BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hukum disimpulkan sebagai seperangkat norma atau kaidah yang berfungsi mengatur tingkah laku manusia dengan tujuan untuk ketentraman dan kedamaian didalam masyarakat 1 . Salah satu cabang dari hukum itu adalah hukum tata negara. Objek utama dari hukum tata negara sendiri adalah negara. Negara merupakan konsep yang penting dalam studi hukum tata negara. Negara merupakan organisasi pokok dari kekuasaan politikdidalamnya terdapt hubungan antar rakyat penguasa dan hukum yang mengaturnya. Negara memiliki otoritas yang besar untuk mengatur rakyat untuk kepentingan bersama, sehingga negara dapat memaksakan kekuasaannya kepada rakyat sebagi alat untuk mencapa tujuan bersama. Tanpa adanya negara yang disepakati oleh rakyat, maka kekacauan dan anrki akan timbul. Salah satu yang terpenting didalam sebuah negara adalah adanya warga negara. Hal ini penting karena waraga negara amerupakan salah satu unsur yang dapat membentuk suatu negara. Oleh karena itu makalah ini 1 Yulies Tiena Masriani, Pengantar Hukum Indonesia, ( Jakarta:Sinar Grafika,2012) hlm. 7 1 |Negara dan Warganegara
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Hukum disimpulkan sebagai seperangkat norma atau
kaidah yang berfungsi mengatur tingkah laku manusia
dengan tujuan untuk ketentraman dan kedamaian didalam
masyarakat1. Salah satu cabang dari hukum itu adalah
hukum tata negara. Objek utama dari hukum tata negara
sendiri adalah negara.
Negara merupakan konsep yang penting dalam studi
hukum tata negara. Negara merupakan organisasi pokok
dari kekuasaan politikdidalamnya terdapt hubungan antar
rakyat penguasa dan hukum yang mengaturnya. Negara
memiliki otoritas yang besar untuk mengatur rakyat
untuk kepentingan bersama, sehingga negara dapat
memaksakan kekuasaannya kepada rakyat sebagi alat untuk
mencapa tujuan bersama. Tanpa adanya negara yang
disepakati oleh rakyat, maka kekacauan dan anrki akan
timbul.
Salah satu yang terpenting didalam sebuah negara
adalah adanya warga negara. Hal ini penting karena
waraga negara amerupakan salah satu unsur yang dapat
membentuk suatu negara. Oleh karena itu makalah ini1 Yulies Tiena Masriani, Pengantar Hukum Indonesia, ( Jakarta:Sinar Grafika,2012) hlm. 7
1 |N e g a r a d a n W a r g a n e g a r a
akan membahas mengenai kedua hal ini, dan bagaimana
hubungan keduanya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disimpulkan
beberapa rumusan masalah, diantaranya :
1. Apa yang dimaksud dengan istilah dan pengeertian
negara ?
2. Bagaimana sifat dan hakikat negara ?
3. Apa saja tujuan negara ?
4. Bagaimana teori mengenai timbulnya negara ?
5. Bagaimana proses terjadinya negara ?
6. Apa saja unsur-unsur negara ?
7. Apa yang dimaksud dengan warga negara ?
8. Bagaimana karakteristik warganegara ?
9. Bagaimana konsep hak dan kewajiban warganegara ?
10. Siapa saja warganegara Indonesia ?
2 |N e g a r a d a n W a r g a n e g a r a
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan maslah diatas, tujuan penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui istilah dan pengertian negara
2. Untuk mengetahui sifat dan hakikat negara
3. Untuk mengetahui tujuan negara
4. Untuk mengetahui bagaimana timbulnya negara
5. Untuk mengetahui proses terjadinya suatu negara
6. Untuk mengetahui unsur-unsur negara
7. Untuk mengetahui pengertian warganegara
8. Untuk mengetahui karakteristik warganegara
9. Untuk mengetahui konsep hak dan kewajiban
warganegara
10. Untuk mengetahui siapa saja yang disebut
dengan warganegara
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Istilah dan Pengertian Negara
Istilah “negara” sesungguhnya merupakan istilah
yang menerjemahkan (pemberi arti) ke dalam bahasa
Indonesia mengenai beberapa istilah asing seperti
3 |N e g a r a d a n W a r g a n e g a r a
“staat” (bahasa belanda), “state” (bahasa Inggris),
“d’etat” (bahasa perancis), “estado” (bahasa spanyol),
“stato” (bahasa italia). Istilah staat, state, ataupun d’etat
ini sendiri secara etimologis berasal dari istilah
bahasa latin “status” atau “statum” yang berarti menaruh
dalam keadaan berdiri; membuat berdiri; menempatkan
berdiri. dalam beberapa referensi menyebutkan bahwa
yang pertama-tama memaparkan istilah “lo stato” (negara)
adalah Niccolo Machiavelli dalam bukunya yang sangat
monumental, yakni III principle (buku yang mengajarkan
para raja bagaimana sebaiknya memerintah) yang
mengartikan negara sebagai sebuah kekuasaan.
Setelah mengetahui istilah-istilah “negara” dalam
bahasa asing maka sekarang perlu diketahui mengenai
istilah “negara” itu sendiri. istilah “negara” menurut
asal usul kata berasal dari bahasa Sansekerta “nagari”
atau “nagara” yang berarti “kota”. Akar pemahaman ini
seirama dengan istilah negara kota (city state) atau “polis”
di zaman Yunani kuno. Keduanya memandang negara sebagai
areal yang sempit dengan kapasitas luar kota, dan ini
merupakan realita pada saat itu, dimana territorial
kekuasaan suatu negara hanya pada wilayah suatu
komunitas masyarakat yang disebut “polis”. Begitu pula
dalam bahasa daerah dari suku suku Indonesia menerima
arti “daerah, wilayah” seperti “negera” (Aceh) atau
tempat tinggal raja/pangeran diistilahkan “negeri” atau
4 |N e g a r a d a n W a r g a n e g a r a
“negara” (di Jawa, Jogjakarta, Surakarta) dan juga
kalau di Melayu dengan istilah “kota” atau “negeri”.
Secara sederhana, “negara” dapat diberikan
pengertian sebagai kekuasaan terorganisir yang mengatur
masyarakat hukum untuk mewujudkan tujuan tujuan tertentu demi
kesejahteraan bersama. sebelum batasan ini dikemukakan,
sebenarnya telah banyak pendapat para ahli tentang
negara dan hukum yang memberikan batasan tentang
negara, antara lain:
a. Plato, Negara adalah suatu tubuh yang senantiasa
maju, berevolusi, terdiri dari orang-orang
(individu-individu).
b. Jean Bodin, Negara adalah keseluruhan dari keluarga-
keluarga dengan segala miliknya, yang dipimpin oleh
akal dari seorang penguasa yang berdaulat.
c. George Jellineck, Negara adalah organisasi kekuasaan
dari sekelompok manusia yang telah berkediaman yang
tertentu.
d. Kranenburg, Negara adalah suatu organisasi yang
timbul karena kehendak dari suatu golongan atau
bangsanya sendiri.
5 |N e g a r a d a n W a r g a n e g a r a
e. Thomas Hobbes, Negara adalah suatu tubuh dibuat oleh
orang banyak beramai-ramai, masing-masing berjanji
akan memakainya menjadi alat untuk kemanan dan
perlindungan bagi mereka.
f. Jean Jaques Rousseau, Negara adalah perserikatan
dari rakyat bersama-sama yang melindungi dan
mempertahankan hak masing-masing diri dan harta
benda anggota-anggota yang tetap hidup dengan bebas
merdeka.
g. Karl Max, Negara adalah suatu alat kekuasaan bagi
manusia (penguasa) untuk menindas kelas manusia
lainnya.
h. Hans Kelsen, Negara adalah sebuah tertib hukum.
Tertib hukum yang timbul karena diciptakannya
peraturan-peraturan hukum yang menentukan bagaimana
orang di dalam masyarakat atau negara itu harus
bertanggungjawab terhadap perbuatan-perbuatannya.
i. Miriam Budiardjo, Negara merupakan integrasi dari
kekuasaan politik, ia adalah organisasi pokok dari
kekuasaan politik.
j. J.C.T Simorangkir dan Woerjono Sastropranoto, Negara
ialah persekutuan hukum yang letaknya dalam suatu
daerah tertentu dan mempunyai kekuasaan tertinggi
6 |N e g a r a d a n W a r g a n e g a r a
guna menyelenggarakan kepentingan umum dan
kemakmuran bersama.
k. Logemann, Negara adalah suatu organisasi
kemasyarakatan yang bertujuan dengan kekuasaanya
mengatur serta menyelenggarakan sesuatu masyarakat.
Organisasi itu suatu pertambatan jabatan-jabatan dan
lapangan-lapangan kerja.
Lebih menarik lagi dipetik pendapat Anthony Giddens
yang memberikan batasan tentang negara, yakni: “negara
adalah (suatu) tipe institusi kepemerintahan tertentu di
dalam suatu masyarakat (govermental institution of definite eifel
within such a society). Karenanya, ada beberapa syarat yang
harus dipenuhi oleh negara: (a) badan-badan
pemerintahan yang terpusat; yang berhubungan dengan;
(b) klaim-klaim untuk melegitimasi kontrol atas
wilayah; dan (c) elit atas kelas dominan tertentu yang
memiliki modal-modal pelatihan, rekruitmen dan atribut-
atribut status tertentu.”
Selanjutnya Giddens menambahkan bahwa ada beberapa
elemen yang dapat menjelaskan proses pembentukan negara
masing masing adalah: (a) peningkatan dan tekanan
jumlah penduduk; (b) perang, penaklukan atau ancaman
ancamannya (c) kemajuan teknologi atau produksi surplus
(production of surplus); (d) ideologi dan legitimasi; (e)
7 |N e g a r a d a n W a r g a n e g a r a
pengaruh dari negara-negara yang telah lebih dahulu
ada.2
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan negara
adalah suatau kelompok persekutuan, alat organisasi
kedaerahan dan kewilayahan, yang memiliki system
politik yang melembaga dari rakyat, keluarga, desa dan
pemerintah yang lebih tinggi, terdiri dari orang-orang
yang kuat meiliki monopoli, kewibawaan, daulat, hukum
dan kepemimpinan yang bersifat memaksa sehingga pada
akhirnya memperoleh keabsahan dari luar dan dalam
negeri, selanjutnya organisasi ini memiliki kewenangan
untuk membuat rakyatnya tenteram, aman, teratur,
terkendali, di satu pihak dan di lain pihak melayani
kesejahteraan dalam rangka mewujudkan cita-cita
bersama.3
2.2 Sifat dan Hakikat Negara
Mengapa perlu membicarakan hakikat negara? Menurut
Leon Duguit, agar kita dapat mengetahui luasnya
kekuasaan negara serta kebebasan -kebebasan dari para
warga negaranya. Sebab yang menjadi persoalan pokok di
dalam negara itu ialah perimbangan antara kekuasaan di
2 I Gde Pantja Astawa dan Suprin Na’a, Memahami Ilmu Negara dan Teori Negara,(Bandung: Refika Aditama , 2009), hlm. 3-73 Inu Kencana Syafiie, Ilmu Politik (Jakarta: Rineka Cipta: 2010),Hlm.74-77
8 |N e g a r a d a n W a r g a n e g a r a
satu pihak dengan kebebasan dari warga negara di pihak
lain.
Menurut soehino, dalam membicarakan hakikat negara
berarti menggambarkan sifat dari “negara”. Disamping
itu, penggambaran hakikat negara akan bersangkut paut
dengan tujuan negara, dengan alasan bahwa hakikat
negara sebagai wadah suatu bangsa untuk mencapai cita-
cita tujuan bangsanya.4
Negara mempunyai sifat-sifat khusus yang merupakan
manifestasi dari kedaulatan yang dimilikinya dan yang
hanya terdapat pada negara saja dan tidak terdapat pada
asosiasi atau organisasi lainnya. Dalam hal ini Harold
J Laski mengatakan bahwa “negara-negara itu adalah
suatu persekutuan manusia yang mengikuti jika perlu
dengan tindakan paksaan suatu cara hidup tertentu”.
Hakikat negara menurut Plato diawali dengan
keharusan mengukur luas negara atau disesuaikan dengan
dapat-tidaknya, mampu-tidaknya negara memelihara
kesatuan dalam negara bersangkutan, karena negara pada
hakekatnya merupakan suatu keluarga yang besar. Situasi
dan kondisi seperti inilah yang banyak ditulis oleh
filosof kenegaraan seperti Plato. Buku Plato yang
paling terkenal berjudul Politea yang berarti negara,
menurut Plato, negara adalah keinginan kerjasama antara
4 I Gde Pantja Astawa dan Suprin Na’a, op. Cit. hlm. 41
9 |N e g a r a d a n W a r g a n e g a r a
manusia dalam rangka memenuhi kepentingan bersama.
Karena keseluruhan inilah kemudian kesatuan orang-orang
yang ada dalam satu negara itu disebut masyaraka, dan
hanya masyarakat itulah penduduk negara ketika itu,
setelah kemudian baru dikunjungi oleh orng-orang dari
negara lain untuk berdagang dan bersilaturahmi.
Walaupun demikian dalam kelompok masyarakat yang
bagaimanapun kecilnya, ada kelompok inti yang menjadi
elit pemerintahan, yang berkuasa di satu pihak disebut
pemerintah, sedang di pihak lain ada kelompok yang
lebih banyak jumlahnya adalah masyarakat yang biasa
diperintah. Karena walau partisipasi masih mudah
dibangkitkan dalam kesibukan manusia sehari-hari yang
masih sederhana tersebut, tetapi tidak seluruhnya
masyarakat bersedia berkecimpung dalam bidang
pengaturan dan pengurusan negara.5
Logemann juga ikut berpendapat bahwa sifat dan
hakikat negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang
memiliki kewibawaan (gezag) yang dapat memaksakan
kehendaknya kepada semua orang menjadi warga dari
organisasi kekuasaan itu.6
2.3 Tujuan Negara
Setiap negara mempunyai tujuan-tujuan tertentu.
Apa yang menjadi tujuan bagi suatu negara ataupun ke5 Inu Kencana Syafiie, op cit. Hlm. 65-686 I Gde Pantja Astawa dan Suprin Na’a, op. Cit, hlm. 42
10 |N e g a r a d a n W a r g a n e g a r a
arah mana suatu organisasi negara ditujukan merupakan
masalah penting, sebab dengan tujuan inilah yang
menjadi pedoman betapa negara disusun dan dikendalikan
serta bagaimana kehidupan rakyatnya diatur sesuai
dengan tujuan itu. Tujuan negara dalam hal ini dapat
pula diartikan sebagai visi negara, yang secara umum
ditujukan untuk menciptakan kesejahteraan, kemakmuran
dan kebahagiaan bagi rakyatnya (bonum publicum, common
good, common wealth).
Pernyataan diatas sejalan dengan pendapat
Aristoteles yang mengatakan bahwa: “Negara itu
dimaksudkan untuk kepentingan warga negaranya, supaya
mereka itu dapat hidup baik dan bahagia. negara itu
merupakan satu kesatuan yang tujuannya untuk mencapai
kebaikan yang tertinggi, yaitu kesempurnaan diri
manusia sebagai anggota negara”. Negara sebagai sebuah
persekutuan dalam pandangan Aristoteles, harus
mempunyai tujuan tertentu.
Lebih luas lagi, Dante Alighieri berpendapat bahwa
“Tujuan negara adalah untuk menyelenggarakan perdamaian
dunia dengan jalan mengadakan undang undang yang sama
bagi semua umat”.
Dalam pandangan Epicurus, tujuan negara adalah
menyelenggarakan ketertiban dan keamanan, dan untuk
11 |N e g a r a d a n W a r g a n e g a r a
terselenggaranya ketertiban dan keamanan, maka setiap
orang harus menunjukkan diri kepada pemerintah.
Salah seorang tokoh yang meletakkan dasar
pemikiran tujuan negara berdasarkan teori kekuasaan
negara adalah Shang Yang (Menteri Tiongkok ± 523-428
SM) Lord Shang. Shang Yang mengemukakan bahwa di dalam
setiap negara terdapat subjek yang selalu berhadapan
dan bertentangan yaitu pemerintah dan rakyat. Dalam hal
ini Shang Yang berkata, “Rakyat lemah berarti negara kuat dan
apabila negara kuat berarti rakyat lemah. Oleh sebab itu bagi negara
yang mempunyai tujuan yang betul, hendaklah bertindak melemahkan
rakyat”.
Nicollo Machiavelli (seorang diplomat Florence,
italia) menggagas teori tujuan negara yang oleh para
ahli mirip dengan pendapat Lord Shang yakni negara
harus lebih kuat daripada rakyatnya. hanya penekanan
Machiavelli adalah lebih pada kebesaran dan kehormatan
negara yakni kekuasaan negara hanya sekedar perantara
saja (sasaran antara), sedangkan tujuan akhirnya
(tujuan utama) dan tertinggi adalah terciptanya
kebesaran dan kehormatan negara. Machiavelli
mengecambahkan karakteristik negara pada sifat sifat
raja. Seorang penguasa (raja) harus mempunyai dua
sifat, di satu pihak harus cerdik seperti kancil,
supaya bisa menipu dimana saja, dan kau akan ditempati
12 |N e g a r a d a n W a r g a n e g a r a
sudah tahu sebelumnya disamping itu seorang raja harus
berani seperti singa supaya bisa menakuti nakuti
musuhnya.
Jadi, tampaknya kekuasaan negara baik bagi
Machiavelli merupakan tujuan negara yang tidak
sebenarnya (oneigenlijke staatsdoel) sementara tujuan yang
sebenarnya (eigenlijke staatsdoel) adalah kebesaran dan
kehormatan negara. pendapat Machiavelli diketahui bahwa
tujuan negara itu ada 2 (dua), yakni : (1) Tujuan
primer negara (tujuan yang sebenarnya); dan (2) Tujuan
skunder negara (tujuan negara yang bukan sebenarnya).7
2.4 Timbulnya Negara
Banyak teori yang mengemukakan timbulnya suatu
negara, diantaranya adalah sebagai berikut:8
1. Teori Kenyataan
Yaitu teori yang menganggap bahwa memang sudah
kenyataannya berdasarkan syarat-syarat tertenu negara
itu dapat timbul.
2. Teori Ketuhanan
Yaitu teori yang mnganggap bahwa memang sudah
menjadi kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa suatu negar itu
timbul.
7 I Gde Pantja Astawa dan Suprin Na’a, op. Cit, hlm. 45-488 Inu Kencana Syafiie, Op. Cit. Hlm. 69-71
13 |N e g a r a d a n W a r g a n e g a r a
3. Teori Perjanjian
Yaitu teori yang menganggap bahwa suatu negara itu
terbentuk berdasarkan perjanjian bersama antar orang-
orang yang sepakat mendirikan suatu negara ataupun
antara orang-orang yang dijajah penjajahnya.
4. Teori Penaklukan
Yaitu teori yang menganggap bahwa negara itu
timbul karena serombongan manusia menundukkan
serombongan yang lain sehingga negara berdiri atads
dasar pemberontakkan, proklamasi, peleburan maupun
penguasaan.
5. Teori Kekuatan
Yaitu teori yang menganggap bahwa negara itu
timbul karena serombongan manusia mengalahkan rombongan
manusia yang lain, rombongan manusia yang lebih kuat
ini kemudian membuat hokum (might makes right). Dengan
demikian kekuatan menjadi pembenaran dan rasion d’etre
nya negara, teori kekuatan ini sama dengan teori
penaklukan.
6. Teori Patrilineal
Yaitu teori yang menganggap bahwa negara itu
timbul karena dalam suatu kelompok keluarga yang masih
primitif pada mulanya, sang ayah sebagai pemimpin
14 |N e g a r a d a n W a r g a n e g a r a
keluarga memiliki kekuasaan kenudian penerusnya ditarik
dari keturunan anak laki-laki tertua ataupun
berikutnya.
7. Teori Matrilineal
Yaitu teori yang menganggap bahwa negara itu
timbul karena dalam suatu kelompok keluarga yang masih
primitif pada mulanya,walaupun lepemimpinan dapat saja
dijabat oelh seorang laki-laki ataupun seorang wanita,
namun pengganti diambil dari garis keturunan ibu
(wanita).
8. Teori Organis
Yaitu teori yang menganggap bahwa sebagai manusia,
pemerintah dianggap kepalanya, masyarakat dianggap
sebagai dagingmya, undang-undang dianggap sebagai
tulangnya, dengan begitu negara bagaikan manusia tempat
lahir, tumbuh, berkembang dan kemudian mati karena
bubar.
9. Teori Daluwarsa
Yaitu teori yang menganggap bahwa negara itu
terbnetuk karena memang sudah dari dulunya ada seorang
yang memerintah, lalu dengan sendirinya seterusnya
keturunan yang bersangkutan diterima sebagai pemilik
negara yang membudaya.
15 |N e g a r a d a n W a r g a n e g a r a
10. Teori Alamiah
Yaitu teori yang menganggap bahwa negara itu
adalah ciptaan alam yang sudah terbantuk dan berkembang
secara alamiah, dengan behitu batas batas negara adalah
sungai, hutan, pantai, guru pasir yang alami.
11. Teori Filosofis
Yaitu teori yang menganggap bahwa negara terbentuk
berdasarkan renungan akan arti sebuah pemerintahan
negara lalu diperhitungkan untuk selayaknya ada dengan
begitu keberadaan negara berdasarkan pencarian
kebenaran, kebaikan dan keindahan suatu pemerintahan
yang tidak lepas dari hakikat yang sesungguhnya negara
itu.
12. Teori Historis
Yaitu teori yang menganggap bahwa negara itu
memilki lembaga social yang tidak dibuat dengan
sengaja, tetapi tumbuh secara evolusioner sesuai dengan
kebutuhan situasi dan kondisi ruang dsn waktu manusia.
Sehingga secara kesejarahan berkembanglah negara itu
seperti apa yang kita lihat selanjutnya.
Demikianlah beberapa teori tentang timbulnya suatu
negara pendiri negara sudah barang tentu dianggap
pahlawan bagi negara tersebut tetapi tidak menutup
16 |N e g a r a d a n W a r g a n e g a r a
kemungkinan menjadi pengkhianat dan pemberontak bagi
negara lain yang merupakan musuhnya.
2.5 Proses Terjadinya Negara
Proses terjadinya negara memiliki pengertian bahwa
urutan penahapan yang nerkembnag dri hal ini yang
sangat sederhana sampai kepada lahirnya Megara yang
modern. Memang untuk memahami terjadinya negara banyak
dasar ataupun teori yang dikemukakan para ahli negara
dan hokum uraian dsini kan mengambil sikap guna
memahami penahapan yang berkembnag sehingga muncul aoa
yang disebut negara itu. Mengenai teori terjadinya
negara ada 2 macam sisi pembahasan.9
1. Terjadinya negara secara primer (pramairestaats)
Terjadinya negara secara primer adalah teori yang
membahas tentang terjadinya negaa yang tidak
dihubungkan dengan negara yang telah ada sebelumnya.
Menurut teori perkembangan negara secara primer melalui
4 fase:
a. Fase genootshap (genossenschaft)
Merupakan kelompok dari orang-oramg yang
menggabungkan dirinya untuk kepentingan bersama dan9.C.S.T Kansil, latiahan ujian: Ilmu Negara (Jakarta:Sinar Grafika, 2009), hlm. 39-42
17 |N e g a r a d a n W a r g a n e g a r a
didasarkan padapersamaan. Yang penting pada unsure ini
adalah unsure bangsa.
b. Fase reich
Merupkan kelompok orang yang mengabungkan diri tadi
telah sadar akan hak milik atas tanah hingga munculaah
tuan tanah dan irang orang yang menyewa tanah sehingga
timbul sistem feodalisme. Unsur penting dalam fase ini
adalah unsur wilayah.
c. Fase staat
Fase ini masyarakat telah sadar diri tidak bernegara
menjadi bernegra dan mereka telah sadar bahwa mereka
berada pada suatu kelompok.
d. Fase Democratische Natie
Fase inimmerupakan perkembangan lebih lanjut dari
fase staat dimana democratische natie ini terbentuk
atas dasar kesadran demokrasi nasional.
e. Fase Diktator
Mengenai fase diktator ini timbul dua pendapat,
yaitu sebagai berikut:
1) Menurut sarjana jerman
Berpendapat bahwa bentuk diktator ini merupakan
perkembangan lebih lanjut daripada democratische natie.
2) Menurut sarjana lainnya
Berpendapat bahwa diktator ini bukanlah merupakan
perkembangan lebih lanjut dari democratische natie, tetapi
variasi atau penyelewengan dari democratische natie.
18 |N e g a r a d a n W a r g a n e g a r a
2. Terjadinya negara secara sekunder (scondaire staats
wording)
Terjadinya negara secara sekunder adalah teori yang
membahas tentang terjadinya negara yang dihubungkan
dengan negara-negara yang telah ada sebelumnya.
Masalah pengakuan atau erkening ada tiga macam
sebagai berikut:
1. Pengakuan de facto
Pengakuan de facto adalah pengakuan yang bersifat
sementara dan munculnya atau terbentuknya suatu negara
baru karena kenayataanya negara baru memang ada namun
apakah prosedurnyanya melaui hukum, hal ini masih dalam
penelitian hinggaakibatnya pengakuan yang di berikan
bersifat sementara. Pengakuan de facto ini dapat
meningkat kepada pengakuan de jure apabila prosedur
munculnya negara baru itu melalui prosedur hukim
sebenarnya.
2. Pengakuan de jure
Pengakuan de jure adalah pengakuan yang seluas-
luasnya dan bersifat tetap terhadap munculnya atau
timbulnya atau terbentuknya suatu negara-negara baru
berdasarkan yuridis atau berdasarkan hukum.
3. Pengakuan pemerintah atas de facto
19 |N e g a r a d a n W a r g a n e g a r a
Pengakuan pemerintah atas de facto adalah pengakuan
hanya terhadap pemerintahan suatu negara.
2.6 Unsur- unsur Negara
Yang dimaksud dengan unsur-unsur negara adalah
hal-hal yang menjadikan negara itu ada atau hal-hal
yang diperlukan untuk terbentuknya negara (elemen
negara). Untuk mengetahui unsur-unsur negara ada tiga
sudut pandangan, yaitu:
1) Meninjau unsur-unsur secara klasik atau
tradisional
2) Meninjau unsur-unsur negara secara yuridis
3) Meninjau unsur-unsur negara secara sosiologis
1. Unsur-unsur Negara Secara Klasik, yaitu:
a. Wilayah tertentu
20 |N e g a r a d a n W a r g a n e g a r a
Yang dimaksud dengan wilayah tertentu ialah
batas wilayah dimana kekuasaaan negara itu berlaku.
Dengan kata lain kekuasan negara tidaka berlaku
diluar batas wilayahnya karena bisa menimbulkan
sengketa internasional. Walaupun sebagai
pengecualian dikenal apa yang disebut dengan daerah-
daerah ekstra territorial yang artinya kekuasaan
negara bisa berlaku di luar daerah kekeuasaaannya.
Sebagai pengecualian ditempat kediaman kedutaan
asing berlaku kekuasaan negara asing. Oleh karena
itu tidak jarang orang meminta politik asli kepada
kedutaan asing yang tidak dapat diganggu gugat. Juga
suatu kapal perang juga dapat merupakan daerah
ekstraterritorial. Dan tidak heran pula jika seorang
warga negara hendak melahirkan anaknya supaya anak
itu tidak kehilangan kewarganegaraannya berhubung
dengan asas tempat kelahiran anak ia pergi kekapal
perang yang berlabuh dengan bendera negaranya.
Kelahiran anak tersebut tidak menyebabkan kehilangan
kewarganegaraannnya sebab ia lahir didaerah
ekstrateritorial.
Mengenai batas wilayah negara, orang tidak
dapat melihat dalam Undang-undang Dasar Negara, tai
merupakan ketentuan dalam perjanjian (traktat)
antara dua negara atau lebih yang berkepentingan dan
biasanya merupakan negara tetanggga. Antara dua
21 |N e g a r a d a n W a r g a n e g a r a
negara saja maka perjanjian negara itu bersifat
billateral, jika lebih dari dua negara, maka
perjanjian itu multilateral, Jika kata-kta wilayah
disebutkan didalam Undang-Undang dasar, maka
ketentuan itu tidak mempunyai arti yuridis sama
sekali, oleh karena itu penentuan wilayah tidak
dapat ditentukan secara sepihak.10
Setiap negara harus memiliki wilayah teritorial
yang tampak nyata dengan batas-batas yang dapat
dikenali, baik dalam arti faktual maupun dalam arti
yuridis. Dalam arti faktual yaitu kenyataan, bahwa
negara yang bersangkutan menguasai dan menjalankan
kekuasaan ats wilayah tersebut. Tetapi sesuatu yang
faktual belum tentu benar secara yuridis. Misalnya
wilayah yang diduduki secara paksa atau wilayah yang
disengketakan. Dapat pula terjadi sebaliknya,
wilayah dalam arti yuridis, karena negara yang
bersangkutan tidak secra nyata menguasai dan
menjalankan kekuasaan atas wialayah negara tersebut.
Hal semacam ini dapat terjadi apabila suatu negara
yang diduduki musuh dan pemerintahan negara yang
bersangkutan berada dilura wilayah negara, yang
disebut dengan wilayah pemerintahan dan pengasingan
(in exile), atau karena suatu sebab tidak dapat
10 Abu Daud Busroh, Ilmu Negara, Edisi 1, cetakan 7 (Jakarta: Bumi Aksara,2010) hlm. 76.
22 |N e g a r a d a n W a r g a n e g a r a
menjalankan suatu kekuasaaan dalam wilayah
negaranya, misalnya wilayah pemerintahan Palestina
yang pernah berkedududka di Kairo Mesir.
Dalam praktik negara dan putusna pengadilan
serta arbitrase ditetapkan bahwa untuk menjadi
negara tidaklah perlu memeiliki wilayah yang tetap
atau memiliki batas-batas negara yang tidak dalam
sengketa. Sebagai contoh, Israel dari sejak negara
ini memproklamasikan dirinya sebagai negara pada 14
Mei 1948 sampai saat ini tetap merupakan suatu
negara mesikipun wilayah perbatasannya belum pernah
dirampungkan. Dalam putusan pengadilan, lahir suatu
prinsip bahwa suatu negara dapat diakui sebagai
negara asalkan ia mempunyai wilayah betapa pun besar
kecilnya wilayah negara tersebut.
Karena keadaan tertentu, suatu negara pun tetap
diakui sebagai subyek hukum internasional, meskipun
negara tidak memiliki wilayah yang tetap atau tidak
mempunyai wilayah tertentu. Contohnya PLO pimpinan
Yasser Arafat. Setelah wilayah ini diserobot oleh
Israel, praktis negara ini tidak mempunyai wilayah
sama sekali. Namun demikian, negara-negara masih
menganggapnya sebagai negara, menerima perwakilan
23 |N e g a r a d a n W a r g a n e g a r a
PLO dinegaranya, atau ikut serta dalam konferensi-
konferensi atau perjanjian internasional.11
b. Penduduk / Rakyat Tertentu
Setiapa negara mempunyai penduduk dan kekeuasaan
negara yang menjangkau semua penduduk yang ada
didalam wilayahnya. Penduduk didalam suuatu negara
biasanya menunjukkan beberapa ciri khas yang
membedakan dari bangsa lain. Perbedaan ini tampak
misalnya dalam kebudayaan, nilai-nilai politiknya
atau identitas nasionalnya.
Yang dimaksud dengan rakyat, yaitu sekumpulan
manusia dari dua jenis kelamin yang hidup bersama
sehingga merupakan masyarakat, meskipun mereka ini
mungkin berasal dari keturunan, kepercayaan, dan
kulit yang berlainan. Syarat penting untuk unsur ini
yaitu rakyat atau masyarakat ini harus terorganisasi
dengan baik (organized populations).
Beberapa istilah yang erat kaitannya dengan rakyat
adalah: (1) Rumpun; (2) Bangsa; (3) Natie. Rumpun
diartikan sebagai sekumpulan manusia yang merupakan
suatu kesatuan karena mempunyai ciri-ciri jasmaniah
yang sama. Misalnya warna kulit, rambut, bentuk
badan, bentuk muka, dan sebagainya. Bangsa diartikan
Misalnya adat kebiasaan, agama dan sebagainya. Natie
diartikan sebagai sekumpulan manusia yang merupakan
suatu kesatuan karena mempunyai satu kesatuan
politik yang sama.12
c. Pemerintahan yang Berdaulat
Unsur pemerintahan biasanya dirumuskan berdaulat
keluar dan berdaulat kedalam. Berdaulat ke luar
artinya mempunyai kedudukan yang sederajat dengan
negara-negara lain. Berdaulat kedalam artinya
merupakan pemerintah atau penguasa yang berwibawa.
Mengenai pengertian pemerintahan pemerintaha
sebagaimana halnya setiap organisasi mempunyai badan
pimpinan dan badan pengurus yang disebut pemerintah.
Fungsi badan pimpinan serta badan pengurus disebut
pemerintahan. Pemerintah memerintah berarti
pemerintah menjalankan tugas pemerintahan.13
Mengutip pendapat Utrecth, M.Solly Lubis,14
menyatakan istilah pemerintah meliputi tiga
12 Ibid, hlm 1713 Ahmad Sukardja, Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara Dalam Perspektif Fikih Siyasah (Jakarta: Sinar Grafika, 2012 ), hlm. 5614 M.Soily Lubis, Ilmu Negara, ( Bandung:Alumni, 1981), Hlm. 31
25 |N e g a r a d a n W a r g a n e g a r a
pengertian yang tidak sama. Ketiga pengertian
tersebut adalah sebagai berikut.
a. Pemerintah dalam arti luas meliputi badan
legislatif, eksekutif dan yudikatif; jadi termasuk
semua badan kenegaraan yang menyelenggarakan
kesejahteraan umum. Pengertian pemerintah demikian
dalam istilah Belanda disebut ovetheid dan
governement, dalam istilah inggris disebut dengan
government. Populer dalam istilah Indonesia
sekarang adalah penyelenggara negara.
b. Pemerintah dalam arti gabungan badan-badan
kenegaraan tertinggi atau satu badan kenegaraan
tertinggi yang berkuasa memerintah di wilayah
suatu negara, miasalnya Raja, Presiden, Yang
Dipertuan Agung.
c. Pemerintah dalam arti kepala negara (presiden)
bersama-sama dengan menteri-menterinya, yang
berarti organ eksekutif, yang biasa disebut Dewan
Menteri atau Kabinet atau di Inggris disebut Privy
Council.
G.S. Diponolo dalam bukunya Ilmu Negara
menulisbahwa ada dua pengertian pemerintah. Kedua
pengertian tersebut dijelaskan sebagai
26 |N e g a r a d a n W a r g a n e g a r a
berikut:15Dalam arti luas, pemerintah adalah
keseluruhan dan badan pegurus negara dengan segala
organisasi, segala bagiannnya dan segala pejabatnya
yang menjalankan tugas negara dari pusat ke pelosok-
pelosok daerah. Dalam arti sempit, pemerintah adalah
suatu badan pimpinan yang terdiri atas seorang atau
beberapa orang yang mempunyai peranan pimpina dan
menentukan dalam pelaksanaan tugas negara; jelasnya
pemerintah dalam pengertian ini adalah kepala negara
dengan para menteri yang kini lazim disebut kabinet.
Dalam konteks pemerintah sebagai penguasa haruslah
memeiliki kedaulatan. Kedaulatan adalah kekuasaan
tertinggi untuk membuat undang-undang dan
melaksanakannnya. Kedaulatan menjadi alat pemaksa
negara untuk mengatur warga negaranya. Kedaulatan
inilah yang memungkinkan dapat melaksanakan
pemerintah untuk tujuan kesejahteraan rakyat.
Kedaulatan diperoleh dari pengakuan dan ketundukkan
rakyat terhadap negara (yang diwakili oleh
pemerintah). Sedangkan bagi negara-negara lain,
kedaulatan negara menjadi simbol kekuatan yang
dihormati dan diakui.Akan tetapi, untuk menjadi
suatu negara yang berdaulat dalam praktiknya
memerlukan pengakuanbagi negara lain.
15 G.S. Diponolo, Ilmu Negara. Jilid (Jakarta: Balai Pustaka, 1975),hlm. 9-14
27 |N e g a r a d a n W a r g a n e g a r a
2. Unsur-unsur Negara Secara Yuridis
Hal ini dikemukakan oleh Logemann, yang terdiri
dari:
a. Wilayah hukum (Gebiedsleer) yang meliputi wilayah
darat, laut, udara serta orang dan batas
wewenangnya.
b. Subjek hukum ( Persoonsleer)
Unsur subjek hukum daripada negara adalah
pemerintah yang berdaulat.
c. Hubungan hukum (De leer van de rechtbetrekking)