-
i
HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR KINESTETIK DENGAN
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA
KELAS X JURUSAN AKUNTANSI SMK DIPONEGORO
SALATIGA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan guna memenuhi sebagai persyaratan untuk mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh
MURSUTAMI
202009031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2013
-
ii
-
iii
iii
-
iv
iv
-
v
v
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka apabila kamu
telah
selesai (urusan dunia) maka bersungguh-sungguhlah (dalam
beribadah), dan
hanya kepada Tuhanmulah kamu berharap (QS. Al Insyirah: 6-8)
Orang yang banyak tahu tentang orang lain mungkin disebut
pandai, tapi
orang yang bias memahami diri sendiri itulah orang yang
cerdas(Lao-Tsu)
Belajar adalah masalah sikap, bukan bakat (Dr. Georgi
Lozanov)
Tak ada yang lebih tidak adil dengan perlakuan yang sama
terhadap orang
orang yang berbeda (Dr. K. Dunn)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbilalamin Dengan ijin Allah SWT,
Pemberi Anugerah tak ternilai dalam segala
keterbatasanku,Pemberi Rahmat dan Karunias
ehinggas kripsi ini dapat selesai disusun.
Kupersembahkan Skripsi ini untuk:
Bapak dan Ibu kutercinta yang senantiasa
memberikan cinta dan kasih sayangnya,
perhatiannya, kesabarannya, dan selalu memberiku
do’a, semangat, motivasi, kekuatan dan dukungan
untukku
Kakak, adik-adik, dan seluruh keluarga besar bapak
ibuku yang telah memberikan semangat, nasehat-
nasehat dan doa-doa kepadaku
Sahabat-sahabatku Wendy, Susi dan Sisca yang
telah memberikan bantuan semangat, dukungan dan
nasehatnya dan teman-teman pendidikan
matematika angkatan 2009.
-
vi
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas perlindungan dan
rahmat-
Nya yang selalu menyertai penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan
penyusunan skripsi ini yang berjudul “Hubungan Antara Gaya
Belajar Kinestetik
Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas X Jurusan
Akuntansi SMK
Diponegoro Salatiga“
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini karena
dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih yang
mendalam kepada:
1. Dra. Yari Dwikurnaningsih, M.Pd selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana.
2. Kriswandani, S. Si, M.Pd. selaku kepala Program Studi S1
Pendidikan
Matematika FKIP UKSW.
3. Prof. Sutriyono, M.Sc, Ph.D selaku dosen pembimbing yang
telah membimbing
dan membantu penulis.
4. Tri Nova Hasti Yunianta, M.Pd selaku dosen pembimbing yang
telah
membimbing dan membantu penulis
5. Kepala Sekolah dan guru kelas X C SMK Diponegoro Salatiga
yang memberikan
ijin untuk melakukan penelitian.
6. Murid-murid kelas X C SMK Diponegoro Salatiga
7. Ayah dan ibu yang telah memberikan semangat dan doa kepada
penulis
8. Kakak-kakak dan adik yang selalu mendukung
9. Keponakan-keponakan yang menghibur
10. Keluarga yang selalu mendoakan, memotivasi, membimbing,
medidik dan
mendukung baik moral maupun material.
11. Mas Mubarok yang selalu memberikan motivasi dan semangat
12. Wendy, Susi dan Sisca yang telah ikut memberikan masukan dan
semangat
kepada penulis
13. Teman-teman S1 Pendidikan Matematika FKIP UKSW angkatan 2009
yang
selama ini telah bekerja sama sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi.
14. Semua pihak yang telah membantu demi kelancaran dalam
penyusunan
laporan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
-
vii
vii
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan skripsi ini
masih
memiliki keterbatasan, kelemahan dan kekurangan. Semoga skripsi
ini dapat
bermanfaat bagi banyak pihak, saran dan masukan yang membangun
sangat
diperlukan demi laporan yang lebih baik. Semoga Tuhan Yang Maha
Esa senantiasa
memberikan berkat dan pe rlindungan-Nya kepada semua pihak yang
telah
mendukung penulis.
Penulis
Mursutami
-
viii
viii
ABSTRAK
Mursutami. 2013. HubunganAntara Gaya Belajar Kinestetik Dengan
Prestasi Belajar
Matematika Siswa kelas X Akutansi SMK Diponegoro Salatiga.
Skripsi .Falkultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya
Wacana
Prestasi belajar matematika siswa kelas X Jurusan Akuntansi SMK
Diponegoro Salatiga heterogen. Siswa dalam belajar lebih cenderung
menggunakan gaya belajar kinestetik. Gaya belajar kinestetik
merupakan gaya belajar yang menghandalkan fisik dalam proses
pembelajaran. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
antara gaya belajar kinestetik dengan prestasi belajar matematika
siswa X Jurusan Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga. Jenis penelitian
ini adalah penelitian korelasional. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua siswa kelas X jurusan Akuntansi SMK Diponegoro
Salatiga yang berjumlah 122 siswa. Teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Sampel yang
dipakai adalah siswa kelas X C Jurusan Akuntansi yang berjumlah 42
siswa. Siswa yang tidak dapat hadir 4 siswa, jadi dalam penelitian
ini sampel yang digunakan 38 siswa. Pengambilan data dilakukan
menggunakan angket dan nilai rapor siswa. Hasil perhitungan
ternyata harga lebih kecil dari harga yakni 0,019 < 0,320,
sehingga
diterima dan ditolak. Hal ini berarti bahwa tidak ada hubungan
positif dan signifikan
antara gaya belajar kinestetik dengan prestasi belajar
matematika siswa kelas X Jurusan Akuntansi SMK Diponegoro
Salatiga.
Kata Kunci: Gaya Belajar Kinestetik, Prestasi Belajar
Matematika, Siswa Akuntansi
-
ix
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
...................................................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN
.........................................................................................
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
.........................................................................................
iii
LEMBAR PERNYATAAN
.........................................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
...............................................................................
v
KATA PENGANTAR
.................................................................................................
vi
ABSTRAK
................................................................................................................
viii
DAFTAR ISI
.............................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL
.......................................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR
..................................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN
...............................................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………… 2
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………………………… 3
D. Manfaat Penelitian……………………………………………………………………. 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar……………………………………………………………………… 5
B. Pengertian Prestasi Belajar………………………………………………………… 6
C. Faktor faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar…………………….
8
D. Pengertian Gaya Belajar Kinestetik……………………………………………. 10
-
x
x
E. Penelitian yang Relevan…………………………………………………………….. 12
F. Kerangka Berfikir……………………………………………………………………… 13
G. Hipotesis Tindakan………………………………………………………………….. 13
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian………………………………………………………………………….. 15
B. Definisi Operasional…………………………………………………………………… 15
C. Variabel Penelitian…………………………………………………………………… 15
D. Populasi dan Sampel…………………………………………………………………. 16
E. Desain Penelitian……………………………………………………………………….. 16
F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data…………………………….......
17
G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen…………………………………………… 19
H. Teknik Analisis Data………………………………………………………………..... 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian………………………………………… 23
B. Pelaksanaan Penelitian……………………………………………………………… 19
C. Hasil Uji Coba Instrumen…………………………………………………………… 19
D. Analisis Deskriptif Hasil Pengukuran Variabel Penelitian……………
25
E. Uji Prasyarat……………………………………………………………………………… 27
F. Hasil Analisis Data…………………………………………………………………….. 29
G. Pembahasan……………………………………………………………………………… 30
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………… 33
B. Saran…………………………………………………………………………………………. 33
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………. 35
LAMPIRAN
-
xi
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Populasi Siswa X
......................................................................................
16
Tabel 3.2 Penilaian Item Angket
.............................................................................
18
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket
........................................................................................
18
Tabel 3.4 Kategori Tingkat Realiabilitas Angket
.................................................... 19
Tabel 3.5 Pedoman Kuatnya Hubungan Antar Dua Variabel
................................. 21
Tabel 4.1 Validitas Item Instrumen Gaya Belajar Kinestetik Siswa
........................ 24
Tabel 4.2 Deskripsi Variabel
...................................................................................
25
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas
................................................................................
28
Tabel 4.4 Hasil Uji linearitas
...................................................................................
28
Tabel 4.5 Hasil Korelasi
...........................................................................................
29
-
xii
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hubungan Antara Gaya Belajar Kinestetik Dengan
Prestasi Belajar
Matematika………………………………………………………………………………… 13
Gambar 4.1 Diagram Frekuensi Relatif Pengukuran Prestasi
Belajar
Matematika …………………………………………………………………………………. 26
Gambar 4.2 Diagram Frekuensi Relatif Pengukuran Gaya Belajar
Kinestetik…. 27
-
xiii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Nilai Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas X C
SMK
Diponegoro Salatiga
.......................................................................
40
Lampiran 2. Kisi-kisi Angket
...............................................................................
41
Lampiran 3. Angket Gaya Belajar Kinestetik
...................................................... 44
Lampiran 4. Data Hasil Pengisian Angket
.......................................................... 47
Lampiran 5. Data Item Valid
..............................................................................
49
Lampiran 6. Uji Reliabilitas
................................................................................
50
Lampiran 7. Hasil Kurva Normalitas Prestasi Belajar Matematika
.................... 50
Lampiran 8. Hasil Kurva Normalitas Gaya Belajar Kinestetik
............................. 51
Lampiran 9. Kategori Prestasi Belajar Matematika
........................................... 52
Lampiran 10. Kategori Gaya Belajar Kinestetik
.................................................... 53
Lampiran 11. Data Prestasi Belajar Matematika
................................................. 54
Lampiran 12. Data Gaya Belajar Kinestetik
.......................................................... 54
Lampiran 13. Uji Normalitas
................................................................................
55
Lampiran ` 14. Uji Linieritas
...................................................................................
56
Lampiran ` 15. Uji Korelasi
.....................................................................................
57
Lampiran `16. Dokumentasi Pengambilan Data
................................................... 59
Lampiran 17. Surat Izin Penelitian
.......................................................................
60
Lampiran 18. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian
..................................... 61
Lampiran 19. Tabel r tabel
...................................................................................
62
-
xiv
xiv
-
1
1
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan
berperan
penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku diri siswa.
Menurut Gagne
(dalam Catharina, 2004), belajar merupakan sebuah sistem yang di
dalamnya
terdapat berbagai unsur yang saling terkait sehingga
menghasilkan perubahan
perilaku. Pengertian belajar menurut Bell-Gredler (dalam Udin,
2008),
menyatakan belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia
untuk
mendapatkan aneka ragam yakni kemampuan (competencies),
ketrampilan
(skills), dan sikap (attitude). Kemampuan (competencies),
ketrampilan (skills),
dan sikap (attitude) dapat diperoleh secara bertahap dan
berkelanjutan melalui
rangkaian proses belajar sepanjang hayat.
Berdasarkan pengertian di atas, belajar dapat diartikan
menerima
informasi dari sekitar kehidupan dan memproses dan menggunakan
informasi.
Setiap individu mememiliki keunikan tersendiri dan tidak pernah
ada orang
yang memiliki pengalaman hidup yang sama persis, hampir
dipastikan bahwa
gaya belajar masing-masing orang berbeda satu dengan yang lain.
Cara yang
berbeda dari setiap orang dalam menyerap dan menerapkan suatu
stimulus
merupakan salah satu indikasi adanya individual differences
(perbedaan setiap
individu).
Setyowati (2006) menyatakan bahwa seseorang yang belajar
dengan
gaya belajar yang sesuai dengan dirinya, akan dapat mencapai
hasil yang
optimal yaitu dengan mencapai hasil prestasi yang tinggi.
Sebaliknya jika
kegiatan belajar dilakukan dengan gaya belajar yang tidak sesuai
dengan
dirinya, maka belajarnya menjadi tidak efektif atau tidak dapat
mencapai
prestasi yang tinggi.
Secara khusus, penelitian ini akan mengamati siswa yang gaya
belajarnya cenderung kinestetik, dalam hal ini yang akan diamati
adalah siswa
SMK. Penelitian dilakukan terhadap siswa SMK karena secara umum
siswa SMK
lebih banyak menggunakan gaya belajar kinestetik dalam kegiatan
belajar di
kelas. Hal tersebut dapat dilihat pada kelas X SMK Diponegoro
Salatiga ketika
melakukan Program Pengakaman Lapangan atau PPL. Siswa lebih
cenderungan
melakukan aktivitas belajar menggunakan fisik. Gaya belajar
kinestetik
-
2
merupakan gaya belajar yang mengandalkan fisik dalam proses
pembelajaran
DePorter (2000).
Gaya belajar kinestetik memiliki peran penting bagi prestasi
belajar
siswa. Hal tersebut dapat ditunjukkan melalui hasil-hasil
penelitian sebelumnya
yang mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara gaya belajar
kinestetik
dengan prestasi belajar matematika siswa. Menurut penelitian
yang diakukan
oleh Dian Nurlaili terhadap siswa MTs Surya Buana (2007), dengan
jumlah 154
siswa menunjukan sumbangan 0,40% yang berarti gaya belajar
kinestetik
berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. Hal yang
sama juga
diungkapkan oleh Tanta dalam Jurnal Kependidikan Dasar (2010),
yang
menyatakan gaya belajar kinestetik memberikan pengaruh positif
terhadap
prestasi belajar siswa. Berdasarkan kedua penelitian tersebut,
dapat diketahui
bahwa adanya hubungan dampak positif pada gaya belajar
kinestetik terhadap
prestasi belajar siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Yoenanto ( 2004), menyatakan
bahwa
tidak ada hubungan positif antara gaya brlajar kinestetik dengan
prestasi
belajar siswa. Hal yang sama juga dinyatakan Sawaldi (2009)
dalam
penelitiannya yang berjudul Pembelajaran Biologi dengan Quantum
Learning
melalui Komputer dan Modul ditinjau dari Gaya Belajar dan
Kemampuan
Memori Siswa. Dari hasil penelitiannya menunjukan tidak ada
hubungan antara
gaya belajar kinestetik dengan prestasi belajar siswa.
Muncul dua hal yang kontradiktif dari hasil penelitian di atas,
yang satu
menyatakan bahawa ada hubungan positif antara gaya belajar
kinestetik
terhadap prestasi belajar siswa dan yang satu menyatakan tidak
ada hubungan
positif antara gaya belajar kinestetik terhadap prestasi belajar
siswa.
Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti bermaksud untuk
melakukan
penelitian tentang “Hubungan antara Gaya Belajar Kinestetik
dengan Prestasi
Belajar Matematika Siswa kelas X Jurusan Akuntansi SMK
Diponegoro Salatiga”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang dijadikan
rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah ada hubungan antara
gaya
belajar kinestetik dengan prestasi belajar matematika siswa
kelas X Akuntansi
SMK Diponegoro Salatiga?”.
-
3
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
gaya
belajar kinestetik dengan prestasi belajar matematika siswa
kelas X Jurusan
Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga.
D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk
penambahan khazanah keilmuan dalam bidang pendidikan
matematika.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Mampu memberi sumbangan wacana praktis tentang
bagaimana siswa mengetahui dan menggunakan gaya belajar,
khususnya dalam meningkatkan prestasi belajar
b. Bagi lembaga pendidikan
Mampu memberikan masukan positif bagi lembaga untuk
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memperbaiki
masalah
yang berkaitan dengan belajar, khususnya tentang gaya belajar
dan
prestasi belajar siswa.
c. Bagi pengajar
Dapat memberikan masukan bagi pengajar dan mengatasi anak
didiknya dengan menggunakan metode belajar yang variatif
untuk
memadai gaya belajar siswa dalam meningkatkan prestasi
belajar.
-
4
-
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar
Winataputra (1995) dikemukakan bahwa learning (belajar)
mengandung
pengertian proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku
individu sebagai
hasil dari pengalaman. Pengertian belajar dikemukankan juga oleh
Slameto
(2003) yakni belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk
memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan,
sebagai hasil penglaman sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Selaras dengan pendapat-pendapat di atas, Hakim (2001)
mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di
dalam
kepribadian manusia, dan perubahan tersebut diperlihatkan dalam
bentuk
peningkatan kulitas dan kuantitas tingkah laku seperti
peningkatan percakapan,
pengetahuan, sikap, kebiasaan, kepemahaman, ketrampilan, daya
piker, dan
sebagainya. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan
kuantitas
kemampuan seseorang dalam berbagai bidang. Proses belajar,
apabila
seseorang tidak mendapakan suatu peningkatan kualitas dan
kuantitas
kemampuan, maka orang tersebut sebenarnya belum mengalami
proses
belajar atau dengan kata lain mengalami kegagalan di dalam
proses belajar.
Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan yang diharapakan sesuai dengan tujuan instruksional
yang ingin
dicapai. Meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu
diperhatikan kondisi
internal dan kondisi eksternal. Kondisi internal adalah kondisi
atau situasi yang
ada dalam diri siswa, seperti kesehatan,ketrampilan, kemampuan
dan
sebagainya. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar
diri pribadi
manusia, misalnya ruang belajar bersih, sarana, dan prasarana
yang memadai.
Purwanto (2003)Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah
laku
seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh
pengalaman
yang berulangulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah
laku tidak
dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan,
kematangan,atau keadaan-keadaan sesaat seseorang misalnya
kelelahan,
pengaruh obat, dll.
-
6
Selain itu Mohamad (2004) mendefinisikan belajar adalah suatu
proses
usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
perilaku
yang baru secara keseluruhan, sebagai prestasi penglaman
individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungan. Menurut Djamarah (2002)
belajar adalah
serangkain kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku
sebagai prestasi dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungan
yang menyangkut kognitif, efektif dan psikomotor.
B. Prestasi Belajar
Tu’u (2004) menyatakan prestasi merupakan hal yang dicapai
seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu.
Prestasi akademik
adalah hasil yang diperoleh dari hasil pembelajaran di sekolah
atau perguruan
tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui
pengukuran dan
penelitian, sedangkan prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan oleh matapelajaran, biasanya
ditunjukkan
dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan pendapat Tu’u tersebut, prestasi belajar siswa
dapat
dirumuskan sebagai berikut: 1) prestasi belajar siswa adalah
hasil yang dicapai
siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan pembelajaran di
sekolah; 2)
prestasi belajar siswa terutama dinilai aspek kognitifnya karena
bersangkutan
dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan,
pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi, dan prestasi belajar
siswa dibuktikan dan
ditunjukkan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi
yang dilakukan oleh
guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang
ditempuhnya.
Jadi prestasi belajar siswa terfokus pada nilai atau angka yang
dicapai siswa
dalam proses pembelajaran di sekolah.
Koster (2001) mengungkapkan prestasi belajar itu sebagai
berikut:
dalam kegiatan pengajaran terjadi interaksi optimal antara guru
dengan siswadi
mana guru memegang peran yang menentukan keberhasilan proses
belajar
mengajar yang terwujud dalam bentuk belajar siswa (kognitif)
maupun konsep
diri siswa (afektif) seperti watak, sikap dan kepribadian siswa.
Prestasi belajar
siswa merupakan pengetahuan yang dicapai siswa pada sejumlah
mata
pelajaran disekolah. Prestasi belajar adalah skor atau angka
yang terdapat pada
daftar nilai rata – rata tugas, ulangan harian atau ulangan umum
(Nuraeni,
2006).
-
7
Syah (2006) menjelaskan bahwa prestasi belajar merupakan
taraf
keberhasilan sebuah proses mengajar-belajar (the
teaching-learning process)
atau taraf keberhasilan sebuah program pembelajaran/penyajian
materi, dan
kenaikan kelas. Azwar (2004) menyatakan prestasi atau
keberhasilan belajar
dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa
nilai rapor,
indeks prestasi studi, angka kelulusan, dan predikat
keberhasilan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999) prestasi belajar
merupakan penguasaan ketrampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran,
lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang
diberikan oleh guru.
Fafo (2005) prestasi belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh
seorang
siswa terhadap mata pelajaran setelah siswa mempelajari materi
untuk
mencapai tujuan pengajaran dalam satu kurun waktu yang biasanya
berupa
semester atau tahun pengajaran. Menurut Winkel (1983) menyatakan
prestasi
belajar adalah bukti usaha yang dapat dicapai, yaitu hasil yang
dicapai siswa
setelah melakukan proses belajar.
Missa (2005) prestasi belajar siswa merupakan perolehan hasil
belajar
yang terukur melalui kegiatan evaluasi yaitu penguasaan
pengtahuan , sikap
dan ketrampilan dalam ukuran atau satuan waktu semester dan
tahunan.
Menurut setyowati (2006) prestasi belajar merupakan penilian
hasil perbuatan
belajar di bidang akademik bersifat kognitif yang diperoleh dari
pembelajaran
di sekolah sebagai tolak ukur pertanggungjawaban atas
keberhasilan siswa dan
dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, atau kalimat yang
mencerminkan
tingkat penguasaan siswa akan ilmu pengetahuan dalam suatu
periode
tertentu.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut maka prestasi belajar
dalam
penelitian ini mengacu pada Azwar yang prestasi belajar siswa
dapat
dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai
rapor, indeks
prestasi studi, angka kelulusan, dan predikat keberhasilan.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Suparno (2001) dan Suryabrata (2002) menyatakan bahwa ada
dua
faktor yang berperan dalam prestasi belajar siswa yaitu faktor
internal dan
eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang muncul dari
dalam diri
individu. Faktor fisiologis dan faktor psikologis termasuk dalam
faktor internal.
-
8
Faktor fisiologis berasal dari keadaan jasmani diri individu itu
sendiri, biasanya
berhubungan erat dengan fungsi-fungsi fisik misalnya kesehatan
panca indera
dan lain-lain. Faktor psikologis berhubungan dengan hal- hal
yang bersifat
psikis misalnya motivasi, minat, bakat, dan kemampuan kognitif.
Beberapa
contoh dari faktor psikologis adalah kesulitan memahami
pelajaran yang terjadi
karena pelajaran yang disampaikan tidak cukup ditunjang oleh
pengetahuan
sebelumnya, kehilangan semangat belajar karena nilai yang
diperolehnya
rendah, kesulitan untuk mendisiplinkan diri dalam belajar,
ketidakmampuan
untuk berkonsentrasi, ketekunan dalam mendalami pelajaran,
konsep diri yang
negatif, serta gangguan emosi.
Lebih lanjut, faktor eksternal merupakan faktor yang berasal
dari luar
individu. Faktor-faktor tersebut adalah faktor sosial dan faktor
nonsosial.
Faktor sosial yang dimaksud adalah faktor manusia seperti
kemampuan atau
keadaan sosial ekonomi, kekurangmampuan guru menguasai materi
dan
strategi pembelajaran, tugas-tugas non akademik yang dapat
menyita waktu
belajar sehingga porsi belajar lebih sedikit, kurang memperoleh
dukungan dari
orang sekitar, lingkungan fisik yang mempengaruhi kualitas
belajar seseorang,
serta kesulitan belajar yang berasal dari lembaga pendidikan
sendiri, misalnya
sarana belajar yang kurang, perbandingan siswa guru yang tidak
seimbang.
Faktor nonsosial meliputi keadaan cuaca, udara, lokasi tempat
belajar, dan alat-
alat yang dipergunakan untuk belajar
Tu’u (2004) terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi prestasi,
yaitu:
faktor kecerdasan, faktor bakat, faktor minat dan perhatian,
faktor motif,
faktor cara belajar, faktor lingkungan keluarga dan faktor
sekolah.
Faktor kecerdasan tidak hanya meliputi kemampuan rasional
matematis tetapi menyangkut kemampuan yang luas seperti
kemampuan
rasional memahami, mengerti, memecahkan problem, serta
kemampuan
mengatur prilaku berhadapan dengan lingkungan yang berubah
dan
kemampuan belajar dari pengalamannya. Tinggi rendahnya
kecerdasan yang
dimiliki seorang siswa sangat menentukan keberhasilannya
mencapai prestasi
belajar.
Bakat adalah kemampuan yang ada pada diri seseorang yang
dibawa
sejak lahir, yang diterima sebagai warisanya dari orang tua.
Jika bakat-bakat
yang ada dalam diri siswa tersebut dikembangkan dalam
pembelajaran maka
akan memperoleh prestasi yang tinggi.
-
9
Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap
sesuatu.Perhatian
adalah melihat dan mendengar dengan baik dan teliti terhadap
sesuatu. Minat
dan perhatian yang tinggi pada pelajaran akan memberi dampak
baik bagi
prestasi siswa.
Motif adalah dorongan yang membuat seseorang berbuat
sesuatu.Motif selalu mendasari, mempengaruhi setiap usaha serta
kegiatan
seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi juga oleh cara belajar
siswa.
Cara belajar yang efisien memungkinkan mencapai prestasi lebih
tinggi
dibandingkan dengan cara belajar yang tidak efisien.
Sebagian waktu seseorang dihabiskan dirumah.Oleh karena itu,
keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif
memberi
pengaruh pada prestasi siswa.Maka orang tua sudah sepatutnya
mendorong,
memberi semangat, bimbingan dan teladan yang baik kepada
anaknya.
Sekolah merupakan lingkungan kedua yang berperan besar
memberi
pengaruh pada prestasi belajar siswa.Oleh karena itu sekolah
merupakan
lingkungan pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem
dan organisasi
yang baik bagi penanaman nilai-nilai etik, moral, mental,
spiritual, disiplin dan
ilmu pengetahuan.
Setyowati (2006) menyatakan bahwa seseorang yang belajar
dengan
gaya belajar yang sesuai dengan dirinya, akan dapat mencapai
hasil yang
optimal yaitu dengan mencapai hasil prestasi yang tinggi.
Sebaliknya jika
kegiatan belajar dilakukan dengan gaya belajar yang tidak sesuai
dengan
dirinya, maka belajarnya menjadi tidak efektif atau tidak dapat
mencapai
prestasi yang tinggi.
Hal yang berbeda diungkapkan oleh DePorter (2000), dimana
prestasi
siswa dalam pembelajaran dipengaruhi oleh peran dan strategi
guru dalam
pembelajaran. Pertama, strategi pendekatan pribadi terhadap
siswa yang
kurang menonjol dalam bidang-bidang tertentu sesuai dengan tujuh
macam
kecerdasan. Kedua, strategi guru melibatkan siswa dalam
pembelajaran secara
penuh dengan suasana gembira dan menyenangkan. Ketiga, strategi
guru
membantu alat bantu dan menciptakan ruangan yang hidup.
Menurut DePorter (2000) ada beberapa lingkungan yang sangat
mempengaruhi dalam prestasi belajar:
-
10
1. Menciptakan suasana yang nyaman dan santai
Suasana yang nyaman dan santai sangat mempengaruhi prestasi
belajar siswa. Siswa dalam proses belajar sangat membutuhkan
kenyamanan di suatu ruangan kelas karena suasana yang nyaman
dan
santai akan membuat siswa bersemangat untuk melakukan
aktifitas
proses belajar.
2. Menggunakan musik supaya terasa santai, terjaga dan sikap
untuk
berkonsentrasi
Siswa terkadang juga membutuh musik agar terasa santai dan
dapat
berpikir fokus kepada pelajaran yang diajarkan guru. Siswa dalam
belajar
butuh hiburan karena siswa merasa nyaman.
3. Menciptakan dan menyesuaikan suasana hati dengan berbagai
jenis musik
Guru dalam kelas harus mampu menciptakan suasana yang
menyenangkan agar siswa bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan
proses
belajar. Adanya suasana hati yang senang siswa akan dapat
menerima
materi yang disampaikan guru
4. Gunakan pengingat-ingat visual untuk mempertahankan sikap
positif
Guru ketika mengajar tidak hanya bicara untuk memberikan
materi
saja tetapi guru juga harus mampu mempertahankan suasana kelas
agar
kelas terkondisi dengan baik.
5. Berinteraksi dengan lingkungan dimana siswa tinggal untuk
menjadi pelajar
yang lebih baik.
D. Pengertian Gaya Belajar Kinestetik
Menurut Gunawan (2004) gaya belajar kinestetik adalah gaya
belajar
siswa yang melalui gerakan. Siswa bergerak untuk bisa memasukan
informasi
ke dalam otak pada diri siswa. Siswa yang belajar dengan gaya
belajar
kenestetik sangat suka belajar dengan menyetuh atau memanipulasi
objek atau
peralatan. Gunawan membagi dua jenis gaya belajar kinestetik
yaitu: kinestetik
eksternal dan kinestetik internal.
Gaya belajar kinestetik eksternal adalah gaya belajar yang
melibatkan
fisiknya untuk memperoleh suatu informasi atau pngetehuan.
sedangkan gaya
belajar kinestetik internal adalah siswa dapat belajar dengan
baik apabila siswa
sudah mengetahui tujuan dari pelajaran yang diberikan.
-
11
Madden (2002) juga sama dengan Gunawan yang membagi gaya
belajar kinestetik menjadi dua yaitu: gaya belajar kinestetik
eksternal dan gaya
belajar kinestetik internal.
Gaya belajar kinestetik eksternal adalah gaya belajar yang
melibatkan
fisiknya untuk menyerap informasi dengan bergerak, berbuat, dan
menyentuh.
Pembelajar kinestetik berpikir dengan sangat baik sambil
berjalan hilir mudik.
Siswa yang belajar dengan gaya belajar kinestetik eksternal
cenderung sering
menggunakan gerakan atau membuat ekspresi wajah yang berlebihan
selama
percakapan. Siswa dapat mengingat subyek pembelajaran atau
lokasi dengan
sangat baik setelah siswa mengalami subyek itu sendiri. Para
pembelajar
kinestetik eksternal cenderung bergantung pada lapangan dan
lebih suka
belajar dalam lingkungan kontekstual seperti kunjungan lapangan,
eksperimen
langsung, dan aplikasi hidup yang sebenarnya.
Gaya belajar kinesteik internal lebih memilih lingkungan belajar
yang
memungkinkan para pembelajar kinestetik internal dapat
membuat
kesimpulan tentang suatu subyek. Para pembelajar kinestetik
internal sensitif
terhadap isyarat non-verbal seperti nada, infleksi, tempo,
isyarat, dan ekspresi
wajah. Penekanan pada kesimpulan dan isyarat non-verbal berarti
cara orang
mengatakan sesuatu lebih penting daripada apa yang
dikatakannya.
Gordon (2002) menyatakan gaya belajar kinestetik adalah belajar
yang
melalui aktivitas fisik dan keterlibatan langsung. Proses
belajar yang tidak bisa
berdiam diri karena ingin melibatkan fisiknya untuk terlibat
langsung. Siswa
yang memiliki gaya belajar kinestetik selalu ingin meperagakan
secara langsung
tanpa membaca instruksi yang disediakan. siswa suka ”menangani”,
bergerak,
menyentuh dan merasakan atau mengalami sendiri.
DePorter & Hernacki (2001) gaya belajar kinestetik merupakan
aktivitas
belajar dengan cara bergerak dengan menggunakan fisik.
Pembelajar tipe ini
mempunyai keunikan dalam belajar selalu bergerak, aktivitas
panca indera, dan
menyentuh. Pembelajar ini sulit untuk duduk diam berjam-jam
karena
keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah
kuat. Anak-anak
yang ternasuk belajar dengan gaya belajar kinestetik senang
dengan segala
sesuatu yang berhubungan dengan gerakan tubuh seperti merangkak,
berjalan,
dan kemampuan berjalan lebih cepat.
Ciri-ciri seseorang yang memiliki gaya belajar kinestetik
menurut
DePorter & Hernacki (2001) di antaranya ; berbicara dengan
perlahan, mudah
-
12
terganggu oleh keributan, menyentuh orang untuk mendapatkan
perhatian
mereka, selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak,
mempunyai
perkembangan awal oto-otot yang besar, belajar melalui
memanipulasi dan
praktik, memnghafal dengan cara berjalan dan melihat,
menggunakan jari
sebagai petunjuk ketika membaca, banyak mengggunakan isyarat
tubuh, tidak
dapat duduk diam untuk waktu lama. Aspek yang ada: 1) belajar
melalui
aktivitas fisik; 2) selalu berorientasi pada fisik dan banyak
bergerak; 3) peka
terhadap ekspresi dan bahasatubuh; 4) menyukai kegiatan
coba-coba.
Penelitian ini mengacu pada definisi gaya belajar kinestetik
menurut
DePorter & Hernacki yang dalam belajar selalu bergerak,
aktivitas dengan fisik
E. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang terkait dalam hubungan antara gaya
belajar
kinestetik terhadap prestasi belajar siswa adalah sebagai
berikut: Dian Nurlaili
(2007) penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
hubungan
gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa MTs Surya Buana.
Dari hasil
penelitian yang dilakukan adanya hubungan atau pengaruh gaya
belajar siswa
MTs Surya Buana dengan hasil prestasi belajar matematika siswa
meningkat,
dengan memiliki presentase 0,40% sumbangan pengaruh
kepercayaan
terhadap prestasi belajar.
Khoiriyah (2009) dengan penelitian yang berjudul hubungan
gaya
belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa dan
pengaruhnya terhadap
prestasi belajar siswa di Mts N Gresik. Hasil penelitiannya
didapatkan adanya
pengaruh atau hubungan antara gaya belajar kinestetik terhadap
prestasi
belajar siswa dengan didapatkan sebesar 27.7% dalam
memberikan
sumbangan pada prestasi belajar matematika siswa
Hasil penelitian Eli (2011) hubungan antara gaya belajar
visual,
auditorial, dan kinestetik dengan prestasi belajar matematika
siswa kelas VI
Gugus Gajah Mungkur Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang
semester I
Tahun ajaran 2010/2011. Hasilnya menyatakan bahwa hubungan
antara gaya
belajar kinestetik dengan prestasi belajar siswa dengan
presentase sebesar
18,3% dalam memberikan sumbangan pada prestasi belajar
matematika siswa.
F. Kerangka Berpikir
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya
belajat
kinestetik terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas X
Jurusan
-
13
Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga, oleh karenanya terdapat dua
variabel yang
akan diukur gaya belajar kinestetik dan prestasi belajar
matematika. Berikut
merupakan Gambar 2.1 kerangka berfikir penelitian ini.
Gambar 2.1
Hubungan antara gaya belajar kinestetik dengan prestasi belajar
matematika
G. Hipotesis tindakan
Berdasarkan kajian teori serta beberapa hasil penelitian yang
relevan
maka diajukan hipotesis sebagai berikut: terdapat hubungan
positif dan
signifikan antara gaya belajar kenestetik dengan prestasi
belajar matematika
siswa kelas X Jurusan Akunntasi SMK Diponegoro Salatiga.
X
Gaya Belajar
Kinestetik
Prestasi Belajar
Matematika Siswa
-
14
-
15
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian
korelasional.Penelitian
korelasional adalah penelitian yang bertujuan mendeteksi sejauh
mana
variabel-variabel pada suatu faktor berkaitan dengan
variasi-variasi pada satu
atau lebih faktor yang lain (Arikunto, 2002). Penelitian ini
bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara gaya belajar kinestetik dengan
prestasi belajar
matematika siswa kelas X Jurusan Akuntansi SMK Diponegoro
Salatiga.
B. Definisi Operasional
1. Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar kinestetik merupakan aktivitas belajar dengan
cara
bergerak, bekerja dan menyentuh. Pembelajar tipe ini
mempunyai
keunikan dalam belajar selalu bergerak, aktivitas panca indera,
dan
menyentuh. Pembelajar ini sulit untuk duduk diam berjam-jam
karena
keinginan mereka untuk beraktivitas dan eksplorasi sangatlah
kuat.
Anak-anak yang termasuk belajar dengan gaya belajar kinestetik
senang
dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan gerakan tubuh.
2. Prestasi belajar
Prestasi belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang
siswa
terhadap mata pelajaran setelah siswa mempelajari materi
untuk
mencapai tujuan pengajaran dalam satu kurun waktu yang
biasanya
berupa semester atau tahun pengajaran. Prestasi belajar
dalam
penelitian ini dapat dioperasionalkan dalam bentuk
indikator-indikator
berupa nilai rapor, indeks prestasi study, angka kelulusan, dan
predikat
keberhasilan.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai
dari orang ,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.
Variabel-variabel penelitian
ini sebagai berikut ;variabel bebas (independen variabel) adalah
gaya belajar
-
16
kinestetik (X), sedangkan variabel terikat ( dependen variabel)
sebagai
prestasi belajar siswa SMK Diponegoro (Y).
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas X jurusan
Akuntansii
SMK Diponegoro yang dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Populasi Kelas X
No Kelas Jumlah
1 X A Akuntansi 41
2 X B Akuntansi 39
3 X C Akuntansi 42
Total 122
Berdasarkan pada Tabel 3.1, dapat dilihat jumlah siswa
masing-
masing dari kelas. Kelas X A Akuntansi terdiri dari 41 siswa, X
B Akuntansi
terdiri dari 39 siswa dan X C Akuntansi yang terdiri dari 42
siswa.
Keseluruhan populasi kelas X SMK Diponegoro berjumlah 122
siswa
2. Sampel
Pendapat Arikunto (1998) bahwa apabila populasi yang dipilih
berjumlah 100 atau lebih maka sampel penelitian diambil 20% -
25% dari
populasi. 25% dari populasi 122 adalah 31. Teknik sampling
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling.
Teknik
simple random sampling dilakukan dengan jalan memberikan
kemungkinan yang sama bagi individu yang menjadi anggota
populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel penelitiaan. Kelas yang
terambil
adalah kelas X C Akuntansi yang berjumlah 42 siswa.
E. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian
korelasional.Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hubungan antara
gaya belajar
kinestetik dengan prestasi belajar matematika ada hubungan.
Penelitian ini
menggunakan metode penelitian angket atau kuesioner yang
disusun
berdasarkan skala Likert. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah
dengan menggunakan metode Try Out Terpakai, yaitu suatu
metode
pengumpulan data untuk uji coba instrumen langsung dipakai untuk
penelitian.
-
17
F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Observasi: adalah untuk mengetahui data awal berupa jumlah
populasi dan
sampel serta keadaan real gaya belajar siswa.
2. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan yang tertulis yang
diberikan
kepada siswa dengan maksud agar siswa yang diberi tersebut
bersedia
memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna
(Arikunto,
1990). Metode angket ini sebagai metode utama yang dipakai
dalam
pengumpulan data yang akan dianalisis. Salah satu cara yang
dapat
digunakan untuk menentukan gaya belajar seseorang adalah
dengan
menggunakan angket.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dari kata dokumen yang artinya barang-barang
tulisan. Di
dalam pelaksanaan metode dokumentasi, yang di lakukan adalah
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,
dokumen,
transkip, surat kabar, notulen, agenda peraturan-peraturan,
catatan harian,
dan lain sebagainya (Arikunto, 2002).
Peneliti menggunakan metode dokumentasi untuk melihat
transkip
nilai raport tentang hasil prestasi belajar siswa, buku-buku dan
majalah
dipakai untuk melihat data-data yang berhubungan dengan
sejarah
berdirinya sekolah, mata pelajaran atau kurikulum, tujuan, visi,
misi,
struktur dan data-data yang lainnya yang berhubungan dengan
penelitian.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode Try Out Terpakai, yaitu suatu metode
pengumpulan
data untuk uji coba instrumen langsung dipakai untuk penelitian.
Data
tentang prestasi belajar matematika siswa didapat melalui
metode
dokumentasi yang berupa rapor siswa
Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya
Sugiyono (2010). Angket disusun menggunakan skala likert yang
berjenjang
satu sampai empat. Angket yang digunakan berjumlah 20 yang
terdiri atas
13 item positif dan 7 item negatif. Masing-masing item terdapat
empat
kategori pilihan jawaban yaitu selalu (SL), sering (S),
kadang-kadang (KK),
dan tidak pernah (TP) yang dapat dilhat pada Tabel 3.2.
-
18
Tabel 3.2 Penilaian Item Angket
Positif Negatif
Sering Sekali(SL) 4 1
Sering (S) 3 2
Kadang-kadang (K) 2 3
Tidak pernah (TP) 1 4
Berdasarkan Tabel 3.2, skor untuk item positif yaitu skor 4
untuk
jawaban sering sekali, skor 3 untuk jawaban sering, skor 2 untuk
jawaban
kadang-kadang dan skor 1 untuk jawaban tidak pernah. Skor 1
untuk
jawaban sering sekali. skor 2 untuk jawaban sering, skor 3 untuk
jawaban
kadang-kadang dan skor 4 untuk jawaban tidak pernah adalah skor
untuk
pernyataan yang negatif.
Penelitian ini menggunakan angket sebagai pengambilan data
dengan
kisi-kisi gaya belajar kinestetik yang dapat dilihat Tabel
3.3.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket
Konsep Aspek Positif Negatif
Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar yang
melibatkan seluruh anggota tubuh
Belajar melalui aktivitas fisik
2,4,15,17 7
Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
1,10,18 5,14,
Peka terhadap ekspresi dan bahasa tubuh
8,11, 12 9,19
Menyukai kegiatan coba-coba
6,13, 20 3,16
Berdasarkan Tabel 3.3, dari 4 aspek terdiri dari 5 item. Aspek
belajar
melalui aktivitas fisik terdiri dari 5 item yang dimana positif
terdiri dari 4 dan
1 item negatif. Aspek selalu berorientasi pada fisik dan banyak
bergerak
terdiri dari 5 item yang dimana positif terdiri 3 item dan 2
item negatif.
Aspek peka terhadap ekspresi dan bahasa tubuh terdiri dari 5
item yang
-
19
terdiri dari 3 item positif dan 2 item negatif. Sedangkan aspek
Menyukai
kegiatan coba-coba terdiri dari 5 item yang dimana 3 item
positif dan 2 item
negatif.
G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat-tingkat
kevaliditasan atau kesahihan suatu instrumen. Validitas
instrument dapat
diukur dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment, dengan
syarat
jika butir angket dikatakan valid dan jika instrumen
dikatakan tidak valid. Perhitungan validitas ini menggunakan
Microsoft Excel
2007.
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana
instrumen
yang digunakan dapat memberikan hasil yang relatif sama jika
dilakukan
pengujian kembali pada subjek yang sama. Uji reliabilitas yang
digunakan
adalah uji Cronbach alpha, perhitungannya menggunakan SPSS For
Windows
versi 17.0. Hasil koefisien reliabilitas tersebut kemudian
dibandingkan dengan
standar reliabilitas untuk mengetahui kategori reliabilitas
angket. Berikut
standar reliablilitas yang dikemukakan oleh Azwar (2005) yang
terlihat pada
Tabel 3.3.
Tabel 3.4 Kategori Tingkat Reliabilitas Angket
Interval Koefisien Tingkat Reliabilitas
Tidak reliabel Cukup reliabel
Reliabel Sangat reliabel
Berdasarkan Tabel 3.4, tingkat reliabilitas suatu instrumen
penelitian
dapat ditentukan. Koefisien reliabilitas instrumen yang kurang
dari
dikatakan tidak reliabel, sedangkan koefisien reliabilitas
antara sampai
dengan kurang dari dikatakan cukup reliabel. Lebih lanjut,
koefisien
reliabilitas instrumen antara sampai dengan kurang dari
tergolong
reliabel, sedangkan koefisien reliabilitas antara sampai dengan
tergolong
sangat reliabel.
H. Teknis Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
-
20
Gambaran mengenai hasil pengukuran terhadap kedua variabel,
yakni gaya belajar kinestetik, dan prestasi belajar matematika
siswa
disajikan melalui analisis deskriptif. Besaran statistik besaran
statistik
deskriptif antara lain mencakup mean, standart deviation, skor
minimum,
dan skor maksimum.
2. Uji Prasyarat
Uji prasyarat dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas
dan
uji linieritas.
a. Uji Normalitas
Tujuan dilakukan uji normalitas data adalah untuk mengetahui
normal atau tidaknya data hasil pengukuran untuk
masing-masing
variabel penelitian. Teknik yang digunakan dalam pengujian
normalitas
data dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov T- est dengan
bantuan
SPSS. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan taraf signifikan.
Jika
taraf signifikan > 0,05 maka data hasil pengukuran
berdistribusi
normal.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengtahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji
ini
digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi
linier.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji linieritas, jika nilai
signifikan >
0.05 dikatakan linier.
3. Analisis Korelasi
Analisis korelasi yang digunakan adalah pearson product
moment.
Penghitungan analisis korelasinya dengan menggunakan bantuan
SPSS
16.0 for windows. Untuk dapat memberi interpretasi terhadap
kuatnya
hubungan kedua variabel, maka dapat digunakan pedoman
sebagai
berikut (Jahat dan Haris, 2008), yang dapat dilihat pada Tabel
3.5.
Tabel 3.5
Pedoman Kuatnya Hubungan Antar Dua Variabel
-
21
Rentang Kategori
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
Ada tidaknya hubungan (korelasi) gaya belajar kinestetik
dengan
prestasi belajar matematika, maka dilakukan dengan
menggunakan
korelasi untuk dua variabel, untuk uji hipotesis penelitian.
Penilaian
hipotesis didasarkan pada :
H0 : Tidak terdapat hubungan positif signifikan antara gaya
belajar kinestetik dengan prestasi belajar matematika
siswa kelas X Jurusan Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga.
H1 : Terdapat hubungan positif signifikan antara gaya
belajar
kinestetik dengan prestasi belajar matematika siswa kelas
X Jurusan Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga.
Kriteria pengujian adalah jika nilai > maka H0 ditolak
sebaliknya jika nilai nilai ≤ H0 diterima. Korelasi product
moment pearson digunakan untuk mengetahui hubungan antara
variabel
satu dengan variabel yang lain dengan menggunakan bantuan
program
SPSS.
-
22
-
23
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Penelitian dilakukan di SMK Diponegoro Salatiga. Tiga kelas yang
ada di
kelas X, kelas yang dipilih adalah X C jurusan Akutansi. Jumlah
siswa X C
sebanyak 42 siswa dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 4 siswa
dan siswa
perempuan sebanyak 38 siswa. Pengambilan data di kelas X C hanya
38 siswa
yang dapat ikut serta dalam pengambilan data sedangkan 4 siswa
tidak dapat
mengikuti karena ada tugas dari Sekolah.
B. Pelaksanaan Penelitian
Tanggal 5 Maret membuat surat izin untuk melakukan penelitian
di
SMK Diponegoro Salatiga di TU FKIP. Surat ijin jadi pada tanggal
11 Maret
2013 setelah itu surat izin diserahkan kepada TU SMK Diponegoro
Salatiga
pada tanggal 14 Maret 2013. Selasa tanggal 19 Maret 2013
menghubungi
pihak guru yang mengampu kelas X Akutansi dan meminta daftar
nilai kelas X
Akutansi. Penelitian dilakukan dikelas X C atas persetujuan guru
matematika
yang mengampu kelas X C. Penelitian dilakukan pada hari Sabtu
tanggal 4
Mei 2013 jam 08.45 sampai jam 09.10
C. Hasil Coba Instrumen
Penelitian ini menggunakan angket sebagai alat pengumpulan
data,
oleh karena itu penelitian ini menggunakan uji validitas dan uji
reliabilitas
Uji validitas atau uji kesahihan dilakukan untuk mengukur
pernyataan-
pernyataan yang ada dalam angket. Uji validitas yang dilakukan
oleh peneliti
adalah dengan menguji cobakan angket penelitian kepada beberapa
siswa di
SMK Diponegoro Salatiga dengan jumlah responden sebanyak 38
responden.
Jumlah pernyataan angket yang disebarkan berjumlah 20
pernyataan.
Perhitungan validitas dapat dilihat pada lampiran. Hasil uji
validitas
berdasarkan perhitungan dengan bantuan program excel Windows
dapat
dilihat pada Tabel 4.1.
-
24
Tabel 4.1 Validitas Item Instrumen Gaya Belajar Kinestetik
Siswa
Item Soal Nilai Korelasi Kriteria
1 0,37 Valid
2 0,62 Valid
3 -0,23 TD
4 0,47 Valid
5 0,23 TD
6 0,55 Valid
7 -0,15 TD
8 -0,31 TD
9 0,43 Valid
10 0,25 TD
11 0,34 Valid
12 0,39 Valid
13 0,51 Valid
14 0,30 TD
15 0,32 Valid
16 0,25 TD
17 0,49 Valid
18 0,43 Valid
19 0,55 Valid
20 0,62 Valid
Keterangan : TD = Tidak Valid
Berdasarkan Tabel 4.1 uji validitas menggunakan Pearson
Product
Moment dengan α = 5% dan n = 38, maka diperoleh nilai
Angket tersebut setelah dilakukan uji coba dan dianalisis
menggunakan Pearson Product Moment, diperoleh 7 item yang tidak
valid
dan yang valid 13 item. Item yang tidak valid no 3 dengan nilai
korelasi -0,23,
no 5 dengan nilai korelasi 0,23, no 7 dengan nilai korelasi
-0,15, no 8 dengan
nilai korelasi -0,31, no 10 dengan nilai korelasi 0,25, no 14
dengan nilai
korelasi 0,30, no 16 dengan nilai korelasi 0,25. Item yang tidak
valid dalam
penelitian ini akan dihilangkan atau dihapus.
Berdasarkan hasil perhitungan reliabiltas untuk kuesioner gaya
belajar
kinestetik diperoleh nilai Alpha Cronbach’s 0,783 yang dapat
dilihat pada
-
25
Lampiran 5.Berdasarkan kriteria koefisien reliabilitas menurut
Azwar (2011)
maka koefisien alpha gaya belajar kinestetik sebesar 0,783
termasuk dalam
kategori cukup reliabel.
D. Analisis Deskriptif Hasil Pengukuran Variabel Penelitian
Deskripsi hasil penelitian yang diperoleh dari pengumpulan data
pada
dengan instrumen penelitian berupa bentuk skor. Pemaparan
tersebut
meliputi variabel-variabel: Gaya Belajar, dan Prestasi Belajar
Matematika
yang mencakup mean, standart deviation, skor minimum, dan
skor
maksimum. Jika Y menyatakan variabel terikat atau variabel
prestasi belajar
matematika, dan X menyatakan variabel bebas yaitu gaya belajar
kinestetik
maka rangkuman perolehan skor data variabel penelitian disajikan
pada
Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Deskripsi Variabel
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Gaya belajar kinestetik
38 18 42 29.1316 5.01442
Prestasi Belajar Matematika
38 65 84 72.7895 5.48294
Berdasarkan Tabel 4.2 gaya belajar kinestetik memiliki skor
minimum 18, skor maksimum 42, skor mean 29.1316, dan skor
standart
deviation 5.01442. Prestasi belajar matematika memiliki skor
minimum 65,
skor maksimum 84, skor mean 72.7895, dan skor standart deviation
5.48294.
1. Prestasi Belajar Matematika Siswa
Siswa yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah sebanyak
38
siswa. Mengetahui prestasi belajar matematika siswa,
peneliti
membaginya menjadi 3 kategori: x > 70 terlampui, x = 70
tercapai, dan x
< 70 belum tercapai berdasarkan nilai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal)
SMK Diponegoro sebesar 38 siswa.
Kategori prestasi belajar matematika siswa kelas X C SMK
Diponegoro Salatiga dengan kategori yang sudah ditentukan dengan
KKM
dari SMK Diponegoro dapat dilihat pada Gambar 4.1.
-
26
Gambar 4.1
Diagram Frekuensi Relatif Pengukuran Prestasi Belajar
Matematika
Berdasarkan Gambar 4.1, diketahui bahwa 57,89% atau 22 siswa
memiliki prestasi belajar matematika yang terlampui dengan
kriteria x >
70, prestasi belajar matematika tercapai dengan kriteria x = 70
memiliki
sebesar 5,26% atau 2 siswa, dan 36,84% 14 siswa memiliki
prestasi
belajar matematika belum tercapai dengan kriteria x < 70.
2. Gaya Belajar Kinestetik
Tingkat gaya belajar kinestetik siswa, peneliti membaginya
menjadi
3 kategori: tinggi, sedang, dan rendah. Banyak pilihan pada
masing-
masing item ada 4, maka skor maksimum yang diperoleh yaitu 4 ×
13 =
52 dan skor minimum yaitu 1 × 13 = 13 dan diperoleh interval
sebagai
berikut.
Gaya belajar kinestetik siswa dikategorikan tinggi, sedang
dan
rendah dengan ditentukan interval sebesar 13. Kategori ini
digunakan
untuk mengetahui berapa besar jumlah siswa yang ada dalam
kategori
tinggi, sedang dan rendah. Kategori gaya belajar kinestetik
dapat dilihat
pada Gambarl 4.2.
-
27
Gambar 4.2
Diagram Frekuensi Relatif Pengukuran Gaya Belajar Kinestetik
Berdasarkan Gambar 4.2, siswa kelas X C Jurusan Akuntansi
SMK
Diponegoro Salatiga cenderung mendapatkan gaya belajar
kinestetik
yang tergolong sedang. Terdapat 2 siswa atau sebesar 5,26%
termasuk
dalam golongan tinggi, golongan sedang terdapat 28 siswa atau
73,68%,
dan golangan rendah terdapat 8 siswa atau 21,05% yang mendapat
gaya
belajar kinestetik
Berdasarkan hasil pengumpulan data dan penggolongan data,
maka dapat disimpulkan bahwa siswa kelas X C Jurusan Akuntansi
SMK
Diponegoro Salatiga mempunyai prestasi belajar matematika
yang
tergolong terlampui yaitu 22 siswa, tercapai yaitu 2 dan belum
tercapai
yaitu 14 siswa.Berbeda dengan gaya belajar kinestetik, sebagian
besar
siswa kelas X C Jurusan Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga
mendapatkan
gaya belajar kinestetik yang tinggi, yaitu 2 siswa, sedangkan 28
siswa
termasuk yang mendapatkan gaya belajar kinestetik dalam
kategori
sedang, dan sedangkan 8 siswa termasuk yang mendapatkan gaya
belajar
kinestetik dalam kategori rendah.
E. Uji Prasyarat
Uji prasyarat yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
normalitas
data dan uji linieritas. Uji normalitas menggunakan uji
Kolmogorof–Smirnov
Test dan uji linieritas menggunakan uji ANOVA dengan menggunakan
SPSS For
Windows versi 17.0. Hasil uji normalitas pada data prestasi
belajar matematika
dan data gaya belajar kinestetik dapat dilihat pada Tabel
4.3
-
28
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnova
Statistic Df Sig.
Gaya belajar kinestetik .142 38 .051
Prestasi Belajar Matematika .124 38 .149
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan Tabel 4.3, hasil uji normalitas, diperoleh nilai
signifikasi
untuk prestasi belajar matematika siswa dan nilai signifikasi
0,149 untuk
gaya belajar kinestetik 0,888. Nilai signifikasi tersebut lebih
besar jika
dibandingkan dengan sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua
data
tersebut berdistribusi normal.
Uji linearitas dilakukan untuk mengtahui variabel mempunyai
hubungan
yang linear atau tidak. Tehnik yang digunakan dalam pengujian
linieritas
dengan menggunakan anova yang dihitung menggunakan SPSS. Hasil
uji
linearitas dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Berdasarkan Tabel 4.4, hasil uji linieritas diperoleh nilai
signifikansi
, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua variabel tersebut
mempunyai
hubungan yang linier. Hasil kedua uji telah memenuhi syarat,
sehingga dapat
dilanjutkan dengan uji korelasi Pearson Product Moment.
Tabel 4.4 Hasil Uji Linearitas
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
Prestasi
Belajar
Matematika *
Gaya Belajar
Kinestetik
Between
Groups
(Combined) 368.349 18 20.464 .523 .913
Linearity .390 1 .390 .010 .922
Deviation from
Linearity
367.959 17 21.645 .553 .888
Within Groups 743.967 19 39.156
Total 1112.316 37
-
29
F. Hasil Analisis Data
Hasil kedua uji prasyarat telah memenuhi syarat, sehingga
dapat
dilanjutkan dengan uji korelasi Pearson Product Moment. Hasil
dari korelasi
gaya belajar kinestetik dangan prestasi belajar matematika siswa
dapat
dilihat pada tabel berikut Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Korelasi Gaya Belajar Kinestetik dengan Prestasi
Belajar
Matematika Siswa
Gaya Bekajar
Kinestetik
Prestasi
Belajar
Matematika
Gaya Bekajar
Kinestetik
Pearson Correlation 1 .019
Sig. (1-tailed) .456
N 38 38
Prestasi Belajar
Matematika
Pearson Correlation .019 1
Sig. (1-tailed) .456
N 38 38
Berdasarkan Tabel 4.5, hasil perhitungan dengan menggunakan
korelasi Pearson Product Moment diperoleh nilai r atau koefisien
korelasi
sebesar 0,019. Jadi ada korelasi positif sebesar 0,019 antara
gaya belajar
kinestetik dengan prestasi belajar matematika namun dalam
kategori
sangat rendah. Hal ini berarti semakin besar gaya belajar
kinestetik, maka
akan semakin besar pula prestasi belajar matematika. Bila taraf
kesalahan
5%, (taraf kepercayaan 95%) dan N = 38, maka harga
Ternyata harga lebih kecil dari harga yakni 0,019 <
0,320,
sehingga diterima dan ditolak. Jadi tidak ada hubungan
positif
signifikan antara gaya belajar kinestetik dengan prestasi
belajar
matematika.
G. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif, diperoleh
rata-rata dari
prestasi belajar matematika siswa adalah 72,78 dan simpangan
baku 5,48.
-
30
Lebih lanjut, prestasi belajar matematika siswa digolongkan
menjadi tiga,
yaitu golongan terlampui, tercapai, dan belum tercapai.
Berdasarkan
penggolongan tersebut, terdapat 22 siswa yang masuk dalam
kategori
mempunyai prestasi belajar matematika terlampui atau sebesar
57,89%, 2
siswa atau 5,26% masuk dalam kategori tercapai, dan 14 siswa
atau 36,84%
masuk dalam kategori belum tercapai. Berdasarkan
penggolongan
tersebut, rata-rata prestasi belajar matematika siswa masuk
dalam kategori
terlampui. Hal ini wajar, karena 72,78% siswa memiliki prestasi
belajar
matematika yang tergolong terlampui.
Rata-rata gaya belajar kinestetik adalah sebesar 29,13 dan
simpangan
baku sebesar 5,01. Lebih lanjut, gaya belajar kinestetik
digolongkan
menjadi tiga. Golongan tinggi terdapat 2 siswa atau sebesar
5,26%,
golongan sedang terdapat 28 siswa atau 73,68%, dan golongan
rendah
terdapat 8 siswa atau 21,05%. Berdasarkan penggolongan tersebut,
rata-
rata gaya belajar kinestetik masuk dalam kategori sedang,
sebesar 73,68%
siswa mendapatkan gaya belajar kinestetik yang tergolong
sedang.
ada korelasi positif sebesar 0,019 antara gaya belajar
kinestetik
dengan prestasi belajar matematika namun dalam kategori sangat
rendah.
Hal ini berarti semakin besar gaya belajar kinestetik, maka akan
semakin
besar pula prestasi belajar matematika. Bila taraf kesalahan 5%,
(taraf
kepercayaan 95%) dan N = 38, maka harga Ternyata harga
lebih kecil dari harga yakni 0,019 < 0,320, sehingga
diterima dan ditolak. Jadi tidak ada hubungan positif dan nilai
koefisien
korelasi antara gaya belajar kinestetik dengan prestasi belajar
matematika.
Data dan koefisien korelasi yang diperoleh dalam sampel tersebut
dapat
digeneralisasikan pada populasi dimana sampel yang diambil atau
data
tersebut mencerminkan keadaan populasi. Digeneralisasikan bahwa
tidak
terdapat hubungan positif signifikan antara gaya belajar
kinestetik dengan
prestasi belajar matematika siswa kelas X Jurusan Akuntansi
SMK
Diponegoro Salatiga
Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Yoenanto ( 2004) dan
Sawaldi
(2009) yang menyatakan bahwa gaya belajar kinestetik siswa tidak
ada
hubungan pada prestasi belajar matematika siswa.
-
31
Hal ini dikarenakan faktor-faktor yang berpengaruh pada
prestasi
belajar matematika siswa bukan hanya gaya belajar kinestetik,
tetapi juga
terdapat faktor-faktor lain yang ikut berpengaruh pada prestasi
belajar
siswa sebagaimana yang diungkapkan oleh Suparno (2001).
Faktor-faktor
tersebut antara lain: `1) faktor internal itu antara lain adalah
kesulitan
memahami pelajaran yang terjadi karena pelajaran yang
disampaikan tidak
cukup ditunjang oleh pengetahuan sebelumnya, kehilangan
semangat
belajar karena nilai yang diperolehnya rendah, kesulitan
untuk
mendisiplinkan diri dalam belajar, ketidakmampuan untuk
berkonsentrasi,
ketekunan dalam mendalami pelajaran, konsep diri yang negatif,
dan serta
gangguan emosi; 2) faktor eksternal terdiri dari kemampuan atau
keadaan
sosial ekonomi, kekurangmampuan guru menguasai materi dan
strategi
pembelajaran, tugas-tugas non akademik yang dapat menyita
waktu
belajar sehingga porsi belajar lebih sedikit, kurang memperoleh
dukungan
dari orang sekitar, lingkungan fisik yang mempengaruhi kualitas
belajar
seseorang, serta kesulitan belajar yang berasal dari lembaga
pendidikan
sendiri, misalnya sarana belajar yang kurang, dan perbandingan
siswa guru
yang tidak seimbang.
-
32
-
33
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil penelitian korelasional ini menunjukan bahwa tidak
terdapat
hubungan yang positif signifikan antara gaya belajar kinestetik
dengan prestasi
belajar matematika siswa kelas X Jurusan Akuntansi SMK
Diponegoro Salatiga.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS, ada korelasi positif
sebesar
0,019 antara gaya belajar kinestetik dengan prestasi belajar
matematika
namun dalam kategori sangat rendah. Hal ini berarti semakin
besar gaya
belajar kinestetik, maka akan semakin besar pula prestasi
belajar matematika.
Bila taraf kesalahan 5%, (taraf kepercayaan 95%) dan N = 38,
maka harga
Ternyata harga lebih kecil dari harga yakni 0,019
< 0,320, sehingga diterima dan ditolak. Jadi kesimpulannya
tidak
terdapat hubungan positif signifikan antara gaya belajar
kinestetik dengan
prestasi belajar matematika siswa kelas X Jurusan Akuntansi SMK
Diponegoro
Salatiga.
B. Saran
Pertimbangan guru untuk lebih fokus kepada cara mengajar yang
baik
daripada fokus kepada gaya belajar siswa karena tidak terdapat
hubungan
yang positif dan signifikan antara gaya belajar kinestetik
dengan prestasi
belajar matematika.
-
34
-
35
SDAFTAR PUSTAKA
Ali, M. 2004. Psikologi remaja. Jakarta: Bumi Aksara.
Anni, Catharina Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: upt
unnes Press Arikunto. 1990. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka
Cipta Arikunto . 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta Arikunto. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara Azwar, S. 2004. Pengantar Psikologi Intelegensi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Depdikbud. 1999. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka DePorter. 2000. Quantum Teaching:
Mempraktekkan Quantum Learning di
Ruang-ruang. Bandung: Penerbit Kaifa. DePorter, Bobbi &
Hernacki, Mike. 2001. Quantum Learning: Membiasakan
Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa. Djamarah,
Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta Dryden, Gordon dan Voc, Jeannette. 2002, Revolusi Cara
Belajar. Kaifa Bagian II
Eli. 2011. Hubungan antara Gaya Belajar Visual, Auditorial, dan
Kinestetik dengan Prestasi Belajar siswa kelas VII Gugus Gajah
Mungkur Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Semester I tahun
ajaran 2010/2011. Skripsi
Fafo. 2005. Hubungan antara Gaya Belajar dan Motivasi Belajar
dengan Prestasi
Belajar IPA Siswa Kelas X I SMA Negeri I Amanuban. Tesis Program
Pasca Sarjana. UKSW
Gunawan, Adi W 2004. Born to Be a Genius.Jakarta: PT Gramedia
Pustaka
Utama. Hakim. 2000. Belajar adalah “Suatu Proses Perubahan
didalam Kepribadian
Manusia
-
36
Khoiriyah. 2009. Gaya Belajar Matematika Siswa dan Pengaruhnya
terhadap Prestasi Belajar Siswa di MTs N Gresik.
Missa. 2005. Hubungan antara Gaya Belajar dan Minat pekerjaan
dengan
Prestasi Belajar siswa Kelas X SMK Negeri 2 SOE. Tesis Program
Pasca Sarjana. UKSW
Madden, Thomas 2002. FIRE UP Your Learning: Petunjuk Belajat
yang
Dipercepat untuk Umur 12 tahun ke atas.Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Muhibbin, Syah. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada Nur, Nuraeni. 2006. Hubungan antara Intelegensi Kebiasaan
Belajar, Prestasi
Belajar pada Mata Pelajaran Math Siswa Kelas V SD N Salatiga 12
Tahun Ajaran 2005/2006
Nurlaili, Dian. 2007. Hubungan Gaya Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Siswa
MTs Surya Buana. Skripsi. Purwanto, Ngalim, M. 2003 Psikologi
Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Qomariyah. 2010. Pengaruh Gaya Belajar Siswa terhadap Prestasi
belajar siswa SMA Negeri 1 Blega. Skripsi.
Sardiman. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: Grafindo Sawaldi. 2009. Pembelajaran Biologi dengan
Quantum Learning melalui
Komputer dan Modul ditinjau dari Gaya Belajar dan Kemampuan
Memori Siswa. Skripsi.
Setyowati. 2006. Hubungan antara Hisiplin Belajar dan Gaya
Belajar dengan
Prestasi Belajar Siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Semarang.
Tensis Program Pasca Sarjana UKSW.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta:
Puspa Swara. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung.
Alfabeta. Sugiyono. 2009. Statistik untuk Penelitian. Bandung.
Alfabeta
-
37
Surya, M. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung:
Pustaka Bani
Qurasy Suryabrata, S. 2002. Psikologi pendidikan. Jakarta: Fajar
Interpratama Offset Suparno. 2001. Membangun Kompetensi Belajar
Dirjen Dikti Depdiknas. Tanta. 2010. Pengaruh Gaya Belajar terhadap
Prestasi Belajar Mahasiswa pada
Mata Kuliah Biologi Umum Program Studi Pendidikan Biologi
Universitas Cenderawasih.Skripsi
Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi
Siswa. Jakarta:
Grasindo. Wayan, Koster. 2001. Pengaruh Input Sekolah Terhadap
Outcome Sekolah.
Survai di SLTA Jakarta.Http//www. Depdiknas.go.id/Balitbang/
Publikasi/jurnal/no 025/WayanKoster.htm
Winataputra, U S. 1995. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung:
Rosda Karya Winkel, W.S 1996. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi
Belajar. Jakarta: Gramedia Yoenanto, Nono. 2004. Pengaruh Gaya
Belajar Visual,Auditorial, Kinestetik
Terhadap Tingkat Prestasi Belajar Matematika Siswa SMA.
skripsi.
-
38
-
39
-
40
Lampiran 1. Nilai Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas X
C
SMK Diponegoro Salatiga
N0 Nilai Matematika Kelas X
C N0 Nilai Matematika Kelas X
C
1 84 20 65
2 69 21 70
3 71 22 76
4 81 23 79
5 72 24 65
6 65 25 78
7 78 26 68
8 75 27 69
9 74 28 73
10 67 29 66
11 69 30 74
12 76 31 69
13 72 32 84
14 78 33 72
15 68 34 68
16 78 35 75
17 79 36 70
18 67 37 82
19 74 38 66
-
41
Lampiran 2 Kisi-kisi Angket
Konsep Aspek Indikator Empiris Positif Negatif
Gaya belajar
kinestetik
adalah gaya
belajar yang
melibatkan
seluruh
anggota
tubuh
Belajar
melalui
aktivitas
fisik
- Ketika membaca buku
catatan matematika, saya
menggunakan jari saya
untuk menunjuk kata atau
kalimat yang sedang saya
baca.
- Saya mudah mengerti
pelajaran matematika
dengan menulis ulang atau
mengetik catatan pelajaran
saya di rumah
- Saya menghafal rumus-
rumus matematika dengan
duduk
diam di kursi
- Jika akan menghadapi
ulangan, kamu mudah hafal
jika berjalan bolak-balik
sambil menghafal
- Saya membutuhkan waktu
yang cukup lama untuk
mengerjakan tugas, karena
saya harus berjalan ke sana
kemari, beristirahat
sebentar, atau
mengerjakan hal lain,
untuk mendapatkan ide
lebih lanjut
2,4,15
,17
7
-
42
Konsep Aspek Indikatoe Empiris positif negatif
Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar yang melibatkan
seluruh anggota tubuh
Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
- Ketika belajar matematika di kelas, mudah bagi saya untuk
duduk diam untuk waktu yang lama
- Saya tidak menyukai pelajaran matematika melalui permainan
yang menyibukkan secara fisik di kelas
- Ketika menjelaskan sesuatu dalam kegiatan diskusi atau belajar
kelompok, tangan saya tidak bisa diam, pasti ikut menerangkan
juga
- Saat guru menerangkan, tangan diam
- Saya tidak bisa duduk lama-lama ketika belajar matematika
1,10, 18
5,14,
Peka terhadap ekspresi dan bahasa tubuh
- Ketika menjelaskan suatu materi dalam matematika yang
ditanyakan teman, saya terbiasa menyentuh teman tersebut untuk
memperoleh perhatiannya
- Saya tidak peka terhadap perubahan ekspresi teman saya ketika
berbicara
- Saya peka terhadap perasaan orang lain
- Kamu peka tentang pandangan orang
9,11, 12
8,19
-
43
terhadap kamu - Saya sangat tidak
peka ekspresi guru ketika
Konsep Aspek Indikator Empiris Positif Negatif
Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar yang melibatkan
seluruh anggota tubuh
Menyukai kegiatan coba-coba
- Saya tidak berani mencoba-coba mengerjakan soal yang cara
penyelesaiannya belum pernah saya kerjakan
- Ketika mendapat lembar soal atau tugas matematika, saya
langsung mengerjakannya tanpa harus melihat instruksinya terlebih
dahulu
- Saya melihat sesuatu soal yang sudah ada penyelesaian,
kemudian saya mencoba soal baru
- Saya takut mengerjakan tugas matematika yang diberikan oleh
guru sebelum melihat contoh soal cara menyelesaikannya
- Ketika belajar sedang berlangsung, apakah kamu lebih suka
menggunakan kerja kelompok dan praktik langsung
6,13, 20
3,16
-
44
Lampiran 3. Angket Gaya Belajar Kinestetik
Nama Siswa :
No Absen :
Kelas :
Petunjuk Pengisian
1. Isilah identitas (nama, no absen dan kelas) Anda
2. Bacalah pernyataan – pernyataan berikut dengan cermat
3. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan diri Anda dan dengan
jujur serta
jangan terpengaruh pada jawaban teman Anda
4. Isilah dengan lengkap dan usahakan jangan sampai ada nomor
yang
terlewatkan
5. Jawaban Anda tidak ada yang salah dan tidak akan mempengaruhi
nilai
Anda
6. Berilah tanda ( √ ) pada salah satu pilihan yang sesuai
(cocok) dengan diri
Anda pada kolom dalam tabel dibawah ini.
Keterangan :
SL : bila Anda SERING SEKALI dengan pernyataan
S : bila Anda SERING dengan pernyataan
KK : bila Anda KADANG KADANG dengan pernyataan
TP : bila Anda TIDAK PERNAH dengan pernyataan
-
45
NO PERNYATAAN JAWABAN ANDA
SL S KK TP
1 Ketika belajar matematika di kelas, mudah
bagi saya untuk duduk diam untuk waktu yang
lama
2 Ketika membaca buku catatan matematika,
saya menggunakan jari saya untuk menunjuk
kata atau kalimat yang sedang saya baca
3 Saya tidak berani mencoba-coba mengerjakan
soal yang cara penyelesaiannya belum pernah
saya kerjakan
4 Saya mudah mengerti pelajaran matematika
dengan menulis ulang atau mengetik catatan
pelajaran saya di rumah
No Pernyataan SL S KK TP
5 Saya tidak menyukai pelajaran matematika
melalui permainan yang menyibukkan secara
fisik di kelas
6 Ketika mendapat lembar soal atau tugas
matematika, saya langsung mengerjakannya
tanpa harus melihat instruksinya terlebih
dahulu
7 Saya menghafal rumus-rumus matematika
dengan duduk diam di kursi
8 Ketika menjelaskan suatu materi dalam
matematika yang ditanyakan teman, saya
terbiasa menyentuh teman tersebut untuk
memperoleh perhatiannya
9 Saya tidak peka terhadap perubahan ekspresi
teman saya ketika berbicara
10 Ketika menjelaskan sesuatu dalam kegiatan
diskusi atau belajar kelompok, tangan saya
tidak bisa diam, pasti ikut menerangkan juga
11 Saya peka terhadap perasaan orang lain
-
46
12 Kamu peka tentang pandangan orang
terhadap kamu
13 Saya melihat sesuatu soal yang sudah ada
penyelesaian, kemudian saya mencoba soal
baru
14 Saat guru menerangkan, tangan saya diam
15 Jika akan menghadapi ulangan, kamu mudah
hafal jika berjalan bolak-balik sambil
menghafal
16 Saya takut mengerjakan tugas matematika
yang diberikan oleh guru sebelum melihat
contoh soal cara menyelesaikannya
No Pernyataan SL S KK TP
17 Saya membutuhkan waktu yang cukup lama
untuk mengerjakan tugas, karena saya harus
berjalan ke sana kemari, beristirahat sebentar,
atau mengerjakan hal lain, untuk
mendapatkan ide lebih lanjut
18 Saya tidak bisa duduk lama-lama ketika belajar
matematika
19 Saya sangat tidak peka ekspresi guru ketika
guru saya marah
20 Ketika belajar sedang berlangsung, apakah
kamu lebih suka menggunakan kerja kelompok
dan praktik langsung
-
47
Lampiran 4. Data Hasil Pengisian Angket
NO Res
No Butir
total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 2 3 2 4 4 3 4 2 2 28
2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 1 25
3 3 3 4 2 4 2 2 3 2 2 27
4 2 2 4 1 4 2 3 4 3 3 28
5 3 3 3 2 3 2 3 4 1 2 26
6 3 3 3 2 2 1 4 3 1 1 23
7 3 2 2 4 4 2 2 3 2 3 27
8 3 2 4 2 3 2 2 2 2 2 24
9 3 3 1 3 4 2 4 3 2 2 27
10 3 2 3 3 3 1 3 4 2 3 27
11 3 3 3 2 4 2 2 4 1 1 25
12 3 2 3 1 4 3 3 1 3 2 25
13 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 26
14 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 29
15 3 1 3 1 4 2 4 4 2 2 26
16 3 4 4 3 3 2 2 4 2 1 28
17 3 1 3 1 3 2 3 3 2 2 23
18 2 1 4 2 3 2 2 4 1 1 22
19 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 25
20 3 2 2 2 3 3 3 4 2 3 27
21 3 1 4 1 3 1 4 4 1 1 23
22 1 2 3 3 2 2 2 2 2 3 22
23 3 2 3 2 3 2 3 4 2 2 26
24 3 4 2 2 3 2 3 2 3 1 25
25 3 2 3 4 4 2 2 3 2 3 28
26 3 2 3 1 3 1 2 3 3 3 24
27 3 1 3 2 3 2 4 4 2 1 25
28 4 2 3 3 3 2 3 3 2 2 27
29 3 1 2 3 3 1 3 4 3 2 25
30 3 2 4 1 4 4 1 1 4 4 28
31 3 4 1 3 4 4 3 1 3 1 27
32 2 2 3 2 3 2 2 4 2 2 24
33 4 3 1 4 1 3 4 4 3 2 29
34 4 4 4 3 4 3 1 1 2 4 30
35 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 25
36 3 2 3 1 4 2 3 2 2 2 24
37 2 2 4 1 4 1 3 4 2 2 25
38 2 2 3 2 3 2 1 4 2 2 23
109 85 113 84 121 82 103 118 82 81
0.37 0.62 -
0.23 0.47 0.23 0.55 -
0.15 -
0.31 0.43 0.25
-
48
NO Res
No Butir
total 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 2 3 2 4 1 3 3 2 2 2 24
2 2 2 3 1 2 3 2 3 3 3 24
3 2 2 3 2 2 3 2 2 1 3 22
4 2 2 4 3 1 2 2 3 2 2 23
5 2 2 2 3 1 4 2 1 3 3 23
6 1 2 2 1 1 3 2 1 3 3 19
7 3 3 2 3 1 3 3 2 4 2 26
8 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 21
9 2 2 3 4 1 2 2 2 3 3 24
10 3 2 3 3 1 3 2 2 2 2 23
11 1 2 1 3 1 3 2 1 3 3 20
12 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 23
13 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 26
14 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 26
15 2 2 2 4 1 3 2 2 1 1 20
16 3 3 3 4 3 3 3 2 4 4 32
17 2 2 3 2 2 3 2 2 1 1 20
18 2 3 2 2 2 4 3 1 1 1 21
19 3 3 3 1 1 3 3 2 2 2 23
20 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 22
21 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 14
22 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 20
23 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 23
24 2 2 2 4 3 2 2 3 4 4 28
25 2 3 2 3 1 3 3 2 2 2 23
26 2 2 2 2 1 3 2 3 3 2 22
27 2 3 1 2 2 3 3 2 1 1 20
28 2 3 3 3 1 3 3 2 3 2 25
29 2 2 2 2 2 1 2 3 1 1 18
30 2 2 3 2 1 4 2 4 2 2 24
31 4 2 3 1 2 4 3 3 4 4 30
32 3 2 1 3 2 1 2 2 2 2 20
33 2 3 1 1 2 2 3 3 3 2 22
34 2 3 3 1 4 1 3 2 1 4 24
35 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 22
36 2 3 2 2 1 2 3 2 2 2 21
37 3 2 2 3 1 1 2 2 1 2 19
38 3 2 1 3 2 1 2 2 2 2 20
85 89 86 94 64 98 90 82 83 86
0.34 0.39 0.51 0.30 0.32 0.25 0.49 0.43 0.55 0.62
-
49
Lampiran 5. Item yang Valid
NO Res
No Butir
total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 2 2 2 4 2 2 3 2 1 3 2 2 2 29
2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 34
3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 3 29
4 2 2 1 2 3 2 2 4 1 2 3 2 2 28
5 3 3 2 2 1 2 2 2 1 2 1 3 3 27
6 3 3 2 1 1 1 2 2 1 2 1 3 3 25
7 3 2 4 2 2 3 3 2 1 3 2 4 2 33
8 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 27
9 3 3 3 2 2 2 2 3 1 2 2 3 3 31
10 3 2 3 1 2 3 2 3 1 2 2 2 2 28
11 3 3 2 2 1 1 2 1 1 2 1 3 3 25
12 3 2 1 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 29
13 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 33
14 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 35
15 3 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 22
16 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2 4 4 39
17 3 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 24
18 2 1 2 2 1 2 3 2 2 3 1 1 1 23
19 3 2 2 2 2 3 3 3 1 3 2 2 2 30
20 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 29
21 3 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 18
22 1 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 27
23 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 28
24 3 4 2 2 3 2 2 2 3 2 3 4 4 36
25 3 2 4 2 2 2 3 2 1 3 2 2 2 30
26 3 2 1 1 3 2 2 2 1 2 3 3 2 27
27 3 1 2 2 2 2 3 1 2 3 2 1 1 25
28 4 2 3 2 2 2 3 3 1 3 2 3 2 32
29 3 1 3 1 3 2 2 2 2 2 3 1 1 26
30 3 2 1 4 4 2 2 3 1 2 4 2 2 32
31 3 4 3 4 3 4 2 3 2 3 3 4 4 42
32 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 26
33 4 3 4 3 3 2 3 1 2 3 3 3 2 36
34 4 4 3 3 2 2 3 3 4 3 2 1 4 38
35 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28
36 3 2 1 2 2 2 3 2 1 3 2 2 2 27
37 2 2 1 1 2 3 2 2 1 2 2 1 2 23
38 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 26
109 85 84 82 82 85 89 86 64 90 82 83 86
0.37 0.62 0.47 0.55 0.43 0.34 0.39 0.51 0.32 0.49 0.43 0.55
0.62
-
50
Lampiran 6. Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.783 13
Lampiran 7. Hasil Kurva Normalitas Prestasi Belajar Matematika
Siswa
Lam
-
51
Lampiran 8. Hasil Uji Normalitas Gaya Belajar Kinestetik
Siswa
-
52
Lampiran 9. Kategori Prestasi Belajar Matematika
No Nilai Kategori No Nilai Kategori
1 84 TERLAMPAUI 20 65 BELUM TERCAPAI
2 69 BELUM TERCAPAI 21 70 TERCAPAI
3 71 TERLAMPAUI 22 76 TERLAMPAUI
4 81 TERLAMPAUI 23 79 TERLAMPAUI
5 72 TERLAMPAUI 24 65 BELUM TERCAPAI
6 65 BELUM TERCAPAI 25 78 TERLAMPAUI
7 78 TERLAMPAUI 26 68 BELUM TERCAPAI
8 75 TERLAMPAUI 27 69 BELUM TERCAPAI
9 74 TERLAMPAUI 28 73 TERLAMPAUI
10 67 BELUM TERCAPAI 29 66 BELUM TERCAPAI
11 69 BELUM TERCAPAI 30 74 TERLAMPAUI
12 76 TERLAMPAUI 31 69 BELUM TERCAPAI
13 72 TERLAMPAUI 32 84 TERLAMPAUI
14 78 TERLAMPAUI 33 72 TERLAMPAUI
15 68 BELUM TERCAPAI 34 68 BELUM TERCAPAI
16 78 TERLAMPAUI 35 75 TERLAMPAUI
17 79 TERLAMPAUI 36 70 TERCAPAI
18 67 BELUM TERCAPAI 37 82 TERLAMPAUI
19 74 TERLAMPAUI 38 66 BELUM TERCAPAI
-
53
Lampiran 10. Kategori Gaya Belajar Kinestetik
No Skor Keterangan No Skor Ket
1 29 SEDANG 20 29 SEDANG
2 34 SEDANG 21 18 RENDAH
3 29 SEDANG 22 27 SEDANG
4 28 SEDANG 23 28 SEDANG
5 27 SEDANG 24 36 SEDANG
6 25 RENDAH 25 30 SEDANG
7 33 SEDANG 26 27 SEDANG
8 27 SEDANG 27 25 RENDAH
9 31 SEDANG 28 32 SEDANG
10 28 SEDANG 29 26 SEDANG
11 25 RENDAH 30 32 SEDANG
12 29 SEDANG 31 42 TINGGI
13 33 SEDANG 32 26 SEDANG
14 35 SEDANG 33 36 SEDANG
15 22 RENDAH 34 38 SEDANG
16 39 SEDANG 35 28 SEDANG
17 24 RENDAH 36 27 SEDANG
18 23 RENDAH 37 23 RENDAH
19 30 SEDANG 38 26 SEDANG
-
54
Lampiran 11. Data Prestasi Belajar Matematika Siswa
Kategori Rentang Jumlah
Siswa
Persen
Terlampui x > 70 22 57.89%
Tercapai x = 70 2 5,26%
Belum Tercapai x < 70 14 36,84%
Lampiran 12. Data Gaya Belajar Kinestetik Siswa
Kategori Rentang Jumlah siswa
Persen
TINGGI 39 ≤ x ≤ 52 2 5.26%
SEDANG 26 �