitas, meskipun terjadi peningkatan
evektivitas, namun efisiensi belum tentu meningkat (Tarwaka, 2004).
Selanjutnya dapat diambil suatu kesimpulan bahwa produktivitas adalah
fungsi dari efektivitas dan efisiensi. Oleh karena itu apabila suatu kegiatan
dilaksanakan dengan efektif dan efisien dalam penggunaan sumber daya
yang dimiliki akan menghasilkan produktivitas yang relatif tinggi.
Agar efektivitas dan efisiensi dapat berlangsung maka perlu ada pemahaman
para pelaku kerja mengenai bagaimana kegiatan kerja berlangsung yang
merupakan penjabaran dari efektifitas dan efisiensi.
22
Para pelaku yang produktif memiliki sikap dan pandangan bahwa setiap
pekerjaan harus dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang telah
ditentukan dan dengan berbagai penghematan untuk memberikan hasil guna
atau tercapainya tujuan dari penggunaan sumber daya.
Menurut Gaspersz (2000), karakteristik umum dari karyawan yang produktif
biasanya ditandai dengan beberapa hal berikut (Umar, 2004):
1. Secara terus menerus selalu mencari berbagai gagasan dan cara
penyelesaian tugas yang baik.
2. Selalu memberikan saran-saran untuk perbaikan secara sukarela.
3. Menggunakan waktu secara efektif dan efisien.
4. Selalu melakukan perencanaan dengan menyerlakan jadwal waktu.
5. Selalu bersikap positif terhadap pekerjaan.
6. Dapat berperan sebagai anggota tim kerja sarna yang baik,
sebagaimana juga menjadi pemimpin tim kerja sarna yang baik.
7. Dapat memotivasi diri melalui dorongan dari dalam diri sendiri.
8. Memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik terhadap
pekerjaannya serla mau menerapkannya dalam pekerjaan itu.
9. Mau menerima ide-ide atau saran-saran yang dianggap lebih baik
dari orang lain.
10. Hubungan antar-pribadi dengan semua tingkatan manajemen
dalam organisasi berlangsung dengan baik.
23
11. Sangat rnenyadari dan rnernperdulikan rnasalah pernborosan dan
inefisiensi dalarn penggunaan surnber-surnber daya.
12. Mernpunyai tingkat kehadiran yang baik.
13. Seringkali rnelarnpaui standart kerja yang telah ditetapkan.
14. Selalu rnarnpu rnernpelajari sesuatu hal baru dengan cepat.
Berdasakan uraian diatas rnaka dapat disirnpulkan bahwa produktivitas
karyawan dapat ditentukan oleh, pertarna faktor efektivitas, seperti rnerniliki
pernaharnan yang baik terhadap pekerjaannya, selalu rnencari gagasan cara
penyelesaian tugas dengan baik, rnenggunakan surnber daya sesuai dengan
.ketentuan (prosedur), tepat dalarn rnenggunakan peralatan kerja sesuai
dengan fungsinya. Kedua ditentukan oleh faktor efisiensi, seperti
rnernperdulikan rnasalah pernborosan dalarn penggunaan surnber daya, rnau
rnelakukan penghernatan dalarn penggunaan surnber daya, rnenggunakan
waktu dengan sebaik-baiknya, rnernelihara peralatan kantor/barang dengan
teratur dan sesuai ternpatnya.
2.1.3 Faktor-faktor pendukung produktivitas
Banyak faktor yang dapat rnernpengaruhi tinggi rendahnya produktivitas
kerja. Soedirrnan (1986) dan Tarwaka (1991) rnerinci faktor-faktor yang dapat
rnernpengaruhi produktivitas kerja secara urnurn (Tarwaka, dkk, 2004).
24
1. Motivasi. Motivasi merupakan kekuatan atau motor pendorong kegiatan
seseorang kearah tujuan tertentu dan melibatkan segala kemampuan
yang dimiliki untuk mencapainya.
2. Kedisiplinan. Disiplin merupakan sikap mental yang tercermin dalam
perbuatan tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa
kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan, ketentuan, etika, norma,
dan kaidah yang berlaku.
3. Etos kerja. Etos kerja merupakan salah satu faktor penentu
produktiviyas, karena etos kerja merupakan pandangan untuk menilai
sejauhmana kita melakukan suatu pekerjaan dan terus berupaya untuk
mencapai hasil yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan.
4. Keterampilan. Faktor ketrampilan baik ketrampilan teknis maupun
manajerial sangat menentukan tingkat pencapaian produktivitas.
Dengan demikian setiap individu selalu dituntut untuk terampil dalam
penguasaan i1mu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) terutama dalam
perubahab teknologi mutakhir.
5. Pendidikan. Tingkat pendidikan harus selalu dikembangkan baik
melalui jalur pendidikan formal maupun informal. Karena setiap
penggunaan teknologi hanya akan dapat kita kuasai dengan
pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang handal.
25
Disamping faklor tersebul dialas, Manuaba (1992) mengemukakan bahwa
faklor alat, cara dan lingkungan kerja sangal berpengaruh lerhadap
produklivilas.
2.1.4 Usaha untuk meningkatkan produktivitas karyawan
Dalam upaya meningkalkan produklivilas kerja perlu diingal bahwa faktor
mariusia menjadi dasar penentuan dalam meningkatkan produklivitas kerja.
Tujuan sebuah program peningkalan produktivitas kerja harus mencapai
perubahan yang signifikan, yailu untuk memperoleh perbandingan yang lebih
antara keluaran (output) dan masukan (input).
SB.Handayani (2000) mengatakan bahwa hal yang ulama yang perlu
dilakukan dalam upaya peningkatan produktivitas kerja ini adalah mengatasi
sikap "lidak peduli" baik manajer maupun karyawan. Mereka sebenarnya
sama-sama memiliki kepenlingan dalam meningkalkan produktivilas kerja,
oleh karena itu mereka perlu komilmen bersama lerhadap peningkalan
produklivitas kerja. Dalam meningkalkan produklivitas kerja membuluhkan
tindakan yang memerlukan kekualan kepemimpinan yang besar dari
manajemen puncak.
Menurul Panji Anoraga (2001) peningkatan produktivilas dapat berarli
peningkalan hasil yang dicapai dengan penggunaan sumber daya secara
26
efektif dan efisien. Pada umumnya, strategi yang diterapkan untuk
meningkatkan produktivitas, antara lain:
a. Penyempurnaan manajemen, melalui :
1. Peningkatan kemampuan manejerial dalam bidang perencanaan
dan pengambilan keputusan,
2. perbaikan prosedur dan sistem manajemen (termasuk
kemampuan pimpinan dalam merancang dan menggunakan
sistem yang ada).
3. peningkatan "personal and interpersonal skill".
b. Perbaikan manajemen sumber daya manusia, melalui :
1. Peninjauan kembali peraturan kepegawaian,
2. perumusan kembali tata cara dalam meningkatkan motivasi
pegawai,
3. Menyempurnakan penilaian prestasi kerja,
4. Penyempurnaan hubungan antara pegawai dan organisasi kerja.
c. Perbaikan kualitas kerja, melalui :
1. Perbaikan Iingkungan kerja (dalam arti lingkungan fisiknya),
2. Penerapan prinsip-prinsip pengembangan organisasi dalam
praktek kerja dan menciptakan budaya organisasi yang dapat
menaikkan rasa bangga dan rasa memiliki terhadap organisasi
kerjanya.
27
Yulis Rasul (1996) mengatakan bahwa usaha mengatasi rendahnya kualitas
dan produktivitas tenaga kerja dimana perlu ditemukan cara-cara yang dapat
meningkatkan produktivitas tenaga kerja yaitu dengan memberikan
penggajian yang baik, pendidikan, peningkatan partisipasi karyawan,
perbaikan komunikasi dan perbaikan kondisi kerja.
Jadi upaya peningkatan produktivitas kerja harus dilaksanakan perusahaan
secara bertahap dan berkesinambungan. Upaya ini merupakan perjalanan
yang panjang tahap akhir yang harus terus berlangsung secara konsisten
sepanjang hidup perusahaan. Keberhasilan dari pelaksanaan program
.peningkatan produktivitas kerja pada akhirnya terpulang pada kemauan dan
kemampuan serta kesediaan untuk melaksanakan dengan penuh dedikasi,
konsisten, semangat dan kekompakan.
2.2 Sikap Karyawan
2.2.1 Pengertian sikap
Sikap mempunyai peranan penting karena apabila sudah terbentuk pada diri
seseorang, maka sikap tersebut akan dapat menentukan bagaimana
seseorang berperilaku terhadap objeknya. Sikap manusia, atau untuk
singkatnya kita sebut sikap, telah didefinisikan dalam berbagai versi oleh para
ahli. Berkowitz bahkan menemukan adanya lebih dari tiga puluh definisi sikap
28
(Berkowitz, 1972). Puluhan definisi dan pengertian itu pada umumnya dapat
dimaksukkan ke dalam salah-satu diantara tiga kerangka pemikiran
(Saifuddin Azwar, 2003).
Pertama adalah kerangka pemikiran yang diwakili oleh para ahli psikologi
Louis Thurston, dkk (2003) yang menyatakan bahwa sikap adalah bentuk
evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah
perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak
mendukung atau tidak memihak (unfaforable) pada objek tersebut. Secara
lebih spesifik, Thurstone menformulasikan sikap sebagai derajat afek positif
.atau negatif terhadap suatu objek psikologis (Saifuddin Azwar, 2003).
Kelompok pemikiran yang kedua diwakili oleh Bogardus, dkk (2003).
Menurut kelompok pemikiran ini sikap merupakan semacam kesiapan untuk
bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara terlentu. Dapat dikatakan
bahwa kesiapan yang dimaksud merupakan kecenderungan potensial untuk
bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu
stimulus yang menghendaki adanya respons(Saifuddin Azwar, 2003).
Dengan kata lain sikap adalah suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan
antisipasif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau
respons terhadap stimuli sosial yang telah dikondisikan (karlini kartono,
1994).
29
Kelompok pemikiran yang ketiga adalah kelompok yang berorientasi pada
skema triadik (triadik scheme). Menurut kerangka pemikiran ini suatu sikap
merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif, dan konatif yang
saling berinteraksi dalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap
suatu objek. Secord dan Backman (1964), misalnya , mendefinisikan sikap
sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi),
dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu objek di
lingkungan sekitar.
Menurut Mann (1969) sikap terdiri dari aspek-aspek sebagai berikut:
1. Afektif
Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan
menyangkut masalah emosi. Aspek emosial inilah yang biasanya berakar
paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling
bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengubah
sikap seseorang.
2. Kognitif
Komponen kognitif beris kepercayaan (nilai dan pengalaman dasar),
persepsi dan stereotip yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Seringkali
komponen kognitif ini dapat disamakan dengan pandangan (opini),
terutama apabila menyangkut masalah isyu atau problem yang
kontroversial.
30
3. Konatif
Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu
yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang
dihadapi.
Ketiga komponen sikap yang telah disebutkan diatas merupakan suatu
kesatuan yang akan dimunculkan berkaitan dengan adanya rangsangan yang
diterima individu. Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan
perasaan banyak mempengaruhi perilaku. Kecenderungan berperilaku
secara konsisten, selaras dengan kepercayaan dan perasaan ini membentuk
sikap individual, karena itu adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap
.seseorang akan dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku terhadap objek
1 Efektivitas a. Memiliki pemahamanyang baik terhadappekerjaan.
b. Selalu meneari 5,6,7,8 1,2,3,4gagasan eara ,9,11,1 ,10,20,penyelesaian tugasdengan baik. 2,13,1 21,22, 25
e. Menggunakan4,15,1 23,24,sumber daya sesuai
dengan ketentuan 6,17,1 25,(prosedur).
8,19,d. Tepatdalammenggunakanperalatan kerja sesuaidengan fungsinya.
2 Efisiensi a. Mempedulikanmasalah pemborosandalam penggunaansumber daya. 26,27, 30,31,
b. Mau melakukan28,29, 32,33,penghematan dalam
penggunaan sumber 34,35, 39,40, 25daya. 36,37, 41,44,e. Menggunakan waktudengan sebaik- 38,42, 45,47baiknya. 43,46,d. Memelihara peralatankantor/barang dengan 48,49,teratur dan sesuai
50tempatnya.
TOTAL 29 21 50--
62
63
d. Kalibrasi Instrumen penelitian
Skala ini kemudian diujikan kepada 35 karyawan bagian produksi PT.
TOYOTETSU CORP. Bekasi. Dari data yang masuk dilakukan uji
validitas dan reliabilitas untuk menentukan item-item yang valid dan
reliabel sehingga dapat digunakan dalam penelitian. Skala ini disusun
menggunakan skala modellikert yang terdiri dari 50 pernyataan
tentang produktivitas karyawan dengan 25 pernyataan favorabel dan
25 pernyataan unfavorabel.
Skala sikap karyawan terhadap penerapan keselamatan dan kesehatan kerja
.dan skala produktivitas karyawan disusun berdasarkan skala model Likert
dengan modifikasi 4 kategori jawaban, yaitu sangat setuju (8S), setuju (S),
tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Masing-masing kategori ini
memiliki nHai tertentu yang tertera dalam tabel berikut:
Tabel3.3Nilai kategori dalam tiap jawaban
Pernyataan 5T5 T5 5 55
Favorabel 1 2 3 4
Unfaforabel 4 3 2 1
Alasan menggunakan skala model Likert modifikasi dengan menggunakan
empat alternatif jawaban dengan tidak menggunakan alternatif jawaban ragu-
ragu (R) adalah:
64
a. Adanya kategori indecided yaitu mempunyai arti ganda atau bisa juga
netral atau ragu-ragu.
b. Menimbulkan kecenderungan untuk menjawab di tengah atau "central
tendency effect".
c. Maksud jawaban dengan empat kategori untuk melihat kecenderungan
pendapat kearah tidak sesuai sehingga tidak dapat mengurangi data
. penelitian yang hilang.
Pernyataan dalam angket ini terdiri dari dua macam, yaitu pernyataan yang
mendukung (favorable) dan pernyataan yang tidak mendukung (unfavorable).
3.3.2 Metode analisis instrumen
Dalam penelitian yang ilmiah, untuk mengungkapkan aspek-aspek I variabel
variabel yang ingin diteliti, diperlukan alat ukur yang reliable dan valid, agar
hasil dari penelitian ini tidak memberikan gambaran yang jauh berbeda
dengan yang sebenarnya.
Sentuk penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu untuk melihat
hubungan antara dua variabel, yaitu sikap karyawan terhadap K3 dengan
produktivitas karyawan. Hubungan antar variabel dinyatakan dalam bentuk
koefisien korelasi. Perhitungan statistik yang digunakan untuk melihat
validitas dan reliabilitas skala adalah sebagai berikut :
65
1. Uji validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen, suatu instrumen dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid
apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat
(Arikunto, 2002).
Dalam penelitian ini teknik uji validitas menggunakan rumus perhitungan
statistik korelasi dengan menggunakan rumus perhitungan statistik
korelasi dengan menggunakan korelasi person product moment, dengan
rumus sebagai berikut :
Keterangan :N = Jumlah SubjekX = Skor Subjek pada itemY = Skor Total subjek pada skalarxy = Korelasi antara skor subyek pada item dan skor total subjek
Perhitungan validasi skala penelitian ini dilakukan dengan bantuan komputer
program SPSS Versi 11.5 for windows. Untuk menentukan taraf signifikansi
kaidah yang dipakai adalah taraf signifikansi 0,05.
66
d. Uji validitas skala sikap karyawan terhadap k3
Berdasarkan hasil uji coba terhadap 128 item dalam instrumen ini, maka
terdapat 57 item yang valid baik pada taraf signifikansi 5% maupun pada taraf
signifikansi 1%. Sedangkan, 71 item lainnya tidak valid. Semua item yang
valid tersebut digunakan sebagai alat ukur penelitian dengan karena antara
item-item favorable dan unfavorable diperoleh jumlah yang hampir sama.
Adapun nomor-nomor item valid yang digunakan yaitu :
J. Simanjuntak, Payaman. (1994). Manajemen Keselamatan Kerja. Jakarta:Himpunan SDM Indonesia
Kartono, Kartini. (1994). Psikologi Sosiat Untuk Manajemen Perusahaan dantndustri. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Kerlinger and friend's. (2002). Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta:Gajah Mada Univercity
Mutiara.S. (2002). Manajemen SOM. Jakarta: Ghalia Indonesia
Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian. (1989). Metodologo PenelitianSurvey. Jakarta: LP3ES.
Prabu Mangkunagara, AA Anwar. (2001). Manajemen SOM . Bandung: PT.Remaja Rosdakarya
Soekotjo, J. Syukri. S., Marbun, Djupriadi. (2002). Satu Abad K3 di Indonesia(1900-2000). Jakarta: Dewan K3 Nasional
Soemirat, Juli Siamet. (1994). Kesehatan Lingkungan. Jakarta: UGM Press
Sugiyono. (2003). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabet
Suit, Jusuf dan Almasdi. (1996).Aspek Mental Oalam Manajemen SOM.Jakarta: Ghalia Indonesia.
Suma'mur. (1996). Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: PT.Toko Gunung Agung
-------------. (1997). Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan.Jakarta: CV Haji Masagung.
Solichul HA, Tarwaka, dkk. (2004). Ergonomi Untuk Keselamatan danKesehatan Kerja Untuk Produktivitas. Surakarta:UNIBA Press
Triton PB. (2005). Paradigma Baru Manajemen SDM. Yogyakarta: TuguPublisher.
Jurnal
Asnawi, Sahlan. (2002). Hubungan dan Pengaruh Keterlibatan PelaksanaanTugas Dengan Disiplin Terhadap Peraturan K3. PHROENESIS. Vol 4,No7
Okorita, B. Haryanto.R. dan Anita.L. (2001). Hubungan Higiene Perusahaandengan Kesehatan Kerja. Jurnal Psikologi UGM: Vol XXVII, No 2
I Wayan Mudiarta Utama. (1993). Laporan Penelitian: Pengaruh LingkunganKerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada Perusahaan TenunATaM di Kab. Gianyar. Denpasar: Univ. Udayana
Hidayat, MA (1998). Konsep Dasar dan Pengertian Produktivitas: MajalahProduktivitas Edisi Perdana
NomoI' : E.Psi./OT.O 1.7/ [oJGIV/2006Lamp.Hal : Izin Penelilian
Kepada Ylh.GM. Human Resources DevelopmentPT. NUSA TOYOTETSU CORP.di
Tempal
Assalulllu'alaikum \1../1'. V/B.
Dcngan Hormat, kami sampaikan bahwa :
Jakarta, 31 Mei 2006
NamaTempai/Tgi LahirAlamat
Rifatil FarihahLamongan , 5 Juni 1981.II. Rawa Bebek Rt. 015/11 Penjaringall .Iakarta Utara
Adalah benar mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif HidayatulJah Jakarta
SemesterNomorPokokTahull AkademikProgram
: VIII1020700259752005/2006
: Strata I (S-I)
Sehllbllngan dengan tugas penyelesaian skripsi yang berjudul :'Huhungan Anlnl'a Sikap Buruh Terhadap K3 Dengan ProduktivitasKet'jn !(nrynwnn " mahasiswa terseh"t l11el11crlllkan ijin penclitian di lembagayang Bapak/lhu/Suudara llillipin. Ulell kan.:ll<l ilu kUlni mol'on kesediallllBapaklIbu/Saudnra unluk mencrima mahasiswa tersebul dan meinberikanbantuannya.
Demikian alas perhatian dan bantuan Bapakllbll/Sauclara kami ll~apkan terimakasih.
WaSSalal1111'alaikllm WI'. Wb
A.n. DekanPembantu Dekan
Biclang~:~ami~
/ .-' /c/ '.__ ,
Dra. Zahrotu/j: Nihayah, M.Si24 NIP. 150238773 f
Tembusnn:Dekan Faku1tas Psikologi
A. PENGANTAR
Dengan Hormat,
Salam teriring do'a kami sampaikan semoga Bapakllbu/Sdr selalu dalam
Iindungan Tuhan Yang Maha Esa. Amin.
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Rif'atil FarihahSemester : VIII (Delapan)Fakultas : PsikologiUniversitas :Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta. .
Dengan ini bermaksud mengadakan penelitian dengan tema "Hubungan
Antara Sikap Karyawan Terhadap Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (K3) Dengan Produktivitas Karyawan" dalam rangka menyelesaikan tugas
akhir skripsi. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat dinamika perilaku individu di
tempat kerja dalam upaya pencegahan kecelakaan dan penerapan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) yang mempunyai korelasi signifikan dengan produktivitas
kerja karyawan. Penelitian ini tidak digunakan untuk melihat baik buruknya
pekerjaan Anda, akan tetapi dimaksudkan untuk memberi sumbangan dalam upaya
penerapan program K3 di Industri Organisasi dalam rangka peningkatan
produktivitas kerja.
Pada halaman berikut ini anda akan menjumpai beberapa
pernyataan, di mana pada setiap pernyataan disediakan beberapa kemungkinan
yang dapat anda pilih sebagai jawaban. Saya berharap anda membaca setiap
pernyataan dengan teliti sehingga jawaban yang anda pilh sesuai dengan pemikiran
anda.
Dalam hal ini tak ada jawaban yang benar atau salah. Oleh karena itu saya
mohon Bapakllbu bisa memberikan jawaban secara apa adanya untuk semua
pernyataan yang telah disediakan. Adapun informasi atau data yang anda berikan
akan sangat bermanfaat bagi penelitian ini dan dijamin kerahasiaannya.
Atas kesediaan Bapakllbu/Sdr meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner
ini, saya mengucapkan terima kasih.
Responden Peneliti
B. DATA PRIBADI
1. Nama2. Jenis Kelamin : ( ) Pria (...... ) Wanita3. Usia : Tahun4. Masa Kerja : Tahun Bulan5. Pendidikan Tertinggi ..6. Apakah pernah mengikuti training (Iatihan) yang sesuai dengan pekerjaan
saat ini?(.....) Tidak pernah (.....) Pemah sebanyak ..... kali, yaitu tentang :
a. .. .b .c. .. ..d.
C. INSTRUKSI
Di bawah ini terdapat beberapa pemyataan yang berkenaan dengan "Hubungan
antara Sikap Karyawan Terhadap Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) dengan Produktivitas ke~a Karyawan", jawablah dengan memberi tanda silang
( x ) pada salah satu kolom jawaban di sebelah kanan. Tak ada jawaban yang salah,
semua jawaban benar, karena itu pilihlah jawaban yang sesuai dengan pemikiran
anda sendiri. Adapun altematif pilihan jawaban itu adalah :
STS : Sangat Tidak Setuju
TS ; Tidak Setuju
S : Setuju
SS ; Sangat Setuju
Contoh pengisian
No. PERNYATAAN-PERNYATAAN STS TS S SS
01. Saya senang dengan warna ruangankerja saya. X
1. Skala Sikap Karyawan Terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja
NO PERNYATAAN-PERNYATAAN ALTERNATIFJAWABAN
1 8aya yakin perusahaan telah menyediakan rasilitas 88 8 T8 8T8pembuanQan udara kotor (exhaust).
2 Penerangan yang terdapat di tempat kerja saya tidak 88 8 T8 8T8memadai untuk pelaksanaan pekerjaan sehari-hari.
3 Pekerjaan 8aya selalu berhadapan dengan debu, gas dan 88 8 T8 ST8bahan-bahan lain vanQ bisa membahavakan kesehatan kerja.
4 8aya merasa bahwa kebersihan, ketertiban dan keteraturan 88 8 T8 8T8tempat keria sava sanaat menaaanaau kelancaran keria.
5 Menurut saya lingkungan kerja saya menentukan kesehatan 88 8 T8 8T8dan keselamatan keria.
6 8aya bekerja dengan penerangan yang baik sehingga dapat 88 8 T8 8T8melihat obiek denQan jelas dan tepal.
7 8aya selalu membuang sisa-sisa bahan produksi pada 88 8 T8 8T8tempat pembuanaan vanQ telah di sediakan.
8 Walaupun tidak menggunakan alat pelindung, saya tidak 88 S T8 8T8merasa khawatir akan keselamatan diri sava.
9 Pengaturan mesin di tempat kerja sudah baik, sehingga 88 8 T8 8T8memudahkan saya dalam bekeria.
10 8aya merasa bertanggung jawab dalam merawat alat kerja 88 S T8 8T8yang digunakan.
11 8aya menilai perusahaan cukup tanggap di dalam 88 8 T8 8TSpenyediaan alat pelinduna.
12 8aya senang dengan penataan mesin dalam ruang kerja S8 8 T8 8T8vana telah sesuai denaan prosedumva.
13 8aya senang dengan diwajibkannya para karyawan untuk 88 8 T8 8T8menaaunakan alat pelinduna pada saat bekeria.
14 8aya tidak senang dengan pengaturan alat kerja di tempat S8 8 T8 8T8sava bekeria.
15 8aya bekerja dengan peralatan dan perlengkapan yang 88 8 T8 8T8kondisinya sudah rusak
16 8aya merasa peralatan dan perlengkapan kerja yang saya S8 8 T8 8T8aunakan kondisinva sanaat tidak lavak untuk dioperasikan.
17 Pekerjaan menuntut saya untuk melakukan gerakan-gerakan 88 8 T8 8T8yang tidak nyaman seperti mengangkat beban atau memutaryang melelahkan.
18 Mesin yang saya gunakan dalam pekerjaan dapat 88 8 T8 8T8menyebabkan kecelakaan kerja.
81'819 Bahan baku dalam pekerjaan saya bisa sangat 88 8 T8membahayakan kesekamatan dan kesehatan pekerja. -
20 8aya rasa peralatan dan perlengkapan yang di gunakan di 88 8 T8 8T8tempat kerja, tidak dapat merinaankan beban pekeria.
21 8aya selalu menggunakan perlengkapan keselamatan dan S8 8 T8 8T8kesehatan kerja untuk menghindari kecelakaan kerja.
22 8aya mengatur tempat kerja yang aman untuk bekerja. 88 8 TS STS
23 8aya selalu memeriksa terlebih dahulu perlengkapan kerja 8S 8 T8 8T8sava.
24 Saya memakai alat pelindung keselamatan setiap bekerja. 88 8 T8 8T8
25 8aya merasa bahwa menggunakan perlengkapan kerja hanya 8S 8 T8 8TSmenambah pekeriaan saja.
26 8aya merasa bahwa menggunakan perlengkapan S8 8 TS 8TSkeselamatan kerja hanya akan mengurangi kenyamanandalam bekerja.
27 Saya merasa bahwa menggunakan perlengkapan S8 8 T8 8T8keselamatan kerja hanya akan menambah penampilanterlihat jelek.
28 Saya tidak perlu menggunakan perlengkapan keselamatan SS 8 T8 ST8keria meskipun banvak orana yang memakainYa.
29 Menurut saya kondisi mesin yang digunakan pada 88 8 T8 8TSperusahaan sava masih sanaat baik.
30 Mesin produksi yang saya gunakan sehari-hari selalu disertai 88 8 TS STSdenQan alat pelindunQ.
31 Perusahaan selalu mengganti peralatan yang tidak layak, S8 8 TS ST8meskipun masih bisa di Qunakan.
32 Menurut saya peletakan mesin produksi yang berurutan akan SS 8 TS ST8memudahkan dalam pekeriaan.
33 8aya merasa nyaman dengan bekerja dengan kindisi fisik SS 8 T8 8TSyanQ sehat.
34 Saya tidak pemah mengikuti instruksi yang di berikan. 8S S TS 8TS
35 Saya selalu mengikuti pelatihan K3. 8S S T8 8T8
36 Kestabilan emosi membuat saya merasa tenang dalam 8S S T8 8TSbekeria.
37 8aya yakin perusahaan ini tidak memperhatikan kesehatan SS 8 T8 STSpara karyawannva.
38 8aya sering tidak melaksanakan hal-hal yang di dapat dar! 8S S T8 8TSpelatihan K3
39 Saya merasa senang dengan keahlian yang saya miliki dalam S8 8 T8 STSbekeria
40 8aya tidak suka cara perusahaan dalam menangani masalah 8S 8 TS ST8kesehatan para karvawan.
41 8aya merasa tidak berhati-hati dalam menyelesaikan tugas. 8S S T8 ST8
42 Saya tidak memahami bagaimana cara kerja yang tepat untuk S8 8 T8 8TSmenyelesaikan pekerjaan saya.
43 Saya hanya menyelesaikan pekerjaan tetapi tidak memahami S8 8 TS 8T8apa yang sesunQguhnya sava keriakan.
44 Pengetahuan saya tentanQ pekeriaan vanQ selama ini sava 88 8 T8 STS
tekuni adalah sangat terbatas.45 Saya tidak menguasai secara baik prosedur pengoperasian SS S TS STS
peralatan kerja yang saya gunakan.46 Saya tidak memperdulikan urutan-urutan pekerjaan. SS S TS STS
47 Saya sering lupa mengerjakan sesuatu yang merupakan SS S TS STSbaaian pentina dari pekeriaan sava.
48 Saya biasa tidak menggunakan perlengkapan keselamatan SS S TS STSkeria saat bekeria.
49 Saya merasa bosan dengan peke8aan yang saya ke8akan SS S TS STSselama ini.
50 Sava merasa tertekan denaan pekeriaan sava. SS S TS STS51 Saya menilai pelatihan keselamatan kerja yang diberikan SS S TS STS
telah meninakatkan kesadaran bekeria secara lebih aman.52 Saya mengetahui apa yang harus saya kerjakan. SS S TS STS53 Saya selalu berhati-hati dalam menyelesaikan tugas. SS S TS STS54 Saya dapat menyelesaikan pekerjaan karena saya SS S TS STS
memahami tuaas sava.55 Saya dapat mengoperasikan peralatan kerja sesuai dengan SS S TS STS
prosedur vana benar.56 Saya biasa bekerja berdasarkan aturan yang ada. SS S TS STS57 Saya selalu bersungguh-sungguh dalam melakukan SS S TS STS
pekerjaan.
2 Sk I P d k" K. aa ro u t1vltas aryawan1 Saya tidak memahami bagaimana cara kerja yang tepat untuk SS S TS STS
menvelesaikan pekeriaan sava.2 Saya hanya menyelesaikan pekerjaan tetapi tidak memahami SS S TS STS
apa yang sesungguhnva sava keriakan.3 Pengetahuan saya tentang pekerjaan yang selama ini saya SS S TS STS
tekuni adalah sangat terbatas.4 Saya tidak menguasai secara baik prosedur pengoperasian SS S TS STS
peralatan kerja yang saya gunakan.5 Saya kurang mengerti dengan tugas saya, sehingga saya SS S TS STS
serina melakukan kesalahan.6 Saya selalu menggunakan peralatan kerja sesuai dengan SS S TS STS
fungsinya agar hasilnya memuaskan.7 Sava senang melakukan inovasi dalam bekeria. SS S TS STS8 Saya tidak senang menyelesaikan pekerjaan dengan SS S TS ST8
menggunakan peralatan keria.9 Saya tidak pernah menyesuaikan peralatan kerja dengan SS S TS STS
material yang akan sava keriakan.10 Ketika merakit komponen, saya tidak pernah mengikuti SS S T8 STS
prosedur vana ditetapkan.11 Menurut saya, mencoba cara-cara baru dalam menyelesaikan 88 8 TS 8TS
pekerjaan akan memperlambat pekerjaan.12 Saya tidak pernah mengikuti instruksi dalam penggunaan SS S T8 ST8
material.13 Saya selalu menggunakan material sesuai dengan kebutuhan SS 8 TS 8TS
yang telah ditetapkan.14 Saya merasa kurang bisa melakukan penghematan dalam 88 8 TS 8TS
penggunaan material.15 Karena sering salah dalam merakit material sehingga banyak SS S TS 8TS
material vang terbuang percuma.16 8aya selalu tertinggal dengan pekerja lain dalam SS S TS STS
menvelesaikan pekeriaan.17 Saya selalu terlambat dalam menvelesaikan pekeriaan. 88 S T8 STS18 Saya tidak pernah menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan S8 8 TS 8TS
waktu vana telah ditentukan.19 Saya selalu memelihara peralatan kerja agar tidak cepat SS S TS STS
rusak.20 Saya selalu merawat peralatan kerja yang saya gunakan SS S TS ST8
setiap hari.21 Saya tidak pernah memeriksa kondisi mesin yang saya 88 S T8 ST8
pergunakan setiap hari.TS- STS-22 Meskipun peralatan kerja itu saya gunakan setiap hari tetapi SS S
saya tidak pernah memperhatikan kondisinya.23 Agar memudahkan pekerjaan saya, saya selalu meletakkan SS 8 TS STS
peralatan keria sesuai denga tempatnva.24 Saya sering lupa meletakkan peralatan kerja sesuai dengan 8S S TS 8T8
~ " " 4 4 4 4 ;j ;j 4 ;j " " 4 410 L L " L 1 4 4 " " L " L " "11 L L " L " " L 1 " " "4 " 4 1 L L L L " 4
" jLL
""
---
" 1
'" L 4 j 4 "jL L 4 4 4 " " 4 " " L L L 4"j 1 4 4 4 4 4 " 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4"4 L " 4 " L j L L " L " 1 L " """ 1 L 4 " " " " L " ""0 1 L 4 4 4 4 4 4 4 L
" "4' 4 L " L j4j 4 L 4 4 4 " " 4 4 L L " 4 j L j " 444 4 L 4 4 4 " 4 4 " " " 4 " L " 440 4 L 4 4 4 " " 4 4 j " 4 L " 440 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 1 441 4 " " 4 " " 4 4 " 4 L " 440 " " " " " 4 " 4 " " j 4~ " 4 4 4 4 4 " 4 " " " 4