TINJUAN PUSTAKA HIPERTENSI A. Definisi Hipertensi Hipertensi adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan curah jantungdan/atau kenaikan pertahanan perifer. Menurut The Joint National Commitee of Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of The Blood Pressure (2004) dikatakan hipertensi jikatekanan darah sistolik yang lebih besar atau sama dengan 140 mmHg atau peningkatan tekanan darah diastolik yang lebih besar atau sama dengan 90mmHg. Umumnya tekanan darah normal seseorang 120 mmHg/80 mmHg. Hasil pemeriksaan tersebut dilakukan 2 atau lebih pemeriksaan dan dirata-rata. B. Epidemiologi Hipertensi Hipertensi telah menjadi permasalahan kesehatan yang sangat umum terjadi. Data dari National Health and Nutrition Examination (NHANES) menunjukkan bahwa 50 juta atau bahkan lebih penduduk Amerika mengalami tekanan darah tinggi. Angka kejadian hipertensi di seluruh dunia mungkin mencapai 1 milyar orang dan sekitar 7,1 juta kematian akibat hipertensi terjadi setiap tahunnya (WHO, 2003 dan Chobanian et.al, 2004). 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TINJUAN PUSTAKA
HIPERTENSI
A. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan curah jantungdan/atau
kenaikan pertahanan perifer.
Menurut The Joint National Commitee of Prevention, Detection, Evaluation and
Treatment of The Blood Pressure (2004) dikatakan hipertensi jikatekanan darah sistolik
yang lebih besar atau sama dengan 140 mmHg atau peningkatan tekanan darah diastolik
yang lebih besar atau sama dengan 90mmHg. Umumnya tekanan darah normal seseorang
120 mmHg/80 mmHg. Hasil pemeriksaan tersebut dilakukan 2 atau lebih pemeriksaan
dan dirata-rata.
B. Epidemiologi Hipertensi
Hipertensi telah menjadi permasalahan kesehatan yang sangat umum terjadi. Data
dari National Health and Nutrition Examination (NHANES) menunjukkan bahwa 50 juta atau
bahkan lebih penduduk Amerika mengalami tekanan darah tinggi. Angka kejadian
hipertensi di seluruh dunia mungkin mencapai 1 milyar orang dan sekitar 7,1 juta
kematian akibat hipertensi terjadi setiap tahunnya (WHO, 2003 dan Chobanian et.al,
2004).
Dalam suatu data statistika di Amerika serikat pada populasi penderita dengan
risiko hipertensi dan penyakit jantung koroner, lebih banyak dialami oleh pria dari pada
wanita saat masih muda tetapi pada umur 45 sampai 54 tahun, prevalensi hipertensi
menjadi lebih meningkat pada wanita. Secara keseluruhan pada penderita wanita
prevalensi hipertensi akan meningkat seiring denganmeningkatnya usia, hanya sekitar 3%
sampai 4 % wanita pada umur 35 tahunyang menderita hipertensi, sementara >75%
wanita menderita hipertensi padaumur ≥ 75 tahun.
Di Indonesia, belum ada data nasional lengkap untuk prevalensi hipertensi.Dari
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995, prevalensi hipertensi diIndonesia adalah
8,3%. Sedangkan dari survei faktor risiko penyakitkardiovaskular (PKV) oleh proyek
1
WHO di Jakarta, menunjukkan angka prevalensi hipertensi dengan tekanan darah 160/90
masing-masing pada priaadalah 12,1% dan pada wanita angka prevalensinya 12,2% pada
tahun 2000.Secara umum, prevalensi hipertensi pada usia lebih dari 50 tahun berkisar
antara15%-20%.
C. Etiologi Hipertensi
Stres atau perasaan tertekan.
Kegemukan (Obesitas).
Kebiasaan merokok.
Kurang berolahraga.
Kelainan kadar lemak dalam darah (Dislipidemia).
Konsumsi yang berlebihan atas garam, alkohol, dan makanan yang berlemak tinggi.
Kurang mengonsumsi makanan yang berserat dan diet yang tidak seimbang.
D. Klasifikasi Hipertensi
Berdasarkan Nilai Tekanan Darahnya
Pada tahun 2004, The Joint National Commitee of Prevention,
Detection, Evaluation and Treatment of The Blood Pressure (JNC-7) mengeluarkan
batasan baru untuk klasifikasi tekanan darah, <120/80 mmHg adalah batas
optimal untuk risiko penyakit kardiovaskular. Didalamnya ada kelas baru dalam
klasifikasi tekanan darah yaitu pre-hipertensi. Kelas baru pre-hipertensi tidak
digolongkan sebagai penyakit tapi hanya digunakan untuk mengindikasikan
bahwa seseorang yang masuk dalam kelas ini memiliki resiko tinggi untuk
terkena hipertensi, penyakit jantung koroner dan stroke dengan demikian baik
dokter maupun penderita dapat mengantisipasi kondisi ini lebih awal, hingga
tidak berkembang menjadi kondisi yang lebih parah.
Individu dengan prehipertensi tidak memerlukan medikasi, tapi dianjurkan
untuk melakukan modifikasi hidup sehatyang penting mencegah peningkatan
tekanan darahnya. Modifikasi pola hidup sehat adalah penurunan berat badan,
diet, olahraga, mengurangi asupan garam, berhenti merokok dan membatasi
minum alcohol.
2
Klasifikasi
Hipertensi
Tekanan darah (mmHg)
Sistole Diastole
Normal < 120 mmHg < 80 mmHg
Pre – Hipertensi 120 – 139 mmHg 80 – 89 mmHg
Hipertensi
Stadium 1 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg
Sadium 2 >160 mmHg > 100 mmHg
Berdasarkan Etiologinya
Hipertensi berdasarkan etiologi / penyebabnya dibagi menjadi 2 :
Hipertensi Primer atau Esensial
Hipertensi primer atau yang disebut juga hipertensi esensial atau
idiopatik adalah hipertensi yang tidak diketahui etiologinya/penyebabnya.
Paling sedikit 90% dari semua penyakit hipertensi dinamakan hipertensi
primer
Patofisiologi hipertensi primer
Beberapa teori patogénesis hipertensi primer meliputi :
o Aktivitas yang berlebihan dari sistem saraf simpatik
o Aktivitas yang berlebihan dari sistem RAA
o Retensi Na dan air oleh ginjal
o Inhibisi hormonal pada transport Na dan K melewati dinding sel
pada ginjal dan pembuluh darah
o Interaksi kompleks yang melibatkan resistensi insulin dan fungsi
endotel
Sebab – sebab yang mendasari hipertensi esensial masih belum
diketahui. Namun sebagian besar disebabkan oleh ketidak normalan tertentu
pada arteri.Yakni mereka memiliki resistensi yang semakin tinggi (kekakuan
atau kekurangan elastisitas) pada arteri – arteri yang kecil yang paling jauh
3
dari jantung (arteri periferal atau arterioles), hal ini seringkali berkaitan
dengan faktor-faktor genetic, obesitas, kurang olahraga, asupan garam
berlebih, bertambahnya usia, dll. Secara umum faktor-faktor tersebut antara
lain:
Factor Genetika (Riwayat keluarga)
Hipertensi merupakan suatu kondisi yang bersifat menurun
dalam suatu keluarga. Anak dengan orang tua hipertensi memiliki
kemungkinan dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi daripada
anak dengan orang tua yang tekanan darahnya normal.
Ras
Orang –orang yang hidup di masyarakat barat mengalami
hipertensi secara merata yang lebih tinggi dari pada orang berkulit
putih. Hal ini kemungkinan disebabkan karena tubuh mereka
mengolah garam secara berbeda.
Usia
Hipertensi lebih umum terjadi berkaitan dengan usia, Khususnya
pada masyarakat yang banyak mengkonsumsi garam. Wanita pre –
menopause cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi
daripada pria pada usia yang sama, meskipun perbedaan diantara jenis
kelamin kurang tampak setelah usia 50 tahun. Penyebabnya, sebelum
menopause, wanita relatif terlindungi dari penyakit jantung oleh
hormon estrogen. Kadar estrogen menurun setelah menopause dan
wanita mulai menyamai pria dalam hal penyakit jantung
Jenis kelamin
Pria lebih banyak mengalami kemungkinan menderita hipertensi
dari pada wanita. Hipertensi berdasarkan jenis kelamin ini dapat pula
dipengaruhi oleh faktor psikologis. Pada pria seringkali dipicu oleh
perilaku tidak sehat (merokok, kelebihan berat badan), depresi dan
rendahnya status pekerjaan. Sedangkan pada wanita lebih berhubungan
dengan pekerjaan yang mempengaruhi faktor psikiskuat
4
Stress psikis
Stress meningkatkan aktivitas saraf simpatis, peningkatan ini
mempengaruhi meningkatnya tekanan darah secara bertahap. Apabila
stress berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menjadi tetap
tinggi. Secara fisiologis apabila seseorang stress maka kelenjer
pituitary otak akan menstimulus kelenjer endokrin untuk
mengahasilkan hormon adrenalin dan hidrokortison kedalam darah
sebagai bagian homeostasis tubuh. Penelitian di AS menemukan enam
penyebab utama kematian karena stress adalah PJK, kanker, paru-paru,
kecelakan, pengerasan hati dan bunuh diri.
Obesitas
Pada orang yang obesitas terjadi peningkatan kerja pada jantung
untuk memompa darah agar dapat menggerakan beban berlebih dari
tubuh tersebut. Berat badan yang berlebihan menyebabkan
bertambahnya volume darah dan perluasan sistem sirkulasi. Bila bobot
ekstra dihilangkan, TD dapat turun lebih kurang 0,7/1,5 mmHg setiap
kg penurunan berat badan. Mereduksi berat badan hingga 5-10% dari
bobot total tubuh dapat menurunkan resiko kardiovaskular secara
signifikan.
Asupan garam Na
Ion natrium mengakibatkan retensi air, sehingga volume darah
bertambahdan menyebabkan daya tahan pembuluh meningkat. Juga
memperkuat efek vasokonstriksi noradrenalin. Secara statistika,
ternyata bahwa pada kelompok penduduk yang mengkonsumsi terlalu
banyak garam terdapat lebih banyak hipertensi daripada orang-orang
yang memakan hanya sedikit garam.
Rokok
Nikotin dalam tembakau adalah penyebab tekanan darah
meningkat. Hal ini karena nikotin terserap oleh pembuluh darah yang
kecil dalam paru – paru dan disebarkan keseluruh aliran darah. Hanya
5
dibutuhkan waktu 10 detik bagi nikotin untuk sampai ke otak. Otak
bereaksi terhadap nikotin dengan memberikan sinyal kepada kelenjer
adrenal untuk melepaskan efinephrine (adrenalin). Hormon yang
sangat kuat ini menyempitkan pembuluh darah, sehingga memaksa
jantung untuk memompa lebih keras dibawah tekanan yang lebih
tinggi.
Konsumsi alcohol
Alkohol memiliki pengaruh terhadap tekanan darah, dan secara
keseluruhan semakin banyak alkohol yang di minum semakin tinggi
tekanan darah. Tapi pada orang yang tidak meminum minuman keras
memiliki tekanan darah yang agak lebih tinggi dari pada yang
meminum dengan jumlah yang sedikit.
Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang terjadi sebagai akibat
suatu penyakit, kondisi dan kebiasaan. Karena itu umumnya hipertensi ini
sudahdiketahui penyebabnya. Terdapat 10% orang menderita apa yang
dinamakan hipertensi sekunder. Umumnya penyebab Hipertensi sekunder
dapat disembuhkan dengan pengobatan kuratif, sehingga penderita dapat
terhindar dari pengobatan seumur hidup yang sering kali tidak nyaman dan
membutuhkan biaya yang mahal.
Patofisiologi hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder disebabkan oleh suatu proses penyakit sistemik
yang meningkatkan tahanan pembuluh darah perifer atau cardiac output,
contohnyaadalah renal vaskular atau parenchymal disease, adrenocortical
tumor,feokromositoma dan obat-obatan. Bila penyebabnya diketahui dan
dapatdisembuhkan sebelum terjadi perubahan struktural yang menetap,
tekanan darahdapat kembali normal.
6
Krisis Hipertensi
Krisis hipertensi didefinisikan sebagai kondisi peningkatan tekanan darah
yang disertai kerusakan atau yang mengancam kerusakan terget organ dan
memerlukan penanganan segera untuk mencegah kerusakan atau keparahan
targetorgan.
The Fifth Report of the Joint National Comitte on Detection, Evaluation and Treatment of
High Blood Pressure (JNC-7, 2004) membagi krisis hipertensi ini menjadi 2
golongan yaitu : Hipertensi emergensi (darurat) dan Hipertensi urgensi
(mendesak).
Kedua hipertensi ini ditandai nilai tekanan darah yang tinggi yaitu ≥ 180
mmHg/120 mmHg dan ada atau tidaknya kerusakan target organ pada hipertensi.
Membedakan kedua golongan krisis hipertensi bukanlah dari tingginya tekanan
darah, tapi dari kerusakan organ sasaran. Kenaikan tekanan darah yang sangat
pada seorang penderita dianggap sebagai suatu keadaan emergensi bila terjadi
kerusakan secara cepat dan progresif dari sistem syaraf sentral, miokardinal, dan
ginjal. Hipertensi emergensi dan hipertensi urgensi perlu dibedakan karena cara
penanggulangan keduanya berbeda.
Hipertensi emergensi (darurat)
Ditandai dengan tekanan darah Diastolik > 120 mmHg, disertai
kerusakan berat dari organ sasaran yag disebabkan oleh satu atau lebih
penyakit/kondisi akut. Keterlambatan pengobatan akan menyebabkan
timbulnya sequele atau kematian. Tekanan darah harus diturunkan sampai
batas tertentu dalam satu sampai beberapa jam. Penderita perlu dirawat di
ruangan Intensive Care Unit atau (ICU).
Penanggulangan hipertensi emergensi :
Pada umumnya kondisi ini memerlukan terapi obat
antihipertensi parenteral. Tujuan terapi hipertensi darurat bukanlah
menurunkan tekanan darah ≤ 140/90 mmHg, tetapi menurunkan tekanan
arteri rerata (MAP) sebanyak 25 % dalam kurun waktu kurang dari 1 jam.
7
Apabila tekanan darah sudah stabil tekanan darah dapat diturunkan sampai
160 mmHg atau 100-110 mmHg dalam waktu 2 – 6 jam kemudian.
Selanjutnya tekanan darah dapat diturunkan sampai tekanan darah sasaran
(<140 mmHg atau < 130 mmHg pada penderita diabetes dan gagal ginjal
kronik) setelah 24 – 48 jam.
Hipertensi urgensi (mendesak)
Hipertensi mendesak ditandai dengan tekanan darah diastolik >120
mmHg dan dengan tanpa kerusakan/komplikasi minimum dari organ sasaran.
Tekanan darah harus diturunkan secara bertahap dalam 24 jam sampai batas
yang aman memerlukan terapi oral hipertensi. Penderita dengan hipertensi
urgensi tidak memerlukan rawat inap di rumah sakit. Sebaiknya penderita
ditempatkan diruangan yang tenang tidak terang dan tekanan darah diukur
kembali dalam 30 menit. Bila tekanan darah tetap masih sangat meningkat,
maka dapat dimulai pengobatan. Umumnya digunakan obat – obat oral
antihipertensi dalam menggulangi hipertensi urgensi ini dan hasilnya cukup
memuaskan.
Penanggulangan hipertensi urgensi :
Pada umumnya, penatalaksanaan hipertensi mendesak dilakukan
dengan menggunakan atau menambahkan antihipertensi lain atau
meningkatkan dosis antihipertensi yang digunakan, dimana hal ini akan
menyebabkan penurunan tekanan darah secara bertahap. Penurunan tekanan
darah yang sangat cepat menuju tekanan darah sasaran (140/90 mmHg atau
130/80 mmHg pada penderita diabetes dan gagal ginjal kronik)
harus dihindari. Hal ini disebabkan auto regulasi aliran darah pada penderita
hipertensi kronik terjadi pada tekanan yang lebih tinggi pada orang dengan
tekanan darah normal, sehingga penurunan tekanan darah yang sangat cepat
dapat menyebabkan terjadinya cerebrovaskular accident, infark miokard dan
gagal ginjal akut.
8
E. Patofisiologi Hipertensi
Mekanisme patogenesis hipertensi yaitu Peningkatan tekanan darah yang
dipengaruhi oleh curah jantung dan tahanan perifer. Mekanisme hipertensi tidak dapat
dijelaskan dengan satu penyebab khusus, melainkan sebagai akibat interaksi dinamis
antara faktor genetik, lingkungan dan faktor lainnya. Tekanan darah dirumuskan sebagai
perkalian antara curah jantung dan atau tekanan perifer yang akan meningkatkan tekanan