HIGIENE PERUSAHAAN FAKTOR FISIK
(PENERANGAN/PENCAHAYAAN)PENGERTIAN PENERANGANPencahayaan
didefinisikan sebagai jumlah cahaya yang jatuh pada permukaan.
Satuannya adalah lux (1 lm/m2), dimana lm adalah lumens atau lux
cahaya. Salah satu faktor penting dari lingkkungan kerja yang dapat
memberikan kepuasan dan produktivitas adalah adanya penerangan yang
baik. Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan
pekerja dapat melihat obyek-obyek yang dikerjakan secara jelas,
cepat dan tanpa upaya-upaya yang tidak perlu.
Penerangan yang cukup dan diatur dengan baik juga akan membantu
menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan sehingga
dapat memelihara kegairahan kerja. Pencahayaan merupakan salah satu
faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan yang aman dan nyaman
dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia. Pencahayaan yang
baik memungkinkan orang dapat melihat objek-objek yang
dikerjakannya secara jelas dan cepat.
Fungsi penerangan :
1. Melihat objek dengan jelas
2. Memudahkan pekerjaan
3. Meningkatkan kualitas produk dan produktivitas
4. Menghindari kecelakaan keja
5. Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman
FUNGSI PENGLIHATAN DI TEMPAT KERJA
Mata sebagai alat pengliliatan sangat penting peranannya dalam
melakukan pekerjaan. Dcngan penglihatan, pekerjaan dapat dilakukan
dengan baik. Oleh karena dengan pengliliatan keseluruhan dari
aspek-aspek pekerjaan dapat dilihat, disadari, untuk kemudian
dikendalikan secara tepat.Besarnya peranan mata sebagai alat
penglihatan dalam pekerjaan seperti tersebut di atas dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain :
1. Faktor-faktor dari dalam mata, berupa kemampuan-kemampuan
mata dalam beberapa hal sebagai berikut:
a. Ketajaman penglihatan
Ketajaman penglihatan yaitu kemampuan mata untuk membedakan
bagian-bagian detail yang kecil baik terhadap obyek maupun
permukaan. Ketajaman penglihatan merupakan persepsi yang terpisah
atas dua titik yang berdekatan dan persepsi jarak. Makin tinggi
ketajaman penglihatan maka makin jelas dan tediri atas
penglihatannya terhadap obyek kerja, sehingga pekerjaan dapat
dikerjakan dengan lebih baik dan lebih mudah.
b. Kepekaan terhadap kontras
Kepekaan terhadap kontras, yaitu kemampuan persepsi terhadap
perbedaan minimal dalam luminensi. Makin tinggi tingkat kepekaan
terhadap kontras maka akan lebih mudah dan lebih cepat membedakan
barang-barang yang sama dengan warna yang hampir sama, sehingga
pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan perbandingan warna akan
dapat diselesaikan lebih mudah, cepat dan lebih baik.
c. Kepekaan terhadap persepsi
Kepekaan terhadap persepsi adalah kemampuan mata untuk
rnenafsirkan obyek kerja yang dilihatnya. Sedang waktu yang
diperlukan sejak melihat suatu obyek sampai timbulnya persepsi
penglihatan disebut kecepatan persepsi, Tingkat kepekaan persepsi
akan berpengaruh terhadap kecepatan persepsinya, dan ini juga akan
berpengaruh terhadap pemahaman dan kesadarannya terhadap
obyek-obyek kerja yang dihadapinya.
Kemampuan-kemampuan mata tersebut di atas dipengaruhi oleh.:
a. Daya akomodasi, yaitu kemampuan mata untuk memfokus kepada
obyek-obyek pada jarak-jarak dari titik terdekat sampai titik
terjauh. Usia tertentu berpengaruh terhadap kemampuan ini. Demikian
juga. tingkat penerangan berpengaruh terhadapnya.
b. Lebar kecilnya pupil ; yang tergantung pada intensitas dan
sifat penyinaran, jarak obyek, keadaan emosi dan tingkat kesehatan
serta pengaruh bahan kimia.
c. Adaptasi retina, yaitu perubahan kepekaan retina atas dasar
penerangan atau perubahan penerangan, Dikenal istilah-istilah
adaptasi gelap, adaptasi terang dan adaptasi sebagain
(partial).
2. Faktor-faktor dari luar mata meliputi :
a. Luminensi (Brightness) dari lapangan penglihatan.
Jumlah cahaya yang dipantulkan atau dipancarkan obyek kerja
sangat mempengaruhi tingkat kejelasan mata dalam melihat obyek
kerja tersebut.
Makin banyak cahaya yang dipantulkan atau dipancarkan oleh obyek
kerja maka obyek kerja akan makin jelas kelihatan dengan batas
maksimum 5000 asb. ( 1600 cd/m2).
Untuk menentukan besarnya luminensi dapat dicari dengan rumus
:
b. Ukuran obyek
Makin besar ukuran obyek maka makin mudah dilihat mata normal
pada tingkat penerangan yang cukup.
Ukuran obyek biasanya dinyatakan dalam derajat, yaitu sudut
antara garis lurus ujung-ujung obyek ke arah mata
D = Ukuran obyek dalam derajat
Jika ukuran obyek terkecil yang masih dapat dilihat mata normal
adalah Do, maka besarnya tingkat kejelasan obyek (visibilitas)nya
adalah R = D/Do.
Apabila derajat visibilitas obyek lebih dari 2,5 maka obyek akan
mudah dilihat, jika visibilitas antara 1 - 2,5 maka obyek dapat
dilihat namun harus dengan upaya yang kontinyu dan jika
visibilitasnya kurang dari 1 maka obyek tidak dapat dilihat dengan
jelas meskipun dengan upaya maksimum.
c. Derajat kontras antara obyek dan sekelilingnya
Kontras merupakan perbedaan luminensi antara dua permukaan yang
dalam hal ini adalah permukaan obyek dan sekelilingnya. Besarnya
derajat kontras dapat dicari dengan rumus:
dimana : C : derajat kontras
L1 : luminensi objek
L2 : luminensi sekitar obyek
Dari rumus ini maka besarnya derajat kontras akan selalu
berkisar antara 0-1. makin besar derajat kontras maka makin jelas
mata melihat obyek kerjanya, dengan angka maksimum 0,9 atau
perbedaan luminensi 10: 1.
d. Lamanya melihat
Suatu obyek jika dalam keadaan sepintas tidak kelihatan dengan
jelas, maka jika diperhatikan dengan seksama akan kelihatan lebih
jelas. Jadi makin lama waktu melihat maka obyek makin jelas
terlihat.
Faktor-faktor tersebut satu dengan yang lainnya dapat
mengimbangi, misalnya suatu obyek dengan kontras yang kurang dapat
dilihat dengan jelas apabila obyek tersebut cukup besar ukurannya
atau apabila mendapat penerangan yang cukup memadai.Menurut
sumbernya, pencahayaan dapat dibagi menjadi :
A.Pencahayaan alamiPencahayaan alami adalah sumber pencahayaan
yang berasal dari sinar matahari. Sinar alami mempunyai banyak
keuntungan, selain menghemat energi listrik juga dapat membunuh
kuman. Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang
diperlukan jendela-jendela yang besar ataupun dinding kaca
sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas lantai.Sumber pencahayaan
alami kadang dirasa kurang efektif dibanding dengan penggunaan
pencahayaan buatan, selain karena intensitas cahaya yang tidak
tetap, sumber alami menghasilkan panas terutama saat siang hari.
B.Pencahayaan buatanPencahayaan buatan adalah pencahayaan yang
dihasilkan oleh sumber cahaya selain cahaya alami. Pencahayaan
buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan sulit dicapai oleh
pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi.
Fungsi pokok pencahayaan buatan baik yang diterapkan secara
tersendiri maupun yang dikombinasikan dengan pencahayaan alami
adalah sebagai berikut:1. Menciptakan lingkungan yang memungkinkan
penghuni melihat secara detail serta terlaksananya tugas serta
kegiatan visual secara mudah dan tepat2. Memungkinkan penghuni
berjalan dan bergerak secara mudah dan aman3. Tidak menimbukan
pertambahan suhu udara yang berlebihan pada tempat kerja4.
Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap menyebar secara
merata, tidak berkedip, tidak menyilaukan, dan tidak menimbulkan
bayang-bayang.5. Meningkatkan lingkungan visual yang nyaman dan
meningkatkan prestasi.6. Disamping hal-hal tesebut di atas, dalam
perencanaan penggunaan pencahayaan untuk suatu lingkungan kerja
maka perlu pula diperhatikan hal-hal berikut ini Seberapa jauh
pencahayaan buatan akan digunakan, baik untuk menunjang dan
melengkapi pencahayaan alami. Tingkat pencahayaan yang diinginkan,
baik untuk pencahayaan tempat kerja yang memerlukan tugas visual
tertentu atau hanya untuk pencahayaan umum Distribusi dan variasi
iluminasi yang diperlukan dalam keseluruhan interior, apakah
menyebar atau tefokus pada satu arah Arah cahaya, apakah ada maksud
untuk menonjolkan bentuk dan kepribadian ruangan yang diterangi
atau tidak Warna yang akan dipergunakan dalam ruangan serta efek
warna dari cahaya Derajat kesilauan obyek ataupun lingkungan yang
ingin diterangi, apakah tinggi atau rendah.Sistem pencahayaan
buatan yang sering dipergunakan secara umum dapat dibedakan atas 3
macam yakni:1.Sistem Pencahayaan MerataPada sistem ini iluminasi
cahaya tersebar secara merata di seluruh ruangan. Sistem
pencahayaan ini cocok untuk ruangan yang tidak dipergunakan untuk
melakukan tugas visual khusus. Pada sistem ini sejumlah armatur
ditempatkan secara teratur di seluruh langi-langit.2.Sistem
Pencahayaan TerarahPada sistem ini seluruh ruangan memperoleh
pencahayaan dari salah satu arah tertentu. Sistem ini cocok untuk
pameran atau penonjolan suatu objek karena akan tampak lebih jelas.
Lebih dari itu, pencahayaan terarah yang menyoroti satu objek
tersebut berperan sebagai sumber cahaya sekunder untuk ruangan
sekitar, yakni melalui mekanisme pemantulan cahaya. Sistem ini
dapat juga digabungkan dengan sistem pencahayaan merata karena
bermanfaat mengurangi efek menjemukan yang mungkin ditimbulkan oleh
pencahayaan merata.3.Sistem Pencahayaan SetempatPada sistem ini
cahaya dikonsentrasikan pada suatu objek tertentu misalnya tempat
kerja yang memerlukan tugas visual. Sistem pencahayaan ini sangat
bermanfaat untuk: memperlancar tugas yang memerlukan visualisasi
teliti mengamati bentuk dan susunan benda yang memerlukan cahaya
dari arah tertentu. Melengkapi pencahayaan umum yang terhalang
mencapai ruangan khusus yang ingin diterangi Membantu pekerja yang
sudah tua atau telah berkurang daya penglihatannya. Menunjang tugas
visual yang pada mulanya tidak direncanakan untuk ruangan
tersebut.Pencahayaan setempat diperoleh dengan memasang sumber
pencahayaan di langit-langityang spektrum cahaya
terlokalisir(localized lighting)atau dengan memasang sumber cahaya
langsung ditempat kerja(local lighting)Sistem dan Standar
PencahayaanRuangUntuk mendapatkan pencahayaan yang sesuai dalam
suatu ruang, maka diperlukan sistem pencahayaan yang tepat sesuai
dengan kebutuhannya. Sistem pencahayaan di ruangan, termasuk di
tempat kerja dapat dibedakan menjadi 5 macam yaitu:
A.Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting)Pada sistem ini
90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang perlu
diterangi. Sistm ini dinilai paling efektif dalam mengatur
pencahayaan, tetapi ada kelemahannya karena dapat menimbulkan
bahaya serta kesilauan yang mengganggu, baik karena penyinaran
langsung maupun karena pantulan cahaya. Untuk efek yangoptimal,
disarankan langi-langit, dinding serta benda yang ada didalam
ruangan perlu diberi warna cerah agar tampak
menyegarkanB.Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting)Pada
sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu
diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan
dinding. Dengan sistem ini kelemahan sistem pencahayaan langsung
dapat dikurangi. Diketahui bahwa langit-langit dan dinding yang
diplester putih memiliki effiesiean pemantulan 90%, sedangkan
apabila dicat putih effisien pemantulan antara 5-90%C.Sistem
Pencahayaan Difus (general diffus lighting)
Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang
perlu disinari, sedangka sisanya dipantulka ke langit-langit dan
dindng. Dalam pencahayaan sistem ini termasuk
sistemdirect-indirectyakni memancarkan setengah cahaya ke bawah dan
sisanya keatas.Pada sistem ini masalah bayangan dan kesilauan masih
ditemui.D.Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect
lighting)Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit
dan dinding bagian atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian
bawah. Untuk hasil yang optimal disarankan langit-langit perlu
diberikan perhatian serta dirawat dengan baik. Pada sistem ini
masalah bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat
dikurangi.E.Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect
lighting)Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit
dan dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuk menerangi
seluruh ruangan. Agar seluruh langit-langit dapat menjadi sumber
cahaya, perlu diberikan perhatian dan pemeliharaan yang baik.
Keuntungan sistem ini adalah tidak menimbulkan bayangan dan
kesilauan sedangkan kerugiannya mengurangi effisien cahaya total
yang jatuh pada permukaan kerja.TINGKAT PENCAHAYAAN ATAU
PENCAHAYAAN DI LINGKUNGAN KERJA
Tingkat penerangan pada-tiap tiap pekerjaan berbeda tergantung
sifat dan jenis pekerjaannya. Sebagai contoh gudang memerlukan
intensitas penerangan yang lebih rendah dan tempat kerja
administrasi, dimana diperlukan ketelitian yang lebih tinggi.Banyak
faktor risiko di lingkungan kerja yang mempengaruhi keselamatan dan
kesehatan pekerja salah satunya adalah pencahayaan. Menurut
Keputusan Menteri KesehatanNo.1405tahun 2002, pencahayaan adalah
jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan secara efektif. Pencahayaan minimal yang
dibutuhkan menurut jenis kegiatanya seperti berikut:
Tingkat Pencahayaan Lingkungan KerjaJENIS KEGIATANTINGKAT
PENCAHAYAAN MINIMAL (LUX)KETERANGAN
Pekerjaan kasar dan tidak terus menerus100Ruang penyimpanan
& ruang peralatan/instalasi yang memerlukan pekerjaan yang
kontinyu
Pekerjaan kasar dan terus menerus200Pekerjaan dengan mesin dan
perakitan kasar
Pekerjaan rutin300Ruang administrasi, ruang kontrol, pekerjaan
mesin & perakitan/penyusun
Pekerjaan agak halus500Pembuatan gambar atau bekerja dengan
mesin kantor, pekerjaan pemeriksaan atau pekerjaan dengan mesin
Pekerjaan halus1000Pemilihan warna, pemrosesan teksti, pekerjaan
mesin halus & perakitan halus
Pekerjaan amat halus1500Tidak menimbulkan bayanganMengukir
dengan tangan, pemeriksaan pekerjaan mesin dan perakitan yang
sangat halus
Pekerjaan terinci3000Tidak menimbulkan bayanganPemeriksaan
pekerjaan, perakitan sangat halus
Sumber: KEPMENKES RI. No. 1405/MENKES/SK/XI/02
United Nations Environment Programme(UNEP) dalam Pedoman
Efisiensi Energi untuk Industri di Asiamengklasifikasikan kebutuhan
tingkat pencahayaan ruang tergantung area kegiatannya, seperti
berikut:
Kebutuhan Pencahayaan Menurut Area KegiatanKeperluanPencahayaan
(LUX)Contoh Area Kegiatan
Pencahayaan Umum untuk ruangan dan area
yang jarang digunakan
dan/atau tugas-tugas atauvisual sederhana20Layanan penerangan
yang minimum dalam areasirkulasi luar ruangan, pertokoan didaerah
terbuka, halaman tempat penyimpanan
50Tempat pejalan kaki & panggung
70Ruang boiler
100Halaman Trafo, ruangan tungku, dll.
150Area sirkulasi di industri, pertokoan dan ruangpenyimpan.
Pencahayaan umum untuk interior200Layanan penerangan yang
minimum dalam tugas
300Meja & mesin kerja ukuran sedang, proses umum dalam
industri kimia dan makanan, kegiatan membaca dan membuat arsip.
450Gantungan baju, pemeriksaan, kantor untuk menggambar,
perakitan mesin dan bagian yang halus, pekerjaan warna, tugas
menggambar kritis.
1500Pekerjaan mesin dan diatas meja yang sangat halus, perakitan
mesin presisi kecil dan instrumen; komponen elektronik, pengukuran
& pemeriksaan bagian kecil yang rumit (sebagian mungkin
diberikanoleh tugas pencahayaan setempat)
Pencahayaan tambahansetempat untuk tugasvisual yang
tepat3000Pekerjaan berpresisi dan rinci sekali, misal instrumen
yang sangat kecil, pembuatan jam tangan, pengukiran
Sumber :www.energyefficiencyasia.orgPENERANGAN Dl TEMPAT
KERJA
Tenaga kerja dapat melihat obyek yang dikerjakannya karena
adanya cahaya yang dipancarkan atau dipantulkan oleh obyek kerja
tersebut menuju dan di tangkap oleh mata tenaga kerja.Cahaya
tersebut masuk ke mata tenaga kerja melalui kunjunctiva, kornea,
pupil pada iris, lensa mata, badan vitreus dan kemudian jatuh ke
retina.
Untuk itu maka lensa mata dapat lebih atau kurang dicembungkan
sehingga cahaya dapat jatuh tepat pada retina. Di dalam retina,
karena adanya cahaya maka timbul impuls pada ujung-ujung serabut
sel saraf retina yang diteruskan menuju saraf Optik dalam otak
sehingga timbul pensepsi.
1. Tingkat penerangan
a. Tingkat Penerangan Kurang
Apabila cahaya yang dipancarkan atau dipantulkan obyek kerja dan
masuk ke retina mata tenaga kerja tersebut sangat kurang maka
impuls yang terjadi pada ujung-ujung serabut sel saraf retina akan
sangat lemah.
Hal ini akan menyebabkan obyek kerja tersebut terlihat kurang
jelas, pada hal obyek kerja tersebut harus dilihat dengan jelas
oleh tenaga kerja karena harus dikerjakannya, maka mata tenaga
kerja akan mengadakan berbagai upaya yaitu dengan membelalakan mata
atau dengan lebih mendekatkan matanya terhadap obyek kerja.
Pada waktu mata membelalak, maka otot dilatator pada iris
berkontraksi sehingga pupil melebar untuk memperbanyak jumlah
cahaya yang jatuh ke retina, dan jika tenaga kerja lebih
mendekatkan matanya terhadap obyek kerja untuk memperjelas bayangan
obyek tersebut pada retina, ini berarti akomodasi lensa mata lebih
dipaksakan.
Jika hal ini terjadi agak lama dan terus menerus maka akan
terjadi kelelahan mata yang ditandai dengan adanya penglihatan
kabur dan rangkap, mata merah berair dan perasaan pegal-pegal di
sekitar mata.
b. Tingkat Penerangan Berlebihan :
Kemampuan retina mata menerima cahaya adalah terbatas, maka
apabila cahaya baik yang langsung dari sumbernya maupun yang
dipantulkan obyek kerja dan masuk ke retina tenaga kerja sangat
berlebihan sehingga melampaui batas kemampuannya maka akan timbul
kesilauan. Ini akan menyebabkan mata tenaga kerja melakukan upaya
yaitu dengan- berkontraksinya otot spincter pada iris sehingga
celah pupil mengecil untuk mengurangi jumlah cahaya yang masuk dan
jatuh pada retina. Selain itu cahaya yang sangat berlebihan yang
jatuh pada retina mata akan menimbulkan impuls pada ujung-ujung
serabut sel saraf pada retina yang akan merangsang saraf optik yang
terlalu besar sehingga dapat merusak sel-sel saraf pada retina
tersebut, yaitu terlepas dari sklera.
Oleh sebab itu terjadinya kesilauan mata akan dapat menyebabkan
kelelahan mata berupa mata memerah, pandangan gelap dan kabur serta
kerusakan pada retina yang pada akhimya dapat menimbulkan
kebutaan.Kita tahu bahwa tiap benda yang menangkap cahaya dan
menyerapnya maka cahaya yang diserap tersebut akan diubah nenjadi
kalor (panas).
Demikian juga jika sejumlah cahaya mengenai mata maka sebagian
cahaya tersebut akan diserap dan diubah menjadi kalor sehingga
permukaan mata akan semakin panas. Apabila timbulnya kalor ini
terlalu banyak maka mata akan semakin panas dan mengadakan reaksi
dengan mengeluarkan air mata. Hal ini jelas akan mengganggu
pandangan mata. Selain itu panas yang tinggi pada mata dapat
menyebabkan kerusakan pada organ-organ mataPenerangan untuk membaca
dokumen lebih tinggi dari pada penerangan untuk melihat komputer,
karena tingkat penerangan yang dianjurkan untuk pekerja dengan
komputer tidak dapat berdasarkan satu nilai dan sampai saat ini
masih kontroversial. Grandjean menyusun rekomendasi tingkat
penerangan pada tempat-tempat kerja dengan komputer berkisar antara
300-700 lux seperti berikut.
Rekomendasi Tingkat Pencahayaan Pada Tempat Kerja Dengan
KomputerKeadaan PekerjaTingkat Pencahayaan (lux)
Kegiatan Komputer dengan sumber dokumen yang terbaca jelas
Kegiatan Komputer dengan sumber dokumen yang tidak terbaca
jelas
Tugas memasukan data300
400-500
500-700
Sumber: Grandjean
EFEK ATAU DAMPAK DARI PENERANGAN YANG KURANG BAIK
Penerangan yang tidak baik akan menyebabkan tenaga kerja
mengalami kesulitan dalam melihat obyek yang dikerjakannya dengan
jelas. Hal ini selain akan menyebabkan tenaga kerja lamban dalam
melaksanakan pekerjaanya juga akan dapat meningkatkan kemungkinan
terjadinya kecelakaan kerja.
Selain itu penerangan di tempat kerja yang kurang baik akan
menyebabkan tenaga kerja mengeluarkan upaya yang berlebihan dari
indera penglihatannya, misalnya dengan lebih mendekatkan indera
penglihatannya terhadap obyek yang dikerjakannya, ini berarti
akomodasi lebih dipaksakan.
Hal ini akan dapat lebih memudahkan timbulnya kelelahan mata
yang ditandai dengan terjadinya penglihatan rangkap dan kabur, mata
berair dan disertai perasaan sakit kepala disekitar mata. Selain
itu kelelahan mata yang berlangsung agak lama akan dapat
menimbulkan terjadinya kelelahan mental yang ditandai dengan
gejala-gejalanya meliputi sakit kepala dan penurunan intelektual,
daya konsenrrasi dan kecepatan berfikir. Lebih lanjut semua itu
akan dapat menyebabkan kerusakan pada indra penglihatan yang lebih
parah.
Menurut Grandjean (1993) penerangan yang tidak didesain dengan
baik akan menimbulkan gangguan atau kelelahan penglihatan selama
kerja. Pengaruh dan penerangan yang kurang memenuhi syarat akan
mengakibatkan dampak, yaitu:
1. Kelelahan mata sehingga berkurangnya daya dan effisiensi
kerja.
2. Kelelahan mental.
3. Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar
mata.
4. Kerusakan indra mata dan lain-lain.
Selanjutnya pengaruh kelelahan pada mata tersebut akan bermuara
kepada penurunan performansi kerja, sebagai berikut:
1. Kehilangan produktivitas
2. Kualitas kerja rendah
3. Banyak terjadi kesalahan
4. Kecelakan kerja meningkat
Intensitas penerangan yang dibutuhkan di masing-masing tempat
kerja ditentukan dan jenis dan sifat pekerjaan yang dilakukan.
Semakin tinggi tingkat ketelitian suatu pekerjaan, maka akan
semakin besar kebutuhan intensitas penerangan yang diperlukan,
demikian pula sebaliknya. Standar penerangan di Indonesia telah
ditetapkan seperti tersebut dalam Peraturan Menteri Perburuhan
(PMP) No. 7 Tahun 1964, Tentang syarat-syarat kesehatan, kebersihan
dan penerangan di tempat kerja. Standar penerangan yang ditetapkan
untuk di Indonesia tersebut secara garis besar hampir sama dengan
standar internasional. Sebagai contoh di Australia menggunakan
standar AS 1680 untuk Interior Lighting yang mengatur intensitas
penerangan sesuai dengan jenis dan sifat pekerjaannya.
PENGENDALIAN PENERANGAN DI LINGKUNGAN KERJA
Sangatlah penting suatu usaha preveitif di berdayakan dalam
suatu lingkuangan kerja yang dapat membantu produktivitas pekerja,
usaha-usaha tersebut antara lain:
1. memakai APD(alat pelindung diri) seperti misalnya memakai
kaca mata kobalt biru bagi mereka yang bekerja menghadapi pancaran
cahaya infra merah.Selain itu sinar matahari juga mengandung cahaya
ultra ungu. Untuk itu mencegah timbulnya efek cahaya ultra ungu
pada mata maka tenaga kerja yang menghadapi cahaya tersebut perlu
memakai kaca mata berlapis timah hitam.
2. mengatur kondisi lingkungan kerja seperti banyak
bukaan-bukaan untuk masuknya cahaya alami, dan ventilasi
3. mengatur intensitas penerangan di lingkungan kerja, agar
cahaya tak terlalu silau atupu terlalu redup.
4. pengecekan, pembersihan, penggantian berkala alat-alat yang
digunakan sebagai sumber cahaya.Dokumen Pengamatan Faktor
Pencahayaan
Data RuanganUkuran ruanganPanjang m
LebarM
Luas lantaiM2
Tinggi langit-langitM
Pantulan permukaanLangit-langitp.u
Dinding p.u
Lantai p.u
Tinggi bidang kerja dari lantaiM
Tinggi luminer dari lantaim
Penilaian peralatan, populasi dan profil pengguna:
No.LokasiAlat pencahayaan & JenisNilai Watt Jumlah pekerja
Penggunaan /Shift/Hari
Trasformer pencahayaan/ penilaian dan profil
populasi:No.LokasiNilai Pencahayaan (kVA)JumlahJumlah terpasang
Pengukuran Yang Tersedia
Volts / Amps / kW/ Energi