HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT GIZI DENGAN KEJADIAN PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Oleh: ARUM SEKAR TANJUNG R 0105007 PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2009
75
Embed
hubungan antara asupan zat gizi dengan kejadian PMS/Hubungan... · Pengambilan sampel dilakukan dengan sistem Cluster Random Sampling sejumlah 9 sampel dari masing-masing Fakultas
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT GIZI DENGAN
KEJADIAN PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS)
KARYA TULIS ILMIAH
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan
Oleh:
ARUM SEKAR TANJUNG
R 0105007
PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2009
ABSTRAK
ARUM SEKAR TANJUNG, R 0105007, 2009. Hubungan Antara Asupan Zat Gizi Dengan Kejadian Premenstrual Syndrome (PMS). Program Studi D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. PMS merupakan masalah kesehatan yang dilaporkan oleh wanita usia reproduktif sebanyak 5%. Penyebab PMS belum dapat diketahui secara pasti, diduga berhubungan dengan fungsi serotonin serta kekurangan zat-zat gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara asupan zat gizi dengan kejadian Premenstrual Syndrome (PMS). Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah mahasiswi UNS. Pengambilan sampel dilakukan dengan sistem Cluster Random Sampling sejumlah 9 sampel dari masing-masing Fakultas yang ada di UNS. Penilaian kejadian PMS dilakukan dengan kuesioner dan pengukuran asupan zat gizi menggunakan formulir food records. Uji hipotesis dilakukan dengan uji Regresi Logistik Berganda (α=0,05) melalui program SPSS 16.0 for Windows. Hasil uji Regresi Logistik menunjukkan adanya hubungan bermakna antara asupan karbohidrat (p=0,006), lemak (p=0,008), vitamin B6 (p=0,006), vitamin E (p=0,269), magnesium (p=0,490), dan kalsium (p=0,271) dengan kejadian PMS. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara asupan zat gizi (karbohidrat, vitamin B6 dan lemak) dengan kejadian PMS. Kata kunci: asupan zat gizi, PMS, wanita usia reproduktif
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT dengan segala rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Hubungan Antara Asupan Zat Gizi
Dengan Kejadian Premenstrual Syndrome (PMS)” dapat terselesaikan dengan
baik.
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan (S.ST) pada Program Studi Diploma IV
Kebidanan Fakultas Kedokteran universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan beberapa
pihak, baik berupa bimbingan, dorongan dan pengarahan. Oleh karena itu
perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. dr. Much. Syamsulhadi, Sp.KJ., Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2. Prof. Dr. A. A. Subijanto, dr., MS, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret Surakarta
3. H. Tri Budi Wiryanto, dr., Sp.OG(K), Ketua Program Studi Diploma IV
Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
4. Mochammad Arief Taufiqurrochman, dr., PHK, MS, Ketua Tim Karya Tulis
Ilmiah Program Studi Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta
5. Budiyanti Wiboworini, dr., M.Kes., dan Ika Sumiyarsi, S.SiT, pembimbing
yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan petunjuk dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah
6. Kusmadewi Eka Damayanti, dr., penguji yang telah memberikan bimbingan,
saran dan masukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
7. Dekan masing-masing fakultas Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan ijin untuk pelaksanaan penelitian
8. Mahasiswi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah bersedia menjadi
responden dalam penelitian ini
9. Seluruh dosen dan staf Program Studi D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta
10. Papa, Mama, De’ Gilang, De’ Kukuh, Mas Daru, sahabat-sahabat, serta anak-
anak Taekwondo UNS atas kasih sayang, do’a, dan semangat yang diberikan.
Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesan sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun bagi kesempurnaan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis
Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca pada
umumnya.
Surakarta, Agustus 2009
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN VALIDASI ………........………………………………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. iii
ABSTRAK........................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR........................................................................................ v
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix
DAFTAR BAGAN …………………………………………………………... xi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis ................................................................................... 5
1. Konsep Asupan zat gizi ……………………………………….. 5
2. Konsep Premenstrual Syndrome (PMS) ……………………… 8
3. Hubungan antara asupan zat gizi dengan PMS….................... 10
B. Kerangka Konsep ......................................................................... 13
C. Hipotesis ....................................................................................... 14
BAB III METODOLOGI
A. Desain Penelitian ........................................................................... 15
B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 15
C. Populasi Penelitian ........................................................................ 15
D. Sampel dan Teknik Sampling ...................................................... 15
E. Estimasi Besar Sampel ................................................................. 16
F. Kriteria Restriksi .......................................................................... 17
G. Definisi Operasional Variabel ....................................................... 17
H. Instrumentasi dan Intervensi.......................................................... 18
I. Analisis Data ................................................................................. 19
BAB IV HASIL PENELITIAN ......................................................................... 23
BAB V PEMBAHASAN.................................................................................. 37
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN................................................................. 41
A. Simpulan ........................................................................................ 41
B. Saran............................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kecukupan Rata-rata yang dianjurkan............................................ 6
Menurut Badan Kesejahteraan Keluarga Berencana Nasional / BKKBN
(2005), wanita usia subur (wanita usia reproduktif) adalah wanita yang
berumur 18-49 tahun yang berstatus belum kawin, kawin ataupun janda.
Terdapat fakta yang mengungkapkan bahwa sebagian remaja mengalami
gejala-gelaja yang sama dan kekuatan PMS yang sama sebagaimana yang
dialami oleh wanita yang lebih tua (Freeman, 2007).
Perempuan dengan pendidikan formal yang lebih tinggi, misalnya
mahasiswi, cenderung akan mempunyai pengetahuan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan orang yang mempunyai tingkat pendidikan formal yang
lebih rendah, sehingga akan lebih mampu serta mudah memahami arti dan
pentingnya kesehatan dan gangguan-gangguan kesehatan yang mungkin
terjadi (Anne, 1999).
Seorang mahasiswi kadang kala mengalami stres dalam menjalankan
kegiatan perkuliahan, yang dapat berpengaruh terhadap kondisi kesehatannya
(Mulyono, 2001). Faktor stres dapat memperberat gangguan PMS (Wikipedia,
2009). Di samping itu, kondisi sosial ekonomi yang berbeda antara masing-
masing individu dapat mencerminkan keteraturan dan jenis makanan yang
dikonsumsi sehari-hari yang pada akhirnya akan menunjukkan asupan zat gizi
secara spesifik.
Karena latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang hubungan antara asupan zat gizi dengan PMS.
B. Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan yang bermakna antara asupan zat gizi
meliputi asupan karbohidrat, vitamin B6, vitamin E, lemak, magnesium, dan
kalsium dengan PMS?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara asupan zat gizi dengan PMS.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi asupan zat gizi wanita usia subur pada mahasiswi
UNS.
b. Mengidentifikasi kejadian PMS wanita usia subur pada mahasiswi
UNS.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritik
a. Bagi peneliti sendiri, dapat memperdalam pengetahuan tentang asupan
zat gizi dan PMS.
b. Bagi institusi pendidikan, sebagai bahan masukan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan tentang PMS terutama dalam
hubungannya dengan status gizi.
c. Bagi profesi kebidanan, sebagai bahan kajian / informasi dalam
mengkaji, menganalisa, mendiagnosa dan memberikan perawatan pada
wanita yang mengalami PMS.
2. Manfaat Aplikatif
Dapat memberikan masukan bagi wanita usia reproduktif untuk
mengatur kebutuhan gizi sehingga dapat meminimalkan gejala-gejala
PMS.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Konsep Asupan Zat Gizi
Zat gizi (nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan
memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Almatsier,
2009).
Kebutuhan gizi (requirement) adalah jumlah zat gizi minimal yang
diperlukan seseorang untuk hidup sehat (Auliana, 2001). Banyaknya gizi
yang diperlukan berbeda antara satu orang dengan orang lain, disebabkan
berbagai faktor, tetapi fungsi gizi pada pokoknya sama untuk semua orang.
Berdasarkan keseimbangan asupan gizi tersebutlah seseorang akan
mempunyai status gizi (Budiyanto, 2002).
Menurut Waspadji (2003), status zat gizi terutama ditentukan oleh
ketersediaan zat-zat gizi pada tingkat sel, dalam jumlah yang cukup dan
dalam kombinasi yang tepat, yang diperlukan tubuh untuk tumbuh,
berkembang dan berfungsi normal. Oleh karena itu pada prinsipnya status
gizi ditentukan oleh dua hal, yaitu:
a. Asupan zat gizi yang berasal dari makanan yang diperlukan tubuh.
b. Besarnya kebutuhan, penyerapan dan penggunaan zat-zat gizi tersebut.
Kedua hal ini dipengaruhi oleh faktor pola konsumsi dan aktivitas.
Sedangkan menurut Supariyasa (2005), faktor-faktor yang
mempengaruhi keadaan gizi adalah konsumsi makanan dan tingkat
kesehatan. Konsumsi makanan dipengaruhi oleh pendapatan, makanan dan
tersedianya bahan makanan. Angka kecukupan gizi rata-rata yang
dianjurkan untuk wanita usia 16-45 tahun sebagai berikut:
Tabel 1. Kecukupan rata-rata yang dianjurkan
Zat Gizi Usia 16-19 tahun Usia 20-45 tahun Energi (Kkal) Protein (g) Vitamin A (RE) Vitamin D (ug) Vitamin E (mg) Vitamin K (mg) Tiamin (mg) Riboflavin (mg) Niasin (mg) Vitamin B12 (ug) Asam folat (ug) Piridoksin (mg) Vitamin C (mg) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Besi (mg) Seng (mg) Yodium (ug) Selenium (ug)
berdasarkan gangguan pada fungsi fisik dan emosional. Klasifikasinya
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2. Gejala-gejala PMS
Gejala fisik Gejala emosional 1). Perut kembung 2). Nyeri payudara 3). Sakit kepala 4). Kejang atau bengkak pada
kaki 5). Nyeri panggul 6). Hilang koordinasi 7). Nafsu makan bertambah 8). Hidung tersumbat 9). Perubahan defekasi 10). Tumbuh jerawat 11). Sakit pinggul 12). Suka makan manis atau asin 13). Palpitasi 14). Peka suara atau cahaya 15). Rasa gatal pada kulit 16). Kepanasan
1). Depresi 2). Cemas 3). Suka menangis 4). Sifat agresif atau pemberontakan 5). Pelupa 6). Tidak bisa tidur 7). Merasa tegang 8). Irritabilitas 9). Rasa bermusuhan 10). Suka marah 11). Paranoid 12). Perubahan dorongan seksual 13). Konsentrasi berkurang 14). Merasa tidak aman 15). Pikiran bunuh diri 16). Keinginan menyendiri 17). Perasaan bersalah 18). Kelemahan
Sumber : Rayburn, 2001.
3. Hubungan antara asupan zat gizi dengan PMS
Salah satu gejala PMS adalah suasana hati yang berubah-ubah
(Hacker et. al., 2001). Suasana hati dikendalikan oleh sistem kerja otak.
Kemampuan kerja otak dipengaruhi oleh masukan zat gizi yang
diperlukan. Aneka zat gizi itu harus dipasok secara seimbang dari
makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari. Salah satu zat gizi
yang berperan memperbaiki suasana hati adalah triptofan (suatu asam
amino esensial) (Madison, 2004). Vitamin B6 berperan sebagai koenzim
dan metabolisme protein termasuk di dalamnya adalah asam amino
triptofan yang berkaitan dengan serotonin, karena serotonin disintesis dari
asam amino triptofan dengan bantuan vitamin B6 (Hankinson, 2005).
Meningkatnya kadar estrogen dalam darah menyebabkan munculnya
gejala-gejala depresi. Meningkatnya kadar estrogen akan mengganggu
proses kimia tubuh termasuk vitamin B6. Vitamin ini dikenal sebagai
vitamin antidepresan karena berfungsi mengontrol produksi serotonin
yang penting dalam mengendalikan perasaan seseorang. Menurunnya
kadar serotonin akibat terjadinya fluktuasi estrogen dapat dikatakan
sebagai penyebab timbulnya gejala PMS yang dikenal sebagai
carbohydrate cravings atau peningkatan untuk mengkonsumsi karbohidrat
(Karyadi, 2008). Carbohydrate cravings disebabkan karena kadar
serotonin yang rendah. Teorinya adalah saat kadar serotonin rendah, otak
mengirim sinyal ke tubuh untuk makan karbohidrat untuk merangsang
produksi serotonin (Madison, 2004).
Peran vitamin B6 ini jelas mendukung ketersediaan energi bagi otak
untuk aktivitas sehari-hari. Serotonin dalam otak kadarnya dipengaruhi
oleh makanan yang dikonsumsi seseorang khususnya karbohidrat dan
protein (Hankinson, 2005). Karbohidrat berkaitan dengan PMS terutama
dalam mengatasi masalah perubahan mood, hal ini karena karbohidrat
secara konsisten mempertahankan kadar serotonin (suatu zat kimia otak)
sehingga dengan memakan makanan yang mengandung karbohidrat akan
lebih dapat mengendalikan perubahan mood (Christensen, 1993).
Vitamin E juga dapat berguna dalam mengurangi ketegangan pada
payudara yang merupakan salah satu gejala PMS (Jacobs, 2000).
Mineral seperti seng dan magnesium sangat penting dalam produksi
serotonin. Hormon tersebut dapat membantu meringankan gejala PMS
seperti sakit kepala, sakit pinggul, dan ketegangan (jasons, 2008).
Sementara, kalsium terbukti dapat membantu tubuh melepaskan hormon
endorphin (hormon yang membantu memberikan perasaan nyaman)
selama masa menstruasi (Hankinson, 2005).
Makanan yang mengandung banyak garam dapat menyebabkan
retensi cairan dan memperburuk gejala PMS (Karyadi, 2008). Sedangkan
wanita yang mengkonsumsi kafeine berlebih mempunyai sifat lekas marah
dibandingkan dengan wanita yang membatasi asupan cafeine (Bonnlander,
2001).
Diet mempengaruhi siklus menstruasi, hal ini berhubungan dengan
penurunan kadar hormon steroid yang merupakan faktor kunci dalam
proses pengaturan siklus tersebut. Dengan mengkonsumsi rendah lemak,
dan tinggi karbohidrat akan mengurangi pembengkakan payudara.
Sedangkan konsumsi tinggi karbohidrat dan tinggi protein dapat
memperbaiki gangguan perasaan yang tidak nyaman, hal ini berhubungan
dengan pembentukan serotonin di dalam otak (Paath, 2006).
B. Kerangka Konsep
Progesteron ↓
Kecukupan Gizi
Estrogen ↑
Serotonin ↓ Carbohydrate
Cravings PMS
Sistem saraf pusat (Otak)
Asupan Zat Gizi
Pola makan Aktivitas
Tingkat kesehatan
Pendapatan
§ Paritas § Status
perkawinan § Usia § Gaya hidup § Faktor kejiwaan § Masalah dalam
merangsang produksi vitamin D. Vitamin D diketahui berfungsi sebagai
pembuka kalsium untuk masuk ke dalam aliran darah, sampai akhirnya
menyatu di dalam tulang. Sedangkan Indonesia merupakan wilayah tropis dan
banyak orang yang menghindari sinar matahari karena takut hitam (Rahman,
2009).
Beberapa keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini, yaitu: Pertama,
penulis menggunakan food records dalam menentukan asupan gizi sehari-hari
tanpa adanya pemantauan, kurang rinci dan tidak menggunakan food models
sebagai acuan dalam menentukan ukuran makanan. Kedua, penulis menggunakan
ukuran rumah tangga dalam mengukur asupan zat gizi sehingga ada
ketidaktepatan dalam menentukan jumlah yang dikonsumsi dan mengakibatkan
pada hasil yang diperoleh kurang akurat.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan menyimpulkan bahwa ada
hubungan antara asupan zat gizi dengan kejadian PMS wanita usia ubur pada
mahasiswi UNS, dimana variabel yang secara statistik signifikan dalam
penelitian ini adalah karbohidrat, vitamin B6, dan lemak.
B. Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya, apabila menggunakan formulir food records
sebaiknya dilakukan pemantauan agar diperoleh hasil yang rinci dan
menggunakan food models untuk mengurangi bias dalam menentukan
ukuran makanan.
2. Perlu dilakukan penyuluhan kepada wanita usia reproduktif untuk
mengatur kebutuhan gizi sehingga dapat meminimalkan gejala-gejala
PMS.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hal : 3
Anne, C. 1999. “Effects Of An Educational Programme On Adolescents With
Premenstrual Syndrome”. Health Education Research. 14 : 817-830 Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Untuk Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta. Hal : 134 Auliana, R. 2001. Gizi Dan Pengolahan Pangan. Yogyakarta: Adicita Karya
Nusa. Hal : 36 BKKBN. 2005. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi: Kebijakan,
Program dan Kegiatan Tahun 2005-2009. Jakarta: BKKBN Bobak, M & Irene et., al. 2004. Keperawatan Maternitas, Edisi 4, Jakarta: EGC.
Hal : 79 Bonnlander. 2001. “Caffeine-Containing Beverages, Total Fluid Consumption,
and Premenstrual Syndrome”. Am J Public Health. 80 : 1106-1110 Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
EGC. Hal : 119 Budiyanto, M.A.K. 2002. Dasar-dasar Ilmu Gizi. Malang: UMM Press. Hal : 2 Burns, A. et all. 2000. Pemberdayaan Wanita Dalam Bidang Kesehatan. Yayasan
Yogyakarta: Essentia Medica. hal : 77-78 Christensen, L. 1993. “Effects of Eating Behaviour on Mood: A Review of the
Literature”. International Journal of Eating Disorders. 14: 171-183 Deuster et., al. 1999. Biological, Social and Behavioral Factors Associated with
Premenstrual Syndrome, http://www.archfammed.com. diperoleh tanggal 20 Juni 2009.
Freeman, E.W. 2007. Epidemiology And Etiology Of Premenstrual Syndromes.
http://www.medscape.com. Diperoleh tanggal 10 April 2009 Glasier, Anna. 2006. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta:
EGC. hal : 381-386
Hacker, N, et. al. 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi, edisi 2. Jakarta: Hipokrates. Hal : 366-388
Haijiang, W. 2005. Marital Status, http://paa 2005.princeton.edu/download.
Diperoleh tanggal 14 Juni 2009. Hankinson, S.E. et all. 2005. “Calcium and Vitamin D Intake and Risk of Incident
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/berita-utama-sore/pernikahan-harmonis-tingkatkan-kesehatan/, diperoleh tanggal 18 Juli 2009.
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka
Cipta. Hal : 129
Prawirohardjo. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal : 232
Rasheed, P & Al-Sowielem, L.S. 2003. “Prevalence And Predictors Of
Premenstrual Syndrome Among Collegeðaged Women In Saudi Arabia”. Ann Saudi Med. 23 : 381-387
Rayburn, W.F. 2001. Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Widya Medika. Hal : 286-
287 Redei , Freeman. 1995. “Daily plasma estradiol and progesterone levels over the
menstrual cycle and their relation to premenstrual symptoms”.. Psychoneuroendocrinology. 20 : 259-267
Roca, Schmidt, et al. 2000. “Implications of Endocrine Studies of Premenstrual
Syndrome”. Annals of Psychiatry. 26 : 576-580 Santoso, S. 2004. SPSS Statistika Parametrik. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo. Hal : 36-42 Sabri, L. 2006. Statistik Kesehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hal 157-
160 Supariasa, I. D. N, Bakri B., Fajar I. 2005. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.
Hal : 13-14, 292 Taufiqqurohman, M. A. 2008. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu
Kesehatan. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press. Hal : 53-54, 71 Waspadji, S. 2003. Pengkajian Status Gizi Studi Epidemiologi. Jakarta: FKUI.
Hal : 9-10 Widayatun, T. R. 1999. Ilmu Perilaku. Jakarta: Sagung Seto. Hal : 23 Wikipedia. 2009. Sindrom Pramenstruasi. http://id.wikipedia.org.htm. Diperoleh
tanggal 7 April 2009
LAMPIRAN
LAMPIRAN B. LEMBAR PERMOHONAN UNTUK MENJADI
RESPONDEN
Kepada
Saudari Responden
Mahasiswi UNS
Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswi Program DIV Kebidanan
Universitas Sebelas Maret Surakarta, saya akan melakukan penelitian tentang
Hubungan Antara Asupan Zat Gizi dengan Kejadian Premenstrual Syndrome
(PMS). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah asupan zat gizi
berpengaruh pada kejadian Premenstrual Syndrome (PMS).
Pengukuran asupan zat gizi dilakukan dengan menggunakan Estimated Food
Records. Yaitu dengan mencatat banyaknya Karbohidrat, Protein, Lemak, vitamin
dan mineral yang biasa dikonsumsi, yang telah dicatat dalam ukuran rumah
tangga (URT) lalu dikonversikan ke dalam ukuran berat, kemudian dicari rata-rata
asupan zat gizi dan dibandingkan dengan AKG (Angka Kecukupan Gizi) untuk
perorangan atau individu. Pengumpulan data kejadian Premenstrual Syndrome
(PMS) dilakukan dengan menggunakan kuesioner.
Untuk keperluan tersebut saya mohon kepada saudari untuk bersedia
menjadi responden dalam penelitian ini, selanjutnya saya mohon untuk mengisi
formulir dan kuesioner yang saya sediakan dengan kejujuran dan apa adanya.
Jawaban saudari dijamin kerahasiaan. Atas bantuan dan partisipasinya saya
ucapkan terimakasih.
Hormat saya
Peneliti
(Arum Sekar Tanjung)
LAMPIRAN C. LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama :
Kelas :
Tempat tanggal lahir :
Alamat :
Telah mendapatkan informasi tentang penelitian Hubungan antara Asupan
Zat Gizi dengan Kejadian Premenstrual Syndome (PMS), sehingga saya
menyatakan bersedia / tidak bersedia *) untuk menjadi responden.
Surakarta, Juni 2009
Peneliti Responden
( Arum Sekar Tanjung) ( )
*) Coret yang tidak perlu
LAMPIRAN D.
KUESIONER
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT GIZI DENGAN KEJADIAN
PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS)
Petunjuk pengisian
1. Bacalah semua pertanyaan dengan seksama.
2. Berikan jawaban untuk setiap pertanyaan (jangan dikosongkan).
3. Mohon semua pertanyaan dijawab dengan jujur sesuai apa adanya
4. Kerjakan sendiri, sesuai dengan yang anda rasakan.
5. Kerahasiaan jawaban responden akan kami jamin.
6. Selamat mengerjakan.
Identitas Responden
1. Tanggal pengisian :...................................................................................
2. Nama lengkap :.....................................................(boleh tidak diisi).