Top Banner
HUBUNGAN INTENSITAS MENGAKSES SITUS JEJARING SOSIAL DENGAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA MAHASISWA 2011 FAKULTAS KEDOKTERAN UNS SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran ERICKSON G0008210 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2011 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user
50

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

Mar 10, 2019

Download

Documents

lycong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

HUBUNGAN INTENSITAS MENGAKSES SITUS JEJARING

SOSIAL DENGAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA

MAHASISWA 2011 FAKULTAS KEDOKTERAN UNS

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

ERICKSON

G0008210

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta

2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

vii

DAFTAR ISI

PRAKATA............................................................................................................... vi

DAFTAR ISI............................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL.................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR............................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1

B. Perumusan Masalah............................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian................................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 4

BAB II LANDASAN TEORI.............................................................................. 6

A. Tinjauan Pustaka.................................................................................6

B. Kerangka Pemikiran........................................................................... 26

C. Hipotesis............................................................................................. 26

BAB III METODE PENELITIAN....................................................................... 27

A. Jenis Penelitian................................................................................... 27

B. Lokasi Penelitian................................................................................ 27

C. Subjek Penelitian............................................................................... 27

D. Teknik Sampling.................................................................................27

E. Rancangan Penelitian......................................................................... 29

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

viii

F. Variabel Penelitian............................................................................. 29

G. Definisi Operasional Variabel Penelitian........................................... 29

H. Instrumen Penelitian........................................................................... 31

I. Cara Kerja........................................................................................... 31

J. Teknik Analisis Data.......................................................................... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................ 33

A. Deskripsi Sampel ............................................................................... 33

B. Analisis Statistika .............................................................................. 34

BAB V PEMBAHASAN..................................................................................... 38

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 41

A. Simpulan ............................................................................................ 41

B. Saran .................................................................................................. 42

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 43

LAMPIRAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Frekuensi Penggunaan Jejaring Sosial.................................................... 33

Tabel 2. Skor Skala Kemampuan Interaksi Sosial................................................ 36

Tabel 3. Uji Normalitas Penyebaran Data dengan Shapiro-Wilk..........................38

Tabel 4. Hasil Analisis Data dengan Uji t........................................................... 38

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 26

Gambar 2. Rancangan Penelitian ........................................................................ 29

Gambar 3. Gambar Boxplot Perbedaan Rata-Rata Skor Interaksi sosial ............ 39

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Kedokteran

Lampiran 2. Data Pribadi Responden dan Informed Consent

Lampiran 3. Kuesioner L-MMPI

Lampiran 4. Kuesioner Intensitas Mengakses Situs Jejaring Sosial

Lampiran 5. Kuesioner Kemampuan Interaksi Sosial

Lampiran 6. Data Mentah Hasil Penelitian

Lampiran 7. Uji Normalitas Data dan Uji Analisis Data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

iv

ABSTRAK

Erickson, G0008210, 2011. Hubungan Intensitas Mengakses Situs Jejaring Sosial Dengan Kemampuan Interaksi Sosial Pada Mahasiswa 2011 Fakultas Kedokteran UNS

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada remaja. Hipotesis yang diajukan adalah adanya hubungan negatif yang signifikan antara intensitas mengakses situs jejaring dengan kemampuan interaksi sosial pada remaja.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subyek penelitian adalah mahasiswa tingkat I Fakultas Kedokteran UNS. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Data penelitian diperoleh dari tiga macam kuesioner, yaitu kuesioner L-MMPI, kuesioner Intensitas Mengakses Situs Jejaring Sosial, dan Kuesioner Kemampuan Interaksi Sosial. Analisis statistik menggunakan uji T .

Hasil: Dari total 30 jumlah sampel terdiri atas 14 mahasiswa dengan skor interaksi sosial yang sedang dan 16 mahasiswa dengan skor interaksi sosial yang tinggi. Pada mahasiswa dengan skor interaksi sosial yang sedang didapatkan rata-rata skor sebesar 72.00 dan SD sebesar 22.504. Pada mahasiswa dengan skor interaksi sosial yang tinggi didapatkan rata-rata skor sebesar 33.20 dan SD sebesar 12.735. Hubungan antara intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan interaksi sosial menghasilkan nilai signifikansi (p = 0.000).

Simpulan: Terdapat hubungan negatif yang secara statistik signifikan antara intensitas mengakses situs jejaring social dengan kemampuan interaksi sosial (p = 0.046). Skor interaksi sosial pada mahasiswa yang tergolong rendah atau sedang dalam intensitas mengakses situs jejaring sosial lebih tinggi bila dibandingkan dengan mahasiswa yang tergolong tinggi dalam intensitas mengakses situs jejaring sosial.

Kata kunci : jejaring sosial, interaksi sosial

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berbagai fasilitas diciptakan untuk mempermudah pekerjaan manusia guna

memenuhi kebutuhan hidup. Setiap orang dituntut untuk dapat mengikuti

perkembangan tersebut, tak terkecuali remaja. Perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi pun kini telah diterapkan di dunia pendidikan sehingga remaja yang

tengah mengenyam pendidikan di bangku sekolah menengah menjadi akrab

dengan setiap perkembangan yang ada. Salah satu bidang teknologi yang

berkembang pesat adalah teknologi di bidang informasi dan komunikasi.

Internet sering disebut sebagai cyberspace atau virtual world (dunia maya)

karena sifat internet yang mirip dengan kehidupan dunia nyata sehari-hari,

sehingga interaksi yang terjadi melalui internet layaknya interaksi yang terjadi di

dunia nyata. Fenomena yang muncul saat ini adalah meningkatnya minat

khalayak untuk berkomunikasi melalui dunia maya dengan semakin populernya

teknologi komunikasi online, seperti instant messaging, weblog, dan situs-situs

jejaring sosial. Situs jejaring sosial saat ini mendominasi penggunaan layanan

online (Syahti, 2010). Untuk mengetahui presentasi pengguna jejaring sosial

diadakan sebuah riset dengan sampel survai diambil dari wilayah Jakarta, Bogor,

Tangerang, Bekasi, Surabaya, Bandung, Medan, Semarang, Palembang dan

Makasar. Hasil riset tersebut dikemukakan pada acara konferensi pers yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

2

digelar di Le Meridien Hotel, Jakarta, pada tanggal 20 Maret 2009. Hasil risetnya

adalah bahwa kalangan remaja usia antara 15 sampai 19 tahun mendominasi

pengguna internet di Indonesia, dan disebutkan pula bahwa remaja usia 15-19

tahun mencakup 64 % dari pengguna internet di Indonesia. Hal ini menandakan

situs jejaring sosial menempati peringkat sebagai situs yang hampir diakses setiap

orang, dan remaja merupakan subjek pengguna beberapa layanan online dengan

jumlah yang tinggi.

Boyd dan Ellison (2007) mendefinisikan situs jejaring sosial sebagai layanan

berbasis web yang memungkinkan individu atau pengguna untuk membangun

hubungan publik atau semi publik dalam bentuk profil pada sebuah sistem terikat,

menelusuri daftar pengguna lain dengan siapa pengguna berkoneksi, dan

menampilkan daftar hubungan pengguna serta daftar milik orang lain.

Remaja sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya tidak dapat hidup

dalam kesendirian, remaja memiliki dorongan atau keinginan untuk berhubungan

dan berinteraksi dengan sesamanya. Murray (dalam Walgito, 2003)

mengemukakan bahwa manusia mempunyai dorongan sosial. Dorongan ini

mengarahkan manusia mencari orang lain untuk mengadakan hubungan atau

interaksi. Penelitian Larson dan kawan-kawan (Ling & Dariyo, 2002) menemukan

fakta, bahwa 74,1 % waktu remaja dihabiskan bersama orang lain di luar

lingkungan keluarganya. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan bahwa

interaksi sosial atau menjalin hubungan dengan orang lain merupakan kebutuhan

yang penting dan mendasar bagi remaja mengingat sebagian besar waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

3

dihabiskan bersama orang-orang di luar lingkungan keluarganya.

Proses interaksi sosial pada remaja tidaklah mudah. Hal ini karena di dalam

kehidupannya remaja dihadapkan pada pola-pola kehidupan baru dan harapan

sosial baru. Remaja diharapkan mampu memainkan peran-peran sosial baru,

mengembangkan kemampuan-kemampuan sosial baru dan nilai yang baru sesuai

dengan tugas-tugas baru yang dihadapinya (Hurlock, 1999). Remaja membutuhkan

berbagai pengalaman interaksi sosial dalam rangka mengembangkan kemampuan

interaksi sosial. Kondisi yang dimungkinkan mempersempit kesempatan remaja

mendapat berbagai pengalaman interaksi sosial dalam rangka membangun

kemampuan interaksi sosial adalah kecenderungan penggunaan jejaring sosial.

Penggunaan jejaring sosial mempunyai peran serta dalam proses interaksi

pada remaja. Hal ini bisa membuat seseorang menjadi terlalu asik dengan dirinya

sendiri dan hanya ditemani jejaring sosial. Namun jejaring sosial juga bisa

menghubungkan dengan seseorang yang posisinya berjauhan bahkan berperan

serta dalam penambahan jumlah teman yang dapat dikenal.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, Penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian yang berjudul “Hubungan Intensitas Mengakses Situs

Jejaring Sosial dengan Kemampuan Interaksi Sosial pada Mahasiswa 2011

Fakultas Kedokteran UNS”. Penelitian ini meneliti hubungan yang terjadi

antarvariabel, apakah intensitas remaja dalam mengakses situs jejaring sosial

berdampak terhadap interaksi sosial, khususnya di Kota Surakarta.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

4

B. Perumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara intensitas mengakses situs jejaring sosial

dengan kemampuan interaksi sosial pada remaja?

C. Tujuan Penelitian

Mengetahui hubungan antara intensitas mengakses situs jejaring sosial

dengan kemampuan interaksi sosial pada remaja

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Memberikan gambaran mengenai keterkaitan antara penggunaan jejaring

sosial dengan kemampuan interaksi sosial.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Penulis, menambah pengetahuan dan pengalaman terutama yang

berkaitan dengan topik penelitian, yaitu intensitas mengakses situs

jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada remaja

b. Bagi peneliti lainnya, penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan

pertimbangan bagi penelitian selanjutnya, terutama yang berkaitan

dengan penggunaan situs jejaring sosial.

c. Bagi pembaca pada umumnya, sebagai bahan pustaka dan kajian guna

menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan. Bagi remaja pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

5

khususnya, untuk menambah pengetahuan mengenai pentingnya

dampak jejaring sosial terhadap kemampuan interaksi sosial pada

remaja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1.Intensitas Mengakses Situs Jejaring Sosial

a. Pengertian Intensitas Mengakses Situs Jejaring Sosial

Intensitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) adalah keadaan

tingkatan atau ukuran intensnya. Intensitas akses internet adalah gambaran

berapa lama dan sering seseorang menggunakan internet dengan berbagai

tujuan atau motivasi (Andarwati dan Sankarto, 2005). Itryah (2004)

menyatakan intensitas penggunaan internet adalah tingkat keseringan atau

frekuensi individu dalam menggunakan fasilitas internet di berbagai jaringan

komputer atau warnet. Ada banyak situs yang dapat diakses melalui internet.

Dewasa ini, popularitas situs jejaring sosial di kalangan masyarakat meningkat.

Boyd dan Ellison (2007) mendefinisikan situs jejaring sosial atau disebut situs

jaringan sosial (social network sites) sebagai berikut:

We define social network sites as web-based services that allow

individuals to (1) construct a public or semi-public profile within a bounded

system, (2) articulate a list of other users with whom they share a connection,

and (3) view and traverse their list of connections and those made by others

within the system. The nature and nomenclature of these connections may vary

from site to site.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

7

Mengacu pada pendapat tersebut, situs jejaring sosial dapat didefinisikan

sebagai layanan berbasis web yang memungkinkan individu untuk membangun

hubungan publik atau semi publik dalam bentuk profil pada sebuah sistem

terikat, menelusuri daftar pengguna lain dengan siapa individu berkoneksi, dan

menampilkan daftar hubungan pengguna serta daftar milik orang lain. Situs

jejaring sosial mengizinkan penggunanya yang telah terdaftar untuk saling

berhubungan dan berkomunikasi melalui halaman profil teman yang bisa dipilih

oleh pengarang yang bersangkutan. Jenis dan tata cara koneksi situs jejaring

sosial dapat beragam dari satu situs ke situs lain. Haryanto (2009)

mendefinisikan situs jejaring sosial atau yang disebutnya situs pertemanan

sebagai situs yang mengijinkan penggunanya yang telah terdaftar untuk saling

berhubungan dan berkomunikasi melalui halaman profil yang bisa

dikustomisasi oleh pengguna yang bersangkutan.

Situs jejaring sosial memiliki beragam fitur, namun pada umumnya tulang

punggung situs jejaring sosial adalah memuat dan memperlihatkan profil

penggunanya serta daftar teman yang juga merupakan pengguna dalam sistem

tersebut. Profil dihasilkan dari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang

ditujukan kepada pengguna yang biasanya mencakup umur, lokasi tempat

tinggal, dan deskripsi diri. Kebanyakan situs juga mendorong pengguna untuk

menampilkan foto pada profil. Pengguna situs jejaring sosial dapat mengatur

privasi terhadap visibilitas profil yang bervariasi menurut situs dan menurut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

8

kebijaksanaan pengguna. Visibilitas adalah salah satu cara utama situs jejaring

sosial membedakan diri satu sama lain.

Tampilan publik koneksi adalah komponen penting dari situs jejaring

sosial. Daftar teman berisi hubungan ke setiap profil teman, memungkinkan

pengguna untuk melintasi grafik jaringan dengan melihat melalui daftar teman.

Kebanyakan situs jejaring sosial juga menyediakan fitur bagi pengguna untuk

meninggalkan pesan pada profil teman yang biasanya dikenal dengan

meninggalkan “komentar”, meskipun situs satu dengan yang lain memberikan

berbagai label untuk fitur tersebut. Situs jejaring sosial sering memiliki fitur

pesan pribadi mirip dengan webmail. Fitur situs jejaring sosial sangat bervariasi

misalnya dilengkapi photo-video sharing untuk berbagi cerita dan ekspresi,

blog dan teknologi instant messaging selain profil, daftar teman, komentar, dan

pesan pribadi. Perkembangan situs jejaring sosial dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Perkembangan Situs Jejaring Sosial

(Boyd dan Ellison, 2007)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

9

Menurut sejarahnya, situs jejaring sosial pertama diluncurkan pada tahun

1997 lewat SixDegrees.com. Situs ini memungkinkan pengguna untuk membuat

profil dan daftar teman. SixDegrees.com diluncurkan sebagai alat untuk

membantu orang berhubungan dengan mengirim pesan ke orang lain. Setelah

itu dari tahun ke tahun, sejumlah situs jejaring sosial mulai bermunculan

contohnya AsianAvenue, BlackPlanet, MiGente dan seterusnya, hingga yang

terpopuler saat ini seperti friendster, facebook dan twitter. Pada mulanya situs-

situs jejaring sosial hanya berisi profil pribadi, buku harian, dan juga jaringan

teman maupun bisnis tetapi kemudian fasilitas seperti chatting, membuat blog,

memasang foto pribadi mulai dilengkapi pada situs jejaring sosial akhir-akhir

ini. Situs jejaring sosial yang tengah populer di kalangan remaja akhir-akhir ini

seperti facebook dan twitter, memiliki banyak aplikasi yang lebih menarik.

Pada facebook misalnya, terdapat aplikasi misalnya ruang untuk beriklan,

agenda, mengirimkan hadiah, video, game atau membuat tag (menandai)

gambar.

Berdasarkan uraian di atas, intensitas mengakses situs jejaring sosial

adalah diartikan sebagai tingkatan penggunaan situs jejaring sosial dengan

berbagai tujuan dan motivasi, mencakup berapa lama (durasi) dan sering

(frekuensi) seseorang menggunakan situs jejaring sosial dengan berbagai tujuan

dan motivasi melalui penggunaan fiturnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

10

b. Aspek Intensitas Mengakses Situs Jejaring Sosial

Andarwati dan Sankarto (2005) mengemukakan aspek intensitas akses

internet yaitu mencakup frekuensi dan durasi dalam menggunakan

internet.

a) Frekuensi

Frekuensi mencakup gambaran seberapa sering individu

mengakses internet dengan berbagai tujuan. Frekuensi penggunaan

dinyatakan dalam satuan kurun waktu tertentu (misalnya per hari, per

minggu, atau per bulan).

b) Durasi

Durasi mencakup gambaran seberapa lama individu mengakses

internet dengan berbagai tujuan. Durasi penggunaan dinyatakan dalam

satuan kurun waktu tertentu (misalnya per menit atau per jam).

Itryah (2004) menyatakan aspek intensitas adalah tingkat keseringan atau

frekuensi individu dalam menggunakan fasilitas internet di berbagai jaringan

komputer atau warnet.

Berdasarkan penjelasan di atas, aspek dalam intensitas mengakses situs

jejaring sosial melalui internet adalah frekuensi (tingkat keseringan) dan durasi

(lama akses) dalam menggunakan fasilitas situs jejaring sosial.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

11

c. Faktor yang Mempengaruhi Intensitas Penggunaan Situs Jejaring Sosial

Komunikasi bermedia yang dilakukan pada kebanyakan remaja saat ini

dengan mengakses situs jejaring sosial menjadi semakin populer. Penggunaan

media komunikasi secara aktif oleh komunikator mengacu pada suatu teori

yaitu teori uses and gratification, yang merupakan perluasan dari teori

kebutuhan Maslow. Maslow menyatakan bahwa orang secara aktif berusaha

untuk memenuhi hierarki kebutuhan. Teori uses and gratification menjelaskan

bahwa orang secara aktif menggunakan media untuk memuaskan kebutuhan

tertentu yang dapat dispesifikasikan (Lull, 1997). Teori uses and gratification

didasarkan pada serangkaian hubungan kausal di antara kondisi-kondisi

biologis atau psikologis dan praktek-praktek sosial yang berkaitan dengan

media. Informasi atau hiburan bukan sebagai sesuatu yang dibutuhkan oleh

seseorang melainkan sebagai sesuatu yang digunakan untuk memuaskan suatu

kebutuhan atau hasrat pribadi yang dalam. Perspektif kegunaan dan kepuasan

sebagian besar berdasarkan pada konsep-konsep kognitif seperti kebutuhan,

motif-motif, dan kepuasan. Schramm (dalam West dan Turner, 2008)

mengemukakan alasan pemilihan terhadap media, yaitu dengan

mempertimbangkan besarnya harapan akan penghargaan dinilai dari usaha yang

dibutuhkan. Beberapa peneliti merangkum alasan penggunaan media yang

didasarkan pada kegunaan, sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

12

Tabel 1. Tipologi Kegunaan dan Gratifikasi

Peneliti Alasan Penggunaan Media

Rubin (1981)

Menghabiskan waktu Menemani Kesenangan Pelarian Kenikmatan Interaksi sosial Relaksasi Memperoleh informasi Belajar mengenai muatan tertentu

Peneliti Alasan Penggunaan Media

McQuail, Blumler, dan Brown (1972)

Pengalihan perhatian Hubungan personal Identitas personal Pengamatan

Katz, Gurevitch, Hadasaah Haas (1973)

Keterhubungan dengan orang lain Keterpisahan dengan orang lain

Katz, Gurevitch, Hadasaah Haas (dalam West dan Turner, 2008) juga

merangkum kebutuhan yang dipuaskan oleh media, sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

13

Tabel 2. Kebutuhan yang Dipuaskan oleh Media

Tipe kebutuhan Deskripsi Contoh media

Kognitif

Memperoleh informasi,

pengetahuan, pemahaman.

Televisi (berita), video,

film

Afektif

Pengalaman emosional,

menyenangkan, atau estetis.

Film, televisi (komedi, situasi, opera sabun)

Integrasi personal

Meningkatkan kredibilitas,

percaya diri, dan status.

Video

Integrasi sosial

Meningkatkan hubungan

dengan keluarga, teman, dan lainnya.

Internet (e-mail, chat, Instant Messaging)

Pelepasan ketegangan

Pelarian dan pengalihan.

Televisi, video, radio, internet

Pada Tabel 2 terlihat bahwa penggunaan internet sebagai media

komunikasi dapat digunakan oleh seseorang untuk memenuhi kebutuhan akan

integrasi sosial dan pelepasan ketegangan. Situs jejaring sosial yang sekarang

semakin digemari oleh hampir semua kalangan merupakan media yang

digunakan untuk memenuhi kebutuhan berintegrasi dengan orang lain.

McQuail, Blumler, dan Brown (dalam West dan Turner, 2008) juga

mengemukakan alasan penggunaan media, beberapa di antaranya adalah untuk

hubungan dan identitas personal. Hubungan personal dapat dicapai dengan

mengadakan interaksi sosial dan persahabatan, sedangkan identitas personal

ditunjukkan dengan referensi pribadi, eksplorasi terhadap realitas, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

14

penguatan nilai. Robert Larose dan Matthew Eastin (dalam West dan Turner,

2008) menyarankan teori uses and gratification dapat menjelaskan penggunaan

internet, dengan menambahkan beberapa variabel baru seperti hasil akhir

aktivitas dan hasil akhir sosial. Hasil akhir sosial merujuk pada apa yang

menurut individu peroleh melalui media. Hasil akhir sosial melibatkan status

sosial dan identitas. Larose dan Eastin berspekulasi bahwa orang mungkin

meningkatkan status sosial dengan mencari orang lain yang memiliki pemikiran

sama melalui internet dan mengekspresikan ide-ide kepada orang lain.

Remaja sebagai pengguna internet terbanyak, berada pada fase

pengembangan hubungan dan menbentuk identitas. Fitur-fitur situs jejaring

sosial mendukung dalam pemenuhan kebutuhan berintegrasi dengan orang lain

atau hubungan personal dan juga identitas personal. Usaha untuk meningkatkan

hubungan dengan orang lain berkaitan dengan kebutuhan pada diri tiap-tiap

individu untuk berhubungan dengan orang lain, mempertahankan relasi

interpersonal, yang dapat disebut sebagai kebutuhan afiliasi (need for

affiliation). Identitas personal yang ditunjukkan individu dalam interaksinya

dengan orang lain dapat ditempuh dengan mengadakan relasi yang lebih dalam

melalui pengungkapan identitas diri individu, yang dapat dilakukan melalui

keterbukaan diri (self-disclosure). Perilaku yang berulang atau intensitas dalam

penggunaan berkaitan dengan pemuasan kebutuhan dan kegunaan.

Teori lain yang berkaitan dengan penggunaan media komputer adalah

Technology Acceptance Model (TAM) yang diperkenalkan oleh Fred D. Davis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

15

(dalam Davis, dkk, 1989). Technology Acceptance Model (TAM) merupakan

adaptasi dari Theory of Reasoned Action (TRA) yang dikemukakan oleh Ajzen

dan Fishbein. Theory of Reasoned Action (TRA) menjelaskan mengenai

penentuan-penentuan suatu intensi perilaku yang disertai kesadaran. Technology

Acceptance Model (TAM) spesifik menjelaskan perilaku individu dalam hal

penggunaan komputer. Dua bagian primer yang relevan dalam TAM adalah

persepsi kemudahan dan persepsi kemanfaatan. Persepsi terhadap kemudahan

sebuah teknologi didefinisikan sebagai suatu ukuran di mana seseorang percaya

bahwa komputer dapat dengan mudah dipahami dan digunakan. Persepsi

terhadap kemanfaatan didefinisikan sebagai suatu ukuran di mana penggunaan

suatu teknologi dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi orang yang

menggunakannya.

Persepsi terhadap kemudahan dan manfaat, pada akhirnya mengacu pada

Actual System Usage, yaitu kondisi nyata penggunaan sistem. Seseorang akan

puas menggunakan sistem jika orang tersebut meyakini bahwa sistem tersebut

mudah digunakan dan akan meningkatkan produktifitas, yang tercermin dari

kondisi nyata penggunaan. Rewards yang diperoleh menyebabkan perilaku

yang berulang, maka dari itu penggunaan sistem meningkat.

Selain kedua teori di atas, intensitas penggunaan internet juga dipengaruhi

oleh beberapa hal lain. Emmanouilides dan Hammond (2000) mengemukakan

bahwa frekuensi pengguna didasarkan pada waktu sejak penggunaan pertama

internet atau lama pengalaman penggunaan internet. Semakin lama pengalaman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

16

menjadi pengguna internet, semakin besar kemungkinan menjadi pengguna

berat (heavy user). Pengadopsi awal juga paling mungkin untuk menjadi

pengguna aktif atau yang menggunakan internet terus-menerus selama satu

bulan terakhir, namun hubungan ini tidak selalu linear. Penelitian yang

diadakan oleh The Graphic, Visualization, and Usability Center (1998)

menemukan bahwa frekuensi akses meningkat seiring dengan tahun

penggunaan internet, tetapi pada pengguna dengan pengalaman akses kurang

dari satu tahun tidak selalu demikian. Lokasi penggunaan juga mempengaruhi

frekuensi penggunaan. Penggunaan internet di rumah yang telah difasilitasi

jaringan internet, dapat mempengaruhi individu dalam tingkat keseringan

penggunaannya. Individu yang menggunakan internet di rumah atau memiliki

akses pribadi lebih mungkin mengakses internet lebih sering dibandingkan

individu yang menggunakan internet di tempat yang harus mengeluarkan biaya,

misalnya warnet. Hasugian (2005) mengemukakan faktor yang berpengaruh

terhadap frekuensi dan lama akses internet adalah waktu, kebutuhan informasi,

ketersediaan biaya, kecepatan jaringan, kejelasan alamat, dan jenis informasi

yang dicari. Dalam hal penggunaan situs jejaring sosial, faktor yang dapat

berpengaruh adalah waktu, ketersediaan biaya, dan kecepatan jaringan.

Berdasarkan uraian teori Uses and Gratification dan Technology

Acceptance Model di atas dan pendapat ahli, intensitas penggunaan situs

jejaring sosial dapat dipengaruhi oleh:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

17

1) Kegunaan media dan pemuasan kebutuhan terhadap penggunaan

media, salah satunya adalah hubungan dan identitas sosial yang dapat

berkaitan dengan tingkat kebutuhan afiliasi dan keterbukaan diri.

2) Persepsi kemudahan dan persepsi kemanfaatan penggunaan teknologi

komputer.

3) Lama pengalaman penggunaan internet atau waktu sejak penggunaan

pertama internet.

4) Ketersediaan waktu, biaya, dan kecepatan jaringan.

2. Interaksi Sosial

a. Pengertian kemampuan interaksi sosial

Sebagai makhluk sosial manusia mempunyai hasrat untuk berkomunikasi

dan berinteraksi dengan individu lain. Sebagaimana pendapat yang

dikemukakan oleh Walgito (2007) bahwa manusia secara alami akan

mengadakan hubungan atau interaksi dengan orang lain. Namun, dalam

perkembangannya interaksi sosial merupakan suatu proses. Hal demikian

menunjukkan bahwa interaksi merupakan suatu kemampuan yang dipelajari.

Kemampuan menurut Poerwadarminta (1985) adalah kesanggupan atau

kecakapan. Sedangkan menurut Anshari (1996) kemampuan adalah kecakapan

atau kekuatan untuk menampilkan suatu tindakan.

Interaksi sosial menurut Soekanto (2005) merupakan hubungan-hubungan

sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara perorangan, antara

kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang-perorangan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

18

kelompok manusia. Menurut Sarwono (2001), interaksi sosial adalah hubungan

antara dua atau lebih individu di mana orang saling tergantung untuk mencapai

hal positif. Pendapat lain dikemukakan oleh Walgito (2003), yang mengatakan

bahwa interaksi sosial adalah hubungan individu satu dengan individu yang

lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, jadi

terdapat hubungan yang timbal balik. Hubungan tersebut dapat terjadi antara

individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan

kelompok.

Menurut Combs & Slaby (dalam Yanti, 2005) kemampuan interaksi sosial

merupakan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dalam konteks

sosial dengan cara-cara khusus yang dapat diterima oleh lingkungan dan pada

saat bersamaan dapat menguntungkan individu, atau bersifat saling

menguntungkan atau menguntungkan orang lain. Definisi lain dikemukakan

oleh Libet & Lewinsohn (dalam Cartledge & Milburn,1995) yang menjelaskan

bahwa kemampuan interaksi sosial merupakan suatu kemampuan yang

kompleks untuk melakukan perbuatan yang akan diterima dan menghindari

perilaku yang akan ditolak oleh lingkungan.

Kemampuan interaksi sosial individu dalam masyarakat akan tampil

dalam kualitas yang berbeda-beda. Suatu interaksi dikatakan berkualitas apabila

mampu memberikan kesempatan pada individu untuk mengembangkan diri

dengan segala kemungkinan yang dimilikinya. Kualitas interaksi sosial sangat

tergantung pada tenaga atau daya kekuatan individu untuk menjalin hubungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

19

dengan orang lain karena dalam proses perkembangan sosial, individu dengan

sendirinya mempelajari proses interaksi sosial dengan lingkungannya (Ali dan

Anshori, 2008). Menurut Kartono (1992), seseorang yang memiliki kemampuan

interaksi sosial yang baik dapat berperilaku sesuai dengan norma-norma yang

berlaku. Individu memiliki ketrampilan dan kemampuan untuk berhubungan

dengan orang lain, baik yang dikenalnya maupun tidak. Individu juga bersedia

membantu orang lain meskipun hal itu tidak menghasilkan keuntungan bagi

dirinya sendiri.

Kemampuan interaksi sosial bukanlah kemampuan yang dibawa individu

sejak lahir tetapi diperoleh melalui proses belajar, baik belajar dari orang tua,

teman dan lingkungan masyarakat. Michelson, dkk (dalam Ramdhani, 1994)

menyebutkan bahwa kemampuan interaksi sosial merupakan suatu ketrampilan

yang diperoleh individu melalui proses belajar, mengenai cara-cara mengatasi

atau melakukan hubungan sosial yang tepat dan baik.

b. Aspek-aspek kemampuan interaksi sosial

Mar’at (Sugiarto, 2004) menjelaskan bahwa interaksi sosial dapat terjadi

bila memenuhi dua aspek, yaitu:

1) Adanya kontak sosial

Kontak sosial merupakan hubungan antara individu dengan pihak

lain yang dapat berlangsung melalui organisasi fisik, melihat,

mendengar dan sebagainya. Bahkan kontak ini dapat terjadi secara tidak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

20

langsung melalui tulisan atau dengan cara berhubungan dari jarak jauh.

Kontak sosial dapat berlangsung antara orang-perorangan, perorangan

dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok lain.

Kontak sosial dapat bersifat positif dan negatif, kontak sosial yang

bersifat positif mengarahkan pada suatu kerja sama, sedangkan kontak

sosial yang bersifat negatif mengarah pada suatu pertentangan atau

bahkan tidak menghasilkan suatu interaksi sosial sama sekali.

2) Adanya komunikasi

Yang dimaksud komunikasi adalah seseorang memberikan tafsiran

pada tingkah laku orang lain yang bisa berwujud pembicaraan, sikap dan

perasaan-perasaan yang ingin disampaikan orang tersebut. Dengan

adanya komunikasi maka sikap-sikap dan perasaan suatu kelompok atau

perorangan dapat diketahui oleh kelompok lain atau orang lain. Hal ini

memungkinkan suatu kerjasama antara orang-perorangan atau antara

kelompok-kelompok manusia

Davis dan Newstrom (1996) menjelaskan aspek-aspek yang mendasari

keberhasilan interaksi sosial adalah komunikasi dan partisipasi.

a) Komunikasi

Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi dan

pengertian dari individu yang satu kepada individu lain. Komunikasi di

samping untuk memberitahukan juga untuk mengubah sikap, pendapat

atau perilaku oleh seseorang kepada yang orang lain melalui suatu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

21

penyampaian pesan.

b) Partisipasi

Partisipasi merupakan terjemahan dari kata participation yang

berati pengambilan bagian atau pengikut sertaan. Partisipasi merupakan

penyertaan mental emosi seseorang dalam situasi kelompok atau

mendorong individu tersebut untuk menyumbang perasaannya bagi

tercapainya tujuan organisasi, serta bertanggung jawab terhadap

organisasi tersebut. Partisipasi dalam interaksi sosial akan

memperkokoh hubungan antara individu dengan kelompok yang

dimiliki. Dengan menggunakan komunikasi, manusia saling

mempengaruhi untuk mengubah partisipasi orang lain. Adanya

partisipasi, interaksi sosial akan terasa semakin mendalam antara

individu maupun antara individu dengan kelompok.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada tiga aspek yang

merupakan syarat interaksi sosial yaitu kontak sosial, komunikasi, dan

partisipasi.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan interaksi sosial

Mollie dan smart (dalam Sugiarto, 2004), faktor yang mempengaruhi

kemampuan interaksi sosial adalah faktor dari dalam individu (internal) dan

faktor dari luar individu (eksternal).

1) Faktor internal

Faktor dari dalam individu merupakan karakteristik yang khas dimiliki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

22

individu. Faktor yang mempengaruhi yaitu:

a). Umur

Semakin bertambah umur seseorang maka akan semakin dewasa dan

semakin mampu mengadakan kontak dengan orang lain. Seseorang

dapat dikatakan dewasa apabila mampu menyalurkan ketegangan,

rangsangan, dan emosi ke dalam tingkah laku yang konstruktif serta

mengarahkan perilaku ke tujuan yang positif.

b). Inteligensi

Inteligensi merupakan keseluruhan kemampuan individu terhadap

lingkungan. Inteligensi yang tinggi akan membawa individu kepada

pengambilan langkah yang positif untuk belajar dari pengalaman yang

lalu dan kemudian dapat dipergunakan untuk membaca keadaan yang

baru, problem yang baru dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.

c). Jenis kelamin

Pria tidak terlalu peka terhadap kelompok dibanding wanita, sehingga

wanita lebih memungkinkan dalam melakukan interaksi sosial dalam

lingkungannya.

d). Pendidikan

Pendidikan yang tingkat tinggi merupakan salah satu faktor dalam

menjalin hubungan karena orang yang berpendidikan tinggi mempunyai

wawasan pengetahuan yang luas yang mendukung dalam bergaul.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

23

e). Keterbukaan

Dengan adanya keterbukaan ini maka terjalin hubungan yang akrab

antar individu. Keterbukaan sangat mempengaruhi hubungan individu

dengan orang lain. Seseorang bersikap terbuka lebih konfermistik

daripada seseorang yang bersikap tertutup.

f). Keinginan mempunyai status

Adanya keinginan memiliki status terdorong oleh keinginan berbagi

pengalaman, timbul keinginan untuk diterima dan dihargai

lingkungannya sehingga orang berinteraksi dengan lingkungannya.

2) Faktor eksternal

Faktor dari luar individu ini merupakan keadaan-keadaan peristiwa di luar

individu. Faktor yang mempengaruhi yaitu:

a) Keadaan sekeliling

Pengaruh dari lingkungan akan mempengaruhi tingkah laku individu.

Pengaruh dari lingkungan sangat mempengaruhi kuat lemahnya individu

dalam menjalin hubungan.

b) Interaksi parental

Suasana rumah yang tidak menyenangkan dan tekanan dari orang tua

menjadi dorongan individu dalam berinteraksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

24

3. Hubungan antara Penggunaan Jejaring Sosial dengan Kemampuan

Interaksi Sosial Remaja

Pada masa remaja, kemampuan interaksi sosial mengambil peran yang

semakin penting bagi remaja. Hal ini disebabkan karena pada masa remaja

individu sudah memasuki dunia pergaulan yang lebih luas di mana pengaruh

teman-teman dan lingkungan sosial sangat menentukan. Brown (dalam Dacey

& kenny, 1997) mengatakan bahwa pada usia 12 tahun, remaja awal mulai

menjauhkan diri dari orang dewasa dan menghabiskan waktu dengan teman

sebaya. Selama masa remaja pertengahan, remaja menghabiskan waktu dua kali

lebih banyak bersama teman-temannya dibandingkan dengan orang tua dan

dewasa lainnya. Hal itu menjadi alasan dasar mengapa kebutuhan sosial remaja

besar.

Kemampuan interaksi sosial merupakan suatu hal yang dipelajari. Walgito

(2007) menyebutkan bahwa perkembangan interaksi sosial merupakan hal yang

dipelajari dalam kehidupan, interaksi merupakan suatu proses. Kegagalan

remaja dalam menguasai kemampuan-kemampuan sosial akan menyebabkan

remaja sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya sehingga dapat

menyebabkan rasa rendah diri, dikucilkan dari pergaulan, dan berperilaku

kurang normatif seperti anti sosial sehingga merasa kesepian.

Remaja yang kurang berhasil membangun interaksi sosial cenderung

lebih negativistik dan sibuk dengan diri sendiri serta kurang respons terhadap

orang lain. Menurut Bell (dalam Baron & Byrne, 2005) individu yang merasa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

25

kesepian akan cenderung menghabiskan waktu senggangnya pada aktivitas

yang sendiri, memiliki kencan yang sedikit, dan hanya memiliki teman biasa.

Remaja merasa disingkirkan dan percaya bahwa hanya memiliki sedikit

kesamaan dengan orang-orang yang ditemuinya. Untuk menghindari penolakan,

remaja berinteraksi secara terbatas atau memilih berinteraksi secara tidak

langsung dengan orang lain.

Kondisi lain yang mempersempit remaja dalam mengembangkan

kemampuan interaksi sosial adalah kecenderungan mengakses situs jejaring

sosial. Jejaring sosial sebagai media komunikasi, informasi dan edukasi yang

dapat dinikmati oleh siapapun. Penelitian Greenfield (Chebbi & Koong, 2005)

menemukan bahwa 6 % dari pengguna internet mengalami gangguan

kecanduan internet. Brignall & Valley (dalam Hardie & Tee, 2007) mengatakan

bahwa para remaja yang tumbuh dalam lingkungan internet memiliki gangguan

pada kemampuan interaksi sosialnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

26

B. Kerangka Pemikiran

Keterangan :

: kriteria inklusi

: kriteria eksklusi

C. Hipotesis

Terdapat hubungan negatif antara Intensitas Mengakses Situs Jejaring Sosial

dengan Kemampuan Interaksi Sosial pada remaja.

Remaja

Umur Inteligensi

Jenis kelamin Pendidikan

Keterbukaan Status

Lingkungan Parental

Interaksi Sosial

Makhluk sosial

Jejaring sosial

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross

sectional. Yang dimaksud dengan penelitian analitik, yaitu penelitian yang

hasilnya tidak hanya berhenti pada taraf pendeskripsian, akan tetapi dilanjutkan

sampai taraf pengambilan simpulan yang dilakukan dengan menggunakan uji

statistik untuk menganalisis data yang diperoleh (Arief, 2004). Yang dimaksud

dengan pendekatan cross sectional, yaitu penelitian dengan pengumpulan data

yang dinilai secara simultan pada satu saat, sehingga dalam studi ini tidak ada

follow up (Pratiknya, 2001).

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di dalam lingkungan Fakultas Kedokteran UNS pada

bulan Agustus 2011

C. Subjek Penelitian

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat I

Fakultas Kedokteran UNS Surakarta.

D. Teknik Sampling

Sampel diambil dari populasi yang telah memenuhi kriteria inklusi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

28

kemudian diambil dengan purposive sampling. Besar sampel menurut patokan

umum (rule of thumb), setiap penelitian yang datanya akan dianalisis secara

statistik dengan analisis bivariat membutuhkan sampel minimal 30 subyek

penelitian (Murti, 2010).

1. Kriteria inklusi adalah sebagai berikut:

a. Aktif sebagai mahasiswa tingkat I FK UNS.

b. Skor L-MMPI < 10

c. Usia 16-18 tahun.

d. Bersedia mengisi kuesioner.

2. Kriteria eksklusi, yaitu:

a. Skor L-MMPI ≥ 10.

b. Status sosial

c. Lingkungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

29

E. Rancangan Penelitian

F. Variabel Penelitian

Variabel tergantung : Intensitas mengakses situs jejaring sosial

Variabel bebas : Kemampuan Interaksi Sosial pada remaja.

G. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Intensitas Mengakses Situs Jejaring Sosial

Intensitas mengakses situs jejaring sosial adalah tingkatan penggunaan

Mahasiswa Tingkat 1 FK UNS

Isian Data Pribadi

L-MMPI <10

Kuesioner Intensitas Mengakses Situs Jejaring Sosial

Kuesioner Kemampuan Interaksi Sosial

Hasil

Uji t

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

30

situs jejaring sosial, mencakup berapa lama (durasi) dan sering (frekuensi)

seseorang menggunakan situs jejaring sosial dengan berbagai tujuan dan

motivasi melalui penggunaan fiturnya. Situs jejaring sosial adalah situs yang

memungkinkan individu untuk membangun hubungan publik atau semi publik

dalam bentuk profil, menelusuri daftar pengguna lain yang terkoneksi, dan

menampilkan daftar hubungan pengguna serta daftar milik orang lain. Tingkat

penggunaan dinyatakan dalam jumlah jam akses per minggu, di mana durasi

tiap kali akses diakumulasi sesuai frekuensi rata-rata penggunaan per minggu.

Data mengenai intensitas mengakses situs jejaring sosial diungkap dengan

Kuesioner Intensitas Mengakses Situs Jejaring Sosial yang merupakan

kuesioner dengan kombinasi pertanyaan terbuka dan tertutup berdasarkan aspek

yang dikemukakan Andarwati dan Sankarto (2005) berupa durasi dan frekuensi

penggunaan situs jejaring sosial dengan berbagai fitur yang digunakan.

2. Kemampuan Interaksi Sosial

Kemampuan Interaksi Sosial adalah kecakapan individu dalam

berhubungan dengan dua orang atau lebih yang saling mempengaruhi, saling

menguntungkan dan saling tergantung untuk mencapai hal-hal positif. Variabel

kemampuan interaksi sosial di ukur dengan skala yang disusun oleh peneliti

berdasarkan aspek-aspek kontak sosial (Soekanto, 2005), komunikasi dan

partisipasi (Davis & Newstrom, 1996). Semakin tinggi skor yang diperoleh

maka semakin tinggi kemampuan interaksi sosial. Semakin rendah skor yang

diperoleh maka semakin rendah pula kemampuan interaksi sosial.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

31

H. Instrumen Penelitian

1. Isian Data Pribadi

Untuk mengetahui identitas responden.

2. Kuesioner Lie-Minnesota Multiphase Personality Inventory (L-MMPI)

Untuk menilai kejujuran responden, dengan interpretasi bila jawaban “tidak”

kurang dari 10 berarti responden dapat dipercaya.

3. Kuesioner Intensitas Mengakses Situs Jejaring Sosial

Untuk mengetahui lama dari responden menggunakan jejaring sosial dalam

kesehariannya dan juga mengetahui jenis-jenis jejaring sosial yang

dipergunakan oleh responden.

4. Kuesioner Kemampuan Interaksi Sosial

Kuisioner kemampuan interaksi sosial disusun berdasarkan aspek kontak sosial,

komunikasi (Soekanto, 2005), dan partisipasi (Davis & Newstrom, 1996). Skala

kemampuan interaksi sosial yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

interaksi sosial yang terdiri dari 30 butir aitem pernyataan dengan 16 aitem

favorable dan 14 aitem unfavorable.

I. Cara Kerja

1. Tiap mahasiswa tingkat I diberi tiga macam kuesioner (Skala L-MMPI,

Kuesioner Intensitas Mengakses Situs Jejaring Sosial , dan Kuesioner

Intensitas Mengakses Situs Jejaring Sosial) secara bersamaan beserta Data

Pribadi Responden. Setiap kuesioner diminta untuk diisi secara lengkap

sesuai petunjuk.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

32

2. Skala L-MMPI dihitung terlebih dahulu. Skala ini berisi 15 butir

pernyataan untuk dijawab responden dan dapat dipertanggungjawabkan

kejujurannya bila jawaban ”tidak” berjumlah kurang dari 10. Responden

diikutsertakan jika memenuhi syarat.

3. Kemudian skala pengisian kuesioner dihitung intensitas responden

menggunakan jejaring sosial.

4. Selanjutnya perhitungan skala kuesioner kemampuan interaksi sosial.

Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi kemampuan

interaksi sosial. Semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin

rendah pula kemampuan interaksi sosialnya.

5. Setelah diperoleh skor, dilakukan uji statistik uji t dan akan diolah dengan

Statistical Product and Service Solution (SPSS) 17 for Windows.

J. Teknik dan Analisis Data

Untuk mengetahui Hubungan antara Intensitas Mengakses Situs Jejaring

Sosial dengan Kemampuan Interaksi Sosial pada remaja adalah dengan

menggunakan uji statistik uji t dan akan diolah dengan Statistical Product and

Service Solution (SPSS) 17 for Windows.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Sampel

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2011 di Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Subjek penelitian adalah

mahasiswa tingkat I Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada penelitian ini didapat total sampel sebanyak 60 mahasiswa. Dari 60

mahasiswa tersebut, mahasiswa yang memenuhi kriteria inklusi penelitian

sebanyak 32 mahasiswa (53.33 %), mahasiswa yang gugur sebanyak 28

mahasiswa (46.7 %). 28 sampel tersebut gugur dikarenakan mahasiswa tidak lolos

tes kejujuran (L-MMPI).

Tabel 1. Frekuensi Penggunaan Jejaring Sosial

Durasi penggunaan (jam)

Kategorisasi Jumlah Persen ( % )

X < 30 Rendah 4 13.3

30 ≤ X < 60 Sedang 13 43.3

60 ≤ X Tinggi 13 43.3

Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah mahasiswa dengan rentang

usia 16 - 18 tahun agar sampel lebih homogen sehingga hasil penelitian lebih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

34

valid. Tabel 1 menunjukkan bahwa sampel yang tergolong rendah dalam intensitas

penggunaan jejaring sosial sebanyak 4 orang (13.3 %), tergolong sedang dalam

intensitas penggunaan jejaring sosial sebanyak 13 orang (43.3 %), dan tergolong

tinggi dalam intensitas penggunaan jejaring sosial sebanyak 13 orang (43.3 %).

Tabel 2. Skor Skala Kemampuan Interaksi Sosial

Skor Kategori Jumlah Persen (%)

X < 29 Rendah - -

29 ≤ X < 90 Sedang 14 46,6

90 ≤ X Tinggi 16 53,3

Tabel 2 dapat menggambarkan skor interaksi sosial yang telah dihitung dari

hasil penelitian. Untuk skor interaksi sosial yang tergolong rendah tidak

didapatkan adanya mahasiswa yang termasuk dalam golongan ini, untuk skor

interaksi sosial yang tergolong sedang didapatkan 14 orang (46.6 %), sedangkan

untuk skor interaksi sosial yang tergolong tinggi didapatkan 16 orang (53,3 %).

B. Analisis Statistika

Data penelitian yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan uji t-

independent yang merupakan uji parametrik dengan program SPSS 17.00 . Uji ini

digunakan bila skor kedua kelompok tidak berhubungan satu sama lain. Adapun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

35

syarat uji t-independent adalah data berskala numerik, terdistribusi secara normal,

dan variansi kedua kelompok dapat sama atau berbeda (untuk 2 kelompok). Untuk

mengetahui bahwa data terdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji

normalitas. Suatu data dikatakan mempunyai sebaran normal jika didapatkan nilai

p > 0.05 pada masing-masing kelompok tersebut. Uji normalitas yang dilakukan

pada masing-masing sebaran data dapat dilakukan dengan cara deskriptif ataupun

analitik. Cara analitik memiliki tingkat objektivitas dan sensitivitas yang lebih

tinggi dibandingkan dengan deskriptif sehingga dalam penelitian ini dilakukan

dengan uji Shapiro-Wilk. Uji Shapiro-Wilk dilakukan jika sampel kurang dari 50

sampel (Dahlan, 2005).

Tabel 3.Uji Normalitas Penyebaran Data dengan Uji Shapiro-Wilk

Uji normalitas penyebaran data dengan Uji Shapiro-Wilk, skor interaksi

sosial mempunyai nilai p = 0.348. Karena nilai p > 0.05, dapat disimpulkan bahwa

distribusi skor interaksi sosial terdistribusi normal sehingga memenuhi syarat

untuk dilakukan pengolahan dengan uji t.

Tabel 4. Hasil Analisis Data dengan Uji t

Skor interaksi

sosial N Mean SD P

Sedang 15 72.00 22.504 0.000

Tinggi 15 33.20 12.735

Data Nilai p Keterangan

Skor interaksi sosial

0.348

Distribusi normal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

36

Tabel 4, hasil data dianalisis dengan uji statistik uji t dengan menggunakan

program SPSS 17.0 untuk mengetahui pengaruh jejaring sosial. Dari uji statistik

didapatkan nilai kemaknaan (p) sebesar 0.000 (p < 0.05). Hal ini menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh antara intensitas mengakses jejaring sosial dengan

interaksi sosial yang secara statistik signifikan.

Gambar 3. Gambar Boxplot Rata-Rata Skor Interaksi Sosial

Gambar boxplot di atas menunjukkan dengan lebih jelas perbedaan skor

interaksi sosial pada siswa yang tergolong tinggi dalam mengakses jejaring sosial

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

37

dengan yang tergolong rendah dan sedang dalam mengakses jejaring sosial.

Gambar tersebut memberikan informasi bahwa mahasiswa yang tergolong tinggi

dalam intensitas mengakses situs jejaring sosial memiliki skor interaksi sosial yang

lebih rendah dibanding dengan mahasiswa yang tergolong rendah dan sedang

dalam mengakses situs jejaring sosial.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

38

BAB V

PEMBAHASAN

A. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2011 dengan memberikan

kuesioner kepada 60 mahasiswa tingkat I Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas

Maret Surakarta. Dari 60 mahasiswa tersebut yang memenuhi kriteria penelitian

dengan lolos tes kejujuran sebanyak 32 mahasiswa (53.3 %).

Sesuai dengan analisis perhitungan statistik yang telah dikemukakan,

didapatkan adanya pengaruh negatif antara intensitas mengakses situs jejaring

sosial dengan kemampuan interaksi sosial. Hal ini sesuai dengan hipotesis

sebelumnya yang menyebutkan bahwa terdapat pengaruh negatif antara intensitas

mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial.

Pengaruh negatif antara intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan

kemampuan interaksi sosial dapat dikarenakan beberapa faktor, yaitu:

1. Individu yang secara sosial tidak terampil dalam bersosialisasi tentu akan

merasa kesepian dan cenderung menghabiskan waktunya dengan aktivitas diri

sendiri dikarenakan takut akan terjadinya penolakan. Oleh karena itulah

individu memilih berinteraksi secara terbatas atau memilih berinteraksi secara

tidak langsung dengan orang lain. Kondisi inilah yang membuat situs jejaring

sosial lebih dipilih untuk berkomunikasi dengan sesama.

2. Individu yang lebih banyak menggunakan waktunya untuk mengakses jejaring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

39

sosial menyebabkan perkembangan kemampuan interaksi sosialnya tidak

berkembang secara maksimal, karena secara tidak sadar sebagian besar dari

individu tersebut menganggap jejaring sosial menjadi kebutuhan primer bagi

hidupnya dan bahkan menjadi pecandu.

3. Individu yang terlalu sering menggunakan jejaring sosial tentu saja jadi

mempunyai waktu yang lebih sedikit untuk berinteraksi atau sekedar bertemu

dengan orang lain yang ada di lingkungan sekitar.

Perhitungan skor interaksi sosial didapat nilai rata-rata skor depresi sampel

dengan mahasiswa tergolong tinggi dalam mengakses situs jejaring sosial adalah

sebesar 33.20 dan skor interaksi sosial mahasiswa tergolong rendah dan sedang

dalam mengakses situs jejaring sosial adalah sebesar 72.00 dengan nilai p = 0.000

(p < 0.05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa skor interaksi sosial

mahasiswa yang tergolong tinggi dalam intensitas mengakses situs jejaring sosial

lebih rendah bila dibandingkan dengan skor interaksi sosial mahasiswa yang

tergolong rendah dan sedang dalam intensitas mengakses situs jejaring sosial. Hal

ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sarwono (2005), bahwa jejaring

sosial sebagai salah satu ancaman terhadap kesehatan mental masyarakat luas

karena bisa mengganggu hubungan orang tua anak, hubungan antartetangga,

sehingga jika dibiarkan terlalu lama akan menimbulkan agresi, gejala penarikan

diri, gangguan interaksi sosial, kenakalan remaja, bahkan sampai ada yang bunuh

diri.

Hasil penelitian yang telah dilakukan ini juga didukung oleh penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

40

sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Agung (2009) meneliti tentang

hubungan antara kesepian dan kecenderungan internet addiction. Dari penelitian

tersebut didapatkan orang yang lebih sering menggunakan internet cenderung

mengalami kesepian dan penolakan dalam pergaulan sehingga mempunyai tingkat

sosialisasi yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa orang yang tergolong tinggi

dalam intensitas mengakses situs jejaring sosial mempunyai skor interaksi sosial

yang lebih rendah bila dibandingkan dengan yang tergolong rendah dan sedang

dalam intensitas mengakses situs jejaring sosial.

Hasil penelitian tersebut mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan

oleh penulis, yaitu terdapat pengaruh yang secara statistik signifikan antara

intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan interaksi sosial.

B. Keterbatasan Penelitian

Penulis mengetahui bahwa penelitian ini mempunyai kelemahan dalam hal

lokasi cakupan yang terlalu sempit dan jumlah sampel yang tergolong sedikit.

Banyak faktor-faktor lain yang dapat merancukan hasil penelitian yang

digolongkan dalam variabel luar tidak terkendali seperti lingkungan sosial,

ekonomi dan budaya, serta status psikologi namun tidak diteliti pada penelitian

kali ini. Hal tersebut terjadi dikarenakan keterbatasan waktu, biaya, serta

keterbatasan kemampuan dari penulis yang dibutuhkan dalam penelitian kali ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

41

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

41

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan skor interaksi sosial yang secara statistik signifikan antara

mahasiswa yang tergolong tinggi dalam intensitas mengakses situs jejaring sosial

dengan mahasiswa yang tergolong rendah dan sedang dalam intensitas mengakses

situs jejaring sosial (p = 0.000). Skor interaksi sosial pada mahasiswa yang

tergolong rendah dan sedang dalam intensitas mengakses situs jejaring sosial lebih

tinggi dibanding dengan mahasiswa yang tergolong tinggi dalam intensitas

mengakses situs jejaring sosial.

B. Saran

1. Mahasiswa khususnya mahasiswa tingkat I, yang memiliki tidak terampil dalam

bersosialisasi sebaiknya lebih membuka diri terhadap dunia luar sehingga tidak

hanya bersosialisasi di dunia maya saja.

2. Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi praktisi, khususnya di bidang psikiatri,

psikologi serta konseling, dalam penanganan kasus-kasus yang berhubungan

dengan jejaring sosial atau interaksi sosial

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN .../Hubungan...hubungan intensitas mengakses situs jejaring sosial dengan kemampuan interaksi sosial pada mahasiswa 2011 fakultas

42

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan lokasi cakupan penelitian yang

lebih luas, termasuk juga dilakukannya analisis tarhadap variabel-variabel

perancu lain seperti lingkungan sosial, ekonomi dan budaya serta status

psikologi dengan harapan semakin memperkuat simpulan dan semakin

memperkecil bias.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user