BAB IPENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGPenulisan makalah ini
dilatarbelakangi skenario 3 yaitu : seorang wanita 30 tahun datang
ke klinik dengan keluhan demam,nyeri kepala, merasa lemah dan nafsu
makan sangat menurun, mata kuning, terdapat perbesaran hati.
Mengaku menggunakam narkoba suntik bersma teman-temannya.Jabaran
skenario :wanita 30 tahun datang ke klinik dengan keluhan demam
,nyeri kepala, merasa lemah & nafsu makan sangat menurun. Pagi
ini saat melihat di depan cermin ia merasa matanya kuning. Ia
mengaku menggunakan narkoba suntik bersama teman-temannya dan
sering memakai 1 jarum suntik bersama-sama.dalam waktu 5 tahun ini
hanya mempunyai satu partner seksual. Pada pemeriksaan skela
ikterik, hatinya melebar 2 jari di bawah arcus costae, nadi
104/menit, tekanan darah 110/70mm hg, suhu tubuh 38,8C.Lab:
leukosit 9400/ul, biliribin total dan direk meningkat, uji fungsi
hati (SGOT, SGPT,gamma GT) meningkat. Serologi antiHAV (-), anti
HCV (-), HbsAg (+), anti HBS (-) ,antiHBC (+).B. PERUMUSAN
MASALAHDari latar belakang skenario diatas, rumusan masalah diatas
adalah dengan keluhan demam,nyeri kepala, merasa lemah dan nafsu
makan sangat menurun, mata kuning, terdapat perbesaran hati.
Hipotesa : Hepatitis B akut
C. TUJUAN PENULISANDengan adanya suatu perumusan masalah
tersebut, mahasiswa diharapkan mampu untuk :1. Menjelaskan mengenai
anamnesa dan pemeriksaan fisik serta penunjang dalam mendiagnosis
penyakit tersebut2. Menjelaskan mengenai etiologi, penularan dan
daerah penyebarannya.3. Menjelaskan mengenai penatalaksanaannya.4.
Menjelaskan mengenai prognosis dan pencegahannya.5. Mengetahui
diagnosis pembanding yang menyurapai penyakit tersebut.
BAB IIPEMBAHASANA. PENDAHULUANHepatitis B adalah suatu penyakit
hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB), suatu anggota
famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut
atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi
sirosi hati atau kanker hati. Mula-mula dikenal sebagai "serum
hepatitis" dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan Afrika.
Hepatitis B telah menjadi endemik di Tiongkok dan berbagai negara
Asia.Penyebab Hepatitis ternyata tak semata-mata virus. Keracunan
obat, dan paparan berbagai macam zat kimia seperti karbon
tetraklorida, chlorpromazine, chloroform, arsen, fosfor, dan zat
-zat lain yang digunakan sebagai obat dalam industri modern, bisa
juga menyebabkan Hepatitis. Zat-zat kimia ini mungkin saja
tertelan, terhirup atau diserap melalui kulit penderita.
Menetralkan suatu racun yang beredar di dalam darah adalah
pekerjaan hati. Jika banyak sekali zat kimia beracun yang masuk ke
dalam tubuh, hati bisa saja rusak sehingga tidak dapat lagi
menetralkan racun-racun.1,2
B. PEMERIKSAAN 1. Anamnes. IdentitasIdentitas meliputi nama
lengkap pasien, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, nama orang
tua atau suami atau istri atau penanggung jawab, alamat,
pendidikan, pekerjaan, suku bangsa dan agama. Identitas perlu
ditanyakan untuk memastikan bahwa pasien yang dihadapi adalah
memang benar pasien yang dimaksud.1Keluhan Utama (Chief
Complaint)Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan pasien yang
membawa pasien pergi ke dokter atau mencari pertolongan. Dalam
menuliskan keluhan utama, harus disertai dengan indikator waktu,
berapa lama pasien mengalami hal tersebut.1Riwayat Penyakit
SekarangRiwayat perjalanan penyakit merupakan cerita yang
kronologis, terperinci dan jelas mengenai keadaan kesehatan pasien
sejak sebelum keluhan utama sampai pasien datang berobat.1Riwayat
Penyakit Dahulu Bertujuan untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan
adanya hubungan antara penyakit yang pernah diderita dengan
penyakit sekarang.1Riwayat Penyakit Dalam KeluargaPenting untuk
mencari kemungkinan penyakit herediter, familial atau penyakit
infeksi.1Riwayat PribadiRiwayat pribadi meliputi data-data sosial,
ekonomi, pendidikan dan kebiasaan.12. Pemeriksaan FisikPada palpasi
hepar di raba adanya perbesaran hepar 2 jari di bawah arcus costae.
nadi 104/menit, tekanan darah 110/70mm hg, suhu tubuh 38,8C. 3.
Pemeriksaan penunjanga) Tes serologik : HBS Ag (+). b) Tes
Hibridasi : HBV DNA.c) Tes RIA ( Radio Imuno Assay ) : HBV Diva
Polimerase.d) Pemeriksaaan darah : SGOT & SGPT meningkat.e) USG
: Biasanya hanya dapat mendeteksi Hepatomegali yang tidak
sfesifikf) Pemeriksaan Histologik : Biopsi Hati. Suatu biopsi hati
adalah suatu bagian yang penting dari pengkajian seorang pasien
dengan virus hepatitis B kronis. Tes ini bernilai karena inti yang
kecil dari jaringan yang diambil dari hati pada umumnya mewakili
keseluruhan dari hati. Lebih jauh, suatu diagnosis dari hepatitis
kronis biasanya dapat dibuat dari biopsi. Bagaimanapun, tipe
hepatitis kronis (atau sirosis yang diakibatkannya), apakah itu
hepatitis B, C, atau hepatitis autoimun, tidak dapat ditentukan
secara pasti dari biopsi. Sejarah medis pasien, pemeriksaan fisik,
tes-tes darah hati standar, dan testes darah virus hepatitis B
(serologi), bersama dengan biopsi hati, digunakakn semuanya untuk
membuat diagnosis dari tipe spesifik hepatitis kronis. Meski
demikian, biopsi hati adalah tes yang menunjukan jumlah hati yang
luka (peradangan) dan luka parut (fibrosis) pada hepatitis kronis
atau sirosis. Informasi yang didapat dari biopsi kemudian digunakan
untuk membantu menentukan prognosis (perjalanan dan hasil akhir)
dari penyakit dan begitu juga keperluan untuk perawatan
anti-virus.2C. DIAGNOSISWorking Diangnosis Hepatitis B akutVirus
hepatitis B termasuk suatu keluarga dari virus-virus DNA yang
disebut Hepadnaviridae. Virus-virus ini terutama menginfeksi
sel-sel hati. Nama keluarga datang dari Hepa, berarti hati; DNA,
merujuk pada deoxyribonucleic acid, materi genetik virus; dan
viridae, berarti virus. Virus-virus lain dalam keluarga ini dapat
menyebabkan hepatitis pada hewan-hewan tertentu. Virus-virus ini
termasuk virus hepatitis woodchuck, virus hepatitis bajing tanah,
dan virus hepatitis bebek. Hepadnaviridae adalah sangat serupa satu
dengan lainnya. Maka, beberapa model-model hewan telah dikembangkan
untuk mempelajari virus hepatitis B dan untuk mengevaluasi
obat-obat baru untuk merawat virus hepatitis B. 1,2,3Gen-gen dari
virus hepatitis B mengandung kode-kode genetik untuk membuat
sejumlah produk-produk protein, termasuk hepatitis B surface
antigen (HBsAg), hepatitis B core antigen (HBcAg), hepatitis B e
antigen (HBeAg), dan DNA polymerase. Keempat protein-protein ini
adalah penting untuk diketahui karena mereka diukur dalam tes-tes
darah yang digunakan untuk mendiagnosis virus hepatitis B.
1,2,3
Virus hepatitis B terdiri hanya dari suatu partikel core (bagian
pusat) dan suatu bagian luar yang mengelilinginya (surrounding
envelope). Core terdiri dari HBcAg, dimana bagian luar terdiri dari
HBsAg. Partikel core mengandung virus hepatitis B DNA (VHB-DNA),
HBeAg, dan DNA polymerase. HBeAg, seperti didiskusikan kemudian,
melayani sebagai suatu marker (penanda) dari kemampuan virus untuk
menyebarkan infeksi. DNA polymerase adalah suatu bagian penting
dari proses reproduksi virus yang unik dari virus. Apa yang relevan
(bersangkut-paut) disini adalah bahwa virus HIV (human
immunodeficiency virus) juga ber-reproduksi menggunakan proses yang
sama ini. Sebagai akibatnya, banyak obat-obat yang telah
dikembangkan untuk menghambat proses reproduksi ini untuk merawat
infeksi HIV mungkin juga adalah efektif dalam merawat infeksi virus
hepatitis B kronis. 1,2,3Different Diagnosis Hepatitis CPenyakit
Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus
Hepatitis C (VHC). Proses penularannya melalui kontak darah
{transfusi, jarum suntik (terkontaminasi), serangga yang menggiti
penderita lalu mengigit orang lain disekitarnya}. Penderita
Hepatitis C kadang tidak menampakkan gejala yang jelas, akan tetapi
pada penderita Hepatitis C kronik menyebabkan kerusakan/kematian
sel-sel hati dan terdeteksi sebagai kanker (cancer) hati. Sejumlah
85% dari kasus, infeksi Hepatitis C menjadi kronis dan secara
perlahan merusak hati bertahun-tahun. 2,3.Gejala Penderita
Hepatitis C sering kali orang yang menderita Hepatitis C tidak
menunjukkan gejala, walaupun infeksi telah terjadi bertahun-tahun
lamanya. Namun beberapa gejala yang samar diantaranya adalah ;
Lelah, Hilang selera makan, Sakit perut, Urin menjadi gelap dan
Kulit atau mata menjadi kuning yang disebut jaundice (jarang
terjadi). Pada beberapa kasus dapat ditemukan peningkatan enzyme
hati pada pemeriksaan urine, namun demikian pada penderita
Hepatitis C justru terkadang enzyme hati fluktuasi bahkan normal.
Terkadang gejala hampir sulit di bedakan dengan hepatitis virus B.
Hanya pemeriksaan hasil lab yang menjadi bukti perbedaan pada HVC
dan HVB. 2,3.PengobatanSaat ini pengobatan Hepatitis C dilakukan
dengan pemberian obat seperti Interferon alfa, Pegylated interferon
alfa dan Ribavirin. Adapun tujuan pengobatan dari Hepatitis C
adalah menghilangkan virus dari tubuh anda sedini mungkin untuk
mencegah perkembangan yang memburuk dan stadium akhir penyakit
hati. Pengobatan pada penderita Hepatitis C memerlukan waktu yang
cukup lama bahkan pada penderita tertentu hal ini tidak dapat
menolong, untuk itu perlu penanganan pada stadium awalnya. 3,4
Hepatitis B kronikDiagnosis hepatitis B kronis dapat dibuat,
menurut definisi, hanya setelah enam bulan dari timbulnya hepatitis
B akut. Adalah seringkali sulit untuk mencurigai diagnosis hepatits
B kronis berdasarkan hanya pada gejala-gejala pasien. Penyebab
untuk kesulitan ini adalah bahwa individu-individu yang
mengembangkan hepatitis B kronis, seperti diindikasikan sebelumnya,
adalah biasanya individu-individu yang sama yang mempunyai sedikit
atau tidak ada gejala-gejala untuk mengisyaratkan timbulnya
hepatitis B akut mereka. 1,2Lebih dari itu, kebanyakan
individu-individu dengan infeksi hepatitis B kronis tetap bebas
gejala (asimptomatik) bertahun-tahun, bahkan sampai dua atau tiga
dekade. Selama waktu ini, tes-tes darah pasien ini biasanya paling
banyak abnormalnya ringan dan peradangan dan luka parut (fibrosis)
hati majunya sedikit, jika memang ada. Adakalanya, bagaimanapun,
individu-individu ini yang jika tidak dengan hepatitis B kronis
yang tidak aktif mungkin mengembangkan pengaktifan-pengaktifan
kembali (flares) dari gejala-gejala akut, tes-tes darah hati yang
meningkat, dan peradangan hati. Pengaktifan-pengaktifan kembali ini
menyerupai hepatitis akut, namun mereka dapat menyebabkan kemajuan
dari luka parut (fibrosis) hati yang kronis. Mereka cenderung
terjadi pada pria-pria yang mendapat infeksi kronis pada umur
mudanya. 1,2
.Infeksi kronikJika seorang terinfeksi secara kronis dengan
hepatitis B dan mempunyai sedikit tanda-tanda atau gejala-gejala
dari komplikasi-komplikasi, obat-obat biasanya tidak digunakan.
Pasien-pasien ini diamati secara hati-hati dan diberikan tes-tes
darah periodik. Satu tes mengukur 'viral load', yaitu, jumlah dari
viral DNA dalam darah. Dokter-dokter akan merekomendasikan
perawatan jika ada tanda-tanda bahwa virus mulai menyebabkan
kerusakan atau jika viral load tinggi. Alasan lain untuk meresepkan
obat adalah jika pasien mempunyai tes yang positif untuk Hepatitis
B e-antigen (HBeAg) dalam darah. HBeAg berhubungan dengan risiko
yang meningkat dari kemajuan penyakit hati dan
komplikasi-komplikasinya. 1,2Pada hepatitis B kronis, tujuan dari
perawatan adalah untuk mengurangi risiko dari komplikasi-komplikasi
termasuk sirosis dan gagal hati. Bagaimanapun, itu memakan waktu
berdekade-dekade untuk komplikasi-komplikasi terjadi, yang
membuatnya sulit untuk mempelajari efek dari obat-obat. Sebagai
pengganti untuk menunggu bertahun-tahun untuk menemukan apa yang
terjadi, ilmuwan-ilmuwan telah menggunakan tes-tes seperti viral
load atau tes-tes fungsi hati untuk mengevaluasi apakah
obat-obatnya bekerja. Ini logis karena diketahui bahwa orang-orang
yang mempunyai jumlah-jumlah yang besar dari virus dalan darah
mereka berada pada risiko yang paling tinggi untuk mendapat
sirosis. Sampai dengan satu pertiga dari orang-orang dengan viral
loads yang sangat tinggi (lebih dari satu juta viral copies per
mililiter darah) akan mengembangkan sirosis melalui satu dekade,
dibanding pada hanya 4.5% dari mereka dengan viral loads yang
rendah (lebih sedikit dari 300 viral copies per mililiter).
3,4Obat-obat dapat mengurangi jumlah dari virus-virus dalam tubuh
dan mungkin mampu untuk mengeliminasi virus dari aliran darah.
Secara logis, ini harus menjurus pada mereka untuk mempunyai angka
yang rendah dari kemajuan ke sirosis (