-
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENGAKSES SITUS JARINGAN SOSIAL
DAN HARGA DIRI PADA REMAJA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
Yofi Setyo Tanoyo
019114148
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
i
-
SKRIPSI
HI.JBt'NGA}I A}ITARA INTENSITAS MENGAKSES SITTJS JARINGA}I
SOSIAL DA}-I HARGA DIRI PADA REMAIA
OLEH:
Y. Heri Widodo, S.Psi.,hd.Psi.
-
SKRIPSI
HI.'BUNGA}.I A}TTAITA INTENSITAS MENGAKSES SITUS JARINGA}-I
SOSIAL DA}I HARGA DIRI PADA REM^AIA
OLEH:
YOFI SETYOTAI{OYO
48
Tanda tangan
Yogyakarta"
i l l
ffu*g**
Fakultas Psikologiitas Sanata Dharma
-
Around here, however, we don’t look backwards for very long.
we Keep Moving Forward, opening up new doors and
doing new things, because we’re curious........ and curiousity
keeps leading us down new paths
Walt Disney
iv
-
PER}TYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya rneayatakan dengan sssungguhnya bahwa $kripsi yailF saya
tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya onmg lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam
kutipan daftar pustak4 sabagaimana layaknya karya ilmiah.
Yograkarta 14 Oktober 2008- Penulit
W^Yofi Setyo Tanoyo
-
LEMBAR PERI{YATAA}{ PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAI\ AKAI}EMIS
Yang bortanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas
Sanata Dharma:
Nama : Yofi Setyo Tanoyo
Nomor Mahasiswa : 019114148
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang
berjudul:
I{T'BIJNGAFI AIYTAAL{ INTENSTTAS MENGAKSES SITUS JARINGAI{
SOSIAL DAN HARGA DIRI PAI}A REMAJA
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas
Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media
lain,
mengelolanya dalam bentuk pengkalan data, mendistribusikan
secala terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan
akademis
tanpa perlu meminta iiin dari saya maupun memberikan royalti
kepada saya
sglamatetap mencantumkan nama saya sebagai pnulis-
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenamya.
Dibuat diYogyakafta
Pada tanggal : 27 Oktober 2008
Yans menvatakan.'ufrit(Yofi Setyo Tanoyo)
vt
-
ABSTRACT
Yofi Setyo Tanoyo (2008). The correlation between intensity of
accessing
social network sites and self-esteem in adolescent.
The aim of this research was to find the correlation between
intensity of
accessing social network sites and self-esteem in adolescent.
The existence of a
significant correlation between intensity of accessing social
network sites and
self-esteem in adolescent was the hypothesis.
The subject of this research were 80 adolescent male and female
in
Yogyakarta that actively accessing the internet, and have a
profile in social
network sites. Data collection was done through scattered
questionnaire intensity
of accessing social network sites and self-esteem scale. The
reliability coefficient
from self-esteem scale was 0,935. To find the correlation
between intensity of
accessing social network sites and self-esteem in adolescent,
Pearson correlation
was employed.
Correlation coefficient ( r ) between intensity of accessing
social network sites
and self-esteem in adolescent was 0,476 at the level of
significant ( p ) 0,01. That
means there’s a significant correlation between intensity of
accessing social
network sites and self-esteem in adolescent. We can conclude
that the higher
intensity of accessing social network sites gets, the higher
self-esteem in
adolescent will gets too.
vii
-
ABSTRAK
Yofi Setyo Tanoyo (2008). Hubungan antara intensitas mengakses
situs
jaringan sosial dan harga diri pada remaja. Yogyakarta :
Fakultas Psikologi;
Jurusan Psikologi; Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
intensitas
mengakses situs jaringan sosial dan harga diri pada remaja.
Hipotesis yang
diajukan adalah ada hubungan yang signifikan antara intensitas
mengakses situs
jaringan sosial dan harga diri pada remaja.
Subjek dari penelitian ini adalah 80 remaja laki-laki dan
perempuan di
yogyakarta yang aktif mengakses internet dan mempunyai account
dalam situs
jaringan sosial. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran
skala harga diri
dan angket intensitas mengakses situs jaringan sosial. Koefisien
reliabilitas dari
skala harga diri adalah 0,935. Untuk mengetahui hubungan antara
intensitas
mengakses situs jaringan sosial dan harga diri pada remaja
digunakan teknik
korelasi product moment dari Carl Pearson.
Koefisien korelasi ( r ) yang diperoleh dalam penelitian ini
adalah 0,476 pada taraf
signifikansi ( p ) 0,01. Hal ini berarti ada korelasi positif
yang signifikan antara
intensitas mengakses situs jaringan sosial dan harga diri pada
remaja. Dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi intensitas mengakses situs
jaringan sosial akan
semakin tinggi pula harga diri pada remaja.
viii
-
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah yang telah melimpahkan kasih dan
bimbinganNya kepada penulis sehingga skripsi ini bisa
terselesaikan. Dengan
kasih dan pendampinganNya penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul
Hubungan Antara Intensitas Mengakses Situs Jaringan Sosial dan
Harga Diri Pada
Remaja.
Penulis juga menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu
dalam
penyelesaian skripsi ini secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu
dengan ketulusan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada:
1. P. Eddy Suhartanto , S.Psi., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Psikologi
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan
kepada
penulis untuk menyusun skripsi ini dan memberikan semangat
kepada
penulis.
2. Y. Heri Widodo , S.Psi.,M.Psi. Selaku pembimbing skripsi yang
telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik
yang
bermanfaat bagi penulis.
3. Drs. H. Wahyudi, M.Si. dan MM. Nimas Eki S., S.Psi., Psi.,
M.Si. yang telah
memberikan masukan yang bermanfaat pada karya tulis
ini.
4. Papa: Ir. Triyoga B.W. dan Mama: Fransisca Fifiani, yang
telah sabar
mendampingi dan memberikan fasilitas baik secara material maupun
spiritual
kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan karya
ini.
5. Agung Santoso, S.Psi yang telah memberikan masukan yang
bermanfaat bagi
peneliti.
ix
-
6. Sylvia Carolina M.Y.M, S.Psi., M.Si. Sebagai dosen pembimbing
akademik
yang telah membantu menyelesaikan kesulitan dalam masalah
akademik
peneliti.
7. Orang yang paling berarti dalam hidupku: Andriana Suryantari
yang selalu
ada untukku dan menemani dalam suka duka ketika mengerjakan
skripsi ini.
8. Adik-adikku: Eros dan Rio yang memberikan support
moral.
9. Teman-temanku: Angga, Yustinus (gompis), Yoseph (Leo Burung),
Leo Si
Bro, Dedi “Botak” yang telah banyak memberikan masukan,
dukungan, dan
bantuannya.
10. James Montalili yang telah berbaik hati meminjamkan contoh
format
penulisan dan Aris yang telah banyak membantu dalam proses uji
coba skala.
11. Semua Dosen Psikologi, dan semua karyawan Fakultas Psikologi
Sanata
Dharma Yogyakarta (Mas Gandung, Mbak Nanik, Mas Doni, Mas Muji,
dan
yang telah berjasa besar bagi Fakultas Psikologi Mr.
Gie).
12. Seluruh Crew CokelatNet yang telah membantu proses
pengerjaan skripsi ini.
13. Seluruh pelanggan CoklatNet yang telah meluangkan waktunya
selama 5
menit untuk mengisi kuesioner ( 5 menit anda meluangkan waktu
mengisi
kuesioner berarti anda mempercepat 5 menit kelulusan
saya).
14. Semua pihak yang telah membentu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari sempurna, oleh
karena itu
penulis sangat terbuka terhadap saran dan kritik terhadap
kekurangan ataupun
x
-
kesalahan pada karya tulis ini sehingga di masa yang akan datang
penulis
dapat menulis dengan lebih baik.
Penulis
xi
-
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
..........................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….. iii
HALAMAN MOTO
...........................................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
................................................ v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ………………………. vi
ABSTRACT
......................................................................................
vii
ABSTRAK
........................................................................................
viii
KATA PENGANTAR
........................................................................
ix
DAFTAR ISI
.....................................................................................
xii
DAFTAR TABEL
..............................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN
....................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah
........................................................ 1
B. Rumusan Masalah
.................................................................
6
C. Tujuan Penelitian
..................................................................
6
D. Manfaat Penelitian
................................................................
7
BAB II LANDASAN TEORI
..............................................................
9
A. Harga Diri Remaja
................................................................
9
1. Pengertian Harga Diri
...................................................... 9
2. Pembentukan Harga Diri
.................................................. 10
xii
-
3. Penggolongan Harga Diri
................................................. 13
4. Harga Diri Pada Remaja
................................................... 14
B. Situs Jaringan Sosial
..............................................................
18
1. Pengertian Situs Jaringan Sosial
........................................ 18
2. Situs Jaringan Sosial dan Remaja
...................................... 20
C. Hubungan Antara Intensitas Mengakses Situs Jaringan
Sosial
dan Harga diri Pada Remaja
........................................................ 21
D. Hipotesis
.....................................................................................
26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
.................................................. 27
A. Tujuan Penelitian
.................................................................
27
B. Jenis Penelitian
....................................................................
27
C. Identifikasi Variabel Penelitian
.............................................. 27
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian
................................ 28
1. Harga Diri
.....................................................................
28
2. Intensitas Mengakses Situs Jaringan Sosial
....................... 29
E. Subjek Penelitian
.................................................................
30
F. Metode Pengumpulan Data
........................................................ 31
1. Skala Harga Diri
..................................................................
31
2. Angket Intensitas Mengakses Situs Jaringan Sosial
............ 32
3. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
.................................... 33
G. Metode Analisis Data
........................................................... 35
1. Uji Asumsi Analisis Data
................................................ 35
2. Uji Hipotesis
..................................................................
36
xiii
-
BAB IV HASIL PENELITIAN
........................................................... 37
A. Pelaksanaan Penelitian
.......................................................... 37
B. Analisa Data
........................................................................
37
1. Uji Normalitas
................................................................
37
2. Uji Linearitas
..................................................................
38
3. Uji Hipotesis
...................................................................
38
4. Deskripsi Data Penelitian …………………………………… 40
C. Pembahasan
..........................................................................
41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
................................................. 45
A. Kesimpulan
...........................................................................
45
B. Saran
....................................................................................
45
DAFTAR PUSTAKA
..........................................................................
47
Lampiran 1. Angket Intensitas Mengakses Situs Jaringan Sosial
.............. 50
Lampiran 2. Skala Harga Diri
...............................................................
52
Lampiran 3. Data Skala Harga Diri
....................................................... 57
Lampiran 4. Reliabilitas Skala Harga Diri
.............................................. 72
lampiran 5. Uji Normalitas
...................................................................
74
Lampiran 6. Uji Linearitas
...................................................................
75
Lampiran 7. Uji Korelasi
.....................................................................
76
xiv
-
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Blue print Skala Harga Diri sebelum uji coba
.............................. 30
Tabel 2. Pemberian skor pada Skala Harga Diri
pilihan jawaban favourabel
........................................................... 31
Tabel 3. Pemberian skor pada Skala Harga Diri
pilihan jawaban unfavourabel
....................................................... 31
Tabel 4. Pemberian skor pada angket intensitas mengakses
situs jaringan sosial
.......................................................................
31
Tabel 5. Blue print Skala Harga Diri setelah uji coba
................................ 33
Tabel 6. Blue print Skala Harga Diri untuk penelitian
setelah
penyusunan ulang nomer item
...................................................... 33
Tabel 7. Hasil uji normalitas sebaran
.......................................................... 37
Tabel 8. Hasil uji liniearitas hubungan
....................................................... 37
Tabel 9. Data Penelitian ………………………………………………….... 39
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangan kepribadian seseorang masa remaja mempunyai
arti
yang khusus. Dikatakan demikian karena masa remaja mempunyai
tempat yang
tidak jelas dalam rangkaian proses perkembangan seseorang.
Secara jelas, masa
anak dapat dibedakan dari masa dewasa dan masa orang tua, karena
seorang anak
masih belum selesai perkembangannya, orang dewasa dapat dianggap
sudah
berkembang penuh, dan masa tua pada umumnya telah terjadi
kemunduran-
kemunduran terutama dalam fungsi-fungsi fisiknya (Monks, Knoers
& Haditono,
1999). Namun pada saat remaja tidaklah demikian, remaja tidak
memiliki status
yang jelas karena dirinya bukan lagi seorang anak dan juga bukan
seorang dewasa
(Hurlock, 1999). Masa remaja adalah masa transisi antara masa
kanak-kanak dan
masa dewasa. Secara fisik remaja dapat dikatakan telah dewasa,
tetapi secara
psikis emosinya masih sangat labil. Pada masa remaja
perkembangan psikis yang
terpenting adalah usaha pencarian jati diri. Remaja yang dapat
menerima
perubahan-perubahan fisiknya dengan baik akan memberikan
penguatan positif
terhadap dirinya yang pada akhirnya akan mempengaruhi
pembentukan harga
dirinya (Avin dan Nella, 1992).
Harga diri (self esteem) dalam pembicaraan sehari-hari lebih
sering
dikaitkan dengan situasi tersinggung atau penghargaan terhadap
diri maupun
orang lain yang dinilai melalui perilaku orang yang
bersangkutan. Beberapa
-
2
artikel dalam majalah maupun rubrik online yang membahas tentang
remaja,
harga diri sering kali dikaitkan dengan berbagai tingkah laku
khas remaja seperti
tawuran, penyalahgunaan obat-obatan, pacaran, sampai prestasi
olah raga (e-
psikologi). Perkembangan harga diri pada seorang remaja akan
menentukan
keberhasilan maupun kegagalannya di masa mendatang. Bagaimana
seseorang
menilai tentang dirinya akan mempengaruhi perilaku dalam
kehidupannya sehari–
hari. Harga diri yang tinggi akan membangkitkan rasa percaya
diri, penghargaan
diri, rasa yakin akan kemampuan diri, rasa berguna serta rasa
bahwa kehadirannya
diperlukan di dunia ini (Coopersmith 1967). Misalnya seorang
remaja yang
memiliki harga diri yang cukup tinggi, dia akan yakin dapat
mencapai prestasi
yang dia dan orang lain harapkan. Keyakinan itu akan memotivasi
remaja tersebut
untuk sungguh-sungguh mencapai apa yang diinginkan.
Sebaliknya, seorang remaja yang memiliki harga diri yang rendah
akan
cenderung merasa bahwa dirinya tidak mampu dan tidak berharga
(Coopersmith
1967). Di samping itu remaja dengan harga diri yang rendah
cenderung untuk
tidak berani mencari tantangan-tantangan baru dalam hidupnya,
lebih senang
menghadapi hal-hal yang sudah dikenal dengan baik serta
menyenangi hal-hal
yang tidak penuh dengan tuntutan, cenderung tidak merasa yakin
akan pemikiran-
pemikiran serta perasaan yang dimilikinya, cenderung takut
menghadapi respon
dari orang lain, tidak mampu membina komunikasi yang baik dan
cenderung
merasa hidupnya tidak bahagia. Pada remaja yang memiliki harga
diri rendah
inilah sering muncul perilaku negatif. Berawal dari perasaan
tidak mampu dan
berharga, mereka mengkompensasikannya dengan tindakan lain yang,
seolah-
-
3
olah, membuat dia lebih berharga. Misalnya dengan mencari
pengakuan dan
perhatian dari teman-temannya. Dari sinilah kemudian muncul
penyalahgunaan
obat atau berkelahi, misalnya, yang dilakukan demi mendapatkan
pengakuan dari
lingkungannya.
Harga diri merupakan penghargaan seseorang terhadap dirinya
sendiri,
dan kualitas (tinggi-rendahnya) harga diri seseorang dipengaruhi
oleh interaksinya
dengan lingkungan. Coopersmith (1967) menyatakan bahwa harga
diri merupakan
hasil penilaian yang dilakukan oleh seseorang pada dirinya
sendiri yang sifatnya
relatif tetap, diperoleh dari interaksinya dengan lingkungan,
seperti penerimaan,
penghargaan, dan perilaku orang lain terhadap dirinya. Tinggi
rendahnya harga
diri menentukan sikap, perilaku dan berbagai aspek dalam diri
individu. Harga diri
yang tinggi akan membawa pengaruh positif terhadap perilakunya,
sedangkan
harga diri yang rendah akan membawa dampak buruk dalam
perkembangan
remaja.
Harga diri terbentuk dari interaksi individu dengan
lingkungannya, yaitu
melalui pengalaman seseorang dalam kehidupan sehari-hari bersama
individu lain.
Dalam interaksinya dengan orang lain individu berusaha mengenal
seperti apa
orang lain dan seperti apa dirinya. Penghargaan, penerimaan dan
penolakan dari
orang lain dapat mempengaruhi harga diri seseorang. Brehm &
Kassin (1989)
mengatakan bahwa apabila individu merasa ditolak, kurang
dicintai dan kurang
mendapat penghargaan dari lingkungannya, maka individu tersebut
akan
mengembangkan rasa harga diri yang kurang baik. Remaja yang
merasa ditolak
oleh lingkungannya akan lebih memilih untuk mengucilkan diri.
Sebaliknya,
-
4
apabila individu diterima, dicintai, dan dihargai oleh
lingkungannya, maka ia akan
membentuk dan mengembangkan harga diri yang baik. Hal ini
sejalan dengan
pernyataan Klass dan Hodge (1978) bahwa harga diri merupakan
hasil evaluasi
diri yang dibuat dan dipertahankan individu yang diperoleh dari
hasil interaksi
individu dengan lingkungan.
Seiring dengan perkembangan teknologi, lingkungan sosial
manusia
banyak dipengaruhi oleh media elektronik. Salah satu media yang
mempunyai
pengaruh besar dalam kehidupan manusia adalah internet. Menurut
Itriyah (2004)
internet mempunyai pengaruh yang memungkinkan lahirnya suatu
peradaban baru
dalam kehidupan sosial masyarakat dunia. Dalam internet
seseorang dapat
berinteraksi dengan orang lain di seluruh dunia yang mempunyai
berbagai macam
latar belakang budaya tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Salah
satu software
yang sedang berkembang di dalam internet adalah adanya situs
jaringan sosial
(sosial network sites).
Situs jaringan sosial adalah suatu struktur sosial di dalam
software yang
dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau
organisasi)
yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti
nilai, visi, ide, teman,
keturunan, dll (wikipedia.org). Situs jaringan sosial berperan
sebagai servis
berdasarkan sistem jaringan yang memperbolehkan individu untuk
(1) membuat
profil publik atau profil semi-publik dalam sistem yang
dibatasi, (2) memajang
daftar pemakai lain yang berbagi hubungan dengan individu
tersebut, (3) melihat
dan melintasi daftar hubungan yang dibuat oleh orang lain dalam
sistem tersebut,
(4) membuat blog atau website mini yang mengandung informasi
atau berita
-
5
(Boyd & Ellison, 2007). Interaksi yang terjadi di dalam
situs jaringan sosial dapat
terjadi dalam bentuk pesan, comment, testimonial, dan blog
(diary online). Dari
fasilitas tersebut, pengguna situs jaringan sosial dapat
berinteraksi secara tidak
langsung dengan orang baru atau dengan teman lama dan memberikan
komentar
tentang profil, foto, data diri dan blog seseorang. Dengan
adanya fitur-fitur yang
menarik tersebut maka situs ini banyak diminati oleh pengguna
internet.
Saat ini situs jaringan sosial berkembang dengan pesat, ini di
buktikan
dengan banyaknya situs-situs baru yang bermunculan (orkut, hi5,
esnips, dll) dan
lima diantaranya menempati 10 besar situs yang sering dikunjungi
(Lovetoknow,
2008), salah satunya adalah facebook.com yang menempati
peringkat 1
mengalahkan google.com. Berdasarkan berita dari ABC news
(dalam
Asmallworld, 2008), pengguna salah satu situs sosial yaitu
myspace mencapai 100
juta orang yang berarti sepertiga dari total penduduk Amerika.
Senada dengan
berita tersebut Friendster situs yang paling diminati di wilayah
asia khususnya
Indonesia, mengeluarkan pernyataan bahwa ada lebih dari delapan
juta pengguna
dari Indonesia yang terdaftar dan empat juta orang yang tercatat
secara aktif
mengakses situs friendster.com pada tanggal 1 Februari 2008
(Friendster, 2008).
Kemudian menurut penelitian dari Ishi & Ogasahra (2007)
persentase demografik
menunjukkan bahwa 78% pengguna situs jaringan sosial adalah
remaja.
Berdasarkan fenomena diatas yang menyatakan bahwa sebagian
besar
(78%) orang yang mengakses situs jaringan sosial adalah remaja
dan juga melihat
dari hasil penelitian Communispace yang dilakukan di Amerika
menemukan ada 6
kebutuhan sosial online; (1) Expressing personal identity :
jaringan sosial online
-
6
menyediakan sarana untuk mengekspresikan diri, contohnya di
dalam Myspace
atau Facebook seseorang dapat berkata bahwa dia adalah seorang
atlit dan itu
merupakan identitas yang dipilihnya dan seakan-akan aktifitas
yang selalu dia
lakukan adalah olahraga; (2) Self-esteem : kebutuhan akan
otonomi, dikenal dan
prestasi sangat penting bagi harga diri seseorang dan hal ini
dapat dipenuhi
melalui komunitas online, blog dan jaringan sosial online yang
dapat memberikan
cara untuk membangun dan mengatur reputasi maya; (3) Giving and
getting help :
manusia mempunyai kebutuhan untuk mencari dan memberikan
pertolongan
kepada orang lain, dengan memberikan pertolongan kepada orang
lain seseorang
akan merasa bahwa dirinya ahli dan berguna; (4) Affiliation :
jaringan sosial
online memberikan kemudahan dalam berafiliasi, di dalam situs
jaringan sosial
seseorang dapat menjalin pertemanan kepada siapa saja dan tidak
dibatasi oleh
ruang dan waktu; (5) Sense of community : berafiliasi dalam grup
yang
mempunyai hobi dan kesukaan yang sama, di dalam situs jaringan
sosial kita
dapat memilih teman yang mempunyai hobi dan kesukaan yang sama
karena di
dalam profil seseorang kita dapat mengetahui hobi dan
kesukaannya; (6)
Reassurance of value and self worth : manusia ingin menjadi
pasti dalam nilai dan
kepantasannya dan mencari konfirmasi tentang apa yang mereka
katakan itu
penting bagi orang lain. Peneliti tertarik untuk meneliti sejauh
mana keseringan
atau intensitas remaja mengakses situs jaringan sosial mempunyai
pengaruh dalam
pembentukan harga dirinya. Dalam situs jaringan sosial ini para
pengguna situs
jaringan sosial (khususnya para remaja) dapat saling memberikan
komentar
tentang profil, foto, dan curahan hati (blog). Respon dari orang
lain tersebut dapat
-
7
berupa komentar positif atau negatif yang dapat mempengaruhi
seseorang dalam
memandang atau menilai dirinya. Brehm & Kassin (1989)
mengatakan bahwa
apabila individu merasa ditolak, kurang dicintai dan kurang
mendapat
penghargaan dari lingkungannya, maka individu tersebut akan
mengembangkan
rasa harga diri yang kurang baik. Sebaliknya, apabila individu
diterima, dicintai,
dan dihargai oleh lingkungannya, maka ia akan membentuk dan
mengembangkan
harga diri yang baik. Harga diri pada masa remaja dianggap
penting karena dapat
mempengaruhi pembentukan kepribadian dalam tahap perkembangan
selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
Penelitian ini ingin menggali, apakah ada hubungan antara
intensitas
mengakses situs jaringan sosial dengan harga diri pada
remaja?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data empiris
yang
menunjukkan adanya hubungan antara intensitas mengakses situs
jaringan sosial
dan harga diri pada remaja.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
tentang
harga diri sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan literatur
untuk penelitian yang relevan dimasa yang akan datang.
-
8
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan dapat
lebih
memahami tentang interaksi manusia dengan dunia internet
khususnya tentang
situs jaringan sosial dan harga diri pada remaja.
-
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Harga Diri Remaja
1. Pengertian Harga Diri
Harga diri merupakan penghargaan seseorang terhadap dirinya
sendiri,
dan kualitas (tinggi-rendahnya) harga diri seseorang dipengaruhi
oleh interaksinya
dengan lingkungan. Coopersmith (1967) menyatakan bahwa harga
diri merupakan
hasil penilaian yang dilakukan oleh seseorang pada dirinya
sendiri yang sifatnya
relatif tetap, diperoleh dari interaksinya dengan lingkungan,
seperti penerimaan,
penghargaan, dan perilaku orang lain terhadap dirinya. Klass dan
Hodge (1978)
menyatakan bahwa harga diri merupakan hasil evaluasi diri yang
dibuat dan
dipertahankan individu yang diperoleh dari hasil interaksi
individu dengan
lingkungan.
Tinggi rendahnya harga diri seseorang juga berpengaruh pada
perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Koswara (1991)
kepuasan
terhadap terpenuhinya kebutuhan harga diri menimbulkan perasaan
percaya diri,
kuat, stabil, merasa berguna dan diperlukan oleh orang lain.
Sebaliknya,
kegagalan untuk memenuhi kebutuhan harga diri menyebabkan
timbulnya
perasaan inferior, lemah, dan tidak berdaya. Hal ini sejalan
dengan pendapat
Maslow (dalam Goebel, 1987) bahwa seseorang yang memiliki cukup
harga diri
akan mempunyai sifat percaya diri, lebih mampu menjalani
kegiatannya dengan
-
10
berhasil. Sebaliknya jika harga diri kurang atau rendah maka
seseorang akan
diliputi rasa rendah diri, tidak berdaya dan putus asa.
Menurut Maslow (dalam Tjahjaningsih dan Nuryoto, 1994) harga
diri
bisa diperoleh melalui penghargaan seseorang terhadap dirinya
sendiri maupun
penghargaan dari orang lain. Penghargaan dari diri sendiri
meliputi: kebutuhan
prestasi, keunggulan dan kompetisi, kepercayaan diri,
kemandirian, dan
kebebasan. Sedangkan penghargaan dari orang lain meliputi:
prestise, kedudukan,
kemasyuran dan nama baik, martabat, dan penghargaan.
Dari berbagai macam pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
harga
diri merupakan suatu hasil penilaian atau evaluasi yang dibuat
dan
dipertahankan oleh individu terhadap dirinya sendiri, sifatnya
relatif tetap, dan
diperoleh dari interaksi dengan lingkungan.
2. Pembentukan Harga Diri
Harga diri terbentuk dari interaksi individu dengan
lingkungannya, yaitu
melalui pengalaman seseorang dalam kehidupan sehari-hari bersama
individu lain.
Dalam interaksinya dengan orang lain individu berusaha mengenal
seperti apa
orang lain dan seperti apa dirinya. Menurut Rogers (dalam
Alwisol 2005)
persoalan mengenai siapa diri kita atau "siapa saya" akan
membentuk suatu
konsep yang terorganisasi di dalam diri seseorang. Konsep
tersebut kemudian
akan membentuk suatu persepsi secara keseluruhan tentang
kualitas, kemampuan,
dorongan dan sikap yang dimilikinya dalam berhubungan dengan
orang lain. Hal
-
11
tersebut kemudian akan membentuk dari individu yang kemudian
akan
membentuk harga dirinya.
Coopersmith (1967) menyatakan bahwa pembentukan harga diri
individu
dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal yaitu berupa
penilaian individu terhadap dirinya sendiri berdasarkan tingkat
penerimaan dan
penghargaan dari orang lain yang dirasakannya. Faktor eksternal
yaitu lingkungan
sosial dimana individu tersebut tinggal dan berinteraksi,
terutama dari keluarga.
Setiap individu akan belajar menilai dirinya melalui sikap orang
tua dan anggota
keluarga yang lain. Perhatian, penerimaan, dan kasih sayang dari
keluarga akan
mempengaruhi perkembangan harga diri.
Selain lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan teman
sebaya
juga berpengaruh bagi pembentukan harga diri seseorang. Brehm
& Kassin (1989)
mengatakan bahwa apabila individu merasa ditolak, kurang
dicintai dan kurang
mendapat penghargaan dari lingkungannya, maka individu tersebut
akan
mengembangkan rasa harga diri yang kurang baik. Sebaliknya,
apabila individu
diterima, dicintai, dan dihargai oleh lingkungannya, maka ia
akan membentuk dan
mengembangkan harga diri yang baik.
Selain itu, harga diri seseorang juga bisa dibentuk dan
dipengaruhi oleh
harapan individu terhadap dirinya sendiri. Calhoun &
Acocella (1990)
mengatakan bahwa individu membuat evaluasi terhadap dirinya
sendiri
berdasarkan penilaian antara gambaran diri individu dengan
gambaran yang
-
12
diharapkannya, semakin besar ketidaksesuaian antara kedua hal
tersebut akan
mengganggu proses pembentukan harga diri yang sehat.
Menurut Coopersmith (1967) ada empat aspek penting dalam
pembentukan harga diri seseorang, yaitu :
1) Power : Kemampuan untuk mempengaruhi dan mengontrol orang
lain dan
mengontrol dirinya sendiri. Pada situasi tertentu kebutuhan ini
ditunjukkan
dengan penghargaan dan penghormatan dari orang lain. Aspek ini
dapat
berupa pengaruh dan wibawa pada seorang individu. Ciri-ciri
individu
yang mempunyai aspek ini biasanya menunjukkan sikap asertif.
2) Virtue : Ketaatan pada nilai moral, etika, dan aturan-aturan
yang ada dalam
masyarakat. Seseorang yang taat pada aturan-aturan dan
ketentuan
ketentuan yang ada dalam masyarakat akan mempunyai perasaan
berharga
dan bangga pada diri sendiri. Hal ini disebabkan bahwa
dengan
menunjukkan perilaku yang diharapkan dan diinginkan oleh
masyarakat,
maka orang lain akan menghargai dan menghormati individu
yang
bersangkutan sebagai orang yang berkelakuan baik dan bisa
dijadikan
teladan. Hal ini akan mendorong terbentuknya harga diri yang
positif,
demikian juga sebaliknya. Aspek ini ditunjukkan dengan
bagaimana
individu melihat persoalan benar atau salah berdasarkan moral,
norma, dan
etika yang berlaku di dalam lingkungan interaksinya.
3) Significance : Keberartian individu dalam lingkungan.
Individu akan
merasa berarti jika ada penghargaan, penerimaan, perhatian, dan
kasih
sayang dari orang-orang terdekat seperti keluarga, sahabat,
atau
-
13
masyarakat. Dengan adanya lingkungan yang mendukung, menerima,
dan
menghargai individu akan membuat individu semakin berarti
yang
akhirnya membentuk harga diri yang positif. Sebaliknya, jika
lingkungan
tidak atau jarang memberikan stimulus positif yang berupa
penerimaan,
penghargaan atau dukungan kepada seorang individu, maka ia
akan
merasa ditolak dan kemudian akan mengucilkan diri.
4) Competence : Kemampuan untuk mencapai apa yang dicita-citakan
atau
diharapkan. Hal ini berhubungan dengan kemampuan yang
dimiliki
individu, dengan adanya kemampuan yang cukup individu merasa
yakin
untuk mencapai apa yang dicita-citakan dan mampu mengatasi
setiap
masalah yang dihadapinya. Aspek ini didukung oleh pengalaman
tentang
kesuksesan yang pernah diraih seseorang yang membuat individu
yakin
dan mampu menghadapi setiap masalah. Sedangkan pengalaman masa
lalu
yang penuh dengan kegagalan akan membuat individu bermasalah
dengan
harga dirinya.
3. Penggolongan Harga Diri
Harga diri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu harga diri tinggi
dan harga
diri rendah (Coopersmith, 1967), yaitu :
a. Harga diri tinggi.
Orang yang mempunyai harga diri tinggi akan menilai dirinya
secara
positif. Mereka mampu menerima dan mengenal diri sendiri dengan
segala
keterbatasannya. Coopersmith (1967) menyatakan bahwa orang
yang
mempunyai harga diri tinggi percaya bahwa mereka adalah pribadi
yang
-
14
berhasil, menerima diri, bahagia, bisa memenuhi harapan
lingkungan,
memandang dirinya sebagai orang yang beruntung dan dapat
menikmati
hidup, dapat menerima kegagalan dan keberhasilan secara wajar
dan lebih
realistik, mempunyai motivasi yang kuat untuk menghadapi
kegagalan,
mencoba menghadapi situasi kompetitif, lebih percaya diri dan
lebih mampu
cenderung cemerlang dan lebih beraspirasi. Sedangkan orang
yang
mempunyai harga diri rendah tidak mempunyai keyakinan ini.
b. Harga Diri Rendah.
Individu dengan harga diri rendah cenderung menilai dirinya
sebagai
pribadi yang negatif. Mereka menilai kekurangan dan keterbatasan
yang
dimiliki secara berlebihan. Menurut Maslow (dalam Schultz, 1991)
seseorang
dengan harga diri yang rendah akan merasa rendah diri, kecil
hati dan tidak
berharga dalam menghadapi kehidupan. Sedangkan Coopersmith
(1967)
menyatakan remaja yang memiliki harga diri rendah tidak
menyadari
kelebihannya sendiri, merasa tidak mempunyai kemampuan, dan
merasa tidak
berharga.
4. Harga Diri Pada Remaja
Masa remaja awal dimulai pada umur 13 tahun dan memasuki
masa
remaja akhir pada umur 17 tahun, kemudian masa remaja berakhir
pada umur 21
tahun (Soesilowindradini, 2006). Menurut Stanley Hall (dalam
Santrock, 1998)
usia remaja antara 12 sampai usia 23 tahun. Masa Remaja
merupakan salah satu
periode dalam hidup yang penting bagi perkembangan harga diri
dan menuntut
-
15
untuk dipenuhi, karena harga diri mencapai puncaknya pada masa
remaja (Goebel
dan Brown, 1981). Harga diri remaja berkembang dan terbentuk
dari interaksinya
dengan orang lain dan lingkungan. Harga diri yang tinggi akan
membawa
pengaruh positif terhadap perilakunya, sedangkan harga diri yang
rendah akan
membawa dampak buruk dalam perkembangan remaja.
Tjahjaningsih dan Nuryoto (1994) menyatakan bahwa penilaian
orang
lain terhadap atribut yang melekat pada diri remaja sangat
berpengaruh pada
penilaiannya terhadap dirinya sendiri. Atribut yang dinilai baik
oleh orang lain
atau lingkungan akan membuat bangga seseorang, sehingga bisa
menaikkan harga
dirinya. Atribut seseorang yang dinilai buruk oleh orang lain
akan membuat orang
tersebut merasa malu dan membuat harga dirinya rendah.
Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri
pada
remaja, yaitu :
a. Lingkungan
Coopersmith (1967) mengemukakan empat bidang harga diri yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari pada remaja.
1) Bidang Sosial
Pada masa remaja seseorang mulai membentuk hubungan dalam
bentuk suatu kelompok dengan teman sebaya, misalnya kelompok
bermain. Dalam hubungan tersebut ada kemungkinan timbul
penerimaan atau penolakan terhadap setiap anggota kelompok
tersebut. Adanya penerimaan dari kelompok terhadap seseorang
akan
-
16
memberikan perasaan bangga yang bisa meningkatkan harga
dirinya
(Hurlock, 1999). Sedangkan penolakan bisa membuat seseorang
frustasi, kecewa, yang akhirnya menunjukkan perilaku
pengunduran
atau penarikan diri maupun agresif (Mappiare, 1982). Penarikan
diri
menunjukkan adanya perasaan rendah diri dan tidak percaya diri.
Hal
tersebut bisa menurunkan tingkat harga diri seseorang.
2) Bidang Sekolah
Dalam bidang sekolah, harga diri atau penilaian diri bagi
seorang
remaja berkaitan dengan baik buruknya prestasi yang diraih.
Seseorang yang bisa mengungguli orang lain akan merasa lebih
berharga dan mempunyai penilaian diri yang baik. Sedangkan
remaja
yang tidak berprestasi akan merasa rendah diri dan merasa
tidak
berharga (Hurlock, 1999). Selain prestasi, perlakuan guru dan
teman
juga bisa berpengaruh terhadap kualitas harga diri
seseorang.
3) Bidang Keluarga
Di dalam kehidupan keluarga, sikap orang tua terhadap anaknya
akan
mempengaruhi kepribadian dan perilaku anak. Anak yang
mendapat
perhatian, penerimaan, merasa dimengerti dan dihargai oleh
orang
tuanya akan tumbuh menjadi anak yang percaya diri dan
berharga.
Sedangkan anak yang ditolak dan tidak diperhatikan oleh
orang
tuanya akan merasa gagal dan cenderung menjadi anak yang
bermasalah (Mappiere, 1982).
-
17
4) Bidang Pribadi
Bidang pribadi berkaitan dengan penampilan fisik individu.
Seseorang
yang berpenampilan menarik akan lebih percaya diri dalam
bergaul
dan merasa berharga, sedangkan orang yang berpenampilan
tidak
menarik dapat menghambat pergaulannya (Hurlock, 1999).
Masalah
penampilan ini berkaitan dengan bentuk tubuh, misalnya
terlalu
gemuk, terlalu kurus, terlalu tinggi, terlalu pendek, dan
sebagainya
(Mappiere, 1982). Dalam hal ini penampilan fisik yang kurang
menarik tidak selalu berpengaruh negatif terhadap harga diri
seseorang tetapi lebih tergantung pada mampu tidaknya
seseorang
menerima dirinya apa adanya.
b. Status sosial-ekonomi
Tinggi-rendahnya status sosial-ekonomi dari remaja atau orang
tuanya
berkaitan dengan rasa bangga atau rasa minder atas kondisi
pribadi atau
keluarganya. Selain itu seorang individu dengan status
sosial-ekonomi yang
lebih tinggi akan lebih dihargai dan dihormati oleh
masyarakat
dibandingkan individu dengan status sosial-ekonomi yang lebih
rendah.
Rosenberg (dalam Walgito, 1991) menyatakan bahwa status
sosial-ekonomi
yang dimiliki seseorang dapat memberikan prestise tertentu
dalam
masyarakat, dan prestise tersebut dapat mempengaruhi harga diri
individu
yang bersangkutan.
-
18
c. Jenis Kelamin
Adanya perlakuan lingkungan yang berbeda terhadap pria dan
wanita
bisa berpengaruh terhadap kualitas harga diri remaja. Pandangan
yang
menganggap bahwa wanita lebih rendah daripada pria dapat
menyebabkan
harga diri wanita lebih rendah dari pada pria. Penelitian Kimmel
(dalam
Koentjoro, 1989) menyatakan bahwa wanita mempunyai tingkat harga
diri
dan kepercayaan diri yang lebih rendah dibandingkan pria.
Harga diri yang tumbuh dan dimiliki oleh remaja berasal dari
penilaian
orang lain yang kemudian menghasilkan suatu akibat terutama pada
proses
kognitif, afektif, keinginan, nilai dan tujuan yang kemudian
menjadi penilaian
positif atau negatif terhadap dirinya sendiri (Nathaniel dalam
Koentjoro, 1989).
Harga diri yang dimiliki seorang remaja merupakan kunci penting
pada tingkah
laku yang akan membawa remaja menilai dirinya sebagai orang yang
berhasil atau
tidak.
B. Situs Jaringan Sosial
1. Pengertian Situs Jaringan Sosial
Pengertian website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan
halaman-
halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar
diam atau
gerak, animasi, suara, dan atau gabungan dari semuanya itu baik
yang bersifat
statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan
yang saling
terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan
jaringan-jaringan halaman
(www.wikipedia.org).
-
19
Situs jaringan sosial adalah sebuah kategori situs yang
mempunyai
fasilitas profil, ulasan umum, komentar, pengakuan atas profil,
melihat dan
melintasi daftar hubungan yang dibuat oleh orang lain dalam
sistem tersebut.
Untuk menjelaskan penjelasan lebih lanjut :
a. Profil
Profil adalah identitas yang dibuat oleh pengguna situs (baik
nama
atau julukan), informasi mengenai orang itu (umur, jenis
kelamin,
lokasi, minat, dll. ). Profil juga menampilkan foto pengguna
dan
informasi tentang terakhir login. Profil mempunyai unik URLs
dan
bisa dikunjungi secara langsung.
b. Dapat melihat dan melintasi daftar hubungan yang dibuat oleh
orang
lain dalam sistem
Pengguna situs mempunyai kemampuan untuk mendaftar profil
lain
sebagai "teman" atau "kontak" atau suatu kesepadanan. Ini
menyebabkan timbulnya grafik jaringan sosial yang mungkin
ditujukan (pengguna tidak harus menerima hubungan “teman”
dengan
profile orang lain) atau tak menujukan (di mana orang yang lain
harus
menyetujui profile orang lain untuk menjadi “teman”).
Hubungan
antar profil yang terdaftar diperlihatkan di dalam profil
pengguna
situs.
c. Komentar umum
Pengguna situs jaringan sosial bisa meninggalkan komentar,
testimonial, pesan, daftar pengunjung di dalam profil orang
lain, dan
-
20
setiap orang yang mengunjungi profil tersebut dapat melihat
komentar
ini.
Situs jaringan sosial merupakan bagian dari aplikasi web 2.0
yang
membebaskan pengunjung web tidak hanya sebatas pengunjung,
tetapi juga
menjadi bagian dari situs, dengan ikut mengirimkan artikel
maupun informasi.
2. Situs Jaringan sosial dan Remaja
Remaja dapat beradaptasi dengan cepat seiring dengan
perkembangan
teknologi yang melahirkan cara berkomunikasi yang baru dengan
menggunakan
internet, hal ini dibuktikan dalam penelitian dari PEW (dalam
Boyd, 2008)
menyebutkan bahwa 87% remaja di Amerika menggunakan internet
setiap hari.
Berdasarkan survey yang dilakukan, situs yang paling sering
mereka kunjungi
adalah situs jaringan sosial seperti Friendster, My Space,
Facebook dan masih
banyak lagi (Boyd, 2004). Dalam situs jaringan sosial remaja
dapat belajar untuk
menjalin hubungan sosial dengan pengguna lainnya tanpa harus
bertemu langsung
dengan orang lain, berlatih untuk membangun identitas diri dan
status sosial, dan
mengekspresikan diri secara bebas (Boyd, 2008).
Beberapa alasan mengapa remaja tertarik mengakses situs jaringan
sosial
menurut Boyd (2008), yaitu :
a. Ketertarikan remaja mengakses situs jaringan sosial sebagian
besar
dipengaruhi oleh teman-teman sebayanya yang sudah mempunyai
profil di
dalam situs jaringan sosial.
-
21
b. Minat rekreasi pada remaja menjadi suatu alasan mengapa
mereka
cenderung mengakses situs jaringan sosial, karena di dalam situs
jaringan
sosial mempunyai banyak fitur yang menarik dan interaktif.
c. Menjalin pertemanan dengan orang baru, tidak terbatas dalam
lingkungan
pergaulannya tetapi bisa juga dari daerah yang berbeda atau
negara yang
berbeda dan dapat berbagi pengalaman-pengalaman baru tentang
daerah
asalnya.
d. Mempunyai ruang pribadi di mana remaja dapat mengekspresikan
dirinya
dengan bebas, dalam hal ini situs jaringan sosial sebagai wadah
atau
tempat khusus bagi remaja untuk mengeksplorasi “siapa saya” dan
belajar
berinteraksi dengan orang lain
Interaksi yang terjadi antar individu di dalam situs jaringan
sosial adalah
dengan menggunakan profile yang merupakan representasi dari
dirinya. Melalui
profil tersebut seseorang dapat saling memberikan komentar dan
testimonial
kepada orang lain, memajang foto diri supaya dapat dilihat oleh
orang lain,
membuat artikel atau diary.
C. Hubungan Antara Intensitas Mengakses Situs Jaringan Sosial
dan Harga
diri Pada Remaja
Manusia sebagai mahluk sosial tidak bisa lepas dari interaksi
dengan
lingkungannya. Dari interaksi dengan lingkungan sosialnya
tersebut seseorang
mendapatkan respon dari orang lain atas prilakunya. Respon
tersebut dapat berupa
penghargaan, penerimaan, pengakuan dari orang lain atau bahkan
penolakan dari
-
22
orang lain. Respon dari orang lain inilah yang nantinya akan
turut berperan dalam
pembentukan harga diri seseorang. Tinggi rendahnya harga diri
seseorang akan
berpengaruh pada prilaku seseorang sehari-hari. Orang yang
terpenuhi kebutuhan
harga dirinya akan menimbulkan rasa percaya diri, kuat, stabil,
merasa berguna
dan diperlukan oleh orang lain (Koentjoro, 1989). Dalam
berhubungan dengan
orang lain sudah sepantasnya seseorang menghargai orang lain dan
perlu
menghargai dirinya sendiri. Menghargai dirinya sendiri berarti
individu tersebut
harus positif dalam menilai dirinya dan mempunyai kepercayaan
diri
(Coopersmith, 1967).
Pembentukan harga diri seseorang paling pesat perkembangannya
pada
usia remaja, dimana pada usia tersebut seseorang sedang dalam
proses pencarian
identitas diri (Mappiare, 1982). Pada usia remaja ini seseorang
akan sangat mudah
dipengaruhi oleh pendapat atau pandangan dari orang lain dan
lingkungan
sosialnya, oleh karena itu pada masa ini sangat penting untuk
mendorong
seseorang untuk mengembangkan kepercayaan diri yang positif yang
nantinya
akan membantu dalam pengembangan harga diri yang positif
(Mappiare, 1982).
Interaksi dengan lingkungan sosial pada usia ini mempunyai andil
yang besar
pada pembentukan kepribadian seseorang, khususnya pembentukan
harga diri
seseorang. Jika seseorang pada usia remaja mempunyai harga diri
yang positif
akan membuat individu tersebut merasa bahwa dirinya mendapatkan
penerimaan
dan keberadaannya diakui oleh orang lain yang nantinya akan
membawa
perkembangan kepribadian yang baik pula, tetapi apabila kurang
mendapatkan
-
23
penerimaan dan kurangnya pengakuan dari orang lain maka akan
cenderung
mempunyai harga diri yang negatif dan mengembangkan kepribadian
yang buruk.
Kemajuan teknologi saat ini semakin memudahkan seseorang
untuk
melakukan interaksi dengan orang lain. Salah satu wadah untuk
berinteraksi
dengan mudah dan tidak terbatas oleh ruang dan waktu adalah
dengan
menggunakan media internet. Dalam media internet ini terdapat
banyak sekali
situs jaringan sosial yang memudahkan seseorang untuk saling
berkomunikasi dan
bertukar pikiran dengan orang lain. Situs jaringan sosial
menyediakan fasilitas
bagi seseorang untuk memaparkan dan memperkenalkan dirinya pada
orang lain
dalam bentuk profil. Dalam profil tersebut seseorang bisa
menuliskan data diri,
mengupload foto, memberikan komentar, mengirimkan pesan dan
saling
memberikan informasi tentang berbagai hal kepada pengguna lain.
Interaksi yang
terjadi dalam dunia maya ini dapat mempengaruhi pembentukan
harga diri
seseorang karena dalam situs ini seseorang bisa mendapatkan
pandangan atau
penilaian dari orang lain akan dirinya. Jika komentar dari
individu yang berupa
gagasan atau ide diterima oleh orang lain dan orang lain
memberikan umpan balik
berupa komentar yang berisikan penghormatan dan penghargaan,
maka individu
tersebut merasa bahwa dirinya mempunyai wibawa untuk
mempengaruhi orang
lain. Apabila individu tersebut mampu untuk mengontrol, mampu
untuk
mengendalikan orang lain maupun dirinya sendiri maka orang
tersebut tetap
percaya pada dirinya sendiri dan menilai dirinya positif yang
akan membentuk
harga diri yang positif, begitu pula sebaliknya.
-
24
Perilaku seseorang dalam situs jaringan sosial dapat
mempengaruhi
pembentukan harga diri seseorang. Dalam situs jaringan sosial
seseorang yang
mendapatkan pujian atas berbagai hal yang ada dalam profilnya,
misal : tampilan
layout yang bagus, foto yang menarik, blog yang bermanfaat, dan
komentar-
komentar yang sesuai dengan harapan orang lain, akan membuat
orang tersebut
dihormati sebagai orang yang berkelakuan baik dan bisa dijadikan
teladan.
Seseorang yang taat pada aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan
yang ada dalam
situs jaringan sosial akan mempunyai perasaan berharga dan
bangga pada diri
sendiri karena orang lain akan menghormati dan memuji dirinya
atas segala hal
yang telah dia lakukan dalam profilnya. Penghargaan ini akan
mendorong
seseorang untuk membentuk harga diri yang positif. Sedangkan
jika seseorang
kurang mendapatkan penghargaan dari orang lain akibat dari
prilaku yang buruk
seperti memajang layout yang melanggar norma, memberikan
komentar yang
buruk maka ia akan cenderung membentuk harga diri yang
negatif.
Orang yang mendapatkan banyak perhatian dari orang lain yang
berupa
komentar ataupun pesan dalam situs jaringan sosial akan merasa
bahwa
keberadaan dirinya tersebut mendapatkan perhatian, penerimaan,
dan kasih
sayang dari pengguna situs jaringan sosial yang lain. Bagi
pengguna situs jaringan
sosial yang merasa bahwa blog ataupun informasi yang ada dalam
profilnya
bermanfaat bagi orang lain akan membuat orang tersebut merasa
bahwa
keberadaan orang tersebut berarti bagi orang lain sehingga orang
tersebut akan
semakin percaya diri yang nantinya akan mempengaruhi harga
dirinya. Dengan
adanya lingkungan yang mendukung, menerima dan menghargai
individu maka
-
25
akan membuat individu tersebut mempunyai harga diri yang
positif. Sebaliknya
jika kurang mendapatkan perhatian, penerimaan, dan kasih sayang
dari pengguna
lainnya maka individu tersebut akan merasa ditolak dan tidak
berarti.
Keberhasilan individu dalam mengatasi masalah ataupun
pencapaian
individu akan apa yang dicita-citakan juga mempengaruhi dalam
pembentukan
harga diri seseorang. Orang yang mengakses situs jaringan sosial
dikatakan
mempunyai harga diri yang positif ketika orang tersebut mampu
menunjukkan
pencapaiannya, antara lain prestasi akademik yang tertuliskan di
data diri,
pekerjaan apa yang dia lakukan, dan pengalaman-pengalaman yang
menarik untuk
dituliskan dalam blognya. Jika seseorang tidak bisa membanggakan
dirinya
melalui pengalaman dan pencapaiannya maka orang lain akan
memandang rendah
dirinya yang menyebabkan munculnya rasa tidak percaya diri dan
memandang
rendah dirinya
Dari beberapa paparan diatas dapat disimpulkan bahwa situs
jaringan
sosial mempunyai peran dalam pembentukan harga diri seseorang,
khususnya
pada remaja yang merupakan pengguna mayoritas situs jaringan
sosial. Intensitas
seseorang dalam mengakses situs jaringan sosial dapat
mempengaruhi dalam
pembentukan harga dirinya karena dalam situs tersebut seseorang
dapat merasa
diterima dan berarti bagi orang lain dengan adanya pengakuan
terhadap
pencapaian dan eksistensi orang tersebut atau berupa penolakan
dan penilaian
yang negatif.
-
26
D. Hipotesis
Ada korelasi antara intensitas mengakses situs jaringan sosial
dan harga diri
pada remaja.
-
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan secara
empiris
hubungan antara intensitas mengakses situs jaringan sosial dan
harga diri pada
remaja.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan
desain
penelitian korelasional. Penelitian korelasional bertujuan untuk
mendeteksi sejauh
mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada
satu atau lebih
variabel lain, berdasarkan pada koefisien korelasi (Suryabrata,
2005). Penelitian
ini akan mencari ada tidaknya hubungan antara intensitas
mengakses situs
jaringan sosial dan harga diri pada remaja.
C. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek
penelitian.
Penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu variabel bebas dan
variabel tergantung.
Variabel Tergantung : Harga Diri
Variabel Bebas : Intensitas mengakses situs jaringan sosial
-
28
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Harga diri
Harga diri merupakan suatu hasil penilaian atau evaluasi
yang
dibuat dan dipertahankan oleh individu terhadap dirinya sendiri,
sifatnya relatif
tetap, dan diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Harga
diri berkembang
seiring dengan bertambahnya usia. Dengan kata lain, harga diri
terbentuk selama
pengalaman hidup individu dalam berinteraksi baik dengan dirinya
sendiri
maupun dengan individu lain. Orang yang mempunyai harga diri
tinggi cenderung
menilai dirinya secara positif, mampu menerima dan mengenal diri
sendiri dengan
segala keterbatasannya. Sedangkan orang yang mempunyai harga
diri rendah
cenderung menilai dirinya secara negatif, melihat kekurangan dan
keterbatasan
yang dimiliki secara berlebihan, merasa rendah diri, kecil hati,
dan tidak berharga
dalam menghadapi kehidupan.
Tingkat harga diri diukur dengan menggunakan skala yang dibuat
oleh
peneliti berdasarkan aspek-aspek pembentukan harga diri dari
Coopersmith
(1967) yaitu :
a. Power : Kemampuan untuk mempengaruhi dan mengontrol orang
lain dan
mengontrol dirinya sendiri. Pada situasi tertentu kebutuhan ini
ditunjukkan
dengan penghargaan dan penghormatan dari orang lain. Aspek ini
dapat
berupa pengaruh dan wibawa pada seorang individu. Ciri-ciri
individu
yang mempunyai aspek ini biasanya menunjukkan sikap asertif.
-
29
b. Virtue : Ketaatan pada nilai moral, etika, dan aturan-aturan
yang ada dalam
masyarakat. Aspek ini ditunjukkan bagaimana individu melihat
persoalan
benar atau salah berdasarkan moral, norma, dan etika yang
berlaku di
dalam lingkungan interaksinya.
c. Significance : Keberartian individu dalam lingkungan. Hal
ini
berhubungan dengan penerimaan dan perhatian dari lingkungan
interaksinya. Semakin banyak ekspresi kasih sayang yang
diterima
individu, individu akan semakin berarti. Tetapi bila individu
tidak atau
jarang mendapatkan stimulus positif dari orang lain, maka
individu akan
merasa ditolak dan kemudian akan mengucilkan diri dari
pergaulannya.
d. Competence : Kemampuan untuk mencapai apa yang dicita-citakan
atau
diharapkan. Aspek ini berhubungan dengan kemampuan yang
dimiliki
individu, dengan adanya kemampuan yang cukup individu merasa
yakin
untuk mencapai apa yang dicita-citakan dan mampu mengatasi
setiap
masalah yang dihadapinya.
2. Intensitas mengakses situs jaringan sosial
Intensitas mengakses situs jaringan sosial adalah frekuensi
mengakses
dan durasi yang digunakan subyek untuk mengakses dalam kurun
waktu satu
minggu. Skor frekuensi mengakses dan durasi mengakses situs
jaringan sosial di
peroleh dari jawaban subyek atas pernyataan dalam penelitian
ini.
Spesifikasi metode angket yang dibuat peneliti yaitu :
Frekuensi : 1 - >7 kali dalam seminggu
Durasi : < 30 menit, > 30 menit
-
30
Pengunaan durasi selama 30 menit berdasarkan dari pengamatan
peneliti di
lapangan. Proses pengetikan alamat hingga tersambung kedalam
situs jaringan
sosial tergantung dari kecepatan bandwith yang dimiliki, tetapi
pada umumnya
menghabiskan waktu antara
-
31
dengan usia 13-21 tahun dan dipilih secara acak dalam populasi
yang ada ( Hadi,
2000).
F. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
metode
skala dan angket yang akan di isi oleh subjek sendiri. Adapun
bentuk dari alat
pengumpul data sebagai berikut:
1. Skala Harga Diri
Data harga diri akan diperoleh dengan metode skala respon Likert
yang
menggunakan 4 pilihan jawaban yaitu SS (Sangat Sesuai), S
(Sesuai), TS
(Tidak Sesuai), STS (Sangat Tidak Sesuai). Skala harga diri
disusun
berdasarkan 4 aspek harga diri Coopersmith (1967) yaitu power,
virtue,
significant, dan competence. Berikut ini keempat aspek harga
diri yang akan
disajikan dalam suatu kawasan ukur.
Tabel 1. Blue print Skala Harga Diri sebelum uji coba
Aspek Nomor Item
Jumlah Favourabel Unfavourabel
Power 1, 4, 7, 11, 15, 31, 43, 58, 64, 80
12, 16, 21, 25, 38, 45, 48, 59, 75, 79 20
Virtue 2, 24, 26, 33, 41, 44, 50, 53, 57, 68
22, 27, 30, 37, 39, 55, 63, 65, 71, 73
20
Significant 6, 14, 29, 35, 42, 49, 54, 62, 70, 74
8, 17, 18, 32, 36, 46, 51, 60, 66, 76
20
Competence 3, 9, 10, 20, 28, 40, 47, 67, 69, 78
5, 13, 19, 23, 34, 52, 56, 61, 72, 77
20
Total 80
-
32
Penyebaran alat ini dikelompokan menjadi 2 kategori, yaitu :
a. Favourabel, dengan pilihan jawaban dan skor jawaban sebagai
berikut :
Tabel 2. Pemberian skor pada Skala Harga Diri pilihan jawaban
favourabel
SS S TS STS
4 3 2 1
b. Unfavourabel, dengan pilihan jawaban dan skor jawaban sebagai
berikut :
Tabel 3. Pemberian skor pada Skala Harga Diri pilihan jawaban
unfavourabel
SS S TS STS
1 2 3 4
Semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkan semakin tinggi
tingkat harga
diri subyek.
2. Angket Intensitas Mengakses Situs Jaringan Sosial
Metode angket dalam penelitian ini dibuat sendiri oleh peneliti
dengan maksud
untuk mengetahui seberapa besar frekuensi mengakses dan durasi
mengakses
situs jaringan sosial yang dilakukan oleh remaja. Data yang
diungkap dengan
angket adalah data faktual, pertanyaan dalam angket berupa
pertanyaan
langsung terarah kepada informasi mengenai data yang hendak
diungkap
(Azwar, 2003).
Pemberian skor frekuensi sebagai berikut :
Tabel 4. Pemberian skor pada angket intensitas mengakses situs
jaringan sosial
Frekuensi (dalam 1 minggu) 1 2 3 4 5 6 7 >7
Skor 1 2 3 4 5 6 7 8
Sedangkan durasi mengakses situs jaringan sosial digunakan untuk
seleksi
subjek penelitian.
-
33
3. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
a. Validitas Isi
Alat ukur hendaknya mempunyai validitas yang baik. Validitas
berarti
sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan
fungsi ukurnya (Azwar, 2003). Validitas ini untuk mengetahui
sejauhmana
item-item dalam tes mewakili komponen-komponen dalam
keseluruhan
kawasan isi objek yang hendak diukur (aspek representatif) dan
sejauhmana
item-item tes mencerminkan ciri perilaku yang hendak diukur
(aspek
relevansi). Validitas yang digunakan pada Skala Harga Diri
adalah validitas
isi.
Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat
pengujian
terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat
professional judgment
(Azwar, 2001). Peneliti meminta penilaian dari dosen pembimbing
dan item-
itemnya dinyatakan sudah memenuhi aspek representatif dan aspek
relevansi
dalam pembuatan sebuah skala sehingga sudah bisa digunakan
untuk
penelitian.
b. Analisis Butir
Untuk mengukur kesahihan butir-butir pernyataan, digunakan
korelasi
skor tiap butir dengan skor totalnya dengan memakai rumus
Product Moment.
Untuk mengambil butir-butir yang sahih ditetapkan r ≥ 0.254
(tabel nilai
kritis koefisien korelasi (r) Product Moment), karena banyaknya
N dalam uji
coba adalah 60 subyek.
-
34
c. Seleksi Item
Dari hasil uji coba skala harga diri diperoleh 61 item yang
baik.
Adapun item-item yang gugur sebagai berikut:
Tabel 5. Blue print Skala Harga Diri setelah uji coba
Aspek Nomor Item
Jumlah favourabel unfavourabel
Power 1, 4, 7, 11, 15, 31, 43, 58, 64, 80
12, 16, 21, 25, 38, 45, 48, 59, 75, 79
15
Virtue 2, 24, 26, 33, 41, 44, 50, 53, 57, 68
22, 27, 30, 37, 39, 55, 63, 65, 71, 73
11
Significant 6, 14, 29, 35, 42, 49, 54, 62, 70, 74
8, 17, 18, 32, 36, 46, 51, 60, 66, 76
17
Competence 3, 9, 10, 20, 28, 40, 47, 67, 69, 78
5, 13, 19, 23, 34, 52, 56, 61, 72, 77
18
Total 61
Keterangan : Angka yang dicetak tebal adalah item yang gugur
pada saat uji coba
Setelah seleksi item dilakukan, peneliti menyusun skala final
dengan
memperhatikan keseimbangan jumlah sebaran pada setiap aspek pada
skala
harga diri. Skala final harga diri yang akan digunakan dalam
penelitian setelah
dilakukan penyusunan ulang nomor item sebagai berikut:
Tabel 6. Blue print Skala Harga Diri untuk penelitian setelah
penyusunan ulang nomer item
Aspek Nomor Item
Jumlah Favourabel unfavourabel
Power 2, 3, 9, 20, 34, 47 7, 10, 17, 29, 35,
46 12
Virtue 1, 18, 21, 26, 33, 40
15, 24, 31, 38, 43 11
-
35
Significant 8, 25, 30, 37, 42, 44
4, 11, 12, 23, 27, 39
12
Competence 5, 6, 14, 19, 28, 41 13, 16, 22, 32, 36,
45 12
Total 47
d. Reliabilitas
Setelah melakukan seleksi item dan memperoleh item-item yang
memadahi maka dilakukan uji reliabilitas. Uji reabilitas ini
untuk mengetahui
sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil ukur
dapat
dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan
pengukuran
terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang yang
relatif sama
(Azwar, 2001).
Untuk mengetahui reliabilitas item digunakan tehnik alpha
dari
Cronbach yang diuji dengan SPSS for Window versi 15. Alat ukur
dikatakan
reliabel jika koefisien reliabilitasnya mendekati nilai 0,9
(Azwar, 2001).
Reliabilitas yang diperoleh skala harga diri adalah 0,935
yang
mengindikasikan bahwa skala tersebut mempunyai reliabilitas yang
baik.
G. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi Analisis Data
Uji asumsi ini dilakukan untuk memperoleh kesimpulan yang
tidak
menyimpang dari tujuan penelitian. Uji asumsi meliputi 2 hal
yaitu:
-
36
a. Uji Normalitas
Uji normalitas yang dimaksud untuk mengetahui apakah data
variabel
penelitian berdistribusi normal atau tidak. Jika taraf
signifikansi lebih besar
dari 0,05 (p > 0,05) maka data yang diperoleh berdistribusi
normal.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk menguji apakah hubungan antar
variabel
bebas dan variabel terikat mempunyai hubungan yang linear atau
tidak. Jika
nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka hubungan antar
variabel
mengikuti fungsi garis liniear sehingga dapat diuji dengan
statistik
parametrik.
2. Uji Hipotesis
Data-data yang diperoleh dari lapangan keduanya adalah data
interval
yang mempunyai jarak yang sama. Teknik yang digunakan untuk
menganalisis
data-data yang diperoleh dalam penelitian adalah dengan teknik
korelasi
Product Moment dari Carl Pearson melalui bantuan program SPSS
for window
versi 15.00 penggunaan teknik ini didasarkan pada penilaian
skala yang
menghasilkan data interval.
-
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 22 – 23 agustus 2008.
Pengambilan
data dilaksanakan di warnet Cokelat jalan Godean Yogyakarta
dengan subyek
penelitian remaja berusia 13 – 21 tahun. Keseluruhan subyek
dalam penelitian ini
berjumlah 80 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
meminta subyek
untuk mengisi skala harga diri yang terdiri dari 47 item. Cara
mengisi skala adalah
dengan memberi tanda centang (√) pada huruf SS bila pernyataan
tersebut Sangat
Sesuai, S bila pernyataan tersebut Sesuai, TS bila pernyataan
tersebut Tidak
Sesuai, STS bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai.
B. Analisa Data
Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji
asumsi
yang meliputi uji normalitas sebaran dan uji liniearitas
hubungan. Uji asumsi
dilakukan untuk memenuhi syarat dipergunakan analisis korelasi.
Selain itu uji
asumsi juga dilakukan untuk memperoleh kesimpulan yang tidak
menyimpang
dari seharusnya.
1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas menggunakan teknik analisis one sample
Kolmogorov-Smirnof test dengan bantuan SPSS for Windows versi
15.00.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa taraf signifikansi pada
variabel
intensitas mengakses situs jaringan sosial sebesar 0,134 (p >
0,05) dan
-
38
variabel harga diri sebesar 0,898 (p > 0,05). Hal tersebut
mengindikasikan
bahwa data intensitas mengakses situs jaringan sosial dan data
harga diri
berdistribusi normal. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 7. Hasil uji normalitas sebaran harga_diri intensitas
Kolmogorov-Smirnov Z .573 1.163 Asymp. Sig. (2-tailed) .898
.134
2. Uji liniearitas
Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows
versi
15.00. Hasil dari uji linearitas intensitas mengakses situs
jaringan sosial dan
harga diri pada remaja menunjukkan nilai signifikansi 0,000 (p
< 0,05).
Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat
dinyatakan bahwa
hubungan antara intensitas mengakses situs jaringan sosial
dengan harga diri
pada remaja mengikuti fungsi garis liniear sehingga dapat diuji
dengan
statistik parametrik. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 8. Hasil uji liniearitas hubungan
F Sig. harga_diri * intensitas
Between Groups
(Combined) 6.566 .000
Linearity 26.727 .000 Deviation from Linearity 3.206 .008
3. Uji Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini diuji menggunakan teknik Product
Moment
Pearson dengan bantuan SPSS for Windows versi 15.00 dengan
taraf
signifikansi 0,01 (1%). Artinya bahwa kemungkinan penolakan
hipotesis yang
-
39
benar adalah 1 diantara 100 atau dengan kata lain kepercayaan
terhadap
kebenaran hipotesis sebesar 99% (Hadi, 2000).
Taraf signifikansi di tes dengan menggunakan uji dua ekor. Uji
hipotesis
dua ekor ini dilakukan karena hipotesis pada penelitian belum
diketahui
arahnya.
Dari hasil analisis didapatkan skor korelasi antara intensitas
mengakses
situs jaringan sosial dan harga diri pada remaja adalah 0,476
pada taraf
signifikansi 0,01 dengan probabilitas 0,000 (p < 0,01),
artinya kedua variabel
saling berkorelasi secara sangat signifikan.
Analisis data ini membuktikan bahwa terdapat hubungan antara
intensitas
mengakses situs jaringan sosial dan harga diri pada remaja,
sehingga hipotesis
yang menyatakan ada hubungan antara intensitas mengakses situs
jaringan
sosial dan harga diri pada remaja diterima. Semakin tinggi
intensitas
mengakses situs jaringan sosial maka semakin positif harga diri
remaja.
Sumbangan intensitas mengakses situs jaringan sosial terhadap
harga diri
remaja dapat dilihat dari koefisien determinasinya (R2), yaitu
sebesar 0,227.
Berarti, intensitas mengakses situs jaringan sosial menyumbang
22,7%
terhadap harga diri remaja. Sumbangan sebesar 77,3% terhadap
harga diri
remaja diperoleh dari faktor-faktor lain yang berupa lingkungan
keluarga,
kondisi fisik, kondisi sosial ekonomi dan jenis kelamin.
-
40
4. Deskripsi Data Penelitian
Tabel 9. Data Penelitian
Variabel Skor Mean SD
Teoritis Empiris Teoritis Empiris Teoritis EmpirisMax Min Max
Min
Intensitas Mengakses 8 1 8 1 4,5 4,54 1,16 2,019
Harga Diri Remaja 188 47 176 114 117,5 144,05 23,5 13,37
Keterangan :
Skor minimal
a. Skor teoritis terendah intensitas mengakses = 1, skor
teoritis terendah
harga diri remaja = 47.
b. Skor empiris terendah yang diperoleh subyek pada intensitas
mengakses
= 1, harga diri remaja = 114
Skor maksimal
c. Skor teoritis tertinggi intensitas mengakses = 8, skor
teoritis tertinggi
harga diri remaja = 188
d. Skor empiris tertinggi yang diperoleh subyek pada intensitas
mengkases
= 8, harga diri remaja = 176
Mean teoritis dan empiris
e. Mean teoritis intensitas mengakses = 4,5, harga diri remaja =
117,5
f. Mean empiris intensitas mengakses = 4,54, harga diri remaja =
144,05
Standar Deviasi
g. Standar deviasi teoritis intensitas mengakses = 1,16, harga
diri remaja =
23,5
h. Standar deviasi empiris intensitas mengkases = 2, 019, harga
diri remaja
= 13,37
-
41
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil uji analisis yang dilakukan dengan
menggunakan
teknik korelasi Product Moment Pearson, maka hipotesis
penelitian yang
berbunyi ada hubungan antara intensitas mengakses situs jaringan
sosial dan harga
diri pada remaja terbukti. Hasil uji hipotesa ini adalah ada
hubungan yang positif
dan signifikan antara intensitas mengakses situs jaringan sosial
dan harga diri
pada remaja. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi intensitas
mengakses
situs jaringan sosial dan melakukan interaksi di dalamnya yang
berupa
memberikan komentar atau menerima komentar dari pengguna lain
sehingga
mendapatkan penilaian atau perhatian dari pengguna lainnya, maka
harga diri
pada remaja yang mempunyai profil di dalam situs jaringan sosial
semakin tinggi.
Kehadiran internet tidak dapat dihindari dan sangat mudah
mengaksesnya. Dengan adanya fasilitas hotspot di tempat-tempat
umum, work
station yang tersambung ke internet di sekolah atau di kampus,
warung internet
yang banyak bermunculan dan handphone yang mempunyai fitur untuk
browsing.
Inrecent (Indonesia Internet Research Center) mengatakan bahwa
internet sudah
memasuki kehidupan sosial manusia dan menjadi fasilitas yang
mendukung
hubungan interpersonal atau dengan kata lain sebagai lingkungan
sosial kedua
yang mempunyai pengaruh di berbagai segi kehidupan manusia
(inrecent, 2000).
Kerena pengaruh dari kemajuan teknologi ini yang menjadikan
situs jaringan
sosial sebagai bagian dari lingkungan sosial yang memberikan
sumbangan
terhadap pembentukan harga diri pada remaja.
-
42
Hasil yang diperoleh penelitian ini sesuai dengan pendapat Klass
dan
Hodge (1978) menyatakan bahwa harga diri merupakan hasil
evaluasi diri yang
dibuat dan dipertahankan individu yang diperoleh dari hasil
interaksi individu
dengan lingkungan, dimana lingkungan tersebut adalah lingkungan
di dalam situs
jaringan sosial. Para remaja akan mengevaluasi dirinya melalui
respon yang
diberikan oleh orang lain. Melalui fasilitas yang ada di dalam
situs jaringan sosial
seperti bloging atau bulletin remaja dapat memposting segala
macam bentuk
informasi, baik itu informasi tentang apa yang sedang terjadi
dengan dirinya atau
informasi tentang dunia di luar dirinya. Kemudian jika ada orang
lain yang
memberikan tanggapan atau pengakuan bahwa orang tersebut
tergerak hatinya,
terpengaruh dan memuji setelah membaca informasi tersebut maka
akan
membentuk harga diri yang positif pada remaja yang memposting
informasi
tersebut.
Fasilitas mengupload foto juga dapat membentuk harga diri yang
positif,
orang lain dapat memberikan penilaian terhadap foto yang
dipajang di dalam
profil individu. Hal ini dapat meningkatkan status sosial
seseorang dan image diri
seseorang, melalui foto tersebut orang lain dapat melihat
prestasi apa saja yang
telah dicapai oleh individu tersebut. Contohnya bila seseorang
mengupload foto
wisuda dan mendapatkan testimonial dari orang lain yang berupa
pujian dan
ucapan selamat, maka individu tersebut akan merasa bahwa
pencapaiannya di
hargai oleh orang lain dan dapat membentuk harga diri ke arah
yang baik.
Perasaan kasih sayang orang lain diterima oleh individu melalui
ucapan selamat
ulang tahun dan tanggapan atau komentar terhadap shout out di
dalam profil yang
-
43
biasanya berisikan kalimat yang menggambarkan apa yang sedang
dirasakan oleh
seseorang. Apabila lingkungan memberi tanggapan yang baik dimana
individu
merasa diterima, dihargai, diperhatikan dan memperoleh kasih
sayang maka hal
tersebut akan mendorong terbentuknya harga diri yang baik.
Sebaliknya bila
lingkungan menolak dan tidak memperdulikan individu maka hal
tersebut akan
mendorong terbentuknya harga diri yang buruk.
Coopersmith (1967) menyatakan bahwa pembentukan harga diri
individu
dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal yaitu berupa
penilaian individu terhadap dirinya sendiri berdasarkan tingkat
penerimaan dan
penghargaan dari orang lain yang dirasakannya. Faktor eksternal
yaitu lingkungan
sosial dimana individu tersebut tinggal dan berinteraksi.
Pendapat tersebut sejalan
dengan penelitian ini yaitu jika individu semakin tinggi
intensitasnya mengakses
situs jaringan sosial maka individu tersebut akan memberikan
penilaian yang
positif terhadap dirinya sendiri berdasarkan penerimaan dan
penghargaan yang
didapatkan dari teman di situs jaringan sosial.
Korelasi positif yang diperoleh dalam penelitian ini didukung
oleh
banyak pengguna di dalam situs jaringan sosial mendapatkan
komentar yang
positif atau baik. Ada beberapa alasan mengapa
komentar-komentar, tanggapan
dan penilaian yang diberikan oleh pengguna lain cenderung
positif. Pertama
adalah pada umumnya jika bertemu dengan orang baru, ingin
berkenalan dan
berteman, seseorang akan mencoba diterima oleh orang lain dengan
cara memuji,
membuat percakapan yang baik, dan kemudian memberikan komentar
yang
positif sehingga orang yang diajak berteman akan menerima
pertemanan yang
-
44
ditawarkan oleh orang lain. Yang kedua adalah sudah terbentuknya
relasi di dalam
kehidupan di luar situs jaringan sosial. Maka dengan melalui
situs jaringan sosial,
remaja yang sudah mempunyai relasi cenderung untuk
mempertahankan relasi
tersebut dengan cara menjadi teman di dalam situs jaringan
sosial dan
memberikan perhatian dengan cara mengunjungi profil temannya
dan
meninggalkan komentar atau tanggapan yang bertujuan untuk
menjaga hubungan
baik di kehidupan sosial sehari-hari.
Ketertarikan remaja mengakses situs jaringan sosial berkaitan
erat
dengan pengaruh dari teman-teman sebaya yang sudah mempunyai
profil di dalam
situs jaringan sosial dan didukung oleh minat untuk mencoba
hal-hal yang baru
(Boyd, 2008). Situs jaringan sosial sebagai sarana remaja untuk
dapat bebas
berekspresi tanpa ada kontrol dan peraturan yang ketat dalam
menilai atau dinilai
oleh orang lain. Remaja belajar untuk menerima penilaian dan
penghargaan dari
orang lain, dalam proses penerimaan tersebut harga diri
seseorang dapat
terbentuk.
-
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui koefisien korelasi antara
intensitas
mengakes situs jaringan sosial dan harga diri pada remaja adalah
0,476 dengan
p>0,01. Hasil hipotesis tersebut menyatakan bahwa ada
hubungan positif yang
signifikan antara intensitas mengakes situs jaringan sosial dan
harga diri pada
remaja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
intensitas mengakses
situs jaringan sosial maka semakin tinggi harga diri pada
remaja, begitu juga
sebaliknya semakin rendah intensitas mengakses situs jaringan
sosial maka
semakin rendah harga diri pada remaja. Hubungan antara
intensitas mengakses
situs jaringan sosial dan harga diri pada remaja mampu
memberikan sumbangan
sebesar 22,7%. Sedangkan 77,3% sisanya merupakan faktor lain
yang
mempengaruhi.
B. Saran
Berdasarkan proses penelitian dan hasil penelitian, maka
diajukan saran-
saran sebagai berikut :
1. Bagi peneliti yang akan datang
Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang terkait
dengan
harga diri pada remaja, disarankan untuk menggunakan variabel
bebas lainnya.
karena hasil korelasi yang diperoleh dalam penelitian ini kecil.
Contoh dari
-
46
variabel bebas lainnya adalah, hubungan interpesonal di
lingkungan sekolah,
penerimaan sosial, atau keharmonisan keluarga.
2. Bagi remaja
Hasil penelitan ini diharapkan menjadi pertimbangan bagi remaja
yang
mempunyai profil di dalam situs jaringan sosial, agar mereka
lebih sering
memberikan tanggapan dan penilaian yang positif terhadap para
pengguna
lainnya di dalam situs tersebut, karena melalui tanggapan dan
penilaian itulah
terbentuk harga diri yang baik.
-
47
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. (2005). Psikologi Kepribadian. Edisi Revisi. Malang:
UMM Press.
Avin, F. H. dan Nella, R. (1982). Konsep diri dan Kemampuan
Bergaul Pada Remaja. Penelitian tidak diterbitkan. Fakultas
Psikologi Universitas Gajah Mada.
Azwar, Saifudin . (2001). Reliabilitas dan validitas.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, Saifudin. (2003). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Boyd, Danah. (2004). Friendster and Publicly Articulated Social
Networks, Proceedings of Conference on Human Factors and Computing
Systems. Vienna: ACM.
Boyd, Danah. (2007). “Social Network Sites: Public, Private, or
What?”. Knowledge Tree 13, May.
http://kt.flexiblelearning.net.au/tkt2007/?page_id=28.
Boyd, Danah. (2008). Why Youth Love Social Network Sites: The
Role of Networked Publics in Teenage Social Life, Youth, Identity,
and Digital Media. Cambridge, MA: The MIT Press.
Boyd, D. M., & Ellison, N. B. (2007). Social network sites:
Definition, history, and scholarship. Journal of Computer-Mediated
Communication, 13(1), article 11.
Brehm, S, & Kassin., M. (1989). Social Psychology. New
Jersey: Prencetice Hall, Inc.
Branden, N. 1987. How to Raise Your Self Esteem. New York:
Bantam Book.
Calhoun, J. K. & Acocella, J. R., (1990). Psychology of
Adjusment and Human Relationship, 3rd Edition. NY: Mc. Graw Hill
Publishing Company.
Coopersmith, J. (1967). The Antecedent of Self esteem. San
fransisco : Freeman and Company.
Goebel, B. L. & Brown, O. R. (1981). Age Difference
Intention Motivation related to Maslow need hierarchy. Journal of
Developmental Psychology. Vol 17, h. 215-227.
-
48
Hadi, S. (2000). Metodology Research II. Yogyakarta: Yayasan
Penerbit Fakultas Psikologi UGM.
Hurlock, E.B. (1999). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Ishi, K. & Ogasahra, M. (2007). Links between Real and
Virtual Networks: A comparative Study of Online Communities in
Japan and Korea. CyberPsychology & Behavior, 10(2),
pp.252-257.
Itryah. (2004). Perbedaan Intensitas Penggunaan Internet
Ditinjau dari Kepribadian dan Jenis Kelamin. Journal Psyche. Vol.1.
No.1, Juli
Klass, W.H. & Hodge, S.E. (1978). Self Esteem in Open and
Traditional Classrooms. Journal of Educational Psychology.
Vol.70.No.5.701.
Koentjoro, E. (1989). Perbandingan Harga Diri Remaja di daerah
Miskin Penghasil Pelacur dan Bukan Penghasil Pelacur. Laporan
Penelitian. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.
Koeswara, E. 1991, Teori-teori Kepribadian, PT. Eresco,
Bandung.
Mappiare, Andi, (1982). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha
Nasional.
Monks, R. J., Knoers, A.M.P., dan Haditono, S.R. (1996).
Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Santrock, J, W. (1998). Adolescence. (Edisi ke-7). Boston:
McGraw-Hill.
Schulzt, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan; Model-Model
Kepribadian Sehat. Yogyakarta: Kanisius.
Soesilowindradini, (2006). Psikologi Perkembangan Masa Remaja.
Surabaya: Usaha Nasional.
Suryabrata, Sumadi,. (2005). Metodologi penelitian. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Tjahjaningsih dan Nuryanto, Sartini. (1994). Harga Diri Remaja
yang Bertempat Tinggal di dalam Lingkungan Kompleks Pelacuran dan
di luar Lingkungan Kompleks Pelacuran. Journal Psikologi, Th. XXI,
No. 2,2 Desember. Yogyakarta : UGM.
-
49
Walgito, B. (1991). Hubungan antara Persepsi Mengenai Sikap
Orang Tua dengan Harga Diri Para Siswa SMU Tingkat Atas di Propinsi
Jawa Tengah. Disertasi: UGM. Tidak diterbitkan.
http://www.asmallworld.net/press2/articles/abc_news.pdf
http://www.communispace.com/assets/pdf/R_All_Communispace_Gaining_Business_Value_Release_11_29_07.pdf
http://epsikologi.com/anak-remaja-dan-keluarga.html
http://www.friendster.com/info/presscenter.php?A=pr31
http://www.geocities.com/inrecent/project.html
http://www.lovetoknow.com/top10/social-networking.html
http://wikipedia.org/Social network service - Wikipedia, the
free encyclopedia(social networking).htm
http://www.communispace.com/assets/pdf/R_All_Communispace_Gaining_Business_Value_Release_11_29_07.pdfhttp://www.communispace.com/assets/pdf/R_All_Communispace_Gaining_Business_Value_Release_11_29_07.pdfhttp://www.friendster.com/info/presscenter.php?A=pr31
-
50
Identitas diri
Usia : _______________tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki / Perempuan
==============================================================
Perkenalan singkat situs jaringan sosial
Situs jaringan sosial adalah situs berbasis web 2.0 (web yang
komunikatif dan sesama pengguna dapat berinteraksi) yang
menghubungkan anggota atau membernya dengan anggota-anggota yang
lain sebagai teman, sehingga terbentuk jaringan yang menghubungkan
orang perorang sebagai teman, dan temannya teman antar anggotanya.
Di dalam situs tersebut ada 3 ciri-ciri utama yaitu : 1. Mempunyai
fasilitas profil; 2. Mempunyai fasilitas friends lists (daftar
teman); 3. Mempunyai fasilitas berkomentar (testimonial, comments,
the wall, dll). Friendster, myspace, facebook, blogger, forum
adalah beberapa contoh dari banyaknya situs jaringan sosial yang
ada di dalam internet.
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan sehubungan dengan
penelitian yang dilakukan,mohon diisi dengan lengkap dan jelas
dengan cara memberikan tanda centang atau check list (√) di dalam
kotak yang tersedia di belakang pertanyaan yang disajikan.
1. Situs Jaringan Sosial apa yang sering anda akses (bisa lebih
dari 1)
□ Friendster □ MySpace □ Multiply □ Forum
(sebutkan?)__________________
□ Blogspot □ eSnips □ Facebook□ lainnya
(sebutkan?)__________________
2. Jika anda mengakses lebih dari 1 situs jaringan sosial,
urutkanlah dari yang paling sering anda akses (kosongkan jika hanya
1)
a._________________
b._________________
c._________________
d._________________
-
51
3. Dalam seminggu, seberapa sering anda mengakses situs jaringan
sosial
□ 1 kali □ 3 kali □ 5 kali □ 7 kali
□ 2 kali □ 4 kali □ 6 kali □ Lebih dari 7 kali
4. Dalam sekali mengakses, berapa lama waktu yang anda
habiskan
□ Kurang dari 30 menit