-
HASIL SURVEY LITERATUR
BAHAN MATERIAL KONSTRUKSI
PADA SUB-STRUCTURE DAN UPPER-STRUCTURE
STRUKTUR BANGUNAN I KELAS D
KELOMPOK 1
YOGI MISBACH A. 115060500111001
EDWIN ABDULLAH A.M. 115060500111010
MUHAMMAD ULIN NUHA 115060500111022
SHABRINA GHAISANI 115060500111033
ARVIN LUKYTA 115060505111003
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2015
-
2
STRUKTUR BAWAH (SUBSTRUCTURE)
Arti dari struktur bawah atau substructure adalah seluruh bagian
dari struktur
bangunan yang berada di bawah permukaan tanah. Substructure ini
merupakan bagian
struktur yang mempunyai fungsi sebagai penerima atau penahan
beban-beban yang
disalurkan dari beban struktur atas, lalu meneruskan beban
kedalam tanah
pendukung.
I. Pondasi
Pondasi adalah struktur bagian bawah dari bangunan yang
berhubungan langsung
dengan tanah, atau bagian bangunan yang terletak di bawah
permukaan tanah yang
mempunyai fungsi memikul beban bagian bangunan lainnya di
atasnya dan
merupakan bagian utama dari sebuah bangunan, tanpa adanya
pondasi yang kokoh
bangunan tak akan kuat serta tidak aman untuk ditempati.
Pondasi harus diperhitungkan untuk dapat menjamin kestabilan
Bangunan
terhadap berat sendiri, beban - beban bangunan, gaya-gaya luar
seperti : tekanan
angin, gempa bumi, dan lain-lain. Disamping itu, tidak boleh
terjadi penurunan
melebihi batas yang diijinkan. Agar Kegagalan fungsi pondasi
dapat dihindari, maka
pondasi bangunan harus diletakkan pada lapisan tanah yang cukup
keras, padat, dan
kuat mendukung beban bangunan tanpa menimbulkan penurunan yang
berlebihan.
Hal-hal berikut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe
pondasi:
Keadaan tanah pondasi
Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya
(upperstructure)
Keadaan daerah sekitar lokasi
Waktu dan biaya pekerjaan
Kokoh, kaku dan kuat
Macam dan Jenis Pondasi
1. Pondasi Dangkal
Pondasi dangkal merupakan pondasi yang kedalaman masuknya ke
tanah relatif
dangkal, hanya beberapa meter masuknya ke dalam tanah. Salah
satu tipe yang
sering digunakan ialah pondasi menerus yang biasa pada
rumah-rumah (umumnya
dibuat dari pasangan batu,meneruskan beban dari dinding dan
kolom bangunan
ke tanah keras).
A. Pondasi batu kali dan pondasi batu bata. Dua jenis pondasi
ini adalah pondasi
menerus yang dibuat dari susunan batu, sehingga dapat menahan
berat
bangunan yang ada diatasnya dan meneruskannya ke tanah. Pondasi
menerus
pada umumnya berciri-ciri dengan ukuran sama besar dan terletak
pada
kedalaman yang sama, dipasang di bawah seluruh dinding penyekat
dan kolom,
biasanya digunakan sebagai pondasi bangunan tidak bertingkat,
untuk tanah
lembek, dibuat dari sloof memanjang bagian bawah diperlebar
menjadi pelat.
-
3
-
4
B. Pondasi telapak (footplate). Pondasi ini berbentuk seperti
telapak kaki dimana
beban yang disalurkan disebarkan melalui lebar telapak pondasi.
Pondasi ini
terbuat dari beton bertulang dengan bentuk dasar yang umumnya
persegi atau
persegi panjang.
C. Pondasi umpak. Pondasi ini merupakan pondisi setempat yang
dibuat pada
bagian yg terpisah (di bawah kolom pendukung/kolom struktur,
tiang, dsb),
juga biasa digunakan pada konstruksi bangunan rumah adat atau
rumah kayu di
daerah rawa-rawa. Pondasi ini umumnya bermaterial batu atau
beton. Pada
bangunan sementara sering juga digunakan penumpu batu alam
massif yang
bertarah dan diletakkan di atas permukaan tanah yang
diratakan.
D. Pondasi rakit. Bila di kedalaman dangkal ditemui tanah yang
lunak untuk
diletakkan pondasi, maka solusinya bisa menggunakan pondasi
rakit. Selain itu,
pondasi ini juga berguna untuk mendukung kolom-kolom yang
jaraknya terlalu
berdekatan (tidak memungkinkan untuk memasang pondasi telapak
ditiap
kolomnya). Pondasi ini umumnya bermaterial kayu dan menggunakan
plat
beton bertulang.
-
5
2. Pondasi Dalam
Pondasi dalam merupakan pondasi yang digunakan pada kondisi
tanah yang
kestabilannya berada di kedalaman 3 meter atau lebih sehingga
dapat
menyalurkan beban bangunan melewati lapisan tanah yang lemah di
bagian atas
ke lapisan bawah yang lebih keras. Pondasi ini biasanya
digunakan pada bangunan
tinggi, jembatan, struktur lepas pantai, dan lainnya. Pemasangan
pondasi ini
memerlukan proses pengeboran tanah.
A. Pondasi sumuran. Pondasi sumuran umumnya bermaterial beton
dan dipakai
untuk tanah yang labil, untuk kedalaman 2-6 meter dibawah
permukaan tanah
dengan jarak antar pondasinya sebesar 4-7 meter. Bilamana
bangunan terletak
pada tanah yang berpasir dan letak tanah keras pada lapisan yang
dalam, maka
tipe pondasi ini perlu dipertimbangkan. Dengan kata lain sumuran
sebenarnya
merupakan kolom pada sub struktur yang berfungsi mendukung beban
dari
upper struktur dan melaluinya beban akan disalurkan ke
tanah.
-
6
B. Pondasi tiang pancang. Pondasi tiang pancang dipergunakan
pada tanah-tanah
lembek, tanah berawa, kondisi air tanah tinggi dan tanah keras
pada posisi
sangat dalam. Beban dan bobot disalurkan dengan mekanisme
pergeseran
antara tanah dan pondasi (tiang), dan dukungan dari lapisan
tanah keras pada
kedalaman tertentu.. Bahan untuk pondasi tiang pancang adalah:
bamboo
(rumah apung), kayu besi/kayu ulin (rumah panggung), baja, dan
beton
bertulang (high rise building).
C. Pondasi borepile. Pondasi bored pile adalah pondasi tiang
dalam berbentuk
tabung yang berfungsi meneruskan beban bangunan kedalam
permukaan
tanah.Fungsinya sama dengan pondasi dalam lainya seperti
pancang.Bedanya
ada pada cara pengerjaanya.Pengerjaan bored piledimulai dengan
pelubangan
tanah dahulu sampai kedalaman yang dibutuhkan,kemudian
pemasangan
tulangan besi yang dilanjutkan dengan pengecoran beton.
-
7
STRUKTUR ATAS (UPPER-STRUCTURE)
Merupakan struktur utama pendukung berat bangunan dan beban luar
yang bekerja
padanya. Rangka bangunan untuk bangunan bertingkat sederhana
atau bertingkat
rendah, umumnya berupa struktur rangka portal.
I. Kolom
Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan
dan beban
lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta
beban hembusan angin.
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke
pondasi.
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya
merupakan gabungan
antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah
material yang tahan
tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan.
Untuk kolom pada
bangunan sederhana bentuk kolom ada dua jenis yaitu kolom utama
(kolom yang
fungsi utamanya menyanggah beban utama yang berada diatasnya)
dan kolom
praktis (berfungsi membantu kolom utama dan juga sebagai
pengikat dinding agar
dinding stabil). Sedangkan menurut struktur betonnya, kolom
beton bertulang dibagi
menjadi tiga, antara lain:
1. Kolom Ikat yang meggunakan pengikat sengkang lateral, dimana
kolom beton
ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang.
2. Kolom Spiral yang menggunakan pengikatkan spiral, dimana
tulangan spiral yang
dililitkan keliling membentuk heliks menerus di sepanjang
kolom.
-
8
3. Kolom Komposit, yang merupakan komponen struktur tekan yang
diperkuat pada
arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau
tanpa diberi
batang tulangan pokok memanjang.
Untuk kolom pada bangunan sederhana bentuk kolom ada dua jenis
yaitu kolom
utama dan kolom praktis.
1. Kolom Utama
Yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang fungsi
utamanya
menyanggah beban utama yang berada diatasnya. Untuk rumah
tinggal
disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi balok
untuk
menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila jarak
antara kolom dibuat
lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan harus dihitung.
Sedangkan dimensi
kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya
dipakai ukuran
20/20, dengan tulangan pokok 8d12mm, dan begel d 8-10cm ( 8 d 12
maksudnya
jumlah besi beton diameter 12mm 8 buah, 8 10 cm maksudnya begel
diameter 8
dengan jarak 10 cm).
-
9
2. Kolom Praktis
Kolom praktis adalah kolom yang berfungsi membantu kolom utama
dan juga
sebagai pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom
maksimum 3,5 meter,
atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut). Dimensi kolom
praktis 15/15
dengan tulangan beton 4 d 10 begel d 8-20.
Letak kolom dalam konstruksi. Kolom portal harus dibuat terus
menerus dari
lantai bawah sampai lantai atas, artinya letak kolom-kolom
portal tidak boleh
digeser pada tiap lantai, karena hal ini akan menghilangkan
sifat kekakuan dari
struktur rangka portalnya. Jadi harus dihindarkan denah kolom
portal yang tidak
sama untuk tiap-tiap lapis lantai. Ukuran kolom makin ke atas
boleh makin kecil,
sesuai dengan beban bangunan yang didukungnya makin ke atas juga
makin kecil.
Perubahan dimensi kolom harus dilakukan pada lapis lantai, agar
pada suatu lajur
kolom mempunyai kekakuan yang sama. Prinsip penerusan gaya pada
kolom
pondasi adalah balok portal merangkai kolom-kolom menjadi satu
kesatuan. Balok
menerima seluruh beban dari plat lantai dan meneruskan ke
kolom-kolom
pendukung. Hubungan balok dan kolom adalah jepit-jepit, yaitu
suatu sistem
dukungan yang dapat menahan momen, gaya vertikal dan gaya
horisontal. Untuk
menambah kekakuan balok, di bagian pangkal pada pertemuan dengan
kolom,
boleh ditambah tebalnya.
-
10
II. Balok dan Sloof
Balok adalah bagian dari struktur bangunan yang berfungsi untuk
menompang
lantai diatasnya. Untuk pekerjaan balok memerlukan keseriusan
dalam menghitung :
1. Tegangan lentur
2. Tekuk lateral pada balok
3. Tegangan geser
4. Tegangan lentur
5. Torsi
6. Pusat geser
7. Defleksi
Jadi, dalam pembuatan balok itu tidak sembarangan karena balok
merupakan inti
dari umur suatu bangunan.
Prinsip-prinsip Desain Balok
Variabel utama dalam mendesain balok meliputi: bentang, jarak
balok, jenis dan
besar beban, jenis material, ukuran dan bentuk penampang, serta
cara
penggabungan atau fabrikasi
Contoh ukuran balok: bangunan rumah tinggal lantai dua dimensi
balok biasanya
dipakai lebar 15 cm,tinggi 25 cm (tanpa perhitungan struktur),
akan tetapi dimensi
dari balok tergantung dari jarakkolom contoh jarak kolom 300 cm
maka tinggi balok
adalah 1/12 bentang jadi dapat dihitung 300/12 = 25 cm,
sedangkan lebar 25/2 =12,5
cm,karna lebar minimal 15 cm maka diambil lebar 15 cm, jadi
dimensi balok dipakai
tinggi 25 cm, lebar 15 cm.
-
11
Sloof adalah beton bertulang yang diletakkan secara horizontal
di atas pondasi
untuk meratakan beban yang diterima kolom menuju pondasi.
Sehingga setiap beban
yang diterima suatu kolom, akan tersebar merata pada seluruh
pondasi. Selain itu,
sloof berfungsi sebagai pengikat antara dinding pondasi dengan
kolom.
Dimensi sloof yang sering digunakan pada bangunan rumah tinggal
berlantai satu
yaitu dengan lebar 15 cm, tinggi 20 cm, besi beton tulangan
utama menggunakan 4
buah diameter 10 mm (4 d 10 ). Sedangkan untuk begel menggunakan
diameter 8
mm berjarak 15 cm ( d 8 15). Balok merupakan bagian struktur
yang digunakan
sebagai dudukan lantai dan pengikat kolom lantai atas. Fungsinya
adalah sebagai
rangka penguat horizontal.
III. Plat Lantai
Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah
langsung, merupakan
lantai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat
yang lain. Plat lantai
didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom
bangunan.
Fungsi plat lantai adalah sebagai pemisah ruang bawah dan ruang
atas, sebagai
tempat berpijak penghuni di lantai atas, untuk menempatkan kabel
listrik dan lampu
pada ruang bawah, meredam suara dari ruang atas maupun dari
ruang bawah, dan
menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal.
-
12
Konstruksi Plat Lantai Berdasarkan Materialnya
1. Plat Lantai Kayu
Plat lantai kayu umumnya dibuat dari rangkaian papan kayu yang
disatukan
menjadi kesatuan yang kuat, sehingga membentuk bidang injak yang
luas. Balok-
balok kayu ini dapat diletakkan diatas pasangan bata 1 batu atau
ditopang oleh
balok beton. Ukuran umum plat lantai:
Lebar papan : 20-30cm
Tebal papan : 2-3cm
Jarak balok-balok pendukung : 60-80cm
Ukuran balok : 8/12, 8/14, 10/14
Bentangan : 3-3,5 m
Keuntungan plat lantai kayu:
Harganya relatif murah, berarti biaya bangunan rendah
Mudah dikerjakan, berarti pekerjaan lebih cepat selesai
Beratnya ringan, berarti menghemat ukuran pondasi
Kerugian plat lantai kayu:
Hanya boleh untuk konstruksi bangunan sederhana dengan beban
ringan
Bukan peredam suara yang baik, suara gaduh atau hentakan kaki
dari penghuni
atas dapat mengganggu penghuni di lantai bawahnya
Sifat bahan rembes air, jadi tidak dapat dibuat km/wc di lantai
atas
Mudah terbakar, jadi tidak boleh membuat dapur diatasnya
Dapat dimakan bubuk/serangga, berarti keawetan bahan
terbatas
Mudah rusak oleh pengaruh cuaca yang berubah-rubah (panas dan
hujan), jadi
hanya cocok untuk bangunan yang terlindung
-
13
2. Plat Lantai Beton
Plat lantai beton bertulang umumnya dicor ditempat, bersama-sama
balok
penumpu dan kolom pendukungnya. Dengan demikian akan diperoleh
hubungan
yang kuat yang menjadi satu kesatuan, hubungan ini disebut
jepit-jepit. Pada plat
lantai beton dipasang tulangan baja pada kedua arah, tulangan
silang, untuk
menahan momen tarik dan lenturan. Untuk mendapatkan hubungan
jepit-jepit,
tulangan plat lantai harus dikaitkan kuat pada tulangan balok
penumpu. Beberapa
persyaratan tersebut antara lain :
Plat lantai harus mempunyai tebal sekurang-kurangnya 12cm,
sedang untuk
plat atap sekurang-kurangnya 7cm;
Harus diberi tulangan silang dengan diameter minimum 8mm dari
baja lunak
atau baja sedang;
Pada plat lantai yang tebalnya lebih dari 25cm harus dipasang
tulangan rangkap
atas bawah;
Jarak tulangan pokok yang sejajar tidak kurang dari 2,5cm dan
tidak lebih dari
20cm atau dua kali tebal plat, dipilih yang terkecil;
Semua tulangan plat harus terbungkus lapisan beton setebal
minimum 1cm,
untuk melindungi baja dari karat, korosi, atau kebakaran;
Bahan beton untuk plat harus dibuat dari campuran 1pc:2psr:3kr +
air, bila
untuk lapis kedap air dibuat dari campuran 1pc:1,5psr:2,5kr +
air secukupnya.
Plat lantai dari beton mempunyai keuntungan antara lain :
Mampu mendukung beban besar
Merupakan isolasi suara yang baik
Tidak dapat terbakar dan dapat lapis kedap air, jadi diatasnya
boleh dibuat
dapur dan km/wc
Dapat dipasang tegel untuk keindahan lantai
-
14
Merupakan bahan yang kuat dan awet, tidak perlu perawatan dan
dapat
berumum panjang.
Untuk menghindari lenturan yang besar, maka bentangan plat
lantai jangan
dibuat terlalu lebar, untuk ini dapat diberi balok-balok sebagai
tumpuan yang juga
berfungsi menambah kekakuan plat. Bentangan plat yang besar juga
akan
menyebabkan plat menjadi terlalu tebal dan jumlah tulangan yang
dibutuhkan
akan menjadi lebih banyak, berarti berat bangunan akan menjadi
besar dan harga
persatuan luas akan menjadi mahal.
3. Konstruksi Plat Lantai Baja
Konstruksi ini biasanya digunakan pada bangunan yang sebagian
besar
komponen-komponen strukturnya terdiri dari material baja. Tangga
ini digunakan
pada bangunan semi permanen seperti bangunan peruntukan bengkel,
bangunan
gudang, dan lain-lain.
4. Konstruksi Plat Lantai Yumen (Kayu Semen)
Plat lantai kayu semen ini dibuat dari potongan kayu apa saja
dan kecil-kecil yang
kemudian dicampur semen dengan ukuran 90 cm x 80 cm. Plat lantai
yumen ini
masih jarang digunakan karena termasuk bahan bangunan baru. Dan
yumen ini
buatan dari pabrik semen gresik.
-
15
Cara pemasangan yumen:
Sebelum dipasang yumen, dek yang akan digunakan harus dipasangin
kayu
bangkirai 5/7 dengan panjang yang sudah diatur dengan jarak 40
cm. Kayu
yang berjejer itu ditumpangi ringbalk dan dicor.
Setelah itu lembaran yumen dipasang berjejer rapat diatas kayu
tersebut lalu
dibaut.
Macam-Macam Metode Struktur Plat Lantai Gedung
1. Metode konvensional. Pengerjaannya dilakukan ditempat, dengan
bekisting yang
menggunakan polywood dengan perancah scaffolding. Ini adalah
cara yang masih
terbilang kuno dan memakan banyak waktu dan biaya, sehingga
banyak yang
berlomba-lomba untuk mendapatkan inovasi terbaru dan untuk
mendapatkan
waktu yang cepat dan biaya yang murah.
2. Metode half slab. Metode ini disebut metode half slab karena
sebagian struktur
plat lantai dikerjakan dengan sistem precast. Bagian tersebut
dibuat di pabrik
untuk kemudian dikirim ke lokasi proyek untuk dipasang, yang
kemudian dipasang
besi tulangan atas, kemudiandi cor sebagian plat yang dilakukan
di tempat proyek.
Kelebihan dari metode half slab ini yaitu terdapat penghematan
waktu dan biaya
untuk pekerjaan bekisting. Akan tetapi, tidak semua bagian plat
gedung bisa
dibuat dengan sistem ini, contohnya yaitu area toilet, yang
tetap dipasang dengan
cara konvensional untuk menghindari kebocoran di dalamnya.
3. Metode full precast. Metode ini bisa disebut metode yang
paling cepat
pengerjaannya. Akan tetapi, perlu diperhatikan juga, metode ini
harus
memperhatikan kekuatan alat angkat,dimana kuat angkat ujung
tower crane harus
lebih besar dari total beton precast.
4. Metode bondek. Metode dengan mengganti tulangan bawah diganti
oleh plat
bondek, dengan harapan mampu menghemat besi tulangan dan
bekisting
dibawahnya. Tulangan atas bisa dibuat dalam bentuk batangan atau
bisa juga
diganti dengan besi wiremess agar lebih cepat dalam
pemasangannya
-
16
IV. Dinding
Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang
melindungi
suatu area. Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan dan
menyokong struktur
lainnya, membatasi ruang dalam bangunan menjadi ruangan-ruangan,
atau
melindungi atau membatasi suatu ruang di alam terbuka.
Dinding bangunan memiliki dua fungsi utama, yaitumenyokong atap
dan langit-
langit, membagi ruangan, serta melindungi terhadap intrusi dan
cuaca. Dinding
pembatas mencakup dinding privasi, dinding penanda batas, serta
dinding kota.
Dinding jenis ini kadang sulit dibedakan dengan pagar. Dinding
penahan berfungsi
sebagai penghadang gerakan tanah, batuan, atau air dan dapat
berupa bagian
eksternal ataupun internal suatu bangunan.
Jenis Dinding
Dinding sebagai Pembatas (ruang luar)
Dinding sebagai Pembatas (Ruang dalam)
-
17
Terdapat tiga jenis dinding yang sering digunakan pada bangunan
- bangunan saat
ini yaitu :
1. Dinding Struktural
Sebagai Struktur Bangunan (Bearing Wall). Dinding ini berperan
untuk
menopang atap dan sama sekali tidak menggunakan cor beton untuk
kolom (besi
beton). Bahan Dinding Struktur yang biasa digunakan pada suatu
bangunan adalah
Batu Bata (Pada Zaman Dahulu). Konstruksinya 100% mengandalkan
pasangan
batu bata dan semen.
2. Dinding Non-Struktural
Dinding ini adalah dinding yang tidak menopang beban, hanya
sebagai pembatas,
apabila dinding dirobohkan maka bangunan tetap berdiri. Beberapa
material
dinding non-struktural di antaranya seperti batu bata, batako,
bata ringan, kayu,
kaca, dll.
3. Dinding Partisi atau penyekat
Bearing Wall Sebagai penopang
Dinding batasebagai Pembatas (Ruang dalam)
-
18
Dinding penyekat adalah batas vertikal yang ada di dalam ruangan
(interior),
Bahan-bahan yang digunakan untuk dinding partisi ini diantaranya
seperti
gypsum, papan kalsium, triplek, kaca, dll.
Macam Material Dinding
Banyak seni orang membangun rumah, sebab banyak alternatif
bahan
bangunan yang digunakan. Masing-masing bahan tentu mempunyai
kelebihan dan
kekurangan. Rumah yang kokoh dan kuat yaitu rumah yang
bangunannya awet dan
tahan lama.
Dinding adalah bagian bangunan yang sangat penting perannya bagi
suatu
konstruksi bangunan. Dinding membentuk dan melindungi seluruh
isi bangunan baik
dari segi konstruksi maupun dari segi artistik bangunan. Bahan
mentah pembuatan
dinding bangunan dibedakan atas :
1. Batu Bata
Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan
pembuat
dinding. Batu bata terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai
berwarna kemerah
merahan. Seiring perkembangan teknologi, penggunaan batu bata
semakin
menurun. Munculnya material-material baru seperti gipsum, bambu
yang telah
Dinding sebagai Pembatas antar ruang
Dinding bata
-
19
diolah, cenderung lebih dipilih karena memiliki harga lebih
murah dan
secara arsitektur lebih indah.
Kelebihan Batu bata
Batu bata merah kedap air sehingga jarang terjadi rembesan pada
tembok.
Keretakan relatif jarang terjadi.
Kuat dan tahan lama karena batu bata tahan terhadap cuaca panas,
cuaca
dingan dan udara lembab.
Penolak panas yang baik. Batu bata mampu membuat di dalam rumah
terasa
dingin walau diluar rumah cuaca panas.
Warna yang unik. Pemilik rumah ada kalanya sengaja tidak menutup
batu bata
dengan semen dan cat, sebaliknya batu bata dibiarkan terekspos
sehingga
memberikan kesan alami pada rumah.
Harganya Murah. Tanah liat yang merupakan bahan utama batu bata
mudah
didapat dan persediaannya cukup banyak.
Kekurangan
Waktu pemasangannya lebih lama dibandingkan material dinding
bangunan
yang lain.
Jika proses pembakarannya kurang matang, bata mudah retak dan
pecah
Biaya lebih tinggi dari dinding batako
Kriteria bata berkualitas baik
a. Batu bata bebas dari retak atau cacat, dan dari batu dan
benjolan apapun.
b. Batu bata harus seragam dalam ukuran, dengan sudut tajam dan
tepi yang rata.
c. Permukaan harus benar dalam bentuk persegi panjang satu sama
lain
untuk menjamin kerapian pekerjaan.
d. Mempunyai ukuran yang standart yaitu :
- Panjang 240 mm, Lebar 115 mm dan Tebal 52 cm
- Panjang 230 mm, Lebar 110 mm dan Tebal 50 cm
e. Mempunyai kekuatan yang baik akan memberikan suara dering
jika diketok.
Ada 3 Jenis Pemasangan Batu Bata Merah, yaitu :
a. Pasangan batu:
Pemasangan bata secara memanjang dengan lebar bata merah sebagai
tebal
dinding.
b. Pasangan 1 batu:
Pasangan bata secara melintang dengan panjang bata sebagai tebal
dinding.
c. Pasangan roolag:
Pasangan bata secara miring melintang yang berfungsi sebagai
pasangan
resapan air dibagian paling bawah pasangan bata.
-
20
Teknik Pemasangan
A. Pasangan batu bata untuk dinding - dinding luar pada bangunan
umumnya
dapat dipakai pasangan batu bata batu.
B. Dinding Pengisi dari pasangan bata bata harus diperkuat
dengan kolom
praktis, sloof, rollag, dan ring balok yang berfungsi untuk
mengikat pasangan
bata dan menahan/menyalurkan beban struktural pada bangunan agar
tidak
mengenai pasangan dinding bata tsb.
C. Campuran spesi pada pasangan tembok harus cukup kedap air
agar tembok
tidak mudah basah jika terkena air hujan. Dinding bata yang
memerlukan
campuran kedap air misalnya tembok pada kamar mandi, WC, tempat
cuci, dan
dapur, spesi nya 1 : 3, artinya 1 takaran semen dan 3 takaran
pasir. Dinding
bata yang tdk memerlukan campuran kedap air, perbandingan spesi
nya 1: 5.
D. Perkuatan dinding batu bata dengan kolom praktis. Kolom -
kolom praktis
merupakan bagian kerangka yang membantu dan memperkuat posisi
dinding
pasangan batu bata, dan pemasangan kolom ditempatkan pada
sudut
pertemuan pasangan batu bata.
E. Pasangan dan penempatan kolom - kolom praktis yang berukuran
13 x 13 atau
15 x 15 ditempatkan pada seluas bidang dinding tembok batu bata
12 m2.
Jadi, penampang kolom praktis yang berukuran 15 x 15 cm itu
ditempatkan
penulangan / pembesian 4 -12 mm dan pemasangan sengkang /
cincinnya
dengan 8- 20 cm dan terpasang pada dinding bata sejarak 3 - 4
m2
F. Kusen gendong yang diartikan konstruksi kusen pintu dan
jendelanya menjadi
satu. Di bagian atas dari ambang atas kusen dipasangkan batu
bata berdiri atau
disebut sebagai rollag dengan adukan menggunakan perbandingan 1
PC: 3 Ps.
-
21
2. Batako
Batako merupakan batu cetak yang tidak dibakar tetapi dipress.
Batako dibuat
dari campuran semen PC dan pasir atau abu batu yang di press
padat. Ukuran dan
model nya beragam. Pada batako terdapat 3 lubang disisinya.
Lubang tersebut
digunakan sebagai adukan pengikat.
Kelebihan:
Harga relatif murah
Selain harganya lebih murah per meternya, dimensi yang lebih
besar dan
berlubang dapat menghemat 75% plesteran dan 50% beban
dinding
Irit perekat
Tidak memerlukan plesteran + acian lagi untuk finishing
Kedap air sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya rembesan
air.
Kekurangan:
Harga relatif lebih mahal dibanding batako tras.
Mudah terjadi retak rambut pada dinding.
Mudah dilubangi karena terdapat lubang pada bagian sisi
dalamnya.
Pemasangan Dinding Batako
Prinsip pengerjaan dinding batako hampir sama dengan dinding
dari pasangan
bata,antara lain:
a. Batako harus disimpan dalam keadaan kering dan terlindung
dari hujan.
b. Pada saat pemasangan dinding, tidak perlu dibasahi terlebih
dahulu dan tidak
boleh direndam dengan air.
c. Pemotongan batako menggunakan palu dan tatah, setelah itu
dipatahkan
pada kayu/ batu yang lancip.
d. Pemasangan batako dimulai dari ujung-ujung, sudut pertemuan
dan berakhir di
tengah-tengah.
Batako
-
22
e. Dinding batako juga memerlukan penguat/ rangka pengkaku
terdiri dari kolom
dan balok beton bertulang yang dicor dalam lubang-lubang batako.
Perkuatan
dipasang pada sudut-sudut, pertemuan dan persilangan.
-
23
3. Bata Ringan
Material Bata Ringan adalah bahan bangunan ringan, mampu menahan
beban
berat, tingkat insulasi suhu dan kedapan suara tinggi, awet dan
tidak menyerap air.
Penggunaan Bata Ringan meningkatkan kualitas bangunan dan
sekaligus mengurangi
biaya di lokasi konstruksi.
Kelebihan
Memiliki ukuran dan kualitas yang seragam sehingga dapat
menghasilkan dinding
yang rapi.
Lebih ringan dari pada bata biasa sehingga memperkecil beban
struktur.
Pengangkutannya lebih mudah dilakukan.
Pelaksanaannya lebih cepat daripada pemakaian bata biasa.
Tidak diperlukan plesteran yang tebal, umumnya ditentukan hanya
2,5 cm saja.
Kedap air, sehingga kecil kemungkinan terjadinya rembesan
air.
Mempunyai kekedapan suara yang baik.
Daya Kuat tekan yang tinggi.
Mempunyai ketahanan yang baik terhadap gempa bumi.
Tidak diperlukan spesi yang terlalu tebal, umumnya 2-3 mm
Teknik Pemasangan Dinding Bata Ringan
A. Bersihkan dasar permukaan lokasi dari debu, kotoran, minyak,
setelah itu beri
air pada lokasi.
B. Siapkan pondasi, tarik benang antara sudut -sudut di dinding
untuk penempatan
bata ringan di lahan yang ingin di gunakan.
C. Permukaan bata ringan di tekan agar rata dengan tarikan
benang penempatan.
D. Setiap akan memasang lapisan bata ringan yang baru permukaan
blok harus
dibersikan dahulu.
E. Kelurusan dinding sesuai tarikan benang, Gunakan
Waterpass.
F. Tuangkan adonan pada tiap lapisan bata ringan setebal 3 mm
dengan roskam
bergigi 6 mm yang telah dipersiapkan.
G. Lalu tebarkan adukan dengan memakai alat yang rata sehinnga
permukaan blok
bata ringan tertutup adukan.
Bata Ringan
-
24
H. Permukaan blok bata ringan harus diratakan dengan menggunakan
alat perata
sehingga permukaan dinding rapi dan rata.
I. Pemasangan bata ringan harus lurus dan rata, tahap pertama
setinggi 7 lapis
dengan spesi dasar 3 cm, setelah tahap pertama selesai biarkan
pasangan
mengering lebih kurang 3 jam, lanjutkan hingga tinggi yang
ditentukan.
V. Tangga
Tangga merupakan suatu komponen struktur yang terdiri dari plat,
bordes dan
anak tangga yang menghubungkan satu lantai dengan lantai di
atasnya. Tangga
mempunyai bermacam macam tipe, yaitu tangga dengan bentangan
arah
horizontal, tangga dengan arah bentangan ke arah memanjang,
tangga kantilever,
tangga spiral, dan tangga melayang.
Tangga sebagai penghubung antar ruang secara vertical
-
25
Konstruksi Tangga Berdasarkan Material
1. Konstruksi tangga kayu, untuk bangunan sederhana dan semi
permanen.
Pertimbangan : material kayu ringan, mudah didapat serta
menambahkan segi
estetika yang tinggi bila diisi dengan variasi profil dan
difinishing dengan rapi.
Kelemahan : tidak dapat dilalui oleh beban-beban yang berat,
lebarnya terbatas,
memiliki sifat lentur yang tinggi serta konstruksi tangga kayu
tidak cocok
ditempatkan di ruang terbuka karena kayu mudah lapuk jika
terkena panas dan
cahaya. Kayu sebaiknya dipilih yang berkualitas bagus. Ukuran
tebal adalah dari 3 -
4 cm, ukuran lebar dari 26 - 30 cm, sedangkan ukuran panjang
papan
menyesuaikan ukuran lebar tangga Anda. Umumnya konstruksi tangga
baja
memakai anak tangga dari papan kayu utuh tanpa sambungan.
2. Konstruksi tangga baja, biasanya digunakan pada bangunan yang
sebagian besar
komponen-komponen strukturnya terdiri dari material baja. Tangga
ini digunakan
pada bangunan semi permanen seperti bangunan peruntukan bengkel,
bangunan
gudang, dan lain-lain. Tangga ini kurang cocok untuk bangunan
dekat pantai
karena pengaruh garam akan mempercepat proses karat begitupun
bila
ditempatkan terbuka akan menambah biaya perawatan.
Tangga Kayu
Tangga Baja
-
26
3. Konstruksi tangga beton, sampai sekarang banyak digunakan
pada bangunan
bertingkat 2 (dua) atau lebih dan bersifat permanent seperti
peruntukan kantor,
rumah tinggal, pertokoan. Tangga dengan konstruksi cor beton
mengekspose
papan anak tangga hanya dari satu sisi saja. Fungsinya hanya
membungkus beton
supaya secara estetika lebih indah, baik dibungkus semua atau
hanya bagian atas
(bagian pijakan / steps) saja. Adapun ukuran tebal papan kayu
adalah dari 1.5 - 2.5
cm, ukuran lebar dari 26 - 30 cm, sedangkan ukuran panjang
menyesuaikan
ukuran lebar tangga Anda. Tangga dengan konstruksi cor beton ini
dapat memakai
papan kayu baik dari papan kayu utuh maupun papan kayu
sambungan. Ukuran
penampang tulangan/pembesian didasari atas
perhitungan/perencanaan dan
pada umumnya untuk konstruksi tangga beton bertulang
dipergunakan:
untuk pelat tangga :
tulangan utama/pokok : 8, 10, 12, D.12
tulangan pembagi : 8, 10
untuk balok :
tulangan utama : D.13, D.16, D.19
beugel/sengkang : 8, 10
untuk anak tangga :
tulangan utama : 10, 12, D.12
tulangan pembagi : 8, 10
Tangga Beton
-
27
4. Konstruksi tangga batu/bata, konstruksi ini mulai jarang
digunakan karena sudah
ketinggalan dalam bentuk, kekuatan, efisiensi pembuatannya, dana
sangat
terbatas dalam penempatannya.
5. Eskalator, Eskalator adalah salah satu transportasi vertikal
berupa konveyor untuk
mengangkut orang, yang terdiri dari tangga terpisah yang dapat
bergerak ke atas
dan ke bawah mengikuti jalur yang berupa rail atau rantai yang
digerakkan oleh
motor. Karena digerakkan oleh motor listrik , tangga berjalan
ini dirancang untuk
mengangkut orang dari bawah ke atas atau sebaliknya. Untuk jarak
yang pendek
eskalator digunakan di seluruh dunia untuk mengangkut pejalan
kaki yang mana
menggunakan elevator tidak praktis. Pemakaiannya terutama di
daerah pusat
perbelanjaan, bandara, sistem transit, pusat konvensi, hotel dan
fasilitas umum
lainnya.
Tangga Bata
-
28
Bagian-Bagian Tangga
1. Ibu tangga : merupakan bagian tangga yang berfungsi mengikat
anak tangga.
Material yang digunakan untuk membuat ibu tangga misalnya antara
lain, beton
bertulang, kayu, baja, pelat baja, baja profil canal, juga
besi.Kombinasi antara ibu
tangga dan anak tangga biasanya untuk bu tangga misalnya, beton
bertulang di
padukan dengan anak tangga dari bahan papan kayu, bisa juga
keduanya dari
bahan baja, untuk ibu tangga menggunakan profil kanal untuk
menopang anak
tangga yang menggunakan pelat baja.
2. Anak Tangga : Merupakan elemen dari tangga yang perlu
perhatian cukup penting.
Karena sering dilalui untuk naik turun pengguna, bahan permukaan
anak tangga
harus benar-benar aman, nyaman agar terhindar dari kemungkinan
kecelakaan
seperti terpeleset karna licin atau terlalu sempit. Anak tangga
terdiri dari 2 bagian,
yaitu bagian horizontal (pijakan datar) dan vertical (pijakan
untuk langkah naik).
Ukuran lebar anak tangga untuk hunian berkisar antara 20-33 cm.
dan untuk
bagian vertiKal langkah atasnya berkisar antara 15-18 cm. untuk
ukuran tangga
darurat biasanya bagian vertical mencapai 20 cm.
Ibu tangga sebagai penopang
Anak tangga
-
29
3. Ukuran lebar tangga juga penting diperhatikan, untuk panjang
atau lebar tangga
pada hunian tempat tinggal adalah minimal 90 cm. sedangkan untuk
tangga servis
biasanya lebih kecil, yaitu 75 cm.
4. Railing : Merupakan pegangan dari tangga. Material yang bisa
digunakan
bermacam jenis nya. Misalnya menggunakan pegangan dari bahan
kayu, besi
hollow bulat, baja, dll. Terkadang saya juga sering jumpai
tangga yang tanpa
railing, dan ini penting untuk diperhatikan, misalnya menjaga
anak-anak yang ingin
menaiki tangga, jangan sampai terjatuh karena tidak ada
railingnya.
5. Ukuran pegangan railing tangga dengan ukuran diameter 3,8 cm
merupakan
ukuran yang bisa mengakomodasi sebagian besar ukuran tangan
manusia.
6. Untuk kenyamanan pegangan tangga, perlu diperhatikan juga
jarak antara railing
pegangan tangga dengan jarak tembok, jarak 5 cm saya rasa sudah
cukup.
7. Bordes : Bordes biasa juga disebut Landing. Merupakan bagian
dari tangga sebagai
tempat beristirahat menuju arah tangga berikutnya. Bordes juga
berfungsi sebagai
pengubah arah tangga. Umumnya, keberadaan bordes setelah anak
tangga ke 15.
Kenyamanan bordes juga perlu diperhatikan, untuk lebarnya harus
diusahakan
sama dengan lebar tangga.
hand rail
Bordes
-
30
8. Baluster : Merupakan penyangga pegangan tangga, biasanya
bentuknya mengarah
vertical. Material baluster bisa terbuat dari kayu, besi, beton,
juga baja. Terkadang
juga saya pernah melihat material baluster menggunakan kaca.
Untuk keamanan
dan kenyamanan pengguna tangga, usahakan jarak antar baluster
tidak terlalu
jauh, terutama untuk keamanan anak kecil.Untuk ukuran ketinggian
baluster,
standarnya kurang lebih antara 90-100 cm.
VI. Atap
Atap adalah bagaian paling atas dari suatu bangunan, yang
melilndungi gedung
dan penghuninya secara fisik maupun metafisik
(mikrokosmos/makrokosmos).
Permasalahan atap tergantung pada luasnya ruang yang harus
dilindungi, bentuk dan
konstruksi yang dipilih, dan lapisan penutupnya. Di daerah
tropis atap merupakan
salah satu bagian terpenting. Struktur atap terbagi menjadi
rangka atap dan
penopang rangka atap. Rangka atap berfungsi menahan beban dari
bahan penutup.
Penopang rangka atap adalah balok kayu / baja yang disusun
membentuk
segitiga,disebut dengan istilah kuda-kuda.
Baluster kayu
Atap Tanah Liat
-
31
Kuda Kuda
Kontruksi kuda-kuda adalah suatu komponen rangka batang yang
berfungsi untuk
mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan
sekaligus dapat
memberikan bentuk pada atapnya. Kuda kuda merupakan penyangga
utama pada
struktur atap. Umumnya kuda-kuda terbuat dari :
1. Kuda-kuda kayu. Digunakan sebagai pendukung atap dengan
bentang sekitar 12
m.
2. Kuda-kuda bambu. Pada umumnya mampu mendukun beban atap
sampai dengan
10 m.
3. Kuda-kuda baja. Sebagai pendukung atap, dengan sistem frame
work atau
lengkung dapar mendukung beban atap sampai beban atap sampai
dengan
bentang 75 m, seperti pada hanggar pesawat, stadion olahraga,
bangunan pabrik,
dan lain-lain.
4. Kuda-kuda dari beton bertulang. Dapat digunakan pada atap
dengan bentang
sekitar 10 hingga 12 m.
Pada dasarnya konstruksi kuda-kuda terdiri dari rangkaian batang
yang selalu
membentuk segitiga. Kuda-kuda diletakkan di atas dua tembok
selaku tumpuannya.
Perlu diperhatikan bahwa tembok diusahakan tidak menerima gaya
horizontal
maupun momen, karena tembok hanya mampu menerima beban vertikal
saja. Kuda-
kuda diperhitungkan mampu mendukung beban-beban atap dalam satu
luasan atap
tertentu. Beban-beban yang dihitung adalah beban mati (yaitu
berat penutup atap,
reng, usuk, gording, kuda-kuda) dan beban hidup (angin, air
hujan, orang pada saat
memasang/memperbaiki atap).