Kep.Jiwa
BAB IIITINJAUAN TEORI
A. Proses Terjadinya HalusinasiHalusinasi dapat terjadi oleh
karena berbagai faktor diantaranya gangguan mental organik, harga
diri rendah, menarik diri, sidrome putus obat, keracunan obat,
gangguan afektif dan gangguan tidur.Pada klien S. terjadi
halusinasi dengar, hal ini disebabkan oleh karena klien mempunyai
riwayat putus cinta dengan kekasihnya satu kali, kemudian oleh
keluarga klien dinikahkan. setelah menikah selama tiga bulan,
isteri meninggalkannya dan klien S. merasa sangat kecewa, sering
menyendiri, melamun, tak mau makan kemudian klien dirawat di rumah
sakit jiwa Jakarta selama 8 bulan. Hal ini sesuai dengan proses
terjadinya halusinasi pada fase pertama yang diungkapkan oleh
Haber, Dkk, 1982. Pada fase ini klien mengalami kecemasan, stress,
persaan yang terpisah, kesepian. Klien mungkin melamun atau
memfokuskan pikiran pada hal yang menyenangkan untuk menghilangkan
kecemasan dan stres . Cara ini menolong sementara, klien masih
dapat mengontrol kesadarannya dan mengenal pikirannya namun
intensitas persepsi meningkat.Setelah delapan bulan dirawat, klien
dinyatakan sembuh dan boleh pulang. Pada saat di rumah, klien
mangalami kecelakaan saat mengendarai sepeda motor kemudian dirawat
di rumah sakit. Setelah keluar dari rumah sakit, beberapa hari
kemudian klien mulai melamun dan mendengar suara-suara yang
mengatakan atau menyuruh dia melemparkan gelas, piring, dan
barang-barang lainnya. Gejala-gejala pada klien S. ini menunjukan
bahwa klien mengalami gejala halusinasi fase ke dua, yaitu dimana
klien berada pada tingkat listening, pemikiran internal lebih
menonjol seperti gambaran suara dan sensasi.Satu bulan yang lalu
klien mendengar suara-suara tersebut dan klien menanyakan kepada
perawat apakah boleh berteman dengan roh halus, karena dia yang
sering mengajaknya berbicara. sesuai dengan tahapan halusinasi,
klien berada pada fase ketiga, yaitu halusinasi lebih menonjol,
menguasai. halusinasi memberikan kesenangan tersendiri dan rasa
aman yang sementara. Dan selanjutnya klien memasuki fase keempat
yaitu dengan gejala halusinasi bersifat mengancam yaitu klien
mendengar suara-suara Saya tidak takut sama kamu !. Lalu klien S.
menjawab Saya juga tidak takut sama kamu !Dengan adanya halusinasi
ni, maka masalah yang timbul pada klien S. adalah potensial amuk,
potensial melukai diri sendiri dan orang lain, gangguankebersihan
diri, gangguan ADL. Klien cenderung menarik diri, tersenyum dan
berbicara sendiri.Dengan adanya halusinasi ini, maka masalah yang
timbul pada klien S adalah perubahan hubungan sosial. Perkembangan
sosial yang tidak adekuat menyebabkan kegagalan individu untuk
belajar dan mempertahankan komunikasi dengan orang lain. Akibatnya
klien cenderung memisahkan diri dan hanya terlibat dengan
pikirannya sendiri yang tidak memerlukan kontrol orang lain.
Sehingga timbulnya kesepian, isolasi sosial, hubungan yang dangkal
dan tergantung (Haber, 1987).Akibat dari menikmati susra-suara yang
didengar, maka klien S. hanya terlibat dalam pikirannya sendiri,
sehingga klien malas atau kurang berminat dalam melaksanakan
aktifitas sehari-hari seperti; kebersihan diri, makan, dan
lain-lain.Akibatnya ia tidak dapat memberi respon emosional yang
adekuat, klien tampak bisar, tidak sesuai (Fortinash, 1991; Benner,
1989; Hater,1987). Potensial melukai diri sendiri dan orang lain,
potensial amuk dapat terjadi pada klien S, karena klien S.
mendengar sura-suara yang bersifat mengancam, mengejek, klien S
disuruh oleh roh halus untuk membanting piring, gelas, dan
barang-barang lainnya.
B. Masalah KeperawatanDari masalah-masalah itu ditemukan
diagnosa keperawatan sejumlah delapan buah, yaitu :Gangguan
orientasi realitasGangguan hubungan interpersonal : Menarik
diriGangguan komunikasi verbal dan nonverbalKoping individu tidak
efektifGangguan persepsi: Halusinasi dengarGangguan perawatan
mandiriKoping keluarga tidak efektifPotensial melukai diri sendiri
dan orang lainPotensial amukPotensial gangguan nutrisi : kurang
dari kebutuhan tubuhPotensil kambuh
Pada klien S. ini timbul masalah keperawatan sebagai
berikut:Potensial melukai diri sendiri dan orang lainIsolasi
sosialPotensial amukPotensial kambuh.
C. Tindakan Keperawatan untuk semua masalah pada klienAdapun
tindakan keperawatan pada klien S adalah sebagai berikut :Diagnosa
Keperawatan 1Potensial melukai diri sendiri dan orang lain
sehubungan dengan halusinasi dengar.Tujuan jangka panjang : Klien
dapat mengontrol halusinasinya dan tidak melukai diri sendiri atau
orang lain.Rencana tindakannya :Psikoterapeutik:Adakan kontak yang
sering dan singkatObservasi tingkah laku verbal dan nonverbal yang
berhubungan dengan halusinasiBerikan kesempatan kepada klien
menungkapkan apa yang dirasakan klien sesuai dengan respon verbal
dan nonverbal klien.Terima halusinasi sebagai hal yang nyata bagi
klien dan berikan pendapat bahwa halusinasi tidak nyata pada
perawat.Ajukan pertanyaan terbuka yang membutuhkan jawaban
luas.
Kegiatan sehari-hari (Actifity Daily Living)Bersama klien
membuat jadwal aktifitas untuk menghidari kesendirianBersama klien
mendiskusikan cara mengontrol halusinasi dengar: seperti bergabung
dengan orang lain utnuk bercakap-cakap, nonton TV, mengikuti
kegiatan TAK aktifitas group.Bimbing klien pada kegiatan yang
disukai
PsikofarmakaDiskusikan dengan klien dan keluarganya tentang
terapi obat serta efek samping yang timbul. Berikan obat-obatan
dengan prinsip lima benar.Yakinkan bahwa obat telah diminum oleh
klien.Berikan reinforcement posistif, bila klien minum obat dengan
teratur.
Terapi LingkunganSediakan alat penunjuk waktu : jam dinding,
kelender.Beri tanda/nama di ruangan klienPanggila klien sesuai nama
panggilan yang disukai klienPetugas memakai papan nama.Kenalkan
nama setiap beriteraksi dengan klienDampingi klien dalam kegiatan
kelompok secara bertahapTingkatkan respon klien pada realita dengan
cara menunjukan kelender, jam, nama ruang.
Pendidikan Kesehatan :Mendiskusikan bersama klien tentang faktor
pencetus timbulnya halusinasi.Anjurkan klien untuk melaporkan pada
perawat jika timbul halusinasiBeri informasi pada klien termpat
klien minta bantuan apabila sulit mengendalikan diri saat
halusinasi timbul.Jelaskan pada klien tanda-tanda halusinasi, cara
mengatasi, situasi yang menimbulkan halusinasi serta fasilitas yang
dapat digunakan apabila mengalami kesulitan.
Diagnosa keperawatan 2:Isolasi sosial sehubungan dengan menarik
diriTujuan jangka panjang :Klien tidak menarik diri dan
berinteraksi dengan orang lainRencana
tindakannya:PsikoterapeutikBina hubungan saling percayaDengarkan
apa yang diungkapkan oleh klienLakukan kontak yang sering dan
singkatSupport dan anjurkan klien untuk berkomunikasi dengan
perawat bila ada sesuatu yang dipikirkan.Berikan reinforcement
positifDorong klien untuk melihat hal-hal yang positif tentang
dirinya.
Kegiatan sehari-hari (ADL)Batasi klien untuk tidak melamun /
menyendiri dengan cara libatkan klien dalam aktifitas rutin di
ruangan, misalnya menyiapkan makanan, menyapu, merapikan tempat
tidur, mencuci piring.
PsikofarmakaDiskusikan dengan klien dan keluarganya tentang
terapi obat serta efek samping yang timbul. Berikan obat-obatan
dengan prinsip lima benar. Dampingi klien saat minum obatYakinkan
bahwa obat telah diminum oleh klien.Berikan reinforcement posistif,
bila klien minum obat dengan teratur.Lakukan pencatatan setelah
pemberian obat.
Terapi LingkunganAnjurkan klien untuk berkenalan dengan orang
lain, satu kali tiap hari.Diskusikan cara berinteraksi lebih
lanjut.Temani klien dengan berada di samping klien mulai dari diam
sampai berkomunikasi verbal sederhana, bertahap sesuai dengan
kemampuan klien.Libatkan klien dalam berinteraksi kelompok yang
dilakukan secara bertahap dari kelompok yang kecil sampai kelompok
yang besar.Libatkan klien dalam kegiatan aktifitas kelompok (TAK:
Sosialisi)Sediakan sarana informasi dan hiburan seperti majalah,
surat kabar, TV.
Pendidikan KesehatanLibatkan keluarga untuk selalu untuk selalu
kontak dengan klien, misalnya keluarga mengunjungi klien minimal
satu seminggu.Mengajarkan klien cara berkenalan pada klien lain.
Diskusikan dengan klien peristiwa yang menyebabkan menarik
diriMemberikan penjelasan kepada keluarga tentang cara merawat
klien dengan menarik diriAnjurkan pada keluarga mengikutisertakan
klien dalam keluarga dan lingkungan masyarakat.Berikan penjelasan
pentingnya minum obat secara teratur pada klien dan keluarga.
Diagnosa Kepererawatan 3Potensial amuk sehubungan dengan tidak
tahu cara mengungkapkan marah ayng konstruktif.Tujuan jangka
panjang :Klien tidak amukRencana
tindakannya:PsikoterapeutikBerespon terhadap respon verbal dan
nonverbal klien dengan sikap yang tenang dan tidak mengancamBerikan
kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan hal-hal yang
menyebabkan marah.Anjurkan klien untuk mengungkapkan cara-cara
mengekspresikan marah yang dilakukan selama ini.
Kegiatan sehari-hari (ADL)Anjurkan klien untuk makan makanan
yang telah disajikan.Anjurkan klien untuk menyalurkan energi dengan
melakukan kegiatan yang bermanfaat seperti mengepel lantai,
membersihkan got, merapihkan tempat tidur, membersihkan kamar
mandi, bersihkan taman, dan lain-lain.Buat jadwal bersama klien
tantang kegiatan yang disenangi.
PsikofarmakaDiskusikan dengan klien dan keluarganya tentang
terapi obat serta efek samping yang timbul. Berikan obat-obatan
dengan prinsip lima benar. Dampingi klien saat minum obatYakinkan
bahwa obat telah diminum oleh klien.Berikan reinforcement posistif,
bila klien minum obat dengan teratur.Lakukan pencatatan setelah
pemberian obat.
Terapi LingkunganSiapkan ruangan yang akan dipakai untuk
perawatan klienPindahkan alat-alat yang membahayakan klien dan
lingkungannya. seperti benda tajam, dan alat pecah belah.Orientasi
klien pada sarana yang tersedia untuk menyalurkan energi yang
berlebihan pada dirinya.
Pendidikan KesehatanDiskusikan dengan klien tentang cara-cara
mengungkapkan marah yang destruktifDiskusikan dengan klien tentang
cara-cara mengungkapkan marah yang konstruktifDiskusikan dengan
klien tentang tanda-tanda marah yang destruktifAnjurkan klien untuk
mengungkapkan cara marah yang konstruktifDiskusikan dengan keluarga
tentang tanda-tanda marahAjarkan cara mengarahkan klien agar
mengungkapkan marah secara konstruktif.Anjurkan keluarga untuk
menciptakan lungkungan rumah yang baik untuk mengendalikan klien
marah.
Diagnosa Keperawatan 4Gangguan perawatan diri sehubungan dengan
kurangnya minatTujuan Jangka Panjang:Klien mampu memelihara
kebersihan dirnyaRencana tindakanPsikoterpeutikkaji perasaan klien
dan pengetahuan tentang kebersihan diriBerikan dukungan yang
posisif terhadap hal-hal yang dicapai oleh klienSupport secara
terus menerus agar mempertahankan dan meningkatkan kebersihan
dirinya.Beri reinforcement positif terhadap hal-hal yang telah
dilakukan klien Kegiatan sehari-hari (ADL)Buat jadwal bersama klien
tentang perawatan diri : mandi, gosok gigi, cuci rambut, potong
kuku.Bersama kliem menyiapkan alat-alat kebersihan diri.
PsikofarmakaDiskusikan dengan klien dan keluarganya tentang
terapi obat serta efek samping yang timbul. Berikan obat-obatan
dengan prinsip lima benar. Dampingi klien saat minum obatYakinkan
bahwa obat telah diminum oleh klien.Berikan reinforcement posistif,
bila klien minum obat dengan teratur.Lakukan pencatatan setelah
pemberian obat.
Terapi lingkunganLibatkan klien dalam terapi aktifitas kelompok
(TAK: Kebersihan diri)Orientasikan klien pada fasilitas / sarana
untuk kebersihan diri, seperti : kamar mandi, lemari pakaian,
washtafel, jemuran handuk.kolaborasi dengan perawat ruangan dan
keluarga untuk mengadakan kebersihan diri: handuk, sabun, sikat
gigi, odol, guntuing kuku, dan lain-lain.Bersama klien menciptakan
suasana lingkungan yang bersih.Berikan gambar-gambar / poster,
lukisan yang mendukung klien untuk kebersihan diri, seperti: Bersih
itu sehat, sudah rapikah anda, gambar cara menggosok gigi yang
benar.
Pendidikan kesehatanDiskusikan dengan klien tujuan kebersihan
diriDiskusikan cara-cara kebersihan diri, antara lain : mandi dua
kali dengan sabun, ganti pakaian setiap hari, sikat gigi dengan
odol, mencuci rambut dua sampai tiga kali seminggu, potong kuku
kalau panjang.Diskusikan cara mandi yang benar. Anjurkan klien
ganti baju setiap hariKaji pengetahuan klien tentang kebersihan
diri.Diskusikan dengan keluarga tentang kebersihan diri, arti
bersih, tanda-tanda bersih, tujuan kebersihan diriDiskusikan dengan
keluarga tentang cara-cara menjaga kebersihan diri.
Diagnosa Keperawatan 5Potensial kambuh sehubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat klien di rumah Tujuan Jangka
Panjang : Klien tidak kambuhRecana tindakannya
:Psikoterapeutik:Bina hubungan saling percaya dengan keluargaKaji
persepsi keluarga tentang perilaku maldaptif klienAjak klien untuk
mengunjungi sanak keluarga lainnya.Libatkan seluruh anggota
keluarga untuk menerima klien apa adanya Libatkan klien dalam
pertemuan keluarga.Libatkan klien dalam aktifitas kegiatan di rumah
sesuai dengan kemampuan klienBuat jadwal bersama klien (kegiatan
yang dapat dilakukan klien)
Kegiatan sehari-hari (ADL)Libatkan klien dalam aktifitas
kegiatan di ruangan sesuai dengan kemampuannya.Buatlah jadwal
tentang kegiatan yang dapat dilakukan klien di
rumahPsikofarmakaDiskusikan dengan klien dan keluarganya tentang
terapi obat serta efek samping yang timbul. Berikan obat-obatan
dengan prinsip lima benar. Dampingi klien saat minum obatYakinkan
bahwa obat telah diminum oleh klien.Berikan reinforcement posistif,
bila klien minum obat dengan teratur.Lakukan pencatatan setelah
pemberian obat.
Terapi LingkunganLibatkan klien dan keluarga dalam menyiapkan
kamar klienBatasi peralatan rumah tangga yang dapat menimbulkan
stimulus bagi klien untuk amuk.Hindarkan barang-barang yang
berbahaya seoerti; berang dari kaca, benda tajamMenyiapkan sarana
untuk kebersihan diriCiptakan suasana rumah yang memungkinkan klien
menyendiri.
Pendidikan KesehatanDiskusikan dengan keluarga tentang
pengertian keluarga tentang klien dan sikap keluarga terhadap
tingkah laku klien yang maladaptif.Diskusikan tentang harapan
keluarga pada prilaku maladaptif klien.Diskusikan bersama keluarga
tentang pentingnya membesuk klien saat klien dirawat di rumah
sakit.Jelaskan pada keluarga tentang permasalahan klien yang timbul
saat ini.Diskusikan dengan keluarga dalam membuat perencanaan cara
merawat klien apabila klien pulang ke rumah meliputi jadwal
kegiatan yang dapat dilakukan oleh klien, seperti memelihara
kebersihan diri, merapihkan tempat tidur, dan lain-lain.Anjurkan
keluarga untuk memberikan reinforcement positif bila klien
melakukan kegiatanAjarkan keluarga untuk penanganan awal bila
timbul keluhanAnjurkan pada keluarga untuk kontrol secara teratur
sesuai dengan jadwalnya.
BAB IVPELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN
Pada pelaksanaan asuhan keperawatan disini kelompok menguraikan
tentang pelaksanaan tindakan yang diberikan kepada klien S. Dan
untuk lebih jelasnya mohon membacanya pada lampiran makalah
ini.
Diagnosa keperawatan 1Potensial melukai diri sendiri dan orang
lain sehubungan dengan halusinasi dengar.Tujuan Klien tidak melukai
diri sendiri dan orang lain.Tindakan yang telah dilakukan.
Mengadakan kontak yang sering tapi singkat, tiap 20 menit
sekali.Mengobservasi tingkah laku verbal dan nonverbal yang
berhubungan dengan halusinasi. Memperhatikan isi
kalimatMemperhatikan bila klien tiba-tiba tersenyum sendiri atau
diamMenerima halusinasi sebagi hal nyata bagi klien, tetapi tidak
nyata bagi perawat:Saya percaya bapak mendengar suara-suara, tetapi
suster tidak mendengarnya !Mengidentifikasi bersama klien tentang
faktor pencetus timbulnya halusinasi.Menganjurkan klien untuk lapor
pada perawat, pada saat mendengar suara-suara.Melibatkan klien
dalam kegaiatn ruangan:Merapihkan temapat tidurMengelap
mejaMenyiapkan makananBersama klien membuat jadwal kegiatan
sehari-hari yang dapat mengontrol halusinasi:Menonton TV dengan
teman-teman lainnya.Bergabung dengan klien kain, ngobrol,
bercakap-cakap.Melakukan kegiatan hari-hari di ruangan secara
rutinMemberikan pujian / reinforcement posistif saat klien mau
berbincang-bincang dengan klien lain dan mau menonton TV dengan
klien lain.Diagnosa keperawatan 2Isolasi sosial sehubungan dengan
menarik diriTujuan Klien tidak menarik diri dan berinteraksi dengan
orang lainPelaksanaan Tindakan Membina hubungan saling percaya
antar perawat dan klien :Memperkenalkan diri, menyebutkan nama dan
tujuan datang, memanggil nama klien sambil tersenyumMendengarkan
respon verbal dan memperhatikan respon nonverbal.Bersikap empati,
menepati janji dengan datang tepat waktu untuk menemui
klien:Melakukan kontak mata dua kali setiap pertemuan 15 - 20
menit.Memberi support agar klien bersedia mengungkapkan perasaannya
bila ada sesuatu yanh dipikirkan.Menganjurkan klien untuk
berkenalan dengan klien lain dengan cara :Memperkenalkan diri,
berjabat tangan, saling menyebut nama, kontak mata,
berhadapan.Memulai melakukan hubungan interpersonal (antara perawat
dan klien) dengan cara :Mendekati klien, duduk berhadapan,
mempertahankan kontak mata, diam, aktif, menunggu respon verbal,
dan berinteraksi secara bertahap.Mengenalkan klien dengan perawat
(FIK) yang lain.Melibatkan klien dalam kegiatan ruangan: merapihkan
tempat tidur, mengelap meja, menyiapkan mkanan.
Diagnosa Keperawatan 3Potensial amuk sehubungan dengan tidak
tahu cara mengungkapkan marah ayng konstruktif.Tujuan Klien tidak
amukPelaksanaan Tindakannya:Memberikan dorongan kepada klien agar
klien mau menceritakan kejadian yang dialami sehingga klien di bawa
ke Rumah Sakit Jiwa .Mendiskusikan tentang hal-hal yang menyebabkan
klien marah dengan cara :Bicara pelan dan jelasPosisi
berhadapanMempertahankan kontak mataSuasana interaksi cukup
tenang.Bersama klien mengidentifikasi cara marah yang digunakan
pada waktu laluMendiskusikan dengan klien tentang cara-cara
megungkapkan marah yang konstruktif yaitu tidak menyakiti diri
sendiri dan orang lain, seperti:Mengungkapkan secara verbal yang
dapat diterima oleh orang lain.Mengungkapkan marah dengan
menyalurkan lewat kegiatan olah raga (sepak bola, volley, tenis
meja, dan lain-lain)Menganjurkan klien untuk mencoba menerapkan
cara marah yang telah dipelajari dalamberhubungan dengan klien lain
selama perawatan.
Diagnosa Keperawatan 4Gangguan perawatan diri sehubungan dengan
kurangnya minatTujuan Klien mampu memelihara kebersihan
dirnyaPelaksanaan Tindakan:Mendiskusikan dengan klien mengenai
pengertian kebersihan diri. Arti bersih: tidak kotor, rapih dan
tidak berbau.Tanda-tanda bersih : badan tak berbau, kulit bersih,
rambut bersih, rapih, mulut dan gigi bersih, kuku pendek dan
bersih, baju bersih tidak kusut.Mendiskusikan dengan klien tujuan
kebersihan diri :Memelihara kesehatan badanMeningkatkan rasa
nyamanMencegah kulit gatal (penyakit gatal)Mendiskusikan cara-cara
yang benar, menggosok gigi dan mencuci rambut:Mengkaji kemampuan
klien tentang mandi, menggosok gigi dan mencuci rambut.Menjelaskan
manfaat mandi, menggosok gigi, dan mencuci rambut.Menjelaskan
manfaat penggunaan sabun dan pasta gigiMenganjurkan klien untuk
mandi, menggosok gigi dan mencuci rambut.
Diagnosa Keperawatan 5Potensial kambuh sehubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat klien di rumah TujuanKlien tidak
kambuh Pelaksanaan Tindakan:Membina hubungan saling percaya dengan
keluarga dengan cara memperkenalkan diri, berjabat tangan,
menjelaskan tujuan kunjungan rumah, mendengarkan dengan penuh
perhatian apa yang diucapkan oleh keluarga dan bersikap
empati.Mengakaji persepsi keluarga tentang penyebab perilaku
maladaptif klien.Mendiskusika dengan keluarga tentang pengertian
sikap keluarga terhadap tingkah laku klien yang
maladaptif.Mendiskusikan dengan keluarga tentang perntingnya
keluarga membesuk sebulan sekali klien selama dirawat di RSJ
Jakarta.Mendiskudsikan tentang support sistem terhadap
klien.Mendiskusikan dengan keluarga tentang cara-cara yang tidak
tepat terhadap klien seperti; klien tidak boleh melakukan
pekerjaan, membiarkan klien menyendiri, dan lain-lain.Bersama
keluarga dalam membuat perencanaan cara merawat klien apabila klien
pulang ke rumah, mengikuti jadwal yang telah ditentukan serta
sesuai dengan kemampuan klien.Menganjurkan keluarga untuk
memberikan pujian atau reinforcement bila klien melakukan kegiatan
yang baik.Menjelaskan tentang kotrol yang teraturMendiskusikan
tentang pemberian obat yang benar serta mengobservasi efek samping
obat.
A. Pengertian HalusinasiHalusinasi adalah persepsi tentang obyek
bayangan dan sensasi yang timbul tanpa stimulus eksternal. Individu
mendengar suara tanpoa adanya rangsang akustik. Ia melihat seewkor
kucing ditempat tidurnya tanpa adany seusatu yang dapa dilihat,
atau mencium bau racun tanpa adanya sesuatu yang merangsang indra
penciuman. (Wilson da Kneisl, 1983 hal. 406) Halusinasi dapat
terjadi pada klien gangguan mental organik, psikosis, sindroma
putus obat, keracunan obat, gangguan afektif, gangguan keseimbangan
endokrin, gangguan tidur.Halkusinasi merupakan salah satu disfungsi
yang paling sering terjadi pada skizofrenia yang menggambarkan
hilangnya kemampuan penilaian realitas. Pada waktu halusinasi klien
mempunyai kesadaran penuh.
B. GejalaGejala halusinasi penting sekali diketahui agar perawat
dapat menetapkan masalah halusinasi. Klien dengan halusinasi
cenderung menarik diri, sering didapatkan duduk terpaku dengan
pandangan mata pada sartu arah tertentu, tersenyum atau berbicara
sendiri, secara tiba-tiba marah atau menyerang orang laiin, gelisah
melakukan gerakan seperti sedang menikmati sesuatu.Sealain
menetapkan gejala halusinasi yang lebih penting lagi adalah
mengawasi terjadinya halusinasi itu agar pemeriksa dapat memahami
secara lebih mendalam konflik yang dialami klien.
C. Proses terjadi nya halusinasiHalusinasi berkembang melalui
empat fase (Haber, dkk, 1982. hal. 607-608)Fase pertamaPada fase
ini klien mengalami kecemasan, stres, perasaan yang terpisah,
kesepian. Klien mungkin melamun atau memfokuskan pikiran pada hal
yang menyenangkan untuk menghilangkan kecemasan dan stres. Cara ini
menolong sementara. Klien masih dapat mengontrol kesadarannya dan
mengenal pikirannnya namun intensitas persepsi meningkat.
Fase keduaKecemasan meningkat dan berhubungan dengan pengalaman
internal dan eksternal, klien berada pada tingkat listening pada
halusinasi. Pemikiran internal menjadi menonjol seperti gambaran
suara dan sensasi. Halusinasi dapat meruopa bisikan yang tidak
jelas. Klien takut apabila orang lain mendsengar, klien merasa
tidak mampu mengontrolnmya. Klien membuat jarak anatara dirinya dan
halusinasi dengan memproyeksikan seolah-olah halusinasi datang dari
orang lain atau tempat lain.
Fase ketigaHalusinasi lebih menonjol, mengusai dan mengontrol.
Klien menjadi terbiasa dan tidak berdaya pada halusinasinya.
Halusinasi memberi kesenangan dan rasa aman yang sementara.
Fase keempatKlien merasa terpaku dan tidak berdaya melepasakan
diri dariu kontrol halusinasinya. Halusinasi yang sebelumnya
menyenangkan berubah menjadi mengancam, memerintah dan memarahi.
Klien tidak dapat berhubungan dengan orang lain karena terlaslu
sibuk dengan halusinasinya. Klien mungkin berada dalam dunia yang
menakutkan dalam waktu yang singkat, beberap a jam atau selamanya.
Proses ini menjadi kronik jika tidak dilakukan intervensi.
Macam - macam HalusinasiMenurut Haber, Leach, Sdelan (1978 hal.
725) macam-macam halusinasi antara lain :Halusinasi dengarUcapan
atau suara yang didenga r oleh klien, tetapi takl didengar dan tak
ada hubungannya denagn obyek realita. Suara itu sering mencaci maki
orang lain. Sering kali suara itu merupakan proyeksi dari
ketidakmampuan klien menerima persepsi dari dalam dirinya yang
kemudian dihibungkan dengan kekuatan luar. Contoh: Klien wanita
mengalami kecemasan danm rasa bersalah untuk aborsinya yang telah
dilakukan, ia mendengar Tuhan menghinanya karena tingkah laku
seksual dan abortusnya. Halusinasi dengar sering terjadi pada
skizofrenia.
Halusinasi lihatBayangan atau sensasi visual yang dialami oleh
klien tanpa adanya stimulus eksternal. Klien mungkin melihat
bayangan dari figur obyek atau kejadian yang aneh sekali,
menakutkjan atau menimbulkan rasa nyaman. Contoh : Klien laki-laki
sering melihat dirinya dan keluarganya ditempakl mati oleh regu
penembak untuk kejajhatan yang tidak diketahui. Gambaran ini
melintas di depan matanya seperti layaknya menonton film.
Halusinasi lihat sering terjadi pada klien dengan gangguan mental
organik.
Halusinasi bau atau hirupBau-bauan yang tercium berasal dari
tempat yang spesifik atau tidak bisa diketahui. Contoh : Klien
wanita merasa ia mempunyai personalitas yang busuk, ia mengeluh
mencium daging busuk dan rambut yang terbakar berasal dari dirinya
atau orang lain disekitarnya. Halusinasi ini sering terjadi pada
seizure disorder.Halusinasi kecapYaitu rasa yang dialami tanpa ada
dasarnya. Contoh : Klien laki-laki merasa isterinya teklah
membuatnya menderita. Setiap kali ia makan yang telah disiapkan
oleh istewrinya ia merakan pahit di mulutnya. Halusinasi ini sering
terjadi pada seizured disorder.
Halusinasi rabaSensasi tubuh yang aneh dirasakan oleh klien.
Halusinasi ini bisa merupakan bagian dari delusi, dan melibatkan
salah persepsi terhadap bagian tubuh. Tipe halusinasi ini sering
disebabkan oleh toksisiatas alkohol. Contoh : Klien wanita yang
tidak memiliki anak dan sudah menopouse merasakan organ tubuhnya
membatu dan ia merasakan suspensi yang sangat berat pada tubuh
bagian bawah. Halusinasi ini sering terjadi pada akut alkohol
withdrawl.
ASUHAN KEPERAWATAN1. PengkajianAda 3 faktor yang perlu dikaji
yaitu :Faktor individuFaktor keluargaFaktor lingkungan
Faktor IndividuHal-hal yang perlu dikaji pada klien :Bagaimana
klien menjelaskan persoalan yang dialaminya.Bagaimana klien
mengatakan gangguan halusinasinya dan respon klien terhadap
halusinasinya.Apakah ada keserasian anatara afek dan ucapan-ucapan
klien.Siapakah yang merupakan teman dekat klien.Apa yang diaanggap
klien sebagai kekuatan terhadap dirinya.Apakah klien pernah
mengalami sakit fisik/kecelakaan dimasa lalu.Apakah klien termasuk
orang-orang yang salah menggunakan obatApakah ada hambatan pada
tugas perkembangan klien.Bagaimana klien menghadapi stresor yang
dialaminya.
Faktor KeluargaHal-hal yang perlu dikaji antara lain :Posisi
klien di dalam keluarga (tertua, tengah, bungsu, tiri)Bagaimana
pola komunikasi dalam keluargaAdakah hal-hal pada kejadian tertentu
yang sulit atau tidak dibicarakan di dalam keluarga.Bagaimana
reaksi anggota keluarga, terhadap situasi salking ketergantungan
dalam keluarga.Apakah ada anggota keluarga klien yang masuk rumah
sakit karena gangguan mental.
Hal-hal yang perlu dikaji antara lain :Apa latar belakang
pendidikan klienRiwayat pekerjaan klien: lamanya, kepuasannya,
hubungan di tempat kerja.Bagaimana situasi sosial, ekonomi keluarga
klien.Apakah latar belakang budaya dan kepercayaan klien sesuai
dengan sistem sosial dimana mereka tinggal.Apakah kegiatan kelompok
di masyarakat yang diikuti klien dan keluarga.Apakah support sistem
dalam keluarga, masyarakat ( keluarga, teman, masdjid, ormas,
gereja,, dan lain-lain)Bagaimana riwayat hubungan interpersonal
klien.
Diagnosa keperawatanManusia yang biasa ditemukan pada klien
dengan halusinasi adalah sebagai berikut :Gangguan persepsi :
halusinasi dengar, lihat sehubungan dengan gangguan proses
pikir.Tingkah laku agresif sehubungan dengan tidak percaya pada
orang lain : curiga, takut.Gangguan berhubungan dengan orang lain
sehubungan dengan halusinasi.Potensial untuk melukai diri sendiri
dan orang lain sehubungan dengan ketidakmampuan membedakan antara
yang nyata dan tidak nyata.Menurunnya kemampuan beradaptasi
terhadap stress sehubungan dengan strategi koping yang tidak
efektif.
PerencanaanTujuan asuhan keperawatan klien dengan halusinasi
adalah klien mampu :1. Mengontrol halusinasi2. Meningkatkan
hubungan interpersonal 3. Meningkatkan harga diri klien
Prinsip asuhan keperawatan klien dengan halusinasi :1. Melakukan
validasi terhadap persepsi klien Menerima persepsi klien dan
mengemukakan persepsi perawata tentang realitas (real untuk klien),
tidak real untuk perawat. 2. Menghadirkan realitas Dimulai dengan
realitas dari klien, orang lain dan lingkungan.3. Menurunkan
kecemasan pada klien4. Melindungi klien dari orang lain dari bahaya
halusinasi klien5. Meningkatkan sistem pendukung (keluarga, klien
yang telah dapat mengontrol halusinasinya, tim kesehatan ).
Berikut ini diuraikan intervensi keperawatan yang diperlukan
klien dengan halusinasi :1. Bantu klien mengenal halusinasi Bina
hubungan saling percaya Identifikasi : kapan muncul halusinasi,
situasi yang menyebabkan muncul, frekuensi, sifat dan isi
halusinasi. Bersama klien mengontrol halusinasi. klien melaporkan
segera jika halusinasi muncul perawat mengklasifikasi jika tampak
tanda-tanda halusinasi.
2. Meningkatkan kontak realitasObservasi tanda halusinasiDiskusi
hasil observasiHadirkan realitas sering dan singkat. Bicara tentang
topik yang nyata : diri perawat, lingkungan.Dorong klien berespon
dengan rangsang eksternalBeri aktifitas yang disenangiBuat jadwal
aktifitas untuk menghindari kesendireian
3. Menurunkan kecemasan dan ketakutan Temani klien Pendekatan
yang tenangCegah keadaan menarik diri atau menjauh dari
realitasMenerima pengalaman halusinasi klien tanpa mendukung atau
menyangkalTidak memojokkan secara verbal dan nonverbalDorong klien
dalam kegiatan dan percakapan Beri kesempatan pada klien untuk
mengungkapkan perasaanyaBersikap hangat, empati dan kalem.
4. Mencegah klien melukai diri dan orang lainTentukan tingkat
melukai diri sendiri dan orang lainLakukan perlindungan pada klien
dan orang lainJelaskan semua tindakan yang diberikanKontak personal
secara individualKembangkan koping yang baru 5. Meningkatkan harga
diri klien Identifikasi kemampuan klienBeri kesempatan penyelesaian
masalahBeri kesempatan suksesBeri pujian atas kemampuan yang
dicapai oleh klien
6. Membantu interaksi dan aktifitas klienDorong klien berespon
terhadap situasi yang nyataPilih topik komunikasi yang nyata Beri
akjtifitas sederhana yang dapa diiselesaikan oleh klienKuatkan
keberhasilan klien berkomunikasi dan beraktifitas
PAGE 1